Professional Documents
Culture Documents
Berdasarkan artikel di atas dan pemahaman yang Anda peroleh, jawablah pertanyaan berikut:
1) mengapa perkembangan akuntansi manajemen penting dalam turbulensi bisnis saat ini?
2) kaitkan akuntansi manajemen dengan etika bisnis/profesi, dan apa saja aspek inti yang
dimandatkan dalam The Sarbanes-Oxley Act of 2002!
3) perlukah akuntansi manajemen bagi organisasi sektor publik, kontribusi akuntansi manajemen
akankah mendorong corporate governance bagi organisasi sektor publik, dan isu-isu akuntansi
manajemen apa yang relevan untuk sektor publik?
4) disebutkan dalam artikel bahwa corporate governance merupakan sistem yang harus senantiasa
diarahkan dan dikendalikan manajemen, dan jika sistem ini bekerja, entitas harus menyediakan
hal. | 1
sistem insentif yang mendorong pencapaian tujuan. Dalam konteks sektor publik, sistem instentif
yang bagaimana yang tepat, jelaskan!
5) di samping sistem insentif, entitas juga harus membangun sistem monitoring kinerja yang efektif.
Dikaitkan dengan konteks sektor publik, bagaimana sistem monitoring yang efektif, dan apakah
monitoring tersebut dapat mengatasi permasalahan ―quality cost‖, jelaskan penyebab adanya
quality cost, jenis-jenisnya, dan alat manajemen apa saja yang dapat digunakan untuk
mengendalikan quality cost tersebut?
6) disebutkan dalam artikel bahwa proses menciptakan nilai (creating value) membutuhkan
pengetahuan dan keterampilan sehingga keputusan yang diambil tepat, salah satunya di bidang
perencanaan dan penganggaran. Terkait penganggaran, apa saja kelemahan penganggaran
(budgeting system) di organisasi sektor publik, dan bagaimana meningkatkan kinerja
penganggaran yang lebih baik?
hal. | 2
Untuk membangun labor standard, PT mempekerjakan konsultan engineering. Setelah studi
lengkap atas proses kerja, konsultan merekomendasikan labor standard yakni produksi satu zak
semen (ukuran besar) setiap 30 menit, atau 16 zak tiap hari setiap pekerja. Konsultan juga
menyarankan bahwa tarif upah PT di bawah tarif yang berlaku tiap Rp per jam. Wakil Presiden
(bagian) Produksi berpendapat bahwa labor standard terlalu ketat/sulit, dan berdasarkan pengalaman
kekuatan kerja, standard labor yang lebih rasional itu 40 menit per zak atau 12 zak tiap hari untuk tiap
pekerja.
Direktur Utama PT berpendapat bahwa standar harus di-set ―level tinggi‖ untuk memotivasi
pekerja dan menyediakan informasi yang memadai untuk pengendalian dan perbandingan biaya yang
rasional. Usai diskusi pro-kontra, akhirnya manajemen memutuskan menggunakan standar ganda
(dual standard). Labor standard untuk satu zak tiap 30 menit, direkomendasikan konsultan, akan
dijalankan di pabrik untuk memotivasi pekerja, sedangkan standar biaya 40 menit tiap zak digunakan
untuk pelaporan. Manajemen juga menyimpulkan untuk tidak memberi tahu pekerja adanya standar
biaya yang digunakan untuk pelaporan.
Sesi pengenalan standar baru disampaikan Wakil Presiden kepada para pekerja. Standar
baru belum akan dikaitkan dengan insentif, dan akan diperhitungkan ketika upah meningkat
Rp70.000 per jam. Standar biaya baru telah diterapkan pada 2 Januari 2014, dan statistik kinerja
pegawai menampilakan varians (angka dlm Rp000):
Keterangan Januari Februari Maret April Mei Juni
Varians didasarkan atas labor standard 31.500 U 28.000 U 38.500 U 52.500 U 59.500 U 63.000 U
(satu zak tiap 30 menit)
Varians didasarkan atas cost standard (satu zak 20.800 F 30.330 F 16.330 F 0 9.330 U 11.670 F
tiap 40 menit)
U = Unfavorable; F = Favorable
Kualitas bahan, penjadwalan pekerja, fasilitas pabrik, dan kondisi pabrik tidak berubah selama
periode enam bulan tersebut.
Diminta:
1) Jelaskan pengaruh standard costing terhadap peningkatan kinerja karyawan!
2) Jelaskan penerapan dual standard pada sistem biaya standar!
hal. | 3
Tabel 3: Anggaran dan Realisasi Biaya (Rp)
Anggaran Realisasi
Gaji manajer program (tetap) 180.000.000 180.000.000
Layanan pengecatan:
Gaji manajer (tetap) 84.000.000 84.000.000
Alat-alat dan perlengkapan (tetap) 42.000.000 45.000.000
Alat-alat dan perlengkapan (variabel) 72.000.000 68.200.000
Upah pekerja kontrak (variabel) 180.000.000 170.500.000
Penyusutan truk (tetap) 24.000.000 24.000.000
Jumlah biaya layanan pengecatan 402.000.000 391.700.000
Layanan perbaikan:
Gaji manajer (tetap) 96.000.000 96.000.000
Bahan (material) perbaikan 100.000.000 110.000.000
Alat-alat dan perlengkapan (tetap) 20.000.000 25.000.000
Alat-alat perlengkapan (variabel) 48.000.000 62.640.000
Upah pekerja kontrak (variabel) 288.000.000 313.200.000
Penyusutan truk (tetap) 30.000.000 30.000.000
Jumlah biaya layanan perbaikan 582.000.000 636.840.000
Jumlah biaya program 1.164.000.000 1.208.540.000
Mengetahui bahwa Anda sedang mempelajari Akuntansi Manajemen, khususnya terkait anggaran,
biaya standar, dan analisis varians, Kepala Unit Kesra tersebut meminta Anda untuk membuatkan
analisis yang dapat digunakan untuk mengevaluasi Program Pemeliharaan Rumah. Buatlah analisis
dan atas analisis tersebut, berikan penilaian Anda atas pelaksanaan program tersebut.
---o000o---
hal. | 4
SOAL 2
1.Biaya Tiap Jasa Menggunakan Functional Based Costing (Dasar Alokasi : Biaya Teknisi Langsung)
3.
SOAL 3B
1. LAYANAN PENGECATAN
Rp Variabel Rp Fixed Total Biaya per
KETERANGAN TOTAL INPUT TOTAL OUTPUT INPUT RATE
per Input per Input input
Anggaran 3.600 360 10,0 70.000 41.667 111.667
Realisasi 3.410 310 11,0 70.000 44.868 114.868
2. LAYANAN PERBAIKAN
Rp Variabel Rp Fixed Total Biaya per
KETERANGAN TOTAL INPUT TOTAL OUTPUT INPUT RATE
per Input per Input input
Anggaran 4.800 800 6,0 90.833 30.417 121.250
Realisasi 5.220 900 5,8 93.073 28.927 122.000
2. Perubahan penjualan
75.000 125.000
Tiket Ekonomi
Keterangan Tiket Ekskutif Total
AC
Sales 1.391.250.000 1.109.375.000 2.500.625.000
Less : Variable Expense (463.750.000) (221.875.000) (685.625.000)
Contribution Margin 927.500.000 887.500.000 1.815.000.000
Less : Direct Fixed Expense (126.000.000) (675.000.000) (801.000.000)
Product Margin 801.500.000 212.500.000 1.014.000.000
Less : Common Fixed Expense (296.350.000)
Operating Income 717.650.000
Rencana bisnis akan dijalankan karena dengan komposisi penjualan tiket seperti itu
dengan menurunkan 125 tiket eksekutif maka tetap menaikan laba
karena penurunan 125 tiket eksekutif = mengurangi Rp12.500.000 laba
namun penambahan 550 tiket ekonomi = menambah Rp27.500.000 laba dan tambahan biaya Rp8.350.000
sehingga masih terdapat keuntungan tambahan (27.500.000-12.500.000-8.350.000 = 6.650.000)