You are on page 1of 6

JHECDs, 2 (2), 2016, hal.

33-38

Penelitian

Prevalensi Soil Transmitted Helminth di 10 sekolah dasar Kecamatan


Labuan Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah

Soil Transmitted Helminth at 10 elementry school in Labuan Sub


District Donggala District Central Sulawesi

Samarang*, Made Agus Nurjana, Phetisya Pamela Frederika Sumolang


Balai Litbang P2B2 Donggala, Kementerian Kesehatan RI
Jl. Masitudju No. 58 Desa Labuan Panimba, Kec. Labuan, Kab. Donggala
*Korespondensi: samarangp@gmail.com
DOI : 10.22435/jhecds.v2i2.5628.33-38

Tanggal masuk 24 Oktober 2016, Revisi pertama 06 Desember 2016, Revisi terakhir 28 Desember 2016, Diterima 04
Januari 2017, Terbit daring 23 Maret 2017

Abstract. Intestinal worm infections in children of primary school age is the highest prevalence in the case of worm infestation,
especially in group Soil Transmitted helminths (STH) infections that lumbricoides Ascaris (roundworm), Hook worms (hookworms)
and Trichiuris trichiura (whipworm). As a result of this worm infection can affect child growth and development, among others, the
nutritional status, memory, and anemia. The research looked at the rate of intestinal worm infections in children in ten primary
schools in the Labuan district Donggala regency, Central Sulawesi. The research was conducted in the month of January 2012, 241
samples were obtained using cluster sampling method is simple: the entire elementry school in the Labuan district randomized to
then selected 10 primary and elementary school children throughout the class IV, V and VI were sampled. The activity was a survey
stool, stool samples were collected checked by using the direct method. Results of the study are of 241 stool samples examined
elementry school children 9,13% of girls infected with intestinal worms and 7.88% boys, with the highest incidence at SDN 1 Labuan
is 44.44% with the highest worm species was Ascaris lumricoides (roundworm) 6.22%. It was concluded that the intestinal worm
infections in children grade IV, V, and VI in Labuan district occurs more frequently in girls, with the highest infection at SDN 3
Labuan was almost half of the total sample.
Keywords : Intestinal worm, Children of primary school, Soil transmitted helminth.

Abstrak. Infeksi cacing usus pada anak usia sekolah dasar merupakan prevalensi tertinggi dalam kasus kecacingan terutama
pada golongan Soil Transmitted Helminth (STH) yaitu infeksi Ascaris lumricoides (cacing gelang), Hook worm (cacing tambang)
dan Trichiuris trichiura (cacing cambuk). Akibat dari infeksi kecacingan ini dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak antara
lain pada status gizi, daya ingat, dan anemia. Penelitian ini melihat prevalensi cacing usus pada anak di sepuluh sekolah dasar
di Kecamatan labuan kabupaten Donggala Sulawesi Tengah. Penelitian dilaksanakan di bulan Januari 2012, sebanyak 241
sampel diperoleh dengan menggunakan metode cluster sampling sederhana yaitu seluruh Sekolah Dasar di kecamatan labuan
diacak untuk kemudian dipilih 10 SD dan seluruh anak SD kelas IV, V dan VI diambil sebagai sampel. Kegiatan yang
dilakukan adalah survei tinja, sampel tinja yang terkumpul diperiksa dengan menggunakan metode langsung (direct). Hasil
penelitian yaitu dari 241 sampel tinja anak sekolah dasar yang diperiksa ditemukan sebanyak 17% terinfeksi kecacingan,
prevalensi kecacingan pada anak perempuan sebanyak 9,13% dan 7,88% pada anak laki-laki. Prevalensi tertinggi ditemukan
pada SDN 1 Labuan yaitu 44,44%, sedangkan spesies cacing terbanyak yaitu pada jenis cacing Ascaris lumricoides (cacing
gelang) 6,22%. Disimpulkan bahwa infeksi cacing usus pada anak SD kelas IV, V, dan VI di Kecamatan labuan lebih banyak
terjadi pada anak perempuan, dengan infeksi tertinggi di SDN 3 Labuan yaitu hampir setengah dari jumlah sampel.
Kata kunci : Kecacingan, Anak Sekolah Dasar, Soil Transmitted Helminth.

DOI : 10.22435/jhecds.v2i2.5628.33-38
Cara sitasi : Samarang, Nurjana MA, Sumolang PPF. Prevalensi Soil Transmitted Helminth di 10 sekolah
(How to cite) dasar Kecamatan Labuan Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah. J.Health.Epidemiol.
Commun.Dis. 2016;2(2): 33-38.

33
Samarang, M A Nurjana, P P F Sumolang Prevalensi STH di 10 sekolah dasar di.....

Pendahuluan akibat berkurangnya energi protein, karbohidrat


dan dapat menyebabkan anemia.9
Infeksi kecacingan masih merupakan problem
kesehatan yang terabaikan di kalangan masyarakat Berdasarkan akibat yang ditimbulkan dari infeksi
pekerja maupun individu, karena infeksi kecacingan kecacingan pada usia anak sekolah diatas maka
kurang diperhatikan dan penyakitnya bersifat peneliti merasa perlu melakukan penelitian
kronis tanpa menimbulkan gejala klinis yang jelas kecacingan di Sekolah Dasar Kecamatan Labuan.
serta dampak yang ditimbulkannya baru terlihat Tujuan umum penelitian adalah untuk mengetahui
dalam jangka panjang seperti kekurangan gizi, prevalensi soil transmitted helminth pada anak
gangguan tumbuh kembang dan gangguan kognitif Sekolah Dasar di Kecamatan Labuan, Kabupaten
pada anak.1 Sebanyak 300 juta kasus kecacingan Donggala. Hasil penelitian ini dapat digunakan
diperkirakan masih terjadi di dunia, baik infestasi sebagai data dasar pada kegiatan Usaha Kesehatan
tunggal maupun infestasi campuran dengan 150 Sekolah (UKS) yang bekerjasama dengan
ribu kematian pertahun.2 Infeksi cacing terdapat Puskesmas Labuan dalam pengendalian infeksi
luas di daerah yang beriklim tropis, terutama di kecacingan pada anak Sekolah Dasar.
pedesaan, daerah kumuh, dan daerah yang padat
penduduknya.3 Metode
Upaya pemberantasan dan pencegahan penyakit Penelitian ini menggunakan desain cross sectional
kecacingan di Indonesia secara nasional dimulai dengan pendekatan kuantitatif. Metode penentuan
tahun 1975, dengan perioritas peningkatan sampel Sekolah Dasar menggunakan metode
perkembangan kualitas hidup anak. Upaya ini cluster sampling sederhana.10 sedangkan pemilihan
berhasil menurunkan prevalensi kecacingan dari responden menggunakan total sampling yaitu
78,6% tahun 1978 menjadi 8,9% tahun 2003.4 untuk seluruh anak SD kelas IV, V dan VI diambil
Diketahui infeksi kecacingan dengan prevalensi sebagai sampel, pada anak umur 8-14 tahun pada
tertinggi terdapat pada anak-anak usia sekolah 10 SD di Kecamatan Labuan Kabupaten Donggala
dasar yang merupakan modal utama pembangunan Sulawesi Tengah. Anak SD kelas I, II, III tidak
di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan diikutkan dalam penelitian karena kemungkinan
dilindungi kesehatannya, dimana sekolah selain sulit bagi siswa tersebut untuk mengerti dan
berfungsi sebagai tempat pembelajaran juga dapat melakukan pengambilan sampel tinja secara
menjadi ancaman penularan penyakit jika tidak mandiri, sesuai dengan petunjuk yang ditetapkan
dikelola dengan baik.5 dalam proses pengumpulan tinja. Penelitian
dilakukan pada bulan Januari 2012.
Pada beberapa penelitian dekade terakhir tahun
2003 menunjukkan adanya kasus kecacingan Pengumpulan Tinja
dibandingkan dengan prevalensi nasional 8,9% Teknik pengumpulan sampel tinja dilakukan
seperti survei yang dilakukan oleh Loka Litbang dengan membagikan pot tinja pada seluruh anak
P2B2 Donggala pada tahun 2007 menunjukkan kelas IV, V, dan VI yang telah dilabel sesuai dengan
bahwa prevalensi A. lumbricoides 19,7% dan T. nama murid dibantu oleh guru wali kelas, cara
trichiura 1,5% pada anak di lima sekolah dasar.6 pengambilan sampel tinja dijelaskan oleh peneliti.
Data lain dari penelitian studi penyakit cacing usus Sampel tinja diambil menggunakan stik es cream
di Sulawesi Tengah tahun 2009 diperoleh proporsi sekitar 3 gram atau setengah ruas jari kelingking,
jenis cacing di Kota Palu adalah T. trichiura dimasukkan dalam pot tinja. Sampel tinja yang
sebanyak 43,01 %, A. lumbricoides 27,96%, oxiurus terkumpul keesokan harinya dikumpulkan per
vermicularis sebanyak 9,68%, dan untuk infeksi kelas melalui guru wali kelas.
campuran 1,08%. Proporsi jenis cacing di
Kabupaten Donggala ditemukan Hookworm Pemeriksaan Tinja
11,95%, A. lumbricoides 7,55%, T. trichiura 2,52%, Sampel tinja yang telah terkumpul diperiksa
dan infeksi campuran 0,63%.7 Kecacingan menggunakan metode langsung untuk mengetahui
merupakan penyakit yang berhubungan erat ada tidaknya telur cacing dalam sampel tinja.
dengan lingkungan karena dapat ditularkan melalui Metode ini merupakan metode murah, sederhana
tanah atau disebut Soil Transmitted Helminths dan cepat karena hanya menggunakan larutan lugol
(STH), dengan spesies cacing penyebabnya adalah 2% sekitar setetes yang dicampurkan dengan
cacing gelang (Ascaris lumricoides), cacing tambang sampel tinja diatas permukaan kaca benda yang
(Ancylostoma duodenale dan Necator americanus) sebelumnya telah disiapkan sekitar 1-2 mm sampel
dan cacing cambuk (Trichuris trchiura).8 Akibat dari tinja. Sampel tinja dalam pot sebelum diletakkan
infeksi kecacingan yang terjadi pada balita atau diatas permukaan kaca benda sebelumnya
anak usia sekolah dapat menyebabkan kekurangan dihomogenkan dengan mengaduk sampel tinja
gizi sehingga tumbuh kembang anak terganggu dalam pot tinja dan yang diambil dengan batang
lidi. Pemeriksaan sampel tinja dilakukan secara

34
JHECDs Vol. 2, No. 2, Desember 2016

mikroskopik menggunakan mikroskop compound Hasil


dengan pembesaran 10 x 10 untuk pencarian telur
cacing dan pencarian lapang pandang, dan untuk Infeksi kecacingan berdasarkan hasil pemeriksaan
identifikasi telur cacing menggunakan pembesaran tinja dari 10 SD, dengan jumlah sampel 241 adalah
10 x 40. sebesar 17%. Responden terdiri dari 120 anak laki-
laki dan 121 anak perempuan. Prevalensi menurut
jenis kelamin disajikan pada Gambar 1 infeksi
kecacingan pada anak perempuan sedikit lebih
tinggi dibandingkan dengan anak laki-laki.

Gambar 1. Infeksi kecacingan pada anak sekolah dasar berdasarkan jenis kelamin di 10 SD Kecamatan Labuan
Kabupaten Donggala tahun 2012

Infeksi kecacingan pada usia anak SD berdasarkan laki-laki. Jumlah anak SD yang terinfeksi cacing
jenis kelamin pada gambar 1 menunjukkan bahwa secara rinci berdasarkan SD yang disurvei disajikan
tingkat kecacingan pada anak perempuan lebih 2% pada Gambar 2.
dibandingkan dengan tingkat kecacingan pada anak

Gambar 2. Infeksi kecacingan pada 10 SD Kecamatan Labuan Kabupaten Donggala 2012.

Berdasarkan hasil pemeriksaan sampel tinja di 10 di SDN Salumbone. Spesies cacing yang
SD Kecamatan Labuan Kabupaten Donggala, menginfeksi anak SD di Kecamatan Labuan Kab.
ditemukan kasus siswa terinfeksi cacing terbanyak Donggala yaitu dapat dilihat pada Gambar 3.

35
Samarang, M A Nurjana, P P F Sumolang Prevalensi STH di 10 sekolah dasar di.....

Gambar 3. Spesies cacing yang menginfeksi anak usia SD di Kecamatan Labuan Kabupaten Donggala 2012.

Gambar 3 menunjukkan bahwa spesies cacing yang dengan anak laki-laki. Pada kenyataannya anak
menginfeksi anak SD adalah spesies dari golongan perempuan di usia Sekolah Dasar belum
soil transmitted helminth (STH) yaitu Ascaris sepenuhnya dapat menjaga kebersihan diri atau
lumricoides, Hook worm, dan Trichiuris trichiura, melakukan personal hygiene,7 hal ini merupakan
dengan infeksi tertinggi pada spesies Ascaris salah satu faktor yang mendukung tingginya
lumricoides (6,22%) untuk infeksi tunggal sedangkan prevalensi kecacingan pada anak perempuan.
pada infeksi ganda yaitu pada spesies Ascaris Berdasarkan hasil riskesdas 2010 diperoleh hasil
lumricoides dan Hook worm (2,9%). yang berbeda yaitu anak laki-laki usia sekolah kurus
lebih tinggi (13,2%) dibandingkan dengan anak
Pembahasan perempuan (11,2%).13 Hal yang sama disajikan
Pada penelitian ini ditemukan prevalensi dalam data Depkes RI 2008, prevalensi usia 6-14
kecacingan pada anak SD kelas IV, V, dan VI di tahun anak laki-laki kurus lebih besar 1%
Kecamatan Labuan Kabupaten Donggala adalah dibandingkan anak perempuan kurus (8,0%).8
sebesar 17%. Diketahui bahwa anak usia sekolah
merupakan kelompok rentan terinfeksi cacing. Infeksi kecacingan dari 10 sekolah dasar yang
Tanah halaman sekolah merupakan tempat disurvei, tiga SD memiliki tingkat kecacingannya
bermain paling disukai bagi anak yang mungkin yang lebih besar yaitu SDN 3 Labuan dengan
mengandung larva infektif cacing, sehingga peluang tingkat kecacingannya hampir separuh dari
anak untuk terinfeksi cacing akan semakin besar. siswanya terinfeksi kecacingan, SDN 1 Salumbone
Kondisi sanitasi sekolah yang kurang baik ini sangat yaitu sepertiga dari siswanya menderita kecacingan
mendukung terjadinya infeksi kecacingan pada dan SDN 1 Labuan yaitu seperempat dari siswanya
anak sekolah dasar.11 Kenyataan yang kita temui menderita kecacingan. Berdasarkan lokasi dari
pada hampir sebagian besar Sekolah Dasar di ketiga SD diatas yang memiliki kasus lebih tinggi
pedesaan adalah kondisi sanitasi kamar mandi yang dari 7 SD yang telah disurvei yaitu, SDN 3 Labuan
cukup memprihatinkan. Hampir dapat dipastikan terletak di daerah pinggiran sungai yang digunakan
perawatan kamar mandi ini kurang baik sehingga oleh masyarakat setempat untuk mandi cuci kakus
area tanah di sekitarnya memiliki sanitasi yang (MCK), dengan kebiasaan anak-anak berangkat ke
kurang baik. Menurut Depkes tahun 2005 bahwa sekolah tanpa menggunakan alas kaki. Penelitian
di 10 provinsi di Sulawesi karena kondisi air yang sebelumnya menyatakan bahwa lingkungan yang
dikonsumsi masyarakat sebagian besar tercemar telah terkontaminasi (tanah, debu, dan lain-lain),
oleh tinja masyarakat.12 Hal ini akan berpengaruh maka akan semakin tinggi derajat infeksi
pada status gizi masyarakat itu sendiri dan sangat kecacingan di suatu daerah, Jumlah telur yang
berkaitan dengan kejadian penyakit menular dapat berkembang, menjadi semakin banyak pada
terutama diare dan kecacingan. masyarakat dengan infeksi yang semakin berat,
karena berdefekasi di sembarang tempat,
Berdasarkan hasil penelitian ini pada anak khususnya di tanah, merupakan suatu kebiasaan
perempuan yang terinfeksi cacing lebih tinggi 2% sehari-hari. Oleh sebab itu pentingnya sanitasi dan
dibandingkan dengan anak laki-laki. Dari fakta yang kebersihan perorangan tentang penularan penyakit
ada sebagian besar dari anak perempuan memilih ini.13
untuk memanjangkan kukunya dibandingkan

36
JHECDs Vol. 2, No. 2, Desember 2016

Infeksi kecacingan pada siswa SDN 1 Salumbone Perlu dilakukan pengobatan kecacingan berkala
dan siswa SDN 1 Labuan, lebih dipicu oleh secara rutin dari pihak Puskesmas Labuan atau
kebiasaan sehari-hari seperti bermain di halaman Puskesmas Pembantu setempat.
sekolah tanpa alas kaki, jajan dan makan tanpa
mencuci tangan terlebih dahulu. Kurangnya Ucapan Terima Kasih
personal hygine dari siswa tersebut merupakan
salah satu faktor risiko terjadinya infeksi Kami mengucapkan terima kasih kepada para
kecacingan pada anak usia sekolah. Hal tersebut Kepala Sekolah Dasar di Kecamatan Labuan, Guru
didukung oleh lokasi sekolah yang berada di dekat kelas Sekolah Dasar yang telah terlibat dalam
pasar. Berdasarkan kebiasaan dan personal hygiene penelitian ini. Kami juga berterima kasih kepada
sangat erat kaitannya dengan kejadian infeksi pada Dinas Pendidikan Kecamatan Labuan yang telah
usia anak sekolah terutama pada mereka yang bekerjasama dalam pemberian data sekolah dasar
memiliki kuku panjang dan kotor.7 sekecamatan Labuan. Terima kasih juga kami
ucapkan kepada seluruh siswa kelas IV, V dan VI
Di Kecamatan Labuan Kabupaten Donggala yang dengan suka rela ikut terlibat dalam
Sulawesi Tengah dari 10 SD yang disurvei spesies penelitian.
cacing yang menginfeksi siswa usia sekolah adalah
spesies Ascaris lumbricoides, Hook worm, Tricuris Daftar Pustaka
triciura, Enterobius vermicularis, dengan proporsi
1. Kurniawan A. Infeksi Parasit: Dulu dan Masa Kini.
terbanyak adalah spesies Ascaris lumricoides.
Maj Kedokt Indon. 2010;60(11):487-488.
Spesies yang diperoleh ini adalah termasuk dalam 2. Montresor, A. DWT, Crompton TW, Gyorkos,
golongan STH, yang akan mempengaruhi Savioli L. Helminth Control in School-Age Children: A
pemasukan (intake) pencernaan, penyerapan dan Guide for Managers of Control Programmes.
metabolisme makanan. Hal ini dapat menyebabkan Genewa: World Health Organization; 2002.
kurang gizi berupa kalori dan protein serta 3. World Bank. School Deworming at a Glance.
kehilangan darah yang berakibat pada menurunnya Public Heal a Glance Ser. Accessed January 1, 2016.
daya tahan tubuh dan menimbulkan gangguan http://www.worldbank.org/hnp.
tumbuh kembang anak.14 Pada anak-anak sekolah 4. Menteri Kesehatan. Keputusan Menteri
Kesehatan, No. 424. 2006. Pedoman Pengendalian
dasar kecacingan akan menghambat dalam
Kecacingan.
mengikuti pelajaran dikarenakan anak akan merasa http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_kepmen
cepat lelah, menurunnya daya konsentrasi, malas kes/KMK Pedoman Pengendalian Cacingan.pdf.
belajar dan pusing.15 Accessed January 1, 2016.
5. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Pengendalian
Upaya pemberantasan kecacingan di Sekolah Kecacingan. Jakarta: Direktorat Jenderal PP dan PL;
Dasar masih kurang diperhatikan kegiatan yang 2007.
banyak ditemukan hanyalah penyuluhan dengan 6. Samarang, Leonardo, Nurwidayati A. Tingkat
sedikit intervensi termasuk pemberian obat cacing kecacingan pada anak Sekolah Dasar Kecamatan
pada anak Sekolah Dasar. Menurut penelitian Labuan Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah. J
tahun 2012 tentang upaya pemberantasan Vektor Penyakit. 2009;III(1):41-44.
kecacingan di Sekolah Dasar Paseban Jakarta Pusat 7. Chadijah S, Anastasia H, Widjaja J, Nurjana MA.
setelah enam bulan diberikan edukasi mengenai Kejadian penyakit cacing usus di Kota Palu dan
Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. J Buski.
kecacingan baru terlihat penurunan angka infeksi 2013;4(4):181-187.
setelah enam bulan kegiatan yaitu dari 11,5% 8. Departemen Kesehatan R.I. Riset Kesehatan Dasar
menjadi 0,9%.16 (RISKESDAS) 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan; 2008.
Kesimpulan dan Saran 9. Akhsin Z. Parasitologi. Cetakan I. Yogyakarta: Nuha
Medica; 2010.
1. Prevalensi kecacingan pada anak Sekolah 10. Tutorial Penelitian: Jenis-Jenis Teknik Sampling.
Dasar kelas IV, V, dan VI di Kecamatan 2014.
Labuan Kabupaten Donggala sebesar 17%. http://tu.laporanpenelitian.com/2014/11/21.html.
2. Infeksi cacing usus Soil transmitted Helminth Accessed October 20, 2016.
(STH) yang terjadi pada 10 SD di kecamatan 11. Wintoko R. Relations aspects of personal hygiene
and behavior aspects with worm eggs nail
Labuan Kabupaten Donggala lebih banyak contamination risk at 4th , 5th and 6th grade of
terjadi pada anak perempuan. state elementary school 2 raja basa districts
3. Tingkat kecacingan tertinggi terjadi pada anak bandar lampung academic year 2012/2013. JUKE.
SDN 3 Labuan yaitu hampir setengah dari 2014;4(7).
jumlah murid yang disurvei menderita 12. Depkes R.I. Laporan Pengendalian Penyakit Menular.
kecacingan. Jakarta: Direktorat Jenderal P2M dan PL; 2005.

37
Samarang, M A Nurjana, P P F Sumolang Prevalensi STH di 10 sekolah dasar di.....

13. Departemen Kesehatan R.I. Riset Kesehatan Dasar


(RISKESDAS) 2010. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan; 2010.
14. Gandahusada S. Parasitologi Kedokteran. Edisi ke-3.
Jakarta: FKUI; 2000.
15. Wibowo J. Hubungan antara Infeksi Soil
Transmitted Helminths dengan Prestasi Belajar
Anak Sekolah Dasar 03 Pringapus, Kabupaten
Semarang JawaTengah. 2008.
16. Winita R, Mulyati, Astuty H. Upaya
Pemberantasan Kecacingan di Sekolah Dasar.
Makara. 2012;16(2):65-71

38

You might also like