You are on page 1of 8

Dinamika Teknik Mesin, Volume 5 No.

2 Juli 2015 Sayid, Agus, Pandri: Analisis keausan dan waktu pengere-
ISSN: 2088-088X man kampas cakram asbestos dan non asbestos

ANALISIS KEAUSAN DAN WAKTU PENGEREMAN KAMPAS CAKRAM


ASBESTOS DAN NON ASBESTOS DENGAN VARIASI BEBAN
PENGEREMAN DAN BERAT PENGENDARA PADA SEPEDA MOTOR
HONDA SUPRA X 125 CC
1 2 3
Sayid Khaidir Ali Mulahela *, Agus Dwi Catur , Pandri Pandiatmi
1,2,3
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Mataram
Jl. Majapahit No. 62 Mataram NTB Telp. (0370)636126 ext.128, (0370)636087
*Email : haidirmulahela@yahoo.com

ABSTRACT
Brake system is an important thing of vehicle. Many kinds of brake pads presents by
each factory. Brake pads made of asbestos and non asbestos material. Each of them have
excess and lack. This research aims to know the performance of each type of brake pads so
that it can show the excess and lack of each type of product. As user, we have to choose a
product which will be used in our vehicle cleverly.
The research be done by giving variations in load of brake and weight of rider at a
constant speed. The load of brake used spring with the variation are 2 kg, 3 kg and 4kg. While,
weight rider are varied with 54 kg and 111 kg.
Research result shows that increasing load of pull brake led to increasing the value of
worn out and a decline in the braking time, while increasing weight of the rider causes an
increase in the value of worn out and braking time at all types of brake pad products. In dry
-4
condition, the lowest wear is 1,37x10 mm/second in non asbestos pads and the highest wear
-5
is 3,088x10 mm/second in asbestos pads. While, the smallest braking time is 28,79 seconds in
asbestos pads and the biggest is 64,26 seconds in non asbestos pads. In wet condition, the
-5 -5
lowest wear is 2,422x10 mm/second in asbestos pads and the highest wear is 7,716x10
mm/second in non asbestos pads. While, the smallest braking time is 29,46 seconds in non
asbestos pads and the biggest is 62,71 seconds in asbestos pads.

Key word: Brake pad, wear, time, load, weight

LATAR BELAKANG meredam panas lebih baik dibandingkan


Sistem pengereman adalah suatu serat asbes [1].
perangkat yang sangat penting dalam suatu Beban pengereman berhubungan
kendaraan. Pengereman berfungsi untuk dengan tekanan yang terjadi pada kampas
memperlambat dan menghentikan laju suatu cakram dengan piringan cakram, semakin
kendaraan. Berbagai jenis dan merek kampas besar beban pengereman, maka tekananya
cakram yang ditawarkan oleh berbagai akan semakin besar. Sedangkan berat
produsen. Kita sebagai konsumen harus pengendara berpengaruh terhadap besar
cerdas dalam memilih jenis kampas cakram gaya yang dibutuhkan untuk menghentikan
yang akan kita gunakan. Jika kita tidak cerdas laju kendaraan. Semakin besar berat
dalam memilih jenis kampas cakram yang pengendara, maka gaya yang dibutuhkan
aman dan ramah lingkungan, maka nyawalah untuk menghentikan kendaraan akan
taruhannya. semakin besar pula. Jenis produk yang
Kampas cakram sepeda motor ada berbeda akan menghasilkan nilai keausan
yang terbuat dari bahan asbes dan ada yang dan waktu pengereman yang berbeda pula.
terbuat dari bahan non asbes. Keduanya Sebab, kualitas dari masing-masing jenis
memilik kelebihan dan kekurangan. Kampas kampas cakram berbeda tergantung dari
rem asbestos akan terjadi blong atau tidak formula yang diberikan oleh masing-masing
o
bekerja pada suhu pengereman di atas 200 C produsen.
yang dapat menyebabkan kecelakaan. Ini Oleh karena itu, diharapkan dari
disebabkan karena kandungan resin yang penelitian ini masyarakat mengetahui
sangat tinggi. Sedangkan untuk kampas rem penyebab terjadinya berbagai keluhan dari
yang terbuat dari non asbestos lebih tahan jenis kampas cakram dan dampaknya
panas dan terjadi rem blong pada saat suhu terhadap kesehatan dan lingkungan sehingga
o
pengereman di atas 350 C. Hal ini karena masyarakat menjadi lebih cerdas dalam
serat selulosa dan serat lainnya dapat memilih jenis kampas cakram yang terbaik
untuk digunakan di motor mereka. Selain itu,

82
Dinamika Teknik Mesin, Volume 5 No. 2 Juli 2015 Sayid, Agus, Pandri: Analisis keausan dan waktu pengere-
ISSN: 2088-088X man kampas cakram asbestos dan non asbestos

kita akan mendapatkan gambaran tentang mempengaruhi keselamatan kendaraan


pengaruh besar beban pengereman dan tersebut. Semakin tinggi kemampuan
berat pengendara terhadap keausan dan kendaraan tersebut untuk melaju maka
waktu pengereman pada produk kampas semakin tinggi pula tuntutan kemampuan
cakram yang berbeda. sistem rem yang lebih handal dan optimal
untuk menghentikan atau memperlambat laju
TUJUAN PENELITIAN kendaraan tersebut. Sistem rem yang baik
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk adalah sistem rem yang jika dilakukan
mengetahui pengaruh beban pengereman pengereman baik dalam kondisi apapun
dan berat pengendara terhadap nilai keausan pengemudi tetap dapat mengendalikan arah
dan waktu pengereman kampas cakram dan laju kendaraannya [3].
asbestos dan non asbestos agar masyarakat
secara umum dapat mengetahui perbedaan Jenis Kampas Rem Menurut Klasifikasi
dari masing-masing produk. International:
a. OEM (Original Equipment Manufactured)
MANFAAT PENELITIAN OEM adalah jenis kampas rem yang
Manfaat yang diharapkan dari sudah terpasang pada saat membeli
penelitian ini adalah untuk menambah motor baru, dimana untuk produsen
wawasan pengetahuan tentang sistem Honda, Suzuki, dan Kawasaki dikeluarkan
pengereman, dapat menjadi acuan bagi oleh pabrikan rem Nissin, sedangkan
penelitian-penelitian berikutnya terutama untuk Yamaha dikeluarkan oleh Akebono.
dalam penelitian kampas cakram, masyarakat b. OES (Original Equipment Sparepart)
dapat lebih cerdas dalam memilih kampas OES adalah jenis kampas rem yang
cakram yang aman bagi kesehatan dan digunakan sebagai pengganti kampas rem
ramah lingkungan. OEM dimana kampas rem ini dibuat oleh
pabrikan OEM sehingga mempunyai kode
LANDASAN TEORI formula yang sama, proses yang sama,
Kampas cakram sepeda motor ada kualitas yang sama dan bahan yang sama
yang terbuat dari bahan asbes dan ada yang dengan kampas rem OEM.
terbuat dari bahan non asbes. Keduanya c. After Market
memiliki perbedaan dalam ketahanan Jenis ini adalah kampas rem yang beredar
terhadap suhu yang terjadi di mana kampas di pasaran, dengan kualitas yang
rem masih mampu bekerja. Kampas rem beragam. Ada yang mempunyai kualitas
asbestos akan terjadi blong atau tidak bekerja lebih rendah dari OEM, dan ada yang
o
pada suhu pengereman di atas 200 C yang lebih tinggi kualitasnya dari OEM.
dapat menyebabkan kecelakaan. Ini d. Genuine
disebabkan karena kandungan resin yang Pada dasarnya kampas rem ini masuk
sangat tinggi. Sedangkan untuk kampas rem dalam kategori jenis After Market. Istilah
yang terbuat dari non asbestos lebih tahan Genuine hanya untuk membedakan antara
panas dan terjadi rem blong pada saat suhu asli dan palsu tidaknya produk tersebut
o
pengereman di atas 350 C. Hal ini karena [4].
serat selulosa dan serat lainnya dapat
meredam panas lebih baik dibandingkan METODE PENELITIAN
serat asbes [1]. Pada penelitian ini digunakan 3 merek
Asbes adalah serat mineral yang kampas cakram yaitu kampas cakram AHM,
berasal dari batuan yang berasal dari dalam Unibear dan Federal. Kampas cakram AHM
bumi yang diperoleh dari proses termasuk jenis non asbestos, kampas cakram
penambangan bawah tanah. Sebenarnya Uniber termasuk jenis kampas cakram non
asbes termasuk dalam kategori bahan yang asbestos dan federal termasuk kampas
sangat berbahaya, karena asbes terdiri dari cakram jenis asbestos.
serat-serat yang berukuran sangat kecil, kira- Untuk masing-masing sampel kampas
kira lebih tipis dari1/700 rambut kita. Serat- cakram yang diuji, baik sisi kampas cakram
serat ini menguap di udara dan tidak larut yang kiri maupun yang kanan, diberi titik
dalam air, jika terhirup oleh paru-paru akan pengukuran sebanyak 10 titik untuk
menetap di sana dan dapat menyebabkan mendapatkan hasil yang lebih akurat.
berbagai macam penyakit [2]. Penentuan titik pengukuran tersebut dapat
Pada setiap kendaraan bermotor dilihat pada gambar 1.
kemampuan sistem pengereman menjadi Penelitian dilakukan secara langsung di
suatu yang sangat penting karena dapat jalan utama universitas mataram, di bagian

83
Dinamika Teknik Mesin, Volume 5 No. 2 Juli 2015 Sayid, Agus, Pandri: Analisis keausan dan waktu pengere-
ISSN: 2088-088X man kampas cakram asbestos dan non asbestos

utara fakultas teknik pada pukul 08.00-12.00


dengan menggunakan sepeda motor Honda
Supra X 125 cc. Beban pengereman
divariasikan dengan 2 kg, 3 kg dan 4 kg, dan
dengan total berat pengendara adalah 54 kg
dan 111 kg. Metode pembebanan pada
kendaraan dapat dilihat pada gambar 2.
Kondisi pengereman divariasikan pada
kondisi kering dan kondisi basah. Kampas
cakram yang digunakan pada kondisi kering
dan kondisi basah berbeda. Sehingga
kampas cakram yang digunakan untuk
masing-masing merek yang berbeda adalah 2
sampel. Satu untuk kondisi kering dan satu
untuk kondisi basah. Mekanisme pengairan Gambar 2. Proses pembebanan (a) Besi
kontinyu untuk kondisi basah dapat dilihat beban langsung (b) Penentuan pembebanan
pada gambar 3. (c) Posisi pegas rem dalam keadaan
mengerem (d) Posisi pegas rem diganjel
dalam keadaan belum mengerem

Gambar 3. Mekanisme pengairan secara


kontinyu
Pengukuran dilakukan di lab.
Metrologi Fakultas Teknik Universitas
Gambar 1. Titik pengukuran (a) Kampas Mataram menggunakan alat ukur mikrometer
cakram A (b) Kampas cakram B (c) Kampas dengan ketelitian 0,001 mm. Beban yang
cakram C digunakan sebagai variasi penelitian
menggunakan besi dan yang digunakan pada
peneltian secara langsung di kendaraan
motor menggunakan pir dengan k=65,5
N/mm. Untuk mengganjal handel terhadap
stang agar tidak mengerem pada saat
kendaraan akan dijalankan menggunakan
alumunium yang telah didesain. Tahapan
penelitian berupa diagram alir penelitian
dapat dilihat pada gambar 4.

84
Dinamika Teknik Mesin, Volume 5 No. 2 Juli 2015 Sayid, Agus, Pandri: Analisis keausan dan waktu pengere-
ISSN: 2088-088X man kampas cakram asbestos dan non asbestos

Gambar 4. Diagram alir penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Data mentah yang didapat berupa


Dari hasil penelitian yang telah ketebalan kampas cakram sebelum
dilakukan,diperoleh data yang menunjukkan pengereman dan setelah pengereman. Selain
pengaruh variasi beban pengereman dan itu, didapatkan juga waktu pengereman
berat pengendara terhadap nilai keausan dan semenjak melepas beban pengereman
waktu pengereman dari masing-masing hingga kendaraan berhenti total. Data-data
kampas cakram dengan merek dan jenis tersebut diolah ke dalam tabel dan diubah
yang berbeda. Data-data hasil penelitian menjadi grafik seperti di bawah ini.
tersebut dikumpulkan dan dimasukkan ke 1. Pengaruh Beban Pengereman dan
dalam tabel yang berbeda-beda, sesuai Berat Pengendara Terhadap Laju
variasi perlakuan yang telah ditentukan. Keausan dan Waktu Pengereman
Kampas Cakram Pada Kondisi Kering

85
Dinamika Teknik Mesin, Volume 5 No. 2 Juli 2015 Sayid, Agus, Pandri: Analisis keausan dan waktu pengere-
ISSN: 2088-088X man kampas cakram asbestos dan non asbestos

Gambar 5. Grafik Perbandingan Laju Keausan dan Waktu Pengereman Kampas Cakram
Pada Kondisi Kering

Pada gambar grafik di atas, terlihat pengendara 111 kg dengan total waktu
perbedaan yang cukup signifikan, di mana pengereman sebesar 64,26 detik. Hal ini
keausan terbesar terjadi pada kampas disebabkan karena kampas cakram A
cakram C dengan beban pengereman 4 kg memiliki daya cengkram yang lebih baik
dan berat pengendara 111 kg dan dibandingkan kampas cakram B dan kampas
-4
menghasilkan laju keausan sebesar 1,37x10 cakram C yang berbahan asbes lebih unggul
mm/detik dengan total waktu pengereman dalam hal daya cengkram dibandingkan
sebesar 36,12 detik. Hal ini disebabkan kampas cakram B dalam kondisi kering. Hal
karena kampas cakram C yang berbahan tersebut didukung juga oleh beban
asbes memiliki kekurangan dalam hal pengereman yang paling kecil pada penelitian
keausan pada kondisi kering, namun waktu ini, sehingga menyebabkan gesekan antara
yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan kampas cakram dengan piringan adalah
kampas cakram yang lain. Koefisien gesek paling kecil.
asbestos pada kondisi kering lebih baik dari Waktu yang paling kecil yang
non asbestos tetapi kurang tahan terhadap dibutuhkan untuk menghentikan laju
tekanan [5]. kendaraan terjadi pada kampas cakram C
Keausan terkecil terjadi pada kampas dengan beban pengereman 4 kg dan berat
cakram A dengan beban pengereman 2 kg pengendara 111 kg dengan total waktu
dan menghasilkan laju keausan sebesar pengereman sebesar 36,12 detik. Hal ini
-5
4,043x10 mm/detik dengan total waktu disebabkan karena kampas cakram C yang
pengereman sebesar 58,13 detik. Hal ini berbahan asbes lebih unggul dalam daya
disebabkan karena kekuatan kampas cakram cengkram dibandingkan kampas cakram A
A yang berbahan non asbes lebih baik dalam dan B dalam kondisi kering. Beban
ketahanan aus dari pada kampas cakram B pengereman berkaitan erat dengan waktu
dan C dalam kondisi kering. Walaupun pengereman. Semakin besar beban
kampas cakram A dan B sama-sama pengereman dengan kecepatan yang sama,
berbahan non asbestos, namun formula maka akan menghasilkan waktu pengereman
kampas cakram A lebih baik dari pada yang semakin kecil karena beban yang
kampas cakram B. Kampas cakram A semakin besar akan menghasilkan gaya
termasuk kategori OES (Original Equipment gesek yang semakin besar [6].
Sparepart) yakni kampas cakram yang dibuat .
oleh pabrik astra dan kualitasnya sama 2. Pengaruh Beban Pengereman dan
dengan kampas cakram OEM (Original Berat Pengendara Terhadap Laju
Equipment Manufacture) yang terpasang saat Keausan dan Waktu Pengereman
membeli motor baru [4]. Kampas Cakram Pada Kondisi Basah
Waktu yang paling besar yang
dibutuhkan untuk menghentikan laju
kendaraan terjadi pada kampas cakram B
dengan beban pengereman 2 kg dan berat

86
Dinamika Teknik Mesin, Volume 5 No. 2 Juli 2015 Sayid, Agus, Pandri: Analisis keausan dan waktu pengere-
ISSN: 2088-088X man kampas cakram asbestos dan non asbestos

Gambar 6. Grafik Perbandingan Laju Keausan dan Waktu Pengereman Kampas Cakram
Pada Kondisi Basah

Pada gambar grafik di atas, terlihat memiliki satu jenis fiber yaitu asbes yang
perbedaan yang cukup signifikan, di mana merupakan material yang menimbulkan
keausan terbesar terjadi pada kampas karsinogenik, sehingga kampas rem ini
cakram B dengan beban pengereman 4 kg memiliki kelemahan pada saat kondisi basah
dan berat pengendara 111 kg dan yang mengakibatkan efek licin waktu
-
menghasilkan laju keausan sebesar 7,716x10 pengereman [7].
5
mm/detik dan dengan total waktu Waktu yang paling besar yang
pengereman sebesar 41,47 detik. Hal ini dibutuhkan untuk menghentikan laju
disebabkan karena material kampas cakram kendaraan terjadi pada kampas cakram C
A yang non asbestos memiliki ketahanan aus dengan berat pengendara 111 kg, beban
yang lebih tinggi dibandingkan kampas pengereman 2 kg dan menghasilkan waktu
cakram B yang juga non asbestos. Selain itu, 62,71 detik. Hal ini disebabkan karena
kampas cakram A juga memiliki daya kampas cakram C yang berbahan asbes
cengkram yang lebih baik dibandingkan cenderung memiliki efek licin pada kondisi
kampas cakram B, sehingga waktu yang basah, sehingga daya cengkramnya menurun
dihasilkan A lebih sedikit dibandingkan dan mengakibatkan waktu pengereman yang
kampas cakram B. Sedangkan kampas semakin banyak. Hal tersebut didukung juga
cakram C yang berbahan asbes cenderung oleh beban pengereman yang paling kecil
memiliki efek licin pada kondisi basah, pada penelitian ini, sehingga menyebabkan
sehingga tingkat keausannya lebih rendah. gesekan antara kampas cakram dengan
Besar beban pengereman 4 kg yang piringan adalah paling kecil. Selain itu, berat
merupakan beban maksimum yang digunakan pengendara yang bertambah dengan besar
pada penelitian ini menyebabkan kampas gaya pengereman tetap, menyebabkan waktu
cakram mengalami tingkat keausan pengereman semakin bertambah, karena
maksimum. Karena semakin besar beban semakin besar berat pengendara, maka
pengereman, maka gesekan yang terjadi dibutuhkan gaya pengereman yang semakin
antara kampas cakram dengan piringan akan besar pula untuk dapat menghentikan laju
semakin besar, sehingga tingkat keausannya kendaraan.
akan semakin bertambah [6]. Waktu yang paling kecil yang
Keausan terkecil terjadi pada kampas dibutuhkan untuk menghentikan laju
cakram C dengan beban pengereman 2 kg kendaraan terjadi pada kampas cakram A
dan berat pengendara 54 kg dan dengan beban pengereman 4 kg dan berat
-
menghasilkan laju keausan sebesar 2,422x10 pengendara 54 kg dengan total waktu
5
mm/detik dengan total waktu pengereman pengereman sebesar 37,4 detik. Hal ini
sebesar 55,75 detik. Hal ini disebabkan disebabkan kampas cakram A yang berbahan
karena kampas cakram C yang berbahan non asbes memiliki daya cengkram yang lebih
asbes cenderung memiliki efek licin pada tinggi dibandingkan kampas cakram B dan C.
kondisi basah, sehingga tingkat keausannya Selain itu, daya cengkram kampas cakram
lebih rendah dan waktu yang dibutuhkan berbahan non asbes akan bertambah pada
untuk menghentikan laju kendaraan semakin kondisi basah. Hal tersebut sesuai dengan
banyak. Kampas rem asbestos hanya data hasil penelitian. Sehubungan dengan

87
Dinamika Teknik Mesin, Volume 5 No. 2 Juli 2015 Sayid, Agus, Pandri: Analisis keausan dan waktu pengere-
ISSN: 2088-088X man kampas cakram asbestos dan non asbestos

beban pengereman yang maksimum pada 6. Seiring bertambahnya berat pengendara,


beban 4 kg menyebabkan terjadinya usaha selalu diikuti dengan peningkatan laju
maksimum yang dilakukan kampas cakram keausan dan waktu pengereman pada
untuk menghentikan laju kendaraan, sehingga semua jenis kampas cakram.
waktu pengereman semakin kecil. 7. Kampas cakram asbestos mengalami
KESIMPULAN peningkatan waktu pengereman pada
Berdasarkan data hasil penelitian yang kondisi basah dibandingkan dengan
telah dilakukan, maka ada beberapa hal yang kondisi kering.
dapat di sebagai kesimpulan sebagai berikut: 8. Kampas cakram non asbestos mengalami
1. Dalam kondisi kering, keausan terbesar penurunan waktu pengereman pada
terjadi pada kampas cakram C dengan kondisi basah dibandingkan dengan
beban pengereman 4 kg dan berat kondisi kering.
pengendara 111 kg dan menghasilkan
-4
keausan sebesar 1,37x10 mm/detik dan SARAN
keausan terkecil terjadi pada kampas Bagi peneliti berikutnya agar selalu
cakram A dengan beban pengereman 2 kg berhati-hati dalam melakukan pengujian
dan berat pengendara 54 kg dan dengan memperhatikan kesehatan dan
-5
menghasilkan keausan sebesar 3,088x10 keselamatan. Dan untuk mendapatkan hasil
mm/detik. yang maksimal dalam penelitian, diharapkan
2. Dalam kondisi basah, keausan terbesar ketelitian yang lebih baik dari peneliti dalam
terjadi pada kampas cakram B dengan mengambil data.
beban pengereman 4 kg dan berat Kita harus memilih kampas cakram
pengendara 111 kg dan menghasilkan yang tepat untuk digunakan di daerah yang
-5
keausan sebesar 7,716x10 mm/detik dan akan kita lalui setiap hari. Kita harus
keausan terkecil terjadi pada kampas menyesuaikan kondisi iklim dan kondisi
cakram C dengan beban pengereman 2 kg lingkungan yang ada pada daerah kita. Ada
dan berat pengendara 54 kg dan daerah yang basah dan ada yang kering.
-5
menghasilkan keausan sebesar 2,422x10 Karena kondisi tersebut mempengaruhi
mm/detik. kinerja dari jenis kampas cakram yang kita
3. Waktu yang paling banyak yang gunakan.
dibutuhkan oleh kampas cakram untuk Pada kondisi kering, jika kita
menghentikan laju kendaraan pada kondisi menginginkan keausan yang lebih rendah,
kering terjadi pada kampas cakram B maka kita lebih baik menggunakan kampas
dengan beban pengereman 2 kg, berat cakram non asbestos, namun jika kita
pengendara 111 kg dengan waktu 64,26 menginginkan waktu pengereman yang lebih
detik, sedangkan waktu yang paling sedikit singkat maka lebih baik kita menggunakan
yang dibutuhkan oleh kampas cakram kampas cakram asbestos. Sedangkan pada
untuk menghentikan laju kendaraan pada kondisi basah, jika kita menginginkan
kondisi kering terjadi pada kampas cakram keausan yang lebih rendah, maka kita lebih
C dengan beban pengereman 4 kg, berat baik menggunakan kampas cakram asbestos,
pengendara 54 kg dengan waktu 28,79 namun jika kita menginginkan waktu
detik. pengereman yang lebih singkat maka lebih
4. Waktu yang paling banyak yang baik kita menggunakan kampas cakram non
dibutuhkan oleh kampas cakram untuk asbestos.
menghentikan laju kendaraan pada kondisi
basah terjadi pada kampas cakram C DAFTAR PUSTAKA
dengan beban pengereman 2 kg, berat [1] Sukamto, Bardi A.J., 2013, Analisis
pengendara 111 kg dengan waktu 62,71 Perpindahan Panas Kampas Rem
detik, sedangkan waktu yang paling sedikit Pada Sepeda Motor, Teknik Mesin
yang dibutuhkan oleh kampas cakram Universitas Janabadra, Yogyakarta.
untuk menghentikan laju kendaraan terjadi [2] Alviontina, C.O., dan Trisna, I.T.A.,
pada kampas cakram A dengan beban 2011, Teknologi Bahan Konstruksi,
pengereman 4 kg, berat pengendara 54 kg Universitas Sains Al-Qur’an, Jawa
dengan waktu 29,46 detik. Tengah.
5. Seiring bertambahnya beban pengereman, [3] Welianto, A., 2010, Pengaruh Keausan
selalu diikuti dengan peningkatan laju Brake Pad Terhadap Waktu
keausan dan penurunan waktu Pengereman Pada Pengujian Stationer,
pengereman pada semua jenis kampas Jurusan Teknik Mesin Universitas
cakram. Kristen Petra, Surabaya.

88
Dinamika Teknik Mesin, Volume 5 No. 2 Juli 2015 Sayid, Agus, Pandri: Analisis keausan dan waktu pengere-
ISSN: 2088-088X man kampas cakram asbestos dan non asbestos

Terhadap Keausan Kampas Rem Pada


[4] Sukamto, 2012, Analisis Keausan Sepeda Motor Honda Supra X 125 cc,
Kampas Rem Pada Sepeda Motor, Teknik Mesin Universitas Mataram,
Teknik Mesin Universitas Janabadra, Mataram.
Yogyakarta. [7] Multazam, A., Zainuri, A., dan Sujita,
[5] Isbullah, Haryadi,W., dan Dwi G., 2013, 2012, Analisa Pengaruh Variasi Merek
Prediksi Kegagalan Sistem Rem Kampas Rem Tromol dan Kecepatan
Cakram Pada Sepeda Motor Honda
Sepeda Motor Honda Supra X 125
Supra X 125, Universitas Diponegoro,
Semarang. Terhadap Keausan Kampas Rem,
[6] Febrianto, D., 2012, Analisa Pengaruh Universitas Mataram, Mataram.
Kecepatan dan Beban Pengereman

89

You might also like