Professional Documents
Culture Documents
2502 6576 1 PB PDF
2502 6576 1 PB PDF
ABSTRACT
Calf status health is a critical factor in dairy farming. Factors that could disturbed the health
of pre-weaning calves are infectious caused by bacteria, viruses, protozoa, and parasites; and non
infectious: poor management and environment factor. The most infectious were: diarheae, navel
infection, bloat, wormy, and pneumonia. This research has conducted to: 1) identied diseases in
pre weaning calf based on symptoms, 2) act of curing in pre-weaning calf, 3) act of preventing,
4) improving raising management. Research was done based on survey method in two steps, rst,
quisionair distribution to farmer to get morbidity and mortality rates. Then continued by secon
steps was observation on dairy farming industry to identied kind of diseasses. Result showed
that moratality rate was very high: 48 from 245 calves (19,59%). Kind of dominant diseases
were (61,73%), pneumonia (25,61%), navel infection (4,22%), infection post-horn (4,22%), and
limping of foot (4,22%). Besides diseases as mention before, abses, enteritis, conjungtivitis were
also could identied. Antibiotics (ceftiofur), antihysthamine (diphenhydramin HCl), vitamine A,
Cholecalciferol (Vit D3) and Vitamine E were the veterinary drug that usually used. For pneumonia
and navel infection, dexamethazone was added. The act of prevention by disease is by sanitation
and vaccination management repair.
ABSTRAK
Kesehatan pedet merupakan faktor penting dalam usaha peternakan sapi perah. Gangguan kesehatan
pada pedet perah pra-sapih disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor infeksius, meliputi bakteri, virus, protozoa
dan parasit, serta faktor non infeksius yang berua keslahan manajemen dan faktor lingkungan. Gangguan
kesehatan yang paling sering terjadi adalah diare, infeksi tali pusar, bloat/kembung, cacingan dan radang
paru-paru (pneumonia). Tingkat kematian pedet pra-sapih pada peternakan rakyat relatif masih tinggi. Tujuan
khusus penelitian adalah: 1) identikasi penyakit pada pedet pra-sapih berdasarkan gejala-gejala penyakit, 2)
tindakan pengobatan penyakit pada pedet pra-sapih, 3) tindakan pencegahan penyakit pada pedet pra-sapih,
4) perbaikan manajemen pemeliharaan.Metode penelitian yang digunakan adalah survei, melalui dua tahap,
yaitu Tahap I, penyebaran kuisioner ke peternak guna memeroleh data tingkat morbiditas dan mortalitas
pedet perah pra-sapih. Tahap II, pengamatan langsung ke perusahaan peternakan, untuk identikasi penyakit
yang menyerang pedet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka mortalitas pedet pada peternakan rakyat
torgolong tinggi, yaitu sebesar 48 ekor dari 245 ekor pedet sampel penelitian (19, 59%). Kejadian penyakit
yang ditemukan di perusahaan peterrnakan meliputi : diare (61,73%), pneumonia (25,61%), infeksi tali
pusar (4,22%), infeksi post potong tanduk (4,22%), dan pincang (4,22%). Kesimpulan penelitian ini adalah
bahwa penyakit pada pedet perah pra-sapih yang berhasil diidentikasi adalah diare, pneumonia, infeksi
tali pusar, infeksi setelah potong tanduk, pincang, abses, enteritis, radang mata. Pengobatan penyakit yang
diterapkan berupa pemberian antibiotik berupa ceftiofur, antihistamin berupa diphenhydramin HCl, vitamin A,
Cholecalciferol (Vit D3) dan Vitamin E, serta penguat otot dan transportasi. Pada pneumonia dan infeksi tali
pusar ditambahkan obat anti radang berupa dexamethazone. Tindakan pencegahan penyakit yang dilakukan
adalah sanitasi dan vaksinasi, dan perbaikan manajemen.
40 Maret 2014: 40 - 49
Versi online / URL:
Volume 9, Nomor 2
Identikasi Penyakit Pada Pedet Perah Pra-Sapih Di Peternakan Rakyat Dan Perusahaan Peternakan 41
Imbang Dwi Rahayu JURNAL GAMMA, ISSN 0216-9037
yang buruk. Triyanton (2009) menyatakan kebutuhan pedet akan antibodi, sehingga
bahwa di daerah tropis, rata - rata persentase ditemukan kematian pedet yang tinggi, akibat
kematian pedet di bawah umur tiga bulan serangan penyakit. Pemberian kolustrum
mencapai 20% bahkan bisa mencapai 50%. mestinya dilakukan segera, tidak lebih dari 1
Kematian pedet tertinggi disebabkan jam setelah pedet lahir dan diberikan sebanyak
oleh diare, diikuti tertinggi kedua, yaitu 2 sampai 4 kali pemberian, sebanyak 3-4 liter
pneumonia. Hal ini sesuai dengan laporan per hari sampai umur 7 hari.
Azizzadeh et al (2012), bahwa diare dan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pneumonia adalah penyebab utama mortalitas 85% peternak memberikan kolustrum dengan
pada pedet. Faktor-faktor yang menjadi ember. Sebenarnya ada dua cara pemberian
predisposisi antara lain : perkandangan, kolustrum, yaitu dengan botol yang diberi
metode, lama dan volume pemberian selang karet lunak dan menggunakan ember.
kolustrum, musim kelahiran, distokia pada Pada pemberian kolustrum menggunakan
induk saat pedet dilahirkan. ember terbuka diperlukan kesabaran peternak
Terdapat beberapa faktor penyebab melatih pedet untuk minum kolustrum,
angka kematian pedet perah pra sapih yang sehingga kolustrum bisa masuk langsung ke
tinggi dalam penelitian ini, yaitu jumlah abomasum. Faktor ketidak-sabaran peternak
kolustrum yang kurang, keterlambatan waktu melatih pedet minum kolustrum lewat ember
pemberian kolustrum setelah kelahiran, menyebabkan kolustrum masuk ke rumen,
pemberian kolustrum terlalu singkat dan tidak langsung ke abomasum.
kesalahan cara pemberian kolustrum. Pada pedet yang baru lahir, sistem digesti
Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan mirip dengan sistem digesti monogastrik.
86% peternak memberikan kolustrum antara Pada fase prerumiansia ini, pakan cair akan
melebihi 1 jam setelah pedet lahir. Pemberian masuk melalui esophageal groove, satu
kolustrum yang melebihi 1 jam setelah lekukan sehingga makanan cair langsung
kelahiran, adalah terlambat. Soetarno (2003) masuk ke dalam abomasum tanpa melalui
menyatakan bahwa kolustrum sebaiknya lambung depan (rumen, retikulum, omasum).
diberikan antara 30-60 menit setelah pedet Sebaliknya, apabila terdapat pakan padat,
lahir. Pemberian kolustrum bertujuan untuk baik konsentrat atau rumput, maka saluran
memberikan antibodi pada pedet yang baru tersebut akan tetap membuka, sehingga pakan
lahir. Dinyatakan lebih lanjut oleh Anonimous padat jatuh ke rumen. Proses membuka dan
(2010) bahwa semakin cepat kolostrum menutupnya saluran mengikuti pergerakan
diberikan, semakin cepat pula kolostrum reeks. Semakin besar pedet, maka gerakan
masuk ke abomasum dan intestinum. reek ini semakin menghilang. Selama 4
Selanjutnya antibodi segera diabsorbsi dan minggu pertama sebenarnya pedet hanya
darah pedet secara cepat tersuplai antibodi, mampu mengkonsumsi pakan dalam bentuk
sehingga pedet terlindungi dari serangan cair.
penyakit. Abomasum secara sik dan biokimiawi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mampu mencerna bahan pakan utama
sejumlah peternak (39%) memberikan pedet yaitu susu. Pada masa preruminansia,
kolustrum 1-2 liter, sedangkan 35% peternak abomasum men sekr esi r enin. Renin
memberikan kolustrum lebih dari 2 liter. memiliki kemampuan menjendalkan susu
Ditemukan 55% peternak memberikan dan memisahkan menjadi kasein dan whey.
kolustrum selama 1-3 hari, hanya 13 % Whey masuk ke dalam duodenum dalam 5
peternak memberikan kolustrum antara 3 menit setelah minum susu, sementara kasein
hari sampai dengan 7 hari. Jumlah dan lama akan tetap berada di dalam abomasum. Renin
pemberian kolustrum tidak sesuai dengan adalah enzim proteolitik dan bertanggung
42 Maret 2014: 40 - 49
Versi online / URL:
Volume 9, Nomor 2
jawab terhadap pemecahan jendalan susu pedet pada minggu pertama setelah lahir.
tersebut pada pedet yang berumur sangat Hal ini sesuai dengan pernyataan Margerison
muda sebelum enzim tersebut digantikan dan Downey (2005) yang melaporkan bahwa
oleh pepsin. dalam konsentrasi IgG dalam kolustrum
Jendalan kasein mengalami degradasi sangat bervariasi, antara 10 g/l sampai dengan
secara bertahap oleh renin dan atau pepsin serta lebih dari 100 g/l, tergantung pada umur,
asam klorida dan secara partial perncernaan bangsa, volume kolustrum yang diproduksi,
protein ini akan berlangsung selama 24 riwayat penyakit, dan musim. Kira-kira 4 liter
jam. Setelah masuk ke dalam intestinum kolustrum dengan konsentrasi IgG 60 g/l, akan
maka enzim yang lain akan berperan untuk memberikan IgG pada plasma pedet dengan
mencerna bahan pakan tersebut. konsentrasi IgG sebesar 20,8 g/l. Selanjutnya
Manfaat kolustrum bagi kehidupan dinyatakan pula bahwa dalam kolustrum
pedet pra sapih, antara lain kandungan terkandung hormon, peptide bioaktif dan
antibodi yang tinggi, yang mampu mencegah enzim-enzim, yang memegang peran penting
masuknya bibit penyakit, sehingga berperan dalam perkembangan traktus digestivus,
sebagai anti-infeksi. Kandungan gizi sehingga meningkatkan pertumbuhan dan
kolostrum lebih tinggi dibanding dengan perkembangan pedet.
susu non kolostrum. Kolostrum mengandung Blum (2005) menambahkan bahwa
lebih banyak protein (terutama dalam bentuk kolustrum mengandung sel-sel, antara lain
laktoglobulin atau gamma globulin), mineral, eritrosit, leukosit dan laktosit. Kolustrum
lemak, dan vitamin-vitamin dari pada susu juga mengandung berbagai nutrient, antara
normal. Kolostrum juga mengandung laktosa lain : asam lemak, asam amino, mineral, trace
yang lebih rendah dari pada susu normal. element, dan pre-vitamin. Komponen non
Hal ini sangat berguna karena kandungan nutrient yang terkandung dalam kolustrum
laktosa yang tinggi dapat menyebabkan pedet berupa : hormone, releasing factor, growth
menderita diare/mencret. Kolustrum sangat factor, enzim, transferin, prostaglandin,
mudah diserap oleh dinding usus pedet. cytokine, nukleotida dan poliamin.
Ditambahkan oleh Blum (2005), bahwa Kolustrum dapat juga menghambat
kolustrum mengandung komponen non- perkembangan bakteri E. coli dalam usus
nutrisi, antara lain immunoglobulin dan pedet, karena mengandung laktoferin dalam
senyawa-senyawa biologik aktif. Senyawa waktu 24 jam pertama. Kolostrum bersifat
non-nutrisi tersebut, antara lain : hormon, laxan, yaitu dapat membantu mengeluarkan
releasing factor, faktor-faktor pertumbuhan kotoran hitam lengket yang dinamakan
dan enzim-enzim. Senyawa non-nutrisi ”tahi gagak” (meconium) yang tertimbun
pada pedet yang baru lahir berperan antara dalam usus halus, dimana pada waktu
lain : (1) meningkatkan populasi mikroba lahir merupakan tumpukan kotoran tempat
dan perkembangan sel-sel (proliferasi dan berkembangbiakan bermacam-macam bakteri
diferensiasi) dalam saluran gastrointestinal, yang harus segera dikeluarkan (Soetarno,
(2) sintesis protein, degradasi, digesti dan 2003).
absorbsi serta motilitas sistem gastrointestinal, Tingkat mortalitas pedet dipengaruhi
(3) sistem imun dalam gastrointestinal. oleh musim, hal ini sesuai dengan pernyataan
Kolustrum harus diberikan pedet dalam Uza dan Adee (2005) bahwa tingkat kematian
jumlah, kualitas dan lama pemberian yang pedet saat musim dingin lebih tinggi daripada
cukup, karena dalam kolustrum terkandung saat musim panas. Kematian pedet pada
antibodi berupa IgG, sel-sel darah, komponen musim panas disebabkan oleh kekurangan
nutrient dan komponen non-nutrient yang nutrisi, akibat penurunan konsumsi pakan,
penting untuk mempertahankan kehidupan yang selanjutnya pedet lebih peka terhadap
Identikasi Penyakit Pada Pedet Perah Pra-Sapih Di Peternakan Rakyat Dan Perusahaan Peternakan 43
Imbang Dwi Rahayu JURNAL GAMMA, ISSN 0216-9037
44 Maret 2014: 40 - 49
Versi online / URL:
Volume 9, Nomor 2
dan Downey (2005), bahwa virus Rotavirus 500.000 IU, Cholecalciferol (Vit D3) 50.000
dan Coronavirus menyebabkan kerusakan IU, Vitamin E 50 IU. Indikasi pencegahan
villi-villi usus, sehingga menyebabkan dan pengobatan desiensi vitamin A, D3 dan
hilangnya kemampuan digesti dan absorbsi, E. Diberikan melalui suntikan intramuskuler
yang berakibat terjadi diare dan dehidrasi atau subkutan dengan dosis : anak sapi ( 0,5
pada pedet penderita. – 1 ml ).
Tingkat mortalitas pedet yang tinggi Vetradyl adalah obat anti histamin,
(19,59%) pada penelitian ini dimungkinkan setiap milliliter mengandung diphenhydramin
karena penyakit virus. Hal ini didukung HCl 20 miligram. Dosis yang digunakan
oleh pernyataan Ata et al (2013), bahwa untuk sapi adalah 1,25 – 2,5 per 100 kilogram
diare yang disebabkan oleh Rotavirus bobot badan. Diberikan secara injeksi
menyebabkan kematian pada pedet bisa intramuskuler.
sampai 50%, tergantung pada ada tidaknya Avante merupakan preparat antibioti
infeksi sekunder oleh bakteri. Tingkat spektrum luas, efek antibakterial sangat kuat
mortalitas yang disebabkan oleh bakteri terhadap bakteri gram negatif maupun positif,
Coronavirus berkisar antara 1%-25%. termasuk bakteri penghasil β-laktamase serta
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakteri anaerobik. Avante injeksi mencapai
pada umumnya kasus diare terjadi pada konsentrasi serum efektif dalam waktu
minggu pertama awal kehidupan. Hal ini singkat, sehingga memberikan efek terapeutik
dimungkinkan akibat infeksi Cryptosporidium dalam waktu 1 jam setelah pemberian. Avante
spp Hal ini sesuai dengan pernyataan Dell 0,1 gram mengandung 100 mg ceftiofur
Coco (2008), bahwa diare pada pedet yang sodium.
diakibatkan oleh infeksi Cryptosporidium Bio so lami ne m eng and un g AT P,
spp, tertinggi kejadiannya pada umur pedet Magnesium aspartat, Kalium aspartat, Natrium
kurang dari 7 hari, sebesar 37,5%, pada Selenite dan vitamin B12. Indikasi obat ini
pedet umur antara 8 hari sampai 14 hari, adalah untuk menstimulir tubuh, terutama
kejadiannya lebih rendah, yaitu 21,4%. pada tonus otot, sehingga bisa diberikan
Hospes denitif sangat diperlukan protozoa pada ternak yang mengalami kelemahan otot
untuk mempertahankan siklus hidup, yaitu akibat kerja keras, transportasi, melahirkan,
produksi ookista. kekurangan makanan, infeksi dan dyspnoe
Kejadian diare meningkat selama syndrome pada anak sapi.
musim dingin, antara bulan Oktober dengan Pada kasus diare pedet disarankan
Februari, hal ini disebabkan karena stress oleh Subronto (2003), tidak memberikan air
dingin yang berakibat penurunan status imun susu atau susu pengganti (milk replacer)
pedet awal kehidupan. Tindakan pengendalian selama 1-2 hari, sampai diare dapat diatasi.
penyakit diare yang bisa dilakukan antara lain Pemberian antibiotik secara oral dihindari,
: pengobatan dengan antibiotik, menekan karena berefek negatf berupa dibebaskannya
tingkat pencemaran agen penyebab, melalui endotoksin secara langsung akibat kematian
sanitasi lingkungan, peningkatan kualitas dan terlarutnya sel-sel bakteri. Endotoksin
kolustrum dan pakan tambahan saat musim tersebut dapat mengakibatkan kematian
dingin (Malik et al., 2012). mendadak karena shock endotoksin.
Pengobatan yang dilakukan pada kasus Dinyatakan pula bahwa pada penderita diare
diare dalam penelitian ini adalah dengan perlu diterapi dengan pemberian cairan faali
pemberian Avante, Duphafral, Vetadryl dan dan elektrolit.
Biosolamine. Disarankan oleh Anonimous (2010),
Duphafral adalah vitamin, bentuk beberapa upaya tindakan pencegahan yang
cairan. Tiap ml mengandung Vitamin A bisa dilakukan pada kasus diare pedet, yaitu:
Identikasi Penyakit Pada Pedet Perah Pra-Sapih Di Peternakan Rakyat Dan Perusahaan Peternakan 45
Imbang Dwi Rahayu JURNAL GAMMA, ISSN 0216-9037
(1) pemberian kolostrum segera, sejam Lorenz et al. (2011), dengan terapi ini
setelah pedet lahir, (2) tersedia kandang hasilnya lebih baik jika dibandingkan dengan
yang nyaman, bersih, hangat, terlindung tanpa diterapi atau diterapi hanya dengan
dari angin dan cuaca dingin, (3) pedet antibiotik. Kombinasi antara antibiotik
dikandangkan secara terpisah dari sapi dengan NSAIDs akan menurunkan pyrexia,
dewasa, (4) manajemen dan pemberian pakan gejala klinis, keruskan paru-paru, dan
yang baik, (5) perubahan pemberian pakan memperbaiki pertambahan bobot badan
dilakukan secara bertahap, baik jenis maupun harian. Pada penelitian ini dilakukan terapi
volumenya. dengan pemberian obat-obatan, yaitu :
gentamycin, dexametazone, vetadryl dan
Pneumonia biosolamin.
Gentamycin merupakan antibiotika
Kasus pneumonia pada penelitian ini golongan aminoglikosida. Mekanisme kerja
ditemukan cukup tinggi, yaitu 25,61%. gentamisin adalah dengan mengikat secara
Menurut Radaelli (2005), penyebab utama ireversibel sub unit ribosom 30S dari kuman,
pneumonia pada pedet adalah Mycoplasma yaitu dengan menghambat sintesis protein
bovis. Penyakit pneumonia pada penelitian dan menyebabkan kesalahan translokasi kode
ini dimungkinkan disebabkan oleh multi genetik. Gentamisin bersifat bakterisidal.
faktor, antara lain : virus, bakteri dan Gentamisin efektif terhadap berbagai strain
lingkungan. Hal ini sesuai dengan pernyataan kuman Gram negatif (Hardjasaputra, 2002).
Lorenz et al. (2011), bahwa pneumonia Dexamethasone berperan sebagai
pada pedet disebabkan oleh kelompok anti radang pada sapi umumnya diberikan
virus, antara lain Bovine Herpes Virus secara intra muskuler, namun pada kasus
(BoHV1), Bovine Respiratory Syncytial keradangan berat pada organ dalam seperti
Virus (BRSV), dan Parainuenza 3 Virus jantung, bisa juga diberikan intravena.
(PI3) dan kelompok bakteri, antara lain: Pemberian intavena akan berefek secara cepat
Mycoplasma bovis, Pasteurella multocida, untuk meminimalisir kejadian keradangan
Mannheimia haemolytica, Histophilus somni otot jantung ( myocardium ). Penanganan
dan fakor-faktor lingkungan. pneumonia yang tepat, dengan pemberian
Mycoplasma bovis selain menyebabkan antibiotik yang spesifik untuk saluran
pneumonia, bakteri ini juga menimbulkan pernafasan dan pemberian dexamethasone
radang pada tulang (arthritis), tendo dan untuk mengurangi keradangan paru paru.
cairan sendi (tenosynovitis), telinga, mata Tindakan pencegahan terhadap infeksi M.
dan saluran reproduksi. Pada penelitian bovis adalah dengan vaksinasi. Sebagaimana
ini, pedet penderita hanya menunjukkan dinyatakan oleh Maunsell (2007), vaksinasi
pneumonia, belum sampai menimbulkan pada pedet untuk tahan terhadap infeksi M.
radang di organ lain, sebagaimana terlihat bovis dilakukan pada umur antara 1-5 bulan,
pada Gambar 5.3. Gejala klinis yang terlihat dengan vaksin M. bovis live, secara subkutan
antara lain : respirasi cepat dan dangkal, sesak atau intraperitoneal, atau dengan bakterin
napas, batuk, keluar lender pada hidung, yang diinaktivasi dengan formalin, diberikan
bahu direnggangkan. Hal ini sesuai dengan secara subkutan.
pernyataan Subronto (2003).
Terapi yang bisa dilakukan pada Infeksi Tali Pusar
pedet penderita pneumonia adalah dengan
pemberian kombinasi antibiotik dengan Pada perawatan pedet, kejadian
anti-radang non steroid atau Non-steroidal perdarahan tali pusar, infeksi tali pusar,
anti-inammatory drugs (NSAIDs) . Menurut putusnya tali pusar yang terlalu pendek
46 Maret 2014: 40 - 49
Versi online / URL:
Volume 9, Nomor 2
atau tali pusar putus total harus dihindari. antibiotik, berupa Gentamycin dengan
Kejadian tersebut akan berlanjut menjadi anti radang Dexamethazone, serta
radang tali pusar (omphalitis) atau justru antihistamin berupa diphenhydramin
kematian pedet. Penanganan omphalitis HCl.
yang tidak baik menyebabkan agen infeksi • Pada kasus inf eksi tali pusar
masuk ke saluran pencernaan, peredaran diberikan pengobatan kombinasi
darah dan masuk ke organ organ vital seperti antara antibiotik, berupa Gentamycin
paru paru. Hal ini bisa dipastikan berlanjut dengan anti radang Dexamethazone,
menjadi kasus diare dan radang paru paru serta antihistamin berupa
(penumonia). Pemakaian dexamethasone diphenhydramin HCl.
dikombinasi dengan antibiotik banyak • Tindakan pencegahan penyakit yang
menyelamatkan pedet pada kejadian radang dilakukan adalah sanitasi dan vaksinasi,
rali pusar (omphalitis), penumonia, dan berak dan perbaikan manajemen.
darah (enteritis).
Diperlukan tindakan penanganan tali Saran
pusar pedet secara steril, sehingga tali pusar
cepat mengering, tanpa adanya infeksi. Bisa • Diperlukan perbaikan manajemen
dilakukan dengan cara penyemprotan iodine pemeliharaan, antara lain : pemberian
pada tali pusar selama seminggu, pemakaian kolustrum dengan volume 4 liter,
umbilical clamp, dan menyediakan kandang diberikan 3-4 kali sehari, diberikan
pedet yang bersih, kering dan nyaman. segera, kurang dari 1 jam setelah pedet
Namun umbilical clamp tidak boleh dipakai lahir, dengan lama pemberian sampai
pada pedet yang hidup berkoloni dengan umur 1 minggu.
induk, karena akan merangsang induk • Penyediaan kandang yang nyaman,
memakan / menarik tali pusar sehingga putus. bersih, hangat, terlindung dari angin dan
cuaca dingin.
• Pemberian pakan dengan jumlah dan
KESIMPULAN DAN SARAN kualitas sesuai berat badan pedet, dan
perubahan pemberian pakan dilakukan
Kesimpulan secara bertahap, baik jenis maupun
volumenya.
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang • Pada kasus diare yang mengakibatkan
telah dipaparkan, maka kesimpulan yang bisa dehidrasi disarankan pengobatan perlu
diangkat pada penelitian ini adalah : ditambahkan cairan elektrolit.
• Penyakit pada pedet perah pra-sapih
yang berhasil ditemukan adalah : diare, DAFTAR PUSTAKA
pneumonia dan infeksi tali pusar.
• Tindakan pengobatan terhadap kasus Anonimous. 2010. Manajemen Pemeliharaan
penyakit pedet antara lain : dan Kesehatan Pedet. Kementrian
• pengobatan pada kasus diare adalah P er t an i an . D ir ek t o r at Je n d er a l
dengan pemberian antibiotik berupa Peternakan. Balai Besar Pembibitan
ceftiofur, antihistamin berupa Ternak Unggul Sapi Perah, Baturraden.
diphenhydramin HCl, vitamin-
vitamin : vitamin A, Cholecalciferol Ata Nagwa S, Sohard M Dorgham, Eman
(Vit D3) dan Vitamin E, serta penguat A Khairy and Mona S, Zaki. 2013.
otot dan transportasi. Calf Scours : Denition and causes.
• Pada kasus pneumonia, diberikan Life Science Journal. Vol 10 (1). http//
pengobatan kombinasi antar a wwwlifesciencesite.com
Identikasi Penyakit Pada Pedet Perah Pra-Sapih Di Peternakan Rakyat Dan Perusahaan Peternakan 47
Imbang Dwi Rahayu JURNAL GAMMA, ISSN 0216-9037
48 Maret 2014: 40 - 49
Versi online / URL:
Volume 9, Nomor 2
Identikasi Penyakit Pada Pedet Perah Pra-Sapih Di Peternakan Rakyat Dan Perusahaan Peternakan 49