Professional Documents
Culture Documents
Abstract
This study was a descriptive research (non-experiment) that aims to describe the
details of study area and various mushrooms characteristic that classify Basidiomycota by
literature identification. The study area was Lembanna Village of Tinggi Moncong district,
Bawakaraeng Mount in Gowa Regency. The base on area selection in pre-study that was
Lembanna Village in Bawakaraeng Mount was one of the areas that have the high
mushrooms diversity. This study was going in April 2011. The technique of collected data
by explores an area to straight saw the mushrooms in their location. The exploration in
07.00 a.m until 16.00 p.m. The data collected were characteristic of mushrooms
morphology, the condition of mushrooms when their found, and documentation by took the
detail picture to identification interests. The analysis data in qualitative that depend on
characteristic of mushrooms morphology in classify basidiomycota and made identification
as well classification of mushrooms that found in area studied that depend on resemblance
anaylzed with literature of basidiomycota Classis. The resulted of study showed that there
were mushrooms basidiomycota classis in Lembanna Village area of Tinggi Moncong
district, Bawakaraeng Mount in Gowa Regency. The number of mushrooms were eight (8)
that could be discriminate in 2 Subclassis, i.e: Holobasidiomycetidae in Polyporales Ordo
that is Ganoderma applanatum, Polyporus arcularius, Polyporus squamosus, Grifola
frondosa, Piptoporous betulinus and Russulales Ordo that is Stereum hirsutum, Stereum
ostrea, and Heterobasidiomycetidae in Auriculariales Ordo that is Auricularia auricula.
So, the conclution of this research, there were several of basidiomycota mushrooms that
found in the area studied but not too much. However, dominate of various in the area
studies was Polyporales Ordo.
A. Pendahuluan
Jamur merupakan salah satu king- an tingkat tinggi. Hal ini disebabkan jamur
dom dalam sistem klasifikasi makhluk hanya tumbuh pada waktu tertentu dengan
hidup. Seperti halnya kingdom tumbuhan, kondisi dan kemampuan hidup yang juga
maka jamur juga memiliki tingkat keaneka- terbatas. Umumnya jamur banyak ditemu-
ragaman yang tinggi. Namun pengetahuan kan pada saat musim penghujan pada kayu-
dan pengenalan kita tentang jamur dalam kayu lapuk, serasah maupun pohon-pohon
kehidupan sehari-hari tidak sebaik tumbuh- masih tumbuh.
Keanekaragaman Jamur Basidiomycota Di kawasan Gunung Bawakaraeng 94
wilayah sekitar Desa Lembanna merupa- a. Data primer, merupakan data utama
kan salah satu tempat yang memiliki penelitian yang diperoleh melalui
tingkat keanekaragaman jamur yang cukup pengamatan langsung di lapangan
tinggi, karena wilayah ini yang secara terhadap obyek yang dikaji, meliputi
geografis terletak pada 119o56’40”BT dan pengambilan gambar obyek, pencatatan
05o19’01”LS, dengan suhu minimum koordinat lokasi, suhu dan temperatur
sekitar 10oC dan suhu maksimum 15oC. dimana obyek ditemukan.
Wilayah ini berada pada ketinggian 2000 b. Data sekunder, merupakan data
m dpl sampai 2830 m dpl, dengan curah penunjang penelitian meliputi data
hujan antara 2000 mm – 2500 mm per lokasi penelitian utamanya kondisi saat
tahun. Penelitian dilakukan pada bulan pengamatan dilakukan dan studi
April 2011, dengan pertimbangan waktu literatur untuk keperluan identifikasi
tersebut merupakan akhir musim peng- jamur yang ditemukan.
hujan, sehingga tingkat kelembaban masih
cukup baik namun tidak sampai 6. Peralatan
menyulitkan bagi peneliti untuk melakukan
pengumpulan data. Peralatan yang digunakan dalam
penelitian meliputi kamera exilim casio
2. Jenis Penelitian tipe EX-S10 untuk pembuatan
dokumentasi obyek, thermometer dry and
Penelitian ini merupakan penelitian wet untuk mengambil data suhu disekitar
deskriptif (non-experiment) yang bertujuan obyek ditemukan dan GPS (Global
memberi gambaran secara rinci tentang Positioning System) merk Etrex Garmin
wilayah studi dan karakteristik yang khas untuk pengambilan ordinat lokasi obyek
dari obyek yang dikaji melalui identifikasi ditemukan.
berdasarkan kajian literatur.
7. Metode Pengumpulan Data
3. Variabel Penelitian
Pengumpulan data selama peneltian
Variabel dalam penelitian ini dilakukan melalui:
adalah semua jenis jamur Basidiomycota a. Pengamatan secara langsung di
yang ditemukan dan atau tumbuh di lapangan dengan sistem jelajah, yaitu
kawasan Desa Lembanna Kecamatan melakukan jelajah/penelusuran tempat-
Tinggi Moncong Kabupaten Gowa. tempat yang banyak ditumbuhi oleh
jamur di wilayah studi. Penjelajahan
4. Populasi dan Sampel Penelitian wilayah dilakukan mulai pukul 07.00
samapi 16.00 WITA, karena sebelum
Populasi penelitian adalah semua dan setelah waktu tersebut sudah tidak
jenis jamur yang tumbuh di lokasi studi, memungkinkan untuk dilakukan jelajah
sedangkan sampel dalam penelitian adalah sebab wilayah studi telah tertutup
jamur basidiomycota yang terdapat di kabut.
dalam lokasi penelitian. b. Jika obyek yang ditemukan masih
hidup maka dilakukan pencatatan ciri-
5. Sumber Data ciri morfologi, kondisi lokasi obyek
dan dokumentasi obyek secara detail
Jenis data yang dikumpulkan untuk keperluan identifikasi, sedangkan
berupa data pokok dan data penunjang, untuk obyek yang ditemukan telah mati
baik data kuantitatif maupun data akan dilakukan pencatatan kondisi
kualitatif. lokasi obyek dan didokumentasikan
untuk keperluan identifikasi lanjut.
Keanekaragaman Jamur Basidiomycota Di kawasan Gunung Bawakaraeng 96
Lanjutan Tabel 1
tidak rata atau pori-pori
radial dan terdapat - Diameter tubuh
pori-pori kecil buah 5cm-75 cm
pada bagian sisi (Sumber: Michael
bawah Kuo, 2010)
- Ditemukan pada
ketinggian 2003 m
dpl
- Berada pada
koordinat
119o55.413’BT-
05o16.940’LS
lanjutan tabel 1
dan pada sisi bagian atas
bawah terdapat kelihatan suatu alur
pori-pori kecil garis yang
- Diameter tubuh melingkari tubuh
buah 2 cm buah dan pada sisi
- Memiliki tangkai bagian bawah
dengan panjang 3 terdapat pori-pori Sumber:
cm kecil sebagai tempat http://www.messiah.edu/Oakes/fungi_on_wo
od/poroid%20fungi/species%20pages/Polypor
us%20arcularius.htm
- Ditemukan pada basidium
ketinggian 2006 m - Memiliki tangkai
dpl yang panjangnya
- Berada pada ±2-6 cm dengan
koordinat lebar 1,5 mm – 4
119o55.409’BT- mm dengan warna
05o16.941’LS coklat sampai coklat
keemasan
- Tubuh buah pada
sisi bagian atas
berwarna kuning
kecoklat-coklatan
dan sisi bawah
berwarna putih
(Sumber: Michael
Kuo, 2010)
lanjutan tabel 1
119o55.409’BT- Kuo, 2010)
05o16.941’LS
lanjutan Tabel 1
ketinggian 2006 m tangkai tetapi
dpl langsung melekat
- Berada pada pada batang pohon
koordinat - Tubuh buah yang
119o55.409’BT- masih muda
05o16.941’LS berwarna putih
dan lama-kelamaan
akan berwarna
kecoklat-coklatan
(Sumber: Michael
Kuo, 2010)
lanjutan tabel 1
dengan permukaan kadang-kadang
yang licin dan seperti bentuk
kenyal serta telinga dengan
memiliki bulu-bulu diameter ± 2 cm –
halus 15 cm
- Tubuh buah - Permukaan badan
berwarna coklat buah licin dengan http://www.messiah.edu/Oakes/fungi_on_woo
d/cup%20and%20saucer/species%20pages/A
- Ditemukan pada tekstur seperti jelly uricularia%20auricula.htm
Berdasarkan hasil pengamatan pada lapuk, dan sebagian jenis lainnya dapat
lokasi studi seperti yang tersaji pada Tabel beradaptasi dengan perubahan lingkungan.
1, menunjukkan bahwa 8 jenis jamur yang Kedelapan jenis jamur yang ditemukan
ditemukan dapat dibedakan menjadi 2 tersebut tersebar pada tiga ketinggian
Subkelas, yaitu Subkelas Holobasidio- tempat yang berbeda, yaitu pada ketinggian
mycetidae dengan Ordo Polyporales 2003 m dpl, 2006 m dpl dan 2173 m dpl.
(Ganoderma applanatum, Polyporus Pada ketinggian 2006 m dpl terdapat
arcularius, Polyporus squamosus, Grifola jumlah variasi jenis jamur basidiomycota
frondosa, Piptoporous betulinus) dan Ordo paling banyak, yaitu Polyporus arcularius,
Russulales (Stereum hirsutum, Stereum Grifola frondosa, Piptoporous betulinus,
ostrea), serta Subkelas Heterobasidio- Stereum hirsutum, dan Stereum ostrea.
mycetidae dengan Ordo Auriculariales Sedangkan pada ketinggian 2173 m dpl
(Auricularia auricula). Dengan demikian hanya terdapat satu jenis jamur basidio-
jelaslah bahwa variasi jenis jamur basidio- mycota yaitu Auricularia auricula.
mycota yang ditemukan pada lokasi studi Menurut Dwidjoseputro (1975), bahwa
tidak banyak, namun jenis-jenis inilah yang ordo Polyporales memiliki variasi jenis
mendominasi, utamanya ordo Polyporales. yang paling banyak dan mencakup aneka
Hal ini diduga karena pada wilayah studi jamur yang belum diketahui jelas
terdapat banyak pohon-pohon yang tum- taksonominya. Ordo ini banyak tumbuh
bang dan sudah lapuk serta suhu yang pada dataran tinggi antara 500 m dpl –
berkisar 10oC-15oC dengan kelembaban 2000 m dpl dengan curah hujan 2000 mm –
berkisar 90% merupakan kondisi lingku- 2500 mm/tahun dan kelembaban udara
ngan yang optimal bagi pertumbuhan berkisar antara 80%-90%, serta lama
jamur Basidiomycota ordo Polyporales. penyinaran 5-8 jam/hari.
Hal ini sejalan dengan pendapat
Alexopoulus dan Mims (1979), bahwa D. Kesimpulan
jenis Jamur yang tergolong ordo
Polyporales merupakan jenis jamur yang Berdasarkan uraian yang telah
paling banyak ditemukan tumbuh pada dipaparkan maka dapat disimpulkan bahwa
batang pohon, baik jamur yang masih jumlah jamur Basidiomycota yang
hidup maupun yang telah kering atau ditemukan di kawasan sekitar Desa
Lembanna Kecamatan Tinggi Moncong
Keanekaragaman Jamur Basidiomycota Di kawasan Gunung Bawakaraeng 102
Kabupaten Gowa ada 8 (delapan) yaitu Alexopoulus, P.C.J., dan Mimn C.W. 1979.
Ganoderma applanatum, Polyporus Introduction Mycology Third
arcularius, Polyporus squamosus, Grifola Edition. USA: Jhon Wiley and
frondosa, Piptoporous betulinus, Stereum Sons inc. New York,
hirsutum, Stereum ostrea dan Auricularia
auricula. Jamur tersebut dapat dibedakan Birsyam, 1992. Botani Tumbuhan Rendah.
menjadi 2 Subkelas, yaitu Subkelas Bandung: Fakultas Matematika dan
Holobasidiomycetidae dengan Ordo Ilmu Pengetahuan Alam, ITB
Polyporales dan Russulales, serta Subkelas
Heterobasidiomycetidae dengan Ordo Dwidjoseputro, D. 1975. Pengantar
Auriculariales. Jamur Basidiomycota yang Mikologi. Malang: IKIP Malang.
ditemukan tersebut tersebar pada tiga
ketinggian tempat yang berbeda, yaitu pada Kuo, Micheal. 2010. Studying Mushroom.
ketinggian 2003 m dpl, 2006 m dpl dan http://www.mushroomexpert.com/.
2173 m dpl. Diakses 20 Juni 2011.