You are on page 1of 11

Analisis kebutuhan Energi – Susilo dkk

J. Tek. Pert. Vol 4(1): 45 - 55

Analisa Kebutuhan Energi Panas untuk Pelunakan Keju


Dengan Mesin Pengolah Keju Tipe NT 50

Bambang Susilo1, Bambang Dwi Argo1, dan Palupi Widiyastuti2


1. Staf Pengajar Jur. Teknik Pertanian Fak. Teknologi Pertanian Univ. Brawijaya Malang
2. Alumni Jur. Teknik Pertanian Fak. Teknologi Pertanian Univ. Brawijaya Malang

Abstract
Cheese is a kind of the product from coagulated milk. The coagulation processes happen by Rennet
enzyme through Lactic Acid Fermentation. Using of damaged natural cheese mixed with good cheese
processes fickle cheese. The composition of thin product adapted to market need. The processes consist of
sortation, cleaning, cutting, mixing, heating, batch striking and packaging. The heating stage is the
bottleneck of the process, that important to extinguisher microorganism and to melt the cheese rapidly.
This research conducted to study the heat input and to study the thermal efficiency of heating cheese
with stirrer machine Type NT50. This parameter is useful to predict the optimal temperature and heating
period in relationship with the quality of product. This study carried out in Laboratory of Husbandry
Technology Process, Faculty of Husbandry, Brawijaya University. The research shows that the thermal input
to melt the cheese is 23552.615 kJ. This energy comprised of accumulation energy in inner cylinder 225.304
kJ and outer cylinder 277.759 kJ. The water mediums absorb energy 5439.406 kJ and the (raw) material
absorbs energy 3439.406 kJ. The total accumulation heat is 3.793 kJ/kg. The heat transferred by radiation to
surrounding is 139.624 kJ. The convection heat transfers take place in outer cylinder and the surface of cap.
The accumulation energy in outer cylinder is 642.638 kJ and in the surface 92.635 kJ. The melting efficiency
is 47.885 kJ % and the total efficiency is 47.095 %.

Abstrak
Keju adalah salah satu jenis olahan susu yang digumpalkan dan penggumpalan ini terjadi karena
adanya Enzim Rennet atau melalui fermentasi asam laktat. Keju olahan adalah keju yang diolah dengan
memanfaatkan keju alami yang rusak dan mencampurnya dengan keju yang baik dimana komposisinya dapat
disesuaikan dengan permintaan pasar. Pembuatan keju olahan ini meliputi beberapa tahap yaitu seleksi,
pembersihan dan pemotongan, penggilingan, pencampuran bahan, pemanasan, striking batch dan
pengemasan. Tahap pemanasan berperan sangat penting tanpa harus melupakan tahap proses lainnya.
Pemanasan keju berf ungsi untuk membunuh mikroorganisme dan untuk melelehkan keju sehingga proses
pelunakan keju berjalan cepat.
Penelitian bertujuan untuk mempelajari kebutuhan energi panas dan efisiensi proses untuk pelunakan
keju pada Mesin Pengaduk Tipe NT50 menurut keseimbangan energi, sehingga diharapkan dapat mencari
hubungan antara suhu dan waktu pemanasan yang optimal dalam pembuatan keju olahan terhadap mutu yang
dihasilkan. Penelitian dilakukan pada bulan Pebruari 2001 di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak, Fakultas
Peternakan, Universitas Brawijaya.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa jumlah energi panas yang masuk pada proses pelunakan keju
yaitu 23552.615 kJ, sedangkan jumlah energi panas yang keluar pada proses pelunakan keju, meliputi :
1) Pada proses pemanasan alat, energi yang terakumulasi pada tabung bagian dalam sebesar 225.304 kJ dan
energi yang terakumulasi untuk tabung bagian luar sebesar 277.759 kJ; 2) pada proses pemanasan medium
pemanas (air), energi yang terakumulasi sebesar 5439.406 kJ; 3) pada proses pemanasan bahan energi yang
terakumulasi sebesar 3.793 kJ/kg keju olahan; 4) energi panas yang hilang ke lingkungan akibat perpindahan
panas radiasi yaitu 139.624 kJ dan akibat perpindahan panas koveksi meliputi: pada permukaan tabung
bagian luar, energi yang terakumulasi sebesar 642.638 kJ dan pada permukaan tutup tabung, energi yang
terakumulasi sebesar 92.635 kJ. Efisiensi proses pelunakan keju sebesar 47.885 % dan efisiensi total sebesar
47.095 %.

45
Analisis kebutuhan Energi – Susilo dkk
J. Tek. Pert. Vol 4(1): 45 - 55

Pendahuluan Metode Penelitian


Keju merupakan protein susu yang Penelitian dilaksanakan di Laboratorium
digumpalkan dimana penggumpalan ini terjadi Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan
karena adanya enzim rennet (atau enzim lain yang Universitas Brawijaya Malang pada bulan
cocok) atau melalui fermentasi asam laktat. Pebruari 2001. Alat-alat yang digunakan meliputi
Komponen-komponen yang menyusun keju Mesin Pengaduk Tipe NT50, termokopel digital
adalah lemak, air, protein, laktosa kalsium dan kisaran 0 – 400 oC, termometer kisaran suhu 0 –
phospor, dimana komposisinya tergantung pada 150 oC, termokontrol, gelas ukur 1000 cc,
jenis keju. timbangan, stop watch dan mesin giling. Bahan
Keju yang kurang matang akan yang digunakan adalah keju keras dengan merk
menghasilkan produk akhir yang cacat secara “Kemal” yang diperoleh dari KUD Bambang
fisik dan memiliki flavour yang hambar, agak Wajak, tepung beras, maizena, air (panas).
masam, serta lentur. Salah satu cara untuk a. Rancangan Fungsional dan Struktural
menangani keju yang rusak adalah dengan Mesin Pengolah Keju Lunak Tipe – NT 50
mencampur keju tersebut dengan keju yang ini terdiri dari beberapa bagian utama, yaitu :
memiliki tekstur dan struktur yang baik. Keju ini termokontrol, motor, tabung pengaduk, pengaduk
biasa disebut keju olahan. dan sumber pemanas. Termokontrol berfungsi
Pembuatan keju olahan meliputi beberapa untuk mengontrol suhu dalam tabung pengaduk
tahap yaitu seleksi, pembersihan dan pemotongan, sehingga suhu pelunakan keju dapat berlangsung
penggilingan yang bertujuan untuk mempermudah konstan. Sensor suhu dipasang dalam tabung
proses selanjutnya, pemanasan, penambahan air, sekitar 15 cm dari permukaan atas tabung
garam dan emulsifier, striking batch, pengemasan. pengaduk. Motor yang digunakan adalah motor
Pemanasan, selain berfungsi sebagai pasteurisasi listrik1 HP, 1420 rpm. Gerakan motor direduksi
sehingga daya simpan lebih lama, juga berfungsi dengan gear box yang selanjutnya di transmisikan
untuk melelehkan keju sehingga proses pelunakan dengan pulley dan sabuk pada poros pengaduk.
keju dapat berjalan dengan cepat. Hal yang perlu Tabung pengaduk berkapasitas 50 kg dan
diperhatikan pada proses pemanasan adalah memiliki ruang pelapis yang berisi air. Ruang
temperatur, dimana temperatur berpengaruh pada pelapis berfungsi untuk memeratakan suhu dan
rasa, tekstur dan aroma produk akhir. menjaga agar tidak terjadi over heating di mana
Tujuan penelitian adalah untuk suhu tidak lebih dari 100 oC. Tabung bagian
mempelajari kebutuhan energi panas pada proses dalam terbuat dari stainless steel dengan diameter
pelunakan keju dengan menggunakan Mesin 0,4 m, tinggi 0,42 m, tabung bagian luar terbuat
Pengaduk Tipe NT50, mengetahui efisiensi proses dari besi berdiameter 0,48 m, tinggi 0,47 m.
pelunakan keju dalam upaya untuk memperoleh Volume air pelapis adalah 32000 cc.
kualitas keju olahan yang standar. Pembahasan Batang pengaduk terbuat dari stainless steel
dititik beratkan pada proses pelunakan keju pada berdiameter 1 inci, panjang 1,135 m dan tebal 4
mesin Pengolah Keju Lunak Tipe NT50, mm, sedangkan bagian bawah batang pengaduk
sedangkan analisis yang lain hanya bersifat ini terdapat dua sudu pengaduk yang terbuat dari
melengkapi. Penelitian ini diorientasikan pada karet berbentuk segiempat. Sudu pengaduk
pendekatan teoritis dan empiris berdasarkan pertama dengan posisi membentuk sudut 90 0C
persamaan keseimbangan energi. dari batang pengaduk (as) yang berukuran panjang

46
Analisis kebutuhan Energi – Susilo dkk
J. Tek. Pert. Vol 4(1): 45 - 55

0,35 m, lebar 0,05 m setebal 0,01 m. Sudu bakar LPG dengan posisi 20 cm dipasang tepat di
pengaduk kedua dengan posisi membentuk sudut bawah tabung pengaduk.
45 0C dari batang pengaduk yang berukuran b. Analisa Teknik
panjang 0,11 m, lebar 0,05 m dan tebal 0,01 m. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan
Sumber pemanas berupa kompor gas berbahan digunakan untuk analisa keseimbangan energi
panas pada proses pemanasan yang meliputi :

q in = q out
q l – q L1 = q alat + q medium pemanas + q bahan + q L2
1). Energi panas yang masuk (qin), yang terdiri :
1. q l = energi pembakaran
q l= E . m l
2. q L1 = kehilangan panas radiasi
q L1 = σ . A s . F 1 –3 . (T s4 – T u4)
2). Energi panas keluar (q out) meliputi :
a). q alat untuk proses pemanasan tabung, air dan bahan
q = m.C p . (T2- T1)
b). q konveksi pada dinding tabung dan tutup tabung
q = h . A . ∆T
3). Efisiensi proses pelunakan
Efisien proses pelunakan keju ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut
q alat + q medium pemanas + qbahan qp
ηa = x 100 = x100
qin qin
qin = q1 – qL1
4). Efisiensi total
qp
η b= x 100%
ql
ql adalah energi panas yang tersedia pada pembakaran butana (C4H10).
Pelaksanaan percobaan dilakukan dengan prosedur seperti terlihat pada Gambar 1.

47
Analisis kebutuhan Energi – Susilo dkk
J. Tek. Pert. Vol 4(1): 45 - 55
Mulai

Penyiapan bahan untuk


pembuatan keju olahan

Pencampuran bahan
(keju keras, maizena, tepung beras, air panas)

Persiapan alat

Percobaan

Pengamatan (pengukuran temperatur pada titik yang telah


ditentukan, menimbang konsumsi bahan bakar)

Data

Pengolahan data

Selesai

Gambar 1. Diagram alir pelaksanaan percobaan

Bahan keju
olahan
massa bahan : -keju keras 6 kg
-tepung beras 3
kg
-maizena 1 kg
-air panas 6000
ml
Proses pelunakan
Bahan Keju olahan
keju dalam mesin
bakar Pengaduk yang lunak
massa
konsumsi BB : 0,2 kg
BB:
massa bahan : 16 kg
27,5 kg
suhu air : 91 C
suhu proses : 78 C
lama proses : 2,25
jam
Gambar 2. Sketsa Proses Pelunakan Keju

Hasil dan Pembahasan meliputi : keju keras sebanyak 6 kg, tepung beras
Proses Pelunakan Keju 3 kg, maizena 1 kg dan air panas 6000 ml. Bahan
Proses pembuatan keju olahan terlihat seperti pada – bahan tersebut dicampur dengan melakukan
Gambar 2. Bahan – bahan yang diperlukan pengadukan secara manual sampai homogen dan

48
Analisis kebutuhan Energi – Susilo dkk
J. Tek. Pert. Vol 4(1): 45 - 55

campuran ini dipanaskan sampai suhu 78 ˚C 296,061kJ; 401,507 kJ; 466,398 kJ. Pada tabung
selama 2,25 jam dengan menggunakan mesin bagian luar, energi yang terakumulasi untuk
pengaduk. selang waktu lima belas menit masing - masing
Energi panas yang masuk pada proses pelunakan adalah : 40,287 kJ; 141,006 kJ; 181,293 kJ;
keju 261,868 kJ; 292,084 kJ; 335,393 kJ; 385,752 kJ;
Berdasarkan pada perhitungan, maka 418,989 kJ; 443,161 kJ.
didapatkan bahwa energi pembakaran butana Akumulasi energi pada tabung bagian luar
(C4H10) sebesar 23692,24 kJ dan besarnya energi lebih besar dibandingkan akumulasi energi pada
yang hilang ke lingkungan sebagai energi radiasi tabung bagian dalam. Hal ini bisa disebabkan
adalah 139,624 kJ, sehingga jumlah energi panas oleh beberapa faktor, meliputi : massa tabung
yang masuk sebesar 23552,615 kJ. Energi panas bagian luar yang lebih besar dari massa tabung
yang masuk ini akan diterima oleh tabung bagian dalam, untuk mencapai tingkat suhu yang
pengaduk dan medium pemanas yang digunakan sama sehingga berpengaruh pada semakin
untuk memanaskan bahan. besarnya akumulasi energi pada tabung bagian
Energi panas yang keluar pada proses luar ; selain itu pada tabung bagian luar terjadi
pelunakan keju pemanasan langsung dari sumber pemanas
Energi panas yang keluar pada proses sehingga berpengaruh pada kenaikan suhu yang
pelunakan keju, meliputi : energi yang digunakan lebih besar dan akumulasi energi yang dihasilkan
untuk memanaskan alat, energi yang digunakan juga semakin besar.
untuk memanaskan medium pemanas, energi yang Apabila digambarkan dalam grafik pada
digunakan untuk proses pemanasan bahan dan Gambar 3, maka grafik akumulasi energi pada
energi yang hilang pada tabung pengaduk. tabung mempunyai kecenderungan naik terhadap
a. Energi untuk proses pemanasan alat waktu, hal ini disebabkan pada energi yang
Energi untuk pemanasan alat digunakan diserap oleh tabung dan disertai peningkatan suhu
untuk memanaskan tabung bagian dalam dan pada tabung, maka tabung tersebut menerima
bagian luar. Energi yang terakumulasi pada tabung energi sebanding dengan kenaikan suhu. Jadi
bagian dalam untuk selang waktu lima belas menit apabila terjadi kenaikan suhu tinggi maka energi
masing - masing adalah : 25,874 kJ; 101,390 kJ; yang digunakan untuk memanaskan tabung pada
143,569 kJ; 187,370 kJ; 198,726 kJ; 206,837 kJ; perubahan suhu tersebut akan semakin besar.
Akumulasi energi pada tabung (J)

5.00E+08

4.00E+08

3.00E+08 tab. luar


tab. dalam
2.00E+08

1.00E+08

0.00E+00
15 45 75 105 135
Waktu (menit)

Gambar 3. Grafik akumulasi energi pada tabung terhadap waktu.

49
Analisis kebutuhan Energi – Susilo dkk
J. Tek. Pert. Vol 4(1): 45 - 55

b. Energi untuk medium pemanas pemanas berdasarkan hasil percobaan


Berdasarkan perhitungan, maka energi menunjukkan adanya kenaikan suhu, yaitu dari
yang terakumulasi untuk selang waktu lima belas suhu 31°C menjadi 91°C selama 2,25 jam (8100
menit masing - masing adalah : 932,949 kJ ; detik). Kenaikan suhu ini akan berpengaruh pada
2659,635 kJ ; 3718,248 kJ ; 5033,722 kJ ; besarnya energi yang dihasilkan sehingga semakin
5696,772 kJ ; 6613,849 kJ; 7265,371 kJ ; tinggi suhu maka energi yang diserap oleh
8201,443 kJ ; 8832,666 kJ. medium pemanas akan besar. Grafik hubungan
Energi untuk medium pemanas digunakan antara energi terakumulasi medium pemanas
untuk memanaskan air, dimana suhu medium terhadap waktu disajikan pada Gambar 4, berikut :
Akumulasi energi pada medium

1,00E+07

8,00E+06
pemanas (J)

6,00E+06

4,00E+06

2,00E+06

0,00E+00
15 30 45 60 75 90 105 120 135
Waktu (menit)

Gambar 4. Grafik akumulasi energi medium pemanas terhadap waktu.

Grafik akumulasi energi medium pemanas digunakan untuk memanaskan atau melelehkan
mempunyai kecenderungan naik terhadap waktu, bahan, sehingga proses pelunakan keju sesuai
hal ini disebabkan energi yang diserap oleh air dengan yang diinginkan. Grafik hubungan antara
dengan disertai peningkatan suhu pada air, maka pemanasan bahan terhadap waktu disajikan pada
air tersebut akan menerima energi sebanding Gambar 5, berikut:
dengan besarnya kenaikan suhu.
Energi panas yang hilang pada proses
c. Energi untuk proses pemanasan bahan
pelunakan keju
Akumulasi energi untuk proses pemanasan bahan
Energi panas yang hilang pada proses
yang terkandung dalam keju olahan pada selang
pelunakan keju, meliputi : energi panas yang
waktu lima belas menit masing -masing, adalah :
hilang ke lingkungan sebagai akibat perpindahan
0,207 kJ kg ; 1,247 kJ kg ; 2,079 kJ kg ; 3,326
panas radiasi dan energi panas yang hilang ke
kJ kg ; 3,534 kJ kg ; 3,742 kJ kg ; 6,029 lingkungan sebagai akibat perpindahan panas
kJ kg ; 7 485 kJ kg ; 8 108 kJ kg . Pada konveksi.
proses pemanasan bahan, energi yang dihasilkan

50
Analisis kebutuhan Energi – Susilo dkk
J. Tek. Pert. Vol 4(1): 45 - 55

Akumulasi energi pemanasan


1.40E+08
1.20E+08
1.00E+08

bahan (J)
8.00E+07
6.00E+07
4.00E+07
2.00E+07
0.00E+00
15 30 45 60 75 90 105 120 135
Waktu (menit)

Gambar 5. Grafik akumulasi energi pemanasan bahan terhadap waktu

Energi panas yang hilang sebagai energi ; 783,726 kJ ; 933,485 kJ ; 1035,084 kJ ; 1110,261
radiasi sebesar 139,624 kJ dan energi panas yang kJ.
hilang sebagai energi konveksi, meliputi : energi Besarnya energi yang terakumulasi pada
panas yang hilang pada permukaan tabung luar tutup tabung untuk selang waktu lima belas menit
dan energi panas yang hilang pada permukaan masing - masing, adalah : 7,554 kJ ; 3,134 kJ ;
tutup tabung. Akumulasi energi yang hilang pada 29,433 kJ ; 52,277 kJ; 77,372 kJ ; 84,882 kJ ;
tabung bagian luar untuk selang waktu lima belas 175,219 kJ ; 192,913 kJ ; 210,938 kJ. Grafik
menit masing -masing adalah : 55,422 kJ ; hubungan antara akumulasi energi yang hilang
265,319 kJ ; 363,146 kJ ; 577,976 kJ ; 659,331 kJ pada tabung akibat panas konveksi terhadap
waktu pada Gambar 6, berikut :
Akumulasi energi hilang secara

1,20E+06

1,00E+06
konveksi (J)

8,00E+05
bag. luar tab.
6,00E+05
bag. dalam tab.
4,00E+05

2,00E+05

0,00E+00
15 45 75 105 135
Waktu (menit)

Gambar 6. Grafik akumulasi energi yang hilang secara konveksi terhadap waktu.
besarnya energi panas yang masuk adalah
Keseimbangan energi pada proses pelunakan
23552,615 kJ.
keju
Keseimbangan energi pada proses pelunakan keju
Keseimbangan energi pada proses sesuai dengan persamaan :
pelunakan keju, meliputi : energi panas yang q in = q out
masuk dan energi panas yang keluar pada proses ql - qL1 == q al + q a + q b + q L2 + q TT
pelunakan keju. Berdasarkan pada perhitungan,

51
Analisis kebutuhan Energi – Susilo dkk
J. Tek. Pert. Vol 4(1): 45 - 55

Berdasarkan persamaan di atas, besarnya adalah : 1401,106 kJ; 2482,221 kJ; 2929,856 kJ;
akumulasi energi yang tidak terhitung (qTT) pada 4118,619 kJ; 5910,266 kJ;7412, 684 kJ;
selang waktu lima belas menit masing - masing 8951,034 kJ; 10339,846 kJ; 12248,405 kJ.

Efisiensi proses pelunakan keju energi pemanasan alat, energi pemanasan


medium dan energi pemanasan bahan akan
Efisiensi proses pelunakan keju mempengaruhi besarnya energi pelunakan
merupakan perbandingan antara jumlah energi keju, sehingga hal ini akan mempengaruhi
pelunakan keju (yaitu energi pemanasan alat, efisiensi dari proses pelunakan keju. Semakin
energi pemanasan medium dan energi besar energi yang digunakan untuk proses
pemanasan bahan) dengan jumlah energi yang pelunakan keju, maka hal ini akan
masuk. Besarnya efisiensi proses pelunakan menyebabkan terjadinya kenaikan efisiensi
keju pada selang waktu lima belas menit proses pelunakan keju. Grafik hubungan
masing -masing, adalah 40,642 %; 57,602 %; antara efisiensi proses pelunakan keju
53,086 %; 48,437 %; 46,562 %; 46,065 %; terhadap waktu disajikan pada Gambar 7.
44,431 %; 44,142 %; 42,113 %. Jumlah
Efisiensi proses pelunakan keju

70,000
60,000
50,000
40,000
(%)

30,000
20,000
10,000
0
15 30 45 60 75 90 105 120 135
Waktu (menit)

Gambar 7. Grafik efisiensi proses pelunakan keju terhadap waktu


Pada grafik diatas, dapat dilihat bahwa Efisiensi total
efisiensi proses pelunakan keju terjadi fluktuasi
terhadap waktu, hal ini disebabkan bahwa efisiensi Efisiensi total merupakan perbandingan
dipengaruhi oleh besarnya energi yang hilang antara jumlah energi pelunakan keju (yaitu energi
(qLoss) ke lingkungan, dan besarnya qLoss ke pemanasan alat, energi pemanasan medium dan
lingkungan sangat dipengaruhi oleh faktor energi pemanasan bahan) dengan jumlah sumber
lingkungan itu sendiri, diantaranya : suhu, aliran energi awal yang tersedia. Efisiensi total pada
udara, dan lain - lain. selang waktu lima belas menit masing -
masing, adalah 38,464 %; 56,059 %; 52,138 %;
53,107 %; 47,918 %; 46,147 %; 44,091 %; 43,846
%; 42,088 %. Grafik hubungan antara efisiensi
total terhadap waktu dapat disajikan pada Gambar
8.

52
Analisis kebutuhan Energi – Susilo dkk
J. Tek. Pert. Vol 4(1): 45 - 55

60,000

Efisiensi total (%)


50,000
40,000
30,000
20,000
10,000
0
15 30 45 60 75 90 105 120
Waktu (menit)

Gambar 8. Grafik efisiensi total terhadap waktu.

Grafik efisiensi total mengalami fluktuasi terhadap  Pada proses pemanasan bahan, energi yang
waktu, hal ini dipengaruhi oleh besarnya energi terakumulasi sebesar 3,973 kJ kg keju
yang hilang ke lingkungan diantaranya adalah olahan.
suhu dan aliran udara.  Energi panas yang hilang ke lingkungan
sebagai akibat perpindahan panas radiasi dan
Kesimpulan dan Saran perpindahan panas konveksi. Besarnya energi
panas yang hilang sebagai energi radiasi
Kesimpulan adalah 139,624 kJ dan energi panas yang
hilang sebagai energi konveksi terjadi pada
 Jumlah energi panas yang masuk pada proses permukaan tabung bagian luar dan permukaan
pelunakan keju yaitu 23552,615 kJ, tutup tabung. Akumulasi energi yang hilang
sedangkan jumlah energi panas yang keluar pada tabung bagian luar sebesar 642,638 kJ
pada proses pelunakan keju, diantaranya dan besarnya energi hilang yang
adalah energi yang digunakan untuk terakumulasi pada tutup tabung adalah 92,635
memanaskan alat, energi yang digunakan kJ.
untuk memanaskan medium pemanas, energi  Berdasarkan keseimbangan energi pada proses
yang digunakan untuk memanaskan bahan dan pelunakan keju terdapat energi yang tidak
energi yang hilang pada tabung pengaduk. terhitung dengan akumulasi sebesar
 Pada proses pemanasan alat, energi yang 16811,292 kJ. Efisiensi proses pelunakan keju
terakumulasi pada tabung bagian dalam sebesar 47,885 % dan efisiensi total sebesar
sebesar 225,304 kJ dan energi yang 47,095 %.
terakumulasi pada tabung bagian luar sebesar Saran
277,759 kJ.
Untuk mengurangi panas yang hilang sebagai
 Pada proses pemanasan medium pemanas
akibat perpindahan panas konveksi ke lingkungan
(air), energi yang terakumulasi sebesar
pada tabung pengaduk, maka bisa diberi isolator
5439,406 kJ.
panas glass wool dan plat dari baja di dinding luar
tabung pengaduk.

53
Analisis kebutuhan Energi – Susilo dkk
J. Tek. Pert. Vol 4(1): 45 - 55

DAFTAR PUSTAKA Idris,S., 1992. Pengantar Teknologi Pengolahan


Susu, LUW Universitas Brawijaya
Anonymous, 1990. Daftar Komposisi Makanan, Animal Husbandry Project Malang.
Departemen Kesehatan, Jakarta.
Johson,A.H., and G.D. Considine, 1980.
Araullo, E.E., D.B. Padua, and M. Graham, 1976. Fundamentals of Dairy Chemistry, AUI
Rice, Postharvest Technology IRRI, Publishing Company, Inc., Wesport,
Ottawa, Canada. Connecticut. New York.
Bucle, K.A., Edwards, R.A. Wodtton, M., A Kosikowski, F.W., 1982. Cheese and Fermented
Course Manual in Food Science, Milk Foods, Kosikowski, F.V and
Australian Vice, Chancellors Comitte, Assosiates, Brooktondall. New York.
1978.
Kordylas,J.M., 1991. Processing and Preservation
Caric, M., 1992. Processed Cheese, In Hui, Y.H., of Tropical and Subtropical Foods,
Encyclopedia of Food Science and Educational Low - Priced Books Sceme
Technology, Volume 3 – A, Willey with Mac Millan by the British
Inter Science Publication John Wiley Goverment.
and Sons, Inc., New York.
Kreith, F., dan Prijono, A., 1986. Prinsip – Prinsip
Champbell, J.R., and R.T. Marshall, 1975. The Perpindahan Panas, Edisi ketiga,
Science of Providing Milk For Men, Erlangga, Jakarta.
Mc., Graw, Hill Company, New York.
Mahmud, M.K., D.S. Slamet, R.R., Aprivanto,
Daulay, D., 1991. Fermentasi Keju, PAU Pangan Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia,
dan Gizi, Institut Pertanian Bogor, Departemen Kesehatan RI, Direktorat
Bogor. Bina Gizi Masyarakat dan Pusat Litbang
Donald, R.P., dan Leighton, S.E., 1977. Gizi Jakarta.
Perpindahan Kalor, Penerbit Erlangga. Mohsenin, N.N., 1980. Thermal Properties of
Jakarta. Food and Agriculture Material, Gordon
Earle, R.L., 1984. Satuan Operasi dalam and Breach, Science Publisher, Inc.,
Pengolahan Pangan (edisi terjemahan), New York.
Sastra Hudaya, Jakarta. Nuath, K.R.,1993. Cheese in Hui, Y.H., Dairy
Eckles Henry, D., Comb Barner, M.A., dan Mary Science and Technology, Handbook
Harold, 1951. Milk and Milk Product, Volume 2, Product Manufacturing,
Mc Graw – Hill Book Company, New VCH Publisher, Inc., New York.
York. Paul, C., dan Palmer, H., 1988. Food Theory and
Frank P., Incropera, 1966. Fundamental of Heat Aplication, John Willey and Sons Inc.,
and Mass Transfer, John Willey and New York.
Sons, New York. Priyanto, G., 1988. Teknik Pengawetan Pangan,
Gomez, IV., 1975. Lecture Syllabus and Practical PAU Pangan dan Gizi. Universaitas
Guide in Milk Product Manufacture, Gajah Mada, Yogyakarta.
Dairy Training and Reseach Institut. Singh, R. P., dan Heldman, D.R., 1984.
University of the Phillippness, Los Introduction to Food Engineering,
Banos Collega Laguna. Academi Press Inc., New York.
Hadiwiyoto, S., 1979. Hasil – Hasil Olahan Susu, Tesrteeg, P.F., H.G.M. Cuppers, J.C. Hellemonds,
Ikan, Daging dan Telur. Liberty, Yogya. and G. Rijke, 1995. Growth of
Holman, J. P., 1984. Perpindahan Kalor, Proteolity Clostridium botalium in
Terjemahan Ir. E. Jasifi, Penerbit Processed Cheese Product ; Idata
Erlangga, Jakarta. Acguisition for Modelling Influence of
pH, Natrium Chlorida, Emulsifyng Salt,

54
Analisis kebutuhan Energi – Susilo dkk
J. Tek. Pert. Vol 4(1): 45 - 55

Fat Dry Basis and Temperatur, J. Food Thomas, M. A., 1980. Use of Calcium Co–
Protection, 58 : 1091 – 1099. Precipitates in Processed Cheese, The
Australian.
Toledo, R.T., 1981. Fundamental of Food
Processing Engineering, The AVI Winarno, F.G., 1991. Kimia Pangan dan Gizi,
Publishing Company, Inc.,Westport, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Connecticut.

55

You might also like