You are on page 1of 12

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN BRAND IMAGE

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN


(Studi pada Mahasiswa Pengguna Produk Sepatu Merek Converse di Fisip Universitas Merdeka
Malang)

Supriyadi, Wahyu Wiyani, Ginanjar Indra K.N


Program Studi Admnistrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Merdeka Malang

Abstract: This study aimed to describe (1) If the variable influence on product quality
product purchasing decisions Converse brand shoes. (2) Whether variables affect the
brand image of the product purchase decisions Converse brand shoes. (3) Is the variable
product quality and brand image influence the purchasing decisions Converse brand
shoes
The population in this study was students whom to be Converse brand shoes product user
in Faculty of Social and Political Science at the Merdeka University of Malang, a total of
39 respondents using non-probability sampling. Data that has met the validity and
reliability, and classical assumption (t test and F test) is processed to produce a
regression equation as follows:
Y = 13,789 + -0,261 X1 + 0,689 X2
Where the purchasing decisions variable (Y), the qulity of the product (X1), and brand
image (X2). Hypothesis testing using t test showed that the variable quality of the
products that have been researched proved no effect on the purchasing decisions, but the
variables that proved influential brand image on consumers purchasing decisions.
Hypothesis testing using the F test shows that the variable quality of the product and
brand image influence on purchase decisions by 22, 7%, while the remaining 77, 3% is
influenced by variables that are not used in this study.

Keywords: Quality Product, Brand Image, Purchasing Decision

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) Jika pengaruh variabel pada
produk kualitas produk keputusan pembelian Converse merek sepatu. (2) Keduanya,
variabel mempengaruhi citra merek dari keputusan pembelian produk Converse merek
sepatu. (3) Apakah variabel kualitas produk dan citra merek mempengaruhi keputusan
pembelian Converse merek sepatu
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa merek sepatu pengguna produk Converse di
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik di Universitas Merdeka Malang, sebanyak 39 responden
dengan menggunakan non-probability sampling. Data yang telah memenuhi validitas dan
reliabilitas, dan asumsi klasik (uji t dan uji F) diproses untuk menghasilkan persamaan
regresi sebagai berikut:
Y = 13.789 + -0261 X1 + 0.689 X2
Dimana keputusan pembelian variabel (Y), kualitas pelayanan dari produk (X1), dan citra
merek (X2). Pengujian hipotesis menggunakan uji t menunjukkan bahwa kualitas
pelayanan variabel dari produk yang telah diteliti terbukti tidak berpengaruh pada
keputusan pembelian, tetapi variabel yang terbukti brand image berpengaruh pada
konsumen keputusan pembelian. pengujian hipotesis menggunakan uji F menunjukkan
bahwa variabel kualitas produk dan merek pengaruh citra terhadap keputusan pembelian
oleh 22,7%, sedangkan remaning 77,3% dipengaruhi oleh variabel yang tidak digunakan
dalam penelitian ini.

Kata Kunci :Kualitas Produk, Citra Merek, Kepurusan Pembelian

74
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 4 No.1, Januari 2017 75

Semakin beraneka ragam merek-merek mempengaruhi konsumen dalam melakukan


produk sepatu yang beredar di pasaran, hal keputusan pembelian suatu produk, diantaranya
tersebut mendorong konsumen untuk lebih adalah seperti dari kualitas produk dan citra
pintar dan lebih cermat lagi dalam memutuskan merek (brand image) suatu produk, sehingga
pemilihan produk sepatu yang diharapkan, konsumen akan tetap loyal terhadap produk-
karena pada umumnya merek sangat produk yang dihasilkan oleh perusahaan
berpengaruh terhadap keputusan pembelian tersebut.
konsumen. Konsumen beranggapan bahwa Kelebihan sepatu Converse yang cocok
merek yang terkenal di pasaran lebih bagus dan digunakan dalam berbagai suasana dan cocok
lebih berkualitas dibandingkan dengan merek dipadupadankan dengan berbagai macam gaya
yang kurang populer di pasaran, karena merek membuat Converse mampu mempertahankan
yang populer di pasaran memberikan informasi pangsa pasarnya sampai sekarang ini, bahannya
yang lengkap dibandingkan produk dengan yang disesuaikan dengan kontur kaki membuat
merek yang cenderung tertinggal di pasaran, kenyamanan tersendiri bagi para pemakainya.
maka dengan adanya merek, konsumen dapat Model dan motifnya pun tidak kalah unik dan
dengan mudah untuk membedakan karakteristik variatif mengikuti perkembangan mode
dari tiap-tiap produk yang bermunculan di sehingga membuat sepatu Converse memiliki
pasaran, dan perusahaan juga memerlukan keunggulan tersendiri dan semakin dicintai
informasi tentang faktor-faktor yang dapat penggemarnya.
mempengaruhi konsumen dalam melakukan Sepatu Converse mungkin yang tertua,
keputusan pembelian suatu produk, diantaranya yang paling dicari, dan terlaris sepanjang masa,
faktor yang turut berperan dalam pengambilan seperti yang telah diungkapkan bahwa di
keputusan pembelian konsumen seperti kualitas Amerika sedikitnya 50% dari penduduknya
produk (product quality) dan citra merek memiliki setidaknnya sepasang sepatu
(brand image) suatu produk. Converse, hal tersebut dikarenakan Converse
Kualitas produk (product quality) yang merupakan perusahaan sepatu yang berbasis di
dimaksud merupakan pemahaman bahwa Amerika, yang telah dikenal keahliannya dalam
produk yang ditawarkan oleh perusahaan pembuatan produk sepatu olah raga dan sepatu
mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki gaya hidup, bahkan di Indonesia pun para
oleh produk pesaing, maka dari itu perusahaan pengusaha sepatu baik offline maupun online
berusaha memfokuskan pada kualitas sudah banyak yang menjual produk sepatu
produknya, dan membandingkannya dengan Converse, hal tersebut dikarenakan dari
produk yang ditawarkan oleh perusahaan keunggulan-keunggulan yang dimiliki sepatu
pesaing. Produk dengan penampilan terbaik Converse itu sendiri, seperti dari kulitas serta
belum tentu merupakan produk dengan kualitas brand, yang perusahaan ketahui hal tersebut
tertinggi, jika tampilannya bukanlah yang sangat mempengaruhi persepsi serta minat beli
dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen dan konsumen, dan pastinya sangat digandrungi
pasar, oleh karena itu produk-produk produsen khususnya oleh kawula muda.
yang sudah ada di pasaran saat ini dituntut
untuk lebih kreatif dan memperbanyak variasi Rumusan Masalah
serta inovasi produknya sesuai kebutuhan 1. Apakah variabel kualitas produk
konsumen dan pasar, sedangkan citra merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian
(brand image) suatu produk merupakan produk sepatu Converse?
representasi dari keseluruhan persepsi terhadap 2. Apakah vaiabel brand image berpengaruh
merek dan dibentuk dari informasi dan terhadap keputusan pembelian produk
pengalaman masa lalu terhadap merek itu. sepatu Converse?
Pengaruh citra merek suatu produk 3. Apakah vaiabel kualitas produk dan brand
berhubungan dengan keyakinan dan preferensi image berpengaruh terhadap keputusan
konsumen terhadap suatu merek produk. pembelian produk sepatu Converse?
Konsumen yang memiliki citra positif terhadap
suatu merek tertentu, akan lebih TINJAUAN PUSTAKA
memungkinkan konsumen tersebut untuk Menurut Kotler (1995:508),“Produk
melakukan pembelian ulang dari produk- merupakan apa saja yang dapat ditawarkan ke
produk yang dihasilkan dari merek perusahaan pasar untuk diperhatikan, diperoleh, atau
tersebut. Variabel-variabel yang dapat
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 4 No.1, Januari 2017 76

dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan langsung karena terdapat kemungkinan


dan kebutuhan”. bahwa konsumen tidak mengerti atau
Menurut Tjiptono (1999:95),“Secara kekurangan informasi atas produk yang
konseptual produk adalah pemahaman bersangkutan.
subyektif dari produsen atas “sesuatu” yang e. Ketahanan (durability), ukuran umur
bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai operasi harapan produk dalam kondisi biasa
tujuan organisasi melalui pemenuhan atau penuh tekanan, merupakan atribut
kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai berharga untuk produk–produk tertentu.
dengan kompetensi dan kapasitas organisasi f. Keandalan (reliability), adalah ukuran
serta daya beli”. probabilitas bahwa produk tidak akan
Menurut Kotler dan Amstrong (1995:444)¸ mengalami malfungsi atau gagal dalam
“Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan waktu tertentu.
ke pasar untuk mendapatkan perhatian, untuk g. Kemudahan perbaikan (repairability),
dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat adalah ukuran kemudahan perbaikan
memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan”. produk ketika produk itu tak berfungsi atau
Berbicara mengenai produk maka aspek gagal.
yang perlu diperhatikan adalah kualitas produk. h. Gaya (style), menggambarkan penampilan
Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa dan rasa produk kepada pembeli.
produk yang ditawarkan oleh penjual i. Desain (design), adalah totalitas fitur yang
mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki mempengaruhi tampilan, rasa, dan fungsi
oleh produk pesaing. produk berdasarkan kebutuhan pelanggan.
Menurut Prawirosentono (2004:6), Berdasarkan dimensi-dimensi tersebut,
“Kualitas produk adalah keadaan fisik, fungsi dapat disimpulkan bahwa suatu dimensi
dan sifat produk bersangkutan yang dapat kualitas merupakan syarat agar suatu nilai dari
memenuhi selera dan kebutuhan konsumen produk memungkinkan untuk bisa memuaskan
dengan memuaskan sesuai nilai uang yang telah pelanggan sesuai harapan.
dikeluarkan”.
Menurut Goetdch dan Davis (2002:4), Brand Image
“Kualitas produk merupakan suatu kondisi Menurut American Marketing Association
dinamis yang berhubungan dengan barang, (AMA) dalam Kotler (1997:63),“Merek yaitu
jasa, manusia, produk, dan lingkungan yang nama, istilah, tanda, simbol, atau desain atau
memenuhi atau melebihi harapan”. panduan dari hal-hal tersebut yang
dimaksudkan untuk memberikan identitas bagi
Dimensi Kualitas Produk barang atau jasa yang dibuat atau disedikan
Menurut Orville, Larreche, dan Boyd suatu penjual atau kelompok penjual serta
(2005: 422), “Apabila perusahaan ingin membedakannya dari barang atau jasa yang
mempertahankan keunggulan kompetitifnya disediakan pesaing”.
dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek Menurut America Marketing Association
dimensi apa saja yang digunakan oleh (AMA) dalam Kotler (2009:258),“Merek
konsumen untuk membedakan produk yang merupakan nama, istilah, tanda, simbol, atau
dijual perusahaan tersebut dengan produk rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang
pesaing”. dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang
Menurut Kotler dan Keller (2009:8-10), atau jasa penjual atau kelompok penjual dan
ada sembilan dimensi kualitas produk seperti untuk mendeferensiasikannya”.
berikut ini: Menurut Stanton dan Lamarto (1994:269),
a. Bentuk (form), meliputi ukuran, bentuk, “Merek adalah nama, istilah, simbol, atau
atau struktur fisik produk. desain khusus, atau beberapa kombinasi unsur-
b. Fitur (feature), karakteristik produk yang unsur yang dirancang untuk
menjadi pelengkap fungsi dasar produk. mengidentifikasikan barang atau jasa yang
c. Kualitas kinerja (performance quality), ditawarkan penjual”.
adalah tingkat dimana karakteristik utama Menurut Kotler (1997:63), merek
produk beroperasi. merupakan suatu simbol yang kompleks yang
d. Kesan kualitas (perceived quality) sering dapat menyampaikan enam tingkat pengertian,
dibilang merupakan hasil dari penggunaan antara lain:
pengukuran yang dilakukan secara tidak
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 4 No.1, Januari 2017 77

a. Atribut (Attributes), suatu merek c. Trade Mark (tanda merek dagang) yang
mendatangkan atribut tertentu kedalam merupakan merek atau sebagian dari merek
pikiran konsumen. yang dilindungi hukum, karena
b. Manfaat (Benefits), atribut yang ada harus kemampuannya untuk menghasilkan
diterjemahkan menjadi manfaat fungsional sesuatu yang istimewa. Tanda dagang ini
dan emosional. melindungi penjual dengan istimewaanya
c. Nilai (Values), merek juga menyatakan untuk menggunakan nama merek (tanda
suatu tentang nilai pembuat atau produsen. merek).
d. Budaya (Culture), merek dapat d. Copyright (hak cipta) yang merupakan hak
merepresentasikan budaya. istimewa yang dilindungi undang-undang
e. Kepribadian (Persnality), merek dapat untuk memproduksi, menerbitkan, dan
menjadi proyeksi dan pribadi tertentu. menjual karya tulis, karya music, dan karya
f. Pengguna (User), merek dapat seni.
mengesankan tipe konsumen tertentu. Berdasarkan definisi yang telah
dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa
Menurut Tjiptono (2005:49),“Brand Image pengertian merek adalah janji penjual kepada
merupakan deskripsi tentang asosiasi dan konsumen secara konsisten untuk memberikan
keyakinan konsumen terhadap merek tertentu”. feature, manfaat, dan jasa tertentu kepada
Brand image itu sendiri memiliki arti konsumen dan merek terbaik akan memberikan
kepada suatu pencitraan sebuah produk dibenak jaminan kualitas.
konsumen secara massal. Setiap orang akan
memiliki pencitraan yang sama terhadap Indikator Brand Image
sebuah merek. Persaingan dunia industri yang Indikator-indikator yang membentuk
semakin ketat saat ini, menuntut perusahaan brand image menurut Aaker dan Biel (2009:71)
untuk lebih kretif dan membuat suatu adalah:
keunggulan yang kompetitif, baik itu dari segi a. Citra pembuat (Corporate Image), yaitu
kemasan, produk, saluran pemasaran maupun sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan
citranya, jika tanggapan konsumen tentang konsumen terhadap perusahaan yang
penawaran suatu produk yang bersaing tetap membuat suatu barang atau jasa. Meliputi:
sebagai suatu hal yang sama atau biasa, maka popularitas, kredibilitas, jaringan
konsumen akan melihat merek dar suatu produk perusahaan, serta pemakai itu sendiri.
dengan tanggapan yang berbeda. b. Citra produk / konsumen (product Image),
Menurut Kotler (1997:259), citra yang yaitu sekumpulan asosiasi yang
efektif melakukan tiga hal untuk suatu produk, dipersepsikan konsumen terhadap suatu
yaitu: barang atau jasa. Meliputi: atribut dari
a. Menyampaikan suatu pesan tunggal yang produk, manfaat bagi konsumen, serta
memantapkan karakter produk dan usulan jaminan.
nilai. c. Citra pemakai (User Image), yaitu
b. Menyampaikan pesan dengan cara yang sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan
berbeda, sehingga tidak dikelirukan dengan konsumen terhadap pemakai yang
pesan serupa dari para pesaing. menggunakan suatu barang atau jasa.
c. Mengirimkan kekuatan emosional sehingga Meliputi: pemakai itu sendiri, serta status
membangkitkan hati maupun pikiran sosialnya.
pembeli.
Menurut Rangkuti (2002:2), merek Citra merek merupakan serangkaian
dapat juga dibagi dalam pengertian lain, yaitu: asosiasi yang ada dalam benak konsumen
a. Brand Name (nama merek) yang terhadap suatu merek, biasanya terorganisasi
merupakanbagian dari yang dapat menjadi suatu makna. Hubungan terhadap suatu
diucapkan misalnya, Aqua, Honda, merek akan semakin kuat jika didasarkan pada
Indomie, Nokia dan lain sebagainya. pengalaman dan mendapat banyak informasi.
b. Brand Mark (tanda merek) yang merupakan Citra atau asosiasi mempresentasikan persepsi
bagian dari merek yang dapat dikenali yang bisa merefleksikan kenyataan yang
namun tidak dapat diucapkan, seperti obyektif ataupun tidak. Citra yang terbentuk
lambang, desain huruf atau warna khusus. dari asosiasi inilah yang mendasari dari
Misalnya: symbol Daihatsu. keputusan pembelian konsumen.
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 4 No.1, Januari 2017 78

Konsumen lebih sering membeli produk Ilmu Politik Universitas Merdeka Malang yang
dengan merek yang terkenal karena mereka menggunakan produk sepatu dengan merek
merasa lebih nyaman dengan hal-hal yang Converse sebanyak 39 orang.
sudah dikenal, dan adanya asumsi bahwa merek
yang terkenal lebih dapat diandalkan, selalu
tersedia dan mudah dicari, dan memiliki
kualitas yang sudah tidak diragukan. Sehingga Teknik Analisis Data
merek yang lebih dikenal lebih sering dipilih 1. Uji instrumen
konsumen dibandingkan merek yang belum a. Uji Validitas, Uji validitas digunakan
dikenal. untuk menguji kevalidan kuesioner.
b. Uji Reliabilitas, untuk mengukur
METODE konsistensi konstruk atau variabel
Jenis Penelitian penelitian, dan dalam kuesioner
Jenis penelitian yang digunakan dalam dikatakan reliabel jika jawaban seseorang
penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif. terhadap pertanyaan adalah konsisten
Menurut Sugiyono (2011:13),“Metode atau stabil dari waktu kewaktu. Suatu
penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai variabel dikatakan reliabel apabila
metode penelitian yang berlandaskan pada memiliki nilai Alpha > 0,50.
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu, teknik 2. Uji Asumsi Klasik
pengambilan sampel pada umumnya dilakukan a. Uji Asumsi Multikolinieritas
secara random, pengumpulan dan Pedoman model regresi yang bebas
menggunakan instrumen penelitian, analisis multikolinieritas, adalah sebagai berikut:
data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan 1) Mempunyai angka tolerance mendekati
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”. angka 1.
Berdasarkan tingkat eksplanasinya atau 2) Mempunyai nilai VIF disekitar angka 1.
tingkat penjelasan, maka penelitian ini adalah
jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif b. Uji Asumsi Heteroskedastisitas
adalah penelitian yang berusaha Cara untuk mendeteksinya dapat dilakukan
menggambarkan kegiatan penelitian dengan dengan melihat grafik plot antar nilai prediksi
tujuan menerangkan secara sistematis terhadap variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya
bagian-bagian dan fenomena serta (SRESID). Deteksi ada tidaknya
hubungannya dengan menggunakan model heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
matematis, teori, dan hipotesis yang berkaitan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
dengan penelitian, (Sugiyono, 2012:13). scaterplot antar SRESID dan ZPRED dalam
sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan
Variabel Penelitian sumbu X adalah residual (Y.Pred –
1. Variabel bebas yaitu variabel-variabel yang Y.sesungguhnya) yang telah distudentized
mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas analisisnya.
yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1) Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang
kualitas produk dan citra merek (brand ada dan membentuk pola tertentu yang
image). teratur (bergelombang, melebar, dan
2. Variabel Terikat yaitu variabel yang kemudian menyempit), maka mengindika-
dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel sikan terjadi heteroskedastisitas.
terikat yang digunakan dalam penelitian ini 2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-
adalah keputusan pembelian titik yang menyebar diatas dan dibawah
angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi
Populasi heteroskedastisitas
Menurut Sugiyono (2010:115),“Populasi
merupakan wilayah generalisasi yang terdiri c. Uji Normalitas
dari obyek/subyek yang mempunyai kualitas Menurut Ghozali (2005:105), “Tujuan dari
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh uji normalitas adalah untuk menguji apakah
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik model regresi variabel terikat dan variabel
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini bebas, keduanya mempunyai distribusi normal
adalah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 4 No.1, Januari 2017 79

atau tidak”, maka regresi yang baik adalah tidaknya pengaruh antara kualitas produk dan
mempunyai distribusi data yang normal atau brand image terhadap keputusan pembelian.
mendekati normal.
Cara untuk melihat probability plot yang Uji Hipotesis
membandingkan kumulatif dari distribusi a. Uji t
normal, distribusi normal akan membentuk satu Uji statistik t dilakukan untuk
garis diagonal, apabila distribusi data adalah mengetahui pengaruh antara variabel bebas
normal, maka garis yang menggambarkan data terhadap variabel terikat secara parsial dengan
sesungguhnya akan mengikuti garis normalnya mengasumsikan bahwa variabel lain dianggap
constant, (Sanusi, 2003:119).
Regresi Linier Berganda
Menurut Sanusi (2011:134),“Regresi linier b. Uji F
berganda merupakan perluasan dari regresi Uji statistik F dilakukan untuk menguji
linier sederhana, yaitu menambah jumlah pengaruh variabel bebas terhadap variabel
variabel bebas yang sebelumnya hanya satu terikat secara simultan, (Sanusi, 2003:119)
menjadi dua atau lebih variabel bebas”.
Penelitian ini menggunakan analisis regresi
linier berganda, untuk mengetahui ada atau
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penyajian Data
Uji Validitas

Tabel 1. Hasil Ringkasan Uji Validitas

Variabel/item r-hitung r-tabel Keterangan


Kualitas Produk (X1)
X1.1 0,720 0,316 Valid
X1.2 0,770 0,316 Valid
X1.3 0,591 0,316 Valid
Brand Image (X2)
X2.1 0,808 0,316 Valid
X2.2 0,858 0,316 Valid
X2.3 0,702 0,316 Valid
Keputusan Pembelian (Y)
Y1 0,649 0,316 Valid
Y2 0,477 0,316 Valid
Y3 0,686 0,316 Valid
Y4 0,760 0,316 Valid
Y5 0,594 0,316 Valid
Y6 0,524 0,316 Valid
Sumber; Data diolah (2015)

Berdasarkan tabel di atas dapat dari pada nilai r tabel yaitu lebih besar dari
disimpulkan bahwa semu item indikator 0,316.
tersebut dinyatakan valid, karena r hitung
(Corrected Item-Total Correlation) lebih besar 2. Uji Reliabilitas

Tabel 2. Hasil Ringkasan Uji Reliabilitas

Variabel Alpha Keterangan

Kualitas Produk (X1) 0,461 Reliabel


Brand Image (X2) 0,694 Reliabel
Keputusan Pembelian (Y) 0,676 Reliabel
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 4 No.1, Januari 2017 80

Sumber; Data diolah (2015)

Berdasarkan hasil uji reliabilitas diatas Uji Multikolinieritas


didapat output dari variabel Kualitas Produk
(X1), Brand Image (X2), dan Keputusan Tabel 3. Hasil Ringkasan Pengujian
Pembelian(Y). Berdasarkan output tersebut Multikolinieritas
dapat diketahui nilai reliabilitas (Cronbach’s
Colinearity Statistic
Alpha) tiap variabel No Variabel
Tolerance VIF
Untuk variabel Kualitas Produk (X1)
1 Kualitas Produk 0,969 1.032
nilai cronbach’s alpha sebesar 0,461, variabel
Brand Image (X2) nilai cronbach’s alpha 2 Brand Image 0,969 1.032
sebesar 0,694, variabel Keputusan Pembelian
(Y) Nilai cronbach’s alpha sebesar 0,676.
Karena nilai ketiga variabel tersebut Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat
diatas 0,316 maka dapat disimpulkan bahwa pada tabel 3. Berdasarkan output tersebut dapat
alat ukur dalam penelitian tersebut reliabel. diketahui bahwa nilai VIF kurang dari 10 dan
nilai tolerance lebih dari 0,1 untuk kedua
Analisis Data variabel, maka dapat dsimpulkan bahwa model
Analisis Statistik Inferensial regresi tidak terjadi masalah multikolinieritas.
Uji Heteroskedastisitas

Tabel 4. Hasil Uji Heteroskedastisitas


Standardized Colinearity
Unstandardized Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 13.798 4.083 3.379 .002
Kualitas Produk (X1) -.261 .308 -.126 -.850 .401 .969 1.032
Brand Image (X2) .689 .234 .438 2.942 .006 .969 1.032
Sumber; Data diolah (2015)

Dapat diketahui bahwa nilai signifikansi untuk kualitas produk sebesar 0,401, dan brand image
sebesar 0,006, karena nilai signifikansi lebih dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa pada model
regresi tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

Gambar 1 Grafik Scatterplot


Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 4 No.1, Januari 2017 81

Sumber; Data diolah (2015)

Uji Normalitas
Gambar 2. Uji Normalitas

Sumber; Data diolah (2015)

Berdasarkan gambar 7 dapat dilihat bahwa Berdasarkan gambar pada grafik dapat
grafik normal probabilyti plot of regression diketahui bahwa titik-titik menyebar dengan
standardized menunjukan pola grafik yang pola yang tidak jelas di atas dan di bawah
normal. Hal ini terlihat dari titik-titik yang angka 0 pada subu Y, maka dapat disimpulkan
menyebar di sekitar garis diagonal dan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas
penyebarannya mengikuti garis diagonal, maka pada model regresi.
dapat disimpulkan bahwa model regresi layak
dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Variabel bebas Koefisien regresi Sig. T


Konstanta regresi 13,789 0,002
Kualitas Produk -0,261 0,401
Brand Image 0,689 0,006
Konstanta : 13,798
Multiple R : 0,477
R Square : 0,227
F : 5,290
Sig. F : 0,010
Sumber; Data diolah (2015)

Persamaan regresi berganda tersebut dijelaskan penurunanan sebesar -0,261 satuan dengan
sebagai berikut: asumsi variabel independen lainnya bernilai
a. Konstanta sebesar 13,789; artinya jika tetap.
kualitas produk dan brand image nilainya 0, c. Koefisien regresi variabel Brand Image
maka keputusan pembelian nilainya sebesar sebesar 0,689; artinya jika brand image
13,789. mengalami kenaikan satu satuan, maka
b. Koefisien regresi Kualitas Produk sebesar - keputusan pembelian mengalami
0,261; artinya jika kualitas produk peningkatan sebesar 0,689 satuan dengan
mengalami kenaikan satu satuan, maka asumsi variabel independen lainnya bernilai
keputusan pembelian akan mengalami tetap.
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 4 No.1, Januari 2017 82

Pengujian Hipotesis
Uji t
Tabel 5. Perbandingan t hitung dan t tabel α = 5%

Variabel t hitung t tabel Sig.


Ket.

X1 -0,850 2,026 0,401


Tidak Sig
X2 2,942 2,026 0,006
Sig
Sumber; Data diolah (2015)

(1) Nilai t hitung pada variabel Kualitas (2) Nilai t hitung pada variabel Brand Image
Produk (X1) adalah sebesar -0,850 dengan (X2) adalah sebesar 2,942 dengan tingkat
tingkat signifikansi 0,401, karena nilai t signifikansi 0,006, karena nilai t hitung
hitung lebih kecil dari t tabel (-0,850 < lebih besar dari t tabel (2,942 > 2,026),
2,026), dengan nilai signifikansi 0,401 dengan nilai signifikansi 0,006 lebih kecil
lebih besar dari 0,05, maka H1 ditolak dan dari 0,05, maka H2 diterima dan H0
H diterima. ditolak.

Hipotesis 2 : Brand Image secara parsial


Hipotesis 1 : Kualitas Produk secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap
tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
keputusan pembelian.

Uji F

Hasil Uji f
Tabel 6. ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 34.678 2 17.339 5.290 .010a
Residual 117.989 36 3.277
Total 152.667 38
a. Predictors: (Constant), Brand Image (X2), Kualitas Produk (X1)
b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y)
Sumber; Data diolah (2015)
berpengaruh terhadap keputusan pembelian
Berdasarkan tabel 23 didapatkan nilai F produk sepatu Converse. Hipotesis 3: Variabel
hitung > F tabel (5,290 > 3,259), karena F Kualitas Produk dan Brand Image secara
hitung lebih besar dari F tabel, maka H0 ditolak bersama - sama berpengaruh terhadap
, artinya variabel kualitas produk dan brand keputusan pembelian
image secara bersama-sama (simultan),

Analisis Koefisien Determinasi (Adjusted R )

Tabel 7. Analisis Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate


1 .477a .227 .184 1.810
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 4 No.1, Januari 2017 83

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate


1 .477a .227 .184 1.810
a. Predictors: (Constant), Brand Image (X2), Kualitas Produk (X1)

Sumber; Data diolah (2015)


Berdasarkan output diperoleh angka R mahasiswa pengguna produk sepatu Converse
Square sebesar 0,227 atau (22,7%), hal ini di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
menunjukkan bahwa persentase sumbangan Universitas Merdeka Malang dalam melakukan
pengaruh variabel independen, yaitu kualitas keputusan pembelian, dan brand image yang
produk dan brand image terhadap variabel dikelola dengan baik akan menghasilkan
keputusan pembelian sebesar 22,7%, atau konsekuensi yang positif, meliputi:
variasi variabel bebas yang digunakan dalam 1. Meningkatkan pemahaman terhadap
model mampu menjelaskan sebesar 22,7% aspek-aspek perilaku konsumen dalam
variasi variabel dependen. Sedangkan sisanya mengambil keputusan Pembelian,
dipengaruhi variabel lain yang tidak 2. Memperkaya orientasi konsumsi tehadap
dimasukkan dalam model penelitian ini. hal-hal yang bersifat simbolis lebih dari
fungsi-fungsi produk.
Pembahasan Hasil Penelitian 3. Meningkatkan kepercayaan konsumen
Berdasarkan hasil penelitian,variabel terhadap produk, meningkatkan
kualitas produk secara parsial tidak keunggulan bersaing berkelanjutan,
berpengaruh terhadap keputusan pembelian, hal mengingat inovasi teknologi sangat mudah
ini disebabkan karena faktor usia responden untuk ditiru oleh pesaing
(Mahasiswa) pada penelitian ini yang tergolong Hal ini sesuai dengan teori yang di
masih muda dan cenderung lebih kemukakan oleh Setiyadi (2003:180),
mengutamakan trends dibandingkan dengan “Konsumen yang memiliki citra yang positif
kualitas. Maka hal ini tidak sesuai dengan teori terhadap suatu merek, akan lebih
yang di kemukakan oleh Sutisna (2002:26), memungkinkan untuk melakukan pembelian”,
“Pemahaman konsumen tentang kualitas dan Wicaksono (2007:29),“Pentingnya
produk dapat di jadikan dasar terhadap proses pengembangan citra merek (brand image)
keputusan pembelian konsumen”, dan hal ini dalam keputusan Pembelian”. dimana
juga menunjukkan hasil yang berbeda dari konsumen beranggapan bahwa produk dengan
penelitian-penelitian sebelumnya yang merek yang terkenal di pasaran lebih bagus dan
dilakukan oleh Lyonita dan Budiastuti, (2012), berkualitas dibandingkan dengan produk
tentang “Analisis Pengaruh Brand Image dan dengan merek yang kurang populer di pasaran,
Kualitas Produk Terhadap Keputusan hal ini disebabkan karena merek yang populer
Pembelian yang Berdampak pada Loyalitas di pasaran memberikan informasi yang lengkap
Konsumen pada PT.Telkom Jakarta Selatan dibandingkan dengan merek yang cenderung
(Produk Speedy)”, dan Moly (2014), tentang tertinggal di pasaran, maka dengan adanya
“Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk merek konsumen dapat dengan mudah untuk
Terhadap Keputusan Pembelian Handphone membedakan karakteristik dari tiap-tiap produk
Nokia (Studi kasus Toko Mars Cell Klandasan, yang bermunculan di pasaran.
Balikpapan)”, dimana hasil dari penelitian- Berdasarkan hasil penelitian, variabel
penelitian sebelumnya variabel brand image kualitas produk dan brand image secara
dan kualitas produk secara parsial berpengaruh bersama-sama (simultan), berpengaruh
terhadap keputusan pembelian konsumen. terhadap keputusan pembelian, hal ini
Sedangkan hasil pada penelitian ini, hanya disebabkan karena dengan adanya kualitas yang
variabel brand image saja secara parsial yang terjamin dan brand image yang melekat pada
berpengaruh terhadap keputusan pembelian, hal produk sepatu Merek Converse, dapat
ini disebabkan karena produk sepatu merek mempengaruhi konsumen khususnya
Converse memiliki brand image yang baik mahasiswa FISIP Unmer Malang dalam
yang merupakan faktor paling penting dan melakukan keputusan pembelian. Hal ini
dominan bagi konsumen khususnya para menunjukkan hasil yang sama dari penelitian
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 4 No.1, Januari 2017 84

sebelumnya yang dilalukan oleh Moly (2014), yang berbeda untuk membandingkan antara
tentang “Pengaruh Citra Merk dan Kualitas metode penelitian satu dengan metode
Prroduk terhadap keputusan pembelian penelitian lainnya
Handphone Nokia (Studi Kasus Toko Mars
Cell Klandasan, Balikpapan), dimana hasil dari
penelitian sebelumnya variabel citra merek dan DAFTAR PUSTAKA
kualitas produk secara bersama-sama
(simultan), berpengaruh terhadap keputusan Aaker, David, A. dan Alexander, L. Biel, 2009,
pembelian konsumen. Brand Equity and Advertising: Advertising
Role In Building Strong Brand, Lawrence
KESIMPULAN DAN SARAN Erlbaum Associates, Inc.,Hillsdale.
Kesimpulan Adam, E. E, dan Ronald, J. Ebert, 1992,
1. Variabel kualitas produk tidak berpengaruh Productions and Operations Management,
terhadap variabel keputusan pembelian pada New Jersey, Prentice Hall.
produk sepatu merek Converse. Amirullah, 2002, Perilaku Konsumen, Edisi
Pertama, Medpress, Yogyakarta.
2. Variabel brand image berpengaruh terhadap Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur
variabel keputusan pembelian pada produk Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek,
sepatu merek Converse. Edisi Revisi, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Boyd, Harper, W. Ovrille, C. Larreche, Jean-
3. Variabel kualitas produk dan brand image Claude, Mullin, John, W., 2005,
berpengaruh terhadap variabel keputusan Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua,
pembelian pada produk sepatu merek Erlangga, Jakarta.
Converse Alma, Buchori, 2005, Manajemen Pemasaran
dan Pemasaran Jasa, Alpa Beta,
Bandung.
Saran
Ferdinand, A. 2000, Struktural Equition
1. Berhubung hasil dari penelitian Modeling dalam Penelitian Manajemen,
menunjukkan bahwa secara parsial variabel Badan Penerbit Universitas Diponegoro,
kualitas produk tidak berpengaruh terhadap Semarang.
keputusan pembelian konsumen, melainkan Ghozali, Imam, 2002, Aplikasi Analisis
variabel brand image yang memiliki Multivariate Dengan Program SPSS,
pengaruh terhadap keputusan pembelian Badan Penerbit Universitas Diponegoro,
konsumen pada produk sepatu merek Semarang.
Converse, namun secara bersama-sama Goetsch, D. L, dan Stanley, B. Davis, 2002,
(simultan) hasil penelitian menunjukkan Manajemen Mutu Total, Alih Bahasa;
bahwa kedua variabel independen yaitu Benjamin Molan, Penyunting Wandansari
kualitas produk dan brand image Mardiarti, Edisi Kedua, Jilid 2, PT.
berpengaruh 22,7% terhadap variabel Prenhallindo, Jakarta.
keputusan pembelian (dependen), hal ini Hasan, M. Iqbal, 2002, Pokok-Pokok Materi
perlu diperhatikan oleh Inc. Converse selaku Metodologi Penelitian dan Aplikasinya,
produsen produk sepatu Converse, karena Ghalia Indonesia, Bogor.
ketika melakukan pembelian, konsumen Indrianto, Nur, dan Supomo, Bambang, 2002,
tidak terlalu terpengaruh oleh variabel Metodologi Bisnis Untuk Akutansi &
kualitas produk tetapi mereka terpengaruh Manajemen, BPFE, Yogyakarta.
oleh variabel brand image dalam penelitian Kotler, Philip, dan Amstrong, Gary, 1995,
ini. Dasar-Dasar Pemasaran, Intermedia,
2. Faktor harga, desain produk, brand equity Jakarta.
maupun faktor-faktor lain yang mungkin _____,2001, Prinsip-Prinsip Manajemen, Jilid
bisa dijadikan refrensi bagi penelitian I, Edisi Kedelapan, Alih Bahasa Oleh
selanjutnya. Damos Sihombing, MBA., Erlangga,
3. Selain menambah variabel independen yang Jakarta.
yang memberikan kontribusi terhadap ______,Kevin, Lane, Keller, 2009, Manajemen
keputusan pembelian, diharapkan penelitian Pemasaran, Dialih Bahasakan Oleh Bob
selanjutnya menggunakan metode penelitian
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 4 No.1, Januari 2017 85

Sabran, Edisi Ketiga Belas, Erlangga, _______, Kuantitatif Kualitatif dan R & D,
Jakarta. Alfa Beta, Bandung.
______,1997, Manajemen Pemasaran: ________, 2010, Metodologi Penelitian
Analisis, Perencanaan, Implementasi, Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Alfa
dan Kontrol, Jilid I, Edisi Kesembilan, PT. Beta, Bandung.
Prenhallindo, Jakarta. ________, 2011, Metodologi Penelitian
______,1997, Manajemen Pemasaran: Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Alfa
Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Beta, Bandung.
Kontrol, Jilid I, Ter. Jaka Wasana, Sutisna, 2002, Perilaku Konsumen dan
Erlangga, Jakarta. Strategi Pemasaran, Rosdakarya,
______, 2001, Manajemen Pemasaran, Edisi 9, Bandung.
PT. Prenhallindo, Jakarta. Swastha, Basu, 2002, Manajemen
_______,2002, Manajemen Pemasaran, Ter. Pemasaran, Edisi Kedua, Cetakan
Benjamin, Molan, PT. Intan Sejati, Klaten. Kedelapan, Liberty, Jakarta.
_____,2005, Manajemen Pemasaran, Jilid I Tjiptono, Fandy, 2002, Strategi Pemasaran,
dan II, PT. Indeks Kelompok Gramedia, Andi Offset, Yogyakarta.
Jakarta. ________, 1999, Strategi Pemasaran, Andi
Prawirosentono, Suyadi, 2004, Manajemen Offset, Yogyakarta.
Mutu Terpadu, Bumi Aksara, Jakarta. ________,2005, Pemasaran Jasa, Bayu
Radiosunu, 2001, Manajemen Pemasaran; Media Publishing, Malang.
Suatu Pendekatan Analisis, Edisi Kedua, Umar, Husen, 2003, Metode Penelitian:
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Aplikasi dalam Pemasaran, Gramedia
Rangkuti, Freddy, 2002, The Power Of Brand, Pustaka Utama, Jakarta.
PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Vranesevic, Tihomir, 2003, The Effect Of
Sanusi, Anwar, 2011, Metodologi Penelitian The Brand On Perceived Quality Of
Bisnis, Salemba Empat, Jakarta. Food Product, British Food Journal,
Schiffman dan Kanuk, 2004, Perilaku Vol.105, No.11,P.811-825.
Konsumen, Edisi 7, Prentice Hall, Jakarta.
Setiyadi, Nugroho, J. 2003, Perilaku
Konsumen, Konsep dan Implikasi untuk
Strategi Penelitian Pemasaran, Prenada
Media, Jakarta.
Simamora, Bilson, 2001, Memenangkan Pasar
dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel,
Penerbit PT. Gramedia, Jakarta.
______,2011, Riset Pemasan, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Stanton, William, J, dan Y. Lamarto, 1994,
Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jilid I,
Erlangga, Jakarta.
Sugiyono, 2006, Metodologi Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Alfa
Beta, Bandung.

You might also like