You are on page 1of 8

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) (e

Volume 5, Nomor 2, April 2017 (ISSN: 2356-3346)


2356
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
s1.undip.ac.id/index.php/jkm

GAMBARAN PRAKTIK PERSONAL HYGIENE PADA LANSIA DI


PANTI SOSIAL LANJUT USIA TRESNA WERDHA KOTA SEMARANG

Annisa Trisnani,
Trisnani Besar Tirto Husodo, Aditya Kusumawati
Bagian Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku,
Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email: annisatrisnani885@gmail.com

ABSTRACT

Abstract : The elderly population continues to grow every year due to poor
health status. One of the efforts to maintain the health of the elderly with
preventive measures is by doing personal hygine. Hygine personal practices can
be directed to maintain in order to stay healthy and productive life socially and
economically in accordance with human dignity. The maintenance of personal
hygiene includes the cleanliness of hair, eyes, ears, teeth, mouth, skin, nails,
n and
hygiene in the dressing. To be able to perform personal hygiene of the elderly
requires a good knowledge that can be applied to personal hygiene as possible.
This study aims to describe the practice of personal hygiene of the elderly in the
Elderly
ly Social Panti Tresna Werdha Semarang. This type of research is
descriptive analysis method with quantitative techniques using cross-sectional
cross
study. The population is all inhabitants of the Institution. Total sample of 33
elderly respondents with a total sampling techniques in accordance with the
criteria specified. Sources of data research using primary and secondary data.
Data analysis using univariate analysis results showed the beginning of elderly
respondents (75.8%) of the women (57.6%) had not completed
completed school seniors
(45.5%) practices of the elderly (57.6%), knowledge (42.4%) , attitude (48.5%)
were not available infrastructure (69.7%) affordability facilities are not affordable
(69.7%) are less supportive role officers (69.7%) support the role of less friends
(90.9%).

Keywords : Elderly, Personal Hygiene Practices, Social Institutions


Pendahuluan Kecenderungan
enderungan peningkatan
populasi lansia tersebut perlu
Latar Belakang mendapatkan perhatian khusus
terutama peningkatan kualitas hidup
Penduduk lanjut usia adalah mereka agar dapat terjaga
penduduk yang berumur 60 tahun kesehatanya.2 Pemerintah telah
atau lebih. Jumlah lansia di dunia merumuskan berbagai peraturan
mengalami peningkatan yang dan perundang-undangan,
undangan, yang
ya
signifikan. Sepanjang
jang tahun 2008, diantaranya seperti tercantum dalam
populasi lansia dunia tumbuh lebih Undang-Undang
Undang No. 36 Tahun 2009
dari 795.000 setiap bulan, dan tentang Kesehatan, dimana pada
diperkirakan lebih dari dua kali Pasal 138 di sebutkan bahwa upaya
lipatnya pada tahun 2025. Pada saat pemeliharaan kesehatan bagi lanjut
itu akan terdapat lebih dari 800 juta usia harus ditujukan untuk menjaga
orang berusia di atas 65 tahun, dua agar tetap hidup sehat dan produktif
pertiga dari mereka berada di secara sosial maupun ekonomis
negara berkembang. 1 sesuai dengan martabat
180
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) (e
Volume 5, Nomor 2, April 2017 (ISSN: 2356-3346)
2356
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
s1.undip.ac.id/index.php/jkm

kemanusiaan.6 Oleh karena itu yang berhubungan dengan


berbagai upaya dilaksanakan untuk kebersihan diri yang buruk.7 Adanya
mewujudkan masa tua yang sehat, masalah pada personal hygiene
bahagia, berdaya guna dan produktif akan berdampak pada kesehatan
untuk lanjut usia.8 seseorang. Saat seseorang sakit,
Derajat kesehatan salah satu penyebabnya mungkin
masyarakat merupakan salah satu adalah personal hygiene yang
indikator harapan
apan hidup manusia kurang. Ini harus menjadi perhatian
per
yang harus dicapai, untuk itu kita bersama, sebab personal
diperlukan upaya--upaya dalam hygiene merupakan faktor penting
mengatasi masalah kesehatan dalam mempertahankan derajat
masyarakat. 3 Untuk meningkatkan kesehatan individu. Sebagai contoh,
derajat kesehatan masyarakat, maka adanya perubahan pada kulit dapat
perlu dilakukan suatu tindakan yang menimbulkan berbagai gangguan
berupa kegiatan untuk usaha fisik dan psikologis. Gangguan fisik
kesehatan masyarak
masyarakat yaitu yang terjadi dapat mengakibatkan
me
pendidikan/penyuluhan kesehatan perubahan konsep diri. Sedangkan
dengan tujuan dapat diterima oleh gangguan psikologis dapat terjadi
masyarakat dan diaplikasikan dalam karena kondisi tersebut mungkin
kehidupan seharihari agar mengurangi keindahan penampilan
masyarakat lebih paham dan dan reaksi emosional. personal
mengerti bagaimana ca
cara hygiene itu sendiri sangat
4
memelihara kesehatan mereka. dipengaruhi oleh nilai individu dan
Berdasarkan teori L Green, kebiasaan. Selain itu, i ada juga
Momon menyatakan akan bahwa “salah faktor-faktor
faktor yang sangat
satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap personal
mempengaruhi derajat kesehatan hygiene di antaranya: citra tubuh,
manusia adalah perilaku manusia itu kebudayaan, praktik sosial,
sendiri”. Kesehatan merupakan aset keluarga, pendidikan, persepsi
yang paling berharga di dunia. seseorang terhadap kesehatan.8
Ungkapan tersebut terucap ketika Berdasarkan observasi awal di
orang sudah tidak sehat lagi atau Panti Sosial Tresna Werdha,Werdha pada
dengan kata lain n orang tersebut kelompok umur 61--90 tahun lebih
sudah jatuh sakit. Sehat tidaknya banyak mempunyai masalah
seseorang sangat tergantung pada kesehatan khususnya yang
perilaku kehidupan sehari-hari
sehari orang berhubungan dengan personal
tersebut.5 hygiene yaitu dari 80 orang lansia,
“Personal
Personal Hygiene ada 47 orang mempunyai masalah
(kebersihan perorangan) salah satu kesehatan berupa penyakit diare,
upaya mengatasi masalah gatal-gatal padaada kulit, sakit gigi, dan
6 9
kesehatan. Dalam kehidupan gusi.
sehari-hari persona
personal hygiene Dilihat
lihat dari perannya petugas
merupakan hal yang sangat penting Panti sudah memberikan motivasi
dan harus diperhatikan karena pada lansia untuk tetap menjaga dan
personal hygiene mempengaruhi peduli dengan Personal Hygiene
kesehatan, kenyamanan, keamanan, dengan membagikan pakaian, dan
dan kesejahteraan”.Dengan tubuh peralatan mandi.10 Tapi masih ada
yang bersih meminimalkan resiko sebagian lansia tidak peduli akan hal
terhadap kemungkinan terjangkitnya itu. Di lihat dari segi se kesehatan,
suatu penyakit, terutama
teru penyakit personal hygiene sangat penting
181
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) (e
Volume 5, Nomor 2, April 2017 (ISSN: 2356-3346)
2356
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
s1.undip.ac.id/index.php/jkm

untuk mempertahankan dan HASIL DAN PEMBAHASAN


meningkatkan kesehatan
hatan khususnya
bagi lansia. 14
Untuk Analisis Univariat
mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan lansia, personal hygiene 1. Umur
merupakan salah satu faktor dasar Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi
karena
arena individu yang mempunyai
mempunya Usia Lansia
personal hygiene yang baik
mempunyai resiko yang lebih rendah
untuk mendapatkan penyakit.
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengidentifikasi “Gambaran Berdasarkan hasil analisis
Praktik Lansia dalam Melakukan univariat didapatkan hasil bahwa
Personal Hygiene di Panti Sosial sebagian besar responden
Lanjut Usia Tresna Werdha Kota melakukan praktik personal hygine
Semarang”. yang buruk lebih h banyak pada
lansia akhir berumur 75-90
75 sebesar
METODE PENELITIAN 62,5%.hal ini tidak sejalan dengan
penelitian Lindawati menunjukan
Penelitian ini merupakan jenis
bahwa kelompok umur paling sedikit
penelitian explanatory research melakukan personal hygiene adalah
dengan pendekatan cross
yang berumur 69 - 70 tahun yaitu 12
sectional.11 Teknik pengambilan
orang (24,0%).
sampel
mpel penelitian ini menggunakan Semakin muda seseorang
sese
total sampling yaitu sebanyak 33
maka semakin tinggi perilaku praktik
responden. Pengumpulan data
personal hygine dan semakin tua
penelitian dilakukan
akukan dengan
seseorang semakin rendah dalam
menggunakan wawancara dan
melakukan praktik personal hygine.
dokumentasi. 36
Analisis data yang digunakan
adalah analisis univariat. Pada
analisis univariat Data kemudian 2. Jenis Kelamin
diolah dengan program softwere Tabel 1.2 Distribusi Frekuensi
komputer, lalu diperoleh nilai Jenis Kelamin
nominal, maksimal, mean,
12
median,dan standar dev
deviasi.
Analisis univariat dilakukan untuk
mendapatkan gambaran distribusi
dan frekuensi dari variabel
dependen berupa praktik personal
hygiene pada lansia dan variabel
Berdasarkan hasil analisis
independen Gambaran praktik
univariat didapatkan sebagian
personal hygiene pada lansia. Data
besar responden yang melakukan
disajikan dalam bentuk tabel dan
praktik personal hygiene yang
interpretasikan.13
buruk lebih banyak pada
perempuan sebesar sebesar
68,4% sebanyak 13 orang. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Meijer bahwa
perempuan memiliki gaya hidup
182
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) (e
Volume 5, Nomor 2, April 2017 (ISSN: 2356-3346)
2356
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
s1.undip.ac.id/index.php/jkm

yang lebih berorientasi


berorie sosial Berdasarkan hasil analisis
daripada laki-laki
laki serta lebih univariat didapatkan bahwa
terfokus dalam membangun responden yang pengetahuan baik
hubungan sosial dan lebih banyak lebih banyak berperilaku baik dari
terlibat secara emosional kepada pada responden berpengetahuan
orang lain. Hal inilah yang buruk dalam melakukan praktik
menyebabkan perempuan lebih personal hygiene sebesar 10,5%
mudah mengatasi berbagai dibandingkan dengan responden
masalah kesehatannya, sehingga yang tingkat pengetahuannya baik
dapat meningkatkan
ingkatkan kualitas sebesar 89,5%.
hidupnya dengan salah satu cara Dapat simpulkan bahwa
yaitu mengunjungi dan pengetahuan yang cukup baik
memanfaatkan klinik di panti menimbulkan kesadaran dalam
sosial lanjut usia untuk menjaga kesehatan yang terdapat
memeriksakan kesehatannya. dalam diri seseorang untuk
melakukan praktik personal
hygiene.43
3. Pendidikan
Tabel 1.3 Distribusi Frekuensi 5. Keterjangkauan Fasilitas
Pendidikan Tabel 1.5 Distribusi Frekuensi
Keterjangkauan Fasilitas

Berdasarkan hasil analisis


univariat didapatkan bahwa praktik Berdasarkan hasil analisis
personal hygiene yang buruk lebih univariat didapatkan bahwa
banyak pada responden yang tidak responden yang jarang melakukan
sekolah yaitu sebesar 80% praktik personal
ersonal hygiene paling
sebanyak 12 orang. banyak terdapat pada responden
Dapat disimpulkan bahwa yang jarak ruangannya tidak
pendidikan ikut membentuk pola terjangkau dari fasilitas
berpikir, pola persepsi dan sikap pemeliiharaan kesehatan
pengambilan keputusan seseorang.
seseor dibandingkan responden yang jarak
ruangan nya terjangkau dari fasilitas
4. Pengetahuan Lansia dalam pemeliharaan kesehatan sebanyak
Melakukan Praktik Personal 89,5% dibandingkan d
dengan
Hygine responden yang jarak ruangannya
Tabel 1.4 Distribusi Frekuensi tidak terjangkau dari fasilitas
Pengetahuan Lansia pemeliharaan kesehatan sebanyak
10,5%.
Dapat disimpulkan bahwa
kemampuan lansia dalam
mengakses tempat untuk melakukan
praktik personal hygiene dipengaruhi
oleh jarak, apabila jarak ruanganru
lansia semakin dekat dengan jarak
tempat untuk melakukan praktik
183
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) (e
Volume 5, Nomor 2, April 2017 (ISSN: 2356-3346)
2356
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
s1.undip.ac.id/index.php/jkm

personal hygiene maka lansia Berdasarkan hasil analisis


semakin aktif dalam melakukan univariat didapatkan
didapa bahwa
praktik personal hygiene di panti. responden yang kurang
mendapat dukungan dari
6. Sikap Lansia petugas panti dalam melakukan
Tabel 1.6 Distribusi Frekuensi praktik personal hygiene
Sikap Lansia dibandingkan responden yang
cukup mendapat dukungan dari
petugas panti dalam melakukan
praktik personal hygiene
sebanyak 40,0% dibandingkan
dengan responden yang kurang
mendapat dukungan dari
Berdasarkan hasil analisis petugas panti sebanyak 65,2%.
univariat didapatkan bahwa Hasil penelitian ini sesuai
responden yang bersikap buruk dengan Keputusan Dirjen
lebih banyak berperilaku buruk dari Pelayanan dan Rehabilitasi
pada responden yang bersifat baik tahun 1999 praktik
dalam melakukan praktik personal pemeliharaan kesehatan pada
hygiene sebesar 52,9% lansia tidak dipengaruhi oleh
dibandingkan dengan responden dukungan petugas panti. Karena
yang bersikap buruk sebesar kegiatan melakukan praktik
62,5%. personal hygiene merupakan
enderungan dalam
Aspek kecenderungan kegiatan yang harus dilakukan
bertindak atau aspek kognatif di panti, sehingga petugas tidak
merupakan kecenderungan lagi mengingatkan atau
berperilaku tertentu sesuai sikap mengajak lansia untuk
yang dimiliki seseorang untuk melakukan praktik personal
bereaksi terhadap sesuatu dengan hygiene.
cara tertentu, semakin bertambah
umur manusia akan terjadi proses 8. Peran Teman Sebaya
penuaan secara generatif
generat yang Tabel 1.8 Distribusi Frekuensi
Frekuens
berdampak pada perubahan Peran Petugas
manusia, salah satunya adalah
penurunan fungsi kognitif dimana
aktivitas fisik masuk dalam
62
gangguan kognitif.

7. Peran Petugas Berdasarkan hasil analisis


Tabel 1.7
.7 Distribusi Frekuensi univariat didapatkan bahwa
Peran Petugas responden yang jarang
melakukan praktik personal
hygiene paling banyak terdapat
pada responden yang kurang
mendapat dukungan teman
dalam melakukan praktik
personal hygiene dibandingkan
responden yang cukup
mendapat dukungan dari teman
184
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) (e
Volume 5, Nomor 2, April 2017 (ISSN: 2356-3346)
2356
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
s1.undip.ac.id/index.php/jkm

dalam melakukan praktik 9,1% KESIMPULAN


dibandingkan dengan 1. Praktik personal hygiene pada
responden yang cukup lansia kategori buruk sebanyak
mendapat dukungan dari teman 19 orang (57,6%) dan praktik
panti sebanyak 90,9%. pemeliharaan kesehatan pada
Dapat
apat disimpulkan bahwa lansia kategori baik sebanyak 14
teman sebaya secara positif orang (42,4%).
mempengaruhi niat lansia dalam
dal 2. Pengetahuan personal hygiene
melakukan praktik personal pada lansia kategori buruk
hygiene di panti. Kelompok sebanyak 14 orang (42,4%)
(42,4% dan
sebaya merupakan sumber pengetahuan personal hygine
penting dalam melakukan pada lansia kategori baik
kegiatan. sebanyak 19 orang (57,6%).
3. Sikap dalam melakukan personal
9. Keterseduiaan Sarana dan hygiene pada lansia kategori
Prasarana buruk sebanyak 16 orang (48,5%)
Tabel 1.9 Distribusi Frekuensi dan sikap pemeliharaan
Ketersediaan Sarana dan Pra kesehatan pada lansia kategori
Sarana baik sebanyak 17 orang (51,5%).
4. Ketersediaan sarana dan pra
sarana praktik personal hygiene
pada lansia di panti sosial lanjut
usia kategori tidak tersedia
sebanyak 23 (69,7%) dan
tersedia sarana dan prasarana
Berdasarkan hasil analisis pemeliharaan kesehatan pada
univariat menunjukkan bahwa lansia di panti tersedia 10
ketersediaan sarana dan pra (30,3%).
sarana praktik personal hygiene 5. Keterjangkauan fasilitas untuk
pada lansia di panti sosial lanjut melakukan pada lansia di panti
usia kategori tidak tersedia jompo kategori tidak terjangkau
sebanyak 23 (69,7%) dan sebanyak 23 (69,7%) dan
tersedia sarana dan prasarana keterjangkauan fasiltas untuk
praktik pesonal hygiene pada melakukan personal hygiene
lansia di panti tersedia 10 pada lansia di panti 10 (30,3%).
(30,3%). 6. Peran petugas panti dalam
Tersedia
ersedia atau tidaknya melakukan personal hygiene h
sarana yang dapat pada lansia kategori buruk
dimanfaatkan adalah hal penting sebanyak 23 orang (69,7%) dan
dalam terbentuknya perilaku peran petugas panti dalam
seseorang. Sarana dan pra melakukan personal hygiene
sarana yang lengkap pada lansia kategori baik
memungkinkan dan sebanyak 10 orang (30,3%).
memudahkan lansia untuk 7. Peran teman sebaya di panti
melakukan praktik personal dalam melakukan personal
hygiene di Panti dengan baik. hygiene pada lansia kategori
burukk sebanyak 30 orang (90,9%)
dan peran teman sebaya di panti
dalam melakukan personal

185
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) (e
Volume 5, Nomor 2, April 2017 (ISSN: 2356-3346)
2356
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
s1.undip.ac.id/index.php/jkm

hygiee pada lansia kategori baik Lanjut Bagi Petugas


sebanyak 3 orang (9,1%). Kesehatan.. Jakarta 2008

SARAN 2. Dinkes Prop.Jateng, Perilaku


1. Bagi Pemerintah dan Lingkungan Sehat
a. Memperbanyak
emperbanyak jumlah tempat menuju Indonesia sehat
untuk mencuci tangan beserta 2010.Proyek
.Proyek perilaku sehat
sabunnya, dan pengembangan
enambah jumlah kamar
b. Menambah masyarakat Semarang,2015.
Semarang,2015
mandi supaya ya lansia tidak
mengantri untuk menunjang
m 3. Kompas. (2016).
016). Data Lansia
praktik personal hygine.
hygine Menurut WHO (Internet) 11
2. Bagi Panti Sosial Tresna Werdha Oktober, Bersumber dari : http
a. Memberikan
emberikan penyuluhan : //www. Dwi Effendy.
kesehatan secara rutin Wordpress.com (Diakses
kepada lansia terkait personal tanggal 29 November 2016).
hygine yang baik dan benar 4. Sigit Adianto, 2014, Faktor-
b. Fasilitas
asilitas yang sudah ada di Faktor yang Berpengaruh
panti seperti WC, kran cuci terhadap pemeliharaan
tangan, klinik kesehatan, kesehatan dan olah raga
halaman untuk berolahraga, Lansia Di Panti Wreda
lebih mudah dijangkau Pucang Gading Semarang,
Semarang
dengan cara Skripsi, Fakultas Kesehatan
mempertimbangkan Masyarakat Universitas Negri
kemudahan untuk mengakses Semarang..
karena beberapa lansia masih
merasa sulit untuk 5. Zainuddin Sri Kuntjoro,
menjangkaunya. Prinsip-prinsip
prinsip Pelayanan
3. Bagi Fakultas Kesehatan Psikogeriatri,Jakarta,13
,Jakarta,13
Masyarakat Januari 2004..
Memperbanyak referensi baik itu
berbentuk buku, jurnal cetak, 6. 13. Notoatmodjo.S.
Notoatmodjo.S.Ilmu
jurnal online ataupun penelitian Kesehatan Masyarakat
sebelumnya mengenai lansia Prinsip-Prinsip
Prinsip Dasar , Rineka
atau geriatri khususnya mengenai Cipta , Jakarta , 2003.
praktik pemeliharaan kesehatan.
kesehatan
4. Bagi peneliti selanjutnya 7. Green, Lawrence W.Marshal
Melakukan
elakukan penelitian lebih W.Deeds, Sidgrid G &
mendalam dengan
gan waktu yang Patridge B. Health Education
lebih lama serta jumlah sampel Planning A Diagnostic
yang lebih representatif, karena Approach,Myself
,Myself Publishing
dalam penelitian ini penulis sadar 1980.(Terjemahan oleh
akan keterbatasan waktu, biaya, Zulasmi Mamdy,dan Sudarti
besar dan luasnya populasi. Kresno,Perencanaan dan
Pendidikan
DAFTAR PUSTAKA Kesehatan,sebuah
Pendekatan Diagnostik).
1. Depkes RI, Kebijaksanaan
Kebija
Program Pedoman 8. Isro’in, Andarmoyo. (2012).
Pembinaan Kesehatan Usia Personal Hygiene
Hygiene. Edisi
186
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) (e
Volume 5, Nomor 2, April 2017 (ISSN: 2356-3346)
2356
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Pertama. Yogyakarta: Graha Palembang.


Ilmu.

9. Lindawati. Faktor-
Faktor Faktor yang
Berhubungan dengan
Pemanfaatan Pelayanan
Kesehatan di Panti Jompo
Cinta Kasih Ngawi.
N [Online]
13 Februari 2012. [Dikutip: 16
Juni 2016.]
http://eprints.undip.ac.id/3339
3/.

10. Suehati. Pengetahuan dan


sikap lansia dalam melakukan
Personal hygiene di UPTD
Pelayanan Social Lanjut Usia
dan Anak Balita Wilayah
Binjai dan Medan. USU:
Medan. 2014..

11. Purnawanti. 2009. Peran


Petugas Kesehatan dan
Teman Sebaya dengan
Tindakan Pemeliharaan
Kesehatan di Kota Medan
Tahun 2009. Sumatera Utara:
Universitas Sumatera Utara
Medan..

12. Padila, 2013. Buku Ajar


Keperawatan Gerontik,
dilengkapi ap
aplikasi kasus
keperawatan gerontik, terapi
modalitas, dan sesuai
kompetensi standart.
standart Yogya:
Nuha Medika..

13. Plassman, BC, Havlik, RJ,


Steffens, DC, et al, 2000.
Documented Head Injury in
Early Adulthood and Risk of
Alzheimer is Disease and
Other Dementia,
Dementi Neurology.

14. Zuraidah, dkk. 2013.


Hubungan Pengetahuan dan
Sikap dengan Perilaku
Mencuci Tangan dengan
Benar. Jurnal Fakultas
Keperawatan.. Poltekes
187

You might also like