You are on page 1of 16

Serat Acitya – Jurnal Ilmiah

UNTAG Semarang

PENANGGULANGAN KEMISKINAN DALAM PENCAPAIAN


MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs)
Karmanis(1), Tri Lestari H(2)
Email :esay_angel@yahoo.co.id
1
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas 17 Agustus 1945 Semarang
2
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas 17 Agustus 1945 Semarang

Abstract
In the 1970s,Indonesiais one of thepoorest countries inAsia. In 1976, 54million people in Indonesia(40%
of the population) belong to the categoryof poor. In1980-1990anperiodis a period ofhigh economic
growth. High economicgrowthis closely linkedwithpoverty reductiondrasticallywhere the numberof poor
peoplefell by almost50% from40millionto 22million peoplein 1981s/d1996.In the year2010 the numberof
poor peopleamounted to31.02 million people, or about 13:33% andthe poverty ratein March2009
amounted to32.53million, or about 14:15% (BPS). LastBPS dataperSeptember 2013shows that there
are28.59millionor11.66% ofthe totalpopulationinIndonesia.PovertyinIndonesia
hasdecreasedsignificantlysincethe reformera. Acceleration ofpoverty reductionprogramsinIndonesiais
donewithgoodsynergywork programsatnational and local levels. Poverty reduction programscurrently
dividedinseveralclusters: Cluster(1) Direct AidSociety(BLM). Thisclusterincludes theSchool Operational
Assistance(BOS), Community Health Insurance(Assurance), Ricefor the Poor(Raskin), Family Hope
Program(PKH). Cluster1goalistoreducepovertyandimprove thequality ofhuman resources, especiallythe
poor.Cluster (2) is the national community empowerment Program (PNPM) independently. The purpose
of PNPM Mandiri is to increase prosperity and employment opportunities of the poor independently.
Cluster (3) people's business credit (KUR) is a people's business credit is given to the poor without
collateral to the community a certain amount. Purpose to provide and strengthening economic access for
businessmen of small and micro-scale. An important aspect in strengthening is giving them freely to
access of the poor to be able to try and improve the quality of life.In 2011 the Government carry out a
Cluster of clusters of four. This Cluster includes: (1) the provision of the House very cheap, (2) a cheap
public transport Vehicles, (3) clean water to the people, (4) enhancement of Life for fishermen, (5)
improvement of Urban Edge Community Life. The 4 Cluster in the framework of poverty reduction and the
achievement of the Millennium Development Goals (the Millennium Development Goals (MDGs), so the
expected goal of the Millennium Development Goals (the Millennium Development Goals (MDGs) by
2015 is reached. As it known that the millennium development goals (the Millennium Development Goals
(MDGs) is an attempt to meet the basic needs of the rights of man through a joint commitment between
the 189 UN Member States to implement the 8 (eight) Millennium development goals, namely (1) tackling
poverty and hunger, (2) achieve primary education for all, (3) encourage gender equality and the
empowerment of women, (4) reduce child mortality, (5) improve maternal health, (6) fight against spread
of HIVAIDS, malaria and other contagious diseases, (7) Living and Sustainability (8) global partnership
in development. Eight of these targets as measurable goals for a single package of development and
poverty reduction.In September 2000, the United Nations Millennium Summit, where world leaders
agreed on eight development goals that are specific and measurable global called the Millennium
Development Goals (MDGs). The first seven goals focus on eradication of extreme poverty and hunger,
achieve universal primary education, promoting gender equality and empowering women, reducing child
mortality; In September 2000, the United Nations improve maternal health, combat HIV-AIDS, malaria
and other diseases, and ensuring environmental sustainability. Whereas the eighth goal calls for the
establishment of a global partnership for development, with targets for aid, trade and debt relief.However
approach the year 2015, global world will experience the transformation of the global development of the
Millennium Development Goals (MDGs) into Sustainable Development Goals (SDGs). The shifting of the
MDGs to the SDGs doesn't mean the goal contained in the MDGs fail is reached. Quite the contrary,
many world records that reveal the success in various countries, there is a remarkable improvement
experienced by the poor countries in the ranking of HDI (human development index) the lowest. In the last
40 years, the State- countries that are in the lowest rank of 25 percent experienced improved HDI to 82.
The IMF report in the 2013 Global Monitoring Report also explain the positive trend in the achievement
of the MDGs. reduction of half of the world's poor population, reduction of half of the population without
access to clean water, the Elimination of gender inequality in primary education in 2015, and the
improvement of life in a hundred million slums by 2020 was reached more quickly, i.e. in 2010. ADB, a
number of countries in Asia also experienced progress in achieving the millennium development goals.
The number of poor population has decreased significantly in Malaysia, Viet Nam and China. In Thailand
and Malaysia, long-term policies to overcome poverty coupled with their concern for the environment has
made the countries that are in the lowest rank of 25 percent experienced improved HDI to 82. The IMF

17
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

report, these countries are on a sustainable growth path. But not so the case with Indonesia, a country
with a diversity of biodiversity in forests is raining but the risorsis contained therein are not managed
sustainably and fairly.Programme of the Millennium Development Goals (MDGs) will be forwarded to
Suistanable Development Goals (SDGs). The MDGs will expire in 2015, but until now there has been no
final draft which will forward the MDGs program. to that end, scientists and many quarters trying to
deepen the concept of SDGs as successor to the MDGs.
Keywords: Millennium Development Goals (MDGs), Sustainable Development Goals (SDGs), primary
education, maternal health, clean water.
masyarakat pada 2015.Target ini merupakan
tantangan utama dalam pembangunan di
1. Pendahuluan seluruh dunia yang terurai dalam Deklarasi
Kemiskinanmerupakan masalah yang Milenium, dan diadopsi oleh 189 negara
kompleks dan menjadi sebuah permasalahan serta ditandatangani oleh 147 kepala
yang harus ditanggulangi.Indonesia pemerintahan dan kepala negara pada saat
merupakan salah satu negara yang berhasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium
memadukan pertumbuhan dan di New Yorkpada bulan September 2000
pembangunan ekonomi dengan penurunan tersebut. "Tujuan Pembangunan Millenium"
angka kemiskinan. Pada tahun 1970an (Millenium Development Goals) yang terdiri
Indonesia merupakan salah satu negara dari 8 tujuan: Eradicate extreme poverty and
termiskin di asia. Pada tahun 1976, 54 juta hunger; Achieve universal primary
penduduk Indonesia (40% dari seluruh education; Promote gender equality and
populasi) masuk ke dalam kategori empower women; Reduce child mortality;
miskin.Pada periode 1980-1990an Improve maternal health; Combat
merupakan periode pertumbuhan ekonomi HIV/AIDS, malaria and other diseases;
yang tinggi. Pertumbuhan ekonomi yang Ensure environmental sustainability; Global
tinggi berhubungan erat dengan penurunan partnership for development.(Pertama,
angka kemiskinan secara drastis dimana Memberantas kemiskinan dan kelaparan
jumlah penduduk miskin turun hampir 50% ekstrim.Kedua, mewujudkan pendidikan
dari 40 juta jiwa menjadi 22 juta jiwa pada dasar untuk semua.Ketiga, mendorong
tahun 1981 s/d 1996. kesetaraan gender dan pemberdayaan
Pada tahun 2010 jumlah penduduk miskin perempuan.Keempat, menurunkan angka
berjumlah 31,02 juta jiwa atau sekitar kematian anak.Kelima, meningkatkan
13.33% dan angka kemiskinan bulan Maret kesehatan ibu hamil.Keenam, memerangi
tahun 2009 berjumlah 32.53 juta atau sekitar HIV/AIDs, malaria, dan penyakit
14.15% (BPS). Dari angka tersebut telah lainnya.Ketujuh, memastikan kelestarian
terjadi penurunan angka kemiskinan sebesar lingkungan.Dan kedelapan,
1,17%. Penurunan angka kemiskinan mengembangkan kemitraan global untuk
tersebut tidak terlepas dari komitmen pembangunan).Kedelapan tujuan tersebut
pemerintah dalam penanggulangan masing memiliki target, ada yang bersifat
kemiskinan di Indonesia. kualitatif dan kuantitatif.Dari segi waktu,
Pembangunan Milenium atau Millennium perhitungan perbandingan mulai tahun 1990
DevelopmentGoals (MDGs)adalah Deklaras dan pencapaian diharapkan terjadi pada
i Milenium hasil kesepakatan kepala negara tahun 2015. Kemiskinan di Indonesia pada
dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan tahun 1990 adalah sebesar 15,1%, karena itu
Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai diharapkan tahun 2015 akan tinggal 7,5%.
dijalankan pada September 2000, yang Penanggulangan kemiskinan perlu menjadi
berupa delapan butir tujuan untuk dicapai agenda kebijakan dengan amanat konstitusi
pada tahun 2015. Targetnya adalah tercapai UUD 1945 yang secara eksplisit memberi
kesejahteraan rakyat dan pembangunan amanat kepada pemerintah untuk

18
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

melindungi hak-hak warga negara.Oleh


karena itu jika pemerintah melalaikan 2.2. Konsep Pembangunan
masalah kemiskinan berarti pula Manusia dan Millenium
pelanggaran terhadap konstitusi.Indonesia Development Goals (MDGs)
sebagai salah satu anggota PBB, memiliki Tujuan dari pembangunan adalah
dan ikut melaksanakan komitmen tersebut, menciptakan suatu lingkungan yang
melaksanakan berbagai program dan memungkinkan bagi masyarakat untuk
kegiatan yang bertujuan untuk mencapai menikmati kehidupan dengan usia yang
target MDGs dalam upaya menyejahterakan panjang, sehat dan kreatif. (UNDP, 2010).
masyarakat. Tujuan pembangunan milenium Pembangunan manusia secara global
ini dapat dijadikan pemacu dan semangat diwujudkan dalam Millennium Development
untuk melakukan upaya yang lebih baik Goals (MDGs). Keberhasilan pelaksanaan
dalam penanganan permasalahan yang MDGs di suatu negara atau wilayah dalam
terkait dengan pemenuhan kebutuhan dasar negara akan meningkatkan IPM. MDGs
manusia. adalah serangkaian tujuan yang telah
Berdasarkan latarbelakang diatas penulis disepakati oleh para pemimpin dunia dalam
tertarik untuk mengupas (membahas) Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium
tentang “Penanggulangan Kemiskinan pada September 2000. Tujuan
Dalam Pencapaian Millennium pembangunan milenium adalah komitmen
Development Goals (MDGs” dari komunitas internasional terhadap
pengembangan visi mengenai pembangunan
2. Kajian Pustaka yang mempromosikan pembangunan
2.1. Konsep Dasar Kemiskinan manusia sebagai kunci untuk mencapai
dan Kelaparan pengembangan sosial dan ekonomi yang
Dalam penanganan kemiskinan perlu berkelanjutan dengan menciptakan dan
mempertimbangkan beberapa aspek mengembangkan kerjasama dan kemitraan
strategis (Mubyarto, 2002), sebagai berikut: global. 8 (delapan) tujuan pembangunan
(a) indikator keberhasilan individu perlu milenium adalah sebagai berikut: 1)
dikomplemen dengan prestasi kelompok dan Menghapuskan tingkat kemiskinan dan
masyarakat; (b) paradigma penanggulangan kelaparan; 2) Mencapai pendidikan dasar
kemiskinan dengan pengakuan terhadap secara universal; 3) Mendorong kesetaraan
potensi partisipatif dan modal sosial kaum gender dan memberdayakan perempuan; 4)
miskin untuk mengembangkan diri; (c) Mengurangi tingkat kematian anak; 5)
kewenangan menentukan sendiri aktivitas Meningkatkan kesehatan ibu; 6) Memerangi
penanggulangan kemiskinan, dan HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya; 7)
meniadakan ego-sektoral yang bersifat Menjamin keberlanjutan lingkungan; dan 8)
tumpang tindih, tidak efektif, dan kurang Mengembangkan kemitraan global untuk
efisien; (d) menumbuhkan sendiri prinsip pembangunan. Kedelapan tujuan MDGs
transparansi dan akuntabilitas ditingkat tersebut secara umum merupakan topik-
masyarakat desa; (e) melakukan reposisi topik besar yang berkaitan dengan
peran pihak-pihak luar desa dari agen kemiskinan, pendidikan, kesehatan, gender
pembangunan menjadi fasilitator mainstream, dan lingkungan.
pemberdayaan; dan (f) percepatan
transformasi struktural ekonomi perdesaan 2.3. Millenium Development
melalui pengembangan strategi Goals (MDGs) di Indonesia
pertumbuhan inklusif sektor pertanian dan Pemerintah Indonesia telah
pedesaan. mengarusutamakan MDGs dalam Rencana

19
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

Pembangunan Jangka Panjang Nasional program pembangunan yang berkeadilan


(RPJPN 2005-2025), Rencana yang meliputi program Pro Rakyat, program
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Keadilan untuk semua dan program
(RPJMN 2004-2009 dan 2010-2014), Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium
Rencana Kerja Program Tahunan (RKP) (Millennium Development Goals-MDGs).
serta dokumen Anggaran Pendapatan dan Ini berarti menunjukkan bahwa ada
Belanja Negara (APBN). komitmen kuat dari pemerintah kita dalam
Pengarusutamaan MDGs dalam rangka mengarahkan seluruh program
RPJMN 2010-2014 untuk percepatan pembangunan tepat manfaat dalam rangka
pencapaian target MDGs terwujud dalam penanggulangan kemiskinan, peningkatan
kebijakan dan strategi yang meliputi: kualitas pendidikan, peningkatan kualitas
1) Kebijakan dan strategi penurunan kesehatan, peningkatan kualitas lingkungan
kemiskinan dan kelaparan; dan tentunya juga peningkatan pertumbuhan
2) Kebijakan dan strategi pencapaian ekonomi yang tujuannya adalah percepatan
pendidikan dasar untuk semua; dalam mewujudkan kesejahteraan
3) Kebijakan peningkatan kesetaraan masyarakat Indonesia.
gender dan pemberdayaan perempuan; Ditinjau dari target waktu yang telah
4) Kebijakan dan strategi penurunan disepakati dalam pencapaian target MDGs
kematian anak; (2015), berarti kurang dari 1 (satu) tahun
5) Kebijakan dan strategi peningkatan lagi waktu yang tersedia. Untuk itu Negara
kesehatan ibu; Indonesia sebagai salah satu negara anggota
6) Kebijakan dan strategi pengendalian PBB, memiliki dan ikut melaksanakan
penyakit menular; dan komitmen tersebut, melaksanakan berbagai
7) Kebijakan dan strategi dalam menjamin program dan kegiatan yang bertujuan untuk
kelestarian lingkungan hidup. mencapai target MDGs dalam upaya
Dengan mengacu RPJMN, target dan menyejahterakan masyarakat. Tujuan
indikator MDGs diadaptasi dalam rencana pembangunan milenium ini dapat dijadikan
pembangunan daerah oleh pemerintah pemacu dan semangat untuk melakukan
provinsi dalam RPJMD dan Renstra SKPD upaya yang lebih baik dalam penanganan
di tingkat provinsi. Pemerintah provinsi permasalahan yang terkait dengan
hendaknya juga memfasilitasi pemerintah pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
kabupaten/kota untuk dan RKPD SasaranMDGs urutan pertama, yaitu
kabupaten/kota. Hal ini dimaksudkan agar penanggulangan kemiskinan dan kelaparan,
setiap kebijakan, program, dan kegiatan target yang harus dicapai adalah
SKPD kabupaten/kota dapat benar-benar pengurangan penduduk miskin sebesar 50%
mendukung pencapaian MDGs di tingkat sampai tahun 2015. Kemiskinan di
provinsi. Indonesia saat ini telah berkurang secara
signifikan semenjak era reformasi.Menurut
3. Pembahasan data Susenas BPS, tingkat kemiskinan di
Indonesia baik secara kuantitas maupun
3.1. Arahan Kebijakan proporsi telah berkurang secara signifikan
Intruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 pada periode 2004-2012. Pada Februari
tentang Program Pembangunan yang 2004, terdapat 36,10 juta atau 16,66%
Berkeadilan, dimana pemerintah perlu untuk penduduk Indonesia yang masih miskin.
mengambil langkah-langkah yang Jumlah ini berkurang dan pada Maret 2011
diperlukan sesuai kewenangan masing- menjadi 30,02 juta atau 12,49% dari total
masing dalam rangka pelaksanaan program- populasi Indonesia. Data BPS terakhir per

20
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

September 2013 menunjukkan terdapat sehingga diharapkan tujuan tujuan


28,59 juta atau 11,66% dari total penduduk pembangunan millenium (Millennium
di Indonesia. Selain target pada MDGs, Development Goals (MDGs) tahun 2015
Indonesia memiliki target pada RPJMN tercapai. Sebagaimana diketahui bahwa
dimana pada akhir 2012 berada pada kisaran tujuan pembangunan millennium
10,5%-11,5%. (Millennium Development Goals (MDGs)
Program percepatan penanggulangan adalahupaya untuk memenuhi hak-hak dasar
kemiskinan di Indonesia dilakukan dengan kebutuhan manusia melalui komitmen
sinergisitas program kerja baik di tingkat bersama antara 189 negara anggota PBB
pusat maupun daerah. Program untuk melaksanakan 8 (delapan) tujuan
penanggulangan kemiskinan saat ini dibagi pembangunan millenium, yaitu (1)
dalam beberapa Cluster: Cluster (1) menanggulangi kemiskinan dan kelaparan,
Bantuan Langsung Masyarakat (BLM). (2) mencapai pendidikan dasar untuk semua,
Cluster ini meliputi Bantuan Operasional (3) mendorong kesetaraan gender dan
Sekolah (BOS), Jaminan Kesehatan pemberdayaan perempuan, (4) menurunkan
Masyarakat (Jamkesmas), Beras bagi angka kematian anak, (5) meningkatkan
Rakyat Miskin (Raskin), Program Keluarga kesehatan ibu, (6) memerangi penyebaran
Harapan (PKH). Tujuan Cluster 1 adalah HIV/AIDS, malaria dan penyakit
untuk mengurangi kemiskinan dan menularnya lainnya, (7) Kelestarian Hidup
meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta (8) kemitraan global dalam
terutama kelompok miskin. pembangunan. Delapan sasaran tersebut
Cluster (2) adalah Program Nasional sebagai satu paket tujuan terukur untuk
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) pembangunan dan pengentasan kemiskinan.
Mandiri. Tujuan PNPM Mandiri adalah Misalkan: Penerapan bantuan penjaminan
meningkatkan kesejahteraan dan kredit usaha rakyat (KUR) telah banyak
kesempatan kerja masyarakat miskin secara membantu masyarakat untuk memulai usaha
mandiri.Cluster (3) Kredit Usaha Rakyat mikro dalam rangka peningkatan
(KUR) adalah kredit usaha rakyat yang pendapatan keluarga. Upaya penurunan
diberikan kepada masyakarat miskin tanpa kemiskinan ini juga didukung berbagai
agunan untuk jumlah tertentu. Tujuan untuk upaya dari lembaga masyarakat (CSO).
memberikan akses dan penguatan ekonomi Berdasarkan kecenderungan penurunan
bagi pelaku usaha berskala mikro dan kemiskinan serta dengan adanya upaya-
kecil.Aspek penting dalam penguatan adalah upaya tersebut di atas, sasaran MDGs (USD
memberikan akses seluas-luasnya kepada 1,00 PPP) yang sudah dicapai pada tahun
masyarakat miskin untuk dapat berusaha 2008, diharapkan dapat terus dipertahankan
dan meningkatkan kualitas hidupnya. bahkan diturunkan.
Pada tahun 2011 pemerintah melaksanakan Pada 1998, terjadi pembenahan kemiskinan
satu Cluster yaitu Cluster keempat. Cluster melalui: biaya pendidikan yang semula
ini meliputi: (1) Penyediaan Rumah Sangat hanya menghitung biaya pendidikan SD,
Murah, (2) Kendaraan Angkutan Umum ditingkatkan menjadi biaya pendidikan
Murah, (3) Air Bersih untuk Rakyat, (4) SMP; biaya perawatan kesehatan yang
Peningkatan Kehidupan untuk Nelayan, (5) semula menggunakan standar biaya
Peningkatan Kehidupan Masyarakat Pinggir puskesmas, meningkat menjadi biaya
Perkotaan. Cluster 4 ini dalam rangka perawatan oleh dokter umum; demikian pula
penanggulangan kemiskinan dan tentunya biaya transpor yang semula hanya
pencapaian tujuan pembangunan millenium mencakup biaya transpor dalam kota
(Millennium Development Goals (MDGs), ditingkatkan menjadi biaya transpor antar

21
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

kota sesuai dengan perkembangan pola Menyempurnakan dan meningkatkan


pergerakan (mobilitas) penduduk. efektivitas pelaksanaan program yang
Akibatnya, garis kemiskinan meningkat dan berbasis pemberdayaan masyarakat melalui
jumlah penduduk di bawah garis kemiskinan PNPM Mandiri. Upaya ini dilakukan dengan
bertambah. meningkatkan kualitas kelembagaan di
Kebijakan yang harus dilakukan untuk tingkat masyarakat yang telah terbentuk
menanggulangi masalah kemiskinan adalah sehingga semakin mampu untuk terlibat
berupa: dalam proses pembangunan, serta dengan
1. Meningkatkan iklim usaha yang meningkatkan integrasi proses
kondusif di daerah, untuk pemberdayaan masyarakat kedalam proses
meningkatkan kesempatan usaha pembangunan yang berlangsung.
dan ekonomi dalam rangka Meningkatkan akses usaha mikro dan kecil
peningkatan pendapatan dan daya kepada sumberdaya produktif yang
beli masyarakat; dilakukan dengan melanjutkan dukungan
2. Meningkatkan efektivitas penjaminan untuk Kredit Usaha Rakyat
penyelenggaraan bantuan dan (KUR), agar akses usaha mikro dapat terus
jaminan sosial, termasuk diperluas, serta peningkatan kualitas
peningkatan jumlah dan kapasitas pelaksanaan KUR, dengan meningkatkan
sumber daya manusia, seperti jangkauan pelayanan pembiayaan bagi
tenaga lapangan yang terdidik dan koperasi dan UKM serta meningkatkan
terlatih serta memiliki kemampuan kapasitas dan pelayanan lembaga keuangan
dalam penyelenggaraan pelayanan bukan bank, dan revitalisasi sistem
kesejahteraan sosial; pendidikan dan pelatihan perkoperasian.
3. Meningkatkan akses masyarakat Untuk itu perlu ada peningkatkan
miskin terhadap layanan kebutuhan sinkronisasi dan efektivitas koordinasi
dasar (indikator kemiskinan non penanggulangan kemiskinan serta
pendapatan) misalnya pada harmonisasi antar pelaku.Adanyaupaya: (i)
kecukupan pangan (kalori), layanan peningkatan koordinasi dan sinkronisasi
kesehatan, air bersih dan sanitasi melalui Tim Nasional Percepatan
yang masih rendah, dan cukup Penanggulangan Kemiskinan; (ii)
timpang antar golongan pendapatan; peningkatan peran TKPKD dalam
4. Mengoptimalkan pelibatan koordinasi program-program
masyarakat terutama masyarakat penanggulangan kemiskinan untuk
miskin dalam pelaksanaan program- percepatan penurunan kemiskinan di daerah,
program penanggulangan termasuk pemeliharaan dan penggunaan
kemiskinan; data kemiskinan yang konsisten dan akurat
5. Terjadinya kesenjangan kemiskinan secara kontinyu baik untuk perencanaan,
antar provinsi dan antar kelompok pelaksanaan dan monitoring program-
pendapatan yang memerlukan program penanggulangan kemiskinan di
penanganan yang berbeda antara daerah; (iii) memperkuat kemandirian desa
Jawa/Bali dengan luar Jawa/Bali; dalam pemerintahan, pembangunan dan
6. Masih banyaknya rumah tangga kemasyarakatan; dan (iv) penanganan
yang rentan terhadap gejolak kantung-kantung kemiskinan terutama yang
ekonomi dan sosial (bencana alam, berada di daerah tertinggal, terdepan dan
gangguan iklim dan konfl ik sosial) terluar, termasuk pembangunan sarana dan
yang masuk kedalam kelompok prasarana dasar dan pendukung (meliputi
rumah tangga hampir miskin. listrik, air, jalan penghubung antarpulau) di

22
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

pulau-pulau kecil dan pulau-pulau kecil mendapatkan pelayanan pendidikan,


terluar. kesehatan, air bersih dan sanitasi, serta
Peningkatan upaya di daerah juga dilakukan pangan dan gizi yang akan membantu
dengan meningkatkan kapasitas dan rencana mengurangi biaya yang harus dikeluarkan.
mempercepat pencapaian Tujuan Terkait dengan pemberdayaan kelompok
Pembangunan Milenium pada 2015 dengan masyarakat miskin sangatlah diperlukan
membantu Pemerintah Daerah menyusun dalam rangka memperlakukan penduduk
Rencana Aksi Daerah dalam mencapai miskin tidak semata-mata sebagai obyek
Tujuan Pembangunan Millenium (RAD pembangunan, tetapi bagaimana agar
MDG). Forum TKPKD antar provinsi dan penduduk miskin tersebut dapat berupaya
antar kabupaten akan ditingkatkan pula keluar dari kemiskinan dan tidak jatuh
untuk menjadi forum pembelajaran kembali ke dalam kemiskinan. dan
pengalaman sukses dan penggunaan inovasi pembangunan yang inklusif dimaksudkan
lokal serta kebijakan lokal (local wisdom) di bahwa pembangunan harus melibatkan dan
berbagai daerah. memberikan kepada seluruh masyarakat.
Pencapaian tujuan MDGs membutuhkan Pertumbuhan ekonomi harus mampu
dana yang sangat besar, partisipasi dan menciptakan lapangan kerja produktif dalam
kerjasama seluruh komponen bangsa baik di jumlah besar dan diharapkan dapat
tingkat nasional maupun lokal menjadi memberikan peningkatan pendapatan,
penentu MDGs. Masyarakat sipil, kalangan peningkatan taraf hidup dan pengurangan
swasta, organisasi kemasyarakatan, media angka kemiskinan.
dan akademisi/perguruan tinggi hendaknya
dapat meningkatkan peran guna membantu 3.3. Implementasi Program
pemerintah dalam mendukung pencapaian Penanggulangan Kemiskinan
MDGs, terutama dalam pengurangan angka Berbasis Keluarga
kemiskinan. Program Penanggulangan Kemiskinan
Tanpa MDGs, masyarakat miskin di berbasis Keluarga atau sering disebut
perkotaan/di perdesaan termasuk di pelosok dengan Klaster Satu, telah digulirkan
Indonesia telah berupaya mencari solusi banyak program seperti : Program Beras
hidupnya dengan cara-cara mereka sendiri. untuk Keluarga Miskin (Raskin), Program
Jaminan Kesehatan Masyarakat
3.2. Prinsip Utama (Jamkesmas), Program Beasiswa Pendidikan
Penanggulangan Kemiskinan untuk Keluarga Miskin (Bantuan Siswa
Penanggulangan kemiskinan harus Miskin-BSM), Program Keluarga Harapan
dilakukan dengan mempertimbangkan (PKH) dan program sejenis lainnya. Semua
empat prinsip utama penanggulangan program tersebut telah digulirkan beberapa
kemiskinan yang komprehensif yaitu : tahun lalu berdasarkan PPLS 2008 dan
Memperbaiki Program Perlindungan Sosial, mulai tahun 2011 telah diperbaharui dengan
Meningkatkan Akses Pelayanan Dasar, hasil PPLS 2011. Dengan pembaharuan ini
Memberdayakan Kelompok Masyarakat menyebabkan timbul beberapa
Miskin dan Pembangunan yang Inklusif. permasalahan di lapangan terutama bagi
Tujuan dari program perlindungan sosial Kabupaten/Kota yang menurun kuotanya
adalah untuk melindungi mereka yang tidak yang sebenarnya berarti bahwa Jumlah
miskin agar tidak menjadi miskin dan Keluarga Miskinnya berkurang. Namun bias
mereka yang sudah miskin agar tidak pelaksanaan sebenarnya telah terjadi
menjadi lebih miskin. Selanjutnya beberapa tahun lalu juga, Program Beras
peningkatan akses pelayanan dasar untuk Keluarga Miskin (Raskin) yang
bertujuan agar penduduk miskin tetap mestinya satu KK miskin mendapatkan

23
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

alokasi 15 kg namun dalam prakteknya anaknya dapat menyelesaikan pendidikan


masih dijumpai “Rasta” artinya alokasi dasar 9 tahun atau tamat SMP. Ini lah yang
beras miskin di desa itu dibagi merata untuk diusulkan dengan nama PKH Plus, dan
warganya. Selain itu terkait dengan disini tentunya dituntut pembekalan yang
Jamkesmas masih dijumpai banyak keluarga kuat bagi konsultan pendamping agar benar-
yang belum mendapatkan kuota Jamkesmas benar hasil verifikasi di lapangan benar-
tersebut meskipun kuota yang ada sudah benar dapat dipertanggungjawabkan dan
hampir atau lebih dua kali lipat dari jumlah memang benar-benar program tersebut dapat
penduduk miskin di Kabupaten/Kota, tepat sasaran dan tepat manfaat. Selanjutnya
sehingga Kabupaten/Kota harus kunci keberhasilan program ini tentunya
mengalokasikan kuota tambahan dengan harus didukung semua pihak termasuk
kemasan Jamkesda atau sejenisnya untuk masyarakat untuk bisa menerima hasil
menanggulangi komplain dari masyarakat obyektif survey lapangan dan mau
miskin di daerahnya dengan alokasi dari menerima apa adanya jika memang hasil
APBD Kabupaten/Kota itu. Selanjutnya pendataan tidak termasuk Rumah Tangga
untuk alokasi beasiswa pendidikan untuk Miskin, sehingga alokasinya memang benar-
Keluarga Miskin (BSM) masih juga benar bagi yang memerlukan. Ingat bahwa
dijumpai ketidaktepatan sasaran di tangan di atas lebih baik daripada tangan
lapangan. yang di bawah.
Stategi Penyelesaian (Solusi). Dari
beberapa permasalahan yang muncul di atas, 3.4. Penanggulangan
maka menurut hemat penulis terkait dengan Kemiskinan Di Jawa Tengah.
Program Penanggulangan Kemiskinan Dalam sepanjang 2003-2013, pertumbuhan
berbasis Keluarga ini sebaiknya ekonomi berhasil mengangkat 8,75 juta
diintegrasikan menjadi satu Program yaitu orang dari garis kemiskinan. Pada 2003,
dengan Konsep Program Keluarga Harapan angka kemiskinan mencapai 37,30 juta jiwa
(PKH) yang diperluas. Artinya kalau selama dan turun menjadi 28,55 juta pada 2013. Hal
ini PKH diperuntukkan bagi Rumah Tangga ini menunjukan pertumbuhan positif atau
Sangat Miskin (RTSM) maka diperluas cukup menggembirakan, tetapi belum
tidak hanya RTSM saja namun termasuk memuaskan.
juga untuk Rumah Tangga Miskin (RTM) Program Penanggulangan Kemiskinan baik
namun dengan catatan bahwa untuk di Indonesia pada umumnya maupun di
program Raskin, BSM, Jamkesmas dan Provinsi Jawa Tengah pada khususnya tetap
program sejenisnya telah diintegrasikan merupakan salah satu program yang
dimasukkan dalam Program Keluarga mendesak untuk dilakukan. Berdasarkan
Harapan ini atau kalau boleh diusulkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS,
dengan nama Program Keluarga Harapan September 2013) jumlah penduduk miskin
Plus. Jadi kalau memang dalam salah satu di Provinsi Jawa Tengah sebanyak
Rumah Tangga memang hasil Verifikasi 4.704.870 jiwa atau 14,44 % dari total
konsultan pendamping termasuk dalam penduduk Jawa Tengah.Sudah banyak
Rumah Tangga Sangat Miskin atau Rumah program penanggulangan kemiskinan yang
Tangga Miskin maka alokasi bantuan yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat maupun
akan diberikannya sudah dihitung dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Di tahun
cermat agar Keluarga tersebut tetap 2013 Pemerintah melaksanakan program
mendapatkan jaminan kesehatan, jaminan Percepatan dan Perluasan Perlindungan
terhadap kebutuhan pokoknya (beras) dan Sosial (P4S) dan Program Khusus lainnya
jaminan pendidikan sampai minimal anak- dalam upaya menanggulangi permasalahan
kemiskinan yang muncul akibat adanya

24
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

pengurangan subsidi Bahan Bakar Minyak untuk bersekolah kembali;


(BBM). membantu siswa miskin memenuhi
Program P4S yang dilaksanakan berupa kebutuhan personal dalam kegiatan
yang terdiri dari Raskin, Bantuan siswa pendidikan dan mendukung
Miskin dan Program Keluarga penuntasan wajib belajar pendidikan
Harapan.Sedangkan Program khusus lainnya dasar sembilan tahun dan
berupa Bantuan Langsung Sementara pendidikan menengah universal.
Masyarakat (BLSM) dan Program Sedangkan manfaat dari
Percepatan dan Perluasan Pembangunan dilaksanakannya program BSM ini
Infrastruktur (P4I).Untuk Provinsi Jawa adalah anak miskin dapat tetap
Tengah pelaksanaan Program P4S dan mengakses pelayanan pendidikan
program khusus lainnya di tahun 2013 terutama dalam penuntasan wajib
dilaksanakan sebagai berikut: belajar pendidikan dasar 9 tahun
a. Raskin, Tujuan diberikannya dan pendidikan menengah universal.
Raskin adalah untuk Mengurangi Sasaran program BSM di Provinsi
beban pengeluaran RumahTangga Jawa Tengah adalah 1.040.400
Sasaran (RTS) melalui pemenuhan siswa SD, 398.300 siswa SMP dan
sebagian kebutuhan pangan pokok 176.200 siswa SMA.
dalam bentuk beras. Sasaran c. Program Keluarga Harapan
Program RASKIN di Jateng Tahun (PKH), PKH adalah program
2013 adalah berkurangnya beban pemberian bantuan tunai kepada
pengeluaran 2.482.157 RTS rumah tangga sangat miskin
berdasarkan data PPLS-11 BPS berdasarkan persyaratan dan
yang dikelola dalam Basis Data ketentuan yang telah ditetapkan
Terpadu TNP2K dalam mencukupi dengan melaksanakan kewajiban.
kebutuhan pangan beras melalui Tujuan dari pelaksanaan program
pendistribusian beras bersubsidi PKH ini adalah mengurangi angka
sebanyak 180 Kg/RTS/tahun atau dan memutus rantai kemiskinan;
setara dengan 15 kg/RTS/bulan meningkatkan status kesehatan ibu
dengan harga tebus Rp1.600,00/kg dan anak di Indonesia; dan
netto di Titik Distribusi (TD). meningkatkan akses dan kualitas
b. Bantuan Siswa Miskin (BSM). pelayanan pendidikan dan
BSM adalah bantuan dari kesehatan. Sedangkan manfaat dari
Pemerintah berupa sejumlah pelaksanaan program PKH ini
bantuan personal yang diberikan adalah memberikan tambahan
secara langsung kepada siswa dari pendapatan income effect; memutus
semua Jenjang Pendidikan (SD/MI, tali rantai kemiskinan melalui price
SMP/MTs, SMA/SMK/MA) yang effect dan insurance effect;
berasal dari keluarga miskin dan mengurangi pekerja anak;
rentan miskin sesuai dengan kriteria meningkatkan pelayanan publik dan
yang telah ditetapkan. Tujuan percepatan pencapaian MDGs.
dilaksanakannya program BSM ini Sasaran atau lokasi pelaksanaan
adalah menghilangkan halangan Program Keluarga Harapan (PKH)
bagi siswa miskin untuk di Provinsi Jawa Tengah meliputi
memperoleh akses layanan 24 Kabupaten/Kota yaitu: Kab.
pendidikan; mencegah angka putus Cilacap, Brebes, Wonogiri,
sekolah & menarik siswa miskin Pemalang, Sragen, Semarang,

25
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

Rembang, Karanganyar, Purworejo, Realisasi pencairan BLSM tahap I


Magelang, Temanggung, Demak, di Provinsi Jawa Tengah sebanyak
Tegal, Kendal, Banyumas, Klaten, 2.470.375 RTS dengan jumlah
Sukoharjo, Pati, Kudus, Batang, nominal sebesar Rp.
Pekalongan, Kota Pekalongan, Kota 741.112.500.000,- (Tujuh ratus
Salatiga dan Kota Semarang dengan empat puluh satu milyar seratus dua
total realisasi Rp. 728.984.724.000,- belas juta lima ratus ribu rupiah).
(Tujuh ratus dua puluh delapan Sedangkan untuk realisasi BLSM
milyar sembilan ratus delapan puluh Tahap II sebanyak 2.466.850 RTS
empat juta tujuh ratus dua puluh dengan nominal Rp.
empat rupiah) dengan sasaran 740.055.000.000,- (Tujuh ratus
415.720 RTSM. empat puluh milyar lima puluh lima
d. Bantuan Langsung Sementara juta rupiah). Adanya sisa realisasi
Masyarakat (BLSM). BLSM yang tidak dicairkan diantaranya
merupakan bantuan tunai langsung disebabkan karena proses pendataan
sementara untuk membantu yang tidak tepat sasaran, dan adanya
mempertahankan daya beli Rumah perubahan sasaran, yang awalnya di
Tangga Miskin dan rentan agar tahap I masuk dalam RTS kemudian
terlindungi dari dampak kenaikan setelah mendapatkan BLSM taraf
harga akibat penyesuaian harga kehidupannya menjadi meningkat.
BBM Mekanisme pembayaran Selain program-program tersebut,
BLSM dibagi menjadi 2 kali yaitu Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui
pembayaran pertama pada bulan Dinas Sosial sudah melaksanakan program
Juni – Juli 2013 sebesar Rp 300.000 penanggulangan kemiskinan di Provinsi
dan pembayaran ke dua pada bulan Jawa Tengah yang dilaksanakan dengan
September 2013 sebesar Rp 300.000 alokasi dana dari Anggaran Pendapatan
melalui PT.Pos Indonesia dimana Belanja Daerah (APBD) maupun Anggaran
dalam pelaksanaannya melibatkan Belanja Pendapatan Negara (APBN). Untuk
Tenaga Kesejahteraan Sosial tahun 2014, program penanggulangan
Kecamatan (TKSK). Manfaat dari kemiskinan yang dilakukan oleh Dinas
dilaksanakannya program BLSM ini Sosial Provinsi Jawa Tengah adalah:
adalah untuk meringankan beban a. Program Peningkatan Kemampuan
Rumah Tangga Miskin dalam dan Ketrampilan Keluarga Rawan
memenuhi kebutuhan hidup, Sosial Ekonomi (PKK-KRSE)
transportasi dan keperluan lain dan sebanyak 3.500 KK (350 KUBE)
merupakan solusi jangka pendek yang tersebar di 17 Kabupaten/Kota
untuk menhindarkan masyarakat di Jawa Tengah (Kota Semarang,
miskin dari menjual aset, berhenti Kab. Grobogan, Kab. Blora, Kab.
sekolah dan mengurangi konsumsi Jepara, Kab. Boyolali, Kab. Klaten,
makanan yang bergisi. Sasaran Kab. Wonogiri, Kab. Karanganyar,
pelaksanaan program BLSM di Kab. Pati, Kab. Banjarnegara, Kab.
Provinsi Jawa Tengah sebanyak Banyumas, Kab. Cilacap, Kab.
2.482.157 RTS dengan jumlah Kebumen, Kab. Pemalang, Kab.
nominal Rp. 744.647.100.000 Kendal, Kab. Pekalongan dan Kab.
(Tujuh ratus empat puluh empat Brebes) dengan anggaran Rp.
milyar enam ratus empat puluh 4.250.000.000,- (Empat milyar dua
tujuh juta seratus ribu rupiah). ratus lima puluh juta rupiah) dari

26
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

APBD Provinsi Jawa Tengah. Dari Meningkatnya anggaran dan kegiatan


3.500 KK calon penerima manfaat kemiskinan tidak sebanding dengan
akan dibentuk Kelompok Usaha penurunan kemiskinan.Di satu sisi, politik
Bersama (KUBE) dengan perincian anggaran baik di Pusat maupun Daerah
240 KUBE KRSE dan 110 KUBE belum mendukung program penanggulangan
WRSE. kemiskinan karena adanya kendala dalam
b. Program penanganan fakir miskin menetapkan sasaran penanggulangan
melalui kegiatan Pemberdayaan kemiskinan karena adanya kendala dalam
Sosial Komunitas Adat Terpencil menetapkan sasaran penanggulangan
(PS-KAT) sebanyak 200 KK (20 kemiskinan.Sementara itu juga terdapat
KUBE) yang tersebar di 5 kendala yang muncul dari masyarakat
Kabupaten yang meliputi miskin itu sendiri, terkait dengan pola pikir,
Kabupaten Grobogan, Kabupaten perilaku dan budaya yang tidak mendukung
Blora, Kabupaten Sragen, perubahan.Sikap mental yang tidak mau
Kabupaten Kendal dan Kabupaten berubah ini menjadi tantangan
Wonosobo dengan anggaran sebesar utama.Pembangunan pola pikir dan sikap
Rp. 400.000.000,- (empat ratus juta mental ini merupakan salah satu langkah
rupiah). yang sangat penting dalam upaya
c. Penanggulangan Kemiskinan penanggulangan kemiskinan.Maka dalam
Perdesaan dengan jumlah nominal konsep kebijakan penanggulangan
Rp. 3.377.000.000,- (Tiga milyar kemiskinan, pemberdayaan perlu menjadi
tiga ratus tujuh puluh tujuh juta pendekatan utama dengan menguatamakan
rupiah) dengan sasaran 1.200 orang konsep kemandirian.Penanggulangan
yang tergabung dalam 120 KUBE kemiskinan sebaiknya tidak mengandalkan
yang akan mendapat fasilitasi pemberian langsung seperti Raskin dan
bantuan @ Rp. 20.000.000,- (Dua BLSM, namun lebih mengutamakan unsur
puluh juta rupiah) dengan lokasi produktif yang tepat sasaran dan spesifik
kegiatan di Kabupaten yang salah satunya bisa dilakukan melalui
Temanggung, Purworejo, Blora dan fasilitasi Usaha Ekonomi Produktif (UEP)
Jepara. melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE).
d. Penanggulangan Kemiskinan Kunci keberhasilan penanggulangan
Perkotaan dengan jumlah nominal kemiskinan dengan konsep peningkatan
Rp. 2.350.520.000,- (Dua milyar produktivitas ini adalah tersedianya pasar
tiga ratus lima puluh juta lima ratus bagi produk-produk masyarakat miskin
dua puluh ribu rupiah) dengan tersebut. Untuk melaksanakan program
sasaran 800 orang Dari sisi penanggulangan kemiskinan yang
kebijakan, banyak kebijakan yang terintegrasi untuk menuju masyarakat Jawa
dikeluarkan antar kementerian dan Tengah yang semakin sejahtera, berdikari
antar dinas yang sama-sama dan hebat, perlu dukungan dari berbagai
bertujuan untuk menanggulangi pihak, terutama dukungan dari Pimpinan
kemiskinan tidak sinergis. Pada sisi Daerah dan adanya sinergitas antara
konsep dan implementasi, program Pemerintah, Potensi Sumber Kesejahteraan
penanggulangan kemiskinan yang Sosial (PSKS), Koperasi, Dunia Usaha,
dibuat sering tidak tepat sasaran Perguruan Tinggi dan Organisasi
serta tidak adanya evaluasi terhadap Sosial/Lembaga Swadaya Masyarakat di
keberhasilan program tersebut. Jawa Tengah.

27
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

3.5. Dari Millenium penduduk tanpa akses air bersih, eliminasi


Development Goals ketimpangan gender dalam pendidikan
(MDGs)menuju Sustainable primer pada 2015, dan perbaikan kehidupan
Development Goals (SDGs) di seratus juta permukiman kumuh pada
Belum terasa lama MDGs digagas yaitu 2020 berhasil dicapai lebih cepat, yaitu di
pada September 2000, di United Nations 2010. UNDP juga mencatat adanya capaian
Millennium Summit, dimana pemimpin global terhadap beberapa tujuan, seperti
dunia menyepakati tentang delapan tujuan Tujuan Pembangunan Milenium 2, 4, 6, dan
pembangunan global yang spesifik dan 7.
terukur yang disebut Millenium Menurut ADB, sejumlah negara di Asia juga
Development Goals (MDGs). Tujuh goals mengalami kemajuan dalam mencapai
yang pertama fokus pada pemberantasan tujuan pembangunan millennium. Jumlah
kemiskinan ekstrim dan kelaparan, penduduk miskin mengalami penurunan
mencapai pendidikan dasar universal, secara signifikan di Malaysia, Vietnam dan
mempromosikan kesetaraan gender dan Cina. Di Thailand dan Malaysia, kebijakan
pemberdayaan perempuan, mengurangi jangka panjang untuk mengatasi kemiskinan
angka kematian anak; meningkatkan ditambah dengan perhatian mereka terhadap
kesehatan ibu, memerangi HIV / AIDS, lingkungan telah membuat negara-negara
malaria dan penyakit lainnya, dan tersebut berada di jalur pertumbuhan yang
memastikan kelestarian lingkungan. berkelanjutan. Tetapi tidak begitu halnya
Sedangkan tujuan kedelapan menyerukan dengan Indonesia, negara yang dengan
pembentukan sebuah kemitraan global untuk keragaman hayati di dalam hutan hujannya
pembangunan, dengan target untuk tetapi risorsis yang terkandung di dalamnya
pemberian bantuan, perdagangan, dan tidak dikelola secara berkelanjutan dan adil.
penghapusan utang. Program Millenium Development Goals
Namun mendekati Tahun 2015, dunia global (MDGs) bakal diteruskan dengan
akan mengalami transformasi pembangunan Suistanable Development Goals (SDGs).
global dari Millenium Development Goals MDGs akan berakhir pada 2015, namun
(MDGs) ke Sustainable Development Goals hingga kini belum ada konsep final yang
(SDGs).Pergeseran dari MDGs ke SDGs akan meneruskan program MDGs. Untuk
bukan berarti tujuan yang terdapat di dalam itu, ilmuwan dan berbagai kalangan
MDGs gagal tercapai. Justru sebaliknya, berusaha mendalami konsep SDGs sebagai
banyak catatan dunia yang mengungkapkan penerus MDGs.
keberhasilan di berbagai Negara. Mengutip MDGs memiliki delapan program pokok,
penelitian Miss Clark dan Thorning- yakni memberantas kemiskinan dan
Shmidt, misalnya, melaporkan bahwa kelaparan ekstrem; mencapai pendidikan
terdapat kemajuan yang luar biasa yang dasar universal, mempromosikan kesetaraan
dialami negara-negara miskin yang berada gender dan pemberdayaan perempuan;
di peringkat IPM (Indeks Pembangunan mengurangi angka kematian anak;
Manusia) terendah. Dalam 40 tahun meningkatkan kesehatan ibu; memerangi
terakhir, negara-negara yang berada di 25 HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya;
persen peringkat terbawah mengalami menjamin kelestarian lingkungan; serta
perbaikan IPM sampai 82%.LaporanIMF mengembangkan global partnership untuk
dalam the 2013 Global Monitoring Report pembangunan.
juga menjelaskan tren positif dalam Namun, program MDGs akan segera
pencapaian MDGs. Pengurangan separo berakhir. Jadi, sangat penting memikirkan
penduduk miskin dunia, pengurangan separo konsep yang jelas mengenai penerus

28
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

program MDGs. Berkaitan dengan SDGs, ia 4. Kesimpulan


mengatakan, semua pihak sebaiknya belajar Pada tahun 1970an Indonesia merupakan
dari pelaksanaan MDGs.MDGs memiliki salah satu negara termiskin di asia. Pada
konsep jelas dan indikator pencapaian tahun 1976, 54 juta penduduk Indonesia
terukur. Sejalan dengan kebutuhan (40% dari seluruh populasi) masuk ke dalam
masyarakat dan program MDGs yang kategori miskin.Pada periode 1980-1990an
aplikatif dan dapat merupakan periode pertumbuhan ekonomi
diimpelementasikanpemerintah daerah yang tinggi. Pertumbuhan ekonomi yang
berperan sangat penting dalam tinggi berhubungan erat dengan penurunan
melaksanakan program MDGs. Ada angka kemiskinan secara drastis dimana
pedoman jelas untuk mencapai MDGs jumlah penduduk miskin turun hampir 50%
sebagai referensi utama yang digunakan dari 40 juta jiwa menjadi 22 juta jiwa pada
pemangku kepentingan dalam perencanaan, tahun 1981 s/d 1996.Pada tahun 2010
pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi jumlah penduduk miskin berjumlah 31,02
percepatan MDGs. Apalagi, advokasi juta jiwa atau sekitar 13.33% dan angka
dilakukan bersama negara-negara maju yang kemiskinan bulan Maret tahun 2009
tergabung dalam G-10. berjumlah 32.53 juta atau sekitar 14.15%
Kendalayang dialami berupa beban (BPS). Data BPS terakhir per September
keuangan negara untuk mendanai sektor 2013 menunjukkan terdapat 28,59 juta atau
sosial, seperti pendidikan dan kesehatan. 11,66% dari total penduduk di Indonesia
Pada saat yang sama, negara harus Kemiskinan di Indonesia saat ini telah
membayar pinjaman internasional. berkurang secara signifikan semenjak era
Komitmen dari pemerintah daerah untuk reformasi.Program percepatan
melaksanakan MDGs juga masih penanggulangan kemiskinan di Indonesia
kurang.SDGs fokus kepada gagasan dilakukan dengan sinergisitas program kerja
kesejahteraan sosial atau perbaikan kualitas baik di tingkat pusat maupun daerah.
hidup.Hal itu juga berarti mempertahankan Program penanggulangan kemiskinan saat
pencapaian MDGs melalui program- ini dibagi dalam beberapa Cluster: Cluster
program kesejahteraan sosial.Ia (1) Bantuan Langsung Masyarakat (BLM).
menegaskan, kesejahteraan merupakan Cluster ini meliputi Bantuan Operasional
kebutuhan semua orang dan kebutuhan Sekolah (BOS), Jaminan Kesehatan
negara. Untuk itu, kesejahteraan harus Masyarakat (Jamkesmas), Beras bagi
diusahakan setahap demi setahap. Rakyat Miskin (Raskin), Program Keluarga
SDGs juga harus mengutamakan Harapan (PKH). Tujuan Cluster 1 adalah
keberlanjutan lingkungan, dengan untuk mengurangi kemiskinan dan
mengutamakan pengembangan ekonomi meningkatkan kualitas sumber daya manusia
hijau, ekosistem yang berharga untuk masa terutama kelompok miskin.
depan, nilai-nilai lingkungan pendidikan Cluster (2) adalah Program Nasional
dasar, lingkungan dan/atau pengelolaan Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
sumber daya alam, serta masyarakat miskin Mandiri. Tujuan PNPM Mandiri adalah
setempat berorientasi bisnis dasar sumber meningkatkan kesejahteraan dan
daya alam.Dengan demikian harus semakin kesempatan kerja masyarakat miskin secara
menguatkan antara kemitraan global dan mandiri.Cluster (3) Kredit Usaha Rakyat
kemitraan publik-swasta-orang untuk (KUR) adalah kredit usaha rakyat yang
mempercepat kesejahteraan social. diberikan kepada masyakarat miskin tanpa
agunan untuk jumlah tertentu. Tujuan untuk
memberikan akses dan penguatan ekonomi

29
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

bagi pelaku usaha berskala mikro dan mencapai pendidikan dasar universal,
kecil.Aspek penting dalam penguatan adalah mempromosikan kesetaraan gender dan
memberikan akses seluas-luasnya kepada pemberdayaan perempuan, mengurangi
masyarakat miskin untuk dapat berusaha angka kematian anak; meningkatkan
dan meningkatkan kualitas hidupnya. kesehatan ibu, memerangi HIV / AIDS,
Pada tahun 2011 pemerintah melaksanakan malaria dan penyakit lainnya, dan
satu Cluster yaitu Cluster keempat. Cluster memastikan kelestarian lingkungan.
ini meliputi: (1) Penyediaan Rumah Sangat Sedangkan tujuan kedelapan menyerukan
Murah, (2) Kendaraan Angkutan Umum pembentukan sebuah kemitraan global untuk
Murah, (3) Air Bersih untuk Rakyat, (4) pembangunan, dengan target untuk
Peningkatan Kehidupan untuk Nelayan, (5) pemberian bantuan, perdagangan, dan
Peningkatan Kehidupan Masyarakat Pinggir penghapusan utang.
Perkotaan. Cluster 4 ini dalam rangka Namun mendekati Tahun 2015, dunia global
penanggulangan kemiskinan dan tentunya akan mengalami transformasi pembangunan
pencapaian tujuan pembangunan millenium global dari Millenium Development Goals
(Millennium Development Goals (MDGs), (MDGs) ke Sustainable Development Goals
sehingga diharapkan tujuan tujuan (SDGs). Pergeseran dari MDGs ke SDGs
pembangunan millenium (Millennium bukan berarti tujuan yang terdapat di dalam
Development Goals (MDGs) tahun 2015 MDGs gagal tercapai. Justru sebaliknya,
tercapai. Sebagaimana diketahui bahwa banyak catatan dunia yang mengungkapkan
tujuan pembangunan millennium keberhasilan di berbagai
(Millennium Development Goals (MDGs) Negara,terdapatkemajuan yang luar biasa
adalahupaya untuk memenuhi hak-hak dasar yang dialami negara-negara miskin yang
kebutuhan manusia melalui komitmen berada di peringkat IPM (Indeks
bersama antara 189 negara anggota PBB Pembangunan Manusia) terendah. Dalam
untuk melaksanakan 8 (delapan) tujuan 40 tahun terakhir, negara-negara yang
pembangunan millenium, yaitu (1) berada di 25 persen peringkat terbawah
menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mengalami perbaikan IPM sampai
(2) mencapai pendidikan dasar untuk semua, 82%.Laporan IMF dalam the 2013 Global
(3) mendorong kesetaraan gender dan Monitoring Report juga menjelaskan tren
pemberdayaan perempuan, (4) menurunkan positif dalam pencapaian MDGs.
angka kematian anak, (5) meningkatkan Pengurangan separo penduduk miskin
kesehatan ibu, (6) memerangi penyebaran dunia, pengurangan separo penduduk tanpa
HIV/AIDS, malaria dan penyakit akses air bersih, eliminasi ketimpangan
menularnya lainnya, (7) Kelestarian Hidup gender dalam pendidikan primer pada 2015,
serta (8) kemitraan global dalam dan perbaikan kehidupan di seratus juta
pembangunan. Delapan sasaran tersebut permukiman kumuh pada 2020 berhasil
sebagai satu paket tujuan terukur untuk dicapai lebih cepat, yaitu di 2010.
pembangunan dan pengentasan kemiskinan. ADB, sejumlah negara di Asia juga
September 2000, di United Nations mengalami kemajuan dalam mencapai
Millennium Summit, dimana pemimpin tujuan pembangunan millennium.Jumlah
dunia menyepakati tentang delapan tujuan penduduk miskin mengalami penurunan
pembangunan global yang spesifik dan secara signifikan di Malaysia, Vietnam dan
terukur yang disebut Millenium Cina. Di Thailand dan Malaysia, kebijakan
Development Goals (MDGs). Tujuh goals jangka panjang untuk mengatasi kemiskinan
yang pertama fokus pada pemberantasan ditambah dengan perhatian mereka terhadap
kemiskinan ekstrim dan kelaparan, lingkungan telah membuat negara-negara

30
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

tersebut berada di jalur pertumbuhan yang dalam Penelitian Sosial”. Dalam


berkelanjutan. Tetapi tidak begitu halnya Metodologi Penelitian Kualitatif
dengan Indonesia, negara yang dengan Aktualisasi ke Arah Ragam
keragaman hayati di dalam hutan hujannya Varian Kontemporer, diedit oleh
tetapi risorsis yang terkandung di dalamnya Burhan Bungin, hal. Jakarta: PT
tidak dikelola secara berkelanjutan dan adil. Grafindo Persada.
Program Millenium Development Goals Buku Putih Sanitasi Kabupaten Brebes,
(MDGs) bakal diteruskan dengan Program Percepatan
Suistanable Development Goals (SDGs). Pembangunan Sanitasi
MDGs akan berakhir pada 2015, namun Permukiman, Brebes : Kelompok
hingga kini belum ada konsep final yang kerja Air Minum dan Penyehatan
akan meneruskan program MDGs. Untuk Lingkungan, 2010.
itu, ilmuwan dan berbagai kalangan Buku Seri-9 MDGs, Jakarta : BPS dan
berusaha mendalami konsep SDGs sebagai UNICEF, 2009.
penerus MDGs. Corporate Plan 2011 – 2015. Brebes:
Perusahaan Daerah Air Minum,
5. Saran-saran 2010.
Ada beberapatantangan yang wajib menjadi Daftar Anggota Terpilih DPRD
perhatian; di antaranya mengakui Kabupaten/Kota Pemilu 2009
kemiskinan sebagai penyebab degradasi Kabupaten Brebes. Brebes : KPU
lingkungan dan merekomendasikan Kabupaten Brebes, 2009.
perlunya pembiayaan internasional.Lalu Dukungan Kabupaten/Kota terhadap Target
integrasi keahlian untuk pembangunan Capaian MDGs Jawa Tengah
berkelanjutan dalam bidang sosial, ekonomi, Tahun 2011-2015. Brebes :
dan lingkungan.Kemudian pengarusutamaan Diknas Kabupaten Brebes, 2010.
lingkungan untuk pembangunan (Naskah Presentasi).
berkelanjutan, menjembatani kesenjangan Kontribusi Pendidikan terhadap
dengan mengubah gaya hidup, perilaku Peningkatan IPM Kabupaten
model ekonomi pasar, kebutuhan akan Brebes Tahun 2010. Brebes :
penelolaan pemerintahan yang baik, serta Dinas Pendidikan Kabupaten
melanjutkan ketergantungan terhadap Brebes, 2010. (Naskah
teknologi sebagai solusi.Tantangan lain Presentasi).
adalah adanya perilaku keengganan akan Kabupaten Brebes Dalam Angka 2009.
perubahan, masih adanya kesenjangan Brebes: Badan Pusat Statistik
sumber daya, perubahan akses global Kabupaten Brebes, 2009.
terhadap sumber daya, bertumbuhnya Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan
konflik dan sekularisme, serta fokus Milenium Indonesia Tahun 2010.
terhadap tujuan pembangunan Jakarta: Kementrian Perencanaan
berkelanjutan. Pembangunan Nasional/Badan
Perencanaan Pembangunan
DAFTAR PUSTAKA Nasional, 2010.
Bahan Konsultasi Data Melek Huruf – Buta Laporan MDGs Jawa Tengah Tahun 2010.
Huruf Kabupaten Brebes Tahun Semarang : Badan Perencanaan
2010. Brebes : BPS Kabupaten Pembangunan Daerah (Bappeda)
Brebes, 2010. Propinsi Jawa Tengah, 2010.
Bungin, Burhan, 2001, “Content Analysis Miles, Matthew B dan A. Michael
dan Focus Group Discussion Huberman. Analisis Data

31
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

Kualitatif: Buku Sumber Tentang Yin, Robert K. Case Study Research:


Metode-metode Baru. Jakarta: Design and Methods. London:
UI-Press, 1992. Sage Publications, 1987.

Nasution, S. Metode Penelitian Naturalistik


Kualitatif. Bandung: Tarsito,
1988.
Notoatmodjo, Pengantar Pendidikan dan
Ilmu Perilaku Kesehatan,
Yogyakarta : Andi Offset, 2003.
Pedoman Penyusunan Rencana Aksi
Percepatan Pencapaian Tujuan
MGDs di Daerah. Jakarta:
Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/Badan
Perencanaan Pembangunan
Nasional, 2010.
“Profil Kemiskinan di Kabupaten Brebes”.
Presentasi di Rapat Koordinasi
TKPKD, Kabupaten Brebes, 13
April 2011.
Profil Kesehatan Ibu dan Anak Kabupaten
BrebesTahun 2009. Brebes:
Bappeda Kabupaten, 2009.
(Naskah Presentasi)
Profil Pendididikan Kabupaten Brebes
Tahun 2010. Brebes: Bappeda
Kabupaten, 2010. (Naskah
Presentasi)
Statistik Profil Kemiskinan Kabupaten
Brebes 2009, Brebes : Bappeda
Kabupaten Brebes, 2009.
Strauss, Anselm L. dan Yuliet Corbin.
Basics of Qualitative Research.
London: Sage Publications,
1990.
UNDP. Human Development Report 1990.
New York: Oxford University
Press, 1990.
_____. Human Development Report 1995.
New York: Oxford University
Press, 1995.
_____. Human Development Report. New
York: Oxford University Press,
2010.http://hdr.undp.org/en/hum
andev

32

You might also like