You are on page 1of 19

UAS Standar Akuntansi Keuangan

31 Mei 2018
I. Pilihan Ganda
1. Which of the following concerning the “lower-of-cost-or-market” rule is not true?
a. If the replacement cost of an inventory item falls below its historical cost, the value of
the item should be written down.
b. If the market value of an item exceeds its historical cost, it should be written up and a
gain should be recorded. (X)
c. It is possible for an item’s net realizable value to fall below its historical cost.
d. Lower-of-cost-or-market is an example of the conservatism principle.
2. On February 13, North Carolina Furniture purchases three sofas from a
manufacturer for $300 each. The terms of the sale are 2/10, n/45. North Carolina
Furniture pays the invoice on February 21. How much did they pay?
a. $300
b. $900
c. $882 (X)
d. $810
3. Penyusutan adalah suatu proses:
a. Penilaian (valuation)
b. Alokasi biaya (X)
c. Akumulasi cadangan kas
d. Penilaian kembali (appraisal)
4. Jika ada perubahan estimasi penyusutan maka:
a. Beban-beban penyusutan sebelumnya harus dikoreksi
b. Penyusutan saat ini dan yang akan datang harus dikoreksi (X)
c. Hanya penyusutan yang akan datang yang harus dikoreksi
d. Semua di atas salah
5. Istilah untuk obligasi yang tidak dijamin disebut:
a. Callable bond
b. Indenture bond
c. Debenture bond (X)
d. Bearer bond
6. Which of the following would not be subject to amortization?
a. Goodwill (X)
b. Patent
c. Copyright
d. Trademark
7. Kremlin Company pays $2,900,000 for the common stock of Reticular Corporation.
Reticular has assets on the balance sheet with a book value of $1,500,000 and a fair
value of $2,500,000. What is goodwill in this purchase?
a. $1,400,000 (X)
b. $1,000,000
c. $400,000
d. $0
8. Which of the following concerning the research and development costs is true?
a. According to IAS, research and development costs must be expensed as incurred.
b. Current IAS reporting for research and development costs violates the matching
principle.
c. International Financing Reporting Standards allow some development costs to be
capitalized. (X)
d. US GAAP reporting for research and development costs is superior to international
reporting.
9. Dalam laporan keuangan, harga saham perbendaharaan (treasury stock) dikurangkan
dari:
a. Beban (expenses)
b. Pendapatan (revenue)
c. Ekuitas (X)
d. Liabilitas
10. Yang manakah dari yang berikut ini yang tidak benar?
a. Kepemilikan saham biasa memberikan hak suara bagi pemiliknya
b. Seksi ekuitas dimulai dari modal saham
c. Modal saham dasar (authorized capital) tidak memerlukan jurnal formal akuntansi
d. Nilai nominal saham sama dengan harga pasarnya (X)
11. Reporting contingent losses but not contingent gains is an example of which
accounting principle?
a. Matching.
b. Conservatism. (X)
c. Going concern.
d. Cost/benefit.
12. Which of the following is not a type of bond?
a. Maturity.
b. Zero coupon.
c. Serial.
d. Term. (X)
13. Which of the following would not force a company to compute diluted earnings per
share in addition to basic earnings per share?
a. Convertible preferred stock.
b. Stock warrants.
c. Stock options.
d. Nonconvertible preferred stock. (X)
14. When agricultural produce is harvested, the harvest should be accounted for by using
IAS 2, Inventories, or another applicable international accounting standard. For the
purpose of that standard, cost at date of the harvest is deemed to be
a. Its fair value less estimated point-of-sale costs at point of harvest. (X)
b. The historical cost of the harvest.
c. Market value.
d. The historical cost less accumulated impairment loss.
15. Yang manakah dari pengeluaran berikut ini yang tidak pernah dikualifikasikan
sebagai aset eksplorasi dan evaluasi?
a. Pengeluaran untuk memperoleh hak eksplorasi
b. Pengeluaran aktivitas drilling
c. Biaya yang berkaitan dengan pengembangan sumber daya mineral (X)
d. Biaya yang berkaitan dengan studi kelayakan teknis dan viabilitas komersial untuk
penggalian sumber daya

II. Fill in the Blanks


1. Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar atas properti investasi harus
diakui dalam Laporan Laba Rugi (Income Statement) pada periode terjadinya.
2. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi
ditentukan dari selisih hasil neto pelepasan dan jumlah aset tercatat.
3. Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang
akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku
pasar pada tanggal pelaporan.
4. Jika tidak ada pasar yang dapat dijadikan dasar penentuan nilai wajar karena sifat dari
asset tetap yang khusus dan jarang diperjual-belikan, kecuali sebagai bagian dari
bisnis yang berkelanjutan, entitas mungkin perlu mengestimasi nilai wajar
menggunakan pendekatan model biaya.
5. Entitas asosiasi adalah suatu entitas, termasuk entitas nonkorporasi seperti
persekutuan, dimana investor mempunyai pengaruh signifikan dan bukan merupakan
entitas anak ataupun bagian partisipasi dalam ventura bersama.
6. Entitas anak adalah suatu entitas, termasuk entitas nonkorporasi seperti persekutuan,
yang dikendalikan oleh entitas lain (yang dikenal sebagai entitas induk).
7. Pihak pengakuisisi mengukur aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang
diambil-alih dengan nilai wajar pada tanggal akuisisi (tanggal pihak pengakuisisi
memperoleh pengendalian atas pihak yang diakuisisi).
8. Tanaman yang menghasilkan dapat diakui sesuai PSAK 69 dan PSAK 14.
9. Generally speaking, biological asset relating to agriculture activity should be
measured using fair value dikurangi biaya untuk menjual (cost of sales) pada titik
panen.
10. Cash generating unit adalah kelompok terkecil aset yang secara independen
menghasilkan arus kas dan arus kasnya independen terhadap arus kas dari set lain.
III. Kasus
Kasus 1
Sebuah entitas sedang mengembangkan suatu proses produksi baru. Jumlah pengeluaran
sampai dengan 31 Des 2012 adalah sbb: (dalam $). 1 Januari s/d 30 November 2012, $2.160;
1 Des s/d 31 Des 2012, $240. Total per 31 Desember = $2.400. Pada tanggal 1 Des 2012,
perusahaan menunjukan keyakinannya bahwa proses produksi memenuhi kriteria pengakuan
sebagai asset tidak berwujud. Jumlah yang diperkirakan bisa diperoleh kembali dari proses
tersebut (termasuk proyeksi kas keluar untuk menyelesaikan proses sampai siap digunakan)
sebesar $1.200. Pertanyaan: Berapakah nilai asset tidak berwujud yang dicantumkan pada
tanggal 31 Des 2012? Jelaskan juga alasannya!
Jawaban:
Nilai aset tidak berwujud yang dicantumkan adalah sebesar $2.160. Hal ini tertera dalam
PSAK 19 tentang Aset Tak Berwujud, dimana besar aset tak berwujud yang dilaporkan yaitu
sebesar harga perolehannya yang sudah termasuk biaya perolehan. Biaya perolehan aset tak
berwujud terdiri dari harga beli (termasuk bea masuk jika impor dan PPN) sampai siap
digunakan.
Kasus 2
Perusahaan memiliki 4 properti investasi: A, B, C, D yang dicatat sbb: property investasi
dinilai atas dasar portofolio dengan nilai wajar pada akhir periode pelaporan, dimana setiap
laba (gain) diakui sebagai surplus revaluasi property investasi; hanya rugi bersih diakui pada
laporan laba-rugi. Pada 1 Januari 2012, biaya (cost) dari masing-masing tipe property
investasi adalah $100M, sedangkan pada tanggal 31 Des 2012 nilai appraisal dari seorang
profesional untuk masing-masing jenis property investasi adalah: A=$140M, B=$130M,
C=$95M, dan D=$90M. Pertanyaan: Jelaskan bagaimana IAS 40 akan mengubah penyajian
laporan keuangan perusahaan pada tanggal 31 Des 2012?
Jawaban:
Besar properti yang dilaporkan perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 yaitu sebesar
A=$140M, B=$130M, C=$95M, dan D=$90M, sehingga secara total menjadi $455. Untung
(rugi) yang dialami perusahaan dari masing-masing properti, yaitu: A=$40M, B=$30M,
C=($5M), dan D=($10M). Sebesar $70M dilaporkan sebagai surplus on revaluation of
property investment, sementara kerugian $15M dilaporkan dalam laporan laba rugi sebagai
loss on revaluation of property investment.
Kasus 3
Berikut ini adalah data yang terkait dengan sat partai persediaan barang dagangan PT Kaos
Oblong, sbb:
Pembelian $300.000
Pengembalian / retur $3.000
Bunga atas utang wesel ke vendor $6.000
Biaya angkut (freight-in) $7.500
Pada akhir tahun, nilai realisasi bersih persediaan barang adalah $302.000. Hitunglah cost
dari persediaan tersebut; dan berapakah nilai persediaan yang dicantumkan di laporan posisi
keuangan (neraca) akhir tahun?
Jawaban:
Biaya persediaan = $300.000 + $7.500 - $3.000 - $6.000 = $298.500
Nilai yang dicantumkan dalam laporan posisi keuangan adalah sebesar costnya karena cost
($298.500) > net realizable value ($302.000), dan pengakuan nilai inventory menggunakan
metode lower of cost or net realizable value (LCNRV).

IV. Essay
1. Jelaskan perbedaan provision dengan contingent liability dan jelaskan pula perlakuan
akuntansinya!
Jawaban:
a. Provisi adalah liabilitas yang waktu dan jumlahnya belum pasti, tetapi
kemungkinan besar mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung
manfaat ekonomi untuk menyelesaikan kewajiban tersebut (probable). Contoh
provisi adalah garansi produk. Provisi diakui jika entitas memiliki kewajiban kini
sebagai akibat peristiwa di masa lalu, kemungkinan besar penyelesaiannya
mengakibatkan arus keluar sumber daya ekonomi, dan adanya estimasi andal
mengenai jumlah kewajiban. Provisi masuk dalam laporan posisi keuangan (B/S)
sebagai bagian dari liabilitas dengan nama akun provisi.
b. Kontinjensi adalah kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa
lalu, tetapi tidak diakui karena tidak terdapat kemungkinan besar entitas
mengeluarkan sumber daya untuk menyelesaikan kewajibannya atau jumlah
kewajiban tersebut tidak dapat diukur secara andal (possible dan/atau remote).
Kontinjensi harus diungkapkan (disclose) dalam catatan atas laporan keuangan
(CALK). Pengukuran dilakukan dengan estimasi pengeluaran untuk
menyelesaikan kewajiban atau present value dari perkiraan pengeluaran untuk
menyelesaikan kewajiban.
2. Jelaskan mengapa aset tidak berwujud ada yang diamortisasi dan ada yang melalui uji
penurunan nilai (impairment)?
Jawaban:
Hal ini terjadi karena aset tidak berwujud dikategorikan sebagai dua kelompok, yaitu
dengan umur manfaat terbatas (paten, franchise, license, dll) dan umur manfaat tidak
terbatas (goodwill, merk dagang, dll). Pada aset tidak berwujud dengan umur manfaat
terbatas, aset diamortisasi selama umur manfaatnya. Pada aset tidak berwujud dengan
umur manfaat tidak terbatas, aset perlu melalui uji penurunan nilai dengan
membandingkan jumlah terpulihkan dengan jumlah tercatat pada setiap tahun &
kapanpun terdapat indikasi bahwa aset tidak berwujud mengalami penurunan nilai.
Hal ini diatur dalam PSAK 19.
3. Ada kalanya perusahaan memiliki properti investasi selain aset tetap.
a. Jelaskan pengertian dan tujuan dari properti investasi!
Jawaban:
Properti investasi adalah properti (tanah/bangunan atau bagian dari suatu bangunan
atau kedua-duanya) yang dikuasai (oleh pemilik / lessee melalui leasing) untuk
menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk
digunakan dalam produksi / penyediaan barang & jasa atau tujuan administratif, serta
tidak dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
b. Berikan contoh properti investasi!
Jawaban:
1. Tanah yang dimiliki dalam jangka panjang bukan untuk dijual / kegiatan operasi
2. Tanah yang penggunaannya di masa depan belum ditentukan
3. Bangunan yang dimiliki/disewakan kepada pihak lain melalui satu / lebih sewa
operasi
4. Bangunan yang belum terpakai tapi bisa disewakan kepada pihak lain
5. Properti dalam pembangunan / pengembangan yang di masa depan digunakan
sebagai properti investasi
c. Bagaimana pengukuran awal dan pengukuran setelah pengukuran awal dari
properti investasi?
Jawaban:
a. Pada pengukuran awal
Properti investasi diukur sebesar biaya perolehan, meliputi biaya pembelian
dan setiap pengeluaran yang dapat didistribusikan secara langsung (seperti
biaya jasa hukum, pajak penjualan, dan biaya transaksi lainnya).
b. Setelah pengukuran awal
Entitas boleh memilih model nilai wajar atau model biaya sebagai metode
pengukuran properti investasi yang dimilikinya.
a. Nilai wajar
Dilaporkan sebesar harga kini dalam pasar aktif untuk properti serupa
dalam lokasi dan kondisi yang sama dan berdasarkan pada sewa dan
kontrak lain yang serupa. Nilai wajar ini mencerminkan arus kas
masuk dan keluar yang dapat diperkirakan sehubungan dengan properti
tersebut (penghasilan rental maupun pembayaran rental, dll). Metode
ini digunakan untuk properti yang dikuasai melalui sewa operasi.
b. Model biaya
Metode ini digunakan jika nilai wajar tidak dapat diukur secara andal. Dilaporkan sebesar
harga perolehan.
SAK 5 DEC 2017
I. PILIHAN GANDA
1. B. Barang konsinyasi yang dikirim ke perusahaan lain.
2. B. Harga pokok barang yang dibeli
3. (x) (ngga tau ah males mau bbo aj)
RUMUS :
(1) Inventory turnover : COGS / Average inventory *[beg inv + end inv)/2]
(2) Days in inventory : days in year (365) / inventory turnover
4. D. $25.800
5. B. Alokasi biaya
6. B. Penyusutan saat ini dan yang akan dating yang harus dikoreksi
7. D. Debit sebagai pengeluaran modal
8. D. Baik laba maupun rugi diakui segera
9. C. Debeture bond
10. A. Suku bunga kontraktual melebihi suku bunga pasar
11. C. Ekuitas
12. D. Nilai nominal saham sama dengan harga pasarnya
13. A. Modal saham biasa $10.000 dan premium $2.000
14. A. Laporan sisa laba
15. D. Dipersyaratkan oleh Undang-Undang
16. D. Perusahaan memiliki saham melebihi 50%
17. D. Semua di atas adalah benar
18. B. Dicatat pada catatan laporan keuangan
19. C. Pendekatan nilai wajar (fair value approach)
20. C Pengeluaran untuk pengembangan SUMBER DAYA MINERAL

II. KASUS
(1) Pengukuran
= 150 jt / 6
= 25 jt / bulan
(2) Jurnal
A/R 150 jt
Installment sales 150jt
COGS 110 jt
Merchandise Inven 110jt

III. KASUS
IAS 27
Laporan keuangan konsolidasi telah diproduksi dengan menggunakan kebijakan
akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa lain, yang serupa, telah terjadi
dalam kondisi yang sama.
Jika anggota kelompok menggunakan kebijakan akuntansi selain yang digunakan
dalam laporan keuangan konsolidasi untuk transaksi dan peristiwa lain yang
terjadi dalam kondisi yang sama, penyesuaian yang diperlukan harus dilakukan
dalam laporan keuangan untuk menyiapkan laporan.
SAK
8 juni 2016
PG
1. D
2. A
3. D
4. C
5. A
6. C
7. GATAU GA NEMU DIMANA-MANA MAAFKAN. TAKBIRRRR……………….
8. A
9. C
10. B
Kasus 1

NAMA AKUN NILAI TERCATAT ALOKASI RUGI Nilai Tercatat


PENURUNAN NILAI setelah alokasi
Goodwill 100 jt 100 JT 0
PPE 300 jt (300/500 X 187 JT)=112.2 187.8 JT
JT
INTAGIBLE ASSET 200 jt (200/500 X 187 JT)=74.8 JT 125.5 JT
Properti Investasi 200 jt - 200 JT
(250 JT – 50 JT)
Aset Keuangan 107 jt - 107 JT
Persedian 50 jt - 50 JT
Piutang 130 jt - 130 JT
Total 1.087 jt 287 jt 800.3 jt
Notes: -Goodwill harus dihabiskan ketika nilai terpulihkan < nilai tercatat
-Setelah itu barulah dialokasikan rata ke PPE dan Intangible asset

Kasus 2 dan Kasus 3 sama seperti jawaban di 5 december 2017


Kasus 4:

A. Akuntansi Keuangan (PSAK) No.4 (2010), Laporan keuangan konsolidasian adalah laporan
keuangan suatu kelompok usaha yang disajikan sebagai suatu entias tunggal. Laporan
keuangan konsolidasi terdiri dari ;
Entitas induk mempunyai satu atau lebih anak perusahaan / entitasƒ
Entitas anak yang dikendalikan oleh entias induk
Kelompok usaha entitas induk dan seluruh entitas anaknya
Kepentingan non pengendali ekuitas anak yang tidak dapat diatribusikan
(lansung/tidak) pada entitas induk
Pengendalian kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional
untuk memperoleh manfaat
B. Perbedaan mendasar antara teori induk entitas, teori entitas dan teori kontemporer, yaitu
teori induk perusahaan mengambil sudut pandang pemegang saham induk entitas dan teori
entitas memfokuskan pada keseluruhan entitas konsolidasi. Sebaliknya, teori kontemporer
memandang pemegang saham dan kreditor induk entitas sebagai pemakai utama laporan
keuangan konsolidasi, namun mengasumsikan tujuan pelaporan posisi keuangan dan hasil
operasi adalah bagi entitas usaha tunggal.
 Pelaporan Laba

Laba bersih konsolidasian adalah ukuran laba bagi pemegang saham induk
entitas dalam teori induk perusahaan dan teori entitas. Teori entitas memerlukan
perhitungan laba bagi seluruh pemegang saham, yang disebut sebagai “teori laba
bersih konsolidasian”. Total laba bersih konsolidasian kemudian dialokasikan
kepada pemegang saham hak non pengendalian dan mayoritas, dengan
pengungkapan yang memadai dalam laporan keuangan. Laba bersih konsolidasi
dalam praktik yang ada menggambarkan teori induk entitas. Tetapi praktik
akuntansi yang lebih disukai, yaitu teori kontemporer, menunjukan pendapatan
hak non pengendalian sebagai pengurang dalam menentukan laba bersih
konsolidasian, dan melaporkan ekuitas pemegang saham kosolidasi.

 Penilaian aset

Dalam Teori induk entitas, asset anak entitas dikonsolidasikan pada nilai bukunya,
ditambah dengan bagian induk entitas dari kelebihan nilai wajar asset atas nilai
bukunya. Dengan kata lain, aset anak entitas dinilai kembali hanya sebatas
pengambilan asset bersih (termasuk goodwill) oleh induk entitas. Kepemilikan hak
non pengendalian dalam asset bersih anak entitas dikonsolidasikan pada nilai
bukunya.
Dalam teori entitas, asset dan liabilitas anak entitas dikonsolidasikan pada nilai
wajarnya dan kepemilikan hak non pengendalian dan mayoritas atas asset bersih itu
diperlakukan secara konsisten. Tetapi perlakuan yang konsisten ini diperoleh melalui
praktik yang masih dipertanyakan dalam penilaian anak entitas dengan dasar harga
yang dibayar induk entitas untuk memperoleh kepemilikan mayoritas.
Masalah lain sehubungan dengan penilaian anak entitas dalam teori entitas muncul
setelah induk entitas mendapatkan kepemilikannya ketika induk entitas secara penuh
mengontrol anak entitas, saham yang dimiliki oleh pemegang saham hak non
pengendalian tidak lagi mencerminkan kepemilikan ekuitas dalam pengertian umum.
C. Keterbasan dari laporan keuangan konsolidasian:
 Karena hasil oprasi dan posisi keuangan dari masing-masing perusahaan yang
dimasukan dalam laporan keuangan konsolidasi tidak diungkapkan, maka kinerja
atau posisi dari satu atau lebih perusahaan dapat disembunyikan oleh kinerja baik
dari perusahaan lainnya.
 Tidak semua saldo laba konsolidasi tersedia untuk deviden induk perusahaan
karena sebagian dapat mencerminkan bagian induk perusahaan atas laba anak
perusahaan yang belum dibagikan. Begitu pula karena laporan keuangan
konsolidasi termasuk asset anak perusahaan, tidak semua asset yang ditampilkan
tersedia untuk pembagian deviden induk perusahaan.
 Karena rasio-rasio keuangan berdasarkan laporan keuangan konsolidasi dihitung
berdasarkan informasi gabungan, rasio-rasio tersebut tidak mewakili perusahaan
mana pun yang dikonsolidasi, termasuk induk perusahaan.
 Akun-akun yang sama dari perusahaan-perusahaan berbeda yang digabungkan
dalam konsolidasi, bisa jadi tidak seluruhnya dapat diperbandingkan. Sebagai
contoh, panjang siklus oprasi dari perusahan-perusahaan yang berbeda dapat
bervariasi, menyebabkan piutang dari panjang periode yang sama diklasifikasikan
berbeda.
 Informasi tambahan tentang masing-masing perusahaan atau kelompok perusahaan
yang termasuk dalam konsperusahaai diperlukan untuk penyajian wajar, tetapi
tambahan pengungkapan tersebut dapat menyebabkan catatan atas laporan
keuangan menjadi sangat banyak.
SAK
7 Desember 2016
I. Benar/Salah
1. Benar
2. Salah (Karena aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas tidak di amortisasi)
3. Benar
4. Salah (Yang dikapitalisasi hanya jika pos-pos itu memiliki kegunaan alternatif di masa depan)
5. Salah (karena perubahan estimasi akuntansi pengaruhnya bersifat prospektif)
6. Salah (tetapi diperlukan adanya pengungkapan dalam laporan keuangan)
7. Benar
8. Benar
9. Salah
10. Salah
11. Benar
12. Benar
13. Benar
14. Benar
15. Benar
II. Kasus 1
 Tanah seluas 10ha yg penggunaannya belum dipastikan:
Apabila tanah itu tidak digunakan dalam usaha perusahaan maka dicatat dalam
rekening investasi jangka panjang.
 Bangunan yang akan operating lease:
Sebagai Property Investment, karena Properti investasi adalah properti (tanah atau
bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau keduanya) yang dikuasai (oleh
pemilik atau lesee melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk
kenaikan nilai atau keduanya, dan tidak untuk (a) digunakan dalam produksi atau
penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif; atau (b) dijual dalam
kegiatan usaha sehari-hari (PSAK 13.05)
Contoh properti investasi:
- Tanah yang dikuasai dalam jangka panjang untuk kenaikan nilai dan bukan untuk
dijual jangka pendek dalam kegiatan sehari-hari
- Tanah yang dikuasai saat ini yang penggunaannya belum ditentukan
- Bangunan yang dimiliki melalui sewa pembiayaan dan disewakan kepada pihak lain
melalui satu atau lebih sewa operasi
- Bangunan yang belum terpakai tetapi tersedia untuk disewakan kepada pihak lain
melalui satu atau lebih sewa operasi
 Tanah untuk dibangun komplek perumahan untuk dijual kembali:
Dikategorikan sebagai persediaan. Karena sesuai dengan PSAK 14 yaitu Properti
yang dimaksud untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari atau sedang dalam
proses pembangunan untuk dijual (PSAK 14 – Persediaan)
 Tanah yang diatasnya berdiri pabrik tekstil yang digunakan anak perusahaan
Dikategorikan sebagai aset tetap karena tanah tersebut berdiri sebuah pabrik yang
akan digunakan sendiri. Sesuai dengan PSAK 16, Aset tetap adalah aset berwujud
yang (a) dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa,
untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan (b)
diperkirakan untuk digunakan selama lebih dari satu periode (PSAK 16.06)
 Tanah beserta pabrik yang dihentikan operasinya dan rencananya akan dijual:
Sesuai dengan PSAK 58, maka dikategorikan sebagai Aset Tidak Lancar yang
Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan. Karena telah memenuhi syarat
yaitu Entitas mengklasifikasikan suatu aset tidak lancar (atau kelompok lepasan)
sebagai dimiliki untuk dijual jika jumlah tercatatnya akan dipulihkan terutama
melalui transaksi penjualan daripada melalui pemakaian berlanjut.
III. Kasus 2
 CAPITAL LEASE
Capital lease/financing lease atau sewa pembiayaan yaitu suatu jenis leasing yang
memenuhi salah satu atau lebih dari syarat-syarat berikut ini :
1. Pengalihan sewa kepemilikan properti kepada penyewa pada akhir masa sewa.
2. Sewa berisi opsi pembelian yang murah.
3. Jangka waktu sewa sama dengan 75 persen atau lebih dari perkiraan umur
ekonomis dari properti sewaan.
4. Nilai sekarang pada awal masa sewa dari pembayaran sewa minimum, tidak
termasuk bagian dari pembayaran yang mewakili biaya pelaksanaan seperti asuransi,
pemeliharaan, dan pajak yang harus dibayar oleh lessor termasuk setiap laba di sana,
sama atau melebihi 90 persen dari kelebihan nilai wajar properti sewa kepada lessor.
Pada saat dimulainya sewa atas kredit pajak investasi terkait yang ditahan oleh lessor
dan diharapkan direalisasikan sesuai tujuan.
NOTE: selain itu, terdapat operating lease yang merupakan transaksi sewa menyewa
biasa dan jangka waktu sewanya lebih pendek dari pada umur ekonomis propertinya.
Lessee biasanya tidak mempunyai hak membeli pada waktu kontrak lease berakhir
sehingga tidak terjadi perpindahan hak milik barang. Kontrak sewa ini bersifsat
cancelable yaitu dapat diputuskan pihak lessee sewaktu-waktu atau sebelum masa
kntak berakhir.
 SALES TYPE LEASE
Sales type lease adalah transaksi sewa guna usaha (lease) secara langsung oleh
pabrikan atau penyalur yang bertindak juga sebagai perusahaan leasing , dimana
dalam jumlah transaksi termasuk laba yang diperhitungkan atas penjualan aktiva
tersebut. yang terlibat dalam akuntansi untuk SALES TYPE LEASE adalah Lessor.
Pendapatan dari Sales Type Lease terdapat 2 jenis perhitungan :
1.Laba / rugi dalam masa sewa untuk Sales Type Lease didasarkan atas kesepatkatan
dalam penyewaan.
2.Bunga atas investasi bersoh ang tersisa selama masa sewa .
Untuk Sales-Type lease, hal yang terpenting adalah proses penjualan, biaya langsung
pada awal yang terkait dengan mendapatkan perjanjian sewa guna usaha dihapuskan
ketika penjualan dicatat pada awal masa sewa. Biaya ini diungkapkan sebagai beban
pada laporan laba rugi.
 Perbedaan Direct Finance Lease dengan Sales Type Lease
Transaksi leasing dalam bentuk direct financial lease (true lease) merupakan suatu
bentuk transaksi leasing di mana lessor membeli suatu barang atas permintaan pihak
lessee dan sekaligus menyewagunausahakan barang tersebut kepada lessee yang
bersangkutan. Ciri-ciri direct financial lease adalah lessee sebelumnya tidak memilki
barang modal (kebalikan dengan sale and lease back), pembelian barang oleh lessor
semata-mata untuk kebutuhan lessee, penentuan spesifikasi barang, harga dan
supplier dapat dilakukan oleh lessee, tujuan utama lessee semata-mata untuk
mendapatkan financing untuk tujuan proses produksi atau peningkatan kapasitas
produksi. Kalau sales type lease bisa dilihat di poin c
 Perlakuan Akuntansi dari sudut lessee untuk sales and lease back
Dalam hal dilakukan penjualan dan penyewaan kembali (sales and lease back) maka
transaksi tersebut harus diperlakukan sebagai dua transaksi yang terpisah yaitu
transaksi penjualan dan transaksi sewa guna usaha. Selisih antara harga jual dan nilai
buku aktiva yang dijual harus diakui dan dicatat sebagai keuntungan atau kerugian
yang ditangguhkan. Amortisasi atas keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan
harus dilakukan secara proporsional dengan biaya amortisasi aktiva yang
disewagunausahakan apabila leaseback merupakan capital lease atau secara
proporsional dengan biaya sewa apabila leaseback merupakan operating lease.
SAK
10 Juni 2015
I. Matching
1. D (LCNRV)
2. P (Depreciable Amount)
3. E (Usefull Life)
4. M (Substance Over Form)
5. I (Associate)
6. N (Joint Venture)
7. S (Financial Instrument)
8. H (Derivatives)
9. B (Value in Use)
10. K (Acquisition Method)
II. Kasus
1. PSAK 16 TENTANG PPE
a. Cost= Harga beli + Biaya Pengangkutan + Biaya Instalasi + Biaya dalam
rangka penyiapan peralatan + Taksiran Biaya Dismantling
= 250.000 + 18.000 + 24.500 + 21.000 + 12.500 = 326.000
Note: Yang Bukan Biaya Perolehan:
Biaya pembukaan fasilitas baru
Biaya pengenalan produk baru
Biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi baru termasuk biaya pelatihan
staf
Administrasi dan overhead umum
Biaya saat alat belum beroperasi penuh
Kerugian awal operasi
Biaya relokasi dan reorganisasi operasi entitas.
Hasil dari aset sebelum dimanfaatkan (hasil parkir dari lahan yang
belum digunakan).
Laba internal jika aset tersebut merupakan persediaan perusahaan.
b. Depresiasi/tahun= (biaya perolehan-nilai sisa) : masa manfaat
= (326.000-18.000) : 14 tahun
=22.000
2. PSAK 30 TENTANG SEWA LEASING
a. Merupakan Financial Lease karena terdapat opsi pembelian sebesar 20.000
pada akhir masa leasing dan Lease Term merupakan sebagian besar dari masa
manfaat peralatan yaitu 8 dari 10 tahun
b. Dari sisi Lesse:
Dr Lease Equipment 89.354
Cr Lease Liability 89.354
Dari sisi Lessor:
Dr Lease Receivable 89.354
Cr Equipment 89.354
3. PSAK 48 TENTANG IMPAIRMENT
Tidak dilakukan impairment karena menggunakan metode revaluasi.
Impairment berlaku pada metode cost. Satu kelompok asset menggunakan
metode yang sama. Karena item 2 menggunakan revaluation model, maka
item 1 dan 3 juga revaluation model sebagai sesame item peralatan
4. PSAK 50 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
30 November 2013
Investasi Saham di PT X 9000
Investasi Saham di PT Z 7500
Kas 16.500
31 December 2013
PT Z= Nilai wajar 31 December 2013= 80 x 100= 8000
Nilai perolehan awal = 7500
Jurnal: Fair Value Adjustment 500
Unrealized Holding Gain or Loss-EQUITY 500
PT X= Nilai Wajar 31 December 2013= 100 x 70 = 7000
Nilai Perolehan awal =9000
Jurnal: Unrealized Holding Gain or Loss-INCOME 2000
Fair Value Adjustment
2000
5. PSAK 14 TENTANG PERSEDIAAN
a. Cost= Harga beli – retur + freight in
300.000-3.000+7.500=304.500
b. Di neraca= 302.000, karena sesuai peraturan IFRS yang harus
memakai LCNRV/ nilai realiasi bersih
SAK UAS, 11 Desember 2015

I. Fill in the blanks


1. Kriteria finance lease adalah:
 Lease mentransfer kepemilikan properti kepada lessee.
 Lease memiliki opsi untuk membeli dengan harga khusus (bargain purchase option).
 Jangka waktu lease sama dengan atau lebih 75% dari estimasi umur ekonomis aktiva yang
di-lease.
 Nilai sekarang (present value) dan pembayaran lease minimum (tidak termasuk biaya
executory) sama dengan atau melebihi 90% dari nilai wajar properti yang di-lease.
Lease yang tidak memenuhi salah satu kriteria di atas diklasifikasikan sebagai Lease Operasi
(operating lease).
2. Konsep akuntansi yang secara prinsip mengklasifikasi leasing menjadi operating lease dan
financing lease adalah Substance over form – Substansi mengungguli bentuk
3. Value in use adalah nilai sekarang dari taksiran aliran kas yang diharapkan akan diterima
atas penggunaan aktiva dan penghentian penggunaan aktiva pada akhir masa manfaatnya.
4. Cash generating unit (unit penghasil kas) adalah kelompok terkecil aktiva yang menghasilkan
aliran kas masuk dari penggunaannya. Aliran kas masuk tersebut tidak tergantung pada
aliran kas masuk dari aktiva atau kelompok aktiva lain.
5. Assets Held For Sale diklasifikasikan di neraca dalam kategori asset tidak lancar
6. Harga perolehan (cost) dari persediaan meliputi harga pembelian, biaya konversi, dan biaya
lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual
atau dipakai (present location and condition).
7. Setelah perolehan awal, perusahaan menerapkan model pengukuran untuk exploration and
evaluation assets terdiri dari model cost dan model revaluation
8. Generally speaking, bi ological assets relating to agricultural activi ty should
bemeasured using fair value approach.
9. Tanah yang terkait dengan aktifitas agrikultural sesuai dengan IAS 41 dan IAS 16.
10. C o n t i n g e n t a s s e t s a r e asset pot ential yang t imbul dari peri stiw a masa l al u
dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadinya/ tidak terjadinya satu peristiwa/
lebihpada masa depan yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas.
II. ESSAY
1. M e n g a p a a s e t t a k b e r w u j u d a d a y a n g d i a m o r t i s a s i d a n a d a y a n g d i u j i
impairment?
o Aset tak berwujud diuji impairment: pada setiap akhir periode pelaporan,suatu
entitas hrs menilai apakah terdapat indi kasi suatu aset mengalami penurunan
nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, entitas mengestimasi jmlh terpulihkan aset
tersebut
o Aset tak berwujud diamortisasi: harga perolehan aset tdk berwujud
dibebankan scr periodic kedalam perhitungan laba rugi perusahaan. Jmlh yg dpt
diamort isasi dari suatu aset tdk ber wuj ud hrs dialokasi kan scr sistemati s
berdasarkan perkiraan terbaik dari masa manfaatnya.
2. J e l a s k a n b e d a p r o v i s i o n d a n c o n t i n g e n t l i a b i l i t y , b e s e r t a
p e r l a k u a n akuntansinya!
provisi
o Provisi diakui sebagai liabilitas (dgn asumsi dpt dibuat estimasi andal) krn provisi
merupakan kewajiban masa kini dan kemungkinan bsr (probable) mengakibatkan
arus keluar sumber daya yg mengandung manfaat ekonomi utkmenyelesaikan kewajiban
tersebut.
Liabilitas kontijensi
o Liabilitas kontijensi yg tdk diakui sbgai liabilitas krn liabilitas kontijensi merupakan
salah satu dari: kewajiban potensial krn blm pasti apakah entitas memiliki kewajiban
kini yg akan menimbulkan arus keluar sumber daya yg mengandung manfaat ekonomi;
atau kewajiban kini yg tdk memenuhi kriteria pengakuan krn tdk bsr kemungkinan terjadinya
(not probable)

Perlakuan akuntansi
provisi: masuk kedalam laporan posisi keuangan (neraca) sebagai bagian dar i l iabili tas
dgn nama akun pr ovisi ( dahul u kewaj iban diestimasi - bagian dari liabilitas jangka
pendek/current liabilities). Sedangkan, kontijensi harus diungkapkan (disclose) dalam catatan atas
laporan keuangan (notes to financial statement)
3. Mengapa ada kemungkinan kepemilikan kurang dari 50% hak suara pada perusahaan lain tetap
memiliki kendali (control) pada perusahaan tersebut!
PSAK No.4 menganut azas pengendalian (control) dan bukannya pemilikan (ownership),
yaitu konsolidasi dilakukan bila terdapat pengendalian (control) -- kemampuan untuk
mengatur kebijakan finansial dan operasional suatu perusahaan untuk mendapatkan
manfaat dari kegiatan perusahaan tersebut. Pengendalian dianggap ada, bila dimiliki
secara langsung atau tidak langsung, lebih dari 50% hak suara dari suatu perusahaan.
Pengendalian dianggap ada, walaupun pemilikan di bawah 50%, bila dipenuhi salah satu
syarat sebagai berikut :
1. Mempunyai hak suara >50% berdasarkan perjanjian dengan investor lainnya
2. Mempunyai hak untuk mengandalikan berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian
3. Mampun menunjuk atau memberhentikan mayoritas pengurus perusahaan
4. Mampu menguasai suara mayoritas dalam rapat pengurus

4. Sebutkan 4 kategori financial assets dan jelaskan perlakuan akuntansi untuk keempat kategori
financial assets tersebut!

Sesuai dengan IAS 39 maka aset keuangan dibagi menjadi 4 kategori sebagai berikut:

1. Aset keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi (Financial assets at fair value through profit
or loss/FVTPL).
2. Investasi yang ditahan sampai jatuh tempo (Held-to-maturity investments/HTM).
3. Pinjaman dan Piutang (Loans and receivables/L&R).
4. Aset keuangan yang tersedia untuk dijual (Available-for-sale financial assets /AFS).

FVTPL dapat termasuk aset keuangan yang dipegang untuk tujuan diperdagangkan (trading) atau
memang memilih untuk dimasukkan pada kategori ini. Aset keuangan dimasukkan dalam kategori
dengan tujuan untuk diperdagangkan jika entitas memiliki tujuan untuk menjual atau membeli
kembali dalam jangka waktu dekat. Apabila entitas memang memilik untuk dimasukkan dalam
kategori ini maka disebut dengan fair value option.

Kategori kedua, HTM, mencakup aset keuangan dengan pembayaran yang tetap dan tertentu serta
ada jangka waktu jatuh tempo dimana entitas memiliki keinginan positif dan kemampuan untuk
memegangnya sampai dengan jatuh tempo. Aset keuangan ini mencakup investasi dalam obligasi
dan instrumen utang lainnya dimana entitas tidak akan menjualnya sebelum masa jatuh tempo.

Kategori ketiga, L&R, termasuk aset keuangan dengan pembayaran yang telah ditentukan
waktunya serta tetap yang tidak memiliki nilai pada pasar aktif. Termasuk di dalam kategori ini
adalah piutang, wesel tagih, pinjaman dll.

Kategori keempat, AFS, termasuk aset keuangan yang tidak termasuk dalam ketiga kategori
tersebut di atas atau entitas yang memilih untuk mengklasifikasikan asetnya ke dalam golongan
ini.

III. KASUS
1. Maranatha inc. acquires copyrights to the original recordings of a famous singer. The
agreement with the singer allows the company to record and rerecord the singer for a period
of five years. during the initial six-month period of the agreement, the singer is very sick and
cosequently cannot record. The studio time that was blocked by the company had to be paid
even during the period the singer could not sing. These costs were incurred by the company:
1. Legal cost of acquiring the copyrights: $12.000.000.
2. Operational loss (studio time lost, etc) during start up period: $1.900.000
3. Massive advertising campaign to launch the artists: $ 1.500.000

Required:
which of the above items is a cost that is eligible for capitalization as an intangible asset?

Hanya Poin no 1, karena Biaya hak cipta meliputi seluruh biaya menciptakan karya
ditambah biaya administrasi atau hukum untuk mendapatkan hak tersebut. Poin no 2
dan 3 merupakan beban operasional perusahaan

2. During 2015, navigation company issued a number of financial statements. it is evaluating


how each of these instruments should be presented under ias 32:
1. A perpetual bond (i.e., a bond that does not have a maturity date) that pays 5% interest
each year
2. A mandatorily redeemable share with a fixed redemption amount (i.e., a share that will be
redeemed by the entity at a future date)
3. A share that is redeemable at the option of the holder for a fixed amount of cash
4. A sold (written) call option that allows the holders to purchase a fixed number of ordinary
shares from entity A for a fixed mount of cash
Required:
for each of the above instruments, discuss whether it should be classified as a financial
liability, and if so, why?

Kewajiban keuangan (financial liability) mencakup:

 kewajiban kontraktual:
o untuk menyerahkan kas atau asset keuangan lainnya kepada entitas lain; atau
o untuk menukarkan asset keuangan atau kewajiban keuangan yang
persyaratan/kondisinya mungkin menguntungkan bagi perusahaan; atau
 kontrak yang akan atau bisa diselesaikan dalam instrumen ekuitas entitas sendiri dan
berupa:
o instrumen non-derivatif yang mewajibkan atau mungkin mewajibkan entitas untuk
menyerahkan instrumen ekuitas entitas sendiri dalam jumlah variabel atau
o instrumen derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain melalui pertukaran
kas atau asset keuangan lainnya dalam jumlah tetap dengan instrumen ekuitas entitas
sendiri dalam jumlah tetap. Untuk maksud ini, instrumen ekuitas entitas sendiri tidak
mencakup instrumen keuangan yang dapat dijual dengan harga tertentu di masa depan
(puttable financial instrument).

Maka yang termasuk Financial Liability adalah POIN 1 dan POIN 4

You might also like