You are on page 1of 10

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TERDAHAP KUALITAS HIDUP PASIEN KANKER

KOLOREKTAL YANG MENJALANI KEMOTERAPI ORAL


DI POLI ONKOLOGI RSUD ARIFIN ACHMAD
PROVINSI RIAU

Dwi Mitra Sari1, Nurul Huda2, Wasisto Utomo3


Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Riau
Email: dwimitrasari@gmail.com

Abstract

Patients undergoing oral chemotherapy will experience a quality of lifedecrease. The quality of life can increase if
there is a social support. This study aims to determine the relationship between social support and quality of life of
colorectal cancer patients who undergo oral chemotherapy at RSUD Arifin Achmad in Riau Province with descriptive
correlation research design and cross sectionalapproach. There were 43 people taken as the samples of this research.
They were taken based on the inclusion criteria using purposive sampling technique. The measuring tools used were
questionnaires of social support for social support variables and questionnaire of quality of life from WHOQOL-BREF
for the quality of life variables. The analyses used were univariate analysis to know the frequency distribution and
bivariate using chi-square test. The result showed that 16 respondents (69.6%) who had a negative social support, were
in poor quality of life, and 7 people (30.4%) who had negative social support, were in good quality of life. Among the
43 respondents who had positive social support, 6 people (30.0%) were in a poor quality of life and 14 people (70.0%)
who had positive social support were in a good quality of life. Based on the result of the statistical test using chi-square
test, which resulted in ρ value = 0,022 <α (0,05), it can be concluded that there is a correlation between social support
with quality of life of colorectal cancer patients undergoing oral chemotherapy. Social support received by individual
were not extend the life people with serious illness, but can reduce pain and improve the quality of life of patients.

Keywords: Social Support, Oral Chemotherapy, Quality of Life

PENDAHULUAN kanker kolorektal menempati urutan ketiga


Kanker merupakan salah satu penyebab setelah kanker paru dan payudara dengan
kematian utama di seluruh dunia. Pada tahun insiden kanker kolorektal mencapai 34.000
2017 ini diprediksikan hampir 9 juta orang pertahun (15,9 %) dengan angka kematian
meninggal diseluruh dunia dan akan terus mencapai 18.000 pertahun (10,8%). Data
meningkat hingga 13 juta orang per tahun di WHO tahun 2013 menempatkan kanker
2030. Prevalensi kanker di Indonesia adalah kolorektal pada urutan ketiga sebagai
1,4 per 100 penduduk atau sekitar 347.000 penyebab kematian akibat kanker mencapai
orang (Kemenkes, 2017). Penyebab terbesar 1,4 juta. Menurut Global Burden Cancer
kematian akibat kanker setiap tahunnya antara (GLOBOCAN) tahun 2012, di Indonesia
lain disebabkan oleh kanker paru, kanker kanker kolorektal menenempati urutan ketiga
payudara, kanker hati, dan kanker kolorektal. sebanyak 12,8 per 100.000 penduduk usia
Kanker adalah pertumbuhan sel dewasa dengan angka kematian 9,5 % dari
abnormal yang cenderung menyerang jaringan seluruh kasus kanker. Pasien kanker kolorektal
disekitarnya dan menyebar ke organ tubuh lain juga mengalami peningkatan di Riau
yang letaknya jauh. Kanker terjadi karena khususnya di RSUD Arifin Achmad Provinsi
proliferasi sel yang tidak terkontrol yang Riau. Berdasarkan dari data poli onkologi di
kemudian berubah menjadi sel-sel kanker RSUD Arifin Achmad jumlah pasien kanker
(Ariani, 2015). Salah satu penyakit kanker kolorektal menempati urutan ketiga dan
yang berbahaya adalah kanker kolorektal. mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Kanker kolorektal adalah suatu tumor Jumlah pasien kanker kolorektal tahun 2015
malignan yang terdiri dari jaringan epitel dari berjumlah 61 orang. Pada tahun 2016 pasien
kolon atau rektum (Dessen, 2011 ; Suratun & kanker kolorektal meningkat sebanyak 115
Lusianah, 2010). orang, sedangkan pada 6 bulan terakhir tahun
Berdasarkan data International Agency 2017 mengalami peningkatan sebanyak 110
for Reserch on Cancer (IARC) tahun 2012, orang.
342
Salah satu tindakan yang paling sering fisik, psikologi, hubungan sosial dan
digunakan untuk penatalaksanaan kanker lingkungan sekitarnya (Yusra, 2011 dalam
kolorektal ialah tindakan kemoterapi. Hakim & Baskoro, 2013).
Kemoterapi adalah pemberian obat untuk Kualitas hidup merupakan suatu
membunuh sel kanker. Pada penyakit jenis ini, persepsi individu tentang posisinya dalam
kemoterapi yang dilakukan adalah kemoterapi kehidupan yang berhubungan dengan cita-cita,
oral, yaitu jenis kemoterapi yang pengharapan dan pandangan-pandangannya
pemberiannya dengan menggunakan oral. (Azizah, Baroya & Sandra 2016). Seseorang
Kemoterapi ini memiliki banyak manfaat yang mengalami perubahan dalam hidupnya,
seperti mengurangi risiko kekambuhan kanker, sebagian besar mengalami kualitas hidup yang
mengurangi sebaran kanker sehingga harapan kurang baik. Ini dibuktikan oleh hasil
hidup pasien kanker membaik (Baradero,
penelitian yang dilakukan oleh Priambodo,
Dayrit & Siswadi, 2007).
Ibrahim dan Nuraeni (2007) terhadap 71
Tindakan kemoterapi oral yang
dilakukan memberikan efek samping seperti pasien yang menderita kanker kolorektal di
halnya kemoterapi lainnya. Efek samping yang Bandung didapatkan data sebanyak 77,4%
diberikan adalah individu akan mengalami mempersepsikan tingkat kualitas hidupnya
gangguan pada sistem pencernaan seperti kurang baik.
diare, mual, muntah, stomatitis, dan rasa nyeri Pasien yang menjalani kemoterapi oral
di daerah perut. Efek samping ini juga terjadi mampu menerima keadaan tubuhnya yang
pada gangguan sistem integumen seperti mengalami perubahan, karena dipengaruhi
telapak tangan dan kaki terasa gatal, sakit, oleh dukungan sosial yang diterimanya.
bengkak dan kemerahan, adanya bintik-bintik Dukungan sosial memiliki peranan penting
di kulit, kulit kering dan gatal, dermatitis bagi penderita kanker terutama yang menjalani
(radang kulit), kelelahan serta demam kemoterapi karena banyaknya tindakan
(Baradero et al, 2007). Hal ini akan pengobatan yang dapat menimbulkan stres
menyebabkan pasien merasa sulit untuk terus-menerus sehingga dapat memperburuk
menerima keadaannya, merasa rendah diri, dan kondisi psikologis penderita (Sarafino, 2006
merasa tidak percaya diri jika bertemu orang dalam Kirana, 2016).
lain. Perubahan fisik yang terjadi pada tubuh
Dukungan sosial merupakan sumber
penderita akibat efek samping kemoterapi
daya yang memberikan kenyamanan fisik dan
tersebut dapat menyebabkan penderita
menimbulkan perasaan yang berbeda sehingga psikologis yang didapat lewat pengetahuan
menunjukkan sikap penolakan terhadap bahwa penderita kanker tersebut dicintai,
fisiknya. Jika tidak diatasi dengan segera, diperhatikan, dihargai oleh orang lain dan ia
maka dapat menimbulkan masalah psikologis juga merupakan anggota dalam suatu
yang berat (Romadoni, Husni & Rukiyati, kelompok yang didasarkan kepentingan
2012). bersama. Dukungan sosial yang diperoleh
Masalah psikologi utama yang dialami memiliki manfaat bagi individu tersebut. Hal
oleh penderita kanker adalah kecemasan dan ini dikarenakan dengan adanya dukungan
depresi yang juga akan berdampak terhadap sosial dapat membuat individu menyadari
keberhasilan kemoterapi. Styowati (2007, bahwa ada orang yang sangat memperdulikan,
dalam Hernawaty et al, 2013) dalam menghargai dan mencintainya (King, 2010
penelitiannya mendapatkan masalah psikologis dalam Marni & Yuniawati, 2015). Bentuk
yang ditimbulkan akibat kemoterapi adalah dukungan sosial yang dapat diberikan kepada
penderita merasa cemas dan depresi. Pasien pasien meliputi dukungan emosional,
dengan depresi akan merasakan penurunan penghargaan, instrumental dan informasi
harga diri, perasaan bersalah, dan perbuatan (Usta, 2012).
mencela diri (Kaplan & Saddock, 2010).
Aziza et all (2016) menyatakan sumber
Tindakan kemoterapi secara signifikan
dukungan sosial ini bisa berasal dari keluarga,
berdampak atau mempengaruhi kualitas hidup
dari penderita kanker diantaranya kesehatan teman, anggota masyarakat, maupun pihak
rumah sakit. Keluarga merupakan sumber
343
dukungan yang paling dekat dengan penerima pengobatan untuk penyembuhan penyakitnya,
dukungan sosial. Keluarga dapat memberikan bahkan ada juga tetangga pasien yang tidak
semangat ataupun motivasi untuk individu menjenguk pasien saat pasien sakit.
dalam menjalani pengobatan. Dukungan sosial Berdasarkan fenomena tersebut, maka
yang diterima individu tidak memperpanjang peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
usia orang-orang dengan penyakit berat, akan bagaimana hubungan dukungan sosial
tetapi hal tersebut seringkali mengurangi terdahap kualitas hidup pasien kanker
penderitaan dan rasa sakit penderita (Wade & kolorektal yang menjalani kemoterapi oral.
Tavris, 2008). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
Dewi dan Wardani (2013) dalam mengetahui hubungan dukungan sosial dengan
penelitiannya menyatakan bahwa dari 79 kualitas hidup pasien kanker kolorektal yang
responden klien dengan kanker stadium lanjut menjalani kemoterapi oral
yang menjadi responden penelitian didapatkan Hasil penelitian ini diharapkan dapat
bahwa dukungan sosial yang kurang memberikan informasi dalam pengembangan
menyebabkan kualitas hidup yang kurang baik ilmu pengetahuan tentang manfaat dukungan
sebanyak 53.1%. Hasil studi pendahuluan
sosial terhadap kualitas hidup pasien kanker
yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 28
kolorektal yang menjalani kemoterapi oral.
agustus 2017 dengan mewawancarai 10 orang
pasien kanker kolorektal yang menjalani
METODOLOGI PENELITIAN
kemoterapi oral dan melakukan kontrol ulang
Penelitian ini dilakukan di Poli
di Poli Bedah RSUD Arifin Achmad
Onkologi RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
didapatkan bahwa 7 dari 10 pasien memiliki
kualitas hidup yang kurang baik, dimana yang dimulai dari 09-22 januari 2018.
pasien mengatakan stres karena adanya Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
perubahan fisik yang dialami pasien seperti dengan menggunakan desain penelitian
mual muntah, perubahan pada kulit, pasien deskriptif korelasi dan pendekatan cross
mengatakan merasa takut, cemas dan sedih sectional. Populasi dari penelitian ini adalah
terhadap penyakit kanker yang dialaminya pasien yang menjalani kemoterapi oral lebih
karena pasien mengatakan kanker selalu dari 1 siklus. Pengambilan sampel
berujung pada kematian, pasien juga menggunakan teknik purposive sampling
mengatakan pasrah terhadap penyakitnya, dengan jumlah sampel 43 responden.
keluarga mengatakan pasien selalu merasakan Alat pengumpul data yang digunakan
putus asa. pada penelitian ini adalah lembar kuesioner.
Pada pasien kanker kolorektal yang Analisa data menggunakan analisa univariat
menjalani kemoterapi oral dan melakukan dan bivariat. Analisis univariat dalam
kontrol ulang di Poli Bedah RSUD Arifin penelitian ini akan menampilkan distribusi
Achmad didapatkan bahwa 7 dari 10 pasien frekuensi umur, jenis kelamin, pendidikan
yang diwawancarai mengatakan dukungan terakhir, siklus, stadium, dukungan sosial dan
yang didapat dari tetangga rendah, 8 dari 10 kualitas hidup masyarakat. Analisa bivariat
pasien mengatakan dukungan yang didapat
digunakan untuk mengetahui apakah ada
dari rekan kerja rendah, pasien mengatakan
hubungan dua variabel yaitu dukungan sosial
ketika pasien menjalani pengobatan sebagian
terhadap kualitas hidup pasien kanker
kecil keluarganya yang peduli dan menemani
pasien. Ada juga pasien yang mengatakan kolorektal yang menajlani kemoterapi oral
anaknya enggan untuk menemani pasien untuk dengan menggunakan uji Chi-square.
berobat dengan alasan sibuk dalam pekerjaan,
sedangkan dukungan yang diperoleh dari HASIL PENELITIAN
teman dan anggota masyarakat hanya 1. Analisa Univariat
Distribusi berdasarkan karakteristik
diberikan dalam bentuk ucapan semangat dan
responden dijelaskan pada tebel dibawah
sekedar pemberian informasi tentang
ini.
344
Tabel 1 Tabel 2
Distribusi Karakteristik Responden Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, Dukungan Sosial
Pendidikan Terakhir, Siklus dan Stadium No Dukungan Sosial Jumlah Persentase
(n) (%)
No Karakteristik Jumlah Persentase 1 Positif 20 46.5
Responden (n) (%) 2 Negatif 23 53.5
1. Umur Total 43 100.0
26-35 (dewasa
8 18.6
awal) Berdasarkan tabel 2 di atas dapat
36-45 (dewasa dilihat dari 43 responden yang memiliki
4 9.3
akhir) dukungan sosial yang positif yaitu sebanyak
46-55 (lansia awal) 14 32.6 20 orang (46,5%) dan reponden yang memiliki
56-65 (lansia akhir) 13 30.2 dukungan sosial negatif sebanyak 23 orang
65-80 (manula) 4 9.3 (53,5%).
Total 43 100.0
2. Jenis Kelamin Tabel 3
Laki-laki 23 53.5 Distribusi Frekuensi Kualitas Hidup
Perempuan 20 46.5 Responden
Total 43 100.0 No Kualitas Hidup Jumlah Persentase
3. Pendidikan (n) (%)
Terakhir 1 Baik 21 48.8
Pendidikan dasar 26 60.5 2 Kurang baik 22 51.2
Pendidikan
15 34.9 Total 43
menengah
Pendidikan tinggi 2 4.6
Berdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat
Total 43 100.0
dari 43 responden yang memiliki kualitas
4 Siklus Kemoterapi
hidup baik yaitu sebanyak 21 orang (48,8%)
2 8 18.6
dan responden yang memiliki kualitas hidup
3 9 20.9
kurang baik yaitu sebanyak 22 orang (51,2%).
4 10 23.3
2. Analisa bivariat
5 9 20.9 Tabel 4
6 7 16.3 Hubungan Dukungan Sosial dengan Kualitas
Total 43 100.0 Hidup Pasien Kanker Kolorektal yang
5 Stadium Kanker Menjalani Kemoterapi Oral
2 9 20.9 Dukungan Kualitas Hidup
3 22 51.2 Sosial Kurang Baik Total ρ
Baik
4 12 27.9 value
N % N % N %
Total 43 100.0 Negatif 16 69,6 7 30,4 23 100
Positif 6 30,0 14 70,0 20 100 0,02
Pada tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa Jumlah 22 51,2 21 48,8 43 100
responden terbanyak berada pada usia 46-55
berjumlah 14 orang (32,6%), jenis kelamin Berdasarkan tabel 4 hasil analisis
responden terbanyak adalah laki-laki hubungan dukungan sosial dengan kualitas
berjumlah 23 orang (53,5%), tingkat hidup pada pasien kanker kolorektal yang
pendidikan terakhir responden terbanyak menjalani kemoterapi oral diperoleh data
adalah pendidikan dasar berjumlah 26 orang bahwa 16 dari 23 responden yang memiliki
(60,5%), siklus kemoterapi terbanyak adalah dukungan sosial negatif memiliki kualitas
adalah siklus ke 4 berjumlah 10 orang hidup kurang baik (69,6%) dan 7 responden
(23,3%), dan stadium kanker terbanyak adalah memiliki dukungan sosial negatif dengan
pada stadium 3 berjumlah 22 orang (51,2%). kualitas hidup baik (30,4%). Tabel ini juga
menjelaskan bahwa 6 dari 20 responden

345
memiliki dukungan sosial positif dengan Achmad Provinsi Riau menunjukkan bahwa
kualitas hidup kurang baik (30,0%) dan 14 jenis kelamin penderita kanker kolorektal
responden mmiliki dukungan sosial positif didominasi oleh laki-laki berjumlah 23 orang
memiliki kualitas hidup baik (70,0%). (53,5%). Hasil penelitian ini sesuai dengan
Berdasarkan hasil uji statistik dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Rahdi,
menggunakan uji chi-square didapatkan ρ Wibowo dan Rosida (2014) di RSUD Ulin
value = 0,022 < α (0.05), dapat disimpulkan Banjarmasin yang menunjukkan bahwa
ada hubungan antara dukungan sosial dengan penderita kanker kolorektal didominasi oleh
kualitas hidup pasien kanker kolorektal yang laki-laki yaitu berjumlah 22 orang (56,41%).
menjalani kemoterapi oral. Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh American Cancer Society
PEMBAHASAN di Amerika Serikat pada tahun 2003-2007
1. Karakteristik Responden mengenai insiden dan mortalitas keganasan
a. Umur kolorektal, didapatkan bahwa laki-laki
Hasil penelitian yang telah dilakukan memiliki insiden 35%-40% lebih tinggi
menunjukkan bahwa dari 43 responden yang dibandingkan wanita.
berobat ke poli onkologi RSUD Arifin Ondrej (dalam Rahdi, Wibowo &
Achmad Provinsi Riau, responden terbanyak Rosida, 2014) menyatakan jenis kelamin yang
berada pada kelompok umur 46-55 (lansia berisiko terkena kanker kolorektal terbanyak
awal) yaitu berjumlah 14 orang (32,6%). Hasil adalah laki-laki. American Cancer Society
penelitian ini sesuai dengan penelitian yang (2014) menjelaskan bahwa hal ini disebabkan
telah dilakukan oleh Wahyuni, Helfi dan adanya perbedaan pada faktor risiko pada
Josepina (2013) di RSUD Dr. M.Haulussy penderita tersebut seperti kebiasaan merokok
Ambon yang menunjukkan bahwa dari 29 bagi laki-laki, sering mengkonsumsi minuman
pasien kanker yang menderita kanker suplemen dan alkohol yang cenderung
kolorektal berada pada usia 40-50 berjumlah
meningkatkan kanker kolorektal pada laki-
10 orang (34,5%).
laki, sedangkan pada wanita sebagian besar
Baradero, Dayrit dan Siswadi (2007)
tidak mengonsumsi alkohol dan rokok yang
menyatakan kanker dianggap penyakit manula,
dapat memicu terjadinya kanker kolorektal.
karena jika seseorang hidup terlalu lama
akhirnya akan menderita penyakit kanker, Pada wanita juga terdapat hormon estrogen
dimana seiring bertambahnya usia seseorang, yang dapat menurunkan risiko untuk
maka akan terjadi berbagai perubahan pada terjadinya kanker kolorektal, sehingga laki-
organ tubuh seseorang seperti penurunan laki lebih dominan terkena penyakit kanker
respon imun, penurunan fungsi organ tubuh kolorektal dibandingkan wanita.
dan menyebabkan hilangnya regulasi sel yang
memfasilitasi terjadinya karsinogenesis dalam c. Tingkat pendidikan
tubuh. Pada penelitian ini mayoritas responden Hasil penelitian yang telah dilakukan
berada pada rentang umur 46-55 tahun. menunjukkan bahwa dari 43 responden yang
Muttaqin dan Sari (2011) menyatakan berobat ke poli onkologi RSUD Arifin achmad
penyakit kanker dapat terjadi pada usia 45 Provinsi Riau didapatkan bahwa tingkat
tahun atau lebih dan akan mencapai puncaknya pendidikan terakhir responden terbanyak
pada usia 74 tahun. Usia 45 tahun tergolong adalah pendidikan dasar berjumlah 26 orang
dalam usia lansia awal, dimana lansia awal (60,5 %). Penelitian ini sejalan dengan
merupakan usia tengah baya yang mengalami penelitian Priambodo dkk (2007) yang
lebih banyak perubahan seperti perubahan menyatakan bahwa sebagian besar pasien
fisik dan gaya hidup, sehingga berisiko kanker kolorektal berpendidikan SD yaitu
terserang penyakit karena penurunan fungsi sebnayak 18 orang (25,4%).
dari sistem kekebalan tubuh. Pendidikan akan menentukan tingkat
pengetahuan seseorang. Pendidikan seseorang
b. Jenis kelamin yang semakin tinggi maka akan mudah untuk
Hasil penelitian yang telah dilakukan menerima informasi, sehingga pada akhirnya
menunjukkan bahwa dari 43 responden yang semakin banyak pula pengetahuan yang dapat
berobat ke poli onkologi RSUD Arifin
346
dimiliki. Tingkat pendidikan mempengaruhi pada stadium dini sering tidak ditemukan, oleh
kemampuan seseorang dalam menerima sebab itu pasien kanker yang datang berobat
informasi dan mengolahnya sebelum menjadi sudah berada pada stadium II dan III. Stadium
perilaku yang baik maupun buruk sehingga III merupakan stadium lanjut yang dicirikan
berdampak pada status kesehatannya, dengan dengan adanya penyebaran kanker ke kelenjar
kata lain semakin tinggi pendidikan seseorang limfe (Dukes dalam Dessen, 2011). Rasjidi
maka semakin tinggi pula kemampuan (2009) menyatakan angka ketahanan hidup
seseorang dalam menjaga pola kesehatannya pasien kanker semakin menurun dan kualitas
agar tetap sehat dan terhindar dari berbagai hidup semakin memburuk seiring dengan
macam jenis penyakit (Notoadmodjo, 2010). bertambahnya stadium kanker, maka
dibutuhkan dukungan dari keluarga untuk
d. Siklus kemoterapi memberikan semangat kepada responden agar
Hasil penelitian yang telah dilakukan tercipta kualitas hidup yang baik.
menunjukkan bahwa dari 43 responden yang
berobat ke poli onkologi RSUD Arifin achmad 2. Dukungan Sosial
Provinsi Riau didapatkan bahwa siklus Hasil penelitian yang telah dilakukan
kemoterapi responden terbanyak adalah siklus menunjukkan bahwa dari 43 responden yang
ke empat berjumlah 10 orang (23,3%). berobat ke poli onkologi RSUD Arifin achmad
Kemoterapi merupakan terapi sistemik, yang Provinsi Riau didapatkan bahwa dukungan
berarti obat menyebar ke seluruh tubuh dan sosial responden terbanyak adalah dalam
dapat mencapai sel kanker yang telah kategori negatif berjumlah 23 orang (53,5%).
menyebar jauh atau metastase ke tempat lain Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
(Rasjidi, 2010). Tindakan kemoterapi terdiri yang dilakukan Havva, Sari dan Aydin (2013)
dari 6 siklus, mulai dari siklus 1, 2 dan yang menujukkan dari 90 responden yang
berakhir pada siklus ke 6. Tindakan mendapatkan dukungan sosial pada pasien
kemoterapi memberikan efek samping. Hasil kanker kolorektal berjumlah 62 orang (68 %).
penelitian diatas responden terbanyak sudah Dukungan sosial merupakan sumber
menjalani kemoterapi siklus keempat sehingga daya yang memberikan kenyamanan fisik dan
responden sudah mengalami gejala akibat psikologis yang didapat lewat pengetahuan
kemoterapi seperti mual, muntah, diare, bahwa penderita kanker tersebut dicintai,
stomatitis, netropenia, anoreksia, dan diperhatikan, dihargai oleh orang lain dan ia
perubahan pada kulit. Efek samping lain dari juga merupakan anggota dalam suatu
kemoterapi oral yang sering dijumpai adalah kelompok yang didasarkan kepentingan
hand-foot syndro Semakin lama menjalani bersama (Marni dan Yuniawati, 2015).
kemoterapi akan semakin terlihat gejala efek Dukungan positif yang diperoleh responden
samping dari kemoterapi tersebut (Zahari, pada stadium lanjut berupa dukungan
2011) instrumen seperti membantu pekerjaan rumah,
membantu aktivitas pasien yang tidak mampu
e. Stadium pasien lakukan, membantu memenuhi
Hasil penelitian yang telah dilakukan kebutuhan dasar pasien seperti menyuapkan
menunjukkan bahwa dari 43 responden yang makanan, memandikan, dan menyiapkan
berobat ke poli onkologi RSUD Arifin achmad pakaian selain itu keluarga membantu
Provinsi Riau didapatkan bahwa stadium mempersiapkan makanan sesuai diet yang
kanker responden terbanyak adalah stadium III dijalani pasien. Responden yang mengalami
berjumlah 20 orang (51,2%). Penelitian ini mual muntah akibat kemoterapi juga
sejalan dengan penelitian Chris, Alfred, Marek mendapatkan perhatian khusus dari keluarga
& Markus (2007) yang menyatakan bahwa seperti menyiapkan makanan yang bervariasi
penderita kanker kolorektal yang untuk mengurangi mual muntah dan menjaga
mengonsumsi kemoterapi oral paling banyak keadaan kulit responden, karena responden
ditemui pada stadium III berjumlah 76 orang mengalami perubahan kulit seperti berwana
(76%), hal ini dikarenakan kanker stadium dini gelap pada kulit dan kuku. Dukungan sosial
sering tidak disadari oleh pasien, karena gejala positif yang diberikan keluarga pada

347
responden stadium dini adalah berupa menghambat responden dalam bekerja.
menyiapkan makanan untuk mengurangi mual Responden yang masih memiliki pekerjaan
muntah dan menemani responden melakukan tetap mampu melakukan pekerjaan sehari-hari
rawat jalan, akan tetapi aktivitas tidak dibantu sesuai dengan kemampuannya, responden
keluarga karena responden mampu mampu berkonsentrasi terhadap suatu
melakukannya secara mandiri. pekerjaan dan mampu melakukan aktivitas
Dukungan sosial negatif juga sosial disekitar rumah responden, sedangkan
didapatkan oleh responden baik stadium lanjut responden yang tidak bekerja masih mampu
maupun stadium dini dikarenakan kurangnya mengkoordinir tubuhnya melakukan aktivitas
penghargaan dari keluarga, perawat berupa sosial sepeti bergotong royong, wirid dan
pujian dan motivasi kepada klien dalam berolahrga disekitar rumah.
menjalani perawatan sehingga klien merasakan 4. Hubungan Dukungan sosial dengan
penurunan motivasi dan semangat dalam kualitas Hidup pasien kanker kolorektal
melakukan perawatan. Dukungan sosial sangat yang menajalani kemoterapi oral
penting, karena dukungan sosial yang diterima Hasil penelitian yang telah dilakukan
individu tidak memperpanjang usia orang- menunjukkan bahwa dari 43 responden yang
orang dengan penyakit berat, akan tetapi hal berobat ke poli onkologi RSUD Arifin achmad
tersebut seringkali mengurangi penderitaan Provinsi Riau didapatkan data bahwa 16 dari
dan rasa sakit penderita (Wade & Tavris, 23 responden yang memiliki dukungan sosial
2008). negatif memiliki kualitas hidup kurang baik
(69,6%) dan 7 responden memiliki dukungan
3. Kualitas Hidup sosial negatif dengan kualitas hidup baik
Hasil penelitian yang telah dilakukan (30,4%). Hasil penelitian ini juga menjelaskan
menunjukkan bahwa dari 43 responden yang bahwa 6 dari 20 responden memiliki
berobat ke poli onkologi RSUD Arifin achmad dukungan sosial positif memiliki kualitas
Provinsi Riau didapatkan bahwa kualitas hidup hidup kurang baik (30,0%) dan 14 responden
responden terbanyak adalah dalam kategori memiliki dukungan sosial positif dengan
baik berjumlah 22 orang (51,2%) dan kualitas hidup baik (70,0%).
responden yang memiliki kualitas hidup Berdasarkan hasil uji statistik chi-
kurang baik yaitu sebanyak 21 orang (48,8%). square menunjukkan diperoleh ρ value yaitu
Ulku, Afey dan Sati (2014) dalam
sebesar 0,02 berarti ρ value < α (0,05). Hal ini
penelitiannya yang dilakukan di Turki
berarti H0 ditolak dan dapat disimpulkan
menyatakan efek negatif dalam melakukan
bahwa terdapat hubungan antara dukungan
kemoterapi menyebabkan kualitas hidup
sosial dengan kualitas hidup pasien kanker
sseorang menurun karena menjalankan
kemoterapi selama 6 bulan. kolorektal yang menjalani kemoterapi oral.
Kualitas hidup merupakan suatu Dukungan positif yang diperoleh responden
persepsi individu tentang posisinya dalam pada stadium lanjut berupa dukungan
kehidupan yang berhubungan dengan cita-cita, instrumen seperti membantu pekerjaan rumah,
pengharapan dan pandangan-pandangannya membantu aktivitas pasien yang tidak mampu
(Azizah, Baroya & Sandra 2016). Kualitas pasien lakukan, membantu memenuhi
hidup responden dalam penelitian ini berada kebutuhan dasar pasien seperti memberi
pada kategori baik dikarenakan responden makan, memandikan, dan menyiapkan pakaian
mampu menerima perubahan fisik seperti mual selain itu keluarga membantu mempersiapkan
muntah, kulit yang mulai menghitam, makanan sesuai dietyang dijalani pasien.
netropenia, diare serta hand foot syndrome. Responden yang mengalami mual muntah
Keadaan yang dirasakan responden tidak akibat kemoterapi juga mendapatkan perhatian
menyebabkan responden merasakan cemas, khusus dari keluarga seperti menyiapkan
takut dan stres yang berkepanjangan, makanan yang bervariasi untuk mengurangi
responden mampu menerima kedaan tersebut mual muntah dan menjaga keadaan kulit klien,
dan mampu melakukan aktivitasnya, sebagian karena klien mengalami perubahan kulit
responden mengatakan penyakit tersebut tidak seperti berwana gelap pada kulit dan kuku.

348
Dukungan sosial yang diperoleh berasal dari Tuhan dan disembuhkan oleh
berdampak terhadap peningkatan kualitas Tuhan, sehingga responden memiliki kualitas
hidup. Pernyataan ini didukung oleh penelitian hidup yang baik.
Dewi dan Wardani (2013) yang mengatakan Dukungan sosial yang diterima
58% pasien yang menderita penyakit kanker individu tidak memperpanjang usia orang-
stadium III dan IV dapat meningkatkan orang dengan penyakit berat, akan tetapi hal
kualitas hidupnya dengan baik disebabkan tersebut seringkali mengurangi penderitaan
dukungan keluarga yang diperolehnya. Hal ini dan rasa sakit penderita (Wade & Tavris,
didasarkan pada keyakinan bahwa dengan 2008), hal ini dikarenakan dukungan keluaraga
adanya keterlibatan ataupun orang-orang mampu meningkatkan rasa percaya diri serta
terdekat akan membantu meningkatkan meningkatkan status kesehatan penderita.
kualitas hidup pasien kanker. Pernyataan ini didukung dari hasil penelitian
Kualitas hidup responden dalam (Dedeli et al., 2008 dalam Havva, Sari &
penelitian ini berada pada kategori baik Aydin, 2013) dilaporkan bahwa dukungan
dikarenakan responden mampu menerima sosial yang diberikan oleh keluarga dan teman
perubahan pada tubuhnya seperti mual penderita kanker yang didiagnosis
muntah, kulit yang mulai menghitam, menghasilkan dukungan positif sehingga
netropenia, diare serta hand foot syndrome. meningkatkan kesehatan umum pasien kanker.
Keadaan yang dirasakan responden tidak
menyebabkan responden merasakan cemas, SIMPULAN
takut dan stres yang berkepanjangan, Hasil penelitian tentang hubungan
responden mampu menerima keadaan tersebut dukungan sosial terhadap kualitas hidup pasien
dan mampu melakukan aktivitasnya, sebagian kanker kolorektal yang menjalani kemoterapi
responden mengatakan penyakit tersebut tidak oral menyatakan bahwa mayoritas responden
menghambat responden dalam bekerja. berada pada usia 46-55 (lansia awal) dan
Responden tetap mampu melakukan pekerjaan berjenis kelamin laki-laki, tingkat pendidikan
sehari-hari sesuai dengan kemampuannya, terakhir responden berada pada tingkat
responden mampu berkonsentrasi terhadap pendidikan dasar, sebagian besar responden
suatu pekerjaan dan mampu melakukan sedang menjalani siklus kemoterapi ke empat,
aktivitas sosial disekitar rumah responden. dan sebagian besar responden berada pada
Hubungan sosial responden tidak terganggu stadium tiga.
dikarenakan responden masih mampu Dalam penelitian ini didapatkan faktor
mengkoordinir tubuhnya melakukan aktivitas yang mempengaruhi kualitas hidup pasien
sosial sepeti bergotong royong, wirid dan yang menjalani kemoterapi oral adalah
berolahrga disekitar rumah. stadium dan siklus kemoterapi. Stadium
Penelitian tersebut menjelaskan kanker yang bertambah menyebabkan
terdapat 16 dari 23 responden yang memiliki penurunan kesehatan tubuh responden dan
dukungan sosial negatif memiliki kualitas menurunkan kualitas hidup karena sel kanker
hidup kurang baik (69,6%) dan 7 responden yang dapat menganggu fungsi organ lainnya,
memiliki dukungan sosial negatif dengan selain itu siklus kemoterapi yang semakin
kualitas hidup baik (30,4%). Peneliti lama menimbulkan efek samping yang dapat
berasumsi bahwa dukungan sosial negatif menurunkan kepercayaan diri pada pasien
dapat memperburuk kondisi responden, karena sehingga menurunkan kualitas hidup pasien.
responden merasa tidak ada yang Responden yang memiliki kualitas
memperdulikan, mencintai dan merawatnya, hidup yang kurang baik cenderung
sehingga responden merasakan penurunan mendapatkan dukungan sosial negatif karena
harapan hidup. Sebagian besar responden pasien merasakan kurang mendapatkan
mendapatkan dukungan sosial negatif akan dukungan dari orang-orang terdekat sehingga
tetapi memiliki kualitas hidup yang baik menurunkan semangat dan motivasi, maka
dikarenakan responden memiliki koping yang dibutuhkan dukungan sosial dari orang-orang
positif sehingga mampu menerima keadaan terdekat sehingga mampu meningkatkan
tubuhnya dan meyakinkan bahwa penyakit ini kualitas hidup. Dapat disimpulkan bahwa ada

349
hubungan antara hubungan dukungan sosial DAFTAR PUSTAKA
terhadap kualitas hidup pasien kanker Ariani, S. (2015). Stop kanker. Yogyakarta:
kolorektal yang menjalani kemoterapi oral. Istana Media
SARAN American Cancer Society. (2014). Cancer
1. Bagi perkembangan ilmu keperawatan Facts & Figure 2014. Diperoleh
Penelitian ini diharapkan dapat tanggal 25 januari 2018 dari
memberikan informasi bagi ilmu http://www.cancer.org/reserch/cancer
keperawatan bahwa dengan adanya factsstatistic/cancerfactsfigure2014/in
dukungan sosial dari keluarga dan orang- dex
orang terdekat pasien dapat Azizah, A.I., Baroya, N.,& Sandra, C.(2016).
meningkatkan kualitas hidup pasien Hubungan dukungan social dan
kanker kolorektal yang menjalani resiliensi dengan kualitas hidup
kemoterapi oral. Pasien Kanker servik di rumah sakit
2. Bagi tenaga keperawatan Dr. Soebandi. Diperoleh 28
Penelitian ini diharapkan dapat November 2017.
menjadi masukan untuk perawat dalam https://respository.unej.ac.id
memberikan asuhan keperawatan berupa Baradero, M., Dayrit, M.W., & Siswadi,Y.
pendidikan kesehatan kepada keluarga (2007). Klien kanker: Seri asuhan
dan orang-orang terdekat pasien tentang keperawatan. Jakarta: EGC
pentingnya memberikan dukungan sosial Chris, T., Alfred, W., Marek, P.N., & Markus.
kepada pasien kanker kolorektal. (2007). Capecitabine as adjuvant
3. Bagi pasien treatment for stage III Colon Cancer.
Penelitian ini dapat merubah sikap The new england journal of medicine.
dan persepsi menjadi lebih positif Diakses tanggal 27 januari 2018 dari
sehingga dapat menjalani kehidupan http://www.nejm.or/doi/full/10.1056/N
sehari-hari sehingga meningkatkan EJMoao43116
kualitas hidup pasien. Desen, W. (2011). Buku ajar onkologi klinis.
4. Bagi penelitian selanjutnya Jakarta: FKUI
Penelitian ini diharapkan dapat Dewi, L. N., Wardani, I.Y.(2013). Dukungan
menjadi sumber informasi dan keluarga terhadap kualitas hidup pasien
pengetahuan terkait dukungan sosial kanker stadium lanjut di rumah sakit
terhadap pasien kanker kolorektal yang kanker dharmais. Diperoleh 20 Agustus
menjalani kemoterapi oral dan juga dapat 2017 dari
mengembangkan hasil penelitian ini https://lib.ui.ac.id/naskahringkas/2015-
dengan lebih dalam lagi tentang faktor- 08/S46502-Layya%20Notiva%20Dewi
faktor lain yang dapat mempengaruhi Hakim, R., & Baskoro, T.A.Hubungan
kualitas hidup pasien kanker kolorektal dukungan keluarga dengan kualitas
yang menjalani kemoterapi oral. hidup pasien kanker yang menjalani
kemoterapi di RSUD Kraton
UCAPAN TERIMAKASIH Pekalongan. Diperoleh 28 November
Terima kasih peneliti ucapkan atas bantuan 2017. https://stikesmus-pkj.ac.id
dan bimbingan dari berbagai pihak dalam Havva, T, Sari, A., & Aydin, H., T. (2013).
1 Social support and depression among
Dwi Mitra Sari: Mahasiswa Fakultas
the cancer patients. Global journal of
Keperawatan Universitas Riau, Indonesia
2 medical researchinterdiciplinary, 13.
Ns. Nurul Huda, M.Kep., Sp. Kep. MB :
Diperoleh tanggal 10 Desember 2017
Dosen Departemen Keperawatan Medikal
darihttps://globaljournals.org/GJMR_V
Bedah Fakultas Keperawatan Universitas
olume13/1-Social-Support-and-
Riau, Indonesia
3 Depression-among.pdf.
Ns. Wasisto Utomo, M.Kep., Sp. KMB:
Hernawaty, T., Ramdhani, R.I., &Solehati, T.
Dosen Departemen Keperawatan Medikal
(2013). Gambaran tingkat kecemasan
Bedah Fakultas Keperawatan Universitas
pasien kanker. Diperoleh 19 November
Riau, Indonesia

350
2017 dari 2018
https://pustaka.unpad.ac.id/wp- http://download.portalgaruda.org/articl
content/uploads/2016/.../03-gambaran- e.php?article=444580&val=9373&title.
tingkat-kecemasan.pdf .
Kaplan, & Saddock. (2010). Buku ajar Rasjidi, I. (2010). Perawatan paliatif suportif
psikiatri klinis. Jakarta Selatan: EGC & bebas nyeri pada kanker. Jakarta:
Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia Sagung Seto
Tahun 2014. Jakarta Depkes : 2014 Romadoni, S., Husni, M., & Rukiyati, D.
diperoleh tanggal 25 januari dari (2012). Hubungan dukungan keluarga
Depkes.go.id: dengan kualitas hidup pasien kanker di
http://depkes.go.id/artcle/print/2014070 instalasi rawat inap bedah kota
70001/hilangkan_mitos_tentang_kanke palembang. Jurnal Keperawatan
r.html Sriwijaya, 2(2), 78-80
Kirana, L., A. (2016). Dukungan sosial dan Suratun, & Lusianah. (2010). Asuhan
resiliensi pada pasien kanker payudara keperawatan klien dengan gangguan
(studi kasus pada pasien kanker sistem gastrointestinal. Jakarta: Trans
payudara yang sedang menjalani info media
kemoterapi). Jurnal Psikoborneo, 4 (4), Ulku, P., Afey, A., & Sati, D. (2014).
829-837. Diperoleh tanggal 10 Evaluation of quality of life and
Desember 2017 dari https:// anxiety and depression levels in
http://ejournal.psikologi.fisip- patients receiving chemotherapy oral
unmul.ac.id/site/wp- for colorectal cancer: impact of patient
content/uploads/2017/02/JURNAL%20 education before treatment initiation.
LAKSMI%20ANINDIA%20(02-07- Journal of Gastrointestinal Oncology.
17-03-38-56).pdf Diperoleh tanggal 27 januari 2018 dari
Marni, A., Yuniawati, R. (Juli, 2015). https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/arti
Hubungan antara dukungan sosial cles/PMC4110488/
dengan penerimaan diri pada lansia di Usta, Y., Y. (2012). Importance of social
panti werdha budhi dharma yogyakarta. support in cancer patients. Asian
Jurnal Fakultas Psikologi, 3, 2-3. Pacific Journal of Cancer Prevention,
Diperoleh tanggal 20 Agustus 2017 13. Diperoleh tanggal 10 Desember
dari 2017
https://journal.uad.ac.id/index.php/EM darihttps://pdfs.semanticscholar.org/d2
PATHY/article/download/3008/1747 2f/d5dd80221c127feb1f78d92110c55e
Muttaqin, A., & Kumala, S. (2011). Gangguan b0f4c8.pdf
gastrointestinal: Aplikasi asuhan Wade, C., & Tavris, C.(2008). Psikologi edisi
keperawatan medikal bedah. Jakarta: ke-9. Jakarta: Erlangga
Salemba Medika Wahyuni, S, T., Hefi, N. & Josepina, M
Notoadmodjo, S. (2010). Ilmu perilaku (2013). Karakteristik kanker kolorektal
kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon.
Priambodo, A.P., Ibrahim, K., & Nuraeni, A. Diperoleh tanggal 23 Januari 2018 dari
(2007). Kualitas hidup pasien kanker https://ejournal.unpatti.ac.id/ppr_itemin
kolorektal di wilayah kota bandung. fo_lnk.php?id=1139
Diperoleh tanggal 23 Agustus 2017 WHO (12 Desember 2013). Internacional
dari Agency for Research on Cancer.
https://kuliahfery.files.wordpress.com/ Diperoleh 21 November 2017.
2010/06/kolostomi.pdf https://www.iarc.fr/en/media-
Rahdi, D. R., Wibowo, A. A., & Rosida, L. centre/pr/2013/pdfs/pr223_E.pdf
(2014). Gambaran faktor risiko pasien Zahari, A. (2011). Deteksi dini, diagnosa dan
kanker kolorektal di rsud ulin penalaksanaan kanker kolon dan
banjarmasin periode April-September rektum. Padang :Fakultas kedokteran
2014. Diperoleh tanggal 23 januari Universitas Andalas

351

You might also like