Professional Documents
Culture Documents
7632 18367 1 SM PDF
7632 18367 1 SM PDF
Abstract
People activity in sub district Medan Belawan II require very large. The
purpose of this research was to analyze of salinity values and the type of water
well drilling in the area of research, analyze the effect of depth of the well to
salinity value, analyze salinity distribution map and figuring out how to manage
water resources in Belawan II village. This research was conducted on june-july
2013 in village Belawan II, Subdistrict Medan Belawan, Medan. This research
used ArcGIS 10 to got a map of the distribution of salinity. The result showed
that number of wellbore included in good classification (333mg/l) was 4%,
permitted (666-1333 mg/l) was 27%, doubting (1666-2000 mg/l) was 46% and
dangerous (2333-3000 mg/l) was 24%. Freshwater was 4%, between fresh water
and brackish water was 27% and brackish water was 69%. at a depth of 65-100m,
were included in dangerous category was 24%, suspect 18%, allowed 1% and
good category not found. At a depth > 100 meters the waters were included in the
hazardous category not found, suspect 9%, allowed 44%, and good category was
4%. The most dominating salinity distribution was 1666 mg/l-2000 mg/l were
included in suspect category. The most dominating salinity distribution was 1666
mg/l-2000 mg/l were included in suspect category. This result showed that
intrusion has occurred in the wellbore, and the water quality wasn’t good to serve
as drinking water.
Pendahuluan
Aktivitas penduduk di manusia, baik di daerah perkotaan
Kelurahan Belawan II sangat maupun daerah perdesaan.
memerlukan air dalam jumlah besar Peningkatan tersebut dilihat dari dua
umumnya dengan memanfaatkan hal yang saling tergantung satu sama
sumur bor guna mencukupi lain yaitu sisi kualitas dan kuantitas,
kebutuhan air yang diperlukan. sedangkan pada sisi lain
Gunawan (2012) menyatakan bahwa mempengaruhi jumlah air relatif
kebutuhan air semakin lama semakin tidak berubah dari waktu ke waktu.
meningkat sejalan dengan Pertambahan penduduk yang cepat
meningkatnya kebutuhan hidup banyak membawa dampak negatif
38
terhadap sumberdaya air, baik pipet tetes, tisu, software ArcGIS 10,
kuantitas maupun kualitasnya. dan GPS (global position system).
Sebagian penduduk kurang Bahan yang digunakan adalah
mendapatkan pelayanan air, tetapi di akuades, dan air sumur bor
sisi lain terdapat aktivitas dan Kelurahan Belawan II, Kecamatan
kegiatan penduduk yang Medan-Belawan Sumber data yang
menggunakan air secara berlebihan digunakan adalah data primer dan
dan terjadi pemborosan air. Sumber data sekunder. Data primer yang
air yang digunakan untuk memenuhi dilakukan adalah pengambilan
kebutuhan hidup termasuk air tanah. sampel air sebanyak 198 sumur bor
Eksploitasi air tanah yang terus untuk menentukan salinitas air
berlangsung dan semakin meningkat sumur. Data sekunder meliputi data
dari waktu ke waktu diduga telah luas wilayah Kelurahan Belawan II,
mengakibatkan terjadinya intrusi air data jumlah penduduk, dan data
laut pada akuifer di daerah pantai. jumlah pengguna sumur bor.
Hal ini ditunjukkan dengan semakin Teknik Pengambilan data
bertambahnya sumur penduduk yang yang dipakai dalam penelitian ini
berubah menjadi payau/salin. baik data primer maupun data
Sehubungan dengan hal diatas sekunder adalah penentuan titik
maka perlu dilakukan penelitian koordinat sumur, pengukuran
tentang “Peta Sebaran Salinitas Pada salinitas, dokumentasi, studi pustaka,
Sumur Bor Di Kelurahan Belawan II wawancara dan pengolahan data dan
Kecamatan Medan Belawan”. analisis data
24% 4%
45%
4%
27%
Pemetaan Salinitas
Jumlah sumur bor yang Hasil pemetaan salinitas di
diukur sebanyak 198 sumur dan Kelurahan Belawan II dapat dilihat
diperoleh data salinitas air sumur pada Gambar 4.
bor kemudian dilakukan pemetaan.
Pembahasan
Klasifikasi Air Berdasarkan Salinitas
Berdasarkan Gambar 1 hasil tersebut digunakan untuk memenuhi
pengukuran didapatkan bahwa air kebutuhan sehari-hari tetapi
sumur bor yang termasuk dalam memiliki kualitas air yang jelek
klasifikasi meragukan yang paling untuk bahan baku air minum. Air
besar mencapai 45%. Air sumur bor sumur bor yang termasuk dalam
41
klasifikasi bagus dengan nilai pasang surut air laut, tetapi juga
salinitas 175-535 mg/l, diijinkan pengaruh dari perubahan iklim
dengan nilai salinitas 526-1400 mg/l, global. Beberapa kota di Indonesia
meragukan antara 1401-2100 mg/l mengalami peningkatan yang paling
dan berbahaya lebih dari 2100 mg/l. besar, yaitu Kota Semarang,
Pada Gambar 4 sebaran salinitas Belawan (Medan), dan Jakarta
yang paling mendominasi adalah merupakan kota terdampak kenaikan
1666 mg/l-2000 mg/l, dimana air muka laut itu, berkisar 5-9,37
sudah termasuk dalam klasifikasi milimeter per tahun pada tahun
meragukan. 1990-an. Selain itu di Pulau
Topografi daerah Belawan Kalimantan walaupun tidak
merupakan daerah pesisir dengan termasuk wilayah yang mengalami
sungai yang bermuara ke laut. kenaikan muka air laut terbesar,
Kecamatan Medan Belawan kenaikan muka air laut juga perlu
merupakan morfologi dataran pantai, diantisipasi (Dasanto, 2011).
dengan ketinggian 0-3 meter diatas
permukaan laut. Letak geografis Arahan Pengelolaan Sumberdaya
Kecamatan Medan Belawan Air
termasuk dataran rendah. Daerah Sarana penyediaan air bersih
dataran rendah merupakan daerah untuk Kelurahan Belawan II tidak
yang cenderung lebih cepat sepenuhnya dapat diperoleh dari
berkembang dibandingkan daerah Perusahaan Air Minum (PAM),
yang memiliki topografi lebih tinggi. maka air tanah (sumur bor)
Penggunaan lahan di daerah dataran merupakan salah satu cara yang
ini dari tahun ke tahun mengalami paling banyak dipilih penduduk
perubahan yang mengarah menjadi untuk mendapatkan air bersih
daerah pusat kota, pemukiman, sebagai sumber air bersih alternatif.
perkantoran, dan wilayah industri. PAM mampu menjangkau pelayanan
Perkembangan ini merupakan gejala hanya melayani bagian kota tertentu
wajar dari perkembangan kota. saja, sehingga warga menggunakan
Topografi yang berbentuk dataran air sumur bor untuk pemenuhan
ini dapat berfungsi sebagai daerah kebutuhan air bersihnya. Akibat
discharge (daerah buangan) karena pemanfaatan sumur bor yang
frekuensi pengambilan air tanah semakin tidak terkendali
yang relatif sehingga pada daerah ini menyebabkan penurunan muka air
perkembangan penduduknya tumbuh tanah. Penurunan muka air tanah
pesat. Sebagai contoh perubahan tata akan menyebabkan terjadinya intrusi
guna lahan yang terus berkembang air laut semakin cepat sehingga
dari tahun ke tahun pada Gambar 11. diperlukan arahan pengelolaan
Akibat perubahan tata guna sumberdaya air. Arahan pengelolaan
lahan dan iklim global menyebabkan sumberdaya air sebagai berikut:
kenaikan muka air laut yang sering 1. Perlu adanya aturan mengenai
disebut dengan sea level rise (SLR) pemanfaatan air tanah dan air
merupakan peningkatan volume air permukaan
laut yang disebabkan oleh faktor- Penegakan aturan penggunaan
faktor kompleks. Namun, saat ini air permukaan maupun air tanah
semakin tingginya muka air laut menurut kriteria efisiensi pemakaian
bukan lagi hanya karena proses dari dan memberikan pinalti setiap
46