You are on page 1of 10

Jurnal Rab Construction Research

RACIC P-ISSN 2527-7073 E-ISSN 2620-3170

Volume 3, No 2, Desember 2018

ANALISA FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB CHANGE ORDER


PADA PROYEK PENINGKATAN JALAN INSPEKSI
Novia Siti Rohana1, Rahmad Fadillah Rasul2, R. Dzaki Mandala Putra3,
Alifta Rossela4, Yayuk Setyaning Astutik5
1
Teknik Sipil Universitas Internasional Batam
Jl. Gajah Mada, Baloi – Sei. Ladi Batam Indonesia
email : novia@uib.ac.id
2
Teknik Sipil Universitas Internasional Batam
Jl. Gajah Mada, Baloi – Sei. Ladi Batam Indonesia
email : rahmad@uib.ac.id
3
Teknik Sipil Universitas Internasional Batam
Jl. Gajah Mada, Baloi – Sei. Ladi Batam Indonesia
email : radendzakim@gmail.com
4
Teknik Sipil Universitas Internasional Batam
Jl. Gajah Mada, Baloi – Sei. Ladi Batam Indonesia
email : aliftarossela20@gmail.com
5
Teknik Sipil Universitas Internasional Batam
Jl. Gajah Mada, Baloi – Sei. Ladi Batam Indonesia
email : yayuk@uib.ac.id

ABSTRACT
Change Order (CO) is a change in work in a construction project. CO is very difficult to avoid and if this
sequence changes occur it can endanger the project. In view of its relevance, projects to improve
mermaid road inspection (continued) have a high risk of changing orders. This must be minimized from
the beginning of the project work, one of which is to identify the fundamental factors that cause changes
in the order in this project, using descriptive analysis methods. Based on the literature review, this study
identified 11 factors that caused change order to occur. Data that has been collected through
questionnaires with a total of 50 respondents involved in this study. These respondents are all people who
work on the project. Each respondent was asked to express his opinion about the frequency and impact
caused by using a 1-5 Likert scale. Two factors classified as the most important factor that causes
changes in contract orders from the most dominant, namely physical conditions in the field (1) and
changes in the scope of work (2) and non-dominant factors, namely the problem of supervisory
consultants (1) and contractor problems (2) . This descriptive analysis also shows positive correlation
and is statistically significant.
Keywords: Change Order, Project, Construction, Water Building, Descriptive Analysis

ABSTRAK
Change Order (CO) adalah perubahan pekerjaan dalam proyek konstruksi. CO sangat sulit untuk
dihindari dan jika perubahan urutan ini terjadi dapat membahayakan proyek. Mengingat relevansinya,
proyek peningkatkan jalan inspeksi jalan duyung (lanjutan) memiliki risiko tinggi untuk perubahan
pesanan. Ini harus diminimalkan sejak awal pekerjaan proyek, salah satunya adalah dengan
mengidentifikasi faktor-faktor mendasar yang menyebabkan perubahan urutan pada proyek ini,
menggunakan metode analisis deskriptif. Berdasarkan tinjauan literatur, penelitian ini mengidentifikasi 11
faktor yang menyebabkan change order terjadi. Data yang telah dikumpulkan melalui kuesioner dengan
total 50 responden yang terlibat dalam penelitian ini. Responden ini adalah semua orang yang bekerja di
proyek tersebut. Setiap responden diminta untuk menyampaikan pendapatnya tentang frekuensi dan
dampak yang ditimbulkan dengan menggunakan skala Likert 1-5. Dua faktor

1|RACIC – JURNAL TEKNIK S IPIL ABDURRAB


Jurnal Rab Construction Research

RACIC P-ISSN 2527-7073 E-ISSN 2620-3170

Volume 3, No 2, Desember 2018

diklasifikasikan sebagai faktor paling penting yang menyebabkan perubahan pesanan kontrak dari yang
paling dominan, yaitu kondisi fisik di lapangan (1) dan perubahan ruang lingkup pekerjaan (2) dan faktor
yang tidak dominan, yaitu masalah konsultan pengawas (1) dan masalah kontraktor (2). Analisis
deskriptif ini juga menunjukkan korelasi positif dan signifikan secara statistik.
Kata kunci: Change Order, Proyek, Konstruksi, Bangunan Air, Analisis Deskriptif

1. Pendahuluan

Pada saat ini proyek-proyek konstruksi di Indonesia terus meningkat, hal ini
disebabkan karena adanya tuntutan dan kebutuhan yang juga terus meningkat. Dan pada
umumnya proyek-proyek ini tidak dapat dipisahkan dari masalah-masalah selama
pelaksanaan proyek. Proyek-proyek konstruksi pada umumnya berbeda dalam ukuran,
waktu konsumsi dan kompleksitas. Akan tetapi, ada beberapa karakteristik umum yang
sama, salah satunya adalah change order (CO) [1].
Change Order merupakan penambahan atau pengurangan pekerjaan dari
pekerjaan yang telah didisain sebelumnya dan perubahan tersebut disepakati oleh pihak
penyedia jasa dan pemilik pekerjaan. Dalam setiap proyek konstruksi sering terjadi
perubahan-perubahan atau yang sering disebut dengan change order [4].
Khususnya di Kota Batam banyak dari proyek-proyek yang mengalami
keterlambatan yang diakibatkan oleh perubahan pekerjaan (Change Order). Change
Order (CO) ini bisa terjadi kapan saja mulai awal pekerjaan sampai akhir pekerjaan.
Change Order ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pekerjaan konstruksi, akan
tetapi jika change order sering terjadi maka akan menimbulkan dampak negatif secara
langsung maupun tidak langsung pada proyek. Ada lima dampak change order yang
paling umum adalah meningkatkan biaya proyek, mengingkatkan waktu aktivitas setiap
pekerjaan, jadwal penyelesaian pekerjaan yang tertunda, penambahan anggaran, dan
penundaan pembayaran [5].
Beberapa tahun belakangan pembangunan infrastruktur bidang konstruksi di
Indonesia terus meningkat dan selama proses pembangunan tentu terdapat perubahan-
perubahan kontrak awal. Hal ini juga terjadi di Kota Batam sebagai salah satu kota
industri dan kota di kepulauan. Hampir setiap pekerjaan konstruksi di Kota Batam
mengalami perubahan-perubahan kontrak (change order) baik pekerjaan skala besar
maupun skala kecil.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam hal ini adalah menganalisa faktor-
faktor penyebab change order pada proyek peningkatan jalan inspeksi, untuk
mengetahui faktor change order yang paling dominan dan tidak dominan pada
proyek ini. Manfaat yang akan dicapai dalam hal ini adalah memberikan informasi
tentang faktor-faktor penyebab change order pada proyek peningkatan jalan inspeksi
sehingga dapat dijadikan sebagai masukan kepada pihak-pihak yang berkontribusi pada
proyek ini, terutama pemilik pekerjaan.

2|RACIC – JURNAL TEKNIK S IPIL ABDURRAB


Jurnal Rab Construction Research

RACIC P-ISSN 2527-7073 E-ISSN 2620-3170

Volume 3, No 2, Desember 2018

2. Tinjauan Pustaka

2.1 Pengertian Change Order

Change Order adalah usulan perubahan secara tertulis antara penyedia jasa dan
pemilik pekerjaan untuk mengubah kondisi-kondisi tertentu yang ada di dalam
kontrak awal. Hal ini disebabkan oleh penambahan atau pemberian alternatif pada
pekerjaan yang telah didisain dalam kontrak penyedia jasa dan pemilik pekerjaan,
yang mana perubahan tersebut dapat dipertimbangkan untuk masuk.
Menurut Direktorat Jendral Bina Marga (1999) Departemen Pekerjaan Umum
(PU) change order adalah penambahan atau pengurangan pekerjaan untuk
menyesuaikan volume lapangan atau perubahan waktu tanpa merubah pasal kontrak.

2.2 Tujuan Change Order

Tujuan dari Change Order menurut Fisk (2006) dalam [1] adalah:
a. Untuk melakukan perubahan rencana kontrak dengan cara diadakannya
metoda pembayaran secara khusus
b. Untuk melakukan perubahan terhadap rincian pekerjaan, termasuk
perubahan waktu kontrak dan perubahan pembayaran juga terdapat di
dalamnya.
c. Melakukan kesepakatan penambahan pekerjaan baru, pada hal ini juga
termasuk pembayaran dan perubahannya.
d. Untuk kebutuhan administrasi, dalam hal memastikan metoda pembayaran
kerja ataupun penambahannya.
e. Untuk mengikuti penyesuaian harga satuan kontrak jika terjadi perubahan
rincian.
f. Untuk mengajukan pengurangan biaya.
g. Penyesuaian jadwal proyek karena adanya perubahan.
h. Untuk mencegah perselisihan antara penyedia jasa dan pemilik pekerjaan.

2.3 Bentuk Change Order

Pada umumnya bentuk dasar change order dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Perubahan Formal (Directive Change)
Perubahan ini diajukan secara tertulis oleh pemilik pekerjaan yang
ditujukan kepada pihak penyedia jasa untuk melakukan perubahan skop
pekerjaan, time schedule, anggaran-anggaran, dan lain-lain yang berbeda
dengan yang telah dirinciankan dalam kontrak.
Dalam prubahan ini, pemilik pekerjaan :
- Memberikan arahan kepada penyedia jasa untuk melakukan pekerjaan.
- Menyadari bahwa tetap ada perubahan terhadap original scope of
works.
- Mengeluarkan change order sebagaimana yang telah diatur dalam
kontrak.

3|RACIC – JURNAL TEKNIK S IPIL ABDURRAB


Jurnal Rab Construction Research

RACIC P-ISSN 2527-7073 E-ISSN 2620-3170

Volume 3, No 2, Desember 2018

b. Perubahan Informal (Constructive Change)


Informal Changes adalah suatu tindakan tidak resmi yang mengesahkan
suatu perubahan di lapangan yang terjadi karena adanya kesalahan-
kesalahan dalam melakukan suatu tindakan.

2.4 Faktor Penyebab Change Order

Terjadinya change order bisa disebabkan oleh berbagai macam faktor. Dalam
setiap pekerjaan proyek konstruksi faktor penyebab terjadinya change order selalu
berbeda. Berikut faktor-faktor penyebab terjadinya change order menurut para ahli:
a. Menurut Schaufelberger & Holm (Murni, 2007) [6]
- Terjadinya kesalahan desain
- Perubahan dari pemerintah
- Ketidaksesuaian material di lapangan
- Campur tangan dengan pihak ketiga
b. Menurut Soeharto (Murni, 2007) [6]
- Terjadinya perubahan desain
- Terjadinya perubahan perincian material
- Perubahan kondisi lapangan yang tidak terduga
- Kontrak tidak lengkap
- Terdapat pasal-pasal yang kurang jelas dalam kontrak
c. Menurut Fisk, Edward (1992, halaman 470)
- Perencanaan dan uraian yang kurang baik
- Perbedaan analisa dari pihak perencana
- Standar pelaksanaan lebih tinggi daripada yang telah diuraikan
- Adanya perubahan proses pelaksanaan
- Terjadinya perubahan urutan konstruksi
- Serta hal-hal yang belum ditentukan oleh pemilik pekerjaan

2.5 Analisa Faktor

Tujuan dari analisa faktor merupakan untuk mencari faktor yang paling sedikit
dengan menggunakan prinsip parsimori maka akan menghasilkan korelasi pada
instrumen yang diteliti (Widarjono, 2015:193) dalam [7].
a. Matriks Korelasi
Untuk melakukan analisa faktor, maka langkah awal yang harus dialukan
adalah menghitung korelasi antar variabel-variabel yang akan diteliti.
- Korelasi matriks antar variabel
- Korelasi parsial
Ada beberapa kriteria dalam analisa anti image correlation (Ifadah, 2011)
[8] yaitu :
- MSA = 1 maka, variabel tersebut dapat diprediksi tidak memiliki
kesalahan oleh oleh variabel lain.
- MSA > 0.5 maka, variabel tersebut masih bisa diprediksi lebih lanjut.

4|RACIC – JURNAL TEKNIK S IPIL ABDURRAB


Jurnal Rab Construction Research

RACIC P-ISSN 2527-7073 E-ISSN 2620-3170

Volume 3, No 2, Desember 2018

- MSA < 0.5 maka, variabel tersebut tidak bisa diprediksi dan tidak bisa
dilakukan analisa lebih dalam. Jadi variabel tersebut perlu dikeluarkan.
- Kaiser Meyer Olkin
Jika nilai diatas 0.5 variabel-variabel yang digunakan maka juga masih
bisa digunakan untuk penentu dalam analisa faktor akan tetapi jika
nilai kurang dari 0.5 maka variabel-variabel tersebut tidak dapat
digunakan untuk analisa faktor.
- Barlett’s Test of Sphericity
Barlett’s Test dapat digunakan untuk penguji apakah variabel-variabel
yang digunakan harus mempunyai korelasi. Berikut beberapa hipotesis
yang dimiliki oleh Barlett’s Test:
H0 = tidak memiliki korelasi dalam variabel bebas.
H1 = memiliki korelasi dalam variabel bebas.
Hasil pengujian dapat dilihat dengan cara melihat hasil angka signifikan dengan
cara sebagai berikut:
Jika angka sig >0.05 maka H0 dapat diterima dan apabila angka sig <0.05 maka,
H0 tidak dapat diterima (ditolak).

3. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini akan dipakai pendekatan Mixed Method, yaitu merupakan
gabungan dari metode kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kualitatif merupakan
metode yang digunakan untuk menemukan hipotesis. Sedangkan metode kuantitatif
merupakan metode yang digunakan untuk menguji hipotesis itu sendiri. Jadi uji
hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisa deskriptif

3.1 Populasi dan Sampel

Populasi yang terdapat di dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang
terlibat dalam pembangunan proyek ini. Pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan metode non-probability sampling dengan cara purposive sampling.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan kuesioner


untuk mengetahui pendapat responden mengenai faktor-faktor penyebab CO pada
proyek tersebut. Pendapat tersebut dinyatakan dalam bentuk skala bertingkat sebagai
tolok ukur seberapa sering terjadinya change order selama waktu proyek dari faktor-
faktor penyebab digunakan skala likert (1 – 5).
a. 1 = Sangat Jarang (< 2)
b. 2 = Jarang (antara 2 – 5)
c. 3 = Sedang (antara 6 – 10)
d. 4 = Sering (antara 11 - 15)
e. 5 = Sangat Sering (>15)

5|RACIC – JURNAL TEKNIK S IPIL ABDURRAB


Jurnal Rab Construction Research

RACIC P-ISSN 2527-7073 E-ISSN 2620-3170

Volume 3, No 2, Desember 2018

3.3 Analisa Statistika Deskriptif

Analisa data penelitian ini dilakukakan menggunakan analisa statistik deskriptif,


karena analisa deskriptif dapat memudahkan pengolahan data agar dapat dipahami.
Ada beberapa tujuan yang bisa didapatkan dari analisa ini yaitu sebagai berikut:
1. Faktor yang paling menonjol dan susunannya
Dalam hal ini akan dibahas faktor yang paling dominan dan yang tidak
dominan yang menyebabkan terjadinya change order pada proyek
peningkatan jalan inspeksi.
2. CO dari segi waktu proyek
Dalam hal ini akan dibahas change order dari segi waktu maka, akan
diketahui rata-rata dan modus dari faktor penyebab change order pada
proyek peningkatan jalan inspeksi selama 150 hari kalender dan 180 hari
kalender masa pemeliharaan. Dengan menggunakan skala Likert, jika modus
menunjukkan angka 1 maka faktor tersebut sangat jarang, angka 2
menunjukkan jarang, angka 3 menunjukkan sedang, angka 4 menujukkan
sering, dan angka 5 menunjukkan tingkat change order sangat sering.

6|RACIC – JURNAL TEKNIK S IPIL ABDURRAB


Jurnal Rab Construction Research

RACIC P-ISSN 2527-7073 E-ISSN 2620-3170

Volume 3, No 2, Desember 2018

3.4 Bagan Alir

MULAI

Desain Kuesioner

Uji Validitas dan


Reliabilitas

Valid Tidak
dan
Reliabel

Ya

Pengambilan Data

Pengolahan Data

Analisa Data
Deskriptif

Kesimpulan

SELESAI

Gambar 1. Bagan Alir Penelitian

7|RACIC – JURNAL TEKNIK S IPIL ABDURRAB


Jurnal Rab Construction Research

RACIC P-ISSN 2527-7073 E-ISSN 2620-3170

Volume 3, No 2, Desember 2018

4. Hasil dan Pembahasan

Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan


kuesioner kepada responden yang berkecibung dalam proyek peningkatan jalan inspeksi
jalan duyung (lanjutan). Kuesioner sebanyak 50 eksemplar kuesioner. Berikut tabel
hasil analisa deskriptif:

Tabel 1 Rekap Kuesioner


Hasil
Pertanyaan Jumlah Standar
Rata-Rata
Responden Deviasi
Masalah di lokasi proyek 50 2,5 0,728
Kesalahan dalam design 50 2,36 0,866
Kondisi fisik di lapangan 50 2,80 0,959
Masalah cost pada proyek 50 2,32 0,786
Masalah kontraktor 50 1.94 0,614
Kendala keamanan dan keselamatan 50 2,46 0,877
Perubahan ruang lingkup pekerjaan 50 2,74 0,934
Kesalahan dalam dokumentasi
50 2,18 0,865
proyek
Kebijakan pemilik pekerjaan 50 2,12 0,791
Masalah konsultan pengawas 50 1.86 0,721
Perubahan kebijakan atau peraturan 50 2,16 0,784

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui faktor-faktor yang sangat berpengaruh


terhadap terjadinya CCO pada proyek ini adalah masalah kondisi fisik di lapangan,
kondisi tersebut terjadi karena kurangnya data soil yang diambil, data soil pertama
hanya diambil pada dua titik, akan tetapi data tersebut tidak dapat mewakili kondisi
tanah seluruhnya di lokasi proyek. Sehingga, setelah diadakan pengambilan data soil
kembali, tanah tersebut diketahui mengandung pasir sedalam 3 meter sedangkan di data
soil sebelumnya tanah tidak mengandung pasir sama sekali. Faktor kedua yang
mempengaruhi CCO adalah perubahan ruang lingkup pekerjaan, hal ini didasari dengan
adanya beberapa hal sehingga faktor perubahan ruang lingkup pekerjaan, salah satunya
yaitu penambahan pekerjaan bored pile. Sebelumnya perencanaan hanya menggunakan
sheet pile dengan metode pancang, akan tetapi karena kondisi tanah di lokasi proyek
mengandung pasir maka metode pancang tidak dapat dijalankan sehingga pada proyek
ini menambahkan metode pre-boring sebelum sheet pile dipancang.
Berdasarkan durasi proyek maka didapatkan rata-rata maksimum 2.80 yaitu
kondisi fisik lapangan (pertanyaan 3) artinya faktor ini merupakan faktor yang
tergolong cukup kuat selama waktu pelaksanaan proyek berlangsung dan rata-rata
minimum 1.86 yaitu masalah konsultan pengawas (pertanyaan 10) artinya faktor ini
tergolong lemah selama waktu pelaksanaan proyek 150 hari kalender dengan masa

8|RACIC – JURNAL TEKNIK S IPIL ABDURRAB


Jurnal Rab Construction Research

RACIC P-ISSN 2527-7073 E-ISSN 2620-3170

Volume 3, No 2, Desember 2018

pemeliharaan selama 180 hari kalender. Modus dari pertanyaan 3 angka yang dominan
adalah 3 artinya tingkat keseringan terjadinya selama durasi proyek adalah sedang dan
dari pertanyaan 10 angka yang dominan adalah 2 artinya tingkat keseringan terjadinya
selama durasi proyek adalah jarang.

5. Kesimpulan

1) Faktor penyebab terjadinya change order pada proyek ini berjumlah 11


faktor.
2) Pada analisa deskriptif dapat dilihat bahwa faktor utama penyebab terjadinya
change order adalah kondisi fisik lapangan dan perubahan ruang lingkup
pekerjaan.
3) Didapatkan tiga faktor penyebab change order yang paling dominan yaitu
kondisi fisik di lapangan (1), perubahan ruang lingkup pekerjaan (2),
masalah di lokasi proyek (3) dan tiga faktor penyebab change order yang
tidak dominan yaitu kebijakan pemilik pekerjaan (3), masalah kontraktor (2),
masalah konsultan pengawas (1).

6. Saran

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran terhadap faktor-


faktor penyebab change order pada proyek peningkatan jalan inspeksi jalan duyung
(lanjutan) sehingga selanjutnya, change order dapat diminimalkan pada proyek-proyek
konstruksi lainnya sehingga pekerjaan proyek dapat berjalan lebih efektif, baik dari segi
waktu dan biaya pekerjaan.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan kepada semua karyawan proyek untuk
dapat:
1. Memperhatikan kondisi fisik lapangan dan pengambilan data di lapangan secara
detail.
2. Meminimalisir perubahan ruang lingkup pekerjaan dengan cara menyiapkan
metode kerja yang sesuai dengan kondisi lapangan.
3. Menentukan spesifikasi-spesifikasi pekerjaan yang diperlukan sesuai dengan
kondisi lapangan.
4. Meningkatkan informasi ketika perencanaan dan melakukan survei lapangan.

7. Daftar Pustaka

[1] Wulandari, Vanessa (2018). Faktor Change Order Pada Proyek Bangunan
Air Bersih
[2] Puspitasari, R. 2016. “Analisis Fakor Penyebab Terjadinya Perubahan Pada
Kontrak Lumb Sum (Studi Kasus: Proyek Apartement And Soho Ciputra
World)”, Skripsi Fakultas Teknis Universitas Brawijaya.
[3] Sandy, A. Gumolili, Bonny, F. Sompie, Johan, P. Rantung. 2012. “Analisis
Faktor-Faktor Penyebab Change Order dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja

9|RACIC – JURNAL TEKNIK S IPIL ABDURRAB


Jurnal Rab Construction Research

RACIC P-ISSN 2527-7073 E-ISSN 2620-3170

Volume 3, No 2, Desember 2018

Waktu Pelaksanaan Proyek Konstruksi di Lingkungan Pemerintah Provinsi


Sulawesi Utara.
[4] Zawawi et al. (2010). “Sustainable Construction Practice: A Review of
Change Orders In Construction Project”. International.
[5] Alaryan et al. (2014). “Causes and Effects of Change Orders on
Construction Projects in Kuwait”. Journal of Engineering Research and
Applications. ISSN : 2248-9622, Vol. 4, Issue 7
[6] Murni, Imam. (2007). “Faktor Penyebab, Akibat, Dan Proses Pengolahan
Change Order Pada Proyek Rumah Tinggal Di Surabaya”. Tesis S2 Fakultas
Teknik Universitas Kristen Petra. Surabaya.
[7] Widarjono, Agus. 2015. Analisis Multivariat Terapan Dengan Program SPSS,
AMOS, dan SMARTPLS. Yogyakarta: UPP STIM YKPN
[8] Ifadah, Ana. 2011. Analisis Metode Principal Component Analysis (Komponen
Utama) Dan Regresi Ridge Dalam Mengatasi Dampak Multikolinearitas Dalam
Analisis Regresi Linear Berganda. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Semarang:
Universitas Negeri Semarang

10 | R A C I C – J U R N A L T E K N I K S I P I L A B D U R R A B

You might also like