Professional Documents
Culture Documents
1, Juni 2018
Enkeu Agiati, Enung Huripah, Catur Heri Wibawa, Rosyikin, Ajat Sudrajat, Bambang Indra
Kencana, Suhendar, Sakroni
Abstract
Parenting cover a wide range of activities aimed for children to develop optimally and can survive
well. The purpose of this research was to obtain a description of: 1) Characteristics of respondents, 2)
parenting skills of parents that are embodied and parents who are not enclosed by Children with
Disability Family Communication Forum (FKKADK) Sukabumi, and 3) Differences in parenting
skills the parents that are embodied FKKADK and parents who are not enclosed by FKKADK
Sukabumi. The method used in this research was Quasi Experiment with questionnaire, observation,
documentation study and focus group discussion. The data resource used primary and secondary data
resource. Sampling technique used Simple Random Sampling. The test of validity measurement
instrument used product moment technique while reliability test of measurement instrument
conducted by internal consistency method with Alpha Cronbach test technique. Furthermore, the
result of the research analysed using quantitative analysis technique.The result showed that there was
a difference between Parenting Skill which is embodied by FKKADK Sukabumi Regency and which
is not enclosed by FKKDAK Sukabumi Regency. This was made possible because parents
incorporated in FKKADK Sukabumi Regency were taught Family Capacity Building and conducted
social rehabilitation through Family Development Session (FDS).
Abstrak
Pengasuhan meliputi seluruh aktivitas yang bertujuam agar anak dapat berkembang optimal dan
bertahan hidup dengan baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh deskripsi dari : 1)
karakteristik responden, 2) ketrampilan pengasuhan orang tua yang memiliki anak dengan
kedisabilitasan dan orang tua yang tidak mengikutsertaan anak kedalam Forum Komunikasi
Keluarga Anak Dengan Kedisabilitasan (FKKADK) Sukabumi, dan 3) perbedaan ketrampilan
pengasuhan antara orang tua yang ikutserta dalam FKKADK dan orang tua yang tidak ikutserta
dalam FKKADK Sukabumi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuasi Eksperimen
dengan Kuesioner, Observatsi, Studi dokumentasi dan Focus Group Discussion (FGD). Hasil data
menggunakan sumber data primer dan data sekunder. Teknik pengambilan sampel menggunakan
teknik Random Sampling. Pengukuran uji validitas instrumen menggunakan produk dari teknik
pengujian tes reliabilitas dari pengukuran instrumen yang terhubung dengan metode konsisten
internal dengan Teknik Tes Alpha Cronbach. Selanjutnya, hasil dari penelitian ini akan dianalisis
menggunakan metode teknik analisis kuantitatif. Hasil menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
antara ketrampilan pengasuhan orangtua yang mengikuti FKKADK Kabupaten Sukabumi dan yang
tidak mengikuti FKKADK Kabupaten Suabumi. Hal ini dapat terjadi karena orangtua yang
bekerjasama dalam FKKADK Kabupaten Sukabumi telah diajari dengan Peningkatan Kapasitas
Keluarga dan dihubungkan dengan Rehabilitasi Sosial melalui FDS.
153
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018
154
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018
155
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka Dasar teori penelitian ini berkaitan erat dengan
sangat menarik untuk melakukan penelitian konsep pengasuhan. Hoghughi (2004)
tentang “Parenting Skill Orangtua dalam menyebutkan bahwa pengasuhan mencakup
Forum Komunikasi Keluarga Anak Dengan beragam aktivitas yang bertujuan agar anak
Kecacatan di Kabupaten Sukabumi”. dapat berkembang secara optimal dan dapat
Penelitian tersebut akan dilakukan bertahan hidup dengan baik. Prinsip
dikhususkan kepada orangtua yang memiliki pengasuhan menurut Hoghughi tidak
APD penerima PKS-ADK melalui FKKADK menekankan pada siapa (pelaku) namun lebih
Kabupaten Sukabumi pada tahun 2015/2016. menekankan pada aktivitas dari perkembangan
dan pendidikan anak. Oleh karena itu
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: pengasuhan meliputi pengasuhan fisik,
“Bagaimana Parenting Skill Orangtua dalam pengasuhan emosi dan pengasuhan social.
Forum Komunikasi Keluarga Anak Dengan Pengasuhan fisik mencakup semua aktivitas
Kecacatan di Kabupaten Sukabumi”. yang bertujuan agar anak dapat bertahan hidup
Selanjutnya rumusan masalah tersebut dirinci dengan baik dengan menyediakan kebutuhan
ke dalam sub-sub permasalahan sebagai dasarnya seperti makan, kehangatan,
berikut: 1) Bagaimana karakteristik kebersihan, ketenangan waktu tidur, dan
responden?, 2) Bagaimnana parenting skill kepuasan ketika membuang sisa metabolisme
orangtua yang terwadahi dan orangtua yang dalam tubuhnya. Pengasuhan emosi mencakup
tidak terwadahi FKKADK Kabupaten pendampingan ketika anak mengalami
Sukabumi?, dan 3) Adakah perbedaan kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan
parenting Skill orantua yang terwadahi seperti merasa terasing dari teman-temannya,
FKKADK dan orangtua yang tidak terwadahi takut, atau mengalami trauma. Pengasuhan
FKKADK Kabupaten Sukabumi?. emosi ini mencakup pengasuhan agar anak
merasa dihargai sebagai seorang individu,
Tujuan penelitian yang akan dilakukan ini mengetahui rasa dicintai, serta memperoleh
adalah untuk memperoleh deskripsi secara kesempatan untuk menentukan pilihan dan
empiris dan menganalisis tentang:1) untuk mengetahui resikonya.. Pengasuhan
Karakteristik responden, 2) parenting skill sosial bertujuan agar anak tidak merasa
orangtua yang terwadahi dan orangtua yang terasing dari lingkungan sosialnya yang akan
156
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018
157
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018
menjadi manusia seutuhnya sesuai dengan APD juga memiliki hak. Undang-undang
potensi yang dimiliki anak. Adapun yang Nomor 35 tahun 2014 penggant Undang-
dimaksud Anak Penyandang Disabilitas Undang Nomor 35 Tahun 2014 pengganti
(APD) adalah anak yang memiliki Undang-Undang 23 Tahun 2002 tentang
keterbatasan dari kondisi rata-rata anak pada Perlindungan Anak menegaskan bahwa anak
umumnya, dalam fisik, mental, maupun termasuk anak dengan disabilitas mempunyai
karakteristik perilaku sosialnya. Menurut hak untuk memperoleh kehidupan yang layak
Hallahan & Kauffman (1991) dalam secara fisik, mental, spiritual dan sosial.
Mohammad Efendi (2006:2) , anak dengan Dalam undang-undang tersebut dijelaskan
disabilitas adalah anak yang berbeda dari rata- bahwa undang-undang menjamin tersedianya
rata umummnya, dikarenakan ada kebutuhan khusus anak disabilitas dan hak
permasalahan dalam kemampuan berpikir, anak . Adapun hak-hak yang didapatkan oleh
penglihatan, pendengaran, sosialisasi, dan anak dengan disabilitas yaitu: 1) Setiap anak
bergerak. Mengacu pada Undang-Undang berhak untuk dapat hidup, tumbuh,
Nomor 08 tahun 2016 tentang Penyandang berkembang, dan berpartisipasi secara wajar
Disabilitas, APD adalah setiap orang yang sesuai dengan harkat dan martabat
berusia 0-kurang 18 tahun mengalami kemanusiaan, serta mendapat perlindungan
keterbatasan fisik, intelektual, mental dan/atau dari kekerasan dan diskriminasi. Dalam hal ini
sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam dijelaskan bahwa setiap anak yang
berinteraksi dengan lingkungan dapat menyandang cacat berhak memperoleh
mengalami hambatan dan kesulitan untuk rehabilitasi, bantuan sosial, dan
berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan pemeliharaan,2) Setiap anak berhak
warga negara lainnya berdasarkan kesamaan memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan
hak. Selanjunya Peraturan Pemerintah Nomor sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental,
8 Tahun 2012 anak dengan disabilitas adalah spiritual, dan sosial, 3) Setiap anak berhak
orang yang mempunyai kelainan fisik/mental memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam
yang dapat mengganggu atau merupakan rangka pengembangan pribadinya dan tingkat
rintangan dan hambatan bagi dirinya untuk kecerdasannya sesuai dengan minat dan
melakukan kegiatan sehari-hari secara layak. bakatnya. Selain hak anak, khusus bagi anak
Disabilitas (disability) adalah suatu keadaan yang menyandang cacat juga berhak
dimana individu mengalami memperoleh pendidikan luar biasa, sedangkan
kekurangmampuan yang dimungkinkan karena bagi anak yang memiliki keunggulan juga
adanya keadaan impairment seperti kecacatan berhak mendapatkan pendidikan khusus, 4)
pada organ tubuh. Setiap anak berhak untuk beristirahat dan
memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan
Faktor Penyebab Anak dengan Disabilitas anak yang sebaya, bermain, berekreasi, dan
adalah a) Faktor Prenatal, bahwa disbilitas berkreasi sesuai dengan minat, bakat, dan
berasal dari gensel pembawa abnormal, tingkat kecerdasannya demi pengembangan
dominan genes, recesive gen, b) Faktor Natal, diri, dan 5) Setiap anak berhak menyatakan
ibu mengalami kesulitan saat melahirkan dan didengar pendapatnya, menerima,
sehingga persalinan dibantu dengan penyedot mencari, dan memberikan informasi sesuai
(tang verlossing) atau prematuritas, yakni bayi dengan tingkat kecerdasan dan usianya demi
yang lahir sebelum waktunya dan c) Faktor pengembangan dirinya sesuai dengan nilai-
Postnatal, yaitu ketulian yang terjadi karena nilai kesusilaan dan kepatutan.
infeksi, misalnya infeksi pada saat otak
(meningitis) atau infeksi umum seperti difteri, Forum Komunikasi Kleuarga Anak Dengan
morbili, pemakaian obat-obatan otoroksi pada Kecacatan (FKKADK) adalah litasan adalah
anak-anak atau kecelakaan yang wadah atau wahana berhimpunnya para
mengakibatkan kerusakan alat pendengaran keluarga yang mempunyai anak dengan
bagian dalam, misalnya jatuh. kedisabilitasan baik fisik maupun mental
158
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018
159
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018
160
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018
161
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018
Fungsi ini dapat dicapai melalui pelaksanaan maupun rehabilitasi vokasional termasuk
tugas-tugas pekerja sosial, sebagai berikut: penanganan permasalahan psikososialn APD
Mengumpulkan dan menganalisis informasi dan keluarga dengan pendekatan dan
tentang permasalahan dan kondisi yang perlu intervensi pekerjaan sosial yang berbasis
dirubah melalui perubahan kebijakan sosial keluarga, masyarakat, dan berbasis
yang terkait dengan APD. b) Mendorong institusional termasuk intervensi bagi APD
badan-badan sosial agar mengambil sikap dengan model manajemen kasus atau terapi
dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi psikososial. Pelayanan rehabilitasi sosial
APD dan keluarga, c) Memberikan informasi. berbasiskan panti juga dilakukan dalam bentuk
kepada pembuat kebijakan sosial maupun multitarget group melalui sistem day care dan
sebagai advokat untuk mengadakan perubahan program khusus melalui out reach services.
kebijakan sosial untuk APD. dan d) Menyusun Selain itu, panti-panti juga dijadikan sebagai
pelayanan, program, draf atau konsep pusat rujukan pelayanan bFKADK, 2)
peraturan perundang-undangan dan proposal Pelayanan terhadap APD secara mezo, antara
guna mengubah kebijakan dan menciptakan lain adalah layanan aksesibilitas, dukungan
pelayanan yang dibutuhkan oleh APD dan keluarga dan masyarakat sampai pada
keluarga. 6) Mendistribusikan atau pengakuan nilai-nilai kehidupan sosio-budaya
menyalurkan sumber-sumber material. masyarakat terhadap APD, seperti
ketidaksetaraan dan keadilan gender pada
Fungsi historis yang banyak dipraktikkan masyarakat patrilineal dan feodal. Kesetaraan
dalam pekerjaan sosial umumnya dalam usaha dan keadilan gender , peranan dan kedudukan
memeratakan sumber-sumber material, anak perempuan yang setara dan adil dengan
seperti: uang, makanan, asuhan dalam anak laki-laki peyandang disabilitas sampai
keluarga, serta sumber-sumber lain yang pada upaya-upaya perlindungan anak dan
diperlukan. Dalam konteks pelayanan bagi orang dengan disabilitas oleh keluarga dan
kelangsungan hidup APD dapat dicapai masyarakat, dan 3) Pelayanan terhadap APD
melalui pelaksanaan tugas-tugas pekerja secara makro, adalah pelayanan yang
sosial, sebagai berikut:a) Menentukan merupakan kebijakan sosial, dimana arah dan
kebutuhan dan ketepatan sumber-sumber serta program kegiatan pelayanan dan rehabilitasi
pelayanan APD yang memenuhi persyaratan sosial bagi APD ditujukan antara lain untuk:a)
(eligibilitas) untuk memanfaatkannya atau Meningkatkan kesempatan APD untuk
mendapatkan bantuan,b) Membentuk suatu meningkatkan kualitas hidup dan taraf
sistem sumber informal yang baru untuk APD kesejahteraan sosial APD;b) Meningkatkan
tertentu, c) Memberikan pengetahuan dan kepedulian sosial masyarakat, memanfaatkan
keterampilan kepada orangtua, keluarga, dan potensi dan sumber kesejahteraan sosial dan
atau masyarakat yang akan bertindak sebagai sumber daya ekonomi untuk pengembangan
sistem sumber bagi APD. d) Mempersiapkan usaha ekonomi produktif dan membangun
APD untuk memanfaatkan sumber dan budaya kewirausahaan bagi keluarga atau
membantu memanfaatkan sumber pelayanan orangtua APD, salah satunya melalui
secara lebih efektif, dan e) Memonitor dan FKKADK; c) Memelihara penghasilan dan
mensupervisi pemanfaatan sumber-sumber kesejahteraan sosial bagi APD dan keluarga
tersebut. melalui sistem jaminan sosial; d)
Meningkatkan aksesibilitas fisik APD
Praktek Pekerjaan Sosial dalam memberikan terhadap fasilitas pendidikan, kesehatan,
perhatihan terhadap pemenuhan hak dan pelayanan kesejahteraan sosial, dan sumber
kebutuhan APD telah banyak dilakukan, baik daya ekonomi untuk meningkatkan kualitas
yang berifat mikro, mezzo, juga yang bersifat hidup dan kesejahteraan sosial APD; e)
makro. 1) Pelayanan terhadap APD secara Meningkatkan aksesibilitas nonfisik bagi APD
mikro, antara lain adalah pemberian layanan dalam setiap pengambilan keputusan terkait
rehabilitasi baik rehabilitasi medis, sosial kebijakan publik dan pelayanan sosial sesuai
162
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018
dengan kebutuhan spesial (special needs) dan H0: Tidak ada perbedaan antara parenting
perawatan spesial (special care) bagi APD. f) skill antara orangtua APD penerima
Meningkatkan dan meratakan pelayanan dan PKSA-DK dalam FKKADK dengan
rehabilitasi sosial yang adil, dalam arti bahwa orangtua APD yang bukan penerima
APD berhak memperoleh pelayanan dan PKSA-DK yang tidak terwadahi
rehabilitasi sosial, g) Meningkatkan FKKADK.
profesionalisme SDM pelayanan dan H1: Ada perbedaan antara parenting skill
rehabilitasi sosial berbasis pekerjaan sosial antara orangtua APD penerima PKSA-
dalam penanganan masalah dan potensi DK dalam FKKADK dengan orangtua
kerejahteraan sosial,h) Memantapkan APD yang bukan penerima PKSA-
manajemen penyelenggaraan pelayanan dan DK yang tidak terwadahi FKKADK.
rehabilitasi sosial dalam hal perencanaan,
pelaksanaa, pemantauan, evaluasi, dan METODE
pelaporan serta koordinasi untuk Penelitian ini menggunakan penelitian
terjangkaunya pelayanan bagi APD, i) kuantitatif dengan metode kuasi eksperimen
Menciptakan iklim dan sistem yang (quasi experiment) yang bertujuan menguji
mendorong penigkatan dan pengembangan hipotesa dari data yang telah dikumpulkan
peran serta masyarakat dalam sesuai dengan teori dan konsep yang
penyelenggaraan pelayanan dan rehabilitasi ditentukan. Untuk mendukung eksperimen ini,
sosial bagi APD, dan j) Mendukung menggunakan dua kelompok yang akan
terlaksananya kebijakkan desentralisasi dalam dibandingkan dandiambil secara acak (random
penyelenggaraan pelayanan dan rehabilitasi sampling). Kelompok pertama dan kelompok
sosial berdasarkan jenis dan derajat disabilitas, kedua menggunakan metode eksperimen, yang
pengakuan keuinikan nilai sosial budaya serta bertujuan untuk membandingkan parenting
mengedepankan potensi dan sumber keluarga skill orangrtua APD yang terwadahi
dan masayarakat setempat. FKKADK Kabupaten Sukabumi dan yang
Bedasarkan dasar teori tersebut , hipotesis tidak terwadahi FKKADK Kabupaten
yang diuji dalam penelitian ini adalah : Sukabumi. Adapun desainnya menggunakan
Randomi zed pretest-posttest design. Desain
penelitian ini adalah:
O1 X O2
Dalam penelitian ini menggunakan penelitian keterampilan sosial APD, ADL, dan tumbuh
eksperimen dengan jenis quasi experiment kembang APD di Kabupaten Sukabumi, 2)
atau eksperimen semu. Quasi experiment Orangtua Anak Penyandang Disabilitas
merupakan metode eksperimen yang adalah ayah dan/atau ibu yang memilili APD
tidak memugkinkan peneliti melakukan penerima PKSADK melalui FKKADK
pengontrolan penuh terhadap variabel dan Kabupaten Sukabumi. 3) Anak Penyandang
kondisi eksperimen. Disabilitas adalah penerima PKSADK yang
berumur 3-17 tahun yang orangtuanya
Dalam penelitian ini untuk menghindari salah terwadahi dalam FKKADK Kabupaten
pengertian terhadap istilah atau konsep Sukabumi, 4) FKKADK Kabupaten Sukabumi
penelitian ini maka dibuat definisi operasional adalah wadah kegiatan orangtua APD di
sebagai berikut: 1) Parenting Skill yang Kabupaten Sukabumi yang bertujuan untuk
dimaksud dalam penelitian ini adalah meningkatkan keteramapilan pengasuhan
kemampuan orangtua APD atau cara orangtua (parenting skill), peran dan tanggung jawab
APD yang terwadahi dalam FKKADK atau APD dalam pengasuhan APD yang menjadi
tidak terwadahi FKKADK terutama dalam lokasi penelitian.
163
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atau cara mengambil sampel yang reprensif
APD dan keluarga APD yang terwadahi dari populasi. Pengambilan sampel ini harus
Forum Komunikasi Keluarga Anak dengan dilakukan sedemikian rupa, sehingga
Kecacatan (FKKADK) dan merupakan diperoleh sampel yang benar-benar dapat
penerima manfaan Program Kesejahteraan berfungsi sebagai contoh atau dapat
Sosial Anak Dengan Kecacatan (PKS-ADK) menggambarkan keadaan populasi yang
dari Tahun 2010 sampai dengan tahun 2016. sebenarnya.
Populasi penelitian ini adalah 234 keluarga.
Sampling adalah cara pengumpulan data atau Terlebih dahulu dalam penelitian ini
penelitian kalau hanya elemen sampel ditentukan sampel minimal dengan
(sebagian dari elemen populasi) yang diteliti. menggunakan teknik iterasi. Teknik Iterasi
Pengertian lain sampling adalah suatu teknik digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
Z1-α : Konstanta yang diperoleh dari tabel distribusi normal
Z1-β : Konstanta yang diperoleh dari tabel distribusi normal
Sedangkan,
164
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018
34% 29%
66% 71%
165
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018
Pie 4.1 di atas menunjukkan bahwa kontril (71%). Hal ini dikarenakan ibu dari
pengasuhan APD baik dari rerponden APD ada yang meninggal dunia, ada juga
kelompok eksperimen maupupun dari yang meminta cerai karena memiliki anak
kelompok control ada yang diasuh oleh ayah, disabilitas, sehingga pengasuhan APD oleh
kelompok eksperimen (66 %) dan kelompok ayah.
Pie 4.2 Umur Kelompok Eksperimen Pei 4.2. Umur Kelompok Kontrol
Pie 4.2 menunjukkan mayorita orangtua Periode usia tersebut dibagi-bagi ke dalam
APD baik pada kelompok eksperimen dua sub bagian, yaitu : usia madya dini
(29%) maupun kelompok control (29%) yang membentang dari usia 40 hingga 50
berada kisaran umur 40-44 tahun. Umur tahun dan usia madya lanjut yang
40-44 tahun termasuk pada periode dewasa. berbentang antara 50 sampai 60 tahun.
Periode dewasa madya dimana seseorang Selama usia madya lanjut, perubahan fisik
yang termasuk periode dewasa madya dan psikologis yang pertama kali mulai
dalam rentang kehidupan manusia, selama 40-an awal menjadi lebih keliatan.
memiliki tugas perkembangan persiapan Oleh karena itu pengasuhan terhadap APD
penyesuaian diri dalam mengatur dan akan mengalami kendala dan FKKADK
menentukan kebahagiaannya di masa tua Kabupaten Sukabumi salah satu dukungan
dan bukan terlibat dalam pengasuhan anak. untuk orangtua APD.
Apalagi anak Penyandang Disabilitas.
8% 5%
5% 3%
10% 58%
3% 8%
166
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018
95%
Pekerjaaan orangtua akan membawa dampak rakan mengeluarkan sebagian besar untuk
dalam pemenuhan kebutuan anggota keluarga membeli kebutuhan pokok. Sebaliknya, rumah
atau anak-anaknya. Apalagi jika dalam suatu tangga yang berpendapatan tinggi akan
keluarga ada memiliki APD yang membelanjakan sebagian kecil saja dari total
membutuhkan special needs dan special care, pengeluaran untuk kebutuhan pokok. Jumlah
tentu saja akan membutuhkan dana yang lebih tanggungan keluarga merupakan salah satu
besar. Sehubungan dengan hal tersebut maka faktor yang mempengaruhi pola konsumsi
pekerjaan akan merujuk pada tingkat rumah tangga. Banyaknya anggota keluarga,
pendapatan otangtua. Apa lagi dari hasil maka pola konsumsinya semakin bervariasi
penelitian sebagian besar resonden dari karena masing-masing anggota rumah tangga
kelompok eksperimen (58%) dan dari belum tentu mempunyai selera yang sama.
kelompok control (95%) jenis pekerjaan Jumlah anggota keluarga berkaitan dengan
responden adalah ibu Rumah tangga yang pendapatan rumah tangga yang akhirnya akan
mengandalkan dari buruh cuci. Hal ini akan mempengaruhi pola konsumsi rumah tangga
berdampak pada nilai upah upah atau tersebut.
pendapatan yang rendah ndah dan pendapatan
47%
45%
3%
167
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018
32%
60%
Status Perkawinan
168
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018
Status Perkawinan 3%
Menikah Cerai Hidup/Janda
Cerai Mati/Janda Cerai Hidup/Duda
Cerai Mati/Duda
5% 8%
16%
68%
Pada dasarnya setiap keluarga ingin orangtua terhadap APD dan berakibat
membangun keluarga bahagia dan penuh rasa kuarngnya penerimaan dan dukungan orangtua
saling mencintai baik secara lahir maupun terhadap anak melalui pengasuhan (parenting
batin, dengan kata lain bahwa setiap keluarga skill) orangtua APD.
sungguh menghendaki dapat membangun Karakteristik Berdasarkan Jenis Disabilitas
keluarga harmoni dan bahagia dan sejahtera Anak
Namun kenyataannya bahwa tidak semua APD dalam penelitian ini mayoritas (68%)
keluarga dapat berjalan mulus dalam memiliki ragam ataun jenis disabilitas adalah
mengarungi hidupnya, karena dalam keluarga disabilitas intelektual. Hal ini dapat dilihat
tidak sepenuhnya dapat dirasakan kebahagiaan pada pie chart 4.6. ragam dsabilitas
dan saling mencintai dan menyayangi, mental/intelektual ini terjadi karena gizi buruk
melainkan terdapat rasa ketidaknyamanan, dan tidak mementingkan “Kepentingan yang
tertekan, atau kesedihan dan saling takut dan terbaik untuk anak. Ragam disabilitas
benci di antara sesamanya. Hal ini intelektual paling sulit untuk memberdayaan
diindikasikan dengan masih dijumpainya pada PD ini karena lebih membutuhkan
sejumlah rumah tangga yang bermasalah, pendamping. Oleh karena itu dalam
bahkan terjadi berbagai ragam. Demikian pula pengasuhan orangtua APD intelektual masih
dengan keluarga APD dalam hasil penelitian tergantung, sebagian besar waktu luang
walaupun sebagian besar keluarga dalah dihabiskan dengan orangtua terutama ibu
keadaan utuh dalam status perkawinan, tetapi APD. Hal ini jugalah yang menjadikan
masih ada yang cerai hidup. Hal ini justru Pengembangan Kapasitas Keluarga ( APD )
dikarenakan menghindar dari APD yang dan lingkugan masyarakat atau lingkungan
membutuhkan perhatian dan biaya tinggi. APD harus kondusif, dimana pendampingan
Orangtua APD ada ibu yang ke luar dari orangtua sangat peting artinya bagi APD
rumah dan ada ayahnya yang meninggalakan. untuk tumbuh kembang dan kemandirian
Kondisi ini yang berdampak pada pengasuhan APD.
169
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018
26% 8%
21%
32%
13%
170
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018
Pie chart 4.7. di atas menunjukkan responden dalam pengasuhan orangtua, orangtua
senagian besar (32%) lamanya tergabung mendapatkan peningkatan tanggung jawab dan
dengan FKKADK Kabupaten ukabumi > 1 – 2 keterampilan pengasuhan terhadap APD.
tahun. Hal ini akan mempengaruhi atau Sehubungan dengan hal tersebut diharapakan
berdamak pada pengasuhan APD. Hal ini orangtua yang belum tergabung dengan
karena komponen program APD dapat FKKADK Kabupaten Sukabumi (kelompok
dilaksanakan bagi orangtua APD yang kontro) dapat difasiitasi atau didorong untuk
tergabung dengan FKKADK Kabupaten masuk menjadi anggota FKKADK Kabupaten
Sukabumi, sehingga pada akhirnya APD Sukabumi.
47%
21%
63%
Pie chart 4.8 di atas menunjukkan bahwa mengetahui tentang nutrisi yang sehat untuk
pengetahuan orangtua yang tergabung dengan APD. Hal ini akan mempengaruhi akan
FKKADK tentang nutrisi yang sehat (47 %) kesehatan APD dan cara orangtua APD
mengathui, sedangkan pada kelompok control memenuhi kebutuhan APD akan gizi yang
orangtua yang tidak tergaung (63 %) tidak baik dan sehat.
171
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018
63%
32%
60%
Pengeahuan seseorang tentang kesehatan akan pada kemampuan untuk memenuhi kebutuhan
membawa dampak pada perilaku dan cara kesehatan pada APD.
memberikan dan memenuhi kebutuhan Terlihat pada pie 4.9 di atas pengetahuan
kesehatan. Demikian pula pengetahuan kelompok eksperian tentang kesehatan adalah
orangtua tentang ksesehatan akan (63%) mengetahui dan (60%) dari kelompok
mempengaruhi sistem interaksi orangtua kontrol tidak mengathui tentang kesehatan
dengan APD dalam memberikan dan APD apalagi tentang kesehatan APD. Disini
menjangkau pelayanan kesehatan bagi APD. diketahui bahwa FKKADK Kabupaten
Kesehatan merupakan harta yang berharga Sukabumi sangat penting artinya bagi
bagi manusia. Oleh karena itu pengetahuan orangtua APD.
orangtua tentang kesehatan akan mereflesi
172
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018
11% 5%
26%
58%
29%
63%
Pie chart 5.0 di atas menunjukkan merupakan salah satu perlindungan APD,
pengetahuan kelompok eksperian tentang yaitu dapat menghindari APD dari perlakuan
keamanan bagi APD adalah (58 %) salah, kekerasan, serta eksploitasi baik
mengetahui dan (63 %) dari kelompok kontrol eksploitasi fisik, psikis, maupun eksploitasi
tidak mengathui tentang keamanan bagi APD. seksual bagi APD.
Pengetahuan orangtua akan keamanan APD
173
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018
Kemampuan Orangtua
Kemampuan Berkomunikasi Orangtua dengan Anak
58%
Pie 5.1. Kemampuan orangtua berkomunikasi dengan Anak
63%
174
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018
58%
Kemampuan Orangtua
Mengkomunikasikan Perasaan
Cinta
Sangat Mampu Mampu
Kurang Mampu Tidak Mampu
5%
32% 26%
37%
18% 21%
61%
175
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018
21%
47%
32%
Pie chart 5.3 menunjukkan kemampuan karena itu kemampuan mengajarkan APD
orangtua mengajarkan ADL kepada APD. akan kemampuan dilakukan. Oleh karena itu
Orangtua yang tergabung FKKADK akan kemampuan mengajar ADL pada kelompok
selalu mengajarkan ADL, karena dalam eksperimen adalah (61 %) mampu dan pada
modul komponen programnya ada rehabilitasi kelompok kontrol (47 %) tidak mampu
sosial (TEPAK) bagi orangtua disebut mengajarkan ADL. Disini terlihat perbedaan
Pengembangan Kapasitas Keluarga (PKK) dan pengasuhan terhadap APD dari orangtua yang
bagi APD disebut Pengembangan Kapasitas tergabung FKKADK dengan orangtua yang
Anak (PKA) dan kegiatan ini didanai tidak tergabung dengan FKKADK Kabupaten
Kementrian Sosial RI dalam hal ini adalah Sukabumi.
Direktorat Rehabiliatsi Sosial Anak . Oleh
Keterampilan Orangtua
Keterampilan dalam Penanaman Nilai dan Pengetahuan
58%
176
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018
32%
58%
58%
177
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018
32%
58%
Demikian pula Pie chart 5.5. menunjukkan orangtua yang tidak tergabung dengan
keterampilan orangtua yang tergabung dengan FKKADK Kabupaten Sukabumi khusunya
FKKADK dalam keterampilan menanamkan dari keterampilan menanamkan nilai yang baik
nilai yang baik kepada APD dengan kepada APD berbeda adanya. Keterampilan
keterampilan orangtua yang tidak tergabung terhadap Anak untuk Melakukan Disiplin
FKKADK Kabupaten Sukabumi. (58 %) Keterampilan orangtua kepada anak agar
orangtua yang tergabung FKKADK memiliki disiplin merupakan salah satu aspek
keterampilan menanamkan nilai/ pengetahuan/ pengasuhan orangtua. Orangtua yang tidak
keterampilan kepada APD dan pada tergabung FKKADK Kabupaten Sukabumi.
kelompok kontrol (58 %) tidak mampu (61 %) orangtua yang tergabung FKKADK
menanamkan nilai yang baik kepada APD. kurang mampu menanamkan agar anak
Perbedaan pengasuhan terhadap APD dari disiplin. Sedangkan orangtua yang
orangtua yang tergabung FKKADK dengan
tergabung FKKADK Kabupaten Sukabumi FKKADK Kabupaten Sukabumi dalam
(71%) mampu menanamkan agar anak keterampilan menanamkan agar APD disiplin
disiplin.Perbedaan pengasuhan terhadap APD kepada APD berbeda. Untuk lebih jelasnya
dari orangtua yang tergabung FKKADK perbedaan ini dapat dilihat pada pie chart 5.6.
dengan orangtua yang tidak tergabung dengan berikut:
71%
178
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018
6% 6%
35% 53%
5%
11%
29%
55%
Pie Chart 5.7 di atas menujukkan frekuensi bangun pagi. Hal ini nyata benar perbedaan
orangtua dari kelompok eksperimen (53 %) orangtua dalam dua kelompok ini dalam
selalu mengajarkan APD bangun padi. pengasuhan (parenting skill) terhadap anak,
Sedangkan oragtua dari kelompok kontrol sehingga aktivitas orangtua yang tergabung
(55%) kadang-kadang saja mengajarkan APD dalam FKKADK Kabupaten Sukabumi
179
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018
29%
55%
Pie Chart 5.8 di atas menujukkan frekuensi Anak walaupun mengalami keterbatasan
orangtua dari kelompok eksperimen (74 %) (disabilitas) harus tetap sekolah dan belajar,
selalu mengajarkan APD untuk makan tepat terutama pada APD disabilitas yang bukan
waktu. Sedangkan oragtua dari kelompok disabilitas Berat. Pada orangtua yang
kontrol (55 %) tidak pernah mengajarkan APD tergabung dalam FKKADK Kabupaten
makan tepat waktu. Hal ini nyata benar Sukabumi orangtua (58 %) sering
perbedaan orangtua dalam dua kelompok ini membiasakan APD untuk tetap belajar, karena
dalam pengasuhan (parenting skill) terhadap sekalipun anak mengalami disabilitas inteltual
anak khusunya dalam mengajarkan anak untuk masih ada potensi yang bisa dikembangkan
makan tepat pada waktunya, sehingga melalui belajar. Sedangkan orangtua yang
aktivitas orangtua yang tergabung dalam tidak tegabung dengan FKKADK Kabupaten
FKKADK Kabupaten Sukabumi sangatlah Sukabumi (61 %) kadang-kadang saja
mendorong orangtua untuk menguatkan peran mengajak atau membiasakan APD untuk
dan tanggung jawab parenting skill orangtua belajar, sehingga terlihat perbedaa
terhadap APD. Keterampilan Membiasakan
Anak untuk Belajar
180
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018
parenting skill pada orangtua yang tergabung FKKADK Kabupaten Sukabumi. Perbedan ini
dan orangtua yang tidak tergabung dengan dapat dilihat pad pie chart 5.9 berikut:
10% 0%
32%
58%
8% 5%
26%
61%
3%
9%
35% 53%
181
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018
24%
60%
Pie Chart 6.0 di atas menujukkan frekuensi Orangtua yang tidak tergabung FKKADK
orangtua dari kelompok eksperimen (53 %) Kabupaten Sukabumi. (58 %) orangtua yang
selalu mengajarkan APD menyimpan piring tergabung FKKADK selalu mengajarkan anak
bekas makan pada tempatnya.Hal ini selalu untuk menyeleseaikan pekerjaan sampai tuntas
diulang-ulang untuk membiasakan anak atau selesai. Sedangkan orangtua yang
mampu atau terampila mengurus dirinya tergabung FKKADK Kabupaten Sukabumi
sendiri. Sedangkan oragtua dari kelompok (55 %) kadang-kadang mengajarkan anak
kontrol (60 %) kadang-kadang saja kalau ingat mampu menyelesaikan pekejaan sampai tuntas
mengajarkan APD menyimpan piring bekas atau selesai. Perbedaan pengasuhan terhadap
makan pada tempatnya. Hal ini nyata benar APD dari orangtua yang tergabung FKKADK
perbedaan orangtua dalam dua kelompok ini dengan orangtua yang tidak tergabung dengan
dalam pengasuhan (parenting skill) terhadap FKKADK Kabupaten Sukabumi dalam
anak khusunya dalam mengajarkan anak untuk mengajarkan kepada APD untuk
menyimpan piring bekas anak makan pada menyelesaikan pekerjaan yang diugaskan
tempatnya, sehingga aktivitas orangtua yang sampai selesai berbeda. Pembiasaan ini
tergabung dalam FKKADK Kabupaten menurut teori conditioning theory bahwa
Sukabumi sangatlah mendorong orangtua perilaku anak akan muncul menjadi menetap
untuk menguatkan peran dan tanggung jawab (menyelesaikan tugas atau pekerjaan sampai
parenting skill orangtua terhadap APD. selesai), apabila dibiasakan atau anak
Menyelesaikan Pekerjaan Sampai Selesai dikondisikan untuk mengerjakan pekerjaan
Keterampilan orangtua kepada anak agar tersebut, sehingga lama kelamaan akan
dapat menyelesaikan pekerjaan yang muncul perilaku tersebut. Untuk lebih
ditugaskan kepadanya dikerjakan sampai jelasnya perbedaan ini dapat dilihat pada pie
selesai merupakan salah satu aspek chart 6.1. berikut:
pengasuhan (parenting skill) orangtua.
182
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018
32%
58%
55%
183
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018
42%
58%
95%
Harapan Orangtua
Harapan Orangtua terhadap Anak
8% 16%
37%
23%
16%
184
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018
Harapan orangtua APD terhadap anaknya Hal ini menjadi penting artinya fungsi
adalah anakadapat sekolah, anak sehat, anak FKKADK Kabupaten Sukabumi untuk
dapat bermain dengan teman-temannya (peer membuka kemungkinan APD dapat
group), dan anakmendapat bimbingan serta mengakses layanan pendidikan bagi APD
terapi. Hal ini terlihat pada pie chart 6.2 di sesuai dengan ragam disabilitasnya. Harapan
atas. Namun sebagian besar responden orangtua APD yang tergabung dalam
kelompok eksperimen (37 %) memiliki FKKADK Kabupaten Sukabumi ini
harapan APD tetap sekolah sebagaimana anak- sebagaimana dijelaskan pada pie chart 6.2.
anak pada umumnya.
8%
13%
11%
55%
13%
Demikian pula harapan orangtua yang tidak terlihat pada pie chart 6.2 di atas. Namun
tergabung FKKADK terhadap APD agar anak sebagian besar responden kelompok
dapat sekolah, anak sehat, anak dapat bermain eksperimen (55 %) memiliki harapan APD
dengan teman-temannya (peer group), dan tetap sekolah baik di SLB maupun di SD
anak mendapat bimbingan serta terapi. Hal ini inklusi.
185
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018
19%
42%
26%
Harapan orangtua APD baik yang tergabung perbedaan Parenting Skill antara orangtua
dalam FKKADK Kabupaten Sukabumi (47 yang terwadahi FKKADK dan yang tidak
%) maupun orangtua yangtidak tergabung terwadahi FKKADK . Hasil homogenitas
dalam FKKADK Kabupaten Sukabumi (42 %) menunjukkan: angka levene Statistic sebesar
orangtua tetap bisa mengasuh anak, orangtua 3,827 dan p sebesar 0,53 dengan p > 0,05. Ini
ingin selalu dapat mendampingi anak, dan berarti varians subjek Parenting Skill antara
suatu saat nanti ingin ada yang mendampingi orangtua yang terwadahi dalam FKKADK
anaknya. Harapan orangtua tersebut terlihat dan yang tidak terwadahi FKKADK
pada pie chart 6.3 di atas. Kondisi ini tentu Kabupaten Sukabumi adalah homogen.
saja menunjukkan bahwa dalam pengasuhan Analisis Data Uji Hipotesis, hasil pengujian
anak orangtua membutuhkan pendampingan. menunjukkan berdasarkan analisis t test
diperoleh nilai t = 7,331 dengan p=0,00 ( p
Perbedaan Parenting Skil Orangtua Anak <0,01). Hasil ini berarti ada perbedaan
Penyandang Disabilitas Parenting Skill Orangtua yang terwadahi
Perbedaan Parenting Skil Orangtua Anak dalam FKKADK dan yang tidak terwadahi
Penyandang Disabilitas (APD) dalam Forum dalam FKKADK Kabupaten Sukabumi.
Komunikasi Keluarga Anak Dengan
Kecacatan (FKKADK) di Kabupaten SIMPULAN
Sukabumi, menunjukkan bahwa ada Forum Komunikasi Keluarga Anak Dengan
perbedaan. Sebelum uji statistic perbedaan ini Kecacatan (FKKADK) Kabupaten Sukabumi ,
dihitung terlebih dulu dilakukan uji Asumsi keberadaannya sangat diperlukan. Hal ini
yang terdiri atas uji normalitas dan uji mengingat untuk meningkatkan peran dan
homogenitas. tanggung jawab orangtua atau keluarga salah
Hasil uji normalitas sebaran inidilakukan satunya yang menjadi kunci keberhasilan
untuk mengetahui normal atau tidaknya orangtua dalam parenting skill terhadap Anak
variabel penelitian dalam populasi. Hasil uji Penyandang Disabilitas. Melalui kegaiatan dan
normalitas sebaran diperoleh menggunakan pelaksanaan kommponen fogram FKKADK
tehnik statistik dengan one-sample K S. Kabupaten Sukabumi telah banyak dirasakan
Berdasarkan hasil uji untuk Praenting Skill manfaatnya oleh orangtua APD terutama
Orangtua diperoleh nilai kolmogorof smirnovz dalam aksesibilitas orangtua dan APD dalam
(KS-Z) sebesar 0,60 dengan p > 0,05 yang menjangkau pelayanan sosial dasar yang
berarti sebarannya normal. Selanjutnya Uji terutama lagi adalah dalam pengatan peran
homogenitas dilakukan untuk mengetahui dan tanggung jawab parenting skill.
186
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018
187
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17 No.1, Juni 2018
DAFTAR PUSTAKA
Cournoyer, Barry R. 2005. The Social Work Skills Workbook. 4th edition. USA: Thomson Learning.
Dubois, Karla KM, 2014. Social Work An Empowering Profession. New York: Pearson Education
Inc.
Ellis, Albert, Ph.D. 2007. Terapi R-E-B Rational-Emotive-Behavior Agar Hidup Bebas Derita.
Yogyakarta: B-First.
Lindsey Hutchison.,Michael Feder., Beau Abar.,Adam Winsler4 Relations. 2016. Between Parenting
Stress, Parenting Style, and Child Executive Functioning for Children with ADHD or Autism
Mohammad Efendi. 2006. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Surakarta: FKIP UNS.
Rothman, Juliet C. 2003. Social Work Practice, Across Disability. New York: Pearson Education.
Inc.
188