You are on page 1of 130

<Bismillahirrahmaanirrahiim>

<Muhammad rasulullah>
TENTANG PENULIS
Dengan menggunakan nama pena HARUN YAHYA, penulis telah menerbitkan berbagai buku
yang berhubungan dengan isu-isu politik dan keimanan. Bagian penting dari karya-karyanya
menguraikan tentang pandangan dunia materialistik dan akibatnya pada sejarah dunia dan politik.
(Nama pena ini diambil dari 'Harun' dan 'Yahya', untuk mengenang kemuliaan dua orang Nabi yang
berjuang melawan kekafiran)
Termasuk dalam karya-karyanya antara lain: The ‘Secret Hand' in Bosnia, The Holocaust Hoax,
Behind the Scenes of Terrorism, Israel's Kurdish Card, A National Strategy for Turkey, Solution: The
Morals of the Qur'an, Darwin's Antagonism Against the Turks, The Evolution Deceit, Perished
Nations, The Golden Age, The Art of Colour by Allah, The Truth of the Life of This World, Confessions
of Evolutionists, The Blunders of Evolutionists, The Dark Magic of Darwinism, The Religion of
Darwinism, The Qur'an Leads the Way to Science, The Real Origin of Life, Miracles of the Qur'an, The
Design in Nature, Self-Sacrifice and Intelligent Behaviour Models in Animals, Eternity Has Already
Begun, Children Darwin Was Lying!, The End of Darwinism, The Creation of the Universe, Deep
Thinking, Timelessness and the Reality of Fate, Never Plead Ignorance, The Miracle of the Atom, The
Miracle in the Cell, The Miracle of the Immune System, The Miracle in the Eye, The Creation Miracle
in Plants, The Miracle in the Spider, The Miracle in the Ant, The Miracle in the Gnat, The Miracle in
the Honeybee.
Di antara booklet-bookletnya adalah The Mystery of the Atom, The Collapse of the Theory of
Evolution: The Fact of Creation, The Collapse of Materialism, The End of Materialism, The Blunders
of Evolutionists 1, The Blunders of Evolutionists 2, The Microbiological Collapse of Evolution, The
Fact of Creation, The Collapse of the Theory of Evolution in 20 Questions, The Biggest Deception in
the History of Biology: Darwinism.
Karya-karya penulis lainnya mengenai topik-topik Qur'ani antara lain: Ever Thought About the
Truth?, Devoted to Allah, Abandoning the Society of Ignorance, Paradise, The Theory of Evolution,
The Moral Values of the Qur'an, Knowledge of the Qur'an, Qur'an Index, Emigrating for the Cause of
Allah, The Character of Hypocrites in the Qur'an, The Secrets of the Hypocrite, The Names of Allah,
Communicating the Message and Disputing in the Qur'an, The Basic Concepts in the Qur'an, Answers
from the Qur'an, Death Resurrection Hell, The Struggle of the Messengers, The Avowed Enemy of
Man: Satan, Idolatry, The Religion of the Ignorant, The Arrogance of Satan, Prayer in the Qur'an, The
Importance of Conscience in the Qur'an, The Day of Resurrection, Never Forget, Disregarded
Judgements of the Qur'an, Human Characters in the Society of Ignorance, The Importance of Patience
in the Qur'an, General Information from the Qur'an, Quick Grasp of Faith 1-2-3, The Crude
Reasoning of Disbelief, The Mature Faith, Before You Regret, Our Messengers Say, The Mercy of
Believers, The Fear of Allah, The Nightmare of Disbelief, Prophet Isa Will Come, Beauties Presented
by the Qur'an for Life, The Iniquity Called "Mockery", The Secret of the Test, The True Wisdom
According to the Qur'an, The Struggle with the Religion of Irreligion, The School of Yusuf, The
Alliance of the Good, Slanders Against Muslims Throughout History, The Importance of Following
Good Word, Why Do You Deceive Yourself?, Bouquet of the Beauties of Allah 1-2-3-4.
CITA RASA SENI WARNA ILAHI

Harun Yahya
Hak cipta © Harun Yahya 2000 CE
Diterbitkan pertama kali oleh by Vural Yayincilik, Istanbul, Turki, November 1999

Cetakan pertama edisi Indonesia 2001

Diterbitkan oleh:
As-syamil
Xxxxxxxxxxxx
Indonesia

Website: http://www.xxxxxxxxxx.com
E-Mail: xxxxx @ xxxxxxxxx.com

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.


Dilarang memperbanyak, menyimpan dalam alat penyimpan dan pengambil informasi atau
menyebarkan sebagian atau seluruh bagian buku ini dalam bentuk apa pun atau dengan cara apapun
baik secara elektronik, mekanik, fotokopi, rekaman, dan cara lainnya tanpa izin tertulis dari pengarang/
penerbit.

Oleh Harun Yahya


Diterjemahkan oleh Tatacipta Dirgantara
Disunting oleh

Katalog buku ini dapat diperoleh dari Perpustakaan Nasional


ISBN x-xxxxx-xx-xx

Dicetak dan dijilid oleh:


XXXXXXXXXXXx
XXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXX

Website: http: // www.harunyahya.org - http: // www.harunyahya.com


http: // www.harunyahya.net
CATATAN BAGI PARA PEMBACA

Alasan tentang mengapa dibuatnya satu bab khusus yang membahas runtuhnya teori evolusi
adalah karena teori ini mengandung dasar dari falsafah-falsafah yang anti spiritual. Sejak ajaran
Darwinisme menolak fakta tentang adanya penciptaan, dan dengan demikian menolak keberadaan
Allah, selama 140 tahun terakhir hal ini telah menyebabkan banyak orang meninggalkan keimanannya
dan menjadi penuh keraguan. Oleh karena itu adalah tugas yang penting untuk menunjukkan bahwa
teori ini hanyalah suatu tipuan belaka, yang sangat berhubungan dengan agama. Tidak bisa tidak, tugas
penting ini harus disebarkan kepada semua orang. Sebagian pembaca kami hanya mempunyai
kesempatan untuk membaca hanya satu dari buku-buku kami. Oleh karena itu, kami pikir tepat sekali
jika disisihkan satu bab untuk suatu rangkuman tentang masalah ini.
Hal lain yang perlu ditekankan adalah yang berhubungan dengan isi buku ini. Dalam semua
buku yang dibuat oleh penulis, masalah-masalah yang berhubungan dengan keimanan disampaikan di
bawah limpahan cahaya ayat-ayat Al Qur'an dan pembaca diharapkan untuk mempelajari kalimat-
kalimat Allah dan hidup berdasarkan ajarannya. Semua materi yang menyangkut ayat-ayat Allah
dijelaskan sedemikian rupa sehingga tidak ada lagi ruang bagi keraguan atau tanda tanya dalam pikiran
pembaca. Gaya bahasa yang tulus, apa adanya dan fasih sengaja dipilih untuk menjamin agar semua
orang pada semua lapisan usia dan semua kelompok sosial dapat mengerti buku-buku ini dengan
mudah. Uraian-uraian yang efektif dan jelas ini membuat buku-buku ini cocok untuk menjadi bacaan
ringan. Bahkan orang-orang yang sangat keras menentang spiritualitas terpengaruh juga oleh fakta-
fakta yang disajikan dalam buku-buku ini dan tak dapat menyangkal kebenaran isinya.
Buku ini dan karya-karya penulis lainnya dapat dibaca sendirian atau dipelajari dalam diskusi
kelompok. Manfaat tambahan jika buku-buku ini dibaca oleh suatu kelompok pembaca yang sama-
sama ingin memperoleh keuntungan dari buku ini, adalah bahwa para pembaca dapat menyampaikan
renungan dan pengalaman mereka masing-masing kepada yang lainnya.
Selain itu, akan menjadi sebuah pengabdian yang besar bagi agama untuk turut serta dalam
memperkenalkan dan membaca buku-buku ini, yang ditulis hanya semata-mata untuk memperoleh
ridla Allah swt. Buku-buku penulis seluruhnya ditulis dengan sangat meyakinkan. Oleh karena itu, jika
seseorang ingin menyampaikan ajaran agama kepada orang lain, salah satu cara yang paling efektif
adalah dengan menganjurkan mereka untuk membaca buku-buku ini.
Ada alasan-alasan kuat kenapa resensi buku-buku penulis yang lain ditambahkan pada akhir
buku ini. Dengan melihatnya, pembaca yang mempunyai buku ini akan tahu bahwa masih banyak
buku-buku lain yang kualitasnya sama dengan buku ini, dan yang kami harap akan juga dapat
dinikmati oleh pembaca. Pembaca akan menemukan sumber bahan-bahan yang kaya akan isu-isu yang
berhubungan dengan keimanan, yang dapat dipergunakan oleh pembaca.
Dalam buku-buku ini, anda tidak akan menemukan, seperti pada buku-buku lain, pandangan
pribadi penulis, penjelasan-penjelasan yang berdasarkan sumber-sumber yang meragukan, gaya yang
tidak memperhatikan rasa hormat dan takzim kepada masalah-masalah yang suci, tidak pula laporan-
laporan yang sia-sia, menimbulkan keraguan dan pesimistik yang menimbulkan penyimpangan-
penyimpangan di dalam hati.
Daftar isi
Pendahuluan: Dunia yang beraneka warna

Apa yang dimaksud dengan warna? Bagaimana warna dibuat?

Desain dalam warna-warni

Pigmen: molekul-molekul penghasil warna

Bahasa dari warna-warna

Keselarasan dan simetri: suatu topik yang tak dapat dijelaskan oleh evolusi:

Kesimpulan

Rahasia diluar zat


PENDAHULUAN: DUNIA YANG BERANEKA WARNA
Pernahkah terpikir oleh anda seperti apa jadinya hidup dalam sebuah dunia tanpa warna?
Bebaskanlah diri anda sejenak dari pengalaman anda, lupakan semua yang pernah dipelajari dan
mulailah gunakan imajinasi anda. Cobalah untuk membayangkan badan anda, orang-orang disekitar
anda, lautan, langit, pohon-pohon, bunga-bunga, semuanya berwarna hitam. Bayangkan bahwa tak ada
warna di sekeliling kita. Coba pikirkan apa yang akan anda rasakan jika orang, kucing-kucing, anjing-
anjing, burung-burung, kupu-kupu, dan buah-buahan tidak berwarna sama sekali. Anda pasti tidak mau
hidup di dunia seperti itu, bukan?
Sebagian besar orang mungkin tidak pernah berpikir tentang betapa beraneka warnanya dunia
tempat hidup mereka atau bertanya-tanya dalam hati bagaimana warna yang beraneka ragam itu ada di
bumi ini. Mungkin mereka juga tidak pernah berpikir seperti apa jadinya jika ada sebuah dunia tanpa
warna. Hal ini disebabkan karena setiap orang yang dapat melihat dilahirkan ke dalam dunia yang
penuh warna. Walaupun demikian, sebuah model dunia yang hitam putih, tanpa warna, bukanlah
sesuatu hal yang tidak mungkin terjadi. Sebaliknya, hal yang sangat mengagumkan adalah kehidupan
kita yang berada dalam suatu dunia yang benderang, dan penuh warna-warni. (Dalam bab-bab
selanjutnya, kami akan mendiskusikan secara rinci kenapa adanya dunia yang penuh warna-warni ini
menjadi demikian mengagumkan).
Sebuah dunia tanpa warna biasanya dianggap hanya mempunyai warna hitam, putih dan nuansa
warna abu-abu. Akan tetapi sebenarnya hitam, putih dan nuansa abu-abu adalah warna-warna juga.
Dengan demikian, sulit sekali membayangkan ketiadaan warna. Untuk menjelaskan ketiadaan warna,
seseorang selalu merasa perlu untuk menyebut sebuah warna. Orang mencoba menjelaskan ketiadaan
warna dengan pernyataan-pernyataan seperti "saat itu tidak ada warna, gelap sama sekali", "tak ada
warna di wajahnya, putih sama sekali". Sebenarnya, itu semua bukanlah penjelasan tentang ketiadaan
warna, tapi itu hanyalah sebuah dunia yang hitam putih.
Cobalah, hanya untuk sedetik, untuk membayangkan bahwa tiba-tiba saja semua zat kehilangan
warnanya. Dalam keadaan demikian, semua akan bercampur dengan hal lainnya dan akan menjadi
tidak mungkin untuk membedakan suatu objek dengan lainnya. Tidaklah mungkin untuk melihat,
misalnya, sebuah jeruk berwarna oranye, strawberi merah atau bunga-bunga aneka warna yang ada di
atas sebuah meja kayu berwarna coklat, karena jeruk itu tidak berwarna oranye, meja itu tidak coklat,
dan tidaklah juga strawberi itu berwarna merah. Betapa tidak nyamannya bagi seseorang untuk hidup,
walaupun hanya untuk sesaat, dalam dunia tanpa warna seperti itu, yang bahkan juga sulit untuk
dijelaskan.
<note : figure text>

<Kita selalu melihat dunia penuh dengan warna-warni>

<Dengan membandingkan gambar-gambar di atas dan di bawah ini, kita akan dapat lebih
mudah memahami betapa nikmatnya kita dapat melihat dunia penuh warna. Warna-warni
adalah salah satu berkah yang Allah berikan kepada manusia di bumi ini.>
Warna memiliki peranan penting dalam komunikasi manusia dengan dunia luar, dalam
memfungsikan ingatannya dengan benar, dan dalam memenuhi fungsi-fungsi belajar dari otaknya. Hal
ini disebabkan karena manusia dapat memperoleh hubungan-hubungan yang tepat antara kejadian-
kejadian dan tempat-tempat, orang-orang dan benda-benda hanya dari bentuk, tampak luar dan warna-
warna mereka. Pendengaran atau rabaan saja tidak cukup untuk mendefinisikan objek-objek. Bagi
manusia, dunia luar hanya dapat berarti jika hal ini dilihat secara keseluruhan dengan warna-warnanya.
Kemampuan untuk mengenali berbagai objek dan lingkungan sekeliling kita bukanlah satu-
satunya keuntungan adanya keanekaragaman warna. Keselarasan warna yang sempurna di alam
semesta memberi kenikmatan yang sangat besar bagi jiwa manusia. Untuk dapat melihat keselarasan
ini dari setiap detailnya, manusia telah dilengkapi dengan sepasang mata, yang rancangannya sangat
istimewa. Dalam dunia makhluk hidup, mata manusia adalah yang paling fungsional dan dapat
merasakan warna-warni dalam detail yang sekecil-kecilnya, sedemikian rupa sehingga mata manusia
sensitif untuk berjuta-juta warna. 1. Jelaslah bahwa alat pelihat manusia yang bekerja sedemikian
sempurnanya telah dirancang khusus untuk dapat melihat dunia yang penuh warna.
Satu-satunya makhluk di bumi yang dapat mengerti adanya suatu keteraturan di alam semesta
hanyalah manusia karena ia mempunyai kemampuan untuk berfikir dan menimbang. Dengan demikian,
berdasarkan apa yang telah diuraikan terdahulu, kita dapat menyimpulkan hal-hal sebagai berikut:
Setiap detail, pola dan warna di langit dan di bumi telah diciptakan bagi manusia untuk
mengakui dan dengan demikian menghargai keteraturan ini dan memikirkannya. Warna-warni di alam
telah diatur sedemikian rupa agar menarik bagi jiwa manusia. Keselarasan dan kesimetrisan sempurna
yang umum terdapat pada warna, baik dalam dunia makhluk hidup maupun benda mati. Hal ini tentu
saja membangkitkan pertanyaan-pertanyaan dalam pikiran seseorang yang suka merenung, seperti
misalnya:
Apa yang membuat bumi itu demikian beraneka warna? Bagaimana warna-warna itu, yang
membuat dunia kita sangat indah, dapat terjadi? Siapa yang merancang keanekaragaman warna dan
keselarasan diantara warna-warna tersebut?
Mungkinkah dapat dikatakan bahwa segala yang ada itu muncul begitu saja oleh perubahan-
perubahan tak terarah yang terjadi karena suatu rantai rangkaian kebetulan belaka?
Dapat dipastikan, tak ada yang akan menyatakan kemustahilan seperti itu. Kebetulan-kebetulan
tak terkontrol tidak dapat menciptakan apapun, apalagi jutaan warna-warni. Cobalah amati sayap
seekor kupu-kupu atau berbagai bunga yang beraneka warna, yang masing-masing bagaikan suatu
keajaiban seni. Jelaslah tidak mungkin bagi akal sehat untuk menghubungkan semua hal ini dengan
suatu proses-proses yang tidak disengaja.
Agar dapat diperoleh pengertian yang lebih baik tentang fakta ini, marilah kita mengambil
sebuah contoh. Saat seseorang melihat sebuah lukisan menggambarkan pohon-pohon dan bunga-bunga
di alam, ia tak akan berkata, atau bahkan hanya untuk berfikir bahwa keselarasan warna, keteraturan
pola dan desain yang disengaja dalam lukisan ini dapat muncul begitu saja karena kebetulan. Jika
seseorang datang dan berkata, "kotak-kotak cat itu terguling ditiup angin, lalu catnya tercampur, dan
dengan pengaruh hujan dll., and setelah melalui waktu yang lama, lukisan indah ini terbentuk", pastilah
tak ada orang yang percaya. Ada suatu hal yang sangat menarik disini. Meskipun tak ada seorangpun
yang akan menyatakan sesuatu yang tak masuk akal seperti itu, namun begitu beberapa orang dapat
menegaskan bahwa warna dan simetri sempurna di alam muncul melalui proses-proses tak disengaja
seperti itu. Demikianlah, untuk menjelaskan masalah ini, evolusionis menyatakan, dengan didukung
berbagai argumen, bahwa ini adalah hasil dari suatu kebetulan dan mereka menghasilkan berbagai riset.
Mereka tidak sungkan-sungkan untuk mengeluarkan peryataan-peryataan tak berdasar dalam masalah
ini.
Ini adalah kebutaan yang nyata, dan dengannya akan sulit untuk mencapai kesepakatan. Namun,
seseorang yang bisa lolos dari kebutaan ini dengan menggunakan pemikirannya, akan mengerti bahwa
ia sebenarnya hidup di dalam suatu lingkungan yang penuh keajaiban di bumi. Ia juga akan sepenuhnya
mengakui bahwa suatu lingkungan demikian yang dilengkapi dengan kondisi yang paling tepat untuk
kelestarian hidup manusia tidak mungkin terjadi begitu saja karena kebetulan.
Seperti orang yang berfikir, begitu melihat lukisan, ia langsung mengakui bahwa lukisan ini ada
pelukisnya, ia juga akan mengerti bahwa lingkungan sekelilingnya yang berwarna-warni, penuh
keselarasan dan demikian indahnya pasti juga ada penciptanya.
Pencipta ini adalah Allah, Yang tak bersekutu dalam penciptaan, Yang menciptakan segala
sesuatu dengan penuh keselarasan, dan yang menempatkan kita di dunia ini dengan dilimpahi banyak
sekali yang indah-indah, dan dihiasi dengan jutaan warna. Semua yang Allah ciptakan ada dalam
keselarasan yang sempurna dengan yang lainnya. Allah menggambarkan dalam Al Qur'an keunikan
dari rasa seni-Nya dalam penciptaan sebagai berikut:
"Dialah yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat
cacat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu
lihat ada kekurangan? Kemudian pandanglah sekali lagi, niscaya penglihatanmu akan
kembali kepadamu tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam
keadaan payah." (Surat Al Mulk: 3-4)
APA YANG DIMAKSUD DENGAN WARNA? BAGAIMANA WARNA DIBUAT?
Beberapa detail memiliki tempat yang penting dalam pikiran-pikiran manusia dan hal itu tak
akan pernah berubah. Mari kita mulai dengan pohon-pohon, yang sangat kita kenal. Kemungkinan
besar, warna pohon-pohon itu hijau atau berbagai corak warna hijau. Kita juga tahu bahwa pada musim
gugur, dedaunan berubah warna. Mirip dengan itu, langit berwarna biru, nuansa abu-abu saat mendung
atau kuning dan merah saat matahari terbit dan terbenam. Warna-warna buah tak pernah berubah; buah
aprikot dan buah cerry yang kaya dan beraneka warna telah tertentu warnanya, dan selalu kita kenal.
Setiap makhluk hidup dan setiap objek yang dipegang dibawah cahaya memiliki warna. Perhatikan
baik-baik berbagai benda di sekeliling anda. Apa yang anda lihat? Meja, kursi, pepohonan yang terlihat
dari jendela, langit, dinding rumah, wajah-wajah orang lain disekeliling anda, buah yang anda makan,
buku yang anda baca saat ini… Masing-masing mempunyai warna yang berbeda. Pernahkah anda pikir
bagaimana seluruh warna-warni ini dibentuk dan ditata?
Mari secara umum kita teliti apa yang diperlukan untuk pembentukan warna-warni yang
memainkan peranan penting dalam kehidupan (Hal-hal ini akan didiskusikan dengan detail kemudian).
Untuk pembentukan sebuah warna, misalnya, merah atau hijau, setiap proses berikut ini harus terjadi
dan, lebih penting lagi, harus benar urutannya.
1.Kondisi pertama yang diperlukan untuk pembentukan warna adalah adanya cahaya. Dalam hal
ini, ada baiknya untuk mulai dengan memperhatikan sifat-sifat cahaya yang datang dari
matahari. Untuk pembentukan warna-warna, cahaya yang datang dari matahari harus memiliki
panjang gelombang tertentu untuk menghasilkan warna-warna. Bagian cahaya ini, yang dikenal
sebagai "cahaya tampak", dibandingkan dengan semua cahaya lain yang dipancarkan oleh
matahari adalah satu berbanding 1025. Ini hampir tak dapat dipercaya, hanya sebagian kecil
sekali dari cahaya matahari yang diperlukan untuk pembentukan warna-warna mencapai bumi.
2.Sesungguhnya, sebagian besar sinar matahari yang disebarkan oleh matahari ke seluruh jagat
raya mengandung beberapa karakteristik yang dapat merusak mata. Untuk itu, cahaya yang tiba
ke bumi harus dalam suatu bentuk tertentu yang dapat dengan mudah dirasakan oleh mata dan
tidak menyakitinya. Untuk itu, sinar-sinar ini harus melewati suatu penyaring. Penyaring raksasa
ini adalah "atmosfir" yang meliputi bumi.
3.Cahaya yang melewati atmosfir tersebar di seluruh muka bumi, dan saat menumbuk objek-
objek yang ditemuinya, cahaya ini dipantulkan. Objek-objek tempat jatuhnya cahaya harus
merupakan jenis yang tidak menyerap cahaya tetapi memantulkannya. Dengan kata lain,
kualitas struktur objek-objek harus juga selaras dengan cahaya yang mencapai bumi agar warna
dapat terbentuk. Kondisi ini juga dipenuhi dan gelombang cahaya baru dipantulkan dari objek-
objek tempat menumbuknya cahaya yang datang dari matahari.
4.Langkah pokok lain dalam proses pembentukan warna adalah perlunya indera yang dapat
menerima gelombang cahaya, yang tidak lain adalah mata. Adalah hal yang sangat pokok bahwa
gelombang cahaya juga selaras dengan organ-organ penglihatan.
5.Sinar yang datang dari matahari harus melewati lensa-lensa dan lapisan-lapisan mata dan
kemudian diubah menjadi impuls-impuls syaraf di retina. Sinyal-sinyal ini kemudian harus
diangkut ke pusat penglihatan pada otak, yang bertugas mengolah indera penglihatan.
6.Ada satu langkah terakhir yang harus dipenuhi agar kita dapat 'melihat' warna. Tahap akhir
dalam pembentukan warna-warna adalah penafsiran sinyal-sinyal listrik, yang masuk ke pusat
penglihatan otak, sebagai "warna" oleh sel-sel syaraf yang sangat khusus yang terdapat di sana.

<figure text>
<Tak dapat dibantah lagi betapa pentingnya warna dalam kehidupan manusia. Setiap benda
memperoleh sebuah arti dengan warna-warna yang dimilikinya. Bayangkan bahwa warna-
warnya yang anda lihat pada gambar ini (termasuk hitam dan putih) tidak ada sama sekali.
Pastilah anda tidak akan dapat melihat apa-apa dalam foto ini. Untuk membentuk bahkan satu
saja dari sekian banyak warna-warna yang ada pada objek-objek ini, ada beberapa faktor yang
harus dipenuhi, semuanya pada saat yang bersamaan. Allah telah membuat pembentukan
warna-warna tergantung kepada sebuah sistem yang sangat detail>
Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami
meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun ?
(Q.S. Qaaf: 6)

<figure text>
<Melalui lapisan-lapisan khusus yang dimilikinya, atmosfir menyerap hampir semua sinar
berbahaya yang datang dari matahari atau dari luar angkasa. Allah telah merancang setiap
lapisan ini untuk kehidupan di muka bumi>

Seperti telah terlihat, untuk pembentukan sebuah warna, diperlukan suatu urutan proses-proses
yang sangat detail dan saling tergantung satu sama lain.
Dari semua infomasi yang kita miliki tentang warna, terlihat bahwa setiap proses yang terjadi
selama pembentukan warna diatur dalam suatu kesetimbangan yang rumit. Tanpa adanya
kesetimbangan ini, tidak bisa tidak, kita akan berada dalam suatu dunia gelap yang kabur, bukannya
ada dalam dunia penuh warna-warni yang jelas, dan bahkan mungkin akan kehilangan kemampuan
untuk melihat. Anggaplah diantara hal-hal tersebut di atas, ada satu – sel-sel syaraf yang merasakan
sinyal-sinyal listrik yang dibangkitkan oleh retina – tidak ada. Cahaya matahari menjadi berada di luar
spektrum tampak, selain itu juga bagian-bagian mata yang lain tidak akan berfungsi secara utuh, dan
juga keberadaan atmosfir tidaklah akan cukup dan dapat menggantikan kekurangan ini.

Peran Retina dalam Melihat


Marilah kita selidiki retina lebih dekat dan lebih detail. Anggaplah bahwa zat pewarna bernama
"rhodopsin", yang bekerja pada retina, tidak ada. Rhodopsin adalah zat yang berhenti berfungsi saat
cahaya terang benderang tetapi berfungsi kembali dalam kegelapan. Mata tak dapat melihat dengan
jelas saat cahaya remang-remang kecuali jika sejumlah tertentu rhodopsin dihasilkan pada mata. Fungsi
rhodopsin adalah untuk meningkatkan efisiensi dan dengannya mata membangkitkan impuls syaraf dari
cahaya yang remang-remang. Zat ini dihasilkan sebanyak kebutuhan, tepat pada saat zat ini diperlukan.
Saat kesetimbangan rhodopsin dapat terpelihara, citra-citra menjadi jelas. Apa yang akan terjadi jika
rhodopsin, yang sangat berpengaruh dapat proses penglihatan, tidak ada? Jika hal itu terjadi, orang
Rod = batang
Bipolar cell = sel bipolar
Ganglion cell = sel ganglion
Cone = kerucut
The surface of the retina = permukaan retina
Sclera =

Lens = lensa
Cornea = kornea
Iris=selaput pelangi
Frontal cavity =
Pupil = pupil
First focusing at the cornea = Pemfokusan pertama pada kornea
Frontal cavity =
Vitreous chamber =
Centre regulated by lenses =
Image centred on macula = citra terpusat pada macula
Optic nerve = syaraf penglihatan
Sclera =
Blind spot =
Retina =

<Struktur umum lapisan retina dan bahan rhodopsin>

hanya mampu melihat dibawah cahaya terang.2 Dengan demikian terbukti bahwa ada sistem yang
sempurna dalam mata, yang telah dirancang sampai dengan detail yang sekecil-kecilnya.
Lalu, karya seni siapakah sistem ini, yang menyelamatkan kita dari kegelapan dan menyajikan
sebuah dunia penuh warna kepada kita?
Setiap tahap yang telah disebutkan sejauh ini meliputi suatu rangkaian proses-proses, yang
memerlukan adanya kebijaksanaan, keinginan dan kekuasaan saat mereka diciptakan. Jelaslah bahwa
tidak mungkin suatu rantai dari proses-proses yang hadir dalam keselarasan seperti ini terbentuk secara
kebetulan. Juga tidaklah mungkin suatu sistem seperti ini terbentuk dengan berlalunya waktu. Hasilnya
tak akan berubah sama sekali jika jutaan atau bahkan milyaran tahun dibiarkan berlalu. Sistem-sistem
yang menghasilkan suatu dunia yang beraneka warna tidak akan pernah muncul secara kebetulan.
Sistem-sistem sempurna seperti itu hanya dapat muncul sebagai hasil dari desain khusus, atau dengan
kata lain mereka diciptakan. Allah memiliki cita rasa seni abadi dan kebijaksanaan yang meliputi
seluruh jagat raya. Contoh-contoh dari cita rasa seni Ilahi dalam penciptaan yang tiada taranya tersebar
di seluruh bagian jagat raya. Desain unik yang jelas terlihat dalam pembentukan warna pastilah juga
hasil ciptaan Allah yang tak bersekutu. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
"Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu,
maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah". Lalu jadilah ia." (Al-
Baqarah: 117)
DESAIN DALAM WARNA-WARNI
<Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi
terus-menerus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di
langit dan di bumi (Q.S. Al-Baqarah:255)>

Warna adalah suatu konsep yang membantu kita mengenali sifat-sifat berbagai objek dan
mendefinisikannya dengan lebih tepat. Jika kita pikirkan tentang warna objek-objek di sekeliling kita,
dengan mudah dapat kita lihat betapa beranekawarnanya keadaan sekeliling kita. Segala sesuatu, baik
yang hidup atau pun yang mati, memiliki warna. Makhluk hidup dari satu spesies memiliki warna
tertentu yang sama disemua tempat di dunia. Kemana pun anda pergi, daging buah semangka selalu
berwarna merah, buah kiwi selalu hijau, lautan selalu bernuansa warna kebiruan dan kehijauan, salju
putih, lemon kuning, warna gajah akan sama di mana-mana di seluruh dunia seperti halnya warna
pepohonan. Warna-warna itu tidak akan berubah. Ini juga berlaku untuk warna-warna buatan. Kemana
pun anda pergi di muka bumi ini, kalau anda mencampur merah dan kuning, akan diperoleh warna
oranye, atau jika hitam dicampur dengan putih anda akan memperoleh warna abu-abu. Hasilnya akan
selalu sama.
Sampai titik ini, mungkin akan ada gunanya untuk berfikir dengan cara lain. Pertama, mari kita
berfikir dengan mengajukan pertanyaan tentang bagaimana warna pada berbagai objek dibuat. Kita
dapat menjelaskannya dengan sebuah contoh. Bayangkan anda sedang melangkah memasuki toko dan
melihat kain dengan berbagai desain dan model, dengan warna-warni yang selaras satu sama lainnya.
Tentu saja, kain-kain itu tidak hadir begitu saja; seseorang secara sadar menggambar rancangannya,
menentukan warna-warnanya, mencelup kain itu beberapa kali, dan setelah beberapa tahap antara,
mereka memajangnya di toko itu. Singkatnya, kehadiran kain-kain ini tergantung kepada orang yang
merancang dan memproduksinya. Saat anda melihatnya, tak akan anda katakan bahwa kain-kain itu ada
disana secara tidak sengaja, atau bahwa desain-desain kain itu diperoleh secara kebetulan sebagai
akibat dari cat-cat yang tumpah di atas kain itu. Sesungguhnya, tak ada seorangpun yang berakal sehat
akan menyatakan hal seperti itu. Sesungguhnya, ada sebuah Kehendak sadar yang menyajikan kepada
kita pemandangan yang kita lihat di alam sepanjang waktu: kupu-kupu, bunga-bunga, tempat-tempat
aneka warna di dasar laut, pepohonan, dan awan, dan lain-lain, seperti halnya kain-kain itu disajikan
kepada kita. Keanekaragaman di jagat raya adalah konsekuensi dari rancangan khusus. Rancangan ini
diwujudkan dalan setiap tahapan mulai dari pembentukan sinar sampai sinar itu menjadi suatu citra
warna-warni di otak kita. Inilah satu bukti terkuat adanya seorang Pemilik, yang tidak lain, Perancang
rancangan warna-warni. Pastilah, Allah, Yang memiliki kebijaksanaan dan kekuasaan yang tidak
terhingga keunggulannya untuk mencipta, menciptakan semua warna dan desain di jagat raya yang
dikagumi semua orang.
<figure text>
<Tidak akan ada yang akan berkata bahwa kain-kain yang terlihat pada gambar ini hadir begitu saja
karena kebetulan, dan tak ada perancangnya. Sama halnya dengan itu, tidaklah dapat dikatakan bahwa
pelangi, kupu-kupu, bunga-bungaan, makhluk-makhluk laut, dan awan, singkatnya, semua yang ada di
muka bumi ini tdak ada perancangnya. Rancangan warna-warna dan bentuk-bentuk dari semua ini
adalah milik Allah, Yang menciptakan segala sesuatu tanpa ada contoh sebelumnya.>
Tahap-tahap pembentukan warna telah diuraikan sebelumnya. Dalam bab ini, rancangan unggul
yang jelas terlihat dalam warna akan diselidiki di bawah judul-judul terpisah berdasarkan urutan
perjalanan dari cahaya ke mata dan otak.

1. Cahaya, Kehidupan dan Warna


Matahari hanyalah salah satu dari milyaran bintang-bintang berukuran sedang yang ada di jagat
raya. Yang menjadikan matahari bintang terpenting di jagat raya bagi kita adalah ukurannya,
hubungannya dengan planet-planet yang bergerak mengelilinginya dan sinar tertentu yang
dipancarkannya. Kalau saja ada salah satu karakteristik matahari yang berbeda dari kondisi saat ini,
niscaya tidak akan ada kehidupan di bumi. Sesungguhnya, matahari memiliki kondisi yang ideal bagi
kehidupan untuk muncul dan tetap berlangsung di muka bumi.3 Inilah sebabnya kenapa para ilmuwan
menyebut matahari sebagai "sumber kehidupan" di bumi.
Cahaya matahari adalah satu-satunya sumber panas, yang memanasi bumi dengan cara yang
paling tepat, dan cahayanya membantu tumbuh-tumbuhan dalam melakukan fotosintesis. Telah lazim
diketahui bahwa panas dan fotosintesis sangat penting bagi kehidupan. Selain itu juga, keberadaan
siang hari dan dunia yang penuh warna tergantung kepada sinar yang dipancarkan dari matahari. Dalam

<figure text>
Gamma rays=Sinar gamma
X rays = Sinar X
Ultra violet = Ultra ungu
Infrared rays = Sinar infra merah
Radio waves = Gelombang radio
<Panjang gelombang sinar-sinar yang datang dari luar angkasa sangatlah beragam, mulai
dari gelombang radi, yang memiliki panjang gelombang terpanjang, sampai dengan sinar
gamma, yang panjang gelombangnya sangat pendek>
<figure text>
<Semua kondisi yang penting untuk hadirnya kehidupan di muka bumi, secara langsung
maupun tidak langsung, tergantung pada cahaya yang datang dari matahari. Pada sisi lain,
dalam struktur sinar matahari tersebut ada sar rancangan yang tergantung kepada
kesetimbangan yang sangat rumit>

hal ini, muncul pertanyaan dalam pikiran tentang bagaimana sinar-sinar ini, sumber energi utama untuk
bumi, bisa ada. Jelaslah bahwa sinar-sinar ini, yang merupakan kunci kehidupan di bumi, bermanfaat
untuk tujuan-tujuan penting tersebut, dan pada saat yang sama, memiliki semua karakteristik untuk hal
itu, tak dapat dihubungkan dengan suatu kebetulan. Alasan untuk hal ini akan dapat dipahami dengan
lebih baik jika struktur cahaya ini di teliti.
Energi yang dipancarkan oleh bintang-bintang bergerak dalam gelombang melalui suatu ruang
hampa. Serupa dengan itu, cahaya dan panas juga dipancarkan oleh matahari, yang juga adalah sebuah
bintang, sebagai energi dalam bentuk gelombang. Pergerakan energi yang dipancarkan bintang-bintang
ini dapat dibandingkan dengan gelombang yang disebabkan oleh sebuah batu yang dilempar ke air
danau. Sebagaimana halnya gelombang-gelombang di danau yang mempunyai panjang yang berbeda,
demikian pula panas dan cahaya mempunyai panjang gelombang yang berbeda saat mereka menyebar.
Pada titik ini, mungkin ada gunanya untuk memberikan beberapa informasi tentang cahaya
dengan panjang gelombang berbeda di jagat raya. Bintang-bintang dan sumber-sumber cahaya lain di
jagat raya tidak memancarkan cahaya yang sama jenisnya. Sinar-sinar yang berbeda ini dapat
dikelompokkan menurut panjang gelombang dan frekuensinya. Perbedaan panjang-panjang gelombang
ini berada pada sebaran yang sangat luas. Sebagai contoh, panjang gelombang terpendek berukuran
1025 kali lebih kecil dibandingkan panjang gelombang yang terpanjang (1025 adalah angka yang sangat
besar, terdiri dari angka 1 diikuti 25 angka nol dibelakangnya)4
Dalam seluruh spektrum, seluruh sinar yang dipancarkan oleh matahari dimampatkan ke dalam
interval yang sangat pendek. 70% dari berbagai panjang gelombang yang dipancarkan matahari berada
dalam suatu interval sempit, di antara 0.3 mikron sampai 1.50 mikron. (Satu mikron sama dengan 10-6
m) Dengan menyelidiki mengapa sinar matahari terbatas pada interval sempit seperti itu, kita sampai
pada suatu kesimpulan menarik: sinar-sinar yang memungkinkan adanya kehidupan, dan warna, di
bumi hanyalah sinar-sinar yang ada pada interval ini.
Fisikawan Inggris Ian Campbell, yang mendefinisikan desain luar biasa ini sebagai "sangat
mengagumkan" dalam bukunya "The Energy and Atmosphere", menyinggung masalah ini:
"Bahwa radiasi dari matahari (dan dari banyak rangkaian bintang-bintang) harus terpusat ke dalam
berkas spektrum elektromagnetik yang sangat kecil, yang menyediakan secara tepat radiasi yang
diperlukan untuk menjaga kelangsungan kehidupan di bumi, adalah sangat kebetulan."5
Bagian yang lebih besar dari daerah kecil radiasi yang dipancarkan oleh matahari dari spektrum
elektromagnetik, suatu spektrum dengan suatu lebar tempat panjang gelombang terpanjangnya 1025 kali
lebih besar dibandingkan yang terpendek, dinamai "cahaya tampak". Sinar-sinar yang terletak di bawah
dan di atas interval ini, di sisi lain, mencapai bumi sebagai sinar-sinar infra merah dan ultra violet.
Sekarang marilah kita lihat lebih lanjut sifat-sifat dari dua jenis sinar ini.
Sinar-sinar infra merah sampai di bumi dalam bentuk gelombang panas. Sinar-sinar ultra violet
yang mengandung energi yang lebih besar, di sisi lain, dapat mempunyai efek yang berbahaya bagi
makhluk hidup. Sinar-sinar infra merah melewati atmosfir, dan menyediakan panas, sehingga membuat
bumi menjadi tempat yang cocok untuk kehidupan. Sinar ultra violet, pada sisi lain, hanya dapat
mencapai bumi dalam laju tertentu. Jika laju ini sedikit lebih besar daripada ukuran saat ini, sinar ini
akan merusak jaringan daging makhluk hidup dan menyebabkan kematian masal, sedangkan jika sinar
ini sedikit lebih rendah, energi yang diperlukan oleh makhluk hidup tidak akan tercukupi.
Hal-hal tersebut di atas adalah detail-detail yang penting sekali bagi kehidupan. Dari uraian
tentang fungsi-fungsi dan kegunaan-kegunaan sinar-sinar yang dipancarkan dari matahari, terlihat
adanya keteraturan dan kontrol pada setiap sistem yang ada di dunia. Jelaslah, tidak mungkin sistem
seperti ini, kesetimbangan yang rumit yang telah kita dalami secara singkat, dapat terbentuk dengan
kebetulan.
Dengan meneliti elemen lain dari sistem yang tanpa cacat ini, sekali lagi kita lihat
ketidakmungkinan terjadinya hal ini sebagai konsekuensi dari suatu kebetulan.

2. Atmosfir: perisai pelindung bumi


Pada halaman-halaman terdahulu, telah disinggung bahwa sebagian sinar matahari berbahaya
bagi kehidupan di bumi. Untuk menghindari akibat yang membahayakan ini, diperlukan suatu
penyelesaian.
Mari kita berpikir bersama dan mencoba menemukan sebuah penyelesaian masalah ini dengan
mengembangkan sistem yang efisien untuk menyaring sinar matahari. Kita juga sebaiknya menyadari
fakta bahwa sistem ini haruslah sesuatu yang berfungsi ganda, yang akan melindungi dunia dari efek
matahari yang berbahaya, menjamin bahwa sistem ini terpelihara secara permanen, tidak memerlukan
pemeliharaan, dan juga mampu mencegah terjadinya beberapa kemungkinan ancaman lain pada bumi
ini. Tentulah dalam situasi seperti ini, akan muncul beberapa alternatif penyelesaian. Sampai sejauh ini,
diantara solusi-solusi yang dikemukakan, tidak ada yang seefisien dan seserbaguna filter yang saat ini
meliputi bumi: atmosfir. Atmosfir bumi telah seratus persen sukses dalam menyaring sinar-sinar
berbahaya. Atmosfir telah dirancang khusus oleh Allah untuk melindungi bumi.
Dengan menggunakan lapisan-lapisan khusus atmosfir, sinar matahari yang sampai ke bumi
hanyalah sejumlah yang diperlukan karena atmosfir memproses sinar matahari secara spesifik
berdasarkan panjang gelombangnya. Atmosfir kita seperti pabrik penyulingan raksasa yang dirancang
untuk menyaring sinar-sinar ini. Sistem penyulingan raksasa yang tak ada taranya di bumi ini
menjalankan proses-proses ini karena memang telah dirancang secara khusus oleh Allah. Allah telah
menyatakan tentang penciptaan langit sebagai berikut (kata Arab 'sama' dapat berarti 'langit (heaven)'
atau 'angkasa (skies)'):
"Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia. Akan
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui" (Q.S. Al-Mukmin: 57)
Sinar-sinar yang berasal dari matahari cukup spesifik. Sinar-sinar ini perlu memiliki beberapa
sifat yang memungkinkannya menembus atmosfir dan mencapai bumi. Demikian juga atmosfir harus
memiliki struktur khusus yang memungkinan lewatnya sinar-sinar ini. Jika tidak demikian, baik
keberadaan atmosfir maupun ketepatan struktur sinar-sinar itu tidak akan ada gunanya. Karena sifat
alami atmosfir yang dapat ditembus sinar, maka sinar-sinar yang berasal dari matahari dapat dengan
mudah mencapai bumi. Ada hal penting lain yang perlu disebutkan. Dengan hanya memperbolehkan
lewatnya cahaya tampak dan sinar-sinar infra merah dekat yang memang diperlukan untuk hidup,
atmosfir mencegah agar seluruh sinar lain yang dapat merusak tidak dapat mencapai bumi. Atmosfir
bumi telah berfungsi sebagai "penyaring" yang sangat penting dari sinar-sinar perusak yang berasal
dari matahari maupun yang bukan berasal dari matahari, yaitu yang berasal dari luar angkasa. 6 Michael
Denton, seorang atronomer terkenal, menyatakan:
"Bahkan gas-gas atmosfir sendiri dengan sangat kuat menyerap radiasi elektromagnetik di daerah
spektrum tepat di kedua sisi cahaya tampak dan infra merah dekat. Perlu dicatat bahwa dari seluruh
daerah radiasi elektromagnetik, dari radio sampai dengan sinar gamma, satu-satunya daerah
spektrum yang bisa menembus atmosfir hanyalah berkas yang sedemikian sempit yang meliputi
cahaya tampak dan infra merah dekat. Dapat dikatakan bahwa tak ada radiasi sinar gamma, X,
ultraviolet, infra merah jauh, dan gelombang mikro yang mencapai permukaan bumi."7

Terlihat jelas bahwa rancangan struktur atmosfir dikembangkan dengan sangat istimewa. Dari
suatu spektrum yang lebarnya ditunjukkan dengan angka sebesar 1025, matahari hanya memancarkan
sinar-sinar yang berguna bagi kita dan diperlukan untuk sebuah dunia penuh warna, dan atmosfir
terutama mengijinkan sinar-sinar yang tidak berbahaya, bahkan berguna, untuk mencapai bumi.
Sebagai tambahan, karena sifat-sifat gas-gas yang ada di atmosfir, mata makhluk hidup, yang secara
langsung menerima sinar matahari, dapat terlindung dari efek-efek yang berbahaya. Semua ini adalah
bukti-bukti bahwa Allah telah menciptakan segala sesuatu sesuai dengan proporsinya.

"Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan
tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan (Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu,
dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya" (Surat Al-Furqan:2)

3. Cahaya Menumbuk Benda


Cahaya yang datang dari matahari mencapai bumi dengan kecepatan 300.000 km per detik.
Karena kecepatan cahaya itulah, kita selalu melihat sebuah dunia yang penuh dengan warna-warni.
Lalu bagaimanakah citra-citra yang tak tersela ini dibuat?
Cahaya mencapai bumi dengan menembus atmosfir pada kecepatan yang luar biasa, dan
menumbuk berbagai objek. Saat cahaya menumbuk suatu objek pada kecepatan seperti ini, ia
berinteraksi dengan atom-atom objek itu dan memantul pada panjang gelombang yang berbeda yang
bersesuaian dengan warna-wani yang berbeda. Dengan cara inilah, buku yang sekarang anda pegang,
garis-garisnya, gambar-gambar, pemandangan yang anda lihat saat melihat keluar, pepohonan, gedung-
gedung, mobil-mobil, angkasa, burung-burung, kucing-kucing, singkatnya semua yang anda lihat,
memantulkan warna-warninya.
Molekul-molekul yang memungkinkan warna-warna ini dipantulkan adalah molekul-molekul
pigmen. Warna yang dipantulkan oleh suatu objek tergantung kepada molekul-molekul pigmen yang
ada pada objek tersebut. Setiap molekul pigmen mempunyai struktur atom yang berbeda. Nomor-
nomor atom maupun jenis dan urutan atom-atom dalam molekul-molekul itu berbeda satu sama lain.
Cahaya yang menumbuk pigmen-pigmen yang beraneka-ragam seperti ini kemudian dipantulkan dalam
berbagai nuansa warna. Namun demikian, ini saja tidak cukup untuk pembentukan warna. Agar cahaya
pantul yang memiliki suatu kualitas warna tertentu yang dapat dirasakan dan dilihat, ia harus mencapai
alat pelihat yang mampu menginderanya.
4. Cahaya Datang kepada Mata
Agar sinar-sinar yang dipantulkan objek-objek dapat dilihat sebagai warna, sinar-sinar itu perlu
mencapai mata. Keberadaan mata itu sendiri tidaklah cukup. Setelah mencapai mata, sinar-sinar itu
harus diubah menjadi sinyal-sinyal syaraf yang mencapai sebuah otak yang bekerja secara selaras
dengan mata.
Mari kita pikirkan tentang mata dan otak kita sendiri sebagai contoh yang paling dekat. Mata
manusia adalah sebuah struktur yang sangat kompleks yang terdiri atas banyak organ dan bagian-
bagian yang berbeda. Warna-warni yang dapat kita lihat dan rasakan adalah hasil dari kegiatan semua
bagian-bagian in secara serempak dan selaras. Mata, dengan jaringan-jaringan dan organ-organnya
seperti lachrymal glands, cornea, conjuctiva, iris dan pupil, lensa, retina, choroid, otot-otot dan
kelopak mata, adalah sistem yang tak ada taranya. Selain itu, dengan jaringan syaraf yang luar biasa
yang meyambungkan mata dengan otak, dan daerah penglihatan yang sangat kompleks, mata, secara
keseluruhan mempunyai struktur yang sangat khusus, yang keberadaannya tidak dapat dihubungkan
dengan suatu kebetulan belaka.
Setelah pengantar singkat tentang mata, marilah kita lihat juga bagaimana terjadinya suatu
proses melihat. Sinar yang diterima mata mula-mula melewati kornea, lalu pupil dan lensa-lensa, dan
akhirnya mencapai retina.
Penginderaan warna dimulai pada sel-sel kerucut di retina. Ada tiga kelompok sel kerucut utama
yang bereaksi sangat kuat terhadap warna-warna tertentu dari cahaya. Sel-sel itu dikelompokkan
sebagai sel-sel kerucut biru, hijau dan merah. Warna-warna merah, biru dan hijau, yang membuat sel-
sel kerucut itu bereaksi, adalah tiga warna primer yang ada di alam. Dengan rangsangan dari sel-sel
kerucut yang sensitif terhadap ketiga warna ini, pada tingkat yang berbeda, muncullah jutaan warna-
warni yang berbeda.
Sel-sel kerucut mengubah informasi yang berhubungan dengan warna ini menjadi impuls-
impuls syaraf melalui pigmen-pigmen yang terkandung di dalamnya. 8 Selanjutnya, sel-sel syaraf yang
terhubung dengan sel-sel kerucut ini mengirimkan impuls-impuls syaraf ini ke suatu daerah tertentu
dalam otak. Dalam daerah seluas beberapa sentimeter persegi di dalam otak inilah tempat dibentuknya
dunia penuh warna yang kita lihat sepanjang hidup kita.
5. Sebuah Dunia Penuh Warna dalam Otak Kita yang Gelap
Tahap terakhir dalam pembentukan warna terjadi di dalam otak. Seperti telah disebutkan dalam
bab sebelum ini, sel-sel syaraf dalam mata mengangkut citra-citra yang telah diubah menjadi impuls-
impuls syaraf ke otak dan segala sesuatu yang kita lihat di dunia luar diindera dalam pusat penglihatan
otak. Sampai titik ini, kita dihadapkan pada suatu fakta yang menakjubkan: otak adalah segumpal
daging yang berada dalam kegelapan. Impuls-impuls syaraf yang datang dari citra yang terbentuk di
retina oleh objek-objek, diuraikan di dalam otak, yang dalamnya gelap. Citra dari objek-objek tersebut,
dengan warna-warni dan sifat-sifat lainnya, dibentuk sebagai suatu persepsi di pusat penglihatan ini.
Bagaimana proses penginderaan ini terjadi dalam segumpal daging lunak seperti itu?
Banyak tanda tanya yang muncul tentang bagaimana warna-warni dirasakan. Chromatists masih
belum dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti bagaimana impuls-impuls syaraf dikirimkan ke
otak melalui syaraf-syaraf optik dan efek-efek fisiologi seperti apa yang tercipta dalam otak. 9 Apa yang
mereka tahu hanyalah bahwa penginderaan warna-warna sebagai kenyataan terjadi dalam tubuh kita,
yaitu, dalam pusal penglihatan dalam otak kita.10 (Untuk informasi lebih rinci, lihat bab Rahasia Di
Luar dari Zat).
Nyatanya, hampir semua proses yang dilakukan di dalam otak belum dapat diuraikan.
Penjelasan-penjelasan tentang masalah ini sebagian besar berdasarkan teori-teori. Namun demikian,
otak telah melakukan tugasnya dengan sempurna sejak saat manusia pertama kali ada, tepat seperti apa
yang dikerjakannya saat ini. Pengalaman tentang dunia tiga dimensi, dengan semua warna-warninya,
desain-desain, suara-suara, bau-bauan dan berbagai rasa, yang dialami oleh manusia dalam segumpal
daging seberat hampir satu kilogram hanya mungkin karena ciptaan Allah yang sempurna. Semua
orang menemukan ciptaan mengagumkan yang tiada taranya ini telah siap berfungsi saat lahir. Manusia
tidak dapat mengontrol apapun, baik pembentukan fungsi-fungsinya, tidak juga kesinambungannya,
atau pada tahap-tahap lainnya.
PIGMEN: MOLEKUL-MOLEKUL PENGHASIL WARNA
Dalam bab-bab terdahulu, telah disinggung bahwa karena adanya perbedaan sifat-sifat atomik
molekul-molekul pigmen, objek-objek memantulkan sinar secara berbeda; dengan demikian, dihasilkan
berbagai nuansa warna. Lihatlah sekeliling anda sekali lagi. Warna-warni yang berbeda dalam daerah
penglihatan anda menunjukkan keberadaan pigmen-pigmen dalam jumlah yang mirip, kerena warna
dari segala sesuatu yang kita lihat di sekeliling kita tergantung kepada pigmen-pigmen yang ada dalam
komposisi zat tersebut. Warna hijaunya tanaman, warna kulit, warna-warni binatang, singkatnya semua
warna berasal dari karakteristik struktur pigmen yang terkandung dalam objek-objek atau makhluk-
makhluk hidup itu.

Apakah yang dimaksud dengan Pigmen?


Pigmen-pigmen, yang ada di dalam mata kita dan di permukaan luar objek-objek, adalah
molekul khusus yang menghasilkan warna. Sejumlah energi tertentu diperlukan untuk mengaktifkan
molekul-molekul pigmen. Tentu saja, seperti dalam semua tahap lain dalam pembentukan warna, lagi-
lagi ada keselarasan yang sempurna antara pgmen-pigmen dan cahaya. "Cahaya yang tak kelihatan"
yang mencapai bumi telah dirancang secara khusus untuk molekul-molekul "pigmen" yang dikenal
sebagai molekul-molekul warna, dalam makhluk-makhluk hidup.
Lebih jauh lagi, mata manusia juga mempunyai struktur yang sesuai untuk tujuan ini. Alasan
tentang kenapa sel-sel struktur yang ada dalam retina mata kita mengindera tiga warna-warna utama -
merah, hijau, dan biru - adalah karena molekul-molekul pigmen khusus yang dikandungnya. Tugas
paling penting yang dilakukan oleh pigmen-pigmen ini agar kita dapat melihat dunia warna-warni
adalah mengubah energi "warna" dari cahaya menjadi impuls-impuls syaraf. Ini berarti bahwa semua
yang kita kenal sebagai warna adalah hasil akhir setelah pigmen-pigmen ini mengirimkan panjang
gelombang cahaya yang sampai kepadanya ke otak dalam bentuk impuls-impuls syaraf. 11
Energi cahaya tampak yang berada pada tingkat yang cocok dengan sejumlah tingkat energi
yang diperlukan untuk mengaktifkan molekul-molekul pigmen yang ditemukan di kulit-kulit makhluk
hidup, atau dalam sisik, bulu, atau rambut yang membungkus kulit mereka, dan dengan demikian
warna-warna mereka terbentuk.
Seperti dapat dilihat, pigmen-pigmen, yang hadir dalam pusat penglihatan dan dalam badan
benda hidup, ada dalam keselarasan yang sempurna dengan sistem-sistem badan lainnya. Ketiadaan
jenis molekul pigmen tertentu atau keberadaannya dalam jumlah lebih sedikit daripada yang diperlukan
dalam pusat penglihatan makhluk hidup menyebabkannya tidak mampu untuk membedakan warna-
warna lingkungan sekitarnya.
Pertanyaannya adalah: Bagaimana molekul-molekul khusus ini berkembang dalam kulit
makhluk hidup? Kita dapat memberi satu jawaban atas pertanyaan ini dengan menanyakan beberapa
pertanyaan lanjutan. Apakah makhluk hidup memperoleh warna-warni ini dengan mengetahui sifat-
sifat dari spektrum cahaya khusus yang mencapai bumi, lalu memilih molekul-molekul pigmen khusus
berdasarkan hal itu? Tentulah kemungkinan terjadinya kebetulan seperti ini adalah nol. Molekul-
molekul spesifik ini telah ditempatkan dalam kulit makhluk hidup melalui rancangan yang dilakukan
dengan penuh kesadaran. Jelaslah bahwa makhluk hidup tak dapat melakukan proses seperti itu, tidak
juga kebetulan-kebetulan acak akan menghasilkan pembentukan seperti itu. Keselarasan yang
dipertanyakan hanya satu, yang hanya dapat terjadi karena Dia Yang Berkehendak telah
menciptakannya. Dia yang menjaga agar segala sesuatunya ada dalam keteraturan. Allah telah
menciptakan setiap makhluk hidup dengan karakteristik yang sangat canggih dengan kekhasannya
masing-masing. Segala sesuatu, benda mati atau makhluk hidup, memiliki pigmen yang cocok baginya.
Pigmen-pigmen ini menyerap cahanya secara selektif menurut struktur molekul mereka. Setiap pigmen
tidak sama reaksinya terhadap cahaya. Oleh karena itu, pigmen-pigmen ini tak dapat memulai reaksi
kimia yang sama dan membentuk warna yang sama.
Kita bisa mengambil chlorophyll, molekul pigmen yang menyebabkan tamanan terlihat
berwarna hijau, sebagai contoh. Pigmen-pigmen ini menyerap panjang gelombang tertentu yang datang
dari matahari dan memantulkan cahaya dengan panjang gelombang yang cocok dengan warna hijau.
Chlorophyll, molekul pigmen pada tanaman, memantulkan foton yang terlihat hijau yang disebabkan
oleh panjang gelombangnya. Pada saat yang sama, energi yang mereka terima dari sinar matahari
membuat tanaman-tanaman itu mampu menghasilkan karbohidrat, salah satu sumber makanan utama
bagi seluruh makhluk hidup.12 Molekul pigmen yang berbeda akan memantulkan warna-warna tertentu
pada panjang gelombang tertentu sesuai dengan sifat-sifat molekul mereka sendiri dan dengan
demikian menyebabkan reaksi kimia yang berbeda.
Ada banyak jenis pigmen di alam ini. Beberapa contoh kecil sudah cukup untuk menunjukkan
bahwa molekul pigmen telah dirancang khusus untuk kehidupan.

Contoh-contoh Jenis-jenis Pigmen


Melanin: Sumber Pelindung Warna
Mata makhluk hidup cukup sensitif terhadap cahaya dan sangat mudah rusak. Namun demikian,
kita masih dapat dengan aman menatap matahari dan melihat sekeliling kita, berkat adanya sistem
pendukung yang diciptakan Allah secara khusus. Salah satu dari sistem-sistem pendukung ini adalah
suatu kelompok molekul pigmen yang ada dalam mata.
Sebagaimana telah banyak diketahui, warna-warna mata makhluk hidup itu berbeda-beda. Yang
memberi mata warna-warna itu, lagi-lagi, adalah pigmen. Melanin adalah salah satu dari bahan-bahan
pigmen yang ada di dalam mata yang memberi warna pada mata. Pigmen yang sama juga memberi
warna pada kulit dan rambut anda. Betapapun, melanin menyediakan lebih dari sekedar warna. Para
peneliti percaya bahwa melanin, yang terdapat pada mata, memberikan perlindungan terhadap efek-
efek sinar matahari yang dapat merusak, dan peningkatan kualitas penglihatan. Bahan melanin, solusi
alam bagi masalah sinar-sinar berbahaya, menyerap cahaya yang berenergi lebih tinggi lebih kuat
daripada cahaya yang berenergi lebih rendah. Dengan demikian, ia lebih kuat menyerap ultraviolet
daripada biru, dan menyerap biru lebih kuat daripada hijau.13 Dengan cara ini, melanin memberikan
perlindungan pada lensa mata terhadap ultraviolet. Ia menyediakan perlindungan yang mendekati
optimum pada retina denagn menyaring warna-warna yang berbeda sebanding dengan kemampuan
mereka merusak jaringan retina - dan dengan demikian mengurangi resiko kemerosotan macular.
Orang yang lebih banyak memiliki melanin-mata lebih sedikit yang mengalami kemerosotan macular;
orang yang lebih sedikit memiliki melanin-mata lebih banyak yang mengalami kemerosotan macular.
Sekitar 15% dari persediaan asli melanin kita hilang dari mata saat berumur empat puluh dan 25%
hilang pada usia lima puluh. Melanin memainkan peranan yang kritis dalam perlindungan mata:
ophthalmologist melaporkan bahwa melanin pada mata mengurangi resiko kemerosotan macular yang
berhubungan dengan usia.14
Sebagaimana dimengerti, setiap fungsi yang dimiliki bahan melanin menunjukkan kepada kita
kekhususan rancangan bahan ini.
Jawaban atas pertanyaan tentang bagaimana bahan sempurna seperti ini bisa terjadi adalah
bahwa tidaklah mungkin sebuah bahan multi fungsi dengan struktur yang sempurna seperti ini dapat
terjadi secara kebetulan. Allah telah menciptakan bahan melanin, seperti semua benda-benda lainnya di
jagat raya, secara khusus agar bermanfaat bagi manusia.
Sumber Warna-Warni yang Cemerlang
Carotenoid (dan lipochrome) adalah molekul-molekul pigmen, yang dipadukan oleh tanaman
dan memantulkan warna-warna kuning, merah dan oranye. Binatang-binatang dapat memperoleh
pigmen-pigmen ini hanya dengan memakan tanaman-tanaman.
Bunga karang beracun, crinoidea, mentimun-laut beracun dan beberapa kerang-kerangan
sebagian atau seluruhnya berwarna kuning, merah atau oranye sebagai hasil dari adanya Carotenoid,
yang juga ada pada bagian-bagian kuning dari sayap kupu-kupu dan juga pada paruh burung-burung.
Pada serangga-serangga tertentu, warna ini dipancarkan oleh kelenjar khusus, yang berwarna kuning
atau merah. Herannya, senyawa-senyawa ini biasanya hijau pupus atau bahkan tidak berwarna dan
hanya menjadi berwarna kuning menyala dalam darah serangga beracun. Carotenoid bukan hanya
berguna sebagai warna peringatan; pada beberapa serangga pigmen ini bahkan berubah menjadi
senyawa beracun, dan dengan demikian mereka berfungsi ganda, sebagai senjata dan sebagai tanda.15
Melalui sistem sangat istimewa yang Allah ciptakan ini, banyak makhluk hidup tetap berkembang.
Sejauh ini, secara singkat kita telah meneliti sejumlah kecil jenis-jenis pigmen yang ada di alam.
Kesimpulan yang kita peroleh dari tinjauan ini adalah adanya rancangan sempurna yang tampak dalam
pigmen-pigmen, dalam atom-atom yang membentuk pigmen-pigmen ini dan dalam semua warna yang
dihasilkan. Allah, Pemilik utama rancangan luar biasa ini, Tuhan semesta alam, memperkenalkan diri-
Nya sendiri kepada kita melalui cita rasa seni warna-warni unik yang Dia ciptakan di alam.

"Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang
dengan itu mereka dapat mamahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat
mendengar? Karena sesungguhnya bukankah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati
di dalam dada (Q.S. Al-Hajj 46)
BAHASA DARI WARNA-WARNA
Sebagaimana pentingnya warna-warni bagi manusia untuk mengenali lingkungannya, demikian
pula warna-warni itu sangat diperlukan oleh makhluk hidup lainnya untuk mempertahankan hidupnya.
Makhluk hidup mempunyai suatu "bahasa warna" yang bekerja berdasarkan cahaya dan sistem-
sistem perasa yang mereka miliki. Warna yang berbeda memiliki arti yang berbeda bagi setiap makhluk
hidup. Agar dapat bertahan hidup, setiap makhluk hidup harus mengetahui bahasa warna-warna yang
berlaku di habitatnya, karena fungsi-fungsi vital hanya dapat dikontrol dengan memahami bahasa ini.
Jadi, bagaimana makhluk hidup menggunakan bahasa warna ini?
Pertama-tama, sebagian besar makhluk hidup memerlukan warna-warna untuk memperoleh
makanan. Kedua, warna-warni yang ada pada formasi-formasi seperti kulit, sisik atau bulu berperan
penting untuk kelangsungan hidup karena karakteristik mereka dalam menyerap atau memantulkan
panas. Selain itu, makhluk hidup menggunakan warna mereka untuk melindungi diri dari musuh-
musuh mereka. Dengan adanya warna-warna yang berpadu dengan habitat mereka, mereka dapat
menyamarkan diri mereka dan bersembunyi dari musuh-musuh. Kadang-kadang, warna-warna dan
pola-pola tertentu mereka gunakan untuk menakut-nakuti musuh-musuh mereka. Warna-warni juga
membantu binatang untuk mengenali pasangan dan anak-anak mereka. Seeokor burung betina,
misalnya, dapat mengetahui apakah anak-anaknya perlu makan atau tidak dari warna mulut mereka
yang menganga. Demikian pula, anak burung dapat mengenal ibunya dengan cara yang sama dan
mengetahui bahwa makanan telah tersedia.16 Sebagaimana yang terlihat dalam contoh-contoh tersebut,
makhluk hidup perlu memahami arti warna-warna agar dapat mempertahankan hidupnya. Untuk dapat
memperoleh pengetahuan ini dengan benar mereka memerlukan sistem pengindera yang tepat.
Jika saja mereka tidak memiliki sistem-sistem ini, mereka tak akan dapat mengenali lingkungan
sekitarnya dengan baik atau menjalankan kegiatan vital mereka. Mereka tidak akan dapat mengenali
makanan mereka atau membedakan musuh-musuh mereka. Oleh karena itu, seperti dalam kasus yang
akan dijelaskan kemudian, mereka akan menonjol dari lingkungan sekitarnya dan menjadi mangsa
yang empuk untuk dibunuh.
Tentu saja, tidak seorangpun bisa menyatakan bahwa sistem-sistem yang canggih seperti itu
muncul begitu saja karena kebetulan. Setiap sistem, setiap keselarasan, setiap rancangan, setiap
program, setiap rencana, setiap kesetimbangan pastilah diciptakan oleh seorang perancang. Pastilah ada
suatu kehendak dan kekuasaan yang lebih tinggi yang telah secara sempuna menempatkan keserasian
antara makhluk-makhluk hidup dengan lingkungan tempat hidup mereka. Pemilik kekuasaan ini
meliputi lingkungan, dan makhluk hidup beserta sistem-sistem yang digunakannya dengan
pengetahuan yang lebih tinggi. Pemilik kekuasaan ini adalah Allah, Tuhan semesta alam.
Saat kita mengamati makhluk hidup, dapat kita lihat betapa terampilnya mereka menggunakan
bahasa warna-warna. Berikut ini adalah beberapa contoh bahasa warna-warna, yang memegang
peranan yang sangat penting dalam kehidupan makhluk hidup.
Kamuflase (penyamaran)
Kamuflase adalah salah satu taktik pertahanan paling efektif yang digunakan oleh binatang.
Binatang-binatang yang dapat menyamarkan dirinya sendiri memiliki semacam perlindungan yang
dibangun oleh struktur tubuhnya, yang diciptakan sangat selaras dengan habitat mereka. Tubuh
binatang-binatang ini sedemikian selarasnya dengan lingkungan mereka sehingga saat anda melihat
gambar mereka, hampir tidak mungkin untuk dapat menyatakan apakah mereka itu tanaman atau
binatang, atau untuk membedakan antara seekor binatang dengan sebuah tanaman yang ada dalam
suatu lingkungan yang sama.
Makhluk hidup yang menysuaikan warna mereka menurut lingkungan tempat mereka tinggal
selalu menarik perhatian para ilmuwan. Penelitian terfokus untuk mencari jawaban atas pertanyaan
tentang bagaimana suatu makhluk hidup dapat terlihat sama persis seperti makhluk lain dengan struktur
yang sama sekali berbeda.
Pernahkah terlintas dalam pikiran anda, misalnya, bagaimana seekor kodok, yang anda lihat saat
anda berjalan di kebun, tampak seperti selembar daun, dan kemudian pada saat terakhir anda harus
melompat dan berusaha agar tidak menginjaknya, dapat memiliki pola-pola dan warna-warna seperti
itu? Kamuflase adalah mekanisme pertahanan yang sangat penting bagi seekor kodok. Kodok yang
tersamar dalam lingkungannya dengan mudah terhindar dari musuh-musuhnya.
Seekor laba-laba merah muda di atas sekuntum bunga merah muda dengan mudah dapat
berubah warna sesuai dengan corak merah muda bunga tersebut, pada saat itu pula jenis laba-laba lain
dari spesies yang sama dapat beradaptasi mengikuti warna bunga lain, misalnya, yang berwarna
kuning, saat ia memanjat bunga tersebut.
Pada saat seseorang melihat sebuah dahan, dan menganggap bahwa tidak ada apapun juga di
dahan itu, tiba-tiba saja seekor kupu-kupu terbang dari dahan itu. Kupu-kupu ini, yang terlihat serupa
sekali seperti bagian-bagian daun musim gugur yang mengering sesaat yang lalu, adalah sebuah contoh
sempurna keajaiban kamuflase.
Sebagaimana akan dapat dilihat pada halaman-halaman berikut, kemiripan makhluk-makhluk
hidup dengan objek-objek tempat mereka bertengger mencegah musuh-musuh mereka untuk melihat
mereka. Jelaslah bahwa makhluk-makhluk yang dapat menyamar ini tidak membuat diri mereka
sendiri, menurut keinginan mereka sendiri, untuk terlihat seperti dedaunan, dahan-dahan atau bunga-
bunga. Lebih dari itu, mereka bahkan tidak sadar bahwa mereka terlindung karena kemiripan-
kemiripan ini. Meskipun demikian, mereka melakukan penyamaran dengan sangat terampil seperti
diuraikan dalam semua contoh-contoh di atas tanpa kecuali. Seekor serangga yang berwarna sama
dengan bunga, ular yang berdiri tegak diam bagaikan ranting pohon, kodok yang menyesuaikan diri
dengan warna tanah yang basah, singkatnya, semua makhluk yang dapat menyamar sendiri adalah
bukti bahwa kamuflasi adalah taktik pertahanan yang khusus diciptakan.
Tak satupun makhluk hidup dapat melakukan pekerjaan seperti itu sendiri atau karena
kebetulan. Pastilah, Dia Yang melimpahkan kemampuan kepada makhluk hidup untuk menyamarkan
dirinya sendiri, dan menempatkan proses-proses kimia dalam diri mereka sehingga mereka dapat
berubah warna, adalah Allah, Yang Maha Tahu, Yang Maha Bijaksana.
Figure text
Figure text
Figure text
Figure text
Figure text
Figure text
Figure text
Figure text
Teknik-teknik kamuflase pada reptil
Apa yang dilakukan oleh reptil untuk melindingi dirinya dari pemangsa-pemangsanya di rimba
belantara? Salah satu cara yang paling mudah bagi makhluk yang bergerak dengan lambat ini tentu saja
dengan menyembunyikan diri. Cara terbaik untuk bersembunyi adalah dengan penyesuaian kondisi
tubuh makhluk-makhluk ini dengan habitatnya. Bagi banyak binatang, warna-warna dan pola-pola
biasanya berfungsi sebagai penyelamat. Contohnya, di hutan hampir tidak mungkin untuk melihat
dengan jelas seekor Rhino Viper, sejenis ular tropis yang hidup di hutan hujan Afrika, karena kulitnya
dilapisi oleh pola-pola geometris berwarna biru, merah, kuning, hitam dan putih. Menariknya, warna-
warna ular itu cocok dengan lingkungan tempat tinggalnya. Adanya keterkaitan seperti ini
membangkitkan beberapa pertanyaan di kepala. Bagaimana warna-warna tersebut, yang demikian
selaras dengan lingkungan, muncul? Mungkinkah ini terjadi dengan sendirinya, atau dihasilkan oleh
reptil-reptil itu sendiri?
Jelaslah, hal itu tidak mungkin terjadi sama sekali. Tidak mungkin seekor reptil mula-mula
menganalisa lingkungannya, lalu memutuskan perubahan apa yang diperlukan dalam dirinya, dan
akhirnya menentukan warna dan pola. Lebih jauh lagi, sangat tidak logis dan tidak beralasan untuk
menyatakan bahwa reptil itu dapat membangun sebuah sistem dalam tubuhnya untuk melaksanakan
reaksi-reaksi kimia yang diperlukan untuk perubahan itu.
Bahkan manusia, satu-satunya makhluk dibumi yang dikaruniai akal, tak dapat mengubah warna
bagian-bagian tubuhnya. Dia tidak dapat membuat sistem dalam tubuhnya yang membawa perubahan
seperti tu. Dengan demikian, hanya ada satu penjelasan tentang warna reptil yang kemiripannya dengan
lingkungan sedemikian sempurnanya sehingga bahkan nuansanya pun tidak berbeda. Pemilik
kebijaksanaan dengan keunggulan tak terbatas yang merancang makhluk hidup ini. Rancangan ini
adalah milik Allah, yang Maha Besar. Dia-lah Allah yang Maha Tahu apa keperluan setiap makhluk
hidup.
Figure text
Reptil Penyamar yang Paling Terkenal: Bunglon
Pernahkah anda lihat seekor bunglon berubah warna menurut lingkungannya? Ini adalah sesuatu
yang layak dilihat. Bunglon memiliki kemampuan yang luar biasa untuk menyamarkan dirinya sampai-
sampai ketangkasannya itu mengherankan semua orang. Meskipun banyak reptil lain yang mempunyai
kemampuan mengubah warna tubuhnya, tak ada yang mampu melakukannya secepat bunglon.
Bunglon menggunakan pembawa warna merah dan kuning, lapisan-lapisan putih dan biru, dan
yang paling penting "chromatophores", sel-sel kulit yang bereaksi terhadap perubahan panas, cahaya
dan suasana hati binatang itu.30 Jika anda menaruh seekor bunglon pada tempat yang sangat kuning,
misalnya, anda akan melihat warna tubuhnya dengan cepat menjadi kuning dan menyesuaikan dirinya
dengan lingkungan sekitarnya. Hebatnya lagi, bunglon tidak saja hanya dapat menyesuaikan diri
dengan satu warna, tapi juga dengan tempat yang memiliki bermacam warna. Rahasia kesuksesan
mereka terletak pada sel-sel warna, yang teletak di bawah kulit sang penyamar ulung ini, yang
membesar dan pindah tempat dengan cepat untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dapatkah
bunglon itu sendiri yang melakukan adaptasi yang sempurna seperti itu? Bagaimana makhluk-makhluk
ini menyatu sampai tak dapat dapat dibedakan dengan lingkungan tempat tinggalnya, sedangkan
bahkan artis yang paling terampil harus bekerja berjam-jam untuk memperoleh satu warna natural yang
ekuivalen?
Jelaslah tak beralasan untuk menyatakan bahwa seekor bunglon dapat melakukan kegiatan
semacam itu menurut kemauannya sendiri. Pastilah tidak mungkin bagi seekor reptil untuk menentukan
penampilan dirinya, juga tidak mungkin menempatkan satu sistem dalam tubuhnya untuk mengubah
penampilannya. Juga tidak masuk akal untuk menyatakan bahwa makhluk ini memiliki kontrol pada
seluruh sel-sel dan atom-atom dalam tubuhnya, sehingga mampu melakukan perubahan apapun
sekehendaknya dan memproduksi pigmen-pigmen yang diperlukan. Juga sama sekali tidak konsisten
dan tak ada gunanya untuk menyatakan bahwa kemampuan luar biasa semacam itu muncul karena
kebetulan. Tak ada mekanisme di alam yang mempunyai kemampuan untuk menghasilkan
keterampilan sesempurna itu dan kemudian menyebarkannya kepada mereka yang memerlukannya.
Seperti halnya semua makhluk hidup yang ada di bumi, Allah juga menciptakan bunglon. Allah
menunjukkan keunikan cita rasa seni-Nya kepada kita dalam penciptaan bunglon. Allah Maha Kuasa,
Maha Bijaksana.
"Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah (menyatakan
kebesaran Allah). Dan Dia-lah Yang Maha Kuasa, Maha Bijaksana. Kepunyaan-Nyalah
kerajaan langit dan bumi. Dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas
segala sesuatu." (Q.S. Al-Hadid: 1-2)
Perubahan Warna Menurut Lingkungannya
Apakah makhluk hidup hanya menggunakan warnanya untuk mempertahankan diri terhadap
musuh-musuh mereka? Tentu saja tidak. Beberapa binatang juga melindungi diri dari dingin dan panas
melalui enzim-enzim yang memberi warna pada bulu-bulu yang menutupi tubuhnya. Pada binatang-
binatang yang tinggal di daerah dingin, bulu-bulu pada ujung kaki, kuping dan hidung, yang
merupakan bagian tubuh yang paling sensitif, berwarna gelap. Bulu-bulu yang berwarna gelap
menyediakan lebih banyak energi panas bagi binatang dan dengan demikian memudahkan mereka
untuk munjadi hangat, persis seperti manusia yang mencoba memanfaatkan matahari sebaik mungkin
dengan mengenakan pakaian berwarna gelap selama musim dingin. Perubahan warna adalah hal yang
sangat biasa terjadi pada binatang-binatang darat. Sebagai contoh, selama musim panas, bulu rubah
yang tinggal di utara berubah menjadi putih, karena tingginya suhu tubuh mereka. Namun demikian,
selama musim dingin, sejalan dengan suhu udara yang menjadi lebih dingin, suhu tubuh mereka turun
dan diperlukan lingkungan yang lebih cocok agar enzim-enzim dapat bekerja dengan mudah. Untuk itu,
selama musim dingin, bulu rubah dari daerah utara itu menjadi lebih gelap. Kelinci, rubah, musang,
dan kucing kutub yang tinggal di sekitar kutub utara berwarna coklat pada musim panas dan putih pada
musim dingin.
Sementara beberapa burung menjadi putih sama sekali selama bulan-bulan musim dingin,
mereka mulai berpenampilan baru pada musim semi sesuai dengan warna-warna tanah dan tumbuh-
tumbuhan.
Warna-warna Sebagai Peringatan
Makhluk hidup menggunakan warna untuk berbagai tujuan. Salah satu di antaranya adalah
penggunaan warna sebagai peringatan. Beberapa contoh mengenai hal ini akan diuraikan pada halaman
berikut.
Warna-warna pada burung-burung
Salah satu ciri terpenting dari bulu burung yang beraneka warna adalah bahwa bulu-bulu itu
bukanlah merupakan struktur hidup. Alasan kenapa sebuah bulu tidak berubah warnanya sama sekali,
bahkan setelah tanggal, adalah karena bulu yang telah tumbuh dengan sempurna sama sekali tidak
hidup.
Kekayaan keanekaragaman warna pada burung-burung pada dasarnya terjadi karena adanya
pigmen-pigmen dalam bulu-bulu, yang disimpan selama fase awal pertumbuhannya, atau perubahan
cahaya yang terjadi tergantung pada karakteristik struktur bulu-bulu tersebut.
Karena formasi ini, yang dibuat dari bahan keratin, akan segera pudar oleh kondisi lingkungan,
mereka diperbaharui secara berkala. Dengan demikian, burung akan memperoleh kembali bulu-
bulunya yang cemerlang setiap saat. Hal ini adalah karena bulu-bulu burung terus tumbuh sampai
mereka sepenuhnya mencapai panjang yang diperlukan, serta karakteristik warna dan pola untuk jenis
tertentu tersebut.
Karena perbedaan struktur mereka, bulu-bulu dapat memiliki penampilan yang mirip seperti
yang diperoleh oleh sebuah prisma gelas yang memisahkan cahaya menjadi warna-warna yang
berbeda. Warna-warna yang terbentuk melalui pembiasan cahaya seperti ini lebih menyala dan lebih
metalik daripada warna yang diwarnai oleh pigmen-pigmen. Warna-warna pada bulu-bulu ini bergeser
dari biru menjadi hijau, dan dari oranye menjadi merah. Umumnya, warna-warna hijau, biru, dan
metalik pada burung-burung dibentuk melalui pemantulan dan pembiasan cahaya. Sekalipun demikian,
beberapa warna bulu-bulu berasal dari pigmen-pigmen.39
Ada tiga jenis pigmen utama pada burung. Yang pertama adalah pigmen melanin yang
menghasilkan hitam, coklat atau kuning kusam, kemudian pigmen lipochrome yang menghasilkan
merah, kuning atau oranye, dan terakhir adalah carotenoids. Biru, hijau dan beberapa warna terang
pada burung lainnya diciptakan oleh gelembung-gelembung mikroskopik dalam keratin dari bulu-bulu
tersebut yang membiaskan cahaya. Pada sisi lain, bulu-bulu yang menyerap seluruh spektrum cahaya
dan hanya memantulkan wara biru, menciptakan warna biru pada beberapa burung.40
Hormon-hormon juga memainkan peranan penting dalam perubahan warna pada burung.
Perbedaan warna antara jantan dan betina pada beberapa spesies disebabkan oleh hormon-hormon
kelamin. Perbedaan warna dan bentuk bulu ayam jantan dan betina, contohnya, tergantung pada
hormon estrogen.
Warna-warna pada burung-burung sangat penting bagi penyesuaian diri mereka dalam
habitatnya dan juga untuk saling mengenali antara burung jantan dengan betina; bagi pejantan, juga
untuk menarik perhatian betina selama musim berkawin. Selain itu, pigmen-pigmen yang memberi
warna pada bulu-bulu, meningkatkan kekuatan bulu-bulu, menyimpan energi yang berasal dari
matahari serta mencegah masuknya sinar-sinar ultraviolet yang berbahaya ke dalam tubuh.
Kupu-kupu
Pembentukan warna pada sayap kupu-kupu cukup menarik untuk disimak. Cahaya yang
dipantulkan melalui sisik-sisik pada sayap kupu-kupu membentuk warna-warna yang "sebetulya tidak
ada" akan tetapi menimbulkan suatu keindahan dan simetri yang luar biasa. Baru saja dikatakan bahwa
warna-warna itu "sebenarnya tidak ada", herankan anda mengapa hal ini bisa terjadi?
Kupu-kupu terkenal karena keindahan sayapnya, yang permukaannya relatif jauh lebih lebar
daripada bagian dada (thorax) mereka. Lalu bagaimana terjadinya pola dan warna yang spektakuler
pada sayap kupu-kupu?
Kupu-kupu memiliki sepasang selaput sayap, yang sebetulnya transparan. Karena sayap ini
diliputi oleh sisik dengan ketebalan yang bervariasi, transparansi selaput sayap ini menjadi tidak
tampak. Sisik-sisik ini meningkatkat kualitas aerodinamik sayap kupu-kupu, dan memberi warna pada
sayap mereka. Sisik-sisik tersebut, yang demikian lembut dan mudah rusak sampai-sampai sisik-sisik
ini akan jatuh jika disentuh, memiliki ujung tajam yang menancap pada sayap kupu-kupu. Dengan
demikian, sisik-sisik itu akan tetap menempel tanpa berjatuhan. Setiap sisik-sisik mungil ini, yang
kelihatannya seperti atap sirap, memiliki warna dari pigmen-pigmen kimia atau dari pembiasan cahaya
yang jatuh ke atas strukturnya lalu menghasilkan warna-warni pelangi seperti halnya gelembung
sabun.41 Selain itu juga, penelitian laboratorium telah menunjukkan bahwa warna yang berbeda
tergantung kepada bahan-bahan kimia yang berbeda. Hasil-samping dari bahan pewarna yang dikenl
dengan nama pteridine, misalnya, menghasilkan warna merah muda, putih, dan kuning yang biasa
terlihat pada kupu-kupu. Melanin, yang merupakan bahwan pewarna paling umum, terdapat dalam
bintik hitam pada sayap. Menariknya, warna-warna pada sayap kupu-kupu yang sebenarnya tidak
selalu merupakan warna yang terlihat. Contohnya, sisik hijau sebetulnya adalah campuran dari sisik-
sisik hitam dan kuning. Penelitian mutakhir yang dilakukan tentang sayap kupu-kupu menunjukkan
bahwa pigmen-pigmen tersebut terbentuk di dalam sisik-sisik dan bahwa enzim-enzim yang diperlukan
untuk memproduksi melanin berada pada kulit atas sisik-sisik tersebut.
Bahan-bahan pewarna bukanlah satu-satunya penghasil warna-warni kupu-kupu yang mudah
berubah ini. Struktur dan susunan sisik-sisik pada sayap kupu-kupu menyebabkan terjadinya berbagai
perlakuan terhadap cahaya, seperti misalnya pemantulan, pembiasan, dan pada akhirnya pembentukan
warna-warni yang indah mempesona. Contohnya, kupu-kupu Stilpnotio Salicis mempunyai sisik-sisik
yang semi-transparan, dan mengandung gelembung-gelembung. Meskipun tidak ada bahan-bahan
pewarna pada sisik-sisik ini, cahaya yang menembus sisik-sisik membuat kupu-kupu tersebut tampak
seperti satin.
Permukaan sisik-sisik pada sayap kupu-kupu Argynnis sedemikian lembeknya sehingga
menghasilkan pantulan keperakan. Pada beberapa kupu-kupu, perbedaan susunan dua baris sisik yang
saling menumpuk dapat juga menghasilkan pantulan cahaya yang berbeda, contohnya, menyebabkan
kupu-kupu terlihat biru, bukannya hitam atau coklat.
Pada saat kita meneliti struktur sayap kupu-kupu, bahkan hanya dengan memperhatikan warna-
warninya saja, kita akan menemukan banyak keajaiban. Tak diragukan lagi, adanya keindahan luar
biasa seperti itu adalah bukti dari kekuasaan yang agung dan cita rasa tak terhingga dari Allah, Yang
telah menciptakan semua ini.
Perlu juga diketahui bahwa selain diciptakan sebagai perhiasan, warna-warna dan pola-pola
pada sayap kupu-kupu memiliki banyak fungsi penting lainnya bagi makhluk ini.

Mata Palsu Kupu-kupu


Pada banyak jenis kupu-kupu, terdapat pola-pola bulat berwarna gelap yang mengingatkan kita
pada mata seekor binatang besar. Mata ini, yang lagi-lagi terdiri atas sisik-sisik berwarna pada sayap,
membentuk sebuah mekanisme pertahanan penting untuk kupu-kupu. Kupu-kupu menutup sayapnya
pada saat mereka beristirahat. Jika mereka bertemu dengan musuh, atau terganggu oleh sentuhan
sedikit saja, sayapnya akan langsung terbuka, kemudian muncullah pada permukaan sayap itu bintik
mata yang besar, terang, dan berwarna kuat. Dengan cara ini, kupu-kupu menyampaikan
peringatannya kepada pemangsa.

Penyamaran Kupu-kupu
Kemampuan penyamaran kupu-kupu sama mengesankannya seperti mata palsu mereka. Seolah-
olah kupu-kupu penyamar melihat warna semak-semak, membuat penilaian terhadap lingkungannya,
menganalisanya, kemudian meniru warna semak-semak tersebut dengan menggunakan warna-warna
yang mereka hasilkan dalam sistem-sistem pada tubuh mereka yang sangat efektif. Sadar akan selera
pemangsanya,
spesies lainnya memberi sinyal-sinyal peringatan kepadanya dengan meniru warna-warna yang
menjijikkan pemangsanya dengan memberi kesan bahwa kupu-kupu tersebut akan terasa tidak enak
atau bahkan beracun. Tidaklah mungkin seekor kupu-kupu melakukan kegiatan-kegiatan ini sendiri.
Kita dapat membuat ini lebih jelas dengan sebuah contoh:
Andaikata anda mencoba menghasilkan sebuah warna di laboratorium. Jika pengetahuan anda
tentang hal ini hanya sedikit, anda tidak akan dapat mencapai hasil tertentu seperti yang anda inginkan,
walau secanggih apapun peralatan atau fasilitas laboratorium anda. Lalu, pertimbangkanlah untuk
mencoba memperoleh warna dengan kualitas seperti yang terdapat pada kupu-kupu, yang menjadi
hampir tidak dapat dilihat dengan menghasilkan warna-warna dan pola-pola yang sama dengan
lingkungannya. Anda bahkan tak akan dapat menghasilkan satu saja warna yang berarti. Situasinya
sedemikian rupa sehingga pastilah akan menjadi pendekatan yang tidak ilmiah dan tidak rasional untuk
menyatakan bahwa sistem yang agung dalam kupu-kupu ini muncul karena kebetulan tanpa adanya
rancangan yang disengaja.
Dimana ada sebuah rancangan, tentulah ada perancangnya. Rancangan tak bercela di atas bumi
adalah milik Allah, Yang Maha Pengasih. Menjadi tugas manusia-manusia berakallah untuk
memikirkan ke-Maha Pencipta-an Allah secara detail. Dalam surat An-Nahl, Allah menyatakan sebagai
berikut:
"dan Dia (menundukkan pula) apa yang telah Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini dengan
berlain-lainan macamnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran" (Q.S. An-Nahl:13)
Bintik Hitam yang Menyerap Cahaya
Pada beberapa jenis kupu-kupu, khususnya pada bagian-bagian sayap mereka yang dekat
dengan badannya, ada bintik-bintik besar berwarna gelap yang terdiri atas sisik-sisik. Bintik-bintik ini,
ditempatkan pada kedua sayap secara simetris, memiliki fungsi yang sangat penting bagi kupu-kupu.
Kupu-kupu menggunakan bintik-bintik ini untuk mencapai suhu tubuh yang diperlukan untuk terbang.
Bagaimana mereka melakukannya?
Sisik bersifat mengubah panas ke tingkat maksimum atau minimum tergantung kepada warna
mereka. Kita semua telah melihat kupu-kupu membuka dan menutup sayap mereka di bawah sinar
matahari seakan-akan sedang mencoba menemukan sudut tertentu. Bintik-bintik hitam pada sayap
mereka membantu kupu-kupu tersebut, yang mencoba mendapatkan sinar matahari melalui gerakan ini.
Seekor kupu-kupu yang perlu menghangatkan tubuhnya membuka dan menutup sayapnya sedemikian
rupa sehingga sinar matahari jatuh langsung pada bintik-bintik ini, dan dengan demikian tubuhnya
menjadi hangat.
Kupu-kupu yang hidup di daerah terbuka yang tak terlindung dari matahari berwarna lebih
terang sedangkan kupu-kupu yang hidup di hutan-hutan memiliki warna yang lebih gelap.
Beberapa spesies kupu-kupu Lepidoptera yang tidak memiliki sisik pada sayapnya, tak dapat
memantulkan sinar, dan dengan demikian menjadi transparan. Walaupun kita dapat melihat kupu-kupu
ini pada saat mereka terbang, namun hampir tidak mungkin untuk menemukannya pada saat mereka
bertengger di suatu tempat. Ini memberikan perlindungan sempurna bagi kupu-kupu tersebut. Seperti
semua makhluk hidup lainnya, kupu-kupu juga telah diciptakan dengan sistem-sistem yang dapat
memenuhi segala keperluan mereka. Lebih jauh lagi, semuanya ini merupakan sistem yang saling
tergantung satu sama lainnya sehingga yang satu tak dapat ada tanpa kehadiran yang lainnya.
Seperti semua makhluk di jagat raya, Allah menciptakan kupu-kupu juga dengan semua detail
yang ada pada mereka dan memberkahi mereka dengan semua sistem yang mereka perlukan.

Warna-warna di Bawah Laut


Kehidupan di bawah permukaan laut sangat berbeda dengan kehidupan di darat. Semua aspek
yang berkaitan dengan makhluk-makhluk laut telah diatur sedemikian rupa agar mereka dapat hidup
dalam air semudah mungkin. Manusia tidak dapat melihat dalam air sebaik ikan, karena mata manusia
tidak memiliki ciri-ciri yang memungkinkannya untuk memperoleh penglihatan yang tajam di bawah
air. Mata manusia tidak memiliki sistem lensa seperti ikan, serta tidak bulat dan keras seperti mata ikan,
sehingga tak dapat melihat setajam penglihatan ikan di bawah air. Mata manusia juga tidak dapat
setepat mata ikan dalam memperkirakan jarak yang terlihat memendek dalam air akibat pembiasan,
karena mata manusia tidak dapat memperkirakan pembiasan cahaya dalam air.
Allah telah menciptakan setiap makhluk hidup dengan karakteristik yang paling cocok untuk
linkungan tempat tinggalnya. Makhluk-makhluk yang hidup di bawah laut hanyalah sebagian kecil
contoh cita rasa seni Ilahi dalam penciptaan. Allah tak mempunyai sekutu dalam penciptaan dan segala
sesuat ada di bawah kekuasaannya.
"…Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah; dan sesungguhnya allah, Dia-lah
yang Maha Perkasa lagi Maha bijaksana." (Q.S. Al-Imran: 62)
Rancangan Warna-warni pada Tanaman
Tanpa melakukan renungan, seseorang tak akan dapat melihat karakterisktik makhluk hidup
yang menakjubkan disekelilingnya. Sepanjang ia tidak berfikir tentang bagaimana seekor kupu-kupu
dengan selaput sayapnya terbang, bagaimana bunga-bunga yang dilihatnya memiliki warna yang
demikian beraneka ragam, bagaimana ujung ranting pohon yang tingginya ratusan meter bisa tetap
hijau, seseorang tak dapat memahami seluk-beluk mengenai hal-hal tersebut. Bahkan cita rasa seni luar
biasa yang ada pada sekuntum bunga pun tidak dapat menarik perhatiannya.
Namun demikian, sebagaimana telah diuraikan dalam buku ini, cita rasa seni yang sempurna
jelas terlihat pada semua makhluk hidup, mulai dari serangga sampai burung, dari tanaman sampai
makhluk laut. Jelaslah sudah bahwa cita rasa seni ini milik Allah, Sang Maha Pencipta semua makhluk
hidup.
Mari kita sejenak berfikir tentang tetumbuhan, buah-buahan, sayur-mayus, bunga-bungaan dam
pepohonan. Tanam-tanaman, yang masing-masing memiliki warna, wangi dan rasa yang berbeda,
adalah bukti dari cita rasa seni Ilahi dalam penciptaan. Setiap tanaman yang anda lihat disekeliling
anda atau anta kenal lewat buku-buku memiliki warna-warna dan pola-pola yang eksklusif untuk
jenisnya sendiri. Masing-masing memiliki proses reproduksi yang berbeda, proporsi nektar yang
mereka kandung dan wewangian mereka juga semuanya berbeda. Marilah kita berfikir tentang bunga
mawar. Ada yang merah, putih, kuning, oranye, merah muda, bertepi putih, dua warna, bahkan mawar
dengan warna-warni yang menyerupai gelombang. Jelaslah, adalah kebutaan yang nyata bagi seeorang
yang melihat semua ini, namun tidak merasakan kekaguman terhadapnya dan tak melihat kekuasaan
tak terbatas dari Allah, Sang Maha Pencipta semua bunga-bunga ini. Dalam Al Qur'an, Allah merujuk
kepada mereka yang gagal menghargai bukti-bukti penciptaan yang mereka lihat sebagai berikut:
"Dan berapa banyak tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka lalui,
sedang mereka berpaling daripadanya. Dan sebagian besar dari mereka tidak beriman
kepada Allah, bahkan mereka menyekutukan-Nya." (Q.S. Yusuf: 105-106)
Pernahkah muncul dalam pikiran anda kenapa tanaman berwarna hijau?
Sebagaimana telah jelas terlihat, warna-warna yang umum terdapat dalam dunia tanaman adalah
hijau atau nuansa dari warna hijau. Chlorophyll (zat hijau daun) adalah bahan utama yang
menghasilkan warna hijau. Chlorophyll, suatu bahan yang sangat penting, adalah sebuah pigmen yang
terkandung dalam chloroplasts yang tersebar dalam cytoplasm sel-sel tanaman. Pigmen-pigmen ini
menyerap cahaya yang datang dari sinar matahari dengan mudahnya, tetapi hanya memantulkan warna
hijau. Selain memberi warna hijau pada daun, hal ini juga menyebabkan terpenuhinya kelangsungan
sebuah proses yang sangat menentukan, yang dikenal dengan nama "photosynthesis".
Dalam photosynthesis, tanaman memanfaatkan sinar matahari, yang terdiri dari kombinasi
berbagai warna. Salah satu sifat warna dari sinar matahari yang terpenting adalah bahwa tingkat energi
setiap warna berbeda satu sama lain. Ragam warna ini dinamakan spektrum, seperti misalnya yang
diperoleh dari pembiasan warna-warna dalam sebuah prisma, memiliki sifat merah dan kuning di ujung
yang satu, dan biru dan ungu pada ujung lainnya. Warna-warna yang tingkat energinya paling tinggi
adalah warna-warna pada ujung biru spektrum tersebut.
Perbedaan tingkat energi diantara warna-warna sangat penting bagi tanaman, karena mereka
memerlukan sejumlah besar energi untuk melaksanakan photosysthesis. Oleh sebab itu, selama
photosynthesis, tanaman menyerap cahaya matahari pada tingkat energi tertinggi di dekat ujung ultra
violet dari spektrum, yaitu violet dan biru, dan juga warna-warna yang lebih dekat ujung infra-merah
(panas) dari spektrum, yaitu merah, oranye dan kuning. Daun melakukan semua proses-proses ini
melalui pigmen chlorophyll yang ada pada chloroplasts.52
Agar tanaman dapat melakukan photosynthesis, tingkat energi partikel-partikel cahaya yang
diserap oleh chlorophyll haruslah mencukupi. Proses photosynthesis dimulai saat tanaman, dengan
energi yang diterimanya dari partikel-partikel sinar, memecah molekul-molekul air menjadi molekul-
molekul oksigen dan hidrogen. Hidrogen bereaksi dengan karbon dalam gas karbondioksida untuk
membentuk getah tanaman, yang merupakan kebutuhan dasar tanaman agar dapat melangsungkan
hidupnya. Dengan kata lain, tanaman memproduksi makanannya sendiri. Di sisi lain, oksigen yang tak
terpakai, dilepaskan ke udara. Sebagian besar oksigen dalam atmosfir yang kita gunakan untuk
bernafas diproduksi dengan cara seperti itu.
Sebagai hasil proses photosysnthesis pada tanaman, mereka menghasilkan karbohidrat, salah
satu dari sumber makanan utama bagi makhluk hidup lain. Bahan-bahan yang diproduksi selama proses
photosynthesis sedemikian pentingnya baik bagi tanaman itu sendiri, maupun bagi binatang dan
manusia, karena tanaman adalah sumber makanan utama bagi semua makhluk hidup di bumi.
Sebagaimana telah kita lihat, selain memperlihatkan penampilan yang elok, warna hijau pada
tanaman juga sedemikian menentukan bagi kelangsungan hidup tanaman dan makhluk hidup lainnya.
Allah menciptakan bahan chlorophyll sebagai sumber makanan bagi tanaman dan semua makhluk
hidup lainnya.

Bagaimana Terjadinya Warna-warni yang berbeda pada Tanaman?


Seperti telah disinggung sebelumnya, warna yang dipantulkan oleh setiap objek tergantung
kepada molekul pigmen yang dimiliki oleh objek tersebut. Molekul pigmen dasar pada tanaman-
tanaman hijau adalah bahan "chlorophyll" seperti dinyatakan sebelumnya. Selain itu, ada pigmen-
pigmen yang menghasilkan warna-warna lain pada tanaman, dan jenis-jenis pigmen yang berbeda ini
membentuk keanekaragaman warna yang luar biasa seperti yang kita lihat pada tanaman.
Sebagai contoh, selain chlorophyll, juga ada pigmen-pigmen carotenoid pada tanaman.
Beberapa jenis pigmen ini, seperti yang telah kita uraikan dengai rinci sebelumnya, adalah kuning dan
memberi warna pada bonggol jagung, lemon, goldenrod dan bunga matahari. Carotenoid- carotenoid
lain jauh lebih merah daripada kuning; ini ditemukan pada bit, tomat, mawar, dan wortel. Carotenoid-
carotenoid juga hadir pada daun yang hijau. Orang lalu bertanya-tanya: kenapa dedaunan tidak terlihat
merah, kuning atau oranye akan tetapi hampir semuanya berwarna kehijauan? Alasannya adalah karena
warna hijau pada chlorophyll sedemikian kuatnya sehingga warna lain tidak dapat terlihat.53
Namun demikian, perubahan terjadi pada musim gugur. Karena siang hari semakin pendek,
tanaman berhenti membuat chlorophyll, dan kekuatan pigmen yang menghasilkan warna hijau
berkurang, dan akibatnya warna hijau pada daun memudar. Carotenoid, sekarang jadi terlihat, membuat
daun berwarna coklat, kuning dan merah.
Juga pada musim gugur, sekelompok pigmen yang bernama "anthocyanins" terbentuk pada
lapisan terluar daun-daun tertentu. Pigmen-pigmen ini, yang berwarna merah terang dan biru, bergabung
dengan yang lainnya untuk memberi warna-warni merah tua dan ungu pada daun seperti yang kadang-kadang
kita lihat.54
Informasi tentang semua pigmen yang memberi warna pada tanaman diatur dalam DNA tanaman
tersebut. Untuk itu, suatu spesies tanaman memiliki karakteristik yang sama dimanapun ia berada di muka
bumi. Contohnya, dimana-mana di dunia ini warna buah jeruk sama; bentuk dan struktur kulit buahnya juga
sama. Warna selaput transparan, yang terletak didalam kulit jeruk tersebut, dan yang membentuk kantung-
kantung kecil berisi air gula wangi berwarna oranye, tidak pernah berubah dimanapun di dunia ini. Pisang
berwarna kuning dimana-mana, tomat berwarna merah, dan bunga-bunga mawar, violet, dan anyelir
semuanya sama warnanya dimanapun mereka berada. Kemana pun anda pergi di dunia ini, anda tidak akan
melihat strawberry yang tumbuh alami dengan warna yang berbeda. Dimanapun di dunia ini, DNA strawberry
mengandung karakteristik yang membuat mereka menjadi strawberry seperti yang kita kenal. Warna, bau dan
rasa strawberry selalu sama. Ini adalah sesuatu keteraturan yang unik dan tak ada duanya. Jelaslah sudah,
tidak mungkin dapat dikatakan bahwa sebuah sistem seperti ini telah muncul begitu saja karena kebetulan
belaka.
Pemilik cita rasa seni tak ada duanya yang berlaku di seluruh muka bumi ini adalah Allah, Pemilik
Kebijaksanaan Tak Terbatas. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Pernahkah anda memikirkan bagaimana terjadinya warna yang beraneka ragam seperti ini pada
tanaman meskipun mereka semua tumbuh di tanah yang sama dan disirami dengan air yang sama?
Dalam surat Ar-Rad, Allah menunjukkan kepada kita bahwa kenyataan bahwa meskipun disirami
dengan air yang sama, muncul berbagai tanaman pertanian dari tanah:
"Dan di bumi terdapat bagian-bagian tanah yang berdampingan, kebun-kebun anggur,
tanaman-tanaman, dan pohon-pohon kurma, yang berumpun dan yang tidak berumpun,
disirami dengan air yang sama. Dah Kami melebihkan sebahagian atas tanaman-tanaman itu
atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat
tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berfikir." (Q.S. Ar-Rad:4)
Sebagaimana telah Allah tunjukkan kepada kita, mari kita renungkan, dengan melihat sayur-
mayur dan buah-buahan di sekeliling kita, betapa berbedanya tanaman-tanaman yang tumbuh dari
tanah yang sama. Sebagai contoh, mari kita lihat buah-buah melon, semangka, kiwi, pisang, cherry,
terung-terungan, tomat, anggur, peach, dan kacang hijau. Saat anda mengupas kulit pisang yang
berwarna kuning tua, muncullah pisang yang berwarna kuning muda dengan keharuman tiada tara.
Sebuah apel yang merah, hijau atau kuning memiliki kulit yang halus mengkilat. Manusia tidak dapat
meniru kualitas rasa dan bau, sebuah aroma yang khusus padanya, juga tak dapat meniru jusnya yang
manis.
Kemudian, pertanyaan akan muncul pada diri seseorang: bagaimana semua bunga-bungaan,
pepohonan, sayur-mayur dan buah-buahan dapat memiliki sedemikian banyak warna yang berbeda
meskipun mereka tumbuh dari tanah kering yang sama? Ini adalah bukti dari pengetahuan Allah yang
tak terbatas dan penciptaan yang dilakukan-Nya tanpa ada model semacam itu sebelumnya. Tidaklah
mungkin bagi manusia untuk menciptakan sebuah warna baru. Semua warna yang dihasilkan oleh
manusia hanyalah tiruan dari aslinya yang ada di alam. Namun demikian, Allah adalah Asal dari segala
sesuatu, dan penciptaan semua warna yang melukiskan makhluk-makhluk hidup di muka bumi adalah
kepunyaan-Nya. Cita rasa seni Allah dalam penciptaan tiada taranya. Salah satu dari Asma-ul-Husna,
Yang Maha Kuasa, adalah Al-Musawwir - Seorang yang membentuk ciptaan-Nya dalam bentuk-bentuk
yang berbeda-beda. Allah menciptakan semua ciptaan-Nya dalam bentuk yang paling sempurna.
"Dia-lah Allah yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang
Mempunyai Nama-Nama Yang Paling Baik. Bertasbih hanya kepada-Nya apa yang ada di
langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (Q.S. Al-
Hasyr:24)
Warna-warna dan penampilan semua tanam-tanaman di muka buni telah diciptakan sedemikian
rupa untuk memikat jiwa manusia. Pada buah-buahan dan sayur-mayur, ada keanekaragaman warna
yang tiada taranya. Sebaliknya, saat kita berfikir tentang bunga-bungaan dan pepohonan lagi-lagi kita
melihat penampilan estetis dan keanekaragaman warna yang sama.
Dapat juga ditemui adanya rancangan warna dan pola yang sama sekali tiada duanya pada
bunga-bungaan. Masing-masing dari ratusan ribu jenis bunga-bungaan telah dilengkapi dengan
karakteristik-karakteristik tertentu yang eksklusif untuk jenisnya. Pada saat ini, wangi-wangian, pola-
pola dan warna-warna yang dihasilkan manusia semuanya adalah tiruan dari aslinya di alam.
Contohnya, warna ungu daun bunga violet, yang lembut bagaikan beludru, serta kelembutan
permukaan daun-daunnya tiada taranya. Kain-kain beludru diproduksi sebagai tiruan dari tekstur bunga
violet, tetapi suatu kualitas yang serupa tidak akan pernah tercapai.
Dengan pendekatan seperti ini, tak peduli tanaman macam apaun yang kita teliti di muka bumi,
kesimpulan yang akan kita dapatkan adalah bahwa semua itu adalah ciptaan yang sempurna. Allah,
Yang tak ada sekutu bagi-Nya dalam penciptaan, menciptakan tanaman-tanaman bagi manusia denagn
rasa, harum warna dan bentuk yang berbeda-beda. Yang menjadi tugas kita adalah untuk memikirkan
tanda-tanda yang Allah ciptakan dan bersyukur kehadirat-Nya.
KESELARASAN DAN SIMETRI: SEBUAH TOPIK YANG TAK DAPAT DIJELASKAN
OLEH EVOLUSI
Di bumi tempat kita tinggal, dan lebih luas lagi, di alam semesta tempat bumi ini berada berlaku
keselarasan yang agung. Bahkan hanya dengan melihat keluar jendela, kita lihat demikian banyak
contoh keselaransan ini. Keteraturan dan simetri yang sempurna jelas tampak pada awan, langit,
pepohonan, bunga-bungaan, binatang dan contoh-contoh lainnya.
Ketika kita melihat alam, kita lihat bahwa setiap tanaman dan setiap binatang memiliki warna
dan pola tertentu yang ekskusif bagi jenis mereka sendiri. Lebih jauh lagi, masing-masing warna-
warna dan pola-pola ini memiliki arti yang berbeda bagi makhluk hidup: sebuah undangan untuk
berkawin, ekspresi agresi, peringatan terhadap bahaya dan banyak lagi konsep-konsep serupa
memperoleh arti diantara binatang-binatang melalui kemampuannya mengindera warna-warna dan
pola-pola.
Teori evolusi, yang menegaskan bahwa segala sesuatu terjadi secara kebetulan yang acak, telah
menemui jalan buntu yang disebabkan oleh cita rasa seni, keanekaragaman warna dan keselarasan yang
terpampang di alam. Charles Darwin, penemu teori dalam bentuk yang kita miliki saat ini, juga harus
mengakui situasi yang ia hadapi, yang disebabkan oleh bukti-bukti adanya desain pada makhluk hidup.
Darwin menyatakan bahwa dia tak dapat mengerti mengapa warna-warni makhluk hidup memiliki arti
tertentu:
"Kesulitan yang aku hadapi adalah, kenapa ulat kadang-kadang sedemikian indahnya dan berwarna
artistik? Melihat bahwa banyak makhluk yang berwarna tertentu untuk mengindari bahaya, sulit
bagiku untuk dapat menghubungkan warna terang mereka pada kasus lainnya hanya kepada kondisi
fisik. Jika ada seseorang yang tidak setuju pada pernyataan bahwa kupu-kupu jantan telah dibuat
indah karena seleksi seksual, dan kemudian bertanya kenapa kupu-kupu itu tidak dibuat indah
sebagaimana halnya ulat mereka, apa jawabanmu? Aku tidak dapat menjawabnya akan tetapi aku
harus tetap mempertahankan pendapatku."55
Lagi-lagi Charles Darwin mengungkapkan konflik dengan teorinya sendiri yang ia hadapi
sebagai berikut:
"Aku menilai kasus ikan-ikan jantan pengeram berwarna terang, dan kupu-kupu betina yang sangat
menyala, hanya untuk menunjukkan bahwa satu jenis kelamin mungkin dibuat menyala tanpa perlu
ada perpindahan keindahan kepada jenis kelamin lain; dalam kasus ini Aku tidak dapat menganggap
bahwa keindahan pada jenis kelamin yang lain dihentikan oleh seleksi."56
Jelas tidaklah mungkin warna-warni, keteraturan dan simetri di alam terjadi karena seleksi alam.
Pada titik ini, ada gunanya untuk melihat lebih dalam apa yang dinamakan dengan konsep "seleksi
alam", yang dikemukakan oleh teori evolusi Darwin. Sebagaimana telah diketahui secara luas, seleksi
alam adalah salah satu dari mekanisme-mekanisme khayal teori evolusi. Teori ini menyatakan bahwa
mereka yang paling sesuai dengan lingkungannya akan dapat bertahan hidup, sedangkan mereka yang
lemah dan tidak sesuai dengan kondisi lingkungannya akan punah. Menurut peryataan-pernyataan para
evolusionis, perubahan yang mempunyai akibat menguntungkan terjadi pada salah satu anggota spesies
melalui mutasi acak pada gen-gen mereka. Makhluk itu dipilih dari semua yang lain pada spesies
tersebut melalui mekanisme mempertahankan hidup dari yang paling sesuai, dan dengan demikian
yang semula adalah sebuah mutasi acak lalu ditransferkan dalam jumlah yang lebih banyak kepada
generasi berikutnya.
Pastilah tidak mungkin bagi warna-warni, pola-pola dan simetri pada pola-pola dari makhluk
hidup tercipta melalui mekanisme semacam itu. Ini adalah fakta yang sangat jelas. Meskipun ia adalah
penemu teori tersebut, Darwin sendiri harus mengakui bahwa mekanisme khayal selelsi alam tersebut
tidak mungkin dapat menjadi penyebaba keteraturan seperti itu. Juga, J. Hawkes mempertanyakan
ketidakberartian seleksi alam dalam artikel yang ia tulis "Sembilan Misteri Alam yang tak
Terpecahkan", dipublikasikan dalan majalah New York Times dengan menyatakan bahwa ia mengalami
kesulitan dalam mempercayai bahwa keindahan yang mempesonakan pada burung, ikan, bunga-
bungaan dan sebagainya terjadi karena seleksi alam. Lebih jauh lagi, dia mengajukan pertanyaan
apakah mungkin kesadaran manusia itu adalah hasil dari mekanisme seperti itu. Dalam artikelnya,
akhirnya, ia menyimpulkan bahwa pikiran manusia yang menghasilkan berkah peradaban, dan
imajinasi kreatif yang hidup selamanya seperti buah pikir Socrates, Leonardo da Vinci, Shakespeare,
Newton dan Einstein tidak mungkin adalah merupakan hadiah dari hukum rimba yang dinamakan
"perjuangan untuk mempertahankan hidup" bagi kita.57
Sebagaimana telah dipahami dari pengakuan para evolusionis, mereka tahu bahwa teori mereka
sedang dalam keadaan kritis. Tidaklah beralasan untuk mempertahankan ide bahwa sebuah sel, yang
dianggap terjadi secara kebetulan sebagai hasil dari kilat dan hujan di muka bumi, dalam perjalanan
waktu lalu berubah menjadi makhluk hidup beraneka warna. Anggaplah, sebagai contoh, seorang
ilmuwan mengambil sebuah sel tunggal dari sebuah bakteri, lalu menyediakan kondisi laboratorium
yang paling cocok, menggunakan semua peralatan yang diperlukan, mengeluarkan upaya yang
mengakibatkan sel ini berwvolusi setelah jutaan tahun (meskipun ini tidak mungkin, anggaplah ini
dapat terjadi); apa yang akan ia peroleh pada akhirnya? Akankah ia dapat mengubah sebuah bakteri
menjadi burung merak dengan warna-warninya yang mempesona, atau menjadi seekor macan tutul
dengan pola-pola sempurna pada kulitnya, atau menjadi bunga mawar dengan kelopak yang merah
seperti beludru? Tentu saja, orang yang memiliki intelegensi tidak akan dapat membayangkan hal
seperti itu atau membuat peryataan seperti itu. Walaupun demikian, inilah tepatnya pernyataan dari
teori evolusi.
"Warna", Jalan Buntu dari Evolusi
Mari kita uji kebenarannya dengan sebuah contoh, bahwa tidaklah mungkin warna-warna pada
makhluk-mkhluk hidup dan sistem-sistem perubahan warna terjadi karena seleksi alam. Ambillah
bunglon sebagai contoh. Bunglon adalah binatang yang mampu menyesuaikan diri dengan warna-
warna yang ada pada lingkungannya dan mengubah warna tubuhnya sesuai dengan warna sekitarnya.
Saat bertengger pada daun yang berwarna hijau, mereka berwarna hijau, saat bergerak ke dahan yang
coklat, kulit mereka dengan singkat berubah menjadi coklat. Mari kita renungkan bersama bagaimana
proses perubahan warna ini terjadi.
Makhluk hidup mengubah warnanya sebagai suatu akibat dari proses-proses sangat kompleks
yang terjadi dalam tubuhnya. Tidaklah mungkin bagi seseorang untuk mengubah warna baik dirinya
sendiri maupun warna makhluk hidup lainnya, karena tubuh manusia tidak dilengkapi dengan sistem-
sistem yang tepat untuk kegiatan tersebut. Juga tidaklah mungkin bagi seorang manusia untuk
mengembangkan sistem seperti itu sengan sendirinya karena ini bukanlah seperti sebuah peralatan yang
dapat dikembangkan dan dipasang. Singkatnya, agar makhluk hidup dapat mengubah warnanya, sangat
penting bagi makhluk ini untuk dilahirkan dengan mekanisme pengganti warna tersebut.
Mari kita berfikir tentang bunglon pertama yang ada di bumi. Apa yang terjadi jika makhluk ini
tidak memiliki kemampuan mengubah warnanya? Pertama-tama, bunglon ini akan menjadi mangsa
empuk karena ia tak dapat bersembunyi. Selain itu, karena ia dapat dikenali dengan mudah, ia akan
mengalami kesulitan untuk berburu. Akibatnya, seekor bunglon yang tak memiliki mekanisme
pertahanan lain tersebut akan mati atau kelaparan dan, setelah beberapa waktu, menjadi punah. Namun
demikian, kehadiran bunglon di dunia saat ini membuktikan bahwa kejadian seperti itu tidak pernah
terjadi. Dengan demikian, bunglon-bunglon tersebut telah memiliki sistem sempurna itu sejak pertama
kali mereka muncul di muka bumi.
Evolusionis menegaskan bahwa bunglon-bunglon telah mengembangkan sistem ini dengan
berjalannya waktu. Hal ini akan menimbulkan beberapa pertanyaan dalam pikiran kita: kenapa
bunglon-bunglon ini memilih untuk mengembangkan sistem yang kompleks, seperti perubahan warna,
bukannya mekanisme pertahanan lain yang lebih mudah? Kenapa ia memilih perubahan warna padahal
ada banyak jenis mekanisme pertahanan? Bagaimana terbentuknya mekanisme seperti itu, yang
menyediakan semua proses kimia yang diperlukan untuk mengubah warna, pada bunglon?
Mungkinkan seekor reptil untuk memikirkan mekanisme seperti ini dan kemudian mengembangkan
sistem-sistem yang diperlukan dalam tubuhnya? Selain itu, mungkinkah seekor reptil untuk menuliskan
informasi yang diperlukan untuk mengubah warna dalam DNA yang ada pada sel-sel tubuhnya?
Tak dapat dibantah lagi, hal itu tidak mungkin terjadi. Kesimpulan yang bisa ditarik dari
jawaban-jawaban yang diberikan untuk pertanyaan-pertanyaan di atas hanya ada satu dan akan selalu
sama: tidaklah mungkin bagi makhluk hidup untuk mengembangkan sistem yang demikian kompleks
yang memungkinkan dirinya untuk mengubah warna tubuhnya.
Tidak hanya sistem-sistem pengubah warna, tapi juga keanekaragaman warna dan pola pada
makhluk hidup patut memperoleh perhatian. Tidaklah mungkin bagi warna-warna terang pada burung
nuri, warna yang beraneka ragam pada ikan, simetri pada sayap kupu-kupu, pola-pola mempesonakan
pada bunga-bungaan dan warna-warna pada makhluk hidup lain untuk dapat terbentuk dengan
sendirinya. Pola-pola, warna-warna dan gambar-gambar yang sedemikian sempurnanya, yang
kegunaannya sangat penting dalam kehidupan makhluk hidup, adalah bukti penciptaan yang nyata.
Jelaslah bahwa ada rancangan unggul pada pembentukan warna-warna di sekeliling kita.
Marilah kita buat hal ini menjadi jelas melalui sebuah contoh: katakanlah bahwa kita sedang
merancang sebuah produk yang terdiri dari bujursangkar-bujursangkar. Bahkan untuk menggambar
satu dari bujursangkar-bujursangkar itu, kita perlu melakukan sedikit perhitungan dan memastikan
bahwa keempat sisinya lurus, sama dan bujursangkar itu bersudut 90 derajat pada pojok-pojoknya. Kita
hanya dapat menggambar sebuah bujursangkar setelah membuat beberapa perhitungan dan
penyesuaian. Sebagaimana dapat terlihat, bahkan untuk menggambar satu bujur sangkar saja kita
memerlukan pengetahuan dan keterampilan.
Mari kita terapkan argumen yang sama pada makhluk-makhluk hidup di sekitar kita dan
merenungkannya. Ada keselarasan, keteraturan dan perencanaan yang sempurna pada makhluk hidup.
Seseorang yang mengakui diperlukannya pengetahuan dan keterampilan dalam menggambar
bujursangkar sederhana, akan langsung mengerti bahwa asal mula keteraturan, keselarasan, warna-
warna dan rancangan-rancangan di jagat raya juga adalah hasil dari pengetahuan dan keterampilan
yang tak terhingga batasnya. Oleh karena itu tidaklah beralasan atau memiliki dasar ilmiah untuk
menyatakan bahwa suatu sistem seperti jagat raya ini muncul begitu saja. Allah, Yang Maha Kuasa,
telah menciptakan seluruh jagat raya. Allah-lah yang mendandani segala sesuatu yang Dia ciptakan
dengan sangat indah.
Simetri di Alam Tidak Mungkin Bermula secara Kebetulan
Salah satu hal paling menyolok yang menghasilkan keselarasan di jagat raya adalah simetri.
Makhluk-makhluk hidup memiliki struktur-struktur yang simetris. Segala sesuatu yang kita lihat di
alam, biji misalnya, buah atau daun yang kita amati akan menunjukkan kesimetrisan dalam strukturnya.
Ambillah sebuah tanaman berdaun lebat. Daun-daun mengelilingi tubuh tanaman seperti sebuah spiral.
Ini adalah salah satu bentuk simetri. Sejalan dengan itu, keteraturan yang dapat teramati biasa terdapat
pada susunan butir-butir dalam sebuah biji dan dalam rancangan barik-barik pada daun.
Sayap kupu-kupu adalah contoh lain dari simetri di alam ini. Pada kedua sayap kupu-kupu
terdapat nuansa warna dan pola-pola yang sama. Sebuah pola pada salah satu sayap juga ada pada
sayap lainnya tepat pada tempat yang sama.
Kita dapat melihat banyak contoh simetri yang lain di sekitar kita, dan sedikit diantaranya telah
dirangkum dalam uraian di atas. Namun demikian, yang penting adalah bahwa ada kesimpulan
bersama yang dapat ditarik dari semua contoh yang diberikan. Ada keteraturan yang tak ada
bandingannya, atau lebih tepatnya, cita rasa seni yang sangat indah terpampang pada makhluk hidup.
Salah satu bukti-bukti terbesar dari fakta bahwa jagat raya ini sama sekali tidak mungkin dapat terjadi
karena kebetulan adalah keteraturan dan cita rasa seni yang halus ini. Dalam bukunya yang berjudul
"The Theory of Evolution and Bigotry", Prof. Cemal Yildirim menyatakan fakta ini meskipun ia sendiri
adalah seorang evolusionis:
"Sangat tidak meyakinkan untuk menghubungkan keteraturan pada makhluk hidup ini, yang
kelihatannya memiliki kegunaan-kegunaan tertentu, dengan kebetulan".58
Allah telah menciptakan segala sesuatu di jagat raya dalam keteraturan yang lebih besar. Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu.
"dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya dalam penciptaan
langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa
apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu
dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu
segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan
bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang
memikirkan." (Q.S. Al Baqarah: 163-164)
KESIMPULAN
Saat seseorang yang bijak dan bersungguh-sungguh mengamati sekelilingnya, dengan segera ia
akan melihat bukti-bukti penciptaan. Yang demikian ini terjadi karena Allah telah menciptakan segala
sesuatu bagi kita untuk mengenal-Nya dan merenungkan segala yang telah Ia ciptakan.
Bagi seseorang yang telah memiliki pengertian ini, akan sama sekali tidak masuk akan untuk
menyatakan bahwa kesetimbangan sedemikian rumit yang telah membentuk kehidupan dapat hadir
begitu saja karena "kebetulan". Setiap bagian yang bekerja saling bergantung satu sama lainnya dalam
membentuk keteraturan ini memiliki peran yang sangat penting dalam proses secara keseluruhan.
Warna-warna makhluk hidup, yang benjadi bahan kajian dalan buku ini, adalah salah satu komponen
terpenting dari keteraturan di jagat raya.
Sebagaimana terlihat dalam contoh-contoh yang telahdiberikan sejauh ini, warna-warna, pola-
pola, bintik-bintik, dan bahkan garis-garis pada makhluk-mkahluk di alam memiliki arti sendiri. Warna-
warna yang kadang-kadang digunakan sebagai cara untuk berkomunikasi, kadang-kadang sebagai
peringatan bagi pemangsa, sangat penting bagi mahluk-makhluk hidup. Sedemikian pentingnya
sehingga terangnya atau gelapnya corak warna makhluk itu, dan bahkan arah garis-garisnya telah
ditentukan secara khusus.
Penglihatan yang waspada akan segera melihat bahwa tidak hanya makhluk hidup, tapi juga
segala rupa yang lainnya di alam ada sebagaimana seharusnya, setiap makhluk dan benda ada pada
tempat yang paling tepat baginya. Lebih jauh lagi, ia akan mengerti bahwa semua ini telah diberikan
untuk melayani manusia. Warna birunya lagit yang menyegarkan, penampilan cemerlang bunga-bunga,
pepohonan dalam warna hijau terang, padang rumput, bulan yang menerangi bumi dalam kegelapan,
bintang-bintang dan semua keindahan lainnya yang tak dapat kita hitung adalah perwujudan dari cita
rasa seni Ilahi.
Allah telah menciptakan jagat raya dan semua yang hidup dan mati di dalamnya tanpa cela sama
sekali. Allah memiliki kekuasaan atas segala sesuatu; Dia-lah yang Maha Kuasa.
"(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu. Tidak ada Tuhan
(yang berhak disembah) selain Dia, pencipta segala sesuatu. Maka sembahlah Dia. Dia adalah
pemelihara segala sesuatu." (Q.S. Al-An'am: 102)
Setelah semua subjek yang diuraikan dalam buku ini, yang menjadi tugas bagi mereka yang
telah memahami Keagungan cita rasa seni Ilahi yang tak ada batasnya ini, adalah bergerak menuju
pemilik sejati semua keindahan ini dan mengarahkan hidupnya hanya untuk memperoleh ridha-Nya.
RAHASIA DI LUAR ZAT
Jutaan warna-warni di dalam sebuah tempat yang gelap gulita
1.
2. Bilim ve Teknik Dergisi (Journal of Science and Technics), March 1985, p.23
3. Jillyn Smith, Sense and Sensibilities, Willey Science Edition, hal. 60-61
4. F.Press, R. Siever, Earth, New York:W.H.Freeman, 1986, hal. 4
5. Michael Denton, Nature's Destiny, The Free Press, 1998, hal. 51
6. Ian M.Campbell, Energy and Atmosphere, London: Wiley, 1977, hal. 1-2
7. Enyclopedia Britannica, 1994, 15th ed. Vol.18, hal. 203
8. Michael Denton, Nature's Destiny, The Free Press, 1998, hal. 55
9. Bilim ve Teknik Dergisi (Journal of Science and Technics), No: 366, hal. 81
10. Bilim ve Teknik Dergisi (Journal of Science and Technics), October 1986, hal. 6
11. Bilim Teknik Dergisi (Journal of Science and Technics), October 1986, s.6-9
12. Franklyn Branley, Color, From Rainbows to Lasers, Thomas Y. Crowell Comp., New York,
hal. 23-28
13. Temel Britannica Ansiklopedisi, Vol 7, hal. 16
14. http://www.netxpress.com/~ppt/story.htm
15. http://www.netxpress.com/~ppt/story.htm
16. Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 110
17. David Attenborough, The Life of Birds, Princeton University Press, New Jersey, 1998, hal.
263
18. Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 22
19. Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 52
20. Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 20
21. Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 38
22. Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 71
23. Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 77
24. Jill Bailey, Mimicry and Camouflage, BLA Publishing Ltd., England, 1988, hal. 17
25. Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 85
26. Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 25
27. Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 38
28. Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 48-49
29. Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 43
30. Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 86-87
31. International Wildlife, September-October 1992, hal. 34
32. Jill Bailey, Mimicry and Camouflage, BLA Publishing Ltd., England, 1988, hal. 18
33. Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 109
34. Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 64
35. Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 130
36. Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 129
37. Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 126
38. David Attenborough, The Trials of Life, Princeton University Press, New Jersey, hal. 235
39. Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 109
40. David Attenborough, The Life of Birds, Princeton University Press, New Jersey, 1998, hal.
158
41. David Attenborough, The Life of Birds, Princeton University Press, New Jersey, 1998, hal.
158
42. Ranger Rick, May 1999
43. Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 55
44. National Geographic, October 1989, hal. 518
45. The Guinnes Enyclopedia of Living World, 1992, hal. 167
46. Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 56
47. Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 122
48. Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 62
49. Karl Roessler, Coral Kingdoms, Harry N. Abrams, Inc., Publishers, 1986, hal. 44
50. National Geographic, December 1996, hal. 118-120
51. Karl Roessler, Coral Kingdoms, Harry N. Abrams, Inc., Publishers, 1986, hal. 125
52. Solomon, Berg, Martin, Villie, Biology, Saunders College Publishing, 1993, hal. 192-193
53. Temel Britannica Ansiklopedisi, Vol. 7, hal. 16
54. Franklyn Branley, Color, From Rainbows to Lasers, Thomas Y. Crowell Comp., New York,
hal. 37
55. Franklyn Branley, Color, From Rainbows to Lasers, Thomas Y. Crowell Comp., New York,
hal. 38
56. Francis Darwin, Life and Letters,Vol.II, hal. 275
57. Francis Darwin, Life and Letters,Vol.II, hal. 305
58. J. Hawkes, Nine Tentalizing Mysteries of Nature, New York Times Magazine, 1957, hal. 33
59. Cemal Yildirim, Evrim Kurami ve Bagnazlik (The Theory of Evolution and Bigotry), Bilgi
Yayinevi, January 1989, hal. 108
60. Taskin Tuna, Uzayin Ötesi (Beyond Space), hal. 194
61. Treaties Concerning the Principle of Human Knowledge, 1710, Works of George Berkeley,
vol.1, ed. A. Fraser, Oxford, 1871
62. Macit Gökberk, Felsefe Tarihi (History of Philosophy), hal. 263

You might also like