You are on page 1of 7

EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI AIR SEDUHAN DAUN SIRIH (Piper betle Linn.

)
SEBAGAI BAHAN DESINFEKTAN DENGAN METODE SEMPROT
TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus pyogenes
PADA CETAKAN ALGINAT

NASKAH PUBLIKASI

Disusun untuk dipublikasikan pada jurnal ilmiah


Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun oleh:
AYA DINI OASE CAESAR
J520110010

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
2015
ANTIBACTERIA EFFECTIVENESS OF BETEL LEAF (Piper betle Linn.)
STEEPING WATER AS SPRAYED DISINFECTANT
AGAINST Streptococcus pyogenes GROWTH ON
ALGINATE IMPRESSION

Aya Dini Oase Caesar1


1
Student of Dentistry Faculty, Muhammadiyah University of Surakarta

ABSTRACT

Alginate was a hydrocolloid impression material used by dentist on treatment program


design, that disinfectant application was important to avoid dentist from spreading infection.
Streptococcus pyogenes was a main phatogen bacteria that cause pharyngitis. Spraying is the
most secure method that could give minimum distortion on alginate impression. Betel leaf
known as an antibacterial herbs. The purpose of this study was to figure out the effectiveness
of antibacteria of betel leaf steeping water as sprayed disinfectant against Streptococcus
pyogenes growth on alginate impression.
Twenty four tube alginates with 10 mm diameter - 15 mm high as sample divided into 6
groups: control groups and groups with 25%, 30%, 35%, 40% and 45% of betel leaf steeping
water. All samples were sumerged into Streptococcus pyogenes suspesion for about 10
minutes, and rinsed. Spray material for control group was hydrogen peroxide, while the rest 5
groups were sprayed with betel leaf steeping water, at its each concentration. Samples were
then put into vortex mixer, dilution 10-2. The samples then plated in MHA for 24 hours within
37°C incubation. The amount of appeared bacteria were counted.
The analysis was held using Kruskall-Wallis and Mann-Whitney. The result showed that
betel leaf steeping water with the most significant effect against Streptooccus pyogenes
growth on alginate impression was at 30% concentration.

Keywords: alginate impression, betel leaf (Piper betle Linn.), disinfectant, Streptococcus
pyogenes

EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI AIR SEDUHAN DAUN SIRIH (Piper betle Linn.)


SEBAGAI BAHAN DESINFEKTAN DENGAN METODE SEMPROT
TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus pyogenes
PADA CETAKAN ALGINAT

Aya Dini Oase Caesar1


1
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Muhammadiyah Surakarta

INTISARI

Alginat adalah bahan cetak hidrokoloid yang digunakan dokter gigi dalam pembuatan
rencana perawatan yang memerlukan pemberian desinfektan untuk mencegah terjadinya
penularan infeksi ke dokter gigi. Bakteri Streptococcus pyogenes merupakan bakteri patogen
utama pada manusia penyebab faringitis. Metode semprot merupakan salah satu teknik
desinfeksi pada cetakan alginat yang menimbulkan distorsi paling minimal. Daun sirih
merupakan TOBA bersifat antibakteri. Penelitian ini untuk mengetahui efektivitas antibakteri

2
air seduhan daun sirih (Piper betle Linn.) sebagai bahan desinfektan dengan metode semprot
terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes pada cetakan alginat.
Sampel alginat berbentuk tabung diameter 10 mm dan tinggi 15 mm sejumlah 24 dibagi 6
kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok konsentrasi 25%, 30%, 35%, 40% dan 45%.
Seluruh sampel direndam dalam suspensi bakteri Streptococcus pyogenes selama 10 menit
lalu dicuci. Kelompok kontrol disemprot hidrogen peroksida, kelompok lainnya disemprot
dengan air seduhan daun sirih sesuai dengan konsentrasinya. Sampel kemudian dimasukkan
ke conical tube yang berisi media PBS selama 30 detik lalu diletakkan pada vortex mixer dan
dilakukan pengenceran 10-2. Lalu dilakukan perbenihan pada MHA dan diinkubasi dengan
suhu 37oC selama 24 jam. Kemudian dilakukan perhitungan jumlah bakteri.
Analisis menggunakan uji Kruskal-Wallis dilanjutkan uji Mann-Whitney. Hasil
menunjukkan bahwa konsentrasi air seduhan daun sirih yang paling efektif terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes pada cetakan alginat adalah konsentrasi 30%.

Kata kunci: cetakan alginat, daun sirih (Piper betle Linn.), desinfektan, Streptococcus
pyogenes

PENDAHULUAN fever, penyakit jantung rematik,


Alginat adalah bahan cetak hidrokoloid glomerulonefritis dan sindrom renjat toksik
yang mudah digunakan dan bersifat streptokokus3
hidrofilik. Alginat digunakan sebagai The American Dental Association
cetakan awal untuk membuat model studi (ADA) menganjurkan bahan cetak harus
yang membantu dalam pembuatan rencana dicuci terlebih dahulu dengan air untuk
perawatan dan diskusi dengan pasien1. menghilangkan saliva dan darah yang
Bahan cetak kedokteran gigi merupakan melekat pada bahan cetak kemudian
media penularan agen infeksi untuk dokter direndam dalam larutan disinfektan untuk
gigi. Setetes saliva mengandung 50.000 menghindari terjadinya kontaminasi
bakteri yang berpotensi patogen. Bakteri bakteri sebelum dikirim ke laboratorium4.
patogen tersebut dapat dengan mudah Terdapat dua metode pemberian
menyebar melalui bahan cetak terutama desinfektan pada cetakan alginat yaitu
alginat yang menjadi tempat berkumpul metode perendaman dan metode
bakteri lebih banyak daripada bahan cetak penyemprotan. Cara kerja metode
lainnya2. penyemprotan adalah dengan
Streptococcus pyogenes merupakan menyemprotkan desinfektan pada cetakan
salah satu bakteri patogen yang banyak alginat kemudian didiamkan selama 30
menginfeksi manusia. 5-15% bakteri detik lalu dibungkus dengan plastik
Streptococcus pyogenes hidup di dalam tertutup selama 10 menit, sedangkan cara
tubuh individu normal dan biasanya perendaman adalah dengan merendam
terdapat pada saluran pernafasan, namun seluruh permukaan cetakan sehingga
tidak menimbulkan gejala penyakit. berkontak dengan larutan desinfektan2.
Streptococcus pyogenes dapat menginfeksi Piper betle Linn. atau sirih merupakan
ketika pertahanan tubuh menurun atau salah satu tanaman yang diketahui
ketika organisme tersebut mampu berkhasiat sebagai antiseptik karena
berpenetrasi melewati pertahanan tubuh mengandung bahan aktif diantaranya
yang ada. Bakteri Streptococcus pyogenes adalah minyak atsiri, kavikol,
bila tersebar sampai ke jaringan yang hidroksivacikol, kavibetol, eugenol,
rentan, maka dapat terjadi infeksi supuratif karvakol, cineole, cadinene, estragol,
yang berupa faringitis, laringitis, scarlet tannin, diastase, pati, allypyrokatekol, fenil
3
propane, caryphyllene, p-cymene dan sebesar 10-2 dengan cara mengambil
katekin5. Zat aktif dalam antiseptik adalah suspensi sebesar 0,01 ml dari PBS pada
kavikol yang memiliki daya bunuh bakteri “tabung-1” menggunakan mikropipet
lima kali lebih kuat daripada fenol biasa6. kemudian dipindahkan ke microtube yang
berisi media PBS 0,9 ml kemudian
METODE PENELITIAN digoyang – goyang sampai homogen
Penelitian ini merupakan penelitian sehingga didapatkan hasil pengenceran
eksperimental laboratoris murni dengan adalah 10-2. Proses pengenceran dilakukan
rancangan penelitian Postest Only Control pada semua sampel alginat dengan masing
Group Design7. Penelitian ini – masing konsentrasi air seduhan daun
menggunakan 24 sampel alginat berbentuk sirih. Setelah proses pengenceran maka
tabung dengan diameter 10 mm dan tinggi dilanjutkan dengan perbenihan bakteri
15 mm dibagi 6 kelompok yaitu kelompok dengan mengambil 0,01 ml PBS dalam
kontrol menggunakan Hidrogen Peroksida microtube dan diletakkan dalam cawan
(H2O2) 3% dan kelompok konsentrasi air petri yang berisi media MHA (Mueller-
seduhan daun sirih 25%, 30%, 35%, 40% Hinton Agar) kemudian diratakan
dan 45%. menggunakan spreader. Masing – masing
Sampel alginat dimasukkan ke dalam cawan petri diberi label kemudian
conical tube yang sudah berisi 5 ml bakteri diinkubasi dalam inkubator dengan suhu
Streptococcus pyogenes dengan 37o C dalam waktu 24 jam.
pengenceran 108 CFU/ml selama 10 menit Setelah diinkubasi pada media MHA
untuk setiap konsentrasi air seduhan daun pada suhu 37oC selama 24 jam, kemudian
sirih dan konsentrasi kontrol. Sampel diamati pertumbuhan bakteri pada media
alginat dicuci menggunakan air steril MHA. Penghitungan bakteri dilakukan
dengan cara meletakkan sampel cakram dengan cara menghitung jumlah koloni
alginat ke dalam cawan petri dan diberi air menggunakan kaca pembesar dan alat
steril sebanyak 10 ml untuk setiap penghitung manual. Jumlah bakteri akan
konsentrasi dan digoyang – goyang selama diperoleh dengan memasukkan rumus
15 detik. Setelah melakukan proses sebagai berikut:
pencucian kemudian diambil dengan
Jumlah koloni yang tumbuh
menggunakan pinset. Pemberian air Jumlah bakteri =
seduhan daun sirih dengan metode semprot Volume sampel x Faktor pengenceran
dengan seduhan daun sirih sebanyak 5 ml
sebanyak 7 kali semprot dengan
menggunakan alat semprot berdiameter
sebesar 1 mm dengan jarak semprot 10 cm HASIL DAN PEMBAHASAN
dari sampel. Hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan
Perbenihan bakteri dengan masing – nilai p<0,05 sehingga terdapat perbedaan
masing sampel alginat berbentuk tabung yang signifikan terhadap jumlah bakteri
dimasukkan ke dalam conical tube yang Streptococcus pyogenes pada tiap
berisi 1 ml PBS (Phosphat Buffer Saline) kelompok. Hasil analisis Post Hoc
dan diletakkan ke vortex mixer selama 30 menggunakan uji Mann-Whitney
detik agar bakteri yang menempel pada menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
sampel alginat lepas dan larutan menjadi yang signifikan (p<0,05) pada kelompok
homogen, kemudian alginat diambil. kontrol dengan konsentrasi 25% dan pada
Masing – masing conical tube yang berisi kontrol 3% dengan konsentrasi 40%
PBS diberi tanda pada label “tabung-1”. sebesar 0,020. Sedangkan perbandingan
Pada penelitian ini dilakukan pengenceran antara kelompok kontrol dengan
4
konsentrasi 35%, kelompok konsentrasi mikroorganisme akan terjadi denaturasi
25% dengan konsentrasi 30% dan pada protein dan meningkatkan permeabilitas
kelompok konsentrasi 30% konsentrasi mikroorganisme. Interaksi antar
40% semua hasil perbandingan tersebut mikroorganisme mengakibatkan perubahan
sama-sama 0,042. keseimbangan muatan dalam molekul
Hidrogen Peroksida (H2O2) 3% ketika protein, sehingga terjadi perubahan
berinteraksi dengan darah, pus, serum, air struktur protein dan menyebabkan
liur dan bahan organik lainnya akan terjadinya koagulasi. Protein yang
menghasilkan H2O + Onascent. Onascent mengalami denaturasi dan koagulasi akan
merupakan pengoksidasi kuat yang dapat kehilangan aktivitas fisiologis sehingga
menghancurkan mikroorganisme. Onascent tidak dapat berfungsi dengan baik.
yang timbul bersifat sementara, selanjutnya Perubahan struktur protein pada dinding
akan berubah menjadi O2 (gas oksigen) sel bakteri akan meningkatkan
yang terbentuk akan menghancurkan permeabilitas sel sehingga pertumbuhan
bakteri8. Respirasi aerob pada sel akan terhambat dan kemudian sel
mikroorganisme aerob, anaerob fakultatif menjadi rusak8.
dan mikroaerofil bereaksi positif terhadap Pada penelitian ini, jumlah
hidrogen peroksida. Ketika H2O2 kontak pertumbuhan Streptococcus pyogenes pada
dengan jaringan yang mengandung enzim cetakan alginat yang paling sedikit pada
katalase, H2O2 akan melepaskan oksigen konsentrasi air seduhan daun sirih 30%
yang mempunyai efek antibakteri. dengan rerata 37,25. Hal ini membuktikan
Penumpukkan H2O2 ini akan menyebabkan bahwa semakin besar konsentrasi belum
kematian pada mikroorganisme dan tentu semakin efektif dalam menghambat
organisme yang menghasilkan enzim pertumbuhan Streptococcus pyogenes pada
katalase dengan cepat mendegradasi cetakan alginat.
H2O29.
H2O2 merupakan senyawa yang sangat KESIMPULAN
reaktif10 dan mempunyai efek bakterisidal 1. Pemberian air seduhan daun sirih
yang menyebabkan oksidasi yang kuat (Piper betle Linn.) dengan metode
pada sel bakteri dan perusakan struktur semprot efektif sebagai desinfektan
molekul dasar dari protein sel. H2O2 dapat terhadap bakteri Streptococcus
meledak jika tidak disimpan dalam lemari pyogenes pada cetakan alginat.
es ataupun disimpan di tempat yang gelap. 2. Konsentrasi air seduhan daun sirih
H2O2 merupakan material yang dapat (Piper betle Linn.) 30% merupakan
membakar jaringan dan sitotoksisitasnya konsentrasi yang paling efektif dalam
yang iritatif jika berkontak dengan bahan menghambat pertumbuhan bakteri
tersebut11. H2O2 bersifat toksik terhadap sel Streptococcus pyogenes pada cetakan
karena bahan ini menginaktivasikan enzim alginat.
dalam sel9.
Daun sirih (Piper betle Linn.) DAFTAR PUSTAKA
merupakan bahan yang tidak iritatif karena
tidak bersifat toksik. Daun sirih 1. Anusavice, K. J. Phillips Buku Ajar
mengandung zat aktif yaitu minyak atsiri Ilmu Bahan Kedokteran Gigi, Edisi
sebesar 4,2% yang mengandung pula fenol 10, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
yang khas yang disebut betelfenol atau Jakarta, 2004: 103 – 108, 110
aseptosol (isomir dengan eugenol), kavikol 2. Ghahramanloo A., Sadeghian A.,
dan seskuiterpen12. Senyawa fenol apabila Sohrabi K., and Bidi, A. A
terjadi interaksi dengan dinding sel Microbiologic Investigation Following
5
the Disinfection of Irreversible
Hydrocolloid Materials Using the
Spray Method. CDA J. 2009; 37(7):
471 – 477
3. Radji, M., Buku Ajar Mikrobiologi
Panduan Mahasiswa Farmasi &
Kedokteran. Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, 2011: 154 –
156, 199
4. Badrian, H., Ghasemi, E.,
Khalighinejad, N., and Hosseini, N.
The Effect of Three Different
Disinfection Materials on Alginate
Impression by Spray Method. ISRN
Dentistry. 2012; (5)
5. Mardiana, L. Kanker pada Wanita
Pencegahan dan Pengobatan dengan
Tanaman Obat, Penerbit Penebar
Swadaya, Jakarta, 2004: 61 – 62
6. Dalimartha, S. Atlas Tumbuhan Obat
Indonesia Jilid 4, Puspa Swara,
Jakarta, 2008: 88
7. Notoatmodjo, S. Metodologi
Penelitian Kesehatan, Penerbit Rineka
Cipta, Jakarta, 2010: 59
8. Agustin, D. Perbedaan khasiat
antibakteri bahan irigasi antara
hidrogen peroksida 3% dan infusum
daun sirih 20% terhadap bakteri mix.
Dent. J. 2005; 38(1): 45 – 47
9. Huda, C., Salni, dan Melki. Penapisan
Aktivitas Antibakteri dari Bakteri
yang Berasosiasi dengan Karang
Lunak Sarcophyton sp, Maspari
Journal. 2012; 4(1): 69 – 76
10. Aryulina, D., Muslim, C., Manaf, S.,
dan Winarni, E. W. Biologi 3 SMA
dan MA untuk Kelas XII, Penerbit
Erlangga, Jakarta, 2006: 40
11. Walton, R. E., dan Torabinejad, M.
Prinsip & Praktik Ilmu Endodonsia
Edisi 3 (terj.), Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, 2008: 33,
458 – 459
12. Kartasapoetra, G. Budidaya Tanaman
Berkhasiat Obat, Penerbit Rineka
Cipta, Jakarta, 2004: 27 - 28

You might also like