Professional Documents
Culture Documents
4880 21851 1 PB
4880 21851 1 PB
1, 2019: 13-23
p-ISSN 1979-6013
e-ISSN 2502-4221
Terakreditasi Nomor 21/E/KPT/2018
ABSTRACT
This study aims to measure perceptions and participation of forest farmer group/Kelompok Tani Hutan (KTH)
and analyze the influence of their perceptions and participation in agroforestry activities so as to rehabilitate
critical land in the buffer zone of Sultan Syarif Hasyim Forest Park (Tahura SSH) Riau Province. Measurement of
perceptions and participation of respondents is carried out by using an instrument in the form of a questionnaire
that refers to Likert scale. The research instrument is tested for its validity and reliability. Data analysis is
carried out descriptively to describe the level of perception and participation, while simple non parametric linear
regression analysis is applied to determine the effect of the perceptions on participation. Results of the study reveal
that KTH members involved in agroforestry activities for critical land rehabilitation in Sultan Syarif Hasyim
Tahura buffer zone have a perception in the category of good 77.78%, moderate as much as 7.49% and bad as
much as 14.29% for these activities. While the level of participation in the category of high is 41.27%, moderate
category is 39.68%, and low is 19.05%. Their perceptions effect significantly to the participation of KTH members
in agroforestry.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur persepsi dan partisipasi Kelompok Tani Hutan (KTH) serta
menganalisis pengaruh persepsi dan partisipasi mereka dalam kegiatan agroforestry dalam rangka rehabilitasi lahan
kritis di kawasan penyangga Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim (Tahura SSH) Provinsi Riau. Pengukuran
persepsi dan partisipasi responden dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa kuisioner yang mengacu
pada skala Likert. Instrument penelitian diuji validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan rumus” korelasi
product moment”, sedangkan uji reliabilitas dilakukan dengan analisis “Cronbach Alpha”. Analisis data dilakukan
secara deskriptif untuk menggambarkan tingkat persepsi dan partisipasi, dan analisis regresi linier sederhana non
parametrik digunakan untuk mengetahui pengaruh persepsi terhadap partisipasi. Hasil penelitian adalah bahwa
anggota KTH yang terlibat dalam kegiatan agroforestry untuk rehabilitasi lahan kritis di kawasan penyangga
Tahura SSH memiliki persepsi dalam kategori baik sebanyak 77,78%, sedang sebanyak 7,49% dan buruk sebanyak
14,29% terhadap kegiatan tersebut. Sedangkan Tingkat partisipasinya dalam kategori tinggi sebanyak 41,27%,
kategori sedang sebanyak 39,68%, dan kategori rendah sebanyak 19,05%. Persespsi berpengaruh nyata terhadap
partisipasi anggota KTH dalam kegiatan agroforestry dalam rangka rehabilitasi lahan kritis di Kawasan Penyangga
Tahura Sutan Syarif Hasyim.
©2019 JPSEK All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license. doi: http://dx.doi.org/10.20886/jpsek.2019.16.1.13-23 13
Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 16 No.1, 2019: 13-23
14
Persepsi dan Partisipasi Kelompok Tani Hutanterhadap Agroforestry di Kawasan Penyangga Tahura ...........(Eni Suhesti dan Hadinoto)
15
Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 16 No.1, 2019: 13-23
16
Persepsi dan Partisipasi Kelompok Tani Hutanterhadap Agroforestry di Kawasan Penyangga Tahura ...........(Eni Suhesti dan Hadinoto)
lebih tinggi di dalam bekerja, termasuk dalam itu mereka bersemangat untuk bergabung ke
melakukan kegiatan pengolahan lahan dengan dalam KTH untuk menggarap lahan kritis
pola agroforestry. yang dipinjamkan oleh Kelurahan Minas Jaya
Pendidikan berkaitan dengan cara berpikir sehingga ada harapan untuk meningkatkan
seseorang. Pada umumnya semakin tinggi penghasilan. Pekerjaan lain yang dimiliki
pendidikan seseorang, maka cakrawala oleh responden adalah sopir, Pegawai Negeri
berpikirnya juga semakin luas dan Sipil, tukang bangunan dan ibu rumah tangga.
memengaruhi cara pandang atau persepsinya
B. Persepsi Responden terhadap Program
tentang sesuatu hal, termasuk terhadap
Agroforestry dalam Rangka Rehabilitasi
program agroforestry. Tingkat pendidikan
Lahan di Kawasan Penyangga Tahura
responden dalam penelitian ini mulai
SSH
Sekolah Dasar (SD) sampai dengan sarjana.
Respondenyang berpendidikan rendah, yaitu Masyarakat merupakan pemeran utama
SD dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dalam kegiatan agroforestry pada kawasan
(SLTP)berjumlah 23 orang atau sebanyak penyangga Tahura SHH di Kelurahan Minas
37%. Responden yang berpendidikan Jaya. Keberhasilan kegiatan tersebut sangat
rendah tersebut sebagian memiliki persepsi ditentukan oleh kemauan dan peranserta
yang rendah terhadap program agroforestry masyarakat sekitarnya. Terdapat beberapa
yang sedang dijalankan. Sebagian besar faktor yang memengaruhi kemauan
atau sebanyak 60% pendidikan responden masyarakat untuk terlibat dalam suatu
berada dalam kategori sedang, yaitu Sekolah kegiatan, salah satunya adalah faktor
Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Oleh karena persepsinya terhadap kegiatan tersebut.
itu anggota KTH di Kelurahan Minas Jaya Menurut Hudiyani, Purnaningsih, & Asngari
tersebut diperkirakan akan lebih mudah untuk (2017) persepsi merupakan sebagian
menerima konsep agroforestry yang dikaitkan landasan orang untuk bertindak. Oleh
dengan upaya rehabilitasi lahan kritis yang karena itu, persepsi dan perilaku masyarakat
disampaikan oleh pihak kelurahan maupun merupakan hal yang harus dipertimbangkan
dari pengelola Tahura SSH. dalam pengelolaan hutan yang melibatkan
Adapun pekerjaan utama dan penghasilan masyarakat (Irawan, Iwanuddin, Halawane &
dari anggota KTH yang menjadi responden Ekawati, 2017).
dalam penelitian ini menunjukkan adanya Persepsi masyarakat yang tergabung
saling keterkaitan.Penghasilan mereka dalam KTH di Kelurahan Minas Jaya
berkisar antara Rp0,00 sampai dengan terhadap program agroforestry dalam rangka
Rp6.000.000,00. Responden yang tidak rehabilitasi lahan diukur melalui delapanbutir
mempunyai penghasilan sendiri adalah pertanyaan yang disusun dalam bentuk
ibu rumah tangga yang menggantungkan kuisioner tipe tertutup untuk mengetahui
penghidupannya pada penghasilan kepala pengetahuan dan persepsi responden tentang
keluarganya. Sebagian besar responden konsep program agroforestry, manfaatnya
memiliki pekerjaan sebagai buruh atau dalam konservasi tanah dan air, serta
karyawan swasta di beberapa perusahaan peningkatan pendapatan bagi masyarakat.
swasta yang terdapat di sekitar Kelurahan Hasil pengujian keterandalan kuisioner
Minas Jaya, yaitu sebanyak 52%. Penghasilan sebelum digunakan untuk pengukuran
mereka tergolong rendah, yaitu berkisar persepsi responden terhadap 30 orang sampel
antara Rp1.000.000,00–Rp2.500.00,00. menunjukkan bahwa semua butir pertanyaan
Sedangkan responden yang bekerja sebagai valid dan reliabel. Hal tersebut dibuktikan
petani dan wiraswasta ada yang memiliki dengan nilai r dari setiap butir yang lebih
penghasilan relatif lebih banyak. Oleh karena besar daripada r tabel, dan nilai “Cronbach
17
Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 16 No.1, 2019: 13-23
Alpha” juga lebih besar daripada r tabel, yaitu yang bertujuan untuk rehabilitasi lahan kritis
sebesar 0,926 sedangkan r tabel 0,707. tersebut diduga terkait dengan latar belakang
Nilai persepsi respondenterhadap program responden yang sebagian besar memiliki
agroforestry yang tertinggi berjumlah 40 pendidikan cukup baik, yaitu setingkat SLTA
dan yang terendah 24. Dari kisaran nilai dan ada yang sarjana. Tingkat pendidikan
persepsi tersebut diklasifikasi ke dalam yang cukup tinggi atau lamanya seseorang
tigakategori mengacu kepada yang dilakukan menempuh pendidikan formal akan membantu
olehMamuko, Walangitan & Tilaar (2016) terbentuknya pola pikir untuk menerima hal-
yang dimodifikasi. Kategori tingkat persepsi hal yang logis dan positif dari lingkungannya
beserta jumlah respondennya dicantumkan (Akudugu, Guo, & Dadzie, 2012). Beberapa
dalam Tabel 2. orang di antara respondenpernah mengikuti
Tabel 2. Jumlah responden berdasarkan kategori tingkat persepsi tentang program agroforestry di
kawasan penyangga Tahura SSH
Table 2. Number of respondents based on the level of perception on agroforestry programs in the buffer
zone of Tahura SSH
Dari Tabel 2 di atas terlihat bahwa hanya kelompok pencinta alam dan sudah pernah
14,29% responden memiliki persepsi buruk mengikuti sosialisasi dan pelatihan yang
terhadap program agroforestry dalam rangka diadakan oleh pengelola Tahura SSH.
rehabilitasi lahan kritis di kawasan penyangga Selain itu, sebelum terbentuknya KTH,
Tahura SSH, dan sebanyak 77,78% memiliki semua anggota mendapatkan penjelasan
persepsi baik. Persepsi masyarakat sangat dari pihak Kelurahan Minas Jaya dan
dipengaruhi oleh karakteristik sosial membuat perjanjian untuk mengelola lahan
ekonominya (Islam et al., 2015) termasuk di kritis untuk tujuan konservasi tanah dan air.
antaranya adalah tingkat pendidikan. Beberapa Responden yang memiliki persepsi rendah
hasil penelitian menemukan bahwa terdapat dalam penelitian ini berpendidikan antara
hubungan positif antara tingkat pendidikan SD sampai SLTP. Responden yang memiliki
masyarakat dengan persepsi dan penerimaan persepsi yang termasuk ke dalam kategori
mereka terhadap program agroforestry. tinggi berarti telah memahami arti dan
Hasil penelitianSaha, Sharmin, Biswas konsep agroforestry, memahami manfaat
& Ashaduzzaman (2018) di Bangladesh kegiatan agroforestryuntuk rehabilitasi lahan
menunjukkan hal tersebut.Hal yang sama kritis, konservasi tanah dan air serta untuk
juga ditemukan oleh Hehanussa (2013) yang peningkatan pendapatan masyarakat. Persepsi
menyatakan bahwa tingkat pendidikan turut anggota KTH yang cukup baik terhadap
memengaruhi persepsi responden. Banyaknya program agroforestry merupakan suatu modal
jumlah responden yang memiliki persepsi dalam pengelolaan hutan.
yang baik terhadap program agroforestry
Persepsi dan Partisipasi Kelompok Tani Hutanterhadap Agroforestry di Kawasan Penyangga Tahura ...........(Eni Suhesti dan Hadinoto)
C. Partisipasi Responden dalam Program bahwa semua pertanyaan valid dan layak
Agroforestry dalam Rangka Rehabilitasi dengan nilai cronbarch’s alpha sebesar 0,82.
Lahan Kritis di Kawasan Penyangga Hasil rekapitulasi jawaban responden
Tahura SSH atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuisioner
Partisipasi masyarakat merupakan menunjukkan nilai total berkisar antara
keikutsertaan mereka dalam suatu kegiatan. 17 sampai dengan 36. Dari rentang nilai
Kegiatan agroforestry dalam rangka tersebut dibagi ke dalam tigakategori tingkat
rehabilitasi lahan kritis di kawasan penyangga partisipasi. Nilai 17-23 termasuk kategori
Tahura SSH di wilayah Kelurahan Minas rendah, nilai 24–30 tergolong kategori
Jaya merupakan kegiatan yang berbasis sedang dan nilai 31–37 tergolong kategori
masyarakat. Oleh karena itu partisipasi tinggi. Jumlah responden yang berpartisipasi
masyarakat merupakan hal yang sangat tergolong tinggi berjumlah 26 0rang, yang
penting. Hal tersebut sejalan dengan tergolong sedang 25 orang dan yang tergolong
penyataanTanjung dan Sadono (2017)yang dalam partisipasi rendah sebanyak 12 orang.
menyampaikan bahwa esensi dari kegiatan Bila dipersentasekan maka jumlah responden
pengelolaan hutan bersama masyarakat adalah dan kategori tingkat partisipasinya dapat
partisipasi dan keikutsertaan masyarakat itu dilihat pada Gambar 1.
sendiri. Jumlah responden pada tingkat partisipasi
Tingkat partisispasi masyarakat dalam dengan kategori tinggi hampir sama dengan
penelitian ini diukur melalui kuisioner yang responden pada kategori sedang. Bila
berisi sembilan pertanyaan kepada responden dibandingkan dengan tingkat persepsi, maka
yang terdiri dari partisipasi dalam rapat-rapat tingkat partisipasi yang tinggi tidak sebanyak
perencanaan, kerjasama atau gotong royong responden yang tingkat persepsinya tinggi.
dalam penyiapan lahan, pemberian gagasan, Berdasarkan hasil wawancara dan observasi,
tenaga dan materi, kegiatan penanaman dan diperoleh informasi bahwa sebagian besar
pemeliharaan tanaman, dan keikutsertaan responden mempunyai pandangan bahwa
dalam pelatihan-pelatihan yang diadakan kegiatan untuk merehabilitasi lahan kritis
oleh pihak Tahura SSH. Hasil pengujian itu penting, akan tetapi mereka memiliki
keterandalan kuisioner selum digunakan keterbatasan waktu untuk berpartisipasi pada
untuk pengukuran persepsi responden dengan keseluruhan kegiatan tersebut karena alasan
menggunakan SPSS 17.0 menunjukkan bahwa mereka memiliki pekerjaan lain,
Gambar 1.Tingkat partisipsi responden dalam kegiatan agroforestry untuk rehabilitasi lahan kritis di kawasan
penyangga Tahura SSH.
Figure 1. Participation rate of respondents in agroforestry activities for rehabilitation of critical land in the buffer
zone of the Tahura SSH
19
Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 16 No.1, 2019: 13-23
20
Persepsi dan Partisipasi Kelompok Tani Hutanterhadap Agroforestry di Kawasan Penyangga Tahura ...........(Eni Suhesti dan Hadinoto)
wawancara, beberapa responden menyatakan bantuan dari pihak terkait dapat berupa ilmu
bahwa apabila tanaman yang ditanam di pengetahuan budidaya tanaman, penyediaan
lahan kritis tersebut sudah menghasilkan bibit unggul dan bernilai ekonomis tinggi,
pendapatan yang mencukupi kebutuhan pembukaan jaringan pemasaran dan lain
keluarga, maka mereka bersedia untuk lebih sebagainya. Dengan adanya bantuan dari
fokus mencurahkan waktunya pada kegiatan pihak-pihak terkait maka diharapkan
tersebut. Pendapatan merupakan salah satu pendapatan anggota KTH dapat meningkat,
faktor yang sangat memengaruhi partisipasi sehingga akan meningkatkan juga tingkat
petani dalam kegiatan pengelolaan hutan, hal partisipasi mereka dalam pengelolaan lahan
tersebut sejalan dengan hasil penelitianLianiet kritis.Namun, dengan banyaknya responden
al.(2015). Oleh karena itu, untuk yang memiliki persepsi yang baik tentang
meningkatkan pendapatan anggota KTH agar peran agroforestry terhadap upaya rehabilitasi
partisipasi mereka meningkat dalam kegiatan lahan kritis di daerah mereka, maka harapan
agroforestry untuk merehabilitasi lahan kritis, untuk keberhasilan program ini cukup besar,
maka diperlukan bantuan dari berbagai pihak Dalam suatu kegiatan diperlukan persepsi
yang terkait, misalnya dari pihak pemerintah yang baik dari masyarakat yang terlibat,
dapat menyediakan penyuluh yang selama karena merupakan dasar pembentukan sikap
ini belum ada sehingga dapat memberikan dan perilaku (Irawan et al., 2017).
informasi tentang teknik silvikultur yang
benar. Menurut Obiri, Agyeman, Kyereh, IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Nutakor, Obeng & Britwum (2011) kehadiran A. Kesimpulan
penyuluh yang baik dapat meningkatkan
partisispasi masyarakat dalam pengelolaan Anggota KTH di Kelurahan Minas Jaya
hutan.Saat ini hampir semua responden dapat dikatakan memiliki persepsi yang
mengharapkan bantuan dari pemerintah baik terhadap kegiatan agroforestry untuk
maupun dari pihak lain dalam hal pengadaan rehabilitasi lahan kritis di kawasan penyangga
bibit tanaman dan pelatihan-pelatihan untuk Tahura Sultan Syarif Hasyim Provinsi Riau.
pengelolaan hutan. Pihak Kelurahan Minas Sedangkan persepsinya berkisar antara
Jaya sebagai penanggungjawab dari kawasan sedang sampai tinggi. Persespsi anggota
penyangga Tahura SSH yang berada pada KTH tersebut berpengaruh nyata terhadap
wilayah kelurahan tersebut diharapkan partisipasi mereka, walaupun terdapat faktor
perannya untuk menggalang kerjasama lain yang memengaruhi tingkat partisipasi.
dengan pihak-pihak lain misalnya perguruan B. Saran
tinggi atau Lembaga Swadaya Masyarakat Partisipasi anggota KTH dalam kegiatan
dan perusahaan swasta untuk membantu agroforestry dalam rangka rehabilitasi lahan
dalam pengelolaan kawasan. Bantuan- kritis di kawasan penyangga Tahura Sultan
Tabel 3. Nilai koefisien korelasi dan tingkat keeratan hubungan antar variable
Table 3. Correlation coefficient values and the degree of closeness of the relationships among variables
21
Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 16 No.1, 2019: 13-23
Syarif Hasyim masih perlu ditingkatkan. di Kota Sorong Provinsi Papua Barat. Tesis
Untuk itu disarankan pada pihak-pihak Program Pascasarjana,Universitas Terbuka
Jakarta.
yang terkait, yaitu pemerintah daerah yang Hidayah, A. N. (2011). Metode Theil pada analisis
bertanggungjawab terhadap pengelolaan regresi linier sederhana nonparametrik. Skripsi
hutan agar menugaskan penyuluh untuk Jurusan Matematika,Fakultas Matematika dan
membimbing mereka. Sedangkan pihak Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Kelurahan Minas Jaya dapat menjalin Semarang.
Hudiyani I., Purnaningsih, N. & Asngari, P. S. (2017).
kerja sama dengan perguruan tinggi, LSM Persepsi Petani terhadap Hutan Rakyat Pola
dan perusahaan swasta untuk melakukan Agroforestri di Kabupaten Wonogiri, Provinsi
upaya-upaya pengelolaan yang optimal Jawa Tengah. Jurnal Penyuluhan, 13(1), 64–78.
pada kawasan penyangga tersebut sehingga Indrihastuti, D. (2016). Analisis lahan kritis dan arahan
dapat meningkatkan pendapatan petani rehabilitasi lahan dalam pengembangan
wilayah Kabupaten Kendal Jawa Tengah. Tesis
yang diharapkan akan dapat meningkatkan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
partisipasi mereka dalam pengelolaan lahan. Irawan, A., Iwanuddin, Halawane, J.E. & Ekawati,
S. (2017). Analisis persepsi dan perilaku
UCAPAN TERIMA KASIH masyarakat terhadap keberadaan kawasan
(ACKNOWLEDGEMENT) KPHP Model Poigar. Jurnal Penelitian Sosial
dan Ekonomi Kehutanan, 14(1), 71–82.
Kami mengucapkan terima kasih Islam, M.A., Masoodi, T.H., Gangoo, S.A., Sofi,
kepada Direktorat Riset dan Pengabdian P.A., Bhat, G.M., Wani, A.A., Gatoo, A.A.,
Masyarakat, Kementerian Riset, Teknologi Singh, A.,& Malik, A. R. (2015). Perceptions ,
dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia attitudes and preferences in agroforestry among
rural societies of Kashmir, India. Journal of
yang telah membiayai penelitian ini dalam Applied and Natural Science ,7(2) : 976 - 983.
Skim Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Liani, M.F., Roslinda,E. & Muin, S. (2015). Partisipasi
Tinggi tahun 2018. masyarakat dalam pengelolaan hutan adat
di Dusun Sungai Utik Desa Batu Lintang
Kecamatan Embaloh Hulu Kabupaten Kapuas
DAFTAR PUSTAKA Hulu. Jurnal Hutan Lestari,4(3), 273 - 281.
Listyarini, Sari, N., & Sutikno, F. R. (2011).
Akudugu, M.A., Guo, E., & Dadzie, S. K. (2012). Optimalisasi fungsi daerah penyangga kawasan
Adoption of Modern Agricultural Production Taman Hutan Raya Raden Soerjo ( Studi Kasus :
Technologies by Farm Households in Ghana : Desa Sumber Brantas Kota Batu ). Jurnal Tata
What Factors Influence their Decisions ? Kota dan Daerah, 3(1), 47–54.
Journal of Biology, Agriculture Healthcare,2(3), Mamuko F, Walangitan H, & Tilaar, W. (2016).
1-14. Persepsi dan partisipasi masyarakat dalam
Ayunita, D. & Hapsari, T. D. (2012). Analisis persepsi upaya rehabilitasi hutan dan lahan di Kabupaten
dan partisipasi masyarakat pesisir pada Bolaang Mangondow Timur. Eugenia, 22(2),
pengelolaan KKLD Ujungnegoro Kabupaten 80–92.
Batang. SEPA, 9(1), 117–124. Obiri, B. D., Agyeman, V. K., & Kyereh, B, Nutakor, E.,
Chartrand, T. L. dan, & Bargh, J. A. (1999). The Obeng, E.A, ....., Britwum, S. (2011). Perception
Chameleon Effect : The Perception-Behavior and participation of local communities in tree
Link and Social Interaction. Journal of planting initiatives. Ghana J. Forestry, 27(3),
Personality and Social Psychology, 76(6),893- 2011, 80-93.
910, 76(6), 893–910. Purnomo, B., Anggoro, S. & Izzati, M. (2017). Analysis
Garjita I.P., Susilowati, I & Soeprobowati, T. R. (2014). of perception and community participation in
Strategi pemberdayaan masyarakat Kelompok forest management at KPHP model unit VII-
Tani Hutan Ngudi Makmur di sekitar Kawasan Hulu Sarolangun, Jambi Province. Makalah
Taman Nasional Gunung Merapi. Ekosains, disajikan dalam 3rd International Conference
VI(1), 47–61. of Planning in the Era of Uncertainty. Malang:
Hehanussa GM. (2013). Kajian persepsi dan partisipasi Universitas Brawijaya.
masyarakat lokal terhadap penetapan kawasan Putra, R., Suprayogi, A. &, & Kahar, S. (2013).
konservasi perairan dan strategi perwujudan Aplikasi SIG untuk penentuan daerah quick
22
Persepsi dan Partisipasi Kelompok Tani Hutanterhadap Agroforestry di Kawasan Penyangga Tahura ...........(Eni Suhesti dan Hadinoto)
qount pemilihan kepala daerah (Studi Kasus : Tanjung N.S., Sadono, D. & Wibowo, C. T. (2017).
Pemilihan Walikota Cirebon 2013, Jawa Barat). Tingkat partisipasi masyarakat dalam
Jurnal Geodesi Undip, 2(4), 1–12. pengelolaan Hutan Nagari di Sumatera Barat.
Saha, S., & Sharmin, A., Biswas, R. & Ashaduzzaman, Jurnal Penyuluhan, 13(1), 14–30.
M. (2018). Farmers ’ Perception and Wulandari, C. (2010). Studi persepsi masyarakat
Adoption of Agroforestry Practices in tentang pengelolaan lanskap agroforetri di
Faridpur District of Bangladesh. International sekitar Sub DAS Way Besai, Provinsi Lampung.
Journal of Environment, Agriculture and Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia,15(3), 137 -
Biotechnology,3(6),1987-1994, (November). 140.
doi:10.22161/ijeab/3.6.5.
Salampessy, M.L., Nugroho, B. & Purnomo, H.
(2010). Partisipasi kelompok masyarakat dalam
pengelolaan kawasan hutan lindung, kasus di
Hutan Lindung Gunung Nona Kota Ambon
Provinsi Maluku. Jurnal Perennial, 6(2), 99–
107.
23