You are on page 1of 8

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH

PEPAYA MUDA (CARICCA PAPAYA L) TERHADAP


ESCHERICHIA COLI DAN STAPHYLOCOCCUS AUREUS
SECARA IN VITRO
Citra Trisna1, Mardyana Nizar1
Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Banten, Tangerang
Korespondensi: citratrisna75@gmail.com

ABSTRACT

Infections caused by bacteria, require antibiotics for their treatment. The use of inappropriate
antibiotics causes bacterial resistance. Several studies conducted research on plants that can be
used to treat infectious diseases. From the research, many medicinal plants were used to cure
infectious diseases. One of them is the papaya plant (Carica papaya L). The purpose of this study
was to determine the active substance on the fruit skin of Carica papaya L which functions as an
antibacterial and to know the activity of ethanol extract of young papaya fruit skin (Carica
papaya L) on E. coli and Staphylococcus aureus. This type of research is a laboratory
experiment. The sample in this study was 3 kg of Carica papaya L. fruit peel. Ethanol extraction
of Carica papaya L fruit peel was carried out to determine the content of secondary metabolites.
Phytochemical tests were carried out to determine the antibacterial content in the samples, then
tested the antibacterial activity against E. coli and Staphylococcus aureus, with concentrations of
25%, 50%, 75% and 100%. Phytochemical test results obtained positive contents of the ceiling,
saponins and steroids. In the antibacterial activity of 96% ethanol extract against E. coli no
inhibition was found at all concentrations. The results of the antibacterial activity test on
Stapylococcus aureus bacteria, the inhibition was obtained from a concentration of 25% of 0.55
mm the highest inhibition power at a concentration of 100% of 2.95 mm.

Keywords: Carica papaya L papaya peel, phytochemical test, antibacterial

ABSTRAK

Penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri, memerlukan antibiotika untuk pengobatannya.
Pemakaian antibiotika yang tidak tepat menyebabkan terjadinya resistensi. Beberapa penelitian
melakukan penelitian terhadap tanaman yang dapat digunakan untuk pengobatan penyakit
infeksi. Dari penelitian didapatkan banyak tanaman obat yang digunakan untuk menyembuhkan
penyakit infeksi. Salah satu diantaranya adalah tanaman pepaya (Carica papaya L). Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui zat aktif pada kulit buah Carica papaya L yang berfungsi
sebagai antibakteri dan mengetahui aktivitas ekstrak etanol kulit buah pepaya muda (Carica
papaya L) terhadapa bakteri E. coli dan Staphylococcus aureus. Jenis penelitian ini adalah
eksperimen laboratoratorium. Sampel pada penelitian ini sebanyak 3 kg kulit buah Carica papaya
96
Citra Trisna,dkk, Aktivitas Antibakteri

L. Dilakukan ekstraksi etanol kulit buah Carica papaya L untuk mengetahui kandungan metabolit
sekunder. Dilakukan uji fitokimia untuk mengetahui kandungan antibakteri pada sampel,
selanjutnya dilakukan uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri E. coli dan Staphylococcus
aureus, dengan konsentrasi 25%, 50%, 75% dan 100%. Hasil uji fitokimia didapatkan
kandungan positif plafonoid, saponin dan steroid. Pada uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol
96% terhadap E. coli tidak ditemukan daya hambat pada semua konsentrasi. Hasil uji aktivitas
antibakteri terhadap bakteri Stapylococcus aureus, didapatkan daya hambat mulai dari
konsentrasi 25% sebesar 0,55 mm daya hambat tertinggi pada konsentrasi 100% sebesar 2,95
mm.

Kata kunci: Kulit buah pepaya Carica papaya L, uji fitokimia, antibakteri

PENDAHULUAN resistensi tertinggi terhadap ampisilin,

Penyakit infeksi merupakan penyakit amoksisilin, penisilin G, tetrasiklin dan

yang disebabkan oleh mikroba patogen kloramfenikol. Hal ini terjadi permasalahan

(Darmadi, 2008). Salah satu mikroba patogen baru dalam dunia kesehatan oleh karena itu

tersebut adalah bakteri. Pengobatan penyakit perlu dilakukan penelitian dan

infeksi yang disebabkan bakteri ini pengembangan obat antibakteri secara terus

diantaranya dengan pemberian antibiotik menerus untuk dapat mengatasi

(Hare, 1993). Penggunaan antibiotik yang permasalahan bakteri yang resisten terhadap

tidak tepat dapat menyebabkan antibiotik.

berkembangnya bakteri-bakteri yang kebal Banyak tanaman obat yang menurut

terhadap obat (Green, 2005). sejarah telah digunakan untuk

Berdasarkan hasil penelitian pola menyembuhkan infeksi-infeksi yang

kepekaan kuman terhadap antibiotik di ruang disebabkan oleh bakteri yang sekarang telah

rawat intensif RS. Fatmawati Jakarta tahun resisten. Salah satu tanaman yang dapat

2001-2002 oleh Refdanita et al (2004) pola dimanfaatkan sebagai obat tradisional adalah

kepekaannya menunjukan bahwa kuman tanaman pepaya (Carica pepaya L). Seluruh

patogen yang diteliti (Pseudomonas sp, bagian pepaya dari akar, daun, buah, kulit,

Klebsiella sp, Escherichia coli, Streptococcus getah memiliki nilai medis yang tinggi

haemophiliticus, Staphylococcus epidermidis (Tietze, 2002).Pada dasarnya kandungan

dan Staphylococcus aureus) mempunyai kulit pepaya kurang lebih sama dengan

Jurnal Medikes, Volume 5, Edisi 2, November 2018

97
Citra Trisna,dkk, Aktivitas Antibakteri

daging buahnya, Selain enzim papain, kulit Oktober 2017. Sampel yang digunakan
pepaya juga mengandung alkaloid karpina, adalah kulit buah papaya muda sebanyak 3
glukosid, saponin, sakrosa,dextrose. kg. Kulit buah papaya muda dikeringkan
Pada penelitian yang dilakukan oleh dalam oven pada suhu 37- 40 C selama 4-5
E.I. Okoye (2011) telah dilakukan uji jam. Kulit buah pepaya muda kering
aktivitas antibakteri dan antijamur dari kemudian dihaluskan menjadi serbuk, hasil
ekstrak etanol dan ekstrak air. Diperoleh hasil yang diperoleh digunakan sebagai sampel.
bahwa biji pepaya muda yang berwarna putih Selanjutnya dibuat Ekstraksi Etanol Kulit
memiliki aktivitas antibakteri terhadap Buah Pepaya Muda dengan cara Serbuk
Staphylococcus aureus, Pseudomona kering kulit buah pepaya muda sebanyak 200
aeruginosa, Salmonella typhi, Escherichia g ditambahkan Ethanol p.a 2000 ml
coli dan anti jamur terhadap Aspergillus kemudian dilakukan proses ekstraksi dengan
niger, Penicillium notatum, Fusarium solani, metode maserasi (pengadukan 1 jam,
Candida albican. Oleh karena itu, akan pendiaman 2x24 jam). Hasilnya di saring dan
dilakukan penelitian tentang Aktivitas diperoleh filtrat. Filtrat kemudian dipekatkan
Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah dengan rotary evaporator sampai didapatkan
Pepaya Muda (Caricca papaya L) Terhadap ekstrak kental.
Eschechia coli dan Staphylococcus aureus. Dilakukan pengujian kualitatif
komponen kimia/ Uji Fitokimia berupa: Uji
METODE
Alkaloid, Uji Terpenoid dan Steroid, Uji
Penelitian ini merupakan penelitian
Flavonoid, dan Uji Saponin. Untuk
eksperimental dengan uji laboratorium. Uji
mengetahui kandungan kimia yang terdapat
laboratorium dilakukan untuk mengetahui
dalam kulit buah papaya muda. Selanjutnya
aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit buah
dilakukan Uji Daya Hambat Bakteri. Uji
pepaya muda terhadap bakteri E. coli dan
daya hambat bakteri dilakukan dengan cara:
Staphylococcus aureus. Waktu dan tempat
(1) Media Nutrien Agar (NA) dibuat dan
penelitian dilaksanakan di laboratorium
dimasukan ke dalam cawan petri2, (2)
Mikrobiologi Jurusan Analis Kesehatan
Dibiarkan medium memadat sekitar 5 menit,
Poltekkes Kemenkes Banten dan Biofarmaka
(3) Dipipet 50µL suspensi bakteri E.coli dan
IPB, waktu penelitian pada September-
Staphylococcus aureu, (4) Diteteskan diatas

Jurnal Medikes, Volume 5, Edisi 2, November 2018

98
Citra Trisna,dkk, Aktivitas Antibakteri

media Nutrien Agar (NA), (5) Disebar Tabel 1. Hasil uji fitokimia
suspensi bakteri pada seluruh permukaan Metabolit Sekunder Hasil
lempengan agar. Untuk mendapatkan Flavonoid +
Alkaloid -
pertumbuhan yang merata gores secara
Tanin -
mendatar dengan menggunakan swab steril, Saponin +
(6) Kertas cakram yang telah ditetesi ekstrak Quinon -
Steroid +
etanol kulit buah pepaya muda dengan
Triterpenoid -
konsentrasi 25%, 50%, 75% dan 100% Pada tabel 1 terlihat bahwa kulit buah
diletakkan di atas permukaan media bakteri Carica papaya L mengandung flavonoid,
dengan pinset dan di tekan sedikit, (7) saponin dan steroid. Selanjutnya dilakukan
Sebagai kontrol positif digunakan tetrasiklin uji aktivitas antibakteri terhadapa bakteri E.
1000 ppm, (8) Sebagai kontrol negatif coli dan Staphylococcus aureus.
digunakan kertas cakram ditetesi DMSO, (9) Pengukuran aktivitas antibakeri pada
Diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37° C, ekstrak etanol kulit buah Carica papaya L
(10) Diameter zona hambat yang terbentuk terhadap E. coli dan Stapylococcus aureus,
diukur dengan penggaris dan dinyatakan dengan kontrol positif tetrasiklin dan kontrol
dalam millimeter. negatif Dimethyl Sufoxide (DMSO). Hasil
aktivitas antibakteri dapat dilihat pada
HASIL DAN PEMBAHASAN
gambar 1.
Analisis fitokimia yang dilakukan
meliputi berbagai uji keberadaan metabolit
sekunder seperti alkaloid, tanin, flavonoid,
saponin, steroid, dan triterpenoid. Hasil uji
fitokimia ekstak etanol kulit buah Carica
papaya L dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil uji
fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak etanol
kulit buah Carica papaya L mengandung
komponen-komponen yang berfungsi sebagai Gb 1. Aktivitas Antibakteri
antibakteri.
Pada gambar 1 dapat dilihat bahwa
pengujian aktivitas antibakteri ektrak etanol

Jurnal Medikes, Volume 5, Edisi 2, November 2018

99
Citra Trisna,dkk, Aktivitas Antibakteri

dengan menggunakan kulit buah pepaya dalam sampel kulit buah Carica papaya L.
muda (Carica papaya L) sebagai antibakteri Ekstraksi dilakukan menggunakan etanol
E. coli pada konsentrasi 25 sampai 100% 96% sebanayk 2 L dengan metode maserasi.
didapatkan hasil zona bening 6 mm dengan Pelarut ini dipilih karena kemampuannya
diameter cakram 6 mm, artinya tidak terdapat dalam menarik komponen-komponen yang
daya hambat terhadap bakteri E. coli. ada pada sampel sangat kuat sehingga dapat
Pengujian aktivitas antibakteri dengan menarik seluruh senyawa metabolit sekunder
sampel yang sama pada antibakteri dari mulai senyawa polar hingga non polar
Stapylococcus aeureus didapatkan diameter (Suwendiyanti, 2014).
zona bening mulai dari konsentrasi 25% Prinsip maserasi didasarkan pada
sampai dengan konsentrasi 100%. Zona kontak langsung antara pelarut dan bahan,
bening pada konsentrasi 25% sebesar 0,55, pelarut akan masuk ke dalam matriks bahan
diameter zona bening tertinggi 8,95 mm pada melalui kapiler-kapiler dan melarutkan
konsentrasi 100%. Sebagai kontrol positif ekstrak karena adanya perbedaan konsentrasi
digunakan tetrasiklin. Uji aktivitas antibakteri antara larutan di dalam dan luar sel (proses
dengan tetrasiklin 1000 ppm sebagai kontrol difusi). Metode ini sederhana dan tidak
positif didapatkan diameter zona bening merusak senyawa yang tidak tahan panas.
untuk E.coli sebesar 27,97 mm dan Senyawa yang terbawa pada proses ekstraksi
Stapylococcus aeureus sebesar 25,88 mm. adalah senyawa yang mempunyai polaritas
Pengujian dengan Dymethyl sufoxid sesuai dengan pelarutnya. Perlakuan agitasi
(DMSO) sebagai kontrol negatif didapatkan dilakukan untuk meningkatkan efek mekanis
hasil zona bening 6 mm untuk uji aktivitas yang akan meningkatkan perpindahan massa
antibakteri E.coli dan Stapylococcus auereus, dan interaksi antara pelarut dan bahan. Hal
artinya tidak terdapat daya hambat bakteri ini dapat memfasilitasi ekstraksi dengan
pada DMSO. meningkatkan difusi dan melepaskan larutan
Pada penelitian ini digunakan pekat dari permukaan sampel agar proses
ekstraksi etanol kulit buah papaya muda difusi berlanjut hingga tercapai
(Carica papaya L). Tahapan ekstraksi keseimbangan konsentrasi larutan di dalam
merupakan tahapan penting untuk dan luar sel (Imelda 2013).
mengidentifikasi bioaktif yang terdapat

Jurnal Medikes, Volume 5, Edisi 2, November 2018

100
Citra Trisna,dkk, Aktivitas Antibakteri

Selanjutnya Uji kualitatif fitokimia Dalam penelitian ini diketahui bahwa


bertujuan mengetahui kandungan senyawa ekstrak kulit buah Carica papaya L tidak
metabolit sekunder pada kulit buah Carica dapat menghambat pertumbuhan bakteri E.
papaya L. Hasil uji fitokimia yang dilakukan coli. Penelitian Niken (2014) dengan
pada pelarut yang berbeda akan menunjukkan menggunakan ekstrak etanol biji pepaya
hasil yang berbeda dalam kekuatan sinyal mendapatkan hasil yang berbeda. Hasil yang
yang diidentifikasi, yaitu tingkat kepekatan didapatkan oleh Niken (2014), ekstrak etanol
yang berbeda pada setiap pelarut biji pepaya pada konsentrasi 50% dan 75%
(Egwaikhide & Gimba 2007). Hasil uji mempunyai daya hambat terhadap bakteri E.
fitokimia pada ekstrak etanol kulit buah coli. Perbedaan hasil ini bisa disebabkan
Carica papaya L dapat dilihat pada tabel 1 karena bagian pepaya yang diambil berbeda,
menunjukkan bahwa positif terhadap sehingga kandungan zat antibakteri
flavonoid, saponin, dan steroid. Flavonoid didalamnya juga berbeda.
ditandai dengan adanya warna merah, Pengujian kandungan fitokimia pada
kuning, dan jingga pada lapisan amil alkohol, tanaman yang sama dapat memberikan hasil
steroid ditandai dengan warna hijau yang berbeda. Pengujian terhadap bagian
sedangkan saponin positif jika terbentuk buih yang berbeda dalam tanaman yang sama juga
yang stabil pada ekstrak. memungkinkan terjadinya perbedaan. Hal ini
Flavonoid merupakan golongan karena kandungan fitokimia dapat
terbesar dari fenol dan terdapat dalam bentuk dipengaruhi oleh beberapa hal seperti
aglikon maupun glikosida dalam tanaman. lingkungan tempat tumbuh termasuk
Flavonoid berperan penting dalam biokimia perbedaan varietas dan kondisi geografis
dan fisiologi tanaman baik sebagai tempat tumbuh (Kardono 2003). Metode
antioksidan, inhibitor enzim dan prekursor yang digunakan dalam ekstraksi, reagen-
bagi komponen toksik. Flavonoid memiliki reagen, dan kesensitifan alat juga menjadi
peranan sebagai antimikroba dan antivirus penentu metabolit sekunder yang dihasilkan.
(Zulaicha 2011). Metabolit sekunder yang di Penggunaan pelarut yang berbeda dalam
sekresikan oleh tumbuhan seperti flavonoid, proses ekstraksi juga menentukan jenis
saponin dan steroid memiliki peran yang metabolit sekunder yang terekstrak (Salim
beragam. 2006).

Jurnal Medikes, Volume 5, Edisi 2, November 2018

101
Citra Trisna,dkk, Aktivitas Antibakteri

Penelitian Maria Tuntun (2016) Uji disebabkan oleh jenis kumannya yang
efektivitas Ekstrak daun pepaya terhadap berbeda. E. coli merupakan kuman gram
bakteri E.coli dan Staphylococcus aureus positif, sedangkan Staphylococcus aureus
didapatkan hasil konsentrasi 10% belum merupakan kuman gram negatif. Hasil yang
dapat menghambat pertumbuhan bakteri berbeda ini disebabkan karena ada perbedaan
Escherichia, sedangkan pada konsentrasi struktur kedua dinding bakteri, dimana
20% sampai 100% mampu menghambat bakteri gram negatif mempunyai struktur
pertumbuhan bakteri Escherichia coli. dinding sellebih kompleks dibanding gram
Terhadap bakteri Staphylococcus aureus, negatif. Hal ini akan menyebabkan
ekstrak daun pepaya konsentrasi 10% dan 20 antibakteri lebih sukar masuk ke dalam sel
% belum dapat menghambat pertumbuhan untuk menghambat bakteri tersebut
bakteri Staphylococcus aureus, sedangkan (Siswandono, 2000).
pada konsentrasi 30% sampai 100% mampu
menghambat pertumbuhan bakteri SIMPULAN
Staphylococcus aureus. Hasil penelitian Analisis kualitatif yang dilakukan
Oladimeji (2007) yang mendapatkan zona pada ekstrak etanol kulit buah Carica papaya
hambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli L menunjukkan bahwa mengandung senyawa
sebesar 10 mm pada konsentrasi ekstrak daun flavonoid, saponin, dan steroid. Perlu
pepaya 1,5% dan 11 mm pada konsentrasi dipertimbangkan pemanfaatan kulit buah
ekstrak daun pepaya 3%. Dan mendapatkan pepaya karena adanya kandungan senyawa
zona hambat pertumbuhan bakteri flavonoid, saponin dan steroid yang bagus
Staphylococcus aureus sebesar 13 mm pada untuk kesehatan. Analisis kuantitatif pada
konsentrasi ekstrak daun pepaya 1,5% dan 15 aktivitas antibakteri menunjukkan tidak
mm pada konsentrasi ekstrak daun pepaya terdapat daya hambat ekstrak terhadap
3%. Perbedaan ini dapat disebabkan karena bakteri E. coli. Terdapat daya hambat ekstrak
beberapa hal, seperti perbedaan varietas daun pada Stapylococcus aureus mulai pada
pepaya, dan metode ekstraksi yang konsentrasi terendah yaitu 25% sebesar 0,55
digunakan (Soranta, 2009). mm. Daya hambat meningkat sebanding
Perbedaan daya hambat bakteri dengan peningkatan konsentrasi, daya
terhadap E. coli dan Staphylococcus

Jurnal Medikes, Volume 5, Edisi 2, November 2018

102
Citra Trisna,dkk, Aktivitas Antibakteri

hambat paling tinggi didapatkan pada Eschericia coli. Skripsi. Universitas


Islam NegeriHidayatullah. Jakarta
konsentrasi 100% yaitu sebesar 2,95. Dari
Refdanita. 2004. Pola Kepekaan Kuman
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terhadap Antibiotik di Ruang Rawat
Intensif Rumah Sakit Fatmawati
terdapat daya hambat ekstrak etanol kulit
Jakarta Tahun 2001-2002. Jakarta:
buah papaya carica L pada bakteri pada Makara Kesehatan. Vol 8 No 2
Salim A. 2006.Potensi Rebusan Daun Sirih
Staphylococcus aureus, sebaliknya tidak
Merah (Piper cratum)Sebagai
terdapat daya hambat bakteri pada E. coli. senyawa Antihiperglikemia pada
Tikus Galur Sparague-
dawley.(Skripsi). Bogor: Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan
DAFTAR PUSTAKA
Alam, Institut Pertanian Bogor
Darmadi. 2008. Infeksi Nasokomial, Tuntun Maria. 2016. Uji Efektivitas Ekstrak
Problematika dan Pengendaliannya. Daun Pepaya (Carica papaya L)
Jakart. Penerbit Salemba Medika. terhadap Pertumbuhan Bakteri
Egwaikhide & Gimba.2007. Analysis of the Escherichia coli dan Staphylococcus
Phytochemical Content and Anti- aureus. Jurnal Kesehatan Poltekkes
Microbial Actifity of Plectrantus Tanjungkarang. Vol. VII. No. 3.
Glandulosis Whole Plant. Middle of November 2016
East Journal of Scientific Research Tietze. 2002. Terapi Pepaya. Jakarta:Prestasi
Green. 2005.Health Program Planning. An Pustaka Publisher
Educational Ecological Suwendiyanti. 2014. Efektifitas Ekstrak
Approach.New York.The MeGraw- Akar, Batang, Kulit, Daun dan
Hill Companies, Inc Fraksia Vicennia Marina sebagai
Hare. 1993. Mikrobiologi dan Antioksidan (Skripsi) Universitas
Imunologi.Diterjemahkan oleh Padjajaran
Prasero. Penerbit. Yayasan Essentia Siswandono.2000. Kimia Medisinal.
Medica. Yogya Airlangga. University Press Surabaya
Imelda. 2013. Peranan Garlic pada Soronta. 2009. Akativitas Antbakteri Ekstrak
Pengelolaan Hipertensi. CDK-209. Etanol Daun Pepaya (Carica Papaya
Okoye. 2011. Pleriminary Phytochemical L) terhadap Eschericia coli dan
Analysis and Antimicrobial Activity Staphylococcus aureus Multiresisten
of Seeds of Carica papaya. Journal of Antibiotik. Skripsi. Universitas
Basic Physical Research Muhammadiyah Surakarta
Paramesti N. 2014. Efektifitas Ekstrak Biji Zulaicha. 2011. Penggunaan Ekstrak Daun
Pepaya (Carica Papaya L) Sebagai Sirsak (Annona Muricata Linn)
Antibakteri terhadap Bakteri Sebagai Pengendali Jamur Fusarium
oxyporum Secara invitro. Skripsi.
Surabaya.

Jurnal Medikes, Volume 5, Edisi 2, November 2018

103

You might also like