You are on page 1of 10

A CASE REPORT : GIANT BARTHOLIN’S GLAND CYST IN PRENANCY

WITH TREATED BY EXCISION

Riska Permata Sari*, Abdul Faris**, Tri Setyawati***

* Medical Doctor Profession Program Student, Faculty of Medicine, Tadulako University Palu
** Department of Obstetrics and Gynaecology, Faculty of Medicine, Tadulako University Palu
*** Departement of Tropical Infection and Traumatology, Faculty of Medicine, Tadulako
University Palu

ABSTRACT

Background: Bartholin's gland cyst is a cystic swelling that commonly occurs in


women of reproductive age and small size caused a blockage. Blockages in
Bartholin cysts can be caused by thickened mucus, infection, trauma, or chronic
inflammation.[1,2] If left untreated, the cyst can become infected and then become
an abscess and bigger in size. Bartholin's cyst has a small size, which is 1-3 cm,
usually unilateral, and asymptomatic.[2,3] Diagnosis of Bartholin cyst is established
based on history and physical examination.[3] Management of Bartholin cysts can
be done by means of, among others, medical, incision and drainage, installation of
a word catheter, marsupialization, ablation silver nitrate, laser therapy, and
excision.[4]
Case Report: A 38-year-old woman in pregnancy 24 week came to the polyclinic
of Anutapura General Hospital on October 23, 2017 with complaints of swelling of
the right lip right since 5 months ago. The enlarged swelling is very disturbing when
sitting, walking, and having sex. On physical examination, cystic swelling was
found in the posterior labia minora measuring 10 cm x 8 cm x 4 cm with protruding
toward the introitus, round, fluctuating, and painless. No regional enlarged lymph
nodes were found. Management this case was performed for surgical excision of
Bartholin cysts.
Procedure: Management of Bartholin's cyst in this case is excision. Bartholin cyst
excision was carried out by removing the cyst along with Bartholin's gland.[4]
Conclusion: Bartholin cysts are more common in reproductive women aged 20 to
29 years, there is no difference in the number of women who are pregnant and not
pregnant. Bartholin's cyst has a small size, which is 1-3 cm, usually unilateral, and
asymptomatic.[2,3] In this case Bartholin's cyst is large, which is 10 cm x 8 cm x 4
cm. Management of excision of bartholini cysts in these patients is not appropriate
because excision is not the main therapy in the treatment of Bartholin cysts.

Keywords: Bartholin cyst, pregnancy, excision

1
LAPORAN KASUS : KISTA BARTHOLIN BERUKURAN BESAR PADA
KEHAMILAN DENGAN TATALAKSANA EKSISI

Riska Permata Sari*, Abdul Faris**, Tri Setyawati

* Medical Doctor Profession Program Student, Faculty of Medicine, Tadulako University Palu
** Department of Obstetrics and Gynaecology, Faculty of Medicine, Tadulako University Palu
*** Departement of Tropical Infection and Traumatology, Faculty of Medicine, Tadulako
University Palu

ABSTRACT

Latar Belakang: Kista kelenjar Bartholin adalah pembengkakan kistik yang


umumnya terjadi pada wanita usia reproduksi dan berukuran kecil akibat adanya
penyumbatan. Penyumbatan pada kista Bartholin dapat disebabkan mucus yang
mengental, infeksi, trauma, atau inflamasi kronik.[1,2] Jika tidak diobati, kista dapat
terinfeksi kemudian menjadi abses dan berukuran semakin besar. Kista Bartholin
memiliki ukuran kecil, yaitu 1-3 cm, biasanya unilateral, dan asimtomatik.[2,3]
Diagnosis kista Bartholin ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik.[3] Penatalaksanaan kista Bartholin dapat dilakukan dengan cara, antara lain
medikamentosa, insisi dan drainase, pemasangan word catheter, marsupialisasi,
ablasi silver nitrate, terapi laser, dan eksisi.[4]
Laporan Kasus: Seorang perempuan berusia 38 tahun dengan usia kehamilan 24
minggu datang ke poliklinik Rumah Sakit Umum Anutapura pada tanggal 23
oktober 2017 dengan keluhan pembengkakan pada bibir kemaluan kanan sejak 5
bulan yang lalu. Pembengkakan yang berukuran semakin membesar sangat
mengganggu ketika duduk, berjalan, dan berhubungan intim. Pada pemeriksaan
fisik, didapatkan pembengkakan kistik terletak di labia minora posterior berukuran
10 cm x 8 cm x 4 cm dengan menonjol ke arah introitus, berbentuk bulat,
berfluktuasi, dan tidak nyeri. Tidak ditemukan pembesaran kelenjar getah bening
regional. Penatalaksaan pada kasus ini dilakukan tindakan pembedahan eksisi kista
Bartholin.
Prosedur: Penatalaksanaan kista Bartholin pada kasus ini adalah eksisi. Eksisi
kista Bartholin dilakukan dengan cara mengangkat kista beserta dengan kelenjar
Bartholin.[5]
Kesimpulan: Kista Bartholin lebih sering terjadi pada wanita reproduksi berusia
20 hingga 29 tahun, tidak ada perbedaan jumlah antara wanita yang hamil dan tidak
hamil. Kista Bartholin memiliki ukuran kecil, yaitu 1-3 cm, biasanya unilateral, dan
asimtomatik.[2,3] Pada kasus ini kista Bartholin berukuran besar, yaitu 10 cm x 8 cm
x 4 cm. Penatalaksanaa dengan eksisi kista bartholini pada pasien ini kurang tepat
karena eksisi bukan terapi utama dalam penanganan kista Bartholin.

Kata Kunci: kista Bartholin, kehamilan, eksisi

2
PENDAHULUAN
Kelenjar bartholin berukuran sebesar kacang dan tidak teraba terletak
bilateral di posterior introitus dan bermuara dalam vestibulum pada posisi arah
jam 4 dan 8. Pada masa pubertas, kelenjar ini akan mulai berfungsi untuk sekresi
lendir dan lubrikasi vagina. [3,4]

(a) (b)

Gambar 1. (a) Anatomi kelenjar Bartholin, (b) Perbandingan kelenjar Bartholin


normal dan kista Batholin

Kista kelenjar Bartholin adalah pembengkakan kistik yang umumnya terjadi


pada wanita usia reproduksi, terutama pada wanita berusia 20 hingga 29 tahun,
tetapi tidak ada perbedaan antara wanita hamil dan tidak hamil serta berukuran kecil
akibat adanya penyumbatan.[1]
Kista Bartholin memiliki ukuran kecil, yaitu 1-3 cm, biasanya unilateral, dan
asimtomatik.[2,3] Apabila saluran kelenjar Bartholin tersumbat, maka cairan yang
dihasilkan akan terakumulasi, sehingga saluran membengkak dan membentuk
kista. Penyumbatan pada kista Bartholin dapat disebabkan mukus yang mengental,
infeksi, trauma, atau inflamasi kronik.[1,2] Jika tidak diobati, kista dapat terinfeksi
kemudian menjadi abses dan berukuran semakin besar. Abses Bartholin dapat
disebabkan karena kista yang terinfeksi, tetapi juga dapat disebabkan karena infeksi
langsung pada kelenjar Bartholin.[6,7]

3
Secara epidemiologi diperkirakan kista Bartholin terjadi pada sekitar 2% dari
perempuan di negara maju, sedangkan sebanyak 1,4% telah dilaporkan dari Port
Harcourt, Nigeria.[2,3] Angka kejadian kista Bartholin umumnya terjadi pada wanita
usia reproduksi, terutama pada wanita usia 20 hingga 29 tahun. Serta dapat terjadi
rekurensi sebanyak 38%.[1,8]
Diagnosis kista Bartholin ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Pada anamnesis didapatkan pembengkakan unilateral, terasa
gatal, riwayat penyakit sebelumnya. Pada pemeriksaan dengan posisi litotomi,
terdapat kista unilateral terletak di labia minora posterior, tidak nyeri, dan
berfluktuasi.[6]
Penatalaksanaan kista Bartholin berdasarkan gejala pada pasien. Jika kista
Bartholin tidak membesar dan tidak menimbulkan ganguan. Maka tidak perlu
dilakukan tindakan.[9,10] Penatalaksanaan kista Bartholin dapat dilakukan dengan
cara, antara lain medikamentosa, insisi dan drainase, pemasangan word catheter,
marsupialisasi, ablasi silver nitrate, terapi laser, dan eksisi.[4]
1. Bartholinitis: Antibiotik spektrum luas
2. Kista Bartholin:
 Kecil, asimptomatik → dibiarkan
 Simptomatis/ rekuren → pembedahan berupa insisi + word catheter
→ marsupialisasi
→ laser varporization dinding kista
3. Abses bartholin :
 Insisi (bedah drainase) + word catheter, ekstirpasi/eksisi

Ekstirpasi/eksisi dilakukan jika terjadi rekurensi berulang. Sebaiknya


tindakan ini dilakukan di kamar operasi karena biasanya akan terjadi perdarahan
yang banyak yang berasal dari plexus venosus bulbus vestibuli, dan pernah
dilaporkan terjadinya septik syok pasca tindakan. Komplikasi lain adalah selulitis
dan dyspareunia. [9,10]
Jika kista bartholin dengan di drainase dengan baik dan kekambuhan dicegah,
prognosisnya baik. Tingkat kekambuhan umumnya dilaporkan kurang dari 20%.[10]

4
LAPORAN KASUS
Seorang perempuan berusia 38 tahun dengan usia kehamilan 24 minggu
datang ke poliklinik Rumah Sakit Umum Anutapura pada tanggal 23 oktober 2017
dengan keluhan pembengkakan pada bibir kemaluan kanan sejak 5 bulan yang lalu.
Pembengkakan yang berukuran semakin membesar sangat mengganggu ketika
duduk, berjalan, dan berhubungan intim. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan
pembengkakan kistik terletak di labia minora posterior berukuran 10 cm x 8 cm x
4 cm dengan menonjol ke arah introitus, berbentuk bulat, berfluktuasi, dan tidak
nyeri. Tidak ditemukan pembesaran kelenjar getah bening regional. Berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik dengan ginekologi pelvis posisi litotomi adalah
kista Bartholin. Penatalaksaan pada kasus ini dilakukan tindakan pembedahan
eksisi kista Bartholin.
1) Pre-operatif

(a)
Gambar 2. (a) Kista Bartholin pada pasien dengan kehamilan 24 minggu

2) Intra-operatif

(a) (b)
Gambar 3. a) b) Tindakan ektirpasi/eksisi

5
3) Post-operatif

(a) (b)
Gambar 4. (a) Post eksisi kista Bartholin, (b) kista Bartholin yang di eksisi

FOLLOW UP

NO TANGGAL HASIL FOLLOW UP

1. 24-10-2017 S: Nyeri luka post-operasi (+), mual (-), muntah


(-), sakit perut (-), vagina terasa gatal (+), BAB
& BAK (+)

O: KU: Sakit Sedang


Kesadaran : Composmentis
TD: 110/80 mmHg
N : 80x/menit
P : 20x/menit
S : 36,5ºC
Konjungtiva : Anemis -/-

A: Post eksisi a/i kista Bartholini H-1

P: Cefixime 2 x 150 mg
Metronidazole 3 x 500 mg
Meloxicam 2 x 7,5 mg

6
2. 24-10-2017 S: Nyeri luka post-operasi (+) berkurang, mual
(-), muntah (-), sakit perut (-), vagina terasa
gatal (+), BAB & BAK (+)

O : KU: Sakit Sedang


Kesadaran: Compos mentis
TD: 120/80 mmHg
N : 80x/menit
P : 20x/menit
S : 36,5ºC
Konjungtiva : Anemis -/-

A: Post eksisi a/i kista Bartholini H-2

P: Mengganti Verban
Cefixime 2 x 150 mg
Metronidazole 3 x 500 mg
Meloxicam 2 x 7,5 mg

DISKUSI
Pasien ini di diagnosis dengan kista Bartholin. Diagnosis ini ditegakkan
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Diagnosis kista Bartholin
ditegakkan berdasarkan anamnesis dimana diketahui bahwa perempuan berusia 38
tahun dengan usia kehamilan 24 minggu datang ke poliklinik Rumah Sakit Umum
Anutapura pada tanggal 23 oktober 2017 dengan keluhan pembengkakan pada bibir
kemaluan kanan sejak 5 bulan yang lalu. Pembengkakan yang berukuran semakin
membesar sangat mengganggu ketika duduk, berjalan, dan berhubungan intim.
Kista Bartolin merupakan kantung yang berisi cairan atau bahan semi-solid yang
terbentuk di bawah kulit atau di suatu tempat di dalam tubuh. Pada pemeriksaan
fisik, didapatkan pembengkakan kistik terletak di labia minora posterior berukuran

7
10x8x4 cm dengan menonjol ke arah introitus, berbentuk bulat, berfluktuasi, dan
tidak nyeri. Tidak ditemukan pembesaran kelenjar getah bening regional.
Epidemiologi kista Bartholin kebanyakan terjadi pada wanita usia
reproduktif, antara 20 hingga 29 tahun. Namun, tidak menutup kemungkinan dapat
terjadi pada wanita yang lebih tua atau lebih muda. Tidak ada perbedaan antara
wanita hamil dan tidak hamil. Pasien dalam kasus ini berumur 38 tahun dengan usia
kehamilan 24 minggu.[1]
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan klinis, dapat disimpulkan bahwa
pembengkakan glandula Bartholin terjadi pada labia minora dextra pada arah jam
8. Kelenjar Bartholin merupakan kelenjar yang berfungsi untuk mengeluarkan
cairan/mukus yang berfungsi untuk menjaga kelembaban vagina dan lubrikasi
vagina. Apabila saluran kelenjar Bartholin tersumbat, maka cairan yang dihasilkan
akan terakumulasi, sehingga saluran membengkak dan membentuk kista. Hal ini
dapat disebabkan karena mukus mengental, infeksi, trauma, atau inflamasi
kronik.[6,7] Pada kasus ini dicurigai adanya penyumbatan pada saluran tersebut
dikarenakan adanya infeksi (keputihan pada pasien), sehingga menyebabkan
terakumulasinya cairan yang dihasilkan oleh kelenjar tersebut.
Berdasarkan gejalanya, kista Bartholin memiliki ukuran yang kecil, yaitu 1-
3 cm, biasanya unilateral, dan asimptomatik.[2,3] Pada pasien didapatkan ukuran
10x8x4 cm dengan menonjol ke arah introitus, berbentuk bulat, berfluktuasi, dan
tidak nyeri. Pada kasus ini, ukuran kista Bartholin melebihi ukuran biasanya, yaitu
10x8x4 cm. Kista pada kasus termasuk kista Bartholin yang berukuran besar.
Berdasarkan teori penatalaksanaan dari kista bartholini, jika kistanya tidak
besar dan tidak menimbulkan gangguan, tidak perlu dilakukan tindakan apa-apa.
Penatalaksaan pada kasus ini dilakukan tindakan pembedahan eksisi/ekstirpasi
kista Bartholin. Penatalaksanaan dengan eksisi kista bartholini pada pasien ini
kurang tepat karena eksisi bukan terapi utama dalam penanganan kista Bartholin.
Menurut teori, terapi utama terhadap kista bartholini adalah insisi kista dan drainase
cairan kista atau dengan membuat muara saluran kelenjar bartholin yang baru, yang
disebut dengan proses marsupialisasi. Keuntungan dilakukannya marsupialisasi
adalah komplikasinya jauh lebih kecil dibandingkan ekstirpasi (eksisi) dan fungsi

8
kelenjar bartholin tetap dipertahankan. Kerugian lain dari teknik eksisi/ekstirapasi
adalah menyebabkan perdarahan yang banyak berasal dari plexus venosus bulbus
vestibuli. Selain itu, komplikasi lain yang dapat terjadi adalah selulitis dan
dyspareunia.[5,9]
KESIMPULAN
Kista Bartholin lebih sering terjadi pada wanita reproduksi berusia 20 hingga 29
tahun, tidak ada perbedaan jumlah antara wanita yang hamil dan tidak hamil. Kista
Bartholin memiliki ukuran kecil, yaitu 1-3 cm, biasanya unilateral, dan
asimtomatik.[2,3] Pada kasus ini kista Bartholin berukuran besar, yaitu 10 cm x 8 cm
x 4 cm. Penatalaksanaan dengan eksisi kista bartholini pada pasien ini kurang tepat
karena eksisi bukan terapi utama dalam penanganan kista Bartholin.
REFERENSI
1. Lee MY, Dalpiaz A, Schwamb R, Miao Y, Waltzer W, Khan A. Clinical
Pathology of Bartholin’s Glands: A review of the literature. Curr Urol 2015;
8: 22-5.

2. John CO, Enyindah CE, Okonya O. Bartholin’s cyst and abscess in a tertiary
health facility in Port Harcourt, South-South Nigeria. J Med Sci Res 2015; 1:
107-11.

3. Zubaia G. Abullahi, Aminatu M. Umar, Aolabi K, Bilkisu K. Lawal, Tokunbo


O, Olapo S. Shittu Recurrent Bartholin’s gland abscess in pregnancy: An
uncommon presentation Department of Obstetrics and Gynaecology,
Ahmadu Bello University Teaching Hospital, Zaria, Nigeria from:
www.tjogonline.com on Wednesday, November 28, 2018, IP:
182.1.195.142].2016.

4. Anji Reddy Kallam, Vandana Kanumury, Naveena Bhimavarapu, Bhavika


Soorada. A Report of Two Cases of “Giant Bartholin Gland Cysts”
Successfully Treated by Excision with Review of Literature J Clin Diagn Res.
2017 Jun; 11(6): PD11–PD13. Published online 2017 Jun 1. doi:
[10.7860/JCDR/2017/26802.10088].

5. Reif P, Ulrich D, Bjelic-Radisic V, Haausler M, Schnedl-Lamprecht E,


Tamussino K. Management of Bartholin's cyst and abscess using the Word
catheter: implementation, recurrence rates and costs. Eur. J. Obstet. Gynecol.
Reprod. Biol. 2015 Jul;190:81-4.

6. Lee WA, Wittler M. Bartholin Gland Cyst. [Updated 2018 Oct 27]. In:
StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2018 Jan-.
https://www.ncbi.nlm.nih.go.

9
7. Kroese JA, van der Velde M, Morssink LP, Zafarmand MH, Geomini P, van
Kesteren P, Radder CM, van der Voet LF, Roovers J, Graziosi G, van Baal
WM, van Bavel J, Catshoek R, Klinkert ER, Huirne J, Clark TJ, Mol B,
Reesink-Peters N. Word catheter and marsupialisation in women with a cyst
or abscess of the Bartholin gland (WoMan-trial): a randomised clinical trial.
BJOG. 2017 Jan;124(2):243-249.

8. Agha, R.A., Fowler, A.J., Saetta, A., Barai, I., Rajmohan, S., Orgill, D.P., and
the SCARE Group. The SCARE Statement: consensus-based surgical case
report guidelines. Int. J. Surg. 2016; 34: 180–186.

9. Incidence, presentation and management of Bartholin's gland cysts/abscess:


a four-year review in federal teaching hospital, Abakaliki, South-East
Nigeria. Open J. Obstet. Gynecol. 2016; 6: 299–305.

10. Boujenah J, Nguyen S, Benbara A, Bricou A, Murtada R, Carbillon


L.Bartholin gland abscess during pregnancy: Report on 40 patients.European
Journal of Obstetrics and Gynecology and Reproductive Biology
http://dx.doi.org/10.1016/j.ejogrb.2017.03.018.

10

You might also like