You are on page 1of 7

E-jurnal keperawatan (e-Kp) volume1 nomor1 agustus 2013

HUBUNG AN PEM AKAI AN KON TR ASEPSI H ORMO N AL D AN


NON HO RMO N AL DENG AN KEJ AD IAN KAN KER SER VIKS
DI R U ANG D ATAS BLU , PROF, Dr, R . D. KAN DOU
M ANADO

Sarwenda Abdullah
Jeavery Bawotong
Rivelino Hamel
Program Studi Ilmu KeperawatanFakultas KedokteranUniversitas Sam Ratulangi Manado
Emai l: Sarwenda.abdullah@yahoo.com

ABSTRACT : Cervical Cancer is the tumor malignant epithelial cells derived from
squamous. Based on the data Globacan, International Agency for Research on cancer (IARC)
in 2002, pathology examination in one of Indonesia declared most cancers are cervical cancer.
This disease is a major cause of cancer death in women, even every year about a quarter of a
million women die from this disease. Research is done in the hospital room D upper, BLU.
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado To The Effect to know relationship hormonal contraceptive
use and non-hormonal with cervical cancer incidence. This observasional Type with Method
cases control. Sample taken using Quota sample as much 42 people which consists of a group
of cases (cervical cancer +) and control group (cervical cancer is not -). Observasional results
of this study indicate that the use of 21 hormonal contraceptives 18 people cervical cancer +
and 3 cervical cancer is not -. Meanwhile to of 21 non-hormonal contraceptives 2 people
cervical cencer + and 19 people cervicak cancer is not-.
Based on the statistic test conducted, there was a significant association with contraceptive
use hormone and non hormone with cancer cervical incidence, where the value p =0,00 which
means that (p<0,05) wiwth the value OR 0,18. Thus it can be concluded contraceptive
hormone more risk 0,18 times compared with contraceptive non-hormonal.
Key Words: Contraceptive Hormonal and Non-Hormone, Cervical Cancer.

ABSTRAK : Kanker serviks adalah tumor ganas primer yang berasal dari sel epitel
skuamosa. Berdasarkan data Globocan, International Agency for Research on Cancer (IARC)
tahun 2002, hasil pemeriksaan patologi di Indonesia menyatakan salah satu kanker terbanyak
adalah kanker serviks. Penyakit ini merupakan penyebab kematian utama kanker pada wanita,
bahkan tiap tahunnya sekitar seperempat juta wanita meninggal karena penyakit ini.
Penelitian ini dilakukan di ruang inap D atas BLU. RSUP. Prof. Dr. R. D Kandou Manado
dengan tujuan untuk mengetahui hubungan pemakaian kontrasepsi hormonal dan non
hormonal dengan kejadian kanker serviks. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik
dengan Metode Kasus Kontrol. Sampel diambil menggunakan Quota sampel sebanyak 42
orang yang terdiri dari kelompok kasus (kanker serviks +) dan kelompok kontrol (tidak
kanker serviks -). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari 21 pemakaian kontrasepsi
hormonal 18 orang kanker serviks + dan 3 tidak kanker serviks -. Sedangkan pada dari 21
pemakaian kontrasepsi non hormonal 2 kanker serviks + dan 19 tidak kanker serviks -.
Berdasarkan uji statistik yang dilakukan, ada hubungan yang bermakna dengan pemakaian
kontrasepsi hormonal dan non hormonal dengan kejadian kanker serviks dimana nilai p=0,00
yang artinya (p<0,05) dengan nilai OR 0,18. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kontrasepsi
hormonal dan non hormonal lebih berisiko 0,18 kali.
Kata kunci : Kontrasepsi Hormonal dan Non Hormonal, Kanker Serviks.

1
E-jurnal keperawatan (e-Kp) volume1 nomor1 agustus 2013

PENDAHULUAN Kaitan hormon-hormon tertentu


World Health Organization (WHO) dengan perkembangan kanker tertentu
menyatakan bahwa penyakit kanker telah terbukti. Hormon bukanlah
merupakan masalah kesehatan di berbagai karsinogen, tetapi dapat mempengaruhi
Negara termasuk Indonesia. Berdasarkan karsinogenesis. Hormon dapat
data Globocan, International Agency for mengendalikan atau menambah
Research on Cancer (IARC) tahun 2002, pertumbuhan tumor. Dasar pemberian
Di Indonesia, hasil pemeriksaan patologi terapi hormon dan beberapa terapi
menyatakan lima kanker terbanyak adalah pembedahan-hipofisioktomi dan
kanker leher rahim, payudara, kelenjar ooferoktomi adalah prinsip karsinogenesis
getah bening, kulit dan nasofaring ini Juga telah terbukti bahwa jaringan yang
(Harianto, 2004). responsive terhadap endokrin-seperti
Indonesia sebagai salah satu payudara, endometrium, dan prostat tidak
Negara berkembang yang mempunyai memperoleh kanker, kecuali jika
beberapa masalah kependudukan. Jumlah distimulasi oleh growth-promothing
kelahiran hidup di seluruh rumah sakit di hormone. Estrogen telah dikaitkan dengan
Indonesia pada tahun 2006 adalah 116.991 adenokarsinoma pada vagina, payudara,
kelahiran. Upaya untuk menekan angka uterus, dan tumor hepatic (Mary 2008).
kelahiran salah satunya dengan Data dari Badan Koordinasi
menurunkan tingkat kelahiran yaitu Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di
melalui program keluarga berencana Indonesia tahun 2000, hanya 54,84%
(Wiknjosastro, 2005). perempuan reproduksi yang memakai
Pemberian layanan keluarga kontrasepsi dan metode KB yang
berencana hendaknya dipandang sebagai terpopuler adalah suntikan (40,88%), pil
suatu layanan kesehatan reproduksi wanita (28,48%), dan AKDR (13,84%)
dalam konteks yang lebih luas. Layanan (Suwiyoga, 2004). Harian kompas
keluarga berencana berkualitas tinggi menyebutkan bahwa suntik hormonal
mencakup penyediaan pilihan alat menjadi pilihan mayoritas ibu-ibu.
kontrasepsi yang aman dan sesuai bagi Kanker seviks adalah tumor ganas
wanita (Wulansari, 2007). primer yang berasal dari sel epitel
Kontrasepsi suntik untuk skuamosa. Sebelum terjadinya kanker,
kebutuhan keluarga berencana di Indonesia akan didahului oleh keadaan yang disebut
terus berkembang dari tahun ke tahun lesi prakanker atau neoplasia intraepitel
dengan berbagai jenis preparat kontrasepsi serviks (NIS). Sebagian besar penderita
suntik yang tersedia. Pada tahun 2001 kanker serviks datang berobat pada
WHO menyatakan bahwa prevalensi stadium lanjut, karena pada stadium awal
penggunaan kontrasepsi suntik di penyakit ini tidak menimbulkan gejala.
Indonesia sebesar 10% sedangkan di Penyakit ini merupakan penyebab
seluruh dunia adalah 2%.1 Kontrasepsi kematian utama kanker pada wanita di
suntik (Depo-Provera®) DMPA negara-negara berkembang termasuk
danCyclofem® (kombinasi DMPA dan Indonesia, bahkan tiap tahunnya sekitar
Estradiol sipionate) sering digunakan seperempat juta wanita meninggal karena
karena memiliki kelebihan-kelebihan penyakit ini (Khasbiyah, 2004).
antara lain: dapat dilakukan di luar klinik, Penyakit kanker serviks ini belum
kemungkinan salah atau lupa kecil, jangka diketahui penyebabnya secara pasti,
waktu pemakaian cukup lama, sehingga sulit untuk dilakukan pencegahan
reversibilitas tinggi dan sebagian primer. Penyebabnya diduga antara lain
masyarakat masih menganggap pemberian melakukan hubungan seksual pertama kali
obat secara suntik merupakan cara yang di bawah umur 20 tahun, pasangan seksual
paling mujarab (Harianto, 2004). dua orang atau lebih, cerai atau pisah

2
E-jurnal keperawatan (e-Kp) volume1 nomor1 agustus 2013

dengan hubungan seksual yang tidak stabil, Populasi yaitu semua pasien yang
merokok, higiene perorangan yang rendah, dirawat diruang inap D atas pada 1 tahun
kemiskinan, melahirkan anak pada usia terakhir dan Sampel dalam penelitian ini
muda, rangsangan terus-menerus pada dibagi dalam dua kelompok, yaitu kasus
leher rahim misalnya pada frekuensi koitus adalah semua pasien yang dirawat
yang tinggi, peradangan, paritas lebih dari diruangan D atas 1 tahun terakhir
tiga dan adanya bahan-bahan mutagen yang dinyatakan menderita kanker serviks
yang diduga dapat merubah sel-sel di berdasarkan catatan rekam medik
jaringan rahim secara genetik misalnya sedangkan kontrol adalah semua
sperma yang mengandung bahan rokok, pasien yang dirawat diruangan D atas yang
penggunaan kontrasepsi hormonal, dinyatakan tidak menderita kanker serviks
komplemen histon, mikoplasma, klamidia, ataupun kanker lainnya berdasarkan
virus herpes simpleks (HSV 2), human catatan buku diagnosa dan mempunyai
papiloma virus tipe 16,18,31 (HPV 16, 18, data lengkap mengenai variabel yang
31), trikomonas vaginalis (Rauf, 2006). diteliti. Teknik pengambilan sampel dalam
Terjadinya pemaparan estrogen penelitian ini yaitu quota sampling,teknik
dapat disebabkan oleh penggunaan pengambilan sampel sesuai dengan
kontrasepsi hormonal yang mengandung populasi yang di dapat di Ruang Inap D
kombinasi hormon yaitu estrogen dan Atas RSUP .Prof. Dr. R. D. Kandou
progesteron. Di Indonesia penggunaan Manado berjumlah 48 pasien kanker
hormon sebagai alat kontrasepsi sudah serviks. Sampel di ambil berdasarkan
populer dalam masyarakat. Pemakai kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria
kontrasepsi hormonal terbanyak adalah Inklusi : Kelompok kasus,Wanita yang
jenis suntikan dan pil (Harianto, 2004). menggunakan kontrasepsi hormonal dan
Dari hasil observasi di ruang inap non hormonal dan mengalami kejadian
D atas BLU. RSUP. Prof. Dr. R. D. kanker serviks, wanita yang tidak
Kandou Manado jumlah penyakit kanker menggunakan kontrasepsi hormonal dan
serviks dari bulan September 2012-bulan non hormonal mengalami kejadian kanker
april 2013 terdapat 48 pasien yang dirawat serviks. Kelompok kontrol , Wanita yang
inap, sesuai dengan registrasi pasien. menggunakan kontrasepsi hormonal dan
Dari uraian diatas peneliti ingin non hormonal dan mengalami kejadian
mempelajari lebih dalam tentang hubungan kanker serviks, Wanita yang tidak
pemakaian kontrasepsi hormonal dan non menggunakan kontrasepsi hormonal dan
hormonal terhadap kejadian kanker serviks non hormonal mengalami kejadian kanker
karena salah satu efek samping dari serviks. Kriteria Eksklusi : Kelompok
kontrasepsi hormonal dan non hormonal kasus, Wanita yang tidak menggunakan
yaitu meningkatkan kemungkinan kejadian kontrasepsi hormonaldan non hormonal
kanker serviks. Penelitian ini bertujuan tidak mengalami kejadian kanker serviks.
untuk mengetahui hubungan pemakaian Kelompok kontrol : Wanita yang tidak
kontrasepsi hormonal dan non hormonal menggunakan kontrasepsi hormonal dan
dengan kejadian kanker serviks. non hormonal tidak mengalami kejadian
kanker serviks.
METODE PENELITIAN Rumus pengambilan sampel :
Jenis penelitian adalah penelitian . ². .
observasional analitik dengan pendekatan n=
.( ). ². .
Case Control Study (kasus kontrol). Keterangan :
Penelitian ini telah dilaksanakan di Ruang n : Besar Sampel
Inap D Atas RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou p : Estimator proporsi
Manado. Penelitian ini telah dilaksanakan populasi jika tidak diketahui dianggap
pada tanggal 3 s/d 28 juni 2013. (50%)

3
E-jurnal keperawatan (e-Kp) volume1 nomor1 agustus 2013

q : 1- p (100% - p) menekankan masalah etika yang


Zα² : Harga kurva normal yang meliputi : Informed concent,
tergantung dari harga α (Zα² 0.05 = Anonymity (tanpa mana), dan
1,95). Confidentiality.
N : Toleransi kesalahan yang
dipilih (d=0,05). HASIL DAN PEMBAHASAN
n= Berdasarkan analisis hubungan
( . ) pemakaian kontrasepsi hormonal dan
, ,
non hormonal dengan kejadian kanker
, ( ) ( . ) ( . )( . ) serviks diperoleh dari 42 responden
= 42 dimana semuanya menggunakan
Dari rumus sampel ini didapat kontrasepsi hormonal dan non
sampel 42 sampel yang akan diteliti. hormonal, dari hasil analisa
Instrument dalam penelitian berdasarkan umur responden
ini melakukan Observasi yaitu menunjukan bahwa paling banyak
checklist dan rating scale dari responden berada pada kelompok
registrasi pasien yang dirawat di ruang umur 41-57 dan paling sedikit berada
Inap D atas1 tahun terakhir, yang pada kelompok umur 31-35.
berisi pertanyaan tentang data umum Berdasarkan tingkat pendidikan
responden. dimana responden yang paling banyak
Tahap Persiapan : Memilih tempat pada tingkat SMA dan paling sedikit
penelitian, Malakukan koordinasi pada tingkat S1. Berdasarkan
dengan tempat penelitian, kelompok pekerjaan responden paling
Mendapatkan izin studi pendahuluan, banyak berada pada kelompok IRT
Melakukan studi pendahuluan dan dan paling sediki berada pada
penjajakan awal untuk menentukan kelompok pensiunan, lihat pada tabel
masalah, Melakukan studi keputusan, 3. Sedangkan berdasarkan paritas
Menyusun proposal penelitian, paling banyak rsponden memiliki 2
Seminar proposal, Perbaikan proposal. anak dan paling sedikit 6 anak.
Tahap Pelaksanaan : Mendapatkan Berdasarkan frekuensi distribusi
izin penelitian, Persetujuan responden, analisa data pemakaian kontrasepsi
Pengumpulan data lewat observasi hormonal menunjukan paling banyak
atau checklist, Pengolahan data dan responden yang kanker serviks
anilisis data. dimana responden berada pada
Tahap Akhir : Penyusunan laporan pemakaian kontrasepsi pil, dan paling
penelitian, Seminar hasil penelitian, sedikit pemakaian kontrasepsi suntik
Perbaikan hasil siding, Pengadaan dan implant. Sedangkan Berdasarkan
lampiran penelitian. distribusi ferkuensi pemakaian
Pengolahan Data : editing, koding, kontrasepsi non hormonal
dan menggunakan analisis Univarit menunjukan paling banyak responden
dan Bivariat. berada pada pemakaian kontrasepsi
Dalam melakukan penelitian, IUD dan paling sedikit system
peneliti perlu mendapatkan adanya kalender dan kondom.
rekomndasi dari institusinya atau
pihak lain dengan mengajukan
permohonan izin kepada
institusi/lembaga tempat penelitian.
Setelah mendapat persetujuan barulah
melakukan penelitian dengan
Tabel 8. Distribusi responden berdasarkan

4
E-jurnal keperawatan (e-Kp) volume1 nomor1 agustus 2013

Tabel. 8 Pemakaian Kontrasepsi Hormonal dengan menggunakan uji chi-square di


Dan Non Hormonal Dengan Kejadian peroleh bahwa ada hubungan antara
Kanker Serviks
pemakaian kontrasepsi hormonal dengan
Kejadian kejadian kanker serviks di ruang inap D atas
Kontrasep Tota P Nila BLU, Prof. dr. R. D. Kandou Manado.
si Tidak l i Setelah dilakukan perhitungan Odds Ratio,
Kanke Kanke OR
pada pemakaian kontrasepsi hormonal
r r
Servik Servik
didapati nilai OR sebesar 0,18. Besar nilai
s s OR>1, ini menunjukkan bahwa pemakaian
Hormonal 3 18 21 alat kontrasepsi hormonal merupakan faktor
0,0 0,18 penyebab terjadinya kanker serviks.
Non 19 2 21 0 Kemungkinan terjadinya kanker serviks
Hormonal untuk ibu dengan pemakaian alat
Total 22 20 42 100 kontrasepsi hormonal adalah 0,18 kali. Di
bandingkan dengan pemakaian kontrasepsi
Sumber : Data Primer 2013
non hormonal.
Hasil penelitian tersebut relevan dengan
Sebelum dilakukan uji Chi-square, terlebih teori yang dikemukakan oleh Ali (2002),
dahulu ditampilkan tabulasi silang (cross bahwa pada penggunaan kontrasepsi
tab) yang menggambarkan penyebaran data.
hormonal tidak jarang pula ditemukan
Tabulasi silang tersebut berdimensi 2x2 displasia serviks, sehingga selama masih
atau disebut tabel kontingensi 2x2. dapat menggunakan kontrasepsi hormonal sangat
dilihat bahwa 42 responden yang di bagi disarankan untuk melakukan pemeriksaan
dalam dua kelompok yaitu kasus dan ginekologik secara teratur, seperti
kontrol, dimana kelompok kasus kanker pemeriksaan pap’smear setiap 6 bulan
serviks dan kelompok kontrol tidak kanker
sampai 1 tahun sekali.
serviks dengan pemakaian kontrasepsi Hasil penelitian ini berkaitan
hormonal sebanyak 18 kasus, dimana ibu dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
berada pada kelompok umur 23-57 dan Mutia Rissa Pratiwi yaitu “Ada Pengaruh
memiliki paritas 2-6, Sedangkan pada Pemakaian Kontrasepsi Estrogen Dan
pemakaian kontrasepsi non hormonal Progesterone Dengan Kejadian Kanker
sebanyak 2 kasus, dimana ibu berdada pada
Serviks”. Bahwa kemungkinan terjadinya
kelompok umur 40-45 dan memiliki paritas kanker leher rahim untuk pasien dengan
4-5. riwayat pemakaian kontrasepsi hormonal
Setelah dilakukan uji statistik kombinasi adalah 17,9 kali dibanding
dengan uji chi-square di dapatkan bahwa dengan pasien yang tidak menggunakan
ada hubungan pemakaian kontrasepsi kontrasepsi hormonal kombinasi. Hal ini
hormonal dengan kejadian kanker serviks.
berdasarkan dengan teori menurut Manuaba
Dlihat pada nilai p. Hasil analisis Chi-
bahwa salah satu peningkatan resiko kanker
square pada tabel kontingensi 2x2 dengan serviks yaitu pemakaian KB Pil, dalam hal
hubungan pemakaian kontrasepsi hormonal ini KB Pil merupakan salah satu macam
dengan kejadian kanker serviks dengan dari alat kontrasepsi hormonal.
derajat kebebasan (df) 1 dan tingkat Berdasarkan hasil dan data
signifikansi (ά) sebesar 5% (0,05), maka H0 penelitian yang diperoleh dari 42 sampel
di tolak. Dengan demikian, maka maka dapat disimpulkan bahwa pada
kesimpulannya adalah pada tingkat umumnya responden yang menggunakan
kepercayaan 95% dan ά0,05, terdapat kontrasepsi hormonal lebih berisiko terkena
hubungan yang signifikan antara pemakaian kanker serviks, melihat dampak yang terjadi
alat kontrasepsi hormonal dengan kejadian pada responden sebaiknya tenaga kesehatan
kanker serviks.Hasil analisis statistika

5
E-jurnal keperawatan (e-Kp) volume1 nomor1 agustus 2013

memberikan informasi bahwa pada penggunaan kontrasepsi hormonal, tidak


jarang pula ditemukan displasia serviks,

sehingga selama masih menggunakan


kontrasepsi hormonal sangat disarankan
untuk melakukan pemeriksaan ginekologik
secara teratur, seperti pemeriksaan
pap’smear setiap 6 bulan sampai 1 tahun
sekali untuk deteksi dini kanker serviks.
Penelitian ini memiliki beberapa
keterbatasan, di antaranya pertanyaan dalam
lembar observasi yang dibuat oleh peneliti
kurang tajam untuk menganalisis adanya
hubungan antara pemakaian kontrasepsi
hormonal dengan non hormonal. Sebagai
contoh pertanyaan tentang pemakaian
kontrasepsi pil,suntik, implant, IUD dan
sebagainya yang ditanyakan hanya
pemakaian saat ini bukan sewaktu sebelum
menderita Kanker serviks, selain itu lama
pemakaian serta apakah kontrasepsi pil
dipakai secara terus menerus atau diselingi
dengan kontrasepsi yang lainnya juga tidak
di tanyakan.

DAFTAR PUSATAKA
Ali, A, H, 2002. Kontrasepsi Hormonal. Kanker Leher
Jakarta . YBP-SP. Glasier. rahim”(http://ejournal.akbidpurworejo.ac.id
/index.php/jkk1/article/view/43)
Harianto, Rina, M, dan Hery, S 2005,Risiko Diakses 5/3/2013 : 1:19 am
penggunaan pil kontrasepsi kombinasi
terhadap kejadiankanker payudara pada Rauf, Syarul, 2006. Penanggulangan
reseptor KB Jakarta: MajalahIlmu Kanker Leher Rahim. WIDI Cabang
Kefarmasian, Makassar. Edisi 4: 14-17.

Heriyanto. Risiko Penggunaan Pil Sukaca. 2009. Penggunaan Kontrasepsi


Kontrasepsi Kombinasi Terhadap Kejadian PIL dalam jangka waktu. Jakarta. Sinar
Kanker Payudara pada Reseptor KB baru.
di Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo.
April 2005 Wiknjosastro H. 2005. Ilmu Kebidanan.
(www.jurnal.farmasi.ac.id.) diakses 6 mei Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
2013, 11:13 pm Prawirodiharjo.

Mutia Rissa Pratiwi. 2010. “ Pengaruh Wulansari P, dkk. 2007. Ragam Metode
Pemakaian Alat Kontrasepsi Kombinasi Kontrasepsi. Jakarta: EGC.
Progesteron Estrogen Terhadap Kejadian

6
E-jurnal keperawatan (e-Kp) volume1 nomor1 agustus 2013

You might also like