You are on page 1of 10

FORMULASI MINUMAN EMULSI VCO MENGGUNAKAN VARIASI EMULSIFIER

(GUM ARAB, TWEEN 80) DAN AIR


Formulation of VCO Emulsion Drink Using Emulsifier Variations
(Arabic Gum, Tween 80) and Water

Judith Mandei
Balai Riset dan Standardisasi Industri Manado
Jln. Diponegoro No. 21-23 Manado 95112, Sulawesi Utara
email: nenimandei@yahoo.com

Abstract VCO emulsion beverage products were developed to overcome the oily taste of VCO, so that
people can consume them directly. The aim of this study was to formulate high quality VCO emulsion
drinks that can be accepted by consumers. The study consisted of two stages, namely preparation of
basic emulsions using two types of emulsifier, i.e. arabic gum and tween 80 which were formulated with
VCO and water. The VCO emulsion drinks were made with the ratio of basic emulsion (BE) to water
(b/b) as follows: BEGum:water = 1:1; 1:2; and 1:3 as well asBET80:water = 1:1; 1:4; and 1:6. VCO
emulsion beverage formula that meets the requirements and can be accepted by consumers is the one
having the ratio of the basic emulsion (arabic gum) to water of 1:2. This product has characteristics that
include a rather peculiar smell of VCO, slightly sweet sour taste typical of VCO, quite stable, pH 3.94,
Total Plate Count (TPC) 1.4x102, Free Fatty Acid (FFA) content of 0.22%, peroxide number 1.64 mg eq
O2/kg, 51% lauric acid and the content of Medium Chain Triglyceride (MCT) 65.74%.
Keywords: Arabic gum, tween 80, VCO emulsion drinks

Abstrak Produk minuman emulsi VCO dikembangkan untuk mengatasi rasa berminyak VCO, agar
masyarakat dapat langsung mengonsumsinya. Tujuan penelitian adalah membuat formulasi minuman
emulsi VCO yang berkualitas dan bisa diterima oleh konsumen. Penelitian ini terdiri atas dua tahap
yaitu pembuatan emulsi dasar dengan menggunakan dua jenis emulsifier antara lain gum arab dan
tween 80 yang diformulasikan dengan VCO dan air. Minuman emulsi VCO dibuat dengan perbandingan
emulsi dasar (ED) dan air (b/b) sebagai berikut EDGum:air (1:1; 1:2; 1:3), dan EDT80:air (1:1; 1:4;
1:6). Formula yang memenuhi syarat dan dapat diterima konsumen adalah minuman emulsi VCO
dengan perlakuan emulsi dasar gum arab dan air 1:2. Produk ini mempunyai karakteristik meliputi
bau agak khas VCO, rasa asam manis sedikit khas VCO, cukup stabil, pH 3,94, Angka Lempeng Total
(ALT) 1,4x102, kadar asam lemak bebas (FFA) 0,22%, bilangan peroksida 1,64 mg ek O2/kg, asam
laurat 51%, dan kandungan Medium Chain Triglyceride (MCT) 65,74%.
Kata kunci: Gum arab, tween 80, minuman emulsi VCO

PENDAHULUAN bahan kimia, sehingga kandungan berharga


dalam minyak tetap dapat dipertahankan.
Provinsi Sulawesi Utara merupakan
Minyak yang dihasilkan melalui proses
daerah penghasil tanaman kelapa yang
tersebut dikenal dengan minyak kelapa murni
cukup potensial. Menurut data dari Dinas
(Virgin Coconut Oil). Dalam SNI 7381:2008,
Perkebunan Provinsi Sulawesi Utara, luas
VCO didefinisikan sebagai minyak yang
areal tanaman kelapa Sulut pada tahun 2016
diperoleh dari daging buah kelapa (Cocos
adalah sebesar 277.735,08 dengan produksi
nucifera L.) tua segar yang diproses dengan
sebesar 274.200,12 ton (Kristiningsih et al.,
diperas, dengan atau tanpa penambahan
2017). Produk utama yang dikembangkan
air, tanpa pemanasan atau pemanasan
dari tanaman kelapa adalah minyak kelapa.
tidak lebih dari 60°C dan aman dikonsumsi
Saat ini, penelitian-penelitian baru tentang
manusia (BSN 2008).
keistimewaan minyak kelapa berkembang
Virgin Coconut Oil memiliki kandungan
dimana minyak dihasilkan tanpa melalui
asam lemak kelompok Medium Chain
proses pemanasan maupun penambahan

Diterbitkan oleh Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 11


Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol. 14, No. 1, Juni, 2019.

Triglycerides (MCT) sebesar 52-68%, sistem dan penambahan bahan penstabil/


dengan jumlah MCT tertinggi berupa asam pengemulsi (emulsifier) dilakukan untuk
laurat berkisar 45-55%. Asam lemak tersebut mempertahankan sistem untuk tetap
mudah diserap oleh tubuh karena ukuran terdispersi (Suprobo dan Rahmi, 2015).
molekulnya tidak terlalu besar seperti Emulsifier berfungsi mengurangi tegangan
pada asam lemak rantai panjang. VCO antar muka antara minyak dan air,
mampu mencegah dan mengobati berbagai meminimalkan energi permukaan dari droplet
penyakit seperti mampu membunuh virus, yang terbentuk (Laverius, 2011). Emulsifier
bakteri, meningkatkan daya tahan tubuh, adalah bahan tambahan pangan untuk
melembutkan kulit dan sebagainya. MCT membantu terbentuknya campuran yang
merupakan hasil pengolahan lebih lanjut homogen dari dua atau lebih fase yang tidak
dari VCO yang berkualitas bagus melalui tercampur seperti minyak dan air (BPOM,
proses esterifikasi gliserol yang diturunkan 2013). Emulsifier biasanya adalah molekul
dari minyak nabati dengan kadar laurat ampifilik yang memiliki gugus hidrofobik dan
yang tinggi. MCT bersifat sangat stabil, tidak hidrofilik pada molekul yang sama, seperti
berbau, tidak mengental atau menggumpal surfaktan dengan molekul kecil, fosfolipid,
meski berada pada suhu 0°C karena ikatan protein, polisakarida, dan polimer aktif
kimianya berbentuk ester. Rasa minyak permukaan lainnya. Dalam beberapa aplikasi,
MCT mirip air, tidak seperti minyak. MCT emulsi dapat diformulasikan menggunakan
lebih mudah diurai dan diserap tubuh karena satu jenis emulsifier. Namun dalam banyak
molekulnya lebih kecil. Oleh karena itu, lebih aplikasi, pembentukan stabilitas dan atribut
sedikit energi dan enzim yang diperlukan fungsional emulsi dapat ditingkatkan dengan
untuk memecahnya dalam saluran menggunakan kombinasi penge-mulsi
pencernaan. Pemecahan telah terjadi di usus, (McClements dan Jafari, 2017).
sehingga mengurangi penggunaan enzim Tipe emulsifier biasa didasarkan
lipase dari pankreas dan asam empedu. Oleh pada konsep Hidrophilic Lipophilic Balance,
karena itu, minyak ini sangat baik bagi orang HLB (Kunieda dan Shinoda, 1985). HLB
yang bermasalah dengan pencernaan dan merupakan karakter yang mendefinisikan
metabolik (Syah, 2010). Namun VCO masih afinitas relatif untuk minyak dan air.
memiliki rasa berminyak yang sulit diterima Keseimbangan hidrofilik-lipofilik terletak
oleh masyarakat sebagai minuman. di tengah, yaitu pada angka 10 dari skala
Untuk mengatasi hal tersebut, HLB. Surfaktan dengan nilai HLB rendah (2-
VCO dibuat menjadi emulsi dan sebelum 6) menstabilkan emulsi air dalam minyak,
dikonsumsi, emulsi dasar VCO ini sedangkan surfaktan dengan nilai HLB tinggi
dikembangkan menjadi produk minuman (8-18) menstabilkan emulsi minyak dalam air.
dengan cara ditambah air dan bahan Untuk surfaktan campuran, HLB yang efektif
tambahan lain. Produk emulsi yang diminum dapat dihitung dari konsentrasi dan nomor
biasanya tipe emulsi o/w dimana minyak HLB dari pengemulsi individual (Mcclements
sebagai fase terdispersi dan air sebagai dan Jafari, 2017). Contoh produk emulsifier
fase pendispersi, sehingga produk tersebut yang sesuai untuk membuat emulsi minyak
mempunyai rasa yang lebih enak walaupun dalam air adalah tween 80 yang memiliki
yang diberikan sebenarnya adalah minyak HLB antara 8-16 (Aziz, 2016). Selain itu,
yang tidak enak rasanya (Tensiska et al., gum arab banyak dipakai dalam industri
2007). Emulsi ini dapat ditambahkan flavor makanan antara lain digunakan sebagai
dan pemanis sehingga menjadi produk yang campuran minuman untuk mengurangi
enak dan disukai. tekanan permukaan air dan stabilizer. Gum
Emulsi merupakan sistem yang tidak arab merupakan agen pengemulsi yang
stabil. Oleh karena itu, penggunaan alat efektif karena kemampuannya sebagai
mekanis dibutuhkan untuk mendispersikan koloid pelindung. Gum arab juga sering

Diterbitkan oleh Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 12


Formulasi Minuman Emulsi... (Judith Mandei)

digunakan dalam persiapan pangan emulsi ≤ 0,2%, kadar pati negatif dan tannin-bearing
minyak dalam air yang mampu menstabilkan gums negatif. Polisorbat/tween 80 diperoleh
sebagian besar minyak pada kisaran pH dari Sigma-Aldrich dengan spesifikasi: Warna
yang luas dan dengan keberadaan elektrolit kuning pucat, bentuk cairan kental, indeks
meskipun tanpa penambahan agen penstabil refraksi pada 20ºC 1.470-1.475, kadar air
lainnya. Meskipun mekanisme emulsifikasi dengan metode Karl Fischer ≤ 3,0%, residu
gum arab belum dimengerti dengan jelas, abu ≤ 0,25%, bilangan asam ≤ 2 mg KOH/g,
namun diduga karena kemampuannya bilangan hidroksil 65-80 mg KOH/g, bilangan
membentuk film sehingga mencegah penyabunan 45-55 mg KOH/g, kandungan
coalescence globula minyak (Glicksman dan arsen ≤ 3 ppm, kadmium ≤ 1 ppm, merkuri ≤
Sand, 1973). Penelitian tentang formulasi 1 ppm, dan timbal ≤ 10 ppm.
produk emulsi kaya beta karoten dari minyak Alat-alat yang digunakan adalah
sawit merah menunjukkan bahwa gum timbangan, gelas ukur, homogenizer,
arab akan menghasilkan emulsi yang stabil wadah pencampur, pengaduk, sentrifuse,
pada rasio minyak:air:gum arab 90:48:22.5 termometer, wadah stoples plastik berlubang,
(56:30:14). Uji stabilitas dilakukan dengan stoples plastik, botol plastik atau botol kaca,
cara mendiamkan emulsi selama 5 hari dan peralatan untuk pengujian laboratorium.
(Aryanto, 2011).
Beberapa faktor penentu stabilitas Metode Penelitian
emulsi antara lain jenis dan jumlah emulsifier.
Penelitian terdiri atas dua tahap:
Produk minuman emulsi yang dibuat
merupakan produk emulsi minyak dalam air, 1.
Pembuatan emulsi dasar dengan
dimana untuk membuat produk ini dibutuhkan komposisi air:VCO:emulsifier (b/b)
emulsifier dengan nilai HLB tinggi (8-18). dengan komposisi seperti pada Tabel 1
Tween 80 mempunyai nilai HLB 8-16 (Aziz, dan 2. Tabel 1 didasarkan pada penelitian
2016) sehingga sesuai untuk produk ini. Aryanto (2011) gum arab menghasilkan
Sedangkan menurut (Glicksman dan Sand, emulsi yang stabil pada rasio minyak/
1973) gum arab juga sering digunakan dalam air/gum arab 90:48:22.5 (56:30:14).
produk pangan emulsi minyak dalam air dan Tabel 2 mengacu pada patent No. US
mampu menstabilkan sebagian besar minyak 6902756 B2, Juni 2005 inventor (Vlad,
pada kisaran pH yang luas. Oleh karena itu 2016), mikroemulsi minyak dalam air
dalam penelitian ini dibuat minuman emulsi (M/A) mengandung minyak sekitar 30%,
VCO menggunakan dua jenis emulsifier yaitu surfactant 1-30% dengan nilai Hydrophilic-
tween 80 dan gum arab dengan beberapa Lipophilic Balance HLB 9-18 (paling baik
formula. Penelitian ini bertujuan untuk 12-15), co-solvent kurang dari 20%, air
mendapatkan formulasi minuman emulsi sekitar 30%.
VCO yang berkualitas dan bisa diterima oleh
Tabel 1. Perbandingan Air, VCO dan
konsumen.
Gum Arab (b/b)

METODOLOGI Komposisi Air VCO Gum Arab


Bahan dan Alat A 29 57 14
Bahan-bahan yang digunakan dalam B 36 57 7
penelitian ini adalah daging buah kelapa, C 38 57 5
gum arab, tween 80, air mineral, sukrosa
(gula pasir), asam sitrat, flavor dan bahan-
bahan untuk pengujian laboratorium. Gum
arab diperoleh dari Sigma-Aldrich dengan
spesifikasi: Warna putih beige, bentuk tepung
(powder), kadar air ≤ 15%, residu tidak larut

Diterbitkan oleh Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 13


Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol. 14, No. 1, Juni, 2019.

Tabel 2. Perbandingan Air, VCO dan Parameter yang Diuji


Tween 80 (b/b) 1. Bahan baku VCO komposisi asam lemak
dibandingkan dengan syarat mutu VCO
Komposisi Air VCO Tween 80
SNI 7381:2008 untuk komposisi asam
D 53 30 17
lemak.
E 60 30 10 2. Emulsi dasar: stabilitas emulsi diamati
F 65 30 5 secara visual dengan melihat gejala
G 36 57 7 creaming (terjadinya pemisahan) fase.
H 38 57 5 3. Minuman emulsi VCO: uji organoleptik
(rasa, bau, warna, kestabilan emulsi) sesuai
Tahap pertama menggunakan metode Trial SNI 7381:2008, kestabilan emulsi dengan
and error. Emulsi dasar terbaik digunakan pengujian stabilitas terhadap pemanasan
dalam pembuatan minuman emulsi. dilakukan dengan memanaskan sampel
2. Pembuatan minuman emulsi VCO emulsi (15 mL) pada suhu 105 °C selama
menggunakan metode percobaan dengan 5 jam dalam oven (Cho et al., 2012),
perlakuan sebagai berikut: pengukuran pH sesuai SNI 01-2891-1992,
Perbandingan emulsi dasar (ED) dan air kadar FFA, bilangan peroksida, komposisi
(b/b) yaitu : asam lemak (SNI 7381:2008) dan Angka
EDGum:air = 1:1 Lempeng Total (ALT) sesuai SNI 2897:
EDGum:air = 1:2 2008.
EDGum:air = 1:3
EDT80:air = 1:1 HASIL DAN PEMBAHASAN
EDT80:air = 1:4 Emulsi Dasar
EDT80:air = 1:6
Emulsi dasar yang diperoleh dapat
Masing-masing perlakuan ditambahkan
dilihat pada Gambar 1 dan 2. Dari Gambar
dengan flavor 0,5% (b/b), sukrosa 10%
1 dapat dilihat bahwa emulsi dasar yang
(b/b), dan asam sitrat 0,1% (b/b).
dibuat dengan komposisi A yaitu air: VCO:
Pembuatan produk emulsi dengan gum arab (b/b) 29:57:14 sangat tidak stabil
penambahan pemanis maupun flavor diharap- dimana ketika dibiarkan segera mulai terjadi
kan dapat meningkatkan mutu organoleptik, pemisahan fase cair dan padatan.
khususnya karakteristik mouthfeel serta rasa
dari produk VCO.

Pembuatan Minuman Emulsi


Emulsifier dilarutkan dalam air sesuai
perbandingan (Tabel 1 dan 2), dihomogenisasi
kemudian tambahkan VCO sambil terus
dihomogenisasi. Diperoleh emulsi dasar
VCO yang akan digunakan pada pembuatan
minuman emulsi VCO.
Masing-masing emulsi dasar baik yang
menggunakan emulsifier gum arab maupun Gambar 1. Emulsi Dasar dengan Beberapa
tween 80, ditambahkan air sesuai perlakuan, Variasi Perbandingan VCO, Air dan Gum Arab
sukrosa 10%, flavor 0,5% dan asam sitrat Untuk emulsi dasar yang dibuat dengan
0,1%. Selanjutnya produk emulsi VCO komposisi C (38:57:5), dalam waktu 1 jam
dikemas dalam botol plastik atau kaca dan mulai terjadi pemisahan fase. Komposisi
dipasteurisasi pada suhu 63-65,5°C selama emulsi dasar paling stabil adalah komposisi
15 menit dan siap untuk dianalisis. B yaitu air: VCO: gum arab (b/b) 36:57:7.

Diterbitkan oleh Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 14


Formulasi Minuman Emulsi... (Judith Mandei)

Dari Gambar 2 terlihat bahwa dari 5 visual untuk gejala terjadinya pemisahan
(lima) komposisi perbandingan air, VCO dan fase dapat dilihat pada Tabel 3.
tween 80 (b/b) yang dicoba (Tabel 2) maka
Tabel 3. Gejala Pemisahan Fase pada
komposisi D, E, F, H mengalami pemisahan
Produk Emulsi Dasar
fase sesudah didiamkan selama 2 jam.
Sedangkan komposisi G (air:VCO:tween 80 Produk Emulsi Gejala Pemisahan Fase
= 36:57:7) tetap stabil dan tidak mengalami Dasar
pemisahan. Air:VCO:Tween 80 Tidak terjadi pemisahan
(36:57:7) (tetap stabil)
Air:VCO:Gum Arab Terjadi pemisahan 2
(36:57:7) fase setelah 2 jam (5/6
bagian keruh dan 1/6
bagian agak jernih)

Hasil pengamatan terhadap kestabilan


emulsi dasar VCO menggunakan dua
macam emulsifier yaitu tween 80 dan gum
arab menunjukkan bahwa emulsi dasar
yang dibuat menggunakan emulsifier tween
Gambar 2. Emulsi Dasar dengan Beberapa 80 dengan komposisi VCO:tween 80:air
Variasi Perbandingan VCO, Air dan Tween 80. = 57:7:36 sangat stabil karena sampai
pengamatan satu bulan belum ada gejala
Berdasarkan hal-hal tersebut, dari
pemisahan dari emulsi dasar ini. Sedangkan
beberapa komposisi perlakuan emulsi dasar
emulsi dasar yang menggunakan emulsifier
yang dicobakan, hasil emulsi yang terbaik
gum arab menunjukkan gejala pemisahan
adalah perbandingan Air, VCO dan emulsifier
dalam waktu dua jam, dimana terbentuk dua
(gum arab/tween 80) yaitu 57:36:7 (Gambar
fase dan bagian yang kelihatan kurang stabil
3). Hal ini berdasarkan pengamatan kestabilan
sekitar seperenam bagian. Ini sejalan dengan
emulsi dimana formula ini menghasilkan
penelitian Glicksman dan Sand (1973), yang
emulsi yang paling stabil dengan penampakan
menyatakan bahwa tween 80 merupakan
homogen. Produk emulsi dasar ini selanjutnya
emulsifier yang lebih stabil dari gum arab.
digunakan untuk pembuatan minuman emulsi
Hal ini berarti bahwa kesetimbangan antara
VCO dengan perlakuan perbandingan emulsi
gaya tarik-menarik dan gaya tolak-menolak
dasar dan air.
yang terjadi antar partikel dalam sistem
emulsi yang menggunakan tween 80 dengan
komposisi VCO: tween 80:air = 57:7:36
dapat dipertahankan tetap seimbang, dimana
partikel-partikel dalam sistem emulsi ini
dapat dipertahankan untuk tidak bergabung
sehingga emulsi dasar yang dihasilkan tetap
stabil. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Dybowska (2008) tentang prinsip dasar
kestabilan emulsi adalah kesetimbangan
antara gaya tarik-menarik dan gaya tolak-
menolak yang terjadi antar partikel dalam
Gambar 3. Emulsi dasar dengan Perbandingan suatu sistem emulsi. Apabila gaya ini dapat
Air:VCO:Emulsifier 180:285:35 (36:57:7)
dipertahankan tetap seimbang atau terkontrol,
Stabilitas emulsi diamati secara visual maka penggabungan partikel-partikel emulsi
dengan melihat gejala creaming (terjadinya dapat dicegah.
pemisahan) fase. Hasil pengamatan secara

Diterbitkan oleh Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 15


Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol. 14, No. 1, Juni, 2019.

Minuman Emulsi VCO penampakan, bau, rasa dan kestabilan


Pengujian organoleptik dilakukan dari produk minuman emulsi VCO. Hasil uji
berdasarkan penilaian panelis terhadap organoleptik dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil Uji Organoleptik Minuman Emulsi VCO

Perbandingan
Keberterimaan
emulsi dasar Penampakan Bau Rasa Kestabilan
Panelis
dan air
Minyak kelihatan Manis, asam,
bisa diterima
EDG:Air (1:1) di permukaan Khas VCO ada sedikit khas Agak stabil
panelis
produk VCO
Sedikit
Manis, asam,
berminyak di Sedikit Cukup bisa diterima
EDG:Air (1:2) ada sedikit khas
permukaan khas VCO stabil panelis
VCO
produk
Manis, asam,
Minyak tidak Masih ada Cukup bisa diterima
EDG:Air (1:3) ada sedikit
kelihatan khas VCO stabil panelis
sekali khas VCO
Khas
Minyak tidak Cukup tidak diterima
EDT80:Air (1:1) tween Pahit
kelihatan stabil panelis.
80
Khas
Minyak tidak tidak diterima
EDT80:Air (1:6) tween Agak pahit Stabil
kelihatan panelis.
80

Hasil pengamatan stabilitas emulsi merupakan minuman emulsi yang paling stabil.
dasar terhadap pemanasan dapat pada Hal ini disebabkan tidak terjadi pemisahan
Gambar 4. fase/produk terlihat homogen. Namun
produk minuman ini tidak disukai karena
rasanya agak pahit. Rasa pahit disebabkan
oleh emulsifier tween 80 karena semua
produk minuman VCO yang menggunakan
emulsifier tween 80 memiliki rasa yang agak
pahit, seperti yang dinyatakan dalam (Rowe
et al., 2009) bahwa pada suhu 25ºC, tween
80 berwujud cair, berwarna kekuningan dan
berminyak, memiliki aroma yang khas, dan
berasa pahit. Sedangkan produk minuman
yang menggunakan emulsifier gum arab
untuk semua variasi perlakuan memiliki
rasa manis, asam dan sedikit khas VCO
tanpa rasa pahit sama sekali, namun agak
kurang stabil dibandingkan minuman VCO
Gambar 4. Stabilitas Pemanasan Minuman yang menggunakan emulsifier tween 80.
VCO dengan Emulsifier Tween 80 (atas) Bau khas dari VCO muncul pada minuman
dan Gum Arab (bawah) yang menggunakan emulsifier gum arab
Hasil uji organoleptik minuman emulsi disebabkan sifat dari gum arab yang tidak
VCO (Tabel 4) menunjukkan bahwa untuk mempengaruhi rasa, bau maupun warna dari
kestabilan, minuman emulsi VCO dengan produk. Menurut Glicksman dan Sand (1973),
perbandingan emulsi dasar tween 80:air (1:6) gum arab bau khas dari VCO muncul pada

Diterbitkan oleh Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 16


Formulasi Minuman Emulsi... (Judith Mandei)

minuman yang menggunakan emulsifier gum bau VCO. Produk minuman emulsi VCO
arab disebabkan sifat dari gum arab yang tidak yang menggunakan emulsi dasar gum arab
mempengaruhi rasa, bau maupun warna dari untuk semua perlakuan yang dicoba, dapat
produk, tidak beracun, tidak berbau, tidak diterima oleh panelis.
berwarna, tidak berasa, dan benar-benar
larut dalam air dan tidak mempengaruhi rasa, Hasil Uji Kimia dan Mikrobiologi Minuman
bau, atau warna makanan yang ditambahkan. Emulsi VCO
Emulsifier tween 80 menghilangkan bau Hasil analisis laboratorium produk
khas VCO pada minuman emulsi karena minuman VCO dapat dilihat pada Tabel 5.
bau tween 80 lebih dominan dibandingkan

Tabel 5. Hasil Analisis ALT, pH, FFA dan Bilangan Peroksida Minuman Emulsi VCO

Minuman VCO
Angka Lempeng Bilangan Peroksida
(perbandingan emulsi pH FFA (%)
Total (koloni/g) (mg ek O2/kg)
dasar dan air)
EDG:Air (1:1) 3,5x102 4,02 0,18 1,14
EDG:Air (1:2) 1,4x10 2
3,94 0,19 1,64
EDG:Air (1:3) 3,5x 0 2
3,93 0,29 1,57
EDT80:Air (1:1) 2x10 1
2,92 0,27 3,67
EDT80:Air (1:4) 6x101 2,93 0,27 3,27
EDT80:Air (1:6) 9x10 1
2,93 0,22 4,89
Persyaratan Maks. 2x10 2 *)
- Maks. 0,2 **)
Maks. 2,0**)

*)
SNI 7388:2009 Batas Maksimal Cemaran (2009), tween 80 (surfaktan nonionik) dapat
Mikroba dalam Pangan untuk minuman tidak meningkatkan daya tahan suatu produk
berkarbonat berperisa terhadap mikroba sehingga produk yang
**)
SNI 7381:2008 Minyak Kelapa Murni (VCO) dihasilkan awet.
Hasil analisis ALT produk minuman pH dari minuman emulsi VCO berkisar
emulsi VCO menunjukkan bahwa semua dari 2,92-4,02 atau bersifat asam yang
produk yang menggunakan Tween 80 disebabkan keasaman dari emulsifier
memenuhi syarat mutu SNI 7388:2009. Batas yang digunakan yaitu tween 80 dan gum
Maksimal Cemaran Mikroba dalam Pangan; arab. Menurut Rowe et al. (2009) tween
ALT untuk minuman tidak berkarbonat 80 mempunyai pH 2,0, sedangkan dalam
berperisa yaitu maksimal 2x102. Sedangkan Gidley dan Reid (2006) dinyatakan bahwa
untuk produk yang menggunakan emulsifier pH alami gum arab berkisar 3,9-4,9. Produk
gum arab hanya produk dengan perlakuan minuman emulsi VCO yang menggunakan
perbandingan emulsi dasar:air = 1:2 yang emulsifier tween 80 mempunyai pH 2,92-
memenuhi syarat SNI 7388:2009. 2,93, sedangkan yang menggunakan
ALT dari produk minuman emulsi VCO emulsifier gum arab mempunyai pH 3,93-
juga dipengaruhi oleh derajat keasaman 4,02. Derajat keasaman dari produk minuman
(pH), dimana produk minuman emulsi VCO VCO mempengaruhi pertumbuhan mikroba
dengan pH rendah (menggunakan Tween 80) sehingga produk minuman VCO yang
memiliki ALT lebih rendah daripada minuman menggunakan emulsifier tween 80 lebih awet
emulsi dengan pH lebih tinggi (menggunakan karena ALTnya lebih kecil dari produk yang
gum arab). Hal ini berarti pertumbuhan menggunakan emulsifier gum arab.
mikroba pada produk minuman emulsi VCO Produk minuman emulsi yang
dengan menggunakan emulsifier gum arab menggunakan gum arab memiliki kadar
lebih cepat terjadi. Menurut Rowe et al. FFA yang relatif lebih rendah dibandingkan

Diterbitkan oleh Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 17


Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol. 14, No. 1, Juni, 2019.

produk yang menggunakan emulsifier tween (VCO). Sedangkan semua produk minuman
80. Kadar FFA dalam produk minuman emulsi VCO yang menggunakan emulsifier
emulsi yang menggunakan tween 80 yang tween 80 tidak memenuhi syarat mutu untuk
nilainya mendekati persyaratan (0,2%) hanya kadar bilangan peroksida. Rowe et al. (2009)
ditunjukkan oleh produk dengan komposisi menyatakan bahwa tween 80 merupakan
emulsi dasar:air (1:6). Produk dengan ester asam oleat yang sensitif terhadap
komposisi yang lain memiliki kadar FFA yang oksidasi. Emulsifier ini dapat membentuk
melebihi persyaratan. Untuk produk yang peroksida dalam penyimpanannya. Oleh
menggunakan gum arab, produk dengan karena itu, tween 80 harus disimpan dalam
komposisi emulsi dasar:air 1:1 dan 1:2 wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya,
memiliki nilai FFA di ambang batas (0,2%), dan dalam tempat sejuk dan kering. Tingginya
sedangkan produk dengan komposisi 1:3 bilangan peroksida diduga dipengaruhi
mengandung FFA 0,3% (tidak memenuhi wadah penyimpanan. Emulsifier tween 80
syarat SNI 7381:2008). dikemas dalam botol plastik transparan,
Nilai rata-rata FFA produk minuman sedangkan produk minuman emulsi
emulsi VCO yang menggunakan emulsifier VCO dikemas dalam wadah/botol plastik
tween 80 lebih tinggi daripada nilai rata- Polyethylene Therepthalate (PET) yang
rata produk minuman emulsi VCO yang transparan sehingga pembentukan peroksida
menggunakan emulsifier gum arab. Hal ini mulai terjadi dari bahan pengemulsi tween
diduga berhubungan dengan salah satu sifat 80 sampai ke produk minuman emulsi VCO
dari tween 80 yaitu higroskopik (Rowe et al., yang menggunakan emulsifier tween 80.
2009) sehingga hidrolisis dalam minuman
emulsi VCO mudah terjadi yang membentuk Komposisi Asam Lemak
FFA.
Hasil analisis komposisi asam lemak
Semua produk minuman emulsi
dan perhitungan persentase kandungan
menggunakan emulsifier gum arab memiliki
asam lemak rantai menengah (Medium
bilangan peroksida di bawah 2,0 mg ek
Chain Tryglyceride) pada produk minuman
O2/kg atau memenuhi syarat mutu SNI
emulsi VCO dan emulsi dasar dapat dilihat
7381:2008 untuk Minyak Kelapa Murni
pada Tabel 6.

Tabel 6. Hasil Analisis Komposisi Asam Lemak dari Minuman Emulsi VCO

EDG: EDG: EDG: EDT80: EDT80: EDT80:


Parameter satuan EDT80 EDG
Air (1:1) Air (1:2) Air (1:3) Air (1:1) Air (1:4) Air (1:6)
Komposisi
asam lemak
Asam lemak jenuh:
Butirat (C4) % 0 1,07 0 0 0 0 0 0
Kaproat (C6) % 0,41 0,82 0,72 0,38 0,48 0,98 0,42 0,45
Kaprilat (C8) % 6,66 7,51 7,24 6,19 6,72 7,20 6,53 7,02
Kaprat (C10) % 6,03 6,41 6,25 5,71 5,88 6,16 5,78 6,07
Laurat (C12) % 49,96 51,00 52,13 49,09 50,11 51,09 47,22 49,01
Miristat (C14) % 19,97 17,46 19,16 19,98 19,50 19,00 19,82 19,35
Palmitat (C16-0) % 9,61 6,55 7,58 9,81 9,20 8,57 10,05 9,44
Stearat (C18-0) % 2,78 1,12 1,35 2,67 2,13 2,05 3,03 2,88
Asam lemak tidak
jenuh
Oleat (C18-1) % 0,61 0 0 0,85 0,97 0,75 1,49 1,03
Linoleat (C18-2) % 0 0 0 0 0 0 0,31 0,35
Linolenat (C18-3) % 0 0 0 0 0 0 0 0
Asam elaidat *) % 3,75 - 2,13 5,11 4,44 3,60 5,34 4,23

Diterbitkan oleh Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 18


Formulasi Minuman Emulsi... (Judith Mandei)

Metil 4-oxopen- % 0,23 7,09 3,00 0,20 0,58 0,98 - -


tanoat
4-oxo-5-metoxy-2- - - 0,97 0,44 - - - - -
penten-5-olidi
11-dodecen-1- - - - - - - - - 0,17
ol,2,4,6-trimetil
Jumlah MCT % 63,08 65,74 66,34 61,37 63,19 65,43 59,95 62,55

Tabel 6 menunjukkan bahwa 3. BPOM, 2013. Batas Maksimum Peng-


kandungan MCT dari emulsi dasar maupun gunaan Bahan Tambahan Pangan
produk minuman emulsi VCO berkisar Pengemulsi. Badan Pengawas Obat
pada 59,95-66,34% (persentase jumlah Dan Makanan Republik Indonesia.
bahan yang diuji) dan masih sesuai dengan Jakarta.
kandungan MCT dari VCO yaitu 52-68% 4. BSN, 2008. Virgin Coconut Oil SNI
dengan persentase asam lemak tertinggi yaitu 7381:2008.1–28. Badan Standar-
asam laurat berkisar 45-55%, sedangkan disasi Nasional. Jakarta.
kisaran persentase asam laurat dari bahan 5. Dybowska and Brygida, E. 2008. Properties
yang diuji adalah 47,22-52,13%. Asam lemak of Milk Protein Concentrate Stabilized
tersebut mudah diserap oleh tubuh karena Oil-in-Water Emulsions. Journal of
ukuran molekulnya tidak terlalu besar seperti Food Engineering 88 (4): 507–13.
pada asam lemak rantai panjang. doi:10.1016/ j. jfood-eng.2008.03.010.
6. Gidley, Michael, J.and Reid, J. S. G.
SIMPULAN 2006. Galactomannans and Other
Cell Wall Storage Polysaccharides
Formula minuman emulsi VCO yang
in Seeds. Food Polysaccharides
memenuhi syarat dan cukup stabil dengan
and Their Applications. doi:doi:10.
rasa campuran manis, asam, dengan rasa
1201/9781420015164.ch6\
dan bau sedikit khas VCO adalah formulasi
r10.1201/9781420015164.ch6.
dengan perbandingan emulsi dasar gum
7. Glicksman, Martin, and Sand, R. E. 1973.
arab dan air 1:2. Formula ini cukup stabil,
Gum Arabic. Industrial Gums, 197–
mempunyai pH 3,94, Angka Lempeng Total
263. doi:10.1016/B978-0-12-746252-
(ALT) 1,4x102, kadar FFA 0,22%, bilangan
3.50015-0.
peroksida 1,64 mg ek O2/kg, dengan
8. Kristiningsih, T., Robby A. F, A. Puspita,
persentase asam laurat 51% dan persentase
R. Sulistiowati, E. G. Wongkar, and F.
MCT 65,74%.
Magdalena. 2018. Provinsi Sulawesi

Utara Dalam Angka 2018. Edited by
DAFTAR PUSTAKA
I. T. Raharto, A. Unonongo, and F.
1. Aryanto, D. 2011. Proses Pembuatan A. Tarigan. Manado: BPS Provinsi
Produk Emulsi Kaya β-Karoten dari Sulawesi Utara.
Minyak Sawit Merah dengan High 9. Kunieda, Hironobu, and Shinoda, K.
Pressure Homogonizer. Skripsi. 1985. Evaluation of the Hydrophile-
Fakultas Teknologi Pertanian, IPB Lipophile Balance (HLB ) of Nonionic
Bogor. Surfactants. 107 (1).
2. Azis, A. 2016. Pengaruh Konsentrasi 10. Laverius, M. F. 2011. Optimasi Tween
Minyak dan Emulsifier terhadap 80 dan Span 80 sebagai Emulsifying
Karakteristik Nanoemulsi Minyak Agent serta Carbopol sebagai
Kayu Manis (Cinnamomum burma- Gelling Agent dalam Sediaan
nii). Skripsi. Fakultas Teknologi Emulgel Photoprotector Ekstrak
Pertanian, IPB Bogor. Teh Hijau (Camellia sinensis, L):
Aplikasi Desain Faktorial. Fakultas

Diterbitkan oleh Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 19


Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol. 14, No. 1, Juni, 2019.

Farmasi Universitas Saata Dharma, Speed Homogenization (HSH). Jurnal


Yogyakarta. Litbang Industri Vol. 5 No. 1, Juni
11. McClements, Julian, D and Jafari, 2015 ; 1-12.
S. M. 2017. Improving Emulsion 14. Syah, A. N. A. 2010. Teknologi Mikroemulsi
Formation, Stability and Performance 48% Senyawa MCT (Medium Chain
Using Mixed Emulsifiers: A Review. Triglyceride) dari Virgin Coconut
Advances in Colloid and Interface Oil (VCO) untuk Produksi Minuman
Science. Elsevier B.V. doi:10.1016/j. Penguat Immunitas (Menekan Jumlah
cis.2017.12.001. Leukosit dalam Darah < 10.500/µl)
12. Rowe, R. P, Sheskeyand Quinn, M. dengan Tingkat Kestabilan Emulsi
2009. Handbook of Pharmaceutical dan Daya Simpan Min. 1 Tahun. Balai
Excipients. Handbook of Pharma- Besar Penelitian dan Pengembangan
ceutical Excipients, 6th Edition, Pascapanen Pertanian.
549–53. doi:10.1016/S0168- 15. Tensiska, Setiasih, I. S. dan Irawati, D.
3659(01)00243-7. 2007. Deskripsi Minuman Emulsi
13. Suprobo, S. dan Rahmi, D. 2015. VCO. Unpad, FTIP, 978–79.
Pengaruh Kecepatan Homegenisasi 16.Vlad, F. 2016. (12) United States Patent
terhadap Sifat Fisika dan Kimia Krim No. US 6,902,756 B2, issued 2016.
Nanopartikel dengan Metode High

Diterbitkan oleh Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 20

You might also like