You are on page 1of 11

ANALISIS FAKTOR INDIVIDU DAN KELUARGA TERHADAP TUGAS

KESEHATAN KELUARGA PENDERITA DIABETES MELLITUS


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DRIYOREJO
KABUPATEN GRESIK

Amelia Kristina Merry Pitaloka


ameliapitaloka29@gmail.com

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya

Tittle : Analysis Of Individual And Family Factors Of Family Health Taks In Caring For
Patients Diabetes Mellitus At Puskesmas Driyorejo Gresik Health Center Area.

ABSTRACT

Background : The family function as a support system for members suffering from Diabetes
Melitus demands greater economic, social, and psychological sacrifice from the family. The
inability of the family to carry out five family health tasks for people with DM can be caused
by several factors, including family knowledge and family social economy. The family has an
important role in the care of family members who suffer from diabetes mellitus. This is very
much related to family health duties. To determine the relationship of individual and family
factors to family health tasks that have been carried out on families of people with Diabetes
Mellitus at the Driyorejo Gresik Community Health Center working area.
Method : The design of this study uses observational analytic methods. The sampling was
done by non probability sampling with cluster sampling method and obtained a sample of 67
respondents. Independent variables are individual and family factors while the dependent
variable is family health tasks. Research instruments for individual factors were age, sex,
education, occupation and duration of suffering from diabetes mellitus. The instruments of
family factors are type, structure, stage of development, family socio-economic status and
family knowledge level. Analysis data with Spearman Rank test.
Result : The results of this study indicate that there is a relationship between individual
factors consisting of age and education with the health assignments of families with diabetes
mellitus patients. The results also indicate that there is a relationship between family factors
consisting of income and the level of family knowledge with the family health duties of
people with Diabetes Mellitus. Spearman rank test results obtained p-value of 0.003 <0.05 at
age, 0.013 <0.05 in education, 0.001 <0.05 on income and 0.001 <0.05 at the level of
knowledge.
Conclusion : This hoped that health workers can improve health promotion to the community
regarding healthy living, ideal body weight monitoring, and routine blood sugar and family
checkups to support diabetics to participate in health programs to prevent further
complications of diabetes mellitus

Keywords : Individual factors, family factors, family’s level of knowledge, family’s health
tasks, Diabetes Mellitus

PENDAHULUAN nasional dan lokal. Salah satu penyakit


Penyakit Tidak Menular (PTM) tidak menular yang menyita banyak
sudah menjadi masalah kesehatan perhatian adalah Diabetes Melitus (DM)
masyarakat, baik secara global, regional, (Kementerian Kesehatan RI, 2013).
1
Perilaku perawatan Diabetes melitus juta. Pada tahun 2013, ditemukan
berhubungan dengan keluarga terhadap sebanyak 382 juta orang menderita
penderita Diabetes Melitus menurut diabetes. Pada tahun 2035 penderita
Friedman (2010) dimana keluarga dapat diabetes diperkirakan akan meningkat
menjadi faktor yang sangat berpengaruh menjadi 592 juta orang, dan Indonesia
dalam menentukan progam perawatan. berada pada urutan ke-7 di antara sepuluh
Keluarga berfungsi sebagai sistem negara di dunia dengan penderita diabetes
pendukung bagi anggota yang menderita terbesar di bawah negara Cina, India,
Diabetes melitus yang menuntut Amerika Serikat, Brazil, Rusia dan Mexico
pengorbanan ekonomi, sosial, psikologis (IDF, 2015). Berdasarkan data Riset
yang lebih besar dari keluarga (Friedman, Kesehatan Dasar (Riskesdas) Provinsi
2010). Ketidakmampuan keluarga Jawa Timur masuk 10 besar prevalensi
menjalankan lima tugas kesehatan penderita diabetes se-Indonesia atau
keluarga pada penderita DM bisa menempati urutan ke sembilan dengan
disebabkan karena beberapa faktor, salah prevalensi 6,8. Angka ini satu tingkat
satunya dari pengetahuan keluarga dan diatas DKI Jakarta yang berada diurutan
sosial ekonomi keluarga. Pengetahuan kesepuluh dengan prevalensi 6,6.
yang diperoleh juga akan mempengaruhi Berdasarkan data Dinas Kesehatan
keluarga untuk mengambil keputusan yang Kabupaten Gresik pada 2013 terdapat
tepat dalam memilih tindakan pengobatan 9397 penduduk yang terkena DM, jumlah
bagi pasien DM sesuai dengan ekonomi paling banyak terjadi pada perempuan
keluarga. Tugas kesehatan keluarga dalam dengan jumlah 5807 dan laki-laki 3590.
merawat pasien DM juga diperlukan Dari hasil studi pendahuluan yang
seperti mengontrol gula darah rutin, dilakukan oleh peneliti pada tanggal 30
mengatur diit, menangani pasien saat November 2018 data dari Puskesmas
terjadi gula darah turun dan mengontrol Driyorejo Kecamatan Driyorejo
minum obat sebagian sudah dijalankan Kabupaten Gresik, selama Januari sampai
oleh keluarga sebagian belum karena Oktober 2018 terdapat 643 orang yang
mereka tidak peduli dengan penderita dan menderita DM. Paling banyak terjadi pada
sudah sering mengingatkan tetapi perempuan dengan jumlah 417 dan laki-
dihiraukan oleh penderita. Tugas laki 226. Jumlah penderita DM yang asli
kesehatan yang ke empat yaitu keluarga penduduk Gresik di wilayah Kelurahan
mampu memodifikasi lingkungan dimana Randegansari sebanyak 24 orang dan di
keluarga memberikan ligkungan yang Kelurahan Driyorejo sebanyak 56 orang
nyaman dan sehat bagi anggota total 80 orang.
keluarganya. Fasilitas pelayanan kesehatan Penyakit Diabetes mellitus
yang ada di sekitar masyarakat sudah di merupakan penyakit kronis yang dapat
manfaatkan keluarga dengan baik, dimana menyerang siapa saja terutama di usia tua
keluarga saat melakukan kontrol, dengan jenis kelamin kebanyakan adalah
mengambil obat dan saat mengalami perempuan. Penelitian yang dilakukan
keluhan tanda-tanda dari gula darah naik Amelia (2014) bahwa DM banyak terjadi
atau turun penderita dibawa ke pelayanan pada wanita karena wanita yang telah
kesehatan terdekat dari rumah untuk mengalami menopause, kadar gula dalam
mendapatkan perawatan lebih lanjut. darah lebih tidak terkontrol dikarenakan
Hasil data yang diperoleh dari World terjadi penurunan produksi hormon
Health Organization (WHO) mengatakan esterogen dan progesteron (Amelia,
penyandang Diabetes Mellitus pada tahun Nurchayati, & Veni Elita, 2014). Usia
2015 ada 415 juta orang, pada tahun 2040 yang semakin bertambah tua merupakan
diperkirakan jumlahnya akan menjadi 642 salah satu faktor penyakit DM akan
2
muncul. Hal itu terjadi karena sistem bagiamana penanganan awal jika terjadi
endokrin yang ada didalam tubuh manusia hipoglikemia pada penderita, penanganan
mengalami penurunan fungsinya dengan untuk mencegah luka diabetes, pencegahan
bertambahnya usia (Trisnawati, 2013). agar tidak kambuh dari cara diet dan
Penyakit ini juga bisa disebabkan karena aktivitas, pengontrolan rutin gula darah
faktor keturunan dari keluarga yang sampai meminum obat rutin. Edukasi yang
menderita Diabetes Mellitus. Pekerjaan diberikan bisa berupa penyuluhan dengan
merupakan faktor penyebab DM, media leaflet, poster, dan lembar balik
pekerjaan atau aktivitas fisik banyak (Soekidjo, 2012). Konseling juga bisa
terjadi pada wanita terutama kelompok ibu dilakukan ke keluarga dengan pendekatan
rumah tangga karena sedikit memerlukan komunikasi terapeutik agar tugas
tenaga dan sedikit melakukan aktivitas kesehatan keluarga yang tidak
fisik sehingga dapat menimbulkan dilaksanakan dapat terlaksana dengan baik.
penimbunan lemak dalam tubuh yang Sehingga keluarga mampu menyelesaikan
dapat mengakibatkan resistensi insulin dan masalah kesehatan keluarga untuk
terjadi peningkatan kadar gula darah meningkatkan derajat kesehatan keluarga
(Ramadhan, 2017). Seseorang dengan dengan baik.
durasi penyakit yang lebih lama memiliki
pengalaman dalam mengatasi penyakit METODE PENELITIAN
mereka dan melakukan perilaku perawatan Metode penelitian yang digunakan
diri yang lebih baik sehingga mampu adalah metode observasional analitik.
menjalakan tugas kesehatan keluarga Teknik sampling dalam penelitian ini
untuk mencapai derajat kesehatan yang menggunakan non probability sampling
opitmal (Fatimah, 2016). Tingkat sosial dengan metode cluster sampling dan
ekonomi keluarga mempengaruhi keluarga diperoleh jumlah sampel 67 responden.
dalam memberikan pengobatan dan Pengumpulan data dilakukan
pengetahuan tentang perawatan pada menggunakan kuisioner. Hasil data
penderita DM. Pendapatan keluarga yang tersebut diolah melalui proses
tinggi akan mempengaruhi keluarga untuk editing,coding, Processing, cleaning. Lalu
selalu memberikan pengobatan yang dianalisa menggunakan uji SPSS yaitu uji
terbaik bagi keluarga. Spearman Rank memiliki dasar keputusan
Pengelolaan penyakit Diabetes jika p < 0,05 maka, dapat disimpulkan
Mellitus, selain dokter, perawat, ahli gizi, bahwa terdapat hubungan yang signifikan
dan tenaga kesehatan lain, peran pasien antar variabel dan jika P > 0,05 maka,
dan keluarganya menjadi sangat penting. dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
Peran pasien diwujudkan melalui hubungan yang signifikan antar variable.
perilakunya dalam mengelola penyakit Variabel independen pada penelitian ini
DM yang terdiri dari perilaku diit, perilaku adalah faktor individu dan keluarga
olahraga/ aktivitas fisik, perilaku sedangkan variabel dependen yaitu tugas
pengobatan, perilaku dalam mengontrol kesehatan keluarga. Instrumen pada
gula darah serta perilaku pencegahan variabel independen dalam penelitian ini
komplikasi (Ferawati, 2014). Penanganan adalah faktor individu meliputi usia, jenis
Diabetes Mellitus sangat memerlukan kelamin, pendidikan, pekerjaan dan lama
peran aktif dari keluarga sebagai sistem menderita diabetes mellitus. Variabel dari
yang mendukung untuk mengoptimalkan faktor keluarga meliputi tipe, struktur,
derajat kesehatannya. Keluarga yang tidak tahap perkembangan, status sosial
dapat menyelesaikan tugas kesehatan ekonomi keluarga dan tingkat pengetahuan
keluarga diberikan edukasi kepada keluarga. Instrumen pada variabel
penderita sendiri terutama ke keluarga dependen penelitian ini adalah tugas
3
kesehatan keluarga terdiri dari lima tugas cukup dan 3 responden (27,3%) kurang.
yaitu mengenal masalah kesehatan, Pada penderita DM yang berusia 55-64
memutuskan tindakan, merawat anggota tahun ada 2 responden (9,1%) telah
keluarga, memodifikasi lingkungan dan melaksanakan tugas kesehatan keluarga
memanfaatkan fasilitas kesehatan. baik, 9 responden (40,9%) cukup dan 11
responden (50,0%) kurang. Sedangkan
HASIL DAN PEMBAHASAN pada penderita DM yang berusia > 65
1. DATA KHUSUS tahun ada 2 responden (5,9%) telah
a. Tugas Kesehatan Keluarga melaksanakan tugas kesehatan keluarga
Tabel 5.12 Karakteristik Responden baik, 8 responden (23,5%) cukup dan 24
Berdasarkan Tugas Kesehatan Keluarga responden (70,6%) kurang. Berdasarkan
Penderita DM di Wilayah Kerja Hasil spearman menunjukkan nilai p =
Puskesmas Driyorejo Gresik Tanggal 28 0,003 (p value < 0,05) maka disimpulkan
Desember 2018 (N = 67) ada hubungan antara faktor usia dengan
Tugas Kesehatan Persentase tugas kesehatan keluarga.
Frekuensi
Keluarga (%) 2) Pendidikan Penderita Diabetes
Baik 9 13.4 Mellitus
Cukup 20 29.9 Tabel 5.15 Hubungan Antara
Rendah 38 56.7 Pendidikan Dengan Tugas Kesehatan
Total 67 100 Keluarga Penderita DM di Wilayah
Tabel 5.12 Memperlihatkan bahwa Kerja Puskesmas Driyorejo Gresik
Penderita DM dari 67 orang didapatkan Tanggal 28 Desember 2018 (N = 67)
hasil 38 orang (56,7%) memiliki tugas Faktor Tugas Kesehatan Keluarga P
Pendi Val
kesehatan keluarga kurang, 20 orang dikan ue
Baik Cukup Kurang Total
(29,9%) memiliki tugas kesehatan
(f) % (f) % (f) % (f) %
keluarga cukup dan 9 orang (13,4%)
TS 0 0 1 20.0 4 80.0 5 100
memiliki tugas kesehatan keluarga baik.
SD 2 8.0 7 28.0 16 64.0 25 100
SMP 1 7.1 4 28.6 9 64.3 14 100 0.01
b. Faktor Individu
SMA 3 16.7 7 38.9 8 44.4 18 100 3
1) Usia Penderita Diabetes Mellitus
Tabel 5.13 Hubungan Antara Usia Dengan PT 3 60.0 1 20.0 1 20.0 5 100
Tugas Kesehatan Keluarga Penderita DM Total 9 13.4 20 29.9 38 56.7 67 100
di Wilayah Kerja Puskesmas Driyorejo Tabel 5.15 menunjukkan bahwa
Gresik Tanggal 28 Desember 2018 (N=67) Penderita DM yang tidak sekolah telah
melaksanakan tugas kesehatan keluarga
Faktor Tugas Kesehatan Keluarga P
dengan cukup 1 responden (20,0%) dan 4
usia Val
Baik Cukup Kurang Total ue responden (80,0%) kurang. Pada Penderita
(f) % (f) % (f) % (f) % DM yang berpendidikan SD telah
melaksanakan tugas kesehatan keluarga
45-54 3 27.3 11 100
5 45.4 3 27.3 0.00 dengan baik ada 2 responden (8,0%), 7
Tahun
3 responden (28,0%) cukup dan 16
55-64 9 40.9 11 50.0 23 100
2 9.1 responden (64,0%) kurang. Penderita DM
Tahun
> 65 24 70.6 34 100 yang berpendidikan SMP telah
2 5.9 8 23.5
Tahun melaksanakan tugas kesehatan keluarga
Total 9 13.4 20 29.9 38 56.7 67 100 dengan baik ada 1 responden (7,1%), 4
Tabel 5.13 menunjukkan bahwa responden (28,6%) cukup dan 9 responden
Penderita DM yang berusia 45-54 tahun (64,3%) kurang. Penderita DM yang
melaksanakan tugas kesehatan baik 5 berpendidikan SMA telah melaksanakan
responden (45,4%), 3 responden (27,3%) tugas kesehatan keluarga dengan baik ada
4
3 responden (16,7%), 7 responden (38,9%) Wilayah Kerja Puskesmas Driyorejo
cukup dan 8 responden (44,4%) kurang. Gresik Tanggal 28 Desember 2018 (N=67)
Sedangkan pada penderita DM yang Faktor Tugas Kesehatan Keluarga P
berpendidikan Perguruan Tinggi ada 3 Pengeta Val
huan Baik Cukup Kurang Total ue
responden (60,0%) telah melaksanakan Klg (f) % (f) % (f) % (f) %
tugas kesehatan keluarga dengan baik, 1
responden (20,0%) cukup dan 1 responden Tinggi 5 41.7 4 33.3 3 25.0 12 100
0.00
(20,0%) kurang. Berdasarkan Hasil Cukup 2 8.3 10 41.7 12 50.0 24 100
1
spearman menunjukkan nilai p = 0,013 (p Rendah 2 6.5 6 19.4 23 74.1 31 100
value < 0,05) maka disimpulkan ada Total 9 13.4 20 29.9 38 56.7 67 100
hubungan antara faktor pendidikan dengan Tabel 5.21 menunjukkan bahwa
tugas kesehatan keluarga. Penderita DM yang memiliki pengetahuan
tinggi telah melaksanakan tugas kesehatan
c. Faktor Keluarga keluarga dengan baik ada 5 responden
1) Penghasilan Keluarga (41,7%), 4 responden (33,3%) cukup 3
Tabel 5.20 Hubungan Antara Penghasilan responden (25,0%) kurang. Pada Penderita
Keluarga Dengan Tugas Kesehatan DM yang memiliki pengetahuan cukup
Keluarga pada Penderita DM di Wilayah telah melaksanakan tugas kesehatan
Kerja Puskesmas Driyorejo Gresik keluarga dengan baik ada 2 responden
Tanggal 28 Desember 2018 (N = 67) (8,3%), 10 responden (41,7%)
Tabel 5.20 menunjukkan bahwa melaksanakan tugas kesehatan keluarga
Penderita DM yang memiliki penghasilan cukup dan 12 responden (50,0%) kurang.
keluarga tiap bulan < 3.500.000 telah Sedangkan Penderita DM yang memiliki
Faktor Tugas Kesehatan Keluarga P pengetahuan rendah telah melaksanakan
Pengh Val tugas kesehatan keluarga dengan baik ada
asilan Baik Cukup Kurang Total ue 2 responden (6,5%), 6 responden (19,4%)
Klg (f) % (f) % (f) % (f) % melaksanakan tugas kesehatan keluarga
< 3.5jt 2 5.3 8 21.1 28 73.6 38 100 cukup dan 23 responden (74,2%) kurang.
0.00
>3.5jt 7 24.1 12 41.4 10 34.5 29 100
1
Berdasarkan Hasil spearman menunjukkan
Total 9 13.4 20 29.9 38 56.7 67 100 nilai p = 0,001 (p value < 0,05) maka
melaksanakan tugas kesehatan keluarga disimpulkan ada hubungan antara
dengan baik ada 2 responden (5,3%), 8 pengetahuan keluarga dengan tugas
responden (21,1%) cukup dan 28 kesehatan keluarga.
responden (73,6%) kurang. Sedangkan
pada Penderita DM yang memiliki 2. PEMBAHASAN
penghasilan keluarga tiap bulan > Penelitian ini dirancang untuk
3.500.000 telah melaksanakan tugas memberikan gambaran interpretasi dan
kesehatan keluarga dengan baik ada 7 menganalisis faktor-faktor yang
responden (24,1%), 12 responden (41,4%) mempengaruhi dalam menjalankan tugas
cukup dan 10 responden (34,5%) kurang. kesehatan keluarga di Wilayah Kerja
Berdasarkan Hasil spearman menunjukkan Puskesmas Driyorejo Gresik. Sesuai
nilai p = 0,001 (p value < 0,05) maka dengan tujuan penelitian, maka akan
disimpulkan ada hubungan antara dibahas hal-hal sebagai berikut :
penghasilan keluarga dengan tugas a. Tugas Kesehatan Keluarga Penderita
kesehatan keluarga. Diabetes Mellitus
2) Pengetahuan Keluarga Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Tabel 5.21 Hubungan Antara Tingkat Penderita DM dari 67 orang didapatkan
Pengetahuan Keluarga Dengan Tugas hasil 38 orang (56,7%) memiliki tugas
Kesehatan Keluarga pada Penderita DM di kesehatan keluarga kurang, 20 orang
5
(29,9%) memiliki tugas kesehatan Tugas keluarga dalam memberikan
keluarga cukup dan 9 orang (13,4%) perawatan sebagian besar adalah kurang
memiliki tugas kesehatan keluarga baik. sebanyak 52 orang (77,6%). Tugas
Hasil dari kuisioner tugas kesehatan keluarga mengenai perawatan masih
keluarga yang terdiri dari 20 item banyak yang belum terlaksana dengan baik
pertanyaan dikategorikan menjadi 5 tugas khususnya tentang pengaturan makan
kesehatan keluarga yang tebagi atas penderita DM, pengontrolan gula darah
pertanyaan nomor 1-4 tugas 1, pertanyaan rutin setiap 1 bulan sekali dan kondisi
nomor 5-8 tugas 2, pertanyaan nomor 9-12 ekonomi keluarga yang minim. Keluarga
tugas 3, pertanyaan nomor 13-16 tugas 4 di wilayah kerja Puskesmas Driyorejo
dan pertanyaan nomor 17-20 tugas 5. sebagian besar tidak memisahkan makanan
Tugas kesehatan keluarga dalam untuk penderita DM dan yang tidak DM
mengenal masalah keluarga sebagian besar sehingga penderita lebih sulit untuk
adalah baik sebanyak 59 orang (88,1%). menjaga kestabilan gula darahnya. Kontrol
Keluarga sudah mengenal keadaan sehat gula darah tidak dilakukan rutin oleh
sakit dan perubahan - perubahan yang keluarga karena alasan meminta rujukan
dialami anggota keluarganya dari sulit, jarak pelayanan kesehatan dengan
pengamatan banyak keluarga yang rumah juga jauh dan kesibukan keluarga
mengatakan bahwa penyakit DM adalah dalam bekerja sehingga jarang untuk
penyakit keturunan, penyakit ini bisa mengontrolkan penderita dan keluarga
menimbulkan luka di kaki, penyakit ini menganggap penyakit diabet tidak
bisa diakibatkan karena gaya hidup dan berbahaya.
pola makan. Pengalaman yang keluarga Tugas keluarga dalam memodifikasi
miliki berpengaruh terhadap mengenal lingkungan sebagian besar adalah cukup
masalah kesehatan keluarga, pengalaman sebanyak 29 orang (43,3%). Banyak
tersebut didapatkan keluarga karena sering keluarga yang memiliki kesibukan di luar
mengikuti kegiatan posyandu, posbindu rumah untuk bekerja menjadi salah satu
dan senam lansia yang diadakan di balai faktor penyebab lingkungan sekitar
Desa setiap 3 bulan sekali. Keluarga menjadi tidak sehat. Keluarga tidak
mendapatkan pengalaman bertukar fikiran, membuat jadwal untuk melakukan
pendapat dan infomasi dilakukan baik kegiatan gotong royong bersih-bersih
dengan petugas kesehatan maupun dengan seluruh isi rumah setiap satu minggu sekali
sesama penderita Diabetes Mellitus. atau satu bulan sekali. Keluarga tidak
Tugas keluarga dalam mengambil pernah mengajak olahraga bersama-sama,
keputusan sebagian besar adalah baik keluarga mayoritas tinggal di pemukiman
sebanyak 32 orang (47,8%). Pengamatan padat penduduk dan lokasinya
peneliti keluarga sudah memberikan bersebelahan dengan sungai Brantas,
tindakan yang diperlukan untuk anggota sungai tersebut banyak membawa sampah-
keluarga yang mengalami Diabetes melitus sampah sehingga lingkungan sekitar
seperti memilih fasilitas kesehatan yang rumah penduduk tercemar bau yang tidak
baik dengan pelayanan BPJS, memilih enak. Rumah responden jarang yang
pengobatan yang tepat serta tau akan memiliki pegangan tangan pada tembok
konsekuensi dan manfaat dari setiap rumahnya atau di area kamar mandi.
tindakan yang akan dilakukan. keluarga Tugas kesehatan keluarga dalam
segera membawa pasien berobat ke memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
pelayanan kesehatan terdekat jika sebagian besar adalah cukup sebanyak 33
mengalami keluhan DM seperti timbul orang (49,3%). Kurangnya pemanfaatan
gejala pusing, mata berkunang-kunang dan fasilitas pelayanan kesehatan oleh keluarga
kesemutan. adalah karena jaraknya pelayanan
6
kesehatan yang jauh dari rumah, mayoritas sehingga anak dan keluarga enggan untuk
keluarga memiliki BPJS tetapi keluarga memberi nasehat lagi. Lansia diwilayah
sulit untuk meminta rujukan berobat kerja Puskesmas Driyorejo rata-rata
karena tidak ada waktu untuk memiliki keyakinan nilai yang kuat akan
melaksanakannya. Keluarga sebagian penyakitnya, sehingga jika dikasih tahu
besar sudah mampu dan tahu untuk segera anak atau saudara terdekat tidak
membawa anggota keluarga yang sakit/ dihiraukan. Usia 45-54 tahun adalah usia
kambuh ke pelayanan kesehatan. Keluarga yang berada pada tahap perkembangan
belum mampu melakukan pemeriksaan yang matang. Usia yang matang dalam
gula darah secara rutin setiap bulan. befikir dan bertindak lebih mampu dalam
Tindakan yang keluarga lakukan yaitu melaksanakan tugas kesehatan keluarga
mengantarkan penderita mengikuti karena keadaan fisik mereka masih bisa
posyandu lansia dan posbindu untuk cek dan tidak ada keterbatasan. Hasil
kesehatan meskipun menunggu 3 bulan pengamatan responden yang berada di usia
sekali. tersebut masih sanggup melakukan
olahraga, melakukan aktivitas sehari-hari
b. Faktor Individu tanpa bantuan orang lain, mampu
1) Usia Penderita DM menjawab pertanyaan peneliti, mampu
Hasil penelitian pada Tabel 5.13 bertanya balik kepada peneliti dan
menunjukkan bahwa Penderita DM yang sebagian besar masih sanggup untuk
berusia 45-54 tahun melaksanakan tugas bekerja.
kesehatan baik 5 responden (45,4%), 3 2) Pendidikan Penderita DM
responden (27,3%) cukup dan 3 responden Hasil penelitian pada Tabel 5.15
(27,3%) kurang. Pada penderita DM yang menunjukkan bahwa Penderita DM yang
berusia 55-64 tahun ada 2 responden tidak sekolah telah melaksanakan tugas
(9,1%) telah melaksanakan tugas kesehatan keluarga dengan cukup 1
kesehatan keluarga baik, 9 responden responden (20,0%) dan 4 responden
(40,9%) cukup dan 11 responden (50,0%) (80,0%) kurang. Pada Penderita DM yang
kurang. Sedangkan pada penderita DM berpendidikan SD telah melaksanakan
yang berusia > 65 tahun ada 2 responden tugas kesehatan keluarga dengan baik ada
(5,9%) telah melaksanakan tugas 2 responden (8,0%), 7 responden (28,0%)
kesehatan keluarga baik, 8 responden cukup dan 16 responden (64,0%) kurang.
(23,5%) cukup dan 24 responden (70,6%) Penderita DM yang berpendidikan SMP
kurang. Berdasarkan Hasil spearman telah melaksanakan tugas kesehatan
menunjukkan nilai p = 0,003 (p value < keluarga dengan baik ada 1 responden
0,05) maka disimpulkan ada hubungan (7,1%), 4 responden (28,6%) cukup dan 9
antara faktor usia dengan tugas kesehatan responden (64,3%) kurang. Penderita DM
keluarga. yang berpendidikan SMA telah
Seseorang yang berusia 60 tahun melaksanakan tugas kesehatan keluarga
keatas sudah mengalami penurunan dengan baik ada 3 responden (16,7%), 7
fungsi-fungsi didalam tubuhnya terutama responden (38,9%) cukup dan 8 responden
fungsi kognitif dan fisik sehingga (44,4%) kurang. Sedangkan pada penderita
penderita yang sudah berusia lebih dari 60 DM yang berpendidikan Perguruan Tinggi
tahun sudah jarang mengontrol gula darah, ada 3 responden (60,0%) telah
mengatur pola makan, olahraga dan anak melaksanakan tugas kesehatan keluarga
atau suami/istri memberitahu untuk dengan baik, 1 responden (20,0%) cukup
menjaga kesehatan tidak dihiraukan. dan 1 responden (20,0%) kurang.
Seringkali lansia marah jika diberi tau oleh Berdasarkan Hasil spearman menunjukkan
anaknya untuk menjaga pola makan, nilai p = 0,013 (p value < 0,05) maka
7
disimpulkan ada hubungan antara faktor responden (24,1%), 12 responden (41,4%)
pendidikan dengan tugas kesehatan cukup dan 10 responden (34,5%) kurang.
keluarga. Berdasarkan Hasil spearman menunjukkan
Penderita yang berpendidikan tinggi nilai p = 0,001 (p value < 0,05) maka
akan semakin mengerti untuk disimpulkan ada hubungan antara
melaksanakan tugas dan kewajibannya penghasilan keluarga dengan tugas
dalam perawatan kesehatan didalam kesehatan keluarga.
keluarga. Tingkat pendidikan akan Penghasilan keluarga merupakan
membantu seseorang untuk lebih mudah aspek penting yang mempengaruhi
menangkap dan memahami informasi serta kehidupan keluarga. Semakin tinggi status
pengambilan sikap dalam menentukan ekonomi maka semakin tinggi kemampuan
kesehatan dirinya sendiri dan keluarganya. keluarga dalam memberikan dukungan
Pendidikan yang rendah membuat pada anggota keluarga. Penderita DM
penderita sulit untuk mengontrol kesehatan yang berada diwilayah kerja Puskesmas
dirinya dan keluarga sehingga dalam Driyorejo yang memiliki sosial ekonomi
melaksanakan tugas kesehatan keluarga tinggi lebih bisa memanfaatkan fasilitas
juga kurang. Hasil observasi banyak kesehatan. Keluarga sering memeriksakan
keluarga yang mayoritas berpendidikan penderita DM untuk kontrol gula darah
rendah, mereka kurang dalam menggali setiap bulan, membelikan obat-obatan
infomasi terkait DM karena rasa ingin tau penurun gula darah secara herbal,
dari keluarga kurang dibandingkan mengingatkan minum obat dan bahkan ada
keluarga yang berpendidikan tinggi. sebagian yang sudah mampu untuk
Keluarga yang berpendidikan tinggi memisahkan makanan dan minuman
mereka akan mencari-cari informasi penderita DM dengan yang tidak DM.
sebanyak mungkin dengan cara bertanya Keluarga memberikan makanan khusus
kepada petugas kesehatan, menambah ilmu untuk penderita DM dengan gula jagung,
dengan ikut sosialisasi, penyuluhan memberikan porsi makan yang sedikit
kesehatan dan aktif di kegiatan posyandu, karbohidrat, rendah gula banyak protein
posbindu sedangkan keluarga yang dan vitamin. Sedangkan pada keluarga
berpendidikan rendah mereka cenderung yang sosial ekonomi rendah mereka jarang
diam dan malu untuk bertanya. Saat memeriksakan anggota keluarga ke
pelaksanaan penelitian mayoritas yang pelayanan kesehatan, tidak memisahkan
bertanya kepada peneliti mengenai makanan penderita DM dan tidak DM,
penelitian ini dan tentang penyakit DM kontrol gula darah kadang 3 bulan sekali,
adalah keluarga dengan pendidikan tinggi. hanya saat kambuh baru keluarga
memeriksakan ke pelayanan kesehatan.
c. Faktor Keluarga 2) Pengetahuan Keluarga
1) Penghasilan Keluarga Hasil penelitiana pada Tabel 5.21
Hasil penelitian pada Tabel 5.20 menunjukkan bahwa Penderita DM yang
menunjukkan bahwa Penderita DM yang memiliki pengetahuan tinggi telah
memiliki penghasilan keluarga tiap bulan melaksanakan tugas kesehatan keluarga
< 3.500.000 telah melaksanakan tugas dengan baik ada 5 responden (41,7%), 4
kesehatan keluarga dengan baik ada 2 responden (33,3%) cukup 3 responden
responden (5,3%), 8 responden (21,1%) (25,0%) kurang. Pada Penderita DM yang
cukup dan 28 responden (73,6%) kurang. memiliki pengetahuan cukup telah
Sedangkan pada Penderita DM yang melaksanakan tugas kesehatan keluarga
memiliki penghasilan keluarga tiap bulan dengan baik ada 2 responden (8,3%), 10
> 3.500.000 telah melaksanakan tugas responden (41,7%) melaksanakan tugas
kesehatan keluarga dengan baik ada 7 kesehatan keluarga cukup dan 12
8
responden (50,0%) kurang. Sedangkan wilayah kerja Puskesmas Driyorejo
Penderita DM yang memiliki pengetahuan Kabupaten Gresik.
rendah telah melaksanakan tugas 2. Hubungan faktor individu dengan tugas
kesehatan keluarga dengan baik ada 2 kesehatan keluarga dalam
responden (6,5%), 6 responden (19,4%) melaksanakan tugas kesehatan keluarga
melaksanakan tugas kesehatan keluarga penderita Diabetes melitus di wilayah
cukup dan 23 responden (74,2%) kurang. kerja Puskesmas Driyorejo Kabupaten
Berdasarkan Hasil spearman menunjukkan Gresik yang memiliki hubungan adalah
nilai p = 0,001 (p value < 0,05) maka faktor usia dan faktor pendidikan.
disimpulkan ada hubungan antara 3. Hubungan faktor keluarga dengan tugas
pengetahuan keluarga dengan tugas kesehatan keluarga dalam
kesehatan keluarga. melaksanakan tugas kesehatan keluarga
Keluarga yang memiliki penderita Diabetes melitus di wilayah
pengetahuan tinggi lebih bisa kerja Puskesmas Driyorejo Kabupaten
melaksanakan tugas kesehatan keluarga Gresik yang memiliki hubungan adalah
karena mereka terpapar infomasi faktor penghasilan keluarga dan faktor
kesehatan dengan baik, lebih bisa pengetahuan.
menerapkan perilaku kesehatan dengan
benar dan mampu merawat dirinya sendiri SARAN
dan keluarga dengan baik. Keluarga Beberapa saran yang dapat
dengan pengetahuan tinggi akan lebih bisa disampaikan pada pihak terkait dari hasil
dalam menangani penderita diabetes penelitian ini adalah sebagai berikut:
mellitus jika menimbulkan keluhan dan 1. Bagi Penderita Diabetes mellitus
harus mendapatkan penangan seperti apa Diharapkan penderita Diabetes melitus
saat terjadi komplikasi ataupun kegawatan. hendaknya mencari dukungan keluarga
Keluarga di wilayah Driyorejo sering untuk menjaga agar hidupnya tetap
mengikuti kegiatan posyandu, posbindu berkualitas, dukungan tersebut dalam
dan prolanis yang diadakan oleh bentuk pengenalan tanda dan gejala,
Puskesmas Driyorejo, dari situ mereka pengambilan keputusan tindakan yang
mendapatkan tambahan ilmu kesehatan, tepat, memberikan perawatan,
sebagai sumber informasi kesehatan dan mempertahankan suasana rumah yang
bisa bertukar infomasi atau pendapat sehat serta menggunakan fasilitas
mengenai penyakit DM mulai dari kesehatan yang ada.
penanganannya, diit, komplikasi- 2. Bagi Keluarga
komplikasinya dan pencegahannya. Diharapkan keluarga dapat membantu
dalam proses penatalaksanaan penyakit
SIMPULAN diabaetes mellitus dengan memberikan
Berdasarkan hasil penelitian yang dukungan serta selalu mengingatkan
telah dilakukan untuk menganalisis faktor responden untuk menjaga pola makan
individu dan keluarga terhadap tugas sesuai diet diabetes, menjaga pola hidup,
kesehatan keluarga yang sudah mengkonsumsi obat diabet rutin,
dilaksanakan keluarga penderita Diabetes melakukan olahraga rutin bersama-sama
Mellitus di wilayah kerja Puskesmas dan mengontrol gula darah penderita DM
Driyorejo Kabupaten Gresik dapat ditarik setiap bulan.
kesimpulan sebagai berikut : 3. Bagi Puskesmas Driyorejo
1. Sebagian besar keluarga kurang dalam Diharapkan Puskesmas Driyorejo dapat
melaksanakan tugas kesehatan keluarga memasukkan intervensi tugas kesehatan
pada penderita Diabetes melitus di keluarga dalam merawat anggota keluarga
yang sakit untuk diterapkan dikeluarga
9
pasien yang berobat di Puskesmas Puskesmas Pisangan Kota Tangerang
Driyorejo agar penyakit kronis yang di Selatan Tahun 2016. Universitas Islam
alami pasien tidak kambuh kembali Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
sehingga derajat kesehatan keluarga dapat Ferawati. (2014). Hubungan Dukungan
terpenuhi. Keluarga dan Perilaku Pengelolaan
4. Bagi Peneliti Selanjutnya Penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2 di
Diharapkan peneliti yang akan datang Wilayah Kerja Puskesmas Purnama
dapat menggunakan data yang ada untuk Kecamatan Pontianak Selatan Kota
melakukan penelitian selanjutnya. Pontianak. Universitas Tanjungpura
Diharapkan untuk peneliti selanjutnya agar Friedman, M. M. (2010). Buku Ajar
menyempurnakan penelitian selanjutnya Keperawatan Keluarga Riset, Teori dan
dengan menambahkan atau meneliti Praktik (5th ed.). EGC.
variabel - variabel lain yang Gibney, M. J., et al. (2009). Gizi
memungkinkan dapat mempengaruhi tugas Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.
kesehatan keluarga berupa perilaku Harmoko. (2012). asuhan keperawatan
manajemen diri Diabetes Mellitus, keluarga. yogyakarta: Pustaka Pelajar.
pengetahuan perawatan kaki jika terjadi Huda, N. (2017). Buku Ajar Asuhan
luka diabet dan menambah sampel Keperawatan Diabetes Mellitus dan
penelitian agar dapat mewakili polpulasi Penggunaan SFE dalam Perawatan
yang lebih besar. Luka Kaki Diabetes. Sidoarjo:
. Indomedia Pustaka.
DAFTAR PUSTAKA IDF. (2015). Prevalensi Indonesia di
Dunia.
Ali, Z. (2009). Pengantar Keperawatan (http://www.searo.who.int/indonesia/to
Keluarga. Jakarta: EGC. pics/8-whd2016-diabetes-facts-and-
Amelia, M., Nurchayati, S., & Veni Elita. numbers-indonesian.pdf): Di akses pada
(2014). Analisis Faktor-Faktor Yang tanggal 15 Oktober 2018 jam 16.00
Mempengaruhi Keluarga Untuk WIB.
Memberikan Dukungan Kepada Klien Jiwantoro, Y. A. (2017). Riset
Diabetes Mellitus Dalam Menjalani Keperawatan: Analisis Data Statistik
Diet. Universitas Riau Menggunakan SPSS (1st ed.). Jakarta:
Asmadi. (2008). Konsep Dasar Mitra Wacana Medika.
Keperawatan. Jakarta: EGC. Kartika, S. W. (2013). Penuntun Praktis
Chairani, R. (2015). Modul Keperawatan Asuhan Keperaatan Komunitas (1st
Komunitas 1 Konsep Dasar ed.). Jakarta: TIM.
Keperawatan Komunitas. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. (2013).
AIPHSS. Diabetes Melitus Penyebab Kematian
Erlinda, V. (2015). Penerapan model Nomor 6 Didunia. Retrieved from
family-centered nursing terhadap http://www.depkes.go.id
pelaksanaan tugas kesehatan keluarga Komang, A. H. A. (2012). Aplikasi Praktis
dalam pencegahan ISPA pada Balita di Asuhan Keperawatan Keluarga (2nd
Wilayah Kerja Puskesmas Simpang ed.). Jakarta: Sagung Seto.
Tiga Kabupaten Aceh Besar Leslie, R. David, et al. (2012). Diabetes.
Application Of Family-Centered London: Manson Publishing Ltd.
Nursing Model On The Execution Of Lola, Ii. dkk. (2015). Tugas Kesehatan
Family He. Jurnal Kedokteran Yarsi Keluarga Pada Anggota Keluarga Yang
Fatimah. (2016). Hubungan Faktor Menderita Tb Paru. Universitas
Personal dan Dukungan Diabetes Lambung Mangkurat
Mellitus di Posbindu Wilayah Kerja
10
Nindya, A. S. (2018). Hubungan Faktor UniversitasMuhammadiyahYogyakarta.
yang Dapat Dimodifikasi dan Tidak Sari, M. A. (2016). Faktor Risiko Kejadian
Dapat Dimodifikasi dengan Kejadian Diabetes Melitus Tipe II pada
Diabetes Melitus Tipe II pada Wanita Masyarakat Urban Kota
Lanjut Usia di Puskesmas Sering Semarang(Studi Kasus di RSUD
Kecamatan Tembung Medan Tahun Tugurejo).
2017. Universitas Sumatera Utara Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik
Noval Sahputra. (2014). Pengaruh Tingkat Penulisan Riset Keperawatan.
Pengetahuan Pasien Tentang Penyakit yogyakarta: Graha Ilmu.
Diabetes Mellitus Tipe 2 dan Obat Soegondo, S & Sukardji, K. (2008). Hidup
Antidiabetes Oral di Poliklinik secara Mandiri dengan Diabetes
Endokrin Rumah Sakit Umum Daerah Mellitus Kencing Manis Sakit Gula.
dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, 59–82. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Soekidjo, N. (2012). Promosi Kesehatan
Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis dan Perilaku Kesehatan (1st ed.).
(4th ed.). Jakarta: Salemba Medika. Jakarta: Rineka Cipta.
Perkeni. (2011). No Title. Konsensus Tandra, H. (2008). Segala sesuatu yang
Pengendalian Dan Pencegahan harus Anda ketahui tentang Diabetes
Diabetes Mellitus Tipe2 Di Indonesia Panduan Lengkap Mengenal dan
Potter, Perry, S. & H. (2011). Basic Mengatasi Diabetes dengan Cepat dan
Nursing (7th ed.). St. Louis: Mosby Mudah. (Gramedia Pustaka Utama,
Elsevier. Ed.). Jakarta.
Pribadi, A. Y. E. (2017). Hubungan Tandra, H. (2013). Life Healthy with
Dukungan Keluarga pPasien dengan Diabetes, Diabetes Mengapa &
Kepatuhan Pengendalian Gula Darah Bagaimana. Yogyakarta: Andi Offset.
pada Penderita Diabetes Mellitus di Trirahayu, K. E., Dwidiyanti, M., & Muin,
Wilayah Puskesmas Rakit 2 M. (2016). Peningkatan Pelaksanaan
Banjarnegara Tugas Kesehatan Keluarga Dalam
Rahayu, N. W., Putri, M., & Utami, S. Perawatan TB Paru Melalui Paket
(2018). Peningkatan Kemampuan Pendidikan Manajemen Diri.
Keluarga dalam Merawat Klien Universitas Diponegoro
Increasing Family Ability in According Trisnawati, S. S. (2013). Faktor Risiko
Clients Diabetes Mellitus Kejadian Diabetes Melitus Tipe II Di
Rahma, S. (2015). Gambaran pengetahuan Puskesmas Kecamatan Cengkareng
tentang perawatan luka dm pada Jakarta Barat Tahun 2012. Jurnal
anggota keluarga pasien dm. Ilmiah Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Wahit, I. M. et all. (2009). Ilmu
Hidayatullah Jakarta. Keperawatan Komunitas Konsep dan
Ramadhan, M. (2017). Faktor yang Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.
Berhubungan dengan Kejadian Zulfitri, R. (2014). Gambaran Pelaksanaan
Diabetes Mellitus di RSUP Dr. Wahidin Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga
Sudirohusodo dan Rumah Sakit Unhas. Di Wilayah Kerja Puskesmas Rumbai.
Rumahorbo, H. (2014). Mencegah Jurnal Ners Indonesia
diabetes mellitus dengan Perubahan
Gaya Hidup. Bogor: In Media.
Sa’adah, N. (2016). Hubungan Keyakinan
Kemampuan Diri (Self-Efficacy)
Terhadap Perilaku Perawatan Kaki
Pada Pasien Diabetes Melitus.
11

You might also like