You are on page 1of 11

Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 16 No.

1, 2019: 13-23
p-ISSN 1979-6013
e-ISSN 2502-4221
Terakreditasi Nomor 21/E/KPT/2018

PERSEPSI DAN PARTISIPASI KELOMPOK TANI HUTAN


TERHADAP AGROFORESTRY DI KAWASAN PENYANGGA TAHURA
SUTAN SYARIF HASYIM RIAU
(Perception and Parcipation of Forest Farmers’ Group on Agroforestry in TAHURA
Sutan Syarif Hasyim Buffer Zone)

Eni Suhesti & Hadinoto


Fakultas Kehutanan Universitas Lancang Kuning
Jln. Yos Sudarso Km. 8 Rumbai Pekanbaru, Riau, Indonesia
E-mail:suhestieni@unilak.ac.id; hadinoto@unilak.ac.id

Diterima 25 Februari 2018, direvisi 28 Februari 2019, disetujui 11 Maret 2019.

ABSTRACT

This study aims to measure perceptions and participation of forest farmer group/Kelompok Tani Hutan (KTH)
and analyze the influence of their perceptions and participation in agroforestry activities so as to rehabilitate
critical land in the buffer zone of Sultan Syarif Hasyim Forest Park (Tahura SSH) Riau Province. Measurement of
perceptions and participation of respondents is carried out by using an instrument in the form of a questionnaire
that refers to Likert scale. The research instrument is tested for its validity and reliability. Data analysis is
carried out descriptively to describe the level of perception and participation, while simple non parametric linear
regression analysis is applied to determine the effect of the perceptions on participation. Results of the study reveal
that KTH members involved in agroforestry activities for critical land rehabilitation in Sultan Syarif Hasyim
Tahura buffer zone have a perception in the category of good 77.78%, moderate as much as 7.49% and bad as
much as 14.29% for these activities. While the level of participation in the category of high is 41.27%, moderate
category is 39.68%, and low is 19.05%. Their perceptions effect significantly to the participation of KTH members
in agroforestry.

Keywords: Agroforestry; Buffer zone; Participation; Perception; Tahura SSH.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur persepsi dan partisipasi Kelompok Tani Hutan (KTH) serta
menganalisis pengaruh persepsi dan partisipasi mereka dalam kegiatan agroforestry dalam rangka rehabilitasi lahan
kritis di kawasan penyangga Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim (Tahura SSH) Provinsi Riau. Pengukuran
persepsi dan partisipasi responden dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa kuisioner yang mengacu
pada skala Likert. Instrument penelitian diuji validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan rumus” korelasi
product moment”, sedangkan uji reliabilitas dilakukan dengan analisis “Cronbach Alpha”. Analisis data dilakukan
secara deskriptif untuk menggambarkan tingkat persepsi dan partisipasi, dan analisis regresi linier sederhana non
parametrik digunakan untuk mengetahui pengaruh persepsi terhadap partisipasi. Hasil penelitian adalah bahwa
anggota KTH yang terlibat dalam kegiatan agroforestry untuk rehabilitasi lahan kritis di kawasan penyangga
Tahura SSH memiliki persepsi dalam kategori baik sebanyak 77,78%, sedang sebanyak 7,49% dan buruk sebanyak
14,29% terhadap kegiatan tersebut. Sedangkan Tingkat partisipasinya dalam kategori tinggi sebanyak 41,27%,
kategori sedang sebanyak 39,68%, dan kategori rendah sebanyak 19,05%. Persespsi berpengaruh nyata terhadap
partisipasi anggota KTH dalam kegiatan agroforestry dalam rangka rehabilitasi lahan kritis di Kawasan Penyangga
Tahura Sutan Syarif Hasyim.

Kata kunci: Agroforestri; Kawasan penyangga; Partisipasi; Persepsi; Tahura SSH.

©2019 JPSEK All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license. doi: http://dx.doi.org/10.20886/jpsek.2019.16.1.13-23 13
Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 16 No.1, 2019: 13-23

I. PENDAHULUAN tersebut dengan membentuk Kelompok Tani


Saat ini kerusakan dan degradasi hutan Hutan (KTH) untuk memulihkan kondisinya.
dan lahan telah menjadi isu yang tidak asing Bentuk kegiatan yang direncanakan berupa
lagi bagi masyarakat Indonesia. Degradasi program agroforestry. Karena program
hutan dan lahan terus berlangsung seiring tersebut melibatkan anggota KTH, maka
dengan meningkatnya jumlah penduduk keberhasilannya sangat dipengaruhi oleh
dan kebutuhannya. Degradasi hutan yang persepsi dan partisipasi mereka dalam
disebabkan oleh adanya perambahan lahan program yang bersangkutan. Persepsi
untuk berbagai keperluan maupun kegiatan merupakan cara pandang seseorang terhadap
illegal loggingmenyebabkan lahan menjadi suatu obyek atau menilai suatu peristiwa
kritis. Lahan yang sudah kritis tentu akan (Chartrand & Bargh, 1999). Dengan demikian,
mengurangi fungsi konservasi, produksi, persepsi akan memengaruhi sikap. Sedangkan
dan sosial ekonomi dari hutan (Indrihastuti, menurut Wulandari (2010) persepsi adalah
2016). Lahan yang kondisinya kritis terdapat proses kesadaran seseorang terhadap suatu
di berbagai fungsi kawasan, misalnya di objek yangdirangsang melalui panca indera.
Taman Hutan Raya Sutan Syarif Hasyim Persepsi seseorang terhadap suatu kegiatan
(Tahura SSH) Provinsi Riau, baik di dalam dapat memengaruhinya untuk terlibat dalam
hutan maupun di daerah penyangganya. kegiatan tersebut. Keterlibatan masyarakat
Salah satu daerah penyangga Tahura SSH dalam suatu kegiatan dapat disebut sebagai
adalah Kelurahan Minas Jaya. Keberadaan partisipasi.Partisipasi masyarakat dalam
daerah penyangga suatu kawasan konservasi kegiatan pengelolaan hutan dapat berupa
berperan penting terhadap kelestarian hutan keterlibatan dalam pembuatan perencanaan,
di kawasan tersebut. Menurut(Listyarini, pelaksanaan program, dan evaluasi kegiatan
Sari, & Sutikno, 2011)daerah penyangga (Liani, Rosalinda & Muin, 2015).Beberapa
dapat berfungsi untuk membatasi aktivitas hasil penelitian menunjukkan perbedaan
manusia ke dalam kawasan hutan, sehingga berkaitan dengan hubungan antara persepsi
tidak merusak ekosistem di dalamnya, karena dan partisipasi masyrakat dalam pengelolaan
daerah tersebut mengelilingi dan berbatasan hutan, misalnya (Hudiyani I., Purnaningsih, N.
langsung dengan kawasan hutan. & Asngari, 2017), Purnomo, Anggoro& Izzati,
Sebagian lahan di Kelurahan Minas Jaya (2017) menemukan tidak adanya hubungan
saat ini dalam kondisi kritis, yaitu pada antara pesepsi dan partisipasi masyarakat
kawasan yang tadinya berupa hutan yang dalam pengelolaan hutan di Kesatuan
ditumbuhi beragam jenis pohon. Namun Pengelolaan Hutan Produksi Model Unit
karena maraknya aktivitas penebangan VII-Hulu Sarolangun. Demikian juga hasil
pohon sehingga saat ini kawasan tersebut penelitian Tesfaye (2017) yang menunjukkan
sebagian besar dalam keadaan terbuka. bahwa persepsi yang baik dari masyarakat
Kawasan tersebut merupakan lahan milik lokal di Ethiopia terhadap pengelolaan
Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Siak hutan tidak diikuti dengan partisipasi yang
dan berfungsi sebagai catchment areauntuk baik juga. Akan tetapi, penelitian Ayunita
menjaga ketersediaan air di bendungan yang & Hapsari (2012) dan Hehanussa (2013)
dijadikan sebagai sumber air baku Perusahaan ditemukan bahwa terdapat hubungan antara
Daerah Air Minum (PDAM) Kelurahan Minas persepsi dan partisipasi masyrakat dalam
Jaya. Hal tersebut menimbulkan kekhwatiran pengelolaan kawasan konservasi. Pada
pihak Pemerintahan Kelurahan Minas penelitian-penelitian tersebut yang dianalisis
Jaya, sehingga berinisitif untuk melibatkan hanya hubungan antara persepsi dan
masyarakat dalam pengelolaan kawasan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
hutan dan belum menganalisis pengaruh

14
Persepsi dan Partisipasi Kelompok Tani Hutanterhadap Agroforestry di Kawasan Penyangga Tahura ...........(Eni Suhesti dan Hadinoto)

persepsi terhadap partisipasi masyarakat. setiap butir pertanyaan dalam kuisioner.


Pada kasus dan lokasi yang berbeda Apabila r hitung lebih besar daripada r
kemungkinan akan ditemui perbedaan tingkat tabel maka butir pertanyaan tersebut valid.
pesepsi dan partisipasi masyarakat dalam Sedangkan uji reliabilitas dilakukan dengan
pengelolan hutan. Dengan demikian, tujuan analisis “Cronbach Alpha”, yaitu dengan
dari penelitian ini adalah untuk mengukur membandingkan nilai r alpha terhadap r tabel.
persepsi dan partisipasi anggota KTH serta Apabila nilai r alpha lebih besar daripada
menganalisis pengaruh persepsi anggota KTH r tabel, maka butir-butir pertanyaan dalam
terhadap partisipasi mereka dalam kegiatan kuisioner tersebut reliabel.
agroforestry dalam rangka rehabilitasi lahan Populasi dalam penelitian ini adalah
kritis di kawasan penyangga Tahura SSH. masyarakat yang diizinkan menggarap lahan
kritis di sekitar bendungan PDAM yang
II. METODE PENELITIAN merupakan bagian dari kawasan penyangga
A. Waktu dan Tempat Penelitian Tahura SSH yang tergabung dalam tiga
kelompok tani hutan dan berjumlah 75 orang.
Penelitian ini dilakukan pada bulan
Adapun teknik sampling yang digunakan
Februari sampai dengan September 2018 di
untuk pengambilan sampelresponden dalam
Kelurahan Minas Jaya, Kecamatan Minas,
penelitian ini ada simple random sampling,
Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Kelurahan
karena posisi mereka sebagai penggarap
tersebut berbatasan langsung dengan Kota
lahan relatif homogen. Cara penentuan
Pekanbaru yang merupakan ibu kota Provinsi
jumlah responden dengan menggunakan
Riau dan juga berbatasan langsung dengan
rumus Slovin (Putra, Suprayogi & Kahar,
Tahura Sutan Syarif Hasyim Riau.
2013)sebagai berikut :
B. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan N=
dengan observasi dan wawancara. Data yang
dikumpulkan berupa data primer dan data Keterangan: n= Jumlah sampel; N= Jumlah Populasi; α
= Taraf nyata (0,05)
sekunder. Data primer meliputi karakteristik
responden, kondisi sosil ekonomi, persepsi C. Analisis Data
dan partisipasi responden dalam kegiatan Analisis data dilakukan secara deskriptif
agroforestry di kawasan penyangga Tahura untuk menggambarkan data yang diperoleh
SSH. Sedangkan data sekunder meliputi dengan menggunakan tabel dan grafik,
kondisi biofisik Kelurahan Minas Jaya dan sedangkan untuk menganalisis pengaruh
kondisi sosial ekonomi masyarakat yang persepsi terhadap partsipasi anggota KTH
diambil dari berbagai sumber. Pengukuran dalam program agroforestrydalam rangka
persepsi dan partisipasi responden dilakukan rehabilitasi lahan kritis di kawasan penyangga
dengan menggunakan instrumen berupa Tahura SSH dilakukan dengan analisisregresi
kuisioner yang mengacu pada skala Likert. linier sederhana non-parametrik, di mana
Sebelum digunakan untuk pengambilan variabel bebasnya adalah persepsi dan
data,kuisioner diuji keterandalannya melalui variabel terikatnya adalah partisipasi.
uji validitas dan reliabilitas. Dalam penelitian Sedangkan pengujian koefisien regresi
ini, pengujian dilakukan dengan metode dilakukan dengan menggunakan rumus
sekali ukur (one shot method) terhadap sebagai berikut(Hidayah, 2011).
sampel responden. Pengujian validitas
dilakukan dengan membandingkan nilai
korelasi (r) hitung terhadap r tabel pada

15
Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 16 No.1, 2019: 13-23

Keterangan: = koefisien korelasi; τ = kendall; N = berjumlah 75 orang dan yang dijadikan


jumlah sampel sebagai sampel/responden berjumlah 63
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian orang anggota KTH. Kondisi sosial ekonomi
ini adalah sebagai berikut: yang disurvei dari responden terdiri dari
Ho: Tidak terdapat pengaruh umur, pendidikan, pendapatan per bulan
persepsiterhadap partisipasi anggota KTH dan pekerjaan utama. Data statistik kondisi
dalam program agroforestry; H1: Terdapat sosial ekonomi anggota KTH yang menjadi
pengaruh persepsi terhadap partisipasi responden dalam penelitian ini secara ringkas
anggota KTH dalam program agroforestry. dicantumkan pada Tabel 1.
Analisis data yang diperoleh dilakukan Dari Tabel 1 di atas diketahui
dengan menggunakan alat bantu soft ware bahwaresponden anggota KTHdidominasi
SPSS versi 17. umur kategori sedang, yaitu berumur antara
30-49 tahun dengan persentase mencapai
58%.Kemudian diikuti oleh kelompok di
III. HASILDAN PEMBAHASAN atas 50 tahun sebanyak 37%. Usia demikian
termasuk usia kepala keluarga yang cukup
A. Kondisi Sosial Ekonomi Responden matang dan biasanya telah memiliki anak-
Responden dalam penelitian ini merupakan anak yang sedang sekolah dan bahkan sudah
masyarakat Kelurahan Minas Jaya yang kuliah. Kemungkinan oleh karena itu mereka
bergabung dalam tigaKelompok Tani Hutan berkeinginan untuk menambah penghasilan
(KTH), yaitu KTH Cemara, KTH Jaya dengan keterlibatan mereka di dalam kegiatan
Lestari, dan KTH Buana Lestari Asri. Ketiga agroforestry. MenurutTanjung , Sadono &
KTH tersebut ditetapkan oleh Lurah Minas Wibowo (2017) usia 30–49 tahun tergolong
Jaya pada Bulan April 2018. Masing-masing ke dalam usia produktif, dengan demikian
KTH beranggotakan 25 orang, sehingga keinginan dan semangat mereka cenderung
Tabel 1. Data statistik kondisi sosial ekonomi anggota KTH di Kawasan penyangga Tahura SSH
Table 2. Statistical data on the socio-economic conditions of members of KTH in the buffer zone of the
Tahura SSH

Karakteristik Kondisi Sosial Ekonomi Jumlah Responden (Orang) Persentase (%)


(Characteristics of Socio-Economic Conditions) (Number of Respondents (People)) (Percentage)
Umur (Tahun):(Age (year))
Muda(Young ) (17-29) 3 5
Sedang (Medium)(30-49) 37 58
Tua(Old)(≥ 50) 23 37
Pendidikan :(Education)
Rendah(Low)(SD-SLTP) 23 37
Sedang (Medium)(SLTA)(high school))
38 60
Tinggi (High)(PT)(University)
Pekerjaan:(Job) 2 3
Petani(Farmer)
Buruh/karyawan(Workers / employees) 16 25
Wiraswasta(entrepreneur) 33 52
Lainnya(Others) 7 11
Penghasilan/bulan :(Income / month) 7 11
< Rp.1 juta(<IDR.1 million)
Rp.1juta – 2,5 juta(IDR 1 million - 2.5 million) 2 3
>RP.2.5 juta(IDR >2,5 million) 33 52
28 44
Sumber(Source): Data Primer, 2018(Primary data, 2018)

16
Persepsi dan Partisipasi Kelompok Tani Hutanterhadap Agroforestry di Kawasan Penyangga Tahura ...........(Eni Suhesti dan Hadinoto)

lebih tinggi di dalam bekerja, termasuk dalam itu mereka bersemangat untuk bergabung ke
melakukan kegiatan pengolahan lahan dengan dalam KTH untuk menggarap lahan kritis
pola agroforestry. yang dipinjamkan oleh Kelurahan Minas Jaya
Pendidikan berkaitan dengan cara berpikir sehingga ada harapan untuk meningkatkan
seseorang. Pada umumnya semakin tinggi penghasilan. Pekerjaan lain yang dimiliki
pendidikan seseorang, maka cakrawala oleh responden adalah sopir, Pegawai Negeri
berpikirnya juga semakin luas dan Sipil, tukang bangunan dan ibu rumah tangga.
memengaruhi cara pandang atau persepsinya
B. Persepsi Responden terhadap Program
tentang sesuatu hal, termasuk terhadap
Agroforestry dalam Rangka Rehabilitasi
program agroforestry. Tingkat pendidikan
Lahan di Kawasan Penyangga Tahura
responden dalam penelitian ini mulai
SSH
Sekolah Dasar (SD) sampai dengan sarjana.
Respondenyang berpendidikan rendah, yaitu Masyarakat merupakan pemeran utama
SD dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dalam kegiatan agroforestry pada kawasan
(SLTP)berjumlah 23 orang atau sebanyak penyangga Tahura SHH di Kelurahan Minas
37%. Responden yang berpendidikan Jaya. Keberhasilan kegiatan tersebut sangat
rendah tersebut sebagian memiliki persepsi ditentukan oleh kemauan dan peranserta
yang rendah terhadap program agroforestry masyarakat sekitarnya. Terdapat beberapa
yang sedang dijalankan. Sebagian besar faktor yang memengaruhi kemauan
atau sebanyak 60% pendidikan responden masyarakat untuk terlibat dalam suatu
berada dalam kategori sedang, yaitu Sekolah kegiatan, salah satunya adalah faktor
Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Oleh karena persepsinya terhadap kegiatan tersebut.
itu anggota KTH di Kelurahan Minas Jaya Menurut Hudiyani, Purnaningsih, & Asngari
tersebut diperkirakan akan lebih mudah untuk (2017) persepsi merupakan sebagian
menerima konsep agroforestry yang dikaitkan landasan orang untuk bertindak. Oleh
dengan upaya rehabilitasi lahan kritis yang karena itu, persepsi dan perilaku masyarakat
disampaikan oleh pihak kelurahan maupun merupakan hal yang harus dipertimbangkan
dari pengelola Tahura SSH. dalam pengelolaan hutan yang melibatkan
Adapun pekerjaan utama dan penghasilan masyarakat (Irawan, Iwanuddin, Halawane &
dari anggota KTH yang menjadi responden Ekawati, 2017).
dalam penelitian ini menunjukkan adanya Persepsi masyarakat yang tergabung
saling keterkaitan.Penghasilan mereka dalam KTH di Kelurahan Minas Jaya
berkisar antara Rp0,00 sampai dengan terhadap program agroforestry dalam rangka
Rp6.000.000,00. Responden yang tidak rehabilitasi lahan diukur melalui delapanbutir
mempunyai penghasilan sendiri adalah pertanyaan yang disusun dalam bentuk
ibu rumah tangga yang menggantungkan kuisioner tipe tertutup untuk mengetahui
penghidupannya pada penghasilan kepala pengetahuan dan persepsi responden tentang
keluarganya. Sebagian besar responden konsep program agroforestry, manfaatnya
memiliki pekerjaan sebagai buruh atau dalam konservasi tanah dan air, serta
karyawan swasta di beberapa perusahaan peningkatan pendapatan bagi masyarakat.
swasta yang terdapat di sekitar Kelurahan Hasil pengujian keterandalan kuisioner
Minas Jaya, yaitu sebanyak 52%. Penghasilan sebelum digunakan untuk pengukuran
mereka tergolong rendah, yaitu berkisar persepsi responden terhadap 30 orang sampel
antara Rp1.000.000,00–Rp2.500.00,00. menunjukkan bahwa semua butir pertanyaan
Sedangkan responden yang bekerja sebagai valid dan reliabel. Hal tersebut dibuktikan
petani dan wiraswasta ada yang memiliki dengan nilai r dari setiap butir yang lebih
penghasilan relatif lebih banyak. Oleh karena besar daripada r tabel, dan nilai “Cronbach

17
Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 16 No.1, 2019: 13-23

Alpha” juga lebih besar daripada r tabel, yaitu yang bertujuan untuk rehabilitasi lahan kritis
sebesar 0,926 sedangkan r tabel 0,707. tersebut diduga terkait dengan latar belakang
Nilai persepsi respondenterhadap program responden yang sebagian besar memiliki
agroforestry yang tertinggi berjumlah 40 pendidikan cukup baik, yaitu setingkat SLTA
dan yang terendah 24. Dari kisaran nilai dan ada yang sarjana. Tingkat pendidikan
persepsi tersebut diklasifikasi ke dalam yang cukup tinggi atau lamanya seseorang
tigakategori mengacu kepada yang dilakukan menempuh pendidikan formal akan membantu
olehMamuko, Walangitan & Tilaar (2016) terbentuknya pola pikir untuk menerima hal-
yang dimodifikasi. Kategori tingkat persepsi hal yang logis dan positif dari lingkungannya
beserta jumlah respondennya dicantumkan (Akudugu, Guo, & Dadzie, 2012). Beberapa
dalam Tabel 2. orang di antara respondenpernah mengikuti

Tabel 2. Jumlah responden berdasarkan kategori tingkat persepsi tentang program agroforestry di
kawasan penyangga Tahura SSH
Table 2. Number of respondents based on the level of perception on agroforestry programs in the buffer
zone of Tahura SSH

Jumlah Responden (orang)


Nilai Persepsi Kategori Tingkat Persepsi Persentase (%)
(Number of Respondents
(Perception Value) (Perception Level Category) (Percetage)
(people))
24 – 29 Buruk 9 14,29
30 – 35 Sedang 5 7,94
36 – 41 Baik 49 77,78
Sumber(Source): Hasil survey,2018(Survey results, 2018)

Dari Tabel 2 di atas terlihat bahwa hanya kelompok pencinta alam dan sudah pernah
14,29% responden memiliki persepsi buruk mengikuti sosialisasi dan pelatihan yang
terhadap program agroforestry dalam rangka diadakan oleh pengelola Tahura SSH.
rehabilitasi lahan kritis di kawasan penyangga Selain itu, sebelum terbentuknya KTH,
Tahura SSH, dan sebanyak 77,78% memiliki semua anggota mendapatkan penjelasan
persepsi baik. Persepsi masyarakat sangat dari pihak Kelurahan Minas Jaya dan
dipengaruhi oleh karakteristik sosial membuat perjanjian untuk mengelola lahan
ekonominya (Islam et al., 2015) termasuk di kritis untuk tujuan konservasi tanah dan air.
antaranya adalah tingkat pendidikan. Beberapa Responden yang memiliki persepsi rendah
hasil penelitian menemukan bahwa terdapat dalam penelitian ini berpendidikan antara
hubungan positif antara tingkat pendidikan SD sampai SLTP. Responden yang memiliki
masyarakat dengan persepsi dan penerimaan persepsi yang termasuk ke dalam kategori
mereka terhadap program agroforestry. tinggi berarti telah memahami arti dan
Hasil penelitianSaha, Sharmin, Biswas konsep agroforestry, memahami manfaat
& Ashaduzzaman (2018) di Bangladesh kegiatan agroforestryuntuk rehabilitasi lahan
menunjukkan hal tersebut.Hal yang sama kritis, konservasi tanah dan air serta untuk
juga ditemukan oleh Hehanussa (2013) yang peningkatan pendapatan masyarakat. Persepsi
menyatakan bahwa tingkat pendidikan turut anggota KTH yang cukup baik terhadap
memengaruhi persepsi responden. Banyaknya program agroforestry merupakan suatu modal
jumlah responden yang memiliki persepsi dalam pengelolaan hutan.
yang baik terhadap program agroforestry
Persepsi dan Partisipasi Kelompok Tani Hutanterhadap Agroforestry di Kawasan Penyangga Tahura ...........(Eni Suhesti dan Hadinoto)

C. Partisipasi Responden dalam Program bahwa semua pertanyaan valid dan layak
Agroforestry dalam Rangka Rehabilitasi dengan nilai cronbarch’s alpha sebesar 0,82.
Lahan Kritis di Kawasan Penyangga Hasil rekapitulasi jawaban responden
Tahura SSH atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuisioner
Partisipasi masyarakat merupakan menunjukkan nilai total berkisar antara
keikutsertaan mereka dalam suatu kegiatan. 17 sampai dengan 36. Dari rentang nilai
Kegiatan agroforestry dalam rangka tersebut dibagi ke dalam tigakategori tingkat
rehabilitasi lahan kritis di kawasan penyangga partisipasi. Nilai 17-23 termasuk kategori
Tahura SSH di wilayah Kelurahan Minas rendah, nilai 24–30 tergolong kategori
Jaya merupakan kegiatan yang berbasis sedang dan nilai 31–37 tergolong kategori
masyarakat. Oleh karena itu partisipasi tinggi. Jumlah responden yang berpartisipasi
masyarakat merupakan hal yang sangat tergolong tinggi berjumlah 26 0rang, yang
penting. Hal tersebut sejalan dengan tergolong sedang 25 orang dan yang tergolong
penyataanTanjung dan Sadono (2017)yang dalam partisipasi rendah sebanyak 12 orang.
menyampaikan bahwa esensi dari kegiatan Bila dipersentasekan maka jumlah responden
pengelolaan hutan bersama masyarakat adalah dan kategori tingkat partisipasinya dapat
partisipasi dan keikutsertaan masyarakat itu dilihat pada Gambar 1.
sendiri. Jumlah responden pada tingkat partisipasi
Tingkat partisispasi masyarakat dalam dengan kategori tinggi hampir sama dengan
penelitian ini diukur melalui kuisioner yang responden pada kategori sedang. Bila
berisi sembilan pertanyaan kepada responden dibandingkan dengan tingkat persepsi, maka
yang terdiri dari partisipasi dalam rapat-rapat tingkat partisipasi yang tinggi tidak sebanyak
perencanaan, kerjasama atau gotong royong responden yang tingkat persepsinya tinggi.
dalam penyiapan lahan, pemberian gagasan, Berdasarkan hasil wawancara dan observasi,
tenaga dan materi, kegiatan penanaman dan diperoleh informasi bahwa sebagian besar
pemeliharaan tanaman, dan keikutsertaan responden mempunyai pandangan bahwa
dalam pelatihan-pelatihan yang diadakan kegiatan untuk merehabilitasi lahan kritis
oleh pihak Tahura SSH. Hasil pengujian itu penting, akan tetapi mereka memiliki
keterandalan kuisioner selum digunakan keterbatasan waktu untuk berpartisipasi pada
untuk pengukuran persepsi responden dengan keseluruhan kegiatan tersebut karena alasan
menggunakan SPSS 17.0 menunjukkan bahwa mereka memiliki pekerjaan lain,

Sumber(Source): Data Primer (2018)(Primary data, 2018)

Gambar 1.Tingkat partisipsi responden dalam kegiatan agroforestry untuk rehabilitasi lahan kritis di kawasan
penyangga Tahura SSH.
Figure 1. Participation rate of respondents in agroforestry activities for rehabilitation of critical land in the buffer
zone of the Tahura SSH

19
Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 16 No.1, 2019: 13-23

yaitu sebagai buruh/karyawan di perusahaan Pada umumnya dalam banyak kasus,


yang merupakan sumber penghasilan utama partisipasi berhubungan dengan persepsi.
keluarga. Akan tetapi, responden-responden Dalam penelitianAyunita & Hapsari (2012)
tersebut tetap meluangkan waktunya untuk danHehanussa (2013) ditemukan bahwa
terlibat dalam kegiatan penanaman dan terdapat hubungan antara persepsi dan
perawatan tanaman di lahan yang dipinjamkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
kepada mereka sebagai angoota KTH pada kawasan konservasi. Adanya hubungan
hari libur. Demikian juga apabila ada kegiatan antara partisipasi dan persepsi tersebut
gotong-royong kelompok untuk membangun disebabkan karena salah satu dasar orang
pondok kerja, pembersihan dan penataan bertindak adalah karena dilandasi persepsinya
lahan dan kegiatan-kegiatan lainnya, mereka (Hudiyani et al., 2017). Dalam penelitian ini,
meluangkan waktu untuk berpartisipasi. persepsi anggota KTH berpengaruh nyata
Kelompok responden yang memiliki terhadap partisipasi mereka dalam kegiatan
keterbatasan waktu untuk tidak terlibat pada agroforestry tetapi nilai keeratan hubungan/
semua kegiatan ini termasuk dalam tingkat korelasinya termasuk dalam kategori rendah,
partisipasi kategori sedang. Jumlah responden seperti tertera pada Tabel 3. Nilai koefisien
dalam kategori sedang dan tinggi cukup besar, korelasi yang rendah biasanya diikuti oleh
yaitu mencapai 80,95%. Saat ini hasil semua nilai koefisien determinasi yang rendah pula.
anggota KTH telah melakukan penanaman Dalam penelitian ini diperoleh nilai koefisien
lebih kurang 8.000 batang tanaman jenis- determinasi sebesar 7,7%, artinya persepsi
jenis tanaman penghasil kayu dan penghasil berkontribusi terhadap partisipasi sebesar
buah-buahan. Tanaman-tanaman tersebut nilai tersebut. Hal tersebut mengindikasikan
selain dapat merehabilitasi lahan kritis, juga bahwa faktor yang memengaruhipartisipasi
diharapkan dapat memberikan penghasilan masyarakat dalam suatu kegiatan bukan hanya
bagai anggota KTH. Di antara tanaman jenis persepsinya saja, tetapi juga faktor-faktor lain.
pohon, anggota KTH juga menanam tanaman Dalam penelitian Mandasari dan Maesaroh
jenis palawija yang bernilai ekonomi cukup (2016)) dihasilkan bahwa selain faktor
baik, seperti melon, cabai, timun, terong, persepsi, faktor motivasi juga berpengaruh
pare, dan lain sebagainya. terhadap partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan hutan bersama masyarakat di
D. Pengaruh Persepsi terhadap Partisipasi
Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH)
Anggota KTH dalam Kegiatan
Guwo.Sebagian besar responden dalam
Agroforestry di Kawasan Penyangga
penelitian ini (77,78%) memiliki persepsi
Tahura SSH
dalam kategori baik tetapi masih memiliki
Berdasarkan hasil pengolahan data untuk pekerjaan lain sebagai sumber pencarian
mengetahui pengaruh persepsi terdadap keluarga, sehingga belum memiliki waktu
partisipasi anggota KTH dalam kegiatan yang cukup untuk terlibat secara total dalam
agroforestry dengan bantuan soft wareSPSS kegiatan agroforestry, sehingga partisipasinya
17.0, diperoleh nilai nilai z sebesar 3,22 termasuk dalam kategori sedang. Kondisi
dengan nilai koefisien korelasi Kendall yang mirip juga ditemukan dalam penelitian
(τ) sebesar 0,278 dan nilai probabilitas Garjita, Susilowati, & Soeprobowati,
(signifikansi) sebesar 0,004. Dengan (2014) yang menemukan bahwa anggota
demikian, dapat dikatakan bahwa persepsi KTH Ngundi Makmur di sekitar Taman
berpengaruh nyata terhadap partisipasi Nasional Gunung Merapi (TNGM) memiliki
anggota KTH dalam program agroforestry, persepsi yang baik tetapi partisipasinya
karena nilai probabilitas lebih kecil daripada dalam kategori cukup (tidak tinggi) terhadap
taraf nyata sebesar 0,05. pengelolaan TNGM. Berdasarkan hasil

20
Persepsi dan Partisipasi Kelompok Tani Hutanterhadap Agroforestry di Kawasan Penyangga Tahura ...........(Eni Suhesti dan Hadinoto)

wawancara, beberapa responden menyatakan bantuan dari pihak terkait dapat berupa ilmu
bahwa apabila tanaman yang ditanam di pengetahuan budidaya tanaman, penyediaan
lahan kritis tersebut sudah menghasilkan bibit unggul dan bernilai ekonomis tinggi,
pendapatan yang mencukupi kebutuhan pembukaan jaringan pemasaran dan lain
keluarga, maka mereka bersedia untuk lebih sebagainya. Dengan adanya bantuan dari
fokus mencurahkan waktunya pada kegiatan pihak-pihak terkait maka diharapkan
tersebut. Pendapatan merupakan salah satu pendapatan anggota KTH dapat meningkat,
faktor yang sangat memengaruhi partisipasi sehingga akan meningkatkan juga tingkat
petani dalam kegiatan pengelolaan hutan, hal partisipasi mereka dalam pengelolaan lahan
tersebut sejalan dengan hasil penelitianLianiet kritis.Namun, dengan banyaknya responden
al.(2015). Oleh karena itu, untuk yang memiliki persepsi yang baik tentang
meningkatkan pendapatan anggota KTH agar peran agroforestry terhadap upaya rehabilitasi
partisipasi mereka meningkat dalam kegiatan lahan kritis di daerah mereka, maka harapan
agroforestry untuk merehabilitasi lahan kritis, untuk keberhasilan program ini cukup besar,
maka diperlukan bantuan dari berbagai pihak Dalam suatu kegiatan diperlukan persepsi
yang terkait, misalnya dari pihak pemerintah yang baik dari masyarakat yang terlibat,
dapat menyediakan penyuluh yang selama karena merupakan dasar pembentukan sikap
ini belum ada sehingga dapat memberikan dan perilaku (Irawan et al., 2017).
informasi tentang teknik silvikultur yang
benar. Menurut Obiri, Agyeman, Kyereh, IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Nutakor, Obeng & Britwum (2011) kehadiran A. Kesimpulan
penyuluh yang baik dapat meningkatkan
partisispasi masyarakat dalam pengelolaan Anggota KTH di Kelurahan Minas Jaya
hutan.Saat ini hampir semua responden dapat dikatakan memiliki persepsi yang
mengharapkan bantuan dari pemerintah baik terhadap kegiatan agroforestry untuk
maupun dari pihak lain dalam hal pengadaan rehabilitasi lahan kritis di kawasan penyangga
bibit tanaman dan pelatihan-pelatihan untuk Tahura Sultan Syarif Hasyim Provinsi Riau.
pengelolaan hutan. Pihak Kelurahan Minas Sedangkan persepsinya berkisar antara
Jaya sebagai penanggungjawab dari kawasan sedang sampai tinggi. Persespsi anggota
penyangga Tahura SSH yang berada pada KTH tersebut berpengaruh nyata terhadap
wilayah kelurahan tersebut diharapkan partisipasi mereka, walaupun terdapat faktor
perannya untuk menggalang kerjasama lain yang memengaruhi tingkat partisipasi.
dengan pihak-pihak lain misalnya perguruan B. Saran
tinggi atau Lembaga Swadaya Masyarakat Partisipasi anggota KTH dalam kegiatan
dan perusahaan swasta untuk membantu agroforestry dalam rangka rehabilitasi lahan
dalam pengelolaan kawasan. Bantuan- kritis di kawasan penyangga Tahura Sultan

Tabel 3. Nilai koefisien korelasi dan tingkat keeratan hubungan antar variable
Table 3. Correlation coefficient values and the degree of closeness of the relationships among variables

Rentang nilai koefisien Tingkat keeratan korelasi


(Range of coefficient values) (Closeness correlation levels)
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1 Sangat kuat
Sumber (Source) : Sugiono, 2007 dalam Salampessy, Nugroho & Purnomo, 2010.

21
Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 16 No.1, 2019: 13-23

Syarif Hasyim masih perlu ditingkatkan. di Kota Sorong Provinsi Papua Barat. Tesis
Untuk itu disarankan pada pihak-pihak Program Pascasarjana,Universitas Terbuka
Jakarta.
yang terkait, yaitu pemerintah daerah yang Hidayah, A. N. (2011). Metode Theil pada analisis
bertanggungjawab terhadap pengelolaan regresi linier sederhana nonparametrik. Skripsi
hutan agar menugaskan penyuluh untuk Jurusan Matematika,Fakultas Matematika dan
membimbing mereka. Sedangkan pihak Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Kelurahan Minas Jaya dapat menjalin Semarang.
Hudiyani I., Purnaningsih, N. & Asngari, P. S. (2017).
kerja sama dengan perguruan tinggi, LSM Persepsi Petani terhadap Hutan Rakyat Pola
dan perusahaan swasta untuk melakukan Agroforestri di Kabupaten Wonogiri, Provinsi
upaya-upaya pengelolaan yang optimal Jawa Tengah. Jurnal Penyuluhan, 13(1), 64–78.
pada kawasan penyangga tersebut sehingga Indrihastuti, D. (2016). Analisis lahan kritis dan arahan
dapat meningkatkan pendapatan petani rehabilitasi lahan dalam pengembangan
wilayah Kabupaten Kendal Jawa Tengah. Tesis
yang diharapkan akan dapat meningkatkan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
partisipasi mereka dalam pengelolaan lahan. Irawan, A., Iwanuddin, Halawane, J.E. & Ekawati,
S. (2017). Analisis persepsi dan perilaku
UCAPAN TERIMA KASIH masyarakat terhadap keberadaan kawasan
(ACKNOWLEDGEMENT) KPHP Model Poigar. Jurnal Penelitian Sosial
dan Ekonomi Kehutanan, 14(1), 71–82.
Kami mengucapkan terima kasih Islam, M.A., Masoodi, T.H., Gangoo, S.A., Sofi,
kepada Direktorat Riset dan Pengabdian P.A., Bhat, G.M., Wani, A.A., Gatoo, A.A.,
Masyarakat, Kementerian Riset, Teknologi Singh, A.,& Malik, A. R. (2015). Perceptions ,
dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia attitudes and preferences in agroforestry among
rural societies of Kashmir, India. Journal of
yang telah membiayai penelitian ini dalam Applied and Natural Science ,7(2) : 976 - 983.
Skim Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Liani, M.F., Roslinda,E. & Muin, S. (2015). Partisipasi
Tinggi tahun 2018. masyarakat dalam pengelolaan hutan adat
di Dusun Sungai Utik Desa Batu Lintang
Kecamatan Embaloh Hulu Kabupaten Kapuas
DAFTAR PUSTAKA Hulu. Jurnal Hutan Lestari,4(3), 273 - 281.
Listyarini, Sari, N., & Sutikno, F. R. (2011).
Akudugu, M.A., Guo, E., & Dadzie, S. K. (2012). Optimalisasi fungsi daerah penyangga kawasan
Adoption of Modern Agricultural Production Taman Hutan Raya Raden Soerjo ( Studi Kasus :
Technologies by Farm Households in Ghana : Desa Sumber Brantas Kota Batu ). Jurnal Tata
What Factors Influence their Decisions ? Kota dan Daerah, 3(1), 47–54.
Journal of Biology, Agriculture Healthcare,2(3), Mamuko F, Walangitan H, & Tilaar, W. (2016).
1-14. Persepsi dan partisipasi masyarakat dalam
Ayunita, D. & Hapsari, T. D. (2012). Analisis persepsi upaya rehabilitasi hutan dan lahan di Kabupaten
dan partisipasi masyarakat pesisir pada Bolaang Mangondow Timur. Eugenia, 22(2),
pengelolaan KKLD Ujungnegoro Kabupaten 80–92.
Batang. SEPA, 9(1), 117–124. Obiri, B. D., Agyeman, V. K., & Kyereh, B, Nutakor, E.,
Chartrand, T. L. dan, & Bargh, J. A. (1999). The Obeng, E.A, ....., Britwum, S. (2011). Perception
Chameleon Effect : The Perception-Behavior and participation of local communities in tree
Link and Social Interaction. Journal of planting initiatives. Ghana J. Forestry, 27(3),
Personality and Social Psychology, 76(6),893- 2011, 80-93.
910, 76(6), 893–910. Purnomo, B., Anggoro, S. & Izzati, M. (2017). Analysis
Garjita I.P., Susilowati, I & Soeprobowati, T. R. (2014). of perception and community participation in
Strategi pemberdayaan masyarakat Kelompok forest management at KPHP model unit VII-
Tani Hutan Ngudi Makmur di sekitar Kawasan Hulu Sarolangun, Jambi Province. Makalah
Taman Nasional Gunung Merapi. Ekosains, disajikan dalam 3rd International Conference
VI(1), 47–61. of Planning in the Era of Uncertainty. Malang:
Hehanussa GM. (2013). Kajian persepsi dan partisipasi Universitas Brawijaya.
masyarakat lokal terhadap penetapan kawasan Putra, R., Suprayogi, A. &, & Kahar, S. (2013).
konservasi perairan dan strategi perwujudan Aplikasi SIG untuk penentuan daerah quick

22
Persepsi dan Partisipasi Kelompok Tani Hutanterhadap Agroforestry di Kawasan Penyangga Tahura ...........(Eni Suhesti dan Hadinoto)

qount pemilihan kepala daerah (Studi Kasus : Tanjung N.S., Sadono, D. & Wibowo, C. T. (2017).
Pemilihan Walikota Cirebon 2013, Jawa Barat). Tingkat partisipasi masyarakat dalam
Jurnal Geodesi Undip, 2(4), 1–12. pengelolaan Hutan Nagari di Sumatera Barat.
Saha, S., & Sharmin, A., Biswas, R. & Ashaduzzaman, Jurnal Penyuluhan, 13(1), 14–30.
M. (2018). Farmers ’ Perception and Wulandari, C. (2010). Studi persepsi masyarakat
Adoption of Agroforestry Practices in tentang pengelolaan lanskap agroforetri di
Faridpur District of Bangladesh. International sekitar Sub DAS Way Besai, Provinsi Lampung.
Journal of Environment, Agriculture and Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia,15(3), 137 -
Biotechnology,3(6),1987-1994, (November). 140.
doi:10.22161/ijeab/3.6.5.
Salampessy, M.L., Nugroho, B. & Purnomo, H.
(2010). Partisipasi kelompok masyarakat dalam
pengelolaan kawasan hutan lindung, kasus di
Hutan Lindung Gunung Nona Kota Ambon
Provinsi Maluku. Jurnal Perennial, 6(2), 99–
107.

23

You might also like