You are on page 1of 10

PERILAKU BIDAN KIA/KB DALAM PELAKSANAAN PROGRAM

PREVENTION OF MOTHER TO CHILD TRANSMISSION (PMTCT)


DI RUMAH SAKIT HAJI KOTA MEDAN TAHUN 2013

Vonny Syarah¹; Syarifah; Tukiman²


¹Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
²Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara, Medan,20155,Indonesia
Email : vonnysyarah@rocketmail.com

Abstract
The spread of HIV/AIDS in Indonesia is very fast . Currently there is no province in Indonesia that
is free of HIV. PMTCT is an effort to prevent HIV transmission from mother to baby and an
effective strategy to cover a broad spectrum, not only the housewives, but also to prostitute, female
using injecting drug, migrant workers and others. In Medan there are two hospitals that serve
governments PMTCT program. On observations found only 1 midwife who trained in PMTCT
programs . The purpose of this study is to describe the behavior of midwives in the implementation
of the PMTCT program (Prevention of Mother to Child Transmission) at Haji Hospital in Medan at
2013.
This is a descriptive study with a qualitative approach using in-depth interviews to determine the
behavior of midwives in the implementation of PMTCT (Prevention of Mother to Child
Transmission) at Haji Hospital in Medan at 2013. Results showed midwives knowledge are still low
about PMTCT (Prevention of Mother To Child Transmission) program. Midwives attitude positive
outlook where midwives do not discriminate patients. Action of midwives in the face of patients
didn’t match with the guidebook of PMTCT program. For thatis expected to the hospital to
evaluatiate, train, and sosialize the PMTCT program, which is management of HIV infection and
antiretroviral therapy for children, adolescent and adults, to assisting patient of PMTCT, and
support to patient of PMTCT. Midwives is also espected to read and seek for more information
about PMTCT.

Keywords : Behavior, Midwives and PMTCT

Pendahuluan Selama lima tahun terakhir ini, laju epidemi


Salah satu penyakit menular seksual HIV di Indonesia tercepat di lingkungan
AIDS masih menjadi perbincangan utama ASEAN, hal ini diungkapkan UNAIDS dalam
dalam permasalahan global. HIV-AIDS laporannya HIV in the ASIA and the Pacific
merupakan masalah kesehatan yang sangat “Getting to Zero”, pada tahun 2011
erat kaitannya dengan berbagai isu sosial- (UNAIDS, 2011).
budaya. Epidemi HIV dapat menimbulkan Sejak pertama kali ditemukan tahun
kematian disegala usia di negara-negara 1987 sampai dengan september 2012, kasus
berkembang, termasuk Indonesia. HIV-AIDS tersebar di 341 (71%) dari 497
Berdasarkan case report United kabupaten/kota diseluruh (33) provinsi di
Nations Programme on HIV-AIDS (UNAIDS) Indonesia. Menurut laporan perkembangan
tahun 2011 jumlah orang yang terjangkit HIV HIV-AIDS Kementrian Kesehatan Indonesia
didunia sampai akhir tahun 2010 terdapat 34 hingga September 2012 tercatat 92.251 kasus
juta orang. 5 juta penderita HIV-AIDS ada di HIV dan 39.434 kasus AIDS (Kemenkes,
kawasan Asia Pasifik yang merupakan urutan 2012). Pada tingkat perseorangan, dua dari
kedua terbesar di dunia setelah Afrika Selatan tiga anak yang terinfeksi HIV melalui
(UNAIDS, case report 2011). World Health tranmisi prenatal akan mengidap AIDS dalam
Organization (WHO) juga melaporkan bahwa 12 sampai 15 bulan.
pada tahun 2011 terdapat 3,5 juta orang di
Asia Tenggara hidup dengan HIV-AIDS.
Saat ini provinsi Sumatera Utara kasus pasien yang gagal di follow up
menduduki peringkat ke tiga untuk jumlah (Jamalludin,2013).
kasus HIV tertinggi yaitu 5.935 kasus Rumah Sakit yang merupakan
(Laporan Kementrian Kesehatan, 2012). Kota rujukan layanan PMTCT belum semua
Medan sendiri dilaporkan sebagai daerah melakukan penatalaksanaan medis dan
paling banyak terdapat kasus HIV-AIDS yaitu manajemen yang baik kepada perempuan
3.410 kasus. Walaupun faktor resiko terbesar terinfeksi HIV meski Rumah Sakit
dari Heteroseksual sebanyak 2.198 kasus, berkewajiban memberi pelayanan kesehatan
namun faktor resiko prenatal (dari ibu ke yang aman, bermutu, anti diskriminasi, dan
anak) sudah mencapai 56 kasus (Mardohar efektif dengan mengutamakan kepentingan
KPA, 2012). pasien sesuai dengan standar pelayanan
Upaya mencegah penularan HIV dari Rumah Sakit. Beberapa ketidaksesuaian
ibu ke bayinya atau yang dikenal dengan layanan dan pelanggaran HAM disinyalir
Prevention of Mother to Child Transmission terjadi meski tidak dilaporkan kepada
(PMTCT) merupakan strategi yang efektif lembaga hukum secara formal. Kasus-kasus
dan mencakup spektrum yang luas, tidak tindakan medis yang tidak mengacu pada
hanya kepada ibu rumah tangga, namun juga pedoman, akses yang relatif sulit dan mahal,
kepada perempuan pekerja seks, perempuan praktek sterilisasi yang seolah dipaksakan,
pengguna narkoba suntik, buruh migran dan serta diskriminasi oleh tenaga medis menjadi
lain sebagainya dengan memperhatikan HAM tantangan dalam akses dan mutu layanan
dan layanan yang sensitif gender. Program PMTCT (IPPI, 2012).
pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi
mempunyai dua tujuan yaitu: (1) untuk Perumusan Masalah
mencegah penularan HIV dari ibu ke bayi, Bagaimana Perilaku Bidan KIA/KB
karena 90% penularan infeksi HIV pada bayi dalam Pelaksanaan Program Prevention of
disebabkan penularan dari ibu dan hanya Mother to Child Transmission (PMTCT) di
sekitar 10% yang terjadi karena proses Rumah Sakit Haji Kota Medan tahun 2013.
transfusi, (2) mengurangi dampak epidemik
HIV terhadap ibu dan bayi (Modul Pelatihan Tujuan Penelitian
PMTCT, 2008). untuk mengetahui gambaran perilaku
Bidan sebagai ujung tombak bidan KIA/KB dalam pelaksanaan program
pelayanan kesehatan ibu hamil, kelahiran dan Prevention of Mother to Child Transmission
pemeliharaan kesehatan ibu dan anak, (PMTCT) di Rumah Sakit Haji Kota Medan
memiliki peran cukup strategis dalam upaya tahun 2013.
menekan laju pertumbuhan penyakit HIV-
AIDS di antara kelompok masyarakat Tujuan khusus penelitian ini adalah:
pengunjung Puskesmas dan Rumah Sakit a. Untuk mengetahui pengetahuan bidan
terutama pada pelayanan KIA/KB. Para bidan tentang program PMTCT di Rumah Sakit
di latih agar memiliki pengetahuan tentang Haji Kota Medan tahun 2013.
pencegahan transmisi HIV-AIDS dari ibu ke b. Untuk mengetahui sikap bidan terhadap
bayi (Jamalludin, 2013). program PMTCT di Rumah Sakit Haji
Berdasarkan suvei pendahuluan yang Kota Medan tahun 2013.
telah dilakukan, Rumah Sakit Haji merupakan c. Untuk mengetahui tindakan bidan dalam
tempat percontohan untuk layanan PMTCT proses pelaksanaan program PMTCT di
(Prevention of Mother to Child Transmission) Rumah Sakit Haji Kota Medan tahun
pertama kali tahun 2005. Jumlah kasus HIV- 2013.
AIDS yang sudah ditangani Rumah Sakit Haji
hingga tahun 2013 mencapai 369 kasus dan Metode Penelitian
ada 33 orang yang sudah meninggal. Dari 369 Penelitian ini merupakan penelitian yang
kasus HIV-AIDS 90 diantaranya telah bersifat deskriptif dengan pendekatan
mengikuti program PMTCT. Namun ada 4 kualitatif yang menggunakan metode
wawancara mendalam (indepth interview).
Penelitian ini berlokasi di Rumah Sakit Haji 3 Kami selain bu Alma kurang paham tentang,,apa
tadi,,,PMTCT karena memang tidak pernah ikut
kota Medan. Waktu penelitian di mulai pada pelatihan,,paling ya bu Alma yang sering
bulan Februari - September tahun 2013. ngomong kalau udah ada pasien HIV.
Informan adalah bidan KIA/KB di ruangan 4 Tau gitu aja sih, kadang dengar-dengar gitu juga
dari Bu Alma,,dia kan udah senior, dia juga yang
bersalin dan pihak-pihak yang terkait dalam ditunjuk rumah sakit sebagai bidan PMTC. Ya
program PMTCT. kami-kami ini tunggu di perintah aja,,,kadang pas
Data primer diperoleh dengan cara ada pasien HIV, dia kasih penjelasan.
5 Ada aku baca buku, tapi tak pala tau lah,,paling
melakukan wawancara mendalam (indepth denger dari yang lain aja.
interview). Data sekunder diperoleh dari 6 Sebetulnya kok pelatihan khusus itu ga ada, cuma
memang pernah kami itu di Adam Malik sekali
bagian administrasi klinik VCT Rumah Sakit ikut pelatihan itu 1 hari mengenai jejaring aja,
Haji Medan. maksudnya
jejaring misalnya nanti disini ada HIV nah kita
tahu,,kerja samanya mungkin gitu la ,,itu aja ,,tapi
Hasil dan Pembahasan kalau yang kayak gini ya tentang PMTCT nya ga
tau ,,tapi banyak baca atau apa gitu terus tanya-
Matriks 4.1. Karakteristik Informan tanya tentang PMTCT,,ya kan dibimbing sama
orang kepala perawatan la,,orang itu yang khusus
N
Nama Umur
J
Pendidikan
Lama itu kan ,,orang itu pelatihannya udah ini,,kalau
o K Tugas saya ga ada,,tapi kalau Alma udah karena basic
dia bidan,,kalau saya perawat .
1 Informan 1 46 P D-IV Kebidanan 21
7 Saya pertama konselor untuk VCT tahun 2004
2 Informan 2 44 P D-IV Kebidanan 20 nah untuk PMTCT sendiri setelah pemerintah
membuka ini kita kan ada di undang untuk ikut
3 Informan 3 40 P D-III Kebidanan 18
pelatihan itu yang di Jl. Kapten Sumarsono
4 Informan 4 38 P D-III Kebidanan 18 Medan.
Selain itu sering baca buku,,pengalaman pasien-
5 Informan 5 43 P D-IV Kebidanan 20
pasien yang disini, sering sharinglah dengan
6 Informan 6 49 P D-III Keperawatan 21 8 petugas lain
Saya pernah beberapa kali ikut pelatihan bersama
7 Informan 7 48 P S-1 Keperawatan 21
Dr. Jamal dan Ibu Suryani, baca buku juga.
Dokter Spesialis Kadang pengalaman pasien juga jadi referensi
8 Informan 8 50 L Obsetri dan 23
ginekologi
saya.
Berdasarkan hasil penelitian umur Berdasarkan hasil wawancara, 3 orang
informan bervariasi antara 38 – 50 tahun, informan mengatakan mengikuti pelatihan
dimana ditemukan semua golongan umur khusus PMTCT, 5 orang informan
tersebut adalah orang-orang yang dipercaya mengatakan tidak pernah ikut pelatihan. 3
untuk melaksanakan program PMTCT. Dari 8 orang informan menyatakan sumber informasi
orang informan, 6 orang berjenis kelamin lainnya adalah buku, 7 orang mengatakan
perempuan dan 1 orang berjenis kelamin laki- memperoleh dari petugas lain, dan 2 orang
laki. Penelitian ini menunjukkan pasien informan mengatakan memperoleh dari
PMTCT lebih terbuka dengan sesama pengalaman pasien.
perempuan dibandingkan laki-laki. Hasil Notoadmodjo (2003) dalam Eric
penelitian juga menunjukkan latar belakang Damanik (2011) mengatakan informasi yang
yang berbeda serta lama tugas informan dapat diperoleh dari berbagai sumber akan
mempengaruhi pengetahuan, sikap dan mempengaruhi tingkat pengetahuan
tindakan informan terhadap pasien terutama seseorang. Bila sesorang banyak memperoleh
pasien program PMTCT. informasi maka ia cenderung mempunyai
pengetahuan yang lebih luas.
Matriks 4.2. Sumber Informasi Informan tentang
program PMTCT Mariks 4.3. Pengertian PMTCT
Informan Pernyataan Informan Pernyataan
1 saya ikut pelatihan itu udah 3 kali , tapi udah 3 1 Pencegahan HIV-AIDS dari ibu ke bayinya
tahun yg lalu ya, 2010 gitu..pokoknya 3 tahun atau anaknya, itu kan,,, kan HIV itu bisa
belakang ini belum ada lagi. Cuma disitu aku menular lewat cairan itu lah yang sampe hamil
dapat informasi PMTCT, eh tapi ada lah sekali- terus kena anaknya.
sekali tanya-tanya petugas lain yang lebih paham. 2 Ya yang saya tau ya biar anak nya ga kena HIV
2 Ooo,,ya paling dari Ibu Alma,,kan kalau disini dari ibunya.
bisa dibilang dia kepala ruangan dan dia yang kasi 3 Apa ya? Kepanjangannya lupa saya ..pokoknya
tau kami pas ada pasien HIV, kalian begini begini itu program biar bayinya ga kena HIV bawaan
ga boleh gitu.. ya gitu aja dari ibunya.
4 Hmm saya kurang paham tapi yang saya dengar 7 Oo,,,itu yang prong PMTCT itu,,awal nya
itu kan pencegahan terhadap bayi biar ga kena seharusnya pencegahan pada wanita usia
HIV dari si ibu,,,itu ya? reproduktif tapi disini karena lanjutan jadi
5 Kalau pmtct itu kan biar anak nya tidak tertular dimulai 2 prong terakhir, itu berdasarkan
HIV dari orang tuanya..itu mungkin ya.. pengalaman disini ya..jadi dimulai dengan
6 Pencegahan penularan HIV-AIDS dari ibunya VCT,,dia di konseling kedua pasangan kalau
ke bayinya... bisa mereka dicegah untuk hamil..nah itu
7 PMTCT itu kan pencegahan penularan HIV- program pertama, selanjutnya jika mereka tetap
AIDS dari ibu positif ke anaknya,,ya ibunya di ingin punya anak mereka tu kan sama-sama dia
konseling dulu,,baru nanti ke dokter obsgin dan belum tau ya kan dengan virusnya, CD4 nya
seterusnya,,itu pencegahannya dimulai dari berapa jadi dia tetap menggunakan kondom
wanita usia produktif, tapi rumah sakit ini kalau berhubungan. Itu untuk tidak terjadi
tindakan lanjutan jadi pencegahannya dimulai penularan antara istri dengan suami kan gitu.
dari wanita yang sudah atau diduga terinfeksi. Jadi agar tidak menularkan ke anak periksa
8 Program yang ditujukan untuk menghentikan juga CDR..gitu... jadi dia harus tetap minum
penularan HIV-AIDS dari ibu hamil ke bayi obat meskipun nilai CD4 nya tinggi dia harus
yang dikandungnya,, yaa saya juga tidak terlalu minum obat kalau seandainya dia hamil untuk
paham detailnya, yang jelas kalau si ibu positif menghindarkan terjadinya itu. Lalu ada
mau melahirkan disarankan ya pemberian profilaksis waktu hamil, lalu
seksio,,kebetulan saya dokternya, jadi itu ya melahirkan dengan sexio itu anjuran ya,,tapi
mungkin saya ikut terlibat di program memang selama ini belum ada yang melahirkan
ini,,hahahaa,,kalau soal test atau lainnya normal. Terakhir adalah pencegahan
mungkin bagian VCT yang lebih tau. bayinya,,kan bayi waktu lahir langsung diberi
Berdasarkan pernyataan informan, ARV dan si ibu diberi pilihan untuk
memberikan PASI..(pengganti ASI),,kami juga
peneliti memandang bahwa informan yang selalu memberikan dukungan kepada si ibu,
berlatang belakang bidan dan perawat yang bayi dan keluarganya. Karena ini yang paling
belum mendapatkan pelatihan tentang penting kan gitu,,,
8 Yang saya tau kalau ibu nya sudah kena berarti
PMTCT kurang memahami pengertian yang harus dicegah adalah penularan terhadap
tentang PMTCT sehingga mereka memberi bayinya, jadi si ibu selama hamil harus selalu
jawaban dengan ragu-ragu. kontrol ke saya dan saya juga memberikan
konseling juga menyarankan untuk terus
Kementrian Kesehatan Republik minum obat,,,
Indonesia dalam buku Pedoman Nasional Peneliti memandang bahwa program-
PMTCT mengemukakan bahwa PMTCT program dari PMTCT ini belum
(Prevention of Mother To Child Tranmission) tersosialisasikan dengan baik terutama kepada
merupakan program untuk menghentikan bidan dan perawat yang memiliki peranan
penularan HIV-AIDS dari ibu hamil ke bayi yang juga sangat penting dalam pelaksanaan
yang dikandung, dimulai dari pencegahan PMTCT. Kurangnya pemahaman bidan
penularan HIV-AIDS untuk kelompok usia tentang PMTCT terlihat jelas dari jawaban-
produktif tinggi hingga pemberian dukungan jawaban informan yang merupakan bidan
psikologis serta sosial pada ibu dan bayi KIA/KB pada matriks 4.4 yang sebagian
pengidap HIV-AIDS. besar tidak dapat menyebutkan program –
program dalam PMTCT. Seharusnya sesuai
Matriks 4.4. Program- program dalam PMTCT
Informan Pernyataan
pedoman PMTCT yang ada, beberapa
1 Aku ga pernah baca,,,gimana tu,,,dulu ada lah program-program PMTCT merupakan
dijelaskan waktu pelatihan tapi aku udah lupa cakupan pelayanan KIA/KB. Tentunya dalam
kan udah lama juga, maunya kan tiap tahun ada
lagi itu pelatihan.
hal ini bidan KIA/KB sangat berperan
2 Apa ya?? Hehe ga tau ya,,karena saya kan tidak penting.
pernah ikut pelatihan
3 Ga tau...karena kami ga pernah ya ikut Matriks 4.5. Alur program PMTCT yang diketahui
pelatihan kayak bu Alma Informan
4 Ga pernah baca saya...saya ya tau HIV itu ya Informan Pernyataan
denger-denger kalau program-program itu ga 1 Kalau aku memang ada disini, tapi masuknya di
tau la, ga ngerti. ruangan keperawatan PMTCT yang di depan.
5 Mungkin ya pencegahan ibu ke anak itu kali ya, Nanti kalau ada pasien tapi mereka ga sempat
ga tau saya,,coba tanya bu Alma..dia kan bidan waktunya untuk melayani pasien baru kami
PMTCT nya. dipanggil,,karena kami khusus untuk diruangan
6 Kurang tau saya. Kan gimana ya,,yang saya KIA ini aja.
bilang tadi itu ya kami hanya tinggal menerima Dari ruang PMTCT yang disana pasien di oper
bayi dan langsung diberi obat ARV dan ke saya ..
imunisasi. ya kami sesuai instruksi,, kalau katanya mau
operasi tetap kami siapkan persiapan layanan
untuk operasi. Kami pun mengikuti instruksi mereka dan mendapatkan instruksi dari
dari dokter di ruang operasi, kan dia
kepalanya.Ya kami membersihkan pasien,
kepalanya. Peneliti memandang bahwa
memberi obat , gitu.. kurangnya pengetahuan informan terhadap
Inilah kalau lanjutannya,,,kurang tau saya kan pertanyaan juga berkaitan dengan sumber
bukan kami lagi lanjutannya…
2 Ga tau saya yang kami disni kadang pasien itu
informasi yang terbatas yang diterima oleh
datang terus dikasi tau bu alma itu pasien HIV sebagian informan terutama yang berlatang
nah kami siap-siap deh APD nya,,biasanya pun belakang bidan.
pasien yang udah mau dioperasi jadi kami ikut
ke ruang operasi sesuai piket,,itu aja,,,kalau
awalnya kali ga tau ,, Matriks 4.6. Sejauh mana keberhasilan program PMTCT
3 Wahh ga tau saya...yang jelas kami terima terhadap kejadian HIV-AIDS di
aja,,,nanti kan ada pengantarnya dari klinik Rumah Sakit Haji hingga tahun 2013
VCT Informan Pernyataan
4 Ga tau saya alurnya...mungkin dari klinik VCT 1 Yang hasil tesnya negatif bayinya berarti
gitu ya... berhasil programnya, kan gitu...
5 Ahh ga tau lah alur-alur itu,,yang jelas kalau 2 Kalau anaknya atau kami dsini tidak tertular ya
ibu positif mau melahirkan melapor dulu kesini berarti berhasil.
kami yang dapat giliran piket mendampingi di 3 Asal anaknya sehat-sehat aja ya berarti
ruang operasi sesuai instruksi bidan dan dokter. berhasil,,lagian langsung dikasi obat. kalau
6 Kalau alurnya,, aku ga ini kali lah alurnya , angkanya ga tau saya, karena angka itu kan ada
karena gini ikutnya kami di PMTCT itu kan di bagian administrasi, coba aja tanya kesitu
karena ada itu pasien HIV disini ikutlah kami 4 Selama ini mungkin berhasil programnya.
disitu. Ya kalau ada pasiennya HIV kalau 5 Rata-rata berhasil itu yang saya dengar,,,,
ibunya dirawat disini. Bayinya belum tentu 6 Kita kan ga bisa evaluasi ya ,,karena dia
terinfeksi ya kan,,ya kita tau ya gitu alur nya nantikan lanjutannya sudah berobat jalan ,,ga
Jadi dari IGD lah dia masuk ini,,dari IGD ke ada kesini lagi ,,jadi tugas kami disini hanya
ruang bedah sexio , baru lah kemari. Cuma merawat bayi. Cuma memang kalau memang
memang kayak mana rantainya dari awal ga dia nanti ibunya, pokoknya itu semua nanti ke
tau,,ga terlalu ini kali lah sama PMTCT VCT , nantinya gimana , obat bayinya juga.
7 Kan gini, pasien yang datang ke saya itu yang 7 Selama yang kita bantu semuanya hampir rata-
belum hamil, disitu lah saya beri pasien dan rata dari tahun 2005 berhasil semua…
suaminya konseling tentang PMTCT itu jika keberhasilannya cukup baik ..karena kebetulan
mereka ingin punya anak. Jika sudah hamil, di tempat kita baru inilah 3 yang belum
nah Pasien datang ke poliklinik poli obgins aa diperiksa apakah berhasil atau tidak karna
dia harus aa apa.. konsul dengan dokter Obgin. belum cukup bulannya.
Kalau untuk VCT nya kan untuk pengobatan 8 Menurut saya keberhasilannya itu cukup tinggi
virusnya di CST. Itu aja sebenarnya alurnya ga apalagi jika semua pasiennya patuh mengikuti
sulit. alur program ini.
Ya itu tadi kan PMTCT kan dokter obgin nya Dalam teori Bloom menyebutkan
udah disitu dia, nanti dia dapat konselingnya bahwa ketika seseorang itu telah mampu
dari dokter obgin. Nah kalau peran bidan
dengan perawat disaat mereka nanti sudah melakukan justifikasi terhadap suatu objek
melahirkan kan rata-rata dengan sexio itu juga maka ia sudah dalam tahap evaluasi dimana
merupakan program pencegahan ya kan? Ya para informan sudah bisa memberikan
pencegahan ,setelah itu perawat di PMTCT,
dia kan merawat bayinya. Bayinya kan juga penilaian terhadap program PMTCT.
harus sudah dapat obat dan perannya disitu Walaupun ada 1 orang informan yang belum
juga bekerja sama dengan dokter anak, dapat menilai program tersebut.
bidannya untuk merawat ibu nya.
bidan juga boleh konseling asal dia mengerti
tentang Matriks 4.7. Tanggapan informan terhadap pasien
PMTCT ,kan gitu kan .. jadi dia boleh Informan Pernyataan
konseling , untuk pemeriksaan itu kan 1 Kalau aku semua pasien itu ya sama aja,,ga ada
semuanya harus di konsulkan lagi ke dokter dibeda-bedakan
untuk PCR jadi disini ada kerja sama dengan 2 Sama saja semua pasien itu menurut saya.
dokter..nahh gitu ,,konseling nya boleh bidan . Maksudnya mau dia terinfeksi HIV atau tidak
8 Pasien itu datang mendaftar di klinik VCT,,,nah ya diperlakukan sama saja.
setelah itu saya yang memberi konseling,,atau 3 Ya kalau pasien nya datang baik-baik,,kami
bisa juga konselor VCT lainnya,, juga perlakukan biasa aja,,ya apa yang
setelah itu lihat perkembangan pasien baru lah diperlukannya kami bantu dan selama ini
dilakukan tindakannya. Sampai dia nanti mereka baik-baik saja
melahirkan dengan sexio,,,begitu... 4 Pasien macam-macam yang datang, tapi rata-
rata baik semua.
Berdasarkan pernyataan di atas, tidak 5 Ya,,gimana ya, pasien yang datang itu ya beda-
semua informan yang mengetahui tentang beda sikapnya tapi kami selalu mencoba untuk
bagaimana alur dari PMTCT. Mereka hanya tetap ramah kok.
tahu ketika pasien sudah ada di ruangan
6 Ya karena pasien kami bayinya,,ya sehat sih. PMTCT. Walaupun pada dasarnya mereka
Terkadang ada juga ibu nya yang dirawat disini
tapi tu yang ambil kelas 1.
masih belum paham tentang program tersebut.
7 Kondisi pasien yang datang sehat. Karena
mereka tau ya saya di konseling jadi sikap Matriks 4.9. Tanggapan informan tentang peranan bidan
mereka ya biasa aja karena sebelum mereka KIA/KB dalam pelaksanaan program
cerita saya katakan rahasia terjaga dan saya PMTCT
akan ikuti kemauan pasien tidak ada paksaan. Informan Pernyataan
8 Beda-beda kondisi atau sikap pasien yang 1 Hanya untuk menjelaskan e,,e..e. gimana
datang kesini, walaupun begitu prinsip saya, ya penularan ke tempat lain lah gitu, penularan
harus melayani dan melakukan tugas saya pada orang lain kan gitu, terus terapi
dengan baik siapapun mereka. pengobatannya.. ya jangan lupa makan obatnya
Menurut Notoadmodjo, sikap 2 Setau saya peran bidan ga banyak kali..ya
karena memang jarang sekali pasiennya, dan
merupakan kecenderungan dan kesediaan kalaupun ada paling yang banyak komunikasi
untuk bertindak dan disertai dengan perasaan- orang VCT.
perasaan yang dimiliki oleh individu tersebut. 3 Gimana ya saya sebagai bidan merasa kurang
berperan di program ini karena kami sendiri
Dengan dasar pengetahuan dan pengalaman bidan biasa ya kami ikut kadang di ruang
masa lalu maka timbul sikap dalam diri operasi.
manusia dengan perasaan-perasaan tertentu, 4 Peranannya ya ketika di ruang operasi kali.
5 Di ruang anak mungkin setelah sexio disitu
dalam menanggapi suatu objek yang peranan bidan.
menggerakkan untuk bertindak. 6 Kurasa kok dia denger tentang PMTCT itu
Peneliti memandang sikap yang baik denger sih denger cuma ya seperti yang saya
bilang tadi, dia taunya ya merawat pasien bayi
dari sesorang akan membuat orang lain HIV ini.. gitu..kalau untuk pelatihan-pelatihan
merasa nyaman. Seperti pada keterangan itu ga ada
informan yang bertugas di konseling. 7 Bidan juga boleh konseling asal dia mengerti
tentang PMTCT ,kan gitu kan .. jadi dia boleh
konseling , untuk pemeriksaan itu kan
Matriks 4.8 Tanggapan informan terhadap program semuanya harus di konsulkan lagi ke dokter
PMTCT untuk PCR jadi disini ada kerja sama dengan
Informan Pernyataan dokter..nahh gtu ,,konseling nya boleh
1 Bagus,,kan terlihat dari keberhasilannya dan bidan,,ya disitu peranan bidan.
semuanya juga berkat kepatuhan pasien. 8 Bidan itu peranannya ketika di ruangan operasi
2 Cukup baik ya,,untuk menngurangi HIV-AIDS dan diruangan anak.
3 Cukup bagus dalam membantu masyarakat. Ya
itu kan emang bagus programnya, kan gara-
Berdasarkan hasil penelitian beberapa
gara itu kalaupun ibunya HIV anaknya kan ga orang informan mengatakan peran bidan tidak
tertular. Tapi saya memang tidak pernah cerita- terlalu banyak di program PMTCT, hanya
cerita sih sama masyarakat tentang program ini.
saya sendiri aja tidak paham.
untuk menjelaskan bagaimana penularan ke
4 Bagus ya programnya, tapi sayang pemahaman tempat lain, penularan pada orang dan terapi
kami ga dalam kalau bisa kan program ini pengobatannya. Informan lain mengatakan
dipahami semua terutama bidan yang berkaitan
secara langsung....
informan mengatakan peranan bidan itu di
5 Menurut saya,,bagus bagus aja,,karena belum ruangan operasi dan saat melakukan
ada yang complain dari pasien, waktu saya konseling.
yang jaga juga ibu dan bayinya kan selamat
berarti itu bagus kan..
Peneliti berasumsi berdasarkan
6 Yaa,,cukup baik lah untuk pencegahan HIV ke pernyataan informan yang kebanyakan juga
bayinya... berprofesi sebagai bidan bahwa kurangnya
7 Layanan ini sangat berguna ya, apalagi kalau
untuk memberi dukungan orang yang sudah
peranan bidan dalam pelaksanaan program
terinfeksi, sehingga orang yang terinfeksi bisa PMTCT karena informasi serta pembagian
lebih terawat, lebih memiliki semangat untuk tugas yang tidak merata, selain itu karena
terus berjuang dan terutama mendapatkan
pilihan untuk tetap menjadi seorang ibu.
pengetahuan bidan yang rendah. Selain itu
8 Program yang cukup bagus ya,,,para ibu jadi sosialisasi program yang kurang kepada bidan
memiliki harapan untuk mendapatkan bayi di layanan KIA/KB sehingga mereka tidak
yang sehat...
begitu memahami perannya di program
Menurut keseluruhan informan hasil PMTCT.
yang diperoleh dari melakukan program
PMTCT bernilai positif dimata informan, Matriks 4.10. Tanggapan informan terhadap pasien yang
sehingga informan dapat memberikan telah terinfeksi HIV-AIDS
pendapat yang cukup baik tentang program Informan Pernyataan
1 Oo biasa sama aja dengan pasien yg lain pasien
yg postif ataupun ga ,,paling nanti ke bidan lain
itu saya bilang ada pasien HIV,,kalian gini gini Konselor bersedia meluangkan waktu
ya,,,gitu,,ya kami disini berusaha tidak
membedakannya.
yang tiada batas agar pasiennya tetap
2 Rasa takut ada lah ya,,tapi ibu Alma selalu mempercainya sehingga pasien mau
memperingatkan kami, jadi ya tidak masalah melakukan program dengan teratur.
3 Agak takut aku ya, tapi berusahalah bersikap
sewajarnya. Gimanapun juga dia pasien kami.
Sedangkan bidan hanya sampai pada tindakan
4 Kebetulan saya ketemunya ya di ruang operasi respon terpimpin (guided response) dimana
karena waktu itu giliran piket saya ya,,,jadi ya bidan melakukan tindakan sesuai urutan yang
hati-hati aja pake APD yang lengkap,,,
5 Takut tertular sih ada, tapi kami selalu waspada
benar atau sesuai instruksi yang ada.
dan menggunakan APD kan sudah di
peringatkan terlebih dahulu. Matrik 4.12. Interaksi bidan dengan pasien dalam
6 Gimana ya,,,kan kami ini di perawatan pelaksanaan program PMTCT
anak,,jadi pasien kami itu anaknya,, ya jarang Informan Pernyataan
sih anaknya yang tertular karena kan langsung 1 Aku bidannya ya ga ada masalah ya dengan
diberi obat, walaupun pernah ada 1 atau 2. pasien karena aku kan bilang tadi pasiennya ga
7 Ya harus bersikap biasa saja,,mereka datang ada yang kaku ya mereka kadang sharing.
kesini kan mereka membutuhkan bantuan, ya 2 Saya jarang jumpa pasiennya dan jarang cerita
kami harus membantu. kami tidak pernah juga sih,,
mendiskriminasi mereka. kami biarkan mereka 3 Kalau sama pasien HIV nya ya ga gimana-
bercerita sesuai keinginan mereka, dari cerita gimana ,,biasa aja ga terlalu banyak
itu lah nanti kami menindak lanjuti pasien, komunikasi karena kalau diruang bersalin ini
tetap semuanya rahasia. bidan PMTCT nya kan bu Alma jadi dia lah
8 Hahaa,,sudah biasa saya,,,udah lama saya yang komunikasi itu pun jarang pasiennya
bergerak dibidang ini, jadi tidak dibedakan 4 Saya ga pernah berinteraksi langsung ya, paling
pasien yang biasa atau yang terinfeksi..yang setelah dari ruang bedah bayinya yang saya
penting kita selau hati-hati . bawa ke ruang perawatan.
Pelaksana program yang profesional 5 Yaa baik-baik aja ya,,bagus,,ga ada masalah
6 Kayaknya baik-baik aja ya,,,
tidak boleh menunjukkan rasa tidak suka, 7 Bidan melakukan tugasnya terhadap pasien
takut, ataupun jijik terhadap ODHA. Mereka dengan baik ya, belum ada keluhan dari pasien
harus bersikap positif dan memberikan tentang bidannya kan gitu, lagian mereka lebih
sering interaksi nya disini dari pada di ruang
dukungan psikososial yang baik terhadap bidan.
ODHA, karena pelaksana program PMTCT 8 Yang saya lihat ya bidan melakukan tugasnya
memiliki peran yang sangat penting terhadap dengan baik,,begitu juga terhadap pasien,,
pengobatan dan terapi antiretroviral (ARV) Peneliti memandang bahwa interaksi
yang akan dijalani oleh ODHA. Namun bidan dengan pasien tidak terlalu sering
peneliti memandang bahwa beberapa karena memang pasien HIV yang jarang
pernyataan dari informan yang berlatar datang. Selain itu bidan KIA/KB tidak pernah
belakang bidan menegaskan bahwa memberikan konseling kepada pasien lainnya
sebenarnya pelaksana program merasa tidak (wanita usia reproduktif) yang tidak terinfeksi
yakin ketika bertemu pasien, namun HIV, padahal mereka termasuk kelompok
ketakutan mereka bisa diatasi. resiko tinggi HIV-AIDS.
Matriks 4.13. Interaksi bidan dengan sesama pelaksana
Matriks 4.11. Lama informan melayani pasien program program PMTCT
PMTCT Informan Pernyataan
Informan Pernyataan 1 Kerjasama bidan dengan dokter ya bagus,,nanti
1 Kalau operasi itu sampe 2 jam gitu , kalau kan dokter ada memberikan
ga ada operasi ya ga ada pasien,,agak instruksi,,,istilahnya dia lah yang mengepalai
jarang memang pasien ini kami bidan-bidan ini...kalau dengan bagian
2 2 jam lah kalau di ruang operasi, tapi law PMTCT di depan jarang ya,,karena kan
hitung pertahun sedikit sekali pasiennya. memang udah ada bagian maisng-masing.
Mungkin kurang yakin kali ya pasiennya. 2 Kami kurang tahu ya,,yang kami mengikuti
3 Ga ingat pula instruksi dari dokter memang....
4 Wahh,,ga tau pula saya itu berapa lama.. 3 Ga tahu ya,,karena saya jarang komunikasi
5 Saya ga tau, tanya bidan Alma aja.. dengan bagian di depan itu, paling sama dokter
6 Yaa 1 minggu kurang lebih itu,,tapi la,,,itu pun dia berikan instruksi kami yang
jarang ya pasiennya kerjakan.
7 Ga ada batasnya karena kapan aja mereka 4 Siapa pelaksananya saya ga tahu kecuali bidan
bisa menghubungi saya dan saya harus Alma...kalau saya ya bidan biasa ikuti perintah
siap melayani mereka. atasan aja,,ya itu bu Alma.
8 Tergantung, kalau dia mau melahirkan ya 5 Saya bidan di ruangan ini,,jadi ya disini-sini
lama sekitar 2-3 jam. pasiennya bisa aja aja, jarang ketemu dengan pelaksana program
datang 1x1 tahun ... itu, saya pun kurang tau siapa aja orangnya.
6 Kalau dengan saya ya itu nanti bidannya datang Kalau udah ada infeksi yang lain udah AIDS
kesini mengantar bayi terus merawat bayi ya dia,,TB nya sudah stadium 3. kKalau yang
kerjasama dengan saya, tapi kalau sama yang masih hanya HIV aja yang belum ada IO
lainnya kurang tahu saya. nya ..kita hanya sekilas liat itu ga keliatan. Dia
7 Saya kan di kepala bidang keperawatan gitu lho datang dengan kesadaran sendiri, kadang kita
kalau tugasnya, tapi saya konselor jadi bidan sosialisasi mengenai HIV , dia sadar, lalu kita
itu tetap dibawah saya angggota saya, tapi kami periksa..Pendampingnya dari LSM itu bilang
saling kerja sama ada pasien saling informasi “kegiatan dia ini bu”,
gitu,, tapi memang rata-rata mereka bukan abis itu pendampingnya keluar ..nanti yang
langsung cari PMTCT nya tapi ke VCT dulu , cerita pasien itu sendiri, lalu kita konseling …
kita konseling dulu nanti kalau sudah cukup Jadi kita karena udah sekian tahun jadi kita
informasinya baru dia kita kirim ke dokter tahu, mengalami hal yang seperti apa, maunya
obgin apa, bahkan ada yang melankolis bolak balik
kita di telfon, ada yang tengah malam
8 Saya dengan bidannya ya kerjasama begitu
diganggu, apalagi nanti kalau udah minum
juga dengan yang lainnya itu harus dan selama
obat, awal-awalnya ada efek samping ,itu
ini interaksi kami baik-baik saja
diganggu terus itu..
Interaksi bidan KIA/KB dengan
pelaksana lainnya juga kurang intens karena 8 Bayi setelah berumur 18 bulan baru diperiksa
punya kesibukan masing-masing tapi tetap antibodi HIV, sebenarnya begitu lahir langsung
diberi ARV tapi kadang keluarga kan ga
berkoordinasi jika ada pasien PMTCT datang mau,.itu tadi pencegahan propilaksis namanya
kecuali antara bidan dan dokter karena dokter berupa pengobatan, kalau dia mampu kita
yang mengepalai bidan sehingga inetraksi tawarkan periksa VCR ke prodia.
Pasien itu datang setelah terdaftar di klinik
yang terjalin cukup baik. VCT, kan disana mereka di konseling dan di
tes, lalu mereka menemui saya untuk tindak
Matriks 4.14. Cara informan menghadapi pasien lanjut, saya konseling, setelah itu saya berikan
program PMTCT obat untuk selama masa kehamilan, dan
Informan Pernyataan menyuruh mereka untuk kontrol rutin, nah tiba
1 Ya kami sesuai instruksi dari dokter. kalau lah saat mau melahirkan,,ya pasien itu datang
katanya mau operasi kami akan siapkan langsung di bawa ke IGD , selesai urusan
persiapan layanan untuk operasi. Ya administrasi dia dibawa ke ruang operasi dan
membersihkan pasien dan memberi obat. tentunya semuanya telah siap,,setelah selesai
2 Ketika di ruang operasi ya saya melakukan operasi itu ya bukan saya lagi yang pegang.
instruksi dari dokter. Peneliti melihat bahwa segala
3 Gimana ya,,,pokoknya sama lah dengan pasien tindakan yang dilakukan oleh bidan adalah
lain
4 Sama aja ya dengan pasien lain.. berdasarkan instruksi atasan, baik itu dokter
5 Sesuai instruksi aja deh. ataupun kepala bidannya sendiri. Hal ini tentu
6 Sebetulnya yang kami rawat itu adalah saja membuat kinerja bidan terhadap program
bayinya . ada yg memang sih satu dua ibu nya
yang kemari itu ngambilnya kelas 1 , jadi kalau PMTCT sangat kurang sehingga peranan
memang itu awalnya dia datang kan sudah bidan memang tidak terlihat penting.
kontrol terus itu dari dokter di VCT atau ke poli
obgin,,kalau memang sudah terjadwal dia ,,tapi
dia bisa masuk melalui poli, IGD ,,ada lagi Matriks 4.15. Cara informan memberi dukungan
yang datang satu dua dia datang sudah keluar psikologis dan sosial kepada pasien
tanda atau situm masuk,,itulah dia perjalan program PMTCT
kalau dari masuknya ,,berarti ada yang Informan Pernyataan
terjadwal ada yang tidak terjadwal ya kan jadi 1 Ini bukan tugas kami, ini bagian PMTCT
bayinya ja kemari ,, Cuma memang seperti di depan itu yang di klinik VCT.
yang saya katakan tadi ada yang satu dua 2 Itu bukan tugas kami kayaknya..ya kan
kemari ibunya,,disini kan dia ada ruangan bayi disini sudah ada bagian-bagiannya, ya
sehat, sakit , ruangan anak , ruangan kebidanan.
Kalau dia misalnya mintak kelas 1 , ibunya
kami ga ada dapat tugas itu.
kemari, aa gitu,,,tapi pada umumnya yang sama 3 Bukan tugas kami bidan itu, karena kami
kami itu adalah bayinya disini sebenarnya ya itu kalau pasien HIV
itu kan nanti bayinya langsung 6 jam setelah yang dikamar operasi dan perawatan
lahir dikasi makan obat ,,aaa jadi nanti saya anak,selanjutnya itu kan tugas orang VCT
konseling tentang bayinya itu kepada ibunya di depan.
atau ke keluarga termasuk dengan imunisasi. 4 Sepertinya itu bukan bagian kami. Kami
7 Si ibu kita tanya apa pekerjaannya, masuk ini kurang paham tentang program itu
dengan TB paru, TB paru tidak sembuh- gimana kami bisa ngasi tau pasien dan
sembuh, kita curiga arah kesana,,apa ibunya
ada HIV? Ya sudah kita konsul di VCT
kasi dukungan yang gimana gitu...paling
ternyata positif. cuma bilang “jaga kesehatan ya bu” itu
ya kita liat ciri-ciri tadi arahnya kesana.. sudah juga kalau ada pasien yang kontrol.
ada IO (Infeksi Opportunistic) sudah AIDS
yang datang kesini.
5 Ga kami itu. Gimana ya, yang ikut memberi dukungan psikologis maupun
program itu sebenarnya kan bu Alma dia soial kepada pasien HIV positif .
yang ada SK nya, kalau kami ini ya
sesuai piket itu, mungkin bisa dibilang
kebetulan pula,,,makanya bisa dibilang 2. Saran
kami pelaksana program itu. a. Diharapkan kepada pihak Rumah Sakit
6 konseling itu lah ya. itu kan nanti bayinya Haji Kota Medan untuk mengadakan
langsung 6 jam setelah lahir dikasi makan evaluasi mengenai program PMTCT yaitu
obat, aaa jadi nanti konseling bayinya itu
kepada ibunya dan keluarga, agar
tatalaksana infeksi HIV, terapi
keluarga tidak cemas kan anaknya tidak Antiretroviral pada anak, pendampingan
tertular..termasuk dengan imunisasi. pasien PMTCT dan cara pemberian
7 Ketika saya beri konseling, nah disitu dukungan kepada pasien PMTCT, serta
saya memberikan mereka semangat untuk mengadakan pelatihan atau sosialisasi
hidup dan jika mengikuti program dengan
baik insyaallah anak nya bisa selamat tapi
tentang PMTCT kepada semua bidan.
ya itu tadi semua tergantung kepatuhan b. Bidan diharapkan lebih banyak lagi
ibunya dan suaminya serta dukungan membaca buku atau mencari informasi
keluarga juga. terbaru tentang PMTCT sehingga
8 Mengingatkan jangan lupa minum obat menambah pengetahuan dan dapat
dan kontrol itu yang sering saya katakan
pada pasien HIV.
menjelaskan PMTCT kepada Ibu dengan
Tindakan bidan KIA/KB ini tidak HIV-AIDS.
sesuai dengan pedoman PMTCT yang ada.
Bidan yang selalu berhubungan dengan Daftar Pustaka
kesehatan ibu dan anak serta keluarga Arifah, 2010. Pengaruh Komponen
berencana seharusnya dapat memberikan Komunikasi (Komunikator, Pesan,
penjelasan tentang PMTCT, selain itu mereka Komunikan, Media) yang dilakukan
juga harus memberi dukungan psikologis oleh bidan dalam pelaksanaan
maupun soial kepada pasien HIV positif . Prevention Mother to Child
Transmission (PMTCT) terhadap
Kesimpulan dan Saran kunjungan pasien yang
1. Kesimpulan memeriksakan diri ke pelayanan
a. Pengetahuan bidan KIA/KB tentang Voluntary Counselling and Test
PMTCT rendah karena bidan KIA/KB (VCT) di Medan tahun 2010. Tesis
tidak dapat menjelaskan bagaimana Program Pasca Sarjana Fakultas
program dan alur tentang PMTCT. Hal ini Kesehatan Masyarakat Universitas
dikarenakan bidan kurang mendapatkan Sumatera Utara.
informasi tentang PMTCT. Depkes RI, 2008. Modul Pelatihan
b. Sikap bidan berpandangan positif dimana Pencegahan Penularan HIV dari
bidan tidak membeda-bedakan pasien Ibu ke Bayi Prevention of Mother
yang datang untuk konseling ataupun To Child HIV Transmission, Jakarta
operasi. Namun peranan bidan dalam Depkes RI, 2010. Profil Kesehatan
program PMTCT di Rumah Sakit Haji Indonesia 2010, Jakarta
Medan kurang berfungsi dengan baik Dinkes Prov. Sumut, 2010. Profil Kesehatan
untuk pasien PMTCT karena tidak semua Provinsi Sumatera Utara 2010,
bidan memahami dan mengetahui alur dan Sumatera Utara
program yang ada di PMTCT. Djojonegoro Ing.Wardiman. Panduan
c. Tindakan bidan KIA/KB dalam Pelaksanaan Hari Aids Sedunia
menghadapi pasienPMTCT tidak sesuai 1997, Jakarta
dengan pedoman PMTCT yang ada. IKAPI. AIDS Kita Bisa Kena Kita Bisa
Bidan Bidan KIA/KB yang selalu Cegah. Cetakan Pertama, Penerbit
berhubungan dengan kesehatan ibu dan Monora, Sumatera Utara
anak serta keluarga berencana seharusnya IPPI, 2012. Kualitas dan Rekomendasi
dapat memberikan penjelasan tentang Perbaikan Layanan PMTCT Bagi
PMTCT, selain itu mereka juga harus
Perempuan Terinfeksi HIV di Dalam situs : http://www. unaids.org.
Empat Kota di Indonesia. Diakses pada 20 Mei 2013.
KPA, 2010. Strategi dan Rencana Aksi
Nasional Penanggulangan HIV- UNAIDS, 2012. Global AIDS Response
AIDS Tahun 2010-2014. Progress Reporting 2012 :
KPA, 2011. Agenda Nasional Penelitian Guidelines Construction of Core
HIV/AIDS 2010-2014, Jakarta indicators for monitoring the 2011
Kemenkes RI, 2008. Modul Pelatihan Political Declaration on HIV-AIDS.
PMTCT Tahun 2008, Jakarta. Geneva. Dalam situs : http://www.
Kemenkes RI, 2010. Penuntun Hidup Sehat, unaids.org/en/media/unaids. Diakses
Jakarta. pada 19 Mei 2013.
Kemenkes RI, 2011. Pedoman Nasional Utomo Agus Setyo, 2011. Kinerja Bidan
PMTCT Tahun 2011, Jakarta. Dalam Deteksi Dini Faktor Risiko
Kemenkes RI, 2012. Laporan HIV/AIDS. Karya Tulis Ilmiah.
Perkembangan HIV-AIDS Program DIII Ilmu Kesehatan
Triwulan III Tahun 2012, Jakarta. Masyarakat Politeknik Kesehatan
Kemenkes RI, 2012. Pedoman Nasional Kemenkes Malang.
Pencegahan Penularan HIV dari WHO, 2007. Prevention of Mother To
ibu ke Anak (PPIA) Tahun 2012, Child Transmission Breafing Note.
Jakarta. http://www.who.int/hiv/pmct. Diakses
Notoatmodjo S, 2003. Pendidikan Dan pada 20 Juni 2013.
Perilaku Kesehatan. Cetakan WHO, 2011.Progress Report 2011. Dalam
Pertama, PT. Rineka Cipta, Jakarta. situs : http://www.who.int/hiv.
Pusat Penelitian Kesehatan UI. Analisis Diakses pada 20 Juni 2013.
Situasi HIV/AIDS dan Dampaknya WHO, 2012. Millenium Development Goals.
Terhadap Anak-anak, Wanita dan Dalam situs :
Keluarga di Indonesia, Jakarta. http://www.who.int/mediacentre/facts
heets/fs290/en/. Diakses pada 20 Juni
Regional Fact Sheet, 2012. ASIA AND THE 2013.
PACIFIC. Mixed progress in
reducing new HIV infections and
AIDS-related death. Dalam situs :
http://www.unaids.org/
UNAIDS_Global_Report_2012.
Diakses pada 18 Mai 2013)
Shofi’ah Siti, 2009. Hubungan antara
persepsi ibu hamil tentang
pelaksanaan konseling dan tes
sukarela(VCT) terhadap HIV/AIDS
di Puskesmas Karang Doro
Semarang. Karya Tulis Ilmiah.
Program Diploma IV Kebidanan
Semarang.
Santoso, Budi, 2008. Perilaku Konselor
Voluntary Counseling and Test
(VCT) dalam pendampingan pasien
uji HIV/AIDS di kota Medan tahun
2008. Skripsi Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera
Utara.
UNAIDS, 2011. Case Report United
Nations Progamme on HIV-AIDS.

You might also like