Professional Documents
Culture Documents
FT06 019 PDF
FT06 019 PDF
net/publication/309240644
CITATIONS READS
0 699
5 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Willy Kriswardhana on 19 October 2016.
Abstract
Lumajang is transportation access between Probolinggo, Malang and Jember. Transportation planning for
the future is needed to provide the best services to road users. Policies of improved intersection performance
on the main road in Lumajang need to be prepared, to ensure the implementation of traffic fluently. Analysis
of intersection performance through transportation planning is required for the existing (base) period and
forecast for 5 and 10 years period. Results of transportation planning analysis using PTV Vistro obtained
intersection performance of existing conditions in 2015 and future 2021 and 2026. Until 2021, the increase
in the capacity of signalized intersection is done through optimization of signal timing to approach V/C
balancing, but for the future 2026 in JLT Tukum intersection, Tempeh intersection and Yosowilangun
intersection necessary traffic management and engineering more. As for the unsignalized intersection
(Wonorejo Jalan Lngkar intersection and Ranuyoso intersection) beginning in 2021 is necessary to increase
the setting intersection be signalized intersection.
Abstrak
Kabupaten Lumajang menjadi akses transportasi antara Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Malang dan
Kabupaten Jember. Perencanaan transportasi untuk masa mendatang diperlukan untuk memberikan
pelayanan terbaik kepada pengguna jalan. Kebijakan peningkatan kinerja simpang pada jalan utama
Kabupaten Lumajang perlu dipersiapkan, untuk menjamin terselenggaranya lalu lintas yang lancer. Analisis
terhadap kinerja simpang melalui perencanaan transportasi diperlukan untuk masa saat ini dan perkiraan
untuk masa 5 dan 10 tahun mendatang. Hasil analisis perencanaan transportasi menggunakan PTV Vistro
diperoleh kinerja simpang pada kondisi eksisting tahun 2015, dan tahun rencana 2021 serta 2026. Hingga
tahun 2021 peningkatan kapasitas simpang bersinyal cukup dilakukan melalui optimasi waktu sinyal dengan
pendekatan V/C balancing, namun untuk tahun rencana 2026 pada Simpang JLT Tukum, Simpang
Yosowilangun dan Simpang Tempeh diperlukan manajemen dan rekayasa lebih. Sedangkan untuk simpang
tak bersinyal (Simpang Ranuyoso dan Simpang Wonorejo Jalan Lingkar) mulai tahun rencana 2021
diperlukan peningkatan pengaturan simpang menjadi simpang bersinyal.
Kata kunci: analisis kinerja simpang, V/C balancing, optimasi, PTV Vistro
Kumpulan Makalah
1
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016
PENDAHULUAN
Wilayah Kabupaten Lumajang secara geografis berada pada koordinat 112°53’ –
113°23’ Bujur Timur dan 7°54’ – 8°23’ Lintang Selatan. Kabupaten ini menghubungkan
antara Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Malang dan Kabupaten Jember. Lokasi
kabupaten yang menghubungkan tiga wilayah terdekat, maka perlu penataan sistem
transportasi yang baik khususnya pada simpang-simpang utama di Kabupaten Lumajang.
Terdapat tiga jalan utama yang menghubungkan Kabupaten Lumajang dengan wilayah
sekitarnya, yaitu: jalan nasional menghubungkan Lumajang dengan Probolinggo di sisi
utara, Lumajang dengan Malang di sisi selatan kea rah barat, dan Lumajang dengan Jember
di sisi timur dan di sisi utara kea rah timur.
Menurut Dinas Perhubungan dan Komunikasi Kabupaten Lumajang (2014),
simpang kinerja simpang pada jalan utama di Kabupaten lumajang memperlihatkan tingkat
pelayanan berada pada kategori LoS C hingga LoS E. Tingkat pelayanan Simpang
Randuagung berada pada LoS D, simpang Kedungjajang masuk pada LoS C, Simpang
Wonorejo masuk LoS C, Simpang Wonorejo (Jalan Lingkar) masuk LoS C, Simpang JLT
(Jalan Lingkar Timur) Yeye masuk LoS D, Simpang JLT Tukum masuk LoS E, Simpang
Yosowilangun masuk LoS E dan simpang Tempeh masuk LoS E. Diperlukan perencanaan
kondisi mendatang, untuk mempersiapkan penanganan yang perlu dilakukan agar lalu
lintas kendaraan terselenggara dengan lancar.
Sebuah perangkat lunak relatif baru dikenal di Indonesia yang dapat digunakan
untuk perencanaan transportasi yaitu PTV Vistro. Perangkat lunak ini dilengkapi pula
dengan kemampuan untuk pemodelan lalu lintas dan penaksiran dampak lalu lintas (PTV
Vistro User Manual, 2013). Belum banyak peneliti mengeksplor penggunaan perangkat
lunak ini untuk perencanaan transportasi. Sauri, dkk. (2014) melakukan analisis
penggunaan PTV Vistro pada simpang berdiri sendiri untuk simpang bersinyal dan tak
bersinyal, dimana hasil analisis dibandingkan dengan hasil perhitungan menggunakan
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Sementara Rifai, dkk. (2014) dan Sulistyono,
dkk. (2015) mencoba menggunakan PTV Vistro untuk simulasi analisis dampak lalu lintas
dengan kasus salah satu pembangunan gedung di Kota Batam dan Perkotaan Jember.
Perhitungan kinerja simpang di Indonesia mengacu pada MKJI, dimana ketentuan-
ketentuan dalam perhitungan banyak mengadopsi Highway Capacity Manual (HCM) yang
disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. Sementara perangkat lunak PTV Vistro dalam
analisis simpang dilengkapi beberapa pilihan untuk standar perhitungan, salah satunya
menggunakan standar HCM 2010. Penelitian ini dilakukan untuk melakukan perencanaan
transpotasi dengan melakukan kajian pada simpang-simpang di jalan utama Kabupaten
lumajang. Selain hasil analisis dapat digunakan pemangku kepentingan, diharapkan
melalui penelitian ini memperkaya informasi terkait penggunaan PTV Vistro pada
perencanaan lalu lintas untuk kasus di Indonesia.
METODE PENELITIAN
Identifikasi kondisi eksisting dilakukan melalui pengumpulan data primer dengan
melakukan survai di lapangan, serta data sekunder yang diperoleh dari instansi atau sumber
terkait. Survai lapangan yang dilakukan yaitu survai volume gerakan membelok simpang
Kumpulan Makalah
2
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016
dan survai inventarisasi simpang pada lokasi penelitian yang telah ditentukan. Analisis
data dilakukan menggunakan perangkat lunak PTV Vistro dengan memanfaatkan salah
satu kegunaan perangkat lunak ini untuk perencanaan transportasi, dimana salah satu
tujuannya untuk mengetahui kinerja simpang saat ini dan tahun rencana yang telah
ditentukan dengan beberapa skenario.
Lokasi Penelitian
Lokasi simpang sebagai obyek penelitian meliputi: Simpang Randuagung, Simpang
Kedung Jajang, Simpang Wonorejo, Simpang Wonorejo (Jalan Alternatif), Simpang JLT
Yeye, Simpang JLT Tukum, Simpang Yosowilangun dan Simpang Tempeh yang terletak
pada jalan-jalan utama di Kabupaten Lumajang seperti ditunjukkan pada Gambar 1.
Keterangan Gambar :
1. Simpang Randuagung
2. Simpang Kedung Jajang
3. Simpang Wonorejo
4. Simpang Wonorejo
(Jalan Alternatif)
5. Simpang JLT Yeye
6. Simpang JLT Tukum
7. Simpang Yosowilangun
8. Simpang Tempeh
Tahapan Penelitian
Tahapan yang dilakukan pada penelitian adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan data
Tahap ini terdiri atas pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh dari hasil survai volume pergerakan membelok simpang dan survai
inventarisasi simpang. Sedangkan untuk data sekunder yang diperlukan meliputi data
untuk penentuan status dan fungsi jalan, serta untuk penentuan angka pertumbuhan
lalu lintas.
2. Membangun jaringan
Tahap ini merupakan langkah awal untuk melakukan permodelan pada PTV Vistro
guna perencanaan transportasi yang akan dilakukan. Membangun jaringan
menggunakan bantuan Bing Maps untuk menentukan titik lokasi simpang dalam
Kumpulan Makalah
3
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016
lingkup penelitian ini, serta menghubungkan antar lengan pendekat simpang sehingga
jaringan jalan utama Kabupaten Lumajang dapat terbentuk.
3. Data masukan
Memasukkan data-data dasar yang terdiri atas data volume lalu lintas simpang dalam
satuan smp/jam, data geometrik simpang, data pengaturan simpang dan data angka
pertumbuhan kendaraan per-tahun.
4. Analisis kinerja
Analisis kinerja berupa analisis terhadap kinerja simpang. Dilakukan pada kondisi
dasar (base) atau tahun 2016, dan tahun rencana yaitu prediksi untuk tahun 2021 dan
2026. Kinerja simpang yang ditinjau yaitu derajat kejenuhan (DS), tundaan (D) dan
tingkat pelayanan (LoS) pada setiap simpang yang ditinjau.
5. Melakukan skenario
Skenario dilakukan untuk meningkatkankan kinerja simpang yang memiliki nilai
kinerja rendah. Pendekatan skenario awal dilakukan dengan strategi do minimum,
yaitu melakukan optimasi pengaturan waktu sinyal. Pendekatan konsep optimasi
pengaturan waktu sinyal dapat dilakukan dengan v/c balancing atau delay balancing.
6. Kesimpulan
Menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan.
Kumpulan Makalah
4
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016
Kumpulan Makalah
5
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016
Kumpulan Makalah
6
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016
Diperlukan strategi manajemen lalu lintas pada Simpang Randuagung, karena tingkat
pelayanan pada simpang ini telah melapaui kondisi kritis (LoS F).
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 3 didapatkan bahwa simpang dengan kinerja
terburuk terjadi pada simpang Yosowilangun dengan tundaan mencapai 147,25 det/smp
dan derajat kejenuhan sebesar 1,265 untuk simpang bersinyal. Simpang Randuagung
merupakan simpang tak bersinyal yang memiliki kinerja buruk yaitu tundaan mencapai
44,40 det/smp. Simpang Kedungjajang, Simpang JLT Tukum dan Simpang Tempeh
merupakan simpang bersinyal dengan tingkat pelayanan melebihi kritis (LoS F).
Kumpulan Makalah
7
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016
Kumpulan Makalah
8
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016
yang terjadi masih cukup tinggi. Sehingga manajemen dan rekayasa lalu lintas yang perlu
dipersiapkan adalah dengan pelebaran mulut pendekat keluar pada lengan simpang utama.
Sedangkan untuk simpang tak bersinyal yaitu pada Simpang Randuagung dan
Simpang Wonorejo (Jalan Lingkar), diperlukan peningkatan tipe pengaturan dari simpang
tak bersinyal menjadi simpang bersinyal. Hal ini menjadi penting karena lokasi simpang
berada pada jalan utama Kabupaten Lumajang dengan status jalan nasional.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa kinerja simpang bersinyal pada
kondisi eksisting (base) tahun 2016 dan tahun rencana 2021 dapat dikatakan dapat
diterima. Tingkat pelayanan berada pada kategori LoS C hingga LoS E, sehingga dengan
skenario strategi optimasi waktu sinyal dengan pendekatan V/C balancing sudah dapat
meningkatkan kinerja pada simpang bersinyal. Sedangkan pada tahun rencana 2026 pada
Simpang JLT Tukum, Simpang Yosowilangun dan Simpang Tempeh diperlukan
manajemen dan rekayasa lalu lintas dengan peningkatan kapasitas. Salah satu yang dapat
dilakukan adalah dengan pelebaran pada lengan pendekat keluar pada simpang di jalan
utamanya. Sementara pada simpang tak bersinyal yaitu Simpang Randuagung dan
Simpang Wonorejo (Jalan Lingkar) prtlu dipersiapkan peningkatan pengaturan simpang
menjadi simpang bersinyal pada tahun rencana 2021.
Penggunaan perangkat lunak PTV Vistro dalam perencanaan transportasi dapat
membantu dalam menyimpan database data masukan simpang untuk digunakan pada
waktu yang lain. Tersedianya fasilitas penyusunan skenario, akan membantu dalam
melakukan analisis beberapa kondisi berbeda terhadap jaringan jalan tinjauan.
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Perhubungan dan Komunikasi Kabupaten Lumajang. 2014. Buku Pedoman Data
Lalu Lintas dan Angkutan Kota Kabupaten Lumajang. Lumajang: Dinas Perhubungan
dan Komunikasi Kabupaten Lumajang.
Direktorat Jendral Bina Marga. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia. Jakarta:
Departemen Pekerjaan Umum.
Peraturan Menteri Perhubungan. 2006. Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas di Jalan.
Jakarta: Kementrian Perhubungan Republik Indonesia.
PTV. AG. 2013. PTV Vistro User Manual. German: PTV Group.
Rifai, A., Sulistyono, S. dan Soetjipto, J.W.. 2014. Simulasi Analisis Dampak Lalu Lintas
Menggunakan PTV Vistro (Studi Kasus: Komplek Ruko Berjaya Batam), Prosiding
Kumpulan Makalah
9
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016
Kumpulan Makalah
10