Nama : Akmal Yusufianto

Nim : 121170080

Tugas : EOR (hal 10)

On heavier (Low-Api-gravity oils with high viscosities. Steam injection therefore tends to be used on
viscous, low-API-gravity oils.

The second general method of steam application is the steamdrive, or steamflood, process
shown in Fig. 1.7. In this method, steam is injected through injection wells and the fluids are displaced
toward production wells that are drilled in specified patterns.

Recovery mechanism in this method also are based on viscosity reduction, oil swelling, steam
stripping, and steam-vapor drive. As the steam loses energy in its movement through the reservoir,
condensation to liquid water occurs. Therefore, the process consist of a hot-water flood in the region of
condensation followed by steam displacement. The process has been applied primarily to low-API-
gravity, high-viscosity oils but is also applicable to lighter crudes.

A major problem with steam processes is that the steam density is much lower than that of oil
and water and therefore the steam tends to move to the top of a reservoir, overriding a large part of the
oil body. This compensated for partially by heat conduction away from the zone of actual contact by the
steam, however, and the heated portion of a reservoir can be a high percentage of total reservoir
volume. The heated volume depends significantly on the reservoir structure. Mobilty control is also a
problem with the steamdrive process because steam viscosity is small compared with the viscosities of
liquid water and oil. Other points of concern include heat losses, equipment problems from operating at
high temperatures, and pollutant emissions resulting from surface steam generation.

In-situ combustion, shown schematically in Fig.18, is another thermal process. In this process,
thermal energy is generated in the reservoir by combustion, which may be intiated with either an
electric heater or gas burner or may be spontaneous. Oxygen, as air or in a partially purified state, is
compressed at the surface and continuously injected (Dry process), often together with water (wet
process). In the heating and combustion that occur the lighter components of the oil are vaporized and
moved ahead. Depending on the peak temperature attained, thermal cracking may occur and vapor
products from this reaction also move downstream. Part of the oil is deposited as a coke-like material on
the reservoir rock, and this solid material serves as the fuel in the process. Thus, as oxygen injection is
continued, a combustion front slowly propagates through the reservoir, with the reaction components
displacing vapor and liquids ahead toward production wells.

Recovery mechanisms include viscosity reduction from heating, vaporization of fluids, and
thermal cracking. Injected gases and water pick up energy as they pass through the burned zone and
move toward the combustion front. A head of the combustion front, a steam plateau exist-i.e., a region
of condensing team in which the temperature is almost constant at the steam saturation temperature
corresponding to the reservoir pressure. A hot water flood essentially exist in this region, much in the
same manner as in a steamdrive process. A head of the steam plateau, the temperature decreases to
the original reservoir temperature.
 There are variations to the in-situ combustion process. In wet combustion water is injected
along with air. The water effectively picks up energy in the burned zone behind the front. It also has
benefical effects on the combustion process and reduces the combustion-zone temperature. In another
variation, not often applied, the combustion is carried out in a reserved manner, combustion is started
at the production wells. Oxygen is still injected at injection wells and so the combustion zone moves in
the direction opposite to the fluid flow.

The in-situ combustion process effectively displaces oil in the regions contacted. Approximately
30% of the oil in place is required as fuel in the burning. This percentage varies, of course, depending on
the oil composition and saturation, combustion conditions, and rock properties.

A major problem with this method is control of the movement of the combustion front.
Depending on reservoir characteristics and fluid distributions, the combustion front may move in
nonuniform manner through the reservoir, with resulting poor volumetric contact. Also, if proper
conditions are not maintained at the combustion front, the combustion reaction can weaken and cease
completely.The process effectiveness is lost if this occurs. Finally, because of the high temperatures
fenerated, significant equipment problems can occur at the wells. Pollutant emission control also can be
of concern in some cases.

translate

Pada minyak yang berat, Low-Api-gravity oils dengan viskositas yang tinggi. Maka dari itu injeksi
uap biasanya digunakan untuk minyak yang kental, yaitu Low-Api-gravity oil

Metode kedua untuk aplikasi injeksi uap ini adalah steamdrive, atau steamflood, yang dapat
dilihat pada Gambar 1.7. Dalam metode ini, uap disuntikkan ke dalam sumur injeksi dan fluida
berpindah ke sumur produksi yang sudah dibor dengan pola pola yang spesifik.

Mekanisme pemulihan di dalam metode ini juga didasarkan pada viscosity reduction, oil
swelling, steam stripping, dan steam-vapor drive. Ketika uap kehilangan energi dalam pergerakannya
menuju reservoir, terjadi kondensasi pada cairan. Maka dari itu, proses terdiri dari hot-water flood pada
wilayah kondensasi yang diikuti diikuti oleh perpindahan uap. Proses ini telah diterapkan terutama pada
low-API-gravity pada viskositas tinggi tetapi juga berlaku untuk minyak mentah yang memiliki
kandungan zat yang ringan.

Masalah besar yang dihadapi pada saat proses uap adalah densitas uap yang jauh lebih rendah
daripada minyak dan air maka dari itu uap cenderung bergerak ke bagian atas reservoir, menimpa
sebagian besar badan minyak. Ini dikompensasi untuk sebagian dengan menjauhkan konduksi panas dari
zona kontak aktual dengan uap, dan bagian yang dipanaskan dari reservoir dapat menjadi persentase
yang tinggi dari total volume reservoir. Volume yang dipanaskan secara signifikan tergantung pada
struktur reservoir. Mobility control juga merupakan masalah proses steamdrive karena densitas uap
lebih kecil jika dibandingkan dengan viskositas air dan minyak.Hal lain yang menjadi konsentrasi,
diantaranya kehilangan panas, masalah peralatan yang beroperasi pada suhu tinggi, dan emisi polutan
yang dihasilkan dari pembangkit uap pada permukaan.

In-situ combustion, ditunjukkan secara skematis pada Gambar.18, merupakan proses termal lainnya.
Dalam proses ini, energi panas dihasilkan dalam reservoir dengan cara pembakaran, dimana hal ini
dapat dimulai dengan pemanas listrik atau pembakar gas atau mungkin terjadi secara spontan. Oksigen,
sebagai udara atau dalam keadaan dimurnikan sebagian, dikompresi pada permukaan dan diinjeksikan
secara terus menerus (Proses kering), bersama-sama dengan air (proses basah). Dalam pemanasan dan
pembakaran yang terjadi komponen minyak yang ringan akan diuapkan dan bergerak maju. Ini
tergantung pada suhu puncak yang dicapai, pembongkahan panas dapat terjadi dan produk uap dari
reaksi ini juga bergerak ke hilir. Sebagian minyak diendapkan sebagai bahan seperti batu bara pada
batuan reservoar, dan bahan padat ini berfungsi sebagai bahan bakar dalam proses tersebut. Jadi, ketika
injeksi oksigen dilanjutkan, bagian depan pembakaran perlahan-lahan merambat melalui reservoir,
dengan komponen komponen reaksi yang memindahkan uap dan cairan ke depan menuju sumur
produksi.

Mekanisme pemulihan diantaranya pengurangan viskositas dari pemanasan, penguapan cairan, dan
perengkahan termal. Gas dan air yang diinjeksikan yang mengambil energi ketika mereka melewati zona
pembakaran dan bergerak menuju bagian depan pembakaran. Pada pembakaran depan, sebagai contoh
yaitu steam plateau, merupakan suatu daerah berkondensasi di mana suhu hampir konstan pada suhu
saturasi uap sesuai dengan tekanan reservoir.Hot waterflood secara esensial ada di wilayah ini, banyak
perlakuan yang sama seperti pada proses steamdrive. Pada steam plateau, suhu menurun ke suhu
reservoir asli.

Ada beberapa variasi untuk proses pembakaran in-situ. Dalam pembakaran basah air diinjeksikan
bersama dengan udara. Air secara efektif mengambil energi di zona yang terbakar pada belakang bagian
depan. Ini juga memiliki efek menguntungkan pada proses pembakaran dan mengurangi suhu zona
pembakaran. Dalam variasi lain, tidak sering diterapkan, pembakaran dilakukan dengan cara khusus,
pembakaran dimulai di sumur produksi. Oksigen masih disuntikkan pada sumur injeksi dan juga zona
pembakaran agar bergerak ke arah yang berlawanan dengan aliran fluida.

Proses pembakaran in-situ secara efektif memindahkan minyak pada daerah yang diberi kontak. Kurang
lebih 30% dari minyak yang terdapat di tempat penampungan diperlukan sebagai bahan bakar dalam
pembakaran. Persentasenya bervariasi, tentu saja, hal ini tergantung pada komposisi minyak dan
saturasi, kondisi pembakaran, dan sifat sifat batuan.

Masalah utama berkaitan dengan metode ini adalah kontrol pergerakan pada bagian depan
pembakaran. Tergantung pada karakteristik reservoir dan distribusi fluida, bagian depan pembakaran
dapat bergerak secara tidak seragam melalui reservoir, dengan hasil kontak volume volumetric yang
rendah. Juga, jika kondisi yang tepat tidak dipertahankan pada pembakaran di depan, reaksi
pembakaran dapat melemah dan berhenti sepenuhnya. Efektivitas proses hilang jika ini terjadi. Pad
akhirnya, karena suhu tinggi yang dijaga, masalah peralatan yang signifikan dapat terjadi pada sumur.
Kontrol emisi polutan juga dapat menjadi konsentrasi dalam beberapa kasus.

Ctt : stabilo kuning diperuntukkan istilah2 dalam EOR