You are on page 1of 7

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

HEMATOLOGI

Nilai Normal Nilai yang didapat Makna


Kalsium 8.5 to 10.5 mg/dl normal
Kreatinin Female: 0.5-1.1 mg/dL 1.02 mg/dL
Male: 0.6-1.2 mg/dL

Elderly: Penurunan
massa otot diduga
menurunkan nilai.

SGPT 0-35 u/L normal


SGOT 3-45 u/L
BMD -1 sampai +1 -2 Osteopenia
Elektroforesis normal
Protein
ALP 30 sampai 115 IU/L menurun
CRP < 1.0 mg/L normal

RADIOLOGI
Normal
Lumbosaccral MRI Imaging
There are two main osseous (made of bone) structures that are clearly visible on the mid-sagittal view
of a vertebra: the square-shaped vertebral body of the vertebra (yellow outline) and the spinous process
(blue outline) of the posterior arch. The junction of the spinous process with the laminae make up the
anterior border of the posterior arch which also forms the back of the central canal.This is covered with
ligamentum flavum (Green L).
The extremely hyperintense space (almost pure white) between the vertebral bodies and posterior arch
is the thecal sac (red T), which of course is filled with CSF. This structure may or may not completely
fill the vertebral canal, which is the space between the posterior vertebral body (PB), pedicles, and
lamina as represented by the black line I have drawn. Remember, this should measure 20 mm.
In the mid-sagittal view, the nerve roots of the cauda equina are typically not terribly visible (white-
blue arrowheads) except as they get closer to their neuroforamina (not shown).
Situated between each of the five lumbar vertebral bodies, are the five lumbar discs (red outline & D)
that carry about 80% of the axial-load of the body and act as a pivot-point for trunk motion.
X-Ray:Lateral

CT Scan:
Kifotik Deformitas
X-Ray:
Fraktur Kompresi
MRI: Sagittal View L1
X-Ray: Lateral
CT Scan:
Pemeriksaan Penunjang
PEMERIKSAAN DENSITOMETRI
A. Densitometri
Ada beberapa metode pengukuran kepadatan mineral tulang salah satunya adalah bone densitometry
yang menggunakan Dual Energy X-rays Absorptiometry (DEXA) mempunyai radiasi lebih kecil
dibanding chest-X, dengan metoda pengukuran ini, pasien tidak merasa sakit dan tanpa suntikan.
Selain itu ada alat pengukuran osteoporosis yang dikembangkan dengan menggunakan ultrasound. Alat
ini dapat mengukur kepadatan mineral tulang tumit pasien dalam waktu + 1 menit. Kepekaan
ultrasound (mengukur tulang tumit) tidak sama dengan DEXA (mengukur tulang belakang atau
pinggang). karena kepadatan tulang tumit mungkin saja normal tetapi tulang belakang atau pinggang
tidak normal. Ultrasound densinometri tidak dapat digunakan untuk memonitor respons pasien terhadap
terapi yang diberikan. Walaupun ultrasound mampu untuk mendiagnosis kejadian osteoporosis sebelum
patah tulang terjadi.
B. Kegunaan Alat Densitometer
Densitometer umumnya digunakan untuk mendiagnosis kepadatan tulang yang rawan keropos
(osteoporosis) dengan mengukur kepadatan mineral tulang Sistem kerja alat ini ada yang dapat
mengukur lumbal, pangkal paha, lengan bawah ataupun tulang tumit saja. Densitometer dapat
digunakan sebagai deteksi dini adanya patah tulang.
C. Macam macam densitometer dan kegunaannya
1. SPA (Single Photon Absorptiometry) untuk mengukur pergelangan tangan.
2. SXA (Singel Energy x-ray absorptiometry) untuk mengukur pergelangan tangan atau tumit.
3. Ultrasound untuk mengukur densitas tulang tumit, digunakan untuk skrining
4. QCT (Quantitative Computed Tomography) untuk mengukur belakang dan pinggang.
5. DEXA untuk mengukur tulang belakang, pinggul, atau seluruh tubuh.
6. PDXA (Peripheral Dual Energy x-ray Absorptiometry) untuk mengukur pergelangan tangan, tumit
atau jari.
7. RA (Radiographic Absorptiometry) menggunakan sinar x pada tangan atau sepotong metal kecil
untuk menghitung kepadatan tulang.
8. DPA (Dual Photo Absorptiometry) untuk mengukur tulang belakang, pinggang atau seluruh tubuh

You might also like