Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACTS
Introduction: Neuropathic pain is not easily detected due to lack of an ideal screening instrument. Management of
neuropathic pain and nociceptic pain are different, nevertheless inadequate management of neuropathic pain will leads
to chronic pain that impair quality of life. PainDETECT Questionaire has a high sensitivity and specificity to identify
neuropathic pain and already has been translated to various language but not to Indonesian language.
Aims: To develop an Indonesian version of painDETECT Questionnaire (PDQ-Ina) that valid and reliable.
Methods: Using International Society for Pharmacoeconomics and Outcomes Research (ISPOR) transcultural
validation study followed with feasibility test re-test based on PDQ-Ina guided interview.
Results:. In validation study using concept adaptation linguistic and Indonesian cultural, validation team modified
the 9 items of questionnaire, particularly in pain course pattern sector to clarify the question’s sentences without changing
its meaning.
Discussion: The Indonesian version of the PDQ-Ina is a valid and reliable scale to be used to determine neurophatic
component of chronic pain
Keywords: Chronic pain, neurophatic pain, painDetect questionnaire, transcultural adaptation
ABSTRAK
Latar Belakang: Nyeri neuropatik sering tidak terdeteksi, karena belum ada instrumen penapisan yang ideal.
Padahal penatalaksanaannya berbeda dari nyeri nosiseptif, sehingga dapat menjadi nyeri kronik yang akan mengganggu
kualitas hidup penderitanya. Kuesioner painDETECT memiliki sensitivitas dan spesifitas yang tinggi untuk mendeteksi
nyeri neuropatik, serta sudah diterjemahkan ke banyak bahasa di dunia, namun belum ada dalam bahasa Indonesia.
Tujuan: Didapatkannya instrumen kuesioner painDETECT versi Indonesia yang valid dan reliabel dalam bahasa
Indonesia
Metode: Studi validasi transkultural International Society for Pharmacoeconomics and Outcomes Research (ISPOR)
disertai uji fisibilitas berdasarkan metode tes re-tes secara guided interview menggunakan kuesioner painDETECT.
Hasil: Pada uji validasi, menggunakan analisis konsep makna dan bahasa serta kesesuaian pemahaman adaptasi
kultural Indonesia, tim validasi melakukan modifikasi kalimat dan ejaan pada 9 butir kuesioner, terutama sektor gambaran
pola nyeri, agar dapat memperjelas pertanyaan instrumen tanpa mengubah kemaknaan.
Diskusi: Kuesioner painDETECT versi Indonesia cukup valid dan reliabel dalam menapis komponen nyeri
neuropatik pada nyeri kronik.
Kata kunci: Adaptasi transkultural, kuesioner painDETECT, nyeri kronik, nyeri neuropatik
*Departemen Neurologi FK Universitas Indonesia/RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta; **Departemen Ilmu Kesehatan Mas-
yarakat FK Universitas Indonesia/RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Korespondensi: kmargareta.neurology@gmail.com
dijumpai pasien yang tidak mengerti istilah “nyeri diisi oleh responden. Pemeriksa menjumlahkan
sama dengan sakit”, maka untuk mempermudah skor hasil yang diperoleh pada halaman pertama di
pemahaman dituliskan “area sakit”. halaman kedua kuesioner nyeri. Butir kuesioner yang
Pada kuesioner halaman kedua (Gambar 2) tertera pada halaman kedua ini berupa ilustrasi yang
merupakan halaman skoring atau penilaian. Lembar memiliki bobot penilaian dalam menapis komponen
ini dikhususkan bagi pemeriksa dalam merangkum nyeri neuropatik pada skor akhir. Selanjutnya hasil
nilai atau skor pada halaman pertama yang telah skoring tersebut yang dipakai dalam menentukan
jenis nyeri yang diderita pasien pada gambaran skala.
Besaran komponen nyeri neuropatik yang adalah nyeri jenis neuropatik, bahwa >90% ditemukan
mampu ditapis pada instrumen ini bergantung pada keterlibatan komponen nyeri neuropatik.
nilai skor yang dicapai. Nilai skor 0-12 adalah nyeri Pada pelaksanaannya peneliti melibatkan
jenis nosiseptif, yaitu tidak ditemukan atau hanya beberapa pemeriksa yang berlatar profesi sama dalam
<15% keterlibatan komponen nyeri neuropatik. penggunaan instrumen tersebut. Tidak ditemukan
Skor 13-18 dikategorikan “tidak jelas” ada tidaknya kendala dalam pengisian halaman skor berdasarkan
keterlibatan komponen nyeri neuropatik, yang alur pengisian kuesioner.
diartikan sebagai nyeri campuran. Adapun skor 19-38
Instrumen penapisan komponen nyeri neuropatik 10. Flaherty JA, Gaviria FM, Pathak D, Mitchell T,
Wintrob R, Richman JA, dkk. Developing instruments
painDETECT versi Indonesia telah terbukti valid for cross-cultural psychiatric research. J Nerv Ment
menurut kaidah validasi transkultural ISPOR. Hal ini Dis. 1988;176(5):260-3.