You are on page 1of 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/309240644

OPTIMASI MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS SIMPANG PADA JALUR


UTAMA ANTAR KOTA KABUPATEN LUMAJANG MENGGUNAKAN PTV VISTRO

Conference Paper · October 2016

CITATIONS READS

0 699

5 authors, including:

Syamsul Arifin Willy Kriswardhana


IAIN MADURA Universitas Jember
10 PUBLICATIONS   0 CITATIONS    18 PUBLICATIONS   7 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Sonya Sulistyono Nunung Nuring Hayati


Universitas Jember Universitas Jember
46 PUBLICATIONS   21 CITATIONS    31 PUBLICATIONS   5 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Tataran Transportasi Lokal Kabupaten Lumajang View project

Traffic Impact Analysis of PLTGU Grati View project

All content following this page was uploaded by Willy Kriswardhana on 19 October 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


OPTIMASI MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS
SIMPANG PADA JALUR UTAMA ANTAR KOTA
KABUPATEN LUMAJANG MENGGUNAKAN PTV VISTRO

Syamsul Arifin Sonya Sulistyono Nunung Nuring Hayati


Jurusan Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil,
Fak. Teknik, Universitas Jember Fak. Teknik, Universitas Jember Fak. Teknik, Universitas Jember
Jalan Kalimantan 37, Jember, Jalan Kalimantan 37, Jember, Jalan Kalimantan 37, Jember,
Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur
Telepon: (0331) 484977 Telepon: (0331) 484977 Telepon: (0331) 484977
syamsul.teknik@unej.ac.id sonya.sulistyono@unej.ac.id nunung.nuring@unej.ac.id

Willy Kriswardhana Muhammad Yasthofi


Jurusan Teknik Sipil, Program Studi S1 Teknik Sipil,
Fak. Teknik, Universitas Jember Jurusan Teknik Sipil,
Jalan Kalimantan 37, Jember, Fak. Teknik, Universitas Jember
Jawa Timur Jalan Kalimantan 37, Jember
Telepon: (0331) 484977 Telepon: (0331) 484977
nunung.nuring@unej.ac.id ophletwhoibe@gmail.com

Abstract
Lumajang is transportation access between Probolinggo, Malang and Jember. Transportation planning for
the future is needed to provide the best services to road users. Policies of improved intersection performance
on the main road in Lumajang need to be prepared, to ensure the implementation of traffic fluently. Analysis
of intersection performance through transportation planning is required for the existing (base) period and
forecast for 5 and 10 years period. Results of transportation planning analysis using PTV Vistro obtained
intersection performance of existing conditions in 2015 and future 2021 and 2026. Until 2021, the increase
in the capacity of signalized intersection is done through optimization of signal timing to approach V/C
balancing, but for the future 2026 in JLT Tukum intersection, Tempeh intersection and Yosowilangun
intersection necessary traffic management and engineering more. As for the unsignalized intersection
(Wonorejo Jalan Lngkar intersection and Ranuyoso intersection) beginning in 2021 is necessary to increase
the setting intersection be signalized intersection.

Keywords: analysis of intersection performance, V/C balancing, optimization, PTV Vistro

Abstrak
Kabupaten Lumajang menjadi akses transportasi antara Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Malang dan
Kabupaten Jember. Perencanaan transportasi untuk masa mendatang diperlukan untuk memberikan
pelayanan terbaik kepada pengguna jalan. Kebijakan peningkatan kinerja simpang pada jalan utama
Kabupaten Lumajang perlu dipersiapkan, untuk menjamin terselenggaranya lalu lintas yang lancer. Analisis
terhadap kinerja simpang melalui perencanaan transportasi diperlukan untuk masa saat ini dan perkiraan
untuk masa 5 dan 10 tahun mendatang. Hasil analisis perencanaan transportasi menggunakan PTV Vistro
diperoleh kinerja simpang pada kondisi eksisting tahun 2015, dan tahun rencana 2021 serta 2026. Hingga
tahun 2021 peningkatan kapasitas simpang bersinyal cukup dilakukan melalui optimasi waktu sinyal dengan
pendekatan V/C balancing, namun untuk tahun rencana 2026 pada Simpang JLT Tukum, Simpang
Yosowilangun dan Simpang Tempeh diperlukan manajemen dan rekayasa lebih. Sedangkan untuk simpang
tak bersinyal (Simpang Ranuyoso dan Simpang Wonorejo Jalan Lingkar) mulai tahun rencana 2021
diperlukan peningkatan pengaturan simpang menjadi simpang bersinyal.

Kata kunci: analisis kinerja simpang, V/C balancing, optimasi, PTV Vistro

Kumpulan Makalah

1
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016

PENDAHULUAN
Wilayah Kabupaten Lumajang secara geografis berada pada koordinat 112°53’ –
113°23’ Bujur Timur dan 7°54’ – 8°23’ Lintang Selatan. Kabupaten ini menghubungkan
antara Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Malang dan Kabupaten Jember. Lokasi
kabupaten yang menghubungkan tiga wilayah terdekat, maka perlu penataan sistem
transportasi yang baik khususnya pada simpang-simpang utama di Kabupaten Lumajang.
Terdapat tiga jalan utama yang menghubungkan Kabupaten Lumajang dengan wilayah
sekitarnya, yaitu: jalan nasional menghubungkan Lumajang dengan Probolinggo di sisi
utara, Lumajang dengan Malang di sisi selatan kea rah barat, dan Lumajang dengan Jember
di sisi timur dan di sisi utara kea rah timur.
Menurut Dinas Perhubungan dan Komunikasi Kabupaten Lumajang (2014),
simpang kinerja simpang pada jalan utama di Kabupaten lumajang memperlihatkan tingkat
pelayanan berada pada kategori LoS C hingga LoS E. Tingkat pelayanan Simpang
Randuagung berada pada LoS D, simpang Kedungjajang masuk pada LoS C, Simpang
Wonorejo masuk LoS C, Simpang Wonorejo (Jalan Lingkar) masuk LoS C, Simpang JLT
(Jalan Lingkar Timur) Yeye masuk LoS D, Simpang JLT Tukum masuk LoS E, Simpang
Yosowilangun masuk LoS E dan simpang Tempeh masuk LoS E. Diperlukan perencanaan
kondisi mendatang, untuk mempersiapkan penanganan yang perlu dilakukan agar lalu
lintas kendaraan terselenggara dengan lancar.
Sebuah perangkat lunak relatif baru dikenal di Indonesia yang dapat digunakan
untuk perencanaan transportasi yaitu PTV Vistro. Perangkat lunak ini dilengkapi pula
dengan kemampuan untuk pemodelan lalu lintas dan penaksiran dampak lalu lintas (PTV
Vistro User Manual, 2013). Belum banyak peneliti mengeksplor penggunaan perangkat
lunak ini untuk perencanaan transportasi. Sauri, dkk. (2014) melakukan analisis
penggunaan PTV Vistro pada simpang berdiri sendiri untuk simpang bersinyal dan tak
bersinyal, dimana hasil analisis dibandingkan dengan hasil perhitungan menggunakan
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Sementara Rifai, dkk. (2014) dan Sulistyono,
dkk. (2015) mencoba menggunakan PTV Vistro untuk simulasi analisis dampak lalu lintas
dengan kasus salah satu pembangunan gedung di Kota Batam dan Perkotaan Jember.
Perhitungan kinerja simpang di Indonesia mengacu pada MKJI, dimana ketentuan-
ketentuan dalam perhitungan banyak mengadopsi Highway Capacity Manual (HCM) yang
disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. Sementara perangkat lunak PTV Vistro dalam
analisis simpang dilengkapi beberapa pilihan untuk standar perhitungan, salah satunya
menggunakan standar HCM 2010. Penelitian ini dilakukan untuk melakukan perencanaan
transpotasi dengan melakukan kajian pada simpang-simpang di jalan utama Kabupaten
lumajang. Selain hasil analisis dapat digunakan pemangku kepentingan, diharapkan
melalui penelitian ini memperkaya informasi terkait penggunaan PTV Vistro pada
perencanaan lalu lintas untuk kasus di Indonesia.

METODE PENELITIAN
Identifikasi kondisi eksisting dilakukan melalui pengumpulan data primer dengan
melakukan survai di lapangan, serta data sekunder yang diperoleh dari instansi atau sumber
terkait. Survai lapangan yang dilakukan yaitu survai volume gerakan membelok simpang

Kumpulan Makalah

2
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016

dan survai inventarisasi simpang pada lokasi penelitian yang telah ditentukan. Analisis
data dilakukan menggunakan perangkat lunak PTV Vistro dengan memanfaatkan salah
satu kegunaan perangkat lunak ini untuk perencanaan transportasi, dimana salah satu
tujuannya untuk mengetahui kinerja simpang saat ini dan tahun rencana yang telah
ditentukan dengan beberapa skenario.

Lokasi Penelitian
Lokasi simpang sebagai obyek penelitian meliputi: Simpang Randuagung, Simpang
Kedung Jajang, Simpang Wonorejo, Simpang Wonorejo (Jalan Alternatif), Simpang JLT
Yeye, Simpang JLT Tukum, Simpang Yosowilangun dan Simpang Tempeh yang terletak
pada jalan-jalan utama di Kabupaten Lumajang seperti ditunjukkan pada Gambar 1.

Keterangan Gambar :
1. Simpang Randuagung
2. Simpang Kedung Jajang
3. Simpang Wonorejo
4. Simpang Wonorejo
(Jalan Alternatif)
5. Simpang JLT Yeye
6. Simpang JLT Tukum
7. Simpang Yosowilangun
8. Simpang Tempeh

Gambar 1 Simpang-simpang Lokasi Penelitian

Tahapan Penelitian
Tahapan yang dilakukan pada penelitian adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan data
Tahap ini terdiri atas pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh dari hasil survai volume pergerakan membelok simpang dan survai
inventarisasi simpang. Sedangkan untuk data sekunder yang diperlukan meliputi data
untuk penentuan status dan fungsi jalan, serta untuk penentuan angka pertumbuhan
lalu lintas.
2. Membangun jaringan
Tahap ini merupakan langkah awal untuk melakukan permodelan pada PTV Vistro
guna perencanaan transportasi yang akan dilakukan. Membangun jaringan
menggunakan bantuan Bing Maps untuk menentukan titik lokasi simpang dalam

Kumpulan Makalah

3
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016

lingkup penelitian ini, serta menghubungkan antar lengan pendekat simpang sehingga
jaringan jalan utama Kabupaten Lumajang dapat terbentuk.

Gambar 2 Jaringan Jalan Terbangun Pada PTV Vistro

3. Data masukan
Memasukkan data-data dasar yang terdiri atas data volume lalu lintas simpang dalam
satuan smp/jam, data geometrik simpang, data pengaturan simpang dan data angka
pertumbuhan kendaraan per-tahun.
4. Analisis kinerja
Analisis kinerja berupa analisis terhadap kinerja simpang. Dilakukan pada kondisi
dasar (base) atau tahun 2016, dan tahun rencana yaitu prediksi untuk tahun 2021 dan
2026. Kinerja simpang yang ditinjau yaitu derajat kejenuhan (DS), tundaan (D) dan
tingkat pelayanan (LoS) pada setiap simpang yang ditinjau.
5. Melakukan skenario
Skenario dilakukan untuk meningkatkankan kinerja simpang yang memiliki nilai
kinerja rendah. Pendekatan skenario awal dilakukan dengan strategi do minimum,
yaitu melakukan optimasi pengaturan waktu sinyal. Pendekatan konsep optimasi
pengaturan waktu sinyal dapat dilakukan dengan v/c balancing atau delay balancing.
6. Kesimpulan
Menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan.

Kumpulan Makalah

4
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Eksisting Obyek Penelitian


Data masukan volume lalu lintas simpang diperoleh dari hasil survai pergerakan
membelok simpang pada kondisi jam puncak pagi, siang, sore dan malam. Data volume
lalu lintas yang digunakan adalah volume lalu lintas pada kondisi eksisting (base) tahun
2016 dalam satuan smp/jam perlajur pergerakan.
Kondisi eksisting (base) dari simpang yang menjadi objek penelitian didapatkan
dari hasil survei secara langsung di lokasi penelitian. Untuk periode volume jam puncak
tertinggi setiap simpang memiliki periode waktu berbeda-beda. Simpang Randuagung,
Simpang Wonorejo (Jalan Alternatif), Simpang JLT Yeye dan Simpang JLT Tukum untuk
volume jam puncak tertinggi terjadi pada periode jam puncak sore. Sedangkan pada
simpang Kedung Jajang dan simpang Wonorejo untuk volume tertinggi terdapat pada
periode jam puncak siang, serta pada Simpang Yosowilangun dan Simpang Tempeh untuk
hasil tertinggi terjadi pada periode jam puncak malam.
Semua simpang pada tinjauan penelitian memiliki tiga lengan pendekat simpang
dan pada simpang bersinyal menggunakan pengaturan tiga fase. Pengaturan untuk setiap
simpang pada tinjauan penelitian ini adalah:
1. Simpang Randuagung, simpang yang terletak pada jalan nasional Probolinggo –
Lumajang merupakan simpang tak bersinyal dimana setiap lengan pendekat simpang
dilengkapi warning light.
2. Simpang Kedung Jajang, simpang yang terletak pada jalan nasional Probolinggo –
Lumajang dimana simpang dengan pengaturan bersinyal.
3. Simpang Wonorejo, simpang yang terletak pada jalan nasional Probolinggo –
Lumajang dan Limajang – Jember, merupakan simpang dengan pengaturan bersinyal.
4. Simpang Wonorejo (Jalan Alternatif), simpang yang terletak pada jalan nasional
Lumajang – Jember dan merupakan simpang dengan pengaturan tak bersinyal. Setiap
lengan pendekat pada simpang ini dilengkapi dengan warning light.
5. Simpang JLT Yeye, simpang yang terletak pada jalan nasional Lumajang – Jember
dan merupakan simpang dengan pengaturan bersinyal.
6. Simpang JLT Tukum, simpang yang terletak pada jalan provinsi Lumajang – Jember
dan merupakan simpang dengan pengaturan bersinyal.
7. Simpang Yosowilangun, simpang yang terletak pada jalan provinsi Lumajang –
Jember dan merupakan simpang dengan pengaturan bersinyal.
8. Tempeh, simpang yang terletak pada jalan nasional Lumajang – Malang dan
merupakan simpang dengan pengaturan bersinyal.

Kinerja Simpang Tahun 2016 (Eksisting/Base)


Data masukan dalam permodelan lalu lintas menggunakan PTV Vistro meliputi
data geometrik simpang (sesuai kondisi eksisting seperti: lebar jalur, pengaturan lajur,
keberadaan median, volume lalu lintas simpang dan waktu pengaturan dan jumlah fase
simpang bersinyal). Hasil perhitungan kinerja simpang tahun 2016 ditunjukkan seperti
pada Tabel 1 berikut.

Kumpulan Makalah

5
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016

Tabel 1 Kinerja Simpang Tahun 2016


Pengaturan Periode Tundaan
No. Nama Simpang DS LoS
Simpang Jam Puncak (det/smp)
1. Randuagung Tak bersinyal Sore 0,15 30,99 D
2. Kedung Jajang Bersinyal Siang 0,643 41,11 D
3. Wonorejo Bersinyal Siang 0,551 31,79 C
4. Wonorejo (Jalan Alternatif) Tak bersinyal Sore 0,48 44,30 D
5. JLT Yeye Bersinyal Sore 0,457 48,18 D
6. JLT Tukum Bersinyal Sore 0,528 122,56 F
7. Yosowilangun Bersinyal Malam 0,737 130,16 F
8. Tempeh Bersinyal Malam 0,642 80,04 F
Sumber: Hasil survai dan analisis (2016)

Berdasarkan Tabel 1 di atas diperlihatkan pada simpang dengan kinerja terburuk


terjadi pada Simpang Yosowilangun. Simpang Yosowilangun merupakan simpang pada
jalan utama Kabupaten Lumajang yang menghubungkan dengan Kabupaten Jember.
Tundaan pada simpang ini pada kondisi eksisting mencapai 130,16 det/smp dengan derajat
kejenuhan sebesar 0,737. Diperlukan strategi manajemen lalu lintas pada Simpang
Randuagung, Simpang JLT Tukum, Simpang Yosowilangun dan Simpang Tempeh, karena
tingkat pelayanan simpang telah melapaui kondisi kritis (LoS F).

Kinerja Simpang Tahun Rencana 2021


Data yang digunakan meliputi data geometrik simpang sesuai kondisi eksisting
(base) seperti lebar jalur, pengaturan lajur dan keberadaan median. Sedangkan untuk
waktu pengaturan sinyal dan jumlah fase pada simpang didapatkan dari hasil analisis
optimasi pada kondisi eksisting (base). Volume lalu lintas tahun 2021 didapatkan dari
volume lalu lintas pada kondisi eksisting (base) setelah mengalami penyesuaian
berdasarkan pertumbuhan lalu lintas dan prediksi pengembangan wilayah sekitarnya.
Hasil perhitungan kinerja simpang tahun rencana 2021 disajikan pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2 Kinerja Simpang Tahun Rencana 2021
Pengaturan Periode Tundaan
No. Nama Simpang DS LoS
Simpang Jam Puncak (det/smp)
1. Randuagung Tak bersinyal Sore 0,32 58,44 F
2. Kedung Jajang Bersinyal Siang 0,858 47,44 D
3. Wonorejo Bersinyal Siang 0,718 32,50 C
4. Wonorejo (Jalan Alternatif) Tak bersinyal Sore 0,62 63,66 F
5. JLT Yeye Bersinyal Sore 0,665 34,44 C
6. JLT Tukum Bersinyal Sore 0,763 38,20 D
7. Yosowilangun Bersinyal Malam 0,962 60,08 E
8. Tempeh Bersinyal Malam 0,901 57,62 E
Sumber: Hasil survai dan analisis (2016)

Berdasarkan Tabel 2 didapatkan bahwa simpang dengan kinerja terburuk terjadi


pada simpang Yosowilangun dengan tundaan sebesar 60,08 det/smp dan derajat kejenuhan
sebesar 0,962 untuk simpang bersinyal. Sedangkan pada simpang tak bersinyal terdapat
pada Simpang Randuagung yang memiliki tundaan cukup besar yaitu 108,44 smp/jam.

Kumpulan Makalah

6
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016

Diperlukan strategi manajemen lalu lintas pada Simpang Randuagung, karena tingkat
pelayanan pada simpang ini telah melapaui kondisi kritis (LoS F).

Kinerja Simpang Tahun Rencana 2026


Data masukan yang digunakan dalam permodelan meliputi data geometrik simpang
sesuai kondisi eksisting (base) seperti lebar jalur, pengaturan lajur dan keberadaan median.
Sedangkan waktu pengaturan sinyal dan jumlah fase simpang digunakan sama dengan
hasil analisis tahun rencana 2021. Volume lalu lintas tahun rencana 2026 didapatkan dari
volume lalu lintas pada kondisi eksisting (base) setelah mengalami penyesuaian
berdasarkan pertumbuhan lalu lintas dan prediksi pengembangan wilayah sekitarnya..
Hasil analisis kinerja simpang tahun rencana 2026 dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Rekapitulasi Kinerja Simpang Tahun 2026
Pengaturan Periode Tundaan
No. Nama Simpang DS LoS
Simpang Jam Puncak (det/smp)
1. Randuagung Tak bersinyal Sore 0,83 84,40 F
2. Kedung Jajang Bersinyal Siang 1,119 111,87 F
3. Wonorejo Bersinyal Siang 0,938 47,26 D
4. Wonorejo (Jalan Alternatif) Tak bersinyal Sore 0,81 83,67 F
5. JLT Yeye Bersinyal Sore 0,868 50,49 D
6. JLT Tukum Bersinyal Sore 0,995 95,30 F
7. Yosowilangun Bersinyal Malam 1,265 147,25 F
8. Tempeh Bersinyal Malam 1,177 135,76 F
Sumber: Hasil survai dan analisis (2016)

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 3 didapatkan bahwa simpang dengan kinerja
terburuk terjadi pada simpang Yosowilangun dengan tundaan mencapai 147,25 det/smp
dan derajat kejenuhan sebesar 1,265 untuk simpang bersinyal. Simpang Randuagung
merupakan simpang tak bersinyal yang memiliki kinerja buruk yaitu tundaan mencapai
44,40 det/smp. Simpang Kedungjajang, Simpang JLT Tukum dan Simpang Tempeh
merupakan simpang bersinyal dengan tingkat pelayanan melebihi kritis (LoS F).

Skenario Manajemen Rekayasa Lalu Lintas


Hasil analisis kondisi eksisting (base) memperlihatkan beberapa simpang dalam
kondisi melebihi kritis. Unutuk itu perlu dilakukan manajemen rekayasa lalu lintas.
Penyusunan skenario dapat dilakukan menggunakan bantuan perangkat lunak PTV Vistro.
Skenario yang coba dilakukan adalah dengan melakukan optimasi pengaturan waktu sinyal
pada simpang bersinyal. Pendekatan yang dapat digunakan adalah dengan v/c balancing
atau delay balancing. Optimasi dalam penelitian ini menggunakan pendekatan v/c
balancing, karena konsep ini diadopsi dalam perhitungan pada Manual Kapasitas Jalan
Indonesia (MKJI). Hasil analisis optimasi selanjutnya coba diperbandingkan dengan hasil
analisis sebelumnya dan diperoleh hasil seperti ditunjukkan pada Tabel 4 berikut.

Kumpulan Makalah

7
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016

Tabel 4 Perbandingan Kinerja Simpang Tahun 2016


2016 2016 Dengan Optimasi
Periode
No. Nama Simpang Tundaan Tundaan
Jam Puncak DS LoS DS LoS
(det/smp) (det/smp)
1. Kedung Jajang Siang 0,643 41,11 D 0,659 32,62 C
2. Wonorejo Siang 0,551 31,79 C 0,552 28,31 C
3. JLT Yeye Sore 0,457 48,18 D 0,511 29,72 C
4. JLT Tukum Sore 0,528 122,56 F 0,586 29,13 C
5. Yosowilangun Malam 0,737 130,16 F 0,737 37,74 D
6. Tempeh Malam 0,642 80,04 F 0,693 37,97 D
Sumber: Hasil analisis (2016)

Berdasarkan Tabel 4 didapatkan bahwa kinerja simpang bersinyal mengalami


peningkatan setelah dilakukan optimasi pengaturan waktu sinyal dengan pendekatan v/c
balancing. Perbaikan ini ditandai dengan penurunan nilai tundaan pada Simpang Kedung
Jajang mencapai 20,65%, Simpang Wonorejo mencapai 10,95%, Simpang JLT Yeye
mencapai 38,31%, Simpang JLT Tukum mencapai 76,23%, Simpang Yosowilangun
mencapai 71,00% dan Simpang Tempeh mencapai 52,56%. Kinerja pada enam lokasi
simpang bersinyal lokasi studi dapat dikatakan masih dapat diterima. Sedangkan
berdasarkan ahsil analisis, untuk simpang tak bersinyal belum diperlukan manajemen lalu
lintas.
Hasil analisis kinerja simpang tahun rencana 2026 memperlihatkan beberapa
simpang bersinyal dalam kondisi melebihi kritis. Manajemen rekayasa lalu lintas
dilakukan dengan melakukan optimasi pengaturan waktu sinyal pada simpang bersinyal.
Pendekatan yang digunakan adalah dengan v/c balancing seperti yang telah dibahas
sebelumnya. Hasil analisis yang memperbandingkan hasil analisis tahun rencana 2026 dan
hasil analisis optimasi tahun rencana 2026 ditunjukkan pada Tabel 5 berikut.
Tabel 5 Perbandingan Kinerja Simpang Tahun 2026
2016 2016 Dengan Optimasi
Periode
No. Nama Simpang Tundaan Tundaan
Jam Puncak DS LoS DS LoS
(det/smp) (det/smp)
1. Kedung Jajang Siang 1,119 111,87 F 0,954 54,83 D
2. Wonorejo Siang 0,938 47,26 D 0,938 47,26 D
3. JLT Yeye Sore 0,868 50,49 D 0,776 37,24 D
4. JLT Tukum Sore 0,995 95,30 F 0,995 95,30 F
5. Yosowilangun Malam 1,265 147,25 F 1,265 147,25 F
6. Tempeh Malam 1,177 135,76 F 1,177 135,76 F
Sumber: Hasil analisis (2016)

Berdasarkan Tabel 5 di atas dapat memperlihatkan tiga simpang yaitu Simpang


Kedungjajang, Simpang Wonorejo dan Simpang JLT Yeye mengalami perbaikan kinerja
dan kinerja hasil optimasi masih dapat diterima. Sehingga dapat dikatakan dengan
scenario optimasi waktu sinya, kinerja simpang dapat diperbaiki. Namun kondisi berbeda
diperlihatkan pada Simpang JLT Tukum, Simpang Yosowilangun dan Simpang Tempeh.
Melalui skenario optimasi meskipun terjadi perbaikan kinerja simpang, namun tundaan

Kumpulan Makalah

8
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016

yang terjadi masih cukup tinggi. Sehingga manajemen dan rekayasa lalu lintas yang perlu
dipersiapkan adalah dengan pelebaran mulut pendekat keluar pada lengan simpang utama.
Sedangkan untuk simpang tak bersinyal yaitu pada Simpang Randuagung dan
Simpang Wonorejo (Jalan Lingkar), diperlukan peningkatan tipe pengaturan dari simpang
tak bersinyal menjadi simpang bersinyal. Hal ini menjadi penting karena lokasi simpang
berada pada jalan utama Kabupaten Lumajang dengan status jalan nasional.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa kinerja simpang bersinyal pada
kondisi eksisting (base) tahun 2016 dan tahun rencana 2021 dapat dikatakan dapat
diterima. Tingkat pelayanan berada pada kategori LoS C hingga LoS E, sehingga dengan
skenario strategi optimasi waktu sinyal dengan pendekatan V/C balancing sudah dapat
meningkatkan kinerja pada simpang bersinyal. Sedangkan pada tahun rencana 2026 pada
Simpang JLT Tukum, Simpang Yosowilangun dan Simpang Tempeh diperlukan
manajemen dan rekayasa lalu lintas dengan peningkatan kapasitas. Salah satu yang dapat
dilakukan adalah dengan pelebaran pada lengan pendekat keluar pada simpang di jalan
utamanya. Sementara pada simpang tak bersinyal yaitu Simpang Randuagung dan
Simpang Wonorejo (Jalan Lingkar) prtlu dipersiapkan peningkatan pengaturan simpang
menjadi simpang bersinyal pada tahun rencana 2021.
Penggunaan perangkat lunak PTV Vistro dalam perencanaan transportasi dapat
membantu dalam menyimpan database data masukan simpang untuk digunakan pada
waktu yang lain. Tersedianya fasilitas penyusunan skenario, akan membantu dalam
melakukan analisis beberapa kondisi berbeda terhadap jaringan jalan tinjauan.

UCAPAN TERIMA KASIH


Terima kasih disampaikan kepada Laboratorium Tranposrtasi – Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Teknik Universitas Jember atas fasilitas penggunaan perangkat PTV Vistro (licence version), Transforum
Indonesia atas fasilitas penggunaan PTV Vistro (student version), serta Dinas Perhubungan Kabupaten
Lumajang yang terkait atas bantuan dan dukungan selama penelitian.

DAFTAR PUSTAKA
Dinas Perhubungan dan Komunikasi Kabupaten Lumajang. 2014. Buku Pedoman Data
Lalu Lintas dan Angkutan Kota Kabupaten Lumajang. Lumajang: Dinas Perhubungan
dan Komunikasi Kabupaten Lumajang.
Direktorat Jendral Bina Marga. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia. Jakarta:
Departemen Pekerjaan Umum.
Peraturan Menteri Perhubungan. 2006. Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas di Jalan.
Jakarta: Kementrian Perhubungan Republik Indonesia.
PTV. AG. 2013. PTV Vistro User Manual. German: PTV Group.
Rifai, A., Sulistyono, S. dan Soetjipto, J.W.. 2014. Simulasi Analisis Dampak Lalu Lintas
Menggunakan PTV Vistro (Studi Kasus: Komplek Ruko Berjaya Batam), Prosiding

Kumpulan Makalah

9
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016

FSTPT, Simposium Internasional FSTPT ke-17 di Universitas Jember, 24 Agustus


2014, Volume 2 Nomor 1. Jember: Jurusan Teknik Sipil Universitas Jember. Hal.
1508 - 1518.
Sauri, S., Sulistyono, S. dan Hasanuddin, A.. 2014. Analisis Kinerja Simpang
Menggunakan Perangkat Lunak KAJI dan PTV Vistro (Studi Kasus: Simpang
Bersinyal dan Tak Bersinyal Perkotaan Jember), Prosiding FSTPT, Simposium
Internasional FSTPT ke-17 di Universitas Jember, 24 Agustus 2014. Jember: Jurusan
Teknik Sipil Universitas Jember. Hal. 1498 - 1507.
Sulistyono, S., Irawan, J.F. dan Septiawan, D.. 2015. Traffic Impact Analysis on The
Development of Jember Icon Using PTV Vistro, FSTPT Proceedings, The 18th FSTPT
Internasional Symposium di Universitas Lampung, 28 Agustus 2015. Lampung:
Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Hal. 876 - 885.

Kumpulan Makalah

10

View publication stats

You might also like