You are on page 1of 247

PERBEDAAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN E-LEARNING

BERBASIS WEBSITE DAN MEDIA POWERPOINT PADA PELAJARAN


SOSIOLOGI MATERI INTERAKSI SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA KELAS X DI MADRASAH ALIYAH PEMBANGUNAN UIN
JAKARTA

(Penelitian Quasi Eksperimen di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi


Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

OLEH :

DEDE KURNIAWAN

NIM : 107015001733

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2013/1434H
ABSTRACT

Dede Kurniawan. Differences using media of learning in form of website and using of
media powerpoint in sociology students about social interaction toward the result of
studied students class XIPS Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta.

Keywords : Differences using media of learning in form of website and using of media
powerpoint in sociology students about social interaction toward the result of studied students

The problem of this research is about the the differences of using media E-learning in
form of website and media powerpoint in XB and XC clas in improving the students’
achievement in case of thirty students of each class. And the method that is used in this
research is quasi experimental study; the research which compares two or three cases in
seeing the cause of that cases. This research uses pre-test and post-test as their instrument.

The result of data analyss of this research is the use of learning media E-learning in
form of website is highter than the use of learning media powerpoint. It can be seen from the
data analysis that shows the average of students post-test score in XB class as the experiment
class that is taught by using E-learning in form website is about 77.3 and, modus is 80, and
gain score is 0.50. while the average of students post-tet score in XC as the control class that
is taught by using media powerpoint is about 70.8, modus 60.70, and gain score is 0.42. So it
can be concluded that tobservation= 2.93 and the score of ttable=2.042 (α=0.05/5%). Because
tobservation>ttable, so Ho is rejected and Ha is accepted.

It shows that the use of lerning media of E-learning in form of website is higher than
the use of learning media of powerpoint in improving studens achievement in X class MA
Pembangunan UIN Jakarta in sociology science lesson is accepted. The calculation of gain
score between experiment class is higher than control class, that is gain score of experiment
class g=0.50 and in control class g=0.42. so, it can be summarized that learning media of E-
learning in form of website and media powerpoint have the differences in improving
students’ achievement.

iv
ABSTRAK

Dede Kurniawan. Perbedaan Penggunaan Media Pembelajaran E-Learning Berbasis


Website dan Media Powerpoint Pada Pelajaran Sosiologi Materi Interaksi Sosial Terhadap
Hasil Belajar Siswa Kelas X di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta. Skripsi.
Jakarta: Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. 2014.

Kata Kunci : Perbedaan Penggunaan Media Pembelajaran E-Learning Berbasis Website dan
Media Powerpoint Pada Pelajaran Sosiologi Materi Interaksi Sosial Terhadap Hasil Belajar
Siswa Kelas X di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta.

Dalam masalah penelitian ini adalah mengenai perbedaan penggunaan media E-Learning
berbasis website dan media powerpoint di kelas XB dan XC dalam meningkatan hasil belajar
siswa dengan jumlah masing siswa adalah 30 orang. Dan metode yang digunakan adalah quasi
eksperimen yaitu suatu penelitian dengan membandingkan dua atau tiga kejadian dengan melihat
penyebab-penyebadnya. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian yaitu berupa pretest
dan posttest.
Hasil analisis data perbedaan penggunaan media pembelajaran E-Learning berbasis
website lebih tinggi daripada menggunakan media pembelajaran powerpoint. Hal ini terlihat
dari hasil analisis data yang menunjukan nilai rata-rata posttest siswa kelas XB yang merupakan
kelas eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan E-learning berbasis website sebesar
77.3 dan modus sebesar 80 dengan gain sebesar 0.50 sedangkan nilai rata-rata posttest siswa
kelas XC yang merupakan kelas kontrol yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran
media powerpoint sebesar 70.8 dan modus 60,70 dengan N-Gain sebesar 0.42 telah didapat nilai
thitung = 2.93 dan nilai ttabel = 2.042 (α = 0.05 / 5%) karena thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha
diterima.
Hal ini menunjukan bahwa penggunaan media pembelajaran E-Learning berbasis web
lebih tinggi daripada penggunaan media pembelajaran powerpoint dalam meningkatkan hasil
belajar siswa kelas X MA Pembangunan UIN Jakarta pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial Sosiologi diterima. Perhitungan nilai gain antara kelas eksperimen juga lebih tinggi
daripada kelas kontrol, yaitu nilai gain kelas eksperimen g = 0.50 dan pada kelas kontrol g =
0.42. Melihat kesimpulan iu bahwa media pembelajaran E- Learning berbasis website dan
media powerpoint memiliki perbedaan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

iv
v
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah dan inayahnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis haturkan
kepada junjungan umat manusia, Nabi Muhamad SAW, mahluk paling mulia yang mengajarkan
akhlak mulia dan sebagai suri tauladan.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak, baik moril maupun materiil, maka penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga
kepada:
1. Ayah dan Ibu tercinta, Suparman, Sutinah dan orang tua kedua saya R. Sri Hartati (Alm) dan
Bapak Yahman serta saudara Nur, Pa Didit dan Ibu Didit, Pima dan Mas Tunggul penulis
yang telah memberikan banyak dukungan moril dan materiil serta do’a restu selama
menempuh perkuliahan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dra. Nurlena Rifa’i, MA.,Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing dan
memberikan arahan kepada saya.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta, serta Dosen-dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang tidak terhingga dan sangat berguna bagi
penulis.
5. H.R. Sutrisman, S.H sebagai Head and Legal Regulatory PT XL Axiata selaku pemberi
bantuan beasiswa dalam penyusunan skripsi buat penulis.
6. Hirdjan selaku pemberi bantuan beasiswa dalam penyusunan skripsi buat penulis.
7. Seluruh civitas akademik Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Staf perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.

v
9. Drs.Samingan selaku kepala sekolah MA Pembangunan UIN Jakarta yang telah memberikan
izin kepada penulis untuk melaksanaan penelitian.
10. Tendi S.Pd. selaku guru IPS Sosiologi MA Pembangunan yang telah memberikan
bimbingan selama penulis melaksanakan penelitian dikelas.
11. Teman-teman penulis terutama, Ade Komarudin (Alm), Taufik Hidayat, Akhmad Ali
Hasyim, Fahmi, Jamal, Noviyanto, Nico,Ipin, Mutoharoh, Paisal Aripin, Mahmud dan
Muklis dan teman-teman lainya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang selalu
memberikan dukungan moriil dan semangat kepada penulis.
12. Teman-teman Iofc (Initiative Of Change ) Indonesia terutama Afif Fauzi, Miftahul Huda,
Akhmad Hairul Umam,Muhamad Bahrul Ilmi,Wazen dan Iskandar , dan teman-teman lainya
yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu yang telah memberikan banyak nasehat,
dukungan moriil dan motivasi.
Atas bantuan mereka yang sangat berharga, semoga Allah SWT memberikan balasan
yang berlipat ganda sebagai amal shaleh dan ketaatan kepada-Nya, Amin.
Penulis menyadari bahwa skripsi masih banyak kekurangan serta masih jauh mencapai
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis tidak menutup pintu atas saran membangun dari berbagai
pihak. Akhirnya besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca
sekalian.

Jakarta, 21April 2014

Penulis

vi
DAFTAR ISI

Halaman

Abstrak ..................................................................................................................................... iv

Kata Pengantar ......................................................................................................................... v

Daftar Isi .................................................................................................................................. vii

Daftar Tabel ............................................................................................................................. x

Daftar Gambar ......................................................................................................................... xiv

Daftar Lampiran ....................................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................................................... 7

C. Pembatasan Masalah .......................................................................................................... 7

D. Rumusan Masalah .............................................................................................................. 7

E. Tujuan Penelitian ............................................................................................................... 8

F. Kegunaan Penelitian .......................................................................................................... 8

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESA

A. Kajian Teori ........................................................................................................................ 10

1 Media Pembelajaran ..................................................................................................... 10

a. Pengertian Media...................................................................................................... 10

b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ............................................................... 12

viii
c. Pemilihan Media....................................................................................................... 14

a. Prinsip pemilihan Media ...................................................................................... 15

b. Kriteria pemilihan Media ..................................................................................... 18

2. Media Powerpoint ........................................................................................................ 22

a. Pengertian Media Powerpoint .................................................................................. 22

b. Sejarah Media Powerpoint ....................................................................................... 30

c. Manfaat Media Powerpoint ...................................................................................... 35

3. Media E-Learning ........................................................................................................ 36

a. Pengertian Media E-Learning .................................................................................. 36

b. Karakteristik Pembelajaran dengan E-Learning ...................................................... 38

c. Fungsi dan Manfaat Pembelajaran dengan E-Learning ........................................... 38

d. E-Learning sebagai Alat Pendukung SCL ............................................................... 39

4. Website ......................................................................................................................... 42

a. Pengertian Website ................................................................................................... 42

b. Kelebihan dan Kekurangan E-Learning Berbasis Website ..................................... 43

c. Prinsip-prinsip Pembelajaran E-Learning Berbasis Website ................................... 44

d. Cara Memanfaatkan Teknologi Internet untuk Pembelajaran ................................. 45

5. Hasil Belajar ................................................................................................................. 45

a. Pengertian Hasil Belajar ........................................................................................... 45

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ................................................... 49

6. Ilmu Pengetahuan Sosial ............................................................................................... 49

a. Pengertian IPS .......................................................................................................... 49

ix
b. Tujuan Pembelajaran IPS ......................................................................................... 50

7. Materi Interaksi Sosial .................................................................................................. 52

a. Hakikat Interaksi Sosial............................................................................................ 52

B. Kerangka Berfikir ................................................................................................................ 53

C. Hasil Penelitian yang Relevan............................................................................................. 54

D.Hipotesis Penelitian.............................................................................................................. 55

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................................. 56

B. Metode Penelitian................................................................................................................ 56

C. Desain Penelitian ................................................................................................................. 57

D. Diagram Alur Penelitian ..................................................................................................... 57

E. Variable Penelitian .............................................................................................................. 61

F. Populasi dan Sampel ............................................................................................................ 62

G. Teknik Pengambilan Sampel .............................................................................................. 62

H. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ......................................................................... 63

I. Prosedur Penelitian ............................................................................................................... 63

J. Instrumen Penelitian ............................................................................................................. 65

K.Teknik Pengumpulan Data ................................................................................................... 68

L. Pengujian Instrumen ............................................................................................................ 72

M. Teknik Analisis Data .......................................................................................................... 85

N. Hipotesis Statistik ............................................................................................................... 90

x
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ..................................................................................................................... 91

1. Gambaran Umum MA Pembangunan UIN Jakarta ...................................................... 91

a. Sejarah Singkat MA Pembangunan UIN Jakarta ..................................................... 91

b. Tokoh-tokoh Pendiri Madrasah Pembangunan ........................................................ 93

c. Visi dan Misi Sekolah .............................................................................................. 94

d. Keadaan Guru dan Peserta Didik MA Pembangunan UIN Jakarta.......................... 95

e. Struktur Organisasi ................................................................................................... 96

f. Keadaan Sarana dan Prasarana ................................................................................. 96

2. Praktik Pembelajaran .................................................................................................... 98

a. Praktik Pembelajaran dengan Media Website .......................................................... 98

b. Praktik Pembelajaran dengan Media Powerpoint .................................................... 101

3. Data Hasil belajar Sosiologi Siswa ............................................................................... 103

a. Data Hasil Belajar Pretes Kelas Kontrol dan Eksperimen ....................................... 103

b. Data Hasil Belajar PosttestKelas Kontrol dan Eksperimen ..................................... 104

c. Deskripsi Nilai N-Gain............................................................................................. 105

d. Distribusi Frekuensi ................................................................................................. 106

B. Pengujian Prasyarat Analisis Data ...................................................................................... 107

1. Uji Normalitas............................................................................................................... 107

a. Uji Normalitas Kelas Kontrol................................................................................... 107

b. Uji Normalitas Kelas Eksperimen............................................................................ 108

xi
2. Uji Homogenitas Data .................................................................................................. 108

C. Pengujian Hipotesis dengan Uji-t ........................................................................................ 109

1. Hasil Pengujian Hipotesis Uji-t Nilai Pretest ............................................................... 110

2. Hasil Pengujian Hipotesis Uji-t Nilai Posttest .............................................................. 110

3. Hasil Pengujian Hipotesis Uji-t Nilai N-Gain .............................................................. 111

D. Hasil Pengamatan ................................................................................................................ 112

E. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................................................... 113

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................................................... 117

B. Saran .................................................................................................................................... 118

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 120

LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................................... 123

xii
DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1 Perkembangan Powerpoint ............................................................................... 33


2. Tabel 2.2 Langkah-langkah Penerapan SCL .................................................................... 41
3. Tabel 3.1 Rancangan Penelitian........................................................................................ 58
4. Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Kognitif ...................................................................... 66
5. Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Penggunaan E-Learning Berbasis Website .......................... 68
6. Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Penggunaan Media Powerpoint ............................................ 68
7. Tabel 3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 69
8. Tabel 3.6 Skala Pernyataan Positif dan Negatif Pada Skala Likert .................................. 71
9. Tabel 3.7 Kisi-kisi Uji Validitas Ahli Instrumen E-Learning Berbasis Website.............. 73
10. Tabel 3.8 Kisi-kisi Uji Validitas Ahli Instrumen Media Powerpoint ............................... 75
11. Tabel 3.9 Batas Signifikansi Koefisien Korelasi .............................................................. 79
12. Tabel 3.10 Kriteria Validitas Tes ...................................................................................... 80
13. Tabel 3.11 Rekapitulasi Perhitungan Validitas................................................................. 80
14. Tabel 3.12 Kriteria Realibilitas......................................................................................... 81
15. Tabel 3.13 Tingkat Kesukaran Soal .................................................................................. 82
16. Tabel 3.14 Kriteria Daya Pembeda ................................................................................... 84
17. Tabel 4.1 Daftar Pendidikan Akhir Tenaga Pengajar ....................................................... 95
18. Tabel 4.2 Keadaan Siswa MA Pembangunan UIN Jakarta .............................................. 96
19. Tabel 4.3 Struktur Organisasi Madrasah Pembangunan UIN Jakarta .............................. 96
20. Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana MA Pembangunan UIN Jakarta..................................... 95
21. Tabel 4.5 Data Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen ................................... 103
22. Tabel 4.6 Data Hasil Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen .................................. 104
23. Tabel 4.7 Kategori Nilai-Gain Kelas Kontrol dan Eksperimen ........................................ 105
24. Tabel 4.8 Uji Normalitas Pretest dan Posttest .................................................................. 107
25. Tabel 4.9 Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ................................... 108
26. Tabel 4.10 Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen............................... 109
27. Tabel 4.11 Uji Homogenitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen ............................. 109

xii
28. Tabel 4.12 Hasil Pengujian Hipotesis Uji-t Nilai Pretest ................................................. 110
29. Tabel 4.13 Hasil Pengujian Hipotesis Uji-t Nilai Posttest ................................................ 111
30. Tabel 4.14 Hasil Pengujian Hipotesis Uji-t N-Gain ......................................................... 112
31. Tabel 4.15 Skala Pernyataan Positif dan Negatif Pada Skala Likert Siswa Kelas XB ..... 115
32. Tabel 4.16 Skala Pernyataan Positif dan Negatif Pada Skala Likert Siswa Kelas XC ..... 116

xiii
DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1 Mengklik Ikon Background Style ................................................................. 25


2. Gambar 2.2 Kotak Dialog ................................................................................................. 26
3. Gambar 2.3 Mengklik Icon Audio .................................................................................... 27
4. Gambar 2.4 Memilih File.................................................................................................. 27
5. Gambar 2.5 Tampilan Ikon Audio .................................................................................... 27
6. Gambar 2.6 Menekan Tab Animation .............................................................................. 29
7. Gambar 2.7 Memilih Efek ................................................................................................ 29
8. Gambar 2.8 Nomor Efek Animasi .................................................................................... 29
9. Gambar 2.9 Rob Campbell dan Taylor Pohlman .............................................................. 31
10. Gambar 2.10 Dennis Austin dan Bob Gaskin ................................................................... 31
11. Gambar 2.11 Powerpoint versi 1.0 ................................................................................... 32
12. Gambar 2.12 Powerpoint Versi 2.0 .................................................................................. 32
13. Gambar 2.13 Bagan Kerangka Berfikir ............................................................................ 54
14. Gambar 3.1 Alur Penelitian .............................................................................................. 59
15. Gambar 3.2 Alur Penerapan E-Learning .......................................................................... 60
16. Gambar 4.1 Tampilan Website Sebagai Media Pembelajaran Bagian Depan .................. 99
17. Gambar 4.2 Tampilan Menu RPP di Website................................................................... 99
18. Gambar 4.3 Tampilan Menu Materi di Website ............................................................... 100
19. Gambar 4.4 Tampilan Menu Katalog Media Video di Website ....................................... 100
20. Gambar 4.5 Tampilan Menu Test di Website ................................................................... 100
21. Gambar 4.6 Penyajian Materi dengan Menggunakan Media Powerpoint ........................ 103

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

2. Lampiran 2 Kisi-kisi Soal Validasi dan Pretest-Postest

3. Lampiran 3 Soal Validasi

4. Lampiran 4 Kunci Jawaban Soal Pretest dan Posttest

5. Lampiran 5 E-Learning Website

6. Lampiran 6 Media Powerpoint

7. Lampiran 7 Pedoman Wawancara Pra-Penelitian

8. Lampiran 8 Wawancara Pra-penelitian dengan Guru

9. Lampiran 9 Lembar Pra-observasi dengan Siswa

10. Lampiran 10 Lembar Observasi Pra-Penelitian

11. Lampiran 11 Hasil Belajar Kelas XB

12. Lampiran 12 Hasil Belajar kelas XC

13. Lampiran 13 Validitas Soal

14. Lampiran 14 Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol

15. Lampiran 15 Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen

16. Lampiran 16 Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol

17. Lampiran 17 Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen

18. Lampiran 18 Perhitungan Uji Homogenitas Pretest dan Posttest

19. Lampiran 19 Perhitungan N-Gain Eksperimen

20. Lampiran 20 Perhitungan N-Gain Kontrol

21. Lampiran 21 Perhitungan Uji Hipotesis Data Pretest

22. Lampiran 22 Perhitungan Uji Hipotesis Data Posttest

xv
23. Lampiran 23 Perhitungan Uji Hipotesis N-Gain

24. Lampiran 24 Angket Media E-Learning Berbasis Website Kelas Eksperimen

25. Lampiran 25 Angket Media Powerpoint Kelas Kontrol

26. Lampiran 26 Perhitungan Skala Likert Kontrol

27. Lampiran 27 Perhitungan Skala Likert Eksperimen

28. Lampiran 28 Foto Dokementasi

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teknologi komunikasi dan informasi (TIK) merupakan sesuatu yang
sangat penting untuk sekarang ini, yaitu era komunikasi dan informasi yang
artinya siapa yang memiliki informasi maka dia menguasai dunia. Melihat
fenomena yang terjadi pada saat ini seperti yang terjadi pada kasus spionase
atau penyadapan yang dilakukan oleh Australia kepada Indonesia yang
membuktikan bahwa betapa pentingnya sebuah informasi untuk didapatkan.
Ini merupakan sebuah perkembangan teknologi yang semakin canggih dan
kekuatan baru sehingga menuntut untuk bisa mengggunakan dan mengakses
Information, Communication and Technology atau ICT. Dan ditambah lagi
dengan perkembangannya yang begitu cepat sehingga interaksi dan
penyampaian informasi akan berlangsung dengan cepat. Dan memungkinkan
orang-orang dari belahan dunia dapat saling bertukar informasi, ilmu
pengetahuan dan teknologi. Inilah Globalisasi yang mempunyai pengaruh
terhadap suatu Negara baik berdampak positif dan juga negatif. Tetapi di lain
pihak, hal ini menimbulkan digital divide yaitu perbedaan mencolok antara
yang mampu dan tidak mampu dalam akses penggunaan Information,
Communication and Technology atau ICT. Dan ditambah lagi dengan

1
2

persaingan yang terjadi pada era globalisasi ini menumbuhkan kompetisi antar
bangsa, sehingga menuntut adanya pengembangan kualitas sumber daya
manusia. Pendidikan adalah salah satu hal penting dalam dalam
pengembangan sumber daya manusia.
Bagi pemerintah sendiri ini menjadi tantangan dalam mutu sistem
pendidikan nasional. Indonesia adalah salah satu Negara yang berusaha
mengurangi digital divide diantara penduduknya melalui penggunaan
teknologi komputer dalam berbagai bidang kehidupan.
“Kebijakan pemerintah atas penggunaan Teknologi Informasi dan
Komunikasi atau TIK didasarkan pada keppres No. 50/2000 tentang
Pengadaan Team Koordinir Telematika Indonesia dalam rangka
mengantisipasi kebutuhan masyarakat terhadap kemajuan teknologi
informasi dan pemanfaatan telematika guna menunjang peningkatan daya
saing bangsa, maka diperlukannya adanya koordinasi dan sinergi dalam
pembangunan sarana, aplikasi dan sumber daya telematika Indonesia.”1
Pengenalan tentang teknologi komputer dan aplikasinya sebaiknya
dimulai sejak masa kanak-kanak, tidak membeda-bedakan dan diberikan pada
semua jenjang pendidikan, sehingga telematika dapat menjadi bagian penting
dari sistem pendidikan. Sebagaimana dikemukaan Eric Ashby yang
menyatakan adalah
dunia pendidikan telah memasuki revolusinya yang kelima. Revolusi
pertama terjadi ketika orang tua menyerahkan pendidikan anaknya
kepada seorang guru di sekolah, padepokan, paguron, dan pesantren.
Revolusi kedua terjadi ketika ditemukan dan digunakannya tulisan untuk
keperluan pembelajaran. Revolusi ketiga terjadi seiring dengan
ditemukannya mesin cetak, sehingga materi dan sumber belajar dapat
disajikan melalui media cetak seperti buku, modul, majalah, dan jurnal.
Revolusi keempat terjadi ketika ditemukan dan digunakannya perangkat
elektronik, sehingga pembelajaran dapat dikemas melalui media
elektronik, seperti radio, tape recoder dan televisi untuk memudahkan
dan memvariasikan proses pembelajaran. Revolusi kelima seperti saat ini,
yaitu dengan ditemukan dan dimanfaatkannya komputer dan internet
dalam kegiatan pembelajaran dapat lebih bervariasi seperti dengan
menggunakan multimedia interaktif berbasis komputer, pembelajaran

1
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2000 Tentang Tim Koordinasi
Telematika Indonesia Presiden Republik Indonesia
3

berbasis web seperti e-learning, blended learning, m-learning, e-library,


e-book, e-journal dan sebagainya2.
Pada tatanan global sekarang ini, maka muncul kesadaran baru
tentang pentingnya pendidikan yang memberikan informasi yang luas pada
peserta didik tanpa hambatan. Kesadaran informasi yang begitu luas atas
sebuah fakta , bahwa kemajuan teknologi informasi sudah berkembang pesat
di seluruh dunia. Dalam bidang pendidikan itu sendiri Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK) menyebabkan perubahan mendasar dan penyesuaian
dalam hal cara mengajar guru, belajar siswa, managemen sekolah dari yang
ada sebelumnya.
Sebagai upaya pemerintah dalam pembukaan Undang-Undang dasar
1945 disebutkan bahwa tujuan pemerintah negara Republik Indonesia di
antaranya ialah mencerdaskan kehidupan bangsa. “Rincian amanat ini
ditemukan pada pasal 31 amandemen ke-4 yang menyebutkan bahwa ayat ke-
5 pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan
peradaban serta kesejahteraan umat manusia”3.
Perkembangan dunia informasi sudah menjadi bagian dari masyarakat
Indonesia yang membutuhkan informasi baik dari luar negeri dan dalam
negeri. Dimana dunia pendidikan jadi tempat utama dan tepat dalam
implementasinya dalam mendapatkan informasi yang terkini dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dunia. Sekarang sudah masuk abad ke-21
yang merupakan era tranformasi pendidikan dan perubahan di mana guru dan
siswa akan sama-sama meningkatkan peranan penting dalam kegiatan
pembelajaran. Peranan guru bukan hanya sebagai tranfer of knowledge atau
guru merupakan satu-satunya sumber belajar yang bisa melakukan apa saja
(teacher center), melainkan guru sebagai mediator dan fasilitator aktif untuk
mengembangkan potensi aktif siswa yang ada pada dirinya.

2
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer ,Mengembangkan Profesionalisme
Abad 21, (Bandung: CV Alfabeta,2012), h.4.
3
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 31 amandemen ke-4, Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
4

Pada saat ini, dunia pendidikan masih kurang optimal menggunkan


teknologi layanan internet (interconnection networking) dalam
pembelajaran. Sebagian guru dan siswa masih kesulitan mencari informasi
karena kendala bahasa dan mahalnya biaya. Padahal berbagai kepentingan
pekerjaan dan maupun pendidikan bergantung pada internet. Semua itu
menuntut setiap individu untuk dapat mengoperasikan internet sebagai
konsekuensi hidup di zaman serba canggih ini. Internet sebagai media
pembelajaran mulai diterapkan pada dunia pendidikan. Bentuk dari
perkembangan teknologi informasi yang diterapkan di dunia pendidikan
adalah E-Learning. E-Learning merupakan sebuah inovasi yang
mempunyai kontribusi sangat besar terhadap perubahan proses
pembelajaran, dimana proses belajar tidak lagi hanya mendengarkan uraian
materi dari guru tetapi siswa juga melakukan aktivitas lain seperti
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain. Materi bahan ajar
dapat divisualisasikan dalam berbagai format dan bentuk yang lebih
dinamis dan interaktif sehingga learner atau murid akan termotivasi untuk
terlibat lebih jauh dalam proses pembelajaran tersebut. Peserta didik
diajarkan mengenai pengoperasian internet, tujuannya adalah agar peserta
didik mengenal dunianya, dunia yang tidak berhenti mengalami
perkembangan teknologi.
Menurut Azhar Arsyad perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan
hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Untuk itu guru harus memiliki
pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran, yang
meliputi:
1. Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses
belajar mengajar.
2. Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
3. Seluk- beluk proses belajar
4. Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan
5. Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran
6. Pemilihan dan penggunaan media pendidikan
5

7. Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan


8. Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran
9. Usaha inovasi dalam media pendidikan”4.
Sebuah realitas empiris di sekolah di lihatkan dalam proses belajar-
mengajar IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) atau lebih khususnya sosiologi
masih kurang optimal baik di dalam memanfaatkan dan memperdayagunakan
sumber pembelajaran. Karena, dalam proses belajar IPS sosiologi masih
terkesan berpusat pada guru (teacher centered) dan buku (textbook) dan
media tunggal atau lebih tepatnya pembelajaran konvensional. Pembelajaran
konvensional yang dimaksud di sini adalah pembelajaran yang penyampaian
materinya diuraikan oleh guru dengan media pembelajaran yang standar,
misalnya powerpoint atau tanpa media pembelajaran kemudian memberikan
soal (penugasan) kepada siswa dengan materi yang terbatas. Dan
tidak bisa disalahkan apabila siswa menganggap belajar IPS sosiologi
terkesan membosankan, monoton, kurang menyenangkan, terlalu banyak
hafalan, dan kurang variatif yang berdampak pada hasil belajar yang kurang
baik5.
Menurut John Holt, belajar semakin baik jika siswa diminta untuk
melakukan hal-hal seperti :
1. Mengungkapkan informasi dengan bahasa mereka sendiri
2. Memberikan contoh-contoh
3. Mengenal dalam berbagai samaran dan kondisi
4. Melihat hubungan antara satu fakta atau gagasan dengan yang lain.
5. Menggunakannya dengan berbagai cara.
6. Memperkirakanya betapa konsuekuensinya.
7. Mengungkapkan lawan atau sebaliknya”6.
Mata pelajaran IPS adalah salah satu mata pelajaran keilmuan dasar
yang membahas tentang masalah-masalah sosial. Dan secara pembelajaran
lebih mengedepankan pemahaman dan hafalan bukan belajar berfikir logis.
Hal ini salah satu yang menyebabkan mata pelajaran yang kurang digemari
siswa. Siswa merasa jenuh apabila belajar tentang soiologi yang dinilai terlalu

4
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,( Jakarta: Rajawali Pres,2011), h.2.
5
Hasil wawancara dengan Guru Sosiologi dan Siswa Kelas X Lampiran 8
6
Mel Silberman, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, ( Yogyakarta: Pustaka
Insan Madani, 2009),Cet.6,h.5
6

banyak hafalan dan terkesan teoritis. Pembelajaranya juga terkesan monoton


dan kurang bervariasi. Siswa hanya terfokus pada buku dan guru yang
menyebakan siswa jadi pasif dan kurang aktif karena lebih banyak
mendengarkan. Seperti yang terjadi di Aliyah Pembangunan UIN Jakarta saat
belajar sosiologi guru masih suka menggunakan metode ceramah dan masih
kurangnya keaktifan siswa saat belajar. Hal itu menjadikan siswa bercanda,
mengobrol dan kurang fokus terhadap belajar.
Kemudian ditambah lagi dengan penggunaan fasiltas yang di sekolah
yang terkesan kurang optimal. Fasilitas yang ada di MP UIN Jakarta seperti
jaringan WiFi (Wireless Fidelity) jaringan internet lokal nirkabel yang masih
kurang optimal digunakan siswa untuk belajar. Padahal fasiltas itu sangat
berguna dalam menjelajah ilmu pengetahuan dan wawasan. Masalahnya
belum ada website dari guru itu sendiri yang memanfaatkan untuk belajar.
Siswa masih hanya belajar lewat dunia nyata baik dikelas dan sumber
pengetahuan terbatas hanya dari buku dan guru. Dan apabila siswa mencari
informasi mereka mencari lewat Google dan Yahoo sebagai mesin pencari
sehingga membuat siswa bingung dan malas membuka internet untuk belajar.
Menciptakan suasana belajar yang variatif dan atractif sangatlah
penting. Oleh karenanya pemilihan strategi menggunakan media
pembelajaran merupakan salah satu kunci. Salah satu contoh dengan
menggunakan pembelajaran E-Learning berbasis website sebagai media
untuk belajar dengan mengakses informasi dari berbagai sumber yang
tersedia di layanan website itu. Menurut Bambang Warsita “sekarang
perkembangan teknologi sudah semakin maju dan guru harus
mengoptimalkan layanan internet untuk pembelajaran berbasis website atau
web enhanced course yaitu pemanfaatan internet untuk pendidikan, untuk
menunjang peningkatan kualitas kegiatan pembelajaran secara tatap muka
dikelas.”7

7
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: PT Rineka
Cipta,2008), cet, ke-1.hal.152.
7

Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk meneliti


tentang “Perbedaan Penggunaan Media Pembelajaran E-Learning
Berbasis Website dan Media Powerpoint Pada Pelajaran Sosiologi Materi
Interaksi Sosial Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X di Madrasah
Aliyah Pembangunan UIN Jakarta”.
B. Identifikasi Masalah.
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, ada beberapa masalah di
identifikasikan sebagai berikut:
1. Keterbatasan sumber belajar berbasis teknologi.
2. Siswa membutuhkan akses belajar yang luas, aktif, kreatif, dan
suasana belajar yang kurang menantang.
3. Penggunaan internet belum optimal dalam pencarian sumber untuk
belajar.
4. Kurang ketertarikan dan minat siswa dalam mengikuti
pembelajaran sosiologi menggunakan metode konvensional
sehingga hasil belajar kurang baik.
5. Rendahnya guru dalam memanfaatkan teknologi internet di
sekolah sebagai sarana khusus untuk proses belajar.
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini fokus pada perbedaan hasil belajar dengan penggunaan
media pembelajaran E-learning berbasis website dan media powerpoint pada
pelajaran sosiologi materi interaksi sosial siswa kelas X di Madrasah
Pembangunan UIN Jakarta.
D. Rumusan Masalah
Setelah di identifikasi dan ditentukan pembatasan masalahnya, maka
perlu adanya perumusan masalah dalam penelitian ini. Berdasarkan
permasalahan yang telah disebutkan di atas, peneliti merumuskan masalah
dalam penelitian ini sebagai berikut:
“Bagaimana perbedaan hasil belajar dengan penggunaan media
pembelajaran E-learning berbasis website dan media powerpoint pada
8

pelajaran sosiologi materi interaksi sosial dapat meningkatkan hasil belajar


siswa kelas X di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta “?
E. Tujuan Penelitian
Setelah identifikasi masalah dan batasan masalah selesai dirumuskan,
maka pada hakikatnya kita telah mempunyai inti dari tujuan penelitian yang
dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana
penggunaan teknologi internet dengan media pembelajaran E-learning
berbasis website pada mata pelajaran IPS materi interaksi sosial dapat
meningkatkan hasil belajar.
F . Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penulis mengharapkan
penelitian ini berguna bagi semua kalangan. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Manfaat bagi siswa:
Dapat dijadikan acuan untuk lebih meningkatkan intensitas dan
kualitas belajarnya.
b. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan:
Menjadi sebuah tambahan pustaka terhadap wacana pendidikan di
Indonesia khususnya yang berkenaan dengan penggunaan web site
dalam pembelajaran. Adapun juga menjadi bahan penelitian lebih
lanjut untuk menganalisa lebih dalam lagi berkenaan dengan kegitan
pembelajaran yang memanfaatkan media situs (website) atau
pembelajaran berbasis website terhadap upaya meningkatkan hasil
belajar sosiologi di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta.
c. Manfaat bagi peneliti
Dapat memperluas pengetahuan tentang inovasi-inovasi dalam
kualitas pembelajaran khususnya dalam penggunaan media-media
pembelajaran yang lebih variatif dari sisi multimedia dan multi
sumber. Sehingga pada nantinya akan menjadi bekal untuk berkreasi
dalam proses pembelajaran selanjutnya. Juga sebagai upaya
9

mengurangi digital divide terhadap diri peneliti agar supaya selalu


belajar mengikuti perkembangan teknologi dalam pembelajaran.
d. Manfaat bagi pembaca:
Dapat menambah informasi dan wawasan bagi pembaca tentang
penggunaan website dalam peningkatan hasil belajar terhadap
pembelajaran sosiologi.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi siswa:
Dapat dijadikan acuan untuk lebih meningkatkan intensitas dan
kualitas belajarnya supaya lebih tertarik dalam memperluas wawasan
dan pengetahuan informasi yang terkini.
b. Manfaa bagi guru:
Penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi guru agar dapat
menggunakan metode lain dalam mengajar selain menggunakan
metode ceramah, dan agar guru menggunakan media dalam
pembelajaran salah satunya dengan menggunakan Web Site .
c. Kepala Sekolah :
Sekolah dengan adanya fasiltas internet supaya bisa
menggunakan secara optimal dalam pembelajaran yang lebih
bermanfaat dengan adanya internet tersebut.
d. Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial:
Semoga penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan di Jurusan Pendidiakan Sosial.
e. Masyarakat umum:
Semoga penelitian ini dapat membantu peneliti-peneliti lain
yang ingin membahas kembali tentang penggunaan internet dengan
layanan Website supaya digunakan lebih positif sebagai media
pembelajaran di sekolah.
BAB II

LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESA

A. Kajian Teori
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media
Menurut Azhar Arsyad “kata media berasal dari Latin medius yang
secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar”.1 Menurut Arif
Sadiman,dkk“media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim
ke penerima pesan.”2 Menurut Sadiman, dkk“media juga merupakan
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses
belajar terjadi.”3
Menurut Vemon S. Gerlach dan Donalp P. Ely pengertian “media ada
dua macam ,arti sempit dan arti luas. Arti sempit , bahwa media itu
berwujud : grafik, foto, alat mekanik dan alat elektronik yang
digunakan untuk menangkap, memproses serta menyampaikan

1
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pres, 2011), h. 3.
2
Arif S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pres. 1986), Cet.1, h. 6.
3
Ibid., h.7

10
11

informasi. Menurut arti luas, yaitu kegiatan yang dapat menciptakan


suatu kondisi sehingga memungkinkan peserta didik dapat memperoleh
pengetahuan dan sikap yang baru.”4
Pengertian media dalam arti luas ini sesuai pendapat Sharon yang
mengatakan “media itu adalah alat komunikasi dan sumber informasi.
Dalam konsep ini, segala jenis alat, baik elektronik maupun nonelektronik
yang dijadikan sarana penyampaian pesan dalam komunikasi dapat disebut
media. Kalau jenis alat ini digunakan dan dijadikan sumber informasi
pembelajaran, maka disebut media pembelajaran.”5
Gearlach dan Ely dalam Pupuh Fathurrohman mengatakan bahwa
“media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau
kejadian yang membangun suatu kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap.”6
Berdasarkan definisi-definisi diatas penulis menarik simpulan, media
adalah segala sesuatu baik yang berwujud dan tidak berwujud yang
digunakan sebagai perantara atau penyampaikan pesan informasi dan
sejenisnya, yang dikondisikan oleh penyampai pesan sehingga penerima
pesan memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap yang mandiri .
Menurut Bambang Warsita pembelajaran merupakan terjemahan dari
“kata “instruction” yang dalam bahasa Yunani disebut instruction atau
intruere yang berati menyampaikan pikiran, dengan demikian arti
intruksioanal adalah menyampaikan pikiran atau ide yang telah diolah
secara bermakna melalui pembelajaran. Pengertian ini lebih mengarah
kepada guru sebagai pelaku perubahan.”7
Menurut Bambang Warsita dalam pengertian lain pembelajaran
adalah “usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber
belajar agar terjadi proses belajar dalam diri peserta didik. Pembelajaran

4
HM Musfiqon, Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. (Jakarta: PT. Prestasi
Pustakarya, 2012) . h. 26.
5
Ibid., h.6
6
Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT.
Refika Aditama,2007), h.65.
7.Bambang Warsita ., Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta, PT.
Rineka Cipta, 2008), h.265.
12

disebut juga kegiatan pembelajaran (instruksional) adalah usaha mengelola


lingkungan dengan sengaja agar seseorang membentuk diri secara positif
tertentu dalam kondisi tertentu. Jadi inti dari pembelajaran adalah segala
upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri
peserta didik.”8 Menurut Musfiqon pendek kata, “media alat bantu yang
digunakan guru dengan desain yang disesuaikan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran.”9
Penulis dapat, memberikan simpulan secara lebih utuh, media
pembelajaran dapat didefinisikan sebagai alat bantu berupa fisik maupun
nonfisik yang sengaja digunakan dan di rancang sedemikian rupa sebagai
perantara antara guru dan siswa dalam penyampaikan materi pembelajaran
agar lebih efektif dan efesien. Sehingga materi pembelajaran lebih mudah
dan cepat diterima siswa dengan utuh serta menarik minat siswa untuk
belajar lebih lanjut secara mandiri.
b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Media pembelajaran telah menjadi bagian integral dalam
pembelajaran. Bahkan keberadaannya tidak bisa dipisahkan dalam proses
pembelajaran di sekolah. Hal ini telah dikaji dan diteliti bahwa
pembelajaran yang menggunakan media hasilnya lebih optimal.
Angkowo dan Kosasih berpendapat bahwa salah satu fungsi media
pembelajaran adalah “sebagai alat bantu pembelajaran, yang ikut
mempengaruhi situasi, kondisi dan lingkungan belajar dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran yang telah diciptakan dan didesain oleh
guru.”10
Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian “media pembelajaran
dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat
yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.”11

8
Ibid. h.266.
9
Musfiqon, Op.Cit., h. 28.
10
Musfiqon, Op Cit., h. 32.
11
Azhar Arsyad, op. cit., h. 15.
13

Dari pemaparan diatas, penulis melihat bahwa fungsi media


pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut
mempengaruhi iklim, kondisi, lingkungan belajar yang didesain oleh guru
supaya siswa lebih mandiri dalam belajar.
Levied dan Lentz mengemukakan empat fungsi “media
pembelajaran, khususnya media visual, yaitu: fungsi atensi, fungsi afektif,
fungsi kognitif dan fungsi kompensatoris.”12 Menurut Benni Agus Pribadi,
media pembelajaran berfungsi sebagai berikut:
1) Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan juga
memudahkan proses pembelajaran bagi guru.
2) Memberikan pengalaman lebih nyata, seperti abstrak menjadi
konkrit.
3) Menarik perhatian siswa lebih besar, jalannya pelajaran tidak
membosankan.
4) Semua indera siswa dapat diaktifkan.
5) Dapat membangkitkan dunia teori dengan realitanya.”13
Dari fungsi-fungsi diatas, penulis menarik kesimpulan bahwa jikalau
media pembelajaran digunakan dengan baik pada proses kegiatan belajar
mengajar maka akan terjadi sebuah peningkatan intensitas, minat dan
membentuk kemandirian belajar siswa baik bentuknya motivasi belajar
maupun hasil belajar yang akan dicapai.
Menurut S.Nasution “adanya alat-alat pendidikan atau media
pembelajaran dapat mengubah pikiran manusia, mengubah cara kerja, dan
cara hidupnya..Juga pendidikan tidak bebas dari pengaruh teknologi.”14
Tokoh lain yang memberikan penjelasan mengenai fungsi dan
manfaat media pembelajaran, seperti Derek Rowntree. Media
pembelajaran berfungsi sebagai:
1) Membangkitkan motivasi belajar,
2) Mengulang apa yang telah dipelajari,
3) Menyediakan stimulus belajar,
4) Mengaktifkan respon peserta didik,
5) Memberikan balikan dengan segera, dan
6) Menggalakkan latihan yang serasi.”15

12
Azhar Arsyad, op.cit., h. 16.
13
Musfiqon, op. cit., h. 33.
14
S. Nasution, Teknologi Pendidikan (Bandung: Jeemars, 1982) Cet.1, h. 115.
14

Dari paparan diatas, dapat dilihat bahwa media pembelajaran pun


memberikan sebuah rangkaian peran dan fungsi dalam memahami dan
pendalaman materi secara efesien dan efektif.
Fungsi media pembelajaran, dapat juga dilihat dari segi
perkembangan media itu sendiri:
1). Pada mulanya media berfungsi sebagai alat bantu mengajar.
2) Dengan masuknya audio-visual instruksi, media berfungsi
memberikan pengalaman konkrit kepada siswa.
3) Munculnya teori komunikasi menyebabkan media mempunyai
fungsi sebagai alat penyalur pesan/informasi belajar.
4) Adanya penggunaan pendekatan sistem dalam pembelajaran
media berfungsi sebagai bagian integral dalam program
pembelajaran.
5) Akhirnya, media bukan saja sekedar berfungsi sebagai peraga
bagi guru, tetapi pembawa informasi atau pesan pembelajaran
yang dibutuhkan siswa.”16
Dari pemaparan diatas, penulis dapat simpulkan bahwa media
pembelajaran tidak sekedar berfungsi sebagai alat tetapi sebagai sumber
belajar.
Pandangan lain, menurut Sudarsono Sudirdjo dan Evaline Siregar,
“media pembelajaran mempunyai dua fungsi: fungsi AVA (Audiovisual
Aids atau Teaching Aids) berfungsi untuk memberikan pengalaman yang
konkrit kepada siswa, dan fungsi komunikasi, yaitu sebagai sarana
komunikasi dan interaksi antara siswa dengan media, dan dengan demikian
merupakan sumber belajar yang penting.”17
c. Pemilihan Media
Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik.
Media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran itu juga
memerlukan perencanaan yang baik. Meskipun demikian, kenyataan
dilapangan menunjukan bahwa seorang guru memilih salah satu media
dalam kegiatannya di kelas atas dasar pertimbangan tertentu.

15
Musfiqon. loc cit.
16
Musfiqon. op.cit., h. 34.
17
Ibid., h. 34-35.
15

Heinch mengajukan model perencanaan penggunaan “media yang


efektif yang dikenal dengan istilah ASSURE. (ASSURE adalah singkatan
dari Analyze learner characteristics, State objective, Select, or modify
media, Utilize, Require learner response, and Evaluate).”18
Pada tingkat yang menyeluruh dan umum pemilihan media dapat
dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut:
1) Hambatan pengembangan dan pembelajaran yang meliputi
faktor dana, fasilitas dan peralatan yang tersedia serta waktu
yang tersedia.
2) Persyaratan isi, tugas, dan jenis pembelajaran.
3) Hambatan dari sisi siswa dengan mempertimbangkan
kemampuan dan keterampilan awal.
4) Pertimbangan lainnya adalah tingkat kesenangan (preferensi
lembaga, guru, dan pelajar) dan keefekivan biaya.
5) Pemilihan media sebaiknya mempertimbangkan pula:
kemampuan mengakomodasikan penyajian stimulus yang tepat,
kemampuan mengakomodasikan respons siswa yang tepat,
kemampuan mengakomodasikan umpan balik, pemilihan media
utama dan media sekunder untuk penyajian informasi atau
stimulus, dan untuk latihan dan tes.
6) Media sekunder harus mendapat perhatian karena pembelajaran
yang berhasil menggunakan media yang beragam.”19
Faktor-faktor diatas merupakan sebuah acuan guru dalam
mempertimbangkan pemilihan media pembelajaran secara efektif dan
efesien agar memenuhi kebutuhannya dalam mencapai tujuan yang dia
telah tetapkan.
a) Prinsip Pemilihan Media
Memilih media yang tepat untuk digunakan dalam
pembelajaran tidaklah mudah. Selain memerlukan analisis
mendalam dengan mempertimbangkan berbagai aspek juga
dibutuhkan prinsip-prinsip tertentu agar pemilihan media bisa
lebih tepat.
Menurut Musfiqon Ada tiga prinsip utama yang bisa
dijadikan rujukan bagi guru dalam memilih “media

18
Azhar Arsyad, op. cit., h. 67-68.
19
Ibid.,h. 69-72.
16

pembelajaran, yaitu: (1) prinsip efektifitas dan efesiensi, (2)


prinsip relevansi, dan (3) prinsip produktifitas.”20Akan diuraikan
prinsip-prinsip diatas mengapa penting dan bagaimana memilih
media pembelajaran yang sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut.
(1) Prinsip efektifitas dan efesiensi
“Media yang akan digunakan dalam pembelajaran
seharusnya bisa mendukung dan mempercepat pencapaian
tujuan pembelajaran. Jangan sampai media yang digunakan
tidak mendukung pencapaian tujuan pembelajaran secara
efektif dan efesien.”21
Jika dilaksanakan dengan baik prinsip ini maka dalam
sebuah pembelajaran tentunya akan meningkatkan
ketertarikan siswa dalam belajar dan mendukung sebuah
pencapaian tujuan pembelajaran.
(2). Prinsip Relevansi
Pertimbangan kesesuaian “media dengan materi yang
akan disampaikan juga perlu menjadi pertimbangan
guru dan memilih media pembelajaran. Guru dituntut
bisa memilih media yang sesuai dengan tujuan, isi,
strategi pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.
Relevansi ini ada dua macam, yaitu relevansi kedalam
dan keluar. Relevansi ke dalam adalah pemilihan media
pembelajaran yang mempertimbangkan kesesuaian dan
sinkronisasi antara tujuan, isi, strategi dan evaluasi
materi pembelajaran.”22
Tak hanya itu, relevansi ke dalam juga
mempertimbangkan pesan, guru, siswa, dan desain media
yang akan digunakan dalam pembelajaran. Sehingga media
yang digunakan sesuai dengan kebutuhan guru, kebutuhan
siswa, serta sesuai materi ajar yang disampaikan.

20
Musfiqon. op.cit.,h. 116.
21
Ibid.
22
Ibid.,h. 117.
17

Musfiqon mengemukakan juga sedangkan, relevansi


keluar adalah pemilihan “media yang disesuaikan dengan
kondisi perkembangan masyarakat.”23
Dalam hal ini, prinsip keluar lebih menekankan pada
kondisi peserta didik. Media yang dipilih harus disesuaikan
dengan apa yang digunakan masyarakat luas. Oleh karena
itu, media pembelajaran disesuaikan dengan problem yang
dihadapi siswa serta disesuaikan dengan perkembangan di
kalangan peserta didik. Artinya, media yang digunakan
sesuai dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik
yang dapat dilihat, dialami dan didengar. Semakin relevan
media yang dipilih guru maka akan semakin mendukung
pencapaian indikator belajar siswa.
(3). Prinsip Produktivitas
Walaupun sudah ada dua prinsip pemilihan media, guru
juga perlu mempertimbangkan “prinsip produktifitas
dalam memilih media pembelajaran.Produktifitas dalam
pembelajaran dapat difahami pencapaian tujuan
pembelajaran secara optimal dengan menggunakan
sumber daya yang ada, baik sumber daya manusia
maupun sumber daya alam.”24
Dalam media pembelajaran, guru dituntut untuk bisa
menganalisis apakah media yang digunakan bisa
meningkatkan pencapaian tujuan belajar atau tidak. Jika
media yang digunakan bisa menghasilkan dan mencapai
indikator dan tujuan pembelajaran lebih baik dan banyak
maka media tersebut dikategorikan media produktif.
Menurut Musfiqon dalam memilih “media perlu
mempertimbangkan prinsip produktifitas. Tentunya
media yang produktiflah yang seharusnya digunakan
guru dalam melakukan pembelajaran. Semakin produktif
media yang digunakan maka akan semakin cepat dan
tepat tujuan pembelajaran terealisasikan.”25
23
Musfiqon. op.cit.,h. 117.
24
Ibid.
25
Musfiqon. op.cit.,h. 118.
18

b) Kriteria Pemilihan Media


Selain prinsip pemilihan media tercapai, dalam memilih
media guru perlu menganalisis kriteria-kriteria pembelajaran.
Proses pemilihan media pembelajaran tidak sama dengan
pemilihan buku pegangan dalam pembelajaran.
Para pakar media pembelajaran telah merumuskan
kriteria-kriteria pemilihan media, ada beberapa kriteria yang
patut diperhatikan dalam memilih media, diantaranya:
(1) Kesesuain dengan tujuan
“Pembelajaran dilaksanakan dengan mengacu
pada tujuan yang telah dirumuskan.”26
Azhar Arsyad mengemukakan “Media dipilih
berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan
yang secara umum mengacu kepada salah satu atau
gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik.”27
Tujuan yang dirumuskan ini merupakan kriteria
yang paling pokok, sedangkan tujuan pembelajaran
yang lain merupakan kelengkapan dari kriteria utama
ini. Perlu diingat, kehadiran media dalam proses belajar
mengajar merupakan untuk mendukung pencapaian
tujuan pembelajaran agar lebih efektif dan efesien.
(2) Kesesuain dengan tujuan
Menurut Musfiqon “Tepat guna dalam konteks
media pembelajaran diartikan pemilihan media telah
didasarkan pada kegunaan. Jika media itu dirasa belum
tepat dan belum berguna maka tidak perlu dipilih dan
digunakan dalam pembelajaran.”28

26
Ibid.
27
Azhar Arsyad, op. cit., h. 75.
28
Musfiqon. op.cit.,h. 119.
19

Menurut Azhar Arsyad “tepat untuk mendukung


isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau
generalisasi.”29 Jika materi yang akan dipelajari adalah
bagian-bagian yang penting dari benda, maka gambar
seperti bagan dan slide dapat digunakan. Apabila yang
dipelajari adalah aspek-aspek yang menyangkut gerak,
maka media film atau video akan lebih tepat.
(3) Keadaan peserta didik
Menurut Arsyad kriteria pemilihan “media yang
baik adalah disesuaikan dengan keadaan peserta didik,
baik keadaan psikologis, filosofis, maupun sosiologis
anak.”30
Karena jikalau media pembelajaran tidak
disesuaikan dengan kondisi peserta didik tidak dapat
membantu banyak dalam memahami materi ajar.
Menurut Arsyad media yang efektif adalah
“media yang penggunaannya tidak tergantung dari
perbedaan individual siswa. Oleh karena itu, agar
media sesuai dengan bekal awal maka sesuaikanlah
media itu dengan apa yang telah difahami siswa.”31
(4) Ketersediaan
Walaupun suatu media dinilai sangat tepat untuk
mencapai tujuan pembelajaran, media tersebut tidak
dapat digunakan jika tidak tersedia. Menurut
Wilkinson, “media merupakan alat mengajar dan
belajar, peralatan tersebut harus tersedia jika
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan siswa dan
guru.”32

29
Azhar Arsyad, op. cit., h. 75.
30
Ibid.
31
Ibid.
32
Ibid.,h. 120.
20

Dengan demikian, seorang guru jangan sampai


menentukan media pembelajaran yang tidak tersedia di
sekolah. Jika guru kesulitan untuk membuat dan
memproduksi media maka pilihlah media alternatif
yang tersedia di sekolah.
(5) Biaya Kecil
“Jika tidak tersedia waktu, dana, atau sumber
daya lainnya untuk memproduksi, tidak perlu
dipaksakan.”33 Faktor biaya seringkali menjadi
pertimbangan utama dalam pemilihan media
pembelajaran.“Biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh dan menggunakan media hendaknya
benar-benar seimbang dengan hasil-hasil yang akan
dicapai.”34
Dalam memilih media seorang guru tidak
diperkenankan memilih media yang biayanya mahal
tapi pembelajarannya tidak seimbang dengan biaya
yang harus dikeluarkan untuk memproduksi media
tersebut. Jikalau masih dilakukan maka akan
mengalami kerugian. Pilihlah media yang biayanya
murah dan sederhana tetapi hasilnya optimal dan
baik.Kalaupun harus memilih media yang mahal maka
hasilnya harus lebih besar dan lebih bagus.
(6) Keterampilan Guru
“Aspek keterampilan guru ini sering kali menjadi
kendala tersendiri dalam proses pemilihan media.
Banyak guru yang memilih media sederhana dengan

33
Azhar Arsyad, op. cit., h. 76.
34
Musfiqon. op.cit.,h. 120.
21

alasan tidak bisa mengoperasionalkan media yang lebih


canggih atau modern.”35
Guru terampil menggunakannya. Ini merupakan
salah satu kriteria utama. “Apapun media itu, guru
harus mampu menggunakannya dalam proses
pembelajaran. Nilai dan manfaat media amat ditentukan
oleh guru yang menggunakannya.”36
Seperti proyektor transparansi (OHP), proyeksi
slide dan film, komputer, dan peralatan canggih lainnya
tidak akan mempunya arti apa-apa jika guru belum
dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran
sebagai upaya mempertinggi mutu dan hasil belajar.
Apapun media yang dipilih, guru harus mampu
menggunakannya dalam proses pembelajaran.
(7) Mutu Teknis
Kualitas “media jelas mempengaruhi tingkat
keterampilan pesan atau materi pembelajaran kepada
anak didik.Untuk itu, media yang dipilih dan digunakan
hendaknya memilih mutu teknis yang bagus.”37
“Pengembangan visual baik gambar maupun
fotograf harus memenuhi persyaratan teknis tertentu.”38
Misalnya, media visual yang dipilih, baik gambar
maupun fotografi, harus memenuhi persyaratan teknis
tertentu. “Visual pada slide harus jelas dan informasi
atau pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan
tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa
latar belakang.”39

35
Ibid.
36
Azhar Arsyad, loc. cit.
37
Musfiqon. op.cit.,h. 121.
38
Azhar Arsyad, op. cit., h. 76.
39
Ibid.
22

Di atas telah disinggung mengenai kriteria mutu


teknis dalam pemilihan media pembelajaran, oleh
karena itu setiap peralatan yang digunakan guru
hendaknya memliki kualitas yang baik dan dapat
digunakan dengan mudah.
2. Powerpoint Sebagai Media Presentasi
a. Pengertian Powerpoint
Menurut Asih Widi Harini dan Ridwan Sanjaya PowerPoint adalah
aplikasi di dalam paket Microsoft Office yang digunakan untuk
menyusun presentasi. Aplikasi ini sangat popular di kalangan
professional, akademisi, praktisi, maupun pemula untuk aktivitas
presentasi. Dalam sejarahnya, PowerPoint mengalami banyak
perkembangan. Perusahaan pembuatnya, Microsoft, selalu konsisten
mengembangkan fitur-fitur PowerPoint yang lebih kaya dan lebih
mudah digunakan. Bahkan saat ini PowerPoint seakan-akan tekah
menjadi program standar untuk presentasi. Kata PowerPoint sering kali
digunakan sebagai kata pengganti untuk presentasi. Sama seperti Sanyo
untuk menggantikan pompa air atau Aqua untuk air minum dalam
kemasan. Apalagi dengan keunggulan dan pengoperasian, dapat
dikatakan PowerPoint memiliki kelebihan dibandingkan dengan
program lain yang sejenis.”40
Menurut Sindu Mulianto Sedangkan presentasi adalah “membawakan
atau menyampaikan suatu produk, ide/gagasan, proyek, usulan
kegiatan/proposal, program laporan, dan sebagainya di muka umum atau di
sekelompok orang.”41
Menurut EES Ada juga yang mengartikan presentasi dengan sebuah
kegiatan yang menunjukkan atau menyajikan sebuah informasi atau
gagasan kepada orang lain. Dalam kegiatan presentasi, dibutuhkan
seseorang yang memiliki kemampuan untuk menjelaskan informasi
dengan baik yang disebut presenter. Dalam kegiatan presentasi, presenter
berusaha meyakinkan kepada pendengar atau audience mengenai
informasi yang dimilikinya. Sebuah presentasi dapat dikatakan sukses jika
presenter dapat meyakinkan dan audience paham/mengerti tentang
informasi yang disampaikan presenter.”42

40
Asih Widi Harini, Ridwan Sanjaya. Panduan Cepat Menguasai PowerPoint 2010,
(Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2010), h.1.
41
Sindu Mulianto, dkk. Panduan lengkap Supervisi Diperkaya Perspektif Syariah,
(Jakarta: Elex Media Komputindo, 2006), h.144.
42
EES, Profil Perusahaan Interaktif dengan MS PowerPoint 2007, (Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo, 2007), h.2.
23

Jadi, presentasi yang penulis maksud merupakan sebuah aktivitas


menyampaikan gagasan atau materi dari seorang individu,guru,insrtuktur atau
pembimbing kepada para audiens, murid atau pendengar di dalam ruangan
khusus atau kelas dan waktu tertentu demi hasil yang ingin dicapai. Agar
penyamapaian materi tersebut bisa dipahami oleh murid dengan baik, penyaji
presentasi atau guru wajib mempersiapkan semua materi dalam slide-slide
presentasi yang menarik dengan bantuan microsoft PowerPoint.
Tidak semua orang mampu menyusun suatu paparan sehingga mudah
diterima oleh pihak lain sekalipun orang tersebut sebenarnya sangat
menguasai permasalahan yang akan dipresentasikan. Di Amerika sering
dilakukan survey yang hasilnya dimuat di majalah-majalah yang menyatakan
bahwa “ketakutan nomor satu”.43 Dari kebanyakan orang Amerika (dan juga
merupakan tendensi kebanyakan orang di seluruh dunia) adalah ketika dia
diminta untuk menjelaskan sesuatu di muka orang banyak (publik
speaking).”44
Menurut Adi Kusrianto berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan
ketika membuat presentasi, yaitu:
1. Outline. Tuliskan garis besar atau topik utama presentasi, bukan dalam
kalimat lengkap, untuk menjelaskannya, anda dapat menyampaikannya
secara lisan.
2. Format slide. Gunakan tanda khusus misalkan bullet seperti ini atau
bullet lainnya pada setiap point yang menurut anda penting dalam
presentasi, yang akan di sampaikan yang tujuannya agar audiens tetap
fokus dan tertarik pada apa yang akan anda sampaikan.
3. Format font.Gunakan font yang mudah di baca seperti arian atau time
new roman. Gunakan size font yang berbeda untuk judul dan sub-judul,
jangan sampai font terlalu kecil sehingga sulit untuk di baca, untuk warna
font pilihlah warna yang kontras dengan background slide.
4. Design slide.Sebaiknya gunakan slide yang sederhana, simpel dan
menarik. Dengan slide yang simpel anda akan lebih leluasa untuk
menjelaskan materi, audiens pun akan lebih mudah memahami isi slide.
Gunakan slide yang sama untuk satu topik presentasi.

43
Ketakutan yang kedua dan ketiga adalah takut akan ketinggian dan takut pada anjing
galak. (Nancy Stevenson – Special Edition Using Microsoft PowerPoint)
44
Adi Kusrianto, Presentasi Sukses dengan PowerPoint, (Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 2007), h.3.
24

5. Background.Jika ingin memakai background, pilihlah warna yang tidak


terlalu kontras agar kalimat atau kata tetap dapat terbaca dengan baik.
6. Gambar, grafik, diagram.Anda dapat menambahkan gambar, grafik atau
diagram pada slide presentasi, karena biasanya data yang diajukan
dengan gambar, grafik atau diagram akan lebih mudah dipahami.
7. Kesimpulan. Kesimpulan merupakan point penutup dalam sebuah
presentasi, anda dapat merangkum point-point penting dari presentasi
agar audiens dapat mengingat kembali topik yang telah diikuti.”45
Keberhasilan di dalam sebuah presentasi setidaknya terletak pada empat
unsur yang ada di dalamnya, yaitu
a) Presenternya, yaitu orang (Guru) yang menyampaikan presentasi
secara langsung di depan audience (siswa).
b) Materi yang disampaikan, yaitu tema materi yang tepat yang akan
disampaikan kepada audience (siswa).
c) Sarana yang dipergunakan untuk menyampaikan presentasi. Hal ini
lagi-lagi yang pertama adalah slide show yang disusun berdasarkan
materi yang ingin disampaikan. Karena saat ini yang penulis bahas
tentang presentasi dengan PowerPoint, maka yang dimaksud tentu
saja bagaimana kita mengemas materi presentasi dalam bentuk slide
show. Faktor berikutnya adalah peralatan untuk menyampaikan slide
show tersebut meliputi LCD Projector, Sound system apabila pada
ruang yang cukup besar dan jumlah audience yang cukup banyak
(tentu saja penulis perhatikan hampir di setiap semua ruangan
dilengkapi dengan pengeras suara/sound system).
d) Yang terakhir tentu saja audience yang dijadikan sasaran sebagai
penerima informasi. Jika ketiga unsur di atas telah dipersiapkan
dengan baik, tetapi ternyata tidak ada audience-nya atau tema yang
dipresentasikan tidak tepat sebagaimana yang dimaksud
sebagaisasaran tersebut, maka rangkaian acara presentasi tersebut
tidak akan sukses sebagaiamana yang diinginkan.”46
Mengingat peran slide begitu vital dalam sebuah presentasi, maka kita
dituntut untuk membuat slide presentasi dengan spektakuler dengan cara
mengubah warna background, menambahkan musik, efek transisi, atau efek
animasi. Untuk itulah, penulis akan menyajikan beragam pembahasan yang
berkaitan dengan slide presentasi berikut ini.

45
Ibid ,h. 1
46
Ibid., h.2.
25

1. Mengubah warna background slide


Secara default, background dokumen slide presentasi yag dibuat
dengan PowerPoint 2010 adalah putih.Agar presentasi menjadi kelihatan
lebih unik dan menarik, kita dapat merubah warna background tersebut sesuai
dengan keinginan. Untuk melakukanya ikuti langkah-langkah dibawah ini:
a. Pilih slide yang akan diubah background warnanya, lalu buka tab
Design.
b. Kemudian klik ikon Background Style yang ada di bagian
Background, lalu pilih opsi Format Background.

Gambar 2.1. Mengklik ikon background style lalu memilih opsi format
backgroud
c. Akan muncul kotak dialog Format Backgroud dengan opsi Fill yang
sudah aktif.
26

Gambar 2.2 Kotak dialog format background dengan opsi Fill yang
sudah aktif
d. Terdapat beberapa pilihan jenis warna yang bisa digunakan untuk
mengubah warna background slide presentasi anda, yaitu:
• Solid Fill: untuk merubah warna background degan wara solid
• Gradient Fill: untuk merubah warna background dengan warna
gradasi.
• Picture atau Texture Fill: untuk mengisi background denga
gambar atau tekstur tertetu.
• Pattern Fill: untuk mengisi background dengan pola atau susuan
warna tertentu.
2. Menambahkan musik atau audio
Kita dapat membuat presentasi dengan lebih spektakuler dengan
cara menambahkan file musik atau audio kedalamnya. Beberapa format
file musik atau audio yang sudah didukung oleh PowerPoint 2010 adalah
MP3, WAV, MIDI, AAC, dan lain-lain. Untuk menambahkan file musik
atau audio ke dalam slide presentasi , ikuti langkah-langkah berikut ini:
a. Pilih dahulu slide yang akan titambah musik, lalu buka tab Insert.
b. Klik iokn audio pada bagia media, lalu pilih opsi Audio From File.
27

Gambar 2.3 Mengklik ikon audio lalu memilih opsi Audio From File
c. Lalu muncul kotak dialog Insert Audio, pilih file musik yag ingin anda
tambahkan, lalu teka tombol Insert.

Gambar 2.4 Memilih file musik lalu menekan tonbol Insert


d. Setelah itu di dalam document slide presentasi anda akan muncuk ikon

Audio

Gambar 2.5 Tampilan ikon audio di dalam dokumen slide presentasi


28

3. Menambahkan efek animasi


Cara lain untuk membuat khutbah jumat menggunakan slide
PowerPoint lebih spektakuler adalah dengan menambahkan efek animasi
pada objek yang ada dalam dokumen khutbah jumat. Dengan
menambahkan efek animasi ke dalam objek, objek tersebut akan bergerak-
gerak sesuai dengan efek animasi yang digunakan. MS PowerPoint 2010
sudah menyediakan empat macam kategori efek animasi yang terdiri dari
berbagai jenis efek animasi, yaitu:
a. Entrance
Efek animasi ini akan objekseakan-akan tampil masuk ke dalam slide
presentasi khutbah. Jenis efek yang masuk ke dalam kategori ini antara
lain Appear, Fade, Fly In, Splite, Wipe, Shape, dan sebagainya.
b. Emphasis
Efek animasi ini akan menunjukkan keberadaan objek di dalam slide
presentasi khutbah. Jenis efek yang termasuk ke dalam kategori ini
adalah Pulse, Color Pulse, Teeter, Spin, Desaturate, Darken, Lighten,
Fiil Color, Font Color, dan lain-lain.
c. Exit
Efek animasi ini kebalikan dari efek Entrance, yaitu seakan-akan objek
tampil keluar dari slide presentasi khutbah. Jenis efeknya Disappear,
Fade, Fly Out, Splite, Wipe, Shape, dan sebagainya.
d. Motion Path
Efek animasi ini membuat objek tampil mengikuti garis lintasan yang
sudah anda tentukan.Jenis efek yang termasuk dalam kategori ini
adalah Lines, Arcs, Turns, Shapes, Loops, dan Custem Path.
Apabila kita ingin menambahkan efek animasi ke dalam slide
presentasi khutbah, ikuti langkah berikut ini:
a. Klik objek dalam slide presentasi yang akan ditambahkan efek
animasi.
b. Kemudian tekan tab Animation, lalu klik ikon More pada bagian
Animation.
29

Gambar 2.6. Menekan tab Animation lalu mengklik ikon More.


c. Setelah itu pilih salah satu jenis efek yang ingin kita gunakan,
misalnya Wipe.

Gambar 2.7. Memilih efek yang ingin digunakan

d. Objek yang sudah ditambahkan efek animasi akan ditandai dengan


munculnya nomor pada objek yang menunjukan jumlah efek animasi.

Gambar 2.8 Nomor efek animasi pada gambar


30

Microsoft PowerPoint 2010 adalah aflikasi terbaru dan yang paling


sempurna untuk menyajikan beragam materi presentasi. Selain karena fitur-
fitur yang menarik, aflikasi ini juga bisa digunakan oleh semua orang
sehingga mudah digunakan oleh semua kalangan.
b. Sejarah Perkembangan Powerpoint
Siapa yang tidak mengenal Microsoft PowerPoint? aplikasi terbitan
Microsoft ini memang sangat populer bagi kalangan pelajar. Hampir semua
tugas presentasi sekolah kini lebih mengandalkan PowerPoint ketimbang
harus menggunakan media kliping, tapi tidak semua orang tahu apa itu
PowerPoint dan bagaimana sejarah perkembangannya.
Menurut Asih Widi Harini dan Ridwan Sanjaya PowerPoint adalah
aplikasi di dalam paket Microsoft Office yang digunakan untuk menyusun
presentasi. Aplikasi ini sangat popular di kalangan professional,
akademisi, praktisi, maupun pemula untuk aktivitas presentasi. Dalam
sejarahnya, PowerPoint mengalami banyak perkembangan. Perusahaan
pembuatnya, Microsoft, selalu konsisten mengembangkan fitur-fitur
PowerPoint yang lebih kaya dan lebih mudah digunakan. Bahkan saat ini
PowerPoint seakan-akan tekah menjadi program standar untuk presentasi.
Kata PowerPoint sering kali digunakan sebagai kata pengganti untuk
presentasi. Sama seperti Sanyo untuk menggantikan pompa air atau Aqua
untuk air minum dalam kemasan. Apalagi dengan keunggulan dan
pengoperasian, dapat dikatakan PowerPoint memiliki kelebihan
dibandingkan dengan program lain yang sejenis.”47
Sejarah PowerPoint berawal pada akhir tahun 1983.kala itu Rob
Campbell dan Taylor Pohlman mendirikan sebuah perusahaan bernama
Forethough, Inc. perusahaan ini kemudian mengembangkan aplikasi bitmap
berorientasi objek.

47
Asih Widi Harini, Ridwan Sanjaya.op.cit, h.1.
31

Gambar 2.9 Rob Campbell (Kiri) dan Taylor Pohlman (Kanan)


Pada tahun 1984, peruhasaan merekrut Bob Gaskins, seorang
mahasiswa Universitas of California, Berkeley bergelar Ph.D dan softwear
developer bernama Dennis Austin mengembangkan sebuah program bernama
Presenter. Aplikasi inilah yang menjadi cikal bakal PowerPoint.

Gambar 2.10 Dennis Austin (Kiri) dan Bob Gaskins (Kanan)


Pada tahun 1987, PowerPoint versi 1.0 dirilis, dan komputer yang
didukungnya adalah Apple Machintosh. Pada waktu itu, PowerPoint masih
menggunakan warna hitam dan putih, yang mampu membuat halaman teks
dan grafik untuk transparansi overhead projector (OHP). Setahun kemudian,
versi baru PowerPoint muncul dengan dukungan warna.
32

Gambar 2.11 PowerPoint Versi 1.0


Steve Andy Pascal mengemukakan Di penghujung tahun 1987,
Forethought dan PowerPoint dibeli oleh Microsoft seharga 14 juta dollar.
Tahun 1990 lahirlah PowerPoint versi windows untuk pertama kalinya. Di
tahun yang sama pula, PowerPoint resmi bergabung dalam keluarga
Microsoft Office. Sebagai bagian dari Microsoft Office, otomatis
PowerPoint menjadi aplikasi presenter berkelas dunia. Dalam versi
terbarunya, PowerPoint bukan hanya bisa menampilkan presentasi
berwarna, tapi juga mampu menangani presentasi dalam bentuk film,
musik, dan objek lainnya dalam halaman tersendiri yang biasa disebut
slide. Analogi yang digunakan oleh system slide ini sama dengan prinsip
yang digunakan oleh proyektor slide.”48

Gambar 2.12 PowerPoint Versi 2.0


Sejak PowerPoint edisi Miscrosoft pertama kali dirilis, kini
PowerPoint telah menerbitkan berbagai versi PowerPoint dan yang terbaru
adalah Microsoft Office PowerPoint 2010.
Aplikasi ini sangat banyak digunakan, apalagi oleh kalangan
perkantoran dan pebisnis, para pendidik, siswa, dan trainer. Dimulai pada
versi Microsoft Office System 2003, Microsoft mengganti nama dari

48
Steven Andy Pascal, Tips & Trik Microsoft Office 2007, (Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 2007), h.113.
33

sebelumnya Microsoft PowerPoint saja menjadi Microsoft Office


PowerPoint. Lalu, pada Office 2013, namanya cukup disingkat PowerPoint.
Versi terbaru dari PowerPoint adalah versi 15 (Microsoft Office PowerPoint
2013), yang tergabung ke dalam paket Microsoft Office 2013. Tetapi yang
akan penulis gunakan pada pembahasan saat ini menggunakan Microsoft
Office PowerPoint 2010.
Dari uraian di atas, maka bisa dibuatkan bagan perkembangan versi
PowerPoint dari tahun 1987-2010 sebagai berikut”49:
Gambar Tabel 2.1
Versi Paket Microsoft
Tahun Sistem Operasi
PowerPoint Office
1987 PowerPoint 1.0 Mac OS classic T/A
1988 PowerPoint 2.0 Mac OS classic T/A
1990 PowerPoint 2.0 Windows 3.0 T/A
1992 PowerPoint 3.0 Mac OS classic T/A
1992 PowerPoint 3.0 Windows 3.1 T/A
Windows NT 3.1, Windows 3.1, Microsoft Office
1993 PowerPoint 4.0
Windows 3.11 4.x
1994 PowerPoint 4.0 Mac OS classic T/A
PowerPoint 7 for
1995 Windows 95, Windows NT Microsoft Office 95
Windows 95
1997 PowerPoint 97 Windows 95/98, Windows NT 4.0 Microsoft Office 97
Microsoft Office
1998 PowerPoint 98 Mac OS Classic
1998 for Mac
PowerPoint Microsoft Windows 98, Windows Microsoft Office
1999
2000 NT 4.0, Windows 2000 2000
PowerPoint Microsoft Office
2000 Mac OS X
2001 2001 for Mac
PowerPoint Microsoft Office
2001 Windows 2000/XP
2002 XP
2002 PowerPoint v.X Mac OS X Microsoft

49
http://id.wikipedia.org/wiki/Microsoft_PowerPoint di akses pada tanggal 9April 2014.
34

Office:mac v.X
Windows 2000 Service Pack 3,
PowerPoint Microsoft Office
2003 Windows XP Service Pack 1,
2003 System 2003
Windows Server 2003
PowerPoint Microsoft
2004 Mac OS X
2004 Office:mac 2004
Microsoft Windows Vista, Windows
PowerPoint Microsoft Office
2006 XP Service Pack 2, Windows Server
2007 System 2007
2003, Windows Server 2008
PowerPoint Microsoft
2007 Mac OS X
2008 Office:mac 2008
Windows 7 (Disarankan), Windows
PowerPoint Vista (Service Pack 2), Windows XP Microsoft Office
2010
2010 (Service Pack 3) Windows Server 2010
2008, Windows Server 2008 R2
PowerPoint Microsoft
2010 Mac OS X
2011 Office:mac 2011
Windows 8 (Disarankan), Windows
PowerPoint 7, Windows Server 2008 R2, Microsoft Office
2013
2013 Windows Server 2012, Mac OS X 2013 & Office 365
(Office 365)

Sehingga bisa disimpulkan bahwa Microsoft PowerPoint atau


Microsoft Office PowerPoint atau PowerPoint adalah sebuah program
komputer untuk presentasi yang dikembangkan oleh Microsoft di dalam paket
aplikasi kantoran, Microsoft Office, selain Microsoft Word, Excel, Access
dan beberapa program lainnya. PowerPoint berjalan di atas komputer PC
berbasis sistem operasi Microsoft Windows dan juga Apple Macintosh yang
menggunakan sistem operasi Apple Mac OS, meskipun pada awalnya aplikasi
ini berjalan di atas sistem operasi Xenix.
c. Manfaat/Kegunaan Media PowerPoint
35

Dalam kegiatan sehari-hari memang tidak terlalu kelihatan, tetapi


dalam kegiatan ceremonial pastilah selalu kita jumpai program ini. Sebagai
contoh dalam acara presentasi di kantor-kantor, presentasi suatu perusahaan,
presentasi penawaran suatu produk dan pada acara-acara di televise. Dari
beberapa contoh presentasi tersebut, berarti PowerPoint berfungsi untuk
membuat dan melakukan presentasi. Jadi, PowerPoint sama dengan
presentasi.
Menurut Sunarto “media Powerpoint bermanfaat untuk menyampaikan
atau mendemonstrasikan suatu tema yang ingin disampaikan. Keuntungan
dari program presentasi adalah setiap sesuatu yang ingin disampaikan
dapat disampaikan dengan menarik dan intraktif. Keuntungan lain dari
program presentasi menggunakan media Powerpoint adalah dapat
menggabungkan teks, musik dan angka serta menggunakan gambar dan
slide dengan sentuhan tampilan dan hasil yang menarik.”50
Lia Kuswayanto mengemukakan“Ada juga yang berpendapat manfaat
program presentasi dengan menggunakan Microsoft Powerpoint adalah
sebagai berikut:
1. Sebagai media untuk membuat presentasi.
2. Membuat tampilan presentasi menjadi lebih menarik sehingga orang
yang memperhatikan tidak bosan.
3. Dapat digabungkan dengan perangkat lunak lainnya, misalnya
Microsoft Word ataupun Microsoft Excel.
4. Dapat menggunakan multimedia, seperti penggunaan sound system.”51
Dari uraian di atas, dapat penulis simpulkan Microsoft Powerpoint
berfungsi untuk membantu presentaotr dalam menyajikan presentasi. Aplikasi
ini menyediakan fasilitas Slide untuk dapat menampung pokok-pokok
pembicaraan point-point yang akan disampaikan pada Audience.
Dengan fasilitas, Animation, suatu slide dapat dimodifikasi dengan
menarik. Begitu juga dengan adanya fasilitas: Font Picture, Sound dan Effect
dapat dipakai untuk membuat suatu slide yang lebih bagus. Bila keadaan ini
dapat disajikan, maka para pendengar dapat kita tarik perhatiannya untuk
menerima apa yang ingin kita sampaikan.

50
Sunarto, Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia, T.th), h.50.
51
Lia Kuswayanto, Mahir dan Terampil Berkomputer, (Bandung: Grapindo Media
Pratama, T.th), h.69.
36

Setiap lembar tayangan berisi materi disebut Slide. Agar slide yang sedang
dibangun dapat menarik, tujuan kita dalam menyampaikan suatu topik dapat
tercapai, dan dapat dimengerti oleh audience dengan efektif.
3. Media E-Learning Berbasis Wesbsite
a. Pengertian E-Learning
Dalam situs e-dufiesta.blogspot.com E-learning merupakan singkatan
dari “Elektronic Learning, merupakan cara baru dalam proses belajar
mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya internet sebagai
sistem pembelajarannya. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis
dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.”52
Menurut Rusman pembelajaran berbasis web “merupakan suatu
kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan media situs (website) yang bisa
diakses melalui jaringan internet. Pembelajaran berbasis web atau yang
dikenal dengan” web based learning” merupakan salah satu jenis penerapan
dari pembelajaran elektronik (e-learning).”53
Dalam salah satu publikasinya di situs about- elearning.com,
Himpunan Masyarakat Amerika untuk kegiatan pelatihan dan pengembangan
(The American Society for Training and Development ASTD),
mengemukakan definisi e-learning sebagai berikut:
E-learning is a board set of applications and processes which
include web-based learning, computer based learning, virtual and
digital classrooms. Much of this is delivered via the internet,
intranets, audio and videotape,, satellite broadcast, interactive TV,
and CD-ROOM. The definition of e-learning varies dependingon
the organization and how it is used but basically it is involves
electronic means communication, education, and traning.
Definisi tersebut menyatakan bahwa e-learning merupakan proses
dan kegiatan penerapan pembelajaran berbasis web ( web based
learning) pembelajaran berbasis komputer, kelas virtual dan kelas
digital. Materi-materi dalam kegiatan pembelajaran elektronik
tersebut kebanyakan diantarkan melalui media internet, intranet,

52
http://e-dufiesta.blogspot.com/2008/06/pengertian-e-learning.html
53
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer (Bandung: CV. Alfabeta,
2012), h.291.
37

tape video atau audio, penyiaran melalui satelite, televisi interaktif


serta CD-ROOM..”54
Beberapa ahli mencoba menguraikan pengertian e-learning menurut
pandanganya masing-masing, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Onno W. Purbo menjelaskan bahwa istilah “e”atau singkatan dari
elektronik dalam e-learning di gunakan sebagai istilah untuk segala
teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha
pengajaran lewat teknologi elektronik internet. Atau e-learning
didefinisikan sebagai berikut : e-Learning is a generic term for all
technologically supported learning using an array of teaching and learning tools
as phone bridging, audio and videotapes, teleconferencing, satellite
transmissions, and the more recognized web-based training or computer aided
instruction also commonly referred to as online courses.
b. Rosenberg menekankan bahwa e-learning merujuk pada
penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian
solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
c. Jaya Kumar C. Koran, mendefinisikan e-learning sebagai
sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan
rangkaian elektronik (LAN, WAN,atau internet) untuk
menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan.
d. Ong dalam Kamarga, mendefinisikan e-learning sebagai kegiatan
belajar asynchronous melalui perangkat elektronik komputer yang
memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.
e. Darin E. Hartley e-learning merupakan suatu jenis belajar
mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke
siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media
jaringan komputer lain.”55

Dari pengertian di tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa e-


learning merupakan sistem dan konsep pembelajaran dengan menggunakan
seperangkat elektronik khususnya jaringan komputer dan internet dalam
proses belajar mengajar demi peningkatan pengetahuan dan ketrampilan
siswa.
b. Karakteristik-karateristik Pembelajaran dengan E-Learning
Rusman mengemukakan pembelajaran dengan e-learning memiliki
karakteristik-karateristik adalah sebagai berikut:
1) Interactivity (interaktivitas) tersedianya jalur komunikasi yang
lebih banyak, baik secara langsung (synchronous), seperti

54
Ibid ,.h.291.
55
http://andini0308.blogspot.com/2013/05/pengertian-e-learning-menurut-para-ahli.html
38

chatting atau messenger atau tidak langsung (a synchronous),


seperti forum,mailing list, atau buku tamu.
2) Independency (Kemandirian) flesibilitas dalam aspek
penyediaan waktu, tempat, pengajar, dan bahan ajar. Hal ini
menyebabkan pembelajaran menjadi lebih terpusat kepada
siswa.
3) Accessibility (aksesbilitas) sumber-sumber belajar menjadi
lebih mudah di akses melalui pendistribusian di jaringan
internet dengan akses lebih luas.
4) Enrichment ( pengayaan) kegitan pembelajaran, presentasi
materi pembelajaran dan materi pelatihan sebagai pengayaan,
memungkinkan penggunaan perangkat teknologi informasi
seperti video streaming, simulasi dan animasi”56.
Dari karakteristik-karakteristik tersebut penulis dapat menyimpulkan
bahwa ke empat karakteristik tersebut membedakan e-learning dengan
pembelajaran konvensional (dengan model cermah atau tradisional), siswa
lebih mandiri dalam proses belajar.
c. Fungsi dan Manfaat Pembelajaran dengan E-Learning
Kruse (dalam Rusman) dalam salah satu tulisannya yang berjudul
“using the web for leraning” mengemukakan bahwa “pembelajaran berbasis
web seringkali memiliki manfaat yang banyak bagi peserta didiknya”.57 Ada
beberapa fungsi pembelajaran e learning ,menurut Siahaan di situs
www.bppaudnireg1.com , setidaknya ada 3 (tiga) fungsi pembelajaran
elektronik terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom
instruction) adalah sebagai berikut:
a) Suplemen (tambahan)
Dikatakan berfungsi sebagai suplemen apabila peserta didik
mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi
pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini tidak ada
kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi
pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik
yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan
pengetahuan atau wawasan.
b) Komplemen (pelengkap)
Dikatakan berfungsi sebagai komplemen apabila materi
pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi
pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas. Sebagai

56
Rusman, op.cit..h.292.
57
Rusman, op.cit..h.294
39

komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan


untuk melengkapi materi pengayaan atau remedial.
c) Substitusi (pengganti)
Dikatakan sebagai substitusi apabila e-learning dilakukan sebagai
pengganti kegiatan belajar, misalnya dengan menggunakan model-
model kegiatan pembelajaran. Ada 3 (tiga) alternatif model yang
dapat dipilih, yakni : (1) sepenuhnya secara tatap muka
(konvensional), (2) sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi
melalui internet, atau bahkan (3) sepenuhnya melalui internet.”58

d. E-Learning sebagai salah satu bentuk alat pendukung SCL


(Student Centered Learning)
a. Pengertian SCL
Gibbs dalam tulisan Sparrow dkk, menyatakan bahwa SCL adalah
suatu “metode pembelajaran dimana guru dan penyelenggara
pendidikan memberikan otonomi dan kendali lebih besar kepada
siswa untuk menentukan materi pelajaran, model pembelajaran dan
cepat lambat tahapan dalam pembelajaran. Hal tersebut akan
sangat berharga dan bermanfaat sepanjang hidup siswa.
Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode SCL
berarti guru perlu membantu siswa untuk menentukan tujuan yang
dapat dicapai, mendorong siswa untuk dapat menilai hasil
belajarnya sendiri, membantu mereka untuk bekerja sama dalam
kelompok, dan memastikan agar mereka mengetahui bagaimana
memanfaatkan semua sumber belajar yang tersedia.”59.
Jacobsen menyatakan bahwa yang menjadi fokus dalam
metode ini adalah keterlibatan, inisiatif, dan interaksi sosial siswa
dengan segenap pengalaman, perspektif, latar belakang, bakat, minat,
kemampuan, dan kebutuhannya. Oleh karena itu, kegiatan
pembelajaran harus dirancang sedemikian rupa agar (hampir) semua
siswa yang berada di dalamnya dapat meraih kesuksesan. Berdasarkan
pendapat diatas, disimpulkan bahwa metode pembelajaran SCL adalah
metode yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran
sehingga mendorong untuk belajar lebih aktif (active learning), di
mana siswa memiliki tanggung jawab yang lebih dalam proses

58
http://www.bppaudnireg1.com/buletin/read.php?id=23&dir=1&idStatus=4
59
http://lsn.curtin.edu.au/tlf/tlf2000/sparrow.html. Diunduh 8Oktober 2013.
40

belajarnya.60
1) Desain Pembelajaran SCL
Menurut Jacobsen desain atau strategi pembelajaran yang
berpusat pada siswa meliputi pembelajaran kooperatif, diskusi dan
pembelajaran yang berbasis masalah. Adapun desain pembelajaran
SCL pada penelitian adalah sebagai berikut :
a) Constructivisme.
Pada tahapan ini guru membantu dalam membangun
pemahaman siswa dari pengalaman baru berdasarkan
pengetahuan awal siswa.
b) Cooperative Learning.
Pembelajaran kooperatif sebagai lingkungan belajar
dimana siswa bekerja dalam kelompok heterogen untuk
menyelesaikan tujuan bersama.
c) Problem Based Learning (PBL).
Pembelajaran berbasis PBL diartikan sebagai rangkaian
aktivitas pembelajaran yang menekankan proses penyelesaian
masalah melalui diskusi kelompok. Dalam pembelajaran, guru
memberikan kekuasaan pada siswa untuk dapat mencari dan
mendiskusikan informasi secara autonom dan dapat
dipertanggungjawabkan.
d) Presentation.
Presentation adalah penyampaian informasi pengetahuan.
Kegiatan ini dilakukan tiap kelompok tentang pokok bahasan
masalah tertentu.
e) Reflection.
Pada tahapan ini guru me-review proses pembelajaran yang
dilakukan serta siswa mencatat apa yang telah dipelajarinya.
Langkah-langkah penerapan SCL adalah lihat tabel sebagai

60
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_d055_0608624_chapter2.pdf. Diunduh 8
Oktober 2013.
41

berikut:”61
Constructivisme

Re-call Materi Memotivasi Siswa Membangun pemahaman

Cooperative Learning

Pembentukan Kelompok Organisir Kelompok Pembimbingan


Kelompok

Problem Based Learning

Pemberian Masalah Diskusi Masalah Report Hasil Diskusi

Presentasi

Presentasi Kelompok Diskusi Antar Kelompok / Tanya Jawab

Refleksi

Tabel 2.2 Langkah-langkah penerapan SCL


4. Website
a. Pengertian Website
Website merupakan “kumpulan halaman web yang saling terhubung
dan file - filenya saling terkait. Web terdiri dari page atau halaman, dan
kumpulan halaman yang dinamakan homepage. Homepage berada pada
posisi teratas, dengan halaman - halaman terkait berada di bawahnya.
Biasanya setiap halaman di bawah homepage disebut child page, yang

61
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_d055_0608624_chapter2.pdf. diunduh 8
Oktober 2013.
42

berisi hyperlink ke halaman lain dalam web.”62.


“ Website adalah kumpulan dari halaman - halaman situs, yang
terangkum dalam sebuah domain atau subdomain, yang
tempatnya berada di dalam World Wide Web ( WWW ) di dalam
internet. Sebuah halaman web biasanya berupa dokumen yang
ditulis dalam format HTML (Hyper Text Markup Language), yang
selalu bisa diakses melalui HTTP, yaitu sebuah protokol yang
menyampaikan informasi dari server website untuk ditampilkan
kepada para pemakai melalui web browser dan Website atau situs
dapat juga diartikan sebagai kumpulan halaman yang
menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak,
data animasi, suara, video dan atau gabungan dari semuanya, baik
yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu
rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing
dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink)”63.
Worl Wide Web(WWW) sering disingkat dengan www atau web adalah
suatu “metode untuk menampilkan informasi di internet baik berupa teks,
gambar, suara maupun video yang interaktif dan mempunyai kelebihan untuk
menghubungkan (link) satu dokumen dengan dokumen lainya (hypertext)
yang dapat diakses melalui sebuah browser. Browser adalah perangkat lunak
untuk mengakses halaman-halaman web, seperti internet explorer, mozila
firefox, opera, safari dan lain-lain.”64
Selain itu pula, dalam pembelajaran jarak jauh dikenal pula istilah E-
Learning. E-learning merupakan metode penyampaian yang digunakan dalam
pembelajaran jarak jauh. E-learning dapat dipahami sebagai “metode
penyampaian dengan komputer dan memanfaatkan teknologi internet serta
pemrograman yang memungkinkan para peserta didik untuk berinteraksi
dengan bahan-bahan pelajaran melalui chat room (ruang komunikasi)”65
Menurut pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa website
adalah sebuah layanan yang menampilkan informasi data teks, data gambar
diam atau gerak, data animasi, suara, video dan atau gabungan dari semuanya
dengan memanfaatkan komputer dan jaringan internet sehingga informasi
62
http://storage.jak-
stik.ac.id/students/full%20paper/penulisan%20ilmiah/30403135/Bab%20II.pdf
63
http://tegararian.blogspot.com/2013/03/pengertian-website.html
64
Yuhefizhar, Mudah Membangun Toko Online dengan CMS Pretashop, (Jakarta: PT
Elex Media Komputindo,2011). h.7.
65
http://www.ica-sae.org/trainer/indonesian/p11.htm
43

bisa di akses dimanapun, kapanpun dengan menciptakan budaya belajar yang


mandiri sehingga belajar menjadi efektif dan efisien.
b. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran E-Learning Berbasis
Website
Menurut Rusman sebagaimana media pembelajaran pada umumnya,
pembelajaran berbasis website pun memiliki berbagai kelebihan dan
kekurangan.
1) Kelebihan Pembelajaran E-Learning Berbasis Website
a) Memungkinkan setiap orang dimanapun, kapanpun, untuk
mempelajari apapun.
b) Pembelajar dapat belajar sesuai dengan karakteristik dan
langkahnya dirinya sendiri karena pembelajaran berbasis
web membuat pembelajaran jadi bersifat individual.
c) Kemampuan untuk membuat tautan (link), sehingga
pembelajar dapat mengakases informasi dari berbagai
sumber, baik di dalam maupun diluar lingkungan belajar.
d) Sangat potensial sebagai sumber belajar bagi pebelajar yang
tidak memiliki cukup waktu untuk belajar
e) Dapat mendorong pembelajar untuk lebih aktif dan mandiri
di dalam belajar
f) Menyediakan sumber belajar tambahan yang dapat
digunakan untuk memperkaya materi pembelajaran.
g) Menyediakan mesin pencari yang dapat digunakan untuk
mencari informasi yang mereka butuhkan
h) Isi dari materi pelajaran dapat di update dengan mudah.”66
2) Kekurangan Pembelajaran E-Learning Berbasis Website
a) Keberhasilan pembelajaran berbasis web bergantung pada
kemandirian dan motivasi pembelajar
b) Akses untuk mengikuti pembelajaran dengan menggunakan
web seringkali menjadi masalah bagi pembelajar.
c) Pembelajar dapat cepat merasa bosan dan jenuh jika mereka
tidak dapat mengakses informasi, dikarenakan tidak
terdapatnya peralatan yang memadai dan bandwidth yang
cukup.
d) Dibutuhkan panduan bagi pembelajar untuk mencari
informasi yang relevan, karena informasi yang terdapat di
dalam web sangat beragam.
e) Dengan menggunakan pembelajaran berbasis website,
pembelajar terkadang merasa terisolasi, terutama jika
terdapat keterbatsan dalam fasilitas komunikasi.”67

66
Rusman., op.cit..h.299.
44

c. Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Website (E-


Learning)
Menurut Rusman “pembelajaran berbasis website dibangun
melalui beberapa prinsip yang berperan dalam menentukan
keberhasilan proses pembelajaran ini pada tahap implementasi. Hal
ini yang membuat pembelajaran berbasis web ini efektif pada
dasarnya bergantung pada pandangan dari pemegang
68
kepentingan” . Oleh karenanya, sangat sulit untuk menentukan
prinsip utama yang setidaknya harus ada dalam pembelajaran
berbasis web diantaranya:
1. Interaksi
Interaksi berarti kapasitas dengan orang lain yang tertarik
pada topic yang sama atau menggunakan pembelajaran
berbasis web yang sama.
2. Ketergantungan
Ketergantungan yang dimaksud di sini adalah bagaimana
siswa mudah menggunakan web. Terdapat dua elemen
penting dalam prinsip ketergantungan ini yaitu
konsistensi dan kesederhanaan.
3. Relavansi
Relavansi diperoleh melalui ketepatan dan kemudahan.
Setiap informasi dalam web hendaknya dibuat sangat
spesifik untuk meningkatkan pemahaman pembelajar dan
menghindari bias.”69
d. Cara Memanfaatkan Teknologi Informasi atau Internet
untuk Pembelajaran
Menurut Bambang Warsita secara umum, ada tiga cara
memanfaatkan teknologi informasi untuk kegiatan
pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
1. Web Course, yaitu penggunaan teknologi informasi
untuk keperluan pendidikan, dimana seluruh bahan ajar,
diskusi, konsultasi, penugasaan, latihan, dan ujian

67
Rusman. op.cit..h.302.
68
Rusman., op.cit..h.304.
69
Rusman., op.cit..h.305.
45

sepenuhnya disampaikan melalui internet. Peserta didik


dan guru sepenuhnya terpisah dan tidak perlu adanya
tatap muka.
2. Web Centric Course, yaitu dimana sebagian bahan ajar,
diskusi konsultasi, penugasan dan latihan disampaikan
melalui internet; sedangkan ujian dan sebagian
konsultasi, diskusi dan latihan dilakukan secara tatap
muka. Pembelajar dan guru sepenuhnya terpisah, tetapi
diperlukan adanya tatap muka.
3. Web Enhanced Course, yaitu pemanfaatan internet
untuk pendidikan, untuk menunjang peningkatan
kualitas kegiatan pembelajaran secara tatap muka
dikelas.”70
5. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Abdul Rahman Shaleh dan Muhibin Abdul Wahab belajar
(Learning), seringkali didefinisikan sebagai “perubahan yang secara relatif
berlangsung lama yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman”.71 Menurut
Moh. Uzer Usman belajar diartikan sebagai “proses perubahan tingkah laku
pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu
dengan lingkungan”.72
Menurut Muhibin Syah writting dalam bukunya Psychology of Learning
mendefinisikan belajar sebagai “any relatively permanent change in an
organism’s behavioral that occurs as a result of experience” (“belajar ialah
perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalamsegala macam atau
keseluruhan tingkah laku suatu organism sebagai hasil pengalaman).”73
Menurut Mudjijo pengertian yang berbeda ini didasarkan pada
kepercayaan bahwa “tingkah laku lahiriah organisme itu sendiri bukan

70
Bambang Warsita, Op Cit. h.152.
71
Abdul Rahman Shaleh & Muhibin Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar dalam
Perspektif Islam. (Jakarta:Prenada Media, 2004), h. 207.
72
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung;PT Remaja Rosda Karya edisi
kedua, 2005, h. 5.
73
Muhibin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta:PT. Logos Wacana Ilmu, 1999), cet. 3 h. 61
46

indikator adanya peristiwa belajar. Belajar juga harus memilki tes, Tes
sebenarnya adalah salah satu wahana program penilaian pendidikan.”74
Menurut Oemar Hamalik selain itu belajar adalah “modifikasi atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the
modification or strengthening of behavior through experiencing)”.75 Menurut
pengertian di atas, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan
hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya -mengingat, akan tetapi lebih luas dari
itu, yakni mengalami.
Menurut S Nasution“Learning is experiencing. The process of learning
is doing, reacting, uner’going, experiencing. Experiencing means living
through actual situations and reactingvigorously to various aspect of those
situations for purposes apparent to the learner”.Belajar adalah “mengalami
sesuatu. Proses belajar adalah berbuat, beraksi, mengalami, menghayati.
Pengalaman belajar berarti menghayati situasi-situasi yang sebenarnya dan
bereaksi dengan sungguh-sungguh terhadap berbagai aspek situasi itu demi
tujuan-tujuan yang nyata bagi pelajar.”76
Menurut Winkel, belajar menurut manusia boleh dirumuskan sebagai
berikut: “suatu aktivitas mental dan psikis, yang berlangsung dalam interaksi
aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan-
pengetahuan, keterampilan dan nilai sikap. Menurut Morgan belajar adalah
proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
praktek.”77
Jadi belajar menempatkan seseorang dari status abilitas yang satu ke
tingkat stabilitas yang lain. Mengenai abilitas itu, menurut Bloom dalam
Sudijono melimuti tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Kemampuan-kemampuan yang termasuk domain kognitif oleh Bloom dkk.

74
Mudjijo, Tes Hasil Belajar, (Bumi Aksara:Jakarta, 1995) h. 1
75
Oemar Hamalik, Op Cit h. 27.
76
S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta:Bumi Aksara Get. 1, 1995) h. 99.
77
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan,
(Jakarta:PT Rineka Cipta, 2006), h.104.
47

Dikategorikan lebih terinci secara hierarki ke dalam emam jenjang


kemampuan, yakni:
1. Hafalan (C1)
Jenjang hafalan (ingatan) meliputi kemampuan menyatakan
kembali fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang telah
dipelajarinya.
2. Pemahaman (C2)
Jenjang pemahaman meliputi kemampuan menangkap arti dari
informasi yang diterima, misalnya dapat menafsirkan bagan, atau
grafik, menerjemahkan suatu pernyataan verbal ke dalam rumusan
matematis atau sebaliknya, meramalkan berdasarkan
kecenderungan tertentu (eksploitasi dan interpolasi), serta
mengungkapkan suatu konsep atau prinsip dengan kata-kata
sendiri.
3. Penerapan (C3)
Yang termasuk jenjang penerapan ialah kemampuan menggunakan
prinsip, aturan, metode yang dipelajarinya pada situasi baru atau
pada situasi kongkrit.
4. Analisis (C4)
Jenjang analisis meliputi kemampuan-kemampuan menguraikan
suatu informasi yang dihadapi menjadi komponen-komponennya
sehingga struktur informasi serta hubungan antar komponen
informasi tersebut menjadi jelas.
5. Sintesis (C5)
Yang termasuk jejaring sistesis ialah kemampuan untuk
menghubungkan bagian-bagian yang terpisah-pisah menjadi suatu
keseluruhan yang terpadu. Termasuk kedalamnya kemampuan
merencanakan eksperimen, menyusun karangan (laporan
praktikum, artikel, rangkuman), menyusun cara baru untuk
mengklasifikasikan objek-objek, peristiwa dan informasi lainnya.
6. Evaluasi (C6)
Kemampuan pada jenjang evaluasi ialah kemampuan untuk
mempertimbangkan nilai suatu pentataan uraian, pekerjaan,
berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan.”78
Hasil belajar efektif berkaitan sikap dan nilai, yang berorientasi pada
penguasaan dan pemilihan kecakapan proses atau metode. Ciri-ciri hasil
belajar ini akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku,
seperti: perhatian terhadap pelajaran, kedisiplinan, motivasi belajar, rasa
hormat kepada guru, dan sebagainya.

78
Ahmad Sofyan, et. ol., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta:UIN
Jakarta Press, 2006), h. 15-18
48

Menurut Ahmad Sofyan sedangkan hasil belajar aplikasi


(psikomotorik), hasil belajar pada ranah yang berkaitan dengan keterampilan
(skill) atau kemampuan bertidak setelah seseorang menerima pengalaman
belajar tertentu. Sipson menyatakan bahwa “belajar psikomotor ini tampak,
dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak individu”.79 Menurut
Arif S Sadiman“Salah satu cara yang baik untuk menyerapnya (sebagai
gambaran mental) dapat dilakukan dengan cara menunjukkan wujud konkrit
tentang konsep yang dipelajari tersebut”.80
Sedangkan Sidjana, mendefinisikan “hasil belajar sebagai kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya”.81 Menurut Sutarto “hasil belajar menunjukkan prestasi pada
prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya
dan derajat perubahan tingkah laku siswa”.82 Suelain itu juga hasil belajar
adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar
mengajar yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Dari berbagai pengertian yang ada dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa, setelah mengalami proses belajar
mengajar dan ditandai dengan adanya perubahan kepandaian, kecakapan, dan
tingkah laku pada diri siswa itu sendiri. hasil belajar juga akan menumbuhkan
pengetahuan seseorang sehingga ia dapat mempunyai kemampuan berupa
keterampilan dan membentuk kebiasaan sikap dan cita-cita hidupnya. Proses
pembelajaran erat kaitannya dengan hasil belajar siswa. Proses pembelajaran
yang monoton, tidak menarik, cenderung menurunkan hasil belajar.
Sebaliknya, proses pembelajaran yang meningkatkan minat dan aktivitas
siswa terhadap suatu pelajaran cenderung akan meningkatkan hasil belajar
mereka.

79
Ibid, h. 23
80
Arif S. Sadiman, op. cit., h. 11.
81
Sutarto, Buku Ajar Fisika (BAF) dengan Tugas Analisis Foto Kejadian Fisika (AFKF)
sebagai Alat Bantu Penguasaan Konsep Fisika, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan,
Jakarta:Badan Pengembangan dan Penelitian Departemen Pendidikan Nasional, 2005. h.
327-328.
82
Nana Sudjana, Penelitian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung:Remaja Rosda Karya,
2001), h. 22.
49

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Menurut Oemar Hamalik secara global faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar adalah:
1) Faktor internal yang meliputi dua aspek, yakni aspek fisiologis dan
aspek psikologis, yang terdiri dari lima faktor, yaitu:
a) Intelegensi siswa
b) Sikap siswa
c) Bakat siswa
d) Minat siswa
e) Motivasi siswa
2) Faktor eksternal yang terdiri atas dua macam, yakni:
a) Lingkungan sosial
b) Lingkungan non sosial (sarana dan prasarana), termasuk di
dalamnya media pembelajaran
3) Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang
meliputi strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan
mkegiatan pembelajaran.”83

Faktor-faktor tersebut di atas sangat mempengaruhi hasil belajar siswa,


karena dalam proses pembelajaran siswalah yang menentukan terjadi atau
tidaknya suatu proses belajar. Untuk belajar siswa menghadapi masalah-
masalah baik internal maupun eksternal. Jika siswa tidak dapat mengatasi
masalah tersebut, maka ia tidak belajar dengan baik. Dalam penelitian ini,
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yang dimaksud adalah faktor
lingkungan nonsosial yang meliputi sarana dan prasarana serta faktor
pendekatan belajar. Dalam proses pembelajaran guru menggunakan strategi
penggunaan media audio visual dengan metode diskusi kelompok.
6. Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS)
a. Pengertian IPS
Dalam kajian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) terdapat beberapa istilah
yang terkadang sering diartikan secara tumpang tindih antara satu dengan yang
lain. Istilah-istilah tersebut adalah Studi Sosial (Social Studies), Ilmu-ilmu
Sosial (Social Sciencesi) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Meskipun pada
masing-masing istilah tersebut sama-sama terdapat kata Social, akan tetapi
dalam pengertian dan maknanya terdapat perbedaan.

83
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta:PT Bumi Aksara, 1999), h. 159
50

Adapun pengertian IPS menurut beberapa ahli yakni:


1) Menurut Muhammad Numan Somantri, IPS adalah “suatu
penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, ideologi, dan disiplin ilmu
lainnya serta masalah-masalah sosial terkait, yang diorganisasikan dan
disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada
tingkat pendidikan dasar dan menengah.”84 Menurut Sapriya mata
pelajaran IPS “merupakan sebuah nama mata pelajaran dari mata
pelajaran Sejarah, Geografi, dan Ekonomi serta mata pelajaran ilmu
sosial lainnya”.85
2) Menurut Martorella, bahwa “pembelajaran IPS lebih menekankan pada
aspek pendidikan daripada transfer konsep, karena dalam pembelajaran
IPS siswa diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah
konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral, dan
keterampilannya berdasarkan konsep yang telah dimilikinya.”86
3) Dari beberapa pendapat tentang pengertian IPS di atas dapat
dikemukakan bahwa IPS adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang
kehidupan sosial didukung dan berdasarkan pada bahan kajian
geografis, ekonomi, sosiologi, antropologi, tata negara dan sejarah,
namun IPS bukan merupakan penjumlahan, himpunan atau
penumpukan, bahan-bahan ilmu sosial.
b. Tujuan Pembelajaran IPS
Menurut Etin Solihatin dan Raharjo Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
bertujuan untuk “mengembangkan kemampuan berpikir, sikap dan nilai
peserta didik sebagai individu maupun sebagai sosial budaya. Kemudian
dalam berbagai buku social studies, sering dijumpai bahwa para ahli
merumuskan tujuan IPS dengan mengaitkannya pada usaha
mempersiapkan murid atau siswa menjadi warga negara yang baik.
Tujuan pembelajaran IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal
kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai

84
Nu’man Sumantri, Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS, (PT Remaja Rosda
Karya: Bandung, 2001) cet. Ke-1 h.74.
85
Sapriya, Pendidikan IPS: Konsep dan Pembelajaran, (PT Remaja Rosda
Karya:Bandung, 2009), Cet. Ke-1 h. 7
86
Etin Solihatin dan Raharjo, Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS,
(Bumi Aksara:Jakarta, 2008), ed.1 cet. ke-2 h. 14.
51

dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai


bekal bagi siswa untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi”.87
Menurut Bloom, maka secara garis besar terdapat tiga macam pokok dari
pembelajaran IPS, yaitu:
a) Pengembangan aspek pengetahuan (cognitive)
b) Pengembangan aspek nilai dan kepribadian (affective), dan
c) Pengembangan aspek keterampilan (psycomotoric).
Dengan tercapainya tigak pokok tersebut diharapkan akan
tercipta manusia yang berkualitas, bertanggung jawab atas
pembangunan bangsa dan negara serta ikut bertanggung jawab
terhadap perdamaian dunia, seperti diinginkan mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).”88
Pengembangan aspek kognitif dapat diupayakan melalui penguasaan
materi (substansi) mata pelajaran IPS yang berasal dari ilmu-ilmu sosial,
seperti:sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi dan tata negara. Oleh karena itu,
pemilihan materi IPS yang bersumber pada ilmu-ilmu sosial bukan didasarkan
atas pemikiran bahwa materi itu penting dilihat dari disiplin ilmunya, tapi
karena penting dalam upaya untuk mencapai tujuan pendidikan.
Sedangkan untuk pengembangan aspek nilai dan kepribadian dalam
pembelajaran IPS perlu diperhatikan bagaimana keterkaitan antara murid atau
siswa dengan masyarakat. Tentang bagaimana keterkaitan antara murid atau
siswa (pendidikan) dan masyarakat. Oleh karena itu, baik aspek nilai dan
kepribadian, pengetahuan, maupun keterampilan yang dibina dan
dikembangkan di sekolah tidak bisa lepas dari nilai-nilai yang dianut oleh
masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa IPS bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan berpikir, sikap dan nilai peserta didik sebagai
individu sehingga menjadi anggota masyarakat, yang nantinya mampu hidup di
tengah-tengah masyarakat dengan baik sesuai dengan minat bakat dan
kemampuannya.
Menurut Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri selain itu, mata pelajaran IPS
bertujuan agar anak didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

87
Etin Solihatin dan Raharjo op. cit., h.15.
88
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, hal. 58-59
52

a.mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan


masyarakat dan lingkungannya.
b. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis,
rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan
keterampilan dalam kehidupan sosial.
c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial
dan kemanusiaan.
d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat
lokal, nasional, dan global.”89
7. Materi Interaksi Sosial
a. Hakikat Interaksi Sosial
Menurut Elisanti Tintin Rostini Interaksi sosial adalah “hubungan sosial
yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang perseorangan,
antara beberapa kelompok manusia, maupun antara perseorangan dengan
kelompok. Interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas
sosial. Apabila kedua syarat itu tidak terpenuhi, maka tidak akan terjadi
interaksi sosial. Syarat tersebut adalah;
a. Adanya kontak sosial (social contact)
b. Adanya komunikasi”90
Menurut Fritz Damanik Interaksi sosial terjadi karena “sebagai mahluk
sosial, individu tidak dapat hidup tanpa sesamanya. Untuk memenuhi
kebutuhan dan mempertahankan hidupnya, seseorang membutuhkan
keberadaan orang lain. Singkatnya, interaksi sosial akan selalu terjadi
dalam kehidupan manusia. Interaksi sosial mengacu pada hal-hal
berikut,1 kebutuhan yang nyata, 2 efisiensi dan efektivitas, 3 penyesuaian
diri pada kebenaran dan kaidah-kaidah (norma) yang berlaku, 4 tidak
memaksakan secara mental dan fisik.”91
Menurut Elisanti “Interaksi sosial pelakunya harus lebih dari satu orang,
terjadi melalui adanya kontak dan komunikasi antar pelaku interaksi untuk
mencapai tujuan, baik tujuan yang disepakati atau tidak disepakati.
Dari contoh di atas maka interaksi sosial dapat dibedakan menjadi tiga
macam yaitu;
a. Interaksi antara individu
Interaksi sosial antar individu ialah hubungan timbal balik yang terjadi antara
orang perseorangan. Hubungan terjadi karena adanya pengaruh, reaksi atau
tanggapan yang diberikan oleh salah satu individu. Bentuk interaksi antar
individu ini dapat berlangsung secara verbal seperti tersenyum atau
mengedipkan mata. Dapat pula secara fisik terjadi kontak fisik, misalnya

89
IIf Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri, Mengembangkan Pembelajaran IPS TERPADU
(Jakarta:PT Prestasi Pustaka Publisher, 2011), h.10
90
Elisanti Tintin Rostini, Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas X ( Jakarta: oleh Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional,2009),.h.50.
91
Fritz Damanik , Sosiologi SMA/MA Kelas X, (Jakarta: PT.Bumi Aksara,2001) , h. 89.
53

berjabat tangan.
b. Interaksi antara individu dengan kelompok
Interaksi sosial antar individu dengan kelompok ialah hubungan timbal
balik yang terjadi antara orang perorangan dengan kelompok. Sebagai
contoh Kepala sekolah sedang memberikan pembinaan kepada siswa pada
saat upacara bendera.
c. Interaksi antara kelompok
Setiap individu yang memiliki kepentingan dan tujuan yang sama
dengan individu lainnya akan tergabung dalam kelompok-kelompok sosial.
Kepentingan inidvidu melebur menjadi kepentingan kelompok. Perbedaan
kepentingan dan tujuan antar kelompok ini akan melahirkan interaksi.
Contoh peringatan 17 Agustusan di Kampung yang melibatkan kerja sama
antar kelompok Karang Taruna, kelompok Posyandu dan kelompok Remaja
Masjid.”92
B. Kerangka Berfikir
Sebuah proses pembelajaran pada sekarang ini merupakan tuntutan
untuk bisa berinovasi sebagai upaya untuk selalu meningkatkan kulitas belajar.
Peran guru sebagai pendidik mempunyai peran yang penting dengan selalu
meperbaiki kulitas mengajarnya. Sekaligus dalam proses pembelajaran peran
guru tidak terlalu dominan dengan mengaktifkan peserta didik sebagi pusat
belajar. Oleh karena itu dengan hadirnya TIK di sekolah diupayakan
memanfaatkan fasilitas tersebut untuk belajar. Salah satunya adalah TIK yang
tersedia di sekolah harus dioptimalkan dengan memiliki sebuah media yang
terprogram dan terhubung dengan internet yaitu media website sebagai wadah
untuk belajar.
Dan sebagai guru hanya memfasilitasi sebuah wadah atau sarana untuk
belajar yang terhubung dengan internet dengan memanfaatkan website sebagai
media untuk belajar. Website tersebut di gunakan untuk transfer data dan
menampilkan karya-karya siswa yang berhubungan dengan sebuah materi
pembelajaran IPS. Dalam pembelajaran ini siswa mencoba untuk
mengkonstruk pikiran mereka sendiri dalam memahami materi pelajaran IPS
sehingga melatih mereka mandiri dan dewasa. Hal ini menjadikan sebuah
motivasi dan mengaktifkan siswa untuk belajar karena melakukan kegiatan
seperti mengamati mendemonstrasikan karyanya dan semakin meanarik dalam

92
Elisanti Tintin Rostini, op.cit.,h.50-51.
54

meningktkan hasil belajarnya. Siswa juga bisa mengakses materi dari berbagai
sumber sehingga siswa menjadi kaya akan sebuah ilmu pengetahuan dan
wawasan terbaru sehingga, menimbulakn sebuah variasi pembelajaran sebagai
motif untuk meningkatkan hasil dan memotivasi siswa untuk belajar.

Media E- Pembelajaran Kelas Hasil Belajar


Learning Eksperimen Kelas Eksperimen

Media Pembelajaran Kelas Hasil Belajar


Powerpoint Kontrol Kelas Kontrol

Gambar 2.13 Bagan Kerangka Berfikir


C. Hasil penelitian Yang Relevan
Terdapat hasil sebuah penelitian yang telah dikemukakan oleh beberapa
peneliti yang memiliki keterkaitan tentang media pembelajaran berbasis
website (E-learning). Diantaranya yaitu Mawar Ramdhani 2012, dalam
skripisinya yang berjudul
“Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran E-Learning
Berbasis Web Pada Pelajaran Teknologi dan Komunikasi Terhadap
Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kalasan” berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Mawar Ramadhani tersebut
dapat disimpulkan bahwa efektivitas penggunaan media
pembelajaran E-Learning berbasis web lebih tinggi daripada
menggunakan media pembelajaran konvensional.
Hal ini ditunjukkan oleh uji hipotesis posttest dan nilai gain
ternormalisasi. Perhitungan nilai gain ternormalisasi antara kelas
eksperimen juga lebih tinggi daripada kelas kontrol, yaitu nilai
gain ternormalisasi kelas eksperimen g = 0.54 dan pada kelas
kontrol g= 0.30. Melihat kesimpulan yang didapat dari
penelitian ini, seharusnya sekolah menggunakan dan
mengoptimalkan keberadaan E-Learning yang sudah ada
tersebut, untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu,
sebaiknya sekolah menggunakan media pembelajaran E-
Learning pada mata pelajaran yang lain dengan karakteristik
sesuai dengan mata pelajaran TIK yang mana sudah
diujicobakan dan menghasilkan kesimpulan bahwa media
pembelajaran E- Learning efektif untuk meningkatkan hasil
belajar siswa.”93
93
Mawar Ramadhani, “Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran E-Learning Berbasis
Web Pada Pelajaran Teknologi dan Informasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X di
SMA Negeri 1 Kalasan”, Skripsi S1 Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta,2012.
55

D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori dan kerangka berfikir yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka hipotesis penelitian adalah terdapat perbedaan hasil belajar
dengan penggunaan media pembelajaran E-Learning berbasis website di kelas
XB dan media powerpoint di kelas XC di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN
Jakarta.
Ho : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar penggunaan media pembelajaran
E-Learning berbasis website di kelas XB dan media powerpoint di
kelas XC di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta.
Ha :Terdapat perbedaan hasil belajar dengan penggunaan media
pembelajaran E-Learning berbasis website di kelas XB dan media
powerpoint di kelas XC di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN
Jakarta.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN
Jakarta yang terletak di jalan Jl. Ibnu Taimia IV - Kompleks UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Adapun waktu penelitian adalah pada semester genap
bulan 8 Januari- 14 April 2014.
Alasan peneliti memilih tempat penelitian di MA Pembangunan UIN
Jakarta adalah sebagai berikut:
1. Lokasi sekolah tersebut dapat dijangkau dengan mudah.
2. Sekolah tersebut merupakan tempat peneliti melakukan Praktek Profesi
Keguruan Terpadu (PPKT) sehingga penulis sudah mengenal kedaan di
sekolah tersebut.
3. Tersedianya laboratorium komputer dan jaringan internet yang
memadai
B. Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan Kuasi Eksperimen (quasi
experiment research) yaitu metode yang tidak dapat memberikan kontrol
penuh dikarenakan situasi kelas sebagai tempat mengkondisikan perlakuan
tidak memungkinkan pengontrolan yang demikian ketat seperti eksperimen
murni. “Metode ini melibatkan penggunaan kelompok subjek secara utuh
dalam eksperimen yang sudah terbentuk secara alami dalam kelas daripada
menentukan subjek secara random untuk perlakuan eksperimen.

56
57

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata “metode ini juga bisa disebut


eksperimen semu, karena berbagai hal terutama berkenaan dengan
pengontrolan variable.”1 Dalam metode ini terdapat dua kelompok, yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen yaitu
kelas X IPS B akan diberi perlakuan khusus (variable yang akan diuji
akibatnya) yaitu dengan menggunakan media E-Learning berbasis Website
dalam pembelajaran sosiologi materi inetraksi sosial, sedangkan kelompok
kontrol yaitu siswa kelas X IPS C akan diberi perlakuan dengan
menggunakan konvensional yang diberlakukan disekolah (media,ceramah dan
power point oleh guru) Untuk mengetahui hasil penelitian dapat dilihat dari
perbandingan hasil pretest dan postest pada kedua kelompok tersebut.
C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain dua
kelompok pretest-posttest (two group, pretest-posttest desaign) dimana dalam
rancangan ini dilibatkan dua kelompok yang dibandingkan, yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Di dalam desain ini observasi dilakukan
sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen.
Observasi yang dilakukan sebelum ekpserimen (O1) disebut pretest, dan
sesudah eksperimen (O2) disebut posttest. Menurut Suharsimi Arikunto
”perbedaan antara O1 dan O2 yakni O2-O1 diasumsikan merupakan efek dari
treatment atau perlakuan”.2 Menurut Subana dan Sudrajat desain
penelitiannya dapat digambarkan pada Tabel 3.1 berikut ini”3.

1
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2006), h.207
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Tindakan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta,
1998), Cet. Ke-11. h. 84
3
Subana dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2001),
Cet 3. h. 100
58

Tabel 3.1.
Rancangan Penelitian

Kelompok Pretes Perlakuan Postes

A(K)E O1 XE O2

B(K)K O3 XK O4

Keterangan :
A(K)E : Kelas eksperimen
B(K)K : Kelas kontrol
O1 : Kemampuan kelas eksperimen sebelum diberi perlakuan
O2 : Kemampuan kelas eksperimen setelah diberi perlakuan
O3 : Kemampuan kelas kontrol sebelum diberi perlakuan
O4 : Kemampuan kelas kontrol setelah diberi perlakuan
XE : Perlakuan dengan media pembelajaran E-Learning
XK : Perlakuan dengan media pembelajaran powerpoint
Berdasarkan desain penelitian di atas diberi perlakuan, kedua
kelompok kelas diberikan pretest terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan
dengan memberikan perlakuan pada masing-masing kelas. Setelah
diberikan perlakuan pada masing-masing kelas, selanjutnya dilakukan
posttest untuk mendapatkan nilai hasil belajar akhir yang kemudian akan
dapat memperlihatkan perbedaan media E-Learning berbasis Website dengan
media powerpoint dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
D. Diagram Alur Penelitian
Untuk lebih jelasnya mengenai alur penelitian yang dilakukan dapat
dilihat di flowchart berikut ini:”4

4
Suharsimi Arikunto op .cit., h.79.
59

Identifikasi Masalah dan Tujuan Penelitian

Studi Literatur

Pembuatan Instrumen dan Bahan Ajar

Pembuatan Materi untuk E-Learning Pembuatan Butir Soal

1. Proses Judgement Instrumen soal dan bahan ajar


2. Proses perbaikan hasil Judgement instrumen soal dan
bahan ajar
3. Proses uji coba instrumen soal
4. Analisis hasil uji coba instrumen soal

Pretest

Perlakuan pembelajaran dengan penerapan Perlakuan pembelajaran dengan penerapan


media Elearning media powerpoint

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Posttest

Pengolahan Data dan Anlisis Hasil Penelitian

Pembahasan Hasil Penelitian

Penarikan Kesimpulan

Gambar 3.1 Alur penelitian

Menurut Jacobsen desain atau strategi pembelajaran yang berpusat pada


siswa meliputi pembelajaran kooperatif, diskusi dan pembelajaran yang
berbasis masalah. Dalam penelitian ini konsep SCL diterapkan dengan
metode E-Learning.
60

Bentuk perlakuan pembelajaran dengan penerapan media E-Learning


berbasis website yang dilalukan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Perlakuan dengan penerpan media E-


Learning

Constructivisme

Recall Materi Memotivasi Siswa Membangun Pemahaman

Cooperative Learning

Membuka Wensite &Log-in Mempelajari Labsheet dan referensi Mengerjakan Tugas

E- Learning

Capture and creation Intelligent Stroage Dissemination and access practices


of data

Referensi Individu

Optimalisasi fasilitas internet dan guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran

Hasil Belajar dan Budaya belajar

Gambar 3.2
Alur Penerapan E-Learning

Gambar 3.2 di atas menjelaskan tentang alur penerapan E-


Learning dalam proses pembelajaran. Alur tersebut secara keseluruhan
merupakan tahapan dalam Student Center Learning (SCL), dimana E-
Learning merupakan salah satu bentuk SCL. SCL memiliki tahapan-
61

tahapan constructivisme, cooperative learning, E- Learning, memiliki


referensi individu dan akhirnya akan membentuk budaya belajar
mandiri.
Pada tahap constructivisme, siswa diberikan 3 tahapan aktivitas
yaitu pengulangan materi pelajaran sebelumnya, memotivasi siswa untuk
pemanfaatan materi yang akan dipelajari dan membangun pemahaman
materi sejak awal (berguna untuk meluruskan arah pemahaman saat proses
pembelajaran).
Tahapan kedua cooperative learning, siswa diperkenankan
melakukan kegiatan kerjasama dengan teman dalam hal membuka
E-Learning, log-in, mempelajari materi serta mengerjakan tugas dan
untuk membangun jiwa sosialnya. Dalam tahapan ini, saling membantu
antar siswa dapat meningkatkan pemahaman akan aktivitas yang sedang
siswa lakukan, karena kegiatan kerjasama yang dilakukan dengan sesama
siswa melibatkan psikologi yang sama.
Tahapan selanjutnya adalah metode inti E-Learning, meliputi 3
komponen penting strategi belajar untuk meningkatkan hasil belajar.
Komponen pertama capture and creation of data adalah menyediakan
link ke manajemen (sumber) pengetahuan sehingga siswa belajar
mengakses link-link tersebut sebagai sumber belajar. Komponen kedua
intelligent storage yakni mengelola kemampuan dengan lebih baik
dan meningkatkan akses ke konten sumber belajar tersebut. Komponen
ketiga dissemination and access practice merupakan tahap bimbingan.
Apabila sudah melalui ketiga tahapan tersebut, selanjutnya
siswa dapat mengakses link-link sumber belajar tersebut untuk
dijadikan referensi individu yakni optimalisasi fasilitas internet yang
selanjutnya akan terbentuk budaya belajar mandiri pada siswa. Secara
keseluruhan, alokasi waktu untuk E-Learning sangat tertata dan
terstruktur, sehingga dapat mengotimalkan proses belajar.
E. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat
62

atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya5. Adapun variabel penelitian ada dua yaitu
variabel bebas perbedaan penggunaan media pembelajaran E-Learning
berbasis Website dan media powerpoint, serta variabel terikat yaitu hasil
belajar. Variabel dapat didefinisikan sebagai berikut : (1) media
pembelajaran E- Learning; berbasis Website (2) media pembelajaran
powerpoint; (3) hasil belajar siswa, bertujuan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran. Dimana tingkat keberhasilan siswa ditandai selalu dengan
skor, angka, kata atau huruf. Apabila tujuan utama kegiatan evaluasi hasil
belajar ini sudah terealisasi, maka hasilnya dapat difungsikan dan
ditujukan untuk diagnosis dan pengembangan, untuk seleksi, untuk
kenaikan kelas dan untuk penempatan.
F. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri
atas obyek, subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.”6
Menurut Suharsimi sampel merupakan ”sebagian atau wakil dari populasi
yang akan diteliti.”7 Sampel yang digunakan pada penelitian ini menggunakan
teknik sampling yaitu purposive sampling, sampelnya diambil berdasarkan
tujuan tertentu. Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MA
Pembangunan UIN Jakarta,sedangkan sampelnya adalah kelas X IPS B dan C
MA pembangunan UIN Jakarta pada tahun ajaran 2013/2014 di mana kelas X
IPS C sebagai kelompok kontrol berjumlah 30 siswa dan kelas X IPS B
eksperimen berjumlah 30 siswa.

5
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung : CV. Alfabeta.2010). Cet. Ke-11, h.
61.
6
Ibid.,h.117
7
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Tindakan Praktik, (Jakarta: PT.Rineka
Cipta, 2006), Cet. Ke-13, h. 13
63

G. Teknik Pengambilan Sampel


Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
purposive sampling. Menurut Riduwan purposive sampling dikenal juga
dengan sampling pertimbangan ialah “teknik sampling yang digunakan
peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di
dalam pengambilan samplenya atau penentuan sampel untuk tujuan
tertentu.”8 Fauzi Muchamad mengemukakan dengan kata lain “unit sampel
yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan
berdasarkan tujuan penelitian.”9 Sehingga peneliti dapat memperoleh hasil
penelitian sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
H. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Dalam pelaksanaannya, peran dan posisi peneliti dalam penelitian ini
yaitu sebagai guru yang melakukan kegiatan proses pembelajaran Sosiologi di
kelas X IPS C sebagai kelas kontrol menggunakan media pembelajaran
powerpoint di kelas X IPS B sebagai kelas eksperimen menggunakan media E
Learning berbasis Website. Nantinya hasil belajar pada kelas kontrol dan
kelas eksperimen akan dibandingkan melalui soal pretest dan posttest yang
diberikan pada kedua kelas tersebut.
Sedangkan guru bidang studi sosiologi dalam penelitian ini terlibat
sebagai kolaborator dan observer. Dimana guru membantu peneliti dalam
membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan melakukan kegiatan
pengamatan sekaligus penilaian ketika peneliti mengajar di depan kelas.
I. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan meliputi tiga tahap:
1. Tahap Persiapan sebelum Penelitian
Langkah awal pada tahap persiapan sebelum penelitian sebelum
melakansanakan penlitian adalah pengurusan surat izin penelitian dari
Universitas Isalam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta. Langkah

8
Riduwan, Belajar mudah peneltian untuk guru, karyawan,dan peneliti pemula, (Bandung:
Alfabeta:2007), h.63
9
Fauzi Muchamad,, Metode Penelitian Kuantitatif Sebuah Pengantar, (Semarang:
Walisongo Press,2009),h.192.
64

selanjutnya adalah suevei tempat untuk uji coba instrument dan penelitian.
Setelah melaksanakan survey tempat, dilakukan observasi berupa
pengamatan secara langsung proses belajar mengajar Sosiologi di kelas X
IPS B dan C MA Pembangunan UIN Jakarta. Kegiatan ini kemudian
dilanjutkan dengan wawancara singkat dengan guru bidang studi sosiologi
X IPS dan siswa-siwi X IPS B dan C mengenai proses pembelajaran yang
selama ini digunakan.
Setelah pra observasi dan wawancara selesai dilaksanakan, maka
langkah selanjutnya adalah membuat instrument penelitian berdasarkan
kisi-kisi soal yang telah dibuat dengan bimbingan dosen pembimbing.
Setelah instrument penelitian selesai dibuat , dilanjutkan dengan
penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Setealah instrument penelitian dan rencana pelaksanaan
pembelajaran selesai dibuat, langkah selanjutnya adalah melakukan
koordinasi dengan pihak sekolah dalam hal ini guru bidang studi yang
bersangkutan untuk melaksanakan uji coba instrumen kepada kelas X IPS
B dan C
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Menentukan dua kelompok sample, yaitu kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol, merupakan langkah awal pada tahap pelaksanaan
penelitian. Selanjutnya, diadakan tes awal (pretest) kepada kedua
kelompok penelitian menggunakan soal-soal hasil analisis data uji coba
instrument penelitian. Setelah tes awal (pretest) dilaksanakan pada kedua
kelompok penelitian, kegiatan belajar dilaksanakan. Kelompok
eksperimen diberikan perlakuan berupa penggunaan E-Learning berbasis
Website sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan berupa
pembelajaran dengan menggunakan media power point. Setelah diberi
perlakuan diadakan tes akhir (posttest) untuk kedua kelompok penelitian
menggunakan soal-soal yang sama ketika dilakukan tes awal (pretest). Tes
akhir merupakan langkah terakhir pada tahap pelaksanaan penelitian.
Tahap selanjutnya adalah tahap akhir dalam penelitian.
65

3. Tahap Akhir Penelitian


Setelah kedua kelompok penelitian melaksanakan tes akhir ,
langkah selanjutnya adalah melaksanakan analisis data hasil tes awal dan
tes akhir kedua kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ,
menggunakan uji statistik. Setelah itu dilakukan penarikan kesimpulan
berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan sebelumnya. Penarikan
kesimpulan merupakan langkah paling akhir dalam prosedur penelitian.
J. Instrumen Penelitian
Menurut Riduwan instrumen penelitian diartikan sebagai “alat ukur
yang dapat menunjang dalam mengumpulkan data.”10 Sejumlah data yang
dapat diasumsikan dan digunaka merupakan untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan dan menguji hipotesis penelitian. Sesuai metode pengumpulan
data maka instrument yang dapat digunkan dalam penelitian ini adalah tes
dan non tes. Pada instrumen tes menggunakan tes penguasaan konsep pada
aspek kognitif, dan pada instrument non tes menggunakan lembar angket,
lembar observasi, dan wawancara serta lembar dokumentasi.
1) Tes Hasil Belajar Sosiologi
Tes hasil belajar sosiologi merupakan Tes yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana siswa yang menguasai materi yang telah
diberikan. Tes hasil belajar ini dalam bentuk objektif atau pilihan
ganda, dengan lima (5) alternatif jawaban sebanyak dua puluh (20)
soal. Agar dapat mengukur hasil belajar siswa, maka soal tersebut
dibuat sesuai dengan aspek kognitif yang meliputi pengetahuan,
pemahaman, penerapan, dan aplikasi.
Kemudian validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
validitas isi, menurut Suharsimi mengartikan “setiap soal di susun
berdasarkan materi dan tujuan pembelajaran khusus. Sebuah tes
dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan
pembelajaran khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi
pelajaran yang diberikan. Oleh karena materi yang diajarkan

10
Riduwan .Op.cit h.77
66

tertera dalam kurikulum maka validitas isi ini sering juga disebut
validitas kurikulum.”11
Menurut Suharsimi adapun prosedur dalam pengadaan instrument
yang baik adalah sebagai berikut:
a) Perencanaan yang meliputi perumusan tujuan, menentukan
variable, dan mengkategorikan variable.
b) Penulisan butir soal dan penyusunan skala.
c) Melengkapi instrument dengan pedoman mengerjakan, surat
pengantar dan kunci jawaban.
d) Uji coba instrument baik dalam skala kecil maupun besar.
e) Menganalisa hasil, menganalisa item jawaban, melihat pola
jawaban dan saran-saran.
f) Mengadakan revisi terhadap item-item soal akan diberi kuarang
baik berdasarkan data yang diperoleh sewaktu uji coba.”12
Untuk mengetahui kemampuan awal siswa akan diberi
pretest sedangkan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah
diberi perlakuan akan diberi posttest.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Tes kognitif
Standar Kompetensi Materi Indikator Aspek yang diukur ∑
Kompetensi Dasar Pembelajaran C1 C2 C3 C4 Soal
Memahami Menganalisis Interaksi • Mendeskripsikan 3 1,11,15,2 18,30 7
perilaku interaksi sosial Sosial pengertian 3,28
keteraturan sebagai dasar interaksi sosial
hidup sesuai pembentukan • Mengidentifikasi 5,8 2,7 4,6,9,10 8
dengan nilai pola kontak dan
dan norma keteraturan komunikasi sosial
yang berlaku dan dinamika • Mengidentifikasi 21 22 17,20 24,25,26, 8
dalam sosial faktor-faktor 27
masyarakat interaksi sosial
• Mengidentifikasi
Hubungan 12, 13.14 7
keteraturan sosial 16,19,29
dan interaksi
sosial

11
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Akasara,
2009), Cet ke-9. h. 67.
12
Suharsimi Arikunto, op. cit, h.142-143
67

2. Pedoman Observasi Pembelajaran


Data yang diperoleh dari lembar observasi guru kada KBM yang
diisi oleh guru bidang studi sosiologi yang bertindak sebagai observer
dengan cara mengamati peneliti yang bertindak sebagai guru yang
mengajar di kelas dengan mencheklist (√) pada setiap aspek yang dinilai di
setiap pertemuan.
3. Pedoman Wawancara
Data diperoleh dengan mewawancarai guru bidang studi sosiologi
kelas X IPS dan beberapa kelas X B dan C
4. Angket
Instrumen yang digunakan untuk mengetahui aspek afektif pada
pembelajaran sosiologi dengan menggunakan E-Learning berbasis Webiste
pada kelas eksperimen dan powerpoint pada kelas kontrol, dengan
menggunakan skala Likert dimana terdiri dari 20 pernyataan yaitu 10
pernyataan positif dan 10 pernyataan negatif dengan menggunakan 5
pilihan yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju
(TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Dimana untuk hasil belajar siswa
pada aspek afektif, denga menggunakan rumus:

P = X100%
Dengan :
P = Angka frekuensinya
f = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = Jumlah frekuensinya/ banyaknya individu
Dimana:
0,80-1,00 = Sangat Baik
0,60-0,80 = Baik
0,40-0,60 = Sedang
0,20-0,40 = Buruk
0,00-0,20 = Buruk Sekali

Berikut ini kisi-kisi angket hasil belajar antara yang menggunakan


E-Learning berbasis website dengan menggunakan media powerpoint
68

Tabel 3.3
Kisi-kisi angket penggunaan E-Learning berbasis website

No Indikator Item Jumlah


1 Penggunaan E-Leraning 1,2,3,4,5,11,12,13,14,15 10
berbasis website
2 Pengaruh E-Learning 6,7,8,9,10,16,17,18,19,20 10
berbasis website terhadap
pelajaran sosiologi
Jumlah 20

Tabel 3.4
Kisi-kisi angket penggunaan media powerpoint
No Indikator Item Jumlah
1 Penggunaan Media 1,2,3,4,5,11,12,13,14,15 10
Powerpoint
2 Pengaruh Media Powerpoint 6,7,8,9,10,16,17,18,19,20 10
terhadap pelajaran sosiologi

Jumlah 20

K. Teknik Pengumpulan Data


Menurut Riduwan teknik pengumpulan data ialah ”teknik atau cara-cara
yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data.”13
Data adalah hasil ”pencatatan peneliti baik yang berupa fakta ataupun
angka. Dari sumber Menteri SK Menteri P dan K No. 0259/U/1977 tanggal 11
Juli 1977 disebutkan bahwa data adalah segala fakta dan angka yang dapat
dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi. Sedangkan informasi adalah
hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan.”14
Dalam pengumpulan data tersebut terlebih dahulu ditentukan sumber
data, kemudian jenis data, teknik pengumpulan dan instrumen yang

13
Riduwan. Op cit., h. 69.
14
Suharsimi Arikunto op.cit., h. 99-100
69

digunakan. Secara lengkap teknik pengumpulan data yang digunakan oleh


peneliti dapat dilihat pada tebel berikut ini:
Tabel 3.5
Teknik Pengumpulan Data
Sumber Data Jenis Data Teknik Instrumen
Pengumpulan Penelitian
Data
Siswa Kelas X B Hasil belajar IPS Melaksanakan Butir soal uraian
dan C Sosiologi sebelum pretest dan
dan sesudah posttest
dilakukan
perlakuan media
pembelajaran E-
Learning Berbasis
Website
Siswa Kelas X B Hasil pengamatan Mengamati Lembar observasi
dan C aktivitas belajar melalui lembar (butir pernyataan
IPS Sosiologi observasi urain)
pada saat proses
pembelajaran
Guru Hasil pengamatan Mengamati wawancara
aktivitas belajar melalui lembar
IPS Sosiologi panduan
pada saat proses wawancara
pembelajaran

1. Observasi (pengamatan) dan Wawancara


Sutrisno Hadi dalam Sugiyono mengemukakan bahwa, ”observasi
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting
70

adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.”15 Teknik pengumpulan


data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan
perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang
diamati tidak terlalu besar.
Riduwan mengemukakan sedangkan wawancara adalah ”suatu cara
pengambilan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung
dari sumbernya. Wawancara ini digunakan bila ingin mengetahui hal-hal
dari responden secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit.”16
Menurut Sugiyono”wawancara digunakan teknik pengumulan data
apabila peneliti melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit atau kecil.”17
Data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara tersebut
disajikan dalam bentuk deskriptif kualitatif sebagai bukti pendukung untuk
hasil penelitian dan menjadi data pelengkap dari data kuantitatif berupa
hasil tes belajar siswa dan perhitungan angket.
2. Penyebaran Angket dan Kuesioner
Menurut Riduwan angket atau kuesioner adalah ”daftar pertanyaan
yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respon sesuai
dengan permintaan pengguna. Tujuan penyebaran angket ialah mencari
informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan responden tanpa
khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai
dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan.”18
Angket diberikan pada kegiatan pasca- penelitian, yaitu ketika pada
kelas tersebut sudah diberikan suatu perlakuan. Angket tersebut berisi
daftar pernyataan dengan 5 alternatif jawaban yang berkeanaan dengan
penggunaan E-Learning berbasis website dalam pelajaran sosiologi materi
interaksi sosial untuk kelas XB sebagai kelas eksperimen, dan penggunaan

15
Sugioyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,2010), Cet ke-10, h.203
16
Riduwan, op.cit.,h. 74.
17
Sugioyono, , op.cit.,h. 194.
18
Riduwan, op.cit.,h. 71.
71

media powerpoint dalam pelajaran sosiologi materi interaksi sosial untuk


kelas XC sebagai kelas kontrol.
Skala yang digunakan adalah ”Skala Likert yaitu menurut Riduwan
skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial.”19
Siswa dapat memberikan respon terhadap pernyataan-pernyataan
sikap dengan memilih alternatif jawaban: Sangat setuju (SS), Setuju (S),
Netral (N), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Angket ini
terdiri dari 20 pernyataan yang bersifat langsung dan berupa daftar
checklist atau online
Teknik penskoran terhdapa data angket dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 3.6
Skala pernyataan positif dan negatif pada skala likert
No Pernyataan Kategori
SS S N TS STS
1. Pernyataan Positif
2. Pernyataan Negatif

Dengan ketentuan nilai: ”20


Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Sangat Setuju =5 Sangat Setuju =1
Setuju =4 Setuju =2
Netral =3 Netral =3
Tidak Setuju =2 Tidak Setuju =4
Sangat Tidak Setuju = 1 Sangat Tidak Setuju = 5
Angket tersebut akan diberikan kepada siswa kelas X C yang
berjumlah 30 siswa yang kesemuanya dijadikan sample dalam penelitian
ini yang digunakan untuk memperoleh data tentang pengaruh penggunaan

19
Riduwan, op.cit.,h. 87.
20
Ibid
72

Media powerpoint terhadap hasil belajar sosiologi materi interaksi sosial


kelas XC MA Pembangunan UIN Jakarta. Dan siswa kelas X B yang
berjumlah 30 siswa yang kesemuanya dijadikan sampel penelitian dalam
penelitian ini yang digunakan untuk memperoleh data tentang pengaruh e-
learning berbasis website terhadap hasil belajar sosiologi materi interaksi
sosial kelas XC MA Pembangunan UIN Jakarta.
3. Tes tertulis
Menurut Riduwan tes sebagai instrumen pengumpul data adalah
serangkain pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur
ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok.”21
Ada beberapa macam tes instrumen pengumpul data, antara lain: Tes
Kepribadian, Tes Bakat, Tes Prestasi, Tes Inteligensi, dan Tes Sikap. Jenis
tes intrumen pengumpul data yang digunakan pada penelitian ini adalah tes
prestasi, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang
setelah mempelajari sesuatu. Lembar..
4. Dokumentasi
Menurut Riduwan dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh
data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relavan,
peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data
yang relevan penelitian.22
L. Pengujian Instrumen
1. Uji coba instrumen media E-Learning bebasis Website dan Media
Powerpoint
Dalam penelitian ini untuk uji coba instrumen media e-learning
berbasis website dan media powerpoint adalah dengan uji validitas ahli
dan isi. Pada uji validitas ahli, kisi-kisi instrumen yang telah tersusun
divalidasi kepada bidang validitas yang dilakukan, yaitu untuk e-learning
berbasis website yaitu, validitas penggunaan e-learning berbasis website,
21
Riduwan, op.cit., h.76.
22
Riduwan, op.cit., h.77.
73

kesesuaian bahasa kesesuaian gambar, kesesuaian video, terhadap isi


materi dan kesesuaian contoh-contoh yang ditampilkan . sedangkan untuk
media powerpoint yaitu validitas penggunaan media gambar, kesesuaian
teks, terhadap isi materi dan kesesuaian contoh-contoh yang di tampilkan
dalam presentasi materi. Bagi mahasiswa pendidikan IPS kosentrasi
sosiologi bisa melibatkan guru mata pelajaran sosiologi di sekolah tempat
penelitian, dosen pembimbing, atau dosen mata kuliah yang sesuai dengan
materi yang diteliti.
Tabel.3.7

Kisi-kisi Uji Validitas Ahli Instrument E-Learning Berbasis Website

Kesesuaian Pernyataan No.Soal

Penggunaan E- • Kamu menyukai pembelajaran 1,2,11,12


Learning berbasis
Website dengan menggunkan media E-
learning berbasis website
• Kamu pernah belajar dengan
bantuan E-learning berbasis
website
• Kamu tidak menyukai
pembelajaran dengan
menggunakan media website
• Kamu tidak pernah belajar
menggunakan website disekolah

Kesesuaian Bahasa • Kamu menyukai penjelasan / 4,14


bahasa yang ditampilkan di website
• Kamu tidak menyukai
penjelasan/bahasa yang
ditampilkan di website
Kesesuaian • Kamu menyukai gambar/foto,video 3,13
gambar/foto, video yang ditampilkan di website
74

terhadap isi materi tutwurihandayani.com


• Kamu tidak menyukai
gambar/foto,video yang
ditampilkan di website
tutwurihandayani.com
Kesesuaian contoh • Kamu menyukai contoh-contoh dan 5,15
yang diberikan dengan tulisan-tulisan yang ada di website
isi pelajaran • Kamu tidak menyukai contoh-
contoh dan tulisan-tulisan yang
ditampilkan di website
Kecocokan • Penggunaan E-Learning cocok 6,7,16,17
penggunaan E- untuk diterapkan pada pelajaran
Learning berbasis sosiologi materi interaksi sosial
Website pada • Penyajian materi, video,diskusi
pelajaran sosiologi online, tes online membuatmu lebih
materi interaksi sosial tertarik belajar sosiologi materi
interaksi social
• Penggunaan E-Learning tidak
cocok untuk diterapkan pada
pelajaran sosiologi materi interaksi
sosial
• Penyajian materi, video,diskusi
online, tes online tidak membuat
kamu lebih tertarik belajar
sosiologi materi interaksi sosial
75

Pengaruh E-Learning • Belajar menggunakan E-Learning 8,9,10,18,19,20


berbasis Website membantu dalam memahami
terhadap hasil belajar pelajaran sosiologi materi interaksi
pelajaran sosiologi sosial
materi interaksi sosial • Belajar dengan E-Learning
mempermudah kamu dalam belajar
pada pelajaran sosiologi materi
interaksi social
• Penggunaan E-Learning sangat
efektif untuk meningkatkan hasil
belajar pada pelajaran sosiologi
materi interaksi sosial
• Belajar menggunakan E-Learning
tidak membantu dalam memahami
pelajaran sosiologi materi interaksi
sosial
• Belajar dengan E-Learning tidak
mempermudah kamu dalam belajar
pada pelajaran sosiologi materi
interaksi sosial
• Penggunaan E-Learning tidak
efektif untuk meningkatkan hasil
belajar pada pelajaran sosiologi
materi interaksi sosial

Tabel.3.8

Kisi-kisi Uji Validitas Ahli Instrument Media Powerpoint

Kesesuaian Pernyataan No.Soal

Penggunaan Media • Kamu menyukai pembelajaran 1,2,11,12


Powerpoint
76

dengan menggunkan media


Powerpoint
• Kamu pernah belajar dengan
bantuan media Powerpoint

• Kamu tidak menyukai


pembelajaran dengan
menggunakan media powerpoint
• Kamu tidak pernah belajar
menggunakan media powerpoint
disekolah

Kesesuaian Bahasa • Kamu menyukai penjelasan / 4,14


bahasa yang ditampilkan media
powerpoint
• Kamu tidak menyukai
penjelasan/bahasa yang
ditampilkan di media powerpoint
Kesesuaian • Kamu menyukai gambar/foto,video 3,13
gambar/foto, video yang ditampilkan di media
terhadap isi materi powerpoint
• Kamu tidak menyukai
gambar/foto,video yang
ditampilkan di media powerpoint

Kesesuaian contoh • Kamu menyukai contoh-contoh dan 5,15


yang diberikan dengan tulisan-tulisan yang ada di media
isi pelajaran powerpoint.
• Kamu tidak menyukai contoh-
contoh dan tulisan-tulisan yang
77

ditampilkan di media powerpoint

• Kecocokan • Penggunaan di media powerpoint 6,7,16,17


penggunaan media cocok untuk diterapkan pada
powerpoint pada pelajaran sosiologi materi interaksi
pelajaran sosiologi sosial
materi interaksi • Penyajian materi, video,
sosial membuatmu lebih tertarik belajar
sosiologi materi interaksi sosial
• Penggunaan di media powerpoint
tidak cocok untuk diterapkan pada
pelajaran sosiologi materi interaksi
sosial
• Penyajian materi, video tidak
membuat kamu lebih tertarik
belajar sosiologi materi interaksi
sosial

• Pengaruh media • Belajar menggunakan media 8,9,10,18,19,20


powerpoint terhadap powerpoint membantu dalam
hasil belajar memahami pelajaran sosiologi
pelajaran sosiologi materi interaksi sosial
materi interaksi • Belajar dengan media powerpoint
sosial mempermudah kamu dalam belajar
pada pelajaran sosiologi materi
interaksi sosial
• Penggunaan media powerpoint
sangat efektif untuk meningkatkan
hasil belajar pada pelajaran
sosiologi materi interaksi sosial
78

• Belajar menggunakan media


powerpoint tidak membantu dalam
memahami pelajaran sosiologi
materi interaksi sosial
• Belajar dengan media powerpoint
tidak mempermudah kamu dalam
belajar pada pelajaran sosiologi
materi interaksi sosial
• Penggunaan media powerpoint
tidak efektif untuk meningkatkan
hasil belajar pada pelajaran
sosiologi materi interaksi sosial

2. Uji Instrumen Tes Tertulis


a) Pengujian Validitas Instrumen
Arikunto dalam Riduwan menjelaskan bahwa yang dimaksud
dengan validitas adalah ”suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan
atau kesahihan alat ukur. Dari pengertian itu dapat diartikan lebih luwes
lagi bahwa valid itu mengukur apa yang hendak diukur.”23
Pengujian validitas yang digunakan dalam instrumen ini adalah
validitas isi yang dalam penyusunan butir-butir soalnya disesuaikan
dengan materi. Validitas butir soal untuk soal berbentuk pilihan ganda di
uji dengan menggunakan koeefisien biseral , dengan rumus :

Mp − Mt p
=
SDt q

Keterangan:
rpbi = angka indeks korelasi poin biseral
23
Riduwan,op.cit.,h.97
79

Mp = Mean responden yang menjawab benar


Mt = Mean secara keseluruhan
SDt = Standar deviasi total
P = Proporsi responden yang menjawab benar
q = Proporsi responden yang menjawab salah
Pengujian validitas ini menggunakan rumus Anates.
Adapun batas signifikan koefisen korelasi dari validitas tes
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.9
Batas Signifikansi Koefisien Korelasi
df (N-2) P= 0,05 P= 0,01
10 0.576 0.708
15 0.482 0.606
20 0.423 0.549
25 0.381 0.496
30 0.349 0.449
40 0.304 0.393
50 0.273 0.354
60 0.250 0.325
70 0.233 0.302
80 0.217 0.283
90 0.205 0.267
100 0.195 0.254
125 0.174 0.228
>125 0.159 0.208

Bila koefisien 0.000 berarti tidak dapat dihitung. Berdasarkan


kriteria dengan batas signifikan pada tabel dapat diklasifikasikan soal pada
validitas tes dengan batas signifikansi 0,05 adalah sebagai berikut:
80

Tabel 3.10
Kriteria Validitas Tes
Rentang Keterangan
>0.462 Sangat Signifikan
0.349-0461 Signifikan
0.128-0.348 Tidak Signifikan
<0.000 NAN

Perhitungan validitas dari 30 butir soal yang diujicobakan


diperoleh hasil yang memiliki validitas yang sangat signifikan, signifikan
dan tidak signifikan. Rekapitulasi perhitungan validitas hasil uji coba
instrumen dapat dilihat pada tabel.
Tabel 3.11
Rekapitulasi perhitungan validitas
Interpretasi Nomor Soal Jumlah Persentase
validitas
Sangat Signifikan 3,5,8,9,25,27,28 7 23.3%
Signifikan 2,4,6,7,10,11,12,13, 13 43.3%
18,19,20,21,24
Tidak Signifikan 14,15,16,17,22 10 33.3%
,23,26,29,30
Keterangan : Soal sangat signifikan dan signifikan diujikan kembali
sedangkan soal yang tidak signifikan tidak diujikan
b) Pengujian Reliabilitas Instrumen
Menurut Suharsimi reliabilitas berhubungan dengan masalah
kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan taraf kepercayaan yang tinggi
jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian
reliabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes, atau
81

seandainya hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dikatakan


tidak berarti.”24

Intrumen ini diuji dengan menggunkan Kuder Richardhon 20,


dengan rumus :

= 1−
−1
Keterangan :
rKR = Koefisien reliabilitas
k = Banyaknya butir soal
St2 = Varians skor butir
PiQi = Varians skor butir
Pi = Proporsi jawaban benar untuk butir soal nomor i
Qi = Proporsi jawaban salah untuk butir soal nomor i
Penyajian realibilitas ini menggunakan program ANATES.
Sedangkan Kriteria Realibilitas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.12
Kriteria Realibilitas
Nilai Kriteria
0.81- 1.00 Sangat tinggi
0.61- 0.80 Tinggi
0.41- 0.60 Cukup
0.21- 0.40 Rendah
0.00- 0.20 Sangat rendah

Berdasarkan pengujian realibilitas instrumen penelitian dari 30 soal


di dapat realibilitas sebesar 0.62 yang tergolong dalam kategori tinggi.
c) Pengujian Taraf Kesukaran Instrumen
Menurut Suharsimi soal yang baik adalah ”soal yang tidak terlalu
mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak

24
Suharsimi Arikunto,.op.cit.,h.86.
82

merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkanya.


Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa putus
asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di
luar jangkauannya.”25 Oleh karena itu , maka perlu adanya
pengujian taraf kesukaran.
Pengujian tes ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
kesukaran dari tiap item soal apakah mudah, sedang, atau sukar.
Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dapat meggunakan
rumus:
Ab + Bb
=
N
Keterangan:
TK = Tingkat kesukaran
Ab = Jumlah jawaban yang benar dalam kelompok atas (A)
Bb = Jumlah jawaban yang benar dalam kelompok bawah (B)
N = Jumlah siswa dalam kelompok A dan B
Taraf kesukaran ini diuji dengan menggunakan program ANATES.
Sementara kriteria indeks kesukaran adalah sebagai berikut:
Tabel 3.13
Tingkat Kesukaran Soal
TK Tingkat Kesukaran
0.00 – 0.30 Soal Sukar
0.31 – 0.70 Soal Sedang
0.71 – 1.00 Soal Mudah

Berdasarkan pengujian tingkat kesukaran instrumen peneliti dari


30 soal, di dapatkan kategori soal yang termasuk mudah sebanyak 9 soal,
dengan nomor soalnya adalah 3,10,12,16,17,20,21,27,28. Dan yang
termasuk sedang terdapat 18 soal yaitu nomor
2,4,5,6,7,8,9,14,15,18,19,22,23,24,25,26,29,30. Sedangkan yang termasuk
sukar terdapat 3 soal yaitu 1,11,13.

25
Suharsimi Arikunto,.op.cit.,h.207.
83

d) Pengujian Daya Pembeda


Menurut Suharsimi daya pembeda soal adalah ”kemampuan suatu
soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan
tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Angka
yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut indeks
diskriminasi disingkat D (d besar).seperti halnya indeks kesukaran,
indeks diskriminasi (daya pembeda) ini berkisar antara 0.00 – 1,00
hanya bedanya, indeks kesukaran tidak mengenal tanda negatif (-)
tetapi pada indeks diskriminasi ada tanda negatif. Tanda negatif pada
indeks diskriminsi digunakan jika sesuatu soal ”terbalik”menunjukan
kualitas testee. Yaitu anak pandai disebut bodoh dan anak bodoh
disebut pandai.”26
Untuk menentukan tinggi rendahnyaa daya pembeda pada
penelitian ini digunakan rumus:

∑$ ∑'
#= − = $− '
%& %(
Keterangan :

∑$
D = Indeks daya pembeda
= Jumlah peserta tes yang menjawab benar pada kelompok

∑'
atas
= Jumlah peserta tes yang menjawab benar pada kelompok
bawah
nA = Jumlah peserta tes kelompok atas
nB = Jumlah peserta tes kelompok bawah
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Untuk menentukan daya pembeda menggunakan program
ANATES.

26
Suharsimi Arikunto,.op.cit.,h.211.
84

Dengan klasifikasi daya pembeda sebagai berikut:


Tabel 3.14
Kriteria Daya Beda
DP Tingkat DP
0-20 Kurang
21-40 Sedang
41-70 Baik
71-100 Baik Sekali

Berdasarkan pengujian daya pembeda instrumen penelitian dari 30


soal, di dapat kategori soal yang termasuk kurang sebanyak 5 soal,
dengan nomor soalnya adalah 1,16,17,22,26. Kategori soal yang
termasuk sedang sebanyak 7 soal dengan nomor soalnya adalah
11,13,14,15,21,23,29. Kategori soal yang termasuk baik sebanyak 12
dengan nomor soalnya adalah 2,4,6,7,10,12,18,19,20,24,25,30.
Sedangkan untuk soal kategori baik sekali sebanyak 6 soal dengan
nomor soalnya adalah 3,5,8,9,27 dan 28.
3. Lembar Observasi
Lembar Observasi yang digunakan untuk dapat mengambil
perbedaan proses pembelajaran yang menggunakan E-Learning berbasis
Website dan menggunakan media powerpoint. Lembar observasi ini di
uji menggunakan uji ahli.
4. Angket
Agket yang digunakan adalah untuk mengukur seberapa besar
tanggapan siswa terhadap penggunaan media E-Learning adan
penggunaan media powerpoint dalam pembelajaran. Angket ini terdiri
dari dua puluh soal dengan lima pilihan jawaban , angket ini diuji
dengan menggunakan uji ahli.
85

M. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu kategori dan urutan satuan dasar.
1. Analisis Data Hasil Belajar
Setelah melakukan uji coba instrumen, maka selanjutnya dilakukan
penelitian. Data yang diperoleh melalui instrumen penelitian selanjutnya
diolah dan dianalisis dengan maksud agar hasilnya dapat menjawab
pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis. Dalam pengolahan dan
penganalisisan data tersebut digunakan statistik.
Suharsimi mengemukakan “secara garis besar, analisis data meliputi
tiga langkah yaitu: persiapan, tabulasi, dan penerapan data sesuai dengan
pendekatan penelitian.”27 Pendekatan yang dilakukan untuk menganalisis
data yang dilakukan untuk menganalisis data yang diperoleh dalam
penelitian ini menggunakan uji-t. Akan tetapi, sebelumnya dilakukan uji
normalitas dan homogenitas sebagai syarat dapat dilakukan analisis data.
a) Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk mrngetahui apakah sampel yang
diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan
yaitu uji Liliefors, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Urutkan data sampel dari yang terkecil ke besar.
2) Hitung nila Zi dari masing-masing data berikut dengan rumus:
*+,*-
) = .

Keterangan :
Zi = Skor Baku
Xi = Skor Data
/- = Mean
S = Simpangan Baku
3) Tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Zi
berdasarkan table Zi sebutkan dengan F (Zi) dengan aturan jika

27
Suharsimi Arikunto., op.cit,. h. 240
86

Zi>0, maka F(Zi)0.5 + nilai tabel jika Zi<0, maka F(Zi) = 1-


(0.5+nilai tabel) .
4) Hitung proporsi Z1,Z2,Z3,,,Zn yang lebih kecil atau sama
dengan Zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S(Zi), maka:
01
=
234567 9:;<1=91

5) Hitung selisih absolute F(Z)-S(Z), pada masing-masing data.


Kemudian tentukan harga mutlak. Ambil nilai terbesar diantara
harga-harga utlak selisih tersebut, nilai ini dinamakan Lhitung.
6) Ambil harga Lhitung yang paling besar kemudian bandingkan
dengan nilai Ltabel dari tabel Liliefors.
Lo = F(Zi)-S(Zi)
Keterangan :
Lo = harga mutlak
F (Zi) = peluang angka baku
S (Zi) = proporsi angka baku
Kriteria uji normalitas :
Jika Lhitung < Ltabel, maka sampel data berdistribusi normal
pada taraf signifikansi α = 0.5%
7) Setelah data dinyatakan berdistribusi normal, maka dilakukan
uji homogenitas melalui uji Fisher.
b) Uji Homogenitas
Uji homogenitas data antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui kesamaan antara dua populasi yang
diteliti. Uji homogenitas yang dilakukan adalah dengan uji Fisher, tetapi
terlebih dahulu dengan menentukan normalitas Ho dan Ha.
Ho : O2E = O2K
Ha : O2E > O2K
Untuk menguji homogenitas data dapat menggunakan rumus :
.C
>ℎ @%A = .BC
C
87

Dimana
1 ∑F ,(∑ *)C
=
1(,G)

F = Homogenitas
S12 = Varian terbesar
S22 = Varian terkecil
Untuk menguji homogenitas langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1) Hipotesis
Ho = Kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen
Ha = Kedua kelompok tidak berasal dari populasi yang homogen
2) Membandingkan statistic hitung dengan statistik tabel
a. Jika Fhitung < Ftabel ; Maka Ho diterima
B. Jika Fhitung > Ftabel ; maka Ho ditolak
3) Tentukan db pembilang dan db penyebut (varians terbesar dan varians
terkecil)
4) Tentukan Fhitung
5) Tentukan Ftabel
Adapun kriteria pengujianya adalah:
Ho = Diterima, jika Fh < Ft
Ho = Ditolak, jika Fh > Ft
Ho = data memiliki varians homogen
Ha = data tidak memiliki varians homogeny
c) N-Gain
Peningkatan skor pretest dan posttest dapat menggunkan rumus
Normalized Gain.
.K<L ;<:MM9:M,:K<L ;L9M9:M
H − IJ % =
:K<L +=965,:K<L ;L9M9:M

Gain skor ternormalisasi menunjukan tingkat efektivitas perlakuan dari


pada perolehan skor atau posttest. Terdapat tiga kategorisasi perolehan
skor N-Gain ternormalisasi yaitu:
1) g-tinggi : nilai (>g) >0.7
2) g-sedang : nilai 0.7 e” (<g>) e” 0.3
88

3) g-rendah : nilai (>g>) <0.3


d) Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, maka untuk
menguji data yang diperoleh digunakan rumus uji-t.

Langkah-langkah pengujian hipotesis :

Jika varian populasi homogen, uji statistik yang digunakan adalah


*-B ,*-C T(UB V G)WB O(UCV G)WC
= SA =
PQR B O B UB O UC ,
dimana
NB NC

keterangan :
X1 = nilai rata-rata kelompok eksperimen
X2 = nilai rata-rata kelompok kontrol
n1 = jumlah sampel pada kelompok eksperimen
n2 = jumlah sampel pada kelompok kontrol
S12 = varian kelompok eksperimen
S22 = varian kelompok kontrol
Sg = nilai standar deviasi gabungan

Langkah selanjutnya adalah sebagai berikut:


(1) Mengajukan hipotesis, yaitu:
(a) Uji kesamaan dua rata-rata hasil pretests
Ho : X=Y
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor
pretest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
Ha : X ≠ Y
Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
(b) Uji kesamaan dua rata-rata hasil posttest
Ho : X=Y
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor
posttest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
Ha : X ≠ Y
89

Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest


kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
(2) Menghitung nilai thitung dengan rumus uji-t
(3) Menentukan derajat kebebasan (dk), dengan rumus:
dk = (n1-1) + (n2-1)
(4) Menentukan nilai t-tabel dengan α = 0.05
(5) Menguji hipotesis
Jika – ttabel < thitung < ttabel maka Ho diterima pada tingkat kepercayaan
0.05
Jika thitung < - ttabek atau < ttabel < thitung maka Ho diterima pada tingkat
kepercayaan 0.05
(2) Analisis Data Observasi
Pengisian lembar observasi ini dilihat dari respon siswa terhadap
indikator tersebut, indikator pembelajaran dikatakan tercapai apabila
lebih dari 50% siswa memberikan respon yang baik pada tahap
pembelajaran tersebut. Setelah diketahui jumlah indikator yang tercapai
maka dapat dianalisis dengan menggunakan deskriptif kualitatif.
(3) Analisis Data Angket
Analisis data angket ini dengan menghitung jumlah jawaban siswa yang
menjawab Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju
(TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Setelah diketahui masing-masing
jumlah jawaban siswa maka dibuat dalam bentuk presentase.
Dengan rumus :

= X 100%

Dengan :
P = Persentase
F = Jumlah indikator yang tercapai
N = Jumlah seluruh indiktpr yang ada
Kriteria Interpretasi Skor:
Angka 0% - 20% = Sangat lemah
Angka 21% - 40% = Lemah
90

Angka 41% - 60% = Cukup


Angka 61% - 80% = Baik
Angka 81% - 100% = Sangat Baik”28
N. Hipotesis Statistik
Ho : µA = µB
Ha : µA > µB
Kriteria pengujian:
Ho ditolak jika t-hitung > t-tabel
Ho diterima jika t-hitung < t-tabel
Keterangan :
Ho = Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa dengan penggunaan
media pembelajaran E-Learning berbasis website di kelas XB
dan media powerpoint di kelas XC di Madrasah Aliyah
Pembangunan UIN Jakarta.
Ha = Terdapat perbedaan hasil belajar siswa dengan penggunaan media
pembelajaran E-Learning berbasis website di kelas XB dan
media powerpoint di kelas XC di Madrasah Aliyah
Pembangunan UIN Jakarta.
µA = nilai rata-rata hasil belajar sosiologi siswa dengan media E-
Learning berbasis Website secara kelompok.
µB = nilai rata-rata hasil belajar sosiologi siswa dengan metode
powerpoint secara kelompok

28
Riduwan, op.cit., h.89.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN

A. Deskripsi Data
1. Gambaran Umum Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta
a. Sejarah Singkat Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta
Madrasah Pembangunan lahir berawal dari keinginan tokoh-tokoh
di Departemen Agama dan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta akan adanya
pendidikan Islam yang representatif. Pada awal tahun 1972, Panitia
Pembangunan Gedung Madrasah Komprehensif dibentuk oleh Rektor
IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. H.M. Toha Yahya Omar
(alm).Pada bulan Juni 1972, bertepatan dengan Lustrum III IAIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, dimulai pembangunan gedung madrasah yang
ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Menteri Agama RI pada
masa itu, yaitu Prof. H.A. Mukti Ali dan Rektor IAIN Syarif Hidayatullah.
Pada tanggal 17 November 1973, gedung madrasah
diserahterimakan dari Pimpinan Bagian Proyek Pembinaan Bantuan Untuk
Madrasah Swasta Pemda DKI Jakarta kepada IAIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Tahun 1974, pertama kali Madrasah Pembangunan membuka
tingkat Ibtidaiyah. Jumlah muridnya baru 58 orang, terdiri dari Kelas I: 43
orang, Kelas II: 8 orang, dan Kelas III: 7 orang. Permulaan kegiatan
belajar mengajar dimulai pada tanggal 7 Januari 1974. Tanggal inilah yang
kemudian ditetapkan sebagai "Hari Kelahiran" Madrasah Pembangunan.

91
92

Pada awal tahun 1977, Madrasah Pembangunan membuka tingkat


Tsanawiyah. Siswa angkatan pertama berjumlah 19 orang. Bulan Juli
1991, dibuka kelas jauh tingkat Ibtidaiyah di Pamulang, bekerja sama
dengan Yayasan Al Hidayah sebagai penyedia lahan. Sesuai dengan
keputusan Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sejak awal September
1974 pembinaan Madrasah Pembangunan dilaksanakan oleh Tim
Pembinaan yang dipimpin oleh Dekan Fakultas Tarbiyah. Tugas tim ini di
antaranya adalah menyiapkan Madrasah Pembangunan sebagai 'madrasah
laboratorium' Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada
tahun 1978, Madrasah Pembangunan ditetapkan sebagai Madrasah Pilot
Proyek Percontohan oleh Departemen Agama RI melalui Surat
Keputusan Dirjen Bimas Islam Depag RI Nomor: Kep/D/03/1978.
Berdasarkan keputusan tersebut, kemudian diselenggarakan kegiatan
penataran penulisan modul dan uji coba pembelajaran dengan sistem
modul. Empat modul bidang studi Alquran Hadits, Bahasa Arab, Bahasa
Indonesia, dan Matematika telah diujicobakan sampai dengan tahun 1985.
Mulai tahun 1988, berdasarkan Surat Keputusan Rektor IAIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor: 06 Tahun 2008, wewenang pembinaan
dan pengelolaan Madrasah Pembangunan dilipahkan kepada Yayasan
Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengembanan sebagai 'madrasah
laboratorium' dilaksanakan bersama-sama dengan Fakultas Tarbiyah IAIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.Tahun Pelajaran 1991/1992 Madrasah
Pembangunan membuka tingkat Aliyah. Siswa yang diterima pertama kali
sebanyak 32 orang terdiri dari 10 laki-laki dan 22 perempuan. setelah
empat tahun berjalan, berkenaan dengan kebijakan pemerintah dalam hal
pendidikan (khususnya Madrasah Aliyah), pada Tahun Pelajaran
1995/1996 MA Pembangunan tidak menerima pendaftaran siswa baru lagi.
Tahun 1996/1997, sebanyak 31 orang siswa terakhir lulus dari MA
Pembangunan IAIN Jakarta. Seiring dengan perubahan IAIN Syarif
Hidayatullah Jakarta menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta, sejak tahun 2002 Madrasah Pembangunan IAIN
93

Jakarta mengikuti perubahan nama menjadi Madrasah Pembangunan


UIN Jakarta.
Tahun Pelajaran 2006/2007 atas dorongan Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan banyaknya permintaan masyarakat, Madrasah
Pembangunan UIN Jakarta kembali membuka tingkat Aliyan. Jumlah
siswa pertama yang diterima adalah 47 siswa terbagi dalam 2 rombongan
belajar. Setelah tiga tahun berjalan, akhir tahun 2009 Madrasah Aliyah
Pembangunan UIN Jakarta telah diakreditasi dengan hasil grade A
kategori Sangat Memuaskan. Tahun 2008 Madrasah Ibtidaiyah dan
Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta ditetapkan sebagai
Madrasah Standar Nasional oleh Kanwil Departemen Agama Provinsi
DKI Jakarta dengan nomor: Kw.09.4/4/5/HK.005/2081/2008
b. Tokoh-Tokoh Pendiri Madrasah Pembangunan
Madrasah Pembangunan lahir tidak lepas dari jasa-jasa para pendiri
yang pada masa itu sebagai pejabat di lingkungan Departemen Agama
maupun IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, antara lain:
1) Drs. H. Kafrawi Ridwan, MA (Direktur Perguruan Tinggi
Departemen Agama dan Wakil Rektor III IAIN Syarif
Hidayatullah Jakarta)
2) Prof. Dr. HAR Partosentono (Wakil Rektor I IAIN Syarif
Hidayatullah Jakarta)
3) Drs. H. Husen Segaf, MA (Wakil Rektor II IAIN Syarif
Hidayatullah Jakarta)
4) Drs. H. Bakar Yakob (Ketua Jurusan Bahasa Indonesia Fakultas
Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
5) Drs. H. Agustiar, MA (Ketua Jurusan Pedagogik, Fakultas
Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
6) Drs. H.A. Muzakir (Kasubid II Direktorat Pendidikan Depertemen
Agama)
94

7) Drs. H.M. Ali Hasan (Kepala Seksi Pembina Tenaga Guru dan
Pengawas Subdit V Direktorat Pendidikan Agama Depertemen
Agama)

c. Visi dan Misi Sekolah


Visi Sekolah:
• Menjadi lembaga pendidikan dasar dan menengah yang unggul dan
terkemuka dalam pembinaan keislaman, keilmuan dan
keindonesiaan, dengan mengapresiasi potensi peserta didik serta
perkembangan era global.
Misi Sekolah:
• Menyelenggarakan pendidikan dasar dan menengah yang akan
melahirkan lulusan beriman dan bertaqwa serta memiliki
kemampuan kompetitif dan keunggulan komparatif;
• Melakukan pembinaan kesehatan fisik sehingga terbentuk
keseimbangan antara kekuatan keilmuan dengan perkembangan
jasmani peserta didik serta dapat melahirkan lulusan yang cerdas,
kuat dan sehat;
• Melakukan inovasi kurikulum dengan aksentuasi pada pembinaan
keislaman, sains dan teknologi serta apresiatif terhadap
kecenderungan globalisasi dengan tetap berpijak pada kepribadian
Indonesia;
• Melakukan pembinaan tenaga pendidik sebagai tenaga
professional yang menguasai aspek keilmuan, keterampilan
mengajar, kepribadian pedagogis serta komunikasi global yang
dijiwai akhlak mulia;
• Melakukan pembinaan tenaga kependidikan yang profesional, yang
menguasai bidang ilmu yang mendukung tugasnya, etos kerja yang
tinggi, serta kepribadaian yang Islami.
• Mengupayakan tersedianya sarana prasarana dan fasilitas belajar
mengajar yang dapat memberikan kesempatan kepada para peserta
95

didik untuk dapat mengikuti kegiatan belajar seluas-luasnya,


sehingga madrasah benar-benar berfungsi sebagai pusat
pembelajaran.
• Melakukan pembinaan kemandirian dan team work melalui
berbagai aktifitas belajar baik intra maupun ekstrakurikuler.

d. Keadaan Guru dan Peserta Didik MA Pembangunan UIN


Jakarta
Tenaga pengajar di MA Pembangunan UIN Jakarta berjumlah 25
orang. Lulusan atau pendidikan terakhir para tenaga pengajar di MA
Pembangunan UIN Jakarta cukup bervariasi dari lulusan perguruan
tinggi negeri maupun swasta di dalam negri dan mengajar bidang studi
sesuai dengan disiplin ilmu yang telah mereka dapatkan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.1
Daftar Pendidikan Akhir Tenaga Pengajar
No Tingkat Jumlah
1. S2 3 Orang
2. S1 22 Orang
Total 25 Orang

Dari tabel di atas latar belakang pendidikan guru MA


Pembangunan UIN Jakarta berbeda-beda. Namun 90% dari bidang
pendidikan dan 10% dari umum.
Peserta didik juga merupakan faktor penting untuk
berlangsungnya proses belajar mengajar di sekolah. Peserta didik yang
belajar di MA Pembangunan UIN Jakarta berdasarkan data yang
diperoleh penulis dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
96

Tabel 4.2
Keadaan Siswa MA Pembangunan UIN Jakarta
No Data Kelas Jumlah Kelas Jumlah
Lk Pr
1. Kelas X 4 66 61
2. Kelas XI 3 52 47
3. Kelas XII 3 58 31
Jumlah 10 176 139
Total 315

Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Tabel 4.3

Keadaan Sarana & Prasarana


Suatu kegiatan belajar atau pengajaran akan dapat berlangsung dengan
baik bila didukung oleh sarana dan prasaran yang baik. Dengan adanya sarana dan
prasaran tersebut, maka tujuan pendidikan akan dapat di capai.
97

Sarana adalah segala sesuatu yang dipergunakan sebagai alat untuk


mencapai maksud dan tujuan. Sedangkan prasarana adalah sebagai alat yang
menjadi penunjang terlaksananya suatu proses usaha, proyek dan segalanya. Jadi
sarana dan prasarana adalah segala alat yang dimiliki oleh MA Pembangunan UIN
Jakarta dan alat dukung lainnya terhadap kegiatan belajar mengajar baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Adapun saran dan prasarana yang dimiliki MA Pembangunan UIN Jakarta
berdasarkan observasi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4
Sarana dan Prasarana MA Pembangunan UIN Jakarta
No Jenis Sarana & Prasarana Jumlah
1. Ruang kantor Kepala Sekolah 1
2. Ruang Wakil Kepala Kurikulum 1
3. Ruang Guru 1
4. Ruang Tata Usaha 1
5. Ruang Bimbingan Konseling (BK) 1
6. Ruang UKS 1
7. Ruang Koperasi 1
8. Ruang Kelas 12
9. Ruang Musik 1
10. Kantin 1
11. Laboratorium Komputer 1
12. Laboratorium MIPA 1
13. Laboratorium Bahasa 1
14. Sarana Futsal 1
15. Sarana Tenis Meja 1
16. Sarana Basket 1
17 Perlengkapan Audiovisual 1
18 Perpustakaan 1
98

2. Praktik Pembelajaran
a) Praktik Pembelajaran dengan Media Website (E-Learning)
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran
yang mempunyai peranan penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM).. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus
mendapat perhatian guru atau fasilitator dalam setiap kegiatan
pembelajaran. Oleh karena itu, guru atau fasilitator perlu mempelajari
bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan
pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Media
pembelajaran yang saat ini sedang populer diperbincangkan adalah
internet. Internet memiliki potensi besar untuk dijadikan media
pembelajaran mengingat kelebihannya yang tidak dibatasi oleh ruang dan
waktu. Sumber informasi bisa diakses kapan saja dan dari mana saja yang
dikenal dengan E-Learning berbasis Website.
Pembelajaran dengan E-Learning berbasis Website dilaksanakan di
Laboratorium komputer untuk kelas XB pada materi interaksi sosial yang
meliputi hakikat interaksi sosial, bentuk-bentuk interaksi sosial dan syarat-
syarat terjadinya interaksi sosial.
Dalam penggunaan E-Learning berbasis Website ini materi
disampaikan secara online atau terhubung dengan internet yang disajikan
dalam bentuk menu-menu pilihan yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran, Materi Pokok, Katalog Media, Diskusi Online, Tes Online
dan Papan Berita. Setiap menu yang dipilih memiliki content atau isi dan
fungsi yang berbeda-beda. Guru dalam proses pembelajaran berperan
sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa dalam mengoperasikan E-
Learning tersebut. Mulai dari cara registrasi, mengisi diskusi online, tes
online dan mendownload (mengunduh) sebuah materi yang tersedia
fasilitas download. Untuk materi yang di ajarkan dilaksanakan di
laboratorium komputer dengan siswa aktif dalam memberi tanggapan atau
komentar di kolom yang telah disedikan supaya mereka aktif dan bisa
99

belajar menganalisis serta mempunyai pandangan sendiri. Kemandirian


dan kreatifitas dituntut suapaya mereka belajar mandiri.
Selain itu juga siswa belajar tidak harus berpatok pada satu buku
karena siswa disarankan untuk menjelajah (searching) ke sumber-sumber
belajar lainya seperti kemendikbud.go.id dan lain-lain. Untuk mengetahui
pengaruh dari proses pembelajaran dengan menggunakan E-Learning
berbasis Website terhadap hasil belajar siswa, guru memberikan soal
posttest. Sedangkan untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum
menggunkan E-Learning berbasis Website, guru memberikan soal pretest.
Soal pretest dan posttest sama-sama berbentuk pilihan ganda dengan
jumlah soal sebanyak 20 dengan 5 pilihan jawaban yaitu a,b,c,d,dan e yang
kedua tes tersebut di sajikan manual dan online.

Gambar 4.1
Tampilan Website Sebagai Media Pembelajaran Bagian Depan

Gambar 4.2
Tampilan Menu RPP di Website
100

Gambar 4.3
Tampilan Menu Materi di Website

Gambar 4.4
Tampilan Menu Katalog Media Video di Website

Gambar 4.5
Tampilan Menu Test di Website
101

b) Praktik Pembelajaran dengan Media Powerpoint


PowerPoint adalah aplikasi di dalam paket Microsoft Office yang
digunakan untuk menyusun presentasi. Aplikasi ini sangat popular di
kalangan professional, akademisi, praktisi, maupun pemula untuk
aktivitas presentasi.”1 Sedangkan presentasi adalah “membawakan atau
menyampaikan suatu produk, ide/gagasan, proyek, usulan
kegiatan/proposal, program laporan, dan sebagainya di muka umum atau
di sekelompok orang.”2
Pembelajaran dengan media powerpoint dilaksanakan di kelas untuk
kelas X C pada materi interaksi sosial yang meliputi hakikat interaksi
sosial, bentuk-bentuk interaksi sosial dan syarat-syarat terjadinya interaksi
sosial.
Dalam penggunaan media powerpoint ini materi disampaikan
dengan menampilkan bentuk slide-slide atau lembaran-lembaran yang
berisi materi-materi secara terangkum. Materi yang disajikan tidak
semuanya dan hanya materi yang memiliki point penting saja yang
ditampilkan untuk proses pembelajaran. Selain itu juga siswa belajar
dengan membuka buku untuk melihat lebih lengkap dan jelas isi materi
yang sedang di bahas.
Untuk mengetahui pengaruh dari proses pembelajaran dengan
menggunakan media powerpoint terhadap meningkatkan hasil belajar
siswa guru memberikan soal posttest. Sedangkan untuk mengetahui
kemampuan awal siswa dalam pengetahuan tentang materi pelajaran guru
memberikan soal pretest. Soal pretest dan posttest sama-sama berbentuk
pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 20 butir soal dengan pilhan
alternatif jawaban yaitu a, b, c,d,e.
Data dari hasil penelitian yang dianalisis adalah skor hasil belajar
pada aspek kognitif yang terdiri dari skor pretest dan posttest dari

1
Asih Widi Harini, Ridwan Sanjaya. Panduan Cepat Menguasai PowerPoint 2010,
(Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2010), h.1.
2 Sindu Mulianto, dkk. Panduan lengkap Supervisi Diperkaya Perspektif Syariah,
(Jakarta: Elex Media Komputindo, 2006), h.144.
102

kelompok kontrol dan eksperimen. Data hasil belajar tersebut diperoleh


dari 60 siswa yang dibagi ke dalam dua kelompok. Skor hasil belajar
ditentukan berdasarkan jumlah jawaban benar dari 20 soal tes berupa
pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban dengan skor maksimal 100
dan skor minimal 0. Masing-masing soal memiliki skor 5 atas jawaban
yang benar dan skor 0 atas jawaban yang salah. Berikut disajikan data dari
dua kelompok subjek penelitian, yaitu kelompok kontrol dan eksperimen
yang diambil dari hasil pretest dan posttest.
103

Gambar 4.6
Penyajian Materi dengan Menggunakan Media Powerpoint
3. Data Hasil Belajar Sosiologi Siswa
a. Data Hasil Belajar Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen
Berdasarkan hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol telah
diperoleh data sebagai berikut:
Tabel.4.5
Data Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Data Pretest
Kontrol Eksperimen
N 30 30
Jumlah Nilai 1515 1650
Nilai Maksimum 70 70
Nilai Minimum 35 40
Mean 50.5 55
Median 50.5 55.5
Modus 50 55
Varians 10.9 8.8
Standar Deviasi 10.9 8.8
104

Dari hasil tersebut, diketahui bahwa rata-rata nilai pretest pada kelas
kontrol adalah sebesar 50.5”3. Rata-rata pretest pada kelas kontrol
termasuk kategori kurang , karena nilai tersebut belum mencapai nilai
rata-rata KKM sebesar 7.5 Begitu juga halnya dengan rata-rata nilai
pretest kelas eksperimen adalah sebesar 55”4. Rata-rata pretest pada kelas
eksperimen termasuk kategori kurang karena nilai tersebut belum
mencapai KKM sebesar 7.5.
b. Data Hasil Belajar Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen
Berdasarkan hasil posttes kelas kontrol dan eksperimen diperoleh
data sebagai berikut:
Tabel 4.6
Data Hasil Belajar Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Data Posttest
Kontrol Eksperimen
N 30 30
Jumlah Nilai 2125 2320
Nilai Maksimum 90 90
Nilai Minimum 50 60
Mean 70,8 77,3
Median 70.5 80.5
Modus 60,70 80
Varians 10.09 7.95
Standar Deviasi 10.09 7.95

Dari hasil posttest di atas, diketahui bahwa rata-rata nilai posttest


pada kelas kontrol adalah 70,85 termasuk kategori cukup karena nilainya
hampir mendekati KKM yang telah ditentukan yaitu 7.5. Selain itu juga

3
Lampiran 14
4
Lampiran 15
5
Lampiran 16
105

pada kelas kontrol nilai modus di kelas tersebut cukup dengan


mendapatkanya nilai 60,706. Sedangkan data hasil posttest pada kelas
eksperimen diperoleh nilai rata-rata posttestnya sebesar 77.37. Nilai rata-
rata nilai posttest pada kelas eksperimen termasuk dalam kategori baik,
karena nilainya sudah melebihi KKM yang telah ditentukan yaitu 7.5.
Selain itu pada kelas eksperimen nilai modus kelas tersebut juga tinggi,
terbukti dengan banyakanya siswa mendapatkan nilai 808.
Berdasarkan data hasil posttest di atas dapat disimpulkan bahwa nilai
rata-rata dari kelas eksperimen yang menggunakan media e-learning
berbasis website masih lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol
yang menggunakan media powerpoint atau konvensional, terbukti
dengan besarnya nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu 77.3 dibandingkan
dengan besarnya nilai rata-rata kelas kontrol yaitu 70.8.
c. Deskripsi Data N-gain
Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest. Gain
menunjukan peningkatan pemahaman atau penguasaan materi siswa
setelah pembelajaran dilakukan oleh guru.
Rata-rata posttest pada kelas kontrol menunjukan peningkatan dari
nilai pretest yaitu 50.5 menjadi 70.8. Hal ini menunjukan besarnya
peningkatan hasil belajar siswa sebesar 20.3. Sedangkan pada kelas
eksperimen rata-ratanya juga menunjukkan peningkatan dari nilai pretest
yaitu 55 menjadi nilai posttestnya sebesar 77.3. Hal ini menunjukkan
besarnya peningkatan hasil belajar siswa sebesar 22.3.
Pada kelas kontrol diperoleh rata-rata nilai N-gain sebesar 0.42
sedangkan pada kelas eksperimen diperoleh rata-rata nilai N-gain sebesar
0.50. Adapun penyajian data rerata N-gain untuk kelas kontrol dan
eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut:

6
Lampiran 16
7
Lampiran 17
8
Lampiran 17
106

Tabel 4.7
Kategori Nilai N-Gain Kelas Kontrol dan Eksperimen
Normal Gain Kontrol Eksperimen
N 30 30
Terendah 0.23 0.3
Tertinggi 0.66 0.66
Rata-rata Pretest 50.5 55
Rata-rata Posttest 70.8 77.3
Rata-rata N-Gain 0.42 0.50
Kategori Sedang Sedang
Berdasarkan tabel di atas , diperoleh rata-rata nilai N-Gain pada
kelas kontrol adalah 0,429 yang menunjukan bahwa nilai N-Gain tersebut
sedang. Sedangkan pada kelas eksperimen rata-rata nilai N-Gain nya
adalah 0,5010 yang menunjukan bahwa nilai N-Gain tersebut sedang.
d. Distribusi Frekuensi
1) Distribusi Frekuensi Nilai Pretest
Distribusi frekuensi nilai pretest dihitung untuk mengetahui
rentangan relatife pada kedua subyek penelitian. Pada data distribusi
frekuensi nilai pretest, nilai relatif terbesar kelas kontrol mencapai 30%
yakni interval nilai 35-40. Untuk frekuensi relatif terkecil pada kelas
kontrol adalah sebesar 10% yakni interval 41-46 dan 53-5811.
Sedangkan data distribusi frekuensi nilai prettest, nilai relatif
terbesar pada kelas eksperimen yakni mencapai 23.3% terdapat pada
interval nilai 55-59. Untuk frekuensi relatif terkecil pada kelas
eksperimen adalah sebesar 6.6% , terdapat pada interval nilai 40-4412

9
Lampiran 20
10
Lampiran 19
11
Lampiran 14
12
Lampiran 15
107

2) Distribusi Frekuensi Nilai Posttest


Perhitungan data posttest yang diperoleh dari kedua kelompok
menghasilkan distribusi nilai relatif terbesar dan terkecil. Data posttest
nilai relatif terbesar pada kelas kontrol mencapai 33.3% yakni pada
interval 64-70. Sedangkan frekuensi nilai relatif terkecilnya adalah
sebesar 3.3% yakni pada interval 50-5613.
Sedangkan data posttest untuk nilai relatif terbesar pada kelas
eksperimen adalah sebesar 36.3% yakni pada interval nilai 80-84. Untuk
frekuensi nilai relatif terkecil adalah sebesar 3.3% yakni pada interval 60-
6414
B. Pengujian Prasyarat Analisis Data
Sebelum dilaksanakan pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu
dilaksanakan pengujian prasyarat berupa uji normalitas dan uji
homogenitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel
berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas dilakukan
dengan menggunkan Lilieefors (dengan taraf signifikan α = 0,05).
Adapun kriteria penerimaan bahwa suatu data berdistribusi normal
atau tidak adalah dengan rumus sebagai berikut:
Jika Lhitung ≤ Ltabel, Ho diterima maka sampel berdistribusi normal
Jika Lhitung ≥ Ltabel, Ho ditolak maka sampel tidak berdistribusi
normal
a) Uji Normalitas Kelas Kontrol
Hasil perhitungan uji normalitas hasil pretest dan posttest
kelas kontrol dapat dilihat pada table 4.8 berikut :

13
Lampiran 16
14
Lampiran 17
108

Tabel 4.8
Uji Normalitas Pretest dan Posttest
N Hasil Lhitung Ltabel Kesimpulan
Pretest 0.00 Sample
30 0,161 Berdistribusi
Postest -0.01 Normal

Tabel 4.8 menunjukan Lhitung pretest = 0,0015 dan Lhitung


posttest = -0.0116 dengan N= 30 siswa dan taraf signifikan α
= 0.05 maka Ltabel = 0.161. Hal tersebut menunjukan bahwa
Lhitung ≤ Ltabel , sehingga Ho diterima dan sample berdistribusi
normal.
b) Uji Normalitas Kelas Eksperimen
Hasil perhitungan uji normalitas hasil pretest dan posttest
kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut:
Tabel 4.9
Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
N Hasil Lhitung Ltabel Kesimpulan
Pretest -0.01 0.16 Sample
30 berdistribusi
Postest -0.01 normal

Tabel 4.8 menunjukan Lhitung pretest = -0,01 dan Lhitung


posttest = -0.01 dengan N= 30 siswa dan taraf signifikan α =
0.05 maka Ltabel = 0.161. Hal tersebut menunjukan bahwa
Lhitung ≤ Ltabel , sehingga Ho diterima dan sample berdistribusi
normal.

15
Lampiran 14
16
Lampiran 16
109

2. Uji Homogenitas Data


Uji homogenitas dilakukan setelah data hasil yang
diperoleh berdistribusi normal. Uji homogenitas yang dilakukan
yakni menggunakan uji Fisher pada taraf signifikansi 5% (α =
0,05). Adapun kriteria uji homogenitas adalah sebgai berikut:
Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima dan kedua sampel homogen
Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan kedua sampel tidak
homogen
a) Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan
Eksperimen
Hasil perhitungan uji homogenitas data pretest pada kelas
kontrol dan eksperimen di dapat Fhitung, sebesar1.53 dan Ftabel
1.8517 artinya Fhitung < Ftabel . Hal ini menunjukan bahwa taraf
signifikan α = 0,05 Ho diterima. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi homogen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut:
Tabel 4.10
Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen
A F N Kesimpulan
Hitung Tabel
0.05 1.53 1.85 60 Ho diterima

b) Uji Homogenitas Posttest Kelas Kontrol dan


Eksperimen
Hasil perhitungan uji homogenitas data pretest pada kelas
kontrol dan eksperimen di dapat Fhitung, sebesar1.61 dan Ftabel
1.8518 artinya Fhitung < Ftabel . Hal ini menunjukan bahwa

17
Lampiran 18
18
Lampiran 18
110

taraf signifikan α = 0,05 Ho diterima. Dengan demikian dapat


disimpulkan bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi homogen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.11
Uji Homogenitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen

A F N Kesimpulan
Hitung Tabel
0.05 1.61 1.85 60 Ho diterima

C. Pengujian Hipotesis dengan Uji-t


Berdasarkan hasil pengujian persyaratan analisis data diperoleh
kesimpulan data kedua sampel pada penelitian ini berdistribusi normal dan
homogen. Pengujian selanjutnya yang dilakukan adalah uji hipotesis
dengan menggunakan uji “t”. Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai
berikut:
Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima

Jika t hitung > ttabel maka Ho ditolak


1. Hasil Pengujian Hipotesis Uji-t Nilai Pretest
Dapat diketahui bahwa sampel penelitian berasal dari populasi yang
berdistribusi normal dan homogen. Selanjutnya data hasil pretest dapat
dianalisis dengan menggunakan uji-t.
Hasil perhitungan dengan menggunakan uji-t, maka didapat hasil
sebagai berikut:
thitung = 1.86219
ttabel = 2.042 (α = 0.05 / 5%)
= 2.750 (α = 0.01 / 1%)

19
Lampiran 21
111

Karena thitung < ttabel , maka hipotesis nol (Ho) diterima. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan terhadap hasil
belajar siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.12
Hasil Pengujian Hipotesis Uji-t Nilai Pretest

Kelas N Rata-rata thitung ttabel Kesimpulan

α =0.05 α =0.01
Kontrol 30 50.5 1.862 2.042 2.750 Ho diterima
Eksperimen 30 55
2. Hasil Pengujian Hipotesis Uji-t Nilai Posttest
Dapat diketahui bahwa sampel penelitian berasal dari populasi yang
berdistribusi normal dan homogen. Selanjutnya data hasil posttest dapat
dianalisis dengan menggunakan uji-t.
Hasil perhitungan dengan menggunakan uji-t, maka didapat hasil
sebagai berikut:

thitung = 2.93320
ttabel = 2.042 (α = 0.05 / 5%)
= 2.750 (α = 0.01 / 1%)
Karena thitung > ttabel , maka hipotesis nol (Ho) ditolak. Dengan
demikian pengujian hipotesis uji-t nilai posttest pada kelas kontrol dan
eksperimen menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
posttest kelas kontrol dan eksperimen. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan terhadap hasil belajar siswa dengan
pembelajaran menggunakan media e-learning berbasis website dikelas XB
dengan menggunakan media powerpoint di kelas konvensional. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

20
Lampiran 22
112

Tabel 4.13
Hasil Pengujian Hipotesis Uji-t Nilai Posttest

Kelas N Rata-rata thitung ttabel Kesimpulan

α=0.05 α=0.01
Kontrol 30 70.8 2.933 2.042 2.750 Ho ditolak
Eksperimen 30 77.3

3. Hasil Pengujian Hipotesis Uji-t N Gain


Dapat diketahui bahwa sampel penelitian berasal dari populasi
yang berasal berdistribusi normal dan homogen. Selanjutnya data hasil N-
gain dapat dianalisis dengan menggunakan uji-t.
Hasil perhitungan dengan menggunakan uji-t, maka didapat hasil sebagai
berikut:

thitung = 4.63621
ttabel = 2.042 (α = 0.05 / 5%)
= 2.750 (α = 0.01 / 1%)
Karena thitung > ttabel , maka hipotesis nol (Ho) ditolak. Dengan
demikian pengujian hipotesis uji-t nilai gain pada kelas kontrol dan
eksperimen menyatakan bahwa terdapat perbedaan terhadap hasil belajar
siswa dengan pembelajaran menggunakan media e-learning berbasis
website dikelas XB dengan menggunakan media powerpoint di kelas XC.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

21
Lampiran 23
113

Tabel 4.14
Hasil Pengujian Hipotesis Uji-t N-Gain

Kelas N Rata-rata thitung ttabel Kesimpulan

α = 0.05 α = 0.01
Kontrol 30 0.423 4.636 2.042 2.750 Ho ditolak
Eksperimen 30 0.507

D. Hasil Pengamatan
Berdasarkan hasil data pretest pada tabel diperoleh nilai rata-rata kelas
kontrol sebesar 50.5, sedangkan nilai rata-rata pretest kelas eksperimen
55. Untuk nilai rata-rata posttest kelas kontrol sebesar 70.8 lebih kecil
dibandingkan nilai rata-rata posttest kelas eksperimen yaitu sebesar 77.3.
Begitu pula dengan data hasil perhitungan N-Gain, dimana nilai rata-
rata N-Gain kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-
rata N-Gain kelas kontrol. N-Gain kelas eksperimen sebesar 0.50 yang
termasuk kategori sedang dan N-Gain kelas kontrol sebesar 0.42 yang
termasuk kategori sedang.
Berdasarkan pengujian hipotesis nilai pretest menggunakan uji-t
diperoleh thitung pretest sebesar 1.86, sedangkan ttabel sebesar 2.042 dengan
α = 0.05 , karena thitung < ttabel , maka hipotesis Ho ditolak, sehingga tidak
ada perbedaan yang signifikan antara hasil pretest kelas eksperimen
dengan kelas kontrol.
Sedangkan pengujian hipotesis nilai posttest yang juga menggunakan
uji-t diperoleh thitung posttest sebesar 2.93 sedangkan ttabel sebesar 2.042
dengan α = 0.05 karena thitung > ttabel, maka hipotesis Ho diterima, sehingga
terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil posttest kelas eksperimen
yang menggunkan E-Learning berbasis Website dengan kelas kontrol yang
menggunakan pembelajaran konvensional, hal ini dapat dibuktikan dengan
114

nilai rata-rata posttest kelas eksperimen yaitu 77,3 lebih tinggi nilai rata-
rata posttest kelas control yaitu sebesar 70.5.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian di atas, data yang ditemukan diolah
berdasarkan metode analisis data yang telah dijelaskan pada bab III yang
bertujuan untuk mengetahui Perbedaan Penggunaan Media Pembelajaran
E-Learning Berbasis Website dan Media Powerpoint Pada Pelajaran
Sosiologi Materi Interaksi Sosial Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X di
Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta. Hasil pretest siswa pada
kelas eksperimen dan kontrol menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan
yang signifikan sebelum penggunaan E-Learning berbasis Website pada
kelas eksperimen dan penggunaan media powerpoint pada kelas kontrol.
Kemampuan awal siswa pada kedua kelaompok tersebut hampir sama rata.
Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata pretest kelas eksperimen
sebesar 55 dan nilai rata-rata pretest kelas kontrol sebesar 50.5 yang
selanjutnya dihitung dengan menggunakan uji-t. untuk nilai pretest kelas
eksperimen dan kontrol menunjukan bahwa thitung < ttabel yaitu pretest
sebesar 1.86, < 2.042 ( taraf signifikansi α = 0.05). sedangkan nilai posttest
siswa kelas eksperimen dan kontrol menunjukan bahwa terdapat perbedaan
rata-rata. Nilai rata-rata posttest pada kelas eksperimen yang menggunakan
E-learning berbasis website lebih tinggi dibandingkan dengan kelas
kontrol yang menggunakan pembelajaran media powerpoint. Hal tersebut
dapat dilihat dari nilai rata-rata posttest kelas eksperimen sebesar 77.3 dan
pada kelas kontrol sebesar 70.8 yang selanjutnya dihitung dengan
menggunakan uji-t. Untuk nilai posttest kelas eksperimen dan kontrol
menunjukan bahwa thitung > ttabel yaitu 2.93 > dari 2.042 ( taraf
signifikansi 5% ). Berdasarkan nilai rata-rata pretest dan posttest yang
dihitung dengan menggunakan uji –t menunjukan bahwa penggunaan E-
Learning berbasis Website lebih efektif bagi siswa untuk meningkatkan
hasil belajar pada materi interaksi sosial.
Untuk mengetahui perbedaan penggunaan media pembelajaran E-
115

Learning berbasis website pada kelas eksperimen dan penggunaan


media powerpoint juga digunakan perhitungan gain. Hasil perhitungan
tes dengan menggunakan gain diperoleh nilai g untuk kelas kontrol adalah
sebesar 0.42 sedangkan nilai g untuk kelas eksperimen adalah sebesar
0.50 yang selanjutnya dihitung dengan menggunakan uji-t. untuk N-gain
kelas eksperimen dan kontrol menunjukan bahwa thitung > ttabel yaitu 4.6 >
2.042 (taraf signifikan 5%).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada setiap pertemuan,
di kelas eksperimen siswa dituntut untuk dapat berperan lebih aktif dalam
memperoleh kesempatan membangun sendiri pengetahuannya.Sehingga
memperoleh pemahaman yang mendalam serta dalam proses
pembelajarannya lebih bervariatif seperti meng-upload, men-download
,chating dan memberikan komentar pada topik pelajaran, maupun
mendemonstrasikan hasil belajarnya. Peningkatan hasil belajar yang
diraih kelas ekpserimen. dikarenakan adanya suasana belajar di kelas yang
lebih kondusif, aktif dan minat serta antusias siswa sangat terlihat
dibandingkan pada kelas kontrol, terutama pada hal distribusi materi
pembelajaran yang tidak terpusat hanya pada guru.
Budaya belajar yang dikembangkan di kelas eksperimen adalah
keaktifan siswa dalam membangun sendiri keingintahuannya,
membangun karakter keinginan membantu teman yang kesulitan, serta
pemanfaatan waktu yang bisa optimal di kelas karena kegiatan sudah
terstruktur. Pada E-Learning terdapat kegiatan terstruktur untuk setiap
pertemuan, sehingga siswa mampu memanajemen waktu belajar di kelas
yang harapannya sejalan dengan mengoptimalkan fasilitas yang ada.
Dengan demikian, keaktifan siswa dalam membangun sendiri
pengetahuannya diharapkan dapat membantu siswa untuk lebih lama
mengingat dan memahami materi pelajaran.
Penelitian ini juga didukung oleh angket untuk mengetahui tanggapan
siswa setelah penggunaan E-Learning berbasis website pada kelas
eksperimen dan media powerpoint pada kelas kontrol. Data berdasarkan
116

indikator angket dan alternatif jawaban , maka diperoleh data sebagai


berikut:
1. Hasil angket kelas eksperimen
Tabel 4.15
Skala pernyataan positif dan negatif pada skala likert siswa kelas XB

Kategori
No Pernyataan
SS S N TS STS
1 Pernyataan Positif 167 111 0 22 0
2 pernyataan Negatif 0 30 0 145 117

a. Hasil rekapitulasi skala positif dari 30 siswa kelas XB


Yang Menjawab SS X 5 = 167 X 5 = 835
Yang Menjawab S X 4 = 111 X 4 = 444
Yang Menjawab N X 3 = 0 X3 = 0
Yang Menjawab TS X 2 = 22 X 2 = 44
Yang Menjawab STS X 1 = 0X1 = 0
Jumlah = 1323
Jumlah skor ideal tertinggi = 300 X 5 = 1500

= 100% = 100% = 88.2% tergolong sangat baik.

b. Hasil rekapitulsi skala negatif dari 30 siswa kelas XB


Yang Menjawab SS X 1 = 0X1 = 0
Yang Menjawab S X 2 = 30 X 2 = 60
Yang Menjawab N X 3 = 0 X3 = 0
Yang Menjawab TS X 4 = 145 X 4 = 580
Yang Menjawab STS X 5 = 117 X 5 = 585
Jumlah = 1225
Jumlah skor ideal tertinggi = 300 X 5 = 1500

= 100% = 100% = 81.6% tergolong sangat baik

2. Hasil angket kelas kontrol


117

Tabel 4.16
Skala pernyataan positif dan negatif pada skala likert siswa kelas XC

Kategori
No Pernyataan
SS S N TS STS
1 Pernyataan Positif 102 168 0 11 0
2 pernyataan Negatif 0 30 0 130 140

a. Hasil rekapitulasi skala positif dari 30 siswa kelas XC


Yang Menjawab SS X 5 = 102 X 5 = 510
Yang Menjawab S X 4 = 168 X 4 = 672
Yang Menjawab N X 3 = 0 X3 = 0
Yang Menjawab TS X 2 = 11 X 2 = 22
Yang Menjawab STS X 1 = 0X1 = 0
Jumlah = 1204
Jumlah skor ideal tertinggi = 300 X 5 = 1500

= 100% = 100% = 80.2% tergolong sangat baik.

b. Hasil rekapitulsi skala negatif dari 30 siswa kelas XC


Yang Menjawab SS X 1 = 0X1 = 0
Yang Menjawab S X 2 = 30 X 2 = 60
Yang Menjawab N X 3 = 0 X3 = 0
Yang Menjawab TS X 4 = 130 X 4 = 520
Yang Menjawab STS X 5 = 140 X 5 = 700
Jumlah = 1280
Jumlah skor ideal tertinggi = 300 X 5 = 1500

= 100% = 100% = 85.3% tergolong sangat baik

Melihat Hasil rekapitulasi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa


pembelajaran dengan menggunakan media e-learning berbasis website
dan media powerpoint mempunyai respon yang sangat baik.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan permasalahan, tujuan penelitian, hasil analisis dan


pembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa
perbedaan hasil belajar dengan penggunaan media pembelajaran E-
Learning berbasis website lebih tinggi daripada menggunakan media
pembelajaran powerpoint. Hal ini terlihat dari hasil analisis data yang
menunjukan nilai rata-rata posttest siswa kelas XB yang merupakan kelas
eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan E-learning berbasis
website sebesar 77.3 dan modus sebesar 80 dengan gain sebesar 0.50
sedangkan nilai rata-rata posttest siswa kelas XC yang merupakan kelas
kontrol yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional
sebesar 70.8 dan modus 60,70 dan mengalami peningkatan hasil
belajarnya.
Hal ini menunjukan bahwa penggunaan media pembelajaran E-
Learning berbasis website lebih tinggi daripada penggunaan media
pembelajaran powerpoint dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas
X MA Pembangunan UIN Jakarta pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial Sosiologi diterima. Perhitungan nilai gain antara kelas eksperimen
juga lebih tinggi daripada kelas kontrol, yaitu nilai gain kelas

117
118

eksperimen g = 0.50 dan pada kelas kontrol g = 0.42. Melihat kesimpulan


yang didapat dari penelitian ini, seharusnya sekolah menggunakan dan
mengoptimalkan keberadaan E-Learning yang sudah ada tersebut,
untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, sebaiknya sekolah
menggunakan media pembelajaran E-Learning pada mata pelajaran
yang lain dengan karakteristik sesuai dengan mata pelajaran IPS
yang mana sudah diujicobakan dan menghasilkan kesimpulan bahwa
media pembelajaran E- Learning efektif untuk meningkatkan hasil
belajar siswa.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, penelitii
merekomendasikan beberapa hal untuk dijadikan bahan pertimbangan dan
pemikiran antara lain:
1. Bagi siswa, E-Learning merupakan salah satu alternatif media
pembelajaran interaktif yang mengembangkan sikap aktif, mandiri dan
kreatif, maka sebaiknya media pembelajaran ini dapat digunakan
untuk setiap materi IPS maupun mata pelajaran yang lain. Persiapan
format penilaian keaktifan siswa juga sangat ditekankan demi
menghasilkan data yang lengkap.
2. Bagi guru, sebelum pelaksanaan pembelajaran menggunakan media ini,
guru harus dapat mempersiapkan komponen pendukung, seperti
rencana pembelajaran yang lebih sistematis agar lancar serta jelas
apa yang akan dilakukan, kemudian materi serta tugas di dalam E-
Learning harus sudah disediakan sebelum pembelajaran dimulai.
3. Bagi guru ,media pembelajaran E-Learning membutuhkan waktu ekstra
dalam persiapan, sehingga sebelum memulai pembelajaran sebaiknya
guru telah mempersiapkannya dengan sangat matang. Karena media ini
digunakan oleh guru sepanjang pembelajaran.
4. Bagi guru, pengkondisian belajar siswa ketika pembelajaran E-
Learning berlangsung harus lebih diperhatikan karena siswa akan
dituntut secara mandiri menggali materi yang diajarkan secara lebih
119

mendalam, sekaligus mengembangkan pengetahuan seluas mungkin.


5. Bagi Sekolah, fasilitas laboratorium komputer dan koneksi internet
sebagai faktor pendukung penerapan pembelajaran ini harus
memadai, agar efektivitas pembelajaran dapat terlaksana dengan
baik. Proses pembelajaran dengan media E-Learning berbasis
website sangat tergantung oleh adanya ketersediaan koneksi internet,
sehingga ketika fasilitas jaringan internet terganggu, maka proses
pembelajaran pun dapat terganggu.
6. Bagi peneliti selanjutnya, untuk penelitian lebih lanjut, sebaiknya
melakukan pengembangan sejenis tetapi dengan pokok bahasan
yang berbeda, supaya dapat dilihat bahwa penerapan media
pembelajaran E-Learning ini sangat sesuai untuk diterapkan pada
materi apapun yang menuntut keterampilan praktek siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman Shaleh & Muhibin Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar
dalam Perspektif Islam. Jakarta:Prenada Media, 2004
Adi Kusrianto, Presentasi Sukses dengan PowerPoint, (Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 2007
Ahmad Sofyan, et. ol., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi,
Jakarta:UIN Jakarta Press, 2006
Arif S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pres. 1986
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pres,2011
Bambang Warsita ., Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, Jakarta,
PT. Rineka Cipta, 2008
EES, Profil Perusahaan Interaktif dengan MS PowerPoint 2007, (Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo, 2007
Elisanti Tintin Rostini, Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas X ( Jakarta: oleh Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional,2009
Etin Solihatin dan Raharjo, Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran
IPS, (Bumi Aksara:Jakarta, 2008
Fauzi Muchamad,, Metode Penelitian Kuantitatif Sebuah Pengantar, (Semarang:
Walisongo Press,2009
Fritz Damanik , Sosiologi SMA/MA Kelas X, (Jakarta: PT.Bumi Aksara,2001
HM Musfiqon, Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: PT.
Prestasi Pustakarya, 2012
IIf Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri, Mengembangkan Pembelajaran IPS
TERPADU Jakarta:PT Prestasi Pustaka Publisher, 2011
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2000 Tentang Tim
Koordinasi Telematika Indonesia Presiden Republik Indonesia
Lia Kuswayanto, Mahir dan Terampil Berkomputer, Bandung: Grapindo Media
Pratama,2008

120
121

Mawar Ramadhani, “Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran E-Learning


Berbasis Web Pada Pelajaran Teknologi dan Informasi Terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Kalasan”, Skripsi S1 Fakultas
Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta,2012.
Mel Silberman, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, ( Yogyakarta:
Pustaka Insan Madani, 2009
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung;PT Remaja Rosda Karya
edisi kedua, 2005
Mudjijo, Tes Hasil Belajar, Bumi Aksara:Jakarta, 1995
Muhibin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta:PT. Logos Wacana Ilmu, 1999
Nana Sudjana, Penelitian Hasil Belajar Mengajar, Bandung:Remaja Rosda
Karya, 2001
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2006
Nu’man Sumantri, Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS, (PT Remaja
Rosda Karya: Bandung, 2001
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran Jakarta:PT Bumi Aksara, 1999
Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, Bandung:
PT. Refika Aditama,2007
Riduwan, Belajar mudah peneltian untuk guru, karyawan,dan peneliti pemula,
(Bandung: Alfabeta:2007
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer ,Mengembangkan
Profesionalisme Abad 21. Bandung: CV Alfabeta,2012
Sapriya, Pendidikan IPS: Konsep dan Pembelajaran, PT Remaja Rosda
Karya:Bandung, 2009
Sindu Mulianto, dkk. Panduan lengkap Supervisi Diperkaya Perspektif Syariah,
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2006
S. Nasution, Teknologi Pendidikan ,Bandung: Jeemars, 1982
S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jakarta:Bumi Aksara Cet. 1, 1995
Steven Andy Pascal, Tips & Trik Microsoft Office 2007, Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 2007
122

Subana dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: CV. Pustaka


Setia, 2001
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : CV. Alfabeta.2010
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Tindakan Praktik, Jakarta:
PT.Rineka Cipta, 2006
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Bumi
Akasara, 2009
Sutarto, Buku Ajar Fisika (BAF) dengan Tugas Analisis Foto Kejadian Fisika
(AFKF) sebagai Alat Bantu Penguasaan Konsep Fisika, Jurnal Pendidikan
dan Kebudayaan, Jakarta:Badan Pengembangan dan Penelitian
Departemen Pendidikan Nasional, 2005. h. 327-328.
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 31 amandemen ke-4, Tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan,
Jakarta:PT Rineka Cipta, 2006
Yuhefizhar, Mudah Membangun Toko Online dengan CMS Pretashop, Jakarta:
PT Elex Media Komputindo,2011
http://andini0308.blogspot.com/2013/05/pengertian-e-learning-menurut-para-
ahli.html di akses pada tanggal 03 Maret 2014
http://www.bppaudnireg1.com/buletin/read.php?id=23&dir=1&idStatus=4 di
akses pada tanggal 7 Januari 2014
http://e-dufiesta.blogspot.com/2008/06/pengertian-e-learning.html diakses pada
tanggal 5 Desember 2013
http://www.ica-sae.org/trainer/indonesian/p11.htm. di akses pada tanggal 27
Nopember 2013
http://storage.jakstik.ac.id/students/full%20paper/penulisan%20ilmiah/30403135/
Bab%20II.pdf. Di akses pada tanggal 10 Februari 2014
http://tegararian.blogspot.com/2013/03/pengertian-website.html. di akses pada
tanggal 20 Nopember 2013.
Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


SMA/MA. : MA Pembangunan UIN Jakarta
Mata Pelajaran : Sosiologi
Kelas/Semester : X/2
Materi Pelajaran : Interaksi Sosial
Standar Kompetensi : 1. Memahami perilaku keteraturan hidup sesuai dengan nilai dan
norma yang berlaku dalam masyarakat
Kompetensi Dasar : 1.1. Menjelaskan Pengertian Interaksi Sosial sebagi dasar pola
keteraturan dan dinamika sosial.
Indikator : 1. Mendeskripsikan pengertian interaksi sosial berdasarkan
proses terjadinya dan pandangan para tokoh
2. Mengidentifikasi kontak dan komunikasi sosial
3. Mengidentifikasi faktor-faktor interaksi sosial
4. Mengidentifikasi hubungan keteraturan sosial dan interaksi
sosial
Alokasi Waktu : 2x45 menit

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu untuk:
 Mendeskripsikan pengertian interaksi sosial berdasarkan proses terjadinya
 Mendeskripsikan interaksi sosial dalam pandangan para tokoh
 Medeskripsikan proses interaksi sosial yang berlangsung di masyarakat
 Mendeskripsikan faktor-faktor yang mendasari proses interaksi sosial
 Membedakan keteraturan sosial dengan interaksi sosial
 Menganalisis keteraturan sosial di masyarakat
 Menganalisis unsur-unsur dalam keteraturan sosial
 Menjelaskan kegunaan interaksi sosial sebagai mahluk sosial dimasyarakat
B. Materi Pembelajaran : Sosiologi
 Arti kata interaksi sosial berdasarkan asal usul kata
 Interaksi sosial dalam pandangan para tokoh
 Interaksi sosial : Dinamika sosial, bentuk-bentuk interaksi dan keteraturan sosial
C. Metode Pembelajaran
Pendekatan model E-Learning dan life skill, metode diskusi , pemberian tugas dan tanya
jawab online (virtual environment)
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
PERTEMUAN PERTAMA
Tahapan Kegiatan Waktu Penilaian
Introduction - Perkenalan E-learning dan mengopersikanya 25 menit (Pengetahuan
(Pendahuluan) - Motivasi dan Apersepsi Kognitif siswa )
- Apakah yang dimaksud dengan Interaksi Sosial?
- Bagaimana interaksi bisa terjadi ?
- Apakah yang dimaksud dengan komunikasi ?
- Membawakan sebuah peristiwa sebagai gambaran
dalam interaksi sosial
Connection - Guru membimbing siswa dalam memberikan 30 m Kognitif
(Menghubungkan) pengertian tentang interaksi sosial
- Guru memberikan tayangan video sebagai sebuah
gambaran interaksi sosial yang sering terjadi dalam
kehidupan sehari-hari
- Guru menerangkan pengertian interaksi sosial
dalam berbagai versi (asal-usul kata, pandangan
para tokoh, dan lain-lain)
- Guru meminta siswa untuk menceritakan sebuah
pengalaman hidupnya bagaimana interaksi terajadi
dalam kehidupanya
- Siswa lain menanggapi cerita tersebut dalam
fasilitas komentar
- Guru meminta para siswa untuk memberikan
pengertian tentang interaksi menurut pandangan
masing-masing
Application - Guru memberikan sebuah narasi cerita tentang 20 m Kognitif
(Menerapkan) fenomena Facebook dan Twitter dalam hubunganya
dengan interaksi sosial masa kini, tugas siswa adalah
mencari fakta sebanyak-banyaknya
Reflection - Peserta didik disuruh membuat rangkuman tentang 15 m Kognitif
(Merefleksikan) proses pembelajaran secara online
- Guru memberikan tugas berupa proses pencarian
realita dari sebuah teks
Extension Guru memberikan apresiasi kepada kelompok atau 10 m Portofolio
(Mengembangkan) individu yang berpenampilan baik dan komentar yang
kritis,sopan, dan santun dalam pembelajaran online

PERTEMUAN KEDUA
Tahapan Kegiatan Waktu Penilaian
Introduction - Motivasi dan Apersepsi 10 m Kognitif (K) dan
(Pendahuluan) - Apa yang dimaksud dengan interaksi sosial ? Afektif(A)
(mengulas pertemuan sebelumnya).
- Apa yang dimaksud dengan konsep komunikasi ?
- Guru memberikan sebuah gambaran cerita
mengenai fenomena munculnya dan peran teknologi
dalam proses interaksi sosial (sebagai komunikasi
tidak langsung)
Connection - Guru menjelaskan ineraksi sosial menggunakan 30 K dan A
(Menghubungkan) telepon dan sosial media sebagai sebuah konsep
proses interaksi sosial yang tidak langsung)
- Guru membimbing siswa untuk membuat kelompok
untuk membahas sebagai interaksi sosial, bentuk
interaksi, dan faktor-faktor interaksi dalam sebuah
cerita atau fenomena terkini
- Siswa memberikan ulasan tentang penampilan
kelompok sebelumnya
- Siswa mengadakan tanya-jawab dengan kelompok
lain melalui online
- Guru membahas tentang jalannya diskusi
Application - Guru memberikan pertanyaan dalam bentuk kalimat 20 K
(Menerapkan) essai sebanyak 5 soal
- Guru melihat jawaban para siswa melalui email

Reflection - peserta didik berdiskusi untuk membuat resume dan 20 K dan A


(Merefleksikan) penilaian belajar hari ini
Extension Guru memberikan tugas tentang pencarian artikel- 10
(Mengembangkan) artikel interaksi sosial di koran-koran dan internet

PERTEMUAN KETIGA
Tahapan Kegiatan Waktu Penilaian

Introduction - Guru sebelum memulai pelajaran menggunakan 10 K dan A


(Pendahuluan) Motivasi dan Apersepsi untuk membuat anak-anak
bisa mengikuti pembelajaran.
- Apa yang dimaksud dengan komunikasi ?
(mengulang pembelajaran terdahulu)
- Ada berapa faktor-fakor interaksi sosia? (siswa
disuruh membuat pengertian sesuai dengan apa
yang ada dipikirannya tanpa melihat buku dan
membuka website)
- Memberikan sebuah pengalaman menarik yang
terkait dengan materi pembelajaran, seperti siswa
berpakaian rapi dan bersih sebagai bentuk imitasi
atau keteraturan sosial ?
Connection - Guru membimbing peserta didik untuk memahami 30 K
(Menghubungkan) konsep Faktor-faktor interaksi sosial
- Guru menjelaskan imitasi kepada siswa dengan
memberikan sebuah model tingkah laku yang
menampakan faktor imitasi
- Guru menjelaskan kepada siswa tentang pengertian
sugesti
- Guru memberikan pengertian tentang apa yang
dimaksud dengan identifikasi, motivasi dan empati
dalam interaksi sosial
- Guru menjelaskan pengertian tujuan kronologi
dalam faktor interaksi dalam kehidupan sosial

Application - Guru memberi tugas kepada peserta didik untuk 30 K dan A


(Menerapkan) membuat hidupnya masing-masing
- Siswa melalui berbagai contoh jenis interaksi sosial
diharapakan bisa membedakan jenis faktor interaksi
sosial yang sesuai

Reflection - Guru memberikan penghargaan kepada peserta 15 K dan A


(Merefleksikan) didik yang memiliki komentar dan pandangan
terbaik
- Peserta didik berdiskusi untuk membuat catatan-
catatan penting sekitar penjelasan dari guru

Extension Guru memberikan tugas rumah berupa membuat 5 K


(Mengembangkan) contoh faktor interaksi sosial
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMA/MA. : MA Pembangunan UIN Jakarta
Mata Pelajaran : Sosiologi
Kelas/Semester : X/2
Materi Pelajaran : Interaksi Sosial
Standar Kompetensi : 1. Memahami perilaku keteraturan hidup sesuai dengan nilai dan
norma yang berlaku dalam masyarakat
Kompetensi Dasar : 1.1. Menjelaskan Pengertian Interaksi Sosial sebagi dasar pola
keteraturan dan dinamika sosial.
Indikator : 1. Mendeskripsikan pengertian interaksi sosial berdasarkan
proses terjadinya dan pandangan para tokoh
2. Mengidentifikasi kontak dan komunikasi sosial
3. Mengidentifikasi faktor-faktor interaksi sosial
4. Mengidentifikasi hubungan keteraturan sosial dan interaksi
sosial
Alokasi Waktu : 2x45 menit

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu untuk:
 Mendeskripsikan pengertian interaksi sosial berdasarkan proses terjadinya
 Mendeskripsikan interaksi sosial dalam pandangan para tokoh
 Medeskripsikan proses interaksi sosial yang berlangsung di masyarakat
 Mendeskripsikan faktor-faktor yang mendasari proses interaksi sosial
 Membedakan keteraturan sosial dengan interaksi sosial
 Menganalisis keteraturan sosial di masyarakat
 Menganalisis unsur-unsur dalam keteraturan sosial
 Menjelaskan kegunaan interaksi sosial sebagai mahluk sosial dimasyarakat
B. Materi Pembelajaran : Sosiologi
 Arti kata interaksi sosial berdasarkan asal usul kata
 Interaksi sosial dalam pandangan para tokoh
 Interaksi sosial : Dinamika sosial, bentuk-bentuk interaksi dan keteraturan sosial
C. Metode Pembelajaran
Pendekatan model E-Learning dan life skill, metode diskusi , pemberian tugas dan tanya
jawab online (virtual environment)
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
PERTEMUAN PERTAMA
Tahapan Kegiatan Waktu Penilaian
Introduction - Motivasi dan Apersepsi 25 menit (Pengetahuan
(Pendahuluan) - Apakah yang dimaksud dengan Interaksi Sosial? Kognitif siswa )
- Bagaimana interaksi bisa terjadi ?
- Apakah yang dimaksud dengan komunikasi ?
- Membawakan sebuah peristiwa sebagai gambaran
dalam interaksi sosial
Connection - Guru membimbing siswa dalam memberikan 30 m Kognitif
(Menghubungkan) pengertian tentang interaksi sosial
- Guru memberikan tayangan video sebagai sebuah
gambaran interaksi sosial yang sering terjadi dalam
kehidupan sehari-hari
- Guru menerangkan pengertian interaksi sosial
dalam berbagai versi (asal-usul kata, pandangan
para tokoh, dan lain-lain)
- Guru meminta siswa untuk menceritakan sebuah
pengalaman hidupnya bagaimana interaksi terajadi
dalam kehidupanya
- Siswa lain menanggapi cerita tersebut dalam
fasilitas komentar
- Guru meminta para siswa untuk memberikan
pengertian tentang interaksi menurut pandangan
masing-masing
Application - Guru memberikan sebuah narasi cerita tentang 20 m Kognitif
(Menerapkan) fenomena Sinta dan Jojo, tugas siswa adalah mencari
fakta sebanyak-banyaknya

Reflection - Peserta didik disuruh membuat rangkuman tentang 15 m Kognitif


(Merefleksikan) proses interaksi sosial
- Guru memberikan tugas berupa proses pencarian
realita dari sebuah teks
Extension Guru memberikan apresiasi kepada kelompok atau 10 m Portofolio
(Mengembangkan) individu yang berpenampilan baik dan komentar yang
kritis,sopan, dan santun dalam pembelajaran

PERTEMUAN KEDUA
Tahapan Kegiatan Waktu Penilaian
Introduction - Motivasi dan Apersepsi 10 m Kognitif (K) dan
(Pendahuluan) - Apa yang dimaksud dengan interaksi sosial ? Afektif(A)
(mengulas pertemuan sebelumnya).
- Apa yang dimaksud dengan konsep komunikasi ?
- Guru memberikan sebuah gambaran cerita
mengenai fenomena munculnya dan peran teknologi
dalam proses interaksi sosial (sebagai komunikasi
tidak langsung)
Connection - Guru menjelaskan ineraksi sosial menggunakan 30 K dan A
(Menghubungkan) telepon dan sosial media sebagai sebuah konsep
proses interaksi sosial yang tidak langsung)
- Guru membimbing siswa untuk membuat kelompok
untuk membahas sebagai interaksi sosial, bentuk
interaksi, dan faktor-faktor interaksi dalam sebuah
cerita atau fenomena terkini
- Siswa memberikan ulasan tentang penampilan
kelompok sebelumnya
- Siswa mengadakan tanya-jawab dengan kelompok
dikelas
- Guru membahas tentang jalannya diskusi
Application - Guru memberikan pertanyaan dalam bentuk kalimat 20 K
(Menerapkan) essai sebanyak 5 soal
- Guru melihat jawaban para siswa dan menilai

Reflection - peserta didik berdiskusi untuk membuat resume dan 20 K dan A


(Merefleksikan) penilaian belajar hari ini
Extension Guru memberikan tugas tentang pencarian artikel- 10
(Mengembangkan) artikel interaksi sosial di koran-koran dan internet
PERTEMUAN KETIGA
Tahapan Kegiatan Waktu Penilaian
Introduction - Guru sebelum memulai pelajaran menggunakan 10 K dan A
(Pendahuluan) Motivasi dan Apersepsi untuk membuat anak-anak
bisa mengikuti pembelajaran.
- Apa yang dimaksud dengan komunikasi ?
(mengulang pembelajaran terdahulu)
- Ada berapa faktor-fakor interaksi sosia? (siswa
disuruh membuat pengertian sesuai dengan apa
yang ada dipikirannya tanpa melihat buku dan
membuka website)
- Memberikan sebuah pengalaman menarik yang
terkait dengan materi pembelajaran, seperti siswa
berpakaian rapi dan bersih sebagai bentuk imitasi
atau keteraturan sosial ?
Connection - Guru membimbing peserta didik untuk memahami 30 K
(Menghubungkan) konsep Faktor-faktor interaksi sosial
- Guru menjelaskan imitasi kepada siswa dengan
memberikan sebuah model tingkah laku yang
menampakan faktor imitasi
- Guru menjelaskan kepada siswa tentang pengertian
sugesti
- Guru memberikan pengertian tentang apa yang
dimaksud dengan identifikasi, motivasi dan empati
dalam interaksi sosial
- Guru menjelaskan pengertian tujuan kronologi
dalam faktor interaksi dalam kehidupan sosial

Application - Guru memberi tugas kepada peserta didik untuk 30 K dan A


(Menerapkan) membuat hidupnya masing-masing
- Siswa melalui berbagai contoh jenis interaksi sosial
diharapakan bisa membedakan jenis faktor interaksi
sosial yang sesuai
Reflection - Guru memberikan penghargaan kepada peserta 15 K dan A
(Merefleksikan) didik yang memiliki komentar dan pandangan
terbaik
- Peserta didik berdiskusi untuk membuat catatan-
catatan penting sekitar penjelasan dari guru

Extension Guru memberikan tugas rumah berupa membuat 5 K


(Mengembangkan) contoh faktor interaksi sosial
Lampiran 2

KISI-KISI SOAL VALIDASI

Satuan Pendidikan : MA Pembangunan UIN Jakarta


Mata pelajaran : Sosiologi
Jumlah Soal : 30 soal
Semester :Genap
Tahun : 2013/2014
Kurikulum KTSP : KTSP
Alokasi Waktu : 40 menit
Standar Kompetensi Materi Indikator Aspek yang diukur ∑ Soal
Kompetensi Dasar Pembelajaran C1 C2 C3 C4
Memahami Menganalisis Interaksi  Mendeskripsikan 3 1,11,15,23,28 18,30 7
perilaku interaksi sosial Sosial pengertian
keteraturan sebagai dasar interaksi sosial
hidup sesuai pembentukan  Mengidentifikasi 5,8 2,7 4,6,9,10 8
dengan nilai pola keteraturan kontak dan
dan norma dan dinamika komunikasi sosial
yang sosial  Mengidentifikasi 21 22 17,20 24,25,26,27 8
berlaku faktor-faktor
dalam interaksi sosial
masyarakat  Mengidentifikasi
Hubungan 12, 13.14 16,19,29 7
keteraturan sosial
dan interaksi sosial
Lampiran 3
SOAL
MA PEMBANGUNAN UIN JAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Mata Pelajaran : Sosiologi Kelas :X


Hari/Tanggal : Senin, 27 Januari 2014 Waktu : 45 Menit

PETUNJUK
 Mulailah dengan mengucap “Bismillahirrahmaanirrahim”
 Tulislah namamu terlebih dahulu
 Kerjakan terlebih dahulu soal-soal yang kamu anggap lebih mudah
 Tulisan harus jelas, bersih, dan rapi
 Periksa dahulu pekerjaanmu sebelum diserahkan kepada Bapak/Ibu Guru
 Akhiri pekerjaanmu dengan mengucap “Alhamdulillah”

Nama:
Kelas:
Pilihlah jawaban yang paling tepat di antara a, b, c, d, dan e !

1. Interaksi sosial akan selalu terjadi dalam kehidupan manusia dan mengacu pada hal-hal berikut
kecuali…
a. Kebutuhan yang nyata
b. Dinamika sosial
c. Efisiensi dan Efektivitas
d. Penyesuain diri pada kebenaran dan kaidah-kaidah yang berlaku
e. Tidak memaksakan secara mental dan fisik
2. Karl dan Yoels mengemukakan bahwa sejumlah sumber informasi yang mendasari interaksi
seseorang dengan orang lain, diantaranya sebagai berikut…
a. Penampilan fisik
b. Kontak sosial
c. Komunikasi
d. Proses asosiatif
e. Kontak fisik
3. Dalam masyarakat yang mengenal diskriminasi ras, interaksi sosial tergantung pada…
a. Usia
b. Penampilan fisik
c. Warna kulit
d. Bentuk tubuh
e. Jenis kelamin
4. Merupakan syarat bagi berlangsungnya interaksi sosial di dalam masyarakat adalah…
a. Warna kulit dan usia
b. Asosiatif dan disosiatif
c. Keteraturan dan tertib sosial
d. Dinamika sosial
Lampiran 3
e. Kontak social dan komunikasi
5. Menurut Soerjono Soekanto, kata kontak social berasal dari bahasa latin, con atau cum yang
mempunyai arti adalah…
a. Menyentuh
b. Kontak fisik
c. Terjang lawan
d. Bersama-sama
e. Wacana
6. Menurut prosesnya kontak sosial dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut…
a. Kontak sosial primer dan positif
b. Kontak sosial primer dan sekunder
c. Kontak sosial negatif dan positif
d. Kontak sosial sekunder dan negatif
e. Kontak sosial negatif dan primer
7. Bentuk kontak sosial yang mengarah pada suatu kerja sama dinamakan kontak sosial…
a. Kontak sosial primer dan sekunder
b. Kontak sosial primer
c. Kontak sosial positif
d. Kontak sosial negatif
e. Kontak sosial sekunder
8. Sebuah proses memaknai yang dilakukan oleh seseorang terhadap informasi,sikap, dan perilaku
orang lain yang berbentuk pengetahuan, pembicaraan, gerak-gerik dan perasaan-perasaan, sehingga
memungkinkan sesorang membuat tanggapan membuat tanggapan terhadapnya berdasarkan
pengalaman yang dimiliki, merupakan pengertian dari …
a. Komunikasi
b. Kontak sosial
c. Komunikan
d. Komunikator
e. Racing
9. Menurut hakikatnya komunikasi di bagi menjadi dua yaitu…
a. Racing dan vocabulary
b. Singkat dan jelas
c. Verbal dan nonverbal
d. Komunikator dan komunikan
e. Intonasi suara dan humor
10. Komunikasi menurut prosesnya dibagi menjadi dua yaitu …
a. Komunikasi verbal dan non verbal
b. Komunikasi bebas dan fungsional
c. Komunikasi satu arah dan dua arah
d. Komunkasi bebas dan verbal
e. Komunikasi langsung dan tidak langsung
11. Sebagai suatu proses sosial umum dan mendasar, interaksi sosial memiliki sejumlah karakteristik
seperti berikut kecuali…
a. Pelaku berjumlah satu orang
b. Ada dimensi waktu
c. Interaksi sosial didasarkan atas status
d. Resiprokal/saling beralasan
e. Suatu interaksi sosial dipastikn memiliki tujuan-tujuan tertentu
12. Perwujudan minat dan perhatian sejumlah orang untuk bekerja bersama-sama dalam suatu
kesepahaman, meskipun motifnya tertuju pada kepentingan diri sendiri, merupakan pengertin dari…
a. Cooperation
b. Association
c. Cooptation
d. Joint venture
Lampiran 3
e. Coalition
13. Suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan kekuasaan pada
suatu organisasi demi menghindari suatu goncangan disebut sebagai...
a. Cooperation
b. Cooptation
c. Coalition
d. Bargaining
e. Join venture
14. Perhatikan bentuk-bentuk akomodasi berikut!
1) Mediasi
2) Arbritasi
3) Kompromi
4) Koersi
Bentuk akomodasi yang membutuhkan kehadiran pihak ke-3 untuk membantu menyelesaikan
persengkatan adalah…
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 1 dan 4
d. 2 dan 3
e. 2 dan 4
15. Perhatikan hal-hal berikut!
1) Dilakukan minimal 2 orang
2) Ada reaksi dari pihak lain
3) Ada kontak social dan komunikasi
4) Bersifat timbal balik dan berkesinambungan
Uraian di atas merupakan…
a. Ciri-ciri interaksi social
b. Fungsi interaksi social
c. Tujuan interaksi social
d. Bentuk interaksi social
e. Dasar interaksi social
16. Agar tercapai keteraturan dalam kehidupan bermasyarakat, maka interaksi social harus dipandu
oleh…
a. Nilai dan norma
b. Peranan dan fungsi
c. Penyesuaian dan konflik
d. Integrasi dan disintegrasi
e. Organisasi dan disorganisasi
17. Syarat terjadinya interaksi social adalah…
a. Sugesti dan imitasi
b. Reaksi dan kegiatan
c. Kontak social dan komunikasi
d. Adaptasi dan identifikasi
e. Situasi dan kondisi
18. Gejala berikut yang merupakan contoh interaksi sosial…
a. Andi mengajak vivi pergi ke kantin
b. Fadhil membaca buku di perpustakaan.
c. Bambang bersenandung di kamar mandi untuk mengusir rasa sepi
d. Galih terluka saat mengupas kentang
e. Wahyu bermimpi tentang temannya...
19. Upaya menyelesaikan konflik sosial di Ambon beberapa waktu yang lalu, pemerintah
mempertemukan keinginan pihak-pihak yang bertikai untuk berunding. Ke dua pihak yang
mengesampingkan perbedaan kepentingan sehingga tercapai kesepakatan bagi penyelesaian konflik
tersebut. Kasus tersebut merupakan contoh interaksi social dalam bentuk..
Lampiran 3
a. Kompromi
b. Stalemate
c. Konsiliasi
d. Ajudikasi
e. Koersif
20. Berikut yang tidak termasuk factor pendukung interaksi social adalah…
a. Imitasi
b. Sugesti
c. Empati
d. Identifikasi
e. Akomodasi
21. Menurut teori dramaturgi yang di kemukakan oleh Erving Goffman dunia dan kehidupan social
adalah…
a. ilusi
b. panggung sandiwara
c. khayalan
d. suatu kenyataan sosial
e. realitas umum
22. Sikap atau pandangan yang di terima oleh pihal lain adalah..
a. Imitasi
b. Identifikasi
c. Sugesti
d. Alkuturasi
e. Simpati
23. Interaksi sosial memiliki berbagai manfaat, kecuali..
a. Memungkinkan adanya dinamika dan perubahan dalam masyarakat.
b. Relasi antra individu
c. Mempertahankan keutuhan masyarakat
d. Mengakibatkan disorganisasi dalam masyarakat
e. Melaksanakan berbagai proses-proses sosial.
24. Pemberian penghargaan bagi tokoh-tokoh yang dinilai berjasa mengkampanyakan gaya hidup hijau
dan global kepedulian terhadap pemanasan global (global warming) dapat dikategorikansebagai
wujud dari…
a. Sugesti
b. Imitasi
c. Indentifikasi
d. Simpati
e. Asimilasi
25. Tawuran antarpelajar yang marak terjadi di kota-kota besar umumnya disebabkan oleh..
a. Sugesti kerumunan
b. Sugesti negative
c. Sugesti prestise
d. Identifikasi kelas
e. Identifikasi defensif
26. Seorang siswa SMP di Cina menyumbangkan seluruh uang tabungan hasil jerih payahya dari
mengumpulkan botol air mineral kepada anak-anak korban HIV/AIDS. Tindakan siswa dalam
interaksi sosial tersebut, di pengaruhi oleh factor..
a. Imitasi
b. Identifikasi
c. Motivasi
d. Empati
e. Sugesti
27. Ketika berinteraksi dengan dokter, seorang pasien cenderung mematuhi perintah yang diminta oleh
dokter tanpa banyak bertanya. Pasien tampak menurut dan patuh karena di pengaruhi oleh faktor ...
Lampiran 3
a. Idntifikasi dari pasien kepada dokter
b. Imitasi dari pasien kepada dokter
c. Simpati dari pasien kepada dokter
d. Simpati dari dokter kepada pasien
e. Sugesti dari dokter kepada pasien
28. Gejala berikut yang merupakan interaksi sosial adalah..
a. Bertanding sepak bola di lapangan
b. Mengamati perilaku anak yang sedang bermain
c. Melakukan wawancara untuk memperoleh data
d. Memberi makan hewan peliharaan di rumah
e. Bernyanyi mengikuti lagu penyanyi di radio
29. Peristiwa berikut yang menggambarkan berlangsungnya kontroversi rahasia adalah…
a. Bayu menolak bergabung dalam kepengurusan OSIS
b. Ayu membanth pernah menjalin hubungan dengan Bembeng
c. Wahyu menyebarkan desas-desus bahwa Sabrina sering melanggar peraturan Sekolah
d. Fadhil membocorkan rahasia Rendy kepada orang lain
e. Banyak guru dibuat bingung oleh tingkah permainan yang sering tidak masuk akal
30. Arman melambaikan tangan kepada pengemudi Bus yang sedang lewat selanjutnya pengemudi
menghentikan Bus yang dikemudikannya. Interaksi sosial tersebut dapat terjadi setelah makna pesan
yang dipahami melalaui proses…
a. Tindakan sosial
b. Kontak sosial
c. Komunikasi sosial
d. Sugesti sosial
e. Simpati sosial
Lampiran 4

Kunci Jawaban
11. D 21. B
1.B 12. A 22. C
2.A 13. B 23. D
3. C 14. A 24. D
4. E
15. D 25. A.
5. D 16. A 26. C
6. B 17. C 27. E
7. C 18. A 28. C
8. A 19. C 29. D
9. C 20. E 30. C
10. E
Lampiran 5

Tampilan Website Sebagai Media Pembelajaran Bagian Depan

Tampilan Menu RPP di Website

Tampilan Menu Materi di Website


Lampiran 5

Tampilan Menu Katalog Media Video di Website

Tampilan Menu Diskusi di Website

Tampilan Menu Test di Website


MEDIA PEMBELAJARAN
BERBASIS
TEKNOLOGI INFORMASI
Dengan Media Powerpoint

SOSIOLOGI KELAS X
( PENERBIT Bumi Aksara)
BAB IV
PROSES INTERAKSI SOSIAL
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis (timbal
balik) antara individu dengan individu, individu dengan kelompok,
maupun kelompok dengan kelompok dalam masyarakat.
Bentuknya sangat beragam, dapat berupa kerja sama ataupun
persaingan, pertikaian, dan konflik sosial.

Karl dan Yoels (1979 dalam Sunarto, 2004 : 42-45) mengemukakan


bahwa terdapat sejumlah sumber informasi yang mendasari
interaksi seseorang dengan orang lain, di antaranya :
• Warna kulit
• Usia
• Jenis kelamin
• Penampilan fisik
• Bentuk tubuh
• Pakaian
• Wacana
Syarat bagi berlangsungnya interaksi sosial ialah adanya kontak sosial
(social contact) dan komunikasi (communication).

Sebagai suatu proses sosial umum dan mendasar, interaksi sosial


memiliki sejumlah karakteristik, antara lain :
• Pelaku berjumlah lebih dari satu orang.
• Ada komunikasi antar pelaku dengan menggunakan berbagai
simbol yang dipahami maknanya oleh masing-masing pihak.
• Ada dimensi waktu (masa lampau, masa kini, dan masa
mendatang) yang menentukan sifat aksi yang sedang berlangsung.
• Suatu interaksi sosial dipastikan memiliki tujuan-tujuan tertentu yang
ingin dicapai melalui pelaksanaannya.
• Interaksi sosial didasarkan atas status atau peranan yang dimiliki.
Interaksi sosial juga mempunyai beberapa sifat umum, di antaranya :
• Aksidental, tak direncanakan
• Berulang terus, tapi tak terencana
• Teratur, tak direncanakan, namun juga umum
• Karena rancangan dan aturan oleh suatu kebiasaan atau
peraturan tertentu
• Resiprokal
Gillin dan Gillin (dalam Soekanto, 2005 : 71-78) menyebutkan adanya
dua bentuk proses sosial yang timbul sebagai akibat berlangsungnya
interaksi sosial, yaitu proses asosiatif (process of association) dan proses
disosiatif (process of dissociation).

Proses asosiatif mempunyai bentuk-bentuk sebagai berikut :


• Kerja sama (cooperation)
• Akomodasi (accomodation)
• Asimilasi (assimilation)
• Akulturasi (acculturation)

Sedangkan bentuk-bentuk proses disosiatif, antara lain :


• Persaingan (competition)
• Kontravensi (contravension)
• Pertentangan atau Konflik (conflict)
Berlangsungnya suatu interaksi dalam kehidupan sosial dipengaruhi
oleh sejumlah faktor, di antaranya :
• Imitasi
• Sugesti
• Identifikasi
• Simpati
• Motivasi

Konsep interaksionisme simbolik mengacu pada penggunaan


simbol-simbol dalam interaksi sosial. Interaksi sosial selalu berlangsung
dengan menggunakan simbol-simbol tertentu, seperti bahasa atau
kata, isyarat, bahasa tubuh, tanda, warna, dan sebagainya.

Dalam kaitannya dengan definisi situasi, W.I. Thomas terkenal


dengan ungkapannya, “when men define situations as real, they are
real in their consequences” (bila orang mendefinisikan suatu situasi
sebagai hal yang nyata, maka konsekuensinya nyata pula).
Erving Goffman, dalam bukunya berjudul The Presentation of Self
in Everyday Life (1959) mengemukakan bahwa dunia dan
kehidupan sosial adalah panggung sandiwara. Individu-individu
hanyalah pelakon dalam sebuah pementasan. Demikian pula
interaksi sosial penuh sandiwara.
Keteraturan sosial merupakan hubungan yang selaras antara
nilai, norma, dan interaksi sosial. Suatu keteraturan sosial
didukung oleh sejumlah unsur perilaku, di antaranya :
• Order
• Keajegan
• Pola
• Tertib sosial
Interaksi selalu terjadi dalam
kehidupan manusia

Interaksi sosial selalu melibatkan


sedikitnya dua orang
Foto

Suatu hari kelas X berfoto bersama. Setelah foto dicetak, Wali


Kelas membujuk anak-anak untuk membelinya masing-masing
orang satu foto. Katanya,”Kalian seharusnya membeli foto ini,
mumpung semua teman kalian di sini lengkap terkumpul. Foto ini
akan memberikan kenangan yang manis. Suatu hari nanti ketika
kalian sudah dewasa dan melihatnya, saya yakin kalian pasti
senang.
Tak seorang pun menanggapi, lalu Wali Kelas pun
melanjutkan,”Coba bayangkan, nanti kalian akan melihat foto
ini dan berkata, oh ini si Tina, sekarang jadi dokter. Ini Totok
sekarang jadi pejabat. Ini Tari yang sekarang jadi artis, ini…”
Seorang murid lelaki di bangku paling belakang menyela,”Yang
ini Wali Kelas kami, sekarang sudah meninggal.”
Lampiran 7

Pedoman Wawancara Pra penelitian

Kegiatan Indikator Sumber Nomor


Item
Perencanaan 1. Persiapan RPP sebelum kegiatan Guru bidang 1,2,3
Pembelajaran pembelajaran berlangsung studi
2. Penyampain rancangan materi sosiologi X
sosiologi IPS dan
3. Penyampain semua materi Siswa/i X
pelajaran sosiologi yang IPS
tercantum di RPP.

Strategi Pembelajaran 1. Penerapan strategi pembelajaran Guru bidang 4,5,6


yang mengaktifkan siswa dalam studi
proses pembelajaran sosiologi. sosiologi X
2. Penerapan strategi pembelajaran IPS dan
kooperatif dalam pembelajaran Siswa/i X
sosiologi. IPS
3. Penerapan strategi pembelajaran
kontekstual dalam proses
pembelajaran sosiologi.
Media pembelajaran 1. Penggunaan media dalam Guru bidang 7,8,9
pembelajaran sosiologi. studi
2. Media interaktif dalam sosiologi X
pembelajran sosiologi. IPS dan
3. Kendala dalam penggunaan Siswa/i X
media pada pembelajaran IPS
sosiologi.
Fasilitas internet 1. Ketersediaan internet di sekolah Guru bidang 10,11,12
untuk pembelajaran yang bersangkutan. studi
2. Pemanfaatan internet dalam sosiologi X
pembelajaran soiologi. IPS dan
3. Kendala dalam penggunaan Siswa/i X
internet. IPS
Evaluasi 1. Pemberian evaluasi disetiap Guru bidang 13,14,15
Pembelajaran akhir pembelajran soiologi. studi
2. Evaluasi berlangsung interaktif sosiologi X
dalam pembelajran soiologi IPS dan
3. Pemberian penugasan/pekerjaan Siswa/i X
rumah/mengerjakan latihan soal IPS
untuk pertemuan selanjutnya.
Lampiran 8

Wawancara Pra Penelitian dengan Guru Sosiologi Kelas X


Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta

Hari /Tanggal : Jumat, 17 Januari 2014

Tempat : MA Pembangunan UIN Jakarta

Waktu : 9.00-9.30

Yang di Wawancarai : Tendi SP.d

Jabatan : Guru Sosiologi Kelas X

Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui pembelajaran yang telah dilakukan

1. Apakah guru selalu menyiapkan rencana pembelajaran sosiologi sebelum kegiatan


pembelajaran berlangsung?
Sebenarnya RPP itu, sudah disiapin dari awal tahun ajaran , tetapi terkadang disesuaikan
juga dengan situasi yang terduga dalam arti dikonsikan.
2. Apakah guru menyampaiakn rancangan materi pembelajaran sosiologi yang sudah dibuat
sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung?
Jadi, pertama bertemu dengan anak-anak sudah ada kontrak dengan siswa. Dalam
penyampaian kontrak disampaikan juga rancangan materi untuk pembelajaran
selanjutnya.
3. Apakah guru menyampaikan semua materi pelajaran sosiologi yang tercantum pada RPP?
Nah, untuk rencana awal pasti akan berusaha semampu mungkin untuk menyesusaikan
apa yang kita ajarkan dengan RPP, tetapi terkadang walau jarang sekali kita
menyesuaikan pembelajaran dengan kondisi yang ada.
4. Apakah guru pernah menerapkan strategi pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam
proses pembelajaran sosiologi?
Iya pernah, saya pernah menyuruh mereka mengobservasi para pedagang kaki lima dan
pengamen sebagai bentuk strategi pembelajaran dalam hal real terkait materi yang
mereka pelajari.
5. Apakah guru pernah menerapkan strategi pembelajaran kooperatif sehingga siswa bisa
belajar kelompok?
Iya, pernah, dengan menyuruh diskusi dan saya tentukan tema, membuat ringkasan dari
apa yang mereka diskusikan.
6. Apakah Guru pernah menerapkan strategi pembelajaran konstektual?
Iya sering dengan melihat keadaan yang terjadi dimasyarakat.
7. Apakah guru menggunakan media dalam proses pembelajaran?
Iya , menggunakan dianataranya media powerpoint dan audio visual
Wawancara Pra-Penelitian dengan Siswa XB
Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta

Hari /Tanggal : Rabu, 15 Januari 2014


Tempat : Kelas XB MA Pembangunan UIN Jakarta
Waktu : 09.00-10.00
Yang di Wawancarai : Nabila Hidayanti
Jabatan : Siswi kelas XB
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa, dan permasalahan yang
dihadapai selama mengikuti proses pembelajaran.

Nabila Hidayanti . adalah siswa yang rajin masuk kelas, aktif di kelas dan senantiasa fokus
memperhatikan penjelasan guru pada mata pelajaran sosiologi.
1. Apakah guru pernah menerapkan strategi pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam
proses pembelajaran sosiologi?
Iya. pernah
2. Apakah guru pernah menerapkan pembelajaran kooperatif sehingga siswa bisa belajar
berkelompok?
Iya berdiskusi kelompok
3. Apakah guru pernah menerapkan strategi pembelajaran konstektual sehingga siswa bisa
lebih mudah memahami materi pembelajaran sosiologi?
Ya, pernah juga dengan mencontohkan peristiwa yang terjadi disekitar
4. Apakah guru menggunakan media dalam pembelajaran?
Iya , pernah , kaya buku paket dan powerpoint
5. Apakah media yang digunakan bervariasi dan berlangsung efektif?
Kalau media sih kurang variatif hanya media powerpoint dan buku paket saja
6. Apa yang menjadi kendala penggunaan media dalam pembelajaran?
Ada, kendala kadang listrik mati
7. Apakah guru selalu melakukan evaluasi disetiap akhir pembelajaran?
Kadang-kadang
8. Apakah evaluasinya berjalan interaktif?
Kurang interaktif
9. Apakah guru selalu memberikan penugasan/pekerjaan rumah untuk pertemuan
selanjutnya?
Terkadang ngasih kadang juga nggak
10. Apakah siswa antusias mengikuti proses pembelajaran?
Kurang begitu antusias banyak pakai ceramah
11. Apakah guru pernah menggunakan internet untuk belajar?
Kadang-kadang menggunakan
12. Apa hasil belajar siswa menjadi lebih baik?
Ada yang baik ada juga yang tidak

Jakarta, 15 januari 2014

Yang di Wawancarai

Nabila Hidayanti
Wawancara Pra-Penelitian dengan Siswa XB
Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta

Hari /Tanggal : Rabu,15 Januari 2014


Tempat : Kelas XB MA Pembangunan UIN Jakarta
Waktu : 09.00-10.00
Yang di Wawancarai : Bagasawara Adhi P
Jabatan : Siswi kelas XB
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa, dan permasalahan yang
dihadapai selama mengikuti proses pembelajaran.

Bagasawara Adhi P. adalah siswa yang rajin masuk kelas, pasif di kelas dan kurang
memperhatikan penjelasan dari guru pada mata pelajaran sosiologi.
1. Apakah guru pernah menerapkan strategi pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam
proses pembelajaran sosiologi?
Iya. pernah
2. Apakah guru pernah menerapkan pembelajaran kooperatif sehingga siswa bisa belajar
berkelompok?
Iya berdiskusi kelompok di kelas
3. Apakah guru pernah menerapkan strategi pembelajaran konstektual sehingga siswa bisa
lebih mudah memahami materi pembelajaran sosiologi?
Ya, pernah juga
4. Apakah guru menggunakan media dalam pembelajaran?
Iya , pernah buku paket dan powerpoint
5. Apakah media yang digunakan bervariasi dan berlangsung efektif?
Kalau media kurang variatif hanya media powerpoint dan buku paket saja bikin ngantuk
6. Apa yang menjadi kendala penggunaan media dalam pembelajaran?
Ada, kendala kadang listrik mati dan kabel kadang nyambung kadang tidak
7. Apakah guru selalu melakukan evaluasi disetiap akhir pembelajaran?
Kadang-kadang
8. Apakah evaluasinya berjalan interaktif?
Kurang interaktif
9. Apakah guru selalu memberikan penugasan/pekerjaan rumah untuk pertemuan
selanjutnya?
Terkadang ngasih kadang juga nggak
10. Apakah siswa antusias mengikuti proses pembelajaran?
Kurang begitu antusias banyak pakai ceramah sih
11. Apakah guru pernah menggunakan internet untuk belajar?
Kadang-kadang menggunakan
12. Apa hasil belajar siswa menjadi lebih baik?
Ada begitu ada yang kurang dan yang baik juga ada.

Jakarta, 15 januari 2014

Yang di Wawancarai

Bagasawara Adhi P
Wawancara Pra-Penelitian dengan Siswa XB
Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta

Hari /Tanggal : Rabu, 15 Januari 2014


Tempat : Kelas XB MA Pembangunan UIN Jakarta
Waktu : 09.00-10.00
Yang di Wawancarai : Gifary Dhimas Fadhila
Jabatan : Siswi kelas XB
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa, dan permasalahan yang
dihadapai selama mengikuti proses pembelajaran.

Gifary Dhimas Fadhila. adalah siswa yang rajin masuk kelas, aktif di kelas dan senantiasa fokus
memperhatikan penjelasan guru pada mata pelajaran sosiologi.
1. Apakah guru pernah menerapkan strategi pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam
proses pembelajaran sosiologi?
Iya. Pernah
2. Apakah guru pernah menerapkan pembelajaran kooperatif sehingga siswa bisa belajar
berkelompok?
Iya berdiskusi kelompok
3. Apakah guru pernah menerapkan strategi pembelajaran konstektual sehingga siswa bisa
lebih mudah memahami materi pembelajaran sosiologi?
Ya, pernah juga,sesuai peristiwa yang terjadi dilingkungan sekitar
4. Apakah guru menggunakan media dalam pembelajaran?
Iya , pernah , kaya buku paket dan powerpoint
5. Apakah media yang digunakan bervariasi dan berlangsung efektif?
Kalau media sih kurang variatif hanya media powerpoint dan buku paket saja
6. Apa yang menjadi kendala penggunaan media dalam pembelajaran?
Ada, kendala teknis biasanya
7. Apakah guru selalu melakukan evaluasi disetiap akhir pembelajaran?
Kadang-kadang
8. Apakah evaluasinya berjalan interaktif?
Kurang interaktif
9. Apakah guru selalu memberikan penugasan/pekerjaan rumah untuk pertemuan
selanjutnya?
Terkadang ngasih
10. Apakah siswa antusias mengikuti proses pembelajaran?
Kurang begitu antusias banyak pakai ceramah ngajarnya
11. Apakah guru pernah menggunakan internet untuk belajar?
Kadang-kadang menggunakan
12. Apa hasil belajar siswa menjadi lebih baik?
Ya luamayan baik.

Jakarta, 15 januari 2014

Yang di Wawancarai

Gifary Dhimas Fadhila


Wawancara Pra-Penelitian dengan Siswa XC
Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta

Hari /Tanggal : Rabu, 16 Januari 2014


Tempat : Kelas XC MA Pembangunan UIN Jakarta
Waktu : 09.00-10.00
Yang di Wawancarai : Yola Salsabila
Jabatan : Siswi kelas XC
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa, dan permasalahan yang
dihadapai selama mengikuti proses pembelajaran.

Yola Salsabila. adalah siswa yang rajin masuk kelas, lumayan aktif di kelas dan senantiasa fokus
memperhatikan penjelasan guru pada mata pelajaran sosiologi.
1. Apakah guru pernah menerapkan strategi pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam
proses pembelajaran sosiologi?
Oh selalu itu
2. Apakah guru pernah menerapkan pembelajaran kooperatif sehingga siswa bisa belajar
berkelompok?
Iya diskusi dikelas dan belajar kelompok
3. Apakah guru pernah menerapkan strategi pembelajaran konstektual sehingga siswa bisa
lebih mudah memahami materi pembelajaran sosiologi?
Ya, kan beliau selalu update
4. Apakah guru menggunakan media dalam pembelajaran?
Iya , pernah , kaya buku paket dan powerpoint
5. Apakah media yang digunakan bervariasi dan berlangsung efektif?
Kalau media sih kurang variatif hanya media powerpoint dan buku paket saja
6. Apa yang menjadi kendala penggunaan media dalam pembelajaran?
Ada, kabel sering tidak nyambung jadi kadang-kadang mati sendiri.
7. Apakah guru selalu melakukan evaluasi disetiap akhir pembelajaran?
Iya.
8. Apakah evaluasinya berjalan interaktif?
Kurang interaktif .
9. Apakah guru selalu memberikan penugasan/pekerjaan rumah untuk pertemuan
selanjutnya?
Terkadang dikasih
10. Apakah siswa antusias mengikuti proses pembelajaran?
Kurang begitu antusias
11. Apakah guru pernah menggunakan internet untuk belajar?
Kadang-kadang menggunakan kadang-kadang juga tidak
12. Apa hasil belajar siswa menjadi lebih baik?
Ya, tergantung siswanya

Jakarta, 16 januari 2014

Yang di Wawancarai

Yola Salsabila
Wawancara Pra-Penelitian dengan Siswa XC
Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta

Hari /Tanggal : Rabu, 16 Januari 2014


Tempat : Kelas XC MA Pembangunan UIN Jakarta
Waktu : 09.00-10.00
Yang di Wawancarai : Kevin Maulana Utomo
Jabatan : Siswi kelas XC
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa, dan permasalahan yang
dihadapai selama mengikuti proses pembelajaran.

Kevin Maulana Utomo adalah siswa yang rajin masuk kelas, pasif di kelas dan suka bercanda
saat guru menjelaskan pelajaran sosiologi.
1. Apakah guru pernah menerapkan strategi pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam
proses pembelajaran sosiologi?
Jarang sering ceramah bikin ngantuk
2. Apakah guru pernah menerapkan pembelajaran kooperatif sehingga siswa bisa belajar
berkelompok?
Owh… pernah
3. Apakah guru pernah menerapkan strategi pembelajaran konstektual sehingga siswa bisa
lebih mudah memahami materi pembelajaran sosiologi?
Sering kan gurunya suka dengan ceramah
4. Apakah guru menggunakan media dalam pembelajaran?
Iya , pernah , kaya buku paket dan powerpoint
5. Apakah media yang digunakan bervariasi dan berlangsung efektif?
Kalau media sih kurang variatif ya gitu-gitu aj powerpoint paling
6. Apa yang menjadi kendala penggunaan media dalam pembelajaran?
Ada, kabel sering tidak nyambung jadi kadang-kadang mati sendiri.
7. Apakah guru selalu melakukan evaluasi disetiap akhir pembelajaran?
Iya. Kadang-kadang ngasih
8. Apakah evaluasinya berjalan interaktif?
Kurang interaktif kan saya kurang fokus, hehe.
9. Apakah guru selalu memberikan penugasan/pekerjaan rumah untuk pertemuan
selanjutnya?
Terkadang dikasih
10. Apakah siswa antusias mengikuti proses pembelajaran?
Kurang begitu antusias termasuk saya
11. Apakah guru pernah menggunakan internet untuk belajar?
Kadang-kadang menggunakan kadang-kadang juga tidak
12. Apa hasil belajar siswa menjadi lebih baik?
Ya, tergantung siswanya

Jakarta, 16 januari 2014

Yang di Wawancarai

Kevin Maulana Utomo


Wawancara Pra-Penelitian dengan Siswa XC
Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta

Hari /Tanggal : Rabu, 16 Januari 2014


Tempat : Kelas XC MA Pembangunan UIN Jakarta
Waktu : 09.00-10.00
Yang di Wawancarai : Satria Eggy P.
Jabatan : Siswi kelas XC
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa, dan permasalahan yang
dihadapai selama mengikuti proses pembelajaran.

Satria Eggy P. adalah siswa yang kurang rajin masuk kelas, kurang aktif di kelas dan senantiasa
kurang fokus memperhatikan penjelasan guru pada mata pelajaran sosiologi.
1. Apakah guru pernah menerapkan strategi pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam
proses pembelajaran sosiologi?
Iya. Pernah.
2. Apakah guru pernah menerapkan pembelajaran kooperatif sehingga siswa bisa belajar
berkelompok?
Iya pernah juga , siswa belajar kelompok di kelas
3. Apakah guru pernah menerapkan strategi pembelajaran konstektual sehingga siswa bisa
lebih mudah memahami materi pembelajaran sosiologi?
Ya, pernah juga, melalui melihat video yang terbaru
4. Apakah guru menggunakan media dalam pembelajaran?
Iya , pernah , kaya buku , powerpoint
5. Apakah media yang digunakan bervariasi dan berlangsung efektif?
Media yang digunakan kurang variatif , karena hanya menggunakan buku paket terus
nonton video .
6. Apa yang menjadi kendala penggunaan media dalam pembelajaran?
Ada, seperti terlalu banyak tulisan di medianya.
7. Apakah guru selalu melakukan evaluasi disetiap akhir pembelajaran?
Terkadang iya sih.
8. Apakah evaluasinya berjalan interaktif?
Kurang begitu sih.
9. Apakah guru selalu memberikan penugasan/pekerjaan rumah untuk pertemuan
selanjutnya?
Iya . dikasih PR
10. Apakah siswa antusias mengikuti proses pembelajaran?
Kurang antusias sih
11. Apakah guru sering menggunakan internet untuk belajar?
Kadang-kadang saja
12. Apakah siswa antusias dengan pembelajaran menggunakan E- learning?
Antusias seru sih dan menarik.
13. Apa saja kendala dalam pembelajaran menggunakan internet?
Lemot biasanya kalau lagi banyak yang pakai.
14. Apa hasil belajar siswa menjadi lebih baik?
Ya tergantung siswanya mau belajar atau tidak.

Jakarta, 16 januari 2014

Yang di Wawancarai

Satria Eggy P.
Wawancara Pra-Penelitian dengan Siswa XC
Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta

Hari /Tanggal : Rabu, 16 Januari 2014


Tempat : Kelas XC MA Pembangunan UIN Jakarta
Waktu : 09.00-10.00
Yang di Wawancarai : Farah Dhia Yasmin
Jabatan : Siswi kelas XC
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa, dan permasalahan yang
dihadapai selama mengikuti proses pembelajaran.

Farah Dhia Yasmin. adalah siswa yang rajin masuk kelas, aktif di kelas dan senantiasa fokus
memperhatikan penjelasan guru pada mata pelajaran sosiologi.
1. Apakah guru pernah menerapkan strategi pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam
proses pembelajaran sosiologi?
Iya. Pernah.
2. Apakah guru pernah menerapkan pembelajaran kooperatif sehingga siswa bisa belajar
berkelompok?
Iya disukusi dikelas
3. Apakah guru pernah menerapkan strategi pembelajaran konstektual sehingga siswa bisa
lebih mudah memahami materi pembelajaran sosiologi?
Ya, pernah juga,
4. Apakah guru menggunakan media dalam pembelajaran?
Iya , pernah , kaya buku paket dan powerpoint
5. Apakah media yang digunakan bervariasi dan berlangsung efektif?
Kalau media sih kurang variatif hanya media powerpoint dan buku paket saja
6. Apa yang menjadi kendala penggunaan media dalam pembelajaran?
Ada, seperti terlalu banyak tulisan di medianya.
7. Apakah guru selalu melakukan evaluasi disetiap akhir pembelajaran?
Kalau disetiap akhir materi di kasih soal latihan
8. Apakah evaluasinya berjalan interaktif?
Kurang interaktif
9. Apakah guru selalu memberikan penugasan/pekerjaan rumah untuk pertemuan
selanjutnya?
Terkadang dikasih
10. Apakah siswa antusias mengikuti proses pembelajaran?
Kurang begitu antusias
11. Apakah guru pernah menggunakan internet untuk belajar?
Kadang-kadang menggunakan
12. Apa hasil belajar siswa menjadi lebih baik?
Ya lumayanlah.

Jakarta, 16 januari 2014

Yang di Wawancarai

Farah Dhia Yasmin


Lampiran 9

Lembar Pra Observasi

Kelas XC IPS MA Pembangunan UIN Jakarta

Pengamatan Indikator Hasil Pengamatan


Ya Terkadang Tidak
Perancanaan Guru membuat Prota,Promes, Silabus, √
Pembelajaran dan RPP
Guru menyampaikan rancangan materi √
pelajaran sosiologi yang sudah dibuat
Guru menyampaikan semua materi √
sosiologi yang terdapat dalam rancangan
pembelajaran kepada siswa
Strategi Guru menerapkan strategi pembelajaran √
Pembelajaran yang mengaktifkan siswa
sosiologi Guru menerapkan strategi pembelajaran √
kooperatif yang dapat membuat siswa/I
belajar kelompok
Guru menerapkan strategi pembelajaran √
kontekstual dalam proses pembelajaran
sosiologi.
Media Guru menggunakan media dalam √
Pembelajaran pembelajaran sosiologi.

Guru menggunakan media pembelajaran √


yang bervariasi
Guru menggunakan media pembelajaran √
yang bersifat interaktif
Evaluasi Guru melakukan evaluasi disetiap akhir √
Pembelajaran pembelajaran sosiologi
Evaluasi pembelajaran berlangsung secara √
interaktif
Evaluasi pembelajaran berupa penugasan √
/mengerjakan latihan soal
Motivasi Belajar Siswa/I sangat antusias mengikuti √
Sosiologi Siswa pelajaran sosiologi
Siswa/I banyak yang bertanya selama √
proses pembelajaran sosiologi
Siswa/I memiliki minat membaca yang √
tinggi dalam pelajaran sosiologi
Fasilitas internet Keberadaan fasilitas internet di sekolah √
Guru menggunakan fasilitas internet √
untuk pembelajaran di kelas
Siswa/I menggunakan fasilitas internet √
untuk belajar

Hasil belajar Nilai mata pelajaran sosiologi siswa √


siswa tinggi
Hasil nilai siswa yang dicapai sudah √
memenuhi KKM
Hasil rata-rata nilai sosiologi siswa tinggi √
Lampiran 10

Lembar Pra Observasi

Kelas XB IPS MA Pembangunan UIN Jakarta

Pengamatan Indikator Hasil Pengamatan


Ya Terkadang Tidak
Perancanaan Guru membuat Prota,Promes, Silabus, √
Pembelajaran dan RPP
Guru menyampaikan rancangan materi √
pelajaran sosiologi yang sudah dibuat
Guru menyampaikan semua materi √
sosiologi yang terdapat dalam rancangan
pembelajaran kepada siswa
Strategi Guru menerapkan strategi pembelajaran √
Pembelajaran yang mengaktifkan siswa
sosiologi Guru menerapkan strategi pembelajaran √
kooperatif yang dapat membuat siswa/I
belajar kelompok
Guru menerapkan strategi pembelajaran √
kontekstual dalam proses pembelajaran
sosiologi.
Media Guru menggunakan media dalam √
Pembelajaran pembelajaran sosiologi.

Guru menggunakan media pembelajaran √


yang bervariasi
Guru menggunakan media pembelajaran √
yang bersifat interaktif
Evaluasi Guru melakukan evaluasi disetiap akhir √
Pembelajaran pembelajaran sosiologi
Evaluasi pembelajaran berlangsung secara √
interaktif
Evaluasi pembelajaran berupa penugasan √
/mengerjakan latihan soal
Motivasi Belajar Siswa/I sangat antusias mengikuti √
Sosiologi Siswa pelajaran sosiologi
Siswa/I banyak yang bertanya selama √
proses pembelajaran sosiologi
Siswa/I memiliki minat membaca yang √
tinggi dalam pelajaran sosiologi
Fasilitas internet Keberadaan fasilitas internet di sekolah √
Guru menggunakan fasilitas internet √
untuk pembelajaran di kelas
Siswa/I menggunakan fasilitas internet √
untuk belajar

Hasil belajar Nilai mata pelajaran sosiologi siswa √


siswa tinggi
Hasil nilai siswa yang dicapai sudah √
memenuhi KKM
Hasil rata-rata nilai sosiologi siswa tinggi √
DESKRIPTIF HASIL PRA OBSERVASI

Kelas X B dan X C MA Pembangunan UIN Jakarta

1. Perencanaan Pembelajaran
Guru bidang studi membuat prota, promes, silabus dan RPP, namun dalam penerapanya
dalam proses belajar mengajar tidak semua materi yang dirancang dalam RPP
tersampaikan.
2. Strategi Pembelajaran
Guru kurang menerapkan strategi belajar yang bisa mengaktifkan siswa dalam proses
belajar mengajar. Guru hanya menggunakan metode ceramah tanpa menggunakan
metode-metode belajar yang mengaktifkan siswa, semisal metode kooperatif . Metode
ceramah yang digunakan guru tidak berlangsung secara interaktif sehingga proses
pembelajaran sepenuhnya terpusat pada guru. Guru juga kurang menerapkan metode-
metode kontekstual, padahal materi pelajaran sosiologi sangat membutuhkan
pengetahuan contoh yang sesuai dengam realita yang ada.
3. Media Pembelajaran
Guru sudah ada menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran semisal
media powerpoint,internet dan buku paket. Media tersebut sangat terbatas dalam
memperoleh materi bahasaan dan kurang begitu aktif sehingga siswa menjadi pasif.
Padahal, dalam belajar siswa diharuskan aktif mengikuti proses belajar dan harus
mencari sumber referensi yang lain untuk di pelajari dan didiskusikan secara bersama
seperti halnya media pembelajaran E-Leraning berbasis Website yang bisa
mempermudah mengakses materi sumber belajar tanpa batas kapan saja dan dimana saja
sehingga siswa kaya akan pengetahuan, wawasan dan mudah untuk memahami materi
yang akan dipelajari.
4. Evaluasi Pembelajaran
Guru hanya menerapkan evaluasi pembelajaran melalui pekerjaan rumah semisal soal-
soal latihan yang ada dilembar latihan soal yang ada di buku paket sosiologi. Disetiap
akhir pembelajaran, guru tidak melakukan evaluasi pembelajaran dari materi yang telah
dibahas bersama dengan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga tingkat pemahaman
siswa terhadap materi pelajaran tidak bisa diukur pada saat itu juga.
5. Motivasi Belajar Siswa.
Motivasi belajar siswa terhaadap mata pelajaran sosiologi masih rendah, dikarenakan
proses pembelajaran hanya terpusat pada guru, sehingga siswa menjadi kurang antusias
dalam mengikuti proses belajar mengajar.
6. Fasilitas Internet
Keberadaan internet masih rendah digunakan untuk proses pembelajaran karena belum
ada pembelajaran yang berbasis website , hanya menggunakan media powerpoint.
7. Hasil Belajar
Hasil Belajar siswa untuk mata pelajaran sosiologi masih rendah dikarenakan rendahnya
pemahaman siswa terhadap materi-materi pelajaran sosiologi yang sudah dibahas dalam
proses pembelajran di kelas. Siswa kurang mengerti maksud dari materi pelajaran yang
dipelajari sehingga siswa tidak mengetahui isi dari materi yang disampaikan.
Lampiran 11

Hasil belajar Kelas XB dengan Menggunakan E-Learning Berbasis Website

Nilai
No. Siswa
Pretes Postes
1 K1 55 80
2 K2 65 85
3 K3 65 85
4 K4 65 80
5 K5 60 80
6 K6 70 90
7 K7 40 60
8 K8 60 80
9 K9 45 65
10 K10 55 70
11 K11 50 65
12 K12 55 75
13 K13 70 90
14 K14 50 75
15 K15 50 65
16 K16 70 90
17 K17 45 70
18 K18 55 80
19 K19 45 75
20 K20 45 80
21 K21 55 80
22 K22 60 85
23 K23 50 80
24 K24 60 80
25 K25 45 70
26 K26 55 80
27 K27 65 85
28 K28 55 80
29 K29 50 70
30 K30 40 70
Lampiran 12

Hasil belajar Kelas XC dengan Menggunakan Media Powerpoint

Nilai
No. Siswa
Pretes Postes
1 K1 35 70
2 K2 50 70
3 K3 70 85
4 K4 70 90
5 K5 65 85
6 K6 60 85
7 K7 50 70
8 K8 55 70
9 K9 60 80
10 K10 60 80
11 K11 50 75
12 K12 40 60
13 K13 60 85
14 K14 40 65
15 K15 40 60
16 K16 60 80
17 K17 40 60
18 K18 45 60
19 K19 50 65
20 K20 55 75
21 K21 55 75
22 K22 70 80
23 K23 45 60
24 K24 50 70
25 K25 45 65
26 K26 35 65
27 K27 35 50
28 K28 35 60
29 K29 50 70
30 K30 40 60
Validitas
Lampiran 13
SKOR DATA DIBOBOT
=================
Jumlah Subyek = 27
Jumlah butir = 30
Bobot jwb benar = 1
Bobot jwb salah = 0
Keterangan: data terurut berdasarkan skor (tinggi ke rendah)
Nama berkas: E:\SKRIPSI REVISI\LAMPIRAN REVISI\LAMPIRAN 13\VALIDITAS .ANA

No Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot


1 Regina Her... 26 4 0 26 26
2 Nabila Alm... 24 6 0 24 24
3 Gifary Dhimas 24 6 0 24 24
4 Shabrina A... 24 6 0 24 24
5 Anzilia Huda 23 7 0 23 23
6 Nurul dwi ... 23 7 0 23 23
7 Amira Ahad... 23 7 0 23 23
8 Annisa fat... 20 10 0 20 20
9 Andi Gita 19 11 0 19 19
10 Maulida Kh... 18 12 0 18 18
11 nadia Anggun 18 12 0 18 18
12 Rizji Anisa 17 13 0 17 17
13 Ardhine Kh... 17 13 0 17 17
14 Rosy Ardhia 16 14 0 16 16
15 Faris Eka 16 14 0 16 16
16 Farah Sals... 15 15 0 15 15
17 Nabila Hod... 15 15 0 15 15
18 M.Rizky Ma... 15 15 0 15 15
19 Muhammad Afif 15 15 0 15 15
20 A 13 17 0 13 13
21 Sony Aldianto 13 17 0 13 13
22 Fitri Aldi... 13 17 0 13 13
23 Bagaswara ... 13 17 0 13 13
24 Robby Sihd... 12 18 0 12 12
25 Gemawan 12 18 0 12 12
26 Nada najiha 12 18 0 12 12
27 Ilham adri... 11 19 0 11 11

RELIABILITAS TES
================

Rata2= 17.30
Simpang Baku= 4.56
KorelasiXY= 0.45
Reliabilitas Tes= 0.62
Nama berkas: E:\SKRIPSI REVISI\LAMPIRAN REVISI\LAMPIRAN 13\VALIDITAS .ANA
No.Urut Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total
1 Regina Herawati 13 12 25
2 Nabila Almira... 13 11 24
3 Gifary Dhimas 10 13 23
4 Shabrina Aryani 11 13 24
5 Anzilia Huda 10 13 23
6 Nurul dwi ram... 11 11 22
7 Amira Ahadiana 11 11 22
8 Annisa fathin... 11 9 20
9 Andi Gita 10 9 19
10 Maulida Khaer... 11 7 18
11 nadia Anggun 12 6 18
12 Rizji Anisa 11 6 17
13 Ardhine Khair... 9 8 17
14 Rosy Ardhia 10 6 16
15 Faris Eka 9 7 16
Page 1
Validitas
16 Farah Salsabila 6 8 14
17 Nabila Hodayanti 8 6 14
18 M.Rizky Ma'arif 8 7 15
19 Muhammad Afif 9 5 14
20 A 5 7 12
21 Sony Aldianto 6 7 13
22 Fitri Aldita ... 5 8 13
23 Bagaswara Adhi 4 8 12
24 Robby Sihd Ar... 8 4 12
25 Gemawan 6 6 12
26 Nada najiha 8 4 12
27 Ilham adriansyah 5 6 11

Kel Unggul & Asor


=================

Kelompok Unggul
Nama berkas: E:\SKRIPSI REVISI\LAMPIRAN REVISI\LAMPIRAN 13\VALIDITAS .ANA
No.Urut Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Regina Herawati 26 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 Nabila Almira... 24 - 1 1 1 - 1 1 1 1 1 1
3 Gifary Dhimas 24 - 1 1 - 1 - 1 1 1 1 1
4 Shabrina Aryani 24 - - 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 Anzilia Huda 23 - 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1
6 Nurul dwi ram... 23 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -
7 Amira Ahadiana 23 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -
Jml Jwb Benar 0 6 7 5 6 6 7 7 7 7 5

No.Urut Kode/Nama Subyek 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23


1 Regina Herawati 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - -
2 Nabila Almira... 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 - -
3 Gifary Dhimas 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 Shabrina Aryani 1 1 1 1 - 1 1 - 1 1 1 1
5 Anzilia Huda 1 - 1 1 - 1 - 1 1 1 - 1
6 Nurul dwi ram... 1 1 - - - 1 1 1 1 1 - 1
7 Amira Ahadiana 1 - 1 - - 1 1 1 1 1 1 1
Jml Jwb Benar 7 3 6 5 3 7 6 6 7 7 3 5

No.Urut Kode/Nama Subyek 24 25 26 27 28 29 30


1 Regina Herawati 1 1 1 1 1 - 1
2 Nabila Almira... 1 1 1 1 1 1 -
3 Gifary Dhimas 1 1 - 1 - 1 1
4 Shabrina Aryani 1 1 - 1 1 1 -
5 Anzilia Huda 1 1 1 1 1 1 -
6 Nurul dwi ram... 1 1 1 1 1 - 1
7 Amira Ahadiana - 1 - 1 1 1 1
Jml Jwb Benar 6 7 4 7 6 5 4

Kelompok Asor
Nama berkas: E:\SKRIPSI REVISI\LAMPIRAN REVISI\LAMPIRAN 13\VALIDITAS .ANA
No.Urut Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Sony Aldianto 13 1 - 1 - - - - - - 1 -
2 Fitri Aldita ... 13 1 - - 1 1 - - - - 1 1
3 Bagaswara Adhi 13 1 - 1 - - 1 1 - - - 1
4 Robby Sihd Ar... 12 - 1 - 1 - 1 1 1 - - -
5 Gemawan 12 - 1 - - - - 1 - - 1 -
6 Nada najiha 12 - - - - - 1 - - 1 1 -
7 Ilham adriansyah 11 - - - - - - 1 1 1 - 1
Jml Jwb Benar 3 2 2 2 1 3 4 2 2 4 3

Page 2
Validitas
No.Urut Kode/Nama Subyek 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1 Sony Aldianto - - - - 1 1 1 1 1 1 - 1
2 Fitri Aldita ... - - 1 1 1 1 - - 1 1 - -
3 Bagaswara Adhi - 1 1 1 - - 1 - - - - 1
4 Robby Sihd Ar... 1 - - - 1 1 1 - - 1 - -
5 Gemawan 1 - - 1 1 1 - - 1 1 1 -
6 Nada najiha 1 - 1 - 1 1 - 1 1 - - -
7 Ilham adriansyah - - 1 - 1 1 - - - 1 1 1
Jml Jwb Benar 3 1 4 3 6 6 3 2 4 5 2 3

No.Urut Kode/Nama Subyek 24 25 26 27 28 29 30


1 Sony Aldianto 1 1 1 - - - -
2 Fitri Aldita ... - - - 1 - 1 -
3 Bagaswara Adhi 1 1 - - - - 1
4 Robby Sihd Ar... - - 1 1 - - -
5 Gemawan - 1 - - - 1 -
6 Nada najiha 1 - - - 1 1 -
7 Ilham adriansyah - - 1 - - - -
Jml Jwb Benar 3 3 3 2 1 3 1

DAYA PEMBEDA
============

Jumlah Subyek= 27
Klp atas/bawah(n)= 7
Butir Soal= 30
Nama berkas: E:\SKRIPSI REVISI\LAMPIRAN REVISI\LAMPIRAN 13\VALIDITAS .ANA

No Butir Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%)


1 0 3 -3 -42.86
2 6 2 4 57.14
3 7 2 5 71.43
4 5 2 3 42.86
5 6 1 5 71.43
6 6 3 3 42.86
7 7 4 3 42.86
8 7 2 5 71.43
9 7 2 5 71.43
10 7 4 3 42.86
11 5 3 2 28.57
12 7 3 4 57.14
13 3 1 2 28.57
14 6 4 2 28.57
15 5 3 2 28.57
16 3 6 -3 -42.86
17 7 6 1 14.29
18 6 3 3 42.86
19 6 2 4 57.14
20 7 4 3 42.86
21 7 5 2 28.57
22 3 2 1 14.29
23 5 3 2 28.57
24 6 3 3 42.86
25 7 3 4 57.14
26 4 3 1 14.29
27 7 2 5 71.43
28 6 1 5 71.43
29 5 3 2 28.57
30 4 1 3 42.86

TINGKAT KESUKARAN
=================
Page 3
Validitas
Jumlah Subyek= 27
Butir Soal= 30
Nama berkas: E:\SKRIPSI REVISI\LAMPIRAN REVISI\LAMPIRAN 13\VALIDITAS .ANA
No Butir Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran
1 4 14.81 Sangat Sukar
2 14 51.85 Sedang
3 19 70.37 Sangat Mudah
4 16 59.26 Sedang
5 11 40.74 Sedang
6 18 66.67 Sedang
7 14 51.85 Sedang
8 16 59.26 Sedang
9 17 62.96 Sedang
10 22 81.48 Mudah
11 8 29.63 Sukar
12 21 77.78 Mudah
13 5 18.52 Sukar
14 11 40.74 Sedang
15 16 59.26 Sedang
16 21 77.78 Mudah
17 26 96.30 Sangat Mudah
18 17 62.96 Sedang
19 14 51.85 Sedang
20 23 85.19 Sangat Mudah
21 22 81.48 Mudah
22 9 33.33 Sedang
23 16 59.26 Sedang
24 18 66.67 Sedang
25 14 51.85 Sedang
26 15 55.56 Sedang
27 21 77.78 Mudah
28 19 70.37 Sangat Mudah
29 11 40.74 Sedang
30 9 33.33 Sedang

KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL


=================================

Jumlah Subyek= 27
Butir Soal= 30
Nama berkas: E:\SKRIPSI REVISI\LAMPIRAN REVISI\LAMPIRAN 13\VALIDITAS .ANA

No Butir Korelasi Signifikansi


1 -0.400 -
2 0.428 Signifikan
3 0.604 Sangat Signifikan
4 0.375 Signifikan
5 0.517 Sangat Signifikan
6 0.398 Signifikan
7 0.411 Signifikan
8 0.476 Sangat Signifikan
9 0.513 Sangat Signifikan
10 0.436 Signifikan
11 0.355 Signifikan
12 0.393 Signifikan
13 0.394 Signifikan
14 0.299 -
15 0.274 -
16 -0.303 -
17 0.188 -
18 0.427 Signifikan
19 0.428 Signifikan
20 0.400 Signifikan
21 0.351 Signifikan
Page 4
Validitas
22 0.181 -
23 0.173 -
24 0.363 Signifikan
25 0.477 Sangat Signifikan
26 0.176 -
27 0.553 Sangat Signifikan
28 0.459 Sangat Signifikan
29 0.164 -
30 0.199 -

Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:

df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01


10 0,576 0,708 60 0,250 0,325
15 0,482 0,606 70 0,233 0,302
20 0,423 0,549 80 0,217 0,283
25 0,381 0,496 90 0,205 0,267
30 0,349 0,449 100 0,195 0,254
40 0,304 0,393 125 0,174 0,228
50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.

KUALITAS PENGECOH
=================

Jumlah Subyek= 27
Butir Soal= 30
Nama berkas: E:\SKRIPSI REVISI\LAMPIRAN REVISI\LAMPIRAN 13\VALIDITAS .ANA

No Butir a b c d e *
1 5++ 4** 3+ 1-- 14--- 0
2 14** 5- 2+ 2+ 4++ 0
3 1- 2++ 19** 5--- 0-- 0
4 4+ 3++ 2+ 2+ 16** 0
5 7- 2- 7- 11** 0-- 0
6 3+ 18** 4-- 2++ 0-- 0
7 1- 6-- 14** 0-- 6-- 0
8 16** 4+ 3++ 4+ 0-- 0
9 1- 1- 17** 8--- 0-- 0
10 2- 0-- 1++ 2- 22** 0
11 13--- 2- 2- 8** 2- 0
12 21** 2+ 3-- 1+ 0-- 0
13 4+ 5** 17--- 0-- 1-- 0
14 11** 5++ 6+ 3+ 2- 0
15 16** 5-- 5-- 1- 0-- 0
16 21** 3-- 2+ 1+ 0-- 0
17 0-- 0-- 26** 1--- 0-- 0
18 17** 1- 5-- 4- 0-- 0
19 10--- 2+ 14** 1- 0-- 0
20 3--- 0-- 1++ 0-- 23** 0
21 2- 22** 2- 1++ 0-- 0
22 3+ 3+ 9** 9-- 3+ 0
23 6--- 1- 4+ 16** 0-- 0
24 2++ 1- 5--- 18** 1- 0
25 14** 13--- 0-- 0-- 0-- 0
26 3++ 2+ 7--- 15** 0-- 0
27 1+ 1+ 3-- 1+ 21** 0
28 3+ 2++ 19** 1- 2++ 0
29 3+ 4++ 7- 11** 2- 0
30 7- 9-- 9** 1-- 1-- 0

Keterangan:
Page 5
Validitas
** : Kunci Jawaban
++ : Sangat Baik
+ : Baik
- : Kurang Baik
-- : Buruk
---: Sangat Buruk

Page 6
Lampiran 14

PERHITUNGAN UJI NORMALITAS DATA HASIL PRETEST SISWA


KELAS KONTROL
Urutan data terkecil hingga data terbesar
35 35 35 35 40 40

40 40 40 45 45 45

50 50 50 50 50 50

55 55 55 60 60 60

60 60 65 70 70 70

Tabel skor hasil pretest kelas kontrol

No. X F X2 F.X F.X2


1 35 4 1225 140 4900
2 40 5 1600 200 8000
3 45 3 2025 135 6075
4 50 6 2500 300 15000
5 55 3 3025 165 9075
6 60 5 3600 300 18000
7 65 1 4225 65 4225
8 70 3 4900 210 14700
420 30 23100 1515 79975

Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi frekuensi adalah:

1. Menentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil.


Dalam hal ini data terbesar = 75 dan data terkecil = 35 , dengan menggunakan rumus :
R = Data terbesar – data terkecil
R = 70 – 35
R = 35
2. Menentukan banyaknya kelas interval yang diperlukan dengan menggunakan rumus:
K = 1 + 3.3 Log N
K = 1 + 3.3 Log 30
K = 1 + 3.3 Log (3 x 10)
K = 1 + 3.3 Log 3 + Log 10
K = 1 + 3.3 . 0,477 + 1
K = 1 + 3.3 .1.477
K = 1 + 4,874
K = 5,87 dibulatkan (6)
3. Menentukan panjangnya kelas interval (i), yaitu dengan menggunakan rumus:
I = rentng (R) / banyak kelas (K)
I = 35/ 6
I = 5,8 dibulatkan jadi (6)

Tabel distribusi frekuensi pretest kelas kontrol

No Interval Titik Batas Batas Frekuensi


Kelas Tengah Bawah Atas Absolut Relatif
1. 35-40 37.5 34.5 40.5 9 30%
2. 41-46 43.5 41.5 46.5 3 10%
3. 47-52 49.5 46.5 52.5 6 20%
4. 53-58 55.5 52.5 58.5 3 10%
5. 59-64 61.5 58.5 64.5 5 16.6%
6. 65-70 67.5 64.5 70.5 4 13.4%

4. Menentukan Mean (rata-rata), yaitu:


Mean (M) = Jumlah Seluruh data
Banyaknya Data
=1515/30 = 50.5
5. Menentukan median
Posisi median = (N+1)/2
Posisi median = (30+1)/2 = 15.5
Median = 50.5
6. Menentukan modus (nilai yang paling banyak muncul)
Mo = 50
7. Menentukan nilai standar deviasi (standar baku) yaitu :
SD = 10,9
Tabel Uji Normalitas Liliefors (Pretest) Kelas Kontrol

[F(Zi)-
No. Xi F Zn Zi Ztabel F(Zi) S(Zi) S(Zi)]
1 35 4 4 -1.42202 0.42 0.08 0.133333 -0.05333
2 40 5 9 -0.9633 0.33 0.17 0.3 -0.13
3 45 3 12 -0.50459 0.19 0.31 0.4 -0.09
4 50 6 18 -0.04587 0.01 0.49 0.6 -0.11
5 55 3 21 0.412844 0.15 0.65 0.7 -0.05
6 60 5 26 0.87156 0.3 0.8 0.866667 -0.066667
7 65 1 27 1.330275 0.4 0.9 0.9 0
8 70 3 30 1.788991 0.46 0.96 1 -0.04

SD=10,9 Lo = 0,00 X = 50.5


Ltabel = 0,16
Lo < Ltabel = 0,00 < 0,16
Kesimpulan : Populasi sampel berdistribusi normal
Lampiran 15

PERHITUNGAN UJI NORMALITAS DATA HASIL PRETEST SISWA


KELAS EKSPERIMEN

Urutan data terkecil hingga data terbesar


40 40 45 45 45 45
45 50 50 50 50 50
55 55 55 55 55 55
55 60 60 60 60 65
65 65 65 70 75 75

Tabel skor hasil pretest kelas eksperimen

No. X F X2 F.X F.X2


1 40 2 1600 80 3200
2 45 5 2025 225 10125
3 50 5 2500 250 12500
4 55 7 3025 385 21175
5 60 4 3600 240 14400
6 65 4 4225 260 16900
7 70 3 4900 210 14700
30 21875 1650 1650 93000
Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi frekuensi adalah:
1. Menentukan rentang yaitu data terbesar dikurangi data terkecil.
Dalam hal ini data terbesar =75 dan data terkecil = 40, dengan menggunakan rumus:
R = data terbesr – data terkecil
R = 70-40
R = 30
2. Menentukan banyaknya kelas interval yang diperlukan dengan menggunakan rumus:
K = 1 + 3.3 Log N
K = 1 + 3.3 Log 30
K = 1 + 3.3 Log (3 x 10)
K = 1 + 3.3 Log 3 + Log 10
K = 1 + 3.3 . 0,477 + 1
K = 1 + 3.3 .1.477
K = 1 + 4,874
K = 5,87 dibulatkan (6)
3. Menentukan panjangnya kelas interval (i), yaitu dengan menggunakan rumus:
I = rentang (R)/ banyaknya kelas (K)
I = 30/6
I=5
Tabel distribusi frekuensi pretest kelas eksperimen

No Interval Titik Batas Batas Frekuensi


Kelas Tengah Bawah Atas Absolut Relatif
1. 40-44 42 39.5 44.5 2 6.6%
2. 45-49 47 44.5 49.5 5 16.6%
3. 50-54 52 49.5 54.5 5 16.6%
4. 55-59 57 54.5 59.5 7 23.3%
5. 60-64 62 59.5 64.5 4 13.3%
6. 65-69 67 64.5 69.5 4 13.3%
7. 70-74 72 69.5 74.5 3 10%
4. Menentukan median (rata-rata)
Mean (M) = 55
5. Menentukan median
Posisi median = (N+1)/2
Posisi median = (30+1)/2 = 15,5
Median = 55.5
6. Menentukan modus (nilai paling banyak muncul) yaitu:
Mo = 55
7. Menentukan nilai standar deviasi (standar baku), yaitu:
SD = 8.8
Tabel Uji Normalitas Liliefors (Pretest) Kelas Eksperimen

No. Xi F Zn Zi Ztabel F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]


1 40 2 2 -1.70455 0.45 0.05 0.06667 -0.0166667
2 45 5 7 -1.13636 0.37 0.13 0.23333 -0.1033333
3 50 5 12 -0.56818 0.21 0.29 0.4 -0.11
4 55 7 19 0 0 0.5 0.63333 -0.1333333
5 60 4 23 0.568182 0.21 0.71 0.76667 -0.0566667
6 65 4 27 1.136364 0.37 0.87 0.9 -0.03
7 70 3 30 1.704545 0.45 0.95 1 -0.05

SD= 8,8 Lo = -0,01 X = 55

Ltabel = 0,16

Lo < Ltabel = -0,01 < 0,16

Kesimpulan : Populasi sampel berdistribusi normal


Lampiran 16

PERHITUNGAN UJI NORMALITAS DATA HASIL POSTTEST SISWA


KELAS KONTROL
Urutan data terkecil hingga data terbesar
50 60 60 60 60 60

60 60 65 65 65 65

70 70 70 70 70 70

75 75 75 80 80 80

80 85 85 85 85 90

Tabel skor hasil posttest kelas kontrol

No. X F X2 F.X F.X2


1 50 1 2500 50 2500
2 60 7 3600 420 25200
3 65 4 4225 260 16900
4 70 6 4900 420 29400
5 75 3 5625 225 16875
6 80 4 6400 320 25600
7 85 4 7225 340 28900
8 90 1 8100 90 8100
575 30 42575 2125 153475

Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi frekuensi adalah:

1. Menentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil.


Dalam hal ini data terbesar = 90 dan data terkecil = 55 , dengan menggunakan rumus :
R = Data terbesar – data terkecil
R = 90 – 50
R = 40
2. Menentukan banyaknya kelas interval yang diperlukan dengan menggunakan rumus:
K = 1 + 3.3 Log N
K = 1 + 3.3 Log 30
K = 1 + 3.3 Log (3 x 10)
K = 1 + 3.3 Log 3 + Log 10
K = 1 + 3.3 . 0,477 + 1
K = 1 + 3.3 .1.477
K = 1 + 4,874
K = 5,87 dibulatkan (6)
3. Menentukan panjangnya kelas interval (i), yaitu dengan menggunakan rumus:
I = rentng (R) / banyak kelas (K)
I = 40/ 6
I = 6,6 dibulatkan jadi (7)

Tabel distribusi frekuensi posttest kelas kontrol

No Interval Titik Batas Batas Frekuensi


Kelas Tengah Bawah Atas Absolut Relatif
1. 50-56 53 49.5 56.5 1 3.3%
2. 57-63 60 56.5 63.5 7 23.3%
3. 64-70 67 63.5 70.5 10 33.3%
4. 71-77 74 70.5 77.5 3 10%
5. 78-84 81 77.5 84.5 4 13.3%
6. 85-91 88 84.5 91.5 5 16.6%

4. Menentukan Mean (rata-rata), yaitu:


Mean (M) = Jumlah Seluruh data
Banyaknya Data
=2125/30 = 70,8
5. Menentukan median
Posisi median = (N+1)/2
Posisi median = (30+1)/2 = 15.5
Median = 70.5
6. Menentukan modus (nilai yang paling banyak muncul)
Mo = 60
7. Menentukan nilai standar deviasi (standar baku) yaitu :
SD = 10.09
Tabel Uji Normalitas Liliefors (Posttest) Kelas Kontrol

[F(Zi)-
No. Xi F Zn Zi Ztabel F(Zi) S(Zi) S(Zi)
1 50 1 1 -2.06145 0.48 0.02 0.033333 -0.01333
2 60 7 8 -1.07037 0.35 0.15 0.266667 -0.1166
3 65 4 12 -0.57483 0.21 0.29 0.4 -0.11
4 70 6 18 -0.07929 0.02 0.48 0.6 -0.12
5 75 3 21 0.416254 0.15 0.65 0.7 -0.05
6 80 4 25 0.911794 0.31 0.81 0.833333 -0.0233
7 85 4 29 1.407334 0.41 0.91 0.966667 -0.0566
8 90 1 30 1.902874 0.47 0.97 1 -0.03

SD= 10.09 Lo = -0.01 X = 70.8


Ltabel = 0,161
Lo < Ltabel = -0.01 < 0,161
Kesimpulan : Populasi sampel berdistribusi normal
Lampiran 17

PERHITUNGAN UJI NORMALITAS DATA HASIL POSTTEST SISWA


KELAS EKSPERIMEN
Urutan data terkecil hingga data terbesar
60 65 65 65 70 70

70 70 70 75 75 75

80 80 80 80 80 80

80 80 80 80 80 85

85 85 85 90 90 90

Tabel skor hasil posttest kelas eksperimen

No. X F X2 F.X F.X2


1 60 1 3600 60 3600
2 65 3 4225 195 12675
3 70 5 4900 350 24500
4 75 3 5625 225 16875
5 80 11 6400 880 70400
6 85 4 7225 340 28900
7 90 3 8100 270 24300
30 40075 2320 2320 181250

Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi frekuensi adalah:

1. Menentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil.


Dalam hal ini data terbesar = 95 dan data terkecil = 65 , dengan menggunakan rumus :
R = Data terbesar – data terkecil
R = 90 – 60
R = 30
2. Menentukan banyaknya kelas interval yang diperlukan dengan menggunakan rumus:
K = 1 + 3.3 Log N
K = 1 + 3.3 Log 30
K = 1 + 3.3 Log (3 x 10)
K = 1 + 3.3 Log 3 + Log 10
K = 1 + 3.3 . 0,477 + 1
K = 1 + 3.3 .1.477
K = 1 + 4,874
K = 5,87 dibulatkan (6)

3. Menentukan panjangnya kelas interval (i), yaitu dengan menggunakan rumus:


I = rentng (R) / banyak kelas (K)
I = 30/ 6
I=5

Tabel distribusi frekuensi posttest kelas eksperimen

No Interval Titik Batas Batas Frekuensi


Kelas Tengah Bawah Atas Absolut Relatif
1. 60-64 62 59.5 64.5 1 3.3%
2. 65-69 67 64.5 69.5 3 10%
3. 70-74 72 69.5 74.5 5 16.6%
4. 75-79 77 74.5 79.5 3 10%
5. 80-84 82 79.5 84.5 11 36.6%
6. 85-89 87 84.5 89.5 4 13.3%
7. 90-94 92 89.5 94.5 3 10%

4. Menentukan Mean (rata-rata), yaitu:


Mean (M) = Jumlah Seluruh data
Banyaknya Data
=2305/30 = 77,3
5. Menentukan median
Posisi median = (N+1)/2
Posisi median = (30+1)/2 = 15.5
Median = 80.5
6. Menentukan modus (nilai yang paling banyak muncul)
Mo = 80
7. Menentukan nilai standar deviasi (standar baku) yaitu :
SD = 7.95
Tabel Uji Normalitas Liliefors (Posttest) Kelas Eksperimen

[F(Zi)-
No. Xi F Zn Zi Ztabel F(Zi) S(Zi) S(Zi)
1 60 1 1 -2.176101 0.48 0.02 0.03333 -0.013333
2 65 3 4 -1.54717 0.43 0.07 0.13333 -0.063333
3 70 5 9 -0.918239 0.31 0.19 0.3 -0.11
4 75 3 12 -0.289308 0.11 0.39 0.4 -0.01
5 80 11 23 0.339623 0.12 0.62 0.76667 -0.146666
6 85 4 27 0.968553 0.33 0.33 0.9 -0.57
7 90 3 30 1.597484 0.44 0.44 1 -0.56

SD= 7.95 Lo = -0.01 X = 77.3

Ltabel = 0,161

Lo < Ltabel = -0.01 < 0,161

Kesimpulan : Populasi sampel berdistribusi normal


Lampiran 18

UJI HOMOGENITAS DATA

Pengujian Homogenitas di sini adalah mengenai sama tidaknya variansi-variansi dua


buah distribusi atau lebih.

Pengujian dilakukan dengan uji homogenitas dua varians. Rumus uji homogenitas
yang digunakan adalah uji fisher, dengan rumus :

Langkah-langkah penghitungan uji fisher sebagai berikut :

1. Merumuskan hipotesis
Ho = Variansi populasi homogen
Ha = Variansi populasi homogen
2. Jumlah sampel N = 60
3. Derajat kebebasan
Penyebut : dk2 = 30-1 = 29
Pembilang : dk1 = 30- 1 =29
4. Menentukan F table dk penyebut 29 dan dk pembilang 29 pada taraf signifikan a = 0,05
dari daftar tabel frekuensi F adalah 1.85
5. Menentukan F hitung yaitu varian terbesar dibagi varian terkecil

A. Homogenitas Pre- Test


Tabel Uji Homogenitas Pretest

Eksperimen Kontrol
N 30 30
X 55 53
S 8.8 10.9
S2 77.44 118.81

1 118.81
= = = 1.53
2 77.44

Karena Fhitung < Ftabel (1.53 < 1.85), maka Ho diterima yang berarti bahwa kedua sampel
memiliki variansi populasi yang homogen.
B. Homogenitas Post-Test

Tabel Uji Homogenitas Post-Test

Eksperimen Kontrol
N 30 30
X 77.3 70.8
S 7.95 10.09
S2 63.20 101.808

1 101.80
= = = 1.61
2 63.20

Karena Fhitung < Ftabel (1.61 < 1.85), maka Ho diterima yang berarti bahwa kedua sampel
memiliki variansi populasi yang homogen.
Lampiran 19

Data N-Gain Kelas Eksperimen

Nilai
No. Siswa N-gain
Pretes Postes
1 K1 55 80 0.555556
2 K2 65 85 0.571429
3 K3 65 85 0.571429
4 K4 65 80 0.428571
5 K5 60 80 0.5
6 K6 70 90 0.666667
7 K7 40 60 0.333333
8 K8 60 80 0.5
9 K9 45 65 0.363636
10 K10 55 70 0.333333
11 K11 50 65 0.3
12 K12 55 75 0.444444
13 K13 70 90 0.666667
14 K14 50 75 0.5
15 K15 50 65 0.3
16 K16 70 90 0.666667
17 K17 45 70 0.454545
18 K18 55 80 0.555556
19 K19 45 75 0.545455
20 K20 45 80 0.636364
21 K21 55 80 0.555556
22 K22 60 85 0.625
23 K23 50 80 0.6
24 K24 60 80 0.5
25 K25 45 70 0.454545
26 K26 55 80 0.555556
27 K27 65 85 0.571429
28 K28 55 80 0.555556
29 K29 50 70 0.4
30 K30 40 70 0.5
Rata-
rata 55 77.33333 0.507043
R 40 60 0.3
SD 8.808303 7.958224 0.107534
Lampiran 20
Data N-Gain Kelas Kontrol

Nilai
No. Siswa N-gain
Pretes Postes
1 K1 35 70 0.53846154
2 K2 50 70 0.4
3 K3 70 85 0.5
4 K4 70 90 0.66666667
5 K5 65 85 0.57142857
6 K6 60 85 0.625
7 K7 50 70 0.4
8 K8 55 70 0.33333333
9 K9 60 80 0.5
10 K10 60 80 0.5
11 K11 50 75 0.5
12 K12 40 60 0.33333333
13 K13 60 85 0.625
14 K14 40 65 0.41666667
15 K15 40 60 0.33333333
16 K16 60 80 0.5
17 K17 40 60 0.33333333
18 K18 45 60 0.27272727
19 K19 50 65 0.3
20 K20 55 75 0.44444444
21 K21 55 75 0.44444444
22 K22 70 80 0.33333333
23 K23 45 60 0.27272727
24 K24 50 70 0.4
25 K25 45 65 0.36363636
26 K26 35 65 0.46153846
27 K27 35 50 0.23076923
28 K28 35 60 0.38461538
29 K29 50 70 0.4
30 K30 40 60 0.33333333
Rata-
rata 50.5 70.83333 0.42393754
T 70 90 0.66666667
R 35 55 0.23076923
SD 10.93476 10.09296 0.11157294
Lampiran 21

UJI HIPOTESIS DATA PRETEST

Karena kedua data yang akan diuji perbedaanya bersifat normal dan homogen (lampiran),
maka uji t yang digunakan adalah:


=
1 1
+

Dimana :
X1 = rata-rata data kelompok A
X2 = rata-rata data kelompok B
dsg = nilai deviasi standar gabungan data kelompok A dan kelompok B
n1 = jumlah data kelompok A
n2 = jumlah data kelompok B

Kriteria penentuan uji t adalah:


a. Jika thitung > ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak
b. Jika thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak

Langkah-langkah menentukan nilai t hitung adalah sebagai berikut:


1. Menentukan nilai-nilai yang telah diketahui
Dari Nilai Pretest diperoleh:
X1 = 55
X2= 50.5
V1 = S12 = (8.8)2 = 77.44
V2 = S22 = (10.9)2 = 118.81
2. Menentukan deviasi standar gabungan (dsg) dengan rumus sebagai berikut:

(n 1)V + (n 1)V
=
n + n − 2

(30 − 1)77.44 + (30 − 1)118.81


=
30 + 30 − 2
√2245.76 + 3445.49
=
58
√5691.25
=
58
= √98.125
= 9.905
3. Menentukan nilai thitung berdasarkan rumus data yang diperoleh.


=
1 1
+

55 − 50.5
=
1 1
9.905 30 +
30

4.5
=
9.905√0.06

4.5
=
9.905 × 0.244

4.5
=
2.416

= 1.862

4. Menentukan nilai ttabel


Pada taraf signifikan 5% nilai t tabel = 2.042
Pada taraf signifikan 1% nilai t tabel = 2.750

5. Menguji Hipotesis
Karena baik pada taraf signifikan 1% dan 5% t hitung < ttabel ,maka Ho diterima dan Ho
diterima, maka Ha ditolak
6. Memberikan interpretasi
Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, pada taraf signifikan 1% dan 5% maka dapat
disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa kelas X B
dengan siswa kelas X C .
Lampiran 22

UJI HIPOTESIS DATA POSTTEST

Karena kedua data yang akan diuji perbedaanya bersifat normal dan homogen (lampiran),
maka uji t yang digunakan adalah:


=
1 1
+

Dimana :
X1 = rata-rata data kelompok A
X2 = rata-rata data kelompok B
dsg = nilai deviasi standar gabungan data kelompok A dan kelompok B
n1 = jumlah data kelompok A
n2 = jumlah data kelompok B

Kriteria penentuan uji t adalah:


c. Jika thitung > ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak
d. Jika thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak

Langkah-langkah menentukan nilai t hitung adalah sebagai berikut:


1. Menentukan nilai-nilai yang telah diketahui
Dari Nilai Posttest diperoleh:
X1 = 77.3
X2= 70.8
V1 = S12 = (7.95)2 = 63.20
V2 = S22 = (10.09)2 = 101.80
2. Menentukan deviasi standar gabungan (dsg) dengan rumus sebagai berikut:

(n 1)V + (n 1)V
=
n + n − 2

(30 − 1)63.20 + (30 − 1)101.80


=
30 + 30 − 2
√1832.8 + 2952.43
=
58
√4785.23
=
58
= √82.50
= 9.082
3. Menentukan nilai thitung berdasarkan rumus data yang diperoleh.


=
1 1
+

77.3 − 70.8
=
1 1
9.082 30 + 30

6.5
=
9.082√0.06

6.5
=
9.082 × 0.244

6.5
=
2.216

= 2.933

4. Menentukan nilai ttabel


Pada taraf signifikan 5% nilai t tabel = 2.042
Pada taraf signifikan 1% nilai t tabel = 2.750

5. Menguji Hipotesis
Karena baik pada taraf signifikan 1% dan 5% t hitung > ttabel ,maka Ho diterima dan Ho
ditolak, maka Ha diterima
6. Memberikan interpretasi
Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, pada taraf signifikan 1% dan 5% maka dapat
disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa kelas X B yang
menggunakan media elearning berbasis website dengan siswa kelas X C yang
menggunakan media powerpoint (konvensional)
Lampiran 23

UJI HIPOTESIS DATA N-GAIN

Karena kedua data yang akan diuji perbedaanya bersifat normal dan homogen (lampiran),
maka uji t yang digunakan adalah:


=
1 1
+

Dimana :
X1 = rata-rata data kelompok A
X2 = rata-rata data kelompok B
dsg = nilai deviasi standar gabungan data kelompok A dan kelompok B
n1 = jumlah data kelompok A
n2 = jumlah data kelompok B

Kriteria penentuan uji t adalah:


e. Jika thitung > ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak
f. Jika thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak

Langkah-langkah menentukan nilai t hitung adalah sebagai berikut:


1. Menentukan nilai-nilai yang telah diketahui
Dari Nilai N-Gain Kelas Eksperimen diperoleh:
X1 = 0.507
X2= 0.423
V1 = S12 = (0.107)2 = 0.01144
V2 = S22 = (0.111)2 = 0.01232
2. Menentukan deviasi standar gabungan (dsg) dengan rumus sebagai berikut:

(n 1)V + (n 1)V
=
n + n − 2

(30 − 1)0.01144 + (30 − 1)0.012321


=
30 + 30 − 2
√0.319 + 0.357
=
58
√0.676
=
58
= √0.011655
= 0.107
3. Menentukan nilai thitung berdasarkan rumus data yang diperoleh.


=
1 1
+

0.507 − 0.386
=
1 1
0.107 30 +
30

0.121
=
0.107√0.06

0.121
=
0.107 × 0.244

0.121
=
0.0261

= 4.636

4. Menentukan nilai ttabel


Pada taraf signifikan 5% nilai t tabel = 2.042
Pada taraf signifikan 1% nilai t tabel = 2.750

5. Menguji Hipotesis
Karena baik pada taraf signifikan 1% dan 5% t hitung > ttabel ,maka Ho diterima dan Ho
ditolak, maka Ha diterima
6. Memberikan interpretasi
Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, pada taraf signifikan 1% dan 5% maka dapat
disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa kelas X B yang
menggunakan media elearnin berbasis website dengan siswa kelas X C yang
menggunakan media powerpoint (konvensional)
Lampiran 24

Angket

Nama:

Hari/Tanggal

Petunjuk Pengisian angket

1. Tulisalah nama di tempat yang sudah disediakan


2. Berilah tanda cheklist (√) pada salah satu jawaban yang telah disediakan
3. Kerjakan setiap nomor jangan sampai ada yang terlewati.
4. Atas bantuan dan perhatianya, saya sampaikan terima kasih.
Keterangan : (SS )= Sangat Setuju,( S) = Setuju, (N) = Netral, (TS) = Tidak Setuju,
(STS) = Sangat tidak Setuju

No. Pernyataan SS S N TS STS


1. Kamu menyukai pembelajaran
dengan menggunkan media E-
learning berbasis website
2. Kamu pernah belajar dengan
bantuan E-learning berbasis website
3. Kamu menyukai gambar/foto,video
yang ditampilkan di website
tutwurihandayani.com
4. Kamu menyukai penjelasan / bahasa
yang ditampilkan di website
5. Kamu menyukai contoh-contoh dan
tulisan-tulisan yang ada di website
6. Penggunaan E-Learning cocok
untuk diterapkan pada pelajaran
sosiologi materi interaksi sosial
7. Penyajian materi, video,diskusi
online, tes online membuatmu lebih
tertarik belajar sosiologi materi
interaksi sosial
8. Belajar menggunakan E-Learning
membantu dalam memahami
pelajaran sosiologi materi interaksi
sosial
9. Belajar dengan E-Learning
mempermudah kamu dalam belajar
pada pelajaran sosiologi materi
interaksi sosial
10. Penggunaan E-Learning sangat
efektif untuk meningkatkan hasil
belajar pada pelajaran sosiologi
materi interaksi sosial

11. Kamu tidak menyukai pembelajaran


dengan menggunakan media website

12. Kamu tidak pernah belajar


menggunakan website disekolah

13. Kamu tidak menyukai


gambar/foto,video yang ditampilkan
di website tutwurihandayani.com

14. Kamu tidak menyukai


penjelasan/bahasa yang ditampilkan
di website
15. Kamu tidak menyukai contoh-
contoh dan tulisan-tulisan yang
ditampilkan di website
16. Penggunaan E-Learning tidak cocok
untuk diterapkan pada pelajaran
sosiologi materi interaksi sosial

17. Penyajian materi, video,diskusi


online, tes online tidak membuat
kamu lebih tertarik belajar sosiologi
materi interaksi sosial

18. Belajar menggunakan E-Learning


tidak membantu dalam memahami
pelajaran sosiologi materi interaksi
sosial

19. Belajar dengan E-Learning tidak


mempermudah kamu dalam belajar
pada pelajaran sosiologi materi
interaksi sosial

20. Penggunaan E-Learning tidak


efektif untuk meningkatkan hasil
belajar pada pelajaran sosiologi
materi interaksi sosial
Lampiran 25

Angket

Nama:

Hari/Tanggal

Petunjuk Pengisian angket

1. Tulisalah nama di tempat yang sudah disediakan


2. Berilah tanda cheklist (√) pada salah satu jawaban yang telah disediakan
3. Kerjakan setiap nomor jangan sampai ada yang terlewati.
4. Atas bantuan dan perhatianya, saya sampaikan terima kasih.
Keterangan : (SS )= Sangat Setuju,( S) = Setuju, (N) = Netral, (TS) = Tidak Setuju,
(STS) = Sangat tidak Setuju

No. Pernyataan SS S N TS STS


1. Kamu menyukai pembelajaran
dengan menggunkan media
Powerpoint
2. Kamu pernah belajar dengan bantuan
Media Powerpoint
3. Kamu menyukai gambar/foto,video
yang ditampilkan slide Powerpoint
4. Kamu menyukai penjelasan / bahasa
yang ditampilkan di slide powerpoint
5. Kamu menyukai contoh-contoh dan
tulisan-tulisan yang ada di media
powerpoint
6. Penggunaan Media Powerpoint cocok
untuk diterapkan pada pelajaran
sosiologi materi interaksi sosial
7. Penyajian materi, dengan slide-slide
powerpoint membuatmu lebih tertarik
belajar sosiologi materi interaksi
sosial
8. Belajar menggunakan Powerpoint
membantu dalam memahami
pelajaran sosiologi materi interaksi
sosial
9. Belajar dengan Powerpoint
mempermudah kamu dalam belajar
pada pelajaran sosiologi materi
interaksi sosial
10. Penggunaan Powerpoint sangat
efektif untuk meningkatkan hasil
belajar pada pelajaran sosiologi
materi interaksi sosial

11. Kamu tidak menyukai pembelajaran


dengan menggunakan media
Powerpoint
12. Kamu tidak pernah belajar
menggunakan Powerpoint disekolah

13. Kamu tidak menyukai


gambar/foto,video yang ditampilkan
di slide Powerpoint

14. Kamu tidak menyukai


penjelasan/bahasa yang ditampilkan
di website
15. Kamu tidak menyukai contoh-contoh
dan tulisan-tulisan yang ditampilkan
di slide Powerpoint
16. Penggunaan slide Powerpoint tidak
cocok untuk diterapkan pada
pelajaran sosiologi materi interaksi
sosial
17. Penyajian materi,dengan slide
Powerpoint tidak membuat kamu
lebih tertarik belajar sosiologi materi
interaksi sosial

18. Belajar menggunakan slide


Powerpoint tidak membantu dalam
memahami pelajaran sosiologi materi
interaksi sosial

19. Belajar dengan slide Powerpoint


tidak mempermudah kamu dalam
belajar pada pelajaran sosiologi
materi interaksi sosial

20. Penggunaan slide Powerpoint tidak


efektif untuk meningkatkan hasil
belajar pada pelajaran sosiologi
materi interaksi sosial
Lampiran 26

Skala pernyataan positif pada skala Likert untuk siswa kelas XC


Jawaban Skala dari setiap nomor pernyataan
Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
K1 SS S S SS S S S S S S
K2 SS S S S S S S S S S
K3 S S S S S S S S S S
K4 S TS S SS S S S S S S
K5 S TS S SS S S S S S S
K6 S TS S SS S S S S S S
K7 S S SS SS SS S S S S S
K8 SS S SS SS SS SS S S S S
K9 SS S SS SS SS SS S S S S
K10 SS S SS SS SS SS S S S S
K11 S S SS SS SS SS S S S S
K12 S TS S SS SS SS S S S S
K13 S TS S SS SS SS S S S S
K14 S TS S SS SS SS S S S S
K15 SS S S S SS SS S S S S
K16 SS TS S S SS SS S S S S
K17 SS TS SS S SS SS S S S S
K18 SS TS SS S SS SS S S S S
K19 SS TS SS S SS SS S SS S S
K20 SS TS SS S SS SS S SS S SS
K21 SS S SS SS SS SS S SS S SS
K22 SS S SS SS SS SS S SS S SS
K23 SS S SS S SS S S SS S SS
K24 SS S SS S SS S S SS S SS
K25 SS S SS S S S S SS S SS
K26 SS S S S S S S SS S SS
K27 SS S S S S S S SS S SS
K28 S S S S S S S SS S SS
K29 S S S SS S S S SS S SS
K30 S S S SS S S S SS S SS
Skala pernyataan negatif pada skala Likert untuk siswa kelas XC
Siswa Jawaban Skala dari setiap nomor pernyataan
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
K1 STS S STS STS STS TS STS TS STS TS
K2 STS S STS STS STS TS STS TS STS TS
K3 STS S STS STS STS TS STS TS STS TS
K4 STS S STS STS STS TS STS TS STS TS
K5 STS S STS STS STS TS STS TS STS TS
K6 STS S STS STS STS TS STS TS STS TS
K7 STS S STS STS STS TS STS TS STS TS
K8 STS S STS STS STS TS STS TS STS TS
K9 STS S STS STS STS TS STS TS STS TS
K10 STS S STS STS STS TS TS TS STS TS
K11 STS S STS STS STS TS TS TS STS TS
K12 STS S STS STS STS TS TS TS STS TS
K13 STS S STS STS TS TS TS TS STS TS
K14 STS S STS STS TS TS TS TS STS TS
K15 STS S STS STS TS TS TS TS STS TS
K16 STS S STS STS TS TS TS TS STS TS
K17 STS S STS STS TS TS TS TS STS TS
K18 STS S STS STS TS TS TS TS STS TS
K19 STS S STS STS TS TS TS TS STS TS
K20 STS S STS STS TS TS TS TS STS TS
K21 STS S TS STS TS TS TS TS STS TS
K22 STS S TS STS TS TS TS TS STS TS
K23 STS S TS STS TS TS TS TS STS TS
K24 STS S TS STS TS TS TS TS STS TS
K25 STS S STS STS TS TS TS TS STS TS
K26 STS S STS STS TS TS TS STS TS TS
K27 STS S STS STS TS STS TS STS TS TS
K28 STS S STS STS TS STS TS STS TS TS
K29 STS S STS STS TS STS TS STS TS TS
K30 STS S STS STS TS TS TS STS TS TS

Keterangan

Pernyataan 1-10 = Pernyataan positif

Pernyataan 11-20 = Pernyataan negative


Keterangan pernyataan positif dan negatif pada skala likert siswa kelas
XC
Kategori
No Pernyataan
SS S N TS STS
1 Pernyataan Positif 102 168 0 11 0
2 pernyataan Negatif 0 30 0 130 140

a. Hasil rekapitulasi skala pernyataan positif dari 30 siswa kelas XC


Yang menjawab SS x 5 102 x 5 = 510
Yang menjawab S x 4 168 x 4 = 672
Yang menjawab N x 3 0x3= 0
Yang menjawab TS x 2 11 x 2 = 22
Yang menjawab STS x 1 0x1= 0
Jumlah 1204
Jumlah skor tertinggi = 300 x 5 = 1500
80.2% tergolong sangat
baik

a. Hasil rekapitulasi skala pernyataan negatif dari 30 siswa kelas XC


Yang menjawab SS x 5 0x1= 0
Yang menjawab S x 4 30 x 2 = 60
Yang menjawab N x 3 0x3= 0
Yang menjawab TS x 2 130 x 4 = 520
Yang menjawab STS x 1 140 x 5 = 700
Jumlah 1280
Jumlah skor tertinggi = 300 x 5 = 1500
85.3% tergolong sangat baik
Lampiran 27

Skala pernyataan positif pada skala Likert untuk siswa kelas XB


Jawaban Skala dari setiap nomor pernyataan
Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
K1 SS TS SS SS SS SS SS S S S
K2 SS TS SS SS S SS SS S S S
K3 SS TS SS SS S SS SS S S S
K4 SS TS SS SS S S SS S S S
K5 SS TS SS SS S S SS S S S
K6 SS S SS SS S SS S S S S
K7 SS S SS S SS SS S S S S
K8 SS TS SS SS SS SS SS S S S
K9 SS TS SS SS SS SS SS S S S
K10 SS TS SS SS SS SS SS S S S
K11 SS TS SS SS SS SS SS S S S
K12 SS TS SS SS SS SS SS S S S
K13 SS TS SS SS SS SS SS S S S
K14 SS TS SS SS SS SS SS S S S
K15 SS S SS SS SS SS SS S S S
K16 SS TS SS SS SS SS SS S S S
K17 SS TS SS SS SS SS SS S S S
K18 SS TS SS SS SS SS SS S S S
K19 SS TS SS SS SS SS SS S S S
K20 SS TS S SS SS SS SS S S S
K21 SS TS SS SS SS SS SS S S S
K22 SS TS SS SS SS SS SS S S S
K23 SS S S SS SS SS SS S S S
K24 SS S SS SS SS SS SS S S S
K25 SS S SS SS SS SS SS S S S
K26 SS TS SS SS SS SS SS S S S
K27 SS S SS SS SS SS SS S S S
K28 SS S SS SS SS SS SS S S S
K29 SS TS S SS SS SS SS S S S
K30 SS TS SS SS SS SS SS S S S
Skala pernyataan negatif pada skala Likert untuk siswa kelas XB
Siswa Jawaban Skala dari setiap nomor pernyataan
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
K1 STS S STS STS STS TS TS TS TS TS
K2 STS S STS STS STS TS STS TS STS TS
K3 STS S STS STS STS TS STS TS STS TS
K4 STS S STS STS STS TS STS TS STS TS
K5 STS S STS STS STS TS STS TS STS TS
K6 STS S STS STS STS TS STS TS STS TS
K7 STS S STS STS STS TS STS TS STS TS
K8 STS S STS STS STS TS STS TS STS TS
K9 STS S STS STS STS TS STS TS STS TS
K10 STS S STS STS STS TS TS TS STS TS
K11 STS S STS STS STS TS TS TS STS TS
K12 STS S STS STS STS TS TS TS STS TS
K13 STS S STS STS STS TS TS TS STS TS
K14 STS S STS STS STS TS TS TS STS TS
K15 STS S STS STS STS TS TS TS STS TS
K16 STS S STS STS STS TS TS TS STS TS
K17 STS S STS STS STS TS TS TS STS TS
K18 STS S STS STS TS TS TS TS STS TS
K19 STS S STS STS TS TS TS TS STS TS
K20 TS S STS STS TS TS TS TS STS TS
K21 TS S TS STS TS TS TS STS TS TS
K22 TS S TS STS TS TS TS STS TS TS
K23 TS S TS STS TS TS TS STS TS TS
K24 TS S TS STS TS TS TS STS TS TS
K25 TS S TS STS TS TS TS STS TS TS
K26 TS S TS STS TS TS TS STS TS TS
K27 TS S TS STS TS STS TS STS TS TS
K28 TS S TS STS TS STS TS STS TS TS
K29 TS S TS STS TS STS TS STS TS TS
K30 TS S TS STS TS TS TS STS TS TS

Keterangan

Pernyataan 1-10 = Pernyataan positif

Pernyataan 11-20 = Pernyataan negative


Keterangan pernyataan positif dan negatif pada skala likert siswa kelas XB
Kategori
No Pernyataan
SS S N TS STS
1 Pernyataan Positif 167 111 0 22 0
2 pernyataan Negatif 0 30 0 145 117

a. Hasil rekapitulasi skala pernyataan positif dari 30 siswa kelas XB


Yang menjawab SS x 5 167 x 5 = 835
Yang menjawab S x 4 111 x 4 = 444
Yang menjawab N x 3 0x3= 0
Yang menjawab TS x 2 22 x 2 = 44
Yang menjawab STS x 1 0x1= 0
Jumlah 1323
Jumlah skor tertinggi = 300 x 5 = 1500
88.2% tergolong sangat
baik

a. Hasil rekapitulasi skala pernyataan negatif dari 30 siswa kelas XB


Yang menjawab SS x 5 0x1= 0
Yang menjawab S x 4 30 x 2 = 60
Yang menjawab N x 3 0x3= 0
Yang menjawab TS x 2 145 x 4 = 580
Yang menjawab STS x 1 117 x 5 = 585
Jumlah 1225
Jumlah skor tertinggi = 300 x 5 = 1500
81.6% tergolong baik
Lampiran 28

DOKUMENTASI PENELITIAN

MA PEMBANGUNAN UIN JAKARTA

You might also like