You are on page 1of 5

PENGARUH TERAPI LATIHAN TERHADAP KEMANDIRIAN MELAKUKAN

AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI PASIEN STROKE ISKEMIK

IM Mertha1 dan Ade Laksmi2

Abstract.Stroke causes a variety of neurologic deficit and impairment of vital


functions of the brain that leads to disability and limit the independence of people in
facing their daily living activities. This research aim to analyze existence the effect
of exercise therapy on the independence in doing daily living activities of ischemic
stroke patient. This research applied pre-experiment with method one group pretest-
posttest.Samples were taken from 32 patient with nonprobability sample selection
technique with the totaly sampling. The analysis technique of the data that was used
to examine the hypothesis was paired sample t-test (p<0.05). The result of this research
showed the average score of the independence in doing daily living activities before
the exercise therapy was 12.47 and 14.34 thereafter. The p-value is 0.000 which
means p<0.05 so that H0 is rejected, then it can be stated there was a significant
effects of exercise therapy on the independence in doing daily living activities of
ischemic stroke patient at Bali Humanity Care Foundation. According to the result
of the research there were improvement average score of independence in doing
daily living activities before and after exercise therapy that is equal to 1.87. Based
on result of finding, suggested to nurse can apply exercise therapy to improve the
independence in doing daily living activities of iscemic stroke patients.
Keywords: exercise therapy, daily living activities, ischemic stroke.
Stroke adalah gangguan fungsi saraf yang Penderita stroke akan mengalami gangguan
disebabkan oleh gangguan aliran darah dalam dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-
otak yang timbul secara mendadak dalam hari (AKS), oleh karena itu diperlukan
beberapa detik atau secara cepat dalam program rehabilitasi atau pemulihan dengan
beberapa jam dengan gejala atau tanda-tanda tujuan utama dapat mencapai kemandirian
sesuai dengan daerah yang terganggu1. Stroke dalam AKS5. Sel-sel otak tidak bisa langsung
adalah penyebab kematian tersering kedua beregenerasi tetapi dapat membuat koneksi
serta menempati urutan keenam sebagai baru satu sama lain sehingga sel-sel saraf di
penyebab kecacatan di dunia2. Setiap tahun otak dapat berkembang dan kembali kepada
diperkirakan 500.000 penduduk Indonesia fungsi semula yang disebut dengan
terserang stroke, dimana sekitar 25% neuroplastisiti6. Proses pemulihan ini akan
meninggal dunia dan sisanya cacat3. Stroke dipercepat apabila ada rangsangan untuk
diklasifikasikan menjadi dua yaitu stroke bergerak dari anggota-anggota badan yang
iskemik dan stroke perdarahan. Hampir 85% lumpuh, yaitu dengan latihan (exercise). Terapi
stroke adalah stroke iskemik1. latihan adalah salah satu terapi yang dalam
Gangguan akibat stroke sering menimbulkan pelaksanaannya menggunakan gerakan-
gejala sisa yang dapat menjadi kecacatan gerakan aktif maupun pasif7. Selain berguna
menetap yang selanjutnya membatasi fungsi untuk menghilangkan kekakuan (spastisitas),
seseorang dalam aktivitas kehidupan sehari- terapi latihan juga berguna untuk
hari seperti berpakaian dan mandi4. mengembalikan fungsi persendian secara

1 Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Denpasar


2 Staf Yayasan Peduli Kemanusiaan Bali
60
IM Mertha, Ade Laksmi (Pengaruh Terapi Latihan...)

optimal dan pada akhirnya akan kemandirian melakukan AKS di YPK Bali
memungkinkan penderita untuk melakukan selama periode waktu pengumpulan data.
kegiatan sehari-hari secara mandiri8. Peneliti mengambil sampel berjumlah 32 orang
Berdasarkan studi pendahuluan di Yayasan sesuai dengan kriteria sampel. Sampel diambil
Peduli Kemanusiaan Bali pada bulan Februari dari populasi pasien stroke iskemik di YPK
2011, didapatkan data dari 42 pasien stroke Bali dengan pemilihan sampel secara
yang menjalani terapi di Yayasan Peduli nonprobability dengan sampling jenuh atau
Kemanusiaan Bali pada bulan Januari 2011, total sampel.
35 orang menderita stroke iskemik dan 7 Pengumpulan data dilakukan dengan cara
orang menderita stroke hemoragik. 35 orang mengukur skor kemandirian melakukan AKS
pasien stroke iskemik tersebut sudah sebelum dan sesudah empat minggu terapi
menjalani fisioterapi dengan menggunakan alat latihan menggunakan indeks Barthel yang
electrotherapy dan alat fitnes yang memiliki sepuluh item AKS dasar. Skor
dimodifikasi selama beberapa bulan, namun indeks Barthel terdiri dari: 0-4 (tergantung
masih belum dapat beraktivitas secara mandiri total ) ; 5-8 (tergantung berat); 9-11
penuh, sedangkan untuk pelaksanaan terapi (tergantung sedang); 12-19 (tergantung
latihan berupa latihan passive range of ringan); 20 (mandiri). Instrumen lain yang
motion dan latihan mandiri seperti yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah cek list
diberikan oleh peneliti belum terlalu terapi latihan.
difokuskan pelaksanaannya. Berdasarkan Prosedur penelitian ini dimulai dari pendekatan
pengamatan, di yayasan tersebut juga belum kepada pihak YPK Bali dalam mendapatkan
ada pedoman tentang terapi latihan yang izin melaksanakan penelitian, kemudian
diberikan pada pasien. sosialisasi untuk menyamakan persepsi dalam
Berdasarkan latar belakang diatas, maka prosedur pemberian terapi latihan dan
peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh pemilihan sampel kepada peneliti
terapi latihan terhadap kemandirian pendamping. Setelah mendapatkan sampel
melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari sebagai responden penelitian kemudian
pasien stroke iskemik di Yayasan Peduli diberikan lembar persetujuan dan penjelasan
Kemanusiaan Bali. Setelah mengetahui mengenai penelitian.
pengaruh terapi latihan terhadap tingkat Sebelum diberikan terapi latihan responden
kemandirian melakukan aktivitas kehidupan diistirahatkan sepuluh menit dengan tujuan
sehari-hari pasien stroke iskemik, maka agar perubahan yang terjadi memang karena
diharapkan dapat membantu perawat dalam intervensi yang diberikan. Selanjutnya
tahap rehabilitasi pasien stroke iskemik dan dilakukan pengukuran tingkat kemandirian
merencanakan asuhan keperawatan yang melakukan AKS menggunakan indeks Barthel
efektif dan efisien, serta dapat dijadikan acuan dengan teknik observasi langsung dan
untuk pengembangan terapi bagi pasien stroke wawancara sebelum diberikan terapi latihan
di YPK Bali. Selain itu memberikan asuhan yang dilanjutkan dengan pemberian terapi
keperawatan pada pasien stroke, khususnya latihan sesuai cek list yaitu 45 menit setiap
stroke iskemik secara efektif dan efisien. hari Senin sampai Jumat selama empat
minggu.
Metode Setelah pasien mengikuti terapi latihan selama
Penelitian ini merupakan penelitian pra empat minggu dilakukan kembali pengukuran
eksperimen dengan menggunakan rancangan tingkat kemandirian melakukan AKS dengan
one group pretest-postest. Populasi indeks Barthel, dimana sebelum dilakukan
penelitian ini adalah semua pasien stroke penilaian pasien diistirahatkan selama sepuluh
iskemik yang mengalami penurunan tingkat menit.
61
Jurnal Skala Husada Volume 10 Nomor 1 April 2013 : 60 - 64

Hasil pengukuran dicatat dalam master tabel. Hal ini berkaitan dengan adanya berbagai
Untuk menganalisis pengaruh terapi latihan defisit neurologik yang ditimbulkan oleh
terhadap kemandirian melakukan AKS stroke, dimana manifestasi klinisnya berupa
digunakan uji statistik paired sample t test kehilangan motorik, kehilangan komunikasi,
dengan tingkat kepercayaan 95%. gangguan persepsi serta kerusakan fungsi
kognitif dan efek psikologis10. Manifestasi
Hasil dan Pembahasan klinis tersebut mengakibatkan munculnya
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor berbagai masalah keperawatan seperti defisit
kemandirian melakukan AKS sebelum terapi perawatan diri, yang nantinya menyebabkan
latihan adalah 12,47 dan sesudahnya sebesar ketergantungan pada orang lain dan
14,34. Berdasarkan uji menggunakan paired penurunan kemandirian dalam melakukan
t test diketahui nilai p sebesar 0,000 yang AKS.
berarti p<0,05 sehingga H0 ditolak, maka Hasil pengamatan berdasarkan variabel
dapat dinyatakan ada pengaruh signifikan penelitian didapatkan sebagian besar skor
terapi latihan terhadap kemandirian kemandirian melakukan AKS responden
melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari sesudah melakukan terapi latihan adalah 19,
pasien stroke iskemik di Yayasan Peduli yaitu delapan orang (25%) dengan rata-rata
Kemanusiaan Bali. skor kemandirian melakukan AKS sebesar
Dari hasil pengamatan karakteristik 14,34. Setelah melakukan terapi latihan tidak
responden sejumlah 32 orang, diperoleh ada lagi responden yang berada pada rentang
sebagian besar responden berjenis kelamin skor 0-4 (tergantung total) dan ada dua orang
laki-laki yaitu 24 orang (75%). Hal ini sesuai pasien yang mencapai skor kemandirian
dengan dengan konsep bahwa laki-laki lebih penuh. AKS dipengaruhi oleh beberapa
berisiko terserang stroke karena pola hidup faktor yang diantaranya adalah kekuatan otot,
tidak sehat seperti kebiasan merokok dan tonus otot, koordinasi dan keseimbangan11.
minum minuman beralkohol, dimana Terapi latihan yang terdiri dari gerak aktif dan
kebiasaan tersebut meningkatkan risiko pasif diberikan sedini mungkin kepada pasien
hipertensi yang merupakan penyebab utama stroke untuk menghindari adanya komplikasi
terjadinya stroke6. akibat kurang gerak, seperti adanya
Berdasarkan usia diperoleh sebagian besar kontraktur, kekakuan sendi dan lain-lain1.
responden berusia antara 50 sampai 60 Faktor-faktor yang mempengaruhi
tahun, yaitu sebanyak 17 responden (53,1%). kemampuan melakukan AKS seperti tonus
Ini didukung oleh pernyataan menyebutkan otot dan kekuatan otot juga ikut dilatih
bahwa stroke jarang terjadi pada usia kurang dengan rangsangan berulang-ulang dari terapi
dari 50 tahun, tetapi insidennya meningkat latihan tersebut. Terapi latihan yang dilakukan
dua kali lipat setelah usia 55 tahun9. dalam penelitian ini memberikan perbedaan
Hasil pengamatan berdasarkan variabel rata-rata skor kemandirian AKS sebesar 1,87
penelitian diperoleh rata-rata skor yang berarti bahwa kemandirian melakukan
kemandirian melakukan aktivitas kehidupan AKS dapat ditingkatkan dengan melakukan
sehari-hari responden sebelum melakukan terapi latihan.
terapi latihan adalah 12,47. Terdapat empat Setelah dilakukan uji statistik paired samples
orang responden yang memiliki skor terendah t-test untuk mempelajari pengaruh terapi
empat (tergantung total) dan dua orang latihan terhadap kemandirian melakukan AKS
memiliki skor tertinggi 19 (tergantung ringan). pada 32 responden, ditemukan nilai p sebesar
Sebelum melakukan terapi latihan tidak ada 0,000 yang berarti p<0,05 sehingga H0
responden yang mencapai skor kemandirian ditolak. Hal ini menunjukkan ada pengaruh
penuh dalam melakukan AKS. yang signifikan terapi latihan terhadap
62
IM Mertha, Ade Laksmi (Pengaruh Terapi Latihan...)

kemandirian melakukan AKS pasien stroke Daftar Pustaka


iskemik. Pasien stroke cenderung mengalami
1. Irfan, M.. Fisioterapi Bagi Insan
ketergantungan terhadap orang lain dalam
Stroke. Edisi Pertama. Yogyakarta:
AKS akibat adanya gejala sisa yang
Graha Ilmu; 2010.
ditinggalkan oleh stroke. Gejala sisa ini terjadi
2. Price dan Wilson. 2005. Patofisiologi
akibat berbagai defisit neurologik yang
Konsep Klinis Proses-Proses
disebabkan oleh adanya gangguan pembuluh
Penyakit. Edisi Ke-Enam. Vol 2.
darah pada otak, dimana gejala sisa yang
Jakarta: EGC; 2005.
berkepanjangan dapat mengakibatkan
3. Qiqi. Stroke, (online), (http://
kecacatan pada pasien sehingga pasien tidak
w w w. l i g a g a m e . c o m / f o r u m /
mampu melakukan AKS secara mandiri.
index.php?topic=52300.0, diakses 1
Pemulihan neurologis terjadi di awal setelah
Maret 2011),2007
terjadinya stroke dan kemampuan fungsional
4. Sumardi, N. Manfaat Rehabilitasi Bagi
pulih sejalan dengan pemulihan neurologis
Penderita Stroke, (online), (http://
yang terjadi, terutama dalam tiga sampai enam
homecare.griyakami.com/
bulan pertama pasca terserang stroke12.
index.php?option=com_content
Proses pemulihan ini terjadi berdasarkan
&view=article&id=85:manfaat-
proses reorganisasi atau plastisitas otak, yaitu
rehabilitasi-bagi-enderita-
kemampuan otak melakukan reorganisasi
stroke&catid=24:info-
dalam bentuk adanya interkoneksi baru pada
penyakit&Itemid=7, diakses 10 Maret
saraf dan merupakan sifat yang menunjukkan
2011)
kapasitas otak untuk berubah dan beradaptasi
5. Santoso, T.A. Kemandirian Akivitas
terhadap kebutuhan fungsional, dimana salah
Makan, Mandi dan Berpakaian pada
satunya tergantung pada stimuli eksternal yang
Penderita Stroke 6-24 bulan Pasca
diberikan melalui terapi latihan berulang-
Okupasi Terapi, (online), (http://
ulang1.
eprints.undip.ac.id/12631/1/
Kesimpulan dan Saran 2003PPDS4178.pdf, diakses 10
Maret 2011). Semarang: Program
Sebelum melakukan terapi latihan tidak ada
Studi Rehabilitasi Medik Fakultas
responden yang mencapai skor kemandirian
Kedokteran Universitas Diponegoro
penuh dalam melakukan AKS. Setelah
6. Rudd, A. Stroke. Cetakan 1. Jakarta:
melakukan terapi latihan tidak ada lagi
Penebar Plus+; 2010.
responden yang berada pada rentang skor 0-
7. Yulinda, W. Pengaruh Empat Minggu
4 (tergantung total) dan ada dua orang pasien
Terapi Latihan pada Kemampuan
yang mencapai skor kemandirian penuh.
Motorik Penderita Stroke Iskemia di
Setelah dilakukan uji statistik paired samples
RSUP H. Adam Malik Medan,
t-test untuk mempelajari pengaruh terapi
(online), (http://repository.usu.ac.id/
latihan terhadap kemandirian melakukan AKS
bitstream/123456789/14271/1/
pada 32 responden, ditemukan Hasil nilai p
10E00027.pdf, diakses 26 Februari
sebesar 0,000 yang berarti p<0,05
2011). Medan: Fakultas Kedokteran
menunjukkan bahwa H0 ditolak, maka dapat
Universitas Sumatera Utara.
dinyatakan terapi latihan berpengaruh
8. Sofwan, R. Stroke dan Rehabilitasi
signifikan terhadap kemandirian melakukan
Pasca-Stroke. Edisi 1. Jakarta: PT
aktivitas kehidupan sehari-hari pasien stroke
Bhuana Ilmu Populer; 2010.
iskemik di Yayasan Peduli Kemanusiaan Bali.

63
Jurnal Skala Husada Volume 10 Nomor 1 April 2013 : 60 - 64

9. Bruno dan Petrina. Motor Recovery 11. Setiahardja, A.S. Penilaian


in Stroke, (online), (http:// Keseimbangan dengan Aktivitas
emedicine.medscape.com/article/ kehidupan Sehari-hari pada Lansia,
324386-overview, diakses 26 (online); (http://eprints.undip.ac.id/
Februari 2011). 12804/1/2005PPDS4437.pdf,
10. Smeltzer, S.C. Buku Ajar diakses 10 Maret 2011). Semarang:
Keperawatan Medical Bedah. Edisi 8. Program Studi Rehabilitasi Medik
Vol 1. Jakarta: EGC; 2001. Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro.
12. Wirawan, R.P. 2009. Rehabilitasi
Stroke pada Pelayanan Kesehatan
Primer. Majalah Kedokteran
Indonesia, (online), Volume 59,No.
2,(http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/
jurnal/592096173.pdf, diakses 10
Maret 2011)

64

You might also like