Professional Documents
Culture Documents
10E01037
10E01037
SKRIPSI
Oleh
Anwar Syadat Siregar
DEPARTEMEN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
Lembaran Pengesahan
Menyetujui
Komisi Pembimbing
Ketua, Anggota,
Mengetahui,
Sekretaris Departemen Kehutanan
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
ABSTRACT
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
ABSTRAK
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
tanggal 07 Juli 1983 dari ayah Ahmad Ridwan Siregar dan Ibu Mardiah
Tahun 1996 penulis lulus dari SDN 114618 Kota Pinang, tahun 1999 lulus
dari SMP Negeri 1 Kota Pinang, selanjutnya pada tahun 2002 penulis lulus dari
SMU Negeri 1 Kota Pinang dan pada tahun 2003 penulis diterima di Universitas
Sumatera Utara melalui jalur SPMB. Penulis memilih Program Studi Teknologi
kampus. Pada tahun 2003 hingga 2009 penulis bergabung dengan Himpunan
(P3H) di hutan mangrove Bandar Khalifah dan Taman Hutan Raya (Tahura)
Tongkoh, Brastagi pada tahun 2005, melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
di HTI Sumatera Riang Lestari di Bagan Batu, Riau pada tahun 2007. Pada tahun
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikaan penelitian ini. Adapun
judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah ”Inventarisasi Tanaman Sukun
Bapak Dr. Budi Utomo, SP. MP. dan anggota komisi pembimbing Bapak Arif
masukan dalam penelitian ini. Serta yang paling teristimewa Ayahanda Ahmad
Ridwan Siregar dan Ibunda Mardiah Dalimunte yang telah mengasuh, membiayai,
studi, dan kepada teman- teman yang telah banyak membantu selama melakukan
penelitian.
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT.................................................................................................. i
ABSTRAK................................................................................................... ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................... v
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... viii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................... 1
Tujuan Penelitian............................................................................ 2
Manfaat Penelitian.......................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA
Sukun (Arthocarpus communis) ...................................................... 3
Daerah Asal Penyebaran Sukun ...................................................... 4
Budidaya Sukun ............................................................................. 6
Pembibitan Sukun .......................................................................... 6
Manfaat Tanaman Sukun ................................................................ 10
Kandungan Kimia Tanaman Sukun ................................................ 13
Adaptasi Tanaman Sukun Terhadap Iklim ...................................... 13
METODOLOGI
Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 14
Bahan dan Alat ............................................................................... 14
Metode Penelitian ........................................................................... 14
Pengumpulan Data ......................................................................... 15
Analisis Data .................................................................................. 16
HASIL DAN PEMBAHASAN
Peta Penyebaran Sukun .................................................................. 17
Lokasi Sukun yang Ditemukan di Berbagai Ketinggian .................. 17
Jenis Sukun yang Ditemukan di Berbagai Ketinggian ..................... 18
Teknik Silvikultur Sukun Lokal ...................................................... 21
Kendala yang Menghambat Pertumbuhan Sukun Lokal .................. 24
Serangan Hama Penyakit ................................................................ 24
Produktivitas Tanaman Sukun ........................................................ 27
Manfaat Buah Sukun ...................................................................... 30
Pengolahan Buah Sukun ................................................................. 32
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan .................................................................................... 34
Saran .............................................................................................. 34
DAFTAR PUSTAKA
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
DAFTAR TABEL
Halaman
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2. Batang Sukun Lokal Terserang Hama Pada Ketinggian 860 mdpl ............. 25
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
kayu, yang dimanfaatkan dan kayunya jika telah memiliki umur yang sesuai.
pangan karena sumber kalorinya dan kandungan gizi tinggi. Sukun termasuk
dalam hasil hutan non kayu yang masuk dalam lampiran International Treaty on
Genetik Receorse for Food and Agriculture sehingga penanganan jenis ini akan
bidang kehutanan sukun merupakan salah satu jenis pohon yang dipilih dalam
kegiatan gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan. Selain memiliki akar yang
kuat dan tajuk yang lebar dapat mengurangi laju erosi, sukun juga merupakan
dibudayakan baik secara tradisional pada lahan sempit seperti pekarangan, ladang,
atau kebun maupun budidaya secara komersial pada lahan yang cukup luas dan
jarak tanam yang digunakan umumnya lebar karena tajuk tanaman sukun juga
cukup lebar. Penanaman pada lahan terbuka tidak ternaungi akan membantu
pertumbuhan tanaman sukun lebih baik sehingga cepat berbuah. Produksi buah
sukun per hektar rata–rata mencapai 4 – 20 ton dalam jarak tanam 10 x 10 pada
dibudidayakan secara intensif. Sukun terdapat di tepian hutan dan sungai serta
ditanam tanpa ada tujuan komersil di dalam kebun atau pekarangan rumah pada
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
hal kondisi iklim maupun tempat tumbuh tergolong cocok untuk
membudidayakan sukun secara intensif. Pola konsumsi sukun selama ini petik –
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
TINJAUAN PUSTAKA
terdiri atas 40 spesies. Spesies yang terkenal antara lain nangka dan cempedak.
Tanaman sukun mampu beradaptasi dengan lingkungan dan dapat tumbuh dengan
subur di daerah yang memiliki ketiggian tempat antara 0 – 100 m dari permukaan
Ordo : Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Arthocarpus
Secara umum, sukun memiliki dua kelompok yaitu sukun lokal dan sukun
sukun lokal termasuk dalam kelompok sukun kecil sedangkan sukun introduksi
termasuk dalam kelompok medium. Perbedaan pada kedua kelompok sukun dapat
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
Daerah Asal dan Penyebaran Sukun
tanaman sukun di Indonesia. Ada yang beranggapan bahwa tanaman sukun adalah
menyebar luas ke pulau Jawa dan Malaysia bagian barat. Beberapa ahli yang lain
berpendapat bahwa tanaman sukun diduga berasal dari Amerika Latin, yaitu Peru,
Argentina, dan Chili. Pendapat lain menyebutkan bahwa tanaman sukun berasal
dari kepulauan Pasifik, yakni di sekitar Polinesia. Tanaman sukun tersebut masuk
Menurut sejarah, tanaman sukun yang dikembangkan di Cilacap ini berasal dari
dengan berbagai nama seperti, Suune (Ambon), Amo (Maluku Utara), Kamandi,
Urknem atau Beitu (Papua), Karara (Bima, Sumba dan Flores), Susu Aek (Rote),
Naunu (Timor), Hatopul (Batak), Baka atau Bakara (Sulawesi Selatan). Nama lain
sukun di berbagai negara yaitu : breadfruit (English); fruit a pain (French); fruta
Artocarpus altilis. Sukun merupakan tanaman tahunan yang tumbuh baik pada
lahan kering (daratan), dengan tinggi pohon dapat mencapai 10 m atau lebih.
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
Buah muda berkulit kasar dan buah tua berkulit halus. Daging buah berwarna
putih agak krem, teksturnya kompak dan berserat halus. Rasanya agak manis dan
memiliki aroma yang spesifik. Berat buah sukun dapat mencapat 1 kg per buah.
Pembentukan buah sukun tidak didahului dengan proses pembuahan bakal biji
(parthenocarphy), maka buah sukun tidak memiliki biji. Buah sukun akan
menjadi tua setelah tiga bulan sejak munculnya bunga betina. Buah yang muncul
awal akan menjadi tua lebih dahulu, kemudian diikuti oleh buah berikutnya.
Keberadaan sukun di Sumatera Barat dan Riau masih bersifat sporadis dan tidak
dibudidayakan secara intensif. Sukun tumbuh begitu saja di tepian hutan dan
sungai serta ditanam tanpa ada tujuan komersil dalam kebun atau pekarangan
rumah padahal kondisi iklim maupun lokasi sangat cocok untuk membudidayakan
Dari segi morfologi terdapat dua jenis tanaman sukun, perbedaan antara
1. Sukun Lokal.
Jumlah bunga/buah per tandan 2 – 5 dengan rata-rata bunga/ buah per - tandan
adalah 3. Buah kecil berwarna hijau cerah agak kekuningan bila sudah tua, berat
rata-rata buah 0,8 – 1 kg. Bentuk buah lonjong dengan proporsi panjang lebar
buah adalah 3 : 4.
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
2. Sukun Introduksi.
bunga/ buah per - tandan 1 – 2 buah, dengan rata-rata jumlah buah yang mampu
bertahan sampai masak adalah 1. Buah berbentuk bundar dan berukuran besar
berwarna hijau kekuningan bila sudah matang. Berat buah bisa mencapai 1 – 3 kg
Budidaya Sukun
secara tradisional pada lahan sempit seperti pekarangan, ladang atau kebun
maupun dibudidayakan secara pada lahan komersil yang relatif luas. Jarak tanam
yang digunakan umumnya lebar karena tajuk tanaman sukun cukup lebar.
Pembibitan Sukun
Secara alami pohon sukun berkembang biak dengan tunas akar. Untuk
plot. Bibit serpihan ini dipelihara dipersemaian sampai siap untuk ditanam.
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
2. Pencangkokan
terbatas. Untuk memperoleh hasil yang baik maka ranting yang dicangkok harus
yang baru dan belum produksi (belum berbuah). Cara mencangkok tanaman sukun
kambium pada luka dibersihkan dan dikeringkan selama satu hari. Mengolesi luka
pada bagian atas dengan zat pengatur tumbuh seperti rootone F. Menutup semua
bagian luka dengan tanah dan kompos atau media lain yang telah disemprot
dengan insektisida. Membungkus media dengan sabuk kelapa atau plastik serta
diikat kuat sehingga cangkok tidak goyah. Pelaksanaan yang baik pada musim
gergaji. Hasil cangkokan segera ditanam media tanah pada persemaian dan diberi
peneduh.
3. Stek Pucuk
Teknik stek batang atau pucuk untuk mengatasi permasalahan bibit yang
terlalu lama dalam polybag atau memanfaatkan tunas-tunas yang tumbuh pada
stek akar. Bak stek dilengkapi dengan naungan plastik atau sarlon untuk
mengurangi intensitas cahaya matahari. Bahan tanaman berupa tunas/ trubus pada
stek akar dan tunas-tunas yang tumbuh pada persemaian akibat pemangkasan.
Panjang stek kira-kira 10 cm dimana satu stek mempunyai 1-2 helaian daun yang
kemudian dipotong 2/3 bagian. Pemotongan bagian pangkal stek dilakukan pada
bawah mata tunas. Sebelum ditanam pangkal diberi hormon tumbuh. Pengiraman
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
rutin harus dilakukan untuk mencegah kekeringan. Intensitas dilakukan dua kali
4. Stek Akar
tersebut adalah sebagai berikut. Untuk memperoleh yang baik dan produktif,
diperlukan bibit tanaman yang baik pula. Bibit tanaman yang baik hanya
dihasilkan pohon induk yang baik. Adapun syarat-syarat tanaman yang dapat
c. Tanaman berbuah lebat setiap tahun dan memiliki mutu buah yang baik.
f. Tanaman memiliki perakaran yang sehat dan banyak, serta dipilih akar
permukaan.
linggis.
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
b. Dilakukan pengambilan akar pada jarak ± 5 m dari luar tajuk pohon induk,
c. Dipilih satu akar yang memiliki paling baik, dengan memotong akar-akar
yang lain.
Akar yang dipilih diambil maksimal sebanyak 15% - 20% dari jumlah akar
keseluruhan dan dipilih akar yang memilki diameter 1,5 cm – 5 cm. Satu pohon
induk mampu menghasilkan 1,000 – 2,000 stek akar atau total panjang akar
adalah 140 m – 300 m. Selain itu, pengambilan akar harus dilakukan secara hai-
hati akar tidak melukai akar, menghindari menarik ataupun melengkungkan akar
yang dapat menyebabkan akar menjadi retak atau pecah-pecah (Widiyanto, 1988).
Bagian-bagian tanaman sukun terdiri atas akar, daun, bunga, dan buah.
sebagai berikut:
dari bagian akar yang terluka tersebut akan muncul tunas baru.
b. Daun tanaman sukun kaku, tebal, dan besar, memiliki ukuran sekitar 20
sedangkan permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda dan kasar.
Daun tanaman sukun diselimuti dengan bulu-bulu halus. Pada saat berupa
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
contong (seludang) yang besar. Daun memiliki tangkai daun yang kokoh,
atas tulang daun terdapat buku-buku. Kira-kira 3/4 bagian dari seluruh tepi
c. Bunga tanaman sukun relatif besar dan memiliki tandan bunga. Bunga
tumbuh tegak, bunga jantan berbentuk seperti gada, dan bunga betina
atasnya menjulur kepala putik ruang dua, dengan tangkai putik berukuran
d. Buah sukun berbentuk bulat telur atau lonjong atau bulat panjang. Kulit
buah cenderung berduri, namun ada juga yang berkulit halus. Buah
dengan tanaman pendamping padi yang lain karena pemanenan buah sukun
tanaman sukun biasanya berbuah dua kali. Panen pertama biasanya dilakukan
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
pada bulan Januari – Februari dan panen kedua dilakukan pada bulan Juli –
Agustus.
yang tidak terlalu dalam tetapi kokoh, membuat tanaman sukun sangat cocok
rumah tangga, antara lain untuk membuat berbagai macam perabot (misalnya
meja, kursi, atau rak), untuk membuat perahu, dan dimanfaatkan sebagai kayu
mature), tetapi karena pola respirasinya yang demikian cepat maka dalam selang
beberapa hari maka buah sukun akan menjadi lunak dan tidak dapat dimakan.
Proses respirasi pematangan buah sukun dapat dihambat dengan menyimpan pada
suhu yang dingin tetapi proses pematangannya tidak menjadi normal. Buah
Berkaitan dengan karateristik buah sukun sampai saat ini belum mengenal cara
demikian sukun lokal yang memiliki daya simpan yang cukup lama dibandingkan
Pengolahan buah sukun menjadi produk setengah jadi (tepung sukun dan
pati sukun) masih banyak belum diketahui oleh masyarakat. Pola konsumsi yang
ada sampai saat ini adalah pola pengolahan menjadi produk siap santap dalam
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
skala produk pengolahan bersifat kecil atau masih untuk kalangan konsumsi
sendiri dalam masyarakat petani. Pengolahan yang siap saji saat ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 1. Pemanfaatan Buah Sukun Dengan Pola Cepat Saji (Noviarso, 2003).
No Produk Bahan campuran lain Teknik pengolahan
1 Goreng sukun Kulit sukun dibelah, kemudian
_ dipotong-potong sesuai selera dengan
tebal 0,5 – 1,5 cm. setelah direndam
dalam bumbu kemudian digoreng
sampai menguning dan empuk.
3 Pergedel Daging digiling telur Kulit buah dikupas dan hati buah
sukun dibuang, kemudian sukun dipotong-
potong lalu dikukus sampai empuk,
sukun kukus dihaluskan dan ditambah
bumbu, sebagai bahan pencampur
untuk cita rasa, tambah daging giling
dan telur diaduk merata. Selanjutnya
adunan digoreng sampai mencoklat.
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
Kandungan Kimia dan Manfaat Tanaman Sukun
kalium, thiamin, kalsium, dan besi. Pada kulit kayunya ditemukan senyawa
turunan flavanoid. Kayu yang dihasilkan dari tanaman sukun bersih berwarna
kuning, baik untuk digergaji menjadi papan kotak, dapat digunakan sebagai bahan
bangunan meskipun tidak begitu baik. Kulit kayunya digunakan sebagai salah satu
memiliki aktivitas biologi yang cukup tinggi sebagai cancer prevation. Berbagai
data dari uji laboratorium, investigasi epidomologi, dan uji klinik pada manusia
tanah mulai dari tepi pantai sampai pada lahan dengan ketinggian kurang lebih
600 m dari permukaan laut. Sukun juga toleran terhadap curah hujan yang sedikit
maupun curah hujan yang tinggi antara 80 - 100 inchi per - tahun dengan
kelembaban 60 - 80%, namun lebih sesuai pada daerah-daerah yang cukup banyak
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
METODE PENELITIAN
Kabupaten Deli Serdang, dan Kabupaten Batubara, Provinsi Sumatera Utara pada
bulan Oktober – Nopember 2009. Topografi cukup beragam dari dataran rendah,
berbukit-bukit dan bergelombang. Dari tiga Kabupaten yang ada dapat dipilih
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lokasi topografi sukun
yang diacak dalam tiap kelompok topografi. Alat yang digunakan dalah kegiatan
penelitian ini adalah: peralatan survey terdiri dari GPS, dan counter. Peralatan lain
Metode Penelitian
kriteria desa yang memiliki tanaman sukun. Jumlah sukun di hitung berdasarkan
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
Tabel 2. Pengelompokan Jumlah Berdasarkan Ketinggian
No Ketinggian Jumlah
1. 800 – 1100 mdpl ..........
2. 600 – 800 mdpl ..........
3. 400 – 600 mdpl ..........
4. 200 – 400 mdpl ..........
5. 0 – 200 mdpl ..........
Pengumpulan Data
1. Data Sekunder
b. Studi Pustaka
2. Data Primer
a. Kuisioner
b. Wawancara
c. Pengamatan
tempat.
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
Analisis Data
ketinggian.
subyek berdasarkan atas ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui
N
n=
1 + Ne 2
Keterangan :
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kabupaten Simalungun, Batubara, Deli Serdang, dan desa yang terdiri atas Sait
Buntu, Bandar Baru, Sikeben, Manik Maraja, Bangun Jawa, Batu Layang,
dengan ketinggian 328 mdpl dengan jumlah 250 tanaman sukun dan jumlah
pertumbuhan tanaman sukun terkecil terdapat pada Desa Sikeben dengan jumlah 2
dengan ketinggian 5 mdpl tidak memiliki selisih jumlah tanaman yang cukup
jauh. Pada ketinggian 1100 mdpl terdapat 10 tanaman sukun, pada ketinggian 5
satu jenis yaitu lokal pada penelitian ini, sukun lokal didefenisikan sukun yang
sudah ada dan tumbuh selama puluhan tahun yang lalu. Perkembangan tanaman
petani. Untuk morfologi sukun lokal daun nya kurang rimbun dibandingkan
sehingga terlihat lebih tinggi dibanding pohon lain disekitarnya. Diameter batang
mencapai 50–70 cm. Jumlah bunga/ buah per - tandan 2-5 dengan rata–rata bunga/
buah per - tandan adalah 4. Buah berukuran kecil berwarna hijau cerah agak
kekuningan bila sudah tua, berat rata–rata buah 0,6-1 kg. Bentuk buah lonjong
Pertumbuhan tanaman sukun telah dapat produksi buah pada umur > 5
tahun tanpa mengenal sistem penurunan buah yang ada. Pada umumnya untuk
tanaman sukun yang memiliki umur > 20 tahun akan mengakibatkan kesulitan
dalam proses pemanenan buah sukun. Ini terjadi akibat semakin sulitnya dalam
pemetikan buah sukun tanaman sukun yang telah berumur memiki pertumbuhan
batang yang cukup tinggi dan diameter batang yang besar sehingga dapat
menyulitkan pemanen dalam pemetikan buah dan semakin sulit untuk dapat
memanjat pohon sukun yang akan dilakukan pemanenan. Proses pemanenan pada
tanaman sukun tidak membutuhkan waktu yang cukup lama apabila kondisi
pohon tidak terlalu tinggi dan mudah untuk dijangkau. Buah sukun terdapat pada
pangkal daun sehingga dalam proses pemanenan harus menggunakan alat bantu
1100 mdpl. Hal ini sesuai dengan pendapat (Hendalastuti dan Rojidin, 2006)
bahwa tanaman sukun dapat tumbuh dengan baik dengan ketinggian lebih dari
350-1400 mdpl dengan produktivitas yang cukup tinggi dengan suhu 120 C - 330 C
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
dengan tofografi beragam, dataran, berbukit, dan bergelombang dengan
pada ketinggian antara 0 – 200 mdpl pertumbuhan tanaman sukun lokal sangat
baik. Sedangkan pada ketinggian tempat tumbuh antara 800 – 1100 mdpl tidak
buah sukun. Sukun adalah tanaman yang terus-menerus menghasilkan buah dalam
jumlah yang cukup banyak dengan waktu yang cukup singkat dan hasil buah yang
disayur.
untuk masing-masing kawasan desa. Karena masih banyak masyrakat yang ada
pada lokasi penelitian belum banyak mengetahui manfaat dan jenis tanaman
sukun yang ada dan sistem perbanyakan yang dipergunakan sangat sederhana
dengan memindahkan anakan sukun yang ada tanpa melihat faktor hidup tanaman
sukun sangat kecil, dan informasi mengenai tanaman sukun bagi masyarakat
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
Menurut Eko (2003), bahwa tanaman sukun mampu beradaptasi dengan
lingkungan dan dapat tumbuh dengan subur di daerah yang memiliki ketinggian
tempat antara 0 – 100 mdpl. Hal ini tidak sesuai dengan hasil pengamatan yang
dilakukan pada penelitian ini, tananaman sukun dapat tumbuh dan berkembang
dengan subur pada daerah yang memiliki ketinggian tempat antara 0 – 1100 mdpl.
tidak memiliki perbedaan, dari segi buah, daun, batang, serta bentuk dan ukuran.
(2005). Bahwa pertumbuhan sukun dengan suhu 120 C - 330 C dengan ketinggian
350 – 1400 mdpl tanaman dapat tumbuh dengan baik. Perbandingan antara suhu
dan ketinggian tempat tumbuh tanaman sukun sangat perlu di perhatikan, karena
pada hasil penelitian yang dilakukan ketinggian > 1100 tanaman sukun ditemukan
pada lokasi yang ditentukan secara acak menurut penyebaran sukun yang ada
teknik silvikur yang sangat sederhana yaitu dengan memindahkan anakan sukun
yang akan ditanam dapat dilihat pada hasil analisa kuisioner pada tabel 4.
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
Budidaya yang paling banyak digunakan masyarakat adalah dengan
,jumlah stek akar 2 orang dengan persentase 2,02 %, dan stek pucuk 1 orang
dengan persentase 1,01 % serta cangkok 1 orang dengan persentase 1,01 %. Ini
secara umum dan jenis tanaman sukun khususnya masyarakat pendatang, karena
sukun berada pada sekitar pekarangan rumah/ tanah masyarakat pendatang umum
nya. Untuk penduduk asli yang berada pada lokasi penelitian tidak banyak yang
kurang diminati dan manfaat dari tanaman sukun berupa buah, daun, kayu, kurang
yang terdapat pada pekarangan dan bukan tanaman yang khusus dikembangkan
tanaman sukun serta manfaat dan proses pemanenan yang tepat untuk
meningkatkan kualitas dan produktivitas sukun. Tetapi pada lokasi tertentu sangat
memiliki tanaman sukun. Dengan alasan bahwa jenis tanaman sukun sangat
mudah untuk dipelihara dan dapat menambah penghasilan serta pengolahan yang
mudah apabila ingin dimanfaatkan sebagai bahan makan yang bersifat cepat saji.
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
Tanaman sukun merupakan tanaman yang sangat mudah untuk tumbuh
dengan suhu yang sesuai dan tidak dipengaruhi oleh ketinggian tempat tumbuh.
Sukun adalah tanaman yang memiliki musim, sama dengan tanaman buah-buah
jenis lainnya. Sukun merupakan jenis tanaman yang memliki peranan penting,
dimana hampir seluruh bagian yang ada pada sukun dapat dimanfaatkan seperti
buah, daun, batang kayu, serta getah terdapat pada tanaman sukun. Secara
Bahapal dengan tinggi tanaman sukun mencapai 16 meter. Kelompok sukun lokal
tumbuh dengan baik di bantaran sungai dan bercampur dengan beragam jenis
pohon lainya pada suatu bentangan kebun petani dan sebagian besar barada pada
halaman rumah atau pada pekarangan sekitar rumah petani pada lokasi penelitian.
yang tumbuh disekitar digali kemudian dipindahkan kedalam lubang tanam. Daya
hidup sukun dengan perbanyakan ini sangat rendah meskipun teknik pembibitan
yang dilakukan jarang berhasil, tetapi petani tidak melakukan teknik pembibitan
lainya (stek akar atau stek pucuk) karena teknik perbanyakan tersebut tidak
penelitian pertumbuhan tanaman sukun cukup baik, karena setiap tanaman sukun
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
Kendala Yang Menghambat Pertumbuhan Sukun lokal
Hama dan penyakit merupakan suatu kendala pada tanaman sukun. Hasil
pertumbuhan tanaman sukun akan terganggu apabila terserang hama dan penyakit
pada tanaman. Penurunan produktivitas buah sukun dan resiko kematian pada
tanaman sangat tinggi dan serangan hama dan penyakit pada tanaman sukun
merusak pertumbuhan dan tidak tergantung terhadap umur tanaman yang ada.
Dilihat dari segi ketahanan terhadap serangan hama, sukun lokal memiliki
ketahanan yang lebih tinggi dengan jenis lain. Meskipun sukun lokal telah
memiliki umur yang lebih tua namun hanya serangan penyakit yang bersifat
dilakukan oleh petani untuk meminimalisir agar serangan hama dan penyakit tidak
menyebar cukup sederhana yaitu dengan cara memangkas bagian batang yang
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
terserang dan penyemprotan dengan insektisida. Tetapi tidak terdapat pada setiap
Serangan hama disajikan pada Gambar 2 di bawah ini pada daerah dataran
tinggi dengan ketinggian 860 mdpl pada Desa Manik Maraja, Kecamatan
layu pada bagian pucuk batang serta dapat menyebabkan pembusukan pada
tangkai batang dan buah yang terdapat pada tangkai akan gugur atau jatuh
sebelum dilakukan proses pemanenan buah sukun. Hama penggerek ini dapat
mematikan pohon. Oleh karena itu, bila ada serangan harus cepat diberantas.
Penyakit yang mengancam tanaman sukun adalah mati pucuk, busuk buah lunak,
Gambar 2. Batang Sukun Lokal Terserang Hama pada Ketinggian 860 mdpl.
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
Kendala dalam pertumbuhan sukun adalah serangan hama seperti pada
Gambar 2, pada batang terdapat lobang akibat serangan hama penggerek batang
(borer) yang dapat menurunkan produktivitas buah sukun. Dampak dari serangan
mengakibatkan layu pada ujung dahan serta dapat melapukan batang yang
dari batang yang terserang oleh hama penggerek dapat jatuh sendiri akibat tahan
karena petani berpendapat bahwa tanaman sukun mampu untuk bertahan dan
merupakan hal yag sangat biasa terjadi pada tanaman sukun. Walaupun proses
Bagian batang merupakan bagian yang sangat mudah untuk terserang oleh
hama penggerek yang dapat merusak bagian batang yang menyebabkan layu pada
bagian yang terserang akan terdapat lobang dibagian batang tanaman sukun, hal
ini dapat menyebabkan pembusukan dan kematian pada tanaman yang terserang
oleh hama penggerek tanaman sukun. Hama yang biasa menyerang tanaman
sukun adalah penggerek batang (Xyleberus sp.) bukan merupakan suatu ancaman
yang sangat serius karena dalam penanggulangan yang ada hanya bersifat
sederhana yang dipergunakan oleh masyarakat petanai pada lokasi penelitian dan
hal ini dapat mengurangi kerusakan pada batang yang terserang oleh hama
penggerek yang sangat sering ditemukan pada batang tanaman sukun yang ada.
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
Produkvtivitas Tanaman Sukun
terbesar dapat terjadi dua kali dalam setahun dengan perbandingan semakin tua
tanaman sukun maka akan menghasilkan buah yang lebih banyak. Hal ini sesuai
Sukun lokal mampu berbuah sebanyak 200 – 400 buah/ pohon. Panen raya
terjadi 2 kali dalam setahun, harga sukun lokal ditingkat petani adalah Rp 1500/
berbuah sepanjang tahun namun panen raya biasanya pada bulan Agustus –
September dan Februari – Maret. Tetapi pada panen raya untuk masing-masing
daerah berbeda ini tergantung tahun dan bulan penanaman yang dilakukan oleh
para petani sukun dan sukun bukan merupakan tanaman musiman bagi
buahnya untuk dikonsumsi sendiri. Sukun yang beredar dipasaran biasanya sukun
jenis lokal karena hanya sukun jenis ini yang mampu barproduksi banyak dan
tahan busuk. Untuk sukun yang biasanya dijual, pemanenanan dilakukan oleh
pembeli sendiri yang datang ketempat pemilik pohon sukun. Biaya pemanenan
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
(pemanjatan dan lain-lain) menjadi tanggungan pembeli. Pemanenan dilakukan
secara sederhana yaitu dengan cara pemanjatan. Untuk buah yang sulit dijangkau
untuk dipetik biasanya menggunakan bantuan pengait (galah). Buah yang dipetik
langsung dijatuhkan ketanah, jarang sekali buah yang dipetik ditampung dengan
jaring / net untuk mencegah kerusakan akibat benturan pada saat pemanenan ini
dasajikan pada Gambar 3 pemanenan buah sukun tanpa menggunakan jaring/ net.
pemanenan. Luka akibat benturan akan terlihat pada bagian buah dengan warna
yang berbeda dengan warna kecoklat kehitaman dan agak lembut dibagian
benturan. Tapi hal ini tidak begitu mempengaruhi ketahanan dan keawetan buan
sukun lokal terhadap terjadinya pembusukan akibat benturan. Hal ini yang
menyebabkan diminati jenis sukun lokal dari jenis lain. Tetapi untuk memperoleh
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
hasil yang lebih baik harus menggunakan perlakuan yang layakdalam proses
Buah sukun lokal tidak memiliki biji pada buah sama dengan jenis lainya.
Hal ini sangat bebeda dengan jenis tanaman buah-buahan lainnya terdapat biji
pada buah, seperti tanaman kluwi merupakan tanaman yang hampir sama dengan
sukun baik dari segi daun, dan batang. Perbedaan antara tanaman sukun dan kluwi
hanya terdapat pada bentuk buah, serta pada tanaman kluwi memilki biji yang
terdapat pada buah dan bentuk buah berduri kuning tajam, sedangkan pada
tanaman sukun tidak memiki biji pada buah dan bentuk buah memiliki duri
tumpul serta warna buah hijau, perbedaan ini sangat nyata terlihat hanya pada
bagian buah.
Proses berbuah pada tanaman sukun jenis lokal pada bulan Agustus-
September dan bulan Februari-Maret. Pada satu tahun tanaman sukun memiliki
dua kali musim panen raya atau panen buah yang melimpah, ini terjadi pada bulan
Januari - Maret. Buah dapat dipanen setelah tua benar. Tandanya, tonjolan kulit
buah mulai merata dan buah berwarna kuning kusam. Buah sukun apabila
dibungkus sejak kecil menunjukan warna menarik dan bersih. Buah dipotong pada
tangkainya dengan galah yang ujungnya diberi pisau. Getah yang keluar dari
tangkai buah dapat dihentikan dengan mencelupkan kedalam air. Bila buah dapat
dihasilakan dengan baik dalam pemanenan tidak langsung menjatuhkan buah yang
telah dipanen ketanah karena hal ini dapat mengakibatkan kerusakan pada buah
yang akan dijual dipasar dan buah yang pemanenan jatuh ketanah mudah
terserang oleh busuk sehingga apabila dimanfaatkan akan terasa pahit. Bagi para
petani merupakan masukan yang berarti karena pada pemanenan sukun pembeli
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
yang langsung datang kepemilik pohon sukun dan taransaksi yang dilakukan
tahun secara terus-menerus tanpa mengenal umur pohon. Setelah umur buah 3
bulan telah dapat untuk di manfaatkan atau telah dapat untuk dipanen secara
menyeluruh. Pada lokasi penelitian umur pohon > 5 tahun dimana pada lokasi ini
keseluruhan tanaman sukun telah menghasilkan buah yang baik, pada kawasan
Desa tertentu seperti Dolok Maraja, Bahsulung tanaman rata-rata telah berumur >
sukun pada lokasi penelitian perbandingan umur yang sudah tua tidak dapat
mengurangi produktivitas buah sukun. Karena semakin tua tanaman yang ada
penamanenan sukun yang telah berumur tua akan mengalami kesulitan untuk
memetik buah dengan kondisi tangkai buah akan semakin sulit untuk dijangkau
dimanfaatkan berupa buah, daun, batang, pada lokasi penelitian masyarakat telah
mengenal berbagai pemanfaatan yang ada akan tetapi masih sangat terfokus pada
pemanfaatan buah saja, ini sesuai dengan hasil pengamatan dan analisa kuisioner
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
Tabel 7. Persentase Manfaat Buah Sukun Menurut Responden
No Manfaat Buah Sukun Jumlah responden Kategori Persentase (%)
1 Bahan makanan 80 Baik 80,80
2 Obat-obatan 9 Sangat Rendah 9,09
3 Kayu 5 Sangat Rendah 5,05
4 Naungan 5 Sangat Rendah 5,05
Total 99 99,99
dan jumlah persentase 80,80 %. Hal ini menunjukan bahwa masyarakat telah
mengenal manfaat buah sukun dengan sifat yang sederhana. Untuk pemanfaatan
yang lain seperti obat-obatan jumlah responden 9 orang dengan persentase 9,09
buah sukun sebagai bahan makanan, dan manfaat lain seperti obat-obatan, kayu,
Pemanfaatan tanaman sukun masih sederhana oleh para petani, buah hanya
sebagai tanaman peneduh dan tanaman penghijauan. Sosok tanaman sukun yang
tinggi, dengan perakaran yang tidak terlalu dalam tetapi kokoh, membuat tanaman
tanaman yang besar mampu mengurangi erosi tanah yang disebabkan oleh angin
kencang.
Buah sukun merupakan makanan yang cepat saji, buah sukun dikonsumsi
dalam keadaan matang, tetapi pada referasinya yang demikian cepat maka dalam
selang beberapa hari buah sukun akan menjadi lunak dan tidak dapat dimakan.
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
Proses resvirasi dan pematangan buah dapat dihambat dengan penyimpanan nya
pada suhu dingin, tetapi proses pematangannya tidak normal. Buah matang yang
dengan buah sukun tersebut, sampai sejauh ini masyarakat belum mengenal cara
sukun lokal yang memiliki daya simpan jauh lebih lama dibandingkan dengan
jenis lain menjadi disukai untuk dijual. Buah sukun yang telah tua dapat direbus,
digoreng dan keripik. Ini merupakan hal yang sangat sederhana dilakukan
hanya untuk kayu bakar tetapi masyarakat sudah mulai mencoba sebagai bahan
tradisional.
pada lokasi penelitian masih sangat sederhana dengan bentuk cemilan dan
makanan ringan. Sedangkan untuk pengolahan dalam bentuk lain seperti tepung
belum terdapat pada lokasi penelitian. Hal ini sesuai dengan hasil analisa
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
Pengolahan yang paling banyak digunakan pada lokasi penelitian masih
Sedangkan pengolahan yang bersifat lama belum ada dan belum dapat diterapkan
pengolahan buah sukun ada dua jenis pengolahan yaitu dalam bentuk gorengan
dan keripik yang masih bersifat sangat sederhana , seperti diketahui bahwa buah
sukun merupakan salah satu jenis makanan pengganti beras. Jenis olahan yang
1. Gorengan sukun.
Kulit sukun dikupas kemudian dibelah. Kemudian buah dipotong sesuai selera
dengan tebal 0,5 – 1,5 cm. Setelah direndam dalam bumbu, potongan sukun
2. Keripik sukun.
Teknik sama dengan sukun goreng, perbedaan terletak pada tebal irisan (1 – 2
Dalam pemanfaatan ini masih bersifat sederhana serta bersifat skala sangat
kecil untuk dikonsumsi sendiri dalam rumah tangga dan tidak ditemukan dipasar-
pasar tradisional yang terdapat pada lokasi penelitian. Pengolahan buah sukun
sebagai makanan ringan atau cemilan oleh para petani, karena para petani belum
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1990. Hari Depan Komunitas Sukun Cilacap. Dinas Pertanian Cilacap.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia jilid II, Badan Litbang. Jakarta.
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
Gambar 5. Buah sukun pada ketinggian tempat 850 mdpl.
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
Lampiran 2.
KUISONER PENELITIAN
Nama :
Alamat :
Desa :
Kecamatan :
Kabupaten :
PENELITI
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNUVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
Tujuan dari pengisian kuisioner ini adalah untuk mendapatkan data yang
DAFTAR PERTANYAAN
b. Untuk obat-obatan
c. Pemanfaatan kayu
a. Kesuburan tanah
b. Ketinggian
c. Iklim
d. Hama penyakit
a. Mudah dirawat
b. Sebagai naungan
c. Pemanfaatan buah
d. Hiasan
a. 3 Tahun
b. 4 Tahun
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
c. 5 Tahun
d. 6 Tahun
a. Rp 1500
b. Rp 2000
c. Rp. 3000
d. Rp 4000
a. Ya.
b. Tidak
c. Biasa saja
d. Sangat menbantu
mendukung?
a. Ya
b. Tidak
c. Sangat mendukung
d. Biasa saja
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
III. Tingkat Budidaya Sukun
a. Ya
b. Tidak
c. Tumbuh sendiri
d. Pemindahan
a. Stek akar
b. Stek pucuk
c. Pemindahan
d. Pencangkokan
a. Tidak setuju
b. Sangat setuju
c. Biasa saja
d. Mendukung
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
Lampiran 3.
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
Lampiran 4.
1 Manfaat sukun
a. Bahan makanan 80 Baik 80,80
b. Obat-obatan 9 Sangat rendah 9,09
c. Kayu 5 Sangat rendah 5,05
d. Naungan 5 Sangat rendah 5,05
2 Kendala
a. Kesuburan 10 Sangat rendah 10,10
b. Ketinggian 4 Sangat rendah 4,04
c. Iklim 15 Sangat rendah 15,15
d. Hama 70 Baik 70,70
3 Alasan penanaman sukun
a. Mudah dirawat 40 Rendah 40,40
b. Sebagai naungan 3 Sangat rendah 3,03
c. Buah 44 Sedang 44,44
d. Iseng 2 Sangat rendah 2,02
4 Sukun mulai berbuah
a. 3 thn - - -
b. 4 thn 1 Sangat rendah 1,01
c. 5 thn 83 Sangat baik 83,83
d. 6 thn 5 Sangat rendah 5,05
Lampiran 5.
1 Hasil buah/panen
a. 100 2 Sangat rendah 2,02
b. 200 4 Sangat rendah 4.04
c.300 - - -
d. 400 40 Rendah 40,40
2 Harga/buah
a. 1500 80 Baik 80,80
b. 2000 6 Sangat rendah 6,06
c. 3000 1 Sangat rendah 1,01
4. Tidak menentu 12 Sangat rendah 12,12
3 Meningkatkan
pendapatan
a. Ya 60 Sedang 60,60
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
b. Tidak 10 Sangat rendah 10,10
c. Biasa saja 10 Sangat rendah 10,10
d. Sangat 19 Sangat rendah 19,19
4 Hasil yang diproduksi
buah sukun
a. Gorengan sukun 70 Baik 70,70
b. Keripik 20 Sangat rendah 20,20
c. Tepung - - -
d. Kolak 9 Sangat rendah 9,09
5 Batas sukun berproduksi
a. 20 thn - - -
b. 30 thn - - -
c. 40 thn 40 Sedang 40,40
d. 60 thn 49 Sedang 49,49
Lampiran 6.
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.
Lampiran 7.
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di
Sumatera Utara, 2010.