You are on page 1of 10

AGROINTEK Volume 13, No.

1 Maret 2019 72

PENERAPAN STATISTICAL QUALITY CONTROL (SQC) PADA


PENGENDALIAN MUTU MINYAK TELON (STUDI KASUS DI PT.X)
A.L. Rucitra1*, S. Fadiah1,
1
Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,
Universitas Brawijaya,
Jl. Veteran, Kota Malang, Kode Pos 65145, Indonesia
Telp (0341) 580106 Fax : (0341) 568917
*Email : andanrucitra@ub.ac.id

ABSTRACT
Telon oil is one of the traditional medicine in the form of liquid preparations that
serves to provide a sense of warmth to the wearer. PT.X is one of the companies that
produce telon oil. To maintain the quality of telon oil from PT.X product, required
overall quality control that is starting from the quality control of raw materials, quality
control process to the quality control of the final product. The purpose of this research
is to know the application of Statistical Quality Control (SQC) in controlling the quality
of telon oil in PT X. Final product quality become one of the measurement of success of
a process, so it needs a good quality control. SQC method used in this research is
Pareto Diagram and Cause and Effect Diagram. Pareto diagram is a bar graph that
show the problem based on the order of the number of occurrences of the most number
of problems until the least happened. A causal diagram is often called a fishbone
diagram, a tool for identifying potential causes of an effect or problem. The result of
applying the method indicates that 80% defect is caused by unsuitable volume and on
the incompatibility of Expired Date (ED) code. The damage is caused by several factors
namely the method, labor, and machine while the most potential factor is the volume
conformity to reduce the number of defect products.

Keyword: quality control, statistical quality control, SQC, telon oil

PENDAHULUAN dikonsumsi oleh masyarakat jawa dan


perkembangannya sudah mulai tersebar
Teknologi yang semakin berkembang
diindonesia. Cara penyajian jamu
menuntut perusahaan untuk menciptakan
biasanya dengan cara merebus daun-
produk yang berkualitas tinggi untuk
daunan obat, menumbuk, dan
dapat bersaing ditingkat global. Jamu
menggilingnya (Adi, 2013).
merupakan salah satu jenis produk yang
Salah satu produsen jamu di
dinilai mampu bersaing ditingkat
Indonesia adalah PT X yang telah berdiri
internasional. Menurut Delima dkk.
sejak tahun 1963. Produk yang dihasilkan
(2012) jamu adalah obat tradisional yang
PT X terdiri dari 3 macam yaitu obat
berupa bahan atau ramuan dari tumbuhan,
dalam, obat luar dan minuman. Obat
hewan, mineral, sediaan sarian (galenik),
dalam meliputi jamu serbuk dan jamu
atau campuran dari bahan tersebut yang
ekstrak, obat luar meliputi param; pilis;
secara turun temurun telah digunakan
tapel; mangir; lulur; bedak dan minyak
untuk pengobatan, dan dapat diterapkan
telon serta produk minuman berbentuk
sesuai dengan norma yang berlaku di
minuman madu. Untuk memproduksi
masyarakat. Jamu merupakan salah satu
produk dengan kualitas kelas dunia
pengobatan tradisional yang mayoritasnya
tentunya diperlukan pengendalian serta
73 Penerapan SQC...(Rucitra dan Fadiah)

standar mutu yang baik. Standar mutu Sistem Jurusan Teknologi Industri
harus mampu berkembang untuk Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,
meningkatkan kualitas produk yang Universitas Brawijaya, Malang. Metode
dihasilkan. Maka, dibutuhkan suatu yang digunakan pada penelitian ini adalah
pengendalian mutu produk yang sesuai metode Statistical Quality Control (SQC)
dengan kebutuhan perusahaan. dengan metode deskripsi analitis.
Dalam menjaga mutu produk minyak Deskripisi analitis adalah penelitian yang
telon dari PT X, diperlukan pengendalian menggambarkan suatu gambaran pada
mutu secara keseluruhan yaitu mulai dari suatu kejadian kemudian dikumpulkan,
pengendalian mutu bahan baku, disusun, dijelaskan dianalisis dan dicari
pengendalian mutu proses hingga hubungannya (Sumhudi, 1991).
pengendalian mutu produk akhir. Produk a. Prosedur Penelitian
akhir yang bermutu menjadi salah satu Penelitian ini dimulai dengan
tolok ukur keberhasilan suatu proses, mengadakan survei dan wawancara pada
sehingga diperlukan pengendalian mutu PT X. Survei pendahuluan dan wawancara
yang baik yang dapat mengarahkan bertujuan untuk mengetahui kondisi
konsumen untuk puas dalam sebenarnya dari perusahaan yang dapat
mengkonsumsi produk tersebut. digunakan dalam perumusan
Sedangkan dari segi produsen dengan permasalahan yang ada pada perusahaan
adanya pengendalian kualitas dapat serta dapat memberikan arah yang jelas
mengurangi biaya yang terkait dengan langkah-langkah yang dilakukan
penurunan tingkat kerusakan produk. selanjutnya oleh peneliti. Identifikasi
Sebaliknya bagi perusahaan yang permasalahan yang akan diselesaikan pada
tidak memperhatikan pengendalian penelitian ini adalah “Penerapan
kualitas dalam jangka panjang akan sulit Statistical Quality Control (SQC) pada
untuk memasarkan produk dikarenakan pengendalian mutu minyak telon”.
persaingan dengan produk sejenis lain di Metode SQC yang digunakan dalam
pasaran yang memiliki kualitas lebih baik. penelitian ini adalah Diagram Pareto dan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Diagram Sebab Akibat.
mengetahui penerapan Statistical Quality Diagram pareto adalah sebuah grafik
Control (SQC) dalam pengendalian mutu batang yang menunjukkan masalah
minyak telon di PT X. Metode SQC yang berdasarkan urutan banyaknya jumlah
digunakan dalam penelitian ini adalah kejadian dari jumlah permasalahan yang
Diagram Pareto dan Diagram Sebab paling banyak terjadi sampai yang paling
Akibat. Diagram pareto adalah sebuah sedikit terjadi dalam proses produksi
grafik batang yang menunjukkan masalah minyak telon sedangkan Diagram sebab
berdasarkan urutan banyaknya jumlah akibat sering juga disebut diagram tulang
kejadian dari jumlah permasalahan yang ikan yaitu alat untuk mengidentifikasi
paling banyak terjadi sampai yang paling berbagai sebab potensial dari satu efek
sedikit terjadi. Diagram sebab akibat atau masalah pada proses pengendalian
sering juga disebut diagram tulang ikan mutu minyak telon.
yaitu alat untuk mengidentifikasi berbagai b. Analisis Data
sebab potensial dari satu efek atau Bagan Kendali P
masalah. Data terkait pengendalian mutu
METODE minyak telon diambil dari beberapa proses
Penelitian ini dilaksanakan di PT X. pengolahan minyak telon yang dilakukan
Pengolahan data dilakukan di oleh PT X yang merupakan atribut yang
Laboratorium Komputasi dan Analisis berpengaruh dengan bagan kendali P
AGROINTEK Volume 13, No. 1 Maret 2019 74

untuk data produk yang tidak sesuai Fishbone Diagram


standar perusahaan. Penggunaan baga Diagram tulang ikan atau Fishbone
kendali P terhadap produk cacat adalah Diagram adalah salah satu metode untuk
sebagai berikut : meningkatkan kualitas. Sering juga
1. Menentukan ukuran contoh (k) diagram ini disebut dengan diagram
2. Menghitung nilai rata-rata produk sebab-akibat atau cause effect diagram.
yang cacat Fishbone diagram (diagram tulang ikan)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑐𝑎𝑐𝑎𝑡 memiliki fungsi dalam yaitu untuk
(𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑚𝑒𝑚𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟) mengidentifikasi penyebab-penyebab
𝑝= yang kemungkinan timbul dari suatu efek
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
3. Simpangan baku spesifik. Metode ini juga digunakan
menampilkan unsur-unsur yang
𝑝̅ (1 − 𝑝̅) mengakibatkan produk tidak sesuai
𝑆𝑃 = √
𝑘 dengan parameter mutu yang sudah
4. Menghitung batas kontrol ditentukan. Langkah-langkah untuk
CL = p ̅ membuat diagram sebab akibat adalah
UCL = p ̅ + 3SP sebagai berikut :
LCL = p ̅ - 3SP 1. Melakukan identifikasi masalah yang
5. Membuat bagan kendali masing digunakan sebagai pengaruh tulang
masing dengan cara meplotkan data punggung.
masing-masing dan dilakukan 2. Melakukan identifikasi kategori-
pengamatan terhadap data tersebut kategori penyebab yang potensial
Diagram Pareto terjadi.
Diagram Pareto merupakan grafik 3. Menambahkan cabang- cabang atau
batang yang menunjukkan masalah tulang pendukung yang dapat
berdasarkan urutan banyaknya jumlah menunjukkan penyebab khusus
kejadian dari jumlah permasalahan yang HASIL DAN PEMBAHASAN
paling banyak terjadi sampai yang paling Pengendalian Mutu Produk Akhir
sedikit terjadi. Sehingga diagram pareto SQC (Statistical Quality Control)
adalah alat yang dapat merepresentasikan merupakan salah satu metode yang dapat
sumber defect yang paling sering ditemui, ditempuh untuk menerapkan pengendalian
jenis kecacatan yang paling sering mutu. Pengendalian mutu menggunakan
muncul, ataupun alasan-alasan yang SQC pada penelitian ini dilakukan pada
paling sering muncul. Sehingga alat tahap akhir produk minyak telon
tersebut dapat membantu perusahaan diproduksi, sebelum produk didistribusi
mengidentifikasi penyebab kecacatan ke tangan konsumen. Keseluruhan proses
terbesar agar dapat dilakukan perbaikan. pengendalian mutu pada PT X merupakan
Diagram pareto dalam penelitian ini tanggung jawab dari bagian QC (Quality
digunakan untuk mengetahui data Control). Setelah proses selesai, hasil dari
kerusakan produk minyak telon dari PT X, pemeriksaan mutu tersebut akan
dan kecacatan yang sering terjadi pada diserahkan kepada bagian QA (Quality
proses pengolahan minyak telon sehingga Assurance) untuk dilakukan evaluasi dan
dapat memusatkan perhatian pada faktor perbaikan. Proses pemeriksaan yang
yang memiliki dampak terbesar terhadap dilakukan bagian QC (Quality Control)
kecacatan produk. dimulai dari bahan baku diterima, proses
produksi hingga dihasilkannya produk
akhir serta penyimpanannya di gudang.
75 Penerapan SQC...(Rucitra dan Fadiah)

PT X memiliki spesifikasi tertentu termasuk dalam kategori obat luar dalam


yang sudah ditetapkan untuk masing- sediaan cair. Standar lolos minyak telon
masing produk yang diproduksi. ini yaitu harus memiliki warna sedikit
Spesifikasi dari sebuah produk tersebut kuning dan jernih, kemudian memiliki
dapat dianggap sebagai standar dan uji aroma khas minyak telon, secara visual
secara fisik, kimia, ataupun mikrobiologi tidak ada kontaminasi benda asing serta
sehingga produk yang dihasilkan dapat beberapa spesifikasi lainnya dapat dilihat
didistribusikan dengan aman ke pasar. pada Tabel 2
Spesifikasi yang diacu oleh PT X ini Tabel 2. Spesifikasi Pemeriksaan Produk
sesuai dengan standar BPOM mengenai Jadi
minyak telon yang termasuk dalam
kategori obat tradisional dengan jenis obat Parameter Spesifikasi
luar dalam sediaan cair. Cairan Obat Luar 1. Pemerian
(Organoleptik)
adalah sediaan Obat Tradisional berupa
Bentuk Cairan
minyak, larutan, suspensi atau emulsi, Sedikit kuning
terbuat dari simplisia atau ekstrak dan Warna
dan jernih
digunakan sebagai obat luar. Minyak telon Rasa dikulit Hangat dikulit
termasuk dalam obat tradisioanal dengan 2. Uji Fitokimia
Berat Jenis 0,9000 – 0,9200
sediaan cairan yang memiliki persyaratan
Indeks Bias 1,4000 – 1,5000
mutu dari BPOM seperti pada Tabel 1. 3. Uji Mikrobiologi
Tabel 1. Persyaratan Mutu BPOM Minyak - Bakteri Patogen
Staphylococcus
Telon aureus
Negative (-)
Parameter Standar Pseudomonas
Negative (-)
Angka Lempeng Total ≤105 koloni/mL aeruginosa
- Angka Lempeng
Staphylococcus aureus Negative/mL ≤ 1,0 × 105
Total
Pseudomonas aeruginosa Negative/mL 4. Volume
Sumber : BPOM (2018) - Vol rata-rata per botol 75 ml
- Variasi keseragaman
Penyimpangan Produk Setelah 75 ml ±5%
volume
Dikemas - Keseragaman volume (95,00– 105,00)%
Setiap perusahaan mempunyai Sumber : PT X (2018)
standar tertentu untuk setiap produk yang Harga keripik kentang tergolong
dihasilkan. Begitu pula PT X juga mahal, harga bahan mentah kentang untuk
memiliki spesifikasi untuk produk yang musim hujan danmusim kemarau juga
dihasilkan. Produk yang menjadi fokus berbeda. Pada musim hujan harga kentang
pada penelitian ini yaitu produk minyak Rp 2.500 per kg, tetapi pada musim panas
telon. Dimana minyak telon merupakan harga kentang Rp 4.000 per kg. Uniknya,
produk campuran dari minyak adas, perbedaan harga bahan mentah itu tidak
minyak kayu putih, dan minyak kelapa mempengaruhi harga keripik kentang.
dengan takaran yang berbeda-beda. Harga yang tetap sama juga berlaku untuk
Minyak telon dan minyak sejenis ini keripik kentang yang belum matang atau
termasuk dalam kategori fitofarmaka atau sudah matang. Sebab, 1 kg keripik
obat tradisional. Secara umum PT X kentang mentah. Selain kriteria produk
memiliki standar sesuai dengan Peraturan yang dihasilkan, kemasan produk juga
Kepala Badan Pengawas Obat Dan harus memiliki informasi yang lengkap
Makanan Republik Indonesia Nomor 12 seperti nama produk, deskripsi produk,
Tahun 2014 Tentang Persyaratan Mutu komposisi, petunjuk pemakaian dan
Obat Tradisional. Dimana minyak telon penyimpanan, berat bersih, keterangan
AGROINTEK Volume 13, No. 1 Maret 2019 76

produsen, nomor edar, nomor sertifikat Menentukan Prioritas Perbaikan


halal, dan kode produksi. Kemasan yang (Diagram Pareto)
digunakan untuk minyak telon adalah Salah satu tools yang sering
botol PET dengan bahan HD Blow. Pada digunakan dalam hal pengendalian mutu
proses pengemasan produk ini akan adalah Diagram Pareto, yang bertujuan
beberapa kali melewati tahap inspeksi. untuk mengidentifikasi kesalahan yang
Tahap inspeksi merupakan suatu proses dominan dalam produk akhir minyak
pengecekan pada kemungkinan adanya telon. Diagram Pareto merupakan grafik
penyimpangan pada produk misalnya batang yang menunjukkan masalah
terdapat benda asing, kecacatan pada berdasarkan urutan banyaknya jumlah
koding, kemasan dan label produk. Pada kejadian dari jumlah permasalahan yang
proses pengkodingan, operator melakukan paling banyak terjadi sampai yang paling
pengecekan pada kode produksi dan exp sedikit terjadi. Sehingga diagra pareto
terkait posisi koding yang dicetak, adalah alat yang dapat merepresentasikan
ketebalan tinta, serta kesesuaian kode sumber kecacatan produk yang paling
produksi dan exp. Selanjutnya pada proses sering ditemui, jenis kecacatan produk
pelabelan operator juga melakukan yang paling sering muncul, ataupun
pengecekan terkait posisi label yang alasan-alasan yang paling sering muncul.
ditempelkan. Penempelan label yang Sehingga alat tersebut dapat membantu
miring ataupun kelebihan bahan perekat perusahaan mengidentifikasi penyebab
akan dilakukan tindakan dengan melepas kecacatan terbesar agar dapat dilakukan
label yang melekat dan menggantinya perbaikan. Data kerusakan produk Minyak
dengan label yang baru. Pada proses Telon pada bulan Desember 2017 di PT X
shrink juga dilakukan pengecekan pada
ditunjukkan pada Tabel 3.
plastik yang hasil proses shrink. Plastik
hasil proses shrink yang melekat pada Tabel 3. Data Jenis Cacat, jumlah cacat
inner dus harus menutup ujung dari inner dan prosentase cacat produk
dus. minyak telon
Penyimpangan produk atau produk Jumlah %
cacat sangat sering menjadi masalah bagi No Jenis Cacat
Cacat Cacat
banyak industri terutama industri besar. 1 Volume Kurang 1203 54,8 %
Sebagian besar cacat produk terjadi 2 Expired Date 631 28,8 %
karena kesalahan mesin, manusia, metode 3 Tutup Tidak
267 12,2 %
Rapat
dan bisa saja karena material bahan baku 4 Label Miring 78 3,6 %
yang digunakan. Produk yang cacat 5 Dus Basah 13 0,6 %
mempunyai kemungkinan untuk masuk ke Total 2192 100
pasaran. Hal tersebut dapat disebabkan Tabel 3 menunjukkan bahwa dari
karena kurangnya pengendalian mutu, karakteristik kualitas produk minyak telon
monitoring maupun proses controlling yang dihasilkan pada bulan Desember
pada produk. Oleh sebab itu, PT X selalu tahun 2017 adalah volume produk yang
melakukan pendataan kecacatan produk tidak sesuai standar yaitu sebanyak 1203
selama produksi berlangsung. Fungsi dari produk atau sekitar 54,8%. Berdasarkan
data penyimpangan ini dilakukan agar Gambar 1 indikator kualitas volume
data ini dapat menjadi acuan bagi produk yang tidak sesuai standar
perusahaan untuk memperbaiki sistem mencerminkan bahwa pengendalian yang
produksinya. dilakukan perlu untuk dioptimalkan,
karena kuantitas dan kualitas produk
minyak telon berdampak pada
77 Penerapan SQC...(Rucitra dan Fadiah)

ketidakpuasan konsumen terhadap produk Dari Tabel 4 diatas dapat diketahui bahwa
yang akan berpengaruh pada keuntungan total kecacatan produk adalah 2192
yang diperoleh perusahaan. dengan volume kurang menjadi kecacatan
tertinggi dengan persntase 54,8 %. Data
Gambar 1. Diagram Pareto berdasarkan
urutan kecacatan produk minyak telon PT
kecacatan produk pada bulan
X pada bulan Desember 2017 ini
Desember 2017
kemudian disusun menjadi diagram pareto
Diagram Pareto kecacatan produk untuk mengetahui permasalahan yang
pada bulan Desember 2017 menjadi prioritas bagi PT X yang perlu
untuk diselesaikan. Gambar diagram
1400
1200 pareto kecacatan produk akhir minyak
Jumlah Cacat

1000 telon dapat dilihat pada Gambar 2.


800
600
400
200
0

Jenis Kecacatan Jumlah Cacat

Setelah data terkumpul, jenis kecacatan


diurutkan sesuai dengan besarnya nilai
Gambar 2. Diagram Pareto kecacatan
frekuensi dari yang tertinggi sampai
produk minyak telon
dengan yang terendah. Data dan jenis
Berdasarkan diagram pareto yang
yang telah diurutkan dapat dilihat pada
dihasilkan, dapat diketahui bahwa faktor
Tabel 4.
terbesar penyebab kecacatan adalah
Tabel 4. Urutan kecacatan produk minyak volume kurang dan faktor terkecil adalah
telon PT X pada bulan Desember 2017 dus yang basah. Jumlah total kecacatan
selama produksi Minyak Telon pada bulan
Persentase (%)
Jumlah Cacat

Desember 2017 adalah sebesar 2192 yang


Jenis Cacat

Akumulasi
Kecacatan

Amulasi

didapat dari data kerusakan pada beberapa


Cacat
No

batch produksi. Data tersebut


menunjukkan bahwa tingkat kecacatan
yang terjadi pada produksi Minyak Telon
1 Volume 1203 1203 54,8 54,8 di bulan Desember 2017 masih dalam
Kurang kategori wajar. Lebih dari 80% adanya
2 Expired 631 1834 28,8 83,6 defect disebabkan kerena volume yang
Date
3 Tutup 267 2101 12,2 95,8 kurang dang permasalahan pada Expired
Tidak Date. Oleh karena itu, analisis perbaikan
Rapat mutu perlu dilakukan untuk mengatasi
4 Label 78 2179 3,6 99,4 cacat tersebut.
Miring Rucitra (2014) dalam penelitiannya
5 Dus 13 2192 0,6 100
Basah menyatakan bahwa Penciptaan produk
Total 2192 100 dengan volume pada masing-masing
kemasan sama akan berdampak pada
harga jual yang ditentukan. Ningtyas
AGROINTEK Volume 13, No. 1 Maret 2019 78

(2009) juga menyatakan bahwa konsumen dan banyak ditemukan kerusakan produk
saat ini semakin teliti dan selektif dalam yang disebabkan oleh beberapa faktor
pembelian produk, khususnya untuk terutama kegagalan saat proses
produk makanan, konsumen tidak hanya pengemasan. Untuk menghindari dan
menilai dari cita rasanya saja tetapi juga mencegah defect yang sama, maka harus
dari variasi kemasan, jenis kemasan, serta ada evaluasi mengenai faktor-faktor
kestabilan kualitas dan volume pada penyebab defect. Evaluasi dapat dilakukan
masing-masing produk yang mereka berdasarkan faktor material, tenaga kerja,
konsumsi. Label merupakan suatu bagian metode serta mesin dan peralatan dengan
dari sebuah produk yang membawa menggunakan diagram tulang ikan.
informasi verbal tentang produk atau Diagram tulang ikan untuk analisis
penjualnya. Menurut Tjiptono (2002) penyebab defect volume yang kurang
menyatakan bahwa label merupakan ditunjukkan pada Gambar 2 dan penyebab
bagian dari suatu produk yang defect pada permasalahan kode expired
menyampaikan informasi mengenai date yaitu karena kesalahan cetak kode
produk dan penjual. Sebuah label biasa ditunjukkan pada Gambar 3.
merupakan bagian dari kemasan, atau bisa Metode Tenaga Kerja

pula merupakan etiket (tanda pengenal) Tidak dilakukan Pekerja bergurau


sesuai Work
yang terdapat pada produk. Sedangkan Instruction
Pekerja kurang teliti
Kotler (2000) menyatakan bahwa label
adalah tampilan sederhana pada produk Volume tidak sesuai standar
atau gambar yang dirancang dengan rumit Umur mesin

yang merupakan satu kesatuan dengan Manajemen


perawatan
kemasan. Label bisa hanya
mencantumkan merek atau informasi. Mesin
Begitu juga dengan label expired date,
apabila label tersebut tidak sesuai dengan Gambar 2. Diagram Tulang Ikan
tanggal produk tersebut diproduksi maka (Volume Kurang)
akan berdampak pada ketidaksesuaian
informasi pada kemasan yang dapat Berdasarkan analisis yang dilakukan
merugikan konsumen. dengan menggunakan diagram tulang
Fishbone Diagram ikan, diketahui beberapa faktor yang
Diagram tulang ikan atau Fishbone menyebabkan volume kurang yaitu :
Diagram adalah salah satu metode untuk 1) Metode
meningkatkan kualitas. Sering juga Metode merupakan prosedur kerja
diagram ini disebut dengan diagram dimana setiap keryawan harus melakukan
sebab-akibat atau cause effect diagram. instruksi kerja sesuai dengan prosedur
Fishbone diagram (diagram tulang ikan) yang telah ditetapkan pada Work
memiliki fungsi dalam yaitu untuk Instruction (WI). Metode pengemasan
mengidentifikasi penyebab-penyebab yang tidak dilakukan dengan benar dapat
yang kemungkinan timbul dari suatu efek mengakibatkan penurunan kualitas produk
spesifik. Metode ini juga digunakan yang dihasilkan. Proses dan metode
menampilkan unsur-unsur yang setting awal sangat berpengaruh terhadap
mengakibatkan produk tidak sesuai terjadinya defect, proses dan metode
dengan parameter mutu yang sudah tersebut sebenarnya telah memiliki
ditentukan. Standar Operasional Prosedur (SOP)
Berdasarkan data observasi selama namun jika masih ada kasus saat hasil
penelitian di PT X, ternyata masih sering filling dengan volume yang tidak sesuai
79 Penerapan SQC...(Rucitra dan Fadiah)

standar, dapat dikatakan bahwa proses mesin, faktor yang berpengaruh adalah
pengaturan awal mesin tidak sesuai umur mesin yang sudah tua membuat
dengan SOP. Moekijat (2008) menyatakan kinerja dari mesin sendiri tidak optimal.
bahwa SOP merupakan urutan langkah- Selain itu maintenance atau perawatan
langkah (pelaksanaan pekerjaan) dimana pada mesin mempengaruhi kinerja dari
pekerjaan tersebut dilakukan, bagaimana mesin. Mesin-mesin dan perlatan yang
cara melakukannya, dimana dioperasikan dalam perusahaan cenderung
melakukannya, dan siapa yang harus semakin kompleks dan membutuhkan
melakukan. Sehingga setiap metode yang modal besar untuk investasi awal maupun
dilakukan dalam setiap proses harus untuk biaya operasional.
berdasar pada SOP yang telah dibuat Untuk itu mesin yang kurang
sebelumnya. perawatan akan mengakibatkan penurunan
2) Tenaga Kerja kualitas produk. Hal tersebut dapat
Tenaga kerja merupakan faktor yang diketahui dari unsur umur masing-masing
sangat mungkin menjadi penyebab mesin yang digunakan setiap harinya agar
kontaminasi dan kecacatan produk. tidak sering terjadi kerusakan atau
Penyebab terbesar juga terjadi karena kegagalan dama pengoperasian sehingga
volume yang tidak sesuai standar, hal ini perlu dilakukan perawatan secara rutin.
juga dapat disebabkan karena faktor Priyanta (2000) menambahkan bahwa
manusia. Wijayanti (2009) menyatakan perawatan mesin yang tidak rutin
bahwa tenaga kerja merupakan orang dilakukan dan dikombinasikan dengan
yang mampu melakukan pekerjaan untuk manajemen pemeliharaan yang terabaikan
menghasilkan barrang/jasa, dengan tujuan maka akan berdampak pada pendeknya
untuk memenuhi kebutuhan sendiri masa guna mesin (useful life) serta
maupun untuk masyarakat. Tenaga kerja menambah biaya kerusakan (downtime
pada PT X dapat menjadi salah satu cost) yang timbul akibat dampak dari
penyebab kegagalan produk, misanya kerusakan sistem.
pada saat pengaturan awal mesin pekerja Metode Material

tidak melakukan sesuai prosedur yang Tidak berjalan Kualitas tinta


ditetapkan. Selain itu pada saat inspeksi sesuai SOP kurang baik

pekerja memeriksa volume pada botol


Kode ED tidak sesuai
hasil proses filling sembari bergurau, Pekerja kurang
teliti

sehingga botol hasil filling yang Komunikasi tidak


berjalan baik
seharusnya tidak lolos dapat masuk ke
Pekerja
proses capping. Melakukan pekerjaan
dengan bergurau menyebabkan karyawan Gambar 3. Diagram Tulang Ikan (Expired
tidak teliti dalam memeriksa keseragaman date produk)
volume pada proses filling.
Berdasarkan analisis yang dilakukan
3) Mesin dengan menggunakan diagram tulang
Setelah dilakukan analisis pada setiap ikan, diketahui beberapa faktor yang
masing-masing faktor, terdapat faktor lain menyebabkan kesalahan pada kode ED
yang dapat menyebabkan ketidak sesuaian (Expired date) yaitu :
volume pada produk adalah dari segi
mesin. Jarwo (2006) menyatakan bahwa 1) Pekerja
mesin merupakan alat mekanik atau Hal yang sangat mungkin menjadi
elektrik yang mengirim atau mengubah penyebab kontaminasi dan kerusakan
energi untuk melakukan atau membantu adalah pekerja. Pekerja yang bekerja
pelaksanaan tugas manusia. Pada segi terutama di ruangan produksi lebih
AGROINTEK Volume 13, No. 1 Maret 2019 80

banyak sebagai inspector dan pelaksana merupakan standar dari metode yang
SOP. Pekerja di PT X terus menerus harus dan akan dilakukan oleh pekerja,
melihat dan mengamati dan memeriksa agar dapat menghasilkan produk sesuai
kode Expired Date sesuai dengan yang ditetapkan. Namun kesalahan pada
ketentuan. Hal tersebut dilakukan karena WI dapat mengakibatkan penurunan
mesin coding yang digunakan belum ada kualitas produk yang dihasilkan. Metode
sensor untuk mendeteksi kesesuaian kode pengisian tinta cetak dan perawatan mesin
Expired Date yang dicetak. Proses juga sangat berpengaruh terhadap
tersebut dapat menyebabkan mata pekerja terjadinya defect, proses dan metode
kelelahan sehingga tidak semua label pada tersebut sebenarnya sudah memiliki WI.
proses coding diperiksa dengan teliti. Sehingga apabila masih ada kasus saat
Kode Expired Date yang tidak sesuai hasil cetakan kurang baik atau kesalahan
dengan kode batch juga disebabkan oleh tanggal cetak, berarti proses pengisian
informasi atau perintah pencetakan kode tinta, perawatan mesin ataupun
yang salah dari atasan. Sehingga perlunya penyampaian tanggal kode Expired Date
komunikasi yang baik antara pekerja agar produk tidak berjalan sesuai dengan Work
informasi yang disampaikan sesuai. Instruction.
2) Material KESIMPULAN
Kualitas produk akhir juga ditentukan PT X menerapkan pengendalian
dari kualitas bahan baku yang digunakan, mutu, hal tersebut diterapkan untuk
sehingga terdapat istilah “Quality at the menjaga kualitas mutu minyak telon agar
Source” yang berarti kualitas produk yang tetap baik. Pengendalian mutu produk
dihasilkan sangat bergantung dari kualitas pada saat proses pengemasan juga penting
bahan baku yang digunakan. Material atau
untuk diterapkan karena untuk menjaga
bahan baku dapat menjadi penyebab kualitas mutu dari produk. Adapun proses
defect karena berbagai hal. Pencetakan yang dilakukan untuk menjaga produk
kode produksi di PT X menggunakan Ink tetap dalam kualitas yang baik antara lain
Jet Print dan telah memiliki prosedur/SOP pada saat penerimaan bahan baku, proses
dalam pengecekan tinta yang menjadi produksi, proses pengemasan dan
bahan untuk mencetak kode Expired Date. penyimpanan serta pendistribusian produk
Akan tetapi pernah terjadi keburaman
hingga sampai ke tangan konsumen.
warna pada hasil cetakan. Hal tersebut
SARAN
dapat disebabkan karena kualitas bahan
baku dari supplier mengalami penurunan Saran yang dapat diberikan kepada
mutu. Tanggal expired date atau tanggal PT X yaitu dengan melakukan perbaikan
kadaluwarsa berguna untuk memberikan mesin filling agar volume yang dihasilkan
informasi terkait waktu dan tanggal konstan sesuai spesifikasi. Dan melakukan
produk tersebut masih memenuhi syarat perbaikan terhadap beberapa penyebab
mutu dan keamanan untuk dikonsumsi. defect dengan menggunakan metode Plan,
Apabila hasil cetakan dari tanggal Do, Check, dan Action. Serta perlu
kadaluarsa atau ED tidak terlihat maka dilakukan pemeriksaan produk kembali
akan mempengaruhi konsumen untuk pada bagian quality control sebelum
melakukan pembelian. produk didistribusikan kepada konsumen
3) Metode saat produk disimpan di dalam gudang
Metode merupakan prosedur kerja finish good.
dimana setiap pekerja harus melakukan DAFTAR PUSTAKA
prosedur kerja sesuai Work Instruction
(WI) yang sudah ditetapkan. WI
81 Penerapan SQC...(Rucitra dan Fadiah)

Jarwo P. 2006.Elemen Mesin Dasar. Quality Improvement Strategy


Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Using integration Quality Function
FT UNY. Yogyakarta Deployment (QFD) With Analytical
Kotler. 2000. Manajemen Pemasaran edisi Hierarchy Process (AHP).
2. Prenhallindo. Jakarta Indonesian Green Technology
Moekijat. 2008. Manajemen Personalia Journal
dan Sumber Daya Manusia. BFFE. Sumhudi, A. 1991. Komposisi Desain
Yogyakarta Riset. Ramadhani.Solo
Priyanta. D. 2000. Keandalan dan Tjiptono Angipora. 2002. Dasar-Dasar
Perawatan. Teknik Sistem Pemasaran. PT. Raja Grafindo
Perkapalan. Institut Teknologi Persada. Jakarta
Sepuluh November. Surabaya. Wijayanti A. 2009.Hukum
Rucitra. 2014. Analysis of Consumers Ketenagakerjaan Pasca Reformasi.
Satisfaction and Jackfruit Chips Sinar Grafika. Jakarta

You might also like