Professional Documents
Culture Documents
2 September 2015
1
Merizha Yamudaha, 2Femi Oktaviani, 3Reza Rizkina Taufik
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas BSI, 2femi.foi@bsi.ac.id
ABSTRACT
Interpersonal communication is a communication made between two people, where there is
direct contact either verbal or nonverbal, and has effectiveness in changing attitudes,
opinions or behavior because it possesses a dialog where backflow occurs directly, as is the
case for psychiatrists and patients with bipolar disorder. Issues to be discussed, namely 1.
What forms of interpersonal communication that do psychiatrists and patients with bipolar
disorder in the recovery process 2. What factors interpersonal communication helps the
recovery process of patients with bipolar disorder 3. Why do psychiatrists proximity to the
recovery process of patients with disorders bipolar 4. What obstacles encountered
psychiatrist when communicating with patients with bipolar disorder in the recovery process.
This problem is very important investigation, to determine interpersonal communication
easier for psychiatrists to interact with patients with bipolar in the recovery process. The
research method that researchers use the method of qualitative case study approach, and the
paradigm used by researchers is critical paradigm. Where researchers are also collecting
data through observation, interviews directly to the informant, documentation, and literature
study. In this case, the results of research to researchers conclude that interpersonal
communication that do psychiatrists and patients with bipolar greatly help facilitate the
psychiatrist to interact with the patient in the recovery process, where the psychiatrist and
the family is the central figure who took part in the recovery process.
ABSTRAK
Komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi yang dilakukan antara dua orang, dimana
terjadi kontak langsung baik secara verbal ataupun nonverbal, serta memiliki keefektifan
dalam merubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang karena memiliki sifat dialogis
dimana arus balik terjadi secara langsung, sama halnya yang terjadi pada psikiater dan pasien
penderita gangguan bipolar. Permasalahan yang akan dibahas, yaitu 1. Bagaimana bentuk
komunikasi antarpribadi yang dilakukan psikiater dan pasien penderita gangguan bipolar
pada proses pemulihan 2. Bagaimana faktor-faktor komunikasi antarpribadi membantu proses
pemulihan pasien penderita gangguan bipolar 3. Mengapa psikiater melakukan kedekatan
pada proses pemulihan pasien penderita gangguan bipolar 4. Bagaimana hambatan-hambatan
yang ditemui psikiater saat berkomunikasi dengan pasien penderita gangguan bipolar pada
proses pemulihan. Permasalahan ini sangatlah penting diteliti, untuk mengetahui komunikasi
antarpribadi memudahkan psikiater berinteraksi dengan pasien penderita bipolar pada proses
pemulihan. Metode penelitian yang peneliti gunakan yaitu metode kualitatif dengan
pendekatan studi kasus, dan paradigma yang digunakan oleh peneliti yaitu paradigma kritis.
Dimana peneliti juga melakukan pengumpulan data melalui observasi, wawancara secara
langsung kepada informan, dokumentasi, dan studi kepustakaan. Dalam hal ini, hasil dari
ISSN: 2355-0287
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom 110
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. II No. 2 September 2015
penelitian yang dapat peneliti simpulkan bahwa komunikasi antarpribadi yang dilakukan
psikiater dan pasien penderita bipolar sangat membantu memudahkan psikiater untuk
berinteraksi dengan pasien pada proses pemulihan, dimana psikiater dan keluarga adalah
tokoh sentral yang ikut andil dalam proses pemulihan.
ISSN: 2355-0287
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom 111
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. II No. 2 September 2015
ISSN: 2355-0287
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom 112
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. II No. 2 September 2015
yang frekuensi terjadinya cukup tinggi karena selain menguasai ilmu-ilmu medis,
dalam kehidupan sehari-hari. Efektivitas dia juga menguasai ilmu kejiwaan.
dalam komunikasi antarpribadi akan Psikiater mengobati pasiennya yang punya
mendorong terjadinya hubungan yang masalah kejiwaan dengan memberikan
positif antara teman, keluarga, masyarakat obat. Sebab, beberapa penyakit jiwa bisa
maupun pihak-pihak yang saling disebabkan oleh keadaan tubuh yang
berkomunikasi.
sedang tidak sehat, yang bisa
Sementara menurut Effendy
disembuhkan atau dikurangi dengan
mendefinisikan komunikasi antarpribadi
mengobati organ tubuh yang berhubungan
adalah komunikasi antara dua orang,
dengan gejala kejiwaan yang sedang
dimana terjadi kontak langsung dalam
diderita. Peran psikiater terhadap pasien
bentuk percakapan, komunikasi jenis ini
penderita gangguan bipolar sangat
bisa langsung secara berhadapan muka
berpengaruh besar karena dengan psikiater
(face to face) bisa juga melalui medium,
melakukan kedekatan pada pasien
umpamanya telepon. Menurut Effendy
penderita gangguan bipolar, akan sangat
(1993) Ciri khas komunikasi antarpribadi
membantu pasien untuk pulih kembali.
adalah dua arah atau timbal balik.
Penderita Gangguan Bipolar
Pesan Verbal dan NonVerbal
Menurut Barbara D.Ingersol, ph.D dan
Mulyana (2011) mengemukakan pada
Sam Goldstain (2001), gangguan bipolar
umumnya, pesan yang disampaikan oleh
(juga dikenal sebagai gangguan manik
pengirim kepada penerima dapat dikemas
depresif ) adalah suatu kondisi yang
secara verbal dengan kata-kata atau
dicirikan oleh episode depresi yang
nonverbal tanpa kata-kata. Komunikasi
kemudian diganti dengan episode mania
yang pesannya dikemas secara verbal
manakala suasana hati dan energi sangat
disebut komunikasi verbal. Sedangkan
meningkat. Begitu meningkatnya
komunikasi yang pesannya dikemas secara
melampaui batas normal suasana hati yang
nonverbal disebut komunikasi nonverbal.
baik, atau bisa juga sebaliknya, dari
Jadi, komunikasi verbal adalah
episode mania kemudian diganti menjadi
penyampaian makna dengan
periode depresi secara tiba-tiba. Gangguan
menggunakan kata-kata. Sedangkan
bipolar adalah gangguan mental yang
komunikasi nonverbal tidak menggunakan
menyerang kondisi psikis seseorang yang
kata-kata. Karena, tidak semua penderita
ditandai dengan perubahan suasana hati
gangguan bipolar memiliki kemampuan
yang sangat ekstrim berupa mania dan
yang sama dalam menangkap pesan secara
depresi, karena itu istilah medis
verbal, terkadang dengan menggunakan
sebelumnya di sebut dengan manic
pesan nonverbal dapat lebih membantu
depressive. Suasana hati penderitanya
penderita gangguan bipolar untuk
dapat berganti-ganti secara tiba-tiba antara
mengerti isi pesan tersebut.
dua kutub (bipolar) yang berlawanan yaitu
Psikiater
kebahagiaan (mania) dan kesedihan
Psikiater adalah dokter spesialis yang
(depresi) yang berlebihan tanpa pola dan
mempelajari ilmu jiwa. Mereka memiliki waktu yang pasti.
gelar dokter. Tetapi mempelajari dan Setiap orang pada umumnya pernah
memperdalam ilmu kejiwaan. Psikiater mengalami suasana hati yang baik (mood
juga biasanya adalah seorang dokter (S1) high) dan suasana hati yang buruk (mood
yang meneruskan pendidikannya dibidang low). Akan tetapi, seseorang yang
psikiatri pada jenjang S2. Dalam bahasa menderita gangguan bipolar memiliki
sederhana, psikiater adalah dokter jiwa ayunan perasaan (mood swings) yang
ISSN: 2355-0287
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom 113
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. II No. 2 September 2015
ekstrim dengan pola perasaan yang mudah adaptasi diantara keduanya. Kedua tokoh
berubah secara drastis. Suatu ketika, tersebut mengibaratkan manusia seperti
seorang pengidap gangguan bipolar bisa bawang merah yang terdiri dari beberapa
merasa sangat antusias dan bersemangat layer.
(mania). Saat suasana hatinya berubah
buruk, ia bisa sangat depresi, pesimis, LAPISAN
putus asa, bahkan sampai mempunyai TERLUAR
keinginan untuk bunuh diri. Suasana hati
meningkat secara klinis disebut sebagai
mania, atau disaat ringan di sebut sebagai
LAPISAN
hipomania. Individu yang mengalami
episode mania juga sering mengalami SEMI-
episode depresi atau episode campuran PRIVATE
disaat kedua fitur mania dan depresi hadir
pada waktu yang sama. Episode ini LAPISAN
biasanya dipisahkan oleh periode suasana
PRIVATE
hati normal tetapi dalam beberapa depresi
individu dan mania mungkin berganti
dengan sangat cepat yang dikenal sebagai Gambar 1
rapid-cycle. Episode manic ekstreme Teori Penetrasi Sosial
kadang-kadang dapat menyebabkan gejala Layer tersebut berarti lapisan kepribadian:
psikosis seperti delusi dan halusinasi. 1. Lapisan terluar
Episode manik biasanya mulai dengan 2. Lapisan semi-private
tiba-tiba dan berlangsung antara dua 3. Lapisan private.
minggu sampai lima bulan, sedangkan Dari ketiga faktor tersebut sangat
depresi cenderung lebih lama. Episode berpengaruh pada proses pemulihan
hipomanik mempunyai derajat yang lebih penderita bipolar, karena lapisan terluar
ringan dari pada manik. Gangguan bipolar adalah faktor sosial atau publik, dimana
dibagi menjadi bipolar 1 dan bipolar II, penderita gangguan bipolar juga sangat
Cyclothymia, dan jenisnya berdasarkan membutuhkan dukungan sosial. Lapisan
sifat dan pengalaman tingkat keparahan semi-private adalah faktor orang-orang
episode suasana hati; kisaran sering terdekat seperti psikiater, dalam proses
digambarkan sebagai spectrum bipolar. pemulihan psikiater sangat berperan
Teori Penetrasi Sosial penting karena dengan adanya komunikasi
Sarwono (2005) menjelaskan tentang antarpribadi psikiater pada pasien
Teori Penetrasi Sosial dari Irwin Altman penderita gangguan bipolar dapat
dan Dalmas Taylor yang menganggap membantu proses pemulihan sehingga
bahwa metode penetrasi sosial untuk pasien bisa belajar kesadaran diri/self
mengidentifikasi proses meningkatnya awareness, dalam menstabilkan emosinya.
sikap keterbukaan dan keintiman dalam Terakhir lapisan private adalah faktor diri
sebuah hubungan dan merupakan teori sendiri dengan tuhan bagaimana cara
yang formatif dalam sejarah intelektual penderita gangguan bipolar berkomunikasi
pada teori hubungan. Teori penetrasi dengan tuhan, dimana faktor ini sangat
sosial didasarkan pada pengamatan atas membantu pasien penderita gangguan
tradisi panjang bagaimana suatu hubungan bipolar untuk pulih kembali dengan
dibangun. menjelaskan bagaimana proses mendekatkan dirinya kepada tuhan maha
hubungan antara psikiater dengan pasien kuasa yang menciptakan seluruh isi alam
penderita gangguan bipolar dimana terjadi semesta ini beserta isinya.
proses gradual yaitu semacam proses
ISSN: 2355-0287
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom 114
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. II No. 2 September 2015
ISSN: 2355-0287
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom 115
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. II No. 2 September 2015
ISSN: 2355-0287
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom 116
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. II No. 2 September 2015
ISSN: 2355-0287
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom 117
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. II No. 2 September 2015
dalam pribadi pasien gangguan bipolar, kebutuhan, keinginan & harapan yang
keluarga juga berfungsi sebagai orang berbeda-beda begitu pula dari watak,
terdekat yang membantu pemulihan sifat, cara berbicara & personality pasien
pasien bipolar melalui komunikasi gangguan bipolar yang tidak selamanya
sehari-hari yang dilakukan keluarga sama, maka seorang psikiater diharapkan
pasien bipolar atau pun aktifitas keluarga dapat menyesuaikan diri dengan
yang mendukung dalam proses berbagai macam perbedaan yang ada
pemulihan seperti setiap kali pasien pada diri pasien gangguan bipolar agar
berkonsultasi atau berobat kepada komunikasi antarpribadi dengan pasien
psikiater keluarga menjadi orang gangguan bipolar dapat dilakukan secara
terdekat yang selalu dapat menemani efektif tanpa adanya hambatan.
pasien saat berkonsultasi kepada 2. Attitude adalah sikap, tingkah laku atau
psikiater atau bisa juga saat pasien perilaku seseorang dalam berinteraksi
merasakan hal yang tidak diinginkan ataupun berkomunikasi dengan sesama
oleh pasien maka keluarga menjadi manusia. Attitude itu sangat diperlukan
orang pertama yang dapat melindungi dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang
pasien dari hal-hal negatif yang yang bersikap sopan santun, belum tentu
kemungkinan muncul dari diri pasien memiliki attitude yang bagus.
penderita gangguan bipolar. Sebaliknya, seseorang yang memiliki
Kedekatan Psikiater Pada Proses atttitude tinggi, belum tentu juga
Pemulihan Pasien Penderita Gangguan memiliki sikap sopan santun. Jadi
Bipolar diperlukan sikap keseimbangan antara
1. Penyesuaian diri, Penyesuaian diri "attitude" dan "sopan santun" agar kita
adalah proses bagaimana individu bisa menjadi orang yang bermoral baik.
mencapai keseimbangan hidup dalam Attitude bekerja dengan hati nurani.
memenuhi kebutuhan sesuai dengan Apabila attitude diterapkan pada
lingkungan. Penyesuaian diri lebih kehidupan sehari-hari, kita mendapatkan
bersifat suatu proses sepanjang hayat, tanggung jawab yang besar akan hasil
dan manusia terus menerus berusaha dan menimbulkan pengaruhnya kepada
menemukan dan mengatasi tekanan dan masyarakat. Attitude komunikasi yang
tantangan hidup guna mencapai pribadi tidak boleh dilanggar oleh psikiater
yang sehat. Penyesuaian sebagai suatu dalam berhubungan dengan pasien
proses kearah hubungan yang harmonis penderita gangguan bipolar, seperti
antara tuntutan internal dan eksternal. prinsip kerahasiaan, diskriminasi,
Dalam proses penyesuaian diri dapat memanfaatkan pasien penderita
saja muncul konflik, tekanan dan gangguan bipolar untuk kepentingan
frustrasi, dan individu di dorong meneliti pribadi. Banyak dari rambu-rambu ini
berbagai kemungkinan perilaku untuk yang sangat di pengaruhi oleh budaya,
membebaskan diri dari ketegangan. dan karenanya merupakan “advantage”
Individu di katakan berhasil dalam bagi dokter Indonesia. Komunikasi
melakukan penyesuaian diri apabila ia psikiater dengan pasien penderita
dapat memenuhi kebutuhannya dengan gangguan bipolar mengarah pada
cara-cara yang wajar dapat di terima terciptanya hubungan kemitraan
oleh liungkungan tanpa merugikan atau (partnership) antara keduanya. Psikiater
mengganggu lingkungannya. menguasai ilmu kedokteran, namun pada
Penyesuaian diri dalam komunikasi akhirnya pasien gangguan bipolar yang
antarpribadi psikiater kepada pasien “berhak” atas kehidupannya. Karena itu
gangguan bipolar sangat diperlukan psikiater perlu mendengarkan dan
karena, setiap pasien memiliki merespon keluhan, kekhawatiran pasien
ISSN: 2355-0287
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom 118
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. II No. 2 September 2015
penderita gangguan bipolar. Psikiater dan kondisi komunikan yang terjadi pada
juga harus membantu pasien penderita komunikasi psikiater dan pasien sangat
gangguan bipolar menetapkan pilihan dipengaruhi oleh mood dan emosi
pengobatan terbaik melalui pemberian komunikan yang tidak stabil hal ini
informasi yang dibutuhkan pasien menjadi hambatan bagi psikiater dalam
penderita gangguan bipolar. Hubungan berinteraksi pada pasien penderita bipolar.
psikiater dengan pasien penderita Suasana hati komunikan sebagai pasien
gangguan bipolar bersifat unik. Meski penderita bipolar memiliki suasana hati
terjadi transaksi material diantara yang dapat berganti-ganti secara tiba-tiba
keduanya, namun kenyataannya kualitas antara dua kutub bipolar yang berlawanan
hubungan sangat dipengaruhi oleh yaitu saat kebahagiaan yang berlebih
tingkat kepercayaan pasien bipolar (mania) dan kesedihan (depresi) yang
terhadap psikiater. Sebaliknya berlebih tanpa pola waktu yang pasti, hal
kepercayaan itu sangat dipengaruhi oleh tersebut tentunya sangat mengganggu
seberapa jauh dokter menunjukan interaksi yang dilakukan psikiater pada
penghormatan terhadap kehidupan dan pasiennya dan menjadi hambatan yang
pribadi pasien gangguan bipolar. muncul dari diri pribadi komunikan. Maka
Hambatan Psikiater Saat diharapkan psikiater terutama saat
Berkomunikasi Dengan Pasien berkomunikasi menggunakan bahasa yang
Penderita Gangguan Bipolar Pada mudah di mengerti oleh pasien bipolar.
Proses Pemulihan Komunikasi berjalan efektif apabila
Komunikasi efektif antara psikiater dan selama berlangsungnya komunikasi
pasien penderita gangguan bipolar adalah hambatan-hambatan tersebut dapat diatasi.
hal yang paling sentral untuk keberhasilan Komunikator yang baik adalah orang yang
terapi. Keberhasilan membangun pola mampu mengendalikan komunikasi atau
komunikasi yang baik akan sangat mengarahkan komunikasi agar tidak
menentukan persepsi mengenai kualitas berbenturan dengan hambatan
layanan yang bermutu. Kebanyakan komunikasi. Dalam hal ini peneliti
ketidakpuasan dari pihak pasien bipolar menyimpulkan mood pasien yang tidak
biasanya disebabkan karena ketiadaan stabil dapat menghambat proses
komunikasi yang baik. Masih banyak komunikasi. Karena pada saat psikiater
psikiater yang membutuhkan capacity menyampaikan pesan namun pasien
building dibidang komunikasi. Selama ini berada pada posisi mood yang tidak
anggapan umum mengatakan bahwa setabil tentunya dapat mempengaruhi
psikiater Indonesia kurang komunikatif pasien dalam menerima atau memahami
atau peduli dengan kondisi pasien isi pesan. Solusinya adalah pasien
gangguan bipolar. Tantangan Masyarakat diharapkan saat berkonsultasi harus
Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 didampingi oleh orang terdekat, baik
seharusnya menjadi titik tolak bagi teman ataupun keluarga.
perubahan pola komunikasi yang Sesuai dengan asumsi teori penetrasi
menempatkan psikiater/dokter berkuasa sosial, dalam mengidentifikasi proses
penuh atas hidup dan kualitas hidup meningkatnya sikap keterbukaan dan
pasien. keintiman dalam sebuah hubungan dan
Hambatan yang ada pada komunikan merupakan teori yang formatif dalam
berupa keadaan saat menerima pesan, sejarah intelektual pada teori hubungan.
misalnya kurang perhatian pada saat Teori penetrasi sosial didasarkan pada
menerima /mendengarkan pesan, sikap pengamatan atas tradisi panjang
prasangka tanggapan yang keliru dan tidak bagaimana suatu hubungan dibangun.
mencari informasi lebih lanjut. Keadaan menjelaskan bagaimana proses hubungan
ISSN: 2355-0287
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom 119
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. II No. 2 September 2015
antara psikiater dengan pasien penderita bipolar menggunakan pesan verbal dan
gangguan bipolar dimana terjadi proses nonverbal, karena akan mempermudah
gradual yaitu semacam proses adaptasi psikiater dalam menyampaikan pesan
diantara keduanya yaitu semacam proses agar komunikasi berjalan dengan
adaptasi diantara keduanya. Kedua tokoh efektif.
tersebut mengibaratkan manusia seperti 2. Faktor komunikasi antarpribadi yang
bawang merah yang terdiri dari beberapa membantu proses pemulihan pasien
layer. Layer tersebut berarti lapisan penderita bipolar yang pertama adalah
kepribadian: keluarga. Keluarga merupakan salah
1. Lapisan terluar satu faktor internal, keluarga juga
2. Lapisan semi-private berfungsi sebagai orang terdekat yang
3. Lapisan pivate. membantu proses pemulihan pasien
Ketiga faktor tersebut sangat berpengaruh bipolar, dalam proses pemulihan
pada proses pemulihan penderita psikiater merupakan faktor internal
gangguan bipolar, karena lapisan terluar kedua setelah keluarga, dimana
adalah faktor sosial atau publik, dimana psikiater mengdiagnosa pasien tersebut
penderita gangguan bipolar juga sangat mengidap gangguan bipolar, berlanjut
membutuhkan dukungan sosial. Lapisan kepada proses keputusan psikiater
semi-private adalah faktor orang-orang menentukan cara pemulihan yang
terdekat seperti psikiater, dalam proses harus dilalui oleh penderita bipolar.
pemulihan psikiater sangat berperan Apabila komunikasi yang dilakukan
penting karena dengan adanya komunikasi psikiater tidak terdapat hambatan maka
antarpribadi psikiater pada pasien proses interaksi pun dapat
penderita gangguan bipolar dapat dilaksanakan dengan efektif.
membantu proses pemulihan sehingga 3. Kedekatan psikiater pada pasien
pasien bisa belajar kesadaran diri/self penderita bipolar dengan penyesuaian
awareness, dalam menstabilkan emosinya. diri dalam komunikasi antarpribadi
Lapisan private adalah faktor diri sendiri karena, setiap pasien memiliki
dengan tuhan, dimana faktor ini sangat kebutuhan, keinginan & harapan yang
membantu pasien penderita bipolar untuk berbeda-beda begitu pula dari watak,
pulih kembali dengan mendekatkan sifat, cara berbicara & personality
dirinya kepada tuhan maha kuasa yang pasien gangguan bipolar yang tidak
menciptakan seluruh isi alam semesta ini. selamanya sama, maka seorang
Teori tersebut kita bisa mengetahui psikiater diharapkan dapat
bagaimana psikiater berinteraksi dengan menyesuaikan diri dengan berbagai
pasien dilihat dari bentuk komunikasi macam perbedaan yang ada pada diri
antarpribadinya, faktor-faktor komunikasi pasien gangguan bipolar agar
antarpribadi yang membantu proses komunikasi antarpribadi dengan pasien
pemulihan pasien penderita gangguan gangguan bipolar dapat dilakukan
bipolar, serta kedekatan psikiater pada secara efektif tanpa adanya hambatan.
pasien dan hambatan-hambatan yang 4. Hambatan yang ada pada komunikan
dihadapi psikiater saat berkomunikasi berupa keadaan saat menerima pesan,
dengan pasien penderita gangguan bipolar misalnya kurang perhatian pada saat
pada proses pemulihan. menerima/mendengarkan pesan, sikap
prasangka tanggapan yang keliru dan
PENUTUP tidak mencari informasi lebih lanjut.
1. Bentuk komunikasi antarpribadi yang Keadaan dan kondisi komunikan yang
digunakan psikiater dalam berinteraksi terjadi pada komunikasi psikiater dan
dengan pasien penderita gangguan pasien sangat dipengaruhi oleh mood
ISSN: 2355-0287
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom 120
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. II No. 2 September 2015
dan emosi komunikan yang tidak stabil Rakhmat, Jalaludin. (2001). Metode
hal ini menjadi hambatan bagi psikiater Penelitian Komunikasi. Bandung:
dalam berinteraksi pada pasien Remaja Rosdakarya
penderita bipolar. Suasana hati
komunikan sebagai pasien penderita Sarwono, Sarlito Wirawan. (2005). Teori-
bipolar memiliki suasana hati yang Teori Psikologi Sosial. Jakarta:
dapat berganti-ganti secara tiba-tiba Rajawali Pers.
antara dua kutub bipolar yang
berlawanan yaitu saat kebahagiaan
yang berlebih (mania) dan kesedihan
(depresi) yang berlebih tanpa pola
waktu yang pasti, hal tersebut tentunya
sangat mengganggu interaksi yang
dilakukan psikiater pada pasiennya dan
menjadi hambatan yang muncul dari
diri pribadi komunikan
REFERENSI
Amir, Nurmiati. (2009) Gangguan Mood
Bipolar. Jakarta: Badan Penerbit
Fakultas Kedokteran.
ISSN: 2355-0287
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom 121