You are on page 1of 9

HUBUNGAN ANTARA LOGIKA PROPOSISI DENGAN LOGIKA PREDIKAT

(SUATU KAJIAN EPISTEMOLOGIS)

Hardi Suyitno
Jurusan Matematika FMIPA UNNES

Abstract. This paper presents epistemological studies of propositional logic and predicate
logic. The topic is a part of the dissertation proposal under title “Ëpistemology of Mathematical
Logic According to Ludwig Wittgenstein”. Author is a student of the Doctor Program of
Gajah Mada University, the majorstudy is philosophy. There are some difference, equality,
and relation between propositional logic and predicate logic. Both of them use the same ope-
rator, method, and rule of inference. There are five operator of logic, that are disjunction,
conjunction, negation, implication, and biimplication. The truth value of proposition deter-
minated by definition. There are eighteen rules of inference, four rules for removing quan-
tifiers, and four rules for introducing quantifiers. There are two methods of validity test, that
are direct proof and indirect proof; and there is one common method for invalidity test , that is
Counter Exampel Method. The basic component of propositional logic is simple statement.
The basic component of predicate logic is predicate. In the predicate logic beside Counter
Exampel Method for invalidity test, there is another method for invalidity test that is Finite
Universe Method. The conclusion of this research is propositional logic which a part of
predicate logic. If a form is valid in propositional logic, then the form is valid in predicate
logics. Thus scope of predicate logic is wider than propositional logic.

Keywords: Proposition, premis, conclution, predicate, argument, and valid

1. PENDAHULUAN mengungkap hakekat kebenaran logis dari


Logika adalah ilmu pengetahuan suatu penarikan kesimpulan dalam sistem
tentang karya-karya akal budi (ratio) untuk formal yang memuat bahasa formal, atu-
membimbing menuju yang benar [11]. ran-aturan penarikan kesimpulan dan
Logic is the study of the methods and kadang-kadang suatu kumpulan aksioma
principels used distinguish good (correct) atau aturan . Bahasa formal terdiri dari se-
from bad (incorrecting) reasoning [2]. kumpulan simbol-simbol, sintaks, seman-
Tujuan logika untuk mengembangkan sis- tik, dan ungkapan dalam bahasa formal
tem metode dan prinsip yang dapat digu- yang disebut “formula”. Aturan penari-
nakan sebagai kriteria untuk menilai suatu kan kesimpulan dan aksioma-aksioma
argumen orang lain dan sebagai petunjuk yang ditetapkan dioperasikan dengan ba-
untuk mengkonstruksi argumen bagi diri hasa untuk menghasilkan kumpulan teo-
sendiri [4]. Objek material logika adalah rema. Teorema adalah formula yang da-
manusia dan objek formalnya ialah kegi- pat diturunkan dengan menggunakan atu-
atan akal budi untuk melakukan penalaran ran-aturan penarikan kesimpulan dan me-
yang lurus, tepat, dan teratur yang terlihat rupakan suatu ungkapan kebenaran logis
melalui ungkapan pikiran yang diwujudkan (tautology). Logika formal mencakup ba-
dalam bahasa [7]. nyak jenis logika, seperti logika proposisi
Logika formal disebut juga “logika dan logika predikat [12].
simbolik” atau “logika matematika” [5]. Tidak semua orang menyadari bah-
Menurut [8], logika simbolik adalah alat wa logika proposisi dan logika predikat
utama penalaran matematika dan beberapa adalah berbeda, hal ini dapat menimbulkan
prinsip dalam logika simbolik memiliki kerancuan dalam penerapannya. Kajian
penerapan di luar matematika seperti pada epistemologis ini akan mengungkap sifat
bidang rekayasa dan sains. Logika formal beberapa aspek epistemologi logika pro-

181
Jurnal Matematika Vol. 9, No.2, Agustus 2006:181-189

posisi dan logika predikat beserta hubu- adalah disjungsi, konjungsi, implikasi,
ngannya. biimplikasi dan negasi. Nilai kebenaran
pernyataan majemuk yang dihasilkan oleh
2. OPERATOR LOGIKA operator logika ditentukan berdasarkan de-
Operator logika yang digunakan finisi seperti yang dirumuskan pada Table
dalam logika proposisi dan logika predikat 1.
untuk menggabungkan dua pernyataan

Tabel 1. Aturan Disjungsi, Konjungsi, Implikasi,dan Negasi


Pernyat. I Pernyt. Ii Disjungsi Konjungsi Implikasi Biimplikasi Negasi
p q p≈q p. q p♣q p≡q (~p)
benar (T) benar (T) benar (T) benar (T) benar (T) benar (T) salah (F)
benar (T) Salah (F) benar (T) Salah (F) Salah (F) Salah (F) benar (T)
salah (F) benar (T) benar (T) salah (F) benar (T) Salah (F)
salah (F) salah (F) salah (F) salah (F) benar (T) Benar (T)

3. ATURAN PENARIKAN p
KESIMPULAN 7. Konjungsi (Conjunction=Conj.)
Aturan penarikan kesimpulan dalam p .
logika proposisi dan logika predikat adalah pΧq
aturan implikasi dan aturan penggantian 8. Penambahan (Addition=Add).
yang seluruhnya terdiri atas delapan belas p
butir. q .
Aturan Implikasi p≈q
1. Silogisme disjungsi (Disjunctive Syllo-
gism =DS): Aturan Pengganti
p≈q 9. Aturan De’Morgan (DM):
~p . ~( p Χ q) :: (~p ≈ ~q )
q ~( p≈ Vq) :: (~p Χ ~q )
2. Silogisme Hipotetis murni 10. Commutativity (Com):
(Hyphotetical syllogism =HS): ( p Χ q) :: (q Χ p)
p♣q ( p ≈ q) :: (q V p )
q♣r . 11. Associativity (Ass):
p♣q ( p Χ q) Χ r :: pΧ(q Χ r)
3. Modus ponens (MP): ( p ≈ q)V r :: p V(q≈r)
p♣q 12. Distribution (Dist):
p . { p Χ (q ≈ r) } :: {( pΧq) ≈ (p Χ r)
q { p ≈ (q Χr) } :: {( p≈q) Χ (p ≈ r)
4. Modus tollens (MT): 13. Double Negation (DB):
p♣q p :: ~ ~ p
~q . 14. Transposisi (Trans):
~p (p♣q) :: (~q ♣~p)
5. Dilema konsruktif (Constructive Dilem- 15. Implikasi material (Impl):
ma = CD): (p♣q) :: (~p ≈ q )
(p ♣ q) Χ (r ♣ s ) 16. Ekuivalensi material (Equiv):
p≈r . (p≡q) :: (p♣q) Χ (q ♣p)
q≈s (p≡q) :: {(pΧq) ≈ (~ pΧ ~ q)}
6. Penyederhanaan (Simplification=Simp) 17. Eksportasi (Exp):
p Χq {(pΧq) ♣r } :: { p♣(q♣r)}

182
Hardi Suyitno (Hubungan Antara Logika Proposisi dengan Logika Predikat)

18. Tautologi (Tau): posisi negatif [6]. Menurut [6], proposisi


p :: pVp dan p :: pΧp universal adalah proposisi yang predikat
membenarkan atau mengingkari seluruh
4. ATURAN KUANTOR subjek, sedangkan proposisi partikular ada-
Aturan memasukkan dan menghi- lah proposisi yang predikat membenarkan
langkan kuantor atau mengingkari sebagian subjek. Dalam
1. Universal Instansiasi (UI): proposisi, predikat dihubungkan dengan
(x) Fx (x) Fx subjek, jika hubungan itu bergantung pada
Fy Fa syarat yang dipenuhi, proposisinya disebut
2. Universal Generalization (UI): proposisi hipotetik, kalau kaitan antara
Fy . tidak boleh Fa . subjek dan predikat tanpa syarat disebut
(x) Fx (x) Fx proposisi kategorik [10].
UG tidak boleh digunakan jika variabel Komponen dasar logika proposisi
instansial ada secara bebas pada baris adalah proposisi sederhana. Komponen da-
pertama dan jika Fy memuat nama sar logika predikat adalah predikat. Con-
eksistensi dan y bebas dalam baris di toh proposisi sederhana dalam logika pro-
mana nama itu dimasukkan. posisi:
3. Existential Instansiasi (EI) Compaq membuat komputer.
( x) Fx tidak boleh ( x) Fx Intel membuat chip.
Fa Fy Adobe menyusun perangkat lunak.
Nama harus baru tidak boleh sudah ada Contoh proposisi sederhana dalam logika
pada baris sebelumnya proposisi:
4. Existential Generalization (EG) Compaq membuat komputer dan
Fa . Fy . Intel membuat chip atau Adobe
( x) Fx ( x) Fx menyusun perangkat lunak
dapat ditulis (c . i ) ≈ a
Aturan Pengubahan Kuantor (Change Komponen dasar logika predikat adalah
Quantifier =CD) predikat. Contoh pernyataan singuler
(x)Fx :: ~( x)~Fx sederhana dalam logika predikat:
( x)Fx :: ~(x)~Fx Gauss adalah matematikawan dapat
~(x)Fx :: ( x)~Fx ~ ditulis Mg
( x)Fx :: (x)~Fx Suara Merdeka adalah koran dapat
ditulis Ks
5. PROPOSISI DALAM LOGIKA Guru adalah pahlawan dapat ditulis
PROPOSISI DAN LOGIKA Pg
PREDIKAT Pernyataan singuler majemuk dapat diter-
Proposisi terdiri terdiri dari tiga hal, jemahkan dengan menggunakan operator
yaitu subjek, predikat dan kopula [3]. Sub- logika seperti pada logika proposisi,
jek dan predikat suatu penegasan (asse- contoh:
rtion) disebut term (horos), suatu term Gauss adalah matematikawan atau
dapat individual atau universal, subjek Suara Merdeka adalah koran dapat
dapat individual atau universal, sedang ditulis Mg ≈ Ks.
predikat harus universal [9]. Term adalah Jika Guru adalah pahlawan, maka
“kata” atau “kesatuan kata-kata” yang Gauss adalah matematikawan dapat
dapat diguna-kan sebagai subjek atau ditulis Pg ♣ Mg.
predikat [6].
Berdasarkan kuantitas, ada dua ma- Dalam logika proposisi dikenal
cam yaitu universal dan khusus, berda- bentuk seperti “p≈ q” yang merupakan
sarkan kualitas, proposisi dibagi menjadi gabungan dari dua proposisi sederhana
dua jenis yaitu proposisi afirmatif dan pro- yaitu p dan q. Penggabungan itu meng-

183
Jurnal Matematika Vol. 9, No.2, Agustus 2006:181-189

gunakan kata “atau” yang diberi makna se- digunakan dalam logika predikat. Contoh-
cara inklusif. Berikut adalah proposisi- nya misalkan bentuk ((p♣q) Χ ( ~p♣~q))
proposisi majemuk yang digabungkan de- ♣(p♣r) adalah bentuk sahih dalam logika
ngan kata “atau”. proposisi. Serupa dengan itu bentuk
1. Semua kucing adalah binatang atau ((Fa♣Ga)Χ(~Fb♣ ~Ga)) ♣(Fa♣Fb)
dua kali dua sama dengan lima. adalah bentuk sahih dalam logika
2. Yogyakarta terletak di antara Sura- predikat. Per-bedaan dua bentuk itu
karta dan Purwokerto atau dua kali memberikan informasi bahwa proposisi
dua sama dengan lima. mencakup semua proposisi singuler dan
3. Parno tidak jujur atau beberapa dua proposisi yang pertama mempunyai
akuntan bekerja serampangan. subjek yang sama tetapi berbeda predikat
4. Parno tidak jujur atau Parno bodoh. dan proposisi ketiga mempunyai predikat
5. Parno tidak jujur atau Parmin tidak sama seperti pada proposisi pertama tetapi
jujur. berbeda predikat. Ini berarti bahwa jika
6. Parno tidak jujur atau Parmin salah suatu bentuk sahih dalam logika proposisi,
Misalkan bentuk “p≈q” diganti bentuk maka bentuk predikat yang terkait juga
predikat Fa≈Ga, maka Fa≈Ga merupa-kan sahih dalam logika predikat. Berdasarkan
disjungsi dari dua proposisi yang bu-kan ke-nyataan ini, Basson [1] menyimpulkan
suatu disjungsi seperti “p≈ q” . bahwa logika predikat membuat struktur
Fa≈Ga hanya untuk disjungsi dua propo- materi proposisi menjadi lebih jelas dan
sisi singuler dengan subjek sama tetapi logika proposisi merupakan cabang dari
predikatnya berbeda. Dari contoh-contoh logika predikat
proposisi dari nomer 1 sampai nomer 6,
hanya proposisi nomer 4 yang bentuknya 6. UJI KESAHIHAN ARGUMEN
Fa≈Ga. Proposisi nomer 5 adalah propsisi Argumen adalah kelompok pernya-
yang bentuknya Fa≈Fb, yaitu memiliki taan di mana satu atau lebih pernyataan
subjek berbeda dan predikat sama. (premis) mendukung secara nalar keya-
Proposisi nomer 6 adalah proposisi yang kinan untuk satu atau lebih pernyataan
bentuknya Fa≈Gb, yaitu memiliki subjek yang lain (konklusi) [4]. Kemudian [3]
berbeda dan predikat berbeda. Proposisi menyatakan bahwa
nomer 1, 2, dan 3 adalah proposisi Argument which satisfy the following
majemuk yang sekurang-kurangnya satu conditions are syllogisms:
proposisi sederhana bukan singuler. Pada (a) there are two premises,
nomer 1 terdapat proposisi “Semua kucing (b) the subject term of the conclusion
adalah binatang”, pada nomer 2 terdapat occurs in one premise, and the
proposisi “Yogyakarta terletak di antara predicate term of the conclusion occurs
Surakarta dan Purwokerto”, dan pada no- in the other premise,
mer 3 terdapat proposisi “Beberapa akun- (c) there is one term in common between
tan bekerja serampangan”. Proposisi-pro- the premise.
posisi itu tidak dapat disimbolkan seperti Dalam silogisme istilah predikat (predicate
pada logika proposisi yang komponen da- term) dari kesimpulan disebut major, dan
sarnya adalah proposisi sederhana. Bentuk premis yang predikat terdapat pada kon-
predikat seperti Fa, Fb, Ga, Gb,… dapat klusi disebut premis mayor (major pre-
berlaku seperti proposisi-proposisi p, q, mise). Subjek pada konklusi disebut minor,
r,… dalam logika proposisi. Perbedaanya dan premis yang subjek terdapat pada
hanyalah bahwa bentuk-bentuk predikat konklusi disebut premis minor (minor
memberi beberapa gagasan tentang struk- premise).
tur internal dari proposisi yang ditempati Contoh.
sementara bentuk proposisi tidak dapat. Premis mayor: Tidak ada burung yang
Aturan dalam logika proposisi dapat juga manusia

184
Hardi Suyitno (Hubungan Antara Logika Proposisi dengan Logika Predikat)

Premis minor: Setiap merpati adalah


burung 2. Argumen:
Konklusi: Tidak ada merpati yang juga Singa adalah binatang. Singa adalah
manusia bukan binatang . Jadi UGM terletak di
Mayornya ialah “manusia”, dan minornya Yogyakarta.
ialah “merpati”. Istilah atau term yang Uji kesahihan:
ketiga disebut middle term (tengah). Jadi Tabel kebenaran argu-men tersebut
middle term nya ialah “burung”. Jadi, pre- sebagai berikut:
mis adalah pernyataan yang membentuk B / ~B // Y
penalaran dan memberi bukti pada kon- T FT T
klusi. Konklusi adalah pernyataan yang T FT F
dituntut bukti atau didukung bukti. F TF T
Suatu argumen dikatakan sahih F TF F
apabila tidak mungkin terjadi premisnya Karena tidak ada baris yang premis-
benar dan konklusi salah. Uji kesahihan premisnya benar tetapi konklusi salah,
argumen dalam logika proposisi dan logika berarti argumen tersebut sahih.
perdikat menggunakan bukti langsung dan
bukti tak langsung. Contoh penerapan bukti langsung suatu
argumen dalam logika predikat.
Contoh penerapan bukti langsung suatu Argumen:
argumen dalam logika proposisi. (x)(Hx ♣ Ix) /( x)(Hx) ♣ ( x)(Ix)
1. Argumen: Bukti kesahian:
Jika seorang dosen bergelar guru 1. (x)(Hx ♣ Ix) /( x)(Hx) ♣ ( x)(Ix)
besar, maka ia berhak mencalonkan 2. ( x)(Hx)…………….ACP
diri sebagai rektor. Sontoloyo bukan 3. Ha……………………2,EI
guru besar. Jadi Sontoloyo tidak ber- 4. Ha ♣ Ia………………1,UI
hak mencalonkan diri sebagai rektor. 5. Ia…………………….3,4,MP
6. ( x)(Ix) ……………..5,EG
Uji kesahihan: 7. ( x)(Hx)♣( x)(Ix)…..2-6,CP
- menyusun simbul Anteseden konklusi adalah pernyataan
G♣R lengkap yang terdiri atas fungsi pernyataan
~G Hx yang didahului kuantor. Hx ditem-
~R patkan pada baris pertama dalam urutan
- menyusun table kebenaran pembuktian. Instanissai dan generalisasi
G ♣ R / ~G // ~ R digunakan seperti pada metode konven-
T T T F T T sional. Karena konsekuen dari konklusi
T F F F T F ditemukan maka urutan bersyarat lengkap.
F T T T F T Proses dihentikan dengn menuliskan per-
F T F T F F nyataan bersyarat dengan baris pertama
- menulis tebal pada nilai kebenaran sebagai anteseden dan baris terakhir seba-
pada setiap bagian gai konsekuen.
G ♣ R / ~G // ~ R
T T T F T FT Contoh penerapan bukti taklangsung suatu
T F F F T T F argumen dalam logika proposisi.
F T T T F FT 1. Argumen:
F T F T F T F ~A ♣ (B≈C)
Pada baris ketiga premis-premis ~B .
bernilai benar tetapi konklusi bernilai C♣A
salah. Ini berarti argumen tersebut Uji kesahihan:
tidak sahih.

185
Jurnal Matematika Vol. 9, No.2, Agustus 2006:181-189

Anggap argumen tidak sahih. Selan- ( x)Ax ≈ ( x)Fx (x)(Ax♣Fx)//( x)Fx


jutnya ditulis dalam bentuk baris de- Pembuktian:
ngan premis-premis bernilai T dan 1. ( x)Ax ≈ ( x)Fx
konklusi F sebagai berikut. 2. (x)(Ax ♣ Fx) /( x)Fx
~A ♣ (B≈C) / ~B // C♣A 3. ~( x)Fx…………………….AIP
T T F 4. ( x)Ax……………….1,3,Com,DS
Sehingga menjadi, 5. Ac…………………….…….4,EI
~A ♣ (B≈C) / ~B // C♣A 6. Ac♣Fc………………………2,UI
T TF TFF 7. Fc………………………...5,6,MP
Nilai kebenaran A, B dan C dapat 8. (x)~Fx………………………3,CQ
ditemukan, yaitu F, F, dan T. 9. ~Fc………………….………8,UI
~A ♣ (B≈C) / ~B // C♣A 10. FcΧ~Fc…………………7,9, Conj
FT T F T T TF TFF 11. ( x)Fx………………3-10, IP,DN
Anggapan benar bahwa argumen ini 7. BUKTI KETIDAKSAHIHAN
tidak sahih, sebab tidak kontradiksi. Ketidaksahihan suatu argumen
2. Argumen: dalam logika proposisi dan logika perdikat
A ♣ (B≈C) dapat dibuktikan dengan Metode Contoh
B ♣D Kontra (Counter Exampel Method), tetapi
A . tidak dapat menggunakan metode deduksi.
~C ♣D Contoh penerapan metode Contoh Kontra
Uji kesahihan: dalam logika proposisi:
Anggap argumen ini tidak sahih Argumen:
Selanjutnya ditulis: Jika pemerintah memaksakan pemba-
A♣ (B≈C) / B♣D / A // ~ C ♣ D tasan import, maka harga mobil akan
T T T F naik. Oleh karena pemerintah tidak a-
Sehingga kan membatasi import maka har-ga
A♣(B≈C) / B♣D / A // ~ C ♣ D mobil tidak akan naik. (Argumen pe-
T F TF T TF F F merintah-pembetasan import).
Nilai kebenaran C dan D dapat ditemu- Pembuktian:
kan, yaitu keduanya F. Selengkapnya Argumen itu mempunyai bentuk:
menjadi Jika G maka P
A♣(B≈C) / B ♣ D / A // ~ C ♣ D Tidak G .
TT FFF F T F T TF F F Tidak P
Pada nilai kebenaran yang diberi garis G menduduki tempat “pemerintah me-
bawah terjadi kontradiksi (lihat yang maksakan pembatasan import”
ditebalkan), sebab premis benar dan Jika kita mengganti:
konklusi salah tetapi pernyataan impli- G= Gajah Mada melakukan bunuh diri.
kasi benar. Anggapan bahwa argumen P= Gajah Mada mati.
ini tidak sahih menimbulkan kontra- Diperoleh contoh pengganti sebagai be-
diksi. Jadi argumen di atas adalah sa- rikut.
hih. Jika Gajah Mada melakuan bunuh diri,
maka Gajah Mada mati.
Contoh penerapan bukti taklangsung suatu Gajah Mada tidak melakukan bunuh
argumen dalam logika predikat. diri. Jadi Gajah Mada tidak mati.
Langkah Bukti Tak Langsung di- Karena premis-premis benar dan kon-
mulai dengan menganggap bahwa negasi klusi salah, maka contoh pengganti jelas
pernyataan diperoleh, jika menghasilkan tidak sahih. Jadi ini merupakan bukti
kontradiksi, maka bukti tak langsung di- bahwa argumen “Argumen pemerintah-
hentikan dengan menolak asumsi awal. pembatasan import” tidak sahih.
Argumen:

186
Hardi Suyitno (Hubungan Antara Logika Proposisi dengan Logika Predikat)

Contoh penerapan metode Contoh Kontra ra selang-seling) anggota semesta. Ekuiva-


dalam logika predikat lensi disini adalah ekuivalensi logik ber-
Argumen: syarat. Simbol ekuivalensi logik bersyarat
Beberapa pinaria bukan riosolo. Semua adalah
quili adalah riosolo. Jadi, ada quili C
yang bukan pinaria ::
Bukti ketidaksahihn
Argumen dapat ditulis ( x)(Px Χ Untuk memudahkan diganti “ :C: “. Jadi
~Rx)/ (x)(Qx ♣ Rx)// ( x)(Qx Χ ~Px). Untuk satu unsur: (x)(Px) :C: Pa dan
Konklusi “( x)(Qx Χ ~Px)” diterje- ( x)(Px) :C: Pa
mahkan sebagai “Beberapa C bukan Untuk dua unsur: (x)(Px) :C: Pa Χ Pb
A”, selanjutnya dicari pengganti A dan dan ( x)(Px) :C: Pa ≈ Pb
C dari kata-kata sehari-hari sehingga Untuk satu unsur:(x)(Px ♣Qx):C:PaΧQa
pernyataan jelas salah . dan ( x)(Px ♣Qx) :C: Pa ≈ Pb
Contoh pengganti dipilih misalnya, Untuk tiga unsur: (x)(Px ♣Qx) :C: (Pa
”Beberapa binatang bukan mamalia. ♣ Qa) Χ (Pb ♣ Qb) Χ (Pc ♣ Qc)
Semua kucing adalah mamalia. Jadi, ( x)(Px♣Qx):C:(Pa ♣ Qa)≈(Pb ♣ Qb) ≈
ada kucing yang bukan mamalia”. (Pc ♣ Qc), dsb.
Argumen ini tidak sahih, sebab premis-
premis benar tetapi konklusi salah.. Strategi penerapan MST:
Kesimpulan argumen ( x)(Px Χ ~Rx)/ 1. penerjemahan premis dan konklusi
(x)(Qx ♣ Rx)// ( x)(Qx Χ ~Px) tidak menjadi pernyataan singuler
sahih. 2. menguji hasil dengan tabel kebenaran
tak langsung.
8. METODE SEMESTA TERBATAS 3. semesta dengan satu unsur dicoba,
(MST) jika mungkin terjadi premis benar
Gagasan pokok MST adalah dalam dan kon-klusi salah, maka argumen
sebuah semesta yang memuat jutaan ang- tidak sahih. Jika menghasilkan
gota-anggota dapat dipilih salah satu ang- kontradiksi dari anggapan, maka
gota atau beberapa anggota dan mengang- semesta dengan dua anggota dicoba.
gap semesta hanya memuat anggota-ang- Contoh penerapan Metode Semesta
gota yang terpilih. Pernyataan “Semua Terbatas dalam logika predikat
yang ada dalam semesta adalah sempur- 1. Diberikan argumen
na” ekuivalen dengan “Abigail sempurna” (x)(Gx ♣ Hx)/ ( x)Hx//( x)Gx
dalam semesta dengan satu anggota yaitu Dicoba semesta dengan satu unsur mi-
Abigail (sebab Abigail adalah semua yang salnya Abigail, argumen menjadi
ada). Ga ♣ Ha)/ Ha//Ga
Pernyataan “Sesuatu yang ada adalah sem- Uji kesahihan:
purna” jugas ekuivalen dengan dengan
Ga ♣ Ha) / Ha //Ga
“Abigail sempurna” (sebab Abigail adalah
F T T T F
sesuatu).
Karena terjadi premis benar dan kon-
Untuk menyatakan “ekuivalen” diper-
klusi salah berarti argumen tak sahih.
lukan simbol metalogika yang menuntut
2. Diberikan argumen
bahwa ungkapan pada kedua ruas harus
(x)(Jx ♣ Kx)/ ( x)Jx//(x)Kx
memiliki kesamaan nilai kebenaran yang
Dicoba semesta dengan satu unsur
diberikan pada semesta dengan ukuran
misalnya Abigail, argumen menjadi
yang telah ditentukan. Meskipun ekuiva-
lensi ini mirip dengan ekuivalensi logik, Ja ♣ Ka/ Ja//Ka
tetapi tidak identik Sebab ekuivalensi lo- Uji kesahian:
gik tidak tergantung pada pergantian (seca- Ja ♣ Ka / Ja // Ka

187
Jurnal Matematika Vol. 9, No.2, Agustus 2006:181-189

TT F T T dengan kuantor, dan empat aturan pe-


Kontradiksi. rubahan kuantor.
Dicoba semesta dengan dua unsur 8. Istilah benar dan salah dikenakan pada
misalnya Abigail dan Bajuri, argumen proposisi, sedangkan istilah sahih dan
diterjemahkan menjadi tidak sahih dikenakan untuk argumen.
(Ja ♣ Ka)Χ(Jb ♣ Kb) / Ja Χ Jb//Ka Χ Kesahihan argumen tergantung pada
Kb bentuk argumen, bukan pada salah be-
Uji kesahian: narnya proposisi. Jika suatu bentuk sa-
(Ja ♣ Ka) Χ (Jb ♣ Kb) / Ja Χ Jb//Ka Χ hih dalam logika proposisi, maka ben-
Kb tuk predikat yang terkait juga sahih da-
T T T T F T F TTF T F F lam logika predikat.
Terjadi premis benar dan konklusi salah. 9. Logika predikat membuat struktur ma-
Jadi argumen tersebut tidak sahih. teri proposisi menjadi lebih jelas.
10. Logika predikat merupakan cabang dari
9. PENUTUP logika yang mencakup logika propo-
Hasil kajian epistemologis terhadap sisi.
logika proposisi dan logika predikat me-
nunjukkan bahwa: X. DAFTAR PUSTAKA
1. Logika adalah ilmu pengetahuan ten- [1] Basson, A.H. and O’Connor, D.J.
tang metode dan prinsip yang diguna- (1962), Introduction to Simbolic Lo-
kan untuk membedakan penalaran yang gic, University Tutorial Press, Lon-
benasr dan yang tidak benar. don.
2. Tujuan logika untuk mengembangkan [2] Copi, Irving, M. (1986), Introduction
sistem metode dan prinsip yang dapat to Logic. New York MacMilan Pu-
digunakan sebagai kriteria untuk me- blishing Co.
nilai suatu argumen. [3] Halpin, Terence A. and Girle, Roderic
3. Objek material logika adalah manusia A. (1988), Deductif Logic, Logicpress
dan objek formalnya ialah kegiatan Strathpine, Quiensland.
akal budi untuk melakukan penalaran [4] Hurley, Patrick J.(1996), A Concise
yang lurus, tepat, dan teratur yang ter- Introduction to Logic, Wadsworth
lihat melalui ungkapan pikiran yang Publishing Company, London.
diwujudkan dalam bahasa.
4. Komponen dasar logika proposisi ada-
lah proposisi, sedangkan komponen da-
sar logika predikat adalah predikat.
5. Ada persamaan, perbedaan, dan hubu-
ngan antara dua jenis logika tersebut.
Logika proposisi dan logika meng-
gunakan operator logika, metode dan
aturan penarikan kesimpulan yang sa-
ma serta simbol-simbol yang serupa.
6. Ada lima operator logika yang digu-
nakan adalah disjungsi, konjungsi, ne-
gasi, implikasi, dan biimplikasi. Nilai
kebenaran pernyataan majemuk yang
dihasilkan oleh operator logika diten-
tukan berdasarkan definisi.
7. Ada delapan belas aturan penarikan
kesimpulan, empat aturan pergantian

188
Hardi Suyitno (Hubungan Antara Logika Proposisi dengan Logika Predikat)

[5] Lewis, Clarence Irving and Langford,


Cooper Harold. (1959), Simbolic
Logic, Dover Publ., Inc., New York.
[6] Mehra, Partap Sing dan Burhan,
Jazar. (1964). Pengantar Logika Tra-
disionil, Putra Abardin Bandung.
[7] Rapar, Jan Hendrik. (1996), Pengan-
tar Logika, Kanisius Yogyakarta.
[8] Rosser, J. Barkley. (1953), Logic for
Mathematicians. New York: Mc-
Graw-Hill Book Comp. Inc.
[9] Smith dan Robin, http://plato.stan-
ford.edu/entries/aristotle.logic
[10] Soekadijo, RG. (1994), Logika Dasar.
Gramedia Jakarta.
[11] Sommers, M. (1992), Logika, Alumni
Bandung.
[12] Wikipedia, http://en.wikipedia.org
/WIKI/

189

You might also like