You are on page 1of 11

Peningkatan Aktivitas dan ….

(Sunarta)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN DENGAN


PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
DI KELAS 8C SMP NEGERI 3 BERBAH

Sunarta
SMP N 3 Berbah
tasunar@yahoo.com

Abstract
Classroom Action Research was conducted in class VIII C SMP Negeri 3 Berbah
Academic Year 2013/2014 by using Jigsaw cooperative learning approach. This study
aims to implement cooperative learning Jigsaw to improve the activity and learning
outcomes of students in the subject of Citizenship Education. The method used in this
study is a qualitative descriptive analysis. The results of this study indicate that prior
to the implementation of the action no activity learners are categorized very active, the
active category 5 (22.73%), fairly active 6 (27.27%) and less active 11 (50.00%). After
the first cycle are very active category 5 (27.27%), the active category 11 (50.00%),
quite active 4 (18.18%) and less active 1 (4.55). And after the second cycle which is
very active category 7 (31.82%), the active category 9 (40.91%), quite active 5
(22.73%) and less active 2 (09,09%)). When viewed in the development of mastery
learning it before action 9 learners otherwise completed (40.91%), following which the
first cycle were 17 (77.27%) students who otherwise completed and after the second
cycle students who achieve mastery learning 19 learners (86.36%). During the
implementation of the action has been an increase in both, the level of activity and
learning outcomes of students. Student activity levels increased along with the lessons
learned in the initial group of experts and grouped. With increasing activity of the
learner cognitive structure and his memory be better study results also increased

Keywords: learning activities, learning outcomes, cooperative learning, Jigsaw

PENDAHULUAN ini dapat dilihat dari prestasi peserta didik


Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang cenderung biasa-biasa saja. Sebagian
merupakan mata pelajaran yang bertugas peserta didik menganggap bahwa mata
membentuk warga negara yang baik, warga pelajaran PKn termasuk mata pelajaran yang
negara yang sadar akan hak dan membosankan. Hal ini dapat dilihat ketika
kewajibannya. Dengan sadar akan hak dan proses pembelajaran berlangsung, peserta
kewajibannya maka seseorang warga negara didik kurang perhatian, kurang antusias,
diharapkan menjadi kritis, partisipasif dan kurang respon terhadap pertanyaan, tidak
bertanggungjawab. Namun dalam pernah mengajukan pertanyaan, banyak yang
kenyataannya, tingkat keberhasilan belajar hanya ketika ada ulangan,
Pendidikan Kewarganegaraan dalam mengerjakan pekerjaan rumah di sekolah
membentuk manusia yang berkualitas serta tidak memiliki motivasi untuk
sangatlah rendah. Hal ini disebabkan oleh mempelajari dan mencapai prestasi yang
rendahnya aktivitas peserta didik dalam tinggi, sehingga nilai rata-rata kelas masih di
mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan, bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

151
Jurnal Civics Volume 13 Nomor 2, Desember 2016

Peserta didik menganggap bahwa Pendidikan aktivitas peserta didik, perlu dikembangkan
Kewarganegaraan adalah pelajaran yang metode pembelajaran yang tepat. Salah satu
mudah dan tidak penting, terlebih setelah metode pembelajaran yang banyak
tidak lagi diikutkan dalam Ujian Nasional. melibatkan aktivitas peserta didik adalah
Hal ini dapat menimbulkan rendahnya minat, metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
motivasi dan keaktifan serta prestasi peserta Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
didik terhadap pelajaran Pendidikan mendorong siswa aktif dan saling membantu
Kewarganegaraan. dalam menguasai materi pelajaran, selain itu
Guru merupakan komponen penting dalam juga memungkinkan terciptanya kondisi
belajar mengajar yang berinteraksi langsung pembelajaran yang variatif, kondusif, dan
dengan peserta didik. Guru mempunyai menyenangkan bagi peserta didik sehingga
peranan yang sangat penting terhadap meningkatkan aktivitas peserta didik dalam
terciptanya proses pembelajaran yang belajar bekerja sama dengan teman,
ditetapkan. Masalah yang dirasakan adalah berinteraksi dengan guru sehingga
masih banyaknya guru yang mengalami pembelajaran PKn dapat berlangsung efektif.
kesulitan dalam menciptakan pembelajaran Menurut Skinner (Baharuddin & Wahyuni,
yang kondusif bagi peserta didik. Untuk 2010) belajar merupakan adaptasi perilaku
menciptakan suasana belajar yang kondusif, yang progresif. Pidarta (2007, p. 197)
peseta didik sangat dituntut untuk aktif dalam mengatakan bahwa belajar adalah perubahan
pelaksanaan pembelajaran demi tercapainya tingkah laku yang relatif permanen sebagai
tujuan. Aktivitas yang harus dimiliki peserta hasil pengalaman (bukan hasil
didik perlu didukung oleh penentuan strategi perkembangan, pengaruh obat atau
pembelajaran yang sesuai dengan keadaan kecelakaan) dan bisa melaksanakannya pada
peserta didik dan lingkungan sekolah agar pengetahuan lain serta mampu
bisa diterapkan strategi pembelajaran yang mengomunikasikan kepada orang lain.
efektif. Keterlibatan peserta didik secara aktif Sedang menurut Winkel (1989, p. 36) belajar
dalam proses belajar yang diharapkan adalah merupakan ‘suatu aktivitas mental/psikis,
keterlibatan secara mental (intelektual dan yang berlangsung dalam interaksi aktif
emosional) yang dalam berbagai hal disertai dengan lingkungan, yang menghasilkan
aktivitas belajar peserta didik secara fisik perubahan-perubahan dalam pengetahuan-
sehingga peserta didik betul-betul aktif dalam pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap,
proses pembelajaran. Keterlibatan secara perubahan itu relatif konstan dan berbekas’.
mental dalam hal ini adalah ketika proses Selain itu, Baharudin (Baharuddin &
pembelajaran, pikiran, perasaan dan perhatian Wahyuni, 2010, p. 156) menambahkan bahwa
peserta didik terfokus pada materi yang suatu kegiatan belajar memiliki ciri-ciri
sedang dipelajari. sebagai berikut.
Dari permasalahan yang telah 1) ditandai adanya perubahan tingkah laku,
dikemukakan, dapat digambarkan bahwa 2) perubahan tingkah laku itu relatif
rendahnya aktivitas peserta didik di kelas 8C permanen,
SMP Negeri 3 Berbah pada mata pelajaran 3) perubahan tingkah laku tidak segera dapat
PKn dikarenakan kurangnya inovasi dalam diamati pada saat proses berlangsung,
pembelajaran. Sebagai upaya meningkatkan

152
Peningkatan Aktivitas dan …. (Sunarta)

4) perubahan tingkah lak merupakan hasil Pembelajaran kooperatif Jigsaw


latihan dan pengalaman, merupakan salah satu tipe pembelajaran
5) pengalaman itu dapat memberi perubahan kooperatif yang mendorong peserta didik
perbuatan. untuk aktif dan saling membantu dalam
Aktivitas berhubungan dengan kegiatan menguasai materi pelajaran untuk mencapai
fisik maupun psikis. Aktivitas fisik berkaitan prestasi yang maksimal. Peserta didik bekerja
dengan kegiatan anggota badan, membuat dalam tim yang heterogen, baik kepandaian,
sesuatu, bermain atau bekerja, berpindah jenis kelamin, agama, suku maupun ras.
tempat, berbicara dan lain sebagainya. Peserta didik diberikan tugas untuk membaca
Sedang aktivitas psikis berkaitan dengan beberapa materi pelajaran dan diberikan
kegiatan yang melibatkan otak, emosi dan “lembar ahli“ yang terdiri dari topik-topik
daya jiwa. Menurut Soemanto (1998) yang berbeda yang harus menjadi fokus
(1990:102-107) aktivitas belajar meliputi : a) perhatian masing-masing anggota tim saat
mendengarkan, b) memandang, c) meraba, mereka membaca.
membau, mencicipi, mengecap, d) menulis, Setelah semua peserta didik selesai
mencatat, e) membaca, f) membuat ikhtisar, membaca, peserta didik dari tim yang berbeda
ringkasan dan menggaris bawahi, g) yang mempunyai fokus topik yang sama
mengamati tabel, diagram, bagan, h) bertemu dalam “kelompok ahli “untuk
menyusun paper, kertas kerja, i) mengingat, j) mendiskusikan topik mereka. Para ahli
berfikir dan k) latihan praktik. Pendapat di tersebut kemudian kembali kepada tim asal
atas mengisyaratkan bahwa peserta didik mereka dan secara bergantian mengajari
yang aktif dalam pembelajaran secara fisik teman satu timnya mengenai topik mereka.
dan psikis adalah: Terakhir adalah, peserta didik menerima
1) datang tepat waktu, penilaian yang mencakup seluruh topik. Skor
2) berbuat untuk memahami materi penilaian akan menjadi skor tim, dan anggota
pelajaran dengan sungguh-sungguh, dan tim dengan skor terbaik akan
3) mendengarkan penjelasan teman, guru, mendapatkan penghargaan.
4) membaca materi pelajaran, Langkah-langkah pembelajaran kooperatif
5) menemukan jawaban, tipe Jigsaw :
6) menulis /mencatat/membuat laporan, 1. Persiapan
7) mengonfirmasi penemuan, a. Menentukan materi untuk dibaca
8) berusaha menyelesaikan tugas yang peserta didik.
diberikan , b. Membuat sebuah lembar ahli, yang
9) mengambil bagian dalam diskusi, mengatakan kepada peserta didik di
10) mematuhi instruksi-instruksi/aturan mana mereka perlu berkonsentrasi
main, saat membaca. Lembar ini berisi topik
11) menghormati orang lain, yang menjadi inti dari unit
12) mengajukan pertanyaan/tanggapan, pembelajaran.
13) menjawab pertanyaan, c. Tes penilaian yang berisi pertanyaan.
14) membantu kesulitan teman, 2. Membagi kelas menjadi kelompok
15) terlibat secara emosional dalam heterogen.
pembelajaran.

153
Jurnal Civics Volume 13 Nomor 2, Desember 2016

a. Mendistribusikan teks kepada anggota konsep, sehingga masing-masing


kelompok memberi kontribusi kepada
b. Membagi tiap-tiap topik kepada pencapaian tujuan yang lain.
masing-masing anggota c. Tercipta suasana belajar yang akrab,
c. Memberi kesempatan kepada peserta saling bekerja sama, saling
didik untuk membaca materi mereka. menghargai, dan saling membantu
d. Waktu 15 menit dalam menyelesaikan tugas bersama
3. Diskusi kelompok ahli d. Kesuksesan salah satu peserta didik
a. Peseta didik dengan topik ahli 1 akan ditularkan kepada yang lain,
berkumpul bersama dalam satu meja, tanpa menghalang-halangi
peserta didik dengan topik ahli 2 kesuksesan orang lain
berkumpul bersama di meja yang lain e. Peserta didik yang berprestasi dalam
dan seterusnya. kelas akan mendapatkan “status sosial
b. Berikan kesempatan kelompok ahli tinggi“ sehingga akan lebih dihargai
untuk bekerja mendiskusikan topik- oleh peserta didik lain.
topik mereka. f. Membuat perbedaan menjadi bahan
c. Waktu 20 menit pembelajaran, bukan masalah dalam
4. Laporan tim ahli pembelajaran.
a. Para ahli kembali kepada timnya g. Melalui proses menemukan,
masing-masing untuk mengajari topik mendiskusikan, mengajarkan, lebih
mereka kepada teman satu timnya. menjadikan peserta didik menguasai
b. Jika ada dua tim ahli yang memiliki kompetensi yang diharuskan sehingga
topik sama, mereka harus presentasi lebih meningkatkan prestasi
bersama-sama belajarnya.
c. Masing-masing tim ahli diberi waktu h. Mengembangkan hubungan peserta
4 menit. didik dari latar belakang yang
5. Tes heterogen, sehingga terwujud
a. Masing-masing peserta didik Bhineka Tunggal Ika
mengerjakan tes
b. Skor masing-masing individu METODE
dijumlahkan menjadi skor tim Penelitian ini merupakan penelitian
c. Tim terbaik akan mendapatkan tindakan kelas atau Classroom Action
penghargaan tertinggi. Research. Penelitian tindakan kelas adalah
Berdasarkan penjelasan di atas maka penelitian praktis yang dimaksudkan untuk
model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memperbaiki atau meningkatkan mutu
memiliki beberapa kelebihan, yaitu: pembelajaran di kelas dan upaya perbaikan
a. Melatih peserta didik untuk dengan melaksanakan tindakan untuk
bertanggung jawab secara individu mencari jawaban atas permasalahan yang
maupun kelompok diangkat dari kegiatan tugas sehari-hari di
b. Melatih peserta didik untuk lebih aktif kelas. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
belajar, memahami materi, (PTK) adalah untuk memperbaiki dan
mengemukakan pendapat, pikiran

154
Peningkatan Aktivitas dan …. (Sunarta)

meningkatkan praktik pembelajaran di kelas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi


secara berkesinambungan. dan refleksi. Tiap siklus direncanakan dua
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan kali tatap muka.
dengan kolaboratif dan partisipasif. Artinya Data yang diperoleh dalam penelitian ini
dalam melakukan penelitian ini peneliti adalah berupa lembar observasi dalam proses
bekerja sama dengan guru yang mengajar di pembelajaran dan lembar hasil belajar peserta
kelas 8C SMP Negeri 3 Berbah Sleman didik. Lembar observasi terdiri dari lembar
Yogyakarta. Secara partisipasif bersama- observasi untuk siswa dan lembar observasi
sama dengan mitra peneliti akan untuk guru yang diambil pada saat terjadinya
melaksanakan penelitian ini langkah demi proses belajar mengajar.
langkah.
Lokasi pelaksanaan Penelitian Tindakan HASIL DAN PEMBAHASAN
Kelas adalah di SMP Negeri 3 Berbah dengan Sebelum melakukan penelitian, peneliti
alamat Jogotiroto, Berbah, Sleman. Sebuah memberi penjelasan bahwa pembelajaran
SMP yang berada di pinggiran Kabupaten yang akan dilakukan adalah pembelajaran
Sleman tepatnya di perbatasan dengan kooperatif, yaitu dengan menggunakan model
Kabupaten Bantul yaitu berhimpitan dengan Jigsaw. Dengan tahapan; pembagian
kecamatan Piyungan. Sekolah ini terdiri 4 kelompok, pemberian materi dan kartu ahli,
kelas paralel dengan 288 peserta didik dan belajar secara individual, pembentukan
berdiri sejak tahun 1996. kelompok ahli, diskusi dalam kelompok ahli,
Dalam penelitian ini, subjek penelitiannya kembali kedalam kelompok asal, melalukan
adalah peserta didik kelas 8C SMP N 3 presentasi di kelompok, tes, penghitungan
Berbah yang berjumlah 22 peserta didik. nilai kelompok, dan pemberian penghargaan
Dipilihnya kelas 8C sebagai objek penelitian bagi kelompok terbaik. Pembagian kelompok
dengan pertimbangan sebagai berikut: dibentuk oleh peneliti dengan
1. Keaktifan peserta didiknya dalam mempertimbangkan ranking prestasi semester
mengikuti pembelajaran PKn menurut satu dan jenis kelamin. Setiap kelompok
pengamatan penulis, sangat rendah. terdiri dari peserta didik yang memiliki
2. Memiliki peserta didik paling heterogen, ranking tinggi, sedang dan rendah, serta laki-
mulai dari jenis kelamin, agama, dan laki dan perempuan.
adanya peseta didik yang tahun Peneliti juga menjelaskan dalam kegiatan
sebelumnya tidak naik. pembelajaran setiap kelompok memberi
Objek dalam penelitian ini adalah penomoran sendiri sesuai jumlah kelompok,
pelaksanaan proses dari model pembelajaran setelah itu diberikan materi yang berbeda
kooperatif tipe Jigsaw pada pembelajaran untuk dibaca. Kartu ahli yang berisi
Pendidikan Kewarganegaraan kelas 8C SMP pertanyaan yang harus dijawab oleh masing-
N 3 Berbah Sleman Yogyakarta Tahun masing anggota kelompok sesuai materi yang
Pelajaran 2013/2014. Penelitian ini telah dibaca. Selanjutnya anggota yang
diterapkan dalam pokok bahasan Kedaulatan bernomor 1, berkumpul dan berkelompok
Rakyat. dengan anggota yang bernomor 1 dari
Penelitian ini direncanakan terdiri dari 2 kelompok lain dan membentuk kelompok ahli
siklus dan dari setiap siklus terdiri dari untuk soal nomor 1, yang kemudian disebut

155
Jurnal Civics Volume 13 Nomor 2, Desember 2016

tim ahli 1. Anggota bernomor 2 berkumpul peserta didik (18,18%), diikuti kategori baik
dengan anggota bernomor 2 dari kelompok dicapai oleh 7 peseta didik (31,82%), namun
lain dan membentuk kelompok ahli 2, dan untuk kategori sangat baik baru dicapai oleh 2
seterusnya. Masing-masing kelompok ahli peserta didik (9,09%)
berdiskusi dan mencari jawaban atas Deskripsi Siklus I
permasalahan yang mereka terima. Setelah itu Kegiatan siklus I meliputi; perencanaan,
anggota tim ahli kembali ke dalam kelompok pelaksanaan tindakan dan kegiatan penutup.
semula, kemudian melakukan presentasi Pada kegiatan perencanaan tindakan ini
secara bergilir di kelompoknya mulai dari peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang
anggota tim ahli 1 sampai 5. Setelah berkaitan dengan pelaksanaan tindakan,
Presentasi, bersama guru menyimpulkan antara lain; menyusun RPP, membuat
pembelajaran, dilanjutkan tes individual. ringkasan materi, membuat kartu ahli,
Nilai tes individu dijumlahkan dengan teman membentuk kelompok, membuat lembar
dalam kelompok sehingga menjadi nilai observasi guru, membuat lembar observasi
kelompok. aktivitas peserta didik, membuat soal tes,
Dalam belajar kelompok setiap peserta membuat tabel skor kelompok, menyiapkan
didik harus berperan aktif mulai dari penghargaan, mengadakan koordinasi dengan
mendengarkan perintah guru, membaca observer, dan menjelaskan kepada peserta
materi, berdiskusi, presentasi, mendengarkan didik tentang pembelajaran kooperatif tipe
presentasi teman satu kelompok, dan Jigsaw.
mengerjakan tes. Peneliti menjelaskan bahwa Pada tahap pelaksanaan tindakan pada
dengan model Jigsaw ini melatih kemampuan kegiatan inti kelas dibagi menjadi 7 kelompok
peserta didik untuk sangat aktif dan saling yaitu kelompok yaitu MPR, KY, DPRD,
membantu untuk memecahkan masalah PRESIDEN, DPR, DPD, dan KPU secara
bersama, sehingga nantinya akan sangat heterogen, dengan masing-masing kelompok
bermanfaat dalam kehidupan. beranggotakan 5 peserta didik, dan diberi
Sebelum dilakukan penelitian tindakan penomoran 1 sampai 5 untuk masing-masing
dilakukan, peneliti melakukan pengamatan anggota. Masing-masing kelompok diberi 5
terhadap aktivitas belajar peserta didik. ringkasan materi kepada masing-masing
Hasilnya tingkat aktivitas masih didominasi kelompok untuk dibaca selama 10 menit.
peserta didik yang kurang aktif yaitu 11 Membagikan lembar ahli yang berisikan 5
peserta didik (50,00 %), kemudian diikuti pertanyaan kepada masing-masing kelompok.
pada kategori cukup aktif dicapai oleh 6 Setiap anggota kelompok mendapat tugas
peserta didik (27, 27% ), sedang kategori aktif untuk menjawab pertanyaan sesuai nomor
baru dicapai oleh 5 peserta didik (22,73%) dalam kelompok. Guru memberi aba-aba
dan tidak ada peserta didik yang mencapai untuk membentuk kelompok baru yang
kategori sangat aktif (0 %) disebut kelompok ahli, kelompok ahli I,
Sedang hasil belajar peserta didik pada berisikan anggota dari kelompok-kelompok
pra siklus, masih didominasi peserta didik yang bernomor 1, kelompok ahli II berisikan
dengan hasil belajar kurang baik, yaitu 9 anggota dari kelompok-kelompok yang
peserta didik (40,91%), kemudian diikuti bernomor 2, dan seterusnya sehingga
pada kategori cukup baik dicapai oleh 4 terbentuk 5 kelompok ahli. Kelompok ahli

156
Peningkatan Aktivitas dan …. (Sunarta)

berdiskusi untuk menjawab pertanyaan yang yang menjadi topik pembelajaran pada
menjadi tanggung jawabnya, menulisnya pertemuan tersebut. Peserta didik bersama
dalam buku, memahaminya dan berusaha dengan guru menyimpulkan materi
menemukan cara untuk menjelaskan kepada pembelajaran. Pada tahap akhir atau kegiatan
temannya di kelompok asal. Guru berkeliling penutup dengan langkah-langkah; guru
untuk membimbing jalannya diskusi mengadakan tes, hasil tes dikoreksi silang dan
kelompok ahli. Diskusi dalam kelompok ahli diberi nilai, guru menjumlahkan nilai masing-
dilakukan 10 menit. Kemudian guru memberi masing kelompok guru mengumumkan
aba-aba kepada kelompok ahli untuk kembali kelompok terbaik dan diberi penghargaan.
lagi ke dalam kelompok asal. Masing-masing Dari kegiatan pengamatan terhadap
anggota yang sudah berstatus ahli dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
permasalahan yang menjadi tanggung pada siklus I dengan menggunakan
jawabnya, melakukan presentasi di hadapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
anggota kelompoknya, sampai semua anggota diperoleh hasil seperti di bawah ini.
kelompok memahami semua permasalahan
Tabel 1 Aktivitas Peserta Didik Siklus I
No Kategori Ʃ %
1. Sangat Aktif 2 9,09
2. Aktif 11 50,00
3. Cukup Aktif 3 13,64
4. Kurang Aktif 6 27,27
Jumlah 22 100
Sumber: data diolah peneliti, 2016
Pembelajaran Pendidikan (50,00% ), dan untuk kategori sangat aktif
Kewarganegaraan dengan menerapkan masih dalam kategori rendah karena baru
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada dicapai oleh 2 peserta didik (9,09%). Berarti
siklus I, tingkat aktivitas peserta didik yang peserta didik yang mencapai ketuntasan
kurang aktif yaitu 6 peserta didik (27,27 %). dalam aktivitas belajar baru 13 peserta didik
Kemudian diikuti pada kategori cukup aktif atau 50,09%.
dicapai oleh 3 peserta didik (13,64%), diikuti Sedangkan hasil tes pada siklus I dapat
kategori aktif sebanyak 11 peserta didik dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2 Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I
No Kategori Ʃ %
1. Sangat Baik 6 27,27
2. Baik 11 50,00
3. Cukup Baik 4 18,18
4. Kurang Baik 1 04,55
Jumlah 22 100,00
Sumber: data diolah peneliti, 2016
Hasil belajar peserta didik pada siklus I, dicapai oleh 4 peserta didik (18,18%), dan
peserta didik yang memperoleh hasil baik dan kategori kurang baik sebanyak 1 peserta didik
sangat baik mencapai 17 siswa atau 77,27%., (04,55%). Data tersebut menunjukkan bahwa
kemudian diikuti pada kategori cukup baik hasil belajar pada siklus satu belum mencapai

157
Jurnal Civics Volume 13 Nomor 2, Desember 2016

ketuntasan klasikal karena baru mencapai duduk berdekatan, juga dijelaskan


77,27% yang seharusnya 85%. pentingnya tes individual untuk mengukur
Dari pelaksanaan Pembelajaran kooperatif tingkat penguasaan kompetensi masing-
tipe Jigsaw pada siklus I ditemukan masing peserta didik
permasalahan-permasalahan: Deskripsi Siklus II
1. Observer kesulitan mengisi lembar Kegiatan siklus II meliputi; perencanaan,
observasi untuk peserta didik karena pelaksanaan tindakan dan kegiatan penutup.
sebagian peserta didik putri badge nama Pada siklus II dilakukan perbaikan dalam
di dada tertutup kerudung. kegiatan perencanaan tindakan. Seperti;
2. Sebagian besar peserta didik masih ragu- menyusun RPP perbaikan, membuat
ragu, untuk melakukan presentasi dalam ringkasan materi, membuat kartu ahli,
kelompoknya, karena merupakan sesuatu membentuk kelompok, membuat soal tes,
yang baru bagi mereka. menyiapkan penghargaan, dan mengadakan
3. Masih ada beberapa anak yang bekerja koordinasi dengan observer. Kemudian
sama dalam mengerjakan tes. membagi kelompok menjadi 7 kelompok
Dari hasil diskusi dengan observer yaitu kelompok MPR, KY, DPRD,
diperoleh solusi perlu ada perbaikan dalam PRESIDEN, DPR, DPD, dan KPU secara
proses pembelajaran pada siklus II, yaitu : heterogen, dengan masing- masing
1. Menyarankan kepada peserta didik putri kelompok beranggotakan 5 peserta didik, dan
untuk memperlihatkan nama di dada pada diberi penomoran 1 sampai 5 untuk masing-
saat kegiatan pembelajaran. masing anggota, nomor diusahakan berbeda
2. Guru meyakinkan peserta didik agar dengan siklus I. Peneliti menegaskan kembali
melakukan presentasi dengan sungguh- aturan pembelajaran dengan Jigsaw.
sungguh, agar peserta didik lain dalam Hasil Penelitian pada Siklus II mengenai
kelompoknya memahami materi yang tingkat aktivitas peserta didik dalam
dipresentasikan. mengikuti pembelajaran siklus II adalah
3. Guru mengacak tempat duduk saat tes, sebagai berikut.
agar peserta didik satu kelompok tidak
Tabel 3 Aktivitas Peserta Didik Siklus II
No Kategori Ʃ %
1. Sangat Aktif 7 31,82
2. Aktif 9 40,91
3. Cukup Aktif 5 22,73
4. Kurang Aktif 2 9,09
Jumlah 22 100
Sumber: data diolah peneliti, 2016
Aktivitas belajar sudah didominasi dan kategori kurang aktif masih terdapat 2
peserta didik dengan kategori sangat aktif peserta didik (9,09%). Berdasarkan data pada
yaitu 7 peserta didik (31,82 %), kemudian tabel tersebut aktivitas belajar yang tergolong
diikuti kategori aktif dicapai oleh 9 peserta sangat baik dan baik telah mencapai 72,73%,
didik (40,91%), sedang peserta didik dengan yang berarti pada siklus II ini target penelitian
kategori cukup aktif 5 peserta didik (22,73%) telah tercapai.

158
Peningkatan Aktivitas dan …. (Sunarta)

Bila dilihat dari sisi Hasil Belajar siklus II,


berdasarkan hasil pos tes dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 4 Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II
No Kategori Ʃ %
1. Sangat Baik 9 40,91
2. Baik 10 45,45
3. Cukup Baik 3 09,09
4. Kurang Baik 0 00,00
Jumlah 22 100,00
Sumber: data diolah peneliti, 2016
Berdasar tampilan tabel di atas, hasil Perbandingan Hasil Belajar dan Aktivitas
belajar PKn sudah mengalami peningkatan Peserta Didik
yang signifikan. Peserta didik dengan Bila kita analisis hasil observasi kegiatan
kategori sangat baik mencapai 9 peserta didik pembelajaran dengan Jigsaw, tingkat
(40,91%), kemudian diikuti kategori baik aktivitas peserta didik dalam mempelajari
dicapai oleh 10 peserta didik (45,45%), Kedaulatan Rakyat baik pada pra Siklus,
sedang peserta didik dengan kategori cukup Siklus 1, dan Siklus 2 diperoleh data sebagai
baik 3 peserta didik (09,09%) dan tidak ada berikut.
yang berkategori kurang baik.
Tabel 5 : Perbandingan Aktivitas Peserta Didik
No Kategori Pra Siklus Siklus I Siklus II
Ʃ % Ʃ % Ʃ %
1. Sangat Aktif 0 0 6 27,27 7 31,82
2. Aktif 5 22,73 11 50,00 9 40,91
3. Cukup Aktif 6 27,27 4 18,18 5 22,73
4. Kurang Aktif 11 50,00 1 04,55 2 9,09
Jumlah 22 100,00 22 100,00 22 100,00
Sumber: data diolah peneliti, 2016
Berdasar tampilan data tabel di atas, (dari 11 ke 1) dan mengalami peningkatan
menunjukkan hasil ada peningkatan aktivitas sebesar 04,55% pada siklus II (dari 1 ke 2).
peserta didik setelah mengikuti pembelajaran Secara umum aktivitas peserta didik dalam
kooperatif tipe Jigsaw. Hal ini dibuktikan ada mengikuti pembelajaran PKn dengan Jigsaw
kenaikan yang sangat signifikan baik pada pra mengalami peningkatan bahkan telah berhasil
siklus, siklus I dan siklus II. Kategori sangat di atas target (70%) peserta didik yang sangat
aktif mengalami kenaikan 27,27 % (dari 0 ke aktif dan aktif yaitu sebesar 72,73%. Hasil ini
6), kategori aktif mengalami kenaikan memperkuat pendapat Pidarta (2007) dan
04,55% (dari 6 ke 7), kemudian kategori Baharudin (2010) bahwa belajar adalah
cukup aktif pada siklus I mengalami kenaikan perubahan tingkah laku yang relatif permanen
27,27 % (dari 5 ke 11), pada siklus II sebagai hasil pengalaman dan mampu
meningkat 04,55% ( dari 4 ke 5). Kategori mengomunikasikan kepada orang lain dan
kurang aktif mengalami penurunan yang memberi perubahan perbuatan. Oleh karena
sangat signifikan yaitu 45,45% pada siklus I itu aktivitas yang telah dilakukan dalam

159
Jurnal Civics Volume 13 Nomor 2, Desember 2016

pembelajaran PKn dengan Jigsaw mampu Sedangkan hasil belajar peserta didik pra
meningkatkan kemampuan peserta dalam siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada
membentuk pengalaman dan meningkatkan tabel berikut ini.
kemampuan berkomunikasi dengan peserta
didik lainnya.
Tabel 8 : Perbandingan Hasi Belajar Peserta Didik
Pra Siklus Siklus I Siklus II
No Kategori
Ʃ % Ʃ % Ʃ %
1. Sangat Baik 2 9,09 6 27,27 9 40,91
2. Baik 7 31,82 11 50,00 10 45,45
3. Cukup Baik 4 18,18 4 18,18 3 09,09
4. Kurang Baik 9 40,91 1 04,55 0 00,00
Jumlah 22 100,00 22 100,00 22 100,00

Terdapat peningkatan hasil belajar peserta SIMPULAN


didik setelah mengikuti pembelajaran Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dapat
kooperatif tipe Jigsaw. Hal ini dibuktikan ada meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
kenaikan yang sangat signifikan baik pada pra peserta didik pada mata pelajaran PKn.
siklus, siklus I dan siklus II. Kategori sangat Aktivitas peserta didik dalam belajar PKn
baik mengalami kenaikan 18,18 % (dari 2 ke sebelum pelaksanaan tindakan tidak ada yang
6) pada siklus 1 dan kenaikan 13,64% (dari 6 berkategori sangat aktif, yang berkategori
ke 9) pada siklus 2. Kategori baik mengalami aktif 5(22,73%), cukup aktif 6 (27,27%) dan
kenaikan 18,18% (dari 7 ke 11) pada siklus 1, kurang aktif 11 (50,00%). Setelah siklus I
kemudian berkurang 04,55% (dari 11 ke 10) yang berkategori sangat aktif 5 (27,27%),
pada siklus 2. Kemudian kategori cukup baik yang berkategori aktif 11 (50,00%), cukup
pada siklus I tidak mengalami perubahan, aktif 4 (18,18%) dan kurang aktif 1 (04,55).
pada siklus II berkurang 04,55% (dari 4 ke 3). Dan setelah siklus II yang berkategori sangat
Sedangkan kategori kurang baik mengalami aktif 7 (31,82%), yang berkategori aktif 9
penurunan yang sangat menyolok yaitu (40,91%), cukup aktif 5 (22,73%) dan kurang
36,36% pada siklus I (dari 9 ke 1) dan pada aktif 2 (09,09%)). Bila dilihat perkembangan
siklus II sudah tidak ada lagi yang mendapat ketuntasan belajarnya maka sebelum tindakan
kategori kurang baik. Secara umum hasil 9 peserta didik dinyatakan tuntas (40,91%),
belajar PKn telah mencapai ketuntasan stelah siklus I sebanyak 17 (77,27%) peserta
belajar klasikal sebesar 86,36%. Hasil didik yang dinyatakan tuntas dan setelah
penelitian membuktikan pendapat (1989) siklus II peserta didik yang mencapai
bahwa belajar merupakan suatu aktivitas ketuntasan belajar 19 peserta didik (86,36%).
mental/psikis, yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan, yang DAFTAR PUSTAKA
menghasilkan perubahan-perubahan dalam Baharuddin, H., & Wahyuni, E. N. (2010).
pengetahuan-pemahamannya. Teori belajar dan pembelajaran.
Yogyakarta: Arruz Media.

160
Peningkatan Aktivitas dan …. (Sunarta)

Pidarta, M. (2007). Landasan kependidikan: Soemanto, W. (1998). Psikologi pendidikan.


stimulus ilmu pendidikan bercorak Jakarta: Jakarta: PT Rineka Cipta.
Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Winkel, W. S. (1989). Psikologi pengajaran.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

161

You might also like