You are on page 1of 8

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 6, Nomor 6, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN FISIK RUMAH DENGAN


KEJADIAN PNEUMONIA PADA ANAK BALITA
DI KECAMATAN PACITAN KABUPATEN PACITAN

Delima Kurnia Sari, Mursid Rahardjo, Tri Joko


Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email :delimakurniasari1@gmail.com

Abstract : During the last 3 years the incidence of pneumonia in Pacitan District
fluctuated. The highest pneumonia incidence in 2017 was in Pacitan subdistrict
with 146 cases with incident rate in 2017 was 38 per 1000 children. This study
aimed to analyze the physical environmental of house factors associated with
pneumonia in under-five children in Pacitan district. This research used
observational analytic study with case control design. Samples in this research
were 80 children aged 12-59 months consisting of 40 case groups and 40
control group with age and sex of the children matching. Analysis of data using
chi square test and Odds Ratio (OR). The result showed the majority of
respondents' houses had wall types, occupancy density, proportion of house
ventilation that fulfilled the requirements. Respondent's house has a range of
room temperature ranging from 26.3 ºC -32.8 ºC and room humidity level 47.5% -
77%. There were 4 related variables from 9 variabels such as the presence of
family members who smoked (p-value=0,035; OR=3,116; 95%CI=1,184-8,200),
use of mosquito coils (p-value=0,034; OR=9,750; 95%CI=1,158-82,108), type of
floor (p-value=0,042; OR=3,400; 95%CI=1,156-9,996) and lighting intensity (p-
value=0,001; OR=7,364; 95%CI=2,204-24,602). It can be concluded that there is
a relationship between condition of physical environment at home with
pneumonia in children under five years in Pacitan district.

Keyword : Pneumonia, Physical Environment of House, Pacitan

PENDAHULUAN
Penyakit infeksi saluran hari dan 922.000 per tahunnya.2
pernapasan akut (ISPA) bisa terjadi Pneumonia menjadi pembunuh
pada setiap bagian sistem nomer satu di dunia di antara
pernapasan mulai dari telinga penyakit infeksi lainnya seperti diare
tengah, hidung hingga paru. yang menyebabkan 526.000
Pneumonia merupakan infeksi kematian pada anak, sepsis 413.000
jaringan paru-paru (alveoli) yang kematian, malaria 306.000 kematian
bersifat akut.1 Pada tahun 2015 dan HIV/AIDS 87.000 kematian. 3
pneumonia menyebabkan 16% Pada tahun 2016 pneumonia
kematian balita di seluruh dunia menewaskan sekitar 880.000 anak
dengan penderita terbanyak berada di seluruh dunia dengan sebagian
di wilayah Asia Selatan dan Afrika besar korban adalah anak dengan
Sub Sahara. 1 dari 6 kematian anak usia kurang dari 2 tahun.
disebabkan oleh pneumonia dengan Kecamatan Pacitan menjadi
100 kematian per jamnya, 2500 per kecamatan dengan jumlah kasus

61
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 6, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

pneumonia terbanyak di tahun 2017 studi kasus kontrol (case control)


di Kabupaten. Kasus pneumonia di yang menyangkut bagaimana
Kecamatan Pacitan terbagi di dua faktor-risiko dipelajari dan dicari
wilayah puskesmas yaitu di wilayah dengan menggunakan pendekatan
kerja Puskesmas Pacitan yang pada retrospective. Teknik pengambilan
tahun 2017 dengan 115 kasus. dan sampling yang digunakan adalah
di wilayah kerja Puskesmas teknik purposive sampling. Populasi
Tanjungsari di tahun 2017 sebanyak kasus dalam penelitian ini adalah
31 kasus. Secara akumulatif anak balita usia 12-59 bulan
Kecamatan Pacitan masih menjadi penderita pneumonia dan berobat di
Kecamatan dengan tingkat kasus Puskesmas Pacitan dan Puskesmas
pneumonia terbesar di tahun 2017 Tanjungsari Pacitan pada tahun
dengan 146 kasus pneumonia sejumlah 146 balita. Jumlah sampel
dengan incident rate (IR) sebesar 38 subjek berdasarkan perhitungan
per 1000 balita diatas Kecamatan rumus minimal adalah 80 sampel
Tulakan dengan 134 kasus dan terbagi 40 balita kelompok kasus
Kecamatan Ngadirojo dengan 128 dan 40 balita kelompok kontrol.
kasus Data primer dalam penelitian
Keberadaan rumah sehat ini diperoleh dari hasil wawancara
menjadi faktor penting yang bisa langsung kepada responden
langsung berhubungan dengan berdasarkan pedoman wawancara,
lingkungan masyarakat itu tinggal. observasi dan melakukan
Kondisi rumah yang buruk bisa pengukuran pada lingkungan fisik
memudahkan terjadinya penularan rumah.
penyakit pneumonia. Kondisi Analisis bivariat yang
lingkungan fisik seperti keberadaan dilakukan dalam penelitian ini
anggota keluarga yang merokok, menggunakan analisis chi square
penggunaan obat nyamuk bakar, dengan tingkat kepercayaan 95%
kepadatan hunian, luas ventilasi, untuk menguji hubungan dalam
jenis lantai, jenis dinding, intensitas setiap variabel kondisi lingkungan
pencahayaan, suhu rumah dan fisik rumah yang meliputi kepadatan
kelembaban rumah bisa hunian rumah, penggunaan obat
mempengaruhi kejadian nyamuk bakar,keberadaan anggota
pneumonia.4 keluarga yang merokok, jenis lantai,
jenis dinding, suhu rumah,
METODE PENELITIAN kelembaban rumah, luas ventilasi
Penelitian ini menggunakan dan intensitas pencahayaan.
jenis penelitian analitik
observasional dengan desain
penelitian yang digunakan adalah
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Analisis Hubungan Kondisi Lingkungan Fisik Rumah Dengan Kejadian
Pneumonia Pada Balita
No Variabel Bebas OR CI 95% Nilai p Keterangan
1 Penggunaan obat 1,158-82,108 0,034 Signifikan
9,750
nyamuk bakar
2 Keberadaan 1,184-8,200 0,035 Signifikan
anggota keluarga 3,116
yang merokok
3 Kepadatan hunian 8,273 0,968-70,734 0,062 Tidak

62
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 6, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

signifikan
4 Jenis lantai 3,400 1,156-9,996 0,042 Signifikan
5 Jenis dinding 6,882 0,789-60,060 0,113 Tidak
signifikan
6 Intensitas 7,364 2,204-24,602 0,001 Signifikan
pencahayaan
7 Luas ventilasi 1,138 0,420-3,084 1,000 Tidak
signifikan
8 Suhu rumah 1,179, 0,383-3,630 1,000 Tidak
signifikan
9 Kelembaban 2,053 0,179-23,589 1,000 Tidak
rumah signifikan

1. Penggunaan Obat Nyamuk Bakar Menurut Chen et al (2008)


Berdasarkan hasil uji chi menyatakan bahwa pembakaran
square menunjukkan ada hubungan obat nyamuk akan menyebabkan
yang signifikan antara penggunaan kanker paru-paru karena obat
obat nyamuk bakar dengan kejadian nyamuk bakar akan melepaskan
pneumonia pada balita (p sejumlah materi partikulat dan
value=0,034), Nilai Odds Rasio formaldehid.6
(OR)=9,750; CI 95%=1,158-82,108, 2. Keberadaan Anggota Keluarga
dapat diintrepetasikan bahwa balita Yang Merokok
yang menggunakan obat nyamuk Berdasarkan hasil uji chi
bakar memiliki risiko 9,750 kali lebih square menunjukkan ada hubungan
besar menderita pneumonia yang signifikan antara keberadaan
dibandingkan dengan balita yang anggota keluarga yang merokok
tidak menggunakan obat nyamuk dengan kejadian pneumonia pada
bakar. balita (p value=0,035).
Obat nyamuk bakar Nilai Odds Ratio (OR)
menghasilkan asap yang diperoleh 3,116; 95%CI=1,184-
mengandung carbonil compound 8,200. Dapat diintrepetasikan bahwa
(formaldehide dan acetaldehyde) balita yang tinggal dirumah dengan
yang bersifat karsinogenik. Selain itu anggota keluarga yang merokok
asap obat nyamuk juga bersifat iritan akan berisiko 3,116 kali menderita
yang menyebabkan iritasi saluran pneumonia dibandingkan balita yang
pernafasan. tinggal di rumah dengan ada
Paparan melalui pernapasan anggota keluarga yang tidak
sangat berbahaya dikarenakan merokok
partikel-partikel bahan aktif dapat Menurut Permenkes No
dengan cepat diserap oleh paru-paru 1077/Menkes/Per/V/2011 menyata -
menuju peredaran darah sehingga kan bahwa asap rokok masuk ke
menyebabkan kerusakan serius dalam sumber pencemar kimia yang
pada hidung, tenggorokan dan mempengaruhi kualitas udara. Bayi
jaringan paru-paru apabila di hirup dan anak-anak dengan orang tua
dalam jumlah yang cukup dan dalam perokok mempunyai risiko lebih
jangka waktu yang lama. Asap yang besar terkena gangguan saluran
berasal dari pembakaran obat pernapasan dengan gejala sesak
nyamuk merupakan salah satu napas, batuk dan lendir berlebihan.7
sumber dari pembentukan senyawa Asap rokok memiliki efek
radikal bebas.5 samping lebih buruk dibandingkan

63
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 6, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

dengan asap lainnya karena bisa 4. Jenis Lantai


menyebabkan iritasi mukosa saluran Berdasarkan hasil uji chi
pernafasan dan menimbulkan ISPA. square menunjukkan bahwa ada
Radikal bebas yang terdapat pada hubungan yang signifikan antara
asap rokok bisa merusak jaringan jenis lantai dengan kejadian
paru. pneumonia pada balita dengan p
Menurut Sugihartono di value = 0,042.
wilayah kerja Puskesmas Sidorejo Nilai Odds Ratio (OR)=
(2012) yang menyatakan balita yang 3,400; 95% CI =1,156-9,996. Dapat
tinggal di rumah dengan anggota diintrepetasikan bahwa balita yang
keluarga yang merokok memiliki tinggal dirumah dengan jenis lantai
risiko 5,743 kali lebih besar yang tidak memenuhi syarat akan
dibandingkan dengan balita yang berisiko 3,400 kali menderita
tinggal dirumah dengan anggota pneumonia dibandingkan balita yang
keluarga yang tidak merokok.8 tinggal di rumah dengan jenis lantai
3. Kepadatan Hunian Rumah yang memenuhi syarat.
Hasil uji chi square Hubungan jenis lantai bersifat
menunjukkan bahwa kepadatan tidak langsung. Jenis lantai yang
hunian tidak memiliki hubungan tidak kedap air menimbulkan
yang signifikan dengan kejadian kelembaban dan menyebabkan
pneumonia pada balita dengan p lantai rumah berdebu .Debu tersebut
value = 0,062 (p>0,05). akan menyebabkan balita mengala
Nilai Odds Ratio (OR) mi kesulitan bernafas karena dapat
diperoleh 8,273; 95%CI=0,968- masuk kedalam saluran per-
70,734. Dapat diintrepetasikan nafasan.10 Bakteri yang sering
bahwa kepadatan hunian yang tidak ditemukan antara lain Streptococcus
memenuhi syarat yang dianggap pneumoniae, Staphylococcus
faktor risiko cenderung belum cukup aureus, Haemophulus influenza dan
bukti untuk dinyatakan sebagai Streptococcus pyogene. Sekret
faktor risiko kejadian pneumonia. berupa dahak dan lendir dapat
Menurut Nurjazuli dan keluar melalui hidung, tenggorakan
Widyaningtyas (2006) menyatakan dan mulut bersamaan dengan
bahwa kondisi fisik bangunan salah droplet saat batuk maupun bersin.
satunya kepadatan hunian erat Sekret tersebut nantinya akan jatuh
kaitannya dengan penularan ke lantai, menempel atau bercampur
penyakit. Bila penghuni terlalu padat di udara. Bakteri yang tercampur di
dan terdapat penghuni yang sakit, udara inilah yang akan terhirup saat
maka akan memepercepat transmisi bernafas dan menginfeksi anggota
atau penularan penyakit.9 Semakin keluarga.
banyak jumlah penghuni akan 5. Jenis Dinding
mempercepat terjadinya penurunan Hasil uji statistik chi square
kualitas udara dalam ruang akibat menunjukkan bahwa jenis dinding
kadar oksigen yang menurun dan rumah tidak mempunyai hubungan
CO2 yang meningkat. Dampak yang signifikan dengan kejadian
peningkatan CO2 ruangan adalah pneumonia pada balita. Hal ini
terjadinya penurunan kualitas udara ditunjukkan dengan p value=0,113.
yang akan memungkinkan kuman Nilai Odds Ratio (OR)
untuk berkembang biak lebih cepat. =36,882; 95%Cl =0,789-60,060.
Dapat diintrepetasikan bahwa jenis
dinding yang tidak memenuhi syarat

64
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 6, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

yang di anggap faktor risiko Cahaya yang masuk kedalam


cenderung belum cukup bukti untuk ruangan dapat merusak sel
dinyatakan sebagai faktor risiko mikroorganisme yang tidak
kejadian pneumonia. berklorofil. Sinar UV dapat men-
Sesuai dengan Permenkes jadikan DNA mikroba menjadi steril
RI No 829 tahun 1999 menyatakan akibat sinar UV yang merusak DNA
dinding rumah harus memenuhi mikroba tersebut. Bakteri Strepto-
syarat secara fisik dan biologis. coccus pneumoniae sangat sensitif
Jenis dinding yang tidak permanen terhadap cahaya matahari.
yang terbuat dari bahan yang mudah 7. Luas Ventilasi
rontok menyebabkan adanya Berdasarkan hasil uji chi
debu,kotoran atau partikel. Keadaan square menunjukkan bahwa luas
berdebu ini dapat menjadi trigger ventilasi tidak berhubungan secara
(pemicu) yang menyebabkan iritasi signifikan dengan kejadian
saluran pernafasan apabila terhirup. pneumonia pada balita dengan p
Dinding yang kedap air berfungsi value=1,000.
untuk mencegah adanya rising damp Nilai Odds Ratio (OR)=
yaitu naiknya kelembaban dari tanah 1,138; 95%CI= 0,420-3,084. Dapat
dan bisa menjadi faktor penyebab diintrepetasikan bahwa balita yang
peningkatan kelembaban dalam tinggal dirumah dengan luas
rumah. Kelembaban yang tinggi ventilasi yang tidak memenuhi syarat
akan menjadi prakondisi yang dianggap faktor risiko
berkembangnya bakteri patogen cenderung belum cukup bukti untuk
yang dapat menimbulkan penyakit. dinyatakan sebagai faktor risiko
6. Intensitas Pencahayaan kejadian pneumonia
Berdasarkan hasil uji chi Ventilasi yang kurang akan
square menunjukkan bahwa ada memberikan pengaruh yang buruk
hubungan yang signifikan antara pada ketersediaan oksigen. Oksigen
intensitas pencahayaan dengan akan berkurang, karbon dioksida
kejadian pneumonia pada balita akan bertambah sehingga
dengan p value=0,001. menimbulkan kondisi ruangan yang
Nilai Odds Ratio(OR) =7,364; bau pengap, suhu udara ruangan
95% CI= 2,204-24,602. Dapat di naik dan kelembaban bertambah.
intrepetasikan bahwa balita yang Jika udara kurang mengandung uap
tinggal dirumah dengan intensitas air, maka udara akan bersifat kering
pencahayaan yang tidak memenuhi dan apabila udara banyak
syarat akan berisiko 7,364 kali mengandung uap air akan menjadi
menderita pneumonia dibandingkan udara basah dan jika terhirup bisa
balita yang tinggal di rumah dengan mengganggu fungsi paru. 9 Peran
intensitas pencahaan yang kelembaban ini merupakan suatu
memenuhi syarat media berkembangnya bakteri-
Rumah yang sehat bakteri patogen penyebab penyakit
11
memerlukan cahaya alami yang
mengandung sinar ultraviolet. Sinar 8. Suhu Rumah
ultraviolet memiliki panjang Berdasarkan hasil uji chi
gelombang < 290 nm. Pada panjang square menunjukkan tidak ada
gelombang 253,7 nm bisa mem- hubungan yang signifikan antara
bunuh kuman, bakteri, virus dan suhu rumah dengan kejadian
jamur yang bisa menyebabkan pneumonia pada balita dengan p
berbagai gangguan kesehatan. value=1,000.

65
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 6, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Nilai Odds Ratio (OR) Dapat diintrepetasikan bahwa balita


diperoleh 1,179; 95%CI =0,383- yang tinggal dirumah dengan
3,630. Dapat diintrepetasikan bahwa kelembaban rumah yang tidak
balita yang tinggal dirumah dengan memenuhi syarat yang dianggap
suhu rumah yang tidak memenuhi faktor risiko cenderung belum cukup
syarat yang dianggap faktor risiko bukti untuk dinyatakan sebagai
cenderung belum cukup bukti untuk faktor risiko kejdian pneumonia.
dinyatakan sebagai faktor risiko Kelembaban udara merupa-
kejadian pneumonia. kan representasi dari kandungan
Suhu udara yang terlalu uap air di udara. Semakin tinggi
rendah dibawah 18ºC dapat tingkat kelembaban udara maka
menyebabkan ruangan menjadi semakin tinggi pula kandungan uap
lembab dan apabila suhu terlalu air di udara. Kelembaban yang tinggi
tinggi diatas 35ºC ruangan akan ini berperan penting dalam
menjadi pengap. Persyaratan suhu pertumbuhan bakteri karena uap air
rumah sehat adalah 18ºC - 30ºC.4,7 menjadi media bertahan hidup untuk
Perubahan suhu dalam bakteri di udara. Menurut
ruangan di pengaruhi oleh Chowdhury et al (2018) menyatakan
penggunaan bahan bakar biomassa, bahwa kelembaban yang lebih tinggi
ventilasi yang tidak memenuhi akan mempengaruhi laju replikasi
syarat, bahan dan struktur bakteri dan protozoa patogen dan
bangunan, tekanan udara, kelangsungan hidup mereka di
temperatur udara, kecepatan udara, lingkungan.13
sinar matahari dalam ruang dan Kelembaban rumah dapat
temperatur penyinaran.7 Suhu dipengaruhi oleh kontruksi rumah
ruangan akan meningkat pada yang tidak baik seperti atap yang
rumah dengan kepadatan hunian bocor, lantai dan dinding rumah
yang tinggi akibat pengeluaran yang tidak kedap air, pencahayaan
panas tubuh. Kadar O2 akan baik itu buatan maupun alami dan
menurun sedangkan kadar CO2 kepadatan hunian. Untuk mengatasi
akan meningkat seiring dengan kelembaban yang tinggi maka bisa
bertambhnya jumlah penghuni dilakukan pemasangan genteng
dalam ruangan.Suhu udara yang kaca, menggunakan alat pengatur
tinggi dapat menjadi media yang kelembaban udara (humidifier) dan
baik untuk berkembangbiak bakteri. sering membuka jendela pada pagi
Bakteri Streptococcus pneumoniae dan siang hari.
dapat tumbuh pada rentang suhu
25ºC - 40ºC dan bisa tumbuh KESIMPULAN DAN SARAN
secara optimal pada rentang suhu Hasil penelitian di Kecamatan
antara 31ºC -37ºC.12 Paitan menyimpulkan bahwa dari
9. Kelembaban Rumah sembilan variabel yang diteliti
Berdasarkan hasil uji chi terdapat empat variabel yang
square menunjukkan bahwa memiliki hubungan dengan kejadian
kelembaban rumah tidak pneumonia yaitu penggunaan obat
menunjukkan hubungan yang nyamuk bakar, keberadaan anggota
signifikan dengan kejadian keluarga yang merokok, jenis lantai
pneumonia pada balita dengan nilai dan intensitas pencahayaan.
p= 1,000. Bagi petugas kesehatan
Nilai Odds Ratio (OR) diharapkan untuk rutin melakukan
=2,053; 95% CI=0,179-23,589. observasi dan menyarankan

66
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 6, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

masyarakat supaya selalu 2017;XIX(2):58–68.


membersihkan rumah, membuka 6. Chen S, Wong R, Shiu L,
jendela di pagi hari, membuat Chiou M, Lee H. Exposure to
kawasan bebas asap rokok dan Mosquito Coil Smoke May be
bekerja sama dengan pemerintah a Risk Factor for Lung Cancer
untuk melakukan renovasi pada in Exposure to Mosquito Coil
rumah yang belum memenuhi syarat Smoke May be a Risk Factor
sehingga memenuhi sebagai rumah for Lung Cancer in Taiwan. J
sehat. Epidemiol. 2008;18(1):18–25.
Bagi masyarakat diharapkan 7. Kementerian Kesehatan RI.
untuk selalu membersihkan rumah Permenkes No
supaya rumah tidak menjadi media 1077/Menkes/Per/V/2011
tumbuh kuman. Melakukan kegiatan Tentang Pedoman
seperti membersihkan jendela dari Penyehatan Udara Dalam
debu dan sarang laba-laba, Rumah. 2011.
membersihkan lantai, menambahkan 8. Sugihartono, Nurjazuli.
genteng kaca atau ventilasi supaya Analisis Faktor Risiko
rumah tidak lembab dan pengap, Kejadian Pneumonia Pada
menggeser perabotan dan Balita Di Wilayah Kerja
memotong pohon yang menghalangi Puskesmas Sidorejo Kota
masuknya cahaya matahari kedalam Pagar Alam. J Kesehat
rumah, membuka jendela di pagi Lingkung Indones.
hari dan merokok di luar ruangan 2012;11(1):82–6.
atau jauh dari balita. 9. Pramudiyani NA, Prameswari
GN. Hubungan Antara
DAFTAR PUSTAKA Sanitasi Rumah Dan Perilaku
1. Anwar A, Dharmayanti I. Dengan Kejadian
Pneumonia pada Anak Balita Pneuomonia Balita. J Kesehat
di Indonesia. J Kesehat Masy Masy. 2011;6(2):71–8.
Nas. 2014;8(8):359–65. 10. Kusumawati D. Hubungan
2. Kementrian Kesehatan Kondisi Lingkungan Fisik
Republik Indonesia. Profil Rumah dan Perilaku Anggota
Kesehatan Indonesia Tahun Keluarga Dengan Kejadian
2015. Jakarta: Kementerian Pneumonia Pada Balita. J
Kesehatan RI.2016. Kesehat Masy [Internet].
3. Unicef. Unicef Global 2015;3(3):675–87.
Databases 2015 [Internet]. 11. Dora PE, Nilasari PF.
2015. Available from: Pemanfataan Pencahayaan
http://data.unicef.org/child- Alami Pada Rumah Tinggal
health/pneumonia.html Tipe Townhouse di Surabaya.
4. Kementerian Kesehatan RI. Surabaya: Universitas Kristen
Keputusan Menteri Kesehtaan Petra. 2011.
No 829/Menkes/SK/VII/1999. 12. Chandra B. Pengantar
Jakarta: Kementerian Kesehatan Lingkungan.
Kesehatan RI. 1999. Jakarta: EGC. 2006.
5. Rianti ED. Mekanisme 13. Chowdhury FR, Shihab Q,
Paparan Obat Anti Nyamuk Ibrahim U, Bari S, Alam J,
Elektrik dan Obat Anti Dunachie SJ, et al. The
Nyamuk Bakar terhadap Association Between
Gambaran Paru Tikus. J Inov. Temperature , Rainfall and

67
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 6, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Humidity With Common


Climate-Sensitive Infectious
Diseases in Bangladesh.
PLoS One [Internet].
2018;13(6):1–17. Available
from: https://doi.org/10.1371/
journal.pone.0199579%0A

68

You might also like