Professional Documents
Culture Documents
Skripsi Tanpa Bab Pembahasan PDF
Skripsi Tanpa Bab Pembahasan PDF
(Skripsi)
Oleh
ROMIDAH ASTUTI
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
ABSTRACT
By
ROMIDAH ASTUTI
This study aims to analyze the cost structure and to know the income level of
vegetable traders in Tamin Market Bandar Lampung City. This research is
conducted in Tamin Markets. The location of the research is chosen purposively
by consideration that Tamin Market is a center of vegetable trade and the main
market in Bandar Lampung City. The data is collected in March 2017, where the
respondents are taken by purposive method with the amount of 15 vegetable
traders who who are willing to be interviewed, respondents consist of five stall
traders, five loser traders, and five street traders. Furthermore, the data is
analyzed by descriptively qualitative and quantitative for cost and income
analysis. The result shows : (1) The traders' business cost structure consist of fixed
cost and variable cost. The propotion of variable cost is higher than the fixed cost.
Variable costs include plastic cost, vegetable purchase, transport, labor, and
information. Then fixed costs include rent cost, electricity and market facility
fees. (2) The average income of stall traders is higher than the loser traders and
the street traders.
Oleh
ROMIDAH ASTUTI
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur biaya dan mengetahui tingkat
pendapatan usaha pedagang sayuran di Pasar Tamin Kota Bandar Lampung.
Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Tamin. Lokasi penelitian dipilih secara
sengaja (purposive), dengan pertimbangan bahwa Pasar Tamin merupakan sentra
perdagangan sayuran dan merupakan pasar induk di Kota Bandar Lampung.
Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Maret 2017, responden ditentukan
secara sengaja dan bersedia diwawancaraidengan jumlah 15 responden yang
terdiri dari lima pedagang kios, lima pedagang los amparan, dan lima pedagang
ampran kaki lima. Selanjutnya, data penelitian dianalisis secara deskriptif
kualitatif dan kuantitatif untuk analisis biaya dan pendapatan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) Struktur biaya usaha pedagang terdiri dari biaya tetap
dan biaya variabel. Proporsi biaya variabel lebih besar dibandingkan dengan
biaya tetap. Biaya variabel terdiri dari biaya plastik, pembelian sayur, angkut,
tenaga kerja, dan informasi. Biaya tetap yaitu biaya sewa, listrik, dan iuran
fasilitas pasar. (2) Rata-rata pendapatan usaha pedagang sayuran kios lebih besar
dibandingkan dengan pedagang los amparan dan amparan kaki lima.
Oleh
ROMIDAH ASTUTI
Skripsi
Pada
Jurusan Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 2 Banding Agung, lulus pada
Pertanian Universitas Lampung pada tahun 2013 melalui jalur Seleksi Bersama
Makro pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 dan pada semester ganjil
tahun ajaran 2016/2017, Mata Kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi pada semester
genap tahun ajaran 206/2017, Mata Kuliah Manajemen Agribisnis pada semester
ganjil tahun ajaran 2016/2017, dan Mata Kuliah Praktik Pengenalan Pertanian
pada semester genap tahun ajaran 2016/2017. Pada tahun 2014, penulis
Desa Pancasila Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Pada tahun 2016,
Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdullilahirobbil ‘alamin, segala puji dan syukur hanya kepada Allah SWT,
atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada
yang membangun dalam penyelesaian skripsi yang berjudul “Analisis Biaya dan
1. Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku dosen pembimbing utama,
3. Dr. Ir. Sudarma Widjaya, M.S., sebagai dosen penguji skripsi ini, atas
perkuliahan.
5. Keluarga penulis tercinta, Ayahanda Suko dan Ibunda Siti Mulyati, kakakku
tersayang Agus Harianto dan kedua adikku tersayang M. Ihwan Fauzi dan
Deni Rizalul Fikri yang telah memberikan curahan kasih saying, semangat,
doa, motivasi, serta dukungan baik moril maupun materil tanpa henti dan
tiada putus-putusnya yang tidak akan tergantikan dengan apa pun dan oleh
siapa pun. Khusus untuk kakakku terima kasih atas segala kesabarannya
6. Dr. Ir. F. E. Prasmatiwi, M.S., selaku Ketua Jurusan Agribisnis, atas arahan,
7. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., sebagai Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Lampung.
8. Seluruh dosen Jurusan Agribisnis atas semua ilmu yang telah diberikan
Tunjung, Mba Iin, Mas Boim, Mas Sukardi dan Mas Bukhari, atas semua
10. Bapak dan Ibu Pedagang sayuran di Pasar Tamin yang telah banyak
11. Sahabat seperjuangan kuliah, Jenisa Devy, S.P., Shintia Maria Williyani
Sinaga, S.P., Rayssa Aditya Harbani dan Gita Marindra atas dukungan,
13. Keluarga Just Speak Indonesia Kak Aulia, Kak Fadlan, Kak Ivo, Bang
Reyhan, Epi, Susan, Ayuk Nisa, Novita lainnya yang tidak dapat disebutkan
satu persatu atas dukungan dan kebersamaan yang luar biasa selama ini.
14. Rekan-rekan seperjuangan Tiara, Selvy, Stella, Rahmi, Bella Aldila, Maria,
Mera, Rika, Suf, Shima, Rani, Silva, Yuni Astika, Dwi Suryaningsih, Ayu
Novita, Fiqoh, Yurista, Fitri Yuni, Asti, Hesti, Erika, Ade Akta, Dilla Bazai,
Biha, Wardiah, Aisyah, Boim, Febriko, Haryadi, Mifta, Reki, Reza, Dhanar,
Patar, Rizki, Rifa’i dan seluruh teman-teman Agribisnis 2013 yang tidak
15. Kanda, Yunda, dan Adinda AGB angkatan 2011, 2012, 2014, 2015, dan
2016.
16. Teman-teman KKN Desa Umbar : Kak Deva, Kak Yogi, Kak Reni, Kak
Debi, Kiki dan Mae yang telah memberikan doa dan dukungan selama ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan terbaik kepada Bapak/Ibu, dan saudara/i
atas segala bantuan yang telah diberikan. Semoga karya kecil ini dapat
bahwa skripsi ini belum sempurna, penulis meminta maaf jika ada kesalahan dan
Penulis,
Romidah Astuti
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... v
I. PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 12
A. Tinjauan Pustaka................................................................................ 13
C. Kerangka Pemikiran........................................................................... 37
i
1. Perhitungan Biaya Total .............................................................. 47
2. Analisis Pendapatan ..................................................................... 49
ii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
5. Luas wilayah Kota Bandar Lampung menurut kecamatan tahun 2014 ....... 54
7. PDRB per kapita Kota Bandar Lampung tahun 2010-2014 (Juta Rp) ........ 56
10. Jumlah pedagang berdasarkan jenis barang dagangan di Pasar Tamin tahun
2016………….............................................................................................. 63
iii
16. Rincian jumlah sayuran yang dijual oleh setiap pedagang sayuran di Pasar
Tamin ........................................................................................................... 74
18. Rata-rata penjualan sayuran pada tiga kondisi penjualan di Pasar Tamin... 76
22. Rata-rata biaya variabel yang dikeluarkan oleh pedagang sayuran di Pasar
Tamin (Rupiah) ............................................................................................ 90
24. Kisaran biaya investasi peralatan pedagang sayuran di pasar Tamin .......... 94
25. Rata-rata biaya penyusutan pedagang sayuran di Pasar Tamin (Rp/hari) ... 95
26. Estimasi biaya transaksi yang dikeluarkan pedagang saat baru memulai usah
dagang sayuran ............................................................................................ 101
30. Rincian biaya dan keuntungan pada pedagang los amparan........................ 108
32. Rincian biaya dan keuntungan pada pedagang amparan kaki lima ............. 111
34. Rincian jenis dan jumlah sayuran yang dijual oleh pedagang sayuran di
Pasar Tamin….. ........................................................................................... 121
iv
37. Pengeluaran biaya tetap (Rp/hari)................................................................ 127
42. Biaya variabel pada tingkat penjualan tinggi (Rp/hari) ............................... 144
43. Total biaya tunai pada tingkat penjualan tinggi (Rp/hari) ........................... 151
44. Total biaya pada tingkat penjualan tinggi (Rp/hari) .................................... 153
45. Keuntungan pedagang terhadap biaya tunai pada tingkat penjualan tinggi
(Rp/hari) ....................................................................................................... 155
46. Keuntungan pedagang terhadap biaya total pada tingkat penjualan tinggi
(Rp/hari) ....................................................................................................... 157
49. Biaya variabel pada tingkat penjualan normal (Rp/hari) ............................. 174
50. Total biaya tunai pada tingkat penjualan normal (Rp/hari) ......................... 181
51. Total biaya pada tingkat penjualan normal (Rp/hari) .................................. 183
52. Keuntungan pedagang terhadap biaya tunai pada tingkat penjualan normal
(Rp/hari) ....................................................................................................... 185
53. Keuntungan pedagang terhadap biaya total pada tingkat penjualan normal
(Rp/hari) ....................................................................................................... 187
57. Total biaya tunai pada tingkat penjualan rendah (Rp/hari).......................... 211
v
59. Keuntungan pedagang terhadap biaya tunai pada tingkat penjualan rendah
(Rp/hari) ....................................................................................................... 215
60. Keuntungan pedagang terhadap biaya total pada tingkat penjualan rendah
(Rp/hari) ....................................................................................................... 217
61. Rata-rata marjin harga penjualan sayuran di Pasar Tamin (Rp/kg) ............. 219
62. Rata-rata keuntungan pedagang kios pada tiga kondisi tingkat penjualan
(Rp/hari) ....................................................................................................... 220
63. Rata-rata keuntungan pedagang los amparan pada tiga kondisi tingkat
penjualan (Rp/hari) ...................................................................................... 221
64. Rata-rata keuntungan pedagang amparan kaki lima pada tiga kondisi tingkat
penjualan (Rp/hari) ...................................................................................... 222
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3. Rata-rata tingkat penjualan pada pedagang kios selama satu minggu ........ 78
vii
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
konsumsi bagi penduduk itu sendiri. Indonesia merupakan salah satu negara
Selain bahan pangan pokok, sayuran merupakan bahan pangan yang harus
tinggi.
pangan penduduk.
akan mengandalkan pasokan sayuran dari daerah lain yang berpotensi dalam
dan Tanggamus, hal tersebut dibuktikan dengan produksi sayuran dari kedua
jumlah produksi di atas 100.000 ton pada tahun 2015. Sayuran tersebut
adalah terung dengan produksi 255.499 ton, tomat dengan produksi 244.900
ton, kacang panjang dengan produksi 168.876 ton, ketimun dengan produksi
156.495 ton, kubis dengan produksi 124.734 ton, dan kangkung dengan
yang sangat signifikan pada tahun 2015, namun terdapat sayuran yang
mengalami penurunan produksi seperti kembang kol, cabe besar, dan cabe
rawit. Kenaikan produksi sayuran tentu saja akan memberikan dampak baik
dalam hal budidaya yang berkaitan dengan petani sebagai produsen sayuran.
Tabel 2.
bahwa konsumsi sayuran di Provinsi Lampung pada tahun 2010 dan 2011
5
cukup tinggi yaitu 76,9 Kg/Kap/Tahun dan 77,8 Kg/Kap/Tahun, namun pada
tahun selanjutnya terus mengalami penurunan hingga pada tahun 2015 tingkat
masih rendah dapat saja disebabkan oleh beberapa hal yaitu kesadaran akan
suatu rumah tangga hanya mengonsumsi sayuran dalam jumlah yang sedikit,
hal tersebut karena harga sayuran yang cukup tinggi serta berfluktiatif.
konsumsi sayuran masyarakat. Harga sayuran eceran yang tinggi tak hanya
sendiri, hal tersebut dikarenakan petani hanya menerima sebagian kecil dari
tersebut erat kaitannya dengan marjin harga yang tinggi antara harga di
tingkat petani dan harga di tingkat konsumen. Marjin yang besar tersebut
produsen dan konsumen pada bulan Desember tahun 2016 dapat dilihat pada
Tabel 3.
yang cukup tinggi, hingga berkali-kali lipat dari harga yang diterima oleh
petani sebagai produsen sayuran. Komoditas cabe merah keriting, tomat dan
cabe rawit hijau bahkan memiliki marjin yang sangat tinggi dibandingkan
kali lipat lebih dengan harga di tingkat produsen sebesar Rp 1.452,00/Kg dan
Masalah terkait harga sayuran lainnya adalah perubahan harga yang cukup
seperti cabe merah keriting dan cabe merah besar mengalami kenaikan yang
kering, tomat, dan kol bulat memiliki harga yang cukup konstan dengan harga
Rp 10.000,00/Kg untuk komoditas tomat dan kol bulat. Sayuran lain seperti
harga di tingkat produsen pula, hal tersebut tentu akan menekan pendapatan
70000
60000
50000
40000
30000
20000
10000
0
Juli Agustus September Oktober November Desember
Bawang Merah Kering Cabe Merah Besar Cabe Merah Keriting
Cabe Rawit Merah Kentang Wortel
Kol Gepeng Kol Bulat Tomat
Pada beberapa surat kabar online pun menyebutkan bahwa harga komoditas
Bandar Lampung yang terjadi pada bulan September 2016. Kenaikan harga
tersebut meliputi harga komoditas cabe merah keriting, cabe rawit, bawang
5.000,00 per Kg. beberapa surat kabar lain juga menyebutkan terkait harga
sayuran yang beranjak naik seperti kupastuntas.co pada bulan Mei 2016
Sayuran merupakan hasil pertanian yang mempunyai daya tahan yang lebih
rendah dibandingkan dengan yang lainnya karena sayuran sifatnya lebih cepat
terlibat agar produk yang diinginkan oleh pasar dapat sampai tepat waktu dan
harus dekat, karena sifat sayuran yang memiliki umur simpan yang pendek
dan mudah busuk. Menurut Rahardi (2001) sifat alamiah dari sayuran
sayuran itu, maka pemasarannya juga harus dilakukan dengan cepat, sehingga
Umumnya produsen atau petani sayuran tidak menjual hasil produksi mereka
membeli, memiliki hak atas, dan menjual kembali barang yang bersangkutan.
9
akhir pelaku rumah tangga dan industri. Pasar tradisional lebih memberikan
gambaran proses alur produk pertanian yang lebih kompleks dan menyeluruh.
yang bertemu secara langsung. Proses jual-beli biasanya melalui proses tawar
menawar harga, dan harga yang diberikan untuk suatu barang bukan
merupakan harga tetap, dalam arti lain masih dapat ditawar, hal ini sangat
Tempat berdagang
No. Nama pasar Ruko Toko/ Los Amparan Jumlah
kios amparan K-5 (org)
1. Panjang - 11 11 15 37
2. Gudang Lelang - - 31 - 31
3. Kangkung - 2 44 - 46
4. Cimeng - - 31 16 47
5. Tamin - 12 16 10 38
6. Pasir Gintung - 1 54 38 93
7 Smep (Baru) - - 19 6 25
8. Bawah - - 9 - 9
9. Tugu - 1 50 27 78
10. Way Halim - - 6 20 26
11. Way Kandis - - 8 - 8
Jumlah - 27 275 126 438
los amparan dan amparan kaki lima. Pasar Tamin merupakan salah satu pasar
yang menjadi sentra sayuran dan merupakan pasar induk yang ada di Kota
banyak terdapat di Pasar Tamin yaitu dengan jumlah pedagang kios sebanyak
Sayuran yang masuk ke Pasar Tamin pun dipasok dari berbagai daerah di
Provinsi Lampung, bahkan ada pasokan yang berasal dari luar Provinsi
sistem, perencanaan, dan harga jual kepada konsumen karena sumber sayuran
Kegiatan jual beli yang terjadi di Pasar Tamin melibatkan beberapa pelaku
pengecer adalah perusahaan yang menjual barang yang diproduksi oleh pihak
jenis barang yang akan dibelinya. Jumlah barang yang dibeli oleh pedagang
dagang dapat dikatakan berhasil apabila suatu usaha dagang yang dilakukan
antara penerimaan dengan biaya total. Berdasarkan hal tersebut maka dalam
penelitian ini difokuskan pada pedagang pengecer sayuran yang ada di Pasar
Tamin.
Pedagang sayuran yang ada di Pasar Tamin merupakan pelaku yang terlibat
dalam besarnya marjin yang ada antara harga di tingkat konsumen dan
produsen. Pedagang sayuran pun merasakan akibat dari fluktuasi harga yang
ada di pasar yang berpengaruh pada kinerja biaya dan kinerja pendapatan
yang diterima oleh pedagang sayuran. Oleh karena itu, penelitian analisis
biaya dan pendapatan usaha pedagang sayuran di Pasar Tamin Kota Bandar
B. Rumusan Masalah
berikut:
Bandar Lampung?
C. Tujuan Penelitian
Bandar Lampung.
D. Kegunaan Penelitian
sistem pemasaran.
13
A. Tinjauan Pustaka
dijadikan sayur adalah daun, batang, bunga dan buah muda sehingga dapat
(Sumoprastowo, 2000).
kalium dan serat serta tidak mengandung lemak dan kolesterol. Sayuran
daun berwarna hijau dan sayuran berwarna jingga seperti wortel dan tomat
sayuran tidak berwarna. Sayuran berwarna hijau disamping itu kaya akan
kalsium, zat besi, asam folat, dan vitamin C. Contoh sayuran berwarna
hijau adalah bayam, kangkungm daun singkong, daun kacang, daun katuk
dan daun pepaya. Semakin hijau warna daun, semakin kaya akan zat-zat
gizi. Sayur juga dikonsumsi untuk memberi rasa segar dan melancarkan
Porsi sayuran dalam bentuk tercampur yang dianjurkan sehari untuk orang
Prospek pemasaran dalam negeri bagi komoditas sayuran sangat bagus, hal
komoditas sayuran.
tanaman pangan pokok, seperti padi dan palawija (jagung, kedelai, kacang
tanah, dan lain-lain), terutama dalam fluktuasi harga. Hal ini terutama
sedikit saja kekurangan suplai, harganya lalu naik. Pada kesempatan kali
pestisida dan obat-obatan yang sesuai dengan komoditas ubi kayu yang
dibudidayakan.
udara rata-rata sekitar 220C. Selain itu, curah hujan di sentra produksi
dipengaruhi oleh keadaan fisik dan struktur lahan tanamnya, untuk itu
lahan yang dibutuhkan oleh tanaman agar mampu tumbuh dengan baik.
(Haryanto, 2007).
17
c. Subsistem Pemasaran
sebagainya.
a. Teori Pemasaran
semaksimal mungkin.
konsumen dengan harga yang diterima petani, maka lebih lanjut dapat
niaga komoditas pertanian adalah selisih harga dari dua tingkat rantai
b. Teori Pasar
dimana pasar adalah suatu tempat pertemuan penjual dan pembeli untuk
membelanjakannya.
beli.
5) Pasar menyediakan barang dan jasa untuk masa yang akan datang.
banyaknya pedagang yang menjual jenis barang dan jasa yang sama.
perkreditan informal.
menjual barang dari satu pasar kemudian berpindah ke pasar lain dalam
waktu satu hari, tetapi ada juga bakul yang hanya berjulan disebuah
berbagai tipe. Pasar yang biasa dikunjungi bakul ada dua jenis yaitu
jumlah terbatas. Para bakul yang mengambil barang dari pasar lain.
Para juragan yang membeli barang dalam jumlah besar untuk dibawa ke
pasar jauh.
c. Pedagang
pasar.
yang dibeli dari produsen cukup besar yang nantinya akan dijual lagi
2) Pedagang Eceran
barang yang dibeli oleh perusahaan ini pun terbatas, yang dapat
3) Agen Pemasaran
transaksi penjualan.
usahanya.
26
perusahaan.
a. Teori Biaya
Biaya adalah sejumlah nilai uang yang dikeluarkan oleh produsen atau
tetap dan biaya variabel (tidak tetap). Biaya tetap adalah biaya yang
kerja.
dari biaya tunai dan biaya tidak tunai. Biaya tunai adalah biaya tetap
dan biaya variabel yang dibayar tunai. Biaya tetap misalnya pajak
27
(1) biaya informasi, (2) biaya pengambilan keputusan bersama, dan (3)
Definisi lain menurut Mburu dan Birner (2002) dalam Pambudi (2014)
bahwa biaya transaksi dapat juga diartikan dalam tiga kategori yang
bukan uang, seperti waktu yang hilang, tenaga, dan pikiran yang
transaksi meliputi :
b. Teori Pendapatan
kontan maupun natura. Pendapatan atau juga disebut juga income dari
penghasilan yang diperoleh dari pihak lain sebagai tanda balas jasa
baik atau dengan kata lain bahwa pendapatan merupakan suatu alat
uang maupun barang baik dari pihak lain maupun dari hasil sendiri
yang dimulai dengan sejumlah uang atau jasa atas dasar harga yang
disini adalah semua barangbarang dan jasa jasa serta uang yang
tersebut dalam suatu periode tertentu yang juga sering disebut dengan
investasi, jadi jika investasi besar maka pendapatan mereka juga akan
bertambah.
seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama
upah, pendapatan dari kekayaan seperti sewa, bunga dan deviden, serta
yang diproduksi dan harga per unit dari masing-masing faktor produksi.
penelitian ini disebut juga Total Revenue (TR) yang merupakan jumlah
TR = P x Q
Keterangan:
yang mampu dijual kepada pembeli dengan harga yang telah disepakati
terjual dikalikan dengan harga per unit barang dari masing-masing jenis
penjual dan pembeli saat melakukan transaksi jual beli di pasar yang
dengan harga produk. Biaya merupakan hasil perkalian dari harga input
sebagai berikut:
Π = TR – TC
Kriteria:
Jika total penerimaan = total biaya, maka usaha berada pada titik impas.
Jika total penerimaan < total biaya, maka usaha tersebut merugi.
B. Penelitian Terdahulu
analisis biaya dan pendapatan pedagang sayur yang dilakukan oleh peneliti-
Penelitian yang dilakukan oleh Suci Sundari (2014) yang berjudul “Analisis
harga beli dan biaya iuran fasilitas umum, kol adalah harga beli dan biaya
iuran fasilitas umum, wortel adalah volume penjualan, harga beli, biaya
angkut, dan biaya iuran fasilitas umum, kentang adalah harga beli, dan tomat
adalah harga beli. Usaha penjualan sayuran oleh pedagang di Pasar Pasir
Penelitian lain yang dilakukan oleh Hutagaol (2009) dengan judul “Analisis
rasio, dan analisis regresi linear berganda. Penelitian ini menunjukkan bahwa
sebesar Rp 429.970, 95 per hari dan total biaya sebesar Rp 361.138,32 per
hari. R/C ratio usaha dagang jeruk medan di pasar BSD City sebesar 1,21 %,
berarti usaha dagang jeruk medan tersebut adalah efisien dan layak atau
BSD City dipengaruhi oleh harga beli buah (X1), harga jual buah (X2),
volume penjualan buah (X3) dengan hubungan positif dan signifikan pada
pada wilayah empat dengan nilai sebesar Rp 58.100,00 dan pendapatan total
diwilayah tiga memiliki nila R/C rasio sebesar 1,072. Sedangkan nilai R/C
rasio terendah terdapat pada wilayah empat yakni sebesar 1,046. Dari kedua
nilai R/C rasio dapat diketahui bahwa usah pedagang sayur keliling
menguntungkan karena nilai R/C rasio lebih dari satu. Perbedaan R/C rasio
antar wilayah tidak terlalu besar, hal ini disebabkan oleh biaya tenaga kerja
Transaksi dan Modal Sosial antara Pedagang dan Pemasok (Studi pada
barang dagangan dengan sistem utang, (2) penentuan harga barang tanpa
proses tawar menawar, (3) tidak perlu dilakukan proses pemilihan dan
mengenai harga kulakan dan harga jual barang dagangan dari relasi, (5) dapat
komitmen yang telah disepakati bersama antara pedagang sayur dan pemasok.
36
Penelitian lain yang dilakukan oleh Anggraini (2004) yang berjudul “Analisis
nelayan dan petani, dan menganalisis struktur biiaya transaksi dan faktor-
jumlah jenis alat tangkap yang digunakan dan lama melaut. Penerimaan
nelayan kincang dipengaruhi oleh variabel umur pemilik, umur mesin, jumlah
tenaga kerja dan julah hari melaut selama setahu. Penerimaan petani
panen pertahun dan jumlah tenaga kerja. Dipandang dari aspek biaya
produksi sata-rata lebih rendah dibandingkan dengan nelayan diesel. Hal ini
Biaya transaksi sulit dihindari dan ada di mana-mana. Dilihat dari rasio biaya
transaksi – penerimaan dan rasio biaya transaksi – biaya total, usaha yang
C. Kerangka Pemikiran
Sayuran merupakan kebutuhan yang sangat penting selain bahan pangan poko
dapat berproduksi dengan kuantitas dan kualitas yang diinginkan oleh pasar.
Kebutuhan sayur bagi masyarakat erat kaitannya dengan kebutuhan akan gizi
dalam pemenuhan gizi. Setiap sayur akan memberikan manfaat gizi yang
Umumnya produsen atau petani sayur tidak menjual hasil produksi mereka
membeli, memiliki hak atas, dan menjual kembali barang yang bersangkutan.
pelaku pemasaran seperti pedagang besar dan pedagang pengecer sayur yang
pengecer adalah perusahaan yang menjual barang yang diproduksi oleh pihak
dimilikinya atau disewanya. Dengan cara ini, para pembeli dapat melihat
sendiri berbagai jenis barang yang akan dibelinya. Jumlah barang yang dibeli
oleh perusahaan ini pun terbatas, yang dapat disebabkan oleh jumlah modal
yang dimilikinya.
yang lebih, karena peranannya yang cukup besar dalam pemasaran sayur di
pula didalamnya biaya tetap, biaya variabel, dan biaya transaksi dalam
Sayuran
Biaya Penerimaan
Biaya
Keuntungan
Negosiasi
Biaya
Pelaksanaan
perdagangan sayuran dan merupakan pasar induk yang ada di Kota Bandar
Lampung.
Pengambilan data pada penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2017.
Total pedagang sayuran yang ada di Pasar Tamin dari pedagang kios hingga
yang terdiri dari lima pedagang kios, lima pedagang los amparan, dan lima
kios, los amparan dan amparan kaki lima serta keterbatasan penelitian yang
mengharuskan melakukan wawancara setiap hari di waktu pagi dan sore hari
penelitian.
Sayuran adalah komoditas segar yang berasal dari tanaman yang beraneka
ragam yang umumnya dijual oleh pedagang di pasar pada berbagai macam
di pihak lain.
Pasar tradisional adalah suatu tempat yang terdapat banyak penjual dan
pembeli, di mana terdapat proses tawar menawar atas suatu barang tertentu
Pedagang besar adalah pedagang yang menjual aneka sayur dalam jumlah
atau kuantitas yang banyak atau besar, yang kemudian menujualnya kepada
pedagang pengecer.
Konsumen adalah pihak yang membeli aneka sayur kepada pedagang pasar
Modal usaha adalah biaya yang digunakan untuk memproduksi atau membeli
Struktur biaya adalah jenis dan besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh
Biaya tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada besar
kecilnya produksi dalam satuan rupiah. Biaya tetap terdiri dari biaya sewa
produksi dalam satuan rupiah. Biaya variabel terdiri dari biaya pembelian
sewa kios milik sendiri, dan tenaga kerja dalam keluarga yang digunakan oleh
Biaya tunai adalah biaya tetap dan biaya variabel yang dibayar tunai oleh
kesepakatan pada suatu transaksi yang dilakukan oleh pedagang sayuran yang
kontrak yang telah disepakati oleh pedaganga sayuran dalam satuan rupiah.
penjualan sayuran dalam waktu satu hari baik biaya tunai maupun biaya
Harga barang diperoleh dari hasil kesepakatan antara penjual dan pembeli
saat melakukan transaksi jual beli di pasar yang dinyatakan dalam satuan
rupiah.
diterima pedagang dengan jumlah unit sayuran yang terjual yang dinyatakan
Pendapatan atau keuntungan atas biaya tunai dalam penelitian ini adalah
jumlah yang terjual dikalikan dengan harga per unit barang dari masing-
masing jenis dagangan dikurangi dengan biaya total yang dikeluarkan, atau
Keuntungan atau keuntunagn atas biaya total adalah selisih antara penerimaan
total dengan biaya total yang dikeluarkan oleh pedagang sayuran dalam
kegiatan perdagangan sayuran per hari yang dinyatakan dalam satuan rupiah.
46
Lama usaha adalah lama waktu yang sudah dijalani oleh pedagang dalam
yang terdiri dari pedagang kios, los amparan dan amparan kaki lima yang ada
di Pasar Tamin.
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan data
sekunder diperoleh dari berbagai sumber, seperti Badan Pusat Statistik (BPS)
Pertanian, laporan penelitian, jurnal dan publikasi ilmiah, instansi terkait, dan
Guna memperoleh data yang lengkap untuk menunjang penulisan ini, maka
jumlah produk yang dijual yang meliputi sewa tempat dagang dan iuran
TFC = Σ X . Pxi
i=1
Dimana:
TVC = Σ Bv
i=1
Dimana:
Menurut Rahim dan Hastuti (2007), total biaya atau total cost adalah
jumlah dari biaya tetap atau fixed cost dan biaya tidak tetap atau
digunakan rumus:
TC=TFC+TVC
Dimana:
TC = Biaya total
TFC = Biaya tetap total
TVC = Biaya variabel total
pedagang sayuran yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel
49
Dimana:
TC = Biaya total
Biaya tunai = Biaya tetap + biaya variabel (dikeluarkan
langsung)
Biaya diperhitungkan = Biaya tetap + biaya variabel (tidak dikeluarkan
langsung)
2. Analisis Pendapatan
dari total produk sayuran yang dijual lalu dikalikan dengan harga jual
TR = P x Q
Keterangan:
= TR – TC
Di mana:
= Pendapatan (Rp/hari)
TR = Total penerimaan (Rp/hari)
TC = Total biaya (Rp/hari)
51
Kriteria:
Jika total penerimaan > total biaya, maka usaha untung.
Jika total penerimaan = total biaya, maka usaha berada pada titik impas.
Jika total penerimaan < total biaya, maka usaha tersebut merugi.
52
Kota Bandar Lampung merupakan sebuah kota, sekaligus Ibu Kota Provinsi
Lampung yang menjadi pintu gerbang utama Pulau Sumatera dan memiliki
Lampung terdiri 20 kecamatan dan 126 kelurahan (Badan Pusat Statistik Kota
ujung Pulau Sumatera berdekatan dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat
Secara geografis, kota ini terletak pada 5°20’- 5°30’ Lintang Selatan dan
dibatasi oleh:
Selatan.
Lampung Selatan.
300 meter dpl. Daerah ini meliputi Bukit Barisan, kawasan berbukit di
ketinggian antara 300 meter sampai 500 meter dpl. Kawasan ini meliputi
1. Daerah pantai yaitu sekitar Teluk Betung bagian Selatan dan Panjang.
Tanjung Karang bagian Barat yang dipengaruhi oleh Gunung Balau serta
Kota Bandar Lampung memiliki luas wilayah perairan ± 39,82 km² terdiri
atas Pulau Pasaran dan Pulau Kubur, dan luas wilayah daratan sebanyak
197,22 km² yang terdiri dari 20 kecamatan dengan jumlah kelurahan atau
55
desa sebanyak 126. Luas Wilayah Kota Bandar Lampung pada masing-
Jumlah penduduk di Kota Bandar Lampung pada tahun 2015 adalah 979.287
pertumbuhan penduduk 1,79 persen per tahun serta jumlah penduduk laki-laki
sebesar 493.411 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebesar 485.876 jiwa.
Berikut ini adalah jumlah penduduk Kota Bandar Lampung dirinci menurut
jenis kelamin, dan sex ratio berdasarkan wilayah kecamatan tahun 2015 dapat
Lampung pada tahun 2014 mencapai 979.287 jiwa dengan jumlah laki-laki
sebesar 493.411 jiwa dan perempuan sebesar 485.876 jiwa dengan sex ratio
Panjang, dan jumlah penduduk terbanyak ke dua, yaitu 65.637 jiwa pada
Penduduk yang tinggal di Kota Bandar Lampung terdiri dari berbagai macam
suku. Mayoritas penduduk Kota Bandar Lampung berasal dari etnis Jawa
57
Lampung yaitu etnis Sunda (10,72%) Lampung dan Bali (2,42%). Orang
umumnya telah membaur dengan orang dari etnis lain sedangkan orang Bali
Bandar Lampung antara lain: bahasa Indonesia, bahasa Jawa, bahasa Sunda,
bahasa Bali, bahasa Minang dan bahasa setempat yang disebut bahasa
Lampung.
oleh suatu masyarakat dalam kurun waktu satu tahun yang berada di daerah
dalamnya terlihat dengan jelas keadaan makro ekonomi suatu daerah dengan
lainnya (BPS Provinsi Lampung, 2015). Data PDRB per kapita Kota Bandar
Tabel 7. PDRB per kapita Kota Bandar Lampung tahun 2010-2014 (Juta Rp)
Pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa jumlah PDRB per kapita Kota Bandar
berlaku maupun harga konstan. Pendapatan PDRB per kapita menurut harga
yang berlaku adalah nilai tambah dari barang atau jasa yang dihitung
berdasarkan harga tahun yang sedang berjalan sedangkan PDRB per kapita
harga konstan adalah nilai tambah dari barang atau jasa yang dihitung
berdasarkan harga tetap di satu tahun dasar, yaitu harga tahun 2010 sebagai
prospek yang kuat untuk berkembang menjadi kota besar dalam skala
Pulau Sumatera. Selain itu juga sebagai kota yang bergerak menuju kota
Lampung.
59
Kota Bandar Lampung memiliki peluang yang besar untuk menjadi pusat
perdagangan dan jasa pada skala Sumatera bagian Selatan. Sebagian besar
hari. Pasar tradisional sampai saat ini masih ramai dikunjungi. Daftar nama
pasar tradisional yang ada di Kota Bandar Lampung disajikan pada Tabel 8.
menjadi pasar atau tempat kegiatan jual beli. Kegiatan jual beli di Pasar
bangunan baru dilakukan pada tahun 1990 yang masih berupa bangunan
yang ada di Pasar Tamin. Meskipun kegiatan jual beli telah dilakukan
sejak tahun 1985, peresmian pasar oleh dinas yang bersangkutan baru
Lampung.
masih terjadi transaksi jual beli yang umumnya dilakukan oleh pedagang
peraturan dari dinas setempat terkait jam operasional pasar. Sejak saat itu
61
operasional pasar umumnya dilakukan dari pukul 04.00 WIB dini hari
sampai pukul 17.00 WIB sore hari, dengan jumlah pengunjung atau
salah satu dari 12 unit pasar yang berada di Kota Bandar Lampung. Pasar
ini merupakan tempat bertemunya penjual dari pasar-pasar lain yang ada di
wilayah Kota Bandar Lampung. Meskipun Pasar Tamin hanya terdiri dari
satu lantai, namun pada pukul empat pagi hingga pukul enam pagi
delapan pagi, kondisi pasar tidak begitu ramai seperti saat dini hari.
yang menjual dalam jumlah besar, baik sembako hingga produk hasil
pertanian, hal tersebut tentu menarik perhatian pedagang eceran yang akan
juga cukup mudah, karena banyak kendaraan angkutan umum yang lewat
62
pasar tersebut dan terdapat juga pangkalan ojek, sehingga para pengunjung
3. Aktivitas Pedagangan
Lampung. Para penjual dan pembeli juga berasal dari beragam suku, usia,
Transaksi yang dilakukan mereka adalah cara proses tawar menawar yang
langganan.
tempe, tahu, berbagai jenis ikan, (seperti ikan basah dan ikan asin), telor,
sebanyak 113 orang dengan lokasi dagang di bangunan utama pasar dan
dagang yang variatif seperti di emperan toko/kios yang ada dan diantara
sangat variatif, mulai dari bahan makanan, pakaian, dan makanan jadi.
Pedagang menjual jenis dagangan mulai dari yang jumlah eceran hingga
terdapat di Pasar Tamin antara lain lahan parkir yang cukup luas, tempat
b. Tempat Penjualan
Tempat penjualan di Pasar Tamin terdiri dari kios, los amparan dan
amparan kaki lima, ada yang di dalam pasar dan ada juga yang berada
c. Fasilitas Sanitasi
Fasilitas sanitasi terdiri dari sarana air bersih dan kamar mandi atau
toilet. Air bersih yang terdapat di Pasar Tamin masih kurang dalam
Tamin berjumlah 3 buah, dan tidak dipisahkan antara toilet pria dan
wanita.
d. Keamanan
e. Tempat Beribadah
baik, seperti tempat wudhu dan toilet yang disediakan juga cukup
bersih.
f. Pengelolaan Sampah
kurang baik, karena tidak ada satu pun pedagang yang melakukan
A. Kesimpulan
1. Struktur biaya usaha pedagang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya variabel terdiri dari biaya plastik, pembelian sayur, angkut, tenaga
kerja, dan informasi. Biaya tetap yaitu biaya sewa, listrik, dan iuran
fasilitas pasar.
B. Saran
berikut:
meningkatkan keuntungan.
terkait harga dan kegiatan perdagangan agar kegiatan jual beli yang
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Umum.
Jakarta.
Arsyad, Lincolin dan Suratno. 2003. Metodologi Penelitian untuk Ekonomi dan
Bisnis, Edisi Revisi. UPP AMP YKPN. Yogyakarta
Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. 2015. Bandar Lampung Dalam Angka.
BPS Provinsi Lampung. Bandar Lampung.
Pambudi, N.T. 2014. Biaya Transaksi dan Modal Sosial antara Pedagang dan
Pemasok (Studi pada Pedagang Sayur di Pasar Belimbing Kota Malang).
Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Barwijaya. Malang.
Peraturan Presiden RI no.112 tahun 2007 Tentang Penataan dan Pembinaan Pasar
Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern.
Priyatno, D. 2012. Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20. Penerbit
Andi. Yogyakarta.
Ridwan. 2008. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. CV. Alfabeta. Bandung.
Sukirno, S. 2000. Makro Ekonomi Modern. PT. Raja Grafindo Perkasa. Jakarta.
Sumoprastowo. 2000. Memilih dan Menyimpan Sayur Mayur, Buah Buahan dan
Bahan Makanan. Bumi Aksara. Jakarta.
Zulfahmi, M. 2011. Analisis Biaya dan Pendapatan Usaha Jamur Tiram Model
Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Nusa Indah, Jakarta.
Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah. Jakarta.