Professional Documents
Culture Documents
464 907 1 SM PDF
464 907 1 SM PDF
Month of Treatment An intensive Phase From Patient Widower Geriatric Without A Job
[Laporan Kasus]
Widhi Astuti
Faculty of Medicine, Lampung University
Abstract
Background: Tuberculosis (TB) is a disease that has long been known and to date is still the leading cause of death in
the world. The prevalence of TB in Indonesia and other developing countries is quite high. In 2006, new cases in
Indonesia totaled & gt; 600,000 and mostly suffered by people who are in the productive age (15–55 years old).
Case: Mr. TGN, males 69 years, came with his son to seek medical from Puskesmas Karang Anyar with complaints
the second month treatment controls, because experiencing cough berdahak since 3 months ago and it is sometimes
accompanied by shortness of breath. The patient also complains of frequent sweating especially at night. In
addition, patients also complain of weight due to the appetite. Another complaint that the patient felt dizzy at the
moment is spinning accompanied by nausea and itching after taking medication that package.
Conclusion: treatment of patients has been conducted with the principles of family physician services and holistic
plenary, based from evidence based medicine. Clinical improvement is yet to be seen at the end of their intervention,
because it takes a long time according to the pathophysiology of diseases and cooperation between patients,
families and healthcare providers.
Abstrak
Latar Belakang: Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit yang telah lama dikenal dan sampai saat ini masih
menjadi penyebab utama kematian di dunia. Prevalensi TB di Indonesia dan negara-negara sedang berkembang
lainnya cukup tinggi. Pada tahun 2006, kasus baru di Indonesia berjumlah lebih dari 600.000 dan sebagian besar
diderita oleh masyarakat yang berada dalam usia produktif (15–55 tahun). Kasus: Tn. TGN, laki-laki 69 tahun, datang
bersama anaknya ke Balai Pengobatan Puskesmas Karang Anyar dengan keluhan kontrol pengobatan bulan kedua,
karena mengalami batuk berdahak sejak ± 3 bulan yang lalu dan terkadang disertai sesak napas. Pasien juga
mengeluh sering berkeringat dingin terutama pada malam hari. Selain itu, pasien juga mengeluh berat badan turun
akibat penurunan nafsu makan yang dialami. Keluhan lain yang dirasakan pasien saat ini adalah pusing berputar
disertai mual-mual, dan gatal setelah minum obat paket tersebut. Kesimpulan: Telah dilakukan penatalaksanaan
pasien dengan prinsip pelayanan dokter keluarga yang holistik dan paripurna, berbasis evidence based medicine.
Perbaikan klinis belum dapat dilihat pada akhir masa intervensi, karena membutuhkan waktu yang lama sesuai
patofisiologi penyakit dan kerjasama antara pasien, keluarga dan provider pelayanan kesehatan.
...
Korespondensi : Widhi Astuti| akuo_kawai@yahoo.com
badan sebesar 5 kilogram dalam kurun mandiri tanpa ketergantungan dari orang
waktu ± 3 bulan terakhir. lain.
Keluhan lain yang dirasakan pasien Keadaaan umum pasien tampak
saat ini adalah pusing berputar disertai sakit ringan, suhu tubuh 36,7 oC, tekanan
mual-mual, dan gatal setelah minum darah 110/70 mmHg, frekuensi nadi
obat paket tersebut. Keluhan yang 80x/menit, frekuensi nafas 20 x/menit,
dialami pasien menyebabkan dirinya berat badan 49kg, tinggi badan 153 cm,
tidak mampu untuk bekerja seperti biasa. status gizi normal (Indeks masa tubuh
Keluhan yang sama dialami oleh 20,9 kg/m2). Kepala, telinga, hidung,
pasien sekitar 12 tahun yang lalu. mulut, leher, jantung, abdomen, dan
Pengobatan dengan menggunakan obat ekstremitas semua dalam batas normal.
paket selama 6 bulan juga dilakukan oleh Didapatkan perabaan taktil fremitus pada
pasien. Istri pasien meniggal sekitar ±4 pulmo dekstra lebih menurun
tahun yang lalu dikarenakan hal yang dibandingkan pulmo sinistra dan pada
sama dan saat ini salah satu cucu dari auskultasi ditemukan adanya bunya
pasien telah selesai menjalani ronkhi basah halus pada bagian basal
pengobatan dengan menggunakan obat pulmo dekstra
paket selama 6 bulan dari puskesmas. Reflek fisiologis normal, reflek
Sebelumnya pasien memiliki patologis tidak ditemukan kelainan. Skala
kebiasaan makan yang baik, ia menyukai keseimbangan menurut Berg jumlahnya
mengkonsumsi makanan apapun baik 32 yang mununjukan adanya gangguan
makanan berserat seperti sayuran dan keseimbangan. Rangsang raba normal.
buah-buahan atau pun makanan dengan Kekuatan otot tangan dan kaki normal.
protein tinggi seperti daging dan ikan, Pemeriksaan penunjang yang dilakukan
namun dikarenakan fakor ekonomi, tidak adalah pemeriksaan dahak sewaktu pagi
setiap hari pasien dapat mengkonsumsi sewaktu (SPS), ditemukan 2 BTA positif,
buah-buahan, daging, atau pun ikan. saran pemerikasaan anjuran lainnya
Diakui oleh dirinya, semenjak sakit nafsu adalah pemeriksaan Hb, SGOT, SGPT,
makan sangatlah menurun sehingga Ureum, Creatinin.
mengakibatkan pola makan menjadi Pasien tinggal bersama ketiga
tidak teratur. Pasien mengaku bahwa anaknya. Kondisi rumah bersih dan
dirinya tidak pernah menjalani olahraga cukup, fisik bangunan permanen dengan
rutin dalam bentuk apapun. Riwayat lantai terbuat dari keramik pada bagian
merokok dan minum alkohol disangkal. dalam rumah, dan semen pada bagian
Kegiatan sehari-hari pasien dinilai halaman rumah tanpa diplester, serta
dari aspek mandi, berpakaian, ke kamar tanah pada bagian dapur. Dinding
kecil, berpindah, buang air kecil dan terbuat dari batu bata tanpa diplester
buang air besar, serta makan dan langit-langit yang tertutup, Secara
berdasarkan indeks Katz, pasien memiliki umum rumah cukup untuk mereka
nilai 6. Hal ini menunjukan bahwa berempat. Penerangan dalam rumah
aktivitas tesebut dapat dilakukan secara dengan listrik cukup namun ventilasi
cukup kurang terutama di kamar tidur
J Medula Unila|Volume 3 Nomor 2|Desember 2014|138
Widhi A I A Holistic Approximation to Management of Tuberculosis Cases Relapse in the Second
Month of Treatment An intensive Phase From Patient Widower Geriatric Without A Job
dan ruang keluarga. Akibat hal tersebut Penderita TB paru paling banyak
sehingga terkesan kamar tidur tampak terjadi pada usia produktif dan laki-laki.
lembab. Sumber air minum dari sumur Penderita TB paru usia tua berhubungan
milik sendiri dengan jarak ±4 meter dari dengan penurunan kekebalan tubuh yang
dapur, limbah dialirkan ke got, memiliki 1 disebabkan penyakit kronik dan pada
toilet dan 1 kamar mandi. Lantai kamar usia tua juga sering menimbulkan efek
mandi terbuat dari semen tanpa samping. HIV juga cukup memberikan
diplester dan tidak licin. Kondisi rumah peran penting dalam meningkatkan risiko
secara keseluruhan cukup baik. terjadinya reaktivasi infeksi TB laten yang
Pasien sehari-hari bekerja sebagai mengakibatkan timbulnya infeksi paru
buruh di pabrik kayu yang bekerja di yang progresif dan reinfeksi.9
lingkungan terbuka daan dekat jalan Berdasarkan Perhimpunan Dokter
raya. Bahaya potensial yang ada di Paru Indonesia (PDPI) tahun 2011
tempat kerja pasien adalah berupa klasifikasi gejala klinis TB dapat dibagi
serbuk kayu, debu jalan raya, dan menjai 2 golongan, yaitu gejala lokal dan
kecelakaan kerja akibat alat pemotong gejala sistemik. Bila organ yang terkena
kayu yang digunakan. Saat ini pasien adalah paru maka gejala lokal ialah
tidak bekerja lagi dikarenakan gejala respiratori (gejala lokal sesuai
penyakitnya yang memberat. dengan organ yang terlibat). Gejala
Pasien mendapatkan Obat Anti respiratori tersebut adalah batuk ≥2
Tuberkulosis (OAT) kategori II fase minggu, batuk darah, sesak napas, dan
intensif 2 bulan pertama yaitu 3 tablet 4 nyeri dada.10
Kombinasi Dosis Tetap (4KDT) setiap hari Gejala respiratori ini sangat
selama 2 bulan dan Injeksi streptomisin bervariasi, dari mulai tidak ada gejala
500 mg intramuskular (IM) setiap hari sampai gejala yang cukup berat
selama 2 bulan. Sedangkan penanganan tergantung luas lesi. Kadang pasien
efek sampingnya berupa ranitidin 2x125 terdiagnosis pada saat medical check up.
mg tab, cetirizin 1x10 mg tab, vitamin B Bila bronkus belum terlibat dalam proses
komplek 1x50mg tab dan betahistin penyakit, maka pasien mungkin tidak ada
mesilat 1x6mg tab. gejala batuk. Batuk yang pertama terjadi
karena iritasi bronkus dan selanjutnya
Pembahasan batuk diperlukan untuk membuang
TB paru hingga saat ini masih dahak ke luar.4.
merupakan masalah penting bagi Gejala sistemik terdiri dari demam,
kesehatan. Insidens TB diperkirakan malaise keringat malam, anoreksia dan
meningkat. Penyebab paling penting berat badan menurun. Gejala sistemik ini
peningkatan TB di seluruh dunia adalah sebagian besar dialami oleh pasien.
ketidak patuhan terhadap program, Sedangkan gejala TB ekstra paru
diagnosis dan pengobatan tidak adekuat, tergantung dari organ yang terlibat,
migrasi, HIV, dan Multi Drug Resistance misalnya pada limfadenitis TB akan
TB(MDR-TB).8 terjadi pembesaran yang lambat dan
tidak nyeri dari kelenjar getah bening.
J Medula Unila|Volume 3 Nomor 2|Desember 2014|139
Widhi A I A Holistic Approximation to Management of Tuberculosis Cases Relapse in the Second
Month of Treatment An intensive Phase From Patient Widower Geriatric Without A Job
Minum Obat (PMO). Keberadaan PMO ini Munculnya rasa pusing berputar
memastikan penderita menelan obat dan yang juga dialami oleh pasien adalah
dapat diharapkan sembuh pada akhir dikarenakan obat streptomisin. Efek
masa pengobatan. Pengawas menelan samping utama streptomisin adalah
obat merupakan elemen yang sangat kerusakan saraf kedelapan yang
menentukan dalam DOTS. 3 berkaitan dengan keseimbangan dan
pendengaran. Resiko efek samping
J Medula Unila|Volume 3 Nomor 2|Desember 2014|142
Widhi A I A Holistic Approximation to Management of Tuberculosis Cases Relapse in the Second
Month of Treatment An intensive Phase From Patient Widower Geriatric Without A Job
kekambuhan pada pasien ini. Mengingat yang lama sesuai patofisiologi penyakit
secara patogenesis kuman TB yang dapat dan kerjasama antara pasien, keluarga
bertahan selama 1-2 jam dalam udara dan provider pelayanan kesehatan
terbuka, maka dilakukan konseling
edukasi akan pentingnya penggunaan Daftar Pustaka
masker baik di dalam rumah maupun 1. Young DB, Perkins MD, Duncan K, CE Barry.
Confronting the scientific obstacles to global
diluar rumah saat beraktifitas.25
control of tuberculosis. J Clin Invest.
Beberapa masalah pada pasien 2008;118:1255- 65.
yaitu penyakit TB, pola hidup, pola 2. European Centre for Disease Prevention and
makan dan kebersihan rumah, maka Control, WHO Regional Office for Europe.
dilakukan beberapa rencana intervensi Tuberculosis surveillance and monitoring in
Europe. Stockholm, European Centre for
berupa edukasi pada pasien dan keluarga
Disease Prevention and Control, 2013.
untuk memberikan pemahaman pada 3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia
pasien dan keluarga bahwa sakit yang (DEPKES RI). Pedoman nasional:
diderita pasien yaitu tuberkulosis paru penanggulangan tuberkulosis. Cetakan ke-2.
yang merupakan penyakit yang serius Jakarta:2008;hal.8- 14.
4. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI).
dan dapat menular yang dapat
Pedoman dan diagnosis penatalaksanaan TB
mengakibatkan komplikasi yang berat Indonesia. Jakarta: 2011. Diakses pada
apabila tidak ditangani secara cepat dan tanggal 20 Juli 2014. http://www.
tepat. Dibutuhkan kesadaran dan disiplin klikpdpi.com/konsensus/tb/tb.html
pada pasien serta dukungan dari keluarga 5. Sulistomo A. Penerapan Pelayanan
Kedokteran Keluarga, kedokteran okupasi,
untuk mengontrol penyakit TB pada
dan kedokteran lingkungan masa kini. Kuliah
pasein. Pemberian edukasi secara Modul kedokteran Komunitas mahasiswa
intensif sangatlah diperlukan bagi para tingkat III Fakultas Kedokteran Universitas
penderita TB guna meningkatkan Indonesia. Jakarta:FKUI;2008.
keinginan untuk patuh terhadap 6. Notoatmodjo S. Ilmu Kesehatan Masyarakat
prinsip-prinsip dasar. Jakarta:PT Rineka
pengobatan penyakit TB paru sehingga
Cipta;2003.
meminimalkan kejadian terjadinya 7. Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas
komplikasi. FKUI. Diagnostik holistik pada pelayanan
kesehatan primer-pendekatan multi aspek
Jakarta:Departemen IKK FKUI; 2008.
8. Aditama TY, Priyanti M. Tuberkulosis
Masalah dan Perkembangannya.
Simpulan www.fk.ui.ac.id 2008.
Telah dilakukan penatalaksanaan pasien 9. Aditama TY. Tuberkulosis: Diagnosis, terapi
dengan prinsip pelayanan dokter dan masalahnya. Edisi 3, Jakarta: Lab.
keluarga yang holistik dan paripurna, Mikrobiologi RS Persahabatan, WHO
Collaborating Center for Tuberculosis;
berbasis evidence based medicine.
2000.p.12–95.
Terjadi perubahan sikap, prilaku dan 10. Amin Z, Bahar A. Tuberkulosis paru. Dalam
pengetahuan pada Tn. TGN tentang Sudoyo AW, Setyohadi B, Alwi I, Simadibrata
penyakit TB, namun perbaikan klinis M, Setiati S, editor. Buku ajar ilmu penyakit
belum dapat dilihat pada akhir masa dalam jilid II Edisi ke-4 Jakarta : Pusat
Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI.2006.
intervensi, karena membutuhkan waktu
hal 988.
J Medula Unila|Volume 3 Nomor 2|Desember 2014|144
Widhi A I A Holistic Approximation to Management of Tuberculosis Cases Relapse in the Second
Month of Treatment An intensive Phase From Patient Widower Geriatric Without A Job
11. Hariadi S, Amin M, Wibisono JM, Hasan H. 20. Nuwaha F. High compliance in an
Dasar-Dasar Diagnostik Fisik Paru. ambulatory tuberculosis treatment
Departemen Pulmonologi dan Ilmu programme in a rural community of Uganda.
Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Int J Tuberc Lung Dis 1999; 3:79-81.
Universitas Airlangga. Surabaya: Universitas 21. Comolet TM, Rakotomalala, Rajaonarioa H.
Airlangga; 2012. Factors determining compliance with
12. WHO. Tuberculosis in the world. 2004 tuberculosis treatment in an urban
http//www.who.int. diakses tanggal 5 Juli environment, Tamatave, Madagascar. Int J
2014. Tuberc Lung Dis 1998; 2:891-7.
13. Muzaffar R, Batool S, Azis A, Naqvi A, Rizvi A. 22. Orenstein EW, Basu S, Shah NS, et al.
Evaluation of the FASTPLAQUETB Assay for Treatment outcomes among patients with
Direct Detect ion of Mycobacterium multidrug-resistant tuberculosis: systematic
tuberculosis in Sputum Specimens. Int J review and meta-analysis. Lancet Infect Dis
Tuberc Lung Dis. 2002; 6(7): 635-40. 2009; 9: 153–161.
14. Albert H, Heydenrych A, Brookes R, Mole LJ, 23. Skrahina A, Hurevich H, Zalutskaya A, et al.
Harley B, Subotsky E, et al. Performance of a Alarming levels of drug-resistant
Rapid Phage-based test, FASTPlaqueTBTM, tuberculosis in Belarus: results of a survey in
to Diagnose Pulmonary Tuberculosis from Minsk. Eur Respir J 2012; 39: 1425–1431.
Sputum Specimens in South Africa. Int J 24. Skrahina A, Hurevich H, Zalutskaya A, et al.
Tuberc Lung Dis. 2002; 6(6): 529 – 37. Multidrug-resistant tuberculosis in Belarus:
15. Farnia P, Mohammadi F, Mirsaedi M, Zarifi the size of the problem and associated risk
AZ, Tabatabee J, Bahadori M et al. factors. Bull World Health Organ 2013; 91:
Bacteriological follow-up of pulmonary 36–45.
tuberculosis treatment: a study with a 25. Boehme CC, Nabeta P, Hillemann D, et al.
simple colorimetric assay. Microbes and Rapid molecular detection of tuberculosis
Infection. 2004; 6(11): 972-76. and rifampin resistance. N Engl J Med 2010;
16. Levinson W. Review of Medical Microbiology 363: 1005–1015.
and Immunology. United States,The
McGraw-Hill Companies, Inc. 2008. p.164.
17. Sudarsono. Penatalaksanaan tuberkulosis
paru dalam strategi DOTS. Surabaya:2002;
Disampaikan pada Simposium TB Update 23-
24 Maret 2002
18. Iseman MD. Tuberculosis epidemiology. In:
A clinician’s guide to tuberculosis.
Philadelphia: Williams & Wilkins, 2000;p.97-
128.
19. O’Boyle SJ, Power JJ, Ibrahim MY, Watson
JP. Factors affecting patient compliance with
anti-tuberculosis chemotherapy using the
directly observed treatment, short-course
strategy (DOTS). Int J Tuberc Lung Dis 2002;
6:307-12.