You are on page 1of 12

Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p: 2338-0950

Vol 6 (3) : 194 – 205 (Desember 2017) ISSN-e: 2541-1969

Kelimpahan Mikroorganisme Tanah Pada Sistem Perkebunan Kakao


(Theobroma cacao L.)Semi Intensif Dan Non Intensif

Abundance of Soil Microorganisms On Cacao (Theobroma cacao L.)


Plantation Under Semi intensif and Non intensif Systems
Fahrunnisa Yunus*), Orryani Lambui, I Nengah Suwastika

Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Tadulako


Kampus Bumi Tadulako Jl. Soekarno-Hatta Km.9 Palu, Sulawesi Tengah 94118

ABSTRACT

Presence of soil microorganisms have role as nutrients provider for the plants. The
abundance of soil microorganisms reflects the fertility and biological characters of the soil.
This study were aimed to compared the number of soil microorganisms on both cacao
plantations system called as „‟semi intensif‟‟ and „‟non intensif‟, and predicted the number of
soil microorganisms based on total genome of soil microorganisms. This study was held on
August 2016 until March 2017. Soil samples were collected over the local cacao plantations
in Sidondo III vilage, Sigi Biromaru, Sigi District, Central Sulawesi. In this study, there were
two methods used to gain the number of soil microorganisms, based on plate count method
and total genome of the soil microorganisms. results showed that the number of soil
microorganisms on semi intensif cacao plantation system was higher than those on the non
intensif cacao plantation system. Both methods which used in this study, revealed a
significant result in numerated the number of soil microorganisms.
Key words : Cacaco Plantation, Non intensif, Plate Count, Soil microorganisms,
Semi intensif, Total genome isolation

ABSTRAK
Mikroorganisme di dalam tanah berperan sebagai penyedia unsur hara bagi
keberlangsungan hidup tumbuhan. Jumlah mikroorganisme tanah yang melimpah
menggambarkan tingkat kesuburan tanah dan sifat tanah secara biologis. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui jumlah mikroorganisme tanah pada kedua sistem perkebunan
kakao “semi intensif” dan “non intensif”, sekaligus munduga jumlah mikroba tanah
berdasarkan genom total mikroorganisme tanah. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan
Agustus 2016 sampai dengan Maret 2017. Pengambilan sampel tanah dilakukan di
perkebunan kakao rakyat di Desa Sidondo III, Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi
Sulawesi Tengah. Dalam penelitian ini dilakukan dua metode yakni perhitungan jumlah
mikroorganisme tanah berdasarkan total plate count dan isolasi genom mikroorganisme
tanah. Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah mikroorganisme pada sampel tanah dari
lahan perkebunan kakao semi intensif lebih tinggi dibandingkan pada lahan perkebunan
kakao non intensif. Selain itu kedua metode yang digunakan juga menunjukan hasil yang
signifikan pada perhitungan jumlah mikroorganisme tanah.
Kata Kunci : Miikroorganisme tanah, Perkebunan kakao, Semi intensif, Non intensif,
Plate count, Isolasi total genom

Corresponding author: "Fahrunnisa Yunus" fahrunnisa1328@gmail.com

194
Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p: 2338-0950
Vol 6 (3) : 194 – 205 (Desember 2017) ISSN-e: 2541-1969

LATAR BELAKANG memilih bibit kakao yang unggul,


menggunakan pupuk organik secara
Mikroorganisme dalam tanah
bertahap, mengurangi penggunaan
memiliki fungsi sebagai penyedia unsur
pestisida dan herbisida kimia, dan
hara, perombak bahan organik dan
pemeliharaan perkebunan secara maksimal
mineralisasi organik, memacu
sebagai usaha pertanian berkelanjutan
pertumbuhan tanaman, menjadi agen
(sustainable agriculture) (Yantu dkk,
hayati pengendali hama dan penyakit
2011), sedangkan sistem perkebunan non
tumbuhan serta mempengaruhi sifat fisika
intensif adalah sistem perkebunan yang
dan kimia tanah (Husen dkk, 2008).
pemeliharaannya masih konvensional,
Keberadaan mikroorganisme dalam
yakni menggunakan pupuk
tanah mempengaruhi kondisi lingkungan,
kimia/sintentik, menggunakan pestisida
dan bergantung pada jenis penggunaan
dan herbisida kimia dengan dosis yang
tanah dan pengelolaannya (Saraswti dkk,
tinggi, dan pemeliharaan lahan masih
2007), tanah yang digunakan dalam
kurang.
bidang pertanian harus memiliki kondisi
Jumlah dan jenis mikroorganisme
lingkungan yang baik sehingga keadaan
yang banyak di dalam tanah dapat menjadi
mikroorganisme dalam tanah dapat terjaga.
indikasi bahwa tanah tersebut subur,
Pengelolaan lingkungan akan menentukan
dengan indikator ketersediaan bahan
kemampuan mikroorganime yang dapat
organik dalam tanah tersebut cukup, suhu
bertahan hidup dan berkembang biak
yang sesuai, ketersedian air yang cukup
dalam satu ekosistem tertentu di bidang
dan kondisi ekologi tanah yang
pertanian, agar unsur hara yang diperlukan
mendukung. (Irfan, 2014). Untuk
suatu tanaman budidaya terpenuhi dengan
mengetahui jumlah mikroorganisme tanah
baik.
dapat dilakukan dua metode pendekatan
Semi intensif dan non intensif adalah
yaitu berdasarkan enumerasi dan isolasi
dua bentuk sistem budidaya dalam
total genom mikroorganisme tanah.
pemeliharaan lahan perkebunan untuk
Dari kedua metode pendekatan di
komoditi kakao. Sistem budidaya ini
atas, diharapkan dapat digunakan untuk
diterapkan di Sulawesi Tengah, tepatnya di
menduga jumlah mikroorganisme tanah,
Desa Sidondo III. Pemeliharaan lahan
sehingga dapat diketahui kelimpahan
perkebunan semi intensif ialah
mikroorganisme tanah di lahan
pengelolaan lahan perkebunan dengan

Kelimpahan Mikroorganisme Tanah Pada Sistem Perkebunan Kakao (Theobroma cacao L.)
Semi Intensif Dan Non Intensif
(Fahrunnisa Yunus dkk)
195
Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p: 2338-0950
Vol 6 (3) : 194 – 205 (Desember 2017) ISSN-e: 2541-1969

perkebunan termasuk perkebunan kakao menggunakan QiAprep Spin Miniprep Kit


yang menerapkan dua sistem perkebunan, lalu diukur absorbansinya
yaitu semi intensif dan non intenisif. sprektofotometer UV-Vis pada panjang
Penelitian ini diharapkan dapat gelombang 260 nm. Selanjutnya,
memberikan informasi ilmiah mengenai dilakukan perhitungan jumlah sel bakteri
kelimpahan mikroorganisme tanah pada menggunakan hemocytometer. Standar
penerapan dua sistem perkebunan kakao, jumlah bakteri tanah dari nilai konsentrasi
dan sebagai dasar dalam penerapan dan DNA bakteri tanah tersebut ditunjukan
pengembangan metode dalam menduga oleh kurva standar dengan persamaan y=
kelimpahan mikroorganisme tanah. bx + a, dimana y = jumlah sel bakteri, x =
besarnya nilai absorbansi bakteri, b=
BAHAN DAN METODE
kemiringan garis dan a= konstanta
Enumerasi Mikroorganisme Tanah
Perhitungan jumlah mikroorganis- Pengamatan Bakteri Tanah Secara
Mikroskopis dan Makroskopis
me pada sampel tanah yang berasal dari
Pengamatan makroskopis bertujuan
kedua lahan perkebunan kakao (Desa
untuk mengamati morfologi koloni yang
Sidondo III Kecamatan Sigi Biromaru
tumbuh pada media NA yaitu meliputi
Kabupaten Sigi. ) dengan kedalaman 5 cm
pengamatan bentuk koloni, tepi koloni,
(tanah rizosfir) sebanyak masing-masing 5
permukaan koloni, dan warna koloni.
plot. Pada metode Plate Count, dan
Pengamatan mikroskopis dilakukan
menggunakan media tumbuh Plate Count
pewarnaan Gram dan untuk melihat bentuk
Agar (PCA).
sel mikroorganisme tanah.
Metode isolasi genom menggunakan
power soil DNA isolation Kit dari MO Uji Fisikokimia Tanah
Data penunjang peneitian dilakukan
BIO, dengan panjang gelombang 260 nm
Uji fisikokimia tanah meliputi tekstur, C-
pada sprektofotometer UV-Vis.
Organik, N,P,K-Total dan pH di
Pendugaan Jumlah bakteri Tanah Laboratorium tanah dan lingkungan.
Berdasarkan Kurva Standar
Pendugaan Jumlah Mikroba
Analisis Data
Menggunakan Kurva Standar untuk Uji T taraf 5% untuk
menentukan standar jumlah bakteri tanah membandingkan antara jumlah
dalam suatu sampel DNA mikroorganisme pada sitem perkebunan
mikroorganisme tanah. Dilakukan isolasi semi intensif dan non intensif.
terhadap DNA bakteri tersebut dengan

Kelimpahan Mikroorganisme Tanah Pada Sistem Perkebunan Kakao (Theobroma cacao L.)
Semi Intensif Dan Non Intensif
(Fahrunnisa Yunus dkk)
196
Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p: 2338-0950
Vol 6 (3) : 194 – 205 (Desember 2017) ISSN-e: 2541-1969

HASIL DAN PEMBAHASAN sebanyak ±450 kg/ tahun dan pestisida


Hasil Pengamatan sebanyak ± 3 L/ tahun.
Gambaran Umum Lokasi Pengambilan
Uji fisikokimia pada sampel tanah
Sampel Tanah
dari kedua lahan perkebunan kakao.
Desa Sidondo III kecamatan Sigi
disajikan pada tabel 1.
Biromaru merupakan salah satu desa
sebagai penghasil biji kakao di kabupaten Enumerasi Mikroorganisme Tanah
Enumerasi dilakukan menggunakan
Sigi. Perkebunan kakao di desa ini
metode plate count. Hasil enumerasi
umumnya dimiliki warga lokal dan
menunjukan perbedaan jumlah koloni
dikelola secara mandiri oleh petani lokal.
mikroorganisme tanah pada kedua lahan
Berdasarkan hasil survey dan interview,
sistem perkebunan kakao (Gambar 1) Pada
Parameter Nilai Kriteria
1
Semi 2
Non
lahan semi intensif jumlah sel
intensif intensif mikroorganisme per gram tanah lebih
Tekstur : 1. lempung
Pasir (%) 43,8 5,30 2. lempung banyak dibandingkan dengan lahan
Debu (%) 39,8 73,6 berdebu
Liat (%) 16,4 21,0 perkebunan non intensif. Selain itu
C-Organik (%) 2,05 2,49 Sedang
berdasarkan hasil Uji T, jumlah
N – total (%) 0,11 0,17 Rendah
P–total 35,44 31,31 Sedang mikroorganisme tanah pada kedua lahan
(mg/100 gr)
sistem perkebunana kakao tersebut
K–total 27,54t 22,92s Sedang
tinggi
(mg/100 gr) berbeda secara signifikan pada taraf uji
pH : masam
4,84 4,48 5%.
H2O
3,49 3,58
KCL Tabel 1. Sifat fisika dan kimia tanah
pada perkebunan kakao di desa ini terdapat perkebunan kakao semi intensif dan non
intensif
dua sistem perkebunan kakao yakni sistem
perkebunan kakao semi intensif dan non ket: Sifat fisik tanah pada kedua sistem merupakan tanah
lempung. Unsur Fosfor dan Kalium pada tanah sistem
intensif. Kedua lahan pekebunan kakao semi intensif lebih tinggi dibandingan dengan pada
sistem non intesif.
tempat pengambilan sampel tanah (semi
intensif dan non intensif) berusia lebih dari Total genom mikroorganisme tanah
5 tahun dengan luas area masing-masing 1 diperoleh berdasarkan hasil isolasi dengan
hektar. Pada lahan semi intensif digunakan menggunakan Power Soil DNA Isolation
pupuk cair organik sebanyak ±20 L/ tahun Kit dan kuantifikasi dengan Nanodrop
dan pestisida sebanyak ±1 L/ tahun. Spectrophotometer (Gambar 2). Hasil
Sedangkan pada lahan non intensif, kuantifikasi pada panjang gelombang 260
digunakan pupuk urea atau poska nm menunjukkan konsentrasi total genom
mikroorganisme tanah pada lahan

Kelimpahan Mikroorganisme Tanah Pada Sistem Perkebunan Kakao (Theobroma cacao L.)
Semi Intensif Dan Non Intensif
(Fahrunnisa Yunus dkk)
197
Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p: 2338-0950
Vol 6 (3) : 194 – 205 (Desember 2017) ISSN-e: 2541-1969

perkebunan kakao semi intensif pada ke- mikroorganisme tanah di plot pengambilan
sampel tanah pada kedua lahan sistem
lima plot lebih tinggi dibandingkan
pekebunan kakao.
konsentrasi total genom mikroorganisme

Jumlah sel bakteri x


120
tanah pada lahan perkebunan kakao non
100
intensif. Analisa Uji T pada taraf 5% 80

106
60
y = 0.0937x + 8.2746
menunjukkan signifikansi antara total 40
R² = 0.9541
20
genom mikroorganisme tanah pada kedua 0
sistem perkebunan kakao. - 500 1,000 1,500
Total genom bakteri (ng)

Pendugaan Jumlah bakteri Tanah Gambar 3. Kurva Standar Hubungan Jumlah


Berdasarkan Kurva Standar Sel Bakteri dengan Total Genom Bakteri
Pembuatan kurva standar bertujuan Tanah.
ket: Persamaan yang diperoleh yakni y = (0,0937x
untuk mengetahui hubungan jumlah + 8,2746) x 106
bakteri tanah dengan total DNA, sehingga
Pendugaan jumlah sel bakteri per
jumlah sel mikroba tanah pada sampel
gram tanah dilakukan dengan menduga
dapat diduga.
jumlah sel bakteri yang terdapat pada total
Kurva standar yang menyatakan
korelasi antara jumlah sel bakteri dengan genom mikroorganisme tanah berdasarkan
total genom bakteri tanah (Gambar 3) hasil perhitungan pada persamaan (1),
ditujukan untuk merumuskan persamaan
yang digunakan untuk menduga jumlah sel hasil pendugaan jumlah sel bakteri per
bakteri tanah, pada jumlah gram tanah disajikan dalam table 2.
2.5
jumlah Mikroorganisme x1013

1.92
2
Sel per gram Tanah

1.5 1.2
1

0.5

0
semi intensif non intensif
Gambar 1. Perbandingan jumlah mikroorganisme tanah kedua lahan menggunakan tode plate
count

Kelimpahan Mikroorganisme Tanah Pada Sistem Perkebunan Kakao (Theobroma cacao L.)
Semi Intensif Dan Non Intensif
(Fahrunnisa Yunus dkk)
198
Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p: 2338-0950
Vol 6 (3) : 194 – 205 (Desember 2017) ISSN-e: 2541-1969

6000
4981

Total Genom (mg)


5000

per gram tanah


3935
4000
3000
2000
1000
0
semi intensif non intensif

Gambar 2. Perbandingan jumlah mikroorganisme tanah ke dua lahan perkebunan dengan


menggunakan metode isolasi total genom.
menunjang dan meningkatkan produksi
Tabel 2. Pendugaan Jumlah mikroba
Berdasarkan Kurva Standar tanaman kakao. Sistem pemeliharaan lahan
plot Semi Intensif perkebunan kakao menjadi salah satu
Total Genom Jumlah mikroba
Mikroorganisme per gram tanah perhatian khusus yang dilakukan para
tanah (mg) per
gram tanah petani kakao misalnya di desa Sidondo III.
1 4.836 4,6 x 108
2 5.540 5,3 x 108 Berdasarkan observasi di lapangan
3 3.700 3,6 x 108 terdapat dua sistem perkebunan kakao
4 5.188 4,9 x 108
5 5.640 5,4 x 108 yakni semi intensif dan non intensif.
plot Non Intensif
1 4.364 4,2 x 108 Sistem semi intensif ialah
2 4.088 3,9 x 108
3 3.492 3,4 x 108
perkebunan kakao dengan bentuk
4 3.928 3,8 x 108 pemeliharaan lahan perkebunan dengan
5 3.804 3,7 x 108
ket: Jumlah mikroba didaptakan dari nilai total genom pengelolaan yang lebih intens, misalnya
mikroorganisme (x), yang dimasukkan kedalam
persamaan y = (0,0937x + 8,2746) x 106 bibit kakao yang dibudidayakan
merupakan klon-klon unggul,
Pengamatan Bakteri Tanah Secara
Mikroskopis dan Makroskopis menggunakan pupuk organik secara
Pengamatan terhadap pertumbuhan
bertahap, mengurangi penggunaan
koloni isolat bakteri dari kelima sampel
pestisida dan herbisida kimia, dan rutinitas
tanah dan warna koloni, indentifikasi
pemangkasan dan pemberantasan gulma
makroskopik Bentuk, tepian, warna, dan
yang lebih terkontrol. Memperhatikan
permukaan koloni ditentukan berdasarkan
kondisi tanaman budidaya dalam
Lay (1994). dan mikroskopik Warna sel
menggunakan pupuk organik pada
bakteri ditentukan berdasarkan Madigan et
perkebunan (Subowo dan Purwani, 2013).
al., (2011).
Sistem semi intensif karena meskipun
Pembahasan
pengelolaan lebih diperhatikan, pupuk
Budidaya tanaman kakao
kimia/ sintetik masih digunakan dalam
diupayakan melalui berbagai usaha untuk
kondisi serangan hama/ penyakit yang
Kelimpahan Mikroorganisme Tanah Pada Sistem Perkebunan Kakao (Theobroma cacao L.)
Semi Intensif Dan Non Intensif
(Fahrunnisa Yunus dkk)
199
Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p: 2338-0950
Vol 6 (3) : 194 – 205 (Desember 2017) ISSN-e: 2541-1969

sangat mengganggu saat musim hujan. mikroorganisme yang tinggi dalam


Selain itu kontrol terhadap pestisida dan menghasilkan asam-asam humit di dalam
herbisida sintetik yang digunakan di tanah (Irfan, 2014). Keberadaan
sekitar lahan perkebunan ini belum dapat mikroorganisme seperti jamur akan
dihindari secara total. berkembang baik dalam segala tingkat
Sistem perkebunan kakao non kemasaman tanah, sedangkan unuk
intensif merupakan sistem perkebunan bakteri, baik bakteri nitrifikasi
yang pemeliharaannya masih tergolong berkembang biak pada pH 5,5 jika
konvensional. Pada sistem ini juga dibawah pH tersebut makan
dibudidayakan klon-klon yang dianggap pertumbuhanya akan terganggu
unggul oleh petani, namun pemeliharaan (Hardjowigeno, 2015).
lahan masih kurang diperhatikan. Dalam Kandungan C-organik pada kedua
pengelolaannya, penggunaan pupuk sampel tanah dikategorikan sedang dan
kimia/sintentik, pemberian pestisida dan kandungan unsur Nitrogen rendah. Hal ini
herbisida kimia dengan dosis yang tinggi, menandakan terjadinya proses biokimia di
dan pemangkasan serta kontrol gulma dalam tanah (Supriyadi, 2008). Bahan
belum rutin dilakukan. organik umumnya ditemukan di
Hasil uji fisikokimia tanah (Tabel permukaan tanah dengan jumlah 2-5
1) pada sampel tanah dari kedua sistem persen, jumlah ini sangat bergantung dari
perkebunan tersebut menunjukkan tekstur jenis tanah dan keberadaan
tanah pada kedua lahan perkebunan kakao mikroorganisme dalam menghasilkan
adalah tanah lempung. Tanah lempung bahan organik halus (humus)
bertekstur lembut yang berasal dari (Hardjowigeno, 2015).
pelapukan unsur-unsur kimiawi penyusun Dalam penelitian ini jumlah C-
batuan (Wiqoyah, 2006). Tekstur pori organik pada lahan non intensif sedikit
yang halus menyebabkan tanah ini lebih banyak dibandingkan semi intensif,
mempunyai kemampuan untuk dimana hasil ini kemungkinan terbesar
mengendalikan penyimpanan air. bergantung dari fisik tanah tersebut,
Kedua sampel tanah juga menurut Tangketasik (2012) tanah
dikategorikan sebagai tanah masam. Tanah lempung berdebu berkorelasi positif
yang masam disebabkan karena terhadap kandungan organik, artinya sifat
kandungan H+ dalam tanah yang lebih fisik tanah ini lebih liat, dimana tanah
tinggi dari OH-. Tingginya ion H+ juga bersifat demikian menahan air, yang
disebabkan oleh aktifitas anaerob mempengaruhi pertukanran udara yang
Kelimpahan Mikroorganisme Tanah Pada Sistem Perkebunan Kakao (Theobroma cacao L.)
Semi Intensif Dan Non Intensif
(Fahrunnisa Yunus dkk)
200
Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p: 2338-0950
Vol 6 (3) : 194 – 205 (Desember 2017) ISSN-e: 2541-1969

semakin tidak baik. Pada sistem semi menyebabkan aerasi yang lebih lancar
intensif, fiksik tanah dengan kompisisi pada tanah di perkebuanan kakao semi
pasir jauh lebih tinggi serta kompisisi debu intensif, sehingga sangat menguntungkan.
dan liat lebih rendah, hal tersebut

Kode sampel IF1B Bentuk Cocus

Warna Merah
(Bakteri gram negatif )

1. Bentuk koloni bulat


2. Tepi koloni seperti kerang 10μm
3. Warna koloni putih susu
4. Permukaan koloni cembung
Kode sampel IF2B
Bentuk Bacil
Warna Merah

(Bakteri gram negatif)


1. Bentuk koloni tidak teratur
2. Warna koloni putih susu
3. Permukaan koloni cembung
10 μm
sampel IF3B
Bentuk Bacil
Warna merah

(Bakteri gram negatif)


1. Bentuk koloni bulat
2. Tepi koloni seperti kerang
3. Warna koloni putih susu
4. Permukaan koloni cembung
10 μm
Kode sampel IF4B
Bentuk Bacil
Warna biru

(Bakteri gram positif)

1. Bentuk koloni bulat


2. Tepi koloni seperti kerang 10 μm
3. Warna koloni putih susu
4. Permukaan koloni cembung
Kode sampel IF5B
Bentuk Bacil
Warna biru

(Bakteri gram positif)

1. Bentuk koloni bulat


2. Tepi koloni seperti kerang
3. Warna koloni putih susu 10 μm
4. Permukaan koloni cembung

Kelimpahan Mikroorganisme Tanah Pada Sistem Perkebunan Kakao (Theobroma cacao L.)
Semi Intensif Dan Non Intensif
(Fahrunnisa Yunus dkk)
201
Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p: 2338-0950
Vol 6 (3) : 194 – 205 (Desember 2017) ISSN-e: 2541-1969

bagi keberadaan mikroorganisme di dalam pada medium Plate Count Agar (PCA)
tanah. Aerasi yang kurang baik (Gambar 1) menunjukkan jumlah
berpengaruh terhadap aktivitas mikroorganisme yang lebih banyak pada
mikroorganisme tanah dalam melapukkan sampel tanah dari sistem perkebunan kakao
bahan orgnik menjadi terhambat. Tanah semi intensif. Menurut Young and
yang didominasi oleh fraksi liat memiliki Crowford (2004), keberadaan
daya pegang air yang besar dan pori aerasi mikroorganisme tanah mempunyai peran
yang rendah. Keadaan yang pertukaran penting dalam ekosistem terestrial termasuk
udaranya tidak lancar atau semi anaerob diantaranya dalam siklus nutrisi,
akan berpengaruh terhadap dekomposisi pertumbuhan tanaman yang berkelanjutan,
bahan organik, yaitu bahan organik akan dan mempertahankan struktur tanah.
mengalami proses humifikasi sehingga Selain dengan menggunakan
dihasilkan senyawa-organik yang tahan metode plate count, gambaran jumlah
terhadap pelapukan mikroorganisme tanah juga dapat
Kandungan unsur Fosfor (P) dan dikuantifikasi berdasarkan total genom
Kalium (K) pada tanah dari lahan mikroorganisme tanah dengan metode
perkebunan semi intensif tergolong tinggi isolasi total genom mikroorganisme. Dalam
sedangkan pada tanah sistem non intensif penelitian ini digunakan metode isolasi
tergolong sedang. Dalam Ispandi (2003) total genom mikroorganisme untuk
sifat tanah lempung yang mempengaruhi mengkonfirmasi hasil perhitungan jumlah
unsur P dan K rendah pada tanah. sifat mikroorganisme pada metode sebelumnya.
tanah kedunanya ialah lempung namun Hal ini dilakukan berdasarkan
ketersedian P dan K yang tinggi pada lahan pertimbangan bahwa tidak semua
semi intensif disebabkan oleh mikroorganisme tanah yang diisolasi
mikroorgansime yang mengurai bahan mampu tumbuh dan berkembang dengan
organik menjadi berbagai macam unsur baik dalam medium yang disediakan.
hara makro dan mikro yang dibutuhkan Isolasi genom mikroorganisme tanah
tanaman (Husen dkk, 2008). dilakukan pada keseluruhan
Berdasarkan hasil enumerasi mikroorganisme yang terdapat dalam
mikroorganisme tanah dari kedua lahan sampel tanah.
sistem perkebunan kakao, diperoleh jumlah Menurut Saraswati dkk. (2007),
mikroorganisme yang berbeda secara faktor suhu dan pH pada media juga
signifikan. Hasil perhitungan dengan ketersediaan oksigen (beberapa
menggunakan metode isolasi plate count mikroorganisme bersifat anaerob) menjadi
Kelimpahan Mikroorganisme Tanah Pada Sistem Perkebunan Kakao (Theobroma cacao L.)
Semi Intensif Dan Non Intensif
(Fahrunnisa Yunus dkk)
202
Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p: 2338-0950
Vol 6 (3) : 194 – 205 (Desember 2017) ISSN-e: 2541-1969

faktor penentu bagi beberapa spesis bakteri tanah sangat berperan dalam
mikroorganisme. Selain itu sifat memobilisasi atau memfasilitasi
mendominasi dari beberapa penyerapan berbagai unsur hara dalam
mikroorganisme menyebabkan tanah, selain itu juga dapat mensintesis dan
mikroorgaanisme lainnya tidak mampu mengubah konsentrasi berbagai fitohormon
bersaing untuk tumbuh dan memperoleh yang memicu pertumbuhan tanaman
nutrisi pada media tumbuh. (Kloepper et al., 1991; Glick, 1995).
Hasil isolasi total genom Jumlah bakteri tanah dapat dihitung
mikroorganisme tanah dengan berdasarkan hasil isolasi bakteri tanah pada
menggunakan Power Soil DNA Isolation metode plate count, maupun berdasarkan
Kit menunjukan perbandingan nilai yang hasil isolasi total genom mikroorganisme
selaras dengan hasil enumerasi pada tanah. Kurva standar yang menyatakan
metode plate count. Total genom korelasi antara jumlah bakteri tanah dengan
mikroorganisme tanah dalam mg/g tanah konsentrasi total genom bakteri tanah,
pada sampel tanah lahan perkebunan semi dapat digunakan untuk menduga jumlah
intensif lebih tinggi dibandingkan dengan mikroba tanah.
total genom mikroorganisme tanah dari Berdasarkan hasil subtitusi nilai x pada
lahan perkebunan non intensif (Gambar 2). Persamaan (1) yang diperoleh pada kurva
Nilai tersebut nampak berbeda dengan hasil standar yaitu y = (0,0937x + 8,2746) x 106,
perhitungan jumlah mikroorganisme pada (Gambar 3) dapat digunakan untuk
metode plate count yang menunjukkan menduga jumlah mikroba per gram tanah.
perbedaan yang sangat nyata pada kedua Pada masing-masing sampel tanah di lahan
sistem perkebunan kakao. Dalam metode perkebunan kakao semi intensif dan non
isolasi DNA, sampel tanah mengandung intensif. (Tabel 2). Hasil pendugaan
humus yang tinggi sehingga mempengaruhi menunjukan bahwa 100 μl DNA setara
kemurnian DNA yang diisolasi, karena jika dengan/berasal dari 108 sel mikroba tanah.
DNA mengalami kontaminasi oleh fenol Identifikasi makroskopik dan
atau protein dan senyawa organik seperti mikroskopik dilakukan terhadap lima
asam humit, maka rasio A260/A280 akan pertumbuhan koloni bakteri tanah. Pada
menjadi lebih besar dari 2,0 atau lebih kecil pengamatan makroskopik terlihat empat
dari 1,8. (Wirajana dkk., 2013). koloni bakteri berbentuk bulat dan satu
Bakteri tanah merupakan golongan koloni berbentuk tidak teratur dengan
mikroorganisme tanah yang jumlahnya keseluruhan warna koloni putih susu dan
sangat berlimpah di dalam tanah. Beberapa permukaan koloni cembung. Hasil
Kelimpahan Mikroorganisme Tanah Pada Sistem Perkebunan Kakao (Theobroma cacao L.)
Semi Intensif Dan Non Intensif
(Fahrunnisa Yunus dkk)
203
Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p: 2338-0950
Vol 6 (3) : 194 – 205 (Desember 2017) ISSN-e: 2541-1969

pengamatan mikroskopik menunjukan Kloepper, J.W., Mahaffee, J.A., Mcinroy,


P.A., and Bacman. 1991, comparative
terdapat dua cawan dengan koloni bakteri
analysis of isolation methode for
yang tergolong sebagai gram positif dan recovering root-colonizing bacteria
from roots, p.252-255. in C. keel, B.
tiga cawan dengan koloni bakteri tergolong
koller and G. Defagos (Eds.).
sebagai gram negatif. Bentuk sel pada
Krieg, N.R., Staley, J.T.., Brown, D.R.,
kelima koloni umumnya berbentuk basil
Hedlund, B.P., Paster, B.J., Ward,
dan kokus. Salah satu dari sekian banyak N.L., Ludwig, W., and Whitman, W.B.
2010, bergey‟s manual of systematic
bakteri tanah yang berbentuk basil dan
bacteriology Volume four, 2nd Edition,
merupakan gram negatif adalah dari genus Department of Microbiology 527,
Biological Sciences Building
Azospirillum, dan yang bersifat gram
University of Georgia, USA.
positif adalah genus Bacillus. Bakteri
Lay, B.W. 1994, Analisis Mikroba di
dengan sel berbentuk bulat, bersifat gram
Laboatorium, Rajawali Press, Jakarta.
negatif diantarannya adalah dari genus
Madigan, M.T., Martinko, J.M., Stahl,
Aequorivita sesuai yang tercantum dalam
D.A., and Clark, DP. 2011, Brock
Bergey’s manual of determination Biology of Microorganisms 3thEdition.
Pearson Benjamin-Cummings. San
bacteriology (Krieg et al, 2010).
Francisco.

UCAPAN TERIMA KASIH Saraswati, R., Husen, E., Simanungkalit


Penelitian ini didanai dengan R.D.M. 2007, Pengambilan Contoh
research grand (KLN-Kerjasama Luar Tanah untuk Analisis Mikroba. In:
Negeri dan Publikasi Internasional) dan Metode Analis Biologi Tanah.
JSPS join Research program tahun 2016 Balitbang, Sumberdaya Lahan
kepada INS Pertanian, Bogor.

DAFTAR PUSTAKA Subowo, G., dan Purwani, J. 2013,


Pemberdayaan Sumberdaya Hayati
Hardjowigeno, S., 2015, Ilmu Tanah. Tanah Pertanian Ramah Lingkungan,
Akaemika Presindo, Jakarta. Litbang pert, 32(4):174-179.

Irfan, M., 2014, Isolasi dan Enumerasi Supriyadi, S. 2008, Kandungan Bahan
Bakteri Tanah Gambut Di Perkebunan Organik Sebagai Dasar Pengolahan
Kelapa Sawit PT. Tambang Hijau Tanah Dilahan Kering Madura.
Kecamatan Tambang Kabupaten Embryo, 5(2):176-183.
Kampar. Kepala Leb.Patologi,
Entomologi dan Mikrobiologi Tangketasik, A., Wikarniti, N,M., Soniari,
Fak.Pertanian dan Peternakan UIN N,N., Narka, I,W. 2012, Kadar Bahan
Riau, Agroteknologi,5(1):1-8. Organik Tanah Pada Tanah Sawah Dan
Tegelan Di Bali Serta Hubungannya
Ispandi, A., 2003, Pemupukan P, K dan Dengan Tekstur Tanah,
Waktu Pemberian Pupuk K Pada Agrotrop,2(2):101-107.
Tanaman Ubikayu Di Lahan Kering
Vertisol, Ilmu Pertanian, 10 (2):35-50.

Kelimpahan Mikroorganisme Tanah Pada Sistem Perkebunan Kakao (Theobroma cacao L.)
Semi Intensif Dan Non Intensif
(Fahrunnisa Yunus dkk)
204
Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p: 2338-0950
Vol 6 (3) : 194 – 205 (Desember 2017) ISSN-e: 2541-1969

Wirajana, IN., Yuliana, D.A., dan


Ratnayani, K. 2013, Iolasi DNA
Metagenomik Dari Tanah Hutan
Mangrove Pantai Suwung Bali,
Kimia,7(1):19-24.

Wiqoyah, Q. 2006, Pengaruh Kadar Kapur,


Waktu Perawatan Dan Perendaman
Terhadap Kuat DukungTanah
Lempung, Dinamika Teknik Sipil,
6(1):16-24.

Yantu, M.R., Sisfahyuni, Sari N. 2011,


Fungsi Produktivitas Usaha Tani
Kakao Rakyat Provinsi Sulawesi
Tengah, Agroland,18(1):57-64.

Young, I.M. and Crawford, J.W. 2004,


Interactions And Self-Organization In
The Soil-Microbe Comlex, Science,Vol
304, Issue 5677.

Kelimpahan Mikroorganisme Tanah Pada Sistem Perkebunan Kakao (Theobroma cacao L.)
Semi Intensif Dan Non Intensif
(Fahrunnisa Yunus dkk)
205

You might also like