You are on page 1of 8

Proses-proses Geologi

Berikut ini yaitu proses-proses yang mengkonsentrasikan logam dengan endapan mineral

1. Proses ortomagmatik
Proses ini yaitu meliputi pembentuk batuan beku dan bijih.

A number of mineral deposits have formed by magmatic, segregation processes; they are often
called orthomagmatic deposits. These Deposits are important sources of
chromium, titanium, vanadium, the platinum group metals, copper,
nickel (and diamonds). Much titanium, diamond and significant amounts of the platinum group
metals are mined from sedimentary placer deposits, formed by the weathering of these primary
deposits. (Wilson (ed.), 1969)

2. Proses pasca magmatik


Metasomatism:
Fuids rich in dissolved ions may migrate into adjacent rocks, causing reactions that change the
rock’s bulk composition. Common examples of this are seen in metamorphic rocks that are
cris-crossed by veins of quartz. This quartz originated as silica dissolved in pore fluid
precipitated inside fractures. The silica originated in the surrounding rock but migrated out
with pore fluid during metamorphism.
Note:
Metasomitism is an important process by which deposits of metals and metal ores are formed.

a. Pirometasomatik
b. Pegmatitik
c. Hidrotermal hipogen (epitermal, mesotermal, hipotermal)

3. Proses pelapukan
Terdiri dari proses oksidasi,pelarutan / leaching, pengayaan supergen / supergen enrichment,
endapan supergen hidrotermal.

This allowed surface ground water to attack the granite in these areas. More recently in the ice
age, mechanical erosion has removed the material, leaving the core stones or tors surrounded
by clitter.
Colors caused by supergene enrichment in the oxidized zone of the deposit.

Supergene Enrichment
*veins undergo a secondary enrichment - become more concentrated in ores.

4. Proses sedimentasi
Yaitu proses pengendapan sedimen mekanis / klastik, pengendapan sedimen kimiawi,
pengendapan sedimen koloid, proses diagenesa.
In coastal waterways, sedimentation rates refer to the amount of material (organic and mineral)
deposited by the action of water over a given interval of time. Sedimentation is measured in
terms of vertical accumulation over time or sediment density per unit area over time.

5. Proses metamorfisme regional, termal, dan dinamik


Metamorphic rocks are the result of the application of heat, pressure and directed stress, or
some combination of these effects applied to pre-existing rock of any type. The process by
which metamorphic rocks are produced is called metamorphism. There are three types of
metamorphism, which are characterized by the nature of the conditions that cause them. They
are; Regional, Contact, and Dynamic metamorphism

Contact metamorphism

Contact metamorphism is confined to rocks (often referred to as country rocks) immediately


surrounding an igneous intrusion. The alteration of the surrounding country rocks is caused by
heat and fluids emanating from the intruding igneous body. The zone of alteration
(metamorphic aureole) can vary from only a few centimetres to several kilometres in width.
The size of the alteration zone depends on the size and temperature of the intrusion. Contact
metamorphism is greater round very large, hot intrusions.

6. Kombinasi dari proses-proses diatas

PROSES GEOLOGI
Proses Eksogenik
Proses eksogenik adalah proses yang disebabkan oleh tenaga yang berasal dari luar tubuh bumi.
Proses ini terdiri dari :
a.Pelapukan batuan
b.Erosi dan sedimentasi
c.Gerakan massa
a. Pelapukan batuan
Pelapukan batuan yaitu proses perubahan batuan menjadi tanah (soil) baik oleh proses fisik atau
mekanik (desintegration) maupun oleh proses kimia(decompositon).
Proses decomposition dapat menyebabkan terjadinya mineral-mineral baru.
Tanah :
Menurut Teknik Sipil :
Mencakup semua bahan dari tanah lempung sampai ke berangkal (batu-batu yang besar)
Dalam Geologi pengertian tersebut disebut regolith yaitu selubung atau lapisan terluar permukaan
bumi yang terdiri dari partikel-partikel batuan yang lepas, butir-butir mineral, yang umumnya terletak
di atas batuan induk.
Menurut Geologi :
Bagian dari regolith yag dapat membantu tanaman berakar untuk tumbuh
Proses pelapukan batuan dibagi menjadi dua macam :
Pelapukan mekanik atau disintegrasi
Pelapukan kimia atau dekomposisi
Pelapukan mekanik
Adalah proses hancurnya batuan secara mekanik atau fisik. Proses ini disebabkan oleh pemuaian dan
penyusutan batuan karena perubahan suhu yang besar. Pelapukan mekanik yang disebabkan kegiatan
organisme seperti merambatnya akar tanaman, injakan binatang, kegiatan manusia dapat disebut
sebagai pelapukan biomekanik atau biofisik
Pelapukan kimia
Pelapukan kimia adalah proses hancurnya batuan karena perubahan mineralnya.
Pelaku pokoknya adalah air hujan yang melarutkan gas CO2 dari atmosfer, sehingga setibanya di
permukaan bumi menjadi asam karbonat.
Pelapukan kimia dibagi menjadi empat, yaitu :
Hidrasi, adalah proses terbentuknya mineral-mineral baru
Hidrolisis adalah proses pembentukan ion hidroksil yang kemudian berperanan dalam reaksi kimia.
Pada umumnya hal itu terjadi pada pelapukan feldspar dan mika.
Pencucian adalah proses berubah dan berpindahnya komponen-komponen kimia suatu batuan atau
mineral oleh larutan. Batugamping, dolomit, marmer mudah mengalami proses ini.
Oksidasi adalah proses penambahan valensi positif atau pengurangan valensi negatif.
Jadi ada perpindahan satu elektron atau lebih dari suatu ion atau atom.
Oksidasi dapat pula diartikan sebagai reaksi suatu zat dengan oksigen. Dalam hal ini sebagai zat adalah
mineral dalam batuan.
Pelapukan kimia karena kegiatan organisme atau disebut juga pelapukan biokimia disebabkan oleh
asam humus yang terjadi dari bahan organik humus yang hancur karena bakteri dan terlarutkan oleh
air.
Pelapukan kimia kerapkali terjadi jalin-menjalin dengan pelapukan fisik seperti pada proses eksfoliasi
dan pelapukan membola.
Eksfoliasi adalah pengelupasan batuan menjadi bentuk lempeng lengkung karena bagian luar batuan
lapuk oleh hidrasi atau hidrolisis kemudian rontok oleh tenaga mekanik.
Pelapukan membola atau pelapukan sferoidal adalah pelapukan yang disebabkan karena batuan
mengalami retak-retak (biasanya karena kekar), kemudian retakan itu terisi air. Air ini menyebabkan
hidrasi atau hidrolisis pada bagian-bagian batuan di sekitar retakan itu. Akibatnya terjadilah inti-inti
batuan segar berbentuk membulat dikelilingi oleh tanah hasil pelapukannya
Tanah
Tebal dan tipisnya lapisan tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
Jenis batuan induk (komposisi mineral batuan induk)
Relief topografi permukaan bumi
Iklim
Organisme
Waktu
Ditinjau dari hubungannya dengan batuan induk tanah dibagi menjadi dua macam yaitu :
Tanah sisa (Residual Soil) adalah tanah yang letaknya masih berada di atas batuan induknya. Tanah ini
belum berpindah tempat karena pengangkutan oleh proses erosi atau gerakan massa.
Tanah terangkut (Transported Soil) adalah tanah yang sudah terangkut dan diendapkan di tempat lain
baik oleh air, angin, es, ataupun gerakan massa
Tanah terangkut, pengertiannya sama dengan sedimen klastik. Dengan demikian klasifikasinya
berdasarkan pelaku pengangkutannya dan tempat diendapkannya, sama dengan klasifikasi sedimen
klastik. Klasifikasinya berdasarkan ukuran butir tanah, juga sama dengan sedimen klastik.
Erosi dan Sedimentasi
Erosi adalah proses berpindahnya materi penyusun permukaan bumi (tanah dan batuan) karena
terangkut oleh air, angin atau es yang mengalir atau bergerak di permukaan bumi.
Air yang mengalir di permukaan bumi dapat dibagi menjadi dua macam yaitu Overland flow dan
Stream flow.

Overland flow, mengalir sebagai massa air yang luas dan relatif tipis sebagai lembaran air atau melalui
alur-alur yang saling berhubungan. Proses erosinya disebut erosi lembaran (sheet erosion).
Stream flow, adalah aliran permukaan yang menjadi satu atau biasa disebut sungai
Air permukaan (run off = running water) merupakan salah satu komponen sistem siklus hidrologi
Air sungai sangat penting bagi kehidupan manusia, karena air sungai berguna sebagai :
1.sumber untuk irigasi lahan pertanian
2.sumber tenaga untuk industri
3.untuk keperluan rumah tangga
4.sarana pengangkut
5.obyek wisata
6.tempat hidup ikan.. dll.
Ditinjau dari segi geologi, aliran air permukaan dan air sungai khususnya, berperanan penting sebagai
pemindah air dari daratan ke laut atau samudera. Air permukaan bersama-sama dengan gerakan
massa merupakan pelaku pokok pengelupas daratan.
Setiap tahun, sedimen dari darat yang terangkut ke laut atau samudera secara mekanik ada sejumlah 1
bilyun ton, sedangkan yang terangkut melalui larutan hasil leaching berjumlah 400 juta ton (Flint dan
Skinner, 1974:126).
Jumlah massa tanah atau batuan yang tererosi dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut
1.Macam batuan
2.Kemiringan lereng
3.Iklim (curah hujan)
4.Tingkat kelebatan tetumbuhan
5.Organisme
6.Waktu
Sungai
Running water atau aliran air permukaan merupakan agen geologi yang paling penting dalam proses
erosi, transportasi, dan deposisi sedimen. Hampir semua landscape di bumi terbentuk dari hasil erosi
sungai atau deposisi. Sungai adalah suatu tubuh running water yang terkumpul pada suatu saluran dan
bergerak menuju base level of erosion akibat pengaruh gaya gravitasi ( Plummer dkk, 2003, hal 224 ).
Sungai umumnya berada pada suatu stream channel, yaitu suatu bentuk depresi yang panjang dan
sempit yang tererosi oleh air sungai menjadi sedimen. Apabila jumlah air melebihi kapabilitas sungai
untuk menampungnya, maka air akan meluap ke pinggir sungai, daerah yang dialiri air pada saat banjir
disebut sebagai daerah dataran banjir ( flood plain ) (Plummer dkk, 2003:224). Sungai berawal dari
daerah dengan kelerengan tinggi dan mengalir menuju daerah dengan kelerengan rendah yang pada
akhirnya akan bermuara ke laut. Air akan mengalir menuju laut karena gaya gravitasi. Waktu yang
dibutuhkan untuk menuju laut tergantung pada kecepatan aliran sungai ( velocity ) yaitu jarak yang
dilalui air per satuan waktu. Kecepatan aliran sungai berhubungan langsung dengan kemampuan
sungai untuk mengerosi dan mentransportasikan material.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan aliran sungai, antara lain gradien sungai,
karakteristik channel, dan discharge (Tarbuck & Lutgens, 2000, hal.92).
Gradien sungai, adalah kelerengan sungai yang diekspresikan oleh suatu penurunan vertikal pada jarak
tertentu. Semakin besar gradiennya, semakin besar pula energi yang tersedia untuk mengalirkan air.
Karakteristik channel, channel sungai adalah suatu saluran yang mengendalikan aliran air, tetapi air
tetap mengalami friksi selama mengalir. Bentuk, ukuran dan kekasaran channel berakibat pada jumlah
friksi yang dialami air.
Semakin besar ukuran channel semakin efisien aliran air karena kecilnya proporsi air yang berkontak
dengan channel. Suatu channel yang halus dan licin akan menghasilkan aliran air yang relatif seragam,
sedangkan channel yang tidak beraturan akan menghasilkan boulder–boulder yang menyebabkan
turbulensi yang akan melambatkan aliran sungai.
Discharge, adalah jumlah volume air yang mengalir per satuan waktu, satuannya dalam kubik meter
per detik atau kubik feet per detik. Nilai discharge selalu berubah – ubah tergantung pada curah hujan
dan pelelehan salju. Apabila jumlah air pada sungai bertambah maka kecepatan aliran air juga akan
bertambah besar pula. Untuk mengatasi penambahan air, sungai akan memperbesar ukuran channel
dengan cara memperlebar dan membuat dalam channel tersebut.

You might also like