You are on page 1of 10

Bionature Vol.

12 (2): Hlm: 93 - 100, Oktober 2011


Keanekaragaman
ISSN: 1411-4720 Jamur Basidiomycota Di kawasan Gunung Bawakaraeng 93

Keanekaragaman Jamur Basidiomycota Di kawasan Gunung Bawakaraeng


(Studi Kasus: Kawasan Sekitar Desa Lembanna
Kecamatan Tinggi Moncong Kabupaten Gowa)
(Diversity of Fungi Basidiomycota in the Area of Mount Bawakaraeng)
(Case Study: The Area around Desa Lembanna
Kecamatan Tinggi Moncong Kabupaten Gowa)

St. Fatmah Hiola


Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Makassar

Abstract

This study was a descriptive research (non-experiment) that aims to describe the
details of study area and various mushrooms characteristic that classify Basidiomycota by
literature identification. The study area was Lembanna Village of Tinggi Moncong district,
Bawakaraeng Mount in Gowa Regency. The base on area selection in pre-study that was
Lembanna Village in Bawakaraeng Mount was one of the areas that have the high
mushrooms diversity. This study was going in April 2011. The technique of collected data
by explores an area to straight saw the mushrooms in their location. The exploration in
07.00 a.m until 16.00 p.m. The data collected were characteristic of mushrooms
morphology, the condition of mushrooms when their found, and documentation by took the
detail picture to identification interests. The analysis data in qualitative that depend on
characteristic of mushrooms morphology in classify basidiomycota and made identification
as well classification of mushrooms that found in area studied that depend on resemblance
anaylzed with literature of basidiomycota Classis. The resulted of study showed that there
were mushrooms basidiomycota classis in Lembanna Village area of Tinggi Moncong
district, Bawakaraeng Mount in Gowa Regency. The number of mushrooms were eight (8)
that could be discriminate in 2 Subclassis, i.e: Holobasidiomycetidae in Polyporales Ordo
that is Ganoderma applanatum, Polyporus arcularius, Polyporus squamosus, Grifola
frondosa, Piptoporous betulinus and Russulales Ordo that is Stereum hirsutum, Stereum
ostrea, and Heterobasidiomycetidae in Auriculariales Ordo that is Auricularia auricula.
So, the conclution of this research, there were several of basidiomycota mushrooms that
found in the area studied but not too much. However, dominate of various in the area
studies was Polyporales Ordo.

Key words: Gunung Bawakaraeng, Basidiomycota, Polyporales, Russulales,


Auriculariales

A. Pendahuluan

Jamur merupakan salah satu king- an tingkat tinggi. Hal ini disebabkan jamur
dom dalam sistem klasifikasi makhluk hanya tumbuh pada waktu tertentu dengan
hidup. Seperti halnya kingdom tumbuhan, kondisi dan kemampuan hidup yang juga
maka jamur juga memiliki tingkat keaneka- terbatas. Umumnya jamur banyak ditemu-
ragaman yang tinggi. Namun pengetahuan kan pada saat musim penghujan pada kayu-
dan pengenalan kita tentang jamur dalam kayu lapuk, serasah maupun pohon-pohon
kehidupan sehari-hari tidak sebaik tumbuh- masih tumbuh.
Keanekaragaman Jamur Basidiomycota Di kawasan Gunung Bawakaraeng 94

Peranan jamur dalam kehidupan organisme inangnya seperti tumbuhan dan


manusia sangat banyak, ada yang berman- hewan. Namun ada juga jamur jenis ini
faat dan ada yang merugikan. Jamur yang yang hidupnya bersimbiosis dengan akar
bermanfaat diantaranya adalah dapat tumbuhan sehingga membentuk mikorhiza,
digunakan dalam proses fermentasi yang mempunyai peranan penting bagi
alkohol, pembuatan tempe, dan menghasil- pertumbuhan tanaman.
kan antibiotik (Penicillium notatum). Saat ini, jamur golongan Basidio-
Selain itu, ada juga jamur yang dapat mycota memegang peranan yang cukup
dijadikan sebagai bahan pangan karena penting, karena digunakan secara luas
memiliki kandungan protein yang tinggi, untuk makanan, kosmetik maupun
seperti Volvariella volvacea dan Pleurotus pengobatan, dan telah mulai dibudidaya-
ostreatus. Namun ada juga jamur yang kan. Namun jenis jamur yang diusahakan
dapat merugikan, diantaranya jamur yang masih terbatas jenis-jenis tertentu saja, hal
bersifat pathogen pada manusia, merusak ini disebabkan kurangnya informasi dan
perabot dan sebagai penyakit pada literatur tentang jenis-jenis jamur yang
tumbuhan. Menurut Suriawira (1993), termasuk dalam golongan Basidiomycota.
tempat pertumbuhan jamur adalah tempat Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan
yang mempunyai sumber nutrient, berupa guna memberikan informasi tentang jenis-
karbohidrat, lemak, protein serta senyawa jenis jamur yang termasuk dalam golongan
lainnya. Oleh karena itu, tanah, air, bahan Basidiomycota.
makanan, hewan, tanaman sampai manusia Salah satu tempat yang memung-
merupakan media tempat tumbuh dan kinkan jamur Basidiomycota dapat tumbuh
perkembangan jamur. baik adalah di daerah pegunungan, karena
Salah satu golongan jamur yang pada wilayah tersebut diketahui memiliki
umumnya tumbuh di alam bebas terutama kelembaban yang cukup tinggi dengan
di musim penghujan adalah jamur yang temperatur udara yang rendah. Gunung
termasuk golongan Basidiomycota. Menu- Bawakaraeng adalah salah satu wilayah
rut Alexopoulus dan Mimn (1979), jamur pegunungan yang ada di Sulawesi Selatan.
yang termasuk kelompok Basidiomycota Berdasarkan studi awal yang telah
umumnya membentuk tubuh buah atau dilakukan, bahwa pada wilayah kaki
basidiokarp yang berisikan basidium dan Gunung Bawakaraeng diketinggian 2000-
basidiospora. Bentuk basidioskarp jamur 2830 meter dari permukaan laut (m dpl)
ini ada yang tersusun atas bagian-bagian atau tepatnya di Desa Lembanna terlihat
yang dinamakan akar semu (rhizoid), keanekaragaman jamurnya cukup tinggi.
batang/tangkai (stipe), cawan (volva), Menurut Suriawira (1993), jamur dapat
cincin (annulus), bilah (lamella), dan tumbuh pada kisaran suhu udara antara
tudung (pileus). Namun tidak semua jamur 15oC-55oC dengan kelembaban udara 80%-
pada kelompok ini mempunyai bagian 90%. Hal ini erat kaitannya dengan
yang lengkap. Ada yang memiliki cincin kebutuhan air atau uap air.
tanpa cawan atau sebaliknya, dan juga
untuk beberapa jenis lainnya kadang hanya B. Metode Penelitian
memiliki sebagian saja. Reproduksi pada
jamur ini terjadi secara aseksual dengan 1. Tempat dan Waktu
cara menghasilkan konidia dan secara
seksual melalui perkawinan antara hifa Lokasi penelitian di Desa
yang berbeda jenis. Lembanna Kecamatan Tinggi Moncong
Jamur Basidiomycota umumnya hi- Kabupaten Gowa (terletak sekitar 80 km
dup sebagai saprofit pada sisa-sisa dari pusat Kota Makassar). Pemilihan
makhluk hidup, bahkan tidak sedikit wilayah ini didasarkan pada studi awal
bersifat sebagai parasit yang hidup pada sebelum penelitian dilakukan, dimana
Keanekaragaman Jamur Basidiomycota Di kawasan Gunung Bawakaraeng 95

wilayah sekitar Desa Lembanna merupa- a. Data primer, merupakan data utama
kan salah satu tempat yang memiliki penelitian yang diperoleh melalui
tingkat keanekaragaman jamur yang cukup pengamatan langsung di lapangan
tinggi, karena wilayah ini yang secara terhadap obyek yang dikaji, meliputi
geografis terletak pada 119o56’40”BT dan pengambilan gambar obyek, pencatatan
05o19’01”LS, dengan suhu minimum koordinat lokasi, suhu dan temperatur
sekitar 10oC dan suhu maksimum 15oC. dimana obyek ditemukan.
Wilayah ini berada pada ketinggian 2000 b. Data sekunder, merupakan data
m dpl sampai 2830 m dpl, dengan curah penunjang penelitian meliputi data
hujan antara 2000 mm – 2500 mm per lokasi penelitian utamanya kondisi saat
tahun. Penelitian dilakukan pada bulan pengamatan dilakukan dan studi
April 2011, dengan pertimbangan waktu literatur untuk keperluan identifikasi
tersebut merupakan akhir musim peng- jamur yang ditemukan.
hujan, sehingga tingkat kelembaban masih
cukup baik namun tidak sampai 6. Peralatan
menyulitkan bagi peneliti untuk melakukan
pengumpulan data. Peralatan yang digunakan dalam
penelitian meliputi kamera exilim casio
2. Jenis Penelitian tipe EX-S10 untuk pembuatan
dokumentasi obyek, thermometer dry and
Penelitian ini merupakan penelitian wet untuk mengambil data suhu disekitar
deskriptif (non-experiment) yang bertujuan obyek ditemukan dan GPS (Global
memberi gambaran secara rinci tentang Positioning System) merk Etrex Garmin
wilayah studi dan karakteristik yang khas untuk pengambilan ordinat lokasi obyek
dari obyek yang dikaji melalui identifikasi ditemukan.
berdasarkan kajian literatur.
7. Metode Pengumpulan Data
3. Variabel Penelitian
Pengumpulan data selama peneltian
Variabel dalam penelitian ini dilakukan melalui:
adalah semua jenis jamur Basidiomycota a. Pengamatan secara langsung di
yang ditemukan dan atau tumbuh di lapangan dengan sistem jelajah, yaitu
kawasan Desa Lembanna Kecamatan melakukan jelajah/penelusuran tempat-
Tinggi Moncong Kabupaten Gowa. tempat yang banyak ditumbuhi oleh
jamur di wilayah studi. Penjelajahan
4. Populasi dan Sampel Penelitian wilayah dilakukan mulai pukul 07.00
samapi 16.00 WITA, karena sebelum
Populasi penelitian adalah semua dan setelah waktu tersebut sudah tidak
jenis jamur yang tumbuh di lokasi studi, memungkinkan untuk dilakukan jelajah
sedangkan sampel dalam penelitian adalah sebab wilayah studi telah tertutup
jamur basidiomycota yang terdapat di kabut.
dalam lokasi penelitian. b. Jika obyek yang ditemukan masih
hidup maka dilakukan pencatatan ciri-
5. Sumber Data ciri morfologi, kondisi lokasi obyek
dan dokumentasi obyek secara detail
Jenis data yang dikumpulkan untuk keperluan identifikasi, sedangkan
berupa data pokok dan data penunjang, untuk obyek yang ditemukan telah mati
baik data kuantitatif maupun data akan dilakukan pencatatan kondisi
kualitatif. lokasi obyek dan didokumentasikan
untuk keperluan identifikasi lanjut.
Keanekaragaman Jamur Basidiomycota Di kawasan Gunung Bawakaraeng 96

c. Pencatatan kondisi lokasi obyek C. Hasil Penelitian


meliputi pengambilan data kordinat
lokasi dan ketinggian tempat 1. Hasil Peneltian
menggunakan GPS, sedangkan untuk
pengambilan suhu udara disekitar Berdasarkan tingkat kemiripan
obyek dilakukan dengan thermometer menurut ciri-ciri morfologi dan tempat
dry and wet. tumbuh antara obyek yang ditemukan
dengan literatur yang digunakan untuk
8. Analisis Data melakukan identifikasi dan klasifikasi
jenis-jenis jamur basidiomycota, maka
Data yang telah dikumpulkan diketahui bahwa di sekitar kawasan Desa
dianalisis secara kualitatif berdasarkan ciri- Lembanna Kecamatan Tinggi Moncong
ciri morfologis dari jamur Basidiomycota. Kabupaten Gowa terdapat jamur jenis
Selanjutnya dari data tersebut dilakukan Basidiomycota. Jumlah jamur Basidio-
identifikasi dan pengklasifikasian jamur mycota yang ditemukan ada 8 (delapan)
basiodiomycota berdasarkan kemiripan yaitu Ganoderma applanatum, Polyporus
antara obyek yang ditemukan dengan arcularius, Polyporus squamosus, Grifola
literatur. Literatur yang digunakan adalah frondosa, Piptoporous betulinus, Stereum
Evolution in the Higher Basidiomycetes, hirsutum, Stereum ostrea dan Auricularia
Fundamentals of the Fungi (4th edition), auricula. Adapun klasifikasi dan deskripsi
Dictionary of the Fungi (10th edition), dari masing-masing jenis jamur basidio-
Botani Tumbuhan Rendah FMIPA ITB dan mycota berdasarkan kemiripan ciri-ciri
beberapa literatur dari internet. morfologis dan tempat tumbuhnya dengan
kajian literatur disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Klasifikasi dan Deskripsi Jenis Jamur Basidiomycota Berdasarkan Ciri-ciri Mor-
fologis dan Tempat Tumbuhnya yang Ditemukan Disekitar Kawasan Desa
Lembanna Kecamatan Tinggi Moncong Kabupaten Gowa

CIRI-CIRI MORFOLOGI JAMUR


NO. KLASIFIKASI GAMBAR
LAPANGAN TEORITIS

1. Subkelas: - Melekat pada kayu - Tumbuh pada


Holobasidiomycetidae lapuk kayu-kayu lapuk
Ordo: Polyporales - Tubuh buah atau batang pohon
Famili: berbentuk setengah yang telah kering
Ganodermataceae lingkaran dengan - Tubuh buah
Genus: Ganoderma warna coklat berbentuk setengah Foto di lapangan

Species: G. kemerahan dan lingkaran dengan


Literatur:
applanatum tidak memiliki warna tubuh buah
tangkai tapi coklat keabu-abuan
langsung melekat - Tubuh tidak
pada batang kayu bertangkai tetapi
- Diameter tubuh melekat pada
buah 10 cm batang kayu kering Sumber:
- Tekstur keras - Tubuh buah pada http://www.messiah.edu/Oakes/fungi_on_w
ood/poroid%20fungi/species%20pages/Gan

dengan ketebalan sisi atas memiliki oderma%20applanatum.htm

1,5 cm garis radial dan sisi


- Pada sisi bagian bawah memiliki
atas memiliki garis himenofor berupa
Keanekaragaman Jamur Basidiomycota Di kawasan Gunung Bawakaraeng 97

Lanjutan Tabel 1
tidak rata atau pori-pori
radial dan terdapat - Diameter tubuh
pori-pori kecil buah 5cm-75 cm
pada bagian sisi (Sumber: Michael
bawah Kuo, 2010)
- Ditemukan pada
ketinggian 2003 m
dpl
- Berada pada
koordinat
119o55.413’BT-
05o16.940’LS

2. Subkelas: - Melekat pada kayu - Tumbuh pada


Holobasidiomycetidae lapuk kayu-kayu lapuk
Ordo: Polyporales - Tubuh buah pada atau batang pohon
Famili: Polyporaceae sisi atas berwarna yang telah kering
Genus: Polyporus agak kecoklatan - Tubuh buah
Species: P. squamosus dan sisi bawah berbentuk setengah Foto di lapangan

berwarna putih dan lingkaran dengan


berpori-pori warna tubuh buah
- Pada sisi bagian kecoklat-coklatan
atas menunjukkan - Tubuh buah
alur-alur radial memiliki garis
- Diameter tubuh radial http://www.messiah.edu/Oakes/fungi_on_wood/poroi
d%20fungi/species%20pages/Polyporus%20arculariu
s.htm
buah 3 cm - Badan buah yang
- Badan buah tua berkayu dan
berbentuk kayu teksturnya agak
dan keras berdaging dank
Ditemukan pada eras
ketinggian 2003 m - Diameter tubuh
dpl buah ± 5 cm – 30
- Berada pada cm
koordinat (Sumber: Michael
119o55.413’BT- Kuo, 2010)
05o16.940’LS

3. Subkelas: - Melekat pada kayu - Tumbuh pada kayu-


Holobasidiomycetidae lapuk kayu lapuk atau
Ordo: Polyporales - Tubuh buah mirip batang pohon yang
Famili: Polyporaceae cendawan dan telah kering
Genus: Polyporus berwarna kecoklat- - Tubuh buah
Species: P. arcularius coklatan dan sisi berbentuk seperti Foto di lapangan
bawah berwarna cawan
putih - Berdiameter ± 1 cm
- Pada sisi bagian – 8 cm
atas menunjukkan - Tepi berlekuk-
garis melingkar lekuk, pada sisi
Keanekaragaman Jamur Basidiomycota Di kawasan Gunung Bawakaraeng 98

lanjutan tabel 1
dan pada sisi bagian atas
bawah terdapat kelihatan suatu alur
pori-pori kecil garis yang
- Diameter tubuh melingkari tubuh
buah 2 cm buah dan pada sisi
- Memiliki tangkai bagian bawah
dengan panjang 3 terdapat pori-pori Sumber:
cm kecil sebagai tempat http://www.messiah.edu/Oakes/fungi_on_wo
od/poroid%20fungi/species%20pages/Polypor
us%20arcularius.htm
- Ditemukan pada basidium
ketinggian 2006 m - Memiliki tangkai
dpl yang panjangnya
- Berada pada ±2-6 cm dengan
koordinat lebar 1,5 mm – 4
119o55.409’BT- mm dengan warna
05o16.941’LS coklat sampai coklat
keemasan
- Tubuh buah pada
sisi bagian atas
berwarna kuning
kecoklat-coklatan
dan sisi bawah
berwarna putih
(Sumber: Michael
Kuo, 2010)

4. Subkelas: - Tumbuh dibawah - Tempat tumbuh


Holobasidiomycetidae pohon yang masih pada batang pohon
Ordo: Polyporales hidup yang hidup atau
Famili: Meripilaceae - Tubuh buah telah kering
Genus: Grifola berbentuk kerang - Bentuk tubuh buah
Species: G. frondosa dan tipis dengan seperti kipas Foto di lapangan

warna sisi atas dengan tekstur


coklat kemerah- keras tapi tipis
merahan, dan sisi - Diameter tubuh
bawah berwarna buah ± 2 cm – 10
krem cm
- Tepi berlekuk dan - Tepi berlekuk-
tidak memiliki lekuk tanpa tangkai http://www.messiah.edu/Oakes/fungi_on_wood/por
oid%20fungi/species%20pages/Grifola%20frondos
tangkai tetapi tetapi langsung a.htm

langsung melekat melekat pada


pada batang pohon batang pohon
- Diameter tubuh - Tubuh buah pada
buah ±7,5 cm sisi atas berwarna
- Ditemukan pada abu-abu
ketinggian 2006 m kecoklatan dan sisi
dpl bawah berwarna
- Berada pada krem
koordinat (Sumber: Michael
Keanekaragaman Jamur Basidiomycota Di kawasan Gunung Bawakaraeng 99

lanjutan tabel 1
119o55.409’BT- Kuo, 2010)
05o16.941’LS

5. Subkelas: - Melekat pada - Tempat tumbuh


Holobasidiomycetidae pohon yang hidup pada batang pohon
Ordo: Polyporales - Tubuh buah hidup maupun
Famili: berbentuk setengah yang telah mati
Fomitopsidaceae lingkaran dengan - Tubuh buah
diameter 3 cm berbentuk setengah Foto di lapangan

Genus: Piptoporus - Permukaan tubuh lingkaran dengan


Species: P. betulinus buah pada bagian diameter ± 5 cm –
atas berbulu halus 25 cm
dengan warna - Permukaan tubuh
coklat muda buah berbulu dan
sedangkan pada bagian bawah
http://www.messiah.edu/Oakes/fungi_on
bagian bawah memiliki pori-pori _wood/poroid%20fungi/species%20page
s/Piptoporus%20betulinus.htm
terdapat pori-pori tempat melekatnya
yang berwarna basidium
putih Tubuh buah pada
- Tidak memiliki bagian sisi atas
tangkai tetapi berwarna
langsung melekat keputihan sampai
pada batang pohon coklat pucat dan
- Ditemukan pada pada bagian sisi
ketinggian 2006 m bawah berwarna
dpl keputih-putihan,
Berada pada dan pada saat tua
koordinat berwarna coklat
119o55.409’BT- keabu-abuan
05o16.941’LS - (Sumber: Michael
Kuo, 2010)

6. Subkelas: - Melekat pada - Tempat tumbuh


Holobasidiomycetidae batang pohon mati pada batang pohon
Ordo: Russulales - Tubuh buah yang keras dan
Famili: Stereaceae berbentuk setengah kering
Genus: Stereum lingkaran dengan - Tubuh buah
Species: S. hirsutum tepi bergelombang berbentuk setengah
Foto di lapangan
- Tubuh buah lingkaran dengan
berdiameter 4 cm tepi yang
- Tidak memiliki bergelombang dan
tangkai tetapi teksturnya keras
langsung melekat - Diameter tubuh
pada batang pohon buah ±0,3 cm – 3
http://www.messiah.edu/O
- Tubuh buah cm akes/fungi_on_wood/crust
%20and%20parchment/spe
berwarna kecoklat- - Hidupnya cies%20pages/Sterium%20
hirsutum.htm

coklatan berkelompok dan


- Ditemukan pada tidak memiliki
Keanekaragaman Jamur Basidiomycota Di kawasan Gunung Bawakaraeng 100

lanjutan Tabel 1
ketinggian 2006 m tangkai tetapi
dpl langsung melekat
- Berada pada pada batang pohon
koordinat - Tubuh buah yang
119o55.409’BT- masih muda
05o16.941’LS berwarna putih
dan lama-kelamaan
akan berwarna
kecoklat-coklatan
(Sumber: Michael
Kuo, 2010)

7. Subkelas: - Melekat pada - Tempat tumbuh


Holobasidiomycetidae pohon yang masih pada batang pohon
Ordo: Russulales hidup yang keras
Famili: Stereaceae - Bentuk tubuh buah - Tubuh buah
Genus: Stereum bulat tidak berbentuk kipas
Species: S. ostrea beraturan tidak teratur
Foto di lapangan
- Diameter tubuh dengan diameter
buah 2,7 cm ±1 cm - 7 cm
- Hidupnya - Tekstur tubuh buah
berkelompok dan keras dan tidak
dalam jumlah bertangkai
banyak - Hidup dalam
- Tubuh buah jumlah banyak dan
berwarna kecoklat- berkelompok http://www.messiah.edu/Oakes/fungi_on_
wood/crust%20and%20parchment/species
coklatan - Tubuh buah %20pages/Sterium%20ostrea.htm

- Melekat langsung berwarna putih


pada batang pohon kecoklat-coklatan
- Ditemukan pada (Sumber: Michael
ketinggian 2006 m Kuo, 2010)
dpl
- Berada pada
koordinat
119o55.409’BT-
05o16.941’LS

8. Subkelas: - Melekat pada - Tempat tumbuhnya


Heterobasidiomycetida bagian bawah pada batang atau
e Ordo: Auriculariales pohon yang masih cabang-cabang
Famili: Auriculariaceae hidup pohon hidup atau
Genus: Auricularia - Berbentu seperti yang telah mati
Species: A. auricula cawan dengan - Tubuh buah
diameter tubuh berbentuk Foto di lapangan

buah 1 cm gelombang yang


- Tubuh buah kecil tidak beraturan,
Keanekaragaman Jamur Basidiomycota Di kawasan Gunung Bawakaraeng 101

lanjutan tabel 1
dengan permukaan kadang-kadang
yang licin dan seperti bentuk
kenyal serta telinga dengan
memiliki bulu-bulu diameter ± 2 cm –
halus 15 cm
- Tubuh buah - Permukaan badan
berwarna coklat buah licin dengan http://www.messiah.edu/Oakes/fungi_on_woo
d/cup%20and%20saucer/species%20pages/A
- Ditemukan pada tekstur seperti jelly uricularia%20auricula.htm

ketinggian 2173 m yang kenyal


dpl dengan bagian sisi
- Berada pada atas terlipat serta
koordinat memiliki bulu-bulu
119o55.800’BT- yang agak halus
o
05 16.196’LS - Tubuh buah
berwarna coklat
- (Sumber: Michael
Kuo, 2010)

Berdasarkan hasil pengamatan pada lapuk, dan sebagian jenis lainnya dapat
lokasi studi seperti yang tersaji pada Tabel beradaptasi dengan perubahan lingkungan.
1, menunjukkan bahwa 8 jenis jamur yang Kedelapan jenis jamur yang ditemukan
ditemukan dapat dibedakan menjadi 2 tersebut tersebar pada tiga ketinggian
Subkelas, yaitu Subkelas Holobasidio- tempat yang berbeda, yaitu pada ketinggian
mycetidae dengan Ordo Polyporales 2003 m dpl, 2006 m dpl dan 2173 m dpl.
(Ganoderma applanatum, Polyporus Pada ketinggian 2006 m dpl terdapat
arcularius, Polyporus squamosus, Grifola jumlah variasi jenis jamur basidiomycota
frondosa, Piptoporous betulinus) dan Ordo paling banyak, yaitu Polyporus arcularius,
Russulales (Stereum hirsutum, Stereum Grifola frondosa, Piptoporous betulinus,
ostrea), serta Subkelas Heterobasidio- Stereum hirsutum, dan Stereum ostrea.
mycetidae dengan Ordo Auriculariales Sedangkan pada ketinggian 2173 m dpl
(Auricularia auricula). Dengan demikian hanya terdapat satu jenis jamur basidio-
jelaslah bahwa variasi jenis jamur basidio- mycota yaitu Auricularia auricula.
mycota yang ditemukan pada lokasi studi Menurut Dwidjoseputro (1975), bahwa
tidak banyak, namun jenis-jenis inilah yang ordo Polyporales memiliki variasi jenis
mendominasi, utamanya ordo Polyporales. yang paling banyak dan mencakup aneka
Hal ini diduga karena pada wilayah studi jamur yang belum diketahui jelas
terdapat banyak pohon-pohon yang tum- taksonominya. Ordo ini banyak tumbuh
bang dan sudah lapuk serta suhu yang pada dataran tinggi antara 500 m dpl –
berkisar 10oC-15oC dengan kelembaban 2000 m dpl dengan curah hujan 2000 mm –
berkisar 90% merupakan kondisi lingku- 2500 mm/tahun dan kelembaban udara
ngan yang optimal bagi pertumbuhan berkisar antara 80%-90%, serta lama
jamur Basidiomycota ordo Polyporales. penyinaran 5-8 jam/hari.
Hal ini sejalan dengan pendapat
Alexopoulus dan Mims (1979), bahwa D. Kesimpulan
jenis Jamur yang tergolong ordo
Polyporales merupakan jenis jamur yang Berdasarkan uraian yang telah
paling banyak ditemukan tumbuh pada dipaparkan maka dapat disimpulkan bahwa
batang pohon, baik jamur yang masih jumlah jamur Basidiomycota yang
hidup maupun yang telah kering atau ditemukan di kawasan sekitar Desa
Lembanna Kecamatan Tinggi Moncong
Keanekaragaman Jamur Basidiomycota Di kawasan Gunung Bawakaraeng 102

Kabupaten Gowa ada 8 (delapan) yaitu Alexopoulus, P.C.J., dan Mimn C.W. 1979.
Ganoderma applanatum, Polyporus Introduction Mycology Third
arcularius, Polyporus squamosus, Grifola Edition. USA: Jhon Wiley and
frondosa, Piptoporous betulinus, Stereum Sons inc. New York,
hirsutum, Stereum ostrea dan Auricularia
auricula. Jamur tersebut dapat dibedakan Birsyam, 1992. Botani Tumbuhan Rendah.
menjadi 2 Subkelas, yaitu Subkelas Bandung: Fakultas Matematika dan
Holobasidiomycetidae dengan Ordo Ilmu Pengetahuan Alam, ITB
Polyporales dan Russulales, serta Subkelas
Heterobasidiomycetidae dengan Ordo Dwidjoseputro, D. 1975. Pengantar
Auriculariales. Jamur Basidiomycota yang Mikologi. Malang: IKIP Malang.
ditemukan tersebut tersebar pada tiga
ketinggian tempat yang berbeda, yaitu pada Kuo, Micheal. 2010. Studying Mushroom.
ketinggian 2003 m dpl, 2006 m dpl dan http://www.mushroomexpert.com/.
2173 m dpl. Diakses 20 Juni 2011.

E. Daftar Pustaka Moore, E., dan Landecker. 1996.


Fundamentals of The Fungi 4th
Ainsworth dan Bisby's 2008. Dictionary of edition. New Jersey: Prentice
the Fungi (9th edition). http://www. Hall, Upper Saddle River.
messiah.edu/Oakes/fungi_on_wood
/Taxonomic%20Classification.htm. Petersen, 1971. Evolution in The Higher
Diakses 8 Mei 2011. Basidiomycetes. USA: The
University of Tennesse Press.

You might also like