You are on page 1of 6

Volume 4, Nomor 2, Oktober 2015 http://doi.org/10.

21009/JPPP

PREFERENSI PEMILIHAN CALON PASANGAN HIDUP DITINJAU


DARI KETERLIBATAN AYAH PADA ANAK PEREMPUAN

Anna Armeini Rangkuti* Devi Oktaviani Fajrin**

*Program Studi Psikologi, Universitas Negeri Jakarta


** Program Studi Psikologi, Universitas Negeri Jakarta

DOI: https://doi.org/10.21009/JPPP.042.03

Alamat Korespondensi:
annarangkuti@unj.ac.id

ABSTRACT
This study aims to determine the effect of father involvement on mate selection preferences in his young adult
daughters. Researcher used scale quantitative methods psychology. Researcher used adapted instrument,
namely Nurturant Fathering Scales and Father Involvement Scale subscale Reported Father Involvement
Scale for variable of father involvement and used instrument created by researcher for variable mate
selection preferences. There are 96 samples which is a father who has daughters ages 18-25 and is unmarried
with accidental sampling. The data processing used in the testing of hypotheses analytics logistic regression. The
result of this research is there is no influence of father involvement on mate selection preferences in his young
adult daughters. But when viewed from the value of Odds Ratio of 2,571 indicates that the father has
opportunity to choose the family background preferences of the prospecive life partner of his daughters of 2,571
times compared of the personal characteristics preference of the prospecive life partner of his daughters. That
is the father has opportunity to choose the family background preference of their prospecive life partner of his
daughters compared of their personal characteristics preference even though the value is only 2,571.

Keywords
father involvement, preference, mate selection preferences

1. Pendahuluan bentuk kehidupan rumah tangga. Mereka akan


menentukan criteria usia, pendidikan, pekerjaan,
Individu pada dasarnya akan terus berkem-
atau suku bangsa tertentu, sebagai prasyarat pa-
bang. Mulai dari masa kanak-kanak, remaja
sangan hidupnya; (b) Membina kehidupan rumah
hingga masa dewasa. Masa dewasa terbagi men-
tangga. Sebagian besar dari orang dewasa muda
jadi tiga yaitu masa dewasa awal, dewasa madya
yang telah menyelesaikan pendidikan, umumnya
dan dewasa akhir. Masa dewasa awal adalah masa
telah memasuki dunia pekerjaan guna meraih
dimana seseorang memiliki otonomi terhadap
karir tertinggi. Dari sini, mereka mempersiapkan
dirinya sendiri. Dalam masa dewasa awal, ber-
dan membuktikan diri bahwa mereka sudah man-
kisar antara 18-25 tahun (Arnett, dalam Santrock,
diri secara ekonomis, artinya sudah tidak tergan-
2011) terdapat tugas perkem-bangan yang harus
tung lagi pada orangtua. Sikap yang mandiri ini
dijalani oleh individu. tugas perkembangan
merupakan langkah positif bagi mereka karena
dewasa awal menurut Havighurst (dalam Dariyo,
sekaligus dijadikan sebagai persiapan untuk me-
2008), yaitu: (a) Mencari dan menemukan calon
masuki kehidupan rumah tangga yang baru; (c)
pasangan hidup. Mereka akan berupaya mencari
Meniti karir dalam rangka memantapkan kehidu-
calon teman hidup yang cocok untuk dijadikan
pan ekonomi rumah tangga. Mereka berupaya
pasangan dalam perkawinan ataupun untuk mem-

59
Anna Armeini Rangkuti Preferensi Pemilihan Calon Pasangan Hidup Ditinjau Dari
Devi Oktaviani Fajrin Pengaruh Keterlibatan Ayah pada Anak Perempuan

menekuni karir sesuai dengan minat dan bakat pengasuhan terutama dalam memilihkan calon
yang dimiliki, serta memberi jaminan masa depan pasangan hidup bagi anak perempuannya. Hal ini
keuangan yang baik. Masa dewasa muda adalah terlihat pada saat peneliti melakukan wawancara
masa untuk mencapai puncak prestasi. singkat kepada beberapa ayah yang memiliki anak
Salah satu dari tugas-tugas perkembangan perempuan yang berusia dewasa awal berikut ini:
tersebut adalah memilih pasangan hidup. Menurut Ayah pertama : “...saya mah terserah anaknya
Lyken & Tellegen (1993) preferensi pemilihan aja mbak, jaman sekarang kan anak mana mau
pasangan hidup adalah memilih seseorang yang dijodohin begitu yang penting anaknya baik
diharapkan dapat menjadi teman hidup, sese- aja...”
orang yang dapat menjadi rekan untuk menjadi Ayah kedua : “...paling saya nanya-nanya aja
orang tua dari anak–anaknya kelak. De Genova cowoknya tinggal dimana, kerja apa, orang
(2005) mengatakan, ada dua faktor yang mem- tuanya kerja apa paling ya.. sebatas itu sih...”
pengaruhi pemilihan pasangan, yaitu; (a) latar be- Dari hasil wawancara singkat kepada beberapa
lakang keluarga, dalam mempelajari latar bela- ayah dapat dikatakan bahwa beberapa ayah
kang keluarga dari calon pasangan, ada dua hal memang jarang terlibat dalam memilihkan pa-
yang juga akan diperhatikan, yaitu; kelas sosio- sangan hidup bagi anak perempuannya. Ayah
ekonomi, pendidikan dan intelegensi, agama, dan kurang terlibat dalam mengarahkan bagaimana
pernikahan antar ras atau suku, (b) karakteristik kriteria yang baik untuk calon pasangan anak
personal, faktor-faktor yang dapat mendukung perempuannya. Padahal beberapa dari perempuan
kecocokan dari pemilihan pasangan, yaitu; sikap yang berusia dewasa awal tersebut dapat dibilang
dan tingkah laku individu, perbedaan usia, cukup dekat dengan ayahnya. Namun jika untuk
memiliki kesamaan sikap dan nilai, peran gender urusan calon pasangan hidup, sang ayah lebih
dan kebiasaan pribadi menyerahkan keputusan kepada anaknya. Ber-
Sehubungan dengan preferensi pemilihan dasarkan uraian tersebut maka peneliti ingin me-
pasangan hidup, peran orangtua sangat ber- lihat bagaimana pengaruh keterlibatan ayah pada
pengaruh. Orangtua adalah orang pertama yang masa sekarang ini dalam preferensi pemilihan
mengajarkan segala sesuatu terhadap anaknya. calon pasangan hidup anak perempuannya yang
Salah satunya dengan memberikan nasihat-nasihat berusia dewasa awal.
dalam proses pemilihan calon pasangan hidup Preferensi pemilihan pasangan hidup adalah
yang tepat terutama bagi anak perempuan. Para proses memilih seseorang yang diharapkan dapat
orangtua ingin melihat anaknya bahagia terutama menjadi pendamping hidup dan seseorang yang
jika anak perempuannya memilih calon pasangan akan menjadi rekan dalam mengasuh anak kelak
hidup yang tepat dalam membimbing dan (Lykken & Tellegen, 1993). Blankship (2008,
menafkahinya. Menurut Grinder (1978), peran dalam Larasati, 2012) mengatakan bahwa pemi-
orangtua menjadi penting sebab orangtua adalah lihan pasangan adalah proses dimana individu
agen utama dan pertama dalam mensosialisasikan mencari pasangan yang dapat berkomitmen dan
kepada anaknya yang tumbuh dewasa tentang dapat menciptakan makna hubungan sampai pada
keunikan gaya hidup berkeluarga tersebut (dalam pernikahan.
Saraswati, 2011). Teori Proses Perkembangan De Genova &
Meskipun anak dapat memilih pasangan Rice (2005), menjelaskan bahwa pemilihan pa-
hidupnya sendiri tetapi orang tua yang tetap akan sangan merupakan proses penyaringan dan
memberikan restu, sehingga baik secara langsung penyortiran individu sampai pada akhirnya hanya
maupun tidak langsung orang tua juga ikut satu orang yang memenuhi syarat dan kompatibel
berperan dalam menentukan kriteria pasangan yang terpilih. Selain itu, menurut Buss (1985)
hidup anak perempuannya. Ditambah lagi dalam mendefinisikan preferensi pemilihan pasangan
kenyataan, masih banyak beredar keyakinan di individu didasarkan pada persamaan dari bebe-
masyarakat Islam bahwa orang tua (dalam hal ini rapa karakteristik/aspek yang dimiliki masing-
ayah) memiliki hak menentukan jodoh bagi anak masing individu tersebut.
gadisnya (Ismail, dalam Saraswati, 2011). Namun Menurut Allen & Dally (2007) konsep
pada kenyataannya ayah jarang terlibat dalam “keterlibatan ayah” lebih dari sekedar melakukan

Jurnal Penelitian dan Pengukuran Psikologi, Vol. 4, No. 2, Oktober 2015 60


Anna Armeini Rangkuti Preferensi Pemilihan Calon Pasangan Hidup Ditinjau Dari
Devi Oktaviani Fajrin Pengaruh Keterlibatan Ayah pada Anak Perempuan

interaksi yang positif dengan anak-anak mereka, digunakan untuk memprediksi peluang pengaruh
tetapi juga memperhatikan perkembangan anak- variabel bebas terhadap variabel terikat.
anak mereka, terlihat dekat dan nyaman, hubu-
ngan ayah dan anak yang kaya, dan dapat me- 3. Hasil Penelitian dan Diskusi
mahami dan menerima anak-anak mereka (dalam
Setelah melakukan uji coba validitas dan reli-
Abdullah, 2009).
abilitas pada instrumen Nurturant Fathering Scale
Keterlibatan ayah umumnya dikenal dengan
dan Father Involvement Scale subskala Reported
istilah paternal involvement atau father involve-
Father Involvement Scale dan instrumen prefe-
ment. Lamb (2010) menje-laskan bahwa keterli-
rensi pemilihan pasangan yang telah diadaptasi,
batan ayah dalam pengasuhan merupakan keikut-
peneliti tidak memasukan beberapa butir aitem
sertaan positif ayah dalam kegiatan yang berupa
yang tidak memenuhi standar kriteria model
interaksi langsung dengan anak-anaknya, mem-
Rasch dengan melihat nilai INFIT MNSQ dari
berikan kehangatan, melakukan pemantauan dan
setiap aitem dan dibandingkan dengan jumlah
kontrol terhadap aktivitas anak, serta bertang-
MEAN + SD. Jika nilai logit INFIT MNSQ lebih
gungjawab terhadap keperluan dan kebutuhan
besar dari jumlah MEAN + SD (Sumintono &
anak.
Widhiarso, 2014). Kemudian instrumen disusun
dalam satu set untuk uji final.
2. Metode Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan secara insi-
Tipe penelitian yang digunakan adalah pene- dental di wilayah Jakarta. Teknik pengambilan
litian kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini sampel menggunakan accidental sampling. Ter-
adalah ayah yang memiliki anak perempuan yang dapat 96 responden yang cocok dengan kriteria
berusia 18-25 tahun yang belum menikah. Teknik peneliti dan dapat diolah lebih lanjut. Proses
sampling yang dilakukan dalam penelitian ini penyebaran instrumen dilakukan sendiri oleh
adalah non probabilistic sampling. Teknik non peneliti dengan cara mendatangi langsung tempat
probalitas yang digunakan adalah jenis accidental pengambilan data.
sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini Data mengenai variabel keterlibatan ayah di-
adalah sebanyak 96 orang. Kuesioner untuk peroleh melalui instrumen Nurturant Fathering
variabel keterlibatan ayah mengadaptasi alat ukur Scale dan Father involvement Scale subskala
Nurturant Fathering Scale dan Father Involve- Reported Father Involvement Scale hasil adaptasi
ment Scale subskala Reported Father Involvement yang telah dilakukan dan terdiri dari 22 aitem.
Scale yang dikembangkan oleh Finley dan Dari hasil pengambilan data dapat diketahui
Schwartz (2004) yang berjumlah 27 item. variabel keterlibatan ayah memiliki mean sebesar
Kuesioner untuk variabel preferensi pemilihan pa- 1,43, median 1,49, standar deviasi 0,79, varians
sangan hidup dibuat sendiri oleh peneliti dengan 0,62, nilai maksimum 3,43 dan nilai minimum -
berdasarkan faktor yang dikemukakan De Genova 0,50.
& Rice (2005) yang berjumlah 47 item. Skor keterlibatan ayah dalam penelitian ini
Teknik analisa data dengan menggunakan terbagi menjadi dua yaitu tinggi dan rendah.
analisis regresi logistik. Analisis regresi logistik Dibawah ini dapat dilihat tabel kategorisasi skor
keterlibatan ayah.

Tabel 1. Kategorisasi Skor Keterlibatan Ayah


Kategori Skor Frekuensi Persentase
Rendah X < 1,43 44 45,8%
Tinggi X > 1,43 52 54,2%
Total 96 100%

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa tinggi dan 44 orang (45,8%) yang memiliki skor
terdapat 52 orang (54,2%) yang memiliki skor rendah.

Jurnal Penelitian dan Pengukuran Psikologi, Vol. 4, No. 2, Oktober 2015 61


Anna Armeini Rangkuti Preferensi Pemilihan Calon Pasangan Hidup Ditinjau Dari
Devi Oktaviani Fajrin Pengaruh Keterlibatan Ayah pada Anak Perempuan

Data mengenai variabel preferensi pemilihan Skor preferensi pemilihan pasangan dalam pe-
pasangan diperoleh melalui instrumen preferensi nelitian ini menggunakan kategorisasi nominal
pemilihan pasangan yang dibuat sendiri oleh pe- dengan menggunakan Z-score. Kategori terbagi
neliti yang terdiri dari 47 item. Dari hasil peng- menjadi dua yaitu latar belakang keluarga dan
ambilan data dapat diketahui bahwa variabel pre- karakteristik personal. Di bawah ini dapat dilihat
ferensi pemilihan pasangan memiliki mean 1,53, tabel kategorisasi skor preferensi pemilihan
median 1,51, standar deviasi 0,46, varians 0,21, pasangan.
nilai maksimum 2,47 dan nilai minimum 0,34.

Tabel 1. Kategorisasi Skor Preferensi Pemilihan Pasangan


Kategori Skor Frekuensi Persentase
Nilai Z-score
latar belakang
Latar Belakang keluarga positif,
18 18,8%
Keluarga nilai
karakteristik
personal negatif
Nilai Z-score
karakteristik
Karakteristik personal positif,
16 16,7%
Personal nilai Z-score
latar belakang
keluarga negatif
Tidak masuk
Tidak
kriteria 62 64,6%
Terklasifikasi
manapun
Total 96 100%

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa dingkan antara nilai p dengan taraf signifikansinya
terdapat 18 orang (18,8%) yang masuk ke dalam (0,05) untuk menentukan apakah Ha diterima atau
kategori latar belakang keluarga, 16 orang ditolak dengan kriteria Ha ditolak jika nilai p >
(16,7%) yang masuk ke dalam kategori karak- dari 0,05 yang menyatakan tidak terdapat penga-
teristik personal, dan 62 orang (64,6%) yang tidak ruh keterlibatan ayah terhadap preferensi pemili-
terklasifikasi masuk ke kategori manapun. han pasangan dan Ha diterima jika nilai p < 0,05
Uji Wald ini digunakan untuk menguji hipo- yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh keter-
tesis, apakah terdapat pengaruh keterlibatan ayah libatan ayah terhadap preferensi pemilihan
terhadap preferensi pemilihan pasangan atau tidak. pasangan.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan memban-

Tabel 3. Uji Pengaruh


B Wald df Sig. Exp (B)
KA ,944 1,770 1 ,183 2,571
Constant -1,638 2,139 1 ,144 ,194

Berdasarkan Tabel 3 nilai signifikan yang dewasa awal.


dihasilkan sebesar 0,183. Artinya nilai signifikan Berbeda dengan analisis regresi linier biasa,
(p value) > dari 0,05 yang menyatakan bahwa Ha dalam analisis regresi logistik ini menggunakan
ditolak, berarti tidak terdapat pengaruh keter- nilai Odds Ratio (Exp (B)) untuk menginter-
libatan ayah terhadap preferensi pemilihan calon pretasikan persamaan regresi. Berdasarkan tabel 3
pasangan hidup anak perempuannya yang berusia nilai Odds Ratio sebesar 2,571 yang menunjukan

Jurnal Penelitian dan Pengukuran Psikologi, Vol. 4, No. 2, Oktober 2015 62


Anna Armeini Rangkuti Preferensi Pemilihan Calon Pasangan Hidup Ditinjau Dari
Devi Oktaviani Fajrin Pengaruh Keterlibatan Ayah pada Anak Perempuan

bahwa ayah memiliki peluang untuk memilih menilai anak telah dewasa; 3) anak yang akan
preferensi latar belakang keluarga calon pasangan menjalani hubungannya; 4) agar tidak disalahkan
anak perempuannya sebesar 2,571 kali dibanding- jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
kan memilih preferensi karakteristik per-sonal
calon pasangan anaknya. Artinya ayah lebih me- 4. Kesimpulan
miliki peluang memilih preferensi latar belakang
Berdasarkan hasil pengujian secara statistik,
keluarga calon pasangan hidup anak perempuan-
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh
nya dibandingkan preferensi karakteristik per-
keterlibatan ayah terhadap kemungkinan prefe-
sonal walaupun nilainya hanya sebesar 2,571 Ho
rensi pemilihan calon pasangan hidup anak
diterima, yang berarti bahwa tidak terdapat penga-
perempuannya yang berusia dewasa awal. Namun
ruh antara keterlibatan ayah terhadap preferensi
jika dilihat dari nilai Odds Ratio sebesar 2,571
pemilihan pasangan anak perempuannya yang
menunjukkan bahwa ayah memiliki peluang
berusia dewasa awal. Dalam penelitian ini Pseudo
memilih preferensi latar belakang keluarga calon
R Square atau yang biasa disebut R Square dalam
pasangan hidup anak perempuannya sebesar 2,571
analisis regresi biasa menunjukan bahwa hanya
kali dibandingkan preferensi karakteristik per-
7% keterlibatan ayah dapat mempengaruhi prefe-
sonal calon pasangan hidup anak perempuannya.
rensi pemilihan pasangan hidup anak perempuan
Artinya ayah lebih memiliki peluang memilih
di usia dewasa awal, selebihnya sebanyak 93%
preferensi latar belakang keluarga calon pasangan
mungkin dipengaruhi variabel lain diluar pene-
hidup anak perempuannya dibandingkan prefe-
litian ini.
rensi karakteristik personal walaupun nilainya
Tidak terdapatnya pengaruh dalam penelitian
hanya sebesar 2,571.
ini dapat disebabkan oleh faktor lain di luar pene-
litian ini. Di jaman sekarang sudah menjadi jaman
5. Daftar Pustaka
industri dan telah terjadi perubahan mindset dari
para orangtua terutama ayah. Menurut Blood Abdullah, S.M. (2009). Keterlibatan ayah dalam
(dalam Andriani, 2011) para orangtua yang masuk Pengasuhan Anak (Paternal Involvement):
ke dalam kelompok industrial lebih melepaskan Sebuah Tinjauan Teoritis. Jurnal Insight.
kekuasaannya dan memberikan kebebasan memi- Fakultas Psikologi Universitas Mercu
lih seluruhnya kepada sang anak. Buana Yogyakarta.
Hasil dari penelitian ini ternyata berbanding
lurus dengan fenomena yang diajukan peneliti, di- Abdullah, S.M. (2010). Studi Eksplorasi Tentang
mana sang ayah kurang terlibat dalam preferensi Peran Ayah dalam Pengasuhan Anak Usia
pemilihan calon pasangan hidup anak perempuan- Dini. Jurnal Spirit 1(1).
nya. Seperti dari hasil wawancara singkat yang
telah dilakukan, dari beberapa orang perempuan Allen, S., & Dally, K. (2007). The Effects Of
dewasa awal dan dua orang ayah yang menyata- Father Involvement: An Updated Research
kan bahwa ayahnya kurang terlibat atau kurang Summary Of The Evidence Inventory.
detil dalam memilih calon pasangan baginya dan Canada: University of Guelph.
menyerahkan semua keputusan kepada anaknya.
Sejalan juga dengan hasil penelitian ini, pene- Andriani, I.G. (2001). Peran Ibu terhadap
litian yang dilakukan oleh Santi Yuman (2002) Pemilihan Pasangan Hidup Anak
juga menunjukan bahwa ayah kurang terlibat Perempuan Sulung di Budaya
dalam memilih pasangan hidup anak perempuan- Minangkabau. Skripsi. Fakultas Psikologi
nya. Hal ini dikarenakan ayah berpendapat bahwa Universitas Indonesia, Depok.
dirinya hanya bertugas untuk mencari nafkah.
Yuman (2002) juga menjelaskan ada beberapa Buss, D.M., & Barnes, M. (1986). Preferences in
alasan ketidakterlibatan orangtua (dalam peneli- Human Mate Selection. Journal of
tian ini terutama ayah) dalam pemilihan calon Personality and Social Psychology, 50(3),
pasangan hidup anak perempuannya, di antaranya 559-570.
adalah; 1) jodoh berada di tangan Tuhan; 2)

Jurnal Penelitian dan Pengukuran Psikologi, Vol. 4, No. 2, Oktober 2015 63


Anna Armeini Rangkuti Preferensi Pemilihan Calon Pasangan Hidup Ditinjau Dari
Devi Oktaviani Fajrin Pengaruh Keterlibatan Ayah pada Anak Perempuan

Dariyo, A. (2008). Psikologi Perkembangan Santhi, N.M. (2002). Peran Ayah terhadap
Dewasa Muda. Jakarta: PT Gramedia Pemilihan Pasangan Hidup Anak Tunggal
Widiasarana Indonesia. Perempuan dalam Keluarga Bali yang
Menetap di luar Pulau Bali. Skripsi.
De Genova, M.K., & Rice, E.F (2005). Intimate Fakultas Psikologi Universitas Indonesia,
Relationship, Marriage and Families. New Depok. Tidak dipublikasikan.
York: McGraw-Hill.
Santrock, J.W. (2011). Life-Span Development:
Finley, G.E., & Schwartz, S.J. (2004). The Father Perkembangan Masa Hidup Jilid 2
Involvement and Nurturant Fathering (Benedictine Widyasinta, penerjemah)
Scales: Retrospective Measures for edisi ketigabelas. Jakarta: Erlangga.
Adolescent and Adult Children.
Educational and Psychological Saraswati, P. (2011). Hubungan antara Persepsi
Measurement, 64(1), 143-164. Anak terhadap Peran Orangtua dalam
Pemilihan Pasangan Hidup dengan
Fogarty, K., & Evans, G.D. (2009). The Hidden Kecenderungan Pemilihan Pasangan Hidup
Benefits of Being an Involved Father. Berdasarkan Status Sosial Ekonomi pada
Department of Family, Youth and Dewasa Awal. Jurnal Psikologi
Community Sciences. University of Universitas Airlangga Surabaya, 6(1), 347
Florida. – 364.

Lykken, D.T., & Tellegen, A. (1993). Is Human Sonali, K., & Sunita, M. (2013). Assesment of
Mating Adventitious or the Result of Father’s Involvement in Child Care
Lawful Choice? A Twin Study of Mate Development. IOSR Journal of Dental and
Selection. Journal of Personality and Medical Sciences, 7(5), 39 – 41.
Social Psychology, 65(1), 56-68.
Suminto, B., & Widhiarso, W. (2014). Aplikasi
Mirandita, A. (2010). Gambaran Proses Pemilihan Model Rasch untuk Penelitian Ilmu-Ilmu
Pasangan pada Dewasa Awal yang Sosial. Cimahi: Trim Komunikasi
Kembar. Skripsi. Fakultas Psikologi Publishing House.
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Sundari, A.R. & Herdajani, F. (2013). Dampak
Papalia, D.E, & Feldman, R.D. (2014). Menyelami Fatherless terhadap Perkembangan
Perkembangan Manusia Buku 2 (Fitriana Psikologis Anak. Fakultas Psikologi
Wuri Herarti, penerjemah) edisi 12. Universitas Persada Indonesia YAI,
Jakarta: Salemba Humanika. Jakarta.

Rangkuti, A.A. (2013). Buku Ajar Statistika Yuman, S. (2002). Studi Deskriptif tentang
Parametrik dan Non-Parametrik dalam Perbedaan Keterlibatan Orangtua dalam
Bidang Psikologi dan Pendidikan. Pemilihan Calon Pasangan Hidup Anak
Fakultas Ilmu Pendidikan: Universitas Perempuannya. Skripsi. Fakultas Psikologi
Negeri Jakarta. Universitas Surabaya.

Jurnal Penelitian dan Pengukuran Psikologi, Vol. 4, No. 2, Oktober 2015 64

You might also like