You are on page 1of 7

KETERAMPILAN BELAJAR DAN BERINOVASI ABAD 21

PADA ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Putu Eka Sastrika Ayu


Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja
E-mail : ayu_mas89@yahoo.com

ABSTRACT
Fundamentaly, industrial revolution 4.0 can change our way of life, work and relation
among us. One of the govermet effects in order to enhance student comprehension in facing the
industrial revolution 4.0 is to revitalize curriculum in to so called K13 national curriculum
witch adapted from 21st century’s eduction concept. The 21st century competeciens demind of
education word to integrated knowledge comprehension skill and attitude as well as ablity on
information and communication technologi. Our education world was to required to bad student
in order to face global threats. There are three core subjects of the 21st centurys education
namely: (1) life and career skills, (2) learning and innovation skills, (3) information, medias and
skills. Specially in case of leaning and innovation skills there are some aspects, namely: (1)
critical thingking and problems solving: students be able to use various reasons such as inductive
or deductive reasons in varians situations to use way of thingking system, to make decision and
to solve problems; (2) communication and collaboration: student be able to communication
effectively and to collaborate with ather grup member; (3) creativity and innovation: students
be able to conduct creative thinking and working creatively.

Keywords: Learning and Innovation Skill, 21st Century, Industrial Revolution 4.0

I. PENDAHULUAN
Klaus Schwab dalam bukunya The dan sifat adaptif yang dimiliki untuk dapat
Fourth Industrial Revolution (2016) bertahan dalam iklim kompetitif dan dinamis
mengemukakan tentang Revolusi Industri menghadapi perubahan yang bergerak melesat.
Generasi Keempat (Revolusi Industri 4.0) yang Pemerintah berupaya merespon tantangan
ditandai dengan kelahiran artificial intelegent industri 4.0 melalui kebijakan lintas
pada ragam bentukan produk yang dapat kementerian dan lembaga dengan
bekerja layaknya fungsi otak manusia yang mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu
dioptimalisasikan. kebijakan pemerintah adalah revitalisasi
Revolusi Industri 4.0 merupakan pendidikan
perubahan strategis dan drastis tentang pola Revitalisasi pendidikan pada
produksi yang mengolaborasikan tiga dimensi pembelajaran meliputi, 1) kurikulum dan
utama di dalamnya, yakni manusia, teknologi/ pendidikan karakter, 2) bahan pembelajaran
mesin, dan big data. Dalam banyak literatur, berbasis teknologi informasi dan komunikasi,
kunci dari era industri generasi keempat ini 3) kewirausahaan, 4) penyelarasan, dan 5)
bukan lagi berkisar pada ukuran atau besaran evaluasi. Pada satuan pendidikan meliputi, 1)
perusahaan atau organisasi, tetapi kelincahan unit sekolah baru dan ruang kelas baru, 2) ruang

77
p-ISSN : 2549-7928
PURWADITA VOLUME 3, No.1, MARET 2019 e-ISSN : 2621-1017

belajar lainnya, 3) rehabilitasi ruang kelas, 4) ditandai dengan semakin bertautnya dunia ilmu
asrama siswa dan guru, 5) peralatan, dan 6) pengetahuan, sehingga sinergi diantaranya
manajemen dan kultur sekolah. Elemen peserta menjadi semakin cepat. Dalam konteks
didik meliputi, 1) pemberian beasiswa dan 2) pemanfaatan teknologi informasi dan
pengembangan bakat minat. Elemen pendidik komunikasi di dunia pendidikan, telah terbukti
dan tenaga kependidikan meliputi, 1) dengan semakin menyempit dan meleburnya
penyediaan, 2) distribusi, 3) kualifikasi, 4) faktor “ruang dan waktu” yang selama ini
sertifikasi, 5) pelatihan, 6) karir dan menjadi aspek penentu kecepatan dan
kesejahteraan, dan 7) penghargaan dan keberhasilan ilmu pengetahuan oleh umat
perlindungan (Muhammad, 2018). manusia (BSNP, 2010).
Revitalisasi bidang kurikulum dengan Abad 21 juga ditandai dengan
cara mengembangkan kurikulum baru yaitu banyaknya (1) informasi yang tersedia dimana
kurikulum K13. Perkembangan kurikulum ini saja dan dapat diakses kapan saja; (2)
secara yuridis didukung oleh Permendikbud komputasi yang semakin cepat; (3) otomasi
No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi yang menggantikan pekerjaan-pekerjaan rutin;
Lulusan (SKL), Permendikbud No. 21 Tahun dan (4) komunikasi yang dapat dilakukan dari
2016 tentang Standar Isi, Permendikbud No. mana saja dan kemana saja (Litbang
22 Tahun 2016 tentang Standar Proses, Kemdikbud, 2013).
Permendikbud No. 23 tentang Standar Ada tiga subjek inti pendidikan abad 21,
Penilaian Pendidikan, dan Permendikbud No. yaitu: 1) Life and Career Skills, 2) Learning
24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan and innovations Skills – 4Cs, 3) Information,
Kompetensi Dasar Pelajaran pada Pendidikan Median and Technologi Skills. Life and Career
Dasar dan Pendidikan Menengah. skills (keterampilan hidup dan berkarir).
Kurikulum K13 ini mengadaptasi Khusus untuk aspek learning and innovation
konsep pendidikan abad 21. Kompetensi Abad skills (keterampilan belajar dan berinovasi)
21 menuntut dunia pendidikan meliputi: (1) Berpikir kritis dan mengatasi
mengintegrasikan kecakapan pengetahuan, masalah: peserta didik mampu mengunakan
keterampilan, dan sikap, serta penguasaan berbagai alasan (reason) seperti induktif atau
terhadap Teknologi Informasi dan Komunikasi deduktif untuk berbagai situasi; menggunaan
(TIK). Dunia pendidikan dituntut melahirkan cara berpikir sistem; membuat keputusan dan
peserta didik yang mampu menghadapi mengatasi masalah (2) Komunikasi dan
tantangan global. Tuntutan ini seiring dengan kolaborasi: peserta didik mampu
perkembangan pilar pendidikan yang berkomunikasi dengan jelas dan melakukan
dikembangkan oleh UNESCO, yaitu learning kolaborasi dengan anggota kelompok lainnya.
to know, learning to do, learning to be, dan (3) Kreativitas dan inovasi: peserta didik
learning to live together in peace. Kementerian mampu berpikir kreatif, bekerja secara kreatif.
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Bila konsep Learning and innovation
melengkapi pilar tersebut dengan pilar yang skills (keterampilan belajar dan berinovasi) ini
sangat bermakna yang sejalan tujuan bisa dijalankan di sekolah-sekolah maka para
pendidikan nasional, yaitu “Belajar untuk siswa Indonesia akan terbekali dengan
memperkuat keimanan, ketakwaan, dan akhlak keutamaan-keutamaan tersebut, yakni
mulia”. komunikasi, kolaborasi, berpikir kritis dan
Abad 21 merupakan abad pengetahuan, pemecahan masalah, serta kreatif dan inovatif,
dimana informasi banyak tersebar dan konsep yang baik, maka siswa siswi Indonesia
teknologi berkembang. Karakteristik abad 21 akan mampu bersaing di abad ke 21.

78
KETERAMPILAN BELAJAR DAN BERINOVASI ABAD 21....(Putu Eka Sastrika Ayu, 77-83)

Salah satu alasan mengapa siswa- siswa dan penjelasan yang analisis deskriptif
perlu dibekali dengan ketrampilan abad 21 (Nasution, 1988; Creswell, 1994; Neuman,
adalah dari sisi kemasyarakatan, saat ini dan 1999; dan Somantri, 2005)
seterusnya siswa perlu belajar bagaimana dan
mengapa mereka menjadi warga negara. Untuk II. PEMBAHASAN
hal ini berarti, mereka perlu dibekali Learning and innovation skills
pengetahuan dan keterampilan berpikir kritis (keterampilan belajar dan berinovasi) meliputi
supaya mereka dapat, menganalisis berita, (a) berpikir kritis dan mengatasi masalah/
mengidentifikasi berita, dan memberikan suara Critical Thinking and Problem Solving, (b)
dengan cara yang berpendidikan. komunikasi dan kolaborasi/Communication
Artikel ini akan membahasa lebih jelas and Collaboration, (c) kreativitas dan inovasi/
tentang keterampilan belajar dan berinovasi Creativity and Innovation.
abad 21 dengan menggunakan metode kualitatif

1) Kecakapan Berpikir Kritis dan keterampilan lainnya seperti keterampilan


Pemecahan Masalah (Critical Thinking and komunikasi dan informasi, serta kemampuan
Problem Solving Skill) untuk memeriksa, menganalisis, menafsirkan,
Berpikir kritis merupakan aktivitas mental dan mengevaluasi bukti. Pada era literasi digital
dalam mengevaluasi suatu argumen atau dimana arus informasi sangat berlimpah, siswa
preposisi dan membuat keputusan yang dapat perlu memiliki kemampuan untuk memilih
menuntun diri seseorang dalam sumber dan informasi yang relevan,
mengembangkan kepercayaan dan melakukan menemukan sumber yang berkualitas dan
tindakan (Ennis, 1992). Keterampilan berpikir melakukan penilaian terhadap sumber dari
kritis mencakup kemampuan mengakses, aspek objektivitas, reliabilitas, dan
menganalisis, mensintesis informasi yang dapat kemutahiran.
dibelajarkan, dilatihkan dan dikuasai (P21, Polya (1985) mengartikan pemecahan
2007a; Redecker et al 2011). Keterampilan masalah sebagai suatu usaha mencari jalan
berpikir kritis juga menggambarkan keluar dari suatu kesulitan guna mencapai suatu
79
p-ISSN : 2549-7928
PURWADITA VOLUME 3, No.1, MARET 2019 e-ISSN : 2621-1017

tujuan yang tidak begitu segera dapat dicapai. dalam indikator berikut. 1) Menganalisis
Keterampilan memecahkan masalah mencakup pertanyaan penuntun/driving question. 2)
keterampilan lain seperti identifikasi dan Mengumpulkan dan mengevaluasi informasi.
kemampuan untuk mencari, memilih, 3) Menggunakan bukti dan kriteria. 4)
mengevaluasi, mengorganisir, dan Mempertimbangkan beberapa alternatif dan
mempertimbangkan berbagai alternatif dan implikasi.
menafsirkan informasi. Seseorang harus
mampu mencari berbagai solusi dari sudut 2) Kecakapan Berkomunikasi
pandang yang berbeda-beda, dalam (Communication Skills)
memecahkan masalah yang kompleks. Menurut Hafied Changara (2007)
Pemecahan masalah memerlukan kerjasama keterampilan komunikasi adalah, “kemampuan
tim, kolaborasi efektif dan kreatif dari guru dan seseorang untuk menyampaikan atau mengirim
siswa untuk dapat melibatkan teknologi, dan pesan kepada khalayak (penerima pesan)”.
menangani berbagai informasi yang sangat Selanjutnya menurut Anwar Arifin (2008)
besar jumlahnya, dapat mendefinisikan dan kemampuan komunikasi adalah,
memahami elemen yang terdapat pada pokok “Keterampilan seseorang dalam
permasalahan, mengidentifikasi sumber menyampaikan pesan yang jelas dan mudah
informasi dan strategi yang diperlukan dalam dipahami oleh penerima pesan”. Berdasarkan
mengatasi masalah. Pemecahan masalah tidak kedua pendapat tersebut, maka dapat
dapat dilepaskan dari keterampilan berpikir disimpulkan bahwa keterampilan komunikasi
kritis karena keterampilan berpikir kritis adalah kemampuan seseorang untuk
merupakan keterampilan fundamental dalam menyampaikan atau mengirim pesan yang jelas
memecahkan masalah. Siswa juga harus dan mudah dipahami oleh penerima pesan.
mampu menerapkan alat dan teknik yang tepat Kemampuan komunikasi yang baik
secara efektif dan efisien untuk menyelesaikan merupakan keterampilan yang sangat berharga
permasalahan. di dunia kerja dan kehidupan sehari-hari.
Indikator dalam pemecahan masalah Kemampuan komunikasi mencakup
menurut Badan Standar Nasional Pendidikan keterampilan dalam menyampaikan pemikiran
(BNSP) adalah sebagai berikut: dengan jelas dan persuasif secara oral maupun
1) Menunjukkan pemahaman masalah. tertulis, kemampuan menyampaikan opini
2) Mengorganisasi data dan menulis informasi dengan kalimat yang jelas, menyampaikan
yang relevan dalam pemecahan masalah. perintah dengan jelas, dan dapat memotivasi
3) Menyajikan masalah secara matematika orang lain melalui kemampuan berbicara.
dalam berbagai bentuk. Kolaborasi dan kerjasama tim dapat
4) Memilih pendekatan dan metode pemecahan dikembangkan melalui pengalaman yang ada
masalah secara tepat di dalam sekolah, antar sekolah, dan di luar
5) Mengembangkan strategi pemecahan sekolah (P21, 2007a). Siswa dapat bekerja
masalah bersama-sama secara kolaboratif pada tugas
6) Membuat dan menafsirkan model dari suatu berbasis proyek yang autentik dan
masalah mengembangkan keterampilannya melalui
7) Menyelesaikan masalah yang tidak rutin. pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok.
Pada dunia kerja di masa depan, keterampilan
Buck Institute for Education (2013) berkolaborasi juga harus diterapkan ketika
menyatakan indikator keterampilan berpikir menghadapi rekan kerja yang berada pada
kritis dan memecahkan masalah didefinisikan lokasi yang saling berjauhan. Keterampilan

80
KETERAMPILAN BELAJAR DAN BERINOVASI ABAD 21....(Putu Eka Sastrika Ayu, 77-83)

komunikasi dan kolaborasi yang efektif disertai pengaturan waktu presentasi. 3) Melakukan
dengan keterampilan menggunakan teknologi kontak mata dengan audiens. 4) Berbicara
dan sosial media akan memungkinkan dengan suara yang jelas. 5) Menggunakan alat
terjadinya kolaborasi dengan kelompok- bantu presentasi. 6) Menanggapi pertanyaan
kelompok internasional. audiens. 7) Berpartisipasi dalam presentasi
Menurut Hutapea dan Nurianna (2008) kelompok
indikator kemampuan komunikasi meliputi (1)
Pengetahuan (knowledge), (2) Keterampilan 3) Kreativitas dan Inovasi (Creativity and
(skills), (3) Sikap (Attitude). Panduan Innovation)
Implementasi Keterampilan Abad 21 Pencapaian kesuksesan profesional dan
Kurikulum 2013 di SMA kemendikbud tahun personal, memerlukan keterampilan berinovasi
2007 menyatakan komunikasi merupakan dan semangat berkreasi. Kreativitas dan inovasi
proses transmisi informasi, gagasan, emosi, akan semakin berkembang jika siswa memiliki
serta keterampilan dengan menggunakan kesempatan untuk berpikir divergen. Siswa
simbol-simbol, kata-kata, gambar, grafis, harus dipicu untuk berpikir di luar kebiasaan
angka, dsb. Raymond Ross (1996) mengatakan yang ada, melibatkan cara berpikir yang baru,
bahwa “Komunikasi adalah proses menyortir, memperoleh kesempatan untuk menyampaikan
memilih, dan pengiriman simbol-simbol ide-ide dan solusi-solusi baru, mengajukan
sedemikian rupa agar membantu pendengar pertanyaan yang tidak lazim, dan mencoba
membangkitkan respons/ makna dari pemikiran mengajukan dugaan jawaban. Kesuksesan
yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh individu akan didapatkan oleh siswa yang
komunikator”. Kecakapan komunikasi dalam memiliki keterampilan kreatif. Individu-
proses pembelajaran antara lain sebagai berikut. individu yang sukses akan membuat dunia ini
(1) Memahami, mengelola, dan menciptakan menjadi tempat yang lebih baik bagi semuanya.
komunikasi yang efektif dalam berbagai bentuk Rhodes dalam Munandar
dan isi secara lisan, tulisan, dan multimedia mendefinisikan kreativitas sebagai berikut:
(ICT Literacy). (2) Menggunakan kemampuan Kreativitas dapat dirumuskan dalam istilah
untuk mengutarakan ide-idenya, baik itu pada pribadi (person), proses, dan produk.
saat berdiskusi, di dalam dan di luar kelas, Kreativitas juga dapat ditinjau dari kondisi
maupun tertuang pada tulisan. (3) pribadi dan lingkungan yang mendorong
Menggunakan bahasa lisan yang sesuai konten (press). Rhodes kemudian menyebut keempat
dan konteks pembicaraan dengan lawan bicara jenis devinisi kreativitas ini sebagai four P’s
atau yang diajak berkomunikasi. (4) Selain itu of creativity: person, process, press, product.
dalam komunikasi lisan diperlukan juga sikap Keempat P ini saling berkaitan: pribadi kreatif
untuk dapat mendengarkan, dan menghargai yang melibatkan diri dalam proses kreatif
pendapat orang lain, selain pengetahuan terkait dengan dukungan dan dorongan (press) dari
konten dan konteks pembicaraan. (5) lingkungan, menghasilkan produk kreatif “
Menggunakan alur pikir yang logis, terstruktur Menurut Julius Chandra (1994)
sesuai dengan kaidah yang berlaku. (6) Dalam merumuskan kreativitas sebagai berikut: “
Abad 21 komunikasi tidak terbatas hanya pada Kemampuan mental dan berbagai jenis
satu bahasa, tetapi kemungkinan multi-bahasa. keterampilan khas manusia yang dapat
Buck Institute for Education (2013) melahirkan pengungkapan yang unik, berbeda,
menyatakan indikator keterampilan orisinal, sama sekali baru, indah, efisien, tepat
berkomunikasi adalah sebagai berikut: 1) sasaran dan tepat guna”. Selanjutnya dalam
Memberi penjelasan ide. 2) Melakukan bukunya Utami Munandar (1990) berpendapat:

81
p-ISSN : 2549-7928
PURWADITA VOLUME 3, No.1, MARET 2019 e-ISSN : 2621-1017

“Secara operasional kreativitas dapat 2) Beradaptasi dalam berbagai peran dan


dirumuskan sebagai kemampuan yang tanggungjawab, bekerja secara produktif
mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan dengan yang lain.
orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan 3) Memiliki empati dan menghormati
untuk mengelaborasi (mengembangkan, perspektif berbeda.
memperkaya, memperinci suatu gagasan)”.
Menurut Diknas, bahwa indikator siswa Buck Institute for Education (2013)
yang memiliki kreativitas, yaitu: (1) Memiliki menyatakan keterampilan kolaborasi.
rasa ingin tahu yang besar, (2) Sering Dengan indikator sebagai berikut: 1) Memiliki
mengajukan pertanyaan yang berbobot, (3) tanggung jawab. 2) Membantu kelompok. 3)
Memberikan banyak gagasan dan usul dalam Menghormati orang lain 4). Membuat dan
suatu masalah, (4) Mampu menyatakan mengikuti perjanjian. 5) Mengatur pekerjaan
pendapat secara spontan dan tidak malu-malu, 6). Bekerja sebagai satu tim. (7) Mampu
(5) Mempunyai dan menghargai rasa berkompromi dengan anggota yang lain dalam
keindahan, (6) Mempunyai pendapat sendiri kelompok demi tercapainya tujuan yang telah
dan dapat mengungkapkannya, tidak ditetapkan.
terpengaruh orang lain, (7) Memiliki rasa
humor tinggi, (8) Mempunyai daya imajinasi III. PENUTUP
yang kuat, (9) Mampu mengajukan Industri 4.0 sebagai fase revolusi
pemikiran, gagasan pemecahan masalah teknologi mengubah cara beraktifitas manusia
yang berbeda dari orang lain (orisinal), (10 dalam skala, ruang lingkup, kompleksitas, dan
Dapat bekerja sendiri, (11) Senang mencoba transformasi dari pengalaman hidup
hal- hal baru. (12) Mampu mengembangkan sebelumnya. Pemerintah berupaya merespon
atau memerinci suatu gagasan (kemampuan tantangan industri 4.0, ancaman pengangguran,
elaborasi). dan bonus demografi dengan fokus
Buck Institute for Education (2013) meningkatkan kualitas sumber daya manusia
mendefinisikan kreativitas dalam indikator melalui pendidikan di tahun 2018. Pemerintah
berikut 1) Memahami tantangan kreatif. 2) melalui kebijakan lintas kementerian dan
Mengidentifikasi sumber-sumber informasi. 3) lembaga mengeluarkan berbagai kebijakan.
Menghasilkan dan memilih ide. 4) Menyajikan Salah satu kebijakan pemerintah adalah
hasil kepada pengguna/audiens sasaran. 5) revitalisasi kurikulum.
Memiliki ide yang original. 6) Memberikan ide Tuntutan revitalisasi sistem kurikulum
yang bernilai/bermanfaat. tersebut diimplementasikan oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik
4. Keterampilan Kolaborasi Indonesia dengan cara mengembangkan
Kolaborasi dalam proses pembelajaran kurikulum baru yaitu kurikulum K13.
merupakan suatu bentuk kerjasama dengan satu Kurikulum K13 ini mengadaptasi konsep
sama lain saling membantu dan melengkapi pendidikan abad 21. Kompetensi Abad 21
untuk melakukan tugas-tugas tertentu agar menuntut dunia pendidikan mengintegrasikan
diperoleh suatu tujuan yang telah ditentukan. kecakapan pengetahuan, keterampilan, dan
Kecakapan terkait dengan kolaborasi dalam sikap, serta penguasaan terhadap Teknologi
pembelajaran antara lain sebagai berikut. Informasi dan Komunikasi (TIK). Dunia
1) Memiliki kemampuan dalam kerjasama pendidikan dituntut melahirkan peserta didik
berkelompok. yang mampu menghadapi tantangan global.
US-based Partnership for 21st Century Skills

82
KETERAMPILAN BELAJAR DAN BERINOVASI ABAD 21....(Putu Eka Sastrika Ayu, 77-83)
(P21), mengidentifikasi kompetensi yang Panduan Implementasi Kecakapan Abad 21
diperlukan di abad ke-21 yaitu “The 4Cs”- Kurikulum Kurikulum 2013 di Sekolah
communication, collaboration, critical thinking, Menengah Atas. 2017. Direktorat
dan creativity. Kompetensi-kompetensi tersebut Jenderal Pendidikan Dasar dan
penting diajarkan pada siswa dalam konteks Menengah Kementrian Pendidikan dan
bidang studi inti dan tema abad ke-21. Kebudayan.
Assessment and Teaching of 21st Century Partnership for 21st Century Skills:
Skills (ATC21S) mengkategorikan www.P21.org
keterampilan abad ke-21 menjadi 4 kategori, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
yaitu way of thinking, way of working, tools Tentang Standar Nasional Pendidikan
for working dan skills for living in the world Permendikbud 2013. Peraturan menteri
(Griffin, McGaw & Care, 2012). Way of pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66
thinking mencakup kreativitas, inovasi, berpikir tahun 2013 Tentang Standar Penilaian
kritis, pemecahan masalah, dan pembuatan Pendidikan.
keputusan. Way of working mencakup Polya, G 1985. How to Solve It . A New
keterampilan berkomunikasi, berkolaborasi dan Aspect of Mathematical Method (2nd
bekerjasama dalam tim. Tools for working ed). Princeton, New Jersey : Princeton
mencakup adanya kesadaran sebagai warga University Press.
negara global maupun lokal, pengembangan BSNP. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan
hidup dan karir, serta adanya rasa tanggung Pendidikan. Jakarta: BSNP.
jawab sebagai pribadi maupun sosial. Buck Institute for Education. Introduction to
Sedangkan skills for living in the world Project Based Learning.[Online]. http:/
merupakan keterampilan yang didasarkan pada /www.bie.org/images/uploads/general/
literasi informasi, penguasaan teknologi 20fa7d42c216e2ec171a212e97
informasi dan komunikasi baru, serta
kemampuan untuk belajar dan bekerja melalui
jaringan sosial digital.

DAFTAR PUSTAKA

Schwab, K. (2015). The Fourth Industrial


Revolution: What It Means and How
to Respond .
Trilling, Bernie. & Fadel, Charles. 2009.21st
Century Skills Learning for Life In Our
Times. USA: Jossey-Bass
Undang Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, bab XVI
pasal 57
P21. 2007a. the Intellectual and Policy
Foundations of the 21st Century
Skills Framework.Washington DC:
Partnership for 21st Century Skills.

83

You might also like