Professional Documents
Culture Documents
111 146 1 PB PDF
111 146 1 PB PDF
1,2,3
Universitas Brawijaya, Fakultas Teknik, Malang, 65145, Indonesia
Abstract Small and middle enterprises have been the important part of the economic of a nation or a local. Karang
Write-Batik is one industrial center which is located at Karang Village, Semanding Subdistrict, Tuban District. Early
observation shows that various processes within the production of Write-Batik are conducted without considering
ergonomic aspects, such as work method and work facility. It may result in complaint and even muscle injury which is
called Musculoskeletal Disorders (MSD’s) Many pronlem of pain perceived by workers are caused by less ergonomic work
position or work posture. It may also be evident because the less correspondence between work equipment and workers’
anthropometry size. To measure workers’ musculoskeletal injured, the author uses Standard Nordic Questionnaire (SNQ)
and to assess work posture, Quick Exposure Check (QEC) is used. The reduction of workers’ musculoskeletal injuredt can
be realized by improving work facility based on workers’ anthropometry size. Result of early measurement of exposure
level of several parts of body indicates that the exposure level of the back is 26, while that of the arm is 30, that of the hand
wrist is 26, and that of the neck is 16. After the improvement of work facility, workers’ complaint is reduced and so is
exposure level. The exposure level with the improved work facility is shown as follows: the exposure level of the back is 22,
while that of the arm is 22, that of the hand wrist is 22 and that of the neck is 14.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada industri Batik
Tulis Karang Kabupaten Tuban pada proses pembatikan.
Metode pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan
dengan pengamatan, dokumentasi dan wawancara, pada
penelitian ini dilakukan identifikasi tentang keluhan-
keluhan otot yang dirasakan oleh pekerja akibat postur
kerja yang kurang ergonomis
a. Pengukuran keluhan pekerja dengan Standard Gambar 1. Rekapitulasi keluhan pekerja
Nordic Questionnaire (SNQ). Dengan diketahui
keluhan pekerja nanti akan dijadikan pertimbangan Pada gambar di atas dapat diketahui jenis dan jumlah
untuk perbaikan fasilitas kerja keluhan yang dirasakan oleh pekerja
b. Penilaian postur kerja dengan metode Quick
Exposure Check (QEC). Untuk menilai beberapa Pengukuran postur kerja
postur kerja dari bagian tubuh antara lain : leher, Pada Tabel 1 dapat dilihat nilai exposure level hasil dari
punggung, lengan apakah bagian tubuh tersebut penilaian postur kerja dengan Quick Exposure Check
masuk kategori mana sesuai dengan nilai exposure (QEC)
level . apabila postur kerja masuk kategori exposure Tabel 1. Hasil Pengukuran QEC
level tinggi maka perlu dilakukan perbaikan pada
postur kerja. Pengukuran Skor Keterangan
c. Pengukuran antropometri dilakukan terhadap 30
pekerja yang di ambil sebagai sampel dengan back (static ) 26 Tinggi
mengukur bagian tubuh atau titik antropometri dari
Shoulder/arm 30 Tinggi
pekerja yang dibutuhkan untuk dijadikan acuan
dalam perancangan fasilitas kerja yang ergonomis Wrist/hand 26 Tinggi
yang sesuai dengan ukuran antropometri pekerja. Neck 16 Sangat tinggi
Titik antropometri yang diukur adalah Driving 1 Rendah
1. Tinggi bahu duduk (Tbd)
Vibration 1 Rendah
2. Lebar pinggul (Lp)
3. Tinggi popliteal (Tp) Work pace 4 Sedang
4. Panjang popliteal (Pp) Stress 4 Sedang
5. Lebar bahu (Lb)
6. Jangkauan tangan (Jt) a. Uji kenormalan data
7. Rentang tangan (Rt) Pada uji normalitas data ini menggunakan uji
d. Pengujian data antrpometri dengan uji kenormalan kolmogorov-smirnov. uji Kolmogorov-Smirnov uji
data, uji keseragaman data dan uji kecukupan data merupakan teknik analisis yang untuk membandingkan
untuk mengetahui data yang digunakan sebagai satu variable bebas. Teknik analisis jenis ini berfungsi
sampel apakah data sudah sesuai dan layak. untuk menguji apakah nilai tertentu berbeda secara
32
JEMIS VOL. 1 NO. 1 TAHUN 2013 ISSN 2338-3925
signifikan atau tidak dengan rata-rata sebuah sampel. Tinggi popliteal (Tp) 30 2,95 Cukup
Hasil uji kenormalan data dapat dilihat pada Tabel 2. Panjang Popliteal (Pp) 30 5,14 Cukup
Tabel 2. Uji Kenormalan Data Lebar bahu (Lb) 30 4,12 Cukup
Jangkauan Tangan (Jt) 30 2,24 Cukup
Titik Antropometri K-S Kesimpulan
Rentang Tangan (Rt) 30 1,99 Cukup
Tbd 0,785 0,05 Normal
Lp 0,824 0,05 Normal Berdasarkan perhitungan uji kecukupan data
yang disajikan pada Tabel 4 dapat diketahui hasil
Tp 0,749 0,05 Normal
pengukuran data diketahui bahwa semua nilai N’ kurang
Pp 0,753 0,05 Normal dari nilai N artinya pengambilan data dengan sampel 30
Lb 0,782 0,05 Normal sudah cukup.
Jt 0,872 0,05 Normal Perhitungan persentil
Rt 0,866 0,05 Normal Persentil adalah suatu nilai yang menunjukkan
presentase tertentu dari orang-orang yang memiliki
ukuran di bawah atau pada nilai tersebut. Sebagai contoh,
Berdasarkan perhitungan yang disajikan pada 95-th persentile akan menunjukkan 95% populasi akan
Tabel 2 dapat diketahui hasil pengukuran data diketahui berada pada atau di bawah nilai dari suatu data yang
nilainya lebih dari 0,05 artinya semua data adalah normal diambil. Pada umumnya persentil yang digunakan adalah
b Uji keseragaman data 5, 50 dan 95 persentil
Uji keseragaman data dilakukan untuk mengetahui
apakah data dimensi tubuh yang diambil seragam atau Tabel 5. Perhitungan Persentil
berada pada batas kontrol pada penelitian ini peneliti
menggunakan tingkat kepercayaann 95% dan 5%. Titik SD Persentil
antropo ̅ ( ) 5 50 95
Pada Tabel 3 dapat dilihat hasil uji keragaman data
antropometri metri
Tbd 51,96 1,59 48,5 52 55
Tabel 3. Uji Keseragaman Data Lp 36,93 1.85 33 36 39,9
akan menyebakan ketidaknyamanan pada paha Pada Tabel 7 dapat dilihat hasil pengukuran Quick
dan punggung karena punggung terlalu menekan Exposure Check (QEC)
pada sandaran punggung.
d. Tinggi sandaran kursi Tabel 7. Pengukuran QEC
Tinggi sandaran kursi diperoleh dari ukuran
tinggi bahu duduk (Tbd) dengan persentil 95 Sebelum Sesudah
sebesar 55 cm agar pekerja dengan ukuran tinggi Pengukuran Skor Pengukuran Skor
punggung yang besar dapat bersandar dengan
back (static ) 26 back (static ) 22
nyaman.
Shoulder/arm 30 Shoulder/arm 22
e. Lebar sandaran kursi
Wrist/hand 26 Wrist/hand 22
Lebar sandaran kursi diperoleh dari ukuran lebar
Neck 16 Neck 14
bahu (Lb) dengan persentil 95 sebesar 44 cm
Driving 1 Driving 1
untuk lebar sandaran bagian atas sedangkan
Vibration 1 Vibration 1
untuk lebar sandaran punggung bagian bawah
Work pace 4 Work pace 1
diperoleh dari lebar pinggul (Lp) dengan
Stress 4 Stress 4
persentil 95 sebesar 39 cm
2. Gawangan
Pada Tabel 7 dapat diketahui hasil dari pengukuran QEC
a. Tinggi gawangan
terjadi penurunan exposure level dari sebelum dan
Tinggi gawangan diperoleh dari ukuran tinggi
sesudah perbaikan.
bahu duduk (Tbd) dengan persentil 95 sebesar 55
cm di tambah Tinggi Popliteal dengan persentil 5
sebesar 41,1 cm, jadi tinggi gawangan adalah 52 4. KESIMPULAN
+ 41,1 = 93,1 cm
b. Panjang gawangan 1. Berdasarkan analisa yang dilakukan terhadap keluhan
Panjang gawangan diperoleh dari ukuran bentang – keluhan yang di rasakan oleh pekerja,keluhan yang
kedua tangan (Rt) dengan persentil 5 sebesar di rasakan yaitu pada bagian tubuh punggung, leher,
152,5 cm pinggang, lengan atas kanan dan kiri lengan bawah
kanan dan kirir, pantat, betis kanan dan kiri, paha
Pengukuran keluhan dan QEC setelah perbaikan kanan dan kiri.
2. Berdasarkan hasil pengukuran antropometri, peralatan
Setelah dilakukan perbaikan fasilitas kerja berikutnya yang ada pada proses pembatikan yaitu kursi dan
adalah pengukuran keluhan dan pengukuran postur kerja gawangan tidak sesuai dengan ukuran antropometri
seperti awal sebelum dilakukan perbaikan untuk pekerja
mengetahui penurunan jumlah keluhan dan nilai Eposure 3. Dari hasil penelitian perbaikan fasilitas kerja
Level. Pada Tabel 6 dapat dilihat hasil pengukuran membatik. Untuk mengurangi keluhan yang dirasakan
keluhan dengan Standart Nordic Questionnaire (SNQ). oleh pekerja maka usulan yang yang diberikan untuk
mengurangi keluhan pekerja adalah perbaikan ukuran
Tabel 6. Pengukuran Keluhan dari kursi dan gawangan dan penambahan peralatan
Sebelum Sesudah kerja yaitu kursi dan landasan untuk anglo atau
tungku.
Keluhan jumlah Keluhan jumlah
Sakit leher atas 23 Sakit leher atas 6 5. DAFTAR PUSTAKA
Sakit punggung 30 Sakit punggung 3
Sakit lengan atas 30 Sakit lengan atas - [1] Buckle, et. al. 2002. The Nature of Work Related
Sakit pada 30 Sakit pada - Neck and Upper Limb Musculoskeletal Disorder.
kanan
Sakit pada 26 kanan
Sakit pada - Appl Ergon: 207-17
pinggang pinggang [2] Departemen Kesehatan RI. Direktorat Bina
Sakit pada pantat 19 Sakit pada pantat 3
pinggul pinggul Kesehatan Kerja 2007. Pedoman Tata Laksana
Sakit lengan 30 Sakit lengan 11 Penyakit Akibat Kerja Bagi Petugas Kesehatan.
Sakit tangan kiri 30 Sakit tangan kiri 9 Penyakit Otot Rangka Akibat Kerja.
bawahpaha
Sakit kanan
kiri 25 bawahpaha
Sakit kanan
kiri - [3] G. li. Buckle. 1999. Evaluating Change in Exposure
Sakit paha kanan 30 Sakit paha kanan 7 to Risk for Musculoskeletal Disorders-a Practical
Sakit lutut kiri 26 Sakit lutut kiri 2 Tool
Sakit lutut kanan 30 Sakit lutut kanan 2 [4] Nurmianto, Eko. 2004. Ergonomi Konsep Dasar dan
Aplikasinya. Guna Widya. Surabaya
Sakit betis kiri 25 Sakit betis kiri - [5] Santoso, Gempur 2004, Ergonomi Manusia,
Sakit betis kanan 30 Sakit betis kanan - Peralatan dan Lingkungan, Sidoarjo
[6] Sutalaksana Z. Iftikar, dkk., 1979, Teknik Tata Cara
Pada Tabel 6 dapat diketahui hasil pengukuran keluhan Kerja, TI-ITB, Bandung
pekerja sebelum dan sesudah perbaikan terjadi penurunan [7] Wignjosoebroto, S. 1995. Ergonomi Studi Gerak
jenis dan jumlah keluhan yang dirasakan oleh pekerja. Dan Waktu, Edisi Pertama,Guna Widya. Surabaya
34