You are on page 1of 36

PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.

1, Juni 2018

PARENTING SKIL ORANGTUA ANAK PENYANDANG DISABILITAS DALAM FORUM


KOMUNIKASI KELUARGA ANAK DENGAN KECACATAN DI KABUPATEN
SUKABUMI

Enkeu Agiati, Enung Huripah, Catur Heri Wibawa, Rosyikin, Ajat Sudrajat, Bambang Indra
Kencana, Suhendar, Sakroni

Abstract

Parenting cover a wide range of activities aimed for children to develop optimally and can survive
well. The purpose of this research was to obtain a description of: 1) Characteristics of respondents, 2)
parenting skills of parents that are embodied and parents who are not enclosed by Children with
Disability Family Communication Forum (FKKADK) Sukabumi, and 3) Differences in parenting
skills the parents that are embodied FKKADK and parents who are not enclosed by FKKADK
Sukabumi. The method used in this research was Quasi Experiment with questionnaire, observation,
documentation study and focus group discussion. The data resource used primary and secondary data
resource. Sampling technique used Simple Random Sampling. The test of validity measurement
instrument used product moment technique while reliability test of measurement instrument
conducted by internal consistency method with Alpha Cronbach test technique. Furthermore, the
result of the research analysed using quantitative analysis technique.The result showed that there was
a difference between Parenting Skill which is embodied by FKKADK Sukabumi Regency and which
is not enclosed by FKKDAK Sukabumi Regency. This was made possible because parents
incorporated in FKKADK Sukabumi Regency were taught Family Capacity Building and conducted
social rehabilitation through Family Development Session (FDS).

Keywords: Parenting, Children with Disability, Family Development Sesion, and


FKKADK

Abstrak

Pengasuhan meliputi seluruh aktivitas yang bertujuam agar anak dapat berkembang optimal dan
bertahan hidup dengan baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh deskripsi dari : 1)
karakteristik responden, 2) ketrampilan pengasuhan orang tua yang memiliki anak dengan
kedisabilitasan dan orang tua yang tidak mengikutsertaan anak kedalam Forum Komunikasi
Keluarga Anak Dengan Kedisabilitasan (FKKADK) Sukabumi, dan 3) perbedaan ketrampilan
pengasuhan antara orang tua yang ikutserta dalam FKKADK dan orang tua yang tidak ikutserta
dalam FKKADK Sukabumi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuasi Eksperimen
dengan Kuesioner, Observatsi, Studi dokumentasi dan Focus Group Discussion (FGD). Hasil data
menggunakan sumber data primer dan data sekunder. Teknik pengambilan sampel menggunakan
teknik Random Sampling. Pengukuran uji validitas instrumen menggunakan produk dari teknik
pengujian tes reliabilitas dari pengukuran instrumen yang terhubung dengan metode konsisten
internal dengan Teknik Tes Alpha Cronbach. Selanjutnya, hasil dari penelitian ini akan dianalisis
menggunakan metode teknik analisis kuantitatif. Hasil menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
antara ketrampilan pengasuhan orangtua yang mengikuti FKKADK Kabupaten Sukabumi dan yang
tidak mengikuti FKKADK Kabupaten Suabumi. Hal ini dapat terjadi karena orangtua yang
bekerjasama dalam FKKADK Kabupaten Sukabumi telah diajari dengan Peningkatan Kapasitas
Keluarga dan dihubungkan dengan Rehabilitasi Sosial melalui FDS.

Kata Kunci : Pengasuhan, Anak dengan Kedisabilitasan, FDS dan FKKADK.

153
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018

PENDAHULUAN kelangsungan hidup anak di masa depan. APD


Anak Penyandang Disabilitas termasuk salah perlu mendapatkan perlindungan, tujuan
satu Penyandang Masalah Kesejahteraan perlindungan anak ini adalah agar APD
Sosial (PMKS). Hal ini karena anak dijamin dan terpenuhinya hak-hak anak agar
mengalami keterbatasan, hambatan, kesulitan, dapat hidup, tumbuh, kembang, dan
atau gangguan, dan tidak dapat melaksanakan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan
fungsi sosialnya, sehingga tidak dapat harkat dan martabat kemanusiaan, serta
terpenuhi kebutuhan baik kebutuhan fisik mendapat perlindungan dari kekerasan,
maupun kebutuhan sosial secara memadai dan diskriminasi, dan perlakuan salah. Pemenuhan
wajar. APD adalah anak-anak yang memiliki hak APD merupakan tanggung jawab semua
kebutuhan khusus (special needs) dan yang harus dilakukan oleh keluarga,
perawatan khusus (special needs) terkait masyarakat, dan negara. Implementasi
dengan tumbuh kembang anak agar mampu berbagai kebijakan terkait hak APD yang telah
mengembangkan segenap potensi yang dirumuskan harus ditindaklanjuti secara serius
dimiliki. Oleh karena itu dalam aktivitas oleh pemerintah, agar anak-anak Indonesia
sehari-harinya sangat membutuhkan perhatian termasuk hak APD dapat dipenuhi.
dari semua orang terutama dari orangtuanya.
Permasalahan APD dalam rangka pemenuhan
Disabilitas merujuk pada kondisi seseorang hak anak merupakan masalah yang krusial
dengan beberapa gangguan, seperti dan keluarga menjadi sentra dalam solusinya,
keterbatasan aktivitas yang dihadapi dalam maka Forum Komunikasi Keluarga Anak
melaksanakan tugas atau tindakan. Selain itu, Dengan Kecacatan (FKKADK) merupakan
disabilitas mengakibatkan seseorang sulit jawaban untuk mengatasi masalah APD
untuk terlibat dalam kehidupan sosial. Oleh tersebut. FKKADK adalah kumpulan keluarga
karena kondisi disabilitas, anak dalam keadaan yan memiliki anak disabilitas yang bersepakat
terhambat tumbuh kembangnya sedangkan untuk bekerjasama dalam penanganan APD
peristiwa tumbuh kembang itu merupakan dalam pengertian sebagai wadah atau
proses utama, hakiki, dan khas pada anak serta berhimpunyya para keluarga yang mempunyai
merupakan sesuatu yang terpenting pada tahap anak disabilitas fisik, sensorik, intelektual
perkembangan anak tersebut. Kondisi maupun mental untuk meningkatkan
disabilitas pada anak ini disebabkan oleh kesejahteraan APD. FKKADK pada dasarnya
beberapa hal diantaranya faktor bawaan, merupakan jawaban yang tepat terhadap
faktor penyakit dan faktor kecelakaan. peningkatan kesejahteraan sosial APD
Berbasis Keluarga dan Masyarakat. Melalui
Keterbatasan pada APD memunculkan wadah FKKADK tersebut diharapkan para
dampak permasalahan baru selain bagi APD orangtua dapat saling bertukar informasi dan
itu sendiri juga bagi keluarga atau lingkungan berbagi pengalaman, keterampilan dalam
sosial APD. Dampak disabilitas yang terjadi pengasuhan APD. Saling betukar pengetahuan
pada APD antara lain adalah dalam melakukan dan keterampilan, merasakan empati, perasaan
aktivitas sehari-hari (ADL), anak tidak senasib, sepenanggungan, sehingga
mendapatkan identitas diri dengan tidak diharapkan timbul kesadaran dan semangat
dimasukannya dalam daftar keluarga bersama dalam penanganan bagi APD anak
dikarenakan stigma keluarga yang merasa mereka, serta bagi APD di sekitarnya.
malu mengakui keberadaan anak, adanya
perlakuan diskriminatif terhadap anak, Mengingat populasi APD dari tahun ke tahun
sehingga anak kurang mendapatkan meningkat, pada tahun 2010 berjumlah 1570
aksesibilitas baik terhadap pelayanan anak dan pada tahun 2014 menjadi 1780 anak,
pendidikan ataupun pelayanan kesehatan yang sehingga perhatian orangtua dan keluarga
tentunya sangat berpengaruh terhadap terhadap APD harus semakin ditingkatkan.
pemenuhan pelayanan sosial dasar untuk

154
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018

Apabila dikaitkan dengan PKSA-DK maka FKKADK Kabupaten Sukabumi. FKKADK


keberadaan FKKADK tentu juga akan Kabupaten Sukabumi telah dapat mewujudkan
memberikan kontribusi dalam meningkatkan peran dan tanggung jawab keluarga dalam
pnyelenggaraan Program PKSA-DK secara memenuhi hak APD dan telah dapat
menyeruluh, integratif, dan menyelenggarakan PKSA-DK. Peran
berkesinambungan, serta FKKADK menjadi FKKADK di Kabupaten Sukabumi selain
mitra kerja Kementerian Sosial, Dinas Sosial telah dapat menyelenggarakan PKS-ADK
dalam pelaksanaan PKS-ADK tersebut. Hal dengan baik juga telah dapat meningkatkan
ini berdampak pada betambahnya jumlah APD parenting skill orangtua atau keluarga
yang akan mendapatkan pengasuhan atau terhadap pengasuhan APD semakin lebih baik,
parenting skill dari orangtua, karena salah satu juga para orangtua atau keluarga yang
komponen PKSA-DK adalah meningkatnya tergabung dengan FKKADK memiliki
peran dan tanggung jawab orangtua terhadap keterampilan pengasuhan (parenting skill)
APD, agar APD di masa depan dapat yang lebih baik, serta dengan tergabungnya
berprestasi dan hidup layak sebagai mana orangtua atau keluarga APD dalam FKKADK
anak-anak pada umumnya. Kabubaten Sukabumi dapat menambah
penghasilan orangtua/keluarga untuk
Sementara itu, melalui FKKADK dalam kebutuhan APD dan keluarga APD.
konteks perlindungan anak, kasus-kasus APD
akan cepat dapat direspon dan perlindungan FKKADK Kabupaten Sukabumi sampai saat
terhadap semua APD yang membutuhkan ini menjadi mitra Kementerian Sosial RI dan
pelayanan secara cepat dapat terpenuhi. Dinas Sosial baik Dinas Sosial Kabupaten
“Sikap cepat dan responsif” serta di dukung Sukabumi maupun Dinas Sosial Provinsi Jawa
oleh peran serta orangtua atau keluarga yang Barat terutama dalam pelaksanaan program
tinggi terhadap kasus-kasus APD yang APD ataun dalam penyelenggaraan PKS-ADK
membutuhkan perlindungan khusus tersebut. yang berkelanjutan dan mengutamakan
Selain itu, dalam upaya perlindungan dan pendekatan berbasis hak anak, dimana
rehabilitasi sosial APD secara khusus menjadi komponen PKSA-DK ini adalah pemenuhan
tanggung jawab orangtua atau keluarga akan dasar APD, aksesibilitas pelayanan sosial
mewujudkan kesejahteraan sosial APD. dasar APD, Peningkatan minat dan bakat
APD, serta penguatan peran dan tanggung
Sehubungan dengan kondisi tersebut maka jawab orangtua atau keluarga APD,
apabila para orangtua atau keluarga yang peningkatan peran lembaga kesejahteraan
memiliki APD terwadahi dalam FKKADK APD termasuk FKKADK.
dan mendapatkan PKSA-DK maka diharpkan
akan mendapat pengasuhan dari orangtua yang PKSA-DK diselenggarakan berdasarkan
lebih baik, sehingga tumbuh kembang anak Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010
menjadi optimal. Melalui FKKADK dapat tentang Program Pembangunan yang
diupayakan penguatan peran dan tanggung berkeadilan sebagai program nasional yang
jawab orangtua atau keluarga, salah satunya meliputi PKSA Balita Terlantar, PKSA Anak
adalah keterampilan pengasuhan orangtua Terlantar, PKSA Anak Jalanan, PKSA Anak
(parenting skill) terhadap APD, sehingga pada Berhadapan Hukum, PKSA Anak dengan
akhirnya orangtua atau keluarga dapat Disabilitas (PKSA-DK) dan PKSA Anak yang
memenuhi hak-hak dasar bagi anaknya yang Membutuhkan Perlindungan Khusus. PKS-
mengalami disabilitas. ADK sebagai program nasional yang
ditujukan untuk mewujudkan pemenuhan hak
Berdasarkan hasil penjajagan yang telah dasar dan perlindungan terhadap APD dari
dilakukan di Jawa Barat yang menjadi model penelantaran, eksploitasi dan diskriminasi.
FKKADK terbaik Kementerian Sosial RI dan PKS-ADK menjadi program prioritas karena
Dinas Sosial Kabupaten/Kota adalah program ini sangat menguntungkan bagi anak

155
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018

dan keluarga, sehingga PKS-ADK sebagai tidak terwadahi FKKADK Kabupaten


salah satu Program Kesejahteraan Sosial Anak Sukabumi, 3) Perbedaan parenting Skill
yang ditujukan untuk memberikan orantua yang terwadahi FKKADK dan
perlindungan dan pemenuhan hak dasar anak orangtua yang tidak terwadahi FKKADK
penyandang disabilitas. PKS-ADK melalui Kabupaten Sukabumi?. Manfaat penelitian ini
FKKADK Kabupaten Sukabumi dapat secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan
dilaksanakan dengan strategis, sehingga dapat memberikan kontribusi dan
tumbuh kembang APD dan APD yang dapat memperkaya khazanah praktek pekerjaan
menjangkau PKS-DK dengan jumlah yang sosial khususnya tentang peran dan tanggung
cukup banyak (Data Direktorat Kesejahteraan jawab orangtua dalam pengasuhan APD
Sosial Anak Subdit Kesejahteraan Sosial melalui keterampilan pengasuhan parenting
ADK), sehingga ADK yang mengalami skill orangtua APD. Sedangkan secara praktis
masalah social dapat diatasi. FKKADK diharapkan dapat memberikan sumbangan
Kabupaten Sukabumi sangat mengedepankan pemikiran atau kontribusi dalam pemecahan
peran dan tanggung jawab orangtua atau masalah parenting skill orangtua terhadap
keluarga APD, sehingga sangat fung APD dan sebagai dasar pertimbangan
FKKADK Kabupaten Sukabumi sangat stakeholders dalam pengambilan keputusan
penting artinya bagi APD dan orangtua atau untuk kelanjutan penyelenggaraan PKSA-DK
keluarga APD di Kabupaten Sukabumi. atau program lainya bagi APD.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka Dasar teori penelitian ini berkaitan erat dengan
sangat menarik untuk melakukan penelitian konsep pengasuhan. Hoghughi (2004)
tentang “Parenting Skill Orangtua dalam menyebutkan bahwa pengasuhan mencakup
Forum Komunikasi Keluarga Anak Dengan beragam aktivitas yang bertujuan agar anak
Kecacatan di Kabupaten Sukabumi”. dapat berkembang secara optimal dan dapat
Penelitian tersebut akan dilakukan bertahan hidup dengan baik. Prinsip
dikhususkan kepada orangtua yang memiliki pengasuhan menurut Hoghughi tidak
APD penerima PKS-ADK melalui FKKADK menekankan pada siapa (pelaku) namun lebih
Kabupaten Sukabumi pada tahun 2015/2016. menekankan pada aktivitas dari perkembangan
dan pendidikan anak. Oleh karena itu
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: pengasuhan meliputi pengasuhan fisik,
“Bagaimana Parenting Skill Orangtua dalam pengasuhan emosi dan pengasuhan social.
Forum Komunikasi Keluarga Anak Dengan Pengasuhan fisik mencakup semua aktivitas
Kecacatan di Kabupaten Sukabumi”. yang bertujuan agar anak dapat bertahan hidup
Selanjutnya rumusan masalah tersebut dirinci dengan baik dengan menyediakan kebutuhan
ke dalam sub-sub permasalahan sebagai dasarnya seperti makan, kehangatan,
berikut: 1) Bagaimana karakteristik kebersihan, ketenangan waktu tidur, dan
responden?, 2) Bagaimnana parenting skill kepuasan ketika membuang sisa metabolisme
orangtua yang terwadahi dan orangtua yang dalam tubuhnya. Pengasuhan emosi mencakup
tidak terwadahi FKKADK Kabupaten pendampingan ketika anak mengalami
Sukabumi?, dan 3) Adakah perbedaan kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan
parenting Skill orantua yang terwadahi seperti merasa terasing dari teman-temannya,
FKKADK dan orangtua yang tidak terwadahi takut, atau mengalami trauma. Pengasuhan
FKKADK Kabupaten Sukabumi?. emosi ini mencakup pengasuhan agar anak
merasa dihargai sebagai seorang individu,
Tujuan penelitian yang akan dilakukan ini mengetahui rasa dicintai, serta memperoleh
adalah untuk memperoleh deskripsi secara kesempatan untuk menentukan pilihan dan
empiris dan menganalisis tentang:1) untuk mengetahui resikonya.. Pengasuhan
Karakteristik responden, 2) parenting skill sosial bertujuan agar anak tidak merasa
orangtua yang terwadahi dan orangtua yang terasing dari lingkungan sosialnya yang akan

156
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018

berpengaruh terhadap perkembangan anak merawat, membimbing, memberikan kasih


pada masa-masa selanjutnya. Pengasuhan sayang, menjaga anak sesuai dengan tingkat
sosial ini menjadi sangat penting karena perkembangan anak dengan didasari ikatan
hubungan sosial yang dibangun dalam kasih sayang dan keaman. Fungsi parenting
pengasuhan akan membentuk sudut pandang skill merupakan hal penting dalam tumbuh
terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya. kembang anak, sehingga anak merasa bahwa
Pengasuhan sosial yang baik berfokus pada orangtua selalu ada di saat anak
memberikan bantuan kepada anak untuk dapat membutuhkan. Ada empat fungsi utama
terintegrasi dengan baik di lingkungan rumah parenting skill, yaitu: membentuk kepribadian
maupun sekolahnya dan membantu anak, membentuk karakter anak, membentuk
mengajarkan anak akan tanggung jawab sosial kemandirian anak, dan membentuk ahlak
yang harus diembannya. anak. Keempat fungsi parenting skill
sangatlah berdampak terhadap self-esteem dan
Pengasuhan pada Anak Penyandang kondisi kesehatan mental dan kesejahteraan
Disabilitas (APD) walaupun sama halnya anak. Kondisi kesehatan dan kesejahteraan
dengan anak-anak pada umumnya, namun ada anak sangat dipengaruhi kemampuan
perbedaan, Hal ini mengingat APD orangtua dalam pengasuh dan memenuhi
membutuhkan perawatan spsesial (special kebutuhan perkembangan anak dari waktu ke
care) dan kebutuhan spesial (special needs). waktu secara tepat dan memadai dan tugas
Oleh karena itu keterampilan pengasuhan pengasuhan diantaranya adalah: a)
orangtua (Parenting skill) orangtua APD Memberikan perawatan dasar (basic care), b)
sangatlah penting artinya. Parenting skill yang Memastikan keamanan anak , c) Orangtua
dimaksud adalah keahlian atau keterampilan perlu memastikan bahwa anak mendapatkan
dalam mengasuh anak yang dilakukan dengan perlindungan dari bahaya dan ancaman baik di
serangkaian aktivitas dan interaksi. “Parenting lingkungan rumah maupun di luar rumah, d)
skill can be simply defined as” the process or Kehangatan emosi anak dari orangtua, e)
the state of being a parent. Once you have a Memastikan terpenuhinya kebutuhan
child, you are involved in the process of emosional anak dan memberikan anak rasa
parenting”. Parenting skill membuat dihargai dan positif sesuai dengan identitas,
kesadaran pengasuhan yang diikuti kesediaan dan f) Ikatan kasih sayang yang memberikan
melakukan peneraan diri (self-assessment), landasan bagi pertumbuhan dan
dengan melakukan diri (self-assessment), perkembangan anak.
orangtua akan dapat mengukur berapa kadar
kontrol dan penerimaan yang dilakukan Parenting skill yang penting dimiliki orangtua
terhadap anak, serta dengan memiliki adalah:1) pengetahuan orangtua tentang
kesadaran pengasuhan maka pelaksanaan nutrisi, kesehatan, dan keamanan bagi anak,2)
tugas pengasuhan terhadap anak yang kemampuan berkomunikasi dan
menghabiskan waktu dan tenaga tidak menjadi mengkomunikasikan cinta, 3) kemampuan
beban, Parenting skill akan baik apabila dalam mengajarkan keterampilan hidup, 4)
orangtua senantiasa menggunakan keterampilan dalam mengajarkan standar
kemampuannya dalam proses membimbing moral benar dan salah serta bagaimana cara
dan memberikan support baik secara fisik, mengambil keputusan dalam hidup, serta 5)
emosional, sosial, finansial, dan kemampuan orangtua terhadap anak untuk
perkembangan intelektual dari perriode infansi melakukan disiplin yang proaktif, tegas, dan
samapi periode remaja. konsisten. Parenting skill tidak terjadi begitu
saja secara alami, tetapi harus dipelajari
Keterampilan Pengasuhan (parenting skill) dengan sengaja. Orangtua berkewajiban
merupakan aspek penting untuk mendukung menyediakan kndisi lingkungan yang tepat
tumbuh kembang anak. Parenting skill dan nyaman agar tumbuh kembang optimal
diartikan sebagai keterlibatan orangtua dalam

157
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018

menjadi manusia seutuhnya sesuai dengan APD juga memiliki hak. Undang-undang
potensi yang dimiliki anak. Adapun yang Nomor 35 tahun 2014 penggant Undang-
dimaksud Anak Penyandang Disabilitas Undang Nomor 35 Tahun 2014 pengganti
(APD) adalah anak yang memiliki Undang-Undang 23 Tahun 2002 tentang
keterbatasan dari kondisi rata-rata anak pada Perlindungan Anak menegaskan bahwa anak
umumnya, dalam fisik, mental, maupun termasuk anak dengan disabilitas mempunyai
karakteristik perilaku sosialnya. Menurut hak untuk memperoleh kehidupan yang layak
Hallahan & Kauffman (1991) dalam secara fisik, mental, spiritual dan sosial.
Mohammad Efendi (2006:2) , anak dengan Dalam undang-undang tersebut dijelaskan
disabilitas adalah anak yang berbeda dari rata- bahwa undang-undang menjamin tersedianya
rata umummnya, dikarenakan ada kebutuhan khusus anak disabilitas dan hak
permasalahan dalam kemampuan berpikir, anak . Adapun hak-hak yang didapatkan oleh
penglihatan, pendengaran, sosialisasi, dan anak dengan disabilitas yaitu: 1) Setiap anak
bergerak. Mengacu pada Undang-Undang berhak untuk dapat hidup, tumbuh,
Nomor 08 tahun 2016 tentang Penyandang berkembang, dan berpartisipasi secara wajar
Disabilitas, APD adalah setiap orang yang sesuai dengan harkat dan martabat
berusia 0-kurang 18 tahun mengalami kemanusiaan, serta mendapat perlindungan
keterbatasan fisik, intelektual, mental dan/atau dari kekerasan dan diskriminasi. Dalam hal ini
sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam dijelaskan bahwa setiap anak yang
berinteraksi dengan lingkungan dapat menyandang cacat berhak memperoleh
mengalami hambatan dan kesulitan untuk rehabilitasi, bantuan sosial, dan
berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan pemeliharaan,2) Setiap anak berhak
warga negara lainnya berdasarkan kesamaan memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan
hak. Selanjunya Peraturan Pemerintah Nomor sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental,
8 Tahun 2012 anak dengan disabilitas adalah spiritual, dan sosial, 3) Setiap anak berhak
orang yang mempunyai kelainan fisik/mental memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam
yang dapat mengganggu atau merupakan rangka pengembangan pribadinya dan tingkat
rintangan dan hambatan bagi dirinya untuk kecerdasannya sesuai dengan minat dan
melakukan kegiatan sehari-hari secara layak. bakatnya. Selain hak anak, khusus bagi anak
Disabilitas (disability) adalah suatu keadaan yang menyandang cacat juga berhak
dimana individu mengalami memperoleh pendidikan luar biasa, sedangkan
kekurangmampuan yang dimungkinkan karena bagi anak yang memiliki keunggulan juga
adanya keadaan impairment seperti kecacatan berhak mendapatkan pendidikan khusus, 4)
pada organ tubuh. Setiap anak berhak untuk beristirahat dan
memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan
Faktor Penyebab Anak dengan Disabilitas anak yang sebaya, bermain, berekreasi, dan
adalah a) Faktor Prenatal, bahwa disbilitas berkreasi sesuai dengan minat, bakat, dan
berasal dari gensel pembawa abnormal, tingkat kecerdasannya demi pengembangan
dominan genes, recesive gen, b) Faktor Natal, diri, dan 5) Setiap anak berhak menyatakan
ibu mengalami kesulitan saat melahirkan dan didengar pendapatnya, menerima,
sehingga persalinan dibantu dengan penyedot mencari, dan memberikan informasi sesuai
(tang verlossing) atau prematuritas, yakni bayi dengan tingkat kecerdasan dan usianya demi
yang lahir sebelum waktunya dan c) Faktor pengembangan dirinya sesuai dengan nilai-
Postnatal, yaitu ketulian yang terjadi karena nilai kesusilaan dan kepatutan.
infeksi, misalnya infeksi pada saat otak
(meningitis) atau infeksi umum seperti difteri, Forum Komunikasi Kleuarga Anak Dengan
morbili, pemakaian obat-obatan otoroksi pada Kecacatan (FKKADK) adalah litasan adalah
anak-anak atau kecelakaan yang wadah atau wahana berhimpunnya para
mengakibatkan kerusakan alat pendengaran keluarga yang mempunyai anak dengan
bagian dalam, misalnya jatuh. kedisabilitasan baik fisik maupun mental

158
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018

untuk meningkatkan kesejahteraan anak organisasi sosial ang menyelenggarakan


dengan kedisabilitasan. Tujuan dari Forum pelayanan dan rehabilitasi sosial anak
Komunikasi Keluarga Anak Dengan disabilitas, dan c) Anggota kehormatan yaitu
Kecacatan adalah: 1) Terbangunnya persepsi para pejabat dari instansi terkait Pendanaan
yang sama dan kesadaran masyarakat dalam Kegiatan FKKADK memperoleh dana dari
melaksanakan pelayanan dan rehabilitasi swadana anggota, usaha-usaha forum dan
sosial anak disabilitas, 2) Meningktanya bantuan-bantuan yang tidak mengikat.
kemampuan keluarga dengan anak disabilitas
dalam memberikan pelayanan dan rehabilitasi Langkah-langkah kegiatan Forum Komunikasi
sosial yang meliputi: infomasi, perlindungan, Keluarga Anak Dengan Kedisabilitasan
advokasi dan aksesbilitas sosial, dan 3) diantaranya meliputi persiapan, pelaksanaan
Terwujudnya hak-hak dasar anak disabilitas dan pengawasan. Persiapan dilakukan melalui
sehinga tercapai kesejahteraan sosial anak tahap penjajagan, sosialisasi dan pembentukan
disabilitas. Kelompok sasaran model Forum embrio. Pelaksanaan dilakukan melalui tahap
Komunikasi Keluarga Anak Dengan pemantapan forum, penyusunan rencana
Kecacatan antara lain orangtua atau wali anak kegiatan, realisasi program aksi dan
dengan kedisabilitasan, tokoh masyarakat dan pendampingan. Pengawasan dilakukan melalui
sistem sumber lainnya. Metode dalam tahap monitoring, evaluasi dan pelaporan.
penyelenggaraan FKKADK adalah ini metode Adapun Indikator keberhasilan tercapainya
pengembangan masyarakat (community tujuan FKKADK adalah: 1) Indikator
development). Diawali dengan intervensi Proses:(a) Terselenggranya kegiatan persiapan
komunitas melalui pemberdayaan keluarga yang meliputi penjajagan, sosialisasi dan
yang memiliki anak dengan kedisabilitasan pembentukan forum, (b) Tumbuh dan
melaui proses komunikasi, informasi dan berkembangnya forum di Provinsi, Kabupaten
edukasi (KIE), kampanye sosial, sehingga atau Kota sampai Kecamatan, dan (c) Tiap-
dicapai peningkatan pengetahuan, pemahaman tiap forum mampu menyusun rencana kerja
dan kesadaran bahwa anak cacat perlu dilayani dan melaksanakan proram yang meliputi
secara lebih memadai. Metode ini informasi, perlindungan, advokasi dan
memerlukan FKKADK sebagai sarana atau aksesibilitas., 2) Indikator hasil: (a) Ada
wadah untuk meningkatkan pelayanan dan beberapa kesepatan dari Keluarga Anak
rehabilitasi sosial.Pengoranisasian dalam Dengan Kedisabilitasan dan kelompok peduli
FKKADK adalah:1) Struktur organisasi anak disabilitas untuk membentuk suatu media
Forum Komunikasi Keluarga Anak Dengan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) dan
Kedisabilitasan terdiri dari (b) Meningkatkan jumlah keluarga dengan
Penasehat/Pelindung, Ketua dan Wakil, anak disabilitas yang terlibat dalam kegiatan
Sekretaris dan Wakil, Bendahara danWakil, forum komunikasi keluarga anak dengan
Bidang-Bindang (sesuai kebutuhan) dan kedisabilitasan. Meningkatkan jumlah anak-
Pendamping, 2) Kedudukan Forum anak penyandang disabilitas yang mendapat
Komunikasi Keluarga Anak Dengan pelayanan rehabilitasi sosial melalui program
Kedisabilitasan berkedudukan di Tingkat forum komunikasi keluarga anak dengan
Provinsi, Tingkat Kabupaten/Kota dan Tingkat kedisabilitasan.
Kecamatan, dan 3) Keanggotaan ,
Keanggotaan Forum Komunikasi Keluarga Masalah APD, pekerjaan sosial memiliki
Anak Dengan Kedisabilitasan adalah: a) tanggung jawab profesi dalam pemberian
Anggota biasa yaitu semua keluarga yang pelayanan dan intervensi. Intervensi pekerjaan
didalamnya terdapat anak dengan kecacatan sosial dalam hal ini bertujuan untuk mencapai
secara otomatis (stesel pasive), b) Anggota Keberfunsian Sosial (Social Funcsioning)
luar biasa yaitu tokoh masyarakat dan para APD. Sehubungan dengan hal tersebut.
professional yang memiliki kepedulian yang Keberfungsian sosial (social fungsioning)
besar terhadap anak disabilitas dan pengurus mengacu pada cara yang dilakukan anak

159
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018

dalam melaksanakan tugas kehidupan dan lingkungan. Menjelaskan lingkungan yang


memenuhi kebutuhannya. Pekerjaan sosial mempengaruhi fungsi sosial disabilitas, 3)
adalah profesi pertolongan kemanusiaan yang Masalah kesehatan jiwa yang dialamai
bertujuan untuk membantu individu, keluarga, disabilitas,dan 4) Masalah kesehatan fisik
kelompok, dan masyarakat agar mampu yang derita disabilitas.
menjalankan tugas-tugasnya sesuai dengan Selain itu Keberfungsian Sosial (Social
peranannya (Social functioning). Skidmore, Functioning) karena sebagai fokus perhatian
Thackeray dan Farley (dalam Dubois pekerjaan sosial maka keberfungsian sosial
2014:19): ‘Social functioning to be a central mengacu kepada cara-cara yang dipergunakan
purpose of social work and intervention was yang dalam melaksanakan tugas-tugas
seen as the enhancement of social kehidupan, memecahkan masalah maupun
functioning’. Konteks intervensi praktek dalam memenuhi kebutuhannya. Dalam
pekerjaan sosial dalam penanganan masalah konteks anak penyandang disabiitas ,
APD tidak berdiri sendiri, tetapi bekerja dalam keberfungsian sosial berhubungan dengan
satu tim dengan profesi lain, seperti dokter, cara-cara yang dipergunakan oleh anak dalam
psikolog, perawat kesehatan jiwa, dan melaksanakan tugas-tugas perkembangannya,
paraprofesional lainnya perlu dengan jelas memecahkan masalah, dan pemenuhan
mengungkapkan pengetahuan mendasar, kebutuhannya.
keterampilan khusus dan nilai apa yang
menjadi landasan prsofesi pekerjaan sosial Sehubungan dengan hal tersebut fungsi utama
yang bekerja dalam tim yang multidispliner dan tugas-tugas pekerja sosial dalam
sesuai dengan kebutuhan pelayanan dan penanganan APD antara lain: 1) Membantu
rehabilitasi sosial APD. Pekerjaan sosial untuk APD meningkatkan dan menggunakan
mengembangkan dan menerapkan intervensi kemampuannya secara lebih efektif dalam
yang dirancang dalam rangka meningkatkan pelaksanaan tugas-tugas tumbuh kembangnya
kualitas hidup anak penyandang disabilitas, dan memecahkan masalah-masalah sosial
professional pekerja sosial telah diposisikan yang dialaminya. Agar : (a) APD dapat
dalam bentuk layanan pada tingkat kebijakan mengalami ketidakmampuan untuk
dan untuk bekerja secara langsung dengan melaksanakan tugas-tugas perkembangan dan
orang-orang yang hidup dengan kecacatan keterlantaran karena masalah fisik, emosional,
(disabilitas). ekonomis dan atau sosial. (b) Kondisi ini
dapat menghambat APD untuk berfungsi
Sistem manusia-dalam- lingkungan atau yang secara memuaskan dalam kaitannya dengan
lebih dikenal sebagai person in environment berbagai sistem yang ada hubungannya
(PIE) ini menjadi suatu metode untuk dengan kebutuhan hidup APD. Fungsi ini
menjelaskan, mengklasifikasikan dan dapat dicapai melalui pelaksanaan tugas-tugas
mengkoding masalah umum yang akan pekerja sosial, sebagai berikut: a)
dilayani pekerjaan sosial (James M Karls, Mengidentifikasi dan mengadakan kontak
2008). Bagi pekerja sosial PIE dapat dengan APD yang membutuhkan pertolongan
dianalogikan dengan DSM (Diagnostic and dalam menghadapi tugas-tugas
Statistical Manual IV-TR) bagi psikiatri atau perkembangannya, b) Memberikan
ICDM (Internasional Classification of pemahaman, dorongan dan dukungan kepada
Diseases) untuk kedokteran umum. PIE APD dan Keluarga yang sedang mengalami
membantu pekerja sosial dalam merencanakan krisis, c) Memberikan kesempatan kepada
intervensinya bagi disabilitas. Ada 4 faktor APD dan keluarga untuk mengutarakan
yang mendasari hal tersebut, yaitu: 1) Masalah tentang kesulitan-kesulitan, d) Membantu
dalam peran keberfungsian sosial. Mencakup APD dan keluarga untuk memilih dan
masalah peran sosial, jenis masalah, keparahan menemukan alternatif pemecahan masalah
dan lama masalah, serta kapasitas disabilitas serta membantu dalam proses pengambilan
untuk mengatasinya, 2) Masalah dalam keputusan,

160
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018

e) Mengkonfrontasikan APD dan keluarga tugas-tugas pekerja sosial, sebagai berikut:(a)


terhadap realitas situasi kehidupan yang Memberikan pelayanan konsultasi bagi sistem
dialaminya, memberikan informasi tentang sumber serta memberikan saran tentang
faktor-faktor yang dapat mengganggu penggunaan metoda pemberian pelayanan
keseimbangan serta berusaha mendorong yang bervariasi bagi APD,(b) Mengkaitkan
terjadinya perubahan, dan f) Mengajarkan APD ke dalam salah satu atau beberapa sistem
keterampilan-keterampilan untuk membantu sumber agar mereka masuk ke dalam sistem
APD dan keluarga mewujudkan aspirasi perencanaan dan pendekatan yang
mereka dalam melaksanakan tugas-tugas terkoordinasi bagi keluarga melalui
perkembangan dan kualitas hidup APD. 2) FKKADK, dan (c) Bertindak sebagai
Mengkaitkan APD ke dalam berbagai sistem penengah dalam memecahkan konflik-konflik
sumber. diantara sistem sumber. 4) Mempermudah
2) APD dan keluarga karena keterbatasannya interaksi, merubah dan menciptakan hubungan
belum tentu terkait dengan sistem sumber diantara APD dan keluarga di dalam
yang terdapat di lingkungannya. Oleh karena lingkungan sistem sumber. Dalam hubungan
itu, pekerja sosial perlu melaksanakan tugas- ini pekerja sosial dapat membantu suatu
tugas yang tujuannya menghubungkan APD keluarga yang anaknya mengalami kecacatan
dan keluarga dengan sistem sumber yang agar mereka merubah cara berhubungan satu
tersedia di lingkungannya. Fungsi ini dicapai sama lain, membantu mereka saling
melalui pelaksanaan tugas-tugas pekerja sosial memperoleh dukungan emosional. Fungsi ini
adala: (a) Mengidentifikasi APD dan keluarga dapat dicapai melalui pelaksanaan tugas-tugas
yang membutuhkan sistem sumber, tetapi pekerja sosial, sebagai berikut: (a)
karena sesuatu hal tidak mampu Menyalurkan informasi dari bagian yang satu
memanfaatkannya,(b) Memberikan informasi ke bagian yang lain dari suatu sistem, (b)
tentang adanya sumber, hak-hak mereka, serta Mewakili kepentingan suatu bagian dari suatu
prosedur untuk memanfaatkannya, (c) sistem yang kurang memiliki kekuatan, tidak
Membantu APD dan keluarga untuk mampu membuat keputusan, dan tidak
mendapatkan rujukan atau referal guna mendapatkan kepuasan dari pelaksanaan
memperoleh sumber-sumber lain atau sumber- perananya dalam sistem tersebut, dan (c)
sumber baru yang tidak tersedia di lembaga Memberikan atau melatih keterampilan-
atau dimana pekerja sosial bertugas, dan (d) keterampilan kepada APD atau
Bertindak sebagai advokat dari sebagian APD keluarga/orangtua agar mampu melaksanakan
dan keluarga yang dihadapkan pada kesulitan peranannya secara memuaskan. 5)
memperoleh hak dan sumber-sumber yang Memberikan sumbangan bagi perubahan,
tersedia di lingkungannya. 3) Memberikan perbaikan, dan perkembangan kebijakan dan
fasilitas interaksi, merubah dan menciptakan perundang-undangan sosial bagi APD. Pekerja
hubungan baru dengan sistem-sistem sumber. sosial dihadapkan pada hambatan yang dapat
membatasi dan mempengaruhi tujuan yang
Jalur hubungan pendahuluan mungkin saja telah ditetapkan sebelumnya. Perubahan
telah tercipta diantara APD dan keluarga fundamental pada kebijakan atau perundang-
dengan sistem sumber yang diperlukannya. undangan sosial bagi APD menyangkut
Masalah masih mungkin timbul sebagai perubahan pada struktur dasar lembaga-
akibat sistem sumber tersebut kurang responsif lembaga kemasyarakatan seperti FKKADK.
terhadap bantuan yang diperlukan oleh APD A) Kebijakan atau perundang-undangan sosial
dan keluarga. Oleh karena itu, pekerja sosial ini baik yang disusun oleh badan legislatif,
berusaha mempermudah interaksi, merubah pemerintah, lembaga yang menjadi sumber
dan menciptakan relasi baru diantara APD dana, serta orang lain yang mempunyai
dan keluarga dengan sistem sumber tersebut. kewenangan di lingkungan sistem sumber.
Fungsi ini dapat dicapai melalui pelaksanaan

161
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018

Fungsi ini dapat dicapai melalui pelaksanaan maupun rehabilitasi vokasional termasuk
tugas-tugas pekerja sosial, sebagai berikut: penanganan permasalahan psikososialn APD
Mengumpulkan dan menganalisis informasi dan keluarga dengan pendekatan dan
tentang permasalahan dan kondisi yang perlu intervensi pekerjaan sosial yang berbasis
dirubah melalui perubahan kebijakan sosial keluarga, masyarakat, dan berbasis
yang terkait dengan APD. b) Mendorong institusional termasuk intervensi bagi APD
badan-badan sosial agar mengambil sikap dengan model manajemen kasus atau terapi
dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi psikososial. Pelayanan rehabilitasi sosial
APD dan keluarga, c) Memberikan informasi. berbasiskan panti juga dilakukan dalam bentuk
kepada pembuat kebijakan sosial maupun multitarget group melalui sistem day care dan
sebagai advokat untuk mengadakan perubahan program khusus melalui out reach services.
kebijakan sosial untuk APD. dan d) Menyusun Selain itu, panti-panti juga dijadikan sebagai
pelayanan, program, draf atau konsep pusat rujukan pelayanan bFKADK, 2)
peraturan perundang-undangan dan proposal Pelayanan terhadap APD secara mezo, antara
guna mengubah kebijakan dan menciptakan lain adalah layanan aksesibilitas, dukungan
pelayanan yang dibutuhkan oleh APD dan keluarga dan masyarakat sampai pada
keluarga. 6) Mendistribusikan atau pengakuan nilai-nilai kehidupan sosio-budaya
menyalurkan sumber-sumber material. masyarakat terhadap APD, seperti
ketidaksetaraan dan keadilan gender pada
Fungsi historis yang banyak dipraktikkan masyarakat patrilineal dan feodal. Kesetaraan
dalam pekerjaan sosial umumnya dalam usaha dan keadilan gender , peranan dan kedudukan
memeratakan sumber-sumber material, anak perempuan yang setara dan adil dengan
seperti: uang, makanan, asuhan dalam anak laki-laki peyandang disabilitas sampai
keluarga, serta sumber-sumber lain yang pada upaya-upaya perlindungan anak dan
diperlukan. Dalam konteks pelayanan bagi orang dengan disabilitas oleh keluarga dan
kelangsungan hidup APD dapat dicapai masyarakat, dan 3) Pelayanan terhadap APD
melalui pelaksanaan tugas-tugas pekerja secara makro, adalah pelayanan yang
sosial, sebagai berikut:a) Menentukan merupakan kebijakan sosial, dimana arah dan
kebutuhan dan ketepatan sumber-sumber serta program kegiatan pelayanan dan rehabilitasi
pelayanan APD yang memenuhi persyaratan sosial bagi APD ditujukan antara lain untuk:a)
(eligibilitas) untuk memanfaatkannya atau Meningkatkan kesempatan APD untuk
mendapatkan bantuan,b) Membentuk suatu meningkatkan kualitas hidup dan taraf
sistem sumber informal yang baru untuk APD kesejahteraan sosial APD;b) Meningkatkan
tertentu, c) Memberikan pengetahuan dan kepedulian sosial masyarakat, memanfaatkan
keterampilan kepada orangtua, keluarga, dan potensi dan sumber kesejahteraan sosial dan
atau masyarakat yang akan bertindak sebagai sumber daya ekonomi untuk pengembangan
sistem sumber bagi APD. d) Mempersiapkan usaha ekonomi produktif dan membangun
APD untuk memanfaatkan sumber dan budaya kewirausahaan bagi keluarga atau
membantu memanfaatkan sumber pelayanan orangtua APD, salah satunya melalui
secara lebih efektif, dan e) Memonitor dan FKKADK; c) Memelihara penghasilan dan
mensupervisi pemanfaatan sumber-sumber kesejahteraan sosial bagi APD dan keluarga
tersebut. melalui sistem jaminan sosial; d)
Meningkatkan aksesibilitas fisik APD
Praktek Pekerjaan Sosial dalam memberikan terhadap fasilitas pendidikan, kesehatan,
perhatihan terhadap pemenuhan hak dan pelayanan kesejahteraan sosial, dan sumber
kebutuhan APD telah banyak dilakukan, baik daya ekonomi untuk meningkatkan kualitas
yang berifat mikro, mezzo, juga yang bersifat hidup dan kesejahteraan sosial APD; e)
makro. 1) Pelayanan terhadap APD secara Meningkatkan aksesibilitas nonfisik bagi APD
mikro, antara lain adalah pemberian layanan dalam setiap pengambilan keputusan terkait
rehabilitasi baik rehabilitasi medis, sosial kebijakan publik dan pelayanan sosial sesuai

162
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018

dengan kebutuhan spesial (special needs) dan H0: Tidak ada perbedaan antara parenting
perawatan spesial (special care) bagi APD. f) skill antara orangtua APD penerima
Meningkatkan dan meratakan pelayanan dan PKSA-DK dalam FKKADK dengan
rehabilitasi sosial yang adil, dalam arti bahwa orangtua APD yang bukan penerima
APD berhak memperoleh pelayanan dan PKSA-DK yang tidak terwadahi
rehabilitasi sosial, g) Meningkatkan FKKADK.
profesionalisme SDM pelayanan dan H1: Ada perbedaan antara parenting skill
rehabilitasi sosial berbasis pekerjaan sosial antara orangtua APD penerima PKSA-
dalam penanganan masalah dan potensi DK dalam FKKADK dengan orangtua
kerejahteraan sosial,h) Memantapkan APD yang bukan penerima PKSA-
manajemen penyelenggaraan pelayanan dan DK yang tidak terwadahi FKKADK.
rehabilitasi sosial dalam hal perencanaan,
pelaksanaa, pemantauan, evaluasi, dan METODE
pelaporan serta koordinasi untuk Penelitian ini menggunakan penelitian
terjangkaunya pelayanan bagi APD, i) kuantitatif dengan metode kuasi eksperimen
Menciptakan iklim dan sistem yang (quasi experiment) yang bertujuan menguji
mendorong penigkatan dan pengembangan hipotesa dari data yang telah dikumpulkan
peran serta masyarakat dalam sesuai dengan teori dan konsep yang
penyelenggaraan pelayanan dan rehabilitasi ditentukan. Untuk mendukung eksperimen ini,
sosial bagi APD, dan j) Mendukung menggunakan dua kelompok yang akan
terlaksananya kebijakkan desentralisasi dalam dibandingkan dandiambil secara acak (random
penyelenggaraan pelayanan dan rehabilitasi sampling). Kelompok pertama dan kelompok
sosial berdasarkan jenis dan derajat disabilitas, kedua menggunakan metode eksperimen, yang
pengakuan keuinikan nilai sosial budaya serta bertujuan untuk membandingkan parenting
mengedepankan potensi dan sumber keluarga skill orangrtua APD yang terwadahi
dan masayarakat setempat. FKKADK Kabupaten Sukabumi dan yang
Bedasarkan dasar teori tersebut , hipotesis tidak terwadahi FKKADK Kabupaten
yang diuji dalam penelitian ini adalah : Sukabumi. Adapun desainnya menggunakan
Randomi zed pretest-posttest design. Desain
penelitian ini adalah:

O1 X O2

Dalam penelitian ini menggunakan penelitian keterampilan sosial APD, ADL, dan tumbuh
eksperimen dengan jenis quasi experiment kembang APD di Kabupaten Sukabumi, 2)
atau eksperimen semu. Quasi experiment Orangtua Anak Penyandang Disabilitas
merupakan metode eksperimen yang adalah ayah dan/atau ibu yang memilili APD
tidak memugkinkan peneliti melakukan penerima PKSADK melalui FKKADK
pengontrolan penuh terhadap variabel dan Kabupaten Sukabumi. 3) Anak Penyandang
kondisi eksperimen. Disabilitas adalah penerima PKSADK yang
berumur 3-17 tahun yang orangtuanya
Dalam penelitian ini untuk menghindari salah terwadahi dalam FKKADK Kabupaten
pengertian terhadap istilah atau konsep Sukabumi, 4) FKKADK Kabupaten Sukabumi
penelitian ini maka dibuat definisi operasional adalah wadah kegiatan orangtua APD di
sebagai berikut: 1) Parenting Skill yang Kabupaten Sukabumi yang bertujuan untuk
dimaksud dalam penelitian ini adalah meningkatkan keteramapilan pengasuhan
kemampuan orangtua APD atau cara orangtua (parenting skill), peran dan tanggung jawab
APD yang terwadahi dalam FKKADK atau APD dalam pengasuhan APD yang menjadi
tidak terwadahi FKKADK terutama dalam lokasi penelitian.

163
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atau cara mengambil sampel yang reprensif
APD dan keluarga APD yang terwadahi dari populasi. Pengambilan sampel ini harus
Forum Komunikasi Keluarga Anak dengan dilakukan sedemikian rupa, sehingga
Kecacatan (FKKADK) dan merupakan diperoleh sampel yang benar-benar dapat
penerima manfaan Program Kesejahteraan berfungsi sebagai contoh atau dapat
Sosial Anak Dengan Kecacatan (PKS-ADK) menggambarkan keadaan populasi yang
dari Tahun 2010 sampai dengan tahun 2016. sebenarnya.
Populasi penelitian ini adalah 234 keluarga.
Sampling adalah cara pengumpulan data atau Terlebih dahulu dalam penelitian ini
penelitian kalau hanya elemen sampel ditentukan sampel minimal dengan
(sebagian dari elemen populasi) yang diteliti. menggunakan teknik iterasi. Teknik Iterasi
Pengertian lain sampling adalah suatu teknik digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :
Z1-α : Konstanta yang diperoleh dari tabel distribusi normal
Z1-β : Konstanta yang diperoleh dari tabel distribusi normal
Sedangkan,

Dengan menentukan α= 5 % dan β = 95 %, data dapat diperoleh. Sumber data penelitian


maka diperoleh n = sampel minimal adalah ini adalah: 1) Sumber data primer adalah
38 (Perhitungan dalam Lampiran). data yang dikumpulkan langsung dari
Selanjutnya untuk menentukan pemilihan responden penelitian dan kemudian diolah
sampel ini, yang digunakan adalah teknik sendiri. Data primer dalam penelitian ini
Simpel Random Sampling (SRS). Sampel diperoleh dengan memberikan questioner
adalah sebagian atau wakil populasi yang tenrang parenting skill orantua terhadap
diteliti. Sampel yang digunakan dalam APD, dan 2) Sumber data Skunder adalah
penelitian ini adalah dua kelompok, yaitu data yang diperoleh dari data yang sudah
kelompok eksperimen, yaitu orangtua yang dikelola pihak lain yang sudah
terwadahi FKKADK dan APD penerima dipublikasikan. Adapun data skunder dalam
PKSA-DK. Sedangan Kelompok kontrol penelitian ini adalah data tentang keberdaaan
adalah orangtua ADK yang tinggal di FKKADK Kabupaten Sukabumi, data
wilayah Kabupaten Sukabumi yang tidak tentang pengasuhan keluarga APD yang
terwadahi FKKADK dan bukan penerima tergabung FKKADK Kabupaten Sukabumi,
PKSA-DK. dan data tentang Capaian kegiatan FKKADK
Sumber data yang dimaksud sumber data Kabupaten Sukabumi.
dalam penelitian adalah subjek dari mana

164
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018

Teknik pengumpulan data yang digunakan reliabilitas dalam penelitian ini,


adalah: 1) Angket (Quesioner); yaitu teknik menggunakan uji reliabilitas internal karena
pengumpulan data atau informasi yang perhitungan diperoleh dengan cara
digunakan dengan cara menganalisis data hasil pengumpulan data
mengoperasionalisasikan variabel penelitian penelitian saja. Uji reliabilitas yang akan
ke dalam bentuk pertanyaan tertutup. Dalam digunakan adalah dengan rumus Alpha
hal ini peneliti mengajukan pertanyaan Cronbach. Teknik nalisa data yang
tentang parenting skill orangtua APD dalam digunakan untuk mengetahui koefisien
FKKADK di Kabupaten Sukabumi, 2) perbedaan antara dua buah distribusi data
Teknik Observasi; adalah pengamatan dan adalah teknik t–test atau uji t.67 dalam
pencatatan secara sistematik terhadap gejala penelitian ini teknik statistik yang digunakan
yang tampak pada objek penelitian. adalah teknik t–test. Hal ini digunakan untuk
Observasi digunakan dalam penelitian ini mengetahui perbedaan antara “parenting skill
untuk mengukur Parenting skill dan kegiatan orangtua APD yang dikenai tergabung dalam
dalam situasi FKKADK Kabuaten Sukabumi FKKADK dengan orangua yang tidak
yang sebenarnya ataupun buatan, dan 3) tergabung dengan FKKADK Kabupaten
Teknik Dokumentasi; Dokumen dijadikan Sukabumi. Teknis analisis data tersebut
sebagai data untuk membuktikan penelitian dengan menggunakan teknik analisa dengan
karena stabil, alamiah, tidak reaktif, sehingga statisik dengan menggunakan Uji Statistik
mudah ditemukan dengan teknik kajian isi. Wilcoxon Signed Rank Test. Adapun rumus
uji sattistik Wilcoxon Signed Rank Test
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data adalah sebagai berikut:
tentang APD dan keluarga APD baik
keluarga yang tergabung dengan FKKADK HASIL DAN PEMBAHASAN
dan APD penerima PKSA-DK ataupun APD Karakteritik Responden
dan keluarga yang tidak tergabung dengan Orangtua Anak Penyandang Disabilitas (APD)
FKKADK dan bukan penerima PKSA-DK di yang tergabung dalam FKKADK Kabupaten
Kabupaten Sukabumi, serta file dan foto Sukabumi yang menjadi responden penelitian
selama kegiatan FKKADK dan pemberian ini adalah 38 orang sebagai kelompok
keterampilan pengasuhan APD. Uji validitas eksperimen. Selanjutnya diambil sebanyak 38
dalam penelitian ini menggunakan uji orangtua APD yang tidak tergabung dalam
validitas korelasi product moment. Rumus FKKADK Sukabumi 38 orangtua sebagai
korelasi yang dapat digunakan adalah yang kelompok kontrol. Adapun karakteristik
dikemukakan oleh Pearson, yang dikenal responden dalam penelitian ini adalah sebagai
dengan rumus korelasi product moment. Uji berikut:

Karakterisik berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik berdasarkan jenis Karakkteristik Berdasarkan


Kelamin Jenis Kelamin

Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan

34% 29%

66% 71%

Pie 4.1. Kelompok Eksperimen Pie 4.1. Kelompok Kontrol

165
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018

Pie 4.1 di atas menunjukkan bahwa kontril (71%). Hal ini dikarenakan ibu dari
pengasuhan APD baik dari rerponden APD ada yang meninggal dunia, ada juga
kelompok eksperimen maupupun dari yang meminta cerai karena memiliki anak
kelompok control ada yang diasuh oleh ayah, disabilitas, sehingga pengasuhan APD oleh
kelompok eksperimen (66 %) dan kelompok ayah.

Karakteristik Bedasarkan Umur

Karakteristik Responden 8% Karakteristik Responden 0%


0%
8% Berdasarkan Umur 8% Berdasarkan Umur 8%
25-29 30-34 35-39 40-44 25-29 30-34 35-39 40-44
45-49 50-54 55-59 60-64 45-49 50-54 55-59 60-64
13% 11% 13% 11%
18% 18%
13% 29% 13% 29%

Pie 4.2 Umur Kelompok Eksperimen Pei 4.2. Umur Kelompok Kontrol

Pie 4.2 menunjukkan mayorita orangtua Periode usia tersebut dibagi-bagi ke dalam
APD baik pada kelompok eksperimen dua sub bagian, yaitu : usia madya dini
(29%) maupun kelompok control (29%) yang membentang dari usia 40 hingga 50
berada kisaran umur 40-44 tahun. Umur tahun dan usia madya lanjut yang
40-44 tahun termasuk pada periode dewasa. berbentang antara 50 sampai 60 tahun.
Periode dewasa madya dimana seseorang Selama usia madya lanjut, perubahan fisik
yang termasuk periode dewasa madya dan psikologis yang pertama kali mulai
dalam rentang kehidupan manusia, selama 40-an awal menjadi lebih keliatan.
memiliki tugas perkembangan persiapan Oleh karena itu pengasuhan terhadap APD
penyesuaian diri dalam mengatur dan akan mengalami kendala dan FKKADK
menentukan kebahagiaannya di masa tua Kabupaten Sukabumi salah satu dukungan
dan bukan terlibat dalam pengasuhan anak. untuk orangtua APD.
Apalagi anak Penyandang Disabilitas.

Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan

Karakteristik Berdasarkan jenis Pekerjaan


Ibu Rumah Tangga Buruh Cuci
Buruh Bangunan Buruh Pabrik
Sopir Anggkot Buruh Jahit

8% 5%
5% 3%
10% 58%
3% 8%

Pie 4.3. Jenis Pekerjaan Kelompok Eksperimen

166
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018

Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan


Ibu Rymah Tangga Buruh Tani Buruh Cuci
2%3%

95%

Pie 4.3. Jenis Pekerjaan Kelompok Kontrol

Pekerjaaan orangtua akan membawa dampak rakan mengeluarkan sebagian besar untuk
dalam pemenuhan kebutuan anggota keluarga membeli kebutuhan pokok. Sebaliknya, rumah
atau anak-anaknya. Apalagi jika dalam suatu tangga yang berpendapatan tinggi akan
keluarga ada memiliki APD yang membelanjakan sebagian kecil saja dari total
membutuhkan special needs dan special care, pengeluaran untuk kebutuhan pokok. Jumlah
tentu saja akan membutuhkan dana yang lebih tanggungan keluarga merupakan salah satu
besar. Sehubungan dengan hal tersebut maka faktor yang mempengaruhi pola konsumsi
pekerjaan akan merujuk pada tingkat rumah tangga. Banyaknya anggota keluarga,
pendapatan otangtua. Apa lagi dari hasil maka pola konsumsinya semakin bervariasi
penelitian sebagian besar resonden dari karena masing-masing anggota rumah tangga
kelompok eksperimen (58%) dan dari belum tentu mempunyai selera yang sama.
kelompok control (95%) jenis pekerjaan Jumlah anggota keluarga berkaitan dengan
responden adalah ibu Rumah tangga yang pendapatan rumah tangga yang akhirnya akan
mengandalkan dari buruh cuci. Hal ini akan mempengaruhi pola konsumsi rumah tangga
berdampak pada nilai upah upah atau tersebut.
pendapatan yang rendah ndah dan pendapatan

Karakteristik Berdasarkan tingkat Pendidikan

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat


Pendidikan 5%
Tidak Tamat SD Tamat SD
Tidak Tamat SLTP Tamat SLTP

47%
45%

3%

Pie 4.4. Tingkat Oendidkan Kelompok Ekaperimen

167
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018

Karakteristik Berdasarkan Tingkat


5% Pendidikan
3% Tidak tamat SD Tamat SD
Tidat Tamat SLTP Tamat SLTP

32%
60%

Pie 4.4. JTingkat Pendidikan Kelompok Kontrol

Pie chart 4.4 menunjukkan mayoritas kewajiban masing-masing, tetapi meskipun


orangtua memiliki tingkat pendidikan tamat sendiri-sendiri tujuannya satu yaitu untuk
Sekolah Dasar (SD) , pendidikan SD dapat menghidupi keturuan agar tumbuh sempurna,
dikatakan rendah dan ini akan berdampak serta harmonis dan bahagianya anak-anaknya
pada jenis pekerjaan serta pola berpikir kelak. Oleh karena itu dalam menciptakan
seseorang dalam merefleksikan kebutuhan kebahagiaan orangtua melalui pengasuhan
keluarga. Pengasuhan (parenting skill) kepada anak-anaknya apa lagi kepada APD
orangtua yang memiliki tingkat pendidikan SD akan dipengaruhi oleh pendidikan orangtua.
juga akan memiliki kondisi seperti itu. Semakin baik pendidikan orangtua dipastikan
Kedua orangtua mempunyai kewajiban untuk semakin baik pula pola pengasuhan orangtua.
langgengnya keluarga dan rukun Hal ini dimungkinkan karena pendidikan yang
(harmonis)nya rumah tangga, yang ujungnya dimiliki orangtua akan lebih dapat melakukan
tidak terkucilkan dari keluarga pengasuhan yang lebih bak dn efektif
besarnya/masyarakat. Dalam menjalankan ketimbang orngtua yang memilki pendisikan
peran orangtua, ayah dan ibu mepunyai rlatif rendah.

Karakteristik Berdasarkan Status Perkawinan

Status Perkawinan

Menikah Cerai Mati/Janda


Cerai Hidup/Janda Cerai Mati/Duda
Cerai Hidup/Duda
5% 5% 3%
13%
74%

Pie 4.5. Status Perkawinan Kelompok Eksperimaen

168
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018

Status Perkawinan 3%
Menikah Cerai Hidup/Janda
Cerai Mati/Janda Cerai Hidup/Duda
Cerai Mati/Duda
5% 8%
16%
68%

Pie 4.5. Status Perkawinan Kelompok Kontrol

Pada dasarnya setiap keluarga ingin orangtua terhadap APD dan berakibat
membangun keluarga bahagia dan penuh rasa kuarngnya penerimaan dan dukungan orangtua
saling mencintai baik secara lahir maupun terhadap anak melalui pengasuhan (parenting
batin, dengan kata lain bahwa setiap keluarga skill) orangtua APD.
sungguh menghendaki dapat membangun Karakteristik Berdasarkan Jenis Disabilitas
keluarga harmoni dan bahagia dan sejahtera Anak
Namun kenyataannya bahwa tidak semua APD dalam penelitian ini mayoritas (68%)
keluarga dapat berjalan mulus dalam memiliki ragam ataun jenis disabilitas adalah
mengarungi hidupnya, karena dalam keluarga disabilitas intelektual. Hal ini dapat dilihat
tidak sepenuhnya dapat dirasakan kebahagiaan pada pie chart 4.6. ragam dsabilitas
dan saling mencintai dan menyayangi, mental/intelektual ini terjadi karena gizi buruk
melainkan terdapat rasa ketidaknyamanan, dan tidak mementingkan “Kepentingan yang
tertekan, atau kesedihan dan saling takut dan terbaik untuk anak. Ragam disabilitas
benci di antara sesamanya. Hal ini intelektual paling sulit untuk memberdayaan
diindikasikan dengan masih dijumpainya pada PD ini karena lebih membutuhkan
sejumlah rumah tangga yang bermasalah, pendamping. Oleh karena itu dalam
bahkan terjadi berbagai ragam. Demikian pula pengasuhan orangtua APD intelektual masih
dengan keluarga APD dalam hasil penelitian tergantung, sebagian besar waktu luang
walaupun sebagian besar keluarga dalah dihabiskan dengan orangtua terutama ibu
keadaan utuh dalam status perkawinan, tetapi APD. Hal ini jugalah yang menjadikan
masih ada yang cerai hidup. Hal ini justru Pengembangan Kapasitas Keluarga ( APD )
dikarenakan menghindar dari APD yang dan lingkugan masyarakat atau lingkungan
membutuhkan perhatian dan biaya tinggi. APD harus kondusif, dimana pendampingan
Orangtua APD ada ibu yang ke luar dari orangtua sangat peting artinya bagi APD
rumah dan ada ayahnya yang meninggalakan. untuk tumbuh kembang dan kemandirian
Kondisi ini yang berdampak pada pengasuhan APD.

169
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018

Karakterirtik Anak Responden Berdasarkan Jenis


Disabilitas

Disabilitas Fisik Disabilitas Mental


Disabilitas Netra Disabilitas Rungu Wicara
Disabilitas Autism Disabilitas Ganda
8% 13%
11%
0%
0%
68%

Pie 4.6. Klp eks Ragam Disabilitas APD Kab. Sukabumi

Jenis Disabilitas Anak


Disabilits Fisik Disabilitas Netra
Disabilitas Rungu Wicara Disabilitas Intelektual
Disabilitas Autism Down Sindrom
8% 3% 16%
8%
55%
10%

Pie 4.6. Klp kontrol Ragam Disabilitas APD Kab Sukabumi

Karakteristik Berdasarkan Lamanya Tergabung FKKADK

Karakteristk Responden Berdasarkan


Lamanya Tergabung FKKADK

6-8 Bulan 9-10 Bulan 11-12 Bulan


>1- 2 Tahun >2

26% 8%
21%

32%
13%

Pie 4.7. Lamanya tergabung dalam FKKADK Kab Sukabumi

170
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018

Pie chart 4.7. di atas menunjukkan responden dalam pengasuhan orangtua, orangtua
senagian besar (32%) lamanya tergabung mendapatkan peningkatan tanggung jawab dan
dengan FKKADK Kabupaten ukabumi > 1 – 2 keterampilan pengasuhan terhadap APD.
tahun. Hal ini akan mempengaruhi atau Sehubungan dengan hal tersebut diharapakan
berdamak pada pengasuhan APD. Hal ini orangtua yang belum tergabung dengan
karena komponen program APD dapat FKKADK Kabupaten Sukabumi (kelompok
dilaksanakan bagi orangtua APD yang kontro) dapat difasiitasi atau didorong untuk
tergabung dengan FKKADK Kabupaten masuk menjadi anggota FKKADK Kabupaten
Sukabumi, sehingga pada akhirnya APD Sukabumi.

Parenting skill Orangtua dalam FKKADK dan Tidak Dalam FKKADK


Pengetahuan tentang Nutrisi

Pengetahuan Orangtua tentang Nutrisi

Sangat Mengetahui Mengetahui


Kurang Mengetahui Tidak Mengetahui
8%
19%
26%

47%

Pie 4.8. Pengetahuan Kelompok Eksperimen tentang Nutrisi

Pengetahuan Orangtua tentang


Nutrisi

Sangat Mengetahui Mengetahui


Kurang Mengetahui Tidak Mengetahui
11% 5%

21%

63%

Pie Chart 4.8. Pengetahuan Kelompok Kontrol tentang Nutrisi

Pie chart 4.8 di atas menunjukkan bahwa mengetahui tentang nutrisi yang sehat untuk
pengetahuan orangtua yang tergabung dengan APD. Hal ini akan mempengaruhi akan
FKKADK tentang nutrisi yang sehat (47 %) kesehatan APD dan cara orangtua APD
mengathui, sedangkan pada kelompok control memenuhi kebutuhan APD akan gizi yang
orangtua yang tidak tergaung (63 %) tidak baik dan sehat.

171
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018

Pengetahuan tentang Kesehatan

Pengetahuan tentang Kesehatan Anak


Sangat Mengetahui Mengetahui
Kurang Mengetahui Tidak Mengathui
5% 3%
29%

63%

Pie 4.9 Pengetahuan Kelompok Eksperimen tentang Keesehatan

Pengetahuan tentang Kesehatan


Anak
Sangat mengetahui Mengetahui
Kurang Tahu Tidak Tahu
3% 5%

32%
60%

Pie 4.9.Pengetahuan Klp kontrol tentang Kesehatan

Pengeahuan seseorang tentang kesehatan akan pada kemampuan untuk memenuhi kebutuhan
membawa dampak pada perilaku dan cara kesehatan pada APD.
memberikan dan memenuhi kebutuhan Terlihat pada pie 4.9 di atas pengetahuan
kesehatan. Demikian pula pengetahuan kelompok eksperian tentang kesehatan adalah
orangtua tentang ksesehatan akan (63%) mengetahui dan (60%) dari kelompok
mempengaruhi sistem interaksi orangtua kontrol tidak mengathui tentang kesehatan
dengan APD dalam memberikan dan APD apalagi tentang kesehatan APD. Disini
menjangkau pelayanan kesehatan bagi APD. diketahui bahwa FKKADK Kabupaten
Kesehatan merupakan harta yang berharga Sukabumi sangat penting artinya bagi
bagi manusia. Oleh karena itu pengetahuan orangtua APD.
orangtua tentang kesehatan akan mereflesi

172
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018

Pengetahuan tentang Keamanan Anak

Pengetahuan Orangtua tentang Keamanan


Anak
Sangat Mengetahui Mengetahui
Kurang Mengetahui Tidak Mengetahui

11% 5%
26%

58%

Pie.5.0. Pengeahuan Klp Eks tentang Keamanan Anak

Pengetahuan tentang Keamanan Anak

Sangat Mengetahui Mengetahui


Kurang Mengetahui Tidak Mengetahui
3% 5%

29%
63%

Pie.5.0. Pengeahuan Klp Kontrol tentang Keamanan Anak

Pie chart 5.0 di atas menunjukkan merupakan salah satu perlindungan APD,
pengetahuan kelompok eksperian tentang yaitu dapat menghindari APD dari perlakuan
keamanan bagi APD adalah (58 %) salah, kekerasan, serta eksploitasi baik
mengetahui dan (63 %) dari kelompok kontrol eksploitasi fisik, psikis, maupun eksploitasi
tidak mengathui tentang keamanan bagi APD. seksual bagi APD.
Pengetahuan orangtua akan keamanan APD

173
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018

Kemampuan Orangtua
Kemampuan Berkomunikasi Orangtua dengan Anak

Kemampuan Berkomunikasi Orangtua dengan


Anak
Sangat Mampu Mampu
Kurang Mampu Tidak Mampu
10% 0%
32%

58%
Pie 5.1. Kemampuan orangtua berkomunikasi dengan Anak

Kemampuan Berkomunikasi Orangtua


dengan Anak

Sangat mampu Mampu


Kurang Mampu Tidak mampu
8% 8%
21%

63%

Pie 5.1. Kemampuan orangtua berkomunikasi dengan Anak

Kemampuan orangtua dalam berkomunikasi sangat diharapkan semua orangtua APD di


dengan anak merupakan salah satu aspek Kabupaten Sukabumi dapat tergabung dengan
orangtua dapat melakukan pengasuhan kepada FKKADK Kabupaten Sukabumi dan terakses
APD. Pie 5.2 menunjukkan bahwa orangtua dengan bantuan dan Rehabilitasi sosial.
yang tergabung dengan FKKADK (58 %) Kemampuan Orangtua Mengkomunikasikan
memiliki kemampuan untuk berkomunikasi Perasaan Cinta
dengan anak . Sedangkan pada kelompok Orangtua yang tergabung dengan FKKADK
kontro (63 %) tidak mengetahui. Kemampuan Kabupaten Sukabumi salah satu cirinya adalah
orangtua berkomunikasi dengan anak dilakuan memiliki kemampuan mengkomikasikan
oleh FKKADK Kabupaten Sukabumi dengan perasaan cinta kepada anak. Hal ini dapat
beberapa model, sehingga orangtua diajar cara dilihat pada pie chart .5.1 berikut:
berkomunikasi dengan anak. Oleh karena itu

174
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018

Kemampuan Orangtua Mengkomunikasikan


Perasaan Cinta
Sangat Mampu Mampu
Kurang Mampu Tidak Mampu
21% 0% 21%

58%

Pie 5.2. Kememuan mengkomunikasikan Perasaan Cinta

Kemampuan Orangtua
Mengkomunikasikan Perasaan
Cinta
Sangat Mampu Mampu
Kurang Mampu Tidak Mampu
5%
32% 26%

37%

Pie 5.2. Kememuan mengkomunikasikan Perasaan Cinta

Pie chart 5.2. di atas menunjukkan sebagian kemampuan untuk mengkomunikasikan


besar (58 %) kelompok eksperimen memiliki perasaan cinta kepada anaknya. Disinilah
kemampuan mengkomunikasikan perasaan FKKADK sangat dibutuhkan keberadaannya
cinta kepada anaknya. Sedangkan pada oleh Orangtua APD dan APD.
kelompok control (37 %) tidak memiliki
.

Kemampuan Mengajarkan Activity of Dailiy Living

0% Kemampuan Mengajarkan ADL


Sangat Mampu Mampu

18% 21%

61%

Pie 5.3. Kemampuan Orangtua Mengajarkan ADL

175
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018

Kemampuan Orangtua Mengajarkan ADL


Sangat Mampu Mampu
0% Kurang Mampu Tidak Mampu

21%
47%

32%

Pie 5.3. Kemampuan Orangtua Mengajarkan ADL

Pie chart 5.3 menunjukkan kemampuan karena itu kemampuan mengajarkan APD
orangtua mengajarkan ADL kepada APD. akan kemampuan dilakukan. Oleh karena itu
Orangtua yang tergabung FKKADK akan kemampuan mengajar ADL pada kelompok
selalu mengajarkan ADL, karena dalam eksperimen adalah (61 %) mampu dan pada
modul komponen programnya ada rehabilitasi kelompok kontrol (47 %) tidak mampu
sosial (TEPAK) bagi orangtua disebut mengajarkan ADL. Disini terlihat perbedaan
Pengembangan Kapasitas Keluarga (PKK) dan pengasuhan terhadap APD dari orangtua yang
bagi APD disebut Pengembangan Kapasitas tergabung FKKADK dengan orangtua yang
Anak (PKA) dan kegiatan ini didanai tidak tergabung dengan FKKADK Kabupaten
Kementrian Sosial RI dalam hal ini adalah Sukabumi.
Direktorat Rehabiliatsi Sosial Anak . Oleh

Keterampilan Orangtua
Keterampilan dalam Penanaman Nilai dan Pengetahuan

Keterampilan Orangtua dalam Penanaman


Nilai/
Keterampilan, Pengetahun
Sangat Mampu Mampu
Kurang Mampu Tidak Mampu
0%
21% 21%

58%

Pie 5.4. Keterampilan Orangtua Menanamkan Nilai

176
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018

Keterampilan Orangtua dalam


Penanaman Nilai/Keterampilan
Pengetahuan
sangat mampu Mampu
Kurang Mampu Tidak Mampu
5% 5%

32%
58%

Pie chart 5.4. Keterampilan Orangtua Menanamkan Nilai

Pie chart 5.4. menunjukkan keterampilan %) tidak mampu menanamkan


orangtua yang tergabung dengan FKKADK nilai/pengetahuan/keterampilan kepada APD.
dalam keterampilan menanamkan Perbedaan pengasuhan terhadap APD dari
nilai/pengetahuan, dan keterampilan kepada orangtua yang tergabung FKKADK dengan
APD dengan keterampilan orangtua yang orangtua yang tidak tergabung dengan
tidak tergabung FKKADK Kabupaten FKKADK Kabupaten Sukabumi khusunya
Sukabumi. (58 %) orangtua yang tergabung dari keterampilan menanamkan kepada APD
FKKADK memiliki keterampilan tentang nilai/pengetahuan dan keterampilan
menanamkan nilai/pengetahuan/keterampilan tertentu terlihat ada perbedaan.
kepada APD dan pada kelompok kontrol (47

Keterampian Mengajarkan Nilai yang Baik

Kemampuan Mengajarkan Nilai yang Baik

Sangat Mampu Mampu


Kurang Mampu Tidak Mampu
10% 0%
32%

58%

Pie chart 5.5. Keterampilan Menanamkan Nilai yang Baik

177
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018

Kemampuan Mengajarkan Nilai yang


Baik

sangat mampu Mampu


Kurang Mampu Tidak Mampu
5% 5%

32%
58%

Pie chart 5.5. Keterampilan Menanamkan Nilai yang Baik

Demikian pula Pie chart 5.5. menunjukkan orangtua yang tidak tergabung dengan
keterampilan orangtua yang tergabung dengan FKKADK Kabupaten Sukabumi khusunya
FKKADK dalam keterampilan menanamkan dari keterampilan menanamkan nilai yang baik
nilai yang baik kepada APD dengan kepada APD berbeda adanya. Keterampilan
keterampilan orangtua yang tidak tergabung terhadap Anak untuk Melakukan Disiplin
FKKADK Kabupaten Sukabumi. (58 %) Keterampilan orangtua kepada anak agar
orangtua yang tergabung FKKADK memiliki disiplin merupakan salah satu aspek
keterampilan menanamkan nilai/ pengetahuan/ pengasuhan orangtua. Orangtua yang tidak
keterampilan kepada APD dan pada tergabung FKKADK Kabupaten Sukabumi.
kelompok kontrol (58 %) tidak mampu (61 %) orangtua yang tergabung FKKADK
menanamkan nilai yang baik kepada APD. kurang mampu menanamkan agar anak
Perbedaan pengasuhan terhadap APD dari disiplin. Sedangkan orangtua yang
orangtua yang tergabung FKKADK dengan
tergabung FKKADK Kabupaten Sukabumi FKKADK Kabupaten Sukabumi dalam
(71%) mampu menanamkan agar anak keterampilan menanamkan agar APD disiplin
disiplin.Perbedaan pengasuhan terhadap APD kepada APD berbeda. Untuk lebih jelasnya
dari orangtua yang tergabung FKKADK perbedaan ini dapat dilihat pada pie chart 5.6.
dengan orangtua yang tidak tergabung dengan berikut:

Keterampilan Orangtua kepada Anak agar


Disiplin
Sangat Mampu Mampu
Kurang Mampu Tidak Mampu
8% 3%
18%

71%

Pie chart 5.6. Kemampuan Agar Anak Disiplin

178
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018

Kemampuan Orangtua kepada Anak


agar Disiplin

Sangat Mampu Mampu


Kurang Mampu Tidak Mampu
3% 0%
34%
63%

Pie chart 5.6. Kemampuan Agar Anak Disiplin

Frekuensi Orangtua Menanamkan Anak untuk bangun Pagi


Mengajarkan Anak Bangun Pagi
Selalu Sering Kadang-kadang Tdak Pernah

6% 6%

35% 53%

Pie chart 5.7. Frekuensi Mengajarkan Anak Bangun Pagi

Mengajarkan Anak Bangun Pagi


Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah

5%
11%
29%

55%

Pie chart 5.7. Frekuensi Mengajarkan Anak Bangun Pagi

Pie Chart 5.7 di atas menujukkan frekuensi bangun pagi. Hal ini nyata benar perbedaan
orangtua dari kelompok eksperimen (53 %) orangtua dalam dua kelompok ini dalam
selalu mengajarkan APD bangun padi. pengasuhan (parenting skill) terhadap anak,
Sedangkan oragtua dari kelompok kontrol sehingga aktivitas orangtua yang tergabung
(55%) kadang-kadang saja mengajarkan APD dalam FKKADK Kabupaten Sukabumi

179
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018

sangatlah mendorong orangtua untuk parenting skill orangtua terhadap APD.


menguatkan peran dan tanggung jawab

Frekuensi Orangtua Menanamkan Anak untuk makan Tepat Waktu

Orangtua Menanamkan Anak untuk


makan Tepat Waktu

Selalu Sering Kadang-kadang Tdak Pernah


0%
26%
74%

Pie chart 5.8Menanmkan Anak makan Tepat Waktu

Frekuensi Orangtua Menanamkan


Anak untuk Makan Tepat Waktu
Selalu Sering Kadang-Kadang Tdak Pernah
11% 5%

29%

55%

Pie chart 5.8Menanmkan Anak makan Tepat Waktu

Pie Chart 5.8 di atas menujukkan frekuensi Anak walaupun mengalami keterbatasan
orangtua dari kelompok eksperimen (74 %) (disabilitas) harus tetap sekolah dan belajar,
selalu mengajarkan APD untuk makan tepat terutama pada APD disabilitas yang bukan
waktu. Sedangkan oragtua dari kelompok disabilitas Berat. Pada orangtua yang
kontrol (55 %) tidak pernah mengajarkan APD tergabung dalam FKKADK Kabupaten
makan tepat waktu. Hal ini nyata benar Sukabumi orangtua (58 %) sering
perbedaan orangtua dalam dua kelompok ini membiasakan APD untuk tetap belajar, karena
dalam pengasuhan (parenting skill) terhadap sekalipun anak mengalami disabilitas inteltual
anak khusunya dalam mengajarkan anak untuk masih ada potensi yang bisa dikembangkan
makan tepat pada waktunya, sehingga melalui belajar. Sedangkan orangtua yang
aktivitas orangtua yang tergabung dalam tidak tegabung dengan FKKADK Kabupaten
FKKADK Kabupaten Sukabumi sangatlah Sukabumi (61 %) kadang-kadang saja
mendorong orangtua untuk menguatkan peran mengajak atau membiasakan APD untuk
dan tanggung jawab parenting skill orangtua belajar, sehingga terlihat perbedaa
terhadap APD. Keterampilan Membiasakan
Anak untuk Belajar

180
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018

parenting skill pada orangtua yang tergabung FKKADK Kabupaten Sukabumi. Perbedan ini
dan orangtua yang tidak tergabung dengan dapat dilihat pad pie chart 5.9 berikut:

Membiasakan Anak untuk Belajar


Selalu Sering Kadang-Kadang Tidak Pernah

10% 0%

32%
58%

Pie chart 5.9 Membiasakan Anak Belajar

Membiasakan Anak untuk Belajar


Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah

8% 5%

26%

61%

Pie chart 5.9 Membiasakan Anak Belajar

Keterampilan Menyimpan Piring pada tempatnya

Menyimpan Piring pada tempatnya


Selalu Sering Kadang Tidak Pernah

3%
9%

35% 53%

Pie chart 6.0 Mengajarkan Anak Menyimpan Piring

181
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018

Menyimpan Piring pada


tempatnya
Selalu Sering kadang-kadang Tidak pernah
13% 3%

24%

60%

Pie chart 6.0 Mengajarkan Anak Menyimpan Piring

Pie Chart 6.0 di atas menujukkan frekuensi Orangtua yang tidak tergabung FKKADK
orangtua dari kelompok eksperimen (53 %) Kabupaten Sukabumi. (58 %) orangtua yang
selalu mengajarkan APD menyimpan piring tergabung FKKADK selalu mengajarkan anak
bekas makan pada tempatnya.Hal ini selalu untuk menyeleseaikan pekerjaan sampai tuntas
diulang-ulang untuk membiasakan anak atau selesai. Sedangkan orangtua yang
mampu atau terampila mengurus dirinya tergabung FKKADK Kabupaten Sukabumi
sendiri. Sedangkan oragtua dari kelompok (55 %) kadang-kadang mengajarkan anak
kontrol (60 %) kadang-kadang saja kalau ingat mampu menyelesaikan pekejaan sampai tuntas
mengajarkan APD menyimpan piring bekas atau selesai. Perbedaan pengasuhan terhadap
makan pada tempatnya. Hal ini nyata benar APD dari orangtua yang tergabung FKKADK
perbedaan orangtua dalam dua kelompok ini dengan orangtua yang tidak tergabung dengan
dalam pengasuhan (parenting skill) terhadap FKKADK Kabupaten Sukabumi dalam
anak khusunya dalam mengajarkan anak untuk mengajarkan kepada APD untuk
menyimpan piring bekas anak makan pada menyelesaikan pekerjaan yang diugaskan
tempatnya, sehingga aktivitas orangtua yang sampai selesai berbeda. Pembiasaan ini
tergabung dalam FKKADK Kabupaten menurut teori conditioning theory bahwa
Sukabumi sangatlah mendorong orangtua perilaku anak akan muncul menjadi menetap
untuk menguatkan peran dan tanggung jawab (menyelesaikan tugas atau pekerjaan sampai
parenting skill orangtua terhadap APD. selesai), apabila dibiasakan atau anak
Menyelesaikan Pekerjaan Sampai Selesai dikondisikan untuk mengerjakan pekerjaan
Keterampilan orangtua kepada anak agar tersebut, sehingga lama kelamaan akan
dapat menyelesaikan pekerjaan yang muncul perilaku tersebut. Untuk lebih
ditugaskan kepadanya dikerjakan sampai jelasnya perbedaan ini dapat dilihat pada pie
selesai merupakan salah satu aspek chart 6.1. berikut:
pengasuhan (parenting skill) orangtua.

182
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018

Menyelesaikan Pekerjaan Sampai Selesai


Selalu Sering Kadang-Kadang Tidak Pernah
10% 0%

32%
58%

Pie Chart 6.1. Mengajarkan Anak Menyelesaikan Pekerjaan

Menyelesaikan Pekerjaan Sampai Selesai 5%


Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah
11%
29%

55%

Pie Chart 6.1. Mengajarkan Anak Menyelesaikan Pekerjaan

Keterampilan Orangtua dalam Rehabilitasi orangtua yang tergabung dalam FKKADK


Sosial (FDS) Kabupaten Sukabumi (58 %) Melakukan FDS
sesuai modul yang ditentukan. Sedangkan
FKKADK kabupaten Sukabumi menjadi salah orangtua yang tidak tergabung dalam
satu mitra Kementrian Sosial yang FKKADK Kabupaten Sukabumi (95 %) tidak
melaksanakan Program Kesejateraan Sosial pernah melakukan FDS bahkan banyak
bagi APD. Dalam kegiatannya salah satu orangtua yang tidak mengetahui apa itu FDS,
adalah melaksanakan Family Desion padahal FDS merupakan bentuk rehabilitasi
Development (FDS). FDS ditujukan untuk sosial terhadap APD yang menjadipionir dari
memebrikan pengembangan kapasitas kepada PKS-ADK. Keterampilan orangtua dalam
keluarga agar keluarga meningkat Rehabilitasi sosial (FDS) dapat dilihat pada
keterampilan dalam pengasuhan terhadap pie chart 6.2. berikut:
APD (parenting skill) APD. Keterampilan

183
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018

Keterampilan Orangtua dalam Rehabilitasi 0%


Sosial (FDS)
0%
Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah

42%

58%

Pie Chart 6.2 Keterampilan Orangtua dalam FDS

Keterampilan Orangtua dalam


0%
Rehabilitasi Sosial (FDS) 5%
Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah
0%

95%

Pie Chart 6.2 Keterampilan Orangtua dalam FDS

Harapan Orangtua
Harapan Orangtua terhadap Anak

Harapan Orangtua terhadap Anak


Anak dapat sekolah Anak Sehat
Anak dapat Bermain Anak Mendapat Bimbingan
Anak Mendapat Terapi

8% 16%
37%

23%
16%

Pie Chart 6.2 Harapan Orangtua terhadap Anak

184
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018

Harapan orangtua APD terhadap anaknya Hal ini menjadi penting artinya fungsi
adalah anakadapat sekolah, anak sehat, anak FKKADK Kabupaten Sukabumi untuk
dapat bermain dengan teman-temannya (peer membuka kemungkinan APD dapat
group), dan anakmendapat bimbingan serta mengakses layanan pendidikan bagi APD
terapi. Hal ini terlihat pada pie chart 6.2 di sesuai dengan ragam disabilitasnya. Harapan
atas. Namun sebagian besar responden orangtua APD yang tergabung dalam
kelompok eksperimen (37 %) memiliki FKKADK Kabupaten Sukabumi ini
harapan APD tetap sekolah sebagaimana anak- sebagaimana dijelaskan pada pie chart 6.2.
anak pada umumnya.

Harapan Orangtua Terhadap Anak


Anak dapat Sekolah Anak Sehat
Anak Dapat Bermain Anak Mendapat Bimbingan
Anak Mendapat Terapi

8%
13%
11%
55%
13%

Pie Chart 6.2 Harapan Orangtua terhadap Anak

Demikian pula harapan orangtua yang tidak terlihat pada pie chart 6.2 di atas. Namun
tergabung FKKADK terhadap APD agar anak sebagian besar responden kelompok
dapat sekolah, anak sehat, anak dapat bermain eksperimen (55 %) memiliki harapan APD
dengan teman-temannya (peer group), dan tetap sekolah baik di SLB maupun di SD
anak mendapat bimbingan serta terapi. Hal ini inklusi.

Harapan Orangtua terhadap Pengasuhan Anak

Harapan Orangtua terhadap pengasuhan Anak


Selalu ingin Mengasuh Anak
Ingin Mendampingi Anak
Ingin Ada yang membimbing Anak
Ingin Ayahnya Ikut Mengasuh Anak
11%
11%
47%
18%
13%

Pie Chart 6.3 Harapan Orangtua terhadap pengasuhan Anak

185
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018

Harapan Orangtua terhadap


pengasuhan Anak
Selalu Ingin Mengasuh Anak
ingin Mendampingi Anak
Anak ingin Ada yang Mendampingi
8% 5%

19%

42%
26%

Pie Chart 6.3 Harapan Orangtua terhadap pengasuhan Anak

Harapan orangtua APD baik yang tergabung perbedaan Parenting Skill antara orangtua
dalam FKKADK Kabupaten Sukabumi (47 yang terwadahi FKKADK dan yang tidak
%) maupun orangtua yangtidak tergabung terwadahi FKKADK . Hasil homogenitas
dalam FKKADK Kabupaten Sukabumi (42 %) menunjukkan: angka levene Statistic sebesar
orangtua tetap bisa mengasuh anak, orangtua 3,827 dan p sebesar 0,53 dengan p > 0,05. Ini
ingin selalu dapat mendampingi anak, dan berarti varians subjek Parenting Skill antara
suatu saat nanti ingin ada yang mendampingi orangtua yang terwadahi dalam FKKADK
anaknya. Harapan orangtua tersebut terlihat dan yang tidak terwadahi FKKADK
pada pie chart 6.3 di atas. Kondisi ini tentu Kabupaten Sukabumi adalah homogen.
saja menunjukkan bahwa dalam pengasuhan Analisis Data Uji Hipotesis, hasil pengujian
anak orangtua membutuhkan pendampingan. menunjukkan berdasarkan analisis t test
diperoleh nilai t = 7,331 dengan p=0,00 ( p
Perbedaan Parenting Skil Orangtua Anak <0,01). Hasil ini berarti ada perbedaan
Penyandang Disabilitas Parenting Skill Orangtua yang terwadahi
Perbedaan Parenting Skil Orangtua Anak dalam FKKADK dan yang tidak terwadahi
Penyandang Disabilitas (APD) dalam Forum dalam FKKADK Kabupaten Sukabumi.
Komunikasi Keluarga Anak Dengan
Kecacatan (FKKADK) di Kabupaten SIMPULAN
Sukabumi, menunjukkan bahwa ada Forum Komunikasi Keluarga Anak Dengan
perbedaan. Sebelum uji statistic perbedaan ini Kecacatan (FKKADK) Kabupaten Sukabumi ,
dihitung terlebih dulu dilakukan uji Asumsi keberadaannya sangat diperlukan. Hal ini
yang terdiri atas uji normalitas dan uji mengingat untuk meningkatkan peran dan
homogenitas. tanggung jawab orangtua atau keluarga salah
Hasil uji normalitas sebaran inidilakukan satunya yang menjadi kunci keberhasilan
untuk mengetahui normal atau tidaknya orangtua dalam parenting skill terhadap Anak
variabel penelitian dalam populasi. Hasil uji Penyandang Disabilitas. Melalui kegaiatan dan
normalitas sebaran diperoleh menggunakan pelaksanaan kommponen fogram FKKADK
tehnik statistik dengan one-sample K S. Kabupaten Sukabumi telah banyak dirasakan
Berdasarkan hasil uji untuk Praenting Skill manfaatnya oleh orangtua APD terutama
Orangtua diperoleh nilai kolmogorof smirnovz dalam aksesibilitas orangtua dan APD dalam
(KS-Z) sebesar 0,60 dengan p > 0,05 yang menjangkau pelayanan sosial dasar yang
berarti sebarannya normal. Selanjutnya Uji terutama lagi adalah dalam pengatan peran
homogenitas dilakukan untuk mengetahui dan tanggung jawab parenting skill.

186
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018

Karakteristik orangtua berdasarkan (usia, Kecacatan (FFKADK) Kabupaten Sukabumi


tingkat pendidikan, Pekerjaan, dll) banyak manfaat untuk pemenuhan nutragi
sberdampak terhadap Parenting Skill Orangtua orangtua APD di Kabupaten Sukabumi
APD. Oleh karena itu agar orangtua APD diharapkan dapat menjadi anisi anak,
tetap terjaga dalam melakukan pengasuhan pemenuhan identitas anak, dan untuk
terhadap APD maka FKKADK Kabupaten pemeriksaan anak, serta anak mendapat terapi,
Sukabumi harus terus akan pemberian layanan aksesibilitas anak terhadap pelayanan sosial
dan rehabilitasi sosial terhadap APD dilakukan dasar, perkembangan potensi anat dan yang
penguatan kapasitas dan pengembangan terpenting penguatan peran dan tanggung
organisasi FKKADK. jawab orangtua terhadap APD maka
Parenting skill orangtua dalam pengasuhan disarankan bagi orangtua APD menjadi
dan pendampingan APD meliputi anggota FKKADK dan diusulkan untuk
pengetahuaan orangtua tentang nutrisi, mendapatkan Program Kesejahteraan Sosial
kesehatan, keamanan, dan kemampuan Anak Denngan Kecacatan (PKS-ADK), serta
berkomunikasi dengan APD serta kemampuan bagi orangtua APD yang sudah menjadi
orangtua mengkomunikasikan perasaan cita anggota FKKADK, diharapkan dapat
kepada APD. Selain itu juga dicirikan dengan mempertahankan parenting skill dan tetap
kemampuan orangtua mengajarkan ADL, menjadi anggota FKKADK Kabupaten
kemampuan orangtua dalam mengajarkan Sukabumi.
anak untuk bangun pagi, menanamkan nilai Saran bagi FKKADK Kabupaten Sukabumi
yang baik, pengetahuan dan keterampilan agar terus meningkatkan pelayanan dan
sosial (social skill). Selain itu parenting skill Rehabilitasi Sosial bagi APD dan Keluarga
harus dibiasakan dan mengajarkan anak untu melalui kegiatan dan PKS-DK (dengan
melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri komponen program PKS-ADK). FKKADK
sampai melalkui FKKADK orangtua harus Kabupaten Sukabumi juga tetap
terampil tentang hidup disiplin, mandiri, dan menindaklanjuti Usaha Ekonomi Produktif
dapat menyelesaikan pekerjaan sampai tuntas dalam bidang konpeksi bantal karena bagi
atau selesai. Ada Perbedaan Parenting Skill orangtua APD menambah penghasilan,
antara orangtua yang terwadahi FKKADK sehingga diharapkan dapat memcahkan
Kabupaten Sukabumi dengan Orangtua yang masalah keuangan dalam memenuhi
tidak terwadahi FKKADK Kabupaten kebutuhan APD.
Sukabumi. Hal ini dimungkinkan karena
orangtua yang tergabung dalam FKKADK Saran Penelitian Lanjut
Kabupaten Sukabumi diajarkan Penelitian ini akan lebih menarik jika melihat
pengembangan kapasistas keluarga dan parenting skill dari etnik tertentu. Oleh karena
pengembangan kapasitas anak (PKK dan itu sebaiknya penelitian ini ditindaklanjuti
PKA), serta melakukan rehabilitasi sosial dengan judul yang sama, yaitu “ Parenting
melalui FDS melalui modul-modulPKSA- Skil Orangtua Anak Penyandang Disabilitas
ADK.Sehubungan dengan hal tersebut dalam Forum Komunikasi Keluarga Anak
walaupun apa adanya anak, orangtua harus Dengan Kecacatan” tetapi memperhitungkan
memberikan pengasuhan yang baik dan etnis atau budaya tertentu, karena parenting
efektif, sehingga fungsi dan peran orangtua skill sangat dipengaruhi oleh kebudayaan
terhadap APD dapat dilaksanakan sesuai pelaku atau actor yang melakukan pengasuhan
denngan tanggung jawab dan kewajiban (parenting skill). Budaya apabila
orangtua terhadap anak yang mengalami diperhitungkan dalam penelitian ini akan lebih
keterbatasan (APD). mendekati gambaran sebenarnya dari suatu
SARAN pola pengasuhan (parenting skill). Jadi dengan
Saran Guna Laksana memperhitungkan kebudayaan (etnis)tertentu
akan terlihat perbedaan parenting skill budaya
Mengingat bahwa fungsi dan tugas Forum
tertentu
Komunikasi Keluarga Anak Dengan

187
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018

DAFTAR PUSTAKA

Andrea C. Lewallen • Cameron L. Neece.2015. Improved Social Skills in Children with


Developmental Delays After Parent Participation in MBSR: The Role of Parent–Child
Relational Factors.

Cournoyer, Barry R. 2005. The Social Work Skills Workbook. 4th edition. USA: Thomson Learning.

Dubois, Karla KM, 2014. Social Work An Empowering Profession. New York: Pearson Education
Inc.

Ellis, Albert, Ph.D. 2007. Terapi R-E-B Rational-Emotive-Behavior Agar Hidup Bebas Derita.
Yogyakarta: B-First.

Hoghughi .2004. Parenting Skill. California: Brooks/Cole Publishing Company

Lindsey Hutchison.,Michael Feder., Beau Abar.,Adam Winsler4 Relations. 2016. Between Parenting
Stress, Parenting Style, and Child Executive Functioning for Children with ADHD or Autism

Moh. Nazir. 2013. Metode Penelitian. Jakarta ; Ghalia Indonesia.

Mohammad Efendi. 2006. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Surakarta: FKIP UNS.

Rothman, Juliet C. 2003. Social Work Practice, Across Disability. New York: Pearson Education.
Inc.

Sutjihati Somantri .2005. Psikologi Anak Luar Biasa . Bandung: Rosdakarya.

Undang-Undang Nomor 08 Tahun 2018 tentang Penyanang Disabilitas: Jakarta

188

You might also like