You are on page 1of 1

UPAYA MINIMALISASI SISA MAKANAN DI RUMAH SAKIT

Nurul Hakimah
Jurusan Gizi - Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

A
bstract : Waste targets from the food served should not be more than 20% and the level of patient satisfaction showed that 90% of the patients were satisfied. Waste related to the economic value of hospital finance, which was about 20-40 % of the total spending of
the hospitals. The general objective of this research is to analyze the efforts conducted by the hospital to minimize patients’ food waste. Waste study sample were the first class and VIP with the criteria of food waste above the average of 20%, got a regular diet and
willing to be the samples of the study, the number of the sample was 30 (thirty) persons. The research was conducted at RSI Unisma, Jl. MT. Haryono 139 Malang. The result of the research shows that : food standard of VIP and first class room is already suitabe
with the energy needs of the patients. Respondents’ characteristics were inpatients of VIP and first class, with 76% of them were male respondents; with 91% respondents had good conditions and no one had trouble swallowing. The patients’ responds toward the improve-
ment of hospital menu and food management show some increases significant (p=0,016) from 70% (before the effort) to 93,3% (after the effort). Patients’ respond who feel satisfied increase significant (0,070) for controlling hospital odor; significant (p=0,022) for controlling
hospital noise factor; significant (p=0,002) for controlling patients’ eating hour; significant (p=0,001) for controlling hospital environment while patients eat from 53% (before the effort) to 100% (after the effort). And based on the efforts to control environmental factors, custom-
er satisfaction response is increased significant (p=0,001) from 40% (before the effort) to 93.3% (after the effort). There is a change in patients’ food waste before and after waste minimizing, that is 23,4% (before the effort) is decreasing to 3,3% (after the effort). All efforts
made to minimize the waste, influencing the waste decrease, except the quality of the food. It is suggested that there should be an arrangement for family/guests visit during patients’ meal time, so that patients will not be disturbed. Nutrition unit is expected to be able to apply
food ordering system with room service method, such as in hotels, so that patients can order their own foods by phone and there should be a menu catalogue in each room. Dietitian must make standard recipes to continuosly improve the quality of the food.

LATAR BELAKANG Upaya Minimalisasi Waste Melalui Pilihan Menu Makanan Pasien di RSI “UNISMA” ketenangan suara yang dirasakan oleh sebagian kecil pasien ini masih dianggap
Waste di rumah sakit menjadi indikator yang tidak ringan sebagai bentuk Kurangnya kemampuan pasien untuk memilih makanan yang sesuai dengan kurang tenang saat pasien makan.
efektifitas pemanfaatan sumber daya di rumah sakit dan persepsi kepuasan kasus sakitnya, terbatasnya pilihan atau ketidaklayakan makanan yang tersedia Sebagian besar pasien (62%) merasakan tidak puas untuk kesesuaian jam
konsumen terhadap salah satu pelayanan rumah sakit, terutama dari sisi daya terutama untuk pasien yang tinggal lama di rumah sakit sehingga mengalami makannya, dan sebagian kecil (38%) merasakan sudah sesuai. Ketidaksesuaian jam
terima makanan pasien dan kegiatan pelayanan gizi rumah sakit, khususnya pada kelelahan dalam pemilihan menu akan meningkatkan waste makanan rumah sakit. saat makan pasien ini disebabkan oleh beberapa hal, yakni : kebiasaan waktu makan
kegiatan penyelenggaraan makanannya. Dalam SPM rumah sakit target dari waste Salah satu bentuk upaya dalam meminimalisasi waste makanan pasien di rumah pasien di rumah dan di rumah sakit yang berbeda. Meskipun untuk kondisi seperti ini,
dicanangkan tidak boleh lebih dari 20% dan tingkat kepuasan pasien minimal 90% sakit adalah dengan menyediakan menu pilihan sebagai alternatif pasien untuk di RSI “UNISMA” sudah diupayakan, jam makan pasien bisa dimundurkan sesuai
pasien menyatakan puas (Kepmenkes, 2008) . Waste berkaitan dengan nilai ekonomi memperoleh makanan yang lebih disukai. dengan permintaan pasien, tetapi tidak bisa bila pasien minta dimajukan, terutama
dari pembiayaan rumah sakit, yaitu sekitar 20-40% dari total pembelanjaan rumah sa- untuk makan jam makan pagi. Selain itu, ada pula pasien yang memberikan
kit. Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Kualitas Makanan penjelasan bahwa saat jam makan ada kunjungan dari keluarga dan teman sehingga
Masing-masing Jenis Hidangan makan pasien menjadi agak terganggu.
Dari segi pengendalian faktor lingkungan yang terkait dengan tempat makan
Tingginya waste juga dapat memicu terjadinya fenomena hospital malnutrition pasien, semua pasien (100%) memberi tanggapan puas. Hal ini disebabkan oleh
sebesar 25-30% yang dapat muncul secara klinis selama pasien mendapat perawa- Jenis Hidangan Kualitas Makanan Baik Kualitas Makanan Ku- karena dalam upaya yang terkait dengan tempat makan di RSI “UNISMA” sudah
tan di rumah sakit karena perawatan di rumah sakit membuat pasien menjadi meru- rang Baik disediakan meja makan dorong untuk masing-masing kelas perawatan VIP dan
bah pola hidup dan pola makannya akibat penyakit yang diderita, termasuk juga n % n % Utama, sebagaimana disajikan pada Gambar 2.
aturan yang harus pasien taati selama berada di rumah sakit (Beny S, 2008). Ling- Makanan Pokok 29 85,3 5 14,7
kungan dan kebiasaan yang asing bagi pasien menjadi beban mental tersendiri yang Lauk Hewani 27 79,4 7 20,6 Waste Pasien di RSI “UNISMA”
dapat menghambat proses penyembuhan penyakitnya, sehingga kondisi riil di lapan- Rata-rata waste pada kondisi
Lauk Nabati 32 94,1 2 5,9
gan masih banyak terjadi pasien masih mendapatkan makanan luar dari rumah sakit sebelum dan sesudah dilakukan
yang semestinya tidak sesuai dengan makanan yang sebaiknya dikonsumsi oleh Sayuran 27 79,4 7 20,6
Buah 33 97,1 1 2,9 upaya minimalisasi waste melalui
pasien. Kondisi tersebut berkaitan dengan nilai terapi dari adanya waste yang men- tiga strategi di atas disajikan pada
jadi sisi lain dari daya terima makanan pasien di rumah sakit. Snack 32 94,1 2 5,9
Gambar 3, dimana pasien sebelum
sudah dilakukannya upaya minimal-
METODE PENELITIAN Adanya upaya minimalisasi waste melalui penyediaan menu pilihan, sebagian isasi waste tersebut di RSI
besar pasien (94%) memberikan pendapat sesuai dengan keinginan pasien, “UNISMA”, yaitu turun dari 23, 4 %
Jenis penelitian action research dengan desain cross sectional. Populasi
sedangkan sebagian kecil pasien (6%) berpendapat belum sesuai dengan menjadi 3, 3 % . Rata-rata waste
penelitian adalah pasien Rumah Sakit yang berlokasi di Kota Malang, dengan sampel
keinginannya yang disebabkan oleh karena pasien mempunyai kebiasaan makan di makanan pasien sebelum
penelitian pasien rumah sakit dengan kriteria waste makanan pasien rata-rata di atas
20%, mendapat diet makanan biasa dan bersedia menjadi sampel penelitian. Teknik luar pilihan menu yang ada, artinya pilihan menu yang disediakan belum dilakukan upaya adalah 17,63 ±
mengakomodir semua keinginan pasien. 11,668 gram, sedangkan rata-rata
pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling sesuai dengan kriteria
sampel, dengan besar sampel 30 pasien yang memenuhi kriteria sampel yang telah waste setelah upaya adalah 3,67 ±
Pelayanan Makanan Ke Pasien 7,761 gram.
ditetapkan.
Pelayanan makanan oleh petugas gizi ke pasien, juga menjadi salah satu upaya Gambar 3 juga menunjukkan
HASIL dan PEMBAHASAN minimalisasi waste, mencakup 4 (empat) hal, yaitu : sikap petugas, penyajian fisik dari bahwa upaya pengendalian waste
makanan pasien, sistem pelayanan dan pemesanan makanan. yang dilaksanakan di RSI
Upaya Minimalisasi Waste di RSI “UNISMA” “UNISMA” dapat meningkatkan Gambar 2. Meja Makan Dorong untuk Pasien
Dalam rangka untuk meningkatkan pencapaian daya terima pasien terhadap Upaya minimalisasi waste melalui peningkatan pelayanan ke pasien di RSI
“UNISMA” memberikan hasil semua pasien (100%) memberikan penilaian puas, daya terima pasien terhadap Klas VIP dan Utama di RSI
makanan rumah sakit sebagai salah satu tujuan yang dituangkan dalam standar makanan yang disajikan di ru- “UNISMA”
pelayanan minimal rumah sakit (SPM RS) maka terdapat beberapa strategi yang dil- artinya : mulai dari sikap petugas, penyajian fisik dari makanan pasien, sistem
pelayanan sampai dengan pemesanan makanan dapat memuaskan keinginan pasien. mah sakit. Hasil analisis statis-
akukan oleh rumah sakit dalam menurunkan waste makanan pasien, mencakup : 1). tik “chi square” menunjukkan perbedaan waste makanan pasien sebelum dan setelah
Penyelenggaraan menu dan makanan; dan 2). Pelayanan ke pasien dan 3). Petugas pengirim makanan menggunakan seragam khusus dan dibekali dengan
motto : “Pengabdianku Pelayanan Terbaikku”. Untuk penyajian fisik dari makanan dilakukan upaya minimalisasi waste yang signifikan (p=0,002). Upaya yang dilakukan
Pengendalian faktor lingkungan. adalah dengan menggunakan strategi : 1). meningkatkan sistem pengelolaan menu
diwujudkan berupa penyajian wadah “sango” yang diberi garnish kemudian
diwrapping. dan makanan (mencakup: pengendalian ukuran porsi makanan, pengendalian kuali-
Penyelenggaraan Menu dan Makanan Pasien tas makanan dan penyediaan pilihan menu), 2). memperbaiki sistem pelayanan
Penyajian secara fisik dari makanan disajikan pada Gambar 1. (mencakup: kunjungan ahli gizi setiap pagi menawarkan menu pilihan sekaligus juga
Upaya Minimalisasi Waste Melalui Pengendalian Ukuran Porsi Makanan memberi penyuluhan mengenai diet pasien dan melakukan sistem pemesanan ma-
Salah satu upaya minimalisasi waste yang terkait dengan penyelenggaraan menu kanan dari menu yang dipilih melalui petugas gizi), serta 3). mengendalikan faktor
dan makanan adalah memodifikasi ukuran porsi makanan pasien. Upaya dari segi lingkungan pasien (dalam hal tidak adanya gangguan suara, bau-bauan di ruangan
pengendalian ukuran porsi yang sesuai dengan kemampuan pasien menunjukkan perawatan dan perlindungan terhadap jam dan tempat makan pasien) pada saat
bahwa sebagian besar (91%) memberikan pernyataan bahwa ukuran porsi makanan pasien makan.
yang disajikan sudah sesuai, dan hanya sebagian kecil (9%) memberikan klaim
ukuran porsi tidak sesuai. Perbedaan waste sebelum dan sesudah upaya tersebut berkaitan dengan beberapa
Klaim terhadap ukuran porsi yang tidak sesuai ini berkaitan dengan ukuran porsi jenis aspek upaya, sebagaimana disajikan pada Tabel 3, dimana Tabel 3 menjelaskan
lauk hewani, sayur dan buah dengan penjelasan bahwa pasien menghendaki agar bahwa banyak faktor yang dapat membuat waste makanan diminimalisasi. Dari hasil
ukuran porsinya lebih diperbesar. Hal tersebut berlawanan dengan pernyataan Stanga penelitian ini semua upaya untuk minimalisasi waste dapat mempengaruhi jumlah
Z et al dalam Peter G. Williams dan Karen Walton, 2011 yang menyatakan bahwa waste menjadi lebih kecil, yaitu mulai dari faktor : pengendalian ukuran porsi,
ukuran porsi yang terlalu besar menjadi salah satu masalah dalam beberapa perbaikan kualitas makanan, penyediaan pilihan menu rumah sakit, perbaikan sistem
penelitian, terutama untuk pasien yang lebih tua dan masih terdapat kesulitan untuk pelayanan dan pengendalian faktor lingkungan (mencakup : bau, suara, waktu makan
mengurangi ukuran makan namun tetap memenuhi kecukupan gizi yang dipersyarat- dan meja makan) saat pasien makan di ruangan perawatan pasien. Hal ini didukung
kan. juga oleh penelitian Hong W dan Kirk D dalam Peter G. Williams dan Karen Walton,
Di RSI “UNISMA” 9% pasien mengatakan bahwa ukuran porsi beberapa hidangan 2011 bahwa adanya plate waste pasien di rumah sakit sebagian besar (40%)
kurang besar, yaitu untuk : lauk hewani, sayur dan buah dikarenakan kebiasaan Gambar 1. Upaya Minimalisasi Waste Melalui Peningkatan Penyajian disumbang dari appetite pasien yang kurang dikarenakan karena kondisi sakitnya,
makan pasien yang memang terbiasa untuk mengkonsumsi jenis hidangan tersebut Makanan secara Fisik ke Pasien di RSI “UNISMA” 27% karena kualitas makanan yang kurang dan 19% dari ukuran porsi yang terlalu
dalam jumlah besar. Dari perhitungan kecukupan pasien, standar porsi dan frekuensi besar.
sudah memenuhi, mengingat hidangan yang disajikan sudah cukup untuk memenuhi
kebutuhan kalori pasien rata-rata sekitar 1.800 Kalori sehari. Sistem pelayanan makanan, RSI “UNISMA” menggunakan sistem tray service,
Upaya Minimalisasi Waste Melalui Pengendalian Kualitas Makanan sedangkan pemesanan makanan ke pasien masih menggunakan metode pemesanan
Faktor mutu atau kualitas makanan juga menjadi salah satu faktor eksternal secara manual melalui petugas gizi.
penyebab terjadinya sisa makanan. Mutu atau kualitas makanan dapat dilihat dari ci-
tarasa makanan yang terdiri dari penampilan, rasa makanan, sanitasi, dan penyajian Pengendalian Faktor Lingkungan Pasien
makanan (Depkes, 1991). Sedangkan Moehyi (1992) menyatakan bahwa cita-rasa Upaya minimalisasi waste juga dilakukan dalam bentuk perbaikan pengendalian
makanan dapat dilihat dari 2 (dua) aspek, yaitu penampilan dan rasa makanan. Cita- lingkungan pasien saat jam makan. Tetapi tidak semua upaya tersebut dapat
rasa yang tinggi dapat dilihat dari makanan yang disajikan tampak menarik, dan diterapkan di RSI “UNISMA” dan memuaskan keinginan pasien. Hasil yang terkait
dirasakan menyebarkan bau yang sedap dan memberikan rasa yang lezat (Moehyi, dengan bentuk pengendalian lingkungan pasien saat jam makan menunjukkan bah-
1992). Cita-rasa mampu mempengaruhi selera makan pasien untuk makan. Ketika wa :
selera makan pasien baik, maka asupan makan pasien pun ikut baik. Hal ini akan sebagian besar pasien (94%) sudah merasakan puas terhadap bau yang tidak
mampu mengurangi terjadinya sisa makanan. Kualitas makanan pasien hasil upaya mengganggu di rumah sakit, tetapi masih ada sebagian kecil (6%) yang merasakan
pengendalian mengenai kualitas makanan yang baik di RSI “UNISMA” sebesar 88%, masih terdapat bau yang mengganggu saat pasien makan di rumah sakit. Bau yang
dan hanya sebagian kecil pasien (12%) yang memberi klaim kualitas makanan masih mengganggu tersebut umumnya berasal dari bau obat-obatan yang biasa digunakan
kurang baik dari upaya minimalisasi waste melalui pengendalian perbaikan kualitas oleh pasien sendiri di ruangannya.
makanan di RSI “UNISMA”. Kualitas makanan pasien berdasarkan masing-masing Sebagian besar pasien (91%) merasakan puas terhadap suara yang tidak
jenis hidangan, hasil dari upaya minimalisasi waste melalui perbaikan kualitas mengganggu di rumah sakit, tetapi masih ada sebagian kecil pasien (9%) yang masih Gambar 3. Penurunan Waste Makanan Pasien Hasil Upaya Minimalisasi
makanan pasien disajikan pada Tabel 2. merasakan adanya suara yang mengganggu di rumah sakit, artinya standar Waste di RSI “UNISMA”

DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN dan SARAN (setelah upaya). Respon kepuasan pasien berdasarkan upaya pengendalian
suara meningkat dari 60% (sebelum upaya) menjadi 90% (setelah upaya). Ber-
Administrator ITB Program Studi Kimia. 2011. Gorengan. http://www.chem.itb.ac.id/
dasarkan upaya pengendalian jam makan, respon kepuasan menurun dari 86,7%
Upaya yang dilaksanakan untuk meminimalisasi waste makanan pasien di Rumah index.php?
(sebelum upaya) menjadi 40% (setelah upaya). Sedangkan dari sisi upaya pen-
Sakit Islam “ UNISMA “ sudah berjalan dengan baik. Upaya yang dilakukan adalah: option=com_content&view=article&id=47:gorengan&catid=1:news&lang=en
gendalian tempat (meja) makan respon kepuasan pasien meningkat secara
1. Melakukan peningkatan sistem pengelolaan menu dan makanan, meliputi : pen- ekstrim dari 0% (sebelum upaya) menjadi 100% (setelah upaya). Hasil akhir dari Anonim. 2012. Enzim Papain dari. Pepaya. Bogor : Tekno Pangan dan Agro Industri Ju-
gendalian ukuran porsi makanan, pengendalian kualitas makanan dan penye- upaya pengendalian faktor lingkungan, respon kepuasan konsumen meningkat rusan Teknologi Pangan dan Industri IPB
diaan pilihan menu bagi pasien. Berdasarkan uapaya pengendalian ukuran porsi , dari 40% (sebelum upaya) menjadi 93,3% (setelah upaya) Azwar A, Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan, Pustaka Sinar Harapan, Ja-
respon kepuasan pasien meningkat dari 63,3% (sebelum upaya) menjadi 90% karta, 1996.
Terdapat perubahan waste makanan pasien di RSI “ UNISMA” sebelum dan sesudah
(setelah upaya) ; berdasarkan pengendalian kualitas makanan, respon kepuasan
dilakukannya upaya minimalisasi waste, yaitu dari 23,4 % (sebelum upaya) dan Akmal N, Almatsier, S Sutardjo, S, Rahimy, R, Octarina ( 1995), Persepsi Pasien Ter-
pasien meningkat dari 66,7% (sebelum upaya) menjadi 83,3% (setelah upaya)
turun menjadi 3,3 % (setelah upaya). hadap Makanan dan Faktor Lain yang Mungkin Berpengaruh pada 10 Calon Rumah
dan berdasarkan penyediaan pilihan makanan yang disediakan oleh rumah sakit,
Semua upaya yang dilakukan dalam meminimalisasi waste berpengaruh terhadap Sakit Panduan dalam Pelayanan Gizi Rumah Sakit, makalah dipresentasikan pada
respon kepuasan pasien meningkat dari 60% (sebelum upaya) menjadi 90%
terjadinya penurunan waste, kecuali kualitas makanan. Kongres Nasional PERSAGI X KPIG.
(setelah upaya). Hasil akhir untuk respon kepuasan pasien terhadap upaya pen-
ingkatan sistem pengelolaan menu dan makanan rumah sakit menunjukkan pen- Saran penelitian : Almatsier, S., (1992). Persepsi pasien Terhadap makanan di Rumah Sakit. Gizi
ingkatan dari 70% (sebelum upaya) menjadi 93,3% (setelah upaya). Indonesia, Vol 17 hal 87 – 96 Jakarta.
1. Diharapkan ahli Gizi RSI untuk meningkatkan jumlah pilihan menu bagi pasien
2. Melakukan perbaikan pelayanan makanan ke pasien (mencakup perbaikan sikap kelas VIP dan Utama Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. 2007.
petugas dalam memberikan pelayanan gizi dan sistem pemesanan makanan), Laporan Nasional Riskesdas 2007.
2. Dilakukan pengaturan kunjungan keluarga atau teman saat jam makan pasien,
respon pasien yang menyatakan puas meningkat dari 53% (sebelum upaya) men- agar pasien tidak merasa terganggu saat jam makan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. 2013.
jadi 100% (setelah upaya). Laporan Nasional Riskesdas 2013.
3. Penerapan sistem pemesanan dengan metode room service, seperti layaknya di
3. Melakukan pengendalian faktor lingkungan di RSI (mencakup : upaya pengendali- hotel, dimana pasien dapat memesan sendiri makanannya melalui telepon kamar Depkes RI, 2003; Pedoman Pelayanan Gizi RS. Direktorat Gizi Masyarakat Depkes RI;
an bau, suara, waktu dan tempat (meja) makan) saat pasien makan di ruang dan di masing-masing kamar disediakan katalog menu. Jakarta
perawatan pasien. Respon kepuasan pasien yang menyatakan puas dari upaya
4. Ahli gizi membakukan standar bumbu untuk menyeragamkan rasa dan mening-
pengendalian bau meningkat dari 73,3% (sebelum upaya) menjadi 93,3%
katkan kualitas makanan secara terus menerus

UCAPAN TERIMA KASIH


PUSDIKNAKES Kemenkes RI; Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes RI; dan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang melalui RISBINAKES yang membiayai penelitian ini. Terima kasih dan penghargaan disampaikan kepada Prof. DR. Dr. Mulyohadi Ali, SpFK. Dosen FK – UB
Malang selaku Pakar yang telah banyak memberikan saran-saran dan masukan yang berharga dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan naskah ini.

Copyright 2014 Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Malang

You might also like