You are on page 1of 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/320734443

Pengaruh Perbandingan Agregat Halus Dengan Agregat Kasar Terhadap


Workability dan Kuat Tekan Beton

Article · April 2014

CITATIONS READS

0 1,309

1 author:

Arusmalem Ginting
Universitas Janabadra
33 PUBLICATIONS   5 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Arusmalem Ginting on 31 October 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PENGARUH PERBANDINGAN AGREGAT HALUS DENGAN AGREGAT
KASAR TERHADAP WORKABILITY DAN KUAT TEKAN BETON

Arusmalem Ginting

Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Janabadra, Yogyakarta


Jl. Tentara Rakyat Mataram 55-57 Yogyakarta 55231 Telp/Fax . (0274) 543676
agintingm@yahooo.com

ABSTRACT
Aggregates generally occupy 70% to 80% by volume of concrete so it has important influence to concrete
properties. The proportion of fine aggregate and coarse aggregate in the concrete mix required to obtain a
good combined aggregate gradation. Good proportion of fine aggregate and coarse aggregate is in
accordance with the standard curve of the combined aggregate gradation as the Concrete Mix Design
Procedure. The most important properties of hardened concrete is compressive strength and the most
important properties of fresh concrete is workability. Based on these problems, the research about influence
of fine aggregate to coarse aggregate ratio to workability and compressive strength of concrete was carried
out.
The ratio of the mixture used for 1 m3 of concrete was 356 kg cement: 842 kg sand: 1093 kg split, and water
cement ratio (wcr) 0.52. Variation of fine aggregate to coarse aggregate weight ratio used is 0%: 100%,
30%: 70%, 35%: 65%: 40%: 60%, 43.5%: 56.5%, 45%: 55% , 50%: 50%, 55%: 45%, 60%: 40%, 65%:
35%, 70%: 30%, and 100%: 0%. There were 3 specimens of each variation and the total of specimens were
36. The samples used in this research were concretes cylinder 150 mm x 300 mm. Concrete compressive
strength testing was carried out at 28 days concrete age.
From the results of this study, it can be concluded that reduction of sand and addition of split can increase
workability. Addition of sand and reduction of split can decrease workability. Ratio of fine aggregate (sand)
to coarse aggregate (split) affects the compressive strength of concrete although water cement ratio (wcr)
fixed. Ratio of fine aggregate (sand) to coarse aggregate (split) affects the unit weight of the concrete.

Keywords: ratio of aggregate, workability, compressive strength.

PENDAHULUAN Faktor-faktor yang sangat mempengaruhi


kekuatan beton adalah: faktor air semen dan
Berdasarkan SNI 03-2834-1993, beton kepadatan, umur beton, jenis semen, jumlah
adalah campuran antara semen Portland atau semen, dan sifat agregat (Tjokrodimuljo,
semen hidraulik yang lain, agregat halus, 1996).
agregat kasar, dan air dengan atau tanpa
bahan tambah membentuk massa padat. Agregat umumnya menempati 70% sampai
80% dari volume beton sehingga memiliki
Kekuatan beton umumnya dianggap sebagai pengaruh penting terhadap sifat-sifat beton.
sifat yang paling penting, walaupun dalam Agregat adalah bahan butiran, sebagian besar
banyak kasus karakteristik lain, seperti daya berasal dari batu alam (batu pecah, atau
tahan, impermeabilitas dan stabilitas volume, kerikil alami) dan pasir, meskipun bahan
mungkin sebenarnya lebih penting. Namun sintetis seperti slags dan expanded clay atau
demikian, kekuatan biasanya memberikan shale digunakan sampai batas tertentu,
gambaran keseluruhan dari kualitas beton terutama pada beton ringan. Selain
(Neville dan Brooks, 2010). penggunaannya sebagai pengisi yang
ekonomis, agregat umumnya menghasilkan
Berdasarkan SNI 03-1974-1990, kuat tekan beton dengan stabilitas dimensi yang lebih
beton adalah besarnya beban per satuan luas baik dan tahan aus (Mindess dkk, 2003).
yang menyebabkan benda uji beton hancur
bila dibebani dengan gaya tekan tertentu Perbandingan antara berat agregat halus dan
yang dihasilkan oleh mesin tekan. agregat kasar pada campuran beton
diperlukan untuk memperoleh gradasi
agregat campuran yang baik. Perbandingan
agregat halus dan agregat kasar yang baik tingkat kelecakan yang berbeda, sehingga
adalah perbandingan yang dapat masuk ke diperlukan jumlah air yang lebih sedikit
dalam kurva standar seperti yang terdapat daripada jika dipadatkan dengan tangan.
pada Tata Cara Pembuatan Rencana
Campuran Beton. Proporsi berat agregat Tingkat kemudahan pengerjaan berkaitan erat
halus terhadap berat agregat total diperoleh dengan tingkat kelecakan (keenceran) adukan
berdasarkan: butir maksimum agregat kasar, beton. Makin cair adukan makin mudah cara
nilai slump, faktor air semen, dan daerah pengerjaannya. Untuk mengetahui tingkat
gradasi agregat halus. Berat agregat kasar kelecakan adukan beton biasanya dilakukan
diperoleh dari berat agregat total dikurangi dengan percobaan slump. Makin besar nilai
berat agregat halus. slump berarti adukan beton semakin encer
dan ini berarti semakin mudah dikerjakan.
Terlalu tinggi nilai perbandingan volume Pada umumnya nilai slump berkisar antara 5
antara agregat kasar terhadap agregat halus dan 12,5 cm (Tjokrodimuljo 1996).
dapat mengakibatkan segregasi dan
workability yang rendah, campuran kasar dan Workability Factor (WF) adalah
tidak mudah dalam penyelesaian. Sebaliknya, persentase agregat gabungan yang
terlalu banyak agregat halus menyebabkan melewati saringan No 8 (2,36 mm). Kuat
workability tinggi, tetapi campuran yang tekan beton meningkat dengan
kelebihan pasir membuat rendah daya tahan
peningkatan Workability Factor (WF)
beton (Neville dan Brooks, 2010).
sampai batas tertentu, setelah itu
Menurut Tjokrodimuljo (1996), kemudahan kekuatan mulai menurun secara terbalik.
pengerjaan (workability) merupakan ukuran Hal ini mungkin disebabkan oleh fakta
dari tingkat kemudahan adukan untuk diaduk, bahwa, partikel agregat halus diperlukan
diangkut, dituang, dan dipadatkan. untuk mengisi rongga antar partikel-
Perbandingan bahan-bahan maupun sifat partikel agregat kasar. Tapi setelah batas
bahan-bahan itu secara bersama-sama tertentu, ketika jumlah partikel agregat
mempengaruhi sifat kemudahan pengerjaan halus lebih tinggi dari yang dibutuhkan
beton segar. Unsur-unsur yang campuran akan menjadi kelebihan pasir.
mempengaruhi sifat kemudahan dikerjakan Oleh karena itu, harus ada batasan Factor
antara lain:
Workability yang cocok untuk
1. Jumlah air yang dipakai dalam campuran
adukan beton. Makin banyak air dipakai
mendapatkan kekuatan yang lebih tinggi
makin mudah beton segar itu dikerjakan. (Ashraf dan Noor, 2011).
2. Penambahan semen kedalam campuran
juga memudahkan cara pengerjaan Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan
adukan betonnya, karena pasti diikuti penelitian mengenai pengaruh perbandingan
dengan bertambahnya air campuran agregat halus dengan agregat kasar terhadap
untuk memperoleh nilai faktor air semen workability dan kuat tekan beton.
tetap.
3. Gradasi campuran pasir dan kerikil. Bila METODOLOGI
campuran pasir dan kerikil mengikuti
gradasi yang telah disarankan oleh Bahan yang digunakan pada penelitian ini
peraturan maka adukan beton akan terdiri dari: semen, agregat halus (pasir) dari
mudah dikerjakan. Kali Progo yang merupakan pasir kasar
4. Pemakaian butir-butir batuan yang bulat (daerah I), dan agregat kasar (split) dengan
mempermudah cara pengerjaan beton. ukuran maksimum 40 mm dari Clereng
5. Pemakaian butir maksimum kerikil yang Kulon Progo.
dipakai juga berpengaruh terhadap
tingkat kemudahan dikerjakan. Perbandingan campuran yang digunakan
6. Cara pemadatan adukan beton berdasarkan mix design untuk 1 m3 beton
menentukan sifat pengerjaan yang adalah 356 kg semen : 842 kg pasir : 1093 kg
berbeda. Bila cara pemadatan dilakukan split, dan dengan faktor air semen (fas) 0,52.
dengan alat getar maka diperlukan Berdasarkan mix design didapat
perbandingan berat pasir dan split 43,5 % : Tabel 1. Benda uji silinder beton
56,5 %, berat total agregat 1935 kg/m3, dan Perbandingan Perbandingan campuran Jumlah
berat jenis beton 2475 kg/m3. berat Semen Pasir Split benda
pasir : split (kg) (kg) (kg) uji
Variasi perbandingan berat agregat halus dan 0% : 100% 356 0 1935 3
agregat kasar yang digunakan pada penelitian 30% : 70% 356 580,5 1354,5 3
ini adalah 0% : 100%; 30% : 70%; 35% : 35% : 65% 356 677,3 1257,8 3
65%; 40% : 60%, 43,5% : 56,5 %; 45% : 40% : 60% 356 774,0 1161,0 3
55%; 50% : 50%; 55% : 45%; 60% : 40%; 43,5% : 56,5 % 356 841,7 1093,3 3
65% : 35 %, 70% : 30 %, dan 100% : 0%. 45% : 55% 356 870,8 1064,3 3
Jumlah masing-masing benda uji setiap 50% : 50% 356 967,5 967,5 3
variasi adalah 3 buah, dan dengan jumlah 55% : 45% 356 1064,3 870,8 3
total benda uji sebanyak 36 buah. 60% : 40% 356 1161,0 774,0 3
65% : 35 % 356 1257,8 677,3 3
Pada penelitian ini dilakukan beberapa jenis 70% : 30 % 356 1354,5 580,5 3
pengujian, diantaranya adalah: pengujian 100% : 0% 356 1935 0 3
nilai slump beton segar, pengujian kuat tekan
beton pada umur 28 hari, dan pengujian berat HASIL DAN PEMBAHASAN
volume beton.
Nilai slump campuran beton dengan
Penelitian ini menggunakan alat-alat utama
berbagai perbandingan berat agregat
sebagai berikut: beton molen digunakan
untuk mencampur dan mengaduk beton, halus (pasir) dan agregat kasar (split)
compression machine digunakan untuk adalah seperti pada Tabel 2 dan Gambar
menguji kuat tekan beton. 1 berikut ini.

Banda uji pada penelitian mengacu pada SNI Tabel 2. Nilai slump
03-1974-1990. Cetakan benda uji berupa Pasir Split Nilai slump
No.
silinder dengan diameter 152 mm dan tinggi % % (cm)
305 mm. Cetakan diisi dengan adukan beton 1 30 70 16,5
dalam 3 lapis, setiap lapis dipadatkan dengan 2 35 65 14
25 kali tusukan secara merata, setelah itu 3 40 60 13
permukaan beton diratakan dan ditutup 4 43,5 56,5 11,5
dengan bahan kedap air. Setelah 24 jam 5 45 55 8,5
cetakan dibuka dan benda uji dikeluarkan 6 50 50 5
lalu direndam dalam bak perendam berisi air 7 55 45 4
pada temperatur 25° C.
8 60 40 1,5
9 65 35 0
Pengujian kuat tekan beton mengacu pada
10 70 30 0
SNI 03-1974-1990. Prosedur pengujian
melalui tahapan sebagai berikut:
a. Benda uji ditetakkan sentris pada mesin 18 16.5
tekan. 16
14.0
14 13.0
Nilai slump (cm)

b. Mesin tekan dijalankan dengan 11.5


12
penambahan beban antara 2 sampai 4 10 8.5
kg/cm2 per detik. 8
c. Pembebanan dilakukan sampai benda uji 6 5.0
4.0
hancur. 4
1.5
d. Beban maksimum yang terjadi selama 2
0.0 0.0
0
pemeriksaan benda uji dicatat. 30 35 40 43.5 45 50 55 60 65 70
e. Kuat tekan beton dihitung dari besarnya
Persentase berat pasir (%)
beban persatuan luas.
Gambar 1. Nilai slump
Perbandingan agregat halus (pasir) dengan Gradasi standar agregat dengan butir maksimum 40 mm

agregat kasar (split) yang didapat dari mix 100 100


design adalah 43,5% : 56,5% dan dengan 90
gradasi agregat campuran seperti pada

Berat butir yang lewat ayakan (%)


80
75
Gambar 2. Pada perbandingan berat pasir 70
67
dengan split 30% : 70%, 35% : 65%, 40% : 60 60 59

60% terjadi pengurangan berat pasir dan 50


47
52

44
50

peningkatan berat split, dan dengan gradasi 40 38


40
36
31 32
30 30
agregat campuran seperti pada Gambar 3, 23 24 25 24
20
Gambar 4, dan Gambar 5. Dari Gambar 3, 4, 15
11
17
12
17
12
18

10
dan 5 dapat dilihat bahwa pengurangan berat 0
5
2
0
7
3
7

pasir dan peningkatan berat split 0.15 0.3 0.6 1.2 2.4 5 10 20 40

mengakibatkan kurva gradasi agregat Lubang ayakan (mm)

campuran bergerak ke bawah. Pengurangan Kurva 1 Kurva 2 Kurva 3 Kurva 4 Campuran

berat pasir dan peningkatan berat split Gambar 4. Gradasi agregat campuran 35%
mengakibatkan adukan beton menjadi lebih pasir dan 65 split
kasar dan lebih mudah dikerjakan, sehingga
nilai slumpnya lebih besar dari campuran Gradasi standar agregat dengan butir maksimum 40 mm

sesuai mix design yaitu 43,5% pasir dan 100 100


56,5% split. 90

Berat butir yang lewat ayakan (%)


80
75
Gradasi standar agregat dengan butir maksimum 40 mm 70
67
60 60 59
100 100
52
50 50
90 47
44
40 40
Berat butir yang lewat ayakan (%)

38
80 36
75 31 32
30 30
70 24 25 24
67 23
20 18
60 60 59 15 17 17
11 12 12
52 10
50 50 7 7
5
47 2 3
44 0 0
40 38
40
36 0.15 0.3 0.6 1.2 2.4 5 10 20 40
31 32
30 30 Lubang ayakan (mm)
24 25 24
23
20 18
15 17 17 Kurva 1 Kurva 2 Kurva 3 Kurva 4 Campuran
11 12 12
10
7 7
0
5
2
0
3 Gambar 5. Gradasi agregat campuran 40%
0.15 0.3 0.6 1.2 2.4 5 10 20 40 pasir dan 60 split
Lubang ayakan (mm)

Kurva 1 Kurva 2 Kurva 3 Kurva 4 Campuran


Pada perbandingan berat pasir dengan split
Gambar 2. Gradasi agregat campuran 43,5% 45% : 55%, 50% : 50%, 55% : 45%, 60% :
pasir dan 56,5% split 40%, 65% : 35%, 70% : 30% terjadi
peningkatan berat pasir dan pengurangan
berat split, dan dengan gradasi agregat
Gradasi standar agregat dengan butir maksimum 40 mm campuran seperti pada Gambar 6 sampai
100 100
Gambar 11. Dari Gambar 6 sampai 11 dapat
90 dilihat bahwa peningkatan berat pasir dan
Berat butir yang lewat ayakan (%)

80
75
pengurangan berat split mengakibatkan kurva
70
67 gradasi agregat campuran bergerak ke atas.
60 60 59 Peningkatan berat pasir dan pengurangan
52
50
47
44
50
berat split mengakibatkan adukan beton
40 40
38
31 32
36 menjadi lebih halus, lebih kohesif, dan lebih
30 30

20
23 24 25 24 sulit dikerjakan, sehingga nilai slumpnya
17 17 18

10
15
11 12 12 lebih rendah dari campuran sesuai mix design
7 7
0 0
5
2 3 yaitu 43,5% pasir dan 56,5% split.
0.15 0.3 0.6 1.2 2.4 5 10 20 40
Lubang ayakan (mm)
Dari hasil pengujian slump ini dapat
Kurva 1 Kurva 2 Kurva 3 Kurva 4 Campuran
disimpulkan bahwa pengurangan berat pasir
Gambar 3. Gradasi agregat campuran 30% dan penambahan berat split dari
pasir dan 70% split perbandingan campuran sesuai mix design
dapat meningkatkan workability, dan Gradasi standar agregat dengan butir maksimum 40 mm

penambahan berat pasir dan pengurangan 100 100

berat split dari perbandingan campuran 90

sesuai mix design dapat menurunkan

Berat butir yang lewat ayakan (%)


80
75
workability. 70
67
60 60 59

Gradasi standar agregat dengan butir maksimum 40 mm 52


50 50
47
44
40 38
40
100 100 36
31 32
30 30
90 25
23 24 24
20
Berat butir yang lewat ayakan (%)

80 17 17 18
15
75 11 12 12
10
70 7 7
67 5
2 3
0 0
60 60 59
0.15 0.3 0.6 1.2 2.4 5 10 20 40
52
50 50 Lubang ayakan (mm)
47
44
40 38
40
36 Kurva 1 Kurva 2 Kurva 3 Kurva 4 Campuran
31 32
30 30
25
20
23
17
24
17 18
24
Gambar 9. Gradasi agregat campuran 60%
15
10
5
11
7
12
7
12
pasir dan 40% split
2 3
0 0
0.15 0.3 0.6 1.2 2.4 5 10 20 40
Gradasi standar agregat dengan butir maksimum 40 mm
Lubang ayakan (mm)

Kurva 1 Kurva 2 Kurva 3 Kurva 4 Campuran 100 100

90

Gambar 6. Gradasi agregat campuran 45%

Berat butir yang lewat ayakan (%)


80
75
pasir dan 55% split 70
67
60 60 59
Gradasi standar agregat dengan butir maksimum 40 mm 52
50 50
47
44
100 100 40 38
40
36
31 32
90 30 30
24 25 24
23
Berat butir yang lewat ayakan (%)

80 20 18
15 17 17
75 12 12
10 11
70 7 7
67 5
2 3
60 60 59
0 0
0.15 0.3 0.6 1.2 2.4 5 10 20 40
52
50 50
47 Lubang ayakan (mm)
44
40 38
40
36
32 Kurva 1 Kurva 2 Kurva 3 Kurva 4 Campuran
30 30 31
24 25 24
23
20
15 17 17 18 Gambar 10. Gradasi agregat campuran 65%
12 12
10
5
11
7 7 pasir dan 35% split
2 3
0 0
0.15 0.3 0.6 1.2 2.4 5 10 20 40
Lubang ayakan (mm) Gradasi standar agregat dengan butir maksimum 40 mm

Kurva 1 Kurva 2 Kurva 3 Kurva 4 Campuran 100 100

90

Gambar 7. Gradasi agregat campuran 50%


Berat butir yang lewat ayakan (%)

80
75
pasir dan 50% split 70
67
60 60 59
Gradasi standar agregat dengan butir maksimum 40 mm
52
50 50
47
100 100 44
40 38
40
36
90 31 32
30 30
Berat butir yang lewat ayakan (%)

24 25 24
80 23
75
20 18
15 17 17
70 11 12 12
67 10
7 7
5
60 60 59 2 3
0 0
52 0.15 0.3 0.6 1.2 2.4 5 10 20 40
50 50
47
44
40 40 Lubang ayakan (mm)
38
36
31 32
30 30 Kurva 1 Kurva 2 Kurva 3 Kurva 4 Campuran
24 25 24
23
20
15
11
17
12
17
12
18
Gambar 11. Gradasi agregat campuran 70%
10

0
5
2
0
7
3
7
pasir dan 30% split
0.15 0.3 0.6 1.2 2.4 5 10 20 40
Lubang ayakan (mm)

Kurva 1 Kurva 2 Kurva 3 Kurva 4 Campuran

Gambar 8. Gradasi agregat campuran 55%


pasir dan 45% split
Kuat tekan beton dengan berbagai Dari hasil dan pembahasan dapat
perbandingan berat agregat halus (pasir) disimpulkan bahwa perbandingan berat
dan agregat kasar (split) adalah seperti agregat halus (pasir) dan agregat kasar
Tabel 3 dan Gambar 12 berikut ini. (split) mempengaruhi kuat tekan beton
walaupun faktor air semen (fas) tetap.
Tabel 3. Kuat tekan beton
Berat volume beton dengan berbagai
No. Pasir Split Kuat tekan
% % (MPa) perbandingan berat agregat halus (pasir)
1 0 100 0,85 dan agregat kasar (split) adalah seperti
2 30 70 9,23 Tabel 4 dan Gambar 13 berikut ini.
3 35 65 13,30
4 40 60 20,47 Tabel 4. Berat volume beton
5 43,5 56,5 23,20 Pasir Split Berat volume
No.
6 45 55 25,46 % % (kg/m3)
7 50 50 23,11 1 0 100 1697
8 55 45 23,77 2 30 70 2275
9 60 40 20,84 3 35 65 2336
10 65 35 20,27 4 40 60 2375
11 70 30 14,15 5 43,5 56,5 2391
12 100 0 6,98 6 45 55 2362
7 50 50 2354
Kuat Tekan Beton 8 55 45 2325
9 60 40 2256
30
25.46

10 65 35 2217
23.77
23.20

23.11
K u a t te k a n b e to n (M P a )

20.84

25 11 70 30 2211
20.47

20.27

20 12 100 0 1953
14.15
13.30

15
9.23

Berat Volume Beton


6.98

10 2391
2375

2362

2354
2336

2325
2275

2256

2217

2211
5 2500
0.85

1953
B erat volum e (kg/m ^3)

0
1697

2000
0

30

35

40

4 3 .5

45

50

55

60

65

70

100

1500
Persentase berat pasir (%)
1000
Gambar 12. Kuat tekan beton 500

0
Dari Tabel 3 dan Gambar 12 dapat dilihat
0
30
35
40
43.5
45
50
55
60
65
70
100

bahwa kuat tekan beton tertinggi didapat


Persentase berat pasir (%)
pada perbandingan berat agregat halus
(pasir) dan agregat kasar (split) dengan Gambar 13. Berat volume beton
perbandingan tertentu, dalam hal ini
didapat pada perbandingan 45% : 55%. Dari Tabel 4 dan Gambar 13 dapat dilihat
bahwa berat volume beton tertinggi
Perbandingan berat agregat halus (pasir) didapat pada perbandingan berat agregat
dengan agregat kasar (split) berdasarkan halus (pasir) dan agregat kasar (split)
mix design adalah 43,5% : 56,5%. Dari sesuai dengan perbandingan pada mix
hasil yang didapat juga dapat dilihat design yaitu 43,5% : 56,5%.
bahwa pada persentase pasir antara 40% -
65% masih didapat kuat tekan beton yang Berat volume beton terendah didapat
baik, tetapi dari persentase berat pasir pada perbandingan berat agregat halus
antara 50% - 65% nilai slump kecil (pasir) dan agregat kasar (split) 0% :
sehingga sulit untuk dikerjakan.
100% atau beton non pasir. Karena DAFTAR PUSTAKA
beratnya kurang dari 1800 kg/m3 maka
beton non pasir ini merupakan salah satu Anonim, SNI 03-1974-1990, Metode
jenis beton ringan. Pengujian Kuat Tekan Beton,
Puslitbang Permukiman,
Dari hasil dan pembahasan dapat Departemen Pekerjaan Umum,
disimpulkan bahwa perbandingan berat Jakarta.
agregat halus (pasir) dan agregat kasar (split) Anonim, SNI 03-2834-1993, Tata Cara
mempengaruhi berat volume beton. Pembuatan Rencana Campuran
Beton Normal, Balitbang
KESIMPULAN Departemen Pekerjaan Umum,
1. Pengurangan berat pasir dan penambahan Jakarta.
berat split dari perbandingan campuran Ashraf, W. B., Noor, M. A., 2011, A
sesuai mix design dapat meningkatkan Parametric Study For Assessing The
workability. Effects Of Coarseness Factor And
2. Penambahan berat pasir dan pengurangan Workability Factor On Concrete
berat split dari perbandingan campuran Compressive Strength, International
sesuai mix design dapat menurunkan Journal Of Civil And Structural
workability. Engineering, Volume 1, No 4.
3. Perbandingan berat agregat halus (pasir) Mindess, S., Young, J.F., Darwin, D., 2003,
dan agregat kasar (split) mempengaruhi Concrete, Second Edition, Prentice
kuat tekan beton walaupun faktor air Hall, Pearson Education, Inc.,
semen (fas) tetap. Upper Saddle River, New Jersey.
4. Perbandingan berat agregat halus (pasir) Neville, A.M., Brooks, J.J., 2010, Concrete
dan agregat kasar (split) mempengaruhi Technology, Second Edition,
berat volume beton Pearson Education Limited, Essex,
England.
Tjokrodimuljo, K., 1996, Teknologi Beton,
Buku Ajar, Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.

View publication stats

You might also like