You are on page 1of 13

Jurnal Biotropikal Sains Vol. 15, No.

3, November 2018 (Hal 25 – 37)

Hasil Penelitian

EFFECTIVENESS SOLUTION CALCIUM CHLORIDE (CACL2)


IN DELAYING RIPENING OF FRUIT TOMATO
(Lycopersicum esculentum Mill.)

Deglory Tunmuni1, Paulus Bhuja2, Refli3


1
Researcher at Faculty of Science and Engineering Undana
2
Lecturer at Faculty of Science and Engineering Undana

ABSTRACT

This study aims to determine the effectiveness of CaCl2 solution in delaying tomato ripening
and to know the concentration and the duration of effective immersion of CaCl2 solution. This
research uses Completely Randomized Design (RCD) two factors. The first factor was the
concentration of CaCl2 solution (K0 = 0 M, K1 = 0.05 M, K2 = 0.10 M, K3 = 0.15 M, K4 = 0.20
M), the second factor was the duration of immersion of CaCl2 (T1 = 15 minutes, T2 = 30
minutes, T3 = 45 minutes, T4 = 60 minutes). Parameters included fruit discoloration, fruit
softness and shrinkage of fruit weight. Change is skin colour and weigh loss analyzed
descriptwely, while fruit softness was analyzed by variance test and 5% DMRT test. The
results showed that there was an interaction between concentration treatment and the duration
of soaking of CaCl2 solution which was effective to skin color change, fruit softness and
shrinkage of fruit weight and treatment of concentration 0.20 M and 60 minutes of soaking
time resulted in the most effective tomato maturation delay other treatment.

Keywords : Consentation, Immersion, Calcium Chloride, Maturation, Fruit, Tomato

25
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 15, No. 3, November 2018 (Hal 25 – 37)

Hasil Penelitian

Tanaman tomat (Lycopersicum pendinginan, modifikasi atmosfer ruang


esculentum Mill.) merupakan salah satu simpan dan perlakuan kimia.
jenis tanaman hortikultura yang buahnya Perlakuan kimia untuk
banyak diminati oleh masyarakat memperlambat pematangan buah dapat
Indonesia. Buah tomat dapat berfungsi dilakukan melalui pemberian senyawa
baik sebagai sayuran maupun buah- garam seperti kalsium klorida (CaCl2).
buahan. Buah tomat mempunyai rasa Menurut Ferguson dan Drobak (1988)
yang lezat dan nilai gizi yang cukup tinggi dalam Ramadani dkk (2013), kalsium
terutama vitamin A dan C (Anonim, klorida (CaCl2) telah diketahui dapat
1990). memperpanjang daya simpan buah melalui
Buah tomat memiliki pola respirasi penghambatan pemasakan buah. Apandi
klimaterik, yaitu proses peningkatan laju (1984), menyatakan bahwa garam-garam
respirasi disertai produksi etilen secara kalsium banyak digunakan untuk
cepat bersamaan dengan proses memperkuat jaringan buah atau sayuran.
pemasakan. Pada awal proses pemasakan Ion kalsium (Ca2+) dapat mengubah
buah, respirasi akan meningkat sampai proses-proses intraseluler dan ekstraseluler
puncak klimaterik kemudian menurun yang menghambat pematangan seperti
secara perlahan. Respirasi klimaterik ditunjukkan oleh perubahan warna, susut
maksimal buah tomat terjadi pada tingkat bobot, kelunakan, produksi CO2 dan etilen
warna merah tua (Pantastico, 1993). yang rendah serta meningkatnya gula
Tingkat kerusakan pascapanen (Ferguson, 1984; Schirra et al, 1997).
kualitas dan kuantitas buah tomat setelah Oleh karena itu, penelitian ini mengkaji
panen terjadi di tempat budidaya, tentang pengaruh pemberian konsentrasi
pengemasan, penyimpanan, larutan CaCl2 dan lama waktu
pengangkutan, sampai ke tingkat perendaman dalam larutan CaCl2 terhadap
konsumen (Kays, 1991). Penurunan laju pematangan buah tomat. Tujuan
kualitas dan kuantitas buah tomat penelitian ini untuk mengetahui efektivitas
dipengaruhi oleh faktor internal dan pemberian larutan CaCl2 dalam menunda
eksternal. Faktor internal meliputi struktur pematangan buah tomat dan mengetahui
buah yang lunak, sedangkan faktor konsentrasi dan lama waktu perendaman
eksternal meliputi faktor mekanik larutan CaCl2 yang efektif.
(tekanan atau benturan), faktor fisik
(suhu, kelembapan, cahaya) dan faktor MATERI DAN METODE
biologis (mikroorganisme perusak).
Menurut Kader (1992), upaya Rancangan Penelitian
penerapan teknologi pascapanen Penelitian ini menggunakan Rancangan
dilakukan untuk mempertahankan kualitas Acak Lengkap (RAL) pola faktorial.
dan kuantitas buah. Kualitas dan kuantitas Faktor pertama adalah perlakuan
buah dapat dipertahankan melalui proses konsentrasi larutan CaCl2 terdiri atas 5
perlambatan pematangan buah. Proses level meliputi: CaCl2 0 M (K0) sebagai
perlambatan tersebut dapat dilakukan kontrol, CaCl2 0,05 M (K1), CaCl2 0,10M
dengan penggunaan suhu rendah, metode (K2),CaCl2 0,15M (K3), CaCl2 0,20M (K4).

26
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 15, No. 3, November 2018 (Hal 25 – 37)

Hasil Penelitian

Faktor kedua adalah lama perendaman 5. Melakukan pengenceran larutan CaCl2 1


terdiri atas 4 level meliputi: 15 menit (T1), M dengan menggunakan rumus M1.V1 =
30 menit (T2), 45 menit (T3), dan 60 menit M2.V2 .
(T4). Setiap perlakuan diulang empat kali 6. Merendam buah tomat pada masing-
dan setiap ulangan terdiri atas satu buah masing konsentrasi larutan CaCl2
tomat. sesuai dengan lama waktu perendaman
Prosedur Penelitian yang telah ditentukan pada setiap wadah
1. Pembuatan larutan CaCl2 1 M rendam (wadah plastik). Terdapat 4
Sebanyak 55,5 gr CaCl2 dilarutkan wadah rendam untuk setiap perlakuan,
dengan aquades 50 ml setelah volume larutan konsentrasi untuk setiap
tercampur merata dituangkan pada labu wadah adalah 250 ml, dan setiap wadah
ukur berukuran 500 ml lalu tambahkan yang sudah terisi larutan konsentrasi
aquades hingga batas tera. CaCl2 dimasukan 4 buah tomat (U1, U2,
2. Pengambilan Sampel Buah Tomat U3, U4) sesuai setiap perlakuan
Pengambilan sampel buah tomat kemudian menghitung waktu
bertempat di kebun petani buah perendaman menggunakan stopwatch.
Baumata-Kupang pada jam 07.00 Wita. Sedangkan perlakuan kontrol (tanpa
Jenis Varietas buah tomat yang larutan CaCl2) dilakukan perendaman
digunakan adalah Permata F1 dimana hanya menggunakan aquades dan
jenis varietas ini tahan terhadap direndam sesuai waktu perendaman
penyakit layu pada tanaman. Buah yang telah ditentukan..
tomat yang diambil berwarna hijau 7. Melakukan pengamatan kondisi fisik
dengan tingkat kematangan semburat (perubahan warna dan pengukuran susut
dimana warna buah tomat masih hijau bobot) setiap 2 hari sekali selama
dengan bagian ujungnya muncul warna penyimpanan (selama 14 hari)
kuning (hijau matang) sesuai dengan 8. Mengukur kelunakan buah tomat
nilai indeks skala warna buah tomat menggunakan alat ukur tekstur analyser
nomor 2 menurut Simmonds (1989). untuk mengetahui kelunakan akhir buah
Dipilih buah tomat yang mempunyai tomat setelah perlakuan.
berat, bentuk dan ukuran yang relatif
sama (50-60 gr), kondisi fisik buah Variabel Pengamatan
tomat dalam keadaan baik, hal ini agar 1. Warna Kulit Buah
buah tomat tidak mudah rusak selama Perubahan warna kulit buah tomat
penelitian berlangsung. diukur dengan menggunakan nilai
3. Menimbang buah tomat menggunakan indeks skala warna buah tomat menurut
timbangan analitik untuk mengetahui Simmonds (1989). Skala nomer 2 buah
berat awal buah tomat sebelum tomat berwarna hijau dengan tingkat
perlakuan. kematangan semburat (hijau matang)
4. Mengukur kelunakan buah tomat digunakan untuk masa petik buah tomat,
menggunakan alat ukur tekstur analyser sedangkan skala nomer 6 adalah warna
untuk mengetahui kelunakan awal ideal buah tomat (warna merah tua).
sebelum perlakuan. Skala >6 digunakan untuk buah tomat

27
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 15, No. 3, November 2018 (Hal 25 – 37)

Hasil Penelitian

yang sudah lewat masak (merah tua dan hasil perhitungan dinyatakan dalam
keriput). Pengamatan warna kulit buah persen. Susut bobot dihitung dengan
tomat dilakukan setiap 2 hari sekali. rumus:

(Wa= berat awal dan Wb=berat akhir)

Analisis Data
Data hasil pengamatan warna kulit buah
tomat, susut bobot dianalisis secara
deskripsi dan hasil pengamatan kelunakan
Gambar 1. Perkembangan Kulit Buah
buah tomat secara statistik dengan uji
Tomat Selama
ANOVA menggunakan SPSS 23. Jika
Pemasakan (Simmonds,1989)
didapatkan hasil yang berbeda nyata,
selanjutnya dilakukan uji Duncan’s
2. Kelunakan Buah
Multiple Range Test (DMRT) 5%.
Pengukuran kelunakan buah tomat
menggunakan alat ukur tekstur
HASIL DAN PEMBAHASAN
analyzer, pengukuran kelunakan buah
tomat dilakukan pada bagian tengah
A. Pengaruh Pemberian Konsentrasi
buah. Pengukuran kelunakan buah
dan Lama Waktu Perendaman
tomat diukur pada awal (sebelum
Larutan CaCl2 Terhadap Perubahan
perlakuan) dan hari terakhir setelah
Warna Kulit Buah Tomat
perlakuan (hari ke-14).
Hasil pengamatan pemberian
3. Susut Bobot Buah
larutan CaCl2 terhadap perubahan warna
Berat awal buah tomat ditimbang
kulit buah tomat yang dianalisis secara
sebelum perlakuan dan berat buah
deskripsi menggunakan gambar 2 s/d 6.
tomat setelah perlakuan setiap dua hari
sekali selama penyimpanan kemudian

Gambar 2. Pengaruh Lama Perendaman Terhadap Skala Warna


Buah Tomat Per Hari Pengamatan Perlakuan Kontrol

28
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 15, No. 3, November 2018 (Hal 25 – 37)

Hasil Penelitian

Gambar 3. Pengaruh Lama Perendaman Terhadap Skala Warna


Buah Tomat Per Hari Pengamatan Perlakuan 0,05 M CaCl2

Gambar 4. Pengaruh Lama Perendaman Terhadap Skala Warna


Buah Tomat Per Hari Pengamatan Perlakuan 0,10 M CaCl2

Gambar 5. Pengaruh Lama Perendaman Terhadap Skala Warna


Buah Tomat Per Hari Pengamatan Perlakuan 0,15 M CaCl2

29
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 15, No. 3, November 2018 (Hal 25 – 37)

Hasil Penelitian

Gambar 6. Pengaruh Lama Perendaman Terhadap Skala Warna


Buah Tomat Per Hari Pengamatan Perlakuan 0,20 M CaCl2

Selama proses pemasakan buah Menurut Sinaga (1986), buah tomat


terjadi perubahan warna kulit dari hijau dipetik pada fase hijau matang akan
sampai merah sehingga warna kulit menjadi masak sempurna setelah 12 hari
dapat digunakan sebagai indikator penyimpanan pada suhu ruang dan 29
pematangan pada buah tomat. hari pada suhu 160C.
Perubahan warna ini terjadi akibat Perlakuan menggunakan larutan
degradasi klorofil dan sintesa pigmen CaCl2 pada masing-masing konsentrasi
likopen (zat warna merah pada buah). (0,05 M, 0,10 M, 0,15 M, 0,20 M)
Gambar 2 sampai Gambar 6, menunjukkan hasil penundaan
menunjukkan bahwa pada hari sebelum pematangan buah tomat yang berbeda
perlakuan digunakan skala nomor 2 dengan kontrol. Hal ini terlihat pada
menurut Simmonds (1989). Gambar 3 untuk perlakuan 0,05 M / 15
Perkembangan kulit buah tomat selama menit hari ke-14 mencapai skala nomor
pemasakan (skala nomor 2) ini yang 4 sedangkan untuk perlakuan 30 menit,
digunakan untuk masa petik buah tomat 45 menit, 60 menit hanya mencapai
yaitu berwarna hijau matang. Gambar 2 skala 3,5. Gambar 4.3 sampai Gambar
menunjukkan bahwa perlakuan kontrol 4.5 menunjukkan hasil yang hampir
terjadi peningkatan perubahan warna sama di mana pada hari ke-14 perlakuan
kulit buah tomat setiap hari 60 menit skalanya berada dibawah 3,5,
pengamatan, dan pada hari ke-14 buah tetapi pada perlakuan 0,20 M / 60 menit
telah mencapai masa pemasakan yang merupakan skala nomor terendah dari
ideal (skala nomor 6) yaitu berwarna semua perlakuan yaitu skala nomor 3,
merah tua bahkan untuk waktu sehingga dapat diasumsikan bahwa
perendaman 60 menit skalanya >6. Hal semakin tinggi konsentrasi larutan
ini terjadi karena buah terus mengalami CaCl2 dan lama waktu perendaman
proses degradasi klorofil, selain itu maka semakin efektif penundaan
perubahan warna kulit juga dipengaruhi pematangannya. Penelitian ini sejalan
oleh peningkatan laju respirasi dan dengan penelitian Ramadani dkk (2013),
perubahan tekstur buah tomat (Eskin et yang menyatakan bahwa semakin tinggi
al, 1971). konsentrasi dan lama waktu perendaman

30
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 15, No. 3, November 2018 (Hal 25 – 37)

Hasil Penelitian

buah pepaya (Carica papaya L.) dalam Fungsi etilen sebagai hormon
larutan CaCl2 maka semakin efektif pematangan buah, maka hambatan
penundaan pematangannya. Hal ini terhadap produksi etilen akan berakibat
karena adanya perbedaan jumlah pada hambatan perubahan warna kulit
penyerapan ion Ca2+ ke dalam daging buahnya.
buah sehingga kemampuan kalsium B. Pengaruh Pemberian Konsentrasi
pektat untuk memperkokoh dinding sel dan Lama Waktu Perendaman
akan berbeda pula, di mana semakin Larutan CaCl2 Terhadap Kelunakan
banyak ion Ca2+ yang masuk ke dalam Buah Tomat
jaringan buah maka akan lebih Pengukuran kelunakan buah
memperkokoh dinding sel sehingga adalah salah satu cara untuk mengetahui
dapat menekan terjadinya degradasi karakteristik kematangan buah. Nilai
klorofil, laju respirasi dan pelepasan kekerasan tekstur buah akan semakin
etilen yang lebih lama sehingga laju menurun seiring dengan proses
kematangan pada buah akan mengalami kematangan buah, sehingga kelunakan
perlambatan. Hal tersebut didukung buah akan mengakibatkan penurunan
oleh pendapat Sosrodihardjo cit. Sari mutu pada buah (Nasution, 2012).
(2004), yang menyatakan bahwa ion Pengukuran kelunakan buah tomat
Ca2+ yang masuk ke dalam buah akan menggunakan alat ukur tekstur analyser
mengikat enzim lipoksigenase yaitu dengan tes normalnya trigger 5.0 g,
enzim yang bekerja untuk deformation 10.0 mm, dan speed 3.0
menghasilkan oksigen aktif yang mm/s. Hasil analisis ragam terhadap
diperlukan dalam sintesis etilen. nilai kelunakan buah tomat akibat
perlakuan larutan CaCl2 dapat dilihat
pada tabel 1.

Tabel 1. Hasil Analisis Ragam Nilai Rata-rata Kelunakan Awal Sebelum Perlakuan dan
Akhir Perlakuan Buah Tomat (Hari ke-14)
Waktu Perendaman
Konsentrasi Rata-rata
15 Menit 30 Menit 45 Menit 60 Menit

0M 1165,87±113,28 1018±91,48 1021±85,05 1056,75±121,15 1.065,40e


0.05 M 821±87,50 761,75±116,16 721,75±70,77 673,62±83, 70 744,53d
0.10 M 742,75±75,88 667,12±52,40 577,25±97,92 455,37±63,96 610,62c
0.15 M 569,12±26,48 454,25±53,67 427,12±35,07 320,12±123,22 442,65b
0.20 M 363,62±32,31 347,5±20,48 305±61,58 167±34,98 295,78a
Rata-rata 732,47d 649,72c 610,42b 534,57a
Ket: superscript pada kolom (a,b,c,d,e) menunjukkan berbeda nyata dan supercript pada baris (a,b,c,d)
menunjukkan berbeda nyata.

31
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 15, No. 3, November 2018 (Hal 25 – 37)

Hasil Penelitian

Hasil uji DMRT menunjukkan Proses ini menyebabkan


berbeda nyata di setiap perlakuan, kelanjutan pematangan pada buah.
dimana perlakuan 0 M (kontrol) Sedangkan pada proses transpirasi akan
menghasilkan nilai rata-rata kelunakan terjadi penguapan air yang
yang tertinggi dibandingkan dengan menyebabkan buah menjadi layu dan
perlakuan lainnya yaitu 1.065,40 mengerut sehingga buah menjadi lunak.
mm/g/s dan perlakuan konsentrasi yang Hal ini terjadi karena sebagian air dari
efektif yaitu perlakuan pada konsentrasi buah mengalami penguapan sehingga
0,20 M dengan nilai rata-rata kelunakan ketegaran buah menjadi menurun.
terendah yaitu 295,78 mm/g/s. Sedangkan perlakuan konsentrasi
Sedangkan untuk waktu perendaman larutan CaCl2 menunjukkan nilai
nilai rata-rata kelunakan yang tertinggi kelunakan yang lebih rendah dari pada
pada perlakuan 15 menit yaitu 732,47 kontrol, hal ini dimungkinkan dengan
mm/g/s dan waktu perendaman yang adanya infiltrasi kalsium dalam daging
efektif pada perlakuan 60 menit dengan buah membentuk ikatan dengan
nilai rata-rata keluanakan terendah senyawa pektin dalam dinding sel,
yaitu 534,57 mm/g/s. Pengaruh dimana semakin lama waktu
pemberian larutan CaCl2 pada buah perendaman buah tomat dalam larutan
tomat akibat perlakuan disajikan pada CaCl2 maka memberikan kesempatan
Gambar 7. masuknya ion Ca2+ lebih lama, sehingga
Gambar 7 menunjukkan bahwa kadar ion Ca2+ dalam daging buah
semakin tinggi konsentrasi dan waktu semakin banyak. Semakin banyaknya
perendaman dalam larutan CaCl2 maka ion Ca2+ yang berikatan dengan
nilai kelunakan buah semakin rendah senyawa pektin menyebabkan jaringan
artinya buah semakin keras. Perlakuan semakin keras, sebagaimana yang
0 M (kontrol) menunjukkan nilai dikatakan Abbott dan Harker (2003),
kelunakan tertinggi karena proses bahwa ion Ca2+ akan mempengaruhi
respirasinya lebih cepat sehingga tekstur karena adanya interaksi ion Ca2+
pelunakan pada buah semakin cepat dengan dinding sel (pektin) atau dapat
dibandingkan dengan perlakuan juga berinteraksi dengan membran sel.
menggunakan larutan CaCl2. Menurut Di samping menyebabkan terhambatnya
Syafutri (2006), penurunan kekerasan laju respirasi karena laju oksigen
pada buah disebabkan oleh adanya mengalami penurunan, sehingga semua
proses respirasi dan transpirasi. proses metabolisme selama pemasakan
Pada proses respirasi akan juga terhambat.
mengakibatkan pecahnya karbohidrat Penelitian ini sejalan dengan
menjadi senyawa-senyawa yang lebih penelitian Angelina (2011), tentang
sederhana, dengan adanya pemecahan pengaruh perendaman irisan wortel
karbohidrat ini maka akan (Daucus carota) dalam CaCl2 terhadap
menyebabkan pecahnya jaringan pada karakteristik mutu keripik wortel
buah, sehingga buah menjadi lunak. menyatakan bahwa semakin tinggi
konsentrasi dan lama perendaman

32
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 15, No. 3, November 2018 (Hal 25 – 37)

Hasil Penelitian

Gambar 7. Nilai Rata-rata Kelunakan Awal Sebelum Perlakuan dan Akhir


Perlakuan Buah Tomat (Hari ke-14)

larutan CaCl2 akan meningkatkan Berdasarkan Gambar 4.9 sampai


tekstur, kerenyahan, kekerasan dan Gambar 11, menunjukkan bahwa
penurunan kadar air sehingga konsentrasi dan lama waktu perendaman
menghasilkan keripik yang lebih dalam larutan CaCl2 berpengaruh
renyah. terhadap susut bobot buah tomat.
Perlakuan menggunakan larutan CaCl2
C. Pengaruh Pemberian Konsentrasi pada masing-masing konsentrasi (0,05
dan Lama Waktu Perendaman M. 0,10 M, 0,15 M, 0,20 M)
Larutan CaCl2 Terhadap Susut menunjukkan hasil penundaan
Bobot Buah Tomat pematangan buah tomat yang berbeda
Penimbangan susut bobot buah dengan perlakuan 0 M (kontrol), di
merupakan salah satu cara yang mana pada perlakuan kontrol
digunakan untuk mengetahui adanya menunjukkan hasil presentasi nilai susut
penundaan pematangan buah. Susut bobot yang tertinggi. Hal ini karena,
bobot buah adalah kehilangan air dari selama penyimpanan dan proses
dalam buah diakibatkan dari proses pematangan berlangsung buah tetap
transpirasi dan respirasi pada buah melakukan proses metabolik yaitu
tersebut. Meningkatnya laju respirasi respirasi dan transpirasi yang dapat
akan menyebabkan perombakan menyebabkan kehilangan air, hal ini
senyawa seperti karbohidrat dalam sesuai dengan pernyataan Kader (1992),
buah dan menghasilkan CO2, energi air menyatakan bahwa saat terjadi proses
yang menguap melalui permukaan kulit pematangan pada buah laju transpirasi
buah yang mengakibatkan kehilangan akan dipercepat sehingga kehilangan air
bobot pada buah (Royana, 2012). pada buah juga besar. Lakitan (1995),
Hasil pengamatan pemberian menyatakan bahwa susut buah terjadi
larutan CaCl2 dan lama penyimpanan segera setelah produk dipanen dan laju
terhadap presentasi nilai susut bobot susut bobot tergantung pada luas
buah tomat yang dianlisis secara permukaan buah dari keadaan
deskripsi menggunakan gambar 8. lingkungan.

33
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 15, No. 3, November 2018 (Hal 25 – 37)

Hasil Penelitian

Gambar 8. Pengaruh Lama Perendaman Terhadap Susut Bobot


Buah Tomat Per Hari Pengamatan Perlakuan Kontrol

Gambar 4.9. Pengaruh Lama Perendaman Terhadap Susut Bobot


Buah Tomat Per Hari Pengamatan Perlakuan 0,10 M CaCl2

Gambar 10. Pengaruh Lama Perendaman Terhadap Susut Bobot


Buah Tomat Per Hari Pengamatan Perlakuan 0,15 M CaCl2

Gambar 11. Pengaruh Lama Perendaman Terhadap Susut Bobot


Buah Tomat Per Hari Pengamatan Perlakuan 0,20 M CaCl2

34
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 15, No. 3, November 2018 (Hal 25 – 37)

Hasil Penelitian

Sedangkan presentasi susut bobot PENUTUP


buah pada perlakuan konsentrasi
larutan CaCl2 terlihat bahwa semakin Simpulan
tinggi konsentrasi dan lama waktu Berdasarkan hasil penelitian dan
perendaman buah tomat dalam larutan pembahasan, maka dapat ditarik
CaCl2 maka presentasi susut bobotnya kesimpulan sebagai berikut: Pemberian
semakin rendah sehingga dapat larutan kalsium klorida (CaCl2) efektif
diasumsikan bahwa perlakuan yang terhadap penundaan pematangan buah
efektif adalah perlakuan 0,20 M tomat (Lycopersicum esculentum Mill.).
dengan lama waktu perendaman 60 Pemberian larutan kalsium klorida (CaCl2)
menit, hal ini karena ion Ca2+ dapat dengan semakin tinggi konsentrasi dan
menyebabkan pengikatan ion Ca2+ oleh lama waktu perendaman maka semakin
asam pektat pada dinding sel sehingga efektif dalam menunda pematangan buah
mengurangi laju respirasi dan tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) dan
transpirasi yang berakibat memperkecil dalam penelitian ini didapatkan konsentrasi
susut bobot buah (Ita Rahmawati dkk, yang efektif adalah 0,20 M sedangkan lama
2011). Ferguson (1989) dalam Sri waktu perendaman yang efektif adalah 60
Darmanti (2011), menyatakan bahwa menit.
perlakuan CaCl2 menyebabkan ion
kalsium berinteraksi dengan pektin DAFTAR PUSTAKA
dinding sel dan fosfolipid membran,
sehingga akan memberi pengaruh Abbott, N. dan Harker. 2003. Efek Suhu
secara langsung dalam peranannya Simpan dan Pelapis Terhadap
menahan kebocoran membran plasma, Peubahan Kualitas Buah Pisang
meningkatkan stabilitas struktur Cavendish. Faperta. IPB. Bogor.
membran dan memperkecil laju Angelina. 2011. Pengaruh Perendaman
respirasi serta mengurangi sensitifitas Irisan Wortel (Daucus carota) dalam
jaringan terhadap etilen yang dapat Cacl2 Terhadap Karakteristik Mutu
memicu respirasi. Keripik Wortel. Universitas Andalas.
Penelitian ini sejalan dengan Padang.
penelitian Faiqoh (2014), tentang Ameriana. 1995. Pengeruh Petunjuk
pemberian konsentrasi dan lama Kualitas Terhadap Persepsi
perendaman larutan CaCl2 terhadap Konsumen Mengenai Kualitas
kuantitas dan kualitas buah naga super Tomat. Bul Penel Hort. 27(4). 8-14.
merah (Hylocereus costaricensis) Apandi, M. 1984. Teknologi Buah dan
menyatakan bahwa semakin tinggi Sayuran. Alumni. Bandung.
konsentrasi maka semakin efektif Artez, F., M.A. Conesa, S. Hernandez, and
dalam menekan proses pematangan dan M.I. Gill. 1999. Keeping quality of
mempertahankan kualitas buah (tekstur, fresh cut tomato. Postharvest Biology
kandungan vitamin C, warna dan umur and Technology 17. 153-162.
simpan) dan kuantitas buah (susut
bobot) pada hari ke-12.

35
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 15, No. 3, November 2018 (Hal 25 – 37)

Hasil Penelitian

Bollard, E.G. 1970. The Physiology and Ramadani, Magasari. 2013. Penggunaan
nutrition of developing fruit. Dalam CaCl2 Dalam Menunda Pematangan
A.C Hulme (Ed.) The Biochemistry Bauh Pepaya (Carica papaya L.).
of Fuit and Their Products. Vol I. Universitas Tanjungpura. Pontianak.
That (327-425). Academic Press. Saftner, R.A. and W.S. Conway. 1998.
London. Effects of postharvest calcium and
Faiqoh, Elmaulida.N. 2014. Pengaruh fruit coating treatments on
CaCl2 Terhadap Kualitas dan postharvest life, quality maintenance,
Kuantitas Buah Naga Super Merah and fruit surface injury in ‘Golden
(Hylocereus coctaricensis). Delicious’ apples. J. Amer. Soc.
Universitas Negeri Malang. Malang. Hort. Sci, 123(2), 294-298.
Ferguson, I.B., and B.K. Drobak. 1988. Schirra, M., G. Barbera, G. D’hallewin, P.
Calcium in regulation of plant Inglese, and T. La Mantia. 1997.
growth and senescence. Hort. Sci. 23 Storage response of cactus pear fruit
(2), 262-266.. to CaCl2 preharvest spray and
Kader, A.A. 1992. Postharvest biology postharvest heat treatment. J. Hort.
and tecnology an overview. (hal 15- Sci. 72(3), 371-377.
20). Dalam Kader, A.A (ed). Setijorini, L. E. dan S. Sulistiana. 2001.
Postharvest Tecnology of Studi Tentang Penggunaan CaCl2
Horticultural Crops (second Dalam Mempertahankan Kualitas
edition). California. Pub. 3311. dan Menghambat Proses pemasakan
University of California. Buah Pisang (Musa sepientum)
Kays, S. J. 1991. Postharvest Physiology Selama Penyimpanan. UT. Bogor.
of Perishable Plant Product. Van Sosrodihardjo, S. 1987. Perlakuan Pasca
Nostrand Reinhold. New York. Panen untuk Memperpanjang Daya
Lakitan, B. 1995. Dasar-dasar Fisiologi Simpan hasil Hortikultura. Sub Balai
Tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Penelitian Hortikultura pasar
Jakarta. Minggu.
Nasution. 2012. Teknologi Pasca Panen. ri, Darmanti. 2011. Pengaruh Konsentrasi
UGM. Yogyakarta. CaCl2 Terhadap Lama Penyimpanan
Pantastico, E.R.B. 1993. Fisiologi Kadar Asam Askorbat Buah Tomat
Pascapanen, Penanganan dan (Lycopersicum esculentum Mill).
Pemanfaatan Buah-buahan dan UNDIP. Semarang.
Sayur-sayuran Tropika dan Sub Syafutri. 2006. Kajian karakteristik Sifat
Tropika (Terjemahan Kamariyani). Fisikokimia dan tingkat Buah Pisang
UGM. Yogyakarta. Secara Non deskruktif Berbasis Citra
Rahmawati, Ita., Hastuti., Sri, Darmanti. Digital. Teknologi Pertanian.
2011. Pengaruh Konsentrasi CaCl2 Fakultas Teknologi Pertanian.
Terhadap Lama Penyimpanan Universitas Andalas. Padang. Jurnal
Kadar Asam Askorbat Buah Tomat Pertanian Teknologi Andalas Vol 12,
(Lycopersicum esculentum Mill). No.2 September: 35-40
UNDIP. Semarang.

36
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 15, No. 3, November 2018 (Hal 25 – 37)

Hasil Penelitian

Tigchelaar, E.C.1896. Tomato Breeding.


Dalam M.J. Bassett (ed). Breeding
Vegetables Crops. Connecticut.
AVI. Publ. Co. Inc. Wostprt.
Young, T.E., J.A. Juvik and J.G. Sullivan.
1993.Acculumation of the
componesis of total solids in
ripening fruits of tamato. J.Amer.
Soc. Hort. Sci.118(2). 286-292.
Winarno, F.G. 2002. Kimia pangan dan
Gizi. Gramedia. Jakarta.

37

You might also like