You are on page 1of 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/334485024

Analisis Pemanfaatan Sumber Daya Ikan Cakalang (Katsuwonus Pelamis) yang


Didaratkan di Kota Kendari

Article · January 2019


DOI: 10.33772/jsipi.v3i1.7737

CITATIONS READS

0 43

3 authors, including:

Muslim Tadjuddah
Universitas Haluoleo
21 PUBLICATIONS   13 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Bajo Resilience in Wakatobi Marine National Park View project

Fund this research with SKIM MP3Ei PERPRIMNAS fiscal year 2015 View project

All content following this page was uploaded by Muslim Tadjuddah on 17 October 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


JURNAL
Andi Sry H.W. Dopu et al. SAINS dan INOVASI PERIKANAN 31
JURNAL SAINS dan INOVASI of
Journal Fishery
PERIKANAN Science
/ Journal and Innovation
of Fishery Science and Innovation
e-ISSN: 2502-3276
Vol. 3, No. 1, 31-38, Januari 2019
Vol. 3, No.1, 31-38, Januari 2019
http://ojs.uho.ac.id/index.php/JSIPi

Analisis Pemanfaatan Sumber Daya Ikan Cakalang (Katsuwonus


Pelamis) yang Didaratkan di Kota Kendari
Analysis of Utilization Skipjack Tuna which Landed In Kendari City
Andi Sry H.W. Dopu1), Muslim Tadjuddah2)*), La Anadi2)
1)
Program Studi Ilmu Perikanan Pascasarjana Universitas Halu Oleo, Kendari Indonesia
2*)
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo, Kendari Indonesia
Corresponding author*) : muslim22jan@gmail.com

ABSTRACT

Skipjack tuna landed in Kendari City is one of the catches that contribute a lot of marine fishery production in
Kendari City. The purpose of this research is to calculate the CPUE Skipjack that is in landed in Kendari City
and analyze the Skipjack utilization status landed in Kendari city, determine the number of allowable catches
(JTB) This research conducted in March-May 2018 at Kendari Fishing port and sodohoa fish landing base. The
method used in this research is the production surplus method. The fishing gear used to capture skipjack tuna
that is landed in Kendari City is purse seine, huhate, tonda fishing line, fishing line. The standard fishing gear
that used was huhate. Result of CPUE analysis obtained average value CPUE standard in 2008 - 2017 of 5,06
ton/trip. The CPUE of skipjack tuna that is landed in Kendari City tends to fluctuate the highest CPUE occurs in
2015. The average rate of skipjack resource utilization (Katsuwonus pelamis) landed in Kendari City is 46.35%
this value is still below MSY value. The number of permissible catches (JTB) of 15826.023 tons/year with JTB
averaging 57.94% indicates that the skipjack catches landed in the city of Kendari are still below the allowable
catch amount (JTB).

Keywords: skipjack tuna, CPUE, utilization rate, total allowed catch, Kendari City
ABSTRAK

Ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) yang didaratkan di Kota Kendari merupakan salah satu hasil tangkapan
yang banyak menyumbang produksi perikanan laut di Kota Kendari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menghitung CPUE (Catch per Unit Effort) ikan cakalang yang di daratkan di Kota Kendari dan menganalisis
status pemanfaatan ikan cakalang yang didaratkan di Kota Kendari, menentukan jumlah tangkapan yang
diperbolehkan (JTB) Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret – Mei 2018 di PPS Kendari dan PPI
Sodohoa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode surplus produksi. Alat tangkap yang
digunakan untuk menangkap ikan cakalang yang didaratkan di Kota Kendari adalah pukat cincin, huhate,
pancing tonda, pancing ulur. Alat tangkap yang dijadikan standar adalah huhate. Hasil analisis CPUE
diperoleh nilai CPUE standar rata rata tahun 2008 – 2017 sebesar 5.06 ton/trip. Nilai CPUE ikan cakalang yang
didaratkan di Kota Kendari cenderung berfluktuasi CPUE tertinggi terjadi pada tahun 2015. Rata rata tingkat
pemanfaatan sumber daya ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) yang didaratkan di Kota Kendari sebesar
46,35% nilai ini masih di bawah nilai MSY. Jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) sebesar 15826.023
ton/tahun dengan JTB rata rata 57,94 %, hal ini menunjukkan bahwa hasil tangkapan ikan cakalang yang
didaratkan di Kota Kendari masih dibawah nilai jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB).

Kata Kunci: Ikan cakalang (Katsuwonus Pelamis), CPUE, tingkat pemanfaatan, jumlah tangkapan yang
diperbolehkan (JTB), Kota Kendari

DOI: http://dx.doi.org/10.33772/jspi.
32 Andi Sry H.W. Dopu et al.
JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN / Journal of Fishery Science and
Innovation
Vol. 3, No. 1, 26-31, Januari 2019

PENDAHULUAN Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini


mencoba menganalisis CPUE (Catch per Unit Effort)
Sumber daya perikanan laut merupakan aset ikan cakalang yang di daratkan di Kota Kendari,
bangsa yang harus dimanfaatkan secara bijaksana. menganalisis status pemanfaatannya serta
Meskipun sumber daya tersebut bersifat dapat pulih menentukan jumlah tangkapan yang diperbolehkan
(renewable), namun tingkat kecepatan pemulihannya (JTB) mengingat tingginya tingkat kebutuhan
dapat saja tidak seimbang dengan laju masyarakat di Sulawesi Tenggara terhadap sumber
pemanfaatannya. Status pemanfaatan yang berlebihan daya ikan cakalang serta menyusun strategi rencana
di beberapa perairan, maka dapat dikatakan bahwa pengelolaan ikan cakalang.
penurunan produksi tangkapan per upaya akan terjadi
METODE PENELITIAN
di daerah-daerah itu karena jumlah ikan yang
tertangkap telah melebihi kemampuan sumber daya Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret
untuk melakukan rekruitmen. sampai bulan Mei 2018. Pengambilan data hasil
Tantangan untuk memelihara sumber daya secara tangkapan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS)
berkelanjutan merupakan permasalahan yang cukup Kendari dan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)
kompleks dalam pembangunan perikanan. Sodohoa Kendari Sulawesi Tenggara.
Pembangunan perikanan dikategorikan sebagai Pengumpulan data primer dilakukan dengan
sumber daya yang dapat pulih, namun pertanyaan menggunakan metode survei dan observasi langsung
yang sering muncul adalah seberapa besar ikan yang di lapangan melalui wawancara (faceto face
dapat dimanfaatkan tanpa harus menimbulkan interviews) dan pengamatan di lapangan.
dampak negatif untuk masa yang akan datang Data sekunder yang dikumpulkan berupa data
“keberlanjutan” merupakan kata kunci dalam produksi dan upaya/trip penangkapan ikan cakalang
pembangunan perikanan yang diharapkan dapat kurun waktu 10 tahun terakhir (2008 – 2017) yang
memperbaiki kondisi sumber daya dan kesejahteraan diperoleh dari informasi Data Statistik tahunan PPS
masyarakat perikanan itu sendiri Kendari dan PPI Sodohoa.
Sumber daya ikan di perairan Laut Banda sendiri
Analisis Data
terdiri dari kelompok ikan pelagis besar, pelagis
kecil, demersal, molusca dan kerang kerangan. 1. CPUE
Sumber daya ikan pelagis besar salah satunya adalah Menghitung CPUE dengan melakukan standarisasi
cakalang. Potensi ikan cakalang di perairan Laut alat tangkap terlebih dahulu. Rumus yang digunakan
Banda merupakan sebuah peluang yang harus untuk mengetahui nilai CPUE adalah sebagai berikut
dimanfaatkan secara terkontrol. (Gulland 1983).
Ikan cakalang yang didaratkan di Kota Kendari (1) Menghitung produktivitas masing-masing alat
merupakan sebuah peluang yang harus dimanfaatkan
secara baik bagi peningkatan kesejahteraan nelayan,
Keterangan :
sehingga pemanfaatannya harus dilaksanakan secara
ci : Hasil tangkapan ke-i (ton)
terkontrol. Kota Kendari merupakan salah satu basis
fi : Upaya penangkapan alat tangkap ke- i (trip)
perikanan tangkap yang berhadapan langsung dengan
CPUEi : Hasil tangkapan per unit upaya alat
Laut Banda. Di Wilayah ini terdapat dua pelabuhan
tangkap ke-i (ton/trip) kemudian
perikanan yaitu Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS)
(2) Menghitung FPI alat tangkap lain dengan
Kendari dan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)
membagi produktivitas (CPUE) masing-masing
Sodohoa. Kedua pelabuhan tersebut merupakan basis
alat tangkap tersebut terhadap produktivitas
perikanan tangkap bagi nelayan. Sumber daya ikan
(CPUE) alat yang paling tinggi (alat tangkap
yang melimpah tersebut tidak memberikan dampak
standar).
ekonomi jangka panjang jika tidak dikelola dengan
(3) Menghitung FPI masing-masing alat tangkap
baik. Salah satu upaya yang diperlukan adalah
yang telah distandarisasi dengan mengalikan
dengan penyiapan basis data dan informasi kondisi
jumlah alat tangkap yang ada dengan FPI alat
sumber daya ikan cakalang agar sumber daya tersebut
tersebut.
tidak mengalami over fishing.
(4) Menghitung CPUE standar
Andi Sry H.W. Dopu et al. 33
JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN / Journal of Fishery Science and Innovation
Vol. 3, No. 1, 31-38, Januari 2019

2. Pemanfaatan Sumber daya Ikan Cakalang Tingkat pemanfaatan menurut Komisi


Untuk mengetahui status tingkat pemanfaatan Pengkajian Stok Sumber Daya Ikan Laut Nasional
dengan menggunakan (1998), dibagi atas empat bagian yaitu tahap rendah
Analisis Surplus Produksi (Model Schaefer) (0-33,3%), berkembang (33,4-66,7%), padat tangkap
Analisis terhadap hubungan antara upaya (66,8-100%), dan lebih tangkap (> 100%).
penangkapan (effort) dengan CPUE ikan cakalang
3. Analisis Jumlah Tangkapan yang Diperbolehkan
diperoleh dengan menggunakan analisis kuadrat
(JTB)
terkecil, yaitu dengan cara meminimumkan error.
Hubungan fungsi tersebut adalah : Menyatakan bahwa jumlah tangkapan yang
Y = α + βx + e diperbolehkan (JTB) adalah 80% dari potensi lestari
Keterangan : (Nikujuluw, 2002; Dahuri, 2010). Oleh karena itu,
Y : peubah tak bebas (CPUE) dalam ton/trip JTB dapat dihitung dengan menggunakan rumus
X : peubah bebas (effort) dalam trip sebagai berikut:
E : simpangan JTB = MSY x 80 %
α, β : parameter regresi penduga nilai a dan b

Kemudian diduga dengan fungsi dugaan yaitu : HASIL DAN PEMBAHASAN


Ý = a + bx
∑ ∑ ∑ Dalam perhitungan CPUE dilakukan standarisasi
∑ ∑ alat tangkap terlebih dahulu karena berdasarkan data
∑ ∑ ∑ ∑ produksi terjadi lebih dari satu alat tangkap yang
biasa digunakan untuk menangkap ikan cakalang.
∑ ∑ Standarisasi alat tangkap perlu dengan mengetahui
Keterangan: jumlah trip sehingga nantinya akan didapatkan nilai
a : Intersep (titik perpotongan garis regresi CPUE masing-masing alat tangkap sehingga akan di
dengan sumbu y); ketahui nilai FPI ( Budiasih D dan Dian AN, 2015).
b : Slope (kemiringan) dari garis regresi Berdasarkan data produksi ikan cakalang yang
Setelah diketahui nilai a dan b, selanjutnya didaratkan di Kota Kendari dan jumlah trip dari
dapat ditentukan beberapa persamaan yang masing masing alat tangkap maka dapat dihitung nilai
diperlukan, antara lain adalah (Sparre & Venema, produktivitas masing masing alat tangkap dengan
1992) : rumus Catch (produksi) tiap alat tangkap dibagi
(1) Hubungan antara CPUE dengan upaya dengan effort (trip) tiap alat tangkap. Hasil analisis
penangkapan (f) : bahwa huhate merupakan alat tangkap standar yang
CPUE = a + bf digunakan untuk menangkap ikan cakalang yang
(2) Hubungan antara hasil tangkapan (c) didaratkan di Kota Kendari karena memiliki nilai
dengan upaya penangkapan produktivitas tertinggi di banding alat tangkap, pukat
c = CPUE x f cincin, pancing tonda dan pancing ulur.
c = af + bf2
(3) Upaya penangkapan optimum (fopt
⁄ Tabel 1. Produktivitas alat tangkap ikan cakalang
(4) Maximum Sustainable Yield (MSY) yang didaratkan di kota Kendari tahun 2008-2017
tangkapan optimum Trip Alat tangkap
⁄ Tahun Pukat Pancing Pancing
Huhate Cincin tonda Ulur Others
(5) Tingkat Pemanfaatan 3.99 0.82 1.12 0.11 0.00
2008
TPc = x 100 % 2009 5.21 5.06 0.94 0.40 0.00
2010 5.52 3.45 2.68 0.73 0.042
Keterangan: 2011 4.69 2.83 2.13 0.18 0.00
TPc : Tingkat pemanfaatan pada tahun ke-i (%); 2012 3.36 2.86 1.75 0.29 0.00
ci : Hasil tangkapan tahun ke-i (ton). 2013 3.72 5.09 2.33 0.74 0.00
2014 5.65 2.77 5.34 3.75 0.00
34 Andi Sry H.W. Dopu et al.
JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN / Journal of Fishery Science and
Innovation
Vol. 3, No. 1, 26-31, Januari 2019

Trip Alat tangkap FPI Alat Tangkap


Tahun Pukat Pancing Pancing Tahun Pukat Pancing Pancing
Huhate Cincin tonda Ulur Others Huhate Cincin tonda Ulur Other
2015 7.29 5.14 3.06 1.50 2.21
Jumlah 10.00 7.56 4.75 1.76 1.85
2016 4.93 3.44 2.52 1.04 2.30 Rata
1.00 0.76 0.47 0.18 0.18
6.20 6.46 2.03 0.77 6.65 Rata
2017
Sumber : Data tahunan PPS Kendari dan PPI Sodohoa tahun 2008- 2017,
Jumlah 50.56 37.93 23.89 9.51 11.19 diolah.
Rata
5.06 3.79 2.39 0.95 1.12
Rata
Sumber : Data tahunan PPS Kendari dan PPI Sodohoa tahun 2008- 2017, Berdasarkan Tabel 2, huhate sebagai alat tangkap
diolah standar mempunyai nilai FPI tetap sepanjang tahun
yaitu 1. Nilai FPI huhate setiap tahun memiliki nilai
Pada Tabel 1 Nilai Produktivitas dari tiap alat 1 di karenakan huhate memiliki nilai CPUE tertinggi
tangkap terlihat bahwa yang paling tinggi adalah setiap tahunnya sehingga dijadikan alat tangkap
huhate. Setelah didapatkan nilai produktivitas tiap standar . Nilai FPI tersebut selanjutnya digunakan
alat tangkap, maka dilakukan standarisasi alat untuk menghitung effort standar. Kemudian
tangkap, diawali dengan memilih alat tangkap yang dilakukan perhitungan effort standar dengan rumus :
menjadi alat tangkap standar. Senada dengan hasil FPI Total Tahunke I x trip alat tangkap standar
penelitian Malik AA, et.al (2013) di Selat Makassar tahunke i. Perhitungan masing-masing tahun terlihat
yang menggunakan alat tangkap huhate (pole and pada Tabel 3.
line) sebagai alat tangkap standar adalah
Penyesuaian alat tangkap standar dilakukan, Tabel 3. Hasil perhitungan effort standar alat tangkap
karena daerah tropis seperti Indonesia, dapat ikan cakalang
menangkap banyak spesies ikan dengan karakteristik Effort Standar Alat tangkap Jumlah
ikan yang dapat sangat berbeda, yaitu ikan demersal Tahun Pukat Pancing Pancing (total
dan ikan pelagis. Agar model surplus produksi dapat Huhate Cincin tonda Ulur Other Effort)

diterapkan, maka dilakukan penyesuaian dengan cara 2008 259 219.58 45.69 9.1 0.0 533.38
melakukan standarisasi semua jenis alat tangkap 2009 378 798.17 126.13 34.9 0.0 1337.21
terhadap salah satu jenis tertentu (Saputra 2009). 2010 416 1767.09 73.23 22.5 0.04 2278.89
Menurut Saputra (2009), penentuan alat tangkap 2011 341 1638.25 136.65 13.8 0.00 2129.66
standar dengan memperhatikan target utama yaitu 2012 348 2290.63 125.56 18.8 0.00 2782.95
ikan cakalang dengan ketersediaan data yang runtun 2013 414 2071.68 207.00 32.8 0.00 2725.50
waktu. Maka di pilihlah huhate sebagai alat tangkap
2014 305 875.09 186.99 131.9 0.00 1498.97
standar yang memiliki nilai Fishing Power Index atau
2015 250 633.50 87.74 75.0 4.5 1050.74
FPI=1
2016 294 1132.61 71.96 41.7 41.9 1582.19
Tabel 2. Nilai FPI tiap alat tangkap dan huhate 2017 350 2186.57 29.47 53.5 62.1 2681.66
sebagai alat tangkap standar Jumlah 3355 13613.16 1090.43 433.89 108.67 18601.15
Rata-
FPI Alat Tangkap rata 335.50 1361.32 109.04 43.39 10.87 1860.12
Tahun Pukat Pancing Pancing Sumber: Data tahunan PPS dan PPI kendari dari tahun 2008 – 2017 diolah
Huhate Cincin tonda Ulur Other
2008 1.00 0.20 0.28 0.03 0.00
Setelah didapatkan nilai trip standar dari masing-
2009 1.00 0.97 0.18 0.08 0.00
masing alat tangkap maka nilai catch per unit effort
2010 1.00 0.63 0.48 0.13 0.01
(CPUE) yang telah di standarisasi dapat di hitung.,
2011 1.00 0.60 0.45 0.04 0.00
terlihat pada Tabel 4.
2012 1.00 0.85 0.52 0.09 0.00 Berdasarkan Tabel 4 bahwa pada tahun 2008-
2013 1.00 1.37 0.63 0.20 0.00 2010 terjadi peningkatan produksi yaitu dari 2129,41
2014 1.00 0.49 0.94 0.66 0.00 ton menjadi 12574,10 ton, hal ini disebabkan karena
2015 1.00 0.70 0.42 0.21 0.30 adanya peningkatan upaya penangkapan ikan dari
2016 1.00 0.70 0.51 0.21 0.47 533,38 trip menjadi 2278,89 trip. Pada tahun 2011
2017 1.00 1.04 0.33 0.12 1.07 terjadi penurunan produksi dan penurunan upaya
Andi Sry H.W. Dopu et al. 35
JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN / Journal of Fishery Science and Innovation
Vol. 3, No. 1, 31-38, Januari 2019

penangkapan, pada tahun 2012 upaya yang dilakukan Berdasarkan Gambar 1. Diperoleh nilai CPUE
meningkat tetapi produksi yang dihasilkan menurun, ikan cakalang tertinggi pada tahun 2015 yaitu 7.29
hal ini menandakan adanya tekanan, hal ini sesuai ton/trip dan terendah pada tahun 2012 yaitu 3.36
dengan peryataan Gulland (1983) bahwa bila ton/trip. Nilai CPUE tersebut berfluktuatif dari tahun
ketersediaan ikan berkurang akibat upaya 2008 - 2017. Hal ini terjadi karena selama periode
penangkapan meningkat maka produktivitas pada tahun tersebut terjadi penambahan dan pengurangan
setiap unit penangkapan dipengaruhi banyak faktor, jumlah upaya penangkapan (effort).
namun faktor utama adalah keuntungan ekonomi. Pada Gambar 1 terlihat bahwa tahun 2014 CPUE
mulai mengalami peningkatan produksi dan puncak
produksi terjadi pada tahun 2015 sebesar 7.29 ton/trip
Tabel 4. Produksi total, effort standar, dan CPUE
hal ini dapat disebabkan karena dampak dari
standar
moratorium yang di keluarkan oleh Kementerian
Produksi Kelautan dan Perikanan, dimana pada Gambar 4
Tahun Total Effort Standar CPUE S terlihat bahwa tahun 2014 sampai 2015 terjadi
penurunan produksi penangkapan dan penurunan
Ton (Trip) Ton/Trip
jumlah upaya/trip, penurunan produksi penangkapan
2008 2,129.41 533.38 3.99
tersebut dikarenakan berkurangnya jumlah armada
2009 6970.13 1337.21 5.21
yang berukuran besar sehingga mempengaruhi
2010 12574.10 2278.89 5.52 produksi penangkapan. Menurut hasil penelitian
2011 9989.11 2129.66 4.69 Artika.Z.R dkk (2016) pada sektor perikanan di PPS
2012 9339.37 2782.95 3.36 Bitung terjadi penurunan volume hasil tangkapan
2013 10126.28 2725.50 3.72 ikan, penurunan produksi tangkapan terlihat semenjak
2014 8474.53 1498.97 5.65 diberlakukannya kebijakan moratorium dimana
2015 7663.86 1050.74 7.29 produksi penangkapan ikan turun sebesar 59,39 % di
2016 7801.99 1582.19 4.93 tahun 2015, hal ini karena adanya penurunan kegiatan
2017 16,630.23 2681.66 6.20 penangkapan sebesar 28,71%.
Total 91699.01 18601.15 50.56 Pada tahun 2012 - 2015 terjadi peningkatan
Rata rata 9169.90 1860.12 5.06 CPUE dan tertinggi tahun 2015 merupakan indikasi
yang berkaitan dengan upaya penangkapan yang
Sumber : Data tahunan PPS Kendari dan PPI Sodohoa tahun 2008- 2017,
diolah menurun dan ketersediaan ikan di alam melimpah,
Hal ini juga memungkinkan untuk sumber daya ikan
Berdasarkan nilai CPUE tiap tahun yang didapat melakukan pemulihan. CPUE dipengaruhi oleh
maka dapat dilihat fluktuasi nilai CPUE tersebut dari banyaknya effort yang dilakukan sepanjang tahun
tahun 2008-2017 seperti pada Gambar 1. tersebut untuk menghasilkan produksi. Grafik diatas
menggambarkan hasil CPUE standar yang didapat
dari perbandingan produksi ikan cakalang dengan
effort standar, selanjutnya effort standard dan CPUE
standart di analisis untuk mengetahui nilai korelasi
antara keduanya. Hasil analisis effort standard dan
CPUE standar dapat dilihat dalam gambar berikut.
Hasil analisis menghasilkan persamaan linier y =
-0,00043x +5,87, ini menunjukkan bahwa konstanta
(a) sebesar 5,37 menyatakan bahwa jika tidak ada
effort, maka potensi yang tersedia di alam masih
sebesar 5,37 ton/trip. Koefisien regresi (b) sebesar -
0,00043 menyatakan hubungan negatif antara
Sumber: Data tahunan PPS Kendari dan PPI Sodohoa tahun 2008- produksi dengan effort bahwa setiap pengurangan 1
2017, diolah
trip akan menyebabkan CPUE naik sebesar 0,00043
Gambar 1. Grafik Fluktuasi CPUE Ikan Cakalang ton/trip, begitu pula sebaliknya. Koefisien
yang didaratkan di Kota Kendari Tahun 2008-2017 determinasi (R²) sebesar 0,079 atau 7,9% menyatakan
36 Andi Sry H.W. Dopu et al.
JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN / Journal of Fishery Science and
Innovation
Vol. 3, No. 1, 26-31, Januari 2019

bahwa naik turunnya CPUE 7,9% dipengaruhi oleh Produksi Total Effort Standar CPUE S
Tahun
nilai effort, sedangkan 7,9% dipengaruhi oleh faktor Ton (Trip) Ton/Trip
lain. 2017 16,630.23 2681.66 6.20
Total 91699.005 18601.15 50.56
Rata rata 9169.90 1860.12 5.06
MSY 19782.529
Fopt 6745.942
Sumber: Data laporan tahunan PPS Kendari dan PPI Sodohoa 2008-2017
diolah

Pada Tabel 5. Jumlah produksi tangkapan yang


dihasilkan dari tahun 2008 sampai 2017 belum
mencapai nilai tangkapan maksimum (MSY) dan
upaya penangkapan yang dilakukan belum melebihi
upaya penangkapan optimum. Pada tahun 2012-2015
Gambar 2. Hubungan Effort Standard dan CPUE terjadi pemulihan sumber daya ikan cakalang, dimana
Standar nilai CPUE semakin meningkat, itu menandakan
adanya upaya untuk memulihkan sumber daya,
Menurut Sparre dan Veneme (1999), nilai (b) dimana pada tahun 2014-2015 terjadi pengurangan
menunjukkan besarnya konstanta penambahan CPUE trip dalam penangkapan. Hal ini sesuai dengan
yang akan ditimbulkan pada penambahan satu unit penelitian Anindiyas dkk (2016) bahwa pemulihan
upaya penangkapan. Nilai b harus negatif bila hasil sumber daya ikan lemuru di Selat Bali pada tahun
tangkapan per upaya (CPUE) menurun untuk setiap 2011-2015 terjadi ditandai dengan letak titik CPUE
penambahan upaya. bergerak ke atas yang menandakan adanya upaya
untuk memulihkan sumber daya dengan cara
Status Pemanfaatan Sumber Daya Ikan Cakalang mengurangi jumlah trip dalam penangkapan.
yang didaratkan Di Kota Kendari
Tabel 6. Persentase produksi sumber data ikan
Maximum Sustainable Yield (MSY) cakalang berdasarkan nilai MSY
Berdasarkan analisis data didapatkan nilai hasil Produksi
tangkapan MSY ikan cakalang yang didaratkan di Tahun (Ton) MSY
2008 2129.41 10.76%
Kota Kendari sebesar 19782.529 ton per tahun. Hasil 2009 6970.13 35.23%
tangkapan antara tahun 2008 sampai dengan 2017 2010 12574.095 63.56%
masih berada di bawah nilai MSY, nilai tangkapan 2011 9989.11 50.49%
tertinggi pada tahun 2017 yaitu sebesar 16630.23 ton. 2012 9339.37 47.21%
2013 10126.28 51.19%
Tabel 5. Nilai CPUE standar, dan effort standar, 2014 8474.53 42.84%
MSY,Fopt. 2015 7663.86 38.74%
Produksi Total Effort Standar CPUE S 2016 7801.99 39.44%
Tahun
2017 16630.23 84.07%
Ton (Trip) Ton/Trip
Rata-rata 9169.9005 46.35%
2008 2,129.41 533.38 3.99
MSY 19782.529
2009 6,970.13 1337.21 5.21 Sumber: Data laporan tahunan PPS Kendari dan PPI Sodohoa 2008-2017
2010 12,574.10 2278.89 5.52 diolah
2011 9,989.11 2129.66 4.69 Berdasarkan Tabel 6 terlihat bahwa rata-rata
2012 9,339.37 2782.95 3.36 produksi ikan cakalang yang didaratkan di Kota
2013 10,126.28 2725.50 3.72 Kendari dalam kurun waktu 10 tahun, dari tahun 2008
2014 8,474.53 1498.97 5.65 sampai 2017 sebesar 46.35%, Berdasarkan data
2015 7,663.86 1050.74 7.29 tersebut terlihat bahwa nilai produksi tangkapan ikan
2016 7,801.99 1582.19 4.93
Andi Sry H.W. Dopu et al. 37
JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN / Journal of Fishery Science and Innovation
Vol. 3, No. 1, 31-38, Januari 2019

cakalang yang didaratkan di Kota Kendari masih di 2008 sampai dengan tahun 2017 dapat dilihat pada
bawah nilai MSY. gambar berikut ini.

46,35%

Gambar 3. Grafik rata rata pemanfaatan ikan


cakalang berdasarkan nilai MSY.
Upaya Optimum
Berdasarkan persamaan hubungan antara upaya
penangkapan dengan CPUE didapatkan persamaan Gambar 4 Fluktuasi tingkat pemanfaatan ikan
hubungan antara upaya penangkapan dengan hasil cakalang yang didaratkan di Kota Kendari (PPS
tangkapan dengan cara mengalikan kedua sisi dengan Kendari dan PPI sodohoa) tahun 2008 – 2017
f (upaya) sehingga diperoleh nilai upaya optimum,
yaitu tingkat upaya optimum untuk menangkap ikan Berdasarkan Gambar 4 diketahui bahwa
cakalang yang didaratkan di Kota Kendari sebesar Tingkat pemanfaatan rata-rata dari tahun 2008 -2017
6744,942 trip/tahun sebagaimana disajikan pada sebesar 46,35% dari nilai MSY artinya sudah perlu
Tabel 5 nilai rata-rata upaya penangkapan masih adanya pengelolaan terhadap pengoptimalan terhadap
dibawah nilai upaya optimum yaitu 1860,12 trip. keseimbangan antara populasi ikan cakalang dengan
Tahun 2008 hingga 2012 upaya penangkapan ikan kelayakan usaha produksi agar tetap berkelanjutan.
cakalang yang didaratkan di Kota Kendari mengalami Tingkat pemanfaatan ikan cakalang yang didaratkan
peningkatan upaya penangkapan dan tahun 2014 di Kota Kendari berada pada kategori padat tangkap.
sampai dengan 2015 terjadi penurunan upaya yaitu
1498.97 trip dan 1050,74, kemudian meningkat lagi Jumlah Tangkapan yang Diperbolehkan
pada tahun 2016 dan 2017. Agar dapat lebih Hasil analisis jumlah tangkapan yang
optimum perlu dilakukan pengoptimalan unit diperbolehkan (JTB), diperoleh nilai sebesar
penangkapan ikan menurut skala ruang, kapasitas 15826.023 Ton/Tahun. JTB merupakan Jumlah stok
kapal, daerah penangkapan ikan (spasial) dan musim ikan cakalang yang dapat dimanfaatkan sebesar 80%
penangkapan (temporal). Pengoptimalan jumlah dari MSY. Nilai Pengurangan dan penambahan
upaya penangkapan dapat dilakukan. produksi tangkapan ikan cakalang yang didaratkan di
Berdasarkan perbandingan antara hasil Kota Kendari mengacu pada nilai JTB disajikan pada
tangkapan lestari dengan hasil tangkapan aktual Tabel 7 berikut ini
bahwa hasil tangkapan yang diperbolehkan masih
dibawah potensi lestari, jumlah rata-rata upaya Tabel 7. Jumlah tangkapan yang diperbolehkan
penangkapan masih dibawah nilai upaya penangkapan terhadap sumber daya ikan cakalang yang didaratkan
optimum. di Kota Kendari (PPS Kendari dan PPI Sodohoa)
Tingkat Pemanfaatan
Tahun Produksi (Ton) JTB
Nilai tingkat pemanfaatan dapat digunakan untuk 2008 2129.41 13.46%
menduga secara umum kondisi ikan yang didaratkan 2009 6970.13 44.04%
di PPS dan PPI Kota Kendari, apakah masih bisa
2010 12574.095 79.45%
dioptimalkan atau telah melebihi produksi maksimum
2011 9989.11 63.12%
lestari (over fishing). Tingkat pemanfaatan ikan
2012 9339.37 59.01%
cakalang yang didaratkan di Kota Kendari dari tahun
38 Andi Sry H.W. Dopu et al.
JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN / Journal of Fishery Science and
Innovation
Vol. 3, No. 1, 26-31, Januari 2019

Tahun Produksi (Ton) JTB kabupaten sukabumi Jawa Barat. Jurnal


2013 10126.28 63.98%
Agriekonomika, Vol 4.
Dahuri, R. 2010. Meningkatkan Kesejahteraan
2014 8474.53 53.55%
Masyarakat Perikanan Secara
2015 7663.86 48.43%
Berkelanjutan.http://dahuri.wordpress.com/2010/
2016 7801.99 49.30%
02/13/meningkatkan kesejahteraan masyarakat
2017 16630.23 105.08% perikanan secara berkelanjutan/(15 juli 2012).
Rata-rata 9169.9005 57.94% Majalah Samudra.Ed. 82.
JTB 15826.023 Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Sulawesi
Sumber : Data tahunan PPS Kendari dan PPI Sodohoa 2008-2017 diolah Tenggra. 2017. Data tahunan PPS Kendari.
Kendari.
Berdasarkan data tangkapan ikan cakalang Gulland, JA. 1983. FishStockAssesment. AManual
(Katsuwonus Pelamis) yang didaratkan di Kota of Basic Methods. JohnWiley and Sons.
Kendari dalam kurun 10 tahun terlihat bahwa JTB Inc.NewYork.
yang di perbolehkan berkisar 15826.023 ton/thn. Dari Malik. AA, Setiawati H, Sahabuddin. 2013.
nilai pemanfaatan ikan cakalang berdasarkan nilai Keragaan dan alokasi optimum alat penangkapan
JTB ikan cakalang yang didaratkan di Kota Kendari cakalang di Perairan Selat Makassar. Jurnal.
dikategorikan sebagai padat tangkap berkisar 66.8% - Universitas Muhammadia pare pare.
100 %).
Nikijulluw, V.P.H. 2002. Rezim Pengelolaan
Suberdaya Perikanan. PT. Pustaka Cedisindo.
KESIMPULAN
Jakarta.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan : Hasil Saputra, SW. 2009. Status Pemanfaatan Lobster
analisis tingkat upaya penangkapan catch per unit (Panalirus SP). Diperairan kebumen. Jurnal
effort (CPUE) standar ikan cakalang (Katsuwonus Saintek Perikanan.
Pelamis) yang didaratkan di Kota Kendari rata rata Sparre, P., SC. Venema. 1999. Introduksi Pengkajian
sebesar 5.06 ton/trip; Nilai MSY ikan cakalang yang Stok Ikan Tropis. Buku I(Manual). FAO. Roma.
didaratkan di Kota Kendari sebesar 19782,529 ton, Diterjemahkan oleh Pusat Penelitian dan
produksi ikan cakalang yang didaratkan di Kota Pengembangan Perikanan, Badan Litbang
Kendari masih di bawah nilai MSY. Tingkat Pertanian Jakarta.
pemanfaatan dikategorikan berkembang; Jumlah
tangkapan yang diperbolehkan (JTB), diperoleh nilai
sebesar 15826.023 Ton/Tahun. Status pemanfaatan
belum mencapai jumlah JTB, namun perlunya prinsip
kehati-hatian dalam pemanfaatannya.

DAFTAR PUSTAKA

Artika, ZR, Bintang DC, Mochammad N. 2016.


Implikasi Kebijakan Moratorium Perizinan Usaha
Perikanan Tangkap Terhadap Sektor Perikanan
Di Bitung. Jurnal. Pusat Penelitian Ekonomi LIPI
Anindyas L, Dian W, & Bogi B. 2016. Analisis
CPUE dan tingkat pemanfaatan sumberdaya
perikanan lemuru (sardinella) di Perairan Selatan
Bali. Jurnal FPIK undip semarang.
Budiasih D., Dian AN. 2015. CPUE dan tingkat
pemanfaatan perikanan cakalang (katsuwonus
Pelamis) di sekitar teluk pelabuhan ratu,

View publication stats

You might also like