You are on page 1of 3

The Differences in Quality Of Images Uniformity and Geometry Accuracy Towards Changes of KiloVolt Peak (kVp) and

Mili Ampere (mA) in Digital Panoramic Radiograph


Y. Hutasoit1, a), Azhari1, F. Haryanto2
1Departement of Dentomaxillofacial Radiology, Faculty of Dentistry, Padjajaran University Bandung, Indonesia
2Departement of Physics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Bandung Institute of Technology, Bandung, Indonesia
a)Corresponding author: papaluqman@gmail.com

Abstract. The utilization of panoramic radiography in helping diagnose in dentistry has been increasing for many years. To
ensure the quality of the panoramic radiography conforms to the standard, a Quality Assurance (QA) program was needed to
ensure that radiographic examination is in accordance with ALARA principles. Image uniformity and image geometry accuracy
are one of test by arranging different kVp and mA to obtain optimal panoramic image. This study used a homogen circular
PMMA (polymethylmethacrylate) phantom with 89 mm in diameter, 20 mm of thickness and 1.185 g/cm3 density then was
exposed with Vatech (Picasso-Trio 3-D Dental Imaging) with kVp and mA arrangements ranging from 60-90 kVp with 5 kV
interval and mA ranging from 2-10 mA with 2 mA intervals, resulting in 35 images. Seven spesific ROIs and profile analisys
ware made on all images and analisized using ImageJ software. The results of the analysis of the selected ROIs against kVp and
mA give effect to the quality of the resulting image, this is further strengthened by the analysis of profile analysis. While the
increased mA value will give more blurred image description. In addition to the ROI analysis of changes signal to noise ratio will
change due to changes in kVp and mA values used. The kVp and mA settings can affect the quality of uniformity and geometry
accuracy of the images.

Keywords: Images uniformity, Geometry Accuracy, kVp, mA, Digital panoramic radiograph

Pendahuluan

Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 8 Tahun 2011 tentang Keselamatan Radiasi Dalam
Penggunaan Pesawat Sinar-X Radiologi Diagnostik dan Intervensional pada pasal 19 huruf c disebutkan bahwa Dokter Gigi
Spesialis Radiologi Kedokteran Gigi memiliki tugas dan tanggung jawab menjamin bahwa paparan pasien serendah mungkin untuk
mendapatkan citra radiografi yang seoptimal mungkin dengan mempertimbangkan tingkat panduan paparan medik. 1 Untuk
memastikan hal tersebut diperlukan sebuah tes yaitu Quality Assurance test (QA test) dengan menggunakan phantom yang
merupakan serangkaian tes yang mendasar yang dilakukan untuk menilai kualitas gambar diagnositik yang dihasilkan secara akurat
dan konsisten dan dapat dipertanggungjawabkan. Ketidakakuratan yang terjadi pada gambar dapat menyebabkan diagnosis yang
tidak tepat juga dan paparan yang tidak diperlukan diterima oleh pasien 2,3,4,5,
Menurut The Institute of Physics and Engineering in Medicine (IPEM) di Inggris QA test yang dapat dilakukan pada pesawat
panoramik meliputi keseragaman, reproduksi gambar, kesejajaran sinar, dan sinkronisasi paparan terhadap pergerakan tabung yang
harus dievaluasi setiap 1-3 bulan. Prosedur ini dilakukan untuk menjamin bahwa paparan radiasi yang diberikan pada pasien sesuai
dengan prinsip ALARA (As Low As Reasonable Achiveable). Sesuai dengan prinsip ALARA tersebut penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui keseragaman gambar dan keakuratan geometri dengan variasi votase tabung (kVp) dan arus tabung (mA) yang
berbeda-beda pada pesawat sinar-X panoramik digital pada pesawat with Vatech (Picasso-Trio 3-D Dental Imaging). 6,7

Metode dan bahan

Phantom and inserts


Penelitian ini menggunakan Phantom yang akrilik polymethylmethacrylate (PMMA) dengan rumus kimia (C5H8O2)n dan
kepadatan 1.185 g/cm3 berdiameter 89 mm dan tebal 20 mm yang dikenal juga dengan nama Lucite, Plexiglas dan Perspex (gambar
1). Phantom diletakkan pada sandaran dagu pada pesawat panoramik Vatech (Picasso-Trio 3-D Dental Imaging) kemudian difiksasi
dengan tepi depan phantom tepat berada pada bite block menggunakan panduan laser yang terdapat pada pesawat panoramik
(gambar 2).
Paparan sinar-X pada phantom dilakukan dengan variasi voltase tabung mulai dari 60 sampai 90 kV dan arus tabung 2 sampai
10 mA. Gambar yang didapat yakni sebanyak 35 gambar kemudian dianalisis dengan sofware ImageJ (National Institute of Health,
Bethesta, MD) untuk menilai keakuratan geometri dan keseragaman gambar.

Gambar 1. A. Phantom akrilik polymethylmethacrylate (PMMA), B. Penempatan phantom pada pesawat panoramik

Tabel 1. Exposure parameter yang digunakan pada penelitian ini

Pesawat Panoramik
Pesawat panoramik yang digunakan pada penelitian ini adalah Vatech (Picasso-Trio 3-D Dental Imaging) yang terdiri dari 3
jenis teknik ekstraoral yang digabungkan kedalam 1 mesin yaitu sefalometri, Panoramik dan CBCT. Teknik panoramik yang
digunakan adalah standard panoramic. Pesawat ini memiliki pengaturan kVp dari 40-90 kVp dan pengaturan kuat arus mulai dari
2 sampi 10 mA dengan lama waktu pemotretan 13,2 detik. 7
Adapun kekurangan dari teknik ini adalah detail anatomi yang tidak begitu baik dibandingkan dengan teknik intraoral periapikal
sehingga teknik ini kurang dapat menampilkan gambaran pada lesi yang kecil seperti karies yang kecil, margin jaringan periodontal,
lesi-lesi pada daerah periapikal. Selain itu daerah proksimal pada bagian gigi premolar terlihat tumpang tindih. 7,12Permasalahan
lainnya adalah terjadinya perbesaran pada gambar sehingga mengakibatkan terjadinya distorsi geometri pada gambar yang
dihasilkan. Distorsi yang terjadi mencapai 1,3. 8,9
Menurut IPEM 2 bahwa bagian tengah gambar memiliki derajat keabu-abuan yang lebih rendah dibandingkan pada bagian
lainnya. Hal ini disebabkan oleh paparan yang lebih tinggi pada bagian tenggah yang terjadi secara terprogram untuk
mengkompensasi adanya tulang belakang. 6

kVp dan mA
Paparan sinar-X sangat bergantung dari waktu paparan (s), kuat arus (mA), dan voltase (kVp). Perubahan pada waktu paparan
mempengaruhi jumlah foton yang dihasilkan. Ketika waktu paparan ditingkatkan menjadi dua kali jumlah foton yang dihasilkan
juga meningkat sebanyak dua kali.8,10
Voltase merupakan ukuran beda potensial antara anoda dan katoda. Pada tabung sinar-X volatase merupakan ukuran kekuatan
listrik yang menyebabkan elektron berpindah dari katoda yang bermuatan negatif ke anoda yang bermuatan positif. Ketika voltase
meningkat kecepatan pergerakan elektron juga akan meningkat sehingga akan menabrak target dengan kekuatan yang lebih besar
(dalam kilovolt) yang menghasilkan sinar-X. Pada penggunaan pesawat radiografi di kedokteran gigi membutuhkan voltase dengan
rentang 60 sampai 100 kV. Semakin besar kVp akan menyebabkan densitas gambar semakin meningkat dan derajat keabu-abuan
akan semakin berkurang sedangkan semakin rendah kVp akan mengakibatkan densitas gambar semakin rendah dan derajat keabu-
abuan akan semakin tinggi. 8,10

Image uniformity
Tes keseragaman digunakan untuk mengukur keseragaman intensitas gambar. Menggambarkan seberapa seragam gambar yang
dihasilkan yang didapat dari phantom dengan bahan yang homogen dilakukan dengan cara menempatkan ROI (Region of Interest)
pada gambar secara manual dan dianalisis dengan menggunakan software imageJ. 13 Pada penelitian ini ROI yang digunakan
berjumlah 7 ROI dari masing-masing gambar dengan variabel 60-90 kVp dan 2-10 mA. Tiga ROI pada sisi kiri, tiga pada sis kanan
dan satu pada sisi tengah dengan luas ROI 10000 pixel2 berbetnuk persegi. Setiap ROI diberi nomor (1-7) untuk tujuan identifikasi
seperti yang terlihat pada (gambar 2). Rata-rata nilai derajat keabuan dari tiap-tiap ROI diukur dengan menggunakan software
image J yang digunakan sebagai parameter dari keseragaman gambar mulai dari Mean ROI 1- Mean ROI 7.

Kehomogenan gambar (image noise) dan signal-to-noise ratio


Kehomogenan gambar dan signal-to-noise ratio diukur dengan tahap yang sama seperti pada pengukuran keseragaman gambar. 13
setelah rata-rata derajat keabuan 7 ROI didapat kemuadian standar deviasi dari 7 ROI juga dihitung dengan memberi nama STD 1-
STD 7.

Keakuratan geometri
Tes keakuratan geometri adalah tes untuk menilai gambar yang dihasilkan dengan mengukur diameter panjang gambar dan
membandingkannya dengan panjang diameter phantom. Tes ini juga disebut dengan the geometric error test. 12 Pengukuran
keakuratan geometri dilakukan dengan menggunakan profil pada software imageJ untuk mengukur lebar phantom secara horizontal
maupun vertikal (gambar 2).

Gambar 2. Analisis gambar dengan software iamgeJ. A. Penempatan 7 ROI pada phantom, B. Analisis Horizontal, C.
Analisis Vertikal

Tabel 2. Rata-Rata Derajat Keabuan dan Rata-Rata Standar Deviasi dari 7 ROI

Hasil
Seluruh data dilakukan pengujian statistik dengan metode ANOVA. Pada pengujian statistik rata-rata derajat keabuan memiliki
nilai signifkan dengan p-value < 0.0000141. Pada gambar 3 pengaruh kVp terhadap rata-rata derajat keabuan grafik 1 (2 mA)
memperlihatkan bahwa rata-rata derajat keabuan dengan nilai rendah berada pada ROI 1 dan ROI 7 sedangkan yang paling rendah
adalah pada ROI 4. Rata-rata derajat keabuan untuk semua kVp terlihat hampir sama. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan
terhadap rata-rata derajat keabuan pada 2 mA pada kelompok ini (2 mA). Pada grafik 2 (4 mA) juga memiliki pola yang hampir
sama, kecuali untuk ROI 4 dengan kVp 85 dan 90 kVp memiliki peningkatam pada ROI tersebut. Namun nilai rata-rata untuk
seluruh ROI terlihat hampir sama. Pada grafik 3 (6 mA) nilai terendah berada pada ROI 1 dan ROI 7 dengan pola hampir sama
dengan grafik kedua. Pada grafik 4 (8 mA) nilai terendah berada pada ROI ke 4 (65 kVp) dengan nilai rata-rata yang hampir sama
pada gambar bagian tepi kanan dan kiri sedikit menghilang. Pada grafik 5 (10 mA) ROI 4 memiliki nilai yang paling rendah
terhadap seluruh kVp. Gambar sudah tidak terlihat pada 10 mA. Pada gambar 4 pengaruh mA terhadap rata-rata derajat keabuan
meiliki pola yang sama. Terlihat pada kuat arus 10 mA memiliki pola yang berbeda dibandingkan dengan kuat arus lainnya.
Pada gambar 5 pengaruh kVp terhadap standar deviasi derajat keabuan pada grafik 1 (2 mA) terlihat bahwa sisi kiri dan kanan
memliki standar deviasi yang lebih tinggi dari bagian lainnya (ROI 1 dan ROI 7), sedangkan pada bagian tengah ROI 4 memiliki
grafik yang paling rendah dengan rata-rata nilai standar deviasi yang hampir sama untuk semua kVp. Pada grafik 2 (4 mA) polanya
hampir sama dengan pola grafik 1 kecuali pada 90 kVp terlihat memiliki nilai terendah pada ROI 1 dan tertinggi pada ROI 5
sedangkan untuk nilai rata-rata standar deviasi hampir berdekatan. Pada grafik 3 (6 mA) nilai tertinggi ROI 1 terdapat pada 70 kVp
dan juga pada ROI 7 nilai terendah terlihat pada ROI 4 untuk setiap kVp. Grafik 5 (10 mA) grafik tertinggi pada ROI 1 dan 7,
terendah pada ROI 4. Pada grafik 5 gambar sudah tidak lagi terlihat. Pada gambar 6 pengaruh mA terhadap standar deviasi pola
yang sama terlihat seperti pada gambar 5 dimana pada ROI 4 memiliki grafik terendah. Pengujian statistik dengan metode ANOVA
terdapat signifikansi dengan p-value < 0,05.
Pada gambar 7 terlihat bahwa lebar profil kanan dan kiri terlihat hampir sama namun seiring meningkatnya kVp terlihat bahwa
lebar kurva semakin menurun dimulai dari 75 kVp sampai 90 kVp pada 6 mA. Pada 10 kVp lebar profil mengalami penurunan
pada semua kVp. Hal ini dapat disimpulkan bahwa dengan semakin meningkatnya kVp lebar profil akan semakin berkurang. Untuk
semua data nilainya sangat signifikan pada p-value <0,05 pada lebar profil horizontal kanan dan kiri. pada lebar profil tengah dan
lebar vertikal terlihat juga terjadi penurunan namun tidak dapat dilakukan uji statistik pada data ini.

Diskusi
Program QA bertujuan agar penggunaan radiasi untuk tujuan diagnosis mendapatkan kualitas gambar yang tepat. Dengan
adanya program QA evaluasi terhadap kualitas gambar dapat memastikan bahwa sistem-sistem yang terlibat didalam proses
radiografi maupun alat berjalan dengan baik. Menurut IPEM 2 kualitas gambar pada pesawat panoramik harus diperiksa secara
berkala setiap bulan atau 3 bulan. Evalusi ini dapat dilaksanakan oleh pabrik yang membuatnya atau badan yang berwenang.
Program QA harus meliputi semua proses dalam menghasilkan gambar. 5,6
Penilaian keseragaman gambar bertujuan untuk memastikan bahwa tidak ada daerah yang mengalami kerusakan pada gambar
(contohnya munculnya artefak) maupun kesalahan pada detektor. Sedangkan noise juga sangat mempengaruhi kualitas gambar
yang dihasilkan terutama pada objek dengan kontras rendah. Bila noise rendah maka objek dengan kontras rendah dapat terlihat
dengan baik. 5,6
Pada penelitian ini terlihat bahwa derajat keabu-abuan pada bagian tengah phantom lebih rendah dari pada daerah lainnya hal
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dorothy dkk. Bagian tepi kanan dan kiri memiliki nilai densitas yang lebih kecil
hal ini terjadi karena bagian ini dengan ketebalan yang lebih rendah dibandingkan bagian lainnya. Pada penelitian semakin
meningkat kVp dan mA akan mempengaruhi keseragaman gambar dan noise yang terjadi.

You might also like