Professional Documents
Culture Documents
ID Pengaturan Prosedur Pembatalan Sertipikat Hak Atas Tanah Yang Merupakan Barang M 1
ID Pengaturan Prosedur Pembatalan Sertipikat Hak Atas Tanah Yang Merupakan Barang M 1
Oleh:
Astract
hukum atas hak-hak tanah tersebut, maka sebaliknya. Adanya peluang bagi pihak
diterbitkan Sertipikat Hak Atas tanah. lain untuk menuntut terbitnya Sertipikat
hak yang berkenaan jenis hak atas tanah, penyelesaian. Pemerintah dalam hal ini
subyek hak dan obyek hak, sebagaimana adalah Badan Pertanahan Nasional yang
1 angka 20. Jadi Sertipikat Hak Atas salah satunya dengan melakukan
Tanah merupakan tanda bukti kepemilikan Pembatalan Sertipikat hak Atas Tanah
atas tanah, namun dalam hal ini Sertipikat yang selanjutnya dibentuk Peraturan
Hak Atas tanah bukan merupakan alat Kepala Badan Pertanahan Nasional RI
bukti yang mutlak melainkan Sertipikat Nomor 3 Tahun 2011 tentang pengeloaan
Hak Atas Tanah merupakan tanda bukti Pengkajian dan Penanganan Kasus
kepemilikan hak atas tanah yang kuat, Pertanahan. Terbitnya Peraturan Kepala
dalam artian bahwa kebenaran data fisik Badan Pertanahan Nasional ini diharapkan
dan data yuridis yang termuat dalam dapat memberikan suatu kepastian hukum
Sertipikat hak Atas tanah harus diterima bagi pihak-pihak yang bersengketa
tentang tanah Barang Milik Negara dan tentang Pembatalan Sertipikat Hak
1
negara.
Peter Mahmud Marzuki, 2005, Peneitian
Hukum, Cetakan ke-1, Kencana, Jakarta, h. 35.
2. Hak Guna Bangunan (HGB) permohonan pemberian hak atas
Hak Guna Bangunan (HGB) tanah negara.
merupakan salah satu jenis hak atas 3. Hak Guna Usaha (HGU)
tanah di Indonesia yang tidak Hak Guna Usaha merupakan salah
dikenal dalam perangkat hak-hak satu jenis hak yang memberikan
atas tanah menurut hukum adat, kewenangan bagi pemegang hak
dimana hak guna bangunan ini memakai tanah untuk
diadakan dalam rangka memenuhi diusahakannya. Hak guna usaha
kebutuhan masyarakat modern. Hak (HGU) merupakan hak untuk
guna bangunan merupakan hak mengusahakan tanah yang
untuk mendirikan bangunan- dilangsung dikuasai oleh negara
bangunan diatas tanah bukan yang diberikan terhadap tanah yang
miliknya dalam jangka waktu 30 luasnya paling sedikit 5 hektar
tahun dan bisa dimohonkan sedangkan apabila tanahnya
perpanjangan kemudian dalam mencapai 25 hektar atau lebih harus
jangka waktu 20 tahun sebagaimana mengunakan investasi modal yang
diatur dalam pasal 35 UUPA. Hak layak sebagaimana diatur dalam
Guna Bangunan dapat diberikan pasal 28 Undang-Undang Pokok
kepada warga negara Indonesia Agraria. Selain itu dalam pemberian
(WNI) serta badan hukum yang Hak Guna Usaha, apabila tanah
berkedudukan di Indonesia dan yang masih dilekatkan hak, maka
dibentuk berdasarkan hukum harus dilepaskan terlebih dahulu
Indonesia. Selanjutnya apabila menjadi tanah negara, yang
dilihat dari tanah asalnya, Hak Guna selanjutnya setelah dilepaskan
Bangunan dapat berasal dari tanah diberikan Hak Guna Usaha. Jadi
negara, hak Pengelolaan serta tanah yang diberikan Hak Guna
berasal dari tanah hak milik. Hak Usaha adalah tanah yang tidak
Guna Bangunan yang diberikan atas dilekatkan hak diatasnya (Tanah
tanah yang dikuasai langsung oleh Negara), sehingga apabila diatas
negara, terjadi haknya didasarkan tanah yang dimohonkan Hak Guna
atas penetapan pemerintah. Hal ini Usaha apabila terdapat hak
berarti bahwa Hak Guna Bangunan diatasnya, maka tanah tersebut
ini, haknya terjadi melalui harus ada pelepasan menjadi tanah
negara.
Selanjutnya ketentuan Pasal 29 dapat diberikan selama jangka
Undang-Undang Pokok Agraria waktu tertentu atau selama tanahnya
menjelaskan jangka waktu dipergunakan dengan perjanjian
diberikannya Hak Guna Usaha yaitu untuk keperluan tertentu
dalam jangka waktu 25 tahun dan sebagaimana yang diatur dalam
untuk usaha yang memerlukan Pasal 41 ayat (2) Undang-Undang
waktu yang lebih panjang dapat Pokok Agraria. Pihak-pihak yang
diberikan jangka waktu paling lama dapat diberikan hak pakai adalah
35 tahun, dan atas permohonan warga negara Indonesia (WNI),
pemegang hak, maka jangka waktu warga negara asing (WNA) yang
yang dimaksud dapat dimohon berkedudukan di Indonesia, badan
perpanjangan dalam waktu paling hukum indonesia dan badan hukum
lama 25 tahun. Pihak yang dapat asing yang mempunyai kantor
mempunyai Hak Guna Usaha perwakilan di Indonesia
adalah Warga Negara Indonesia sebagaimana yang diatur dalam
(WNI) dan Badan Hukum yang Pasal 42 Undang-Undang Pokok
berkedudukan di Indonesia dan Agraria.
didirikian menurut hukum Berdasarkan uraian jenis-jenis hak yang
Indenesia. diatur dalam Undang-Undang Pokok
4. Hak pakai Agraria tersebut, maka jenis hak atas tanah
Hak Pakai secara umum dapat yang pada umumnya diberikan kepada
diartikan sebagi hak untuk memakai instansi pemerintah adalah Hak Pakai,
bidang tanah tertentu yang dihaki karena seperti yang telah disebutkan
baik terhadap tanah yang dikuasai diatas, bahwa hak Pakai tidak mempunyai
langsung oleh negara maupun atas batasan waktu berlakunya dan dapat
tanah milik orang lain, yang berlaku sepanjang tanah yang diberikan
diberikan atas dasar pemberian hak Hak Pakai tersebut digunakan sesuai
oleh pemerintah sebagaimana yang dengan keperluan secara cuma-cuma.
dapat dilihat dalam Pasal 41 ayat (1)
Undang-Undang Pokok Agraria. 3.2 Tinjuan Umum tentang Barang
Hak pakai tidak mempunyai batasan Milik Negara (BMN)
yang jelas jangka waktu berlakunya a. Pengertian Barang Milik Negara
seperti Hak Guna Bangunan dan (BMN)
Hak Guna Usaha yaitu Hak Pakai
Pengertian Barang Milik Negara 3. Peraturan Pemerintah Nomor 6
diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2006 tentang
Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Pengelolaan Barang Milik
Negara, dimana Barang Milik Negara Negara atau Daerah;
(BMN) merupakan semua barang yang 4. Peraturan Menteri Keuangan
dibeli atau diperoleh berdasarkan beban Nomor 96 Tahun 2007 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tata Cara Pelaksanaan
(APBN) atau berasal dari peroleh lainnya Penggunaan, Pemanfaatan,
yang sah. Berarti yang termasuk Barang Penghapusan, &
Milik Negara merupakan semua jenis Pemindahtanganan BMN;
barang baik barang bergerak maupun tidak 5. Peraturan Menteri Keuangan
bergerak misalnya tanah yang dibeli atau Nomor 138 Tahun 2010
diperoleh dari APBN. tentang Pengelolaan Barang
Barang Milik Negara yang bersal dari Milik Negara Berupa Rumah
perolehan lainnya yang sah meliputi Negara;
barang :
1. hibah/sumbangan atau yg sejenis. b. Penghapusan Barang Milik Negara
2. pelaksanaan perjanjian/ kontrak; (BMN)
3. berdasarkan ketentuan undang- Terhadap Barang Milik Negara
undang; (BMN) dapat dilakukan penghapusan yang
4. berdasarkan putusan pengadilan dilakukan oleh pejabat yang berwenang
yang telah berkekuatan hukum sebagaimana yang diatur dalam Peraturan
tetap; Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang
Peraturan Hukum yang menjadi Pengelolaan Barang Milik Negara atau
landasan Barang Milik Negara (BMN) Daerah. Penghapusan Barang Milik
berupa Peraturan Perundang-Undangan Negara pada dasarnya merupakan tindakan
dan Peraturan Kebijakan, yaitu: mengahapus catatan tindakan Barang
1. Undang-Undang Nomor 17 Milik Negara dari Daftar Barang oleh
Tahun 2003 tentang Keuangan Pengguna Barang dan atau Daftar Barang
Negara; Milik Negara oleh Pengelola Barang yang
2. Undang-Undang Nomor 1 disertai dengan penerbitan Keputusan oleh
Tahun 2004 tentang Pejabat yang berwenang. Penghapusan
Perbendaharaan Negara; Barang Milik Negara bertujuan untuk
membebaskan Kuasa Pengguna dan atau
Penggelola Barang dari tanggungjawab yang dapat dilihat dalam Pasal 50 Undang-
fisik dan administrasi terhadap barang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
yang berada dalam penguasaannya. Perbendaharaan Negara. Sehingga oleh
Latar belakang dilakukan penghapusan karena terhadap Barang Milik Negara
terhadap Barang Milik Negara yaitu: tersebut tidak dapat dilakukan penyitaan
1. Diserahkannya Barang Milik walaupun terdapat Putusan pengadilan
Negara (BMN) kepada Pengelola yang berkekuatanhukum tetap (inkracht),
Barang; maka dalam hal penghapusan Barang
2. Dailihkannya status Penggunaan ke Milik Negara harus mendapat persetujuan
Pengguna Barang lainnya; dari Pengelola Barang dalam hal ini
3. Pemindahtanganan Barang Milik Menteri Keuangan.
Negara kepada pihak lain;
4. Adanya Putusan Pengadilan yang 3.3 Pembatalan Sertipikat Hak Atas
telah berkekuatan hukum tetap; Tanah yang merupakan Barang Milik
5. Pemusnahan; Negara
6. Sebab-sebab yang lain. Pembatalan Sertipikat Hak Atas
Penghapusan Barang Milik Negara baik Tanah merupakan salah tindakan hukum
berupa benda bergerak maupun tidak pemerintah dalam hal ini Badan
bergerak termasuk tanah/dan atau Pertanahan Nasional sebagai lembaga
bangunan ditindaklanjuti dengan pemerintah yang memiliki kewenangan
melakukan penerbitan Surat Keputusan dalam bidang pertanahan sebagaimana
dari Pengguna Barang setelah mendapat yang diatur dalam Peraturan Presiden
persetujuan dari Pengelola barang untuk Nomor 10 Tahun 2006 dalam rangka
Barang Milik Negara yaitu Menteri menanganani dan menyelesaikan kasus
Keuangan. pertanahan sehingga dapat memberikan
Terhadap Barang Milik Negara suatu kepastian hukum bagi para pihak
(BMN) baik berupa benda bergerak yang bersengketa dalam kaitannya dengan
amaupun tidak bergerak yaitu tanah penggunaan, pemilikan, penguasaan tanah
dan/atau bangunan tidak dapat dilakukan di Indonesia.
suatu penyitaan oleh pihak manapun, Tindakan hukum pemerintah
walaupun Barang Milik Negara tersebut merupakan tindakan atau perbuatan yang
berwujud tanah atau bangunan yang dilakukan oleh pemerintah atau
terdapat putusan pengadilan yang telah administrasi negara dalam melaksanakan
berkekuatan hukum tetap sebagaimana tugas pemerintahan yang dapat
menimbulkan akibat hukum. Pelaksanaan 1. Adanya cacat hukum dalam
Pembatalan Sertipikat Hak Atas Tanah penerbitan sertipikat, baik
diatur diatur dalam Peraturan Kepala didasarkan adanya permohonan
Badan Pertanahan Nasional RI Nomor 3 dari pihak yang berkepentingan
Tahun 2011 tentang Pengelolaan atau yang dirugikan maupun
Pengkajian dan Penanganan Kasus ditemukan sendiri oleh Kepala
Pertanahan. Kantor Pertanahan yang
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku