You are on page 1of 14

Jurnal Husada Mahakam Volume IV No.

8 Mei 2019, Hal 439-452

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELUHAN


MUSCULOSKELETAL DISORDER PADA PEKERJA
PENGGILINGAN PADI KABUPATEN PENAJAM PASER
UTARA
Agus Wiranto1, Iwan M. Ramdan2, Dina Lusiana3
1,2,,3)DepartemenKeselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia
Email: wirantoagus@gmail.com

ABSTRACT
Rice milling is an informal sector which still lacks attention in terms of occupational health
and safety aspects. Health problems experienced by one of them are complaints of
musculoskeletal disorders (MSDs) which have an impact on decreasing work productivity.
This study aims to determine the factors that influence complaints of musculoskeletal
disorders (MSDs) in rice milling workers in Sepaku Sub-district, Penajam Paser Utara
Regency. This research is a quantitative study with cross sectional research design.
Sampling using purposive sampling method that amounted to 35 people. Data analysis
used the rank-spearman test with a significance level of 0.05 (5%). The results showed
that there was a significant relationship between work posture (p = 0,000) and the risk of
manual handling material (MMH) (p = 0.005), with complaints of musculoskeletal
disorders (MSDs). Whereas in the physical workload, there was no association with
complaints of musculoskeletal disorders (MSDs) (p = 0.095). It is suggested for workers
to do material manual handling (MMH) with the correct procedure, reduce awkward work
postures during work and stretch the muscles before working and adequate rest so as to
reduce fatigue and perceived muscle tension.
Keywords : Material Manual Handling (MMH), Musculoskeletal disorders (MSDs), Work
Posture, Physical Workload.

ABSTRAK
Penggilingan padi merupakan sektor informal yang masih minim perhatian dari segi
aspek kesehatan dan keselamatan kerja. Masalah kesehatan yang dialami salah satunya
keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) yang berdampak pada penurunan
produktivitas kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi
keluhan muskuloskeletal disorders (MSDs) pada pekerja penggilingan padi di Kecamatan
Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
dengan desain penelitian cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan metode
purposive sampling yang berjumlah 35 orang. Analisis data menggunakan uji rank-
spearman dengan level signifikansi 0,05 (5%). Hasil penelitian menunjukan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara postur kerja (p = 0,000) dan risiko material manual
handling (MMH) (p = 0,005) dengan keluhan musculoskeletal disorders (MSDs).
Sedangkan pada beban kerja fisik, tidak terdapat hubungan dengan keluhan
musculoskeletal disorders (MSDs) (p = 0,095). Disarankan pada pekerja melakukan
material manual handling (MMH) dengan prosedur yang benar, mengurangi postur kerja
janggal selama bekerja dan melakukan peregangan otot sebelum bekerja serta istirahat
yang cukup agar dapat mengurangi kelelahan dan ketegangan otot yang dirasakan.
Kata Kunci: Material Manual Handling (MMH), Musculoskeletal Disorders (MSDs)
Postur Kerja, Beban Kerja Fisik

439
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No. 8 Mei 2019, Hal 439-452

PENDAHULUAN yang dapat mengakibatkan


Dalam meningkatkan taraf MSDs. (ILO, 2018).
hidup masyarakat dan Menurut National Institute of
kesejahteraan, pemerintah ber- Occupational Safety and Health
upaya dengan meningkatkan (NIOSH) tahun 2018, MSDs
pembangunan nasional yang merupakan cedera jaringan lunak
salah satunya adalah yang disebabkan oleh paparan
pembangunan sektor industri. yang tiba-tiba atau berkelanjutan
Perkembangan industri di terhadap gerakan berulang, gaya,
Indonesia mengalami getaran, dan posisi yang
peningkatan baik dalam industri canggung. Gangguan ini dapat
formal dan informal. Sektor mempengaruhi otot, ligamen,
informal merupakan sektor yang saraf, tendon, dan persendian,
masih minim mendapat perhatian Berdasarkan data Bereau of
dari aspek kesehatan dan Labor Statistic U.S Department of
keselamatan kerja, yang Labor (BLS) pada tahun 2015
berakibat banyaknya keluhan kasus musculoskeletal disorders
mengenai masalah kesehatan (MSDs) yang di sebabkan
yang diderita tenaga kerja. pekerjaan yang terlalu
Menurut Depkes 2016, masalah dipaksakan dalam proses
kesehatan yang sering terjadi mengangkat berjumlah 356.910
seperti gangguan otot rangka kasus atau 31 % dari semua
atau musculoskeletal disorders kasus kecelakaan di tempat kerja
(MSDs), gangguan mata dan dan penyakit akibat kerja.
gangguan kesehatan kulit. Menurut data Labour Force
Sektor informal khususnya Survei (LFS) Great Britain tahun
dibidang pertanian dianggap 2017 kasus musculoskeletal
sebagai sektor berbahaya bagi disorders menempati urutan
pekerja dari segala usia. Pekerja kedua dengan rata – rata
pertanian memiliki tingkat prevalensi 469.000 kasus atau
kecelakaan dan penyakit akibat 34,54 % selama 3 tahun terakhir
kerja yang tinggi, karena mereka dari semua kasus penyakit akibat
dihadapkan pada berbagai kerja yang ada.
bahaya, diantaranya termasuk Penelitian yang dilakukan
bekerja dengan berbagai oleh Abdilah (2013), pada kuli
peralatan dan mesin, kebutuhan angkut buah di Pasar Johar
untuk mengangkat beban berat Semarang. bertujuan meng-
dan melakukan pekerjaan analisis postur kerja dengan
berulang serta pekerjaan yang menggunakan metode RULA.
membutuhkan posisi canggung Dengan hasil postur kerja 60%

440
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No. 8 Mei 2019, Hal 439-452

responden berada pada action terbanyak yang tersebar di 14


level 4 yang berisiko tinggi pada desa. Dari hasil wawancara dan
sistem musculoskletal dan 80% studi pendahuluan yang
dari responden merasakan sakit dilakukan pada salah satu
pada punggung dan pinggang. penggilingan padi menunjukkan
Penelitian yang di lakukan seluruh tenaga kerja yang
oleh Bintang dan Dewi (2017), berjumlah 3 orang mengeluhkan
mengenai analisa postur kerja adanya sakit pada beberapa
terhadap aktivitas pengangkutan anggota bagian tubuh seperti
gula pada gudang penyimpanan leher, bahu, punggung, dan
Pabrik Gula Tjoekir Jombang pinggang yang merupakan tanda-
Jawa Timur. Didapatkan tanda dari keluhan musculo-
perhitungan metode OWAS skeletal disorders (MSDs).
dengan skor level resiko 3, dan Berdasarkan hasil observasi,
skor level risiko metode RULA postur kerja yang mereka lakukan
sebesar 4 yang artinya dapat tergolong postur kerja yang tidak
menyebabkan cedera alamiah karena banyak sikap
musculoskeletal sehingga membungkuk, memutar
diperlukan adanya perbaikan punggung, mengangkat beban
segera untuk mengurangi resiko berat dan dilakukan berulang kali
terjadinya cedera. yang berpotensi menimbulkan
Dibidang pertanian proses gangguan muskulo-skeletal yang
penggilingan padi merupakan berdampak pada produktivitas
sektor informal yang mempunyai pekerja penggilingan padi
faktor bahaya ergonomi. Hal ini tersebut.
dikarenakan pada proses Berdasarkan deskripsi
penggilingan walaupun meng- diatas, peneliti tertarik melakukan
gunakan mesin tetapi masih penelitian untuk mengetahui
membutuhkan tenaga kerja untuk faktor-faktor yang mempengaruhi
kegiatan pengoprasian mesin, keluhan musculoskeletal dis-
kegiatan angkat – angkut orders pada pekerja di
(manual handling), dan banyak penggilingan padi di Kecamatan
menerapkan sikap kerja yang Sepaku Kabupaten Penajam
tidak alamiah dari proses Paser Utara.
kerjanya.
Dari data dinas pertanian
METODE PENELITIAN
kabupaten Penajam Paser Utara,
Jenis penelitian yang
Kecamatan Sepaku merupakan
digunakan adalah kuantitatif
kecamatan yang memiliki
dengan pendekatan cross
penggilingan padi kedua
sectional. Penelitian ini dilakukan

441
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No. 8 Mei 2019, Hal 439-452

di Penggilingan Padi yang HASIL DAN PEMBAHASAN


terletak di Kecamatan Sepaku, Hasil
Kabupaten Penajam Paser Utara
pada bulan September – Penelitian ini dilakukan pada
November tahun 2018. Jumlah 35 pekerja yang memenuhi
sampel pada penelitian ini adalah kriteria dari 26 penggilingan padi
sebanyak 35 tenaga kerja yang tersebar di 10 di kecamatan
dengan teknik sampling yang Sepaku Kabupaten Penajam
digunakan adalah Purposive Paser Utara. Distribusi
Sampling. Variabel Independen karaketeristik responden dapat
dalam penelitian ini adalah postur dilihat pada tabel berikut:
kerja, resiko material manual Tabel 1. Distribusi Karakerisitik
handling dan beban kerja fisik. Responden
Sedangkan untuk variabel No Kategori f %
dependen yaitu keluhan 1. Umur
musculoskletal disorders (MSDs). a. < 35 Tahun 10 28,6
b. ≥ 35 Tahun 25 71,4
Cara pengumpulan data 2. Masa Kerja
yang digunakan terdiri dari a. < 7 Tahun 15 42,9
metode kuesioner, metode b. ≥ 7 Tahun 20 57,1
observasi, dan pengukuran 3. IMT
a. Kurus 1 2,9
langsung. Instrumen penelitian b. Normal 25 71,4
yang digunakan adalah lembar c. Gemuk 2 5,7
identitas umum sekaligus d. Obesitas 7 20,0
perhitungan beban kerja fisik atau 4. Pendidikan
a. SD/Sederajat 9 25,7
persen cardiovascular load b. SMP/Sederajat 10 28,6
(%CVL), kuesioner nordic body c. SMA/Sederajat 16 45,7
map, lembar observasi over
working analysis system
(OWAS), dan lembar observasi Berdasarkan tabel 1 dapat
material manual handling (MMH). diketahui bahwa jumlah terbesar
Teknik analisis data yang pekerja penggilingan padi pada
digunakan terdiri dari analisis kategori umur ≥ 35 tahun dengan
univariat dan analisis bivariat frekuensi (71,4%), masa kerja ≥ 7
menggunakan uji Korelasi Rank – tahun dengan frekuensi (57,1%),
Spearman dengan nilai IMT normal dengan frekuensi
signifikansi 95% atau α = 0.05. (71,4%) dan Pendidikan SMA/
Sederajat dengan frekuensi
(45,7%).
Berdasarkan hasil
pengumpulan data yang

442
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No. 8 Mei 2019, Hal 439-452

dilakukan pada pekerja keluhan musculoskeletal dis-


penggilingan padi di Kecamatan orders (MSDs) beban kerja fisik,
Sepaku, Kabupaten Penajam postur kerja, dan resiko material
Paser Utara didapatkan manual handling (MMH) sebagai
gambaran data dari variabel berikut:
Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Tingkat Keluhan MSDs
No Tingkat Keluhan f %
1 Tidak ada keluhan 0 0
2 Ringan 6 17.1
3 Sedang 22 62.9
4 Berat 7 20.0

Berdasarkan tabel 2, dapat pada tingkat keluhan sedang


diketahui bahwa jumlah terbesar dengan frekuensi 22 responden
tingkat keluhan MSDs berada (62,9%).

Tabel 3. Hasil skoring pada tingkat keluhan yang dirasakan perbagian


tubuh
Skor
Bagian Tubuh 1 2 3
f % f % f %
Leher Atas 29 82,9 4 11,4 0 0
Tengkuk 22 62,9 12 34,3 0 0
Bahu Kiri 17 48,6 15 42,9 3 8,6
Bahu Kanan 16 45,7 16 45,7 3 8,6
Lengan Atas Kiri 17 48,6 17 48,6 0 0
Lengan Atas Kanan 17 48,6 17 48,6 0 0
Punggung 7 20 24 68,6 4 11,4
Pinggang 1 2,9 25 71,4 9 25,7
Pinggul 1 2,9 26 74,3 8 22,9
Pantat 2 5,7 0 0 0 0
Siku Kiri 19 54,3 1 2.9 0 0
Siku Kanan 19 54,3 1 2.9 0 0
Lengan Bawah Kiri 23 65,7 9 25,7 0 0
Lengan Bawah Kanan 24 68,6 8 22,9 0 0
Pergelangan Tangan Kiri 7 20 1 2,9 0 0
Pergelangan Tangan Kanan 8 22,9 1 2,9 0 0
Tangan Kiri 13 37,1 1 2,9 0 0
Tangan Kanan 14 40 0 0 0 0
Paha Kiri 27 77,1 7 20 0 0
Paha Kanan 26 74,3 8 22,9 0 0
Lutut Kiri 27 77.1 5 14,3 0 0
Lutut Kanan 25 71,4 5 14,3 0 0
Betis Kiri 21 60 14 40 0 0
Betis Kanan 21 60 14 40 0 0
Pergelangan Kaki Kiri 12 34,3 0 0 0 0
Pergelangan Kaki Kanan 10 28,6 0 0 0 0
Kaki Kiri 11 31,4 0 0 0 0
Kaki Kanan 10 28,6 0 0 0 0

443
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No. 8 Mei 2019, Hal 439-452

Berdasarkan tabel 3 dapat Tabel 6.Distribusi Responden


diketahui bahwa bagian tubuh Menurut resiko MMH
dengan keluhan terbanyak pada No Resiko MMH f %
nilai keluhan skor 2 dan 3 ada 1 Rendah 0 0
2 Sedang 23 65.7
pada bagian punggung sebanyak
3 Tinggi 12 34.3
68,6 % dan 11,4%, pinggang 4 Sangat tinggi 0 0
71,4% dan 25,7%, pinggul
Berdasarkan tabel 6 dapat
sebanyak 74,3% dan 22,9%.
diketahui jumlah terbesar resiko
Tabel 4. Distribusi Responden MMH pada kategori sedang
Menurut Beban Kerja Fisik dengan frekuensi 23 responden
No Beban Kerja Fisik f % (65,7%).
1 Ringan 5 14,3 Ada tidaknya korelasi
2 Sedang 30 85,7 dinyatakan melalui nilai signifikan
3 Agak berat 0 0
4 Berat 0 0
p-value. Jika nilai p-value < 0,05
5 Sangat Berat 0 0 sehingga menolak Ho dan
menerima Ha yang berarti
Berdasarkan tabel 4, dapat
terdapat hubungan diantara
diketahui jumlah terbesar tingkat
kedua variabel.
beban kerja fisik pada kategori
Berdasarkan hasil analisa
sedang dengan frekuensi 30
dengan menggunakan uji
responden (85,7%).
spearman, didapatkan hasil nilai
Tabel 5. Distribusi Responden signifikan p-value dapat dilihat
Menurut resiko postur kerja pada tabel berikut:
(OWAS) Tabel 7. Hubungan faktor –
No Resiko Postur Kerja f % faktor dengan keluhan MSDs
1 Rendah 0 0 Variabel Keluhan MSDs
2 Sedang 13 37,1 Faktor yang
3 Tinggi 22 62,9 p-value α r
Mempengaruhi
4 Sangat Tinggi 0 0 Postur Kerja 0,000 0,616
Berdasarkan tabel 5 dapat Resiko MMH 0,005 0,461
0,05
Beban Kerja
diketahui jumlah terbesar resiko 0,095 0,287
Fisik
postur kerja pada kategori tinggi
Berdasarkan tabel 7
dengan frekuensi 22 responden
terdapat 2 variabel yang mem-
(62,9%).
punyai hubungan yaitu postur
kerja p-value (0,000) r (0,616)
menunjukan ada hubungan yang
kuat dan resiko MMH p-value
(0,005) r (0,461) menunjukkan
hubungan cukup kuat (sedang)
dengan keluhan MSDs.

444
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No. 8 Mei 2019, Hal 439-452

Pembahasan Berdasarkan analisis postur


kerja menggunakan metode
Hubungan antara Postur Kerja OWAS didapati bahwa tingkat
dengan Keluhan Musculo-
risiko postur sedang sebanyak
skeletal disorders (MSDs)
37,1%, sedangkan yang bekerja
Berdasarkan hasil analisis dengan tingkat risiko postur tinggi
menggunakan uji rank-spearman sebanyak (62,9%) untuk pekerja
diperoleh nilai p-value (0,00) < α dengan resiko postur kerja tinggi
(0,05). Hal ini berarti dapat berdasarkan penilaian OWAS
diketahui ada hubungan antara ada pada proses mengambil
postur kerja dengan keluhan padi, menuang padi ke corong
musculoskeletal disorders mesin pecah kulit, mengangkat
(MSDs) berdasarkan correlation bak beras dan menuang beras ke
coefficient (R) sebesar 0,616 hal karung dengan hasil keluhan
tersebut menunjukan ada musculoskeletal disorders yang
hubungan yang kuat antara banyak terjadi keluhan pada
postur kerja dengan keluhan bagian pinggang, punggung,dan
musculoskeletal disorders pinggul.
(MSDs) pada pekerja Tarwaka (2015) menjelas-
penggilingan padi di Kecamatan kan postur kerja yang dipaksakan
Sepaku Kabupaten Penajam seperti membungkuk, melakukan
Paser Utara. pekerjaan di tempat yang tidak
Dalam pekerjaan menggiling rata dan melakukan pengangkat-
padi banyak di temukan postur an berulang dapat menyebabkan
janggal, Postur janggal adalah adanya pelemahan pada dinding
postur dimana posisi tubuh disc diantara masing-masing
menyimpang secara signifikan tulang belakang. Pelemahan
dari posisi netral seperti dinding disc tersebut meng-
membungkuk saat mengangkat, akibatkan terjadinya penonjolan.
memutar punggung dan tubuh, Tonjolan disc akan memberikan
pergerakan tangan terangkat. tekanan pada syaraf bagian
Menurut Reese (2009) postur dalam dan sekitar disc yang
janggal signifikan berkontribusi dirasakan sebagai kenyerian.
terjadinya MSDs karena Hal ini tidak hanya
meningkatkan beban kerja otot. memberikan tekanan tambahan
Semakin jauh posisi bagian tubuh pada disc dan syaraf saja, tetapi
dari pusat gravitasi tubuh (posisi juga akan membuat tulang
netral), maka semakin tinggi pula belakang bagian atas dan bawah
resiko terjadinya keluhan sistem jadi tidak stabil. Kondisi ini juga
musculoskeletal. akan menyebabkan stres pada

445
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No. 8 Mei 2019, Hal 439-452

otot dan ligamen pada tulang Purwokerto yang menemukan


belakang.Untuk rasa kenyerian ada hubungan sikap kerja
yang berkaitan dengan masalah dengan keluhan MSDs (nilai p =
disc tersebut dapat pula 0,041 < α = 0,05) hal ini
dihubungkan dengan gangguan dikarenakan pekerja melakukan
atau ketegangan otot dan pencucian dengan posisi
ligamen. Gangguan berupa punggung membungkuk dan cara
kenyerian tersebut terjadi pada mengangkat dengan posisi beban
saat tulang belakang mem- tidak didekatkan dengan tubuh.
bungkuk terlalu jauh, membung- Posisi tersebut kemungkinan
kuk secara berulang atau pada menjadi salah satu penyebab
saat membungkuk dengan adanya keluhan MSDs.
membawa beban. Hal ini diperkuat oleh
Hal ini dapat terjadi karena penelitian Ramdan (2012)
posisi membungkuk saat mengenai determinan keluhan
mengangkat beban, tulang musculoskeletal disorder pada
belakang terutama bagian tenaga kerja wanita yang
pinggang sebagai titik fulcrum menemukan ada hubungan
(tumpu) mengalami tekanan antara sikap kerja dengan
kompresif. Tekanan kompresif keluhan MSDs (nilai p = 0,001 <
yang dialami adalah 20 kali dari α = 0,05) hal ini dikarenakan
berat beban yang diangkat, tidak sikap berdiri merupakan sikap
hanya jarak beban dari tubuh siaga baik fisik dan mental,
saja yang berpengaruh sehingga aktivitas kerja yang
menyumbangkan tekanan dilakukan lebih cepat, kuat, dan
kompresif, tetapi juga berat tubuh teliti. Pada dasarnya, berdiri lebih
yang membungkuk ke depan. melelahkan daripada duduk,
Dengan demikian walaupun energi yang dikeluarkan untuk
seseorang tidak mengangkat berdiri lebih banyak 10 – 15%
beban sekalipun, tekanan dibandingkan duduk.
kompresif tetap akan dihasilkan Namun penelitian ini
hanya untuk mempertahankan berbeda dengan penelitian Icsal
tubuh dalam posisi membungkuk (2016) mengenai faktor yang
tersebut (Tarwaka, 2015). berhubungan dengan keluhan
Penelitian ini sejalan musculoskeletal disorders
dengan peneilitian Ulfah (2014) (MSDs) pada penjahit wilayah
mengenai hubungan sikap kerja pasar panjang kota kendari yang
dengan keluhan musculoskeletal menemukan tidak ada hubungan
disorders (MSDs) pada pekerja antara postur kerja dengan
Laundry di Kecamatan keluhan MSDs (nilai p = 0,108 >

446
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No. 8 Mei 2019, Hal 439-452

α = 0,05) hal ini dipengaruhi lingkungan. Berdasarkan


sebab posisi tubuh penjahit tidak correlation coefficient yang
terlalu banyak membungkuk, bernilai positif artinya semakin
tidak ada gerakan memuntir tinggi nilai 4 parameter
badan, dan lebih banyak bekerja mempengaruhi tingginya resiko
dengan posisi duduk tidak MMH tersebut semakin tinggi
membutuhkan energi yang pula keluhan MSDs yang
banyak dibandingkan dengan dirasakan.
sikap kerja berdiri. Tarwaka (2015) menyebut-
kan bahwa pekerjaan manual
Hubungan antara Resiko
handling akan dapat menyebab-
Material Manual Handling
kan stress pada kondisi fisik
(MMH) dengan Keluhan
pekerja (seperti: pengerahan
Musculoskeletal disorders
tenaga, sikap tubuh yang
(MSDs)
dipaksakan dan gerakan
Berdasarkan hasil analisis berulang) yang dapat
menggunakan uji rank-spearman mengakibatkan terjadinya cedera,
diperoleh nilai p-value (0,005) < α energi terbuang secara percuma
(0,05). Hal ini berarti dapat dan waktu kerja tidak efisien.
diketahui ada hubungan antara Aktivitas manual handling yang di
resiko material manual handling lakukan oleh pekerja di
(MMH) dengan keluhan penggilingan di Kecamatan
musculoskeletal disorders Sepaku Kabupaten Penajam
(MSDs) berdasarkan correlation Paser Utara banyak ditemukan
coefficient (R) sebesar 0,461 hal postur janggal membungkuk dan
tersebut menunjukan ada gerakan berulang dengan banyak
hubungan cukup kuat antara keluhan terjadi pada daerah
resiko material manual handling pinggang, punggung dan pinggul.
(MMH) dengan keluhan Penelitian ini sejalan
musculoskeletal disorders dengan penelitian yang dilakukan
(MSDs). Beverly (2015) yang menemukan
Dari hasil penelitian didapat adanya hubungan antara aktivitas
resiko MMH tingkat sedang manual handling dengan keluhan
sebanyak 65,7% dan resiko MMH musculoskeletal pada pekerja
tingkat tinggi sebanyak 34,3%. bangunan di PT. Fatcons
Dalam penilaian resiko MMH Manado (nilai p = 0,049 < α =
pengkategorian berdasarkan skor 0,05) yang dalam aktivitas
hasil hitung dari 4 parameter manual handlingnya banyak
yaitu waktu atau frekuensi (total 1 melakukan gerakan repetitive
hari kerja), beban angkut, sikap
membawa beban, dan kondisi

447
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No. 8 Mei 2019, Hal 439-452

dengan postur janggal dan beban postur dimana sebagian besar


yang cukup berat. otot melakukan kontraksi dan
Hal ini di perkuat oleh rileks berkali – kali dalam bekerja
penelitian yang dilakukan Saputro postur dinamis di batasi oleh
(2016) yang menemukan adanya kapasitas dari sistem pernapasan
hubungan antara risiko manual dan peredaran darah yang
handling dengan keluhan low berhubungan dengan suplai
back pain pada pekerja bagian oksigen dan glukosa ke otot yang
penuangan cor logam di PT. bekerja dan menghilangkan
Aneka Adhi Logam Karya Ceper produk sisa metabolisme otot.
Klaten (nilai p = 0,004 < α = Kelelahan otot dapat terjadi
0,05). Hal ini di pengaruhi oleh apabila tuntutan metabolisme dari
posisi punggung yang otot yang bekerja melebihi
membungkuk saat melakukan kapasitas yang ada.
manual handling karena apabila Beban kerja fisik
aktivitas tersebut sering dilakukan dikategorikan berdasarkan
dengan postur kerja yang buruk persen cardiovaskuler load
seperti membungkuk maka akan dengan pengukuran denyut nadi.
menimbulkan keluhan MSDs Beban kerja fisik seseorang
yang terjadi pada pinggang (low dapat berhubungan dengan
back pain). keluhan MSDs apabila beban
kerja fisik tersebut menyebabkan
Hubungan antara Beban Kerja
kontraksi otot yang berlebihan
Fisik dengan Keluhan akibat pembebanan berlebihan
Musculoskeletal disorders
dengan durasi pembebanan
(MSDs).
panjang yang menyebabkan
Berdasarkan hasil analisis kelelahan otot karena kurangnya
menggunakan uji rank-spearman suplai oksigen yang
diperoleh nilai p-value (0,09) > α mengakibatkan penumpukan sisa
(0,05). Hal ini berarti dapat metabolisme (asam laktat) dan
diketahui tidak ada hubungan menimbukan rasa
antara beban kerja dengan ketidaknyamanan, pegal atau
keluhan musculoskeletal nyeri. Penumpukan asam laktat
disorders (MSDs) pada pekerja tidak terjadi apabila tersedianya
penggilingan padi di Kecamatan waktu pemulihan untuk otot
Sepaku Kabupaten Penajam mendapatkan suplai oksigen
Paser Utara. yang cukup untuk menghilangkan
Pekerjaan menggiling padi asam laktat sebelum terjadi
merupakan pekerjaan dengan penumpukan (Tarwaka, 2015).
postur dinamis. Postur Dinamis
menurut Keyserling (2006) yaitu

448
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No. 8 Mei 2019, Hal 439-452

Dari hasil observasi, Penelitian ini sejalan


responden mempunyai waktu dengan Sartika (2017) yang
pemulihan atau rileks disela – menemukan tidak ada hubungan
sela menunggu bak – bak berisi antara beban kerja fisik dengan
beras penuh dari mesin pecah keluhan low back pain pada
kulit dan menunggu padi habis penenun traditional sarung
dari penampung mesin pecah Samarinda di Kampung Tenun
kulit sebelum melakukan Samarinda Seberang dengan p-
pengangkatan kembali. hal ini value 0,343 hal ini dikarenakan
didukung dari hasil penelitian mayoritas beban kerja ringan
didapati bahwa kategori beban (73,5%) namun dikarenakan lebih
kerja beban kerja ringan dikarenakan postur kerja janggal
sebanyak 14,3%, sedangkan yaitu membungkuk dalam
yang bekerja dengan tingkat menenun.
beban kerja sedang sebanyak Berbeda dengan penelitian
85,7%. Hal ini memungkinkan Risdianti (2018). yang
bahwa keluhan musculoskeletal menemukan hubungan antara
tidak disebabkan dari kelelahan Hubungan Antara Beban Kerja
otot akibat tuntutan terhadap dengan Keluhan Low Back Pain
kebutuhan energi hasil (Lbp) Pada Kuli Panggul
metabolisme untuk otot yang Perempuan di Pasar Legi
bekerja melebihi kapasitas yang Surakarta dengan p-value 0,00 <
ada karena tersedianya waktu α 0,05 namun dengan tingkat
rileks dan pemulihan. kekuatan yang sedang dengan
Keluhan musculoskeletal correlation coefficient (R) 0,414.
yang terjadi dipengaruhi akibat Hal ini dikarenakan otot
kelelahan dan trauma otot dari mengalami kelelahan dan
faktor resiko yang lain seperti menimbulkan keluhan
postur kerja, yang tidak ergonomi dikarenakan kuli panggul
atau resiko MMH yang tinggi membawa beban yang berat
untuk sistem musculoskeletal. dengan jarak yang cukup jauh
walaupun pekerjaan tersebut dan tidak ada waktu yang cukup
didapati beban kerja hanya untuk waktu pemuliahan
kategori ringan dan sedang recovery.
namun apabila dilakukan dengan
postur kerja yang tidak ergonomi
SIMPULAN
dan resiko MMH yang tinggi
secara terus menerus akan Keluhan musculoskeletal
menyebabkan keluhan disorders (MSDs) pada pekerja
musculoskeletal. penggilingan padi di Kecamatan
Sepaku di kecamatan Sepaku

449
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No. 8 Mei 2019, Hal 439-452

Kabupaten Penajam Paser Utara Dari: http://eprints.undip.


sebagian besar tergolong ac.id/37888/1/4556.pdf. [ 21
keluhan sedang. Proporsi April 2018]
keluhan terbanyak terdapat pada Arofah, Iva Khusnul. dkk. 2015.
bagian punggung, pinggang, dan Faktor-Faktor Yang
pinggul. Keluhan musculoskeletal Berhubungan Dengan
disorders (MSDs) ini dipengaruhi Keluhan Muskuloskeletal
oleh postur kerja dan resiko Disorders (Msds) Pada
material manual handling (MMH). Buruh Angkut di Pasar
Disarankan bagi Pedurungan dan Pasar
pekerja/pengelola penggilingan Gayamsari Kota Semarang.
sebaiknya menyediakan meja Semarang: FKM Universitas
setinggi pinggul (rata-rata tinggi Muhammadiyah Semarang.
pinggul orang indonesia dewasa Dari:
laki – laki = 93,6 cm atau ± 1 m) http://digilib.unimus.ac.id/gdl
untuk memudahkan saat akan .php?mod=browse&op=read
mengangkat dan membawa &id=jtptunimus-gdl-iva
karung padi, menyedian landasan khusnul-7877. [Diunduh: 28
sebagai pijakan setinggi ± 20 cm Desember 2018]
didekat mesin pemutih agar BLS. 2016. News Release
memudahkan menuang beras, Nonfatal Occupational
mengurangi postur kerja janggal Injuries and Illnesses
selama bekerja, dan melakukan Requiring Days Away From
material manual handling (MMH) Work, 2015. Dari:
dengan prosedur yang benar. https://www.bls.gov/
serta melakukan peregangan otot news.release/archives/osh2
sebelum bekerja dan juga 11102016.pdf [20 April
istirahat yang cukup agar dapat 2018]
mengurangi kelelahan, Beverly, M. 2015. Hubungan
ketegangan dan keluhan otot. Antara Aktivitas Manual
DAFTAR PUSTAKA Handling Dengan Keluhan
Musculoskeletal Pada
Abdillah, Fikri. 2013. Analisis Pekerja Bangunan Di Pt.
Postur Kerja Dengan Fatcons Manado. Manado :
Metode Rapid Upper Limb FKM Universitas Sam
Assesment (RULA) Pada Ratulangi. Dari:
Pekerja Kuli ngkut Buah Di http://medkesfkm.unsrat.ac.i
Agen Ridho Illahi Pasar d/wpcontent/uploads/2015/1
Johar Kota Semarang. 1/Mewoh-Beverly.pdf. [15
Semarang : FKM UNDIP. Desember 2018]

450
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No. 8 Mei 2019, Hal 439-452

Departemen Kesehatan RI, 2016. ILO. 2018. Meningkatkan


Hidupkan Pos UKK Agar Keselamatan dan
Pekerja Sektor Informal Kesehatan Pekerja Muda.
Tersentuh Layanan ILO : Indonesia.
Kesehatan Kerja. Tersedia Dari:https://www.ilo.org/
dari : jakarta/whatwedo/publicatio
http://www.depkes.go.id/arti ns/WCMS627174/lang--
cle/view/16110900002/hidup en/index.htm. [20 Juni 2018]
kan-pos-ukkagarpekerja- Keyserling. W. Monroe, 2006.
sektor-informal tersentuh- Occupational Ergonomics:
layanankesehatan- Promoting Safety and health
kerja.html.[12 Juli 2018] Through Work Design. USA
Dewi, Nur Bintang. 2017. Analisa : USA: Lippincott Williams
Postur Kerja Menggunakan dan Wilkins.
Metode OWAS dan RULA Kroemer, Karl H.E, 2009. Fitting
Aktivitas pengangkutan gula The Human : Introduction to
pada gudang penyimpanan Ergonomics Sixth Edition.
PG Tjoekir Jombang Jawa New York: CRC Press
Timur. Malang : Universitas LFS. 2017. Self-reported work-
Muhammadiyah Malang. related ill health and
Tersedia dari: workplace injuries: Index of
http://ejournal.umm.ac.id/ LFS tables Tersedia dari:
index.php/industri/article/vie http://www.hse.gov.uk/statist
wFile/ 4612/pdf.[5 Juni ics/lfs/index.htm. [20 April
2018] 2018]
Icsal, M.M.A., Sabilu, Y., Pratiwi, NIOSH. 2018. Muscoskeletal
A.D. Faktor Yang Health Program. Dari:
Berhubungan Dengan https://www.cdc.gov
Keluhan Musculoskeletal /niosh/programs/msd [10
Disorders (Msds) Pada Mei 2018]
Penjahit Wilayah Pasar Ramdan, Iwan Muhammad &
Panjang Kota Kendari.
Laksmono, Tiyanpri Bayu.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Determinan Keluhan
Kesehatan Masyarakat Muskuloskeletal pada
(2016). Vol 1. No. 2. Dari: Tenaga Kerja Wanita. Jurnal
http://ojs.uho.ac.id/index.ph Kesehatan Masyarakat
p/ JIMKESMAS/article/ Nasional (2012). Vol. 7, No.
view/665. [15 Desember 4. Dari:
2018]
http://journal.fkm.ui.ac.

451
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No. 8 Mei 2019, Hal 439-452

idkesmas/article/view/48 [16 Samarinda: FKM


Desember 2018] Universitas Mulawarman
Reese. D.Charles, 2009. Suma’mur P.K. 2004. Higiene
Occupational Health and Perusahaan dan Kesehatan
Safety Management : A Kerja. Jakarta: PT Toko
Practical Aprroach. Second Gunung Agung.
Edition. New York: CRC
Press Stanton. 2005. Handbook Of
Human Faktor And
Resdianti, D. 2018. Hubungan Ergonomic Method. America
Antara Beban Kerja Dengan USA: CRC Press.
Keluhan Low Back Pain
Tarwaka, 2015. Ergonomi
(Lbp) Pada Kuli Panggul
Industri: dasar- dasar
Perempuan Di Pasar Legi
pengetahuan ergonomi dan
Surakarta. Surakarta :
aplikasi di tempat kerja.
Universitas Muhammadiyah
Solo: Harapan Press.
Surakarta. Tersedia dari :
http://eprints.ums. Ulfah, N., Harwanti, S., &
ac.id/61379/. [15 Desember Nurcahyo, J.P. Sikap Kerja
2018] dan Risiko Musculoskeletal
Disorders pada Pekerja
Saputro, A.W. 2016. Hubungan
Laundry. Jurnal Kesehatan
Risiko Pekerjaan Manual
Masyarakat Nasional
Handling Dengan Keluhan
(2014). Vol. 8, No. 7. Dari:
Low Back Pain Pada
http://journal.fkm.ui.ac.
Pekerja Bagian Penuangan
id/kesmas/article/view/371.
Cor Logam Di Pt. Aneka
[16 Desember 2018]
Adhilogam Karya Ceper
Klaten. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Dari:
http://eprints.ums.
ac.id/45527/. [15 Desember
2018]
Sartika, Dewi. 2017. Faktor –
Faktor Yang Berhubungan
dengan Low Back Pain
(LBP) Pada Penenun
Tradisional Sarung
Samarinda Di Kampung
Tenun Seberang.

452

You might also like