Pengguntaan GPS Untuk Mengukur Arak dan Kecepatan Arus Permukaan Lavi (Nurul Khakhim) U3
PENGGUNAAN GPS UNTUK MENGUKUR ARAH DAN
KECEPATAN ARUS PERMUKAAN LAUT
(Studi Kasus di Pantai Utara Provinsi Jawa Tengah)
Oleh
Nurul Khakhim
Staf Pengajar Jurusan Kartografi dan Penginderaan Jauh, Fakultas Geografi,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
INTISARI
Teknologi GPS (Global Positioning System) telah banyak digunakan orang di
seluruh dunia, mulai dar! aplikasi-aplikasi ilmiah maupun untuk kepentingan-
kepentingan yang sifatnya rekreatif yong menuntut informasi posisi dan kecepatan.
Penggunaan teknologi GPS dalam bidang kelautan seperti halnya mengukur arah dan
kecepatan arus permukaan sudah mulai banyak diaplikasikan. Penelitian ini bertujuan
untuk melakukan pengukuran dan pemetaan arah dan kecepatan arus permukaan laut
di beberapa tempat di pantai utara Provinsi Jawa Tengah menggunakan teknologi GPS.
Pada prinsipnya, pengukuran arah dan kecepatan arus permukaan laut dengan GPS
adalah mengamati dan menentukan posisi/koordinat dari pergerakan pelampung yang
bergerak bebas yang dilepas di atas permukaan air laut dengan berbasiskan pada
pengamatan ke satelit GPS. Metode yang digunakan adalah metode penentuan posisi
secara absolut (absolute/point positioning) yang merupakan metode penentuan posisi
yang paling mendasar dari GPS. Karena posisi titik-titik yang ditentukan bergerak
maka metode yang digunakan adalah metode absolut dalam moda kinematik. Yang
dimaksud dengan metode absolut dalam moda kinematik adalah menentukan posisi/
koordinat titik target di atas permukaan bumi yang bergerak berdasarkan jaraknya
dari beberapa satelit (GPS) sekaligus. Hasil penelitian ini adalah seperangkat data
koordinat posisi pergerakan pelampung di beberapa tempat di pantai utara Provinsi
Jawa Tengah dalam format UTM (Universal Transverse Mercator) sebagai dasar dalam
menentukan arah dan kecepatan arus serta penyajiannya dalam bentuk peta.
Kata Kunci ; GPS, arah dan kecepatan arus laut, metode absolut moda kinematik
PENDAHULUAN
Kegiatan pengukuran arus permukaan faut, dalam hal ini menyajikan informasi yang
berkaitan dengan arah dan kecepatan arus permukaan laut merupakan pekerjaan yang
cukup berat , disamping, informasi tentang arah dan kecepatan arus ini memang cukup
penting untuk mengetahui pola arus kaitannya dengan upaya pemanfaatan dan pengelolaan14 Majalah Geografi Indonesia, Vol 17. No. 2, September 2003. halaman 113 - 127
wilayah pantai. Selama ini, kegiatan pengukuran arah dan kecepatan arus menggunakan
metode terestris dengan prinsip “arah dan arah” (intersection). Penerapan dari metode
terestris ini adalah dengan meletakkan pelampung berupa bola plastik yang telah dirancang
sedemikian rupa (antara lain dilengkapi dengan bendera warna oranye dan pemberat di
bagian bawahnya) di atas permukaan air laut dengan menggunakan perahu. Untuk mengukur
arah dan kecepatan dari bola plastik tersebut (yang dianggap merupakan refleksi arah dan
kecepatan arus permukaan laut), di tepi pantai (daratan) yang relatif terbuka, dipasang dua
alat theodolit pada dua lokasi yang terpisah dan sebaiknya kedua alat theodolith tersebut
harus saling tampak diantara keduanya. Kedua theodolit tersebut harus terukur jaraknya
untuk menentukan arah dan kecepatan arus. Setelah semua alat siap, maka pengukuran
terestris terhadap arah dan kecepatan bola plastik dapat dilakukan, yaitu dengan mengukur
arah terhadap utara (azimuth) dari pergerakan bola plastik pada interval tertentu secara
bersama-sama (per menit, atau per lima menit, tergantung pada pengamatan kecepatan arus
di lokasi tersebut). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1. Penggunaan metode
terestris ini memang mampu memberikan ketelitian yang cukup baik karena digunakannya
alat optis dengan tingkat kesalehan yang kecil, meskipun demikian terdapat beberapa
keterbatasan penggunaan metode ini, yaitu antara lain : (1) diperlukan saling keterlihatan
antara dua theodolith dan bola plastik yang dilepas di tengah laut, schingga apabila jaraknya
terlalu jauh maka hal ini akan mengganggu proses pengukuran, (2) diperlukan pengamatan
terhadap bola plastik secara terus menerus dari theodolit untuk menghindari kehilangan
titik pengamatan terhadap bola plastik tersebut, (3) diperlukan alat komunikasi yang handal
(misalnya HT atau HP) untuk selaly berkomunikasi antara pengukur di dua alat thedolith
yang ada di darat dengan orang yang ada di perahu untuk menyamakan/mensinkronkan
saat-saat pengukuran pada interval waktu yang telah disepakati bersama.
Dengan ditemukannya tcknologi GPS, maka beberapa keterbatasan dalam
pengukuran arah dan kecepatan arus permukaan laut menggunakan metode terestris dapat
diatasi. GPS (Global Positioning System) adalah sistem radio navigasi dan penentuan
posisi dengan menggunakan satelit GPS yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat
(Abidin, 2000). Kemampuan yang cukup mendasar dari sistem ini adalah mampu digunakan
dalam segala cuaca dan waktu (siang atau malam hari) dan dapat dimanfaatkan oleh banyak
orang sekaligus pada waktu yang bersamaan. Disamping itu, kelebihan yang tain dalam
survei dengan GPS adalah tidak diperlukannya titik target di permukaan bumi yang saling
dapat diamati, hanya diperlukan keterlihatan antara titik target oleh satelit GPS. Karakter
survei seperti ini tidak dijumpai dalam pengukuran dengan _metode terestris, disamping
ketergantungan yang sangat tinggi terhadap waktu dan cuaca, juga dibutubkan saling
keterlihatan antar titik-titik target dengan alat pengukur. GPS memberikan keuntungan yang
cukup besar dalam hubungannya dengan efektifitas dan fleksibilitas pengukuran yang
dilakukan,us
SLuISe42} apoyaTA| UBYeUNsUDAW Sundwejeg Is[sog UeNyUaueY disultg “| AeqUeD)
Penggimaan GPS Untuk Mengukur Arah dan Kecepatan Arus Permukaan Laut (Nurul Khakhim)116 Majalah Geografi indonesia, Vol 17, No. 2. Sepiember 2003, halaman 113 - 127
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengukuran dan pemetaan arah dan
kecepatan arus permukaan laut di beberapa tempat di pantai utara Provinsi Jawa Tengah
menggunakan teknologi GPS.
TINJAUAN PUSTAKA
(2000) menyatakan bahwa GPS adalah sistem satelit navigasi dan penentuan
posisi yang dimilki dan dikefola oleh Amerika Serikat. Sistem ini di desain untuk memberikan
posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta informasi mengenai waktu, secara kontinyu di
seluruh dunia tanpa tergantung waktu dan cuaca, kepada banyak orang secara simulitan.
Berdasarkan mekanisme pengaplikasiannya, metode penentuan posisi dengan GPS dapat
dikelompokkan atas beberapa metode yaitu : absolute, differential, static, rapid static,
pseudo-kinematic, dan stop and go. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah
metode absolut dalam moda kinematik. Penentuan posisi menggunakan metode absolut
adalah menentukan posisi/koordinat target di atas permukaan bumi berdasarkan
jaraknya dari beberapa satelit (GPS) sekaligus. Dalam penentuan posisi menggunakan metode
absolut ini, titik yang ditentukan posisinya bisa dalam keadaan diam (moda statik) maupun
dalam keadaan bergerak (moda kinematik). Penentuan posisi secara kinematik (kinematic
positioning) adalah penentuan posisi dari titik-titik yang bergerak dan receiver GPS tidak
punya kesempatan untuk berhenti pada titik-titik tersebut. Berdasarkan jenis data yang
digunakan serta metode penetuan posisi yang digunakan, ketelitian posisi kinematik yang,
diberikan oleh GPS dapat berkisar dari tingkat tidak teliti (penentuan posisi absolut dengan
pseudorange) sampai tingkat tinggi (penentuan posisi diferensial dengan fase). Aplikasi
metode kinematik ini telah banyak digunakan menentukan posisi titik-titik yang bergerak
secara teliti, seperti sistem pendaratan pesawat, kalibrasi altimeter satelit, dan studi
oseanografi (arus, gelombang, dan pasut).
Hutabarat dan Evans (1985) menyatakan bahwa arus merupakan gerakan air yang
sangat luas yang terjadi pada seluruh lautan di dunia. Arus-arus ini sangat penting dalam
menentukan arah pelayaran bagi kapal-kapal, sehingga gambaran yang lengkap dari arus-
arus yang meliputi kecepatan dan arahnya harus terpetakan dengan baik, Faktor dominan
yang mempengaruhi arah dan kecepatan arus adalah angin, disamping ada faktor lain yang,
mempengaruhi seperti bentuk topografi dasar lautan dan pulau-pulau yang ada disekitamya.
Musim Barat ditandai oleh adanya aliran air dari arah Utara melalui Laut Cina bagian atas,
Laut Jawa dan Laut Flores, sedangkan pada waktu musim Timur hal ini terjadi kebalikannya
dimana arus mengalir dari arah sefatan.
‘Mudita (2002) dalam penelitiannya yang berjudul Pelampung GPS untuk Pengamatan
Muka Laut menyatakan bahwa dari hasil pengamatan muka laut yang diperoleh dengan
pelampung GPS, ada beberapa hal yang perlu dikemukakan dalam mengatasi kelemahan
penentuan posisinya. Salah satunya adalah bagaimana caranya agar data yang diperolchPenggunnaan GPS Untuk Mengukur Arah dan Kecepatan Arus Permukaan Laut (Nurul Khokhim) 117
dapat langsung diolah dengan perangkat lunak yang secara otomatis dapat mendeteksi
adanya data yang tidak baik (outlier) dan bila perlu kemudian dapat memutuskan apakah
data tersebut dapat terus digunakan setelah diperbaiki (misalnya cycle slip) atau diabaikan
kemudian perhitungan berlanjut ke epoch berikutnya. Dalam melakukan perhitungan
penentuan posisi, peneliti ini menggunakan strategi pengolahan data Post Processed OTF
Continues Kinematics Positioning. Dari hasil yang diperoieh terlihat bahwa pelampung
GPS mampu memberikan data muka laut dengan kecepatan pengambilan data setiap 0,5
detik dan ketelitian (RMS) yang cukup tinggi.
Abidin dan Faizal (2002) dalam penelitiannya yang berjudul Studi Kemampuan GPS
dalam Pemantauan Pergerakan Kereta Api pada Rute Bandung-Jakarta, menyatakan bahwa
penentuan posisi absolut 3D secara kinematik dari epok ke epok minimal memerlukan
pengamatan ke empat buah satelit GPS secara simultan. Parameter kualitas ditunjukkan
dalam bentuk kesalahan posisi absolut dengan tingkat kepercayaan satu simpangan baku.
Catatan di akhir tulisannya dikemukakan bahwa ketelitian posisi absolut dari KA yang
ditentukan secara kinematik umumnya adalah lebih baik dari 5 m untuk sekitar 67 % dari
waktu pengamatan dan sekitar 5-10 m untuk waktu selebihnya, dan ketelitian posisi relatif
dari KA yang ditentukan secara kinematik umumnya adalah lebih baik dari 2 m untuk sekitar
96-99 % dari waktu pengamatan dan sekitar 2-10 m untuk waktu selebihnya.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei lapangan dengan cara
melakukan pengukuran langsung di lapangan dan pengolahan serta penyajian data di
laboratorium.
Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam perelitian ini meliputi pelampung (bola plastik
yang telah dirancang sedemikian rupa antara lain dilengkapi dengan bendera dan pemberat),
Peta Topografi Skala 1:50.00, Peta Lingkungan Pantai Indonesia (LPI) skala 1:50.000, Peta
Bathimetri, Data Pasang Surut serta Data Arus dari Dinas Hidro-Oseanografi TNI-AL
(Dishidros TNI-AL), sedangkan alat utama yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
receiver (alat penerima) GPS Garmin IT] Plus tipe navigasi lengkap dengan antena dan
kabelnya, dan komputer Notebook untuk mengolah data koordinat GPS di lapangan.
Secara lebih terperinci, dalam metode penelitian berikut ini akan diuraikan tahap-
tahap penelitian yang meliputi :
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan perencanaan survei meliputi pemilihan waktu survei yang,
tepat dengan memperhatikan musim dan aspek satelit GPS. Faktor musim diperhatikan
karena sangat berpengaruh pada kondisi oseanografi termasuk di dalamnya adalah pasang-M18 Mayalah Geografi Indonesia. Vol. 17. No. 2. September 2003. halaman 113 - 127
surut, gelombang dan arus laut, yang pada akhirnya sangat berpengaruh pada aspek
keamanan pada saat melakukan pengukuran di lapangan. Waktu survei dilaksanakan pada
akhir bulan September sampai awal bulan Oktober 2002, yang merupakan Musim Timur
dimana arus mengalir dari arah selatan. Musim Timur ini berkebalikan dengan Musim Barat
(bulan Februari) yang ditandai oleh adanya aliran air dari arah utara melalui Laut Cina
bagian atas, Laut Jawa dan Laut Flores. Perencanaan pemilihan waktu survei yang berkaitan
dengan aspek satelit GPS dilakukan dengan bantuan perangkat lunak GPS yang menyediakan
fasilitas almanak GPS, sehingga informasi mengenai waktu dimana jumlah satelit GPS yang
memenuhi syarat yang berada di atas horizon dan informasi mengenai DoP (Dilution of
Precision) dapat ditentukan dengan tepat, sehingga waktu survei dapat direncanakan
dengan optimal. Pada tahap ini pula ditentukan personel yang akan terlibat beserta tugas
dan tanggungjawabnya, penentuan data yang akan dikumpulkan, pemilihan kendaraan,
alat komunikasi, penyfapan data pendukung seperti peta lokasi survei, peta topografi, dan
lain-lain.
2. Tahap pelaksanaan (perotehian data)
Prinsip penentuan posisi pelampung dengan GPS
Prinsip penentuan posisi pelampung di atas permukaan air laut dapat dilihat pada
Gambar 2. Penjelasan dari Gambar 2 adalah bahwa posisi/coordinat dari perjalanan pelampung
yang dilepas di laut ditentukan dengan mengamati jarak ke beberapa satelit sekaligus dengan
menggunakan data pseudorange. Receiver GPS yang digunakan hanya 1 buah, sehingga
metode seperti ini disebut dengan metode penentuan posisi secara absolut dalam moda
kinematik (titik-titik pengamatan bergerak).
Jalannya pengukuran adalah dengan mengikuti gerakan pelampung dari atas perahu
(diusahakan supaya gerak kapal tidak berpengaruh pada arah dan kecepatan arus), dan
pada interval waktu yang telah ditentukan (dengan melihat fenomena arus), kita mendekati
pelampung tersebut dan receiver GPS yang kita pegang kita letakkan sebentar di atas
pelampung tersebut sampai diperoleh koordinat dari titik pelampung tersebut dan kita
simpan koordinat posisi yang telah ditentukan tersebut. Kondisi receiver GPS dalam keadaan
hidup (on) terus untuk menghindari cycle slips yaitu ketidak-kontinyuan dalam jumlah
gelombang penuh dari fase gelombang pembawa yang diamati (Abidin, 2000). Data yang
tersimpan dalam receiver GPS adalah sederetan data koordinat dan interval waktunya untuk
dapat di download ke komputer. Sistem koordinat yang digunakan adalah UTM (Universal
Transverse Mercator) dalam satuan meter, sehingga akan mempermudah dalam melakukan
perhitungan jarak, arah dan kecepatannya.inakan GPS Metode Absolut Kinematik
isi Pelampung Menggui120_ Majalah Geograft indonesia. Vol. 17. No. 2. September 2003, halaman 143 - 127
3. Tahap Pengolahan dan Penyajian Data
Pada tahap ini, yang harus dilakukan pertama kali adalah download data (transfer
data hasil rekaman hari itu dari receiver GPS ke harddisk komputer) untuk kepentingan
keamanan data dan untuk mengosongkan kembali memori receiver. Perangkat lunak yang
digunakan adalah MapSource versi 3.02 yang sesuai dengan tipe receiver GPS yang
digunakan yaitu GPS Garmin III plus tipe navigasi (handheld). Perangkat lunak ini mampu
untuk mendowsload seluruh data hasil pengamatan GPS yang tersimpan dalam receiver.
Langkah berikutnya adalah dengan mencoba untuk menampilkan data koordinat hasil
pengamatan GPS hasil download tersebut, yang selanjutnya dikonversikan sesuai dengan
format data spasial yang digunakan yaitu ke format ArcView untuk pemetaan dan disajikan
dalam bentuk unsur peta ‘titik’ pada peta dasar yang telah dipersiapkan sebelumnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
1. Tabel Data Koordinat (sistem UTM) serta Perhitungan Kecepatan dan Arah Arus di
beberapa lokasi Pantai Utara Provinsi Jawa Tengah (Tabel | sampai dengan Tabel 8)
2. Peta Arah Arus di Pantai Utara Provinsi Jawa Tengah (Gambar 3)
Pembahasan
Pelaksanaan pengukuran pelampung dengan GPS di lapangan dengan cara mengikuti
‘perjalanan’ pelampung dan mendekat ke pelampung tersebut pada interval waktu yang
telah ditentukan, pada kenyataannya cukup merepotkan. Kerepotan tersebut terjadi pada
saat perahta harus mendekati pelampung, di satu sisi receiver GPS harus pas diatas pelampung
tetapi di sisi yang lain gerak perahu datarn perjalanan menuju pelampung tidak boleh
mempengaruhi arah dan kecepatan arus pada pelampung tersebut,
Pengukuran lapangan di setiap lokasi berkisar antara 30 -90 menit dengan interval 5
= 10 menit di setiap lokasi pengukuran. Pengukuran paling singkat dilakukan di Pantai
Depok Pekalongan yaitu selama 36 menit dan terlama dilakukan di Tanjung Emas Semarang
yaitu selama 90 menit. Perbedaan lama pengukuran ini ntendasarkan pada data pengamatan
yang diperoleh pada saat di lapangan. Kalau data yang diperoleh sudah dianggap cukup
untuk menggambarkan arah dan kecepatan arus maka pengukuran dihentikan (biasanya
kalau kecepatan arus di daerah tersebut besar), tetapi untuk daerah-daerah yang kecepatan
arusnya kecil maka pengukuran dilakukan cukup lama sehingga kondisi arah dan kecepatan
arus yang terukur dapat termonitor dan terekam dengan sangat jelas.121
‘Penggunaan GPS Untuk Mengukur Arah dan Kecepaton Anus Permukaan Laut (Nurul Khakhim)
nw DO DSZE Nu ND0eTE__ Nt 900 ORE
Au OODDNEE
qeduay emer isurdorg vieyQ requeg yedural edesagag Ip shay Welw Bed "¢ TeqQuUe
Ruedor "JUNsey feWUEG UEP anMY ¥NVAL
Gursewes “smu, jeveystueg ep seug Bunive, ueundeied
jepbay -Bupnys Buepurs feed
wan3937
a" pon Oss
‘18 000005 TH o000s7 TH 000007 Ta OODOSE
1 OO00DE
‘nar a0 O81
fh OOD O0ES Tw ogooses nw o0000S
ne 000086122 Majalah Geografi Indonesia, Vol_ 17. No. 2. September 2003, halaman 113 - 127
Penentuan arah arus permukaan laut dari koordinat UTM adalah dengan prinsip
diagram kartesian, dimana nilai koordinat x adalah nitai Easting UTM (meter) dan nilai
koordinat Y adalah Northing UTM (meter), sedangkan perhitungan jarak antar pelampung,
(untuk keperiuan perhitungan kecepatan) adalah dengan menggunakan prinsip rumus
pytagoras. Pemakaian sistem koordinat UTM ini sengat menguntungkan karena satuannya
adalah dalam meter sehingga memudahkan dalam menentukan/mengkonversikan jarak di
lapangan. Arah arus di lokasi penelitian menunjukkan arah yang bervariasi, ada yang ke
arah Tenggara, Barat Daya, Selatan, dan Utara, dan kalau kita perhatikan lebih cermat lagi
dari Peta Arah Arus (Gambar 3) ternyata arah arus sangat dipengaruhi oleh bentuk garis
pantai dan tipologi pantai. Sebagai contoh arah arus di Pantai Kartini Jepara menuju Barat
Daya, hal ini karena bentuk garis pantai dari Pantai Jepara adalah memanjang dati utara ke
selatan.
Kecepatan arus di dacrah penelitian berkisar antara 0,159 meter/detik sampai 0,295
meter per detik, dengan kecepatan arus terkecil terjadi di Pantai Sendang Sikucing Kendal
dan terbesar terjadi di Teluk Awur Jepara. Tentunya kecepatan arus ini terjadi pada saat
atau waktu penelitian ini dilakukan, pada waktu atau saat yang lain (dengan kondisi musim
yang berbeda) tentunya akan memberikan hasil yang berbeda pula.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Teknologi GPS dapat digunakan untuk mengukur arah dan kecepatan arus permukaan
taut dengan menggunakan metode absolut kinematik, meskipun data hasil pengukuran
masih sedikit, tetapi data tersebut cukup mampy untuk menggambarkan arah dan kecepatan
arus permukaan laut. Arah dan kecepatan arus yang terukur hanya arus permukaan laut,
untuk mengetahui arah dan kecepatan arus bawah laut harus menggunakan receiver GPS
dan alat pengukur arus yang sesuai untuk keperluan itu. ”
Saran
Tulisan ini baru merupakan awal dari penelitian penulis dalam pemanfaatan GPS
untuk menentukan arah dan kecepatan arus permukaan laut. Dari apa yang ditemui disini
dapat memberikan prospek yang cukup baik dalam pengembangan metode ini lebih tanjut.
Hal tersebut dapat dilihat dari apa yang telah dilakukan disini, yaitu penggunaan metode
absolut kinematik yang sudah memberikan hasil yang cukup balk dengan ditunjukkannya
nilai EPE (Estimate Position Error) selama pengukuran sebesar rata-rata 6 meter , walaupun
hasil ini belum merupakan hasil seperti yang diharapkan (yaitu tingkat kesalahan dalam
cm). Untuk pentelitian selanjutnya, saran yang dapat disampaikan disini adalah :bahwa
untuk meningkatkan ketelitian data, maka receiver GPS yang digunakan adalah tipe geodetik
atau minimal tipe pemetaan yang memang dirancang untuk menentukan pasisi yang menuntut
ketelitian cukup tinggi.Penggunaan GPS Untuk Mengukur Arah dan Kecepatan Arus Permukaan Lava (Nurul Khakhiny) 123
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Tim Pelaksana Penelitian Penyusunan
Panduan Rencana Tata Ruang Kawasan dengan Menggunakan Sel Sedimen, yang
merupakan kerjasama antara Departemen kelautan dan Perikanan (DKP) Pusat dengan
PUSPICS Fakultas Geografi UGM. Tim tersebut meliputi: Prof.Dr. Duibahri (Ketua Tim),
Drs Sunarto,M.S, Dra. Valentina Arminah,M.Si, dan Andri Kurniawan, S.Si, M.Si, Terima
kasih atas kerjasamanya selama di fapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, H,Z,. 2000. Penentuan Posisi dengan GPS dan Aplikasinya. PT. Pradnya Paramita,
Jakarta.
Abidin, H,Z., Jones, A., Kahar, J,. 1995, Survei dengan GPS. PT. Pradnya Paramita, Jakarta,
Abidin,H.Z, dan Faizal,N.2002. Studi Kemampuan GPS dalam Pemantauan Pergerakan Kereta
Api Pada Rute Bandung - Jakarta. Prosiding. FIT ISI 2002, Yogyakarta.
Davis,J.1996. Wave Simulation Measurement with GPS. Sea Technology, pp71-71
DeLoach,S.D., et al., 1995, Delineation of Tidal Datums, Water Surface Slopes with GPS.
Sea Technology, March 95, pp 56-60
Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) kerjasama dengan PUSPICS Fakultas Geografi
UGM. 2002. Penyusunan Panduan Rencana Tata Ruang Kawasan dengan
Menggunakan Sel Sedimen. Laporan penelitian. Jakarta,
Hutabarat,S, dan Evans, $.M., 1985. Pengantar Oseanograji. Penerbit Universitas
Indonesia. Jakarta.
Kennedy, M., 1996, The Global Positioning System and GIS, an Introduction, Ann Arbor
Press, Chelsea, Michigan.
Mudita, !. 2002. Pelampung GPS untuk Pengamatan Muka Laut. Prosiding. FIT IS! 2602,
Yogyakarta.
Leick, A., 1995. GPS Satellite Suveying. Second Edition. John Wiley & Sons, Inc, New
York.124. Majalah jeptember 2003. halaman 113 - 127
Tabel 1. Perhitungan Arab dan Kecepatan Arus di Pantai Depok Pekalongan (Track 1)
Zone UTM : 49 M
No | Exing Northing Waktu re | Teteral | Kecepatan
(meter) | (meter) remiy_ | eri |’)
T_| 347280 | 9244536 | CRTD 11:23 10.0CT-02
4 240 0371
2 | 347277 | 9244247 | RTD 11:27 10-OCT-02
5 300 0.227
3 | 347273 | 9244179 | cRTD 11:32 10-.0C7-02
5 300 0.220
4 | 347273 | 9248113 | CRTD 11:37 10-OCT-02
5 300 0.269
5 | 3amae | 9264033 | RTD 11:42 10-0CT-02
5 300 21
6 | 347289 | 9243970 | CRTD 11:47 10-0CT-02
6 360 0.195
7 | 347287 | 9243900 | cRTD 11:53 10-OCT-02
5 300 0248
8 | 347296 | 9243826 | CRYD 11:58 10-OCT-02
5 300 9.184
9 | 347293 | 9243771 | RTD 12:03 10-OCT-02
Tamiah 155
Rata-rata 0.247
Arah Baraidaya cenderung Ke Solan
‘Fabel 2. Perhitungan Arab dan Kecepatan Arus di Pantai Depok Pekalongan (Track 2)
Zone UTM : 49M.
———
Easting | Northing Interval | Interval | gecepatan
Wo | Tete | meter Waktu Waku | Waku | SOEs
Me (merit) | (detik)
1 | 348089 | 9244273 |~CRTD 12:12 10-OCT-02 -
6 360 021
2 | 348113 | 9244197 | RTD 12:18 19-OCT-02
5 300 0,289
3. | a4aiaa | 924aii6 | cRTD 12:23 10-0C7-02
5 300 9,242,
4 | 348174 | 9244050 | CRTD 12:27 10-OCT-02
5 300 0,303
5 | 348209 } 9243866 | CRUD 12:32 10-OCT-02
6 360 0.273
6 | 348241 | 9243873 | CRTD 12:38 10-OCT-02
s 300 0.346
1 | 348272 | 9243774 | CRTD 12:4310-0CT-02
5 300 0,325
8 | 348298 | 9243680 | CRTD 12:48 10-OCT-02
Tuma |
Rata-raia 0,286
‘Arah TenggaraPenggunoan GPS Untuk Mengukur Arah dan Kecepatan Arus Permukaan Lout (Nurul Khokhiny)
‘Tabel 3. Perhitungan Arah dan Kecepatan Arus di Pantai Sendang Sikucing Kendal
Zone UTM : 49 M
‘Tabel 4. Perhitungan Arah dan Kecepatan Arus di Pelabuhan Tanjung Emas Semara
Zone UTM : 49M
Easting | Northing Kecepatan
No | Gmetery | “tmetery Waktu (enlaty
T 396580 | 9238085 CRTD 08:58 11-OCT-02.
4 240 COTES
2 396605 | 9238075 CRTD 09:02 11-OCT-02
4 240 127
3 | 396633 | 9238063 | cRTD 09:06 11-0cT-02
10 600 0161
4 396715 | 9238012 CRTD 09;16 11-OCT-02,
" 660 0,147
3 (396789 | 9237949 CRTD 09:27 11-OCT-02,
u 660 0.131
6 396856 | 9237894 RTD 09:38 11-OCT-02
8 480, 0.157
7 | 39093 | 9237865 | crTD 0946 11-0cT-02
12 720 0.177
8 (397008 } 9237760, CRTD 09:58 11-OCT-02
10 600 0174
9 397089 | 9237694 CRTD 10:08 11-OCT-02
10 600 0,190
10 | 39179 | 9237624 | cRTD 10:18 11-OCT-02
9 540 0212
i1_| 397269 | 9237553 _|_cRTD 10:27 11-0CT-02
Jumlah_ 1588
Rata-rate 0,159
Fea Tr “Tenggara |
- Toterval | Interval
No | Easting | Northing Waltu Wakte | Waka | Kesepatan
(meter) | (meter) (menity_|_ (det) (iat)
T_| 438340 | 9234624 | CRTD 08:20 12-OCT-02
to 600 0,185
2 | 43gq02 | 9234716 | CRTD 08:30 12-OCT-02
10 600 0,184
3 | 438476 | 9234798 | cRTDo8:40 12-OCT-02
10 600 0,156
4 | 438552 | 9234853 | crTD 08:50 12-0CT-02
8 480 0177
3 | 438626 | 9234895 | CRTDo8:58 12-0CT-02
u 660 0,152
6 | 43a719 | 9234933 | CRTD 09:09 12-OCT-02
to 600 0.198
7 | 438aas | 9234959 | CRTDO9:19 12-OCT-02
u 660 0,170
8 | a3go46 | 9234939 | CRTDO9:30 12-OCT-02
10 600 0,144
9 | 439032 | 9234929 | cRTD 09:40 12-OCT-02
to 600 0.173
lo | 439127 | 9234887 | CRTDO9:50 12-OCT-02
dumlah 7347
Rata-rata 0.172
‘Acar imurlaut cenderung ke Utara,Majalah Geografi indonesia, Vol. 17, No. 2, September 2003, halaman 113 - 127
‘Tabel 5 Perhitungan Arah dan Kecepatan Arus
di Panta Banjir Kanal Timur Semarang
Zone UTM : 49 M
Easing Wale
(meter)
“apare | Sasa0F | CRTD ToUs -OCTOZ
sqoo77 | 9234355 | cero 10:13 12-0c7-02 ,
aaoisz | 9234393 | eRrD 10:9 12-0CT-02
aaoiss | szea13 | carp 19.23 2-0cr-02
asm | 92xe201 | ceTD 1029 12-0cT.02
4aars7 | s2x4272 | cRTD 10:33 12-0cr-02
agonis | 9230268 | RTD 1029 17-0CT-02
aaos7s | sasaase | cRTD to-ee 12-0CT02
40827 RTD 10:50 12-.0¢T-02
‘cam 10:54 12-0¢T-02
Tabel 6, Perhitungan Arah dan Kecepatan Aros di Teluk Awur Jepara
Zone UTM : 49M
Taine | ening Wate Taceal
tera) | “mote ‘sian
coal)
cm
asus | 9263625 | CRTD 09.03 26-SEP-02
459346 | 9265609 | cro 09:08 26-SEP-07
459323 | 9263787 | crrDo9:13268EP-02
300
>
300
300
459325 | 9263925 | CRTD 09:23 26-SEP-02 ”
459328 | 9263997 | CRTD 09:28 26-SEP-02 m
9264068 | CRTD 09:33 26-SEP-02 ”
‘9264158 | CRTD 09:38 26-SEP-02 7”
mn | cmmonmn |! | ™
9264328 | CRTD 09:48 26-SEP-02
300
CRTD 09:53 26-SEP-02Penggunaan GPS Untuk Mengukur Arah dan Kecepatan Arus Permukaan Lout (Nurul Khakhiny
‘Tabel 7. Perhitungan Arah dan Kecepatan Arus di Pantai Kartini Jepara (Track 1)
Zone UTM : 49M
a Interval | Interval
Easting | Nomhing Kecepatan
No Waktu Waktu ‘Waktu
meres) | {meter (meni) | evi) |_ (4?
T 460615 | 9270199 CRTD 14:25 27-SEP-02
9 | s0 | o2ss
2 | s60se6 | 9270066 | crtD 14:3427-SEP-02
6 ‘360 0,266
3 | s60ses | s269977 | cRTD 14:40 27-SEP02
7 420 0,325
4 460522 | 9269843 CRTD 14:47 27-SEP-02
7 420 0,229
5 | ssosi9 | 9269747 | crrD 14:5427-SEP-02
6 360 0.288
6 | s60sa1 | 260684 | cRTD 15:0027-SEP.02
6 360 0,182
7 460510 | 9269582 CRTD 15:06 27-SEP-02
6 360 0,242
& 460504 | 9269495. RTD 15:12 27-SEP-02
6 | 30 | os
9 | seoss9 | s2esai9 | cRTD 15:18 27-SEP-02
6 360 0.206
10 | 460493 | 9269345 | cRTD 15:24 27-SEP-02
Jumlah
Rater
‘Arah
Tabel 8. Perhitungan Arah dan Kecepatan Arus di Pantai Kartini Jepara (Track 2)
Zone UTM : 49 M
Easting | Northing Kecepatan
No Waktu Waktu Waktu
(ameter) | (meter) enity |r |
1 | 460218 | 9272166 | CRTD 16:01 27-SEP-02
35 300 0.149
2 | aso178 | sa7zias | crrD 16062786002
4 240 0,195
3 | 460152 | 9272107 | CRTD 16:10 27-SEP02 .
6 360 0,168
4 | 460100 | 9272076 CRD 16:16 27-SEP-02
Ss 300 0,130
5 460061 9272073 ‘CRTD 16:21 27-SEP-02
6 360 0174
6 | 460007 | 9272041 CRTD 16:27 27-SEP-02
6 360, 0143
7 | 459960 | 9272020 | CRTD 16:33 27-SEP-02
5 300 0.159
8 | 459922 | 9271991 CRTD 16:38 27-SEP-02
Jumlah 1120
Rata-rata_ 0.160.
“Arah Baraidaya
127